Penerapan Prinsip-Prinsip Pekerjaan Sosial Dalam Penanganan Hak Asuh Anak Oleh Pusat Pelayanan Terpaduperempuan Dan Anak Provinsi Sumatera Utara

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Anak adalah amanah dan karunia Tuhan yang paling terindah yang orang
tua dapat setelah adanya pernikahan.Keinginan mempunyai anak bagi setiap
pasangan suami isteri merupakan naluri insani dan secara fitrah anak-anak
tersebut merupakan amanah Allah SWT kepada suami istri tersebut. Bagi orang
tua, anak tersebut diharapkan dapat mengangkat derajat dan martabat orang tua
kelak apabila ia dewasa, menjadi anak yang sholeh dan sholeha yang selalu
mendoakannya apabila dia meninggal dunia.
Berangkat dari pemikiran inilah, baik ayah maupun ibu dari anak-anak itu
sama-sama berkeinginan keras untuk dapat lebih dekat dengan anak-anaknya agar
dapat membimbing langsung dan mendidiknya agar kelak kalau anak-anak sudah
dewasa dapat tercapai apa yang dicita-citakannya itu. Demikian pula anak-anak
Itu, selalu ingin dekat dengan orang tuanya, rasanya sulit untuk berpisah karena
mereka ingin selalu dilindungi dan diberikan kasih sayang, oleh kedua orang
tuanya sampai mereka dapat berdiri sendiri dalam mengarungi bahtera kehidupan
di dunia ini (Satria Effendi M. Zein,1989).
Namun dewasa ini banyak terjadinya kasus perceraian yang dilakukan
orang tua yang mengakibatkat anaknya sendiri menjadi korban. Kondisi ini adalah
yang paling berbahaya, dimana bisa jadi baik pihak ibu maupun pihak ayah sudah

tidak lagi ambil peduli dengan nasib anaknya sehingga anak-anak menjadi
terlantar. Tetapi dalam kondisi lain, dan ini yang banyak, baik ibu maupun ayah,

Universitas Sumatera Utara

masing-masing sebagai orang tua tetap mencintai anak-anaknya. Kondisi yang
demikian masalah yang timbul adalah siapa yang lebih berhak terhadap anakanaknya, karena masing-masing tidak mau mengalah, sehingga perlu diselesaikan
secara hukum. Apapun jalan yang dilalui untuk menyelesaikannya, yang pasti
sang anak sudah tidak lagi dapat menikmati hidup dengan kasih sayang kedua
orang tuanya secara serentak.
Perkembangan yang diharapkan adalah menuju suatu bentuk keluarga
yang saling menghargai dan menghormati sehingga terbentuklah sebuah keluarga
yang harmonis. Bermacam-macam masalah dapat menimbulkan perubahan dalam
kehidupan keluarga yang mana dapat mempengaruhi stabilitas keluarga.
Kebahagian harus didukung oleh rasa cinta kepada pasangannya karena cinta yang
sebenarnya menuntut agar seseorang tidak mencintai orang lain kecuali
pasangannya. Cinta dan kasih sayang merupakan jembatan dari suatu pernikahan
dan dasar dalam pernikahan adalah memberikan kebahagiaan.
Namun pada kenyataannya, dalam menjalani kehidupan perkawinan pasti
selalu ada permasalahan-permasalahan yang muncultidak hanya mengenai status

ekonomi, tetapi juga pada hubungan keluarga yang tidak harmonis, masalah
hubungan seks dan perselingkuhan.
Menurut BKKBN dalam info program pembagian usia yang dapat dilihat
di (BKKBN, 2012) berdasarkan data Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN), menyebutkan bahwa perempuan muda di
Indonesia dengan usia 10- 14 tahun telah menikah dengan persentase 0,2% atau
sama dengan 22.000 wanita muda di Indonesia sudah menikah. Jumlah dari

Universitas Sumatera Utara

perempuan berusia 15-19 tahun yang menikah lebih besar jika dibandingkan
dengan laki- laki muda dengan usia yang sama atau sama dengan 11,7%
perempuan dan 1,6% laki-laki .
Menurut penelitian yang terdapat dalam jurnal Umar haris Sanjaya (2015)
dalam judulnya” Keadilan hukum pada pertimbangan hakim dalam memutuskan
hak asuh anak” mengatakan bahwa penelitian ini memfokuskan pada proses
pencarian keadilan pertimbangan hakim dengan menggunakan konsep keadilan
hukum. Adanya perceraian memumculkan mereka memperebutkan hak asuh anak
mereka yang masih dibawah umur. Perebutan hak asuh anak ini dilatar belakangi
karena masing-masing pihak berhak untuk merawat buah hatinya dan mereka

yakin dapat membesarkannya. Hal ini sesusi dengan undang-undang No. 1 Tahun
1974 ( Sanjaya, 2015)
Undang-undang Perkawinan menjadi suatu hukum positif terhadap
perkawinan dan segala sesuatu yang berhubungan dengan perkawinan, termasuk
perceraian dan berlaku untuk semua warga negara Indonesia. Oleh karena itu,
Undang-undang perkawinan ini merupakan hukum yang bermaksud untuk
mengatur tingkah laku manusia secara jasmani, lahir dan batin dengan tujuan agar
manusiaselalu berbuat baik dan menghindarkan perbuatan buruk, terutama dalam
melakukan perceraian.
Kasus perceraian rumah tangga semakin meningkat di Indonesia. Data
Direktoral Jendral Badan Peradilan Agama Mahkamah Agung (Ditjen Badilag
MA). Pada tahun 2012 ada sebanyak 285.184 perkara yang berakhir dengan
perceraian di Pengadilan Agama Se-Indonesia. Dari angka perceraian tersebut
dapat diketahui bahwa masih banyak keluarga yang dengan mudah melakukan

Universitas Sumatera Utara

keputusan untuk bercerai tanpa memikirkan dampak yang akan terjadi. Data
tersebut juga menunjukkan bahwa permasalahan di dalam keluarga tidak dapat
diselesaikan dengan baik oleh pasangan suami isteri, sehingga mereka

memutuskan untuk bercerai. Dari tingginya angka perceraian, maka permasalahan
selanjutnya adalah perebutan hak asuh anak. Masing-masing orang tua pihak ayah
dan ibu saling merebutkan hak asuh anak mereka.
Putusnya perkawinan akibat perceraian seringkali disertai dengan
perebutan hak asuh anak. Pada prinsipnya anak berhak diasuh oleh orang tuanya
karena orang tualah yang paling bertanggung jawab terhadap pertumbuhan dan
perkembangan anak. Orang tua pula yang memiliki ikatan batin yang khas dan
tidak tergantikan oleh apa pun dan/atau siapa pun. Ikatan yang khas inilah yang
kemudian akan sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak
hingga anak menjadi dewasa. Jadi ikatan yang khas tersebut menorehkan warna
positif bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, maka anak akan mampu
mengembangkan potensi yang dimilikinya secara optimal. Sebaliknya, jika
kekhasan hubungan dengan orang tua ini menorehkan warna yang negatif, maka
hal itu akan sangat berpengaruh terhadap masa depan anak secara potensial
(Darwan Prinst, 2003).
Fakta dan data perkara yang masuk di pengadilan agama, misalnya, pada
tahun 2009, jumlah seluruh perkara yang terdiri dari 98,121% perkara bidang
perkawinan, 0,278% perkara bidang warisan, 0,002% perkara bidang ekonomi,
0,018% perkara bidang hibah, zakat, dan sedekah, dan lain-lain sebesar 1,293%.
Jumlah perkara di Pengadilan Agama pada tahun-tahun berikutnya juga selalu

didominasi dengan dibidang hukum keluarga khususnya dibidang perkawinan.

Universitas Sumatera Utara

Pada tahun 2010 jumlah perkara yang diterima pada pengadilan tingkat pertama
dilingkungan pengadilan agama sejumlah 320.904. pada tahun 2011 meningkat
menjadi sejumlah 363.249, tahun 2012 jumlah perkaranya sejumlah 404.857
perkara dan meningkat 5,99% pada tahun 2013 berjumlah 510.919 perkara. Pada
tahun-tahun tersebut perkara terbanyak adalah tentang perceraian yang pada
umumnya selalu dikomulasikan atau terdapat gugatan baliktentang sengketa hak
asuh anak (Fanani, 2015).
Pada pra penelitian yang dilakukan penulis di Pusat Pelayanan Terpadu
Perempuan dan Anak, penulis mendapatkan bahwa anak yang mengalami
penanganan hak asuh itu tidak akan di serahkan begitu saja kepada orang tuanya,
pada Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan dan Anak mereka tetap menggunakan
peraturan Undang – Undang bahwa anak yang masih dibawah 12 tahun anak akan
diasuh oleh ibunya, tapi dengan catatan ibu harus bener – bener layak untuk
merawat sang anak, harus terpenuhinya kategori dan syarat yang diajukan dari
pengadilan.
Dalam Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan dan Anak ini apabila

mendapatkan kasus dalam penanganan hak asuh anak Pekerjaan Sosial berperan
penting dalam hal penanganan ini, bahwa saat kasus penanganan hak asuh anak
itu masuk maka yang paling awal dilakukan adalah Assesmen klien (orang tua
anak), kemudian hasil dari assesmen itu langsung dibawa untuk kemudian
melakukan mediasi yang dilakukan anatar kedua belah pihak, mediasi dilakukan
dalam 3 kali panggilan, jika dalam 3 kali panggilan pihak pelapor dan terlapor
tidak dapat memenuhi undangan mediasi maka pihak dari Pusat Pelayanan
Terpadu Perempuan dan Anak akan membuat surat rujukan yang akan diberikan

Universitas Sumatera Utara

pada pihak berwajib, untuk melakukan tindakan apa yang dilakukan lagi, tetapi
jika dari terlapor dan pelapor mau memenuhi panggilan undangan maka mediasi
akan terus berjalan, sampai ditemukannya hasil siap yang berhak untuk menerima
pengasuhan anak, setelah adanya keputusan dari pengadilan kepada siapa anak
akan diserahkan maka pihak P2TP2A akan membuat surat pernyataan yang akan
disaksikan oleh kedua belah pihak baik pelapor dan terlapor, kepala lingkungan
dimana tinggal dan kedua orang tua kedua belah pihak untuk menjadi saksi dari
keputusan tersebut.
Sebagai bahan pertimbangan peneliti cantumkan beberapa penelitian

terdahulu yang dilakukan beberapa peneliti lainnya.
Penelitian yang dilakukan oleh Ruth Shinta 2013, dengan judul
“Pelimpahan Hak Asuh Anak Dibawah Umur Kepada Bapak Akibat Perceraian
(Analisis Putusan Pengadilan Negeri Nomor: 411/Pdt.G/2012/PN.Mdn )”. Dalam
penelitian ini terdapat beberapa faktor yang dapat menjadi pertimbangan yang
menyangkut keadaan individu dari si pemelihara

yang memperlihatkan

bagaimana kelakuan kedua orang tua tersebut yang menyebabkan mengapa
Pengadilan menjatuhkan pilihan kepada si ayah dan Bagaimana penentuan
tanggung jawab, hak asuh, dan pemeliharaan terhadap anak dibawah umur pada
putusan Pengadilan Negeri Nomor 411.Pdt.G/2012/Pn.Mdn (Shinta, 2013)
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Immatul Azimah 2011, dengan judul
“ Hak Asuh Anak Kepada Bapak Akibat Perceraian (Analisis Keputusan
Pengadilan Agama Nomor : 0305/Pdt.G/2010/PAJS ). Dalam Penelitian ini yang
akan peneliti lakukan yaitu mencari tahu kenapa hak asuh anak bisa jatuh kepada
ayah sementara menurut Komplikasi Hukum Islam(KHI) dan Undang-Undang No

Universitas Sumatera Utara


1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan bahwa pemeliharaan anak yang dibawah umur
ketika jatuh perceraian jatuh pada ibu, akan tetapi banyak kasus perkara dimana
hak-hak asuh anak jatuh kepada ayahnya(Azimah, 2011).
Penelitian berikutnya dilakukan oleh Sudiman Sidabukke 2007, dengan
judul “Perebutan Hak Asuh Anaka sebagai Wujud Pelanggaran Terhadap HakHak Anak”. Dari peenelitian ini membahas sejauh apa kasus perebutan anak
menjadi sebuah pelanggaran hak asasi anak, siapa saja pelakunya dan ketentuan
hukum apa yang dapat dikenakan (Sidabukke, 2007).
Selanjutnya Penenlitian dari Lukman Hakim 2011, dengan judul “Kajian
Yuridis Tentang Hak Asuh Anak (Hadlonah) Dibawah Umur Setelah Adanya
Putusan Perceraian”. Dalam Penelitian ini yang dilakukan adalah untuk
mengetahui dan menganalisa siapakah yang berhak memperoleh hak asuh anak
(hadlonah) atas anak dibawah umur, untuk mengetahui dan menganalisa
bagaimanakah kewajiban orang tua yang memperoleh hak asuh atas anak dibawah
umur. Metode penelitian meliputi tipe penelitian yang bersifat yuridis
normatif(Hakim, 2011)
Penelitian berikutnya dilakukan oleh Alfrianti Alimuddin 2013, dengan
judul “Tuntutan Hak Asuh Anak Oleh Seorang Suami”. Dalam Penelitian ini Halhal inilah yang menjadikan peneliti ingin mengkaji masalah tuntutan hak asuh
anak oleh suami yang terdapat pada putusan Pengadilan Agama Makassar Nomor
339/Pdt.G/2010/PA Mks, yang mengabulkan tuntutan hak asuh anak oleh suami

dengan mengesampingkan ketentuan Kompilasi Hukum Islam mengenai
pemeliharaan anak yang belum mumayyiz adalah hak ibunya (Alimuddin, 2013).

Universitas Sumatera Utara

Sedangkan penelitian saat ini berupaya meneliti secara dalam, dengan
menggunakan Prinsip-prinsip Pekerjaan Sosial.
Dengan menggunakan Prinsip-prinsip Peksos, peneliti bermaksud meneliti
bagaimana penerapan prinsip-prinsip pekerjaan Sosial ini dalam penanganan hak
asuh anak oleh Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan dan Anak Provinsi Sumatera
Utara (P2TP2A). Disamping itu, penelitian ini memiliki lingkup yang lebih luas
daripenelitian-penelitian sebelumnya. Penelitian ini dilakukan dalam lingkup
wilayah Sumatera Utara
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Penerapan PrinsiPrinsip Pekerjaan Sosial Dalam Penanganan Hak Asuh Anak Oleh Pusat
Pelayanan Terpadu Perempuan Dan Anak Provinsi Sumatera Utara.

1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya,
maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: bagaimana penerapan

prinsip-prinsi pekerjaan sosial dalam penanganan hak asuh anak oleh pusat
pelayanan terpadu perempuan dan anak provinsi sumatera utara?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah :
1.

Untuk mengetahui Penerapan prinsip-prinsip pekerjaan sosial dalam
penanganan hak asuh anak oleh pusat pelayanan terpadu perempuan dan
anak provinsi sumatera utara

Universitas Sumatera Utara

2.

Untuk mengetahui bagaimana anak mendapatkan penanganan hak asuh
setelah menggunakan prinsip-prinsip pekerjaan sosial.

1.3.2 Manfaat Penelitian
1. Secara Praktis

a. Sebagai bahan referensi bagi lembaga dalam rangka merumuskan
dan melaksanakan penerapan prinsip-prinsip pekerjaan sosial
dalam penanganan hak asuh anak
b. Sebagai informasi bagi masyarakat tentang penerapan prinsipprinsip pekerjaan sosial dalam penanganan hak asuh anak
2. Secara Akademis
a. Sebagai bahan studi bagi pihak-pihak yang membutuhkan seperti
pekerja sosial dan masyarakat
b. Untuk digunakan pengembangan ilmu pengetahuan khususnya
Ilmu Kesejahteraan Sosial.

1.4 Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini terdiri atas :
BAB I

:PENDAHULUAN
Bab

ini

berisikan

latar

belakang

masalah,

perumusan

masalah,tujuan dan manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II

: TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan secara teoritis variable-variabel yang diteliti,
kerangka pemikiran, defenisi konsep dan defenisi operasional.

BAB III

: METODOLOGI PENELITIAN

Universitas Sumatera Utara

Bab ini berisikan tipe penelitian, lokasi penelitian, teknik
pengumpulan data, teknik analisa data.
BAB IV

: DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
Bab ini berisikan tentang sejarah singkat serta gambaran umum
lokasi penelitian.

BAB V

: ANALISA DATA
Bab ini berisikan tentang uraian data yang diperoleh dari hasil
penelitian dan analisisnya.

BAB VI

: PENUTUP
Bab ini berisikan kesimpulan dan saran yang penulis berikan
sehubungan dengan penelitian yang dilakukan.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Penerapan Prinsip Transparansi Dalam Pelayanan Informasi Publik (Studi Kantor Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Utara)

0 5 91

Efektivitas Pelayanan Sosial Anak Di Panti Sosial Perpulungen Wilayah Sidikalang Oleh Dinas Kesejahteraan Dan Sosial Provinsi Sumatera Utara

0 0 17

Penerapan Prinsip Transparansi Dalam Pelayanan Informasi Publik (Studi Kantor Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Utara)

0 0 10

Penerapan Prinsip Transparansi Dalam Pelayanan Informasi Publik (Studi Kantor Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Utara)

0 0 1

Penerapan Prinsip-Prinsip Pekerjaan Sosial Dalam Penanganan Hak Asuh Anak Oleh Pusat Pelayanan Terpaduperempuan Dan Anak Provinsi Sumatera Utara

0 0 10

Penerapan Prinsip-Prinsip Pekerjaan Sosial Dalam Penanganan Hak Asuh Anak Oleh Pusat Pelayanan Terpaduperempuan Dan Anak Provinsi Sumatera Utara

0 0 2

Penerapan Prinsip-Prinsip Pekerjaan Sosial Dalam Penanganan Hak Asuh Anak Oleh Pusat Pelayanan Terpaduperempuan Dan Anak Provinsi Sumatera Utara

0 1 26

Penerapan Prinsip-Prinsip Pekerjaan Sosial Dalam Penanganan Hak Asuh Anak Oleh Pusat Pelayanan Terpaduperempuan Dan Anak Provinsi Sumatera Utara Chapter III VI

0 0 51

Penerapan Prinsip-Prinsip Pekerjaan Sosial Dalam Penanganan Hak Asuh Anak Oleh Pusat Pelayanan Terpaduperempuan Dan Anak Provinsi Sumatera Utara

0 0 2

Penerapan Prinsip-Prinsip Pekerjaan Sosial Dalam Penanganan Hak Asuh Anak Oleh Pusat Pelayanan Terpaduperempuan Dan Anak Provinsi Sumatera Utara

0 0 3