Penerapan Prinsip-Prinsip Pekerjaan Sosial Dalam Penanganan Hak Asuh Anak Oleh Pusat Pelayanan Terpaduperempuan Dan Anak Provinsi Sumatera Utara Chapter III VI

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tipe Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini termasuk penelitian
deskriptif, yaitu bertujuan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan objek dan
fenomena yang sedang diteliti. Termasuk di dalamnya bagaimana unsur-unsur
yang ada dalam variabel penelitian itu berinteraksi satu sama lain dan apa pula
produk interaksi yang berlangsung (Siagian, 2011)
Melalui penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif, yaitu
membuat gambar keadaan atau fenomena secara sistematis dan akurat mengenai
fakta tentang penerapan prinsip-prinsip pekerjaan sosial dalam penaganan hak
asuh anak oleh pusat pelayanan terpadu perempuan dan anak provinsi sumatra
utara.
3.2 Lokasi Penelitian
penelitian ini dilakukan di pusat pelayanan terpadu perempuan dan anak
provinsi sumatera utara. Alasan penulis memilih lokasi ini karena, pusat
pelayanan terpadu perempuan dan anak ini adalah salah satu lembaga yang
menangani berbagai masalah tentang perempuan dan anak. Penulis tertarik
melakukan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana pusat pelayanan terpadu
perempuan dan anak ini menggunakan penerapan prinsip-prinsip pekerjaan sosial
didalam mengatasi masalah yang ada khususnya masalah penanganan hak asuh

anak.
3.3 Informan
Pada penelitian kualitatif tidak mengenal adanya sample dan populasi.
Dalam penelitian subjek penelitiannya adalah informan. Informan adalah orang-

Universitas Sumatera Utara

orang yang dipilih untuk diwawancarai atau diobservasi sesuai dengan tujuan
penelitian yaitu guna memberikan informasi, data, maupun fakta dari fenomena
yang ada. Informan yang dipilih adalah orang-orang yang memiliki pengalaman
dan merasakan langsung dampak dari objek yang diteliti. Adapun informan dalam
penelitian ini dibagi atas tiga bagian, yaitu:
3.3.1 Informan Utama
Informan utama adalah orang yang terlibat secara langsung dengan
masalah atau objek yang diteliti. Adapun informan utama dalam penelitian ini
adalah 3 Orang Pekerjaan Sosial (Peksos) di Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan
dan Anak Provinsi Sumatera Utara.
3.3.2 Informan Kunci
Informan kunci adalah orang yang mengetahui dan memiliki informasi
pokok dalam penelitian. Adapun informan kunci dalam penelitian ini adalah

Kepala UPT Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan dan Anak Provinsi Sumatera
Utara.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan informasi tau data yang dibutuhkan dalam penelitian
ini maka peneliti menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :
1. Data Primer( Studi Lapangan)
Studi lapangan adalah teknik pengumpulan data atau informasi melalui
kegiatan penelitian langsung turun ke lokasi penelitian untuk mencari faktafakta yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Dengan demikian studi
lapangan dalam penelitian sosial dikenal dengan 2 jenis, yaitu :

Universitas Sumatera Utara

a. Observasi , yaitu pengamatan terhadap objek dan fenomena yang
berkaitan dengan penelitian. Obsevasi menjadi salah satu teknik
pengumpulan data apabila sesuai dengan tujuan penelitian ,
direncanakan dan dicatat secara sistematis, serta dapat dikontrol
keandalan dan keabsahannya. Observasi yang dilakukan adalah
observasi partisipasi karena peneliti terlibat langsung secara aktif
dalam obyek yang diteliti. Obserpasi dilakukan di Pusat Pelayanan
Terpadu Perempuan dan Anak Provinsi Sumatera Utara ( P2TP2A)

agar peneliti tahu bagaimana penerapan prinsip-prinsip pekerjaan
sosial dalam penanganan hak asuh anak
b. Wawancara, yaitu perckapan atau tanya jawab yang dilakukan peneliti
dengan informan, sehingga mereka memberikan data atau informasi
yang diperlukan dalam penelitian. Wawancara yang dilakukan adalah
terpimpin dimana tanya jawab dilakukan dengan terarah untuk
mengumpulkan data-data yang relevan ( siagian, 2011) wawancara
dilakukan oleh 3 orang pekerjaan sosial (peksos) dan juga seksi
koordinasi dan kerjasama sebagai informan kunci dari penelitian ini.
c. Dokumentasi, yaitu mempelajari dokumen yang relevan diman
dokume bisa berasal dari lembaga, bisa juga berasal dari informan
kunci dan informan utama. Arsip-arsip yang dimiliki oleh informan
biasanya baru diperoleh setelah peneliti berusaha melakukan berbagai
upaya pendekatan yang bisa meyakinkan informan bahwa data itu akan
terjaga kerahasiaannya dan peneliti tidak akan menggunakan data itu
untuk keperluan lain selain penelitian.

Universitas Sumatera Utara

2. Data Sekunder (studi Kepustakaan), yaitu teknik pengumpulan data atau

informasi yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti melalui
sumber kepustakaan. Studi kepustakaan (library research)dilakukan guna
mempelajari dan menelaah buku-buku, majalah, surat kabar, jurnal, karya
ilmiah, artikel, buletin, dan bahan tulisan lainnya yang memiliki relevansi
dengan masalah dalam penelitian ini.
3.5 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif,
yaitu dengan mengkaji data yang dimulai dengan menelaah seluruh data yang ada
dari berbagai sumber baik dari buku, jurnal, serta media tulis lainnya kemudian
menelaahnya, mempelajarinya, dan menyusunnya dalam suatu satuan, yang
kemudian dikategorikan pada tahap berikutnya dan memeriksa keabsahan data
serta membuat analisis sesuai dengan kemampuan peneliti untuk membuat suatu
kesimpulan penelitian (Moleong, 2004)
Setiap data atau informasi yang diperoleh dikumpulkan dalam penelitian
berupa catatan lapangan, data utama dari hasil wawancara, maupun data
penunjang lainnya dilakukan analisis data. Sehingga pada akhirnya dapat
menghasilkan suatu analisis data yang baik dan dapat ditarik kesimpulan dari hasil
penelitian ini.

Universitas Sumatera Utara


BAB IV
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum
Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan dan Anak merupakan pusat kegiatan
terpadu yang didirikan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak dan menyediakan pelayanan bagi masyarakat Indonesia terutama
perempuan dan anak korban tindak kekerasan. Pusat Pelayanan Terpadu
perempuan dan Anak Provinsi Sumatera Utara terletak di Jalan Pangeran
Diponegoro No.30, Madras Hulu, Medan Polonia yang bertempat didalam Kantor
Gubernur Provinsi Sumatera Utara.Melalui Peraturan Daerah Provinsi Sumatra
Utara No.13 Tahun 2017 Tentang Fungsi, Uraian Tugas dan Tata Kerja Dinas PP
dan PA Provinsi Sumatera Utara. Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan dan Anak
ini bertujuan untuk melakukan pelayanan bagi tindak kekerasan terhadap
perempuan dan anak,

serta berupaya

memberikan kontribusi terhadap


pemberdayaan perempuan dan anak dalam rangka terwujudnya kesetaraan dan
keadilan Gender.
Pengelola Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan dan Anak

merupakan

masyarakat, unsur pemerintahan, LSM perempuan, pusat studi wanita, perguruan
tinggi dan organisasi perempuan serta berbagai pihak lainnya yang peduli dengan
pemberdayaan perempuan dan anak dengan fasilitator Badan Pemberdayaan
Masyarakat disetiap provinsi seluruh Indonesia.

Universitas Sumatera Utara

4.1 BAGAN ORGANISASI
DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK PROVINSI SUMATERA UTARA
DINAS
SEKRETARIAT
KELOMPOK
JABATAN FUNGSIONAL

SUB BAGIAN
UMUM DAN
KEPEGAWAI
AN

BIDANG
KUALITAS HIDUP PEREMPUAN DAN
KELUARGA

BIDANG
DATA INFORMASI GENDER DAN
ANAK

SEKSI

SUB BAGIAN
KEUANGAN

BIDANG
PEMENUHAN HAK ANAK


SUB BAGIAN
PROGRAM,
AKUNTABILITAS
DAN INFORMASI
PUBLIK
BIDANG
PERLINDUNGAN HAK
PEREMPUAN DAN HAK
KHUSUS ANAK

SEKSI

SEKSI

SEKSI

KELEMBAGAAN PENGARUSUTAMAAN
GENDER DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
BIDANG EKONOMI


DATA DAN INFORMASI GENDER

LINGKUNGAN KELUARGA,
PENGASUHAN ALTERNATIF DAN
PENDIDIKAN BUDAYA

PERLINDUNGAN HAK
PEREMPUAN

SEKSI

SEKSI

SEKSI

KELEMBAGAAN PENGARUSUTAMAAN
GENDER DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
BIDANG SOSIAL POLITIK DAN HUKUM


DATA DAN INFORMASI ANAK

HAK SIPIL, INFORMASI DAN
PARTISIPASI

SEKSI

SEKSI

SEKSI

KELEMBAGAAN PENGARUSUTAMAAN
GENDER DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
BIDANG KUALITAS KELUARGA

SISTEM DATA DAN INFORMASI

KESEHATAN DASAR DAN
KESEJAHTERAAN


SEKSI
PERLINDUNGAN KHUSUS
ANAK

SEKSI
DATA KEKERASAN
PEREMPUAN DAN ANAK

UPTD

Universitas Sumatera Utara

4.1.1 Tujuan pembentukan Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan dan Anak
1. Memfasilitasi kebutuhan perempuan dan anak korban kekerasan dalam
memenuhi hak korban yaitu hak atas kebenaran, hak atas perlindungan,
hak atas keadilan dan hak atas pemulihan atau pemberdayaan
2. Mewujudkan kesejahteraan, keadilan dan kesetaraan gender diberbagai
bidang kehidupan perempuan dan anak secara menyeluruh.
4.1.2 Sasaran
1) Perempuan dan anak korban kekerasan
2) Masyarakat
3) Pengambilan kebijakan atau pemerintah
4) Lembaga pemberi layanan (SKPA, lembaga Vertikal, LSM)
4.1.3 Peran Pusat pelayanan Terpadu Perempuan dan Anak
1. Sebagai pusat pelayanan bagi perempuan dan anak korban kekerasan.
2. Sebagai pusat data dan informasi tentang kekerasan terhadap perempuan
dan anak .
3. Sebagai koordinasi lintas sector terkait pemberian layanan bagi perempuan
dan anak korban kekerasan.
4.2 Arah dan Kebijakan Umum Bidang Pembangunan yang Dikelola
Arah dan kebijakan umum bidang pembangunan yang dikelola di Pusat
Pelayanan Terpadu Perempuan dan Anak Provinsi Sumatera Utara,
berdasarkan Surat Peraturan Gubernur Sumatera utara No.13 Tahun 2017
tentang Tugas, Fungsi, Uraian Tugas dan Tata Kerja Dinas PP dan PA
Provinsi Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara

4.2.1 Fungsi Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan dan anak Provinsi
Sumatera Utara
Dalam menjalankan fungsinya, Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan dan
Anak Provinsi Sumatera Utara (P2TP2A) menangani hal yang berkaitan
dengan Perempuan dan anak yang dilakukan dengan :
a. Fungsi sosialisasi dan pendampingan
Melakukan sosialisai dan advokasi tentang Peraturan-undang-undang
yang berkaitan tentang perempuan dan anak.
b. Fungsi riset dan kajian
Melakukan pengkajian Peraturan Perundang-undangan, kebijakan
pemerintah dan kondisi pendukung lainnya baik dibidang sosial,
ekonomi dan budaya.
c. Fungsi monitoring dan Evalusi
Menyampaikan dan memberikan masukan, saran dan pertimbangan
kepada baerbagai pihak terutama Gubernur, DPR, Instansi Pemerintah
terkait ditingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota.
d. Fungsi supervisi
Memberikan laporan, saran, masukan dan pertimbangan kepada
Gubernur Provinsi Sumatera Utara dalam rangka penyelenggaraan
Perlindungan Perempuan dan Anak Provinsi Sumatera Utara.
e. Fungsi penyediaan data dan informasi
Mengumpulkan data dan informasi tentang masalah perlindungan
anak.

Universitas Sumatera Utara

4.3 Pembagian Tugas
Pada Peraturan Gubernur Sumatera Utara terdapat tugas yang harus
dijalankan oleh Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan dan Anak yaitu sebagai
berikut :
a. Melaksanakan persiapan perumusan kebijakan pengumpulan, pengolahan,
analisis dan penyajian data dan informasi kekerasan terhadap perempuan
dan anak
b. Melaksanakan

persiapan

forum koordinasi

penyusunan

kebijakan

pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data dan informasi
kekerasan terhadap perempuan dan anak.
c. Melaksanakan persiapan perumusan kajian kebijakan pengumpulan,
pengolahan, analisis dan penyajian data dan informasi kekerasan terhadap
perempuan dan anak.
d. Melaksanakan persiapan koordinasi dan sinkronisasi penerapan kebijakan
pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data dan informasi
kekerasan terhadap perempuan dan anak.
e. Melaksanakan fasilitasi, sosialisasi dan distribusi kebijakan pengumpulan
pengelolahan, analisis dan penyajian data dan informasi kekerasan
terhadap perempuan dan anak .
f. Melaksanakan persiapan bahan pemberian bimbingan teknis dan supervisi
penerapan kebijakan pengumpulan, pengelolahan, analisis dan penyajian
data dan informasi kekerasan terhadap perempuan dan anak.

Universitas Sumatera Utara

g. Melaksanakan pemantauan, menganalisis, mengevaluasi dan melaporkan
penerapan kebijakan pengumpulan, pengelolahan, analisis dan penyajian
data dan informasi kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Agar dapat berjalannya suatu tugas dan fungsi yang sudah ada maka Pusat
Pelayanan Terpadu Perempuan dan Anak mempunyai susunan dengan masingmasing kebijakan umum yang berdasarkan pada fungsinya masing – masing
yakni:

Bagian Ketujuh
UPT Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan dan Anak
Pasal 13 menyatakan bahwa
1) UPT Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan dan Anak mempunyai tugas
membatu Kepala Dinas dibidang pelayanan terpadu perempuan dan anak.
2) UPT Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan dan Anak, menyelenggarakan
fungsi:
a. Penyelenggaraan pembinaan pegawai pada lingkup UPT
b. Penyelenggaraan arahan, bimbingan kepada pejabat struktural pada
lingkup UPT serta pelayanan umum
c. Penyelenggaraan instruksi pelaksanaan tugas lingkup UPT
d. Penyelenggaraan

penyusunan

dan

penyempurnaan

standar

pelaksanaan administrasi perencanaan, keuangan, umum dan
kepegawaian serta pelayanan umum.

Universitas Sumatera Utara

e. Penyelenggaraan administrasi perencanaan, keuangan, umum,
kepegawaian dan pelayanan umum, sesuai ketentuan dan standar
yang ditetapkan
f. Penyelenggaraaan koordinasi penyusun rencana pembangunan
jangka menengah dan tahunan UPT sesuai ketentuan dan standar
yang ditetapkan
g. Penyelenggaraan pelayanan terpadu kepada perempuan dan anak
korban kekerasaan dan tindak pidana perdangan orang
h. Penyelenggaraan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak
diberbagai pembangunan
i.

Penyelenggaraan jejaring koordinasi dan kerjasama berdasarkan
mekanisme kerja lintas disiplin dan institusi

j.

Penyelenggaraan koordinasi dan kerjasama kepada seluruh
stakeholder baik ditingkat provinsi dan Kabupaten / Kota seluruh
Indonesia.

k. Penyelenggaraan pemeberi masukan yang perlu kepada dinas
sesuai bidang tugas dan fungsinya
l.

Penyelenggaraan tugas dan fungsinya kepada kepala Dinas, sesuai
standar yang di tetapkan .

3) Kepala UPT mempunyai uraian tugas:
a. Mennyelenggarakan pengkajian dan koordinasi perencanaan dan
program UPT
b. Menyelenggarakan pengelolaan dan pembangunan administrasi
keuangan

Universitas Sumatera Utara

c. Menyelenggarakan pengendalian administrasi anggaran belanja
d. Menyelenggarakan pengeloaan dan pembangunan administrasi
keuangan
e. Menyelenggarakan peneyusunan rencana kerja, laporan kinerja
(LK), laporan keterangan penanggung jawaban (LKPJ), dan
laporan pelaksana pemerintah daerah (LPPD) UPT
f. Menyelenggarakan pengelolaan dan pembinaan dinas
g. Menyelenggarakan fasilitasi pelayanan umum, pelayanan minimal
h. Menyelenggarakan pelayanan terpadu perempuan dan anak korban
kekerasan
i.

Menyelenggarakan pemberdayaan perempuan perlindungan anak
diberbagai bidang pembangunan

j.

Menyelenggarakan

penyediaan

rumah

perlindungan

sementara/rumah aman bagi perempuan korban kekerasan dan
tindak pidana perdagangan orang
k. Menyelenggarakan pengadaan , memeliharaan, pembinaaan dan
pengelolan urusan rumah tangga, perlengkapan/ peralatan kantor
l.

Menyelenggarakan fasilitasi dan pengaturan kantor

m. Menyelenggarakan

telaahan

staf

sebagai

pertimbangan

pengambilan kebijakan
n. Menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja tertentu
o. Menyelenggarakan dan mengatur rapat-rapat UPT
p. Menyelenggarakan tugas lain, sesuai dengan tugas dan fungsinya

Universitas Sumatera Utara

4) Untuk melaksanakan tugas, fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (10,
ayat (2) dan ayat (3), kepala UPT dibantu,
a. Sub Bagian Tata Usaha
b. Seksi Pelayanan
c. Seksi Koordinasi dan Kerjasama
Terdapat pasal 14 yang menjelaskan tugas dari Sub Bagian Tata Usaha dan
Seksi Pelayanan serta Seksi Koordinasi dan Kerjasama, yaitu sebagai berikut:
1) Kepala Sub Bagian Tata Usaha mempunyai uraian tugas:
a. Melaksanakan pengumpulan data/ bahan dan referensi untuk
kebutuhan pelaksanaan tugasdan fungsi UPT
b. Melaksanakan penyusunan perencanaan/ atau kegiatan kerja UPT
dan Sub Bagian Tata Usaha
c. Melaksanakan penyusunan dan pengolahan data kepegawaian
d. Melaksanakan penyusunan bahab dan penyajian anggaran UPT
e. Melaksanakan pengadministrasian dan pembukuan keuangan UPT
f. Melaksanakan

koordinasi

penyusunan

bahan

evaluasi

dan

pelaporan administrasi keuangan
g. Melaksanakan

administrasi/

penatausahaan,

penerimaan,

pendistribusian, surat-surat, naskah dinas dan arsip
h. Melaksanakan penggandaan naskah dinas
i.

Melaksanakan penyusunan bahan rencana strategis (RENSTRA),
Rencana Kerja (Renja), Laporan Kinerja (LK), LKPJ dan LPPD
UPT

Universitas Sumatera Utara

j.

Melaksanakan

urusan

keprotokolan,

upacara,

absensi

dan

penyiapan rapat-rapat
k. Melaksanakan pengelolaan hubungan masyarakat, pelayanan
umum, pelayanan minimal dan pendokumentasian surat-surat,
barang bergerak dan barang tidak bergerak
l.

Melaksanakan

penyusunanrencana

kebutuhan

sarana

dan

prasarana, pengurusan rumah tangga, pemeliharaan/ perawatan
lingkungan kantor, kendaraan dan aset lainnya serta ketertiban,
keindahan, keamanan dan layanan kantor
m. Melaksanakan penyusunan laporan, evaluasi dan ,monitoring
kegiatan Sub Bagian Tata Usaha
n. Melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan
pertimbangan pengambilan kebijakan
o. Melaksanakan penyerasian ketikan naskah dinas
p. Melaksanakn koordinasi dengan unit kerja terkait
q. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala UPT sesuai
dengan bidang tugasnya
r. Melaksanakan pemeberian masukan yang perlu kepada kepala
UPT, sesuai bidang tugasnya
s. Melaksanakan pembuatan laporan dan mempertanggungjawabkan
pelaksanaan tugasnya keda kepala UPT, sesuai standar yang
ditetepkan
2) Kepala Seksi Pelayanan mempunyai uraian tugas:

Universitas Sumatera Utara

a. Melaksanakan pengumpulan data/ bahan dan referensi untuk
kebutuhan pelaksanaan tugas dan fgungsi UPT
b. Melaksanakan penyusunan perencanaan/ program kerja UPT dan
Seksi Pelayanan
c. Melaksanakan pelayanan terpadu kepada perempuan dan anak
korban kekerasan dan tindak pidana pedagangan orang berupa
layanan penanganan pengaduan, layanan pendampingan hukum,
layanan rehabilitasi dan reintegrasi sosial
d. Melaksnakan pemberdayaan perempuan dan anak diberbagai
bidang pembangunan
e. Melaksanakan perlindungan terhadap perempuan dan anak dari
berbagai bentuk diskriminasi dan kekerasan
f. Melaksanakan upaya pencegahan agar diskriminasi perempuan dan
anak tidak terjadi
g. Melaksanakan penyediaan rumah aman sebagai perlindungan
sementara bagi perempuan dan anak korban kekerasan
h. Melaksankan koordinasi penyusunan bahan evaluasi dan pelaporan
peelayanan
i.

Melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan
pertimbangan pengambilan kebijakan

j.

Melaksanakn koordinasi dengan unit kerja terkait

k. Melaksanakn tugas lain yang diberikan Kepala UPT sesuai dengan
bidang tugasnya

Universitas Sumatera Utara

l.

Melaksanakan pemberian masukan yang perlu kepada Kepala
UPT, sesuai bidang tugasnya

m. Melaksanakan pembuatan laporan dan mempertanggung jawabkan
pelaksanaan tugasnya kepada Kepala UPT, sesuai standar yang
ditetapkan
3) Kepala Seksi Koordinasi dan Kerjasama mempunyai uraian tugas:
a. Melaksanakan pengumpulan data/ bahan dan referensi untuk
kebutuhan pelaksanaan tugas dan fungsi UPT
b. Melaksanakan Penyusunan perencanaan program kerja UPT dan
seksi Koordinsi dan Kerjasama
c. Melaksanakan pemantauan prosedur birokrasi kerja tata naskah
dinas, sasran administrasi, sistem pelayanan, pengkajian dan
eksaminasi sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan
d. Melaksanakan pengembangan jejaring koordinasi dan kerjasama
berdasarkan mekanisme kerja kintas disiplin dan institusi
e. Melaksanakan

koordinasi

dan

kerjasama

kepada

seluruh

stakeholder baik ditingkat Provinsi dan Kabupaten/ Kota seluruh
Indonesia
f. Melaksnakan

koordinasi,

komunikasi

dan

promosi

untuk

memberikan informasi kepada masyarakat
g. Melaksanakan pembinaan dan advokasi pembentukan Pusat
Pelayanan Terpadu Perempuan dan Anak (P2TP2A) kabupaten/
kota

Universitas Sumatera Utara

h. Melaksanakn

penyusunan

pengkoordinasian

evaluasi

dan

monitoring
i.

Melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan
pertimbangan pengambilan kebijakan

j.

Melaksanakna koordinasi dengan Unit Kerja terkait

k. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala UPT sesuai
dengan bidang tugasnya
l.

Melaksanakan pemberian masukan yang perlu kepada Kepala
UPT, sesuai bidang tugasnya

m. Melaksanakn pembuatan laporan dan mempertanggungjawabkan
pelaksanaan tugas kepada UPT, sesuai standar yang ditetapkan
Bagian Kedelapan
Kelompok Jabatan Fungsional
Pasal 15 menyatakan bahwa:
1) Kepala dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi
Sumatera Utara dapat dibentuk dalam jabatan fungsional yang mempunyai
tugas membantu dan melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Dinas sesuai
dengan keahlian masing-masing
2) Kelompok jabatan fungsional terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang
diatur dan ditetapkan sesuai dengan ketentuan perundang-undanan
3) Jumlah tenaga fungsional sebagai dimaksud pada ayat (2) ditentukan
berdasarkan kebutuhan dan beban kerja
BAB III
TATA KERJA

Universitas Sumatera Utara

Pada pasal 16 menyatakan bahwa:
1) Dalam melaksanakan tugasnya kepala Dinas, Sekretaris, kepala Bidang,
Kepala UPT, Kepala Seksi dan Sub Bagian wajib menerapkan prisip
koordinasi, integrasi, simplikasi, dan sinkronisasi baik intern maupun antar
satuan kerja/ unit organisasi lainnya sesuai tugas an mekanisme yang
ditetapkan
2) Kepala dinas wajib melaksanakn pengawasan dsan pembinaan terhadap
bawahannya masing-masing
3) Dalam hal Kepala Dinas berhalangan dalam melaksanakan sesuatu hal,
sekretaris melaksanakan tugas-tugas Kepala Dinas, sesuai dengan
ketentuan peraturan
4) Apabila sekretaris Dinas berhalangan melaksanakan tugasnya karena
sesuatu hal, maka Kepala Dinas menghunjuk pejabat yang telah memenuhi
persyaratan untuk melaksanakan tugas sekretaris
5) Apabila kepala Bidang berhalangan dalam melaksanakan tugasnya karena
sesuatu hal, Kepala Dinas menghujuk pejabat yang telah memenuhi
persyaratan untuk melaksanakan tugas Kepala Bidang
6) Apabila kepala UPT berhalangan dalam melaksanakan tugasnya karena
sesuatu hal, Kepala Sub Bagian Tata Usaha melaksanakan tugas-tugas
Unit Pelaksana Teknis sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
7) Apabila Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan/ atau kepala Seksi
berhalangan dalam melaksanakan tugas karena sesuatu hal, Kepala Unit
Pelaksana Teknis menghujuk pejabat yang telah memenuhi persyaratan

Universitas Sumatera Utara

untuk melaksanakan tugas Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan/ atau
Kepala Seksi
8) Atas dasar pertimbangan dayaguna dan hasilguna, dalam hal berhalangan
melaksanakan tugasnya, masing-masing pejabat setingkat dibawahnya
yang dapat bertanggungjawab, sesuai ketentuan peraturan perundangundangan
Pada pasal 17 menyatakan bahwa:
Untuk kepentingan koordinasi pengendalian surat menyurat maka :
1) Surat Dinas yang akan ditandatangani oleh Gubernur harus melalui paraf
koordinasi, Asisten Sekretaris Daerah dan Sekretaris Daerah
2) Surat Dinas yang akan ditandatangani Kepala Dinas, harus melalui paraf
penanggungjawab Kepala Bgaian Sub Bagian/ Kepala Seksi, Sekretaris
dan Kepala Bidang

4.4 fasilitas di Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan dan Anak Provinsi
Sumatera Utara
Pusat Pelayanan Tgerpadu Perempuan dan Anak Provinsi Sumatera Utara
(P2TP2A) terletak di Kantor Gubernur Sumatera Utara . Pusat Pelayanan
Terpadu Perempuan dan Anak Provinsi Sumatera Utara ini baru berdiri sejak
tahun 2017 ini, dan sudah disahkan oleh Keputusan Gubernur Sumatera Utara
No 13 Thun 2017 .
Adapun fasilitas yang disediakan oleh Pusat Pelayanan Terpadu
Perempuan dan Anak Provinsi Sumatera Utara anta lain :
a. Ruang Mediasi

Universitas Sumatera Utara

Fasilitas ini diperuntukkan bagi patra orang tua atau keluarga yang
mempunyai masalah terhadap perempuan dan anak. ketika permasalahan
yang dihadapi tidak mendapatkan titik terang dari suatu lembaga negara
seperti pengadilan, maka dari pihak pusat Pelayanan Terpadu Perempuan
dan Anak Provinsi Sumatera Utara memberikan jalan penengah dibalik
permasalahan tersebut. Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan dan Anak
Provinsi Sumatera Utara sendiri akan membuka percakapan dari pihak
pelapor dan terlap[or dengan segala keinginan kedua pihak untuk
mendapatkan hasil yang terbaik bagi anak, maka dari pihak Pusat
Pelayanan Terpadu Perempuan dan Anak Provinsi Sumatera Utara akan
menampung segala harapan dan keinginan dari masing-masing pihak
lewat notulensi.
Setiap percakapan yang terjadi selama mediasi akan ditulis
kembali ke berita acara, agar jika salah satu pihak menginginkan hasil
percakapan selama mediasi dapat diberikan kembali kepada pihak terlapor
mau pun pelapor sebagai pertimbangan atau catatan pribadi. Apabila
segala kesepakatan yang tercatat dilanggar, maka segala keinginan dan
harapan salah satu pihak akan dicabut.
b. Ruang Sholat
Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan dan Anak (P2TP2A) juga
menyediakan tempat beribadah bagi setiap pengaduan yang datang.
Ruangan ini tidak cukup besar hanya cukup untuk sekedar sholat untuk 2
orang maksimal, yang dilengkapi dengan 2 mukenah, sajadah dan tempat
berwudhu.

Universitas Sumatera Utara

c. Ruangan Bimbingan Konseling
Fungsi ruang ini adalah sebagai tempat konsultasi dan evaluasi
perkembangan psikologi korban. Ruang ini khususnya digunakan oleh
pekerjaan sosial untuk memberikan bimbingan dan penyuluhan bagi
korban. Sehingga korban dapat memperoreh terapi psikologi dari ahlinya.
Disini juga nantinya korban akan diajak bicara tentang apa yang
diaalaminya.
Pekerjaan sosial (peksos) melakukan konseling kepada klien untuk
memeberikan kebebasan bicara buat korban dalam berinteraksi dengan
Peksos. Diharapkan ketika korban diberikan pertanyaan soal kejadian yang
dia alami, dapat memberikan informasi yang dijadikan sebagai kronologis
dan kejadian yang korban alami dengan memberikan kenyataan agar
sikorban tidak takut untuk berinteraksi dengan konselor
d. Ruang Pengaduan
Ruangan ini digunakan dimana seseorang atau kelompok yang datang
dengan membawa permasalahan yang berkaitan dengan anak dan
mengadukan segalanya dengan harapan pihak Pusat Pelayanan Terpadu
Perempuan dan Anak Provinsi Sumatera Utara dapat membatu masalah
tersebut sampai tuntas. Pengaduan yang datang ke Pusat pelayanan
Terpadu Perempuan dan Anak Provinsi Sumatera Utara akan memberikan
informasi dari apa yang dialami oleh klien. Segala pengaduan yang datang
akan diijinkan untuk mengutarakan apa yang dirasakan oleh si klien.
Sehingga dari pihak Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan dan Anak

Universitas Sumatera Utara

Provinsi Sumatera Utara dapat segera melakukan upaya terkait dengan
kasus yang dialami klien tersebut.
e. Ruang Rapat
Ruangan ini digunakan untuk melakukan pertemuan anatara para staf
di Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan dan Anak Provinsi Sumatera Utara
untuk membahas program-program apa yang akan dibuat untuk kegiatan
selanjutnya .
f. Rumah Aman (Shelter)
Shelter atau rumah aman milik Pusat pelayanan terpadu perempuan
dan anak Provinsis Sumatera Utara merupakan tempat tersembunyi yang
digunakan untuk memberikan perlindungan bagi para korban baik
perempuan dan anak yang mengalami sauatu ancaman akan jiwa dan
keselamatannya. Begitu juga halnya dengan penindasan dari orang-orang
yang tidak bertanggung jawab sehinggan diharapkan dapat memberikan
ketenangan dalam jiwa dan berpikir klien. Biasanya rumah aman atau
shelter hanya dilakukan dalam kurun waktu sementara. Ini dilakukan agar
para klien dapat merasakan ketenangan dan menghilangkan ketakutan
pada diri anak ketika melihat orang banyak.

4.5 Proses Penanganan Kasus di Pusat pelayanan Terpadu Perempuan Dan
anak Provinsi Sumatera Utara.
Ada beberapa tahapan-tahapan atau proses yang akan dilakukan ketika
menangani kasus Penanganan Hak Asuh Anak yaitu :
a. Pengaduan

Universitas Sumatera Utara

Proses pengaduan ini merupakan langkah awal ketika seseorang, instansi
atau kelompok yang datang mengajukan suatu kasus yang terkait dengan
permasalahan perempuan dan anak, khususnya penanganan hak asuh anak.
biasanya seorang atau kelompok yang datang mengadu disebut pelapor, dimana
orang tersebut merupakan yang pertama kali mengetahui secara lengkap
kronoligis akan pristiwa tersebut. Pelapor akan memberikan informasi yang akurat
dengan apa yang menjadi masalah terhadap hal tersebut, sehingga lembaga ini
akan mencatat kronologi tersebut untuk dijadikan sebagai buku penerimaan
pengaduan.
Adapun syarat yang akan dipenuhi ketika pelapor datang dan memberikan
pengaduannya kepada Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan dan Anak Provinsi
Sumatera Utara seperti memberikan data diri pelapor, identitas korban dan
menceritakan kronologis kejadian secara benar jika semuanya terpenuhi maka
tahapan selanjutnya pelapor dan terlapor akan diundang untuk menghadiri proses
mediasi baik secara via telpon tau melalui pos.
Tata Cara Pengaduan
1. Langsung, melalui menerima pelaporan atau pengaduan masyarakat yang
datang langsung ke Kantor Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan dan Anak
Provinsi Sumatera Utara secara langsung.
2. Tidak langsung, menerima pengaduan atau pelaporan dari masyarakat baik
melalui telphon, surat serta via e-mail.
Prinsip-prinsip Pengaduan
Dalam penanganan pengaduan, harus memperhatikan beberapa prinsip :
1. Non Diskriminasi

Universitas Sumatera Utara

Dalam penerimaan pengaduan kasus harus didudukkan sebagai
subyek atau manusia yang mempunyai martabat yang harus dihormati dan
dilindungi. Penerimaan pengaduan sebaiknya menghindari perbedaan yang
menyangkut Kondisi fisik dan mental dari klien.
2. Mengutamakan kepentingan terbaik bagi klien
Dalam penerimaan pengaduan harus memperhatikan kepentingan
yang terbaik bagi klien yang diperlakukan secara manusiawi, mempunyai
akses informasi dan menjaga privasi dan pengaduan.
3. Menghormati pandangan klien
Dalam penerimaan pengaduan anak, anak mempunyai kebebasan untuk
menyampaikan pendapat menyampaikan pendapat dan sikapnya tanpa ada
tekanan dari pihak manapun.
Mekanisme Pengaduan
1. Penerimaan (pendaftaran) Pengaduan
Setiap pengaduan harus didaftar terlebih dahulu sehingga kasus aduan
dapat dicatat dengan jelas dan akurat sebelum memberikan saran
2. Analisis dan klasifikasi kasus/masalah
Setiap pengaduan diberikan analisis kemudian diklasifikasi dan
dicarikan alternatif solusi terbaik bagi anak
3. Tindak lanjut penyelesaian
Upaya mempertemukan pihak yang bermasalah untuk penyelesaian
kasus demi kepentingan terbaik bagi anak.
4. Rujukan pada pihak pendampingan

Universitas Sumatera Utara

Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan dan Anak dapat memberikan
saran rujukan untuk pendampingan bagi anak dalam penyelesaian
masalah (hukum, psikologi atau sosial)
b. Mediasi
Proses mediasi merupakan proses dimana merespon pengaduan pelapor
yang

datang.

Mediasi

bertujuan

untuk

memberikanjalan

penengah

dibalikpermasalahan yang diperuntukkan bagi para orang tua atau keluarga
yang mempunyai masalah, guna untuk mendapatkan hasil yang terbaik bagi
klien.

Keinginan

pelapor

akan

dilakukannya

mediasi karena

tidak

mendapatkan hasil yang maksimal dari putusan pengadilan sehingga
diharapkan kepada lembaga ini untuk dapat membantu dalam menemukan
jalan tengah dari permasalahan tersebut. Dalam mediasi ini juga para pihak
pelapor dan terlapor akan dipertemukan dan duduk bersama dalam satu
ruangan, ini dilakukan agar masing-masing pihak dapat saling mendengar dan
menyimak secara seksama dengan apa yang diinginkan pelapor.
Proses mediasi ini dilakukan sebanyak 3 kali panggilan kepada pihak
terlapor, apa bila dalam setiap undangan pihak terlapor tidak menghadiri
proses mediasi maka akan dinyatakan tidak berhasil dalam menempuh hasil
bersama yang telah dibuat oleh pihak Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan
dan Anak Provinsi Sumatera Utara, maka terlapor akan dinyatakan sebagai
klien yang tidak koorperatif. Ini bisa saja akan menjadi momentum yang berat
terhadap terlapor, jika suatu saat pelapor memberikan informasi akan
ketidakhadirannya saat dilakukannya mediasi selanjutnya dipengadilan.
Catatan itu akan dijadikan pertimbangan hakim di pengadilan saat

Universitas Sumatera Utara

dilakukannya sidang terikat dengan hak kuasa asuh. Yang didapat dari proses
mediasi ini adalah adanya kesepakatan tertulis terkait dengan keinginan dari
masing-masing pihak.
c.

Pemantauan atau Rekam Aduan
Pemantauan atau rekam aduan ini dimaksudkan untuk memantau dan
memonitoring anak setelah kembali kelingkungan keluarganya (pengasuh)
dengan apa yang sudah disepakati melalui proses mediasi yang pernah
dilakukan pemantauan ini bisa dilakukan dengan cara berkomunikasidengan
pelapor atau melakukan tindak lanjut ke tempat kediaman pengasuh ataupun
terlapor. Rekam aduan dapat dijadikan sebagi bukti bahwasanya pihak
pelapor dan terlapor diketahui melanggar atau tidak memenuhi segala
kesepakatan yang sudah diketahui oleh lembaga. Maka jika hal ini terjadi,
dipastikan salah satu pihak akan dikenakan sanksi karena melanggar surat
kesepakatan yang sudah diketahui oleh beberapa pihak.

Universitas Sumatera Utara

BAB V
ANALISIS DATA
5.1 Pengantar
Pada bab V ini akan membahas mengenai data-data yang diperoleh
peneliti dari lapangan dengan informan. Melalui hasil penelitian yang telah
dilakukan oleh peneliti dilapangan yaitu dengan melakukan teknik wawancara
mendalam, observasi, catatan lapangan dan dokumentasi keadaan informan,
peneliti berhasil mengumpulkan data dan informasi mengenai “ Penerapan
Prinsip-Prinsip Pekerjaan Sosial Dalam Penanganan Hak Asuh Anak Oleh Pusat
Pelayanan Terpadu Perempuan dan Anak Provinsi Sumatera Utara.
Pengumpulan data dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu:
1. Penelitian dilakukan atau diawali dengan melakukan observasi kelokasi
penelitian. Adapun lokasi yang telah di observasi peneliti adalah di Pusat
Pelayanan Terpadu Perempuan dan Anak Provinsi Sumatera Utara
2. Melakukan wawancara mendalam, informan yang digunakan adalah
penelitian sebanyak 4 orang, dengan komposisi 3 informan utama, dan 1
informan kunci. Informan utama dalam penelitian ini merupakan Tenaga
Kesejahteraan Sosial di Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan dan Anak
Provinsi Sumatera Utara yang dapat memberikan informasi bagaimana
cara penanganan hak asuh anak yang mereka tanganin, mulain dari
penerimaan awal sampai akhir ditemukanya siapa yang berhak
mendapatkan hak asuh anak tersebut, dan informan kunci dalam penelitian
ini merupakan orang yang dapat memberikan informasi pokok yang
diperlukan peneliti untuk melengkapi data-data yang diperlukan.

Universitas Sumatera Utara

3.

Dokumentasi, peneliti mengumpulkan beberapa dokumentasi cara
penanganan hak asuh anak yang ada di Pusat Pelayanan Terpadu
Perempuan dan Anak
Dari hasil yang telah dilakukan dilapangan diperoleh berbagai data. Untuk
melihat gambaran yang lebih jelas dan rinci, maka peneliti mencoba
menguraikan petikan wawancara dengan informan serta narasi penulis tentang
data-data tersebut.

5.2 Hasil Temuan
5.2.1 Informan I (Utama)
Nama

: Widya Susanti . SPi

Usia

:33 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan
Agama

: Islam

Pendidikan

:S1

Jabatan

: Kasi Pelayanan

Status

: Menikah

Ibu Widya Susanti atau lebih akrab dipanggil ibu widya. Ibu widya menjabat
di pusat pelayanan terpadu perempuan dan anak sebagai kasi pelayanan sosial. Ibu
widya banyak mengetahui tentang penanganan kasus-kasus yang ada di Pusat
pelayanan terpadu perempuan dan anak ini dan tidak terkecuali pada kasus
penanganan hak asuh anak. pada saat penulis datang di kantor pusat pelayanan
terpadu perempuan dan anak ibu widya dijumpai dengan sikap yang sangat
terbuka dengan penulis, beliau ini salah satu pekerja sosial yang ikut terjun
langsung menanganin kasus ini sampai selesai, sifatnya yang ramah dan bawaan

Universitas Sumatera Utara

dirinya yang mudah akrab pasti membuat para klien mudah untuk menceritakan
masalahnya pada beliau, terutama saat dalam proses assesment.
Dalam penanganan hak asuh anak ini pasti ada tahapan yang akan dijalankan
oleh pekerja sosial untuk menyelesaikan kasus dan pasti akan terjadi berbagai
banyak hambatan yang akan terjadi saat kasus itu berjalan. Berikut penuturan Ibu
Widya :
“ iya dek, jelaslah kalau tahapan itu dalam setiap lembaga pasti
ada, kalau disi ya itu melakukan assesmen dan mediasi, seperti yang
kamu tau kan dek assesemen itu mencaritau apa sih permasalahan
yang mereka hadapi, sedangkan mediasi kan pertemuan kedua belah
pihak yang bersangkutan untuk mengambil keputusan mana yang harus
ambil, kalau bisa pn dalam mediasi ini mereka kembali bersatu dan
tidak merebutkan anak ini akan kami satukan, karna dalam kasus ini
yang paling tersakiti adalah sianak mereka itu. Kalau soal hambatan
itu ada pastinya, hambatan yang biasa terjadi disini kayak para kedua
belah pihak yang tidak responsip pada undangan yang ditujukan
padanya untuk menghadiri mediasi, gagalnya mediasi atas tekanan
yang dilakukan keluarga, seperti orangtua yang ikut menginterfensi
pelapor, dan boleh jadi juga pihak terlapor yang tinggal jauh
diluarkota, yang susah untuk menjangkaunya.
Dalam penyelesaian kasus ini pasti ada waktu tersendiri untuk
menyelesaikannya. Berikut penuturan Ibu Widya :
“ lama waktu kasus ditanganin itu berpariasi dek, ada kasus
yang cepat untuk kita tanganin, dan ada kasus yang lama kita

Universitas Sumatera Utara

tanganin , sampai pun boleh jadi jika kita tidak mampu lagi
menamnganinnya diderahkan pada pihak yang berwajib, tapi lebih
sering kita menghadpi sampai 2 minggu saja kasus itu dapat selesai.
Sebagai pekerjaan sosial ( Peksos) pasti ada prinsip yang akan dijalankan
dalam penanganan setiap kasus ini . Berikut penuturan Ibu Widya :
“ iya dek pasti ada, tapi tidak semua dari 6 prinsip peksos itu
kami gunakan, yang kami pakai pasti secara umumnya penerimaan,
partisipasi,komunikasi,dan kerahasian, soal kerahasian pastilah
kami menjaga kerahasian dari klien kami itu sendiri.
Orangtua pasti punya tanggapan sendiri dari pelayanan yang para peksos
ini lakukan dalam penanganan kasus , khususnya pada kasus penanganan hak asuh
anak. Berikut penuturan Ibu Widya :
“tanggapaannya biasanya sepihak , paling saat mereka sudah
mendapatkan keputusan dari pengadilan itu, kenapa kayak tidak adil gini
yaa (ucap mereka), namun kan disini pusat pelayanan terpadu perempuan
dan anak sebagai mediator , harius bersifat netral , kita sebagai mediator
juga berharap ortangtua dapat bersatu saja, karna tetap yang jadi korban
itu sudah pasti anak.
Setelah semua kasus selesai dan sudah ditemukan siapa yang berhak
dalam penanganan hak asuh anak itu maka tindakan selanjutnya yang akan
dilakukan dari pusat pelayanan terpadu perempuan dan akan seperti apa. Berikut
penuturan Ibu Widya :
“ iya tentunya kan tidak begitu saja kami serahkan hak asuh anak
tersebut pada orangtuanya, pasti yang akan kami lakukan akan

Universitas Sumatera Utara

membuat surat pernyataan dari 2 belah pihak yang akan disaksikan
oleh para staf Pusat pelayanan terpadu perempuan dan anak, kalau
bisa kepala lingkungan dan para orangtua dari terlapor dan
pelapor.
5.2.2 Informan II (Utama)
Nama

: Nura Riza . SE

Usia

: 33Tahun

Jenis Kelamin

: Perempuan

Agama

: Islam

Pendidikan

:S1

Jabatan

: Staf pelayanan Pengaduan

Status

: Menikah

Ibu Nura Riza adalah seorang yang berkerja di pusat pelayanan terpadu
perempuan dan anak yang menjabat sebagai staf pelayanan pengaduan. Disini
beliau akan menerima semua catatan yang berhubungan masuknya laporan kasus
dari para klien. Ibu widya juga orang yang ramah saat penulis meminta waktunya
untuk menjawab pertanyaan seputas kasus penanganan hak asuh anak.
Tahapan yang sering digunakan saat dalam menanganin kasus biasanya
seperti apa dan pasti adanya hambatan saat berjalannya proses tersebut saat
dilakukan. Berikut penuturan Ibu Nura Riza :
“ tahapan yang dilakukan ya seperti biasa dek, tahap assesment
dan mediasi, masalah hambatan itu pasti ada apa lagi saat proses
mediasi itu mau dilaksanakan, yang tidak bisa menghadiri lah

Universitas Sumatera Utara

mereka atau jauhnya jangkauan mereka untuk ke kantor pusat
pelayanan terpadu perempuan dan anak ini kan.
Waktu yang diperlukan untuk penyelesaian kasus itu biasanya samapai
berapa lama dalam pusat pelayanan terpadu perempuan dan anak ini. Berikut
penuturan Ibu Nura Riza :
“ biasanya yang paling cepat kasus yang kami tanganin bisa sekali
assesmen dan mediasi sekitar 2 minggu, tapi bisa jadi juga kasus ini tidak
selesai karna para 2 belah pihak tidak datang saat ada panggilan mediasi
samapi panggilan ke 3 dan saat itu juga kami membuat surat rujukan
yang akan diserahkan pada pihak yang berwajib untuk melakukan
penanganan pada kasus ini.
Sebagai pekerjaan sosial (peksos) pasti ada prinsip yang diterapkan dalam
penanganan kasus ini, khususnya pada penanganan hak asuh anak. berikut
penuturan Ibu Nura Riza :
“ dari beberapa prinsip yang ada dan harus dijalankan, kami sebagai
peksos yang ada di pusat pelayanan terpadu perempuan dan anak ini
menggunakan prinsip yang biasa digunakan di lembaga lainnya, kami
tetap menggunakan prinsisp penerimaan, pastisipasi, komunikasi dan
kerahasiaan.
Para terlapor pastinya ada tanggapan soal bagaimana proses
penanganan yang dilakukan oleh pusat pelayanan terpadu perempuan dan
anak ini. Berikut penuturan Ibu Nura Riza :
“ tanggapannya pasti mereka salah satu pihak ada yang menganggap
kami kurang adil dalam mengambil keputusan, padahal keputusan itu

Universitas Sumatera Utara

diambil oleh pengadilan, kami sebagai mediator pasti sudah berupaya
dengan sedemikian untuk bersikap adil pada kedua belah pihak.
Setelah semua kasus selesai ada tindaklanjut yang akan diulakukan oleh
pihak pusat pelayanan terpadu perempuan dan anak ini. Berikut penuturan Ibu
Nura riza ;
“ iya dek , pasti ada tindak lanjutnya,kami langsung membuat surat
pernyataan yang disaksikan oleh kedua belah pihak baik pelapor dan
terlapor, kemudian akan kami hadirkan juga kepala lingkungan dari
mereka, serta orang tua dari kedua belah pihak itu sendiri.

5.2.3 Informan III (Utama)
Nama

: Parmohonan Nauli . SH

Usia

: 35 Tahun

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Agama

: Islam

Pendidikan

:S1

Jabatan

: Pendukung Operasional Pelayanan

Status

: Menikah

Bapak Parmohonan Nauli adalah seorang pekerjaan sosial yang berada di
Pusat pelayanan terpadu perempuan dan anak. Beliau adalah sarjana hukum,
dalam P2TP2A ia lebih sering mendampingi para klien untuk berada
dipengadilan. Bapak ini orang yang ramah dan sangat tegas juga orangnya. Saat
pertama memang sedikit ragu, apakah bapak permohonan mau memberikan

Universitas Sumatera Utara

jawaban untuk penelitian penulis, ternyata dia lebih terbuka dari yang
dibayangkan.
Dalam penanganan setiap kasus ada tahapan yang akan dilakukan
termasuk dalam penanganan hak asuh anak, dan ada juga hambatan yang akan
terjadi dalam peroses berjalannya kasus. Berikut penuturan Bapak Permohonan
Nauli :
“ yah assesmentlah dek yang pertama dilakukan,abis itu mediasi,
dari mediasikan akan dikorek apa saja permasalahan mereka, kenapa
bisa sampai beginikan. Hambatan yang sering terjadi biasanya mereka itu
kurang responsif dek saat ada panggilan undangan mediasi, kemudian
bisa juga terjdinya tekanan yang ada sama mereka yang biasanya ya
dilakukan sama para orang tua si pelapor dan terlapor, dan yang paling
jarang itu biasanya kayak jangkauan rumah mereka jauh, jadi susah untuk
memenuhi undangan mediasi.
Lamanya proses dalam penyelesaian masalah biasanya sampai berapa
lama. Berikut penuturan Bapak Permohonan Nauli :
“ lama proses penuntasan masalah yaa, hah biasa nya paling
cepat itu kami tanganin 2 minggu dah yang paling cepat itu dek, dan yang
paling lama ya kasusnya gak bisa kami tanganin, tapi sebenarnya bukan
kami gak bisa nanganin, tapi ya gitulah, ada yang gak mau datang
mediasi sampai 3 kali panggilan pun, yaudah abis itu kami langsung
serahkan semua sama pihak yang berwajib untuk ditindak lanjutin.

Universitas Sumatera Utara

Dalam adanya prinsip pekerjaan sosial pasti ada yang digunakan dalam
pusat pelayanan terpadu perempuan dan anak ini. Berikut penuturan Bapak
Permohonan Nauli :
“ soal prinsip itu pastilah ada kami terapkan apalagi kami sebagai
peksos juga kan, yang biasa kamingunakan, penerimaan, partisipasi,
komunikasi dan kerahasiaan, tidak semua dari prinsip itu kami
gunakan disini.
Para klien atau khususnya orangtua dalam penganan hak asuh anak yang
sebagai pelapor dan terlapor pasti punya tanggapan tersendiri tentang penanganan
hak asuh anak ini. Berikut Penuturan Bapak Permohonan Nauli :
“ tanggapannya biasanya ya dek, paling seputar tidak menerima
mereka soal keputusan yang diambil pengadilan , salah satu pihak
pasti ada yang mau kalau bisa tu di ulang lagi hasil dari pengadilan
itu. Kami sebagai mediator gak mungkinkan melakukan hal yang gak
adil gitu, kalau bisa pun akmi satukan mereka biar anak juga gak
menjadi korban dari permasalan ini.
Setelah semua proses assesmen dan mediasi dilakukan biasanya ada
tindak lanjut yang dilakukan untuk suatu kasus itu benar-benar selesai atau
tuntas. Berikut penuturan Bapak Permohonan Nauli :
“ tindak lanjut yang biasa ya membuat surat pernyataan untuk kedua
belah pihak yang disaksikan oleh staf pusat pelayanan terpadu
perempuan dan anak , kemudian memanggil juga kepala lingkungan
serta orangtua dari kedua belah pihak dari pelapor dan tergugat

Universitas Sumatera Utara

5.2.4 Informan IV ( Kunci )
Nama

: Hamzah. S.Sos

Usia

:52 Tahun

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Agama

: Islam

Pendidikan

:S1

Jabatan

: Seksi Koordinasi dan Kerjasama

Status

: Menikah

Bapak hamzah berusia 50 tahun, bapak hamzah mengenyam pendidikan
Strata 1 (S1). Bapak hamza menjabat sebagai Seksi Koordinasi dan kerjasama
selama 1 priode ini di Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan dan Anak. bapak
hamzah memiliki kepribadian yang ramah saat pertama kali penulis bertemu,
beliau memberikan semua informasi yang penulis butuhkan untuk melakukan
penelitian.
Peneliti bertanya pada pak hamzah apa saja permasalahan yang bisa terjadi
saat dalam penanganan kasus di pusat pelayanan terpadu perempuan dan anak ini.
Berikut penuturan dari Bapak Hamzah :
“jadi dek disini hanya 3 permasalahan yang biasa kami
hadapi yaitu tentang perempuan, anak dan korban traficking,
kenapa saya bilang Cuma 3 itu karna kan dalam permasalahan
perempuan, anak dan traficking ini sangat luas, dalam
permasalahan perempuan bisa terjadi tentang kasus kekerasan
pada wanita dan lainnya, kalau soal anak pasti umum juga banyak
yang tau tentang kasus yang berkaitan dengan anak seperti,

Universitas Sumatera Utara

kekerasan pada anak, anak terlantar, anak yang dilacurkan, anak
yang dianiaya dan sebagainya, sedangkan korban traficking
tentang kasuh atau permasalahan perdagangan manusia, dia juga
bisa anak salah satunya yang sebagai korbannya.
Pasti dalam penanganan hak asuh anak ada kegiatan yang dilakukan oleh
pusat pelayanan terpadu perempuan dan anak. Berikut penuturan Bapak Hamzah :
“ Pusat pelayanan terpadu perempuan dan anak ini
melakukan mediasi antara kedua belah pihak mengenai hak asuh
anak, dan bagaimana tanggung jawab orang tua kedepannya itu
kita harus tau juga, kan gak mungkin anak itu akan diserahkan
sama orang tua yang tidak bertanggung jawab, kemudian
dibuatkalah kesepakatan tersendiri antara staf yang menanganin
dan para orang tua.
Cara penerimaan awal yang dilakukan saat menerima kasus penanganan
hak asuh anak ini apa sama seperti penerimaan awal di lembaga lainnya juga pak.
Berikut penutusan Bapak Hamza :
“ iya bener itu dek, kita dalam pusat pelayanan terpadu
perempuan dan anak ini juga sama melakukan assesment pada
klien, dan kalau soal kasus ini pada orang tua sianak, assesment
ini kan gunanya juga untuk mengorek permasalahan apa yang
terjadi.
Penyelesaian kasus didalam pusat pelayanan terpadu perempuan dan anak
ini ada menggunakan campur tangan dinas sosial kabupaten kota dan dinas sosial
provinsi. Berikut Penuturan Bapak hamza :

Universitas Sumatera Utara

“Tentu ada dek, karna kan juga kita dapat pengantar dari
dinas sosial kabupaten kota atau dinas sosial provinsi untuk
melakukan tindak lanjut kasus itu, makanya kita tadi dijelaskan
sebagai pihak kedua dalam penanganan kasus.
Pasti ada sistem dalam penanganan hak asuh anak ini, atau prosedur dalam
penanganan hak asuh anak ini di pusat pelayanan terpadu perempuan dan anak.
Berikut penuturan Bapak Hamzah :
“ yang pasti tahapan tau prosedur itu yaitu tadi dek
melakukan assesment dan mediasi , namun ya dek jika tahapan
atau prosedur dari assesment dan mediasi itu juga tidak berhasil
maka dengan berat hati kami akan membuat surat rujukan untuk
tinbdak lanjut dari kasus ini oleh pihak yang berwajib atau
kepolisian.
Syarat yang harus dilakukan oleh penggugat atau pelapor dari kasus
penanganan hak asuh anak ini sebelum hak asuh anak itu berada padanya seperti
apa yang harus dipenuhi. Berikut penuturan Bapak Hamzah :
“ syaratnya yah harus ada keputusan pengadilan, keputusan itu kemudian
dilihat dahulukan, jika sudah ada keputusan maka akan dilanjutkan proses
mediasi, namun jika dalan 3 kali panggilan terlapor dan tergugat tidak
datang maka akan dikembalikan kasus itu kepada pihak yang berwajib.
Keputusan dari siapa yang akan mendapatkan hak asuh anak akan
diputuskan oleh pengadilan tetap.
“ iya dek kita tidak bisa mengambil keputusan kan, karna
laoran assesment dan mediasi tadi juga akan di naikan kedalam

Universitas Sumatera Utara

pengadilan, makanya itu pihak pengadilanlah yang memutuskan
semuanya.

5.3 ANALISIS DATA
Kasus atau masalah dari penanganan hak asuh anak menjadi masalah
nomor satu. Banyaknya orang tua yang saling memperebutkan hak asuh anak
mereka paska mereka berpisah, yang paling utama jadi korban disini tetaplah
anak. para orang tua tidak pernah memikirkan bagaimana kedepannya. Anak akan
mengalami guncangan dari permasalahan yang dihadapi oleh kedua orang
tuanya,psikis bahkan mental anak akan lain dari anak yang tumbuh dari kasih
sayang orang tua yang utuh.
Pusat pelayanan Terpadu Perempuan dan Anak Provinsi Sumatera Utara
adalah lembaga sosial yang memiliki perhatian terhadap permasalahan perempuan
dan anak. Pusat pelayanan terpadu perempuan dan anak provinsi sumatera utara
memberi pelayanan sosial berupa dampingan advice hukum, guna membantu
mempermudah prosedur administrasi dalam hal pelaporan kasus bepenanganan
hak asuh anak serta memberikan bimbingan

Dokumen yang terkait

Penerapan Prinsip Transparansi Dalam Pelayanan Informasi Publik (Studi Kantor Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Utara)

0 5 91

Efektivitas Pelayanan Sosial Anak Di Panti Sosial Perpulungen Wilayah Sidikalang Oleh Dinas Kesejahteraan Dan Sosial Provinsi Sumatera Utara

0 0 17

Penerapan Prinsip Transparansi Dalam Pelayanan Informasi Publik (Studi Kantor Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Utara)

0 0 10

Penerapan Prinsip Transparansi Dalam Pelayanan Informasi Publik (Studi Kantor Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Utara)

0 0 1

Penerapan Prinsip-Prinsip Pekerjaan Sosial Dalam Penanganan Hak Asuh Anak Oleh Pusat Pelayanan Terpaduperempuan Dan Anak Provinsi Sumatera Utara

0 0 10

Penerapan Prinsip-Prinsip Pekerjaan Sosial Dalam Penanganan Hak Asuh Anak Oleh Pusat Pelayanan Terpaduperempuan Dan Anak Provinsi Sumatera Utara

0 0 2

Penerapan Prinsip-Prinsip Pekerjaan Sosial Dalam Penanganan Hak Asuh Anak Oleh Pusat Pelayanan Terpaduperempuan Dan Anak Provinsi Sumatera Utara

0 0 10

Penerapan Prinsip-Prinsip Pekerjaan Sosial Dalam Penanganan Hak Asuh Anak Oleh Pusat Pelayanan Terpaduperempuan Dan Anak Provinsi Sumatera Utara

0 1 26

Penerapan Prinsip-Prinsip Pekerjaan Sosial Dalam Penanganan Hak Asuh Anak Oleh Pusat Pelayanan Terpaduperempuan Dan Anak Provinsi Sumatera Utara

0 0 2

Penerapan Prinsip-Prinsip Pekerjaan Sosial Dalam Penanganan Hak Asuh Anak Oleh Pusat Pelayanan Terpaduperempuan Dan Anak Provinsi Sumatera Utara

0 0 3