Prosiding Seminar Nasional Pendidikan da

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan dan Sains Biologi

ISBN:978-602-74224-0-7

BIDANG PENDIDIKAN

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI METODE
DISKUSI KELOMPOK MENGGUNAKAN BAHAN AJAR
DI SMP N I PARIANGAN
Arista Ratih
Program Studi Pendidikan Biologi STKIP YPM Bangko
aristaratih_akp05@yahoo.com
ABSTRAK
Pada era pembangunan ini pendidikan sangat memegang peranan penting.
Dengan pendidikan akan diperoleh manusia yang cerdas dan mampu memenuhi
tuntutan pembangunan. Berdasarkan tinjauan peneliti, masih banyak siswa yang
tidak mendengarkan gurunya saat menjelaskan pelajaran, hal itu disebabkan
konsentrasi siswa terganggu oleh temannya yang melakukan aktivitas selain
belajar, misalnya ada siswa yang berbicara dengan siswa lainnya. Rendahnya
aktivitas belajar siswa ini dapat terlihat saat proses belajar mengajar berlangsung.
Salah satu metode yang dapat mengaktifkan siswa dan mampu membangun

hubungan baik antara siswa dengan siswa dalam proses pembelajaran adalah
diskusi kelompok dengan menggunakan bahan ajar. Tujuan penelitian ini adalah
untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VII di SMP N I Pariangan. Desain
penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan jumlah sampel 24
orang. Instrumen penelitian ini adalah angket aktivitas siswa. Hasil penelitian
menunjukan adanya peningkatan aktivitas dari siklus satu siklus I jumlah rata-rata
siswa yang aktif saat diskusi 48,5 % dengan kriteria cukup, sedangkan pada siklus
II aktivitas siswa mengalami peningkatan dengan persentase rata-rata 67,6 %
(kriteria tinggi).
Kata kunci: Metode diskusi, bahan ajar, aktivitas siswa

PENDAHULUAN
Pada era pembangunan ini pendidikan sangat memegang peranan penting.
Dengan pendidikan akan diperoleh manusia yang cerdas dan mampu memenuhi
tuntutan pembangunan. Berdasarkan tinjauan peneliti, masih banyak siswa yang
tidak mendengarkan gurunya saat menjelaskan pelajaran, hal itu disebabkan
konsentrasi siswa terganggu oleh temannya yang melakukan aktivitas selain
belajar, misalnya ada siswa yang berbicara dengan siswa lainnya. Rendahnya
aktivitas belajar siswa ini dapat terlihat saat proses belajar mengajar berlangsung.
Banyak siswa yang tidak senang dengan cara guru menerangkan pelajaran

sehingga pada saat proses pembelajaran berlangsung mereka tidak memperhatikan
Seminar Nasional HIMA BIO 2015

1

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan dan Sains Biologi

ISBN:978-602-74224-0-7

guru dan sibuk dengan kegiatan lain yang dapat merusak suasana belajar. Keadaan
tersebut dapat menyebabkan semangat belajar siswa yang lain menjadi menurun
dan akhirnya mereka juga tidak tertarik lagi untuk belajar biologi.
Agar siswa dapat memahami dan menguasai sepenuhnya konsep-konsep
yang diajarkan guru, perlu adanya metode yang dapat mengaktifkan siswa dalam
pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran biologi. Salah satu metode yang
dapat mengaktifkan siswa dan mampu membangun hubungan baik antara siswa
dengan siswa dalam proses pembelajaran adalah diskusi kelompok.Oleh sebab itu
penulis tertarik melakukan penelitian tentang bagaimana meningkatkan aktivitas
siswa dalam pembelajaran dengan judul: “Meningkatkan aktivitas belajar siswa
melalui metode diskusi kelompok menggunakan bahan ajar di SMPN 1 Pariangan”.

Dalam metode diskusi, setiap siswa berpartisipasi secara aktif dan turut
bekerjasama memecahkan masalah yang dihadapi kelompoknya, dengan demikian
siswa akan memperoleh hasil belajar yang lebih baik dan memperoleh perubahan
sikap yang positif terhadap materi yang dipelajari.

TINJAUAN PUSTAKA
Metoda Diskusi Kelompok
Belajar aktif adalah salah satu cara yang dapat digunakan untuk
meningkatkan aktifitas belajar siswa. Belajar aktif perlu digunakan untuk lebih
mengembangkan potensi-potensi belajar siswa, karena siswa terlibat secara
langsung. Belajar aktif di desain untuk menghidupkan kelas, kegiatan belajar yang
menyenangkan dan meningkatkan keterlibatan fisik. Keterlibatan secara fisik ini
meningkatkan partisipasi yang pada akhirnya akan meningkatkan hasil belajar
siswa (Sriyono 1982: 19)
Salah satu metode pembelajaran yang dapat mengembangkan kete-rampilan
proses siswa seperti yang terdapat pada tujuan pendidikan IPA adalah metoda
diskusi kelompok.Menurut Alipandie (1984: 80):Metoda diskusi adalah suatu cara
penyajian bahan pengajaran dimana guru memberikan kesempatan pada kelompok
siswa untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat,
membuat kesimpulan atau memecahkan suatu masalah.

Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dan tujuan pendidikan IPA
Biologi, maka dalam dunia pendidikan dikenal istilah metodologi pem-belajaran.
Seminar Nasional HIMA BIO 2015

2

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan dan Sains Biologi

ISBN:978-602-74224-0-7

Jadi metodologi pembelajaran adalah suatu ilmu dalam bidang pembelajaran untuk
terlaksananya pembelajaran yang efektif untuk mencapai tujuan kegiatan
pembelajaran yang telah ditentukan.
Sedangkan menurut Burton dalam Nasution (1995: 148) “Diskusi
Kelompok adalah cara individu mengadakan relasi dan bekerja sama dengan
individu lain untuk mencapai tujuan bersama”. Relasi artinya setiap individu
berpartisipasi secara aktif dan turut bekerja sama memperoleh hasil belajar yang
lebih baik. Melalui diskusi kelompok, siswa akan berpikir bersama, berdiskusi
bersama dan berbuat ke arah tujuan bersama. Dengan kata lain, metode diskusi
kelompok memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk melaksanakan

prinsip kerja sama secara demokratis.
Alipandie (1984: 83) menyatakan bahwa metode diskusi kelompok memilki
beberapa kebaikan diantaranya yaitu : suasana kelas sangat hidup sebab siswa
sepenuhnya mengarahkan perhatian dan pikiran pada masalah yang sedang
didiskusikan sehingga partisipasi siswa terhadap PBM meningkat. Mempertinggi
prestasi pribadi seperti kritis dalam berpikir, toleransi,sabar dan mempunyai jiwa
demokratis.Hasil diskusi mudah dipahami karena setiap siswa ikut aktif dalam
pembahasan sampai menarik kesimpulan.Siswa dilatih mematuhi peraturan dan tata
tertib diskusi sehingga menjadi pengalaman berharga dalam kehidupannya di
masyarakat.Diskusi kelompok mempertinggi hasil belajar siswa sebab motivasi
siswa lebih besar karena tanggung jawab bersama.
Bahan Ajar
Menurut Sudjana (1989: 69), beberapa aspek yang perlu diperhatikan guru
dalam merencanakan bahan ajar adalah bahan ajar sesuai dan menunjang
tercapainya tujuan pembelajaran, Pembuatannya memperhatikan kesinambungan
(kontinuitas).Bahan dari bahan ajar disesuaikan dari yang sederhana menjadi yang
kompleks, dari yang mudah menjadi sulit dan dari yang konkrit menjadi yang
abstrak. Pengaturan secara logis, sehingga memungkinkan siswa mengerti dan
mema-hami dengan baik.
Menurut Soekartawi, dkk (1995: 47) hal-hal yang harus diperhatikan da-lam

menyusun bahan ajar antara lain: (1) kekonsistenan pernyataan sasaran bela-jar
dengan indikator pokok bahasan, (2) kelogisan dan kesistematisan skema hubungan
Seminar Nasional HIMA BIO 2015

3

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan dan Sains Biologi

ISBN:978-602-74224-0-7

antar pokok-pokok bahasan dan (3) kesesuaian pemilihan dan penataan pokok
bahasan serta penetapan sasaran belajar dengan karakteristik siswa.
Menurut Sudjana (1989: 69), beberapa aspek yang perlu diperhatikan guru
dalam merencanakan bahan ajar adalah bahan ajar sesuai dan menunjang
tercapainya tujuan pembelajaran, Pembuatannya memperhatikan kesinambungan
(kontinuitas).Bahan dari bahan ajar disesuaikan dari yang sederhana menjadi yang
kompleks, dari yang mudah menjadi sulit dan dari yang konkrit menjadi yang
abstrak. Pengaturan secara logis, sehingga memungkinkan siswa mengerti dan
mema-hami dengan baik.
Masing-masing pelaku ini mempu-nyai persyaratan khusus untuk dapat

menunjang keberhasilan komunikasi, antara lain:
1) Guru sebagai penyampai informasi atau komunikator, dituntut untuk memahami isi pesan dan menguasai kemampuan dan keterampilan untuk mengencode pesan tersebut agar dapat ditafsirkan dengan baik oleh siswa.

Kepercayaan siswa terhadap guru serta keterampilan guru dalam menyampaikan pesan sangat menentukan keberhasilan komunikasi.
2) Siswa, sebagai penerima pesan atau komunikan, harus berkemampuan untuk
memahami atau menafsirkan pesan. Kesadaran siswa bahwa pesan yang
disampaikan dapat memenuhi kebutuhannya, serta perhatian terhadap pesan
yang diterimanya merupakan kunci keberhasilan komunikasi.
3) Bahan ajar, dilihat sejauh mana kemenarikannya dan kesesuaiannya terhadap
kebutuhan siswa. Hal ini sangat menentukan keberhasilan komunikasi.
Demikian juga kualitas cara penyampaian, media yang dipakai, serta bentuk
bahan ajar yang disampaikan merupakan faktor penting dalam keberhasilan
proses belajar mengajar atau secara umum proses komunikasi ini. Dengan
memperhatikan hal-hal di atas diharapkan guru dapat menyusun bahan ajar
yang benar-benar dapat membantu dalam proses pembelajaran dan memudahkan siswa memahami materi pembelajaran. Soekartawi, dkk (1995: 53)
menyatakan bahwa keberhasilan penggunaan dan penyampaian bahan ajar
menyangkut tiga unsur penting, yaitu jalinan kerjasama antara guru, siswa dan
informasi.

Seminar Nasional HIMA BIO 2015


4

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan dan Sains Biologi

ISBN:978-602-74224-0-7

Aktivitas Siswa
Sriyono (1982: 15) mengungkapkan bahwa keaktifan anak dalam mencoba
atau mengerjakan sesuatu amat besar artinya dalam pendidikan dan pengajaran.
Percobaan-percobaan yang ia lakukan akan memantapkan hasil studinya. Lebih dari
itu akan menjadikannya rajin, tekun, tahan uji dan percaya pada diri sendiri. Ia
mempunyai rasa optimis dalam menghadapi hidup.
Silberman (2006: 23) mengungkapkan bahwa lebih dari 2400 tahun yang
lalu, Confius mengeluarkan 3 pernyataan sederhana yang mengungkapkan
pentingnya belajar yaitu: ”Yang saya dengar, saya lupa. Yang saya lihat, saya ingat.
Yang saya kerjakan, saya pahami”. Pernyataan ini dimodifikasi oleh Silberman
(2006: 23) dan dapat diperluas menjadi paham Belajar Aktif sebagai berikut:
Yang saya dengar, saya lupa.
Yang saya dengar dan lihat, saya sedikit ingat.

Yang saya dengar, lihat dan pertanyakan atau diskusikan dengan
orang lain, saya mulai pahami.
Dari yang saya dengan, lihat, bahas dan terapkan, saya dapat
pengetahuan dan keterampilan.
Yang saya ajarkan kepada orang lain, saya kuasai.
Belajar merupakan suatu proses yang kompleks yang terdiri dari berbagai
kegiatan atau aktivitas jasmani dan rohani. Aktifitas siswa sangat diperlukan dalam
proses belajar mengajar, sehingga siswalah yang banyak aktif, sebab siswa sebagai
objek didik adalah yang merencanakan dan ia sendiri yang melaksanakan belajar.
Menurut Hartono (1991: 5) “Aktivitas adalah suatu kesibukan dalam kelas secara
terstruktur dan terbimbing oleh guru guna meningkatkan pemahaman siswa
terhadap pelajaran yang disajikan”. Setiap reaksi yang diberikan dalam
pembelajaran mengandung aktivitas sehingga semakin banyak aktivitas yang
dilakukan maka dalam kita menguasai segala sesuatu semakin tinggi hasil belajar
yang diperoleh. Hasil belajar tidak akan dapat dikuasai hanya mendengar atau
membaca saja, tetapi masih diperlukan kegiatan lain seperti membuat rangkuman,
mengadakan tanya jawab, diskusi, melakukan percobaan, memecahkan soal,
mengambil keputusan dan sebagainya.

Seminar Nasional HIMA BIO 2015


5

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan dan Sains Biologi

ISBN:978-602-74224-0-7

Dalam kegiatan belajar aktif siswa berusaha mencari informasi-informasi,
memperoleh jawaban dari pertanyaan-pertanyaan dan pemecahan masalah atau
mencari cara untuk mengerjakan tugas sendiri atau secara berkelompok. Pendapat
ini diperkuat oleh John Holt dalam Silberman (2006: 26) yang menyatakan bahwa
proses belajar akan mengingatkan jika siswa diminta untuk melakukan hal berikut:
Mengemukakan kembali informasi dengan kata-kata mereka sendiri.
Memberikan contohnya.
Mengenalinya dalam bermacam bentuk dan situasi.
Melihat kaitan antara informasi itu dengan fakta atau gagasan lain.
Menggunakannya dengan beragam cara.
Memprediksikannya dengan beragam cara.
Memprediksikan sejumlah konsekuensinya.
Menyebut lawan atau kebalikannya.


METODE PENELITIAN
Jenis penelitian adalah penelitian tindakan (Action Research) dimana dalam
satu kelas diberi tindakan (action) karena adanya kesenjangan atau masalah dalam
pembelajaran yaitu rendahnya aktivitas siswa dalam belajar yang menimbulkan
rendahnya hasil belajar siswa pada setiap kali diadakan ulangan. Tindakan ini
diharapkan dapat memecahkan atau mengurangi masalah pada tingkat yang
diinginkan. Dalam penelitian ini dilakukan observasi di dalam kelas terhadap
aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung oleh seorang observer yang
merupakan guru PL Biologi di SMAN 1 Payakumbuh. Dari hasil penelitian ini
didapat suatu kesimpulan sebagai hasil penelitian.
a. Sampel dan Sumber Data Penelitian
Sampel dalam penelitian ini adalah kelas VII1 SMPN 1 Pariangan dalam
mata pelajaran IPA Terpadu semester 1 tahun pelajaran 2011/2012 yang terdiri dari
24 orang siswa.

b. Alat dan Teknik Pengumpulan Data
Alat atau instrumen yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah
lembaran observasi. Lembaran observasi digunakan untuk mengumpulkan aktivitas
Seminar Nasional HIMA BIO 2015

6

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan dan Sains Biologi

ISBN:978-602-74224-0-7

siswa saat berlangsung proses belajar mengajar, sehingga selama penelitian ini akan
terkumpul 6 buah data tentang aktivitas siswa.

c. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah model spiral. Satu putaran spiral
(satu siklus) terdiri dari langkah-langkah: perencanaan tindakan (action)
pemantauan (observation) dan refleksi. Pada penelitian ini direncanakan terdiri dari
dua siklus yang masing-masing siklus terdiri dari tiga kali pertemuan.

HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Data yang diperoleh dari kegiatan siswa dalam lembaran observasi
pertemuan 1, 2 dan 3 siklus I dan II setelah dilakukan tindakan adalah sebagai
berikut seperti pada tabel 1
Berdasarkan data yang diperoleh peneliti dari pelaksanaan observasi
terhadap aktivitas belajar siswa dengan mempergunakan metode diskusi kelompok
memakai bahan ajar dapat diketahui tingkat aktivitas siswa. Apakah aktivitas siswa
rendah, cukup, tinggi atau sangat tinggi, sehingga dapat diketahui peningkatan
aktivitas yang diharapkan. Aktivitas siswa pada tabel dapat diketahui peningkatan
aktivitas yang diharapkan. Aktivitas siswa pada tabel dapat diukur secara kualitatif
dan kuantitatif. Untuk menentukan kriteria tersebut dipakai kriteria yang
dikemukakan oleh Arikunto (1972: 71), yaitu:
a. 80 – 100

: Aktivitas siswa sangat tinggi

b. 60 - 80

: Aktivitas siswa tinggi

c. 40 - 60

: Aktivitas siswa cukup

d. 20 - 4 0

: Aktivitas siswa rendah

e. 0 - 20

: Aktifitas siswa sangat rendah

Berdasarkan data pada tabel dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa pada
siklus I siswa telah menampakkan peningkatan aktivitas bila dibandingkan dengan
refleksi awal. Hal ini dapat terlihat dari persentase rata-rata siswa yang aktif dalam
diskusi pada siklus I dengan hasil sebagai berikut:
a) Siswa yang aktif menjawab soal pada bahan ajar 60 % (cukup)
b) Siswa yang aktif mengajukan pertanyaan rata-rata 39,2 % (rendah)
Seminar Nasional HIMA BIO 2015

7

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan dan Sains Biologi

ISBN:978-602-74224-0-7

c) Siswa yang aktif menjawab pertanyaan rata-rata 56,7 % (cukup)
d) Siswa yang aktif mengemukakan pendapat 27,5 % (rendah)
e) Membuat kesimpulan rata-rata 59,2 % (cukup)
Tabel 1. Rekapitulasi Data Kegiatan Siswa Siklus I dan Siklus II
Jumlah Siswa Tiap Pertemuan

Aspek
N

Kegiatan

o

Siswa yang
Diamati

A

Siklus I

Siklus II

1

%

2

%

3

%

22

55

24

60

26

65

14

35

18

45

19

20

50

22

55

8

20

12

19

47,5

23

Rata-

%

2

%

3

60

31

77,5

36

90

37 92,5 86,7

47,5

39,2

25

62,5

12

30

29 72,5 55

26

65

56,7

14

35

29

72

32

80 62,3

30

13

32,5

27,5

22

55

19

47

16

40 47,3

57,

29

72,5

59,2

33

82,5

35

87

36

90 86,5

57,0

48,5

rata

%

Rata-

1

rata

AKTIF
DALAM
DISKUSI

1.

Aktif
menjawab
soal

bahan

ajar
2.
Aktif
mengajukan
pertanyaan
3.
Aktif
menjawab
pertanyaan
4.
Aktif
mengemuka
kan
5.

pendapat

5
Menbuat
kesimpulan
JUMLAH RATARATA SISWA

40,5

49,

AKTIF (%)

Seminar Nasional HIMA BIO 2015

5

62,5

65,2

75

67,6

8

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan dan Sains Biologi

ISBN:978-602-74224-0-7

Walaupun kriteria siswa yang aktif pada siklus I sudah mulai menampakkan
keaktifan dalam diskusi, namun peneliti belum merasa pada batas yang diharapkan.,
karena pada siklus I masih ada siswa yang belum aktif dalam berdiskusi. Maka
penulis merasa perlu melanjutkan ke siklus II dengan hasil sebagai berikut:
a. Siswa yang aktif menjawab soal bahan ajar rata-rata 86,7 % (sangat tinggi)
b. Siswa yang aktif mengajukan pertanyaan rata-rata 55 % (cukup)
c. Siswa yang aktif menjawab pertanyaan rata-rata 62,3 % (tinggi)
d. Siswa yang aktif mengemukakan pendapat 47,3 % (cukup)
e. Membuat kesimpulan rata-rata 86,5 % (sangat tinggi)
Secara keseluruhan pada siklus I dan siklus II terjadi peningkatan aktivitas
siswa pada siklus II. Hal ini disebabkan pada siklus II dibentuk kelompok baru
dengan pemberian nomor panggil, setiap siswa diberikan bahan ajar, dan dilakukan
pengumpulan hasil diskusi untuk setiap siswa setelah diskusi berakhir. Rata-rata
kenaikan persentase rata-rata siklus I dengan siklus II dengan rata-rata naik 19,1 %.

B. PEMBAHASAN
Berdasarkan analisis data hasil kegiatan siswa ternyata telah mulai
menampakkan peningkatan aktivitas siswa seperti aspek-aspek yang diteliti, yaitu:
1. Jumlah siswa yang aktif menjawab soal bahan ajar.
2. Jumlah siswa yang aktif mengajukan pertanyaan.
3. Jumlah siswa yang aktif menjawab pertanyaan.
4. Jumlah siswa yang aktif mengemukakan pendapat.
5. Jumlah siswa yang membuat kesimpulan.
Dari 5 aspek tersebut diperoleh kriteria sangat tinggi dan tinggi, akan tetapi
masih ada 2 aspek lagi yang belum mencapai kriteria tinggi, walaupun selama
penelitian telah mengalami peningkatan namun belum mencapai kriteria yang
diharapkan. Aspek itu adalah jumlah siswa yang aktif mengajukan pertanyaan dan
siswa yang aktif mengemukakan pendapat dengan kriteria cukup. Oleh sebab itu
perlu dipikirkan arah tindakan pada siklus berikutnya.
Berikut ini akan dibahas beberapa hal yang berkenaan dengan hasil tindakan
yang telah dilaksanakan. Hal-hal yang telah menampakkan peningkatan setelah
diadakan tindakan adalah:
Seminar Nasional HIMA BIO 2015

9

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan dan Sains Biologi

ISBN:978-602-74224-0-7

1. Persentase siswa yang aktif menjawab soal bahan ajar pada siklus pertama
60 % (tinggi) mengalami peningkatan menjadi 86,7 % (sangat tinggi) berarti
telah terjadi peningkatan yang cukup tinggi yaitu 26,7 %.
2. Persentase siswa yang aktif mengajukan pertanyaan naik dari 39,2 %
(rendah) pada siklus pertama menjadi 55 % (cukup) pada siklus kedua,
dengan peningkatan rata-rata 15,8 %.
3. Persentase yang menjawab pertanyaan. Pada siklus pertama siswa yang
menjawab pertanyaan yaitu 56,7 % (cukup) namun pada siklus kedua
menjadi 62,3 % (tinggi ) dengan kenaikan rata-rata 5,6 %.
4. Persentase siswa yang aktif mengemukakan pendapat pada siklus pertama
27,5 % (rendah) sedangkan pada siklus kedua naik menjadi 47,3% (cukup)
dengan kenaikan rata-rata 19,8 %.
5. Persentase siswa yang membuat hasil kesimpulan diskusi mengalami
kenaikan yang cukup tinggi yaitu pada siklus pertama 59,2 % (cukup)
kemudian meningkat pada siklus kedua menjadi 86,5 % (sangat tinggi)
dengan rata-rata kenaikan 27,3 %.
Depdikbud, (1997: 34) mengemukakan bahwa penggunaan bahan ajar
dalam kegiatan pembelajaran merupakan penerapan pendekatan keterampilan
proses. Peningkatan aktivitas siswa yang aktif menjawab soal bahan ajar
dikarenakan pemberian bahan ajar kepada setiap siswa. Dengan adanya bahan ajar
siswa akan termotivasi dan terdorong untuk menemukan sendiri konsep, pengertian
dan penerapannya melalui partisipasi secara aktif untuk berinteraksi dan
berkomunikasi antara sesama anggota kelompok.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasannya maka dari penelitian
tindakan (action research) ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Metode diskusi kelompok dengan menggunakan bahan ajar dapat
meningkatkan aktivitas siswa dalam mata pelajaran Biologi hal ini terlihat
pada hasil penelitian yang menunjukkan pada siklus I jumlah rata-rata siswa
yang aktif saat diskusi 48,5 % dengan kriteria cukup, sedangkan pada siklus
II aktivitas siswa mengalami peningkatan dengan persentase rata-rata 67,6
% (kriteria tinggi).
Seminar Nasional HIMA BIO 2015

10

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan dan Sains Biologi

ISBN:978-602-74224-0-7

2. Metode diskusi kelompok menggunakan bahan ajar dapat meningkatkan
aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar dan suasana kelas saat PBM
menjadi lebih hidup.
DAFTAR PUSTAKA
Alipandie, I. (1984). Didaktik Metodik Pendidikan Umum. Surabaya: Usaha
Nasional.
Arikunto, Suharsimi. (1991). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bina
Aksara.
Depdikbud. (1997).Pedoman Penyelenggaraan Musyawarah Guru Mata
Pelajaran. Jakarta: Proyek Perluasan dan Peningkatan Mutu SLTP.
Depdikbud, (1995). Kurikulum SLTP 1994. Jakarta: Depdikbud.
Direktorat Ketenagaan Dirjen Dikti. (2006). Penjelasan Instrumen Penilaian
Kinerja Guru. Jakarta: Depdiknas.
Hamalik, Oemar. (2004). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan
Sistem. Jakarta: Bumi Aksara.
Harjanto. (1997). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Hasibuan, J.J. Moedjiono. (1988). Proses Belajar Mengajar . Jakarta: Remadja
Karya.
Kasmadi, Hartono. (1991). Fungsi Pengamatan di Dalam Kelas oleh Guru.
Semarang: IKIP.
Majid, Abdul. (2006). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nasution, S. (1995). Didaktik Asas-asas Mengajar . Jakarta : Bumi Aksara.
Silberman, Melvin. 2006. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung
: Nusadiya dan Nuansa.
Slameto, (1991). Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kredit Semester. Jakarta:
Bina Aksara.
Soekartawi, Suhardjono, Hartono, T. dan Ansharullah, A. (1995). Meningkatkan
Rancangan Instruksional (Instructional Design) untuk Memperbaiki
Kualitas Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Sriyono. (1982). Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Seminar Nasional HIMA BIO 2015

11