ILMU HUKUM MATERI ORIENTASI PENDIDIKAN P

ILMU HUKUM
MATERI ORIENTASI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA
STRATA 3 (TIGA)

UNIVERSITAS BRAWIJAYA KELAS JAKARTA
Oleh:
Dr.Imam Koeswahyono,S.H.MHum
17 September 2017

BERFIKIR

FILOSOFIS

1. Radikal (radix = akar) berfikir sampai akar, hakikat,
esensi
2. Universal (umum, universal) common experience
3. Konseptual generalisasi, abstraksi pengalaman
individual, kelompok, masyarakat
4. Koheren = selaras dengan kaidah berfikir/ logis dan
konsisten = tak mengandung kontradiksi

5. Sistematik (system) kebulatan sejumlah unsur yang
saling berhubungan menurut tata aturan untuk
mencapai maksud tertentu
6. Komprehensif menyeluruh dari gejala alam semesta
7. Bebas dari prasangka historis, sosial, relegius,
kultural
8. Bertanggung jawab (responsible)

OBYEK FILSAFAT
Makna Ilmu: kumpulan pengetahuan yang harus memenuhi syarat
yakni: syarat material dan syarat formal
Obyek tidak sama tidak sama subject matter (pokok masalah)
1. Subject Matter: bidang khusus dari kajian faktual
2. Kumpulan pertanyaan pokok yang berkaitan
Contohnya: antara anatomi (struktur, statis) dan fisiologi (fungsi,
dinamis)
A. Obyek Material: (Gegenstand) sesuatu sasaran pemikiran baik
bersifat kongkrit/ abstrak
B. Obyek Formal: cara meninjau/ cara pandang tidak hanya suatu
keutuhan (unity) & membedakan (diferensiasi)


RELASI ILMU DENGAN FILSAFAT
• Filsafat = mater scientiarum, sementara setiap ilmu
memerlukan obyek material khusus sehingga tugas manusia
melalui keluasan pengalaman dan pandangan hidup (cogito)
dengan filsafat menganalisis konsep dasar, memeriksa asumsi
yang harus dikuatkan dengan hasil yang dicapai;
• Menyatupadukan (integratif, komprehensif) hasil ilmu spesifik,
tidak kontradiktif, mengarah pada tujuan tertentu;
• Hakikatnya filsafat bersifat: umum tidak berkaitan dgn obyek
khusus dan tidak menyangkut fakta (spekulatif)
• Berkaitan nilai (values) abstrak tentang moral, estetika, agama,
sosial
• Kritis: memeriksa & menilai asumsi, memaknai, membatasi
• Sinoptik: struktur kenyataan secara holistik
• Implikatif: jawaban masalah sebab-akibat yang menyentuh
kepentingan manusia

CABANG FILSAFAT


• A. Metafisika (proto philosophia): being/existence
keberadaan di balik benda fisik benda alam (ulti-mate
nature)
• B. Ilmu (Science): knowledge mencapai truth
• C. Etika (values): a. tingkah-laku (filsafat etika)
b. keindahan (filsafat estetika)
ad. B. Filsafat Ilmu
FILSAFAT ILMU
1. Ontologi: makna hakikat ilmu (being, sein, het zijn),
wujud, apa, bagaimana kenyataan (facts)
empirikal
2. Epistemologi sumber, sarana, tatacara memakai
sarana
3. Aksiologi mencakup nilai normatif conditio sine qua
non

PENGERTIAN, KONSEP, RUANG LINGKUP
FILSAFAT & FILSAFAT HUKUM
A. Pengertian Menurut Bahasa: “Philosophia” (Yunani)  Philein= mencintai,
Sophos = bijaksana (wisdom) sohia = kebijaksanaan/ teman kebijaksanaan, intinya mencari keutamaan mental ( the pursuit of mental excelence)

B. Pengertian Menurut Ilmu

: induk/ ibu pengetahuan

(mater scientiarum) karena obyeknya “semua kenyataan” sehingga
menyatukan ilmu, proses pendidikan alami thd makhluk berfikir, ilmu
menyediakan bahan/ materi berupa fakta untuk dikaji secara mendasar,
kritis mendalam sampai hakikat, secara radikal dalam menemukan
kebenaran: obyek (materi), nilai (values) moral, estetis, agama serta

sosial.
Pertanyaan mencakup: “Ontologi” apa/bgm yang ada; “Epistemologi”:
sumber, sarana, metode, akal/akal-budi, “Aksiologi” strategi, empirik,
fakta
C. Pengertian Menurut Disiplin Hukum : cabang filsafat tingkah laku/ etika
yang mengkaji “hakikat‟/ makna terdalam dari hukum  Obyek Hukum

PENGERTIAN, KONSEP, RUANG LINGKUP FILSAFAT &
FILSAFAT HUKUM
D. Kedudukan Filsafat Dalam Ilmu Hukum


: terletak di lapis atas teori

hukum (rechts theorie/ Jurisprudence dan dogmatika hukum
E. Ruang Lingkup Filsafat Hukum

:

van Apeldoorn (1985) berpendapat tiga pertanyaan dasar filsafat hukum:
a. Apakah pengertian hukum yang berlaku umum?
b. Apakah dasar kekuatan mengikat dari hukum?
c. Apakah yang dimaksud dengan hukum kodrat?

Bernard Arief Sidharta mengacu HJ.Berman dua pertanyaan dasar hukum:
1. Apa landasan mengkikat dari hukum?
2. Apa kriteria/tolok ukur keadilan dari hukum?

Menghasilkan dua ajaran/ leer-en yakni:
a. Ajaran nilai (value) menghasilkan: Ontologi, Aksiologi, Ideologi,
teleologi hukum

b. Ajaran Ilmu (wetenschap) meliputi: ajaran pengetahuan, ajaran Her

PENGERTIAN ILMU HUKUM
1.Konsepsi: jurisprudence Latin “iuris” =hukum & “prudentia”=
pengetahuan segala sesuatu yang bersifat teoritis tentang hukum (Robert L
Hayman, 1994:5 dlm Peter M Marzuki:19)
Gijssels & van Hoecke (1982): pengetahuan yang sistematis, terorganisasi
tentang „gejala hukum‟, struktur kekuasaan, norma2, hak2 dan kewajiban.
Hari Chand (1994) belajar substansi hukum harus belajar konsep hukum,
kaidah hukum, struktur dan fungsi hukum.
Ilmu Hukum: memaknai hukum dalam dua aspek:
a. sistem nilai
b. aturan sosial
Sifat Ilmu Hukum:
a. Preskriptif: menanyakan apa tujuan hukum untuk dapat menjembatani
dua realitas apa yang senyatanya dan apa yang seharusnya.Mempelajari
apa yang ada di alam fikir untuk dihadirkan di alam realita.
b. Terapan: substansi amat menentukan standar prosedur/ acara untuk
pengaplikasian/ penerapan hukum dalam kasus kongkrit.


A.2 Ragam pengertian Kebenaran dalam keilmuan:
1. Normatif: in der sollen welt, as ought to be
2. Positif: in der sein welt, as it is (Soetandyo. W, 2013: 9-10)
B.Mempersoalkan Ilmu Hukum: Ilmu hukum (rechtswetenschappen) semua kegiatan ilmiah dimana obyek telaahnya adalah
hukum, mempertanyakan landasan keberadaan dan metode
pengkajiannya (Ph.Visser „t Hooft, dalam BA Sidharta, 2014: 3)
Philipus M.Hadjon suatu ilmu yang “sui generis” merupakan jenis
tersendiri karena karakter normatif, terminologi ilmu hukum, jenis
ilmu hukum serta lapisan ilmu hukum (PM Hadjon, 2005: 1)
C. Tiga ranah disiplin hukum menurut J Gijssels & Marck van
Hoecke mencakup: filsafat hukum (spekulatif), teori hukum
(bermula dari algemene rechtsleer) & dogmatika hukum (tehnis)
dengan sasaran:
1. Pembentukan hukum
2. Praktik/penerapan hukum.
D. Kontribusi Ilmu hukum: penemuan hukum dan pembentukan
hukum

Karakteristik Lapisan Ilmu Hukum
Lapisan Ilmu

Hukum

Konsep

Eksplanasi

Filsafat Hukum
(FH)

grondbegrippen

Teori Hukum
(TH)

Algemenebegrip- Analitis
pen

Dogmatik Hukum Technischjuridisch begrippen
(DH)


Reflektif

Teknis yuridis

Sifat

Spekulatif
 Normatif
Empiris
Normatif

LAPISAN ILMU HUKUM Menurut J Gijssels, 1982 dalam PM Hadjon, 2005: 10
Filsafat Hukum

Teori Hukum

Dogmatik Hukum

HAKIKAT HUKUM, SISTEM & FUNGSI
A. Istilah/ Bahasa: Huk’mun: menetapkan, Inggris: law, Jerman & Belanda: das/het

Recht, Perancis: ‘le droit, Spanyol el derecho, menetapkan sesuatu menjadi lurus
dan benar.Gustav Radbruch ‘petitio in principii’/menjawab apa yang
ditanyakan/dipersoalkan
B. Budiono Kusumohamidjojo (2016:93-94) mengutip Bern Ruthers tiga unsur hukum:
1.hukum perupakan hasil dari tindakan negara untuk mengakui dan menetapkan
keberlakuan norma2 tertentu
2.hukum yang berupa undang-undang tidak mempersoalkan keniscayaan keadilan.
3.hukum tidak mempersoalkan efektivitas, penerimaan/ ketaatan warganegara
terhadap undang2.
C. Dua unsur mendasar hukum dalam mengatur kehidupan bersama:
a. daya meaksa yang inheren
b. lembaga peradilan yang memiliki kompetensi kapan hukum dipenuhi/dilanggar
serta kibat hukum jika terbukti telah terjadi pelanggaran.
D. Hukum sebagai sistem
Pengertian: bangunan konseptual yang terdiri dari komponen2, terkait satu sama lain
dalam suatu inter-relasi yang berfungsi untuk mencapai tujuan tertent sebagai suatu
kesatuan (Budiono K, 2016: 102) Persoalan/ masalahnya:
1. Poeitik: kemampuan kreatif/ mengatur sistem agar berfungsi dalam kehidupan;
2. Multi dimensional (DHM Meuwissen mengacu Dietrich Schindler,1970 dalam
Budiono K, 2016: 105), ada empat dimensi hukum:


DHM Meuwissen mengacu Dietrich Schindler,1970 dalam
Budiono K, 2016: 105-106

a. Dimensi Formal-Normatif: hukum berfungsi sbg tatanan formal
(voorzienbaarheid)
b. Dimensi formal-faktual: hukum sbg gejala kekuasaan bertujuan
mempengaruhi perilaku sesuai pola tertentu  John Rawls “ a
coercive order for purpose of regulating their conduct & providing
the framework for social cooperation
c. Dimensi Material-Normatif memuat cita etis kebaikan dlm „nurani‟
d. Dimensi material-faktual sifat empiris pemenuhan keperluan vital
manusia.
Meuwissen menyusun kategori Aristoteles  dualisme platon tatanan
yang mempengaruhi perilaku untuk pemenuhan keperluan secara
moral.
E. Fungsi Hukum:
Instrumen kekuasaan untuk menertibkan, mengatur serta
merekayasa perilaku masyarakat agar terdapat „trust‟ dlm kehidupan
bersama (vrede en orde)  „pacta sunt servanda‟

F. Disfungsi Hukum
Rendahnya
ketaatan
pada
hukum/kegagalan
pemerintah/ negara
berfungsinya hukum. Keadaan dimana peran hukum tidak dijalankan/ tidak
dapat berjalan untuk menertibkan perilaku maupun pemerintah.
G. Berfikir Secara Hukum
Paul Scholten (1941) rechtswetenschappelijke methode tuntutan yang
menyandang suatu karakter ilmiah bersifat tipikal: pengolahan atas hukum
untuk mencapai obyektifitas, mencapai kesatuan, koherensi internal,
kesederhanaan.
Langemeijer (1970) beroperasi bahan terberi yang beragam (deduksi
dogmatikal atas perundang-undangan), dikompilasi, disimpulkan.
Problematika ilmiah hukum: apa yang menjadi kaidah hukum yang harus
dipertautkan pada konstelasi faktual tertentu, agar secara yuridikal tepat
mengkualifikasi konstelasi faktual tersebut.toepassingwerkkonkret
hakim.
H. Kekhususan Logika Hukum (A Soeteman & PW Brouwer,1982):
argumentasi bersifat spesifik, berdasar logika:
1. Argumentasi tidak dimulai dari hampa/ tidak statis tapi berkembang;
2. Argumentasi hukum terdapat kerangka prosedural yang di dalamnya
argumentatie
geen
berlangsung
argumentasi
rasional
(zonder
rationaliteit).

I. Berlogika Hukum
P.W.Brouwer (1999), Henry Prakken & Giovanni Sartor dlm PM Hadjon
logici hukum bertitik tolak logika deduksi konsistensi dalam premis sampai
kesimpulan dengan kriterium:
a. Bentuk argumentasi (de vorm) misal: deduksi
b. Isi argumentasi (de inhoud) misal larangan menolak
c. Prosedur/tata cara misal: beban pembuktian, misal: pengalihan beban
pembuktian atas dasar kewenangan hakim.

Legal logician tended to focus on a deductive reconstruction of a judges
justification of a decision, without taking into account the dialectical process
which had led to selection of the chosen justification.
J. Argumentasi Deduksi:
a. Principle argumentation based on rules, terdapat di negara2 civil law
system misal: norma pencuri harus dihukum, Togog adalah pencuri,
maka Togog dihukum.
b.Principle based reasoning/ argumentation based on precedents/disebut
pula analogical reasoning, terdapat di negara2 common law system

PENGERTIAN, KONSEP, RUANG LINGKUP FILSAFAT & FILSAFAT HUKUM
F. Tujuan Mempelajari Filsafat Hukum

:

a. Memberikan jawaban tentang apa sejatinya hukum itu
b. Apa dasar/ alasan kita menaati hukum
c. Apakah “keadilan” yang menjadi ukuran baik-buruknya hukum?
Kesimpulan: tujuan mempelajari filkum bersifat “dinamis” sesuai dinamika
pemikiran kritis manusia
G. Kemanfaatan Mempelajari Filsafat Hukum

:

1. Memberikan wawasan/ cakrawala berfikir luas kepada pembelajar hukum
2. Memberikan ladasan berfikir secara kritis dan radikal
3. Memberikan ladasan berfikir secara “spekulatif” sehingga mendorong
ber”inovasi”
4. Memberikan landasan berfikir yang “reflektif kritis” sehingga mampu
menganalisis masalah secara rasional dan mempersoalkan jawaban secara
terus-menerus
5. Memberikan landasan berperilaku sesuai amanat luhur profesi masing2
(moral etik)

TRADISI PENELITIAN DALAM
ILMU HUKUM

KUANTITATIF

KUALITATIF

PARADIGMA ALIRAN/ MAZHAB
FILSAFAT HUKUM

LEGAL
PHLOSOPHY;
THEOLOGY;
NATURAL
LAW

LEGAL
POSITIVISM

LEGAL
REALISM

PENDEKATAN NORMATIF

LEGAL
STRUKTURALISM

CRITICAL
LEGAL
THEORY;
CRITICAL
LEGAL
STUDIES;
FEMINIS
JURISPRUDENCE

LEGAL
INTEPRETIVISM;
SIMBOLIC
INTERACTIONISM

LEGAL
CONSTRUKTIVISM

PENDEKATAN SOSIO LEGAL

KARAKTERISTIK
PENELITIAN SOSIO LEGAL

KUALITATIF

TINGKAH LAKU
YANG
TEROBSERVASI
VARIABEL MANA
YANG TERPENTING
TINGKAH LAKUNYA
MERINGKAS
IKHTISAR DARI
APA YANG
DIKETAHUI

KUANTITATIF

MAKNA TINGKAH
LAKU

MENDESKRIPSIKAN
LATAR
“OCIAL “ETTING
IDENTIFIKASI
TIPE INFORMASI
BARU

Aliran dan/atau
Paradigma

Konsep/
Pemahaman Hukum

Ciri Hukum

Legal Structuralism/ • Law as it is in • Pola perilaku
Functionalism/
society;
sosial;
Structuro• Law as
• Institusi sosial
Fungsionalism, Law
regularities.
yang nyata dan
and Society
fungsional di
dalam sistem
kehidupan
masyarakat, baik
di dalam proses
pemulihan
ketertiban dan
penyelesaian
sengketa,
maupun dalam
proses
pengarahan dan
pembentukan
pola perilaku
yang baru

Ranah
Empirik Nomologik

RAGAM ALIRAN HUKUM, POSISI PENELITI & METODE PENELITIAN,
SOETANDYO, SHIDARTA, SULISTYAWATI IRIANTO dalam CANDRA KUSUMA Penelitian Interdisiplin Tentang Hukum
(Epistema, 2013, hlm.11)

Aliran

Posisi Peneliti

Metode

Ruang Lingkup

Contoh

Partisipan

Doktrinal Deduktif

Sebatas ruang wilayah
politik tertentu

Penelitian tentang PerDa

2. Hukum Kodrat
meyakini norma hukum
positif tunduk pada
moralitas positif

Partisipan

Doktrinal Deduktif

Universal

Penelitian tentang
Konstitusi, Hukum
Inetrnasional: pengungsi,
perang

3. Mazhab Sejarah
meyakini jiwa bangsa
sbg spirit norma, hukum
tumbuh dan
berkembang bersama
masyarakat
4. Sociological
Jurisprudence
(ilmu hukum sosiologis,
melihat masyarakat dari
sudut pandang/ view
ilmu hukum), hukum
yang
dibuat
harus
sesuai dengan hukum
yang
hidup
dalam
masyarakat)
5. Realisme Hukum
sepenuhnya mengkaji
fakta sosial yg kasuistik

Pengamat

Doktrinal Deduktif mengacu
pada sistem norma positif
perundangan

Partikular

Penelitian hukum Adat
(Adat Law/ Indigenous
Community)

Partisipan sekaligus menjadi
Pengamat

Doktrinal Deduktif mengacu
pada norma hukum positif

Kasuistik

Pengaruh aspek non-legal
terhadap putusan hakim

Pengamat

Nondoktrinal-Induktif

Kasuistik

Penelitian tentang konflik
agraria dgn kajian sosio
historis

1.
a.
b.
c.

Positivisme hukum
Hukum sbg produk
penguasa
Prediktabilitas
kepastian hukum
Bersifat logika
tertutup

SEKIAN
• TERIMA KASIH
• MATUR NUWUN
• MATOR SAKALANGKONG
HARTELIJK BEDANKT
THANK YOU VERY MUCH