BOOK Mediamorfosa Rila S, Abdullah Strategi Pemerintah

Strategi Pemerintah Kabupaten Ponorogo dalam
Implementasi Literasi Media di Desa Biting
Rila Setyaningsih1 , Abdullah2
Universitas Darussalam Gontor
� rilasetya@unida.gontor.ac.id
� abdullah@unida.gontor.ac.id

Pendahuluan
Perkembangan zaman menuntut manusia untuk memperoleh
maupun menyampaikan informasi guna menjauhi keterbelakangan
atau ketertinggalan zaman (out of the date). Pentingnya komunikasi
ini tercantum dalam pasal 28 f UUD 1945 yang diamandemen, “Setiap
orang berhak untuk berkomunikasi memperoleh informasi untuk
mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak
untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan
menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran
yang tersedia”. Kebutuhan akan teknologi informasi dan komunikasi
merupakan hal yang penting untuk dipenuhi.
Di sisi lain, terpaan media massa tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia sekarang ini. Dalam keberagaman jenis media,
televisi tampaknya menjadi media yang paling dekat dan sangat

berpengaruh bagi masyarakat terutama mereka yang tinggal di desa.
Televisi sanggup mempengaruhi pola, aktivitas, dan kehidupan
masyarakat. Berdasarkan data Nielsen (http://www.nielsen.com)
televisi masih menjadi medium utama yang dikonsumsi masyarakat
Indonesia (95%), disusul oleh Internet (33%), Radio (20%), Surat kabar
(12%), Tabloid (6%) dan Majalah (5%).
Televisi sebagai salah satu media yang banyak diminati masyarakat
memiliki acara yang beragam mulai dari reality show, infotainment,
sinetron, ilm bahkan iklan sekalipun turut serta mengatur dan
mengubah life style di masyarakat. Informasi yang diberikan televisi

71

Mediamorfosa :
Transformasi Media Komunikasi di Indonesia

seperti program berita tentang politik, budaya, ekonomi maupun sosial
masyarakat dari suatu negara layaknya hanya hiburan dan permainan
publik belaka. Beragamnya acara televisi memiliki dampak yang positif
dan negatif bagi masyarakat. Banyak stasiun televisi yang memuat

tayangan – tayangan ‘sampah’ hanya untuk mengejar rating. Tema –
tema kekerasan, seks dan mistik mudah sekali dieksploitasi sebagai
tayangan yang mengumbar selera rendah yang banyak digemari
(Morissan dalam Setyaningsih, 2011: 1).
Sekalipun televisi menjangkau masyarakat luas, tetapi televisi
bukan media demokratis. Para pemirsa tidak memiliki kontrol
terhadap apa yang ditayangkan televisi, mereka hanya menerimanya.
Televisi tidak mengekspresikan kebudayaan masyarakat melainkan
budaya perusahaan.
Berdasarkan hasil observasi, penduduk desa Biting Kecamatan
Badegan Kabupaten Ponorogo menjadikan televisi sebagai media
utama yang ada di setiap rumah disamping juga Radio atau media lain.
Keberadaan televisi dan alat elektronik lain memiliki presentase 61,7 %.
Bahkan sebagian besar penduduk akan berada di depan televisi setelah
mereka pulang bekerja. Sebagian masyarakat yang bermatapencaharian
sebagai petani akan menghabiskan waktu mereka di siang hari setelah
pulang bekerja dan pada malam hari untuk menyaksikan acara televisi.
Bagi mereka televisi menjadi tontonan wajib yang harus ditonton untuk
penghilang rasa capek dan hiburan setelah seharian bekerja.
Disisi lain, desa Biting Kecamatan Badegan Kabupaten Ponorogo

merupakan desa yang terletak diperbatasan antara Kabupaten
Ponorogo dengan Kabupaten Wonogiri Jawa Tengah. Ketersediaan
lembaga pendidikan masih sangat sedikit yakni 1 SD, 1 TK dan 1
Playgroup. Bahkan banyak diantara mereka yang hanya lulus tingkat
dasar (Sekolah Dasar) dengan presentase 98,2 % dari jumlah 2065
penduduk. Dengan tingkat pendidikan yang rendah ini diperlukan
adanya edukasi, pembinaan dan pengawasan sehingga masyarakat
semakin cerdas dalam menggunakan media.
Oleh karena itu literasi media menjadi penting untuk terus
disosialisasikan melalui penyuluhan atau pelatihan-pelatihan kepada
masyarakat terutama di daerah Biting Ponorogo sehingga menjadi
melek terhadap media terutama televisi. Penelitian ini berusaha melihat
72

Rila Setyaningsih & Abdullah, Strategi Pemerintah Kabupaten...

bagaimana pemerintah Kabupaten Ponorogo melakukan implementasi
literasi media di Desa Biting, strategi apa yang digunakan mengingat
tingkat pendidikan masyarakat di desa tersebut masih rendah.
Berkaitan dengan permasalahan yang dikemukakan, tujuan

penelitian ini adalah mendeskripsikan dan memahami strategi
pemerintah Kabupaten Ponorogo dalam implementasi literasi media
di Desa Biting. Adapun manfaat penelitian ini yaitu mendorong
terwujudnya pengembangan strategi literasi media yang dilakukan oleh
pemerintah khususnya di Desa Biting dan diseluruh wilayah Ponorogo
pada umumnya.
Penelitian ini menggunakan strategi menurut Efendi (2006). Teori
ini menyatakan bahwa strategi adalah paduan perencanaan dengan
manajemen untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Terdapat
empat unsur penting dalam pengertian strategi, yaitu: kemampuan,
sumber daya, lingkungan, dan tujuan. Empat unsur tersebut,
sedemikian rupa disatukan secara rasional dan indah sehingga muncul
beberapa alternatif pilihan yang kemudian dievaluasi dan diambil yang
terbaik.
Sedangkan deinisi yang digunakan untuk mengulas strategi
implementasi literasi media, berpijak pada deinisi literasi media yang
dikembangkan Potter (2005) yakni kemampuan untuk mengakses,
menganalisis, mengevaluasi dan mengirimkan pesan dalam format
cetak dan non cetak (televisi, video, ilm, iklan dan internet).


Kajian Teori
Penelitian Terdahulu
Kajian tentang literasi media televisi sudah banyak dilakukan oleh
para ahli. Penelitian Adiarsi, dkk (2015) yang berjudul Literasi Media
Internet di Kalangan Mahasiswa bertujuan untuk mengetahui sejauh
mana penggunaan internet sehubungan dengan literasi media. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa yang mengakses Internet
di bawah 5 jam per hari umumnya sudah sibuk dengan pekerjaannya
dan tidak terlalu intens menggunakan media Internet baik melalui
smartphone maupun komputer. Berbeda dengan mahasiswa yang
mengakses Internet di atas 5 jam per hari, hampir setiap saat mereka
menggunakan Internet untuk media sosial dan pesan instan (instant
73

Mediamorfosa :
Transformasi Media Komunikasi di Indonesia

messenger) melalui ponsel pintarnya (smartphone). Sikap kritis terhadap
pesan media yang dikonsumsi oleh para narasumber tergantung dari
informasi yang menarik perhatian mereka.

Penelitian lain dilakukan Latifah (2014), hasil penelitian yang
berjudul Analisis Literasi Media Televisi Dalam Keluarga (Studi
Kasus Pendampingan Anak Menonton Televisi Di Kelurahan Sempaja
Selatan Kota Samarinda) ini menunjukkan bahwa literasi media
televisi keluarga masih pada tingkat awal, dimana pengetahuan dan
keterampilan orangtua mengenai media masih pada pengetahuan
jenis, kategori, fungsi, dan pengaruh media televisi. Demikian pula
pada pendampingan anak dilakukan dengan dua cara, yaitu pertama,
pembatasan jam menonton dan pemilihan isi program televisi. Kedua,
melalui diskusi dan bertukar pikiran dengan anak, sebelum, saat,
ataupun setelah menonton televisi.
Penelitian tentang literasi media juga dilakukan oleh Saifudin
(2013), dengan judul penelitian Literasi Media Ibu Rumah Tangga
Dalam Media Parenting Pada Anak Menonton Televisi (Studi
Deskriptif Kualitatif Literasi Media Ibu Rumah Tangga dalam Media
Parenting Pada Anak Usia Dini Menonton Televisi di Surabaya). Hasil
penelitian menunjukkan adanya perbedaan dengan penelitain yang
dilakukan Latifah (2014). Hasil penelitian Saifudin menunjukkan
bahwa Literasi media ibu rumah tangga hanya sekedar menjadi
pengetahuan pribadi ibu rumah tangga itu sendiri. Ibu rumah tangga

membebaskan anaknya menonton televisi dengan berbagai tayangan
yang diinginkan anak dari berbagai genre tanpa adanya kekhawatiran
akan dampak negatif tayangan acara televisi. Literasi media ibu rumah
tangga hanya sekedar menjadi pengetahuan pribadi ibu rumah tangga
itu sendiri tanpa melakukan langkah-langkah antisipasi. Literasi media
ibu rumah tangga dipengaruhi oleh tingkat pendidikan ibu, ibu yang
memiliki tingkat pendidikan tinggi dianggap telah memiliki wawasan
dan cara pandang yang luas dalam menjalankan literasi media.
Berpijak dari penelitian Adiarsi, dkk (2015) yang secara garis
besar menyatakan bahwa sikap kritis terhadap pesan media yang
dikonsumsi oleh seseorang tergantung dari informasi yang menarik
perhatian mereka, penelitian ini berusaha untuk mengetahui lebih
banyak terhadap upaya pemerintah di Kabupaten Ponorogo dalam

74

Rila Setyaningsih & Abdullah, Strategi Pemerintah Kabupaten...

implementasi literasi media di daerah Biting, mengingat penduduk
di daerah tersebut memiliki tingkat pendidikan yang rendah yang

berimplikasi terhadap daya kritis rendah pula.
Penelitian ini juga berusaha melihat model literasi media dengan
pijakan penelitian yang dilakukan Latifah (2014) dan Saifudin (2013).
Jika kedua penelitian tersebut dilakukan pada tingkat keluarga dengan
melihat peran orang tua (Ibu rumah tangga) dalam melakukan
literasi media televisi terhadap anak-anak mereka, maka penelitian ini
berusaha melihat upaya yang sudah dilakukan dan yang direncanakan
dalam implementasi literasi media televisi dalam lingkup yang lebih
luas yakni oleh pemerintah daerah Kabupaten Ponorogo kepada
masyarakat di daerah Biting.

Landasan Teori
1. Strategi
Deinisi strategi menurut Efendi (2006) adalah paduan perencanaan
dengan manajemen untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Sedangkan menurut Tika (2016) deinisi strategi secara umum adalah
prioritas atau arah keseluruhan yang luas yang diambil oleh organisasi,
yakni pilihan-pilihan tentang bagai mana cara terbaik untuk mencapai
misi organisasi. Deinisi ini disesuaikan dengan kata strategi berasal dari
kata keja bahasa Yunani stratego yang berarti merencanakan pemusnahan

musuh lewat penggunaan sumber-sumber yang efektif.
Terdapat empat unsur penting dalam pengertian strategi,yaitu:
kemampuan, sumber daya, lingkungan, dan tujuan. Empat unsur
tersebut, sedemikian rupa disatukan secara rasional dan indah
sehingga muncul beberapa alternatif pilihan yang kemudian dievaluasi
dan diambil yang terbaik
2. Implementasi
Menurut Nurdin Usman dalam bukunya yang berjudul
Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum mengemukakan
pendapatnya mengenai implementasi atau pelaksanaan sebagai berikut
: “Implementasi adalah bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan, atau
adanya mekanisme suatu sistem. Implementasi bukan sekedar
aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan untuk mencapai
tujuan kegiatan”(Usman, 2002:70).
75

Mediamorfosa :
Transformasi Media Komunikasi di Indonesia

Pengertian implementasi yang dikemukakan di atas, dapat

dikatakan bahwa implementasi adalah bukan sekedar aktivitas,
tetapi suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan secara sungguh
– sungguh berdasarkan acuan norma tertentu untuk mencapai tujuan
kegiatan. Oleh karena itu implementasi tidak berdiri sendiri tetapi
dipengaruhi oleh objek berikutnya.
3. Literasi Media
Alan Rubin (1998) menggabungkan beberapa deinisi yang
menekankan pengolahan kognitif dan informasi dan evaluasi kritis
pesan. Dia mendeinisikan literasi media/melek media sebagai:
pemahaman sumber teknologi dari komunikasi, kode yang digunakan,
pesan yang diproduksi dan pemilihan, penafsiran serta dampak dari
pesan tersebut. (Tamburaka, 2013: 8)
Silverblat mengidentiikasi lima elemen literasi media, yaitu: (a)
Kesadaran akan dampak media pada individu dan masyarakat, (b)
Pemahaman atas proses komunikasi massa, (c) Pengembangan strategi
untuk menganalisis dan mendiskusikan pesan media. (d) Kesadaran
atas konten media sebagai sebuah teks yang memberikan pemahaman
kepada budaya kita dan diri kita sendiri. (e) Pemahaman kesenangan,
pemahaman dan apresiasi yang ditingkatkan terhadap konten media.
Berdasarkan Centre For Media Literacy (2003) upaya untuk literasi

media bagi khalayak adalah untuk mengevaluasi dan berpikir kritis
terhadap konten media massa, mencakup : kemampuan mengkritik
media dan kemampuan memproduksi media.

Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksploratif (exploratory
research) yang mengkaji secara mendalam strategi pemerintah
Kabupaten Ponorogo dalam implementasi Literasi Media di Desa
Biting. Menurut Ida Bagoes Oka (2004, dalam Fitriyani: 2014)
penelitian eksploratif yang dimaksud adalah penelitian yang bersifat
terbuka dengan penekanan utamanya adalah menemukan gagasan
maupun pandangan. Penelitian ini berusaha untuk mengungkapkan
strategi pemerintah Kabupaten Ponorogo dalam melakukan literasi
media di Desa Biting hingga pada tahap evaluasi.

76

Rila Setyaningsih & Abdullah, Strategi Pemerintah Kabupaten...

Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder.
Data primer diperoleh dari wawancara semi terstruktur dengan
pihak-pihak terkait terutama dengan struktural Dinas Komunikasi
dan Informatika dan tokoh masyarakat di Desa Biting. Teknik
pengumpulan data sekunder yang dikumpulkan dalam penelitian ini
yaitu dari berbagai literatur/pustaka, statistik kependudukan lokasi
penelitian, monograi lokasi penelitian serta dilakukan observasi
partisipasi dan non-partisipasi. Metode wawancara dilakukan secara
terbuka dengan memilih informan kunci (key informant). Teknik
sampling yang digunakan yaitu snowball sampling. Kredibilitas dalam
penelitian ini menggunakan trianggulasi yang terdiri dari trianggulasi
metode, sumber, teori dan peneliti.
Penentuan lokasi penelitian menggunakan teknik purposive
sampling dengan kriteria desa yang berada di perbatasan Kabupaten
Ponorogo. Pendekatan analisis dengan menggunakan beberapa metode
analisis yaitu analisis data interaktif yang terdiri dari pengumpulan
data, analisis data, veriikasi data dan kesimpulan dari Milles Huberman
serta perumusan hasil.

Hasil Penelitian dan Pembahasan
Seperti telah disinggung dalam bab sebelumnya bahwa mendeinisikan
strategi literasi media tidak hanya dari aspek usahanya tetapi juga harus
menyentuh aspek evaluasinya guna mengetahui hasil serta meningkatkan
usaha yang telah dilakukan. Dalam meningkatkan strategi literasi media
harus diperhatikan empat unsur penting yakni kemampuan, sumber daya,
lingkungan, dan tujuan. Empat unsur tersebut, sedemikian rupa disatukan
secara rasional dan indah sehingga muncul beberapa alternatif pilihan yang
kemudian dievaluasi dan diambil yang terbaik
Berdasarkan keterangan informan, banyaknya tugas dan
tanggungjawab yang dimiliki serta rendahnya jumlah SDM yang ada
di Dinas Komunikasi Informasi dan Statistik Kabupaten Ponorogo
menjadi kendala utama dalam mengevaluasi upaya peningkatan
kemampuan literasi media khususnya di Desa Biting. Pada tahun 2011
telah dibentuk KIM (Kelompok Infomasi Masyarakat) oleh Dinas
Komunikasi Informasi dan Statistik di Desa Biting sebagai salah satu
upaya dalam meningkatkan literasi media masyarakat.

77

Mediamorfosa :
Transformasi Media Komunikasi di Indonesia

Prestasi yang telah diraih oleh KIM Desa Biting adalah memperoleh
Juara I tingkat Kabupaten Ponorogo dalam perlombaan 10 program
pokok PKK tahun 2011 dan Juara III tingkat Provinsi Jawa Timur. Akan
tetapi KIM Desa Biting hanya aktif ketika kegiatan perlombaan itu saja.
Hal ini dikarenakan tidak adanya evaluasi dan pembinaan terhadap
KIM Desa Biting yang dilakukan oleh dinas terkait.
Strategi Implementasi Literasi Media
Strategi adalah paduan perencanaan dengan manajemen untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Adapun strategi implementasi
literasi media merupakan paduan perencanaan dengan manajemen
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan berupa meningkatnya
kemampuan literasi media masyarakat atau masyarakat yang cerdas
bermedia. Terdapat empat unsur penting dalam strategi literasi media,
yaitu:
1. Kemampuan
Kemampuan menurut Robbin (2007:57) merupakan kapasitas
seseorang individu unutk melakukan beragam tugas dalam suatu
pekerjaan. Lebih lanjut Robbin menyatakan bahwa kemampuan
(ability) adalah sebuah penilaian terkini atas apa yang dapat dilakukan
seseorang. Adapun yang dimaksud dengan kemampuan implementasi
literasi media merupakan kecakapan atau potensi untuk menguasai
keahlian dalam melakukan atau mengerjakan beragam tugas dalam
suatu pekerjaan yang berkaitan dengan literasi media.
Pada dasarnya kemampuan terdiri atas dua kelompok (Robbin,
2007:57) yaitu:
a. Kemampuan intelektual (intelectual ability) yaitu kemampuan yang
dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktiitas mental-berikir,
menalar dan memecahkan masalah.
b. Kemampuan isik (physical ability) yaitu kemampuan melakukan
tugas-tugas yang menuntut stamina, keterampilan, kekuatan, dan
karakteristik serupa.
Hasil observasi peneliti, Dinas Komunikasi Informasi dan Statistik
Kabupaten Ponorogo memiliki kemampuan baik secara intelektual
maupun isik untuk melakukan implementasi literasi media di Desa
Biting. Hal ini sesuai dengan fungsi utama dari Dinas Komunikasi
78

Rila Setyaningsih & Abdullah, Strategi Pemerintah Kabupaten...

Informasi dan Statistik itu sendiri yakni perumusan kebijakan,
pelaksanaan kebijakan, dan pelaksanaan evaluasi serta pelaporan
urusan komunikasi informasi, statistik dan persandian.
Hal ini ditunjukkan dengan adanya upaya dari Dinas Komunikasi
Informasi dan Statistik Kabupaten Ponorogo dalam pembentukan KIM
(Kelompok Informasi Masyarakat) khususnya di Desa Biting. Dengan
adanya KIM yang anggotanya adalah karang taruna diharapkan
mampu menjadi kepanjangantangan bagi pemerintah dalam pelayanan
komunikasi publik khususnya peningkatan kemampuan literasi media.
Menurut hasil wawancara dengan Dinas Kominfo dan Statistik,
diperoleh informasi bahwa KIM yang baik adalah KIM yang mampu
mengelola dan mengembangkan dirinya sendiri. Adapun yang menjadi
program utama KIM adalah pembuatan dan pengelolaan website.
KIM di Desa Biting hanya mampu bertahan ketika ada event
lomba pada tahun 2011 dan saat ini keberadaannya sudah hilang.
Meskipun KIM yang baik adalah KIM yang mampu mengelola dan
mengembangkan dirinya sendiri akan tetapi perlu adanya bimbingan,
kontrol, dan evaluasi dari Dinas Komunikasi Informasi, dan Statistik
sehingga keberadaan KIM khususnya di Desa Biting dapat bertahan
dan benar-benar melaksanakan fungsinya sebagai kepanjangantangan
dari pemerintah.
Salah satu alasan matinya KIM di Desa Biting adalah kurangnya
komunikasi dengan pemerintah dalam hal ini Dinas Komunikasi
Informasi dan Statistik Kabupaten Ponorogo. Minimnya informasi
tentang tugas dan fungsi KIM menjadi alasan KIM Desa Biting sehingga
tidak mampu bertahan hidup dan mengembangkan diri.
Selain dilakukan Dinas Komunikasi Informasi dan Statistik
Kabupaten Ponorogo, upaya implementasi literasi media juga
dilakukan oleh pemerintah di tingkat desa yakni kelurahan. Sebuah
upaya pemasangan wii telah menjadi program kerja kelurahan Biting
dalam meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengakses media
khususnya new media di tahun 2017 ini.
Di sisi lain, implementasi literasi media di Desa Biting juga
telah diupayakan oleh masyarakat (mahasiswa KKN Universitas
Muhammadiyah Ponorogo) yang mendirikan “taman baca” pada tahun
2015. Akan tetapi keberadaan “taman baca” tersebut saat ini hanya
79

Mediamorfosa :
Transformasi Media Komunikasi di Indonesia

tinggal bangunan saja karena tidak dikelola dengan baik, sedangkan
kegiatannya sudah tidak ada.
2. Sumber Daya
Sumber Daya Manusia atau human recources mengandung dua
pengertian. Pertama, adalah usaha kerja atau jasa yang dapat diberikan
dalam proses produksi. Dalam hal lain SDM mencerminkan kualitas usaha
yang diberikan oleh seseorang dalam waktu tertentu untuk menghasilkan
barang dan jasa. Pengertian kedua, SDM menyangkut manusia yang
mampu bekerja untuk memberikan jasa atau usaha kerja tersebut. Mampu
bekerja berarti mampu melakukan kegiatan yang mempunyai kegiatan
ekonomis, yaitu bahwa kegiatan tersebut menghasilkan barang atau jasa
untuk memenuhi kebutuhan atau masyarakat (Sumarsono, 2003: 4).
Jumlah SDM yang ada di Dinas Komunikasi Informasi dan Statistik
Kabupaten Ponorogo sebanyak tujuh orang. Adapun struktur organisasi
terdiri dari tiga seksi (seksi pengelolaan informasi publik, seksi pengelolaan
komunikasi publik, dan seksi layanan informasi publik) yang dikepalai
oleh seorang kepala bidang pengelolaan informasi dan komunikasi publik.
Sedangkan jumlah kecamatan yang ada di Kabupaten Ponorogo sebanyak
21 kecamatan dengan 26 kelurahan serta 279 desa.
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan, rendahnya
jumlah SDM di Dinas Komunikasi Informasi dan Statistik Kabupaten
Ponorogo menjadi kendala dalam melaksanakan tugas dan fungsinya
dalam urusan komunikasi, informasi, statistik, dan persandian. Upaya
untuk melakukan evaluasi terhadap keberadaan KIM sebagai salah satu
pengerak literasi media di Desa Biting juga belum pernah dilakukan
oleh Dinas Komunikasi Informasi dan Statistik Kabupaten Ponorogo
dengan alasan keterbatasan sumber daya manusia yang ada.
3. Lingkungan
Lingkungan adalah suatu norma, harapan, dan kepercayaan dari
personil-personil yang terlibat dalam organisasi tempat belajar, yang
dapat memberikan dorongan untuk bertindak. Menurut Djamarah
(2008) lingkungan memiliki 2 aspek, yakni:
a. Lingkungan alami
Lingkungan alami atau lingkungan hidup adalah lingkungan
tempat tinggal, hidup dan berusaha didalamnya.

80

Rila Setyaningsih & Abdullah, Strategi Pemerintah Kabupaten...

b. Lingkungan sosial budaya
Lingkungan sosial merupakan suatu hidup dalam kebersamaan
dan saling membutuhkan antara satu dengan lainnya.
Desa Biting merupakan bagian dari Kabupaten Ponorogo. Hal ini
dapat dipahami bahwa Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik
Kabupaten Ponorogo memiliki tugas dan fungsi dalam bidang
komunikasi, informasi, statistik dan persandian termasuk juga di Desa
Biting. Berdasarkan hasil wawancara diperoleh informasi bahwa dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya, Dinas Komunikasi Informasi dan
Statistik Kabupaten Ponorogo tidak membeda-bedakan antara satu
daerah dengan daerah lainnya.
Letak Desa Biting yang berada di perbatasan tidak menjadi
alasan bagi Dinas Komunikasi Informasi dan Statistik Kabuapaten
Ponorogo dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik. Hal
ini terbukti dengan adanya upaya untuk pembentukan KIM di Desa
Biting meskipun belum adanya pembinaan secara berkelanjutan serta
evaluasi terhadap matinya KIM di desa tersebut.
4. Tujuan
Tujuan adalah suatu hasil akhir atau segala sesuatu yang akan
dicapai. Tujuan yang dapat diukur dengan standarnya disebut sasaran
atau target. Sehingga tujuan mempunyai pengertian lebih luas dan
sasaran mempunyai pengertian lebih khusus. Ada tujuan umum,
tujuan khusus maupun tujuan akhir.
Tujuan umum sifatnya umum dan menyeluruh dan sifatnya
adalah strategis sehingga disebut tujuan strategis (goals). Tujuan
umum tersebut dijabarkan ke dalam tujuan khusus dan tujuan akhir
untuk dicapai secara koordinatif oleh satuan-satuan organisasi yang
ada dalam mendukung tercapainya tujuan akhir organisasi tersebut.
Didalam manajemen tujuan strategi antara lain akan dipengaruhi
oleh misi organisasi, nilai-nilai yang dipegang manajer, kekuatan dan
kelemahan organisasi, kesempatan dan ancaman dari lingkungan
organisasi.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, Dinas Komunikasi,
Informasi, dan Komunikasi Kabupaten Ponorogo adalah melakukan
berbagai misi organisasi dalam bidang komunikasi informasi, statistik,

81

Mediamorfosa :
Transformasi Media Komunikasi di Indonesia

dan persandian. Kegiatan literasi media memang tidak menjadi fokus
utama dalam melaksanakan tugas dan fungsinya akan tetapi kegiatan
tersebut telah diupayakan melalui pembentukan KIM di setiap desa
termasuk di Desa Biting. Disamping itu, penyediaan wii gratis juga
sudah dilakukan akan tetapi baru di beberapa titik di wilayah Kabupaten
Ponorogo dan belum sampai di Desa Biting.

Penutup
Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama, strategi yang
dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Ponorogo dalam hal ini Dinas
Komunikasi Informasi dan Statistik Kabupaten Ponorogo dalam
implementasi literasi media di Desa Biting adalah dengan pembentukan
KIM (Kelompok Informasi Masyarakat). Kedua, banyaknya tugas dan
tanggung jawab dengan rendahnya jumlah SDM yang ada di Dinas
Komunikasi Informasi dan Statistik Kabupaten Ponorogo menjadi
salah satu kendala dalam melakukan pemantauan, pembinaan secara
berkelanjutan, dan evaluasi keberlangsungan KIM di Desa Biting.
Adapun unsur strategi meliputi 4 hal, yakni: kemampuan, sumber
daya, lingkungan, dan tujuan.
Saran
Pertama, bagi pemerintah Kabupaten Ponorogo diharapkan
menjalin kerjasama dengan lembaga independen yang bergerak
di bidang literasi media yaitu antara lain KPID Jawa Timur untuk
menjalankan program pendidikan/gerakan literasi media. Kedua,
penanganan permasalahan literasi media ini tidak mungkin ditangani
sendiri oleh masyarakat tanpa adanya bantuan dari pemerintah
maupun pihak-pihak yang berkompeten dalam hal ini. Bantuan
tidak hanya berupa stimulan namun diharapkan lebih dalam bentuk
pendampingan dan pemberdayaan bagi peningkatan kesadaran akan
potensi sendiri serta peningkatan pengetahuan dan keterampilan
dalam memanfaatkan potensi tersebut khususnya untuk meningkatkan
kemampuan literasi media.

82

Rila Setyaningsih & Abdullah, Strategi Pemerintah Kabupaten...

Datar Pustaka
Adiarsi, Gracia Rahmi, dkk. (2015). Literasi Media di Kalangan
Mahasiswa. Jurnal Humaniora Vol.6 No.4 Oktober 2015: 470482. Jakarta: STIKOM
Djamrah S.B. (2008). Psikologi Belajar, Edisi 2. Jakarta, Rineka Cipta
Efendi, Onong Uchjana. (2006). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek.
Bandung, Remaja Rosdakarya.
Fitriyarini, Inda., dkk. (2014). Model Literasi Media Berbasis Kearifan
Lokal pada Suku Dayak Tunjung dan Dayak Benuaq di Kutai
Barat. Jurnal JSP Volume 17 Nomor 3 Maret 2014
http://www.nielsen.com. Diakses 14 februari 2016
Latifah. (2014). Analisis Literasi Media Televisi dalam Keluarga (Studi
Kasus Pendampingan Anak Menonton Televisi di Kelurahan
Sempaja Selatan Kota Samarinda. eJournal lmu Komunikasi,
2014, Vol 2 No 4: 259-268. Samarinda, Universitas Mulawarman
Potter, James. (2008). Media Literacy (4th ed.). California, Sage
Publications Inc.
Potter, James. W. (2004). heory of Media Literacy: a Cognitive Approach.
California,Sage Publications
Robbin, Stephen P. (2014). Perilaku Organisasi. Jakarta, Salemba Empat
Saifudin, Windri. (2013). Literasi Ibu Rumah Tangga dalam Media
Parenting Pada Anak Menonton Televisi (Studi Deskriptif Kualitatif
Literasi Media Ibu Rumah Tangga dalam Media Parenting Pada
Anak Usia Dini Menonton Televisi di Surabaya. Surabaya, UPN
Jawa Timur.
Setyaningsih, Rila. (2011). Persepsi Umat Beragama Lokal Terhadap
Siaran Keagamaan di Trans TV (Skripsi). Yogyakarta, Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta
Sumarsono, Sonny. (2003). Ekonomi Manajemen Sumber Daya Manusia
dan Ketenagakerjaan. Jogyakarta, Graha Ilmu
Tamburaka, Apriadi. (2013). Literasi Media: Cerdas Bermedia Khalayak
Media Massa. Jakart, PT Raja Graindo Persada
Tika. (2016). Deinisi Strategi Secara Umum. Website download : 14
Februari 2016
Usman, Nurdin. (2002). Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum.
Jakarta, PT. Raja Graindo Persada
83