Pengaruh Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Siswa,Guru dan Pegawai Terhadap Kepatuhan dalam Implementasi Kebijakan KTR di SMP RK Serdang Murni Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2016

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Rokok sudah menjadi suatu barang konsumsi yang sudah familiar kita

temui di kehidupan sekitar kita. Merokok sudah menjadi salah satu budaya dan
trend di Indonesia, tidak hanya orang tua, remaja saat ini juga sudah menikmati
rokok. Rokok masih menjadi masalah nasional yang sampai saat ini masih
diprioritaskan penanggulangannya karena menyangkut banyak aspek dalam
kehidupan antara lain aspek politik, ekonomi, terutama kesehatan. Meski
menyadari bahaya merokok, orang-orang di seluruh dunia masih terus menghisap
belasan milyar batang rokok setiap harinya.
Masalah rokok sudah mencapai tingkat pandemisitas karena terjadi di
banyak negara di dunia dengan prevalensi yang cukup tinggi dan adanya
kecenderungan peningkatan penggunanya. Persentase konsumsi rokok di lima
negara tertinggi, yaitu China (38%), Rusia (7%), Amerika Serikat (5%), termasuk
Indonesia (4%) dan Jepang (4%) (Tobacco Atlas, 2012).
Menurut data Riskesdas 2013 rata-rata batang rokok yang dihisap perhari
penduduk umur ≥10 tahun di Indonesia adalah 12,3 batang (setara satu bungkus).

Jumlah rerata batang rokok terbanyak yang dihisap ditemukan di

Bangka

Belitung (18 batang). Proporsi terbanyak perokok aktif setiap hari pada umur 3034 tahun sebesar 33,4 %, pada laki-laki lebih banyak dibandingkan perokok
perempuan (47,5% : 1,1%). Berdasarkan jenis pekerjaan, petani/nelayan/buruh
adalah perokok aktif setiap hari yang mempunyai proporsi terbesar (44,5%)

1

Universitas Sumatera Utara

2

dibandingkan kelompok pekerjaan lainnya. Proporsi penduduk umur ≥15 tahun
yang merokok dan mengunyah tembakau cenderung meningkat dalam Riskesdas
2007 sebesar 34,2 %, Riskesdas 2010 (34,7%) dan Riskesdas 2013 (36,3%).
Proporsi tertinggi pada tahun 2013 adalah Nusa Tenggara Timur (55,6%).
Dibandingkan dengan penelitian Global Adults Tobacco Survey (GATS) pada
penduduk kelompok umur ≥15 tahun, proporsi perokok laki-laki 67,0 % dan pada

Riskesdas 2013 sebesar 64,9 %, sedangkan pada perempuan menurut GATS
adalah 2,7 % dan 2,1 % menurut Riskesdas 2013. Proporsi mengunyah tembakau
menurut GATS 2011 pada laki-laki 1,5 % dan perempuan 2,7 %, sementara
Riskesdas 2013 menunjukkan proporsi laki-laki 3,9 % dan 4,8 %

pada

perempuan.
Menurut World Health Organization (WHO, 2008) risiko penyakit jantung
pada perokok terjadi 2-4 kali lebih besar dibandingkan bukan perokok. Pada
perokok risiko terkena katarak 50% lebih tinggi dibandingkan dengan bukan
perokok. Kematian kanker paru 20 kali lebih besar terjadi pada perokok. Perilaku
merokok dilihat dari berbagai sudut pandang sangat merugikan, baik untuk diri
sendiri maupun orang di sekelilingnya. Dari segi kesehatan, pengaruh bahanbahan kimia yang dikandung rokok seperti nikotin, CO (karbon monoksida) dan
tar akan memacu kerja dari susunan saraf pusat dan susunan saraf simpatis
sehingga mengakibatkan tekanan darah meningkat dan detak jantung bertambah
cepat, menstimulasi kanker dan berbagai penyakit lain. Selain itu, merokok
menimbulkan dampak negatif bagi perokok pasif.

Universitas Sumatera Utara


3

Rokok menghasilkan asap yang sangat berbahaya bagi kesehatan si
perokok sendiri sebagai perokok aktif, maupun orang lain yang ada di sekitarnya
sebagai perokok pasif. Perokok pasif menghisap lebih banyak zat berbahaya
dibandingkan perokok aktif yang hanya menghisap sekitar 25% dari asap rokok
yang berasal dari ujung yang terbakar. Sementara 75% lainnya diberikan kepada
non perokok ditambah separuh asap yang dihembuskan perokok (Aditama, 2006).
Asap rokok yang dihisap oleh perokok pasif akan mengakibatkan sesak
napas, iritasi hingga sakit jantung dan paru-paru. Asap rokok yang terlepas
mengandung nikotin, karbon monoksida, hidrogen sianida dan amonia. Semua
zat-zat tersebut adalah racun mematikan yang lambat laun bisa menggerogoti
kesehatan tubuh perokok pasif, bahkan efeknya bisa lebih parah jika dibandingkan
dengan perokok aktif (Aditama, 2006).
Dalam

upaya

melindungi


perokok

pasif,

muncullah

Framework

Convention on Tobacco Control (FCTC), pada tahun 2002 yang di dalamnya
terdapat beberapa strategi untuk melakukan pengendalian tembakau. Pertama,
adalah pengurangan permintaan (reducing demand) melalui kenaikan harga dan
pajak, pengaturan dan pelarangan iklan, promosi, sponsorship rokok serta
edukasi, pelatihan, peningkatan kesadaran, dan bantuan untuk berhenti merokok.
Strategi kedua adalah melalui regulasi terhadap kandungan, pengemasan dan label
rokok, pengurangan perdagangan, pembatasan penjualan pada anak-anak, serta
perlindungan perokok pasif. Strategi berikutnya, proteksi lingkungan dan
kesehatan pekerja tembakau, dukungan terhadap alternatif ekonomi yang
memungkinkan, riset, survei dan pertukaran informasi, serta dukungan terhadap


Universitas Sumatera Utara

4

aktivitas legislatif. Negara yang menandatangani dan meratifikasi FCTC
diharuskan melaksanakan strategi tersebut (Tobacco Control Support Center,
2012).
Tobacco Control Support Center - Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat
Indonesia bekerja sama dengan Southeast Asia Tobacco Control Alliance
(SEATCA) dan WHO Indonesia melaporkan 4 alternatif kebijakan terbaik untuk
pengendalian tembakau, yaitu: 1) Menaikkan pajak (65 % dari harga eceran); 2)
Melarang semua bentuk iklan rokok; 3) Mengimplementasikan 100% Kawasan
Tanpa Rokok (KTR) di tempat umum, tempat kerja dan tempat pendidikan; dan
4) Memperbesar peringatan merokok di bungkus rokok dan menambahkan
gambar akibat kebiasaan merokok pada bungkus rokok.
Kawasan Tanpa Rokok adalah ruangan atau area yang dinyatakan dilarang
untuk melakukan kegiatan produksi, penjualan, iklan, promosi, dan atau
penggunaan rokok. Alasan diberlakukannya KTR adalah setiap orang berhak atas
perlindungan terhadap bahaya rokok, asap tembakau membahayakan dan tidak
memiliki batas aman, ruang khusus untuk merokok dan sistem sirkulasi udara

tidak mampu memberikan perlindungan yang efektif. Sehingga perlindungan
hanya efektif apabila 100% suatu tempat bebas dari asap rokok (Kemenkes,2011).
Dalam rangka melindungi individu, masyarakat dan lingkungan terhadap
paparan asap rokok, pemerintah telah menetapkan kebijakan Kawasan Tanpa
Rokok untuk melindungi seluruh masyarakat dari bahaya asap rokok melalui
Undang-undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan pada pasal 115 ayat 1 dan 2

Universitas Sumatera Utara

5

yang mengamanatkan kepada Pemerintah Daerah wajib untuk menetapkan dan
menerapkan Kawasan Tanpa Rokok di wilayahnya (Kemenkes RI, 2009).
Dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 109 Tahun 2012 tentang
Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Tembakau Bagi
Kesehatan. Pada pasal 50 menyatakan bahwa tempat umum, sarana kesehatan,
tempat kerja, tempat proses belajar mengajar, arena kegiatan anak, tempat ibadah
dan angkutan umum dinyatakan sebagai kawasan tanpa rokok (KTR). Pada pasal
52 menyatakan dengan tegas bahwa Pemerintah dan Pemerintah daerah wajib
mewujudkan KTR.

Patton dan Savicky menegaskan bahwa implementasi adalah bagian dari
proses kebijakan (Nugroho 2007). Menurut Ripley dan Frankin (1986) salah satu
kriteria pengukuran keberhasilan implementasi adalah tingkat kepatuhan birokrasi
terhadap birokrasi di atasnya atau tingkatan birokrasi sebagaimana diatur dalam
undang-undang. Kepatuhan adalah berperilaku atau berperan aktif. Kepatuhan
dapat berupa perilaku patuh (Compliance) dan perilaku tidak patuh (non
Compliance). Apabila dihubungkan dengan kepatuhan terhadap penerapan
kawasan tanpa rokok di sekolah, maka kepatuhan responden adalah segala
tindakan guru, pegawai dan siswa yang sesuai atau sepadan dengan aturan atau
anjuran dalam penerapan kawasan tanpa rokok seperti dengan tidak merokok di
lingkungan sekolah yang menerapkan kawasan tanpa rokok.
Hasil penelitian yang dilakukan Saptorini dan Fani mengenai tingkat
partisipasi mahasiswa dalam implementasi kawasan tanpa rokok di Universitas
Nuswantoro Semarang Tahun 2013 menunjukkan tidak ada hubungan antara

Universitas Sumatera Utara

6

pengetahuan tentang Kawasan Tanpa Rokok dengan tingkat partisipasi dalam

implementasi Kawasan Tanpa Rokok dan tidak ada hubungan antara sikap tentang
Kawasan Tanpa Rokok dengan tingkat partisipasi dalam implementasi Kawasan
Tanpa Rokok.
SMP RK Serdang Murni memiliki 11 kelas yang rata-rata jumlah siswasiswinya sekitar 33 orang per kelas, sehingga total siswa secara keseluruhan 358
orang, jumlah guru dan pegawai 23 orang. Sekolah ini merupakan salah satu
instansi pendidikan yang berada di bawah pimpinan YPK Don Bosco yang ikut
berpartisipasi dalam mendukung program pemerintah daerah yaitu sekolah
sebagai kawasan tanpa rokok yang tercantum dalam Peraturan Daerah Kabupaten
Deli Serdang No. 5 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Pendidikan Pasal 49
ayat ke 3 yang berisi “Setiap orang dilarang merokok selama berada di lingkungan
satuan pendidikan”. SMP RK Serdang Murni Lubuk Pakam ini sudah menetapkan
100% KTR di sekolah sejak tahun 2014 untuk diseluruh tempat diwilayah
sekolah. Meskipun demikian, masih ada guru dan pegawai yang merokok di
lingkungan sekolah seperti di kantin dan di ruangan guru. Sanksi yang ditetapkan
oleh sekolah berupa peringatan kepada guru, pegawai dan siswa yang merokok di
wilayah di sekolah. Hingga sanksi terberat akan dikeluarkan dari sekolah bagi
7
siswa dan dimutasi bagi guru dan pegawai. Namun pemberian sanksi kepada
7
mereka yang masih berani merokok dilingkungan sekolah belum terlaksana

dengan baik, sanksi yang diberikan hanya sekedar teguran saja.
Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa-siswi SMP RK Serdang Murni
mereka mengaku bahwa mereka belum pernah merokok, mereka beranggapan

Universitas Sumatera Utara

7

bahwa rokok merupakan zat yang berbahaya yang dikonsumsi dengan cara
dihisap yang dapat mengakibatkan beberapa penyakit seperti kanker dan
gangguan pernapasan. Mereka juga mengatakan Kawasan Tanpa Rokok
merupakan lingkungan yang bebas dari rokok. Mereka juga sangat setuju dengan
adanya peraturan KTR di sekolah, karena menurut mereka dengan adanya
peraturan tersebut orang tidak sembarang merokok, dapat mengurangi kebiasaan
merokok seseorang dan mereka akan menegur jika melihat orang yang merokok
di sekolah
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru dan pegawai, ada sebagian
yang mengaku sudah merokok dan sebagian lagi mengaku belum pernah
merokok. Guru yang mengaku belum merokok beranggapan rokok merupakan
gulungan tembakau yang di bungkus di dalam kertas yang mengadung nikotin,

dampak dari merokok dapat menambah pengeluaran dan menimbulkan berbagai
penyakit. Beliau juga mengatakan KTR merupakan lingkungan yang bebas dari
asap rokok. Beliau sangat setuju dengan adanya peraturan KTR disekolah karena
menurutnya jika seseorang merokok di sembarang tempat akan merugikan banyak
orang dan menyebabkan polusi udara. Beliau juga mengatakan akan menegur jika
melihat orang merokok di sekolah. Sedangkan guru yang mengaku sudah
merokok beranggapan rokok merupakan gulungan tembakau kering yang
dibungkus dalam kertas yang mengandung nikotin dan KTR merupakan suatu
tempat yang bebas dari asap rokok dan tempat dimana seseorang tidak ada yang
melakukan aktivitas merokok. Menurut mereka dengan merokok dapat
menghilangkan stres, suntuk dan perasaan menjadi lebih santai, namun mereka

Universitas Sumatera Utara

8

juga mengakui dengan merokok dapat mempersingkat usia dan tidak baik untuk
kesehatan. Mereka juga mengaku masih pernah merokok di lingkungan sekolah,
mereka merokok di kantin dan di ruangan guru bersama guru lainnya. Mereka
mengaku masih sangat sulit untuk meninggalkan kebiasaan merokok, khususnya

merokok di lingkungan sekolah, namun mereka senang jika bertemu dengan
sesama mereka yang merokok di lingkungan sekolah.
Hal-hal tersebut di atas yang mendasari dilakukan penelitian ini, oleh
karena itu peneliti merasa tertarik untuk mengetahui tingkat kepatuhan siswa,
guru dan pegawai dalam implementasi kebijakan KTR di SMP RK. Serdang
Murni Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2016.
1.2

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka permasalahan dalam penelitian ini

adalah bagaimana pengaruh pengetahuan, sikap, dan tindakan pada siswa, guru
dan pegawai terhadap kepatuhan dalam implementasi kebijakan KTR di SMP RK
Serdang Murni Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2016.
1.3

Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum
Penelitian ini bertujun untuk mengetahui pengaruh pengetahuan, sikap,
dan tindakan pada guru, pegawai dan siswa terhadap kepatuhan dalam
implementasi kebijakan KTR di SMP RK Serdang Murni Lubuk Pakam
Kabupaten Deli Serdang Tahun 2016.

Universitas Sumatera Utara

9

1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui hubungan pengetahuan terhadap tingkat kepatuhan dalam
implementasi KTR di lingkungan sekolah pada guru, pegawai dan siswa di
SMP RK Serdang Murni Lubuk Pakam.
2. Mengetahui

hubungan

sikap

terhadap

tingkat

kepatuhan

dalam

implementasi KTR di lingkungan sekolah pada guru, pegawai dan siswa di
SMP RK Serdang Murni Lubuk Pakam.
3. Mengetahui hubungan tindakan terhadap tingkat kepatuhan dalam
implementasi KTR di lingkungan sekolah pada guru, pegawai dan siswa di
SMP RK Serdang Murni Lubuk Pakam.
1.4

Manfaat Penelitian
1. Sabagai bahan masukkan bagi SMP RK. Serdang Murni Lubuk Pakam
Kabupaten Deli Serdang dalam rangka menetapkan Kawasan Tanpa
Rokok di sekolah.
2. Sebagai bahan acuan bagi peneliti selanjutnya untuk meneliti tentang
faktor yang berhubungan dengan rokok dan kebijakan Kawasan Tanpa
Rokok
3. Sebagai bahan bacaan dan referensi bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat
USU.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Analisis Produksi Padi Di Kabupaten Deli Serdang Tahun 2001 - 2011

0 36 74

Analisis Penentuan Sektor Unggulan Perkonomian Wilayah Kabupaten Deli Serdang dengan Pendekatan Sektor Pembentuk PDRB

4 70 129

Pengaruh Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Siswa,Guru dan Pegawai Terhadap Kepatuhan dalam Implementasi Kebijakan KTR di SMP RK Serdang Murni Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2016

2 17 127

PERAN GURU PKn DALAM MEMBANGUN SIKAP DAN KARAKTER SISWA BERTOLERANSI KELAS VII SMP KARYA SERDANG LUBUK PAKAM TAHUN PELAJARAN 2015/2016.

0 3 21

PERAN GURU PKN DALAM MEMBINAKEDISIPLINAN SISWA SMP SWASTA KARYA SERDANG KECAMATAN LUBUK PAKAM KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN PELAJARAN 2013-2014.

2 2 23

Pengaruh Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Siswa,Guru dan Pegawai Terhadap Kepatuhan dalam Implementasi Kebijakan KTR di SMP RK Serdang Murni Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2016

0 0 18

Pengaruh Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Siswa,Guru dan Pegawai Terhadap Kepatuhan dalam Implementasi Kebijakan KTR di SMP RK Serdang Murni Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2016

0 0 2

Pengaruh Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Siswa,Guru dan Pegawai Terhadap Kepatuhan dalam Implementasi Kebijakan KTR di SMP RK Serdang Murni Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2016

0 0 22

Pengaruh Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Siswa,Guru dan Pegawai Terhadap Kepatuhan dalam Implementasi Kebijakan KTR di SMP RK Serdang Murni Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2016

0 4 3

Pengaruh Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Siswa,Guru dan Pegawai Terhadap Kepatuhan dalam Implementasi Kebijakan KTR di SMP RK Serdang Murni Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2016

0 0 31