Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Ulos dalam Pranata Perkawinan Batak Toba di Jakarta
D_Meyanita Simanjuntak_Judul
D_Meyanita Simanjuntak_762009001_Judul
PENGANTAR
Saya bersyukur kepada Tuhan Yesus Kristus berkenaan dengan studi S3, serta penelitian
dan penulisan disertasi ini dapat diselesaikan dalam rangkaian tugas akademik program Doktor
Sosiologi Agama Fakultas Teologi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Tanpa berkat
rahmatNya tentu tugas ini tidak dapat terselesaikan dengan baik, mengingat berbagai
keterbatasan manusiawi yang dihadapi. Juga tanpa bantuan dari berbagai pihak disertasi ini
niscaya tidak akan pernah selesai. Oleh karena itu, saya ingin menyampaikan penghargaan dan
terima kasih kepada berbagai pihak, yang telah memungkinkan studi S3 dan disertasi ini selesai.
Saya berterima kasih kepada Prof. Dr. Pdt. John A. Titaley, Promotor dan pembimbing
utama, yang telah memberi bimbingan dan perhatian serius kepada disertasi ini dengan
mendiskusikan secara cerdas bagian-bagian yang dianggap penting, terutama analisa untuk
penafsiran yang lebih baik. Terima kasih juga karena berkat usaha beliau membantu mendanai
studi dan penyelenggaraan ujian promosi Doktor.
Saya berterima kasih kepada Dr. Pdt. Retnowati, Co-Promotor yang telah memberikan
bimbingan studi dan masukan yang berarti pada hasil penelitian saya dan pembuatan disertasi
ini. Terima kasih saya sampaikan kepada Dr. David Samiyono, Co-Promotor yang memberi
masukan dalam memaknai data penelitian disertasi dengan wacana konseptual, juga
memberikan perbaikan kalimat dalam disertasi ini, sehingga tidak menimbulkan salah
pengertian bagi pembacanya.
Saya berterima kasih kepada Dr. Pdt. Ebenhaizer I Nuban Timo, Ketua program studi
Doktor Sosiologi Agama yang juga penguji bersama dengan Prof. Dr. Harry Truman
Simanjuntak, Dr. Pamerdi Giriloso dan Dr. Pdt. Rama Tulus Pilakoannu pada ujian tertutup di
tanggal 27 Juli 2016. Saran-saran mereka telah memperkaya tulisan ini untuk membuat analisis
lebih mendalam terhadap hubungan antara nilai budaya dengan kehidupan beragama dewasa
ini, sehingga terlihat ada perbedaan dengan literatur sebelumnya.
Saya juga berterima kasih kepada Prof. Dr. Hendrik J. Ruru, Ketua Umum Yayasan
Apollos dan Pdt. Rudolf J. Lumenta, Ketua STT Apollos yang memberi rekomendasi studi dan
telah e e aska dari pekerjaa dala
e yelesaika studi “ . ‘asa hor at da teri ak
kasih saya kepada Dr. Pdt. Emeritus Jan Rapar, yang memberi rekomendasi juga dan dukungan
moril selama berlangsungnya studi. Terima kasih yang sama kepada sahabat saya Pdt. Junius
Tamuntuan dan Pdt. Audy Ngantung, dan rekan-rekan dosen Dr. Pdt. Horas Tambunan, Dr. Pdt.
Timothy Joshua, Dr. Pdt. Jeffrey Uren, Pdt, Alex Taliak, Pdt. James Damanik, ibu Pdt. Elsje
Saruan-Togas, dra. Rita Setyowati, Meiske Wawoh, STh dan seluruh staf akademik dan
administrasi pada STT Apollos di Jakarta, Manado, Lirung (Talaud), yang ternyata senantiasa
mengikuti perkembangan studi saya.
Rasa persahabatan dan terima kasih saya tujukan kepada Dr. Ruddy Agusyanto, dra. Ochi
Nasution, dra. Budy Sulistyowati, MA dosen pada Program Studi Antropologi FISIP UI juga dosen
di STT Apollos. Diskusi-diskusi bersama memberi tantangan saya untuk membuat topik tentang
ulos. bahkan memberikan judul disertasi ini kepada saya.
Terima kasih saya kepada ibu Iin, Mas Wid, mas Susalit, mas Ari, mas Bam, mas Tadiyus
(sebeum pindah bagian) di Perpustakaan UKSW, yang memberi informasi buku-buku yang
relevan dengan disertasi ini. Ungke Ito yang telah membantu menyusun gambar ulos, daftar
tabel dan sampul judul disertasi ini. Terima kasih kepada Pak Usman Arifin, ST di Badan Pusat
Statistik Jakarta yang memberi informasi data penduduk juga peta lokasi di wilayah DKI Jakarta.
Ibu Dra. Tuti Hartati, Kepala Perpustakaan ISI di Solo. Bapak Sudarman kepala bagian koleksi
buku-buku Referensi di Perpustakaan UI, ibu Khuriyati staf Perpustakaan TMII Jakarta. Mbak Titi
staf Perpustakaan Museum Tekstil Jakarta, saya ucapkan terima kasih atas bantuan dan
kesediaan memberikan jurnal wastra Indonesia dan buku-buku langka tentang kain tenun,
sehingga saya dianjurkan untuk membuat salinan bagian yang diperlukan.
Terima kasih kepada semua narasumber yang telah bersedia diskusi bersama dan
memberi undangan untuk acara perkawinan adat Batak di Jakarta. Perkumpulan marga Batak
Toba di Jakaralam beberapa kesempatan bersedia mendiskusikan hasil pengamatan acara itu
dan memberi masukan yang berharga mengenai berbagai hal dalam kebudayaan Batak yang
ha ya saya ketahui kulit luar ya saja. Ko sep da istilah dala ke udayaa Batak ya g egitu
banyak, sehingga saya masih harus belajar. Saya akui bahwa filosofi yang mendasarinya dan folk
concepts Batak Toba, serta aturan adatnya begitu detil, sehingga takkan pernah habis untuk
dipelajari dan diteliti.
Saya berterima kasih kepada Tante dra. Leonora Zacharias -- Tahalele, atas kesediaan
untuk membaca dan mengoreksi disertasi ini secara gramatikal sehingga mudah dimengerti.
Selesainya studi dan disertasi ini tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Persahabatan
dengan Tuhan dan sesama, pergaulan dengan banyak orang dan self criticism membawa saya
pada kesadaran diri, karena berkat perhatian dan semangat yang diberikan oleh teman-teman
pula dimungkinkan untuk selesai.
Saya menghaturkan terima kasih kepada Mbak Emy Wuryani, M.Hum atas perhatian dan
persahabatan, yang telah memberi tumpangan selama studi dan menyelesaikan disertasi ini.
Terima kasih juga saya sampaikan kepada Sez Lely Golose, Pdt. Gerda Pontoh, Pdt. Youke
Nirahua, Pdt. Sealtiel Izaak, Dr. Flip Litaay, ibu Hana Litaay - Salakory, M.Si, Berry Renwarin,
M.Si, dra. Rita Anthony, Pdt. Yusak Yulianto, MTh, Gracia Siwalete, S.H, Dwi Pakartiningsih, S.P,
Mbak Wahyu Purwiyastuti, M.Hum, ibu Sri Muryani, MM, Yeny Mosooli, SSos, Mia Momot, MSi,
Sendy Noya, S.Kom, Keka Tobing - Tutuarima, Onya dan Sonny Tutuarima, Franklyn Kakisina,
S.E, Tante Fanny dan Oom Cepu Kakisina, Fera Kameo, Dian dan Dhany Siliwoloe, Romulo
Simanjuntak, S.IP, M.A, Daniel Sihite, SSos, yang mengikuti perkembangan studi saya baik
secara langsung maupun dari kejauhan.
Saya dedikasikan karya ini juga kepada Mami (Ibunda) tercinta, yang telah
e u gki ka saya de ga rasa a a
e jala i profesi ta pa ta da jasa , e ga il “ da
melakukan kegiatan apa saja yang saya kehendaki. Beliau juga seorang yang bisa menenun ulos
pada masa mudanya. Kakak saya Herbert, Bigman dan adik saya Teddy, Philips (sebelum
meninggal) atas kasih dan perhatian yang membantu meringankan beban biaya penelitian dan
penyelesaian akhir studi saya. Untuk sepupu dan ipar Tante Tyas, Mami Hans, Oom Agus, Oom
Bin, Anie, Ana, Baong, Mama Niel, Julida, Anes, Edney, Suco. Keponakan Chachi, Ien, Ai, Saski,
Stefi, Abe, Bibo. terima kasih atas perhatian dan doa baik secara langsung maupun dari
kejauhan, namun juga yang sering bertanya, Enta kapan selesai ?
Segala ucapan terima kasih dan ucapan syukur kepadaNya, biarlah Tuhan membalas dengan
kebaikan bagi semua. “ebab segala sesuatu adalah dari Dia, da oleh Dia, da kepada Dia:
Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-la a ya! Ro a 11:36 . SARIPATI
Ulos adalah kain (wastra) Batak yang berasal dari Tapanuli, Sumatera Utara
berfungsi dalam berbagai kegiatan baik yang pragmatis maupun yang bersifat resmi
masyarakat Batak dan adat Batak. Untuk mendeskripsikan ulos dalam maknanya pada
setiap kegiatan itu, maka berdasarkan konteks sosio-historisnya dan juga konteks adat
Batak. Sebagai ulos dalam maknanya dengan adat Batak yang terfokus pada perkawinan
bagi orang Batak Toba di Jakarta dan ulos ragi idup dan ulos ragi hotang. Dalam hubungan
ini, saya menemukan ulos dalam makna-makna sama dan tidak sama. Karena itu saya
menginterpretasikan setiap makna dari kedua konteks tesebut sebagai konsep nilai.
Dalam hal itu saya menemukan lima makna sama, sebenarnya telah ada dalam
konsep ulos. Yang paling khas dari konsep ulos adalah konsep nilai berkat, kasih sayang,
harapan, pertalian keluarga dan persatuan. Dalam hubungan ini, sebagai nilai inti yang
melatar-dasari ulos dalam perkawinan adat Batak, bahkan pada setiap kegiatan yang
bersifat resmi masyarakat Batak dan adat Batak. Lima nilai yang lainnya berdasarkan
konteks sosio-historisnya juga, yaitu menyenangkan, kehangatan bagi tubuh dan jiwa,
kepercayaan, kekuatan daya hidup dan tata cara adat. Empat nilai yang lainnya pada
perkawinan adat bagi orang Batak Toba di Jakarta yaitu penghormatan, kehidupan,
keteguhan setia dan pengesahan perkawinan secara adat. Saya menginterpretasikan
setiap nilai berdasarkan masing-masing konteksnya. Demikian juga ekspresi nilai inti yang
merupakan bagian dari kebudayaan Batak dan nilai agama Kristen merupakan ekspresi
dari kehidupan beragama orang Batak Toba di Jakarta. Dalam hubungan ini, sebagai nilai
inti dan nilai kristiani menjadi kekuatan struktur normatif dan tatanan sosial di waktu dan
dunia sekarang.
Selanjutnya untuk memperjelas karakteristik ulos adalah objek kain yang dapat
dilihat dan diamati dengan indra penglihatan (mata), yang merupakan kesamaan dan
kepadanan konsep tanda dalam pengertian semiotik,
Untuk itu, maka saya
membandingkannya dengan konsep tanda dalam rupa-rupa objek yang lainnya dalam
kerangka teoritik. Jadi, isi setiap konsep tanda berbeda-beda bergantung pada konteks
masyrakatnya. Setiap masyarakat mempunyai konsep tandanya sendiri, yang merupakan
produk masyarakatnya sendiri. Sebab itu konsep tanda berbeda antara satu masyarakat
dengan masyarakat yang lain. Karena setiap masyarakat membangun konsep tandanya
pada objek yang ditentukan menjadi acuan bersama bagi anggota-anggotanya dalam
kehidupan bermasyarakat.
Salatiga, 6 Juni 2017
Nieta Simanjuntak
SARIPATI
Ulos adalah kain (wastra) Batak yang berasal dari Tapanuli, Sumatera Utara
berfungsi dalam berbagai kegiatan baik yang pragmatis maupun yang bersifat resmi
masyarakat Batak dan adat Batak. Untuk mendeskripsikan ulos dalam maknanya pada
setiap kegiatan itu, maka berdasarkan konteks sosio-historisnya dan juga konteks adat
Batak. Sebagai ulos dalam maknanya dengan adat Batak yang terfokus pada perkawinan
bagi orang Batak Toba di Jakarta dan ulos ragi idup dan ulos ragi hotang. Dalam hubungan
ini, saya menemukan ulos dalam makna-makna sama dan tidak sama. Karena itu saya
menginterpretasikan setiap makna dari kedua konteks tesebut sebagai konsep nilai.
Dalam hal itu saya menemukan lima makna sama, sebenarnya telah ada dalam
konsep ulos. Yang paling khas dari konsep ulos adalah konsep nilai berkat, kasih sayang,
harapan, pertalian keluarga dan persatuan. Dalam hubungan ini, sebagai nilai inti yang
melatar-dasari ulos dalam perkawinan adat Batak, bahkan pada setiap kegiatan yang
bersifat resmi masyarakat Batak dan adat Batak. Lima nilai yang lainnya berdasarkan
konteks sosio-historisnya juga, yaitu menyenangkan, kehangatan bagi tubuh dan jiwa,
kepercayaan, kekuatan daya hidup dan tata cara adat. Empat nilai yang lainnya pada
perkawinan adat bagi orang Batak Toba di Jakarta yaitu penghormatan, kehidupan,
keteguhan setia dan pengesahan perkawinan secara adat. Saya menginterpretasikan
setiap nilai berdasarkan masing-masing konteksnya. Demikian juga ekspresi nilai inti yang
merupakan bagian dari kebudayaan Batak dan nilai agama Kristen merupakan ekspresi
dari kehidupan beragama orang Batak Toba di Jakarta. Dalam hubungan ini, sebagai nilai
inti dan nilai kristiani menjadi kekuatan struktur normatif dan tatanan sosial di waktu dan
dunia sekarang.
Selanjutnya untuk memperjelas karakteristik ulos adalah objek kain yang dapat
dilihat dan diamati dengan indra penglihatan (mata), yang merupakan kesamaan dan
kepadanan konsep tanda dalam pengertian semiotik,
Untuk itu, maka saya
membandingkannya dengan konsep tanda dalam rupa-rupa objek yang lainnya dalam
kerangka teoritik. Jadi, isi setiap konsep tanda berbeda-beda bergantung pada konteks
masyrakatnya. Setiap masyarakat mempunyai konsep tandanya sendiri, yang merupakan
produk masyarakatnya sendiri. Sebab itu konsep tanda berbeda antara satu masyarakat
dengan masyarakat yang lain. Karena setiap masyarakat membangun konsep tandanya
pada objek yang ditentukan menjadi acuan bersama bagi anggota-anggotanya dalam
kehidupan bermasyarakat.
DAFTAR ISI
“AMPUL DALAM ………………………………………………………………….
i
PENGANTA‘ …………………………………….…….……………………………
iii
“A‘IPATI ………………………………………………….……………………….…
vi
DAFTA‘ I“I ………………………………………………………….………......
viii
DAFTAR GAMBA‘ …………………………………….………………………….
xvi
DAFTA‘ TABEL ………………………………………….…………..…………….
xvii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................
1
I. . Latar Belaka g Pe ikira …………………………………
1
I. . ‘u usa Masalah ……………………………..……………..
3
I.3. Tujuan Pe elitia ………………………………..……….…...
11
I.4. Metode Penelitian ................................................
12
. Pe gu pula Data ……………………………………….
12
. Lokasi da Waktu Pe elitia ………………………….
15
. U it A ata ……………………………………..…………....
16
. A alisis Data ………………………………………………….
17
I.5. Ko tri usi Pe elitia ………………………………………….
I.6. Susunan Penulisan.................................................
18
BAB II KERANGKA TEORITIK .....................................................
22
II.1. Pengertian Kain .....................................................
22
II.2. Fungsi Kain ............................................................
26
II.3. Bentuk Penggunaan Kain …...................................
36
II.4. Kain adalah Tanda dalam Pengertian Semiotik ......
39
1. Asal Mula dan Pengertian Semiotik ...................
2. Teori-teori te ta g Ta da ………………..………….… ..
1) Emile Durkheim : Totem sebagai Nama diri,
Emblem dan Kepercayaan Totemik ……….……
40
46
2) Edwyn Bevan : Simbol Objek Kepercayaan ….….
57
3) Mircea Eliade : Simbol Objek yang Sakral …..….
64
4) Mary Douglas : Simbol Struktur Kosmos ………...
72
5) Clifford Geertz : Simbol pada Multi Objek .........
80
BAB III ORANG BATAK DAN ULOS ..........................................
92
III.1. Gambaran Umum Orang Batak ...............................
92
1. Kejadian Orang Batak ..............................................
92
2. Wilayah dan Pembagian Suku-suku ........................
98
3. Kekerabatan Marga ……………………………………….…….
100
. Pra ata “osial Ora g Batak ………………………………….
103
III.2. Gambaran Umum Ulos ………………….…………………...
108
1. Kejadian Ulos …………….…………………………………………
108
. Fu gsi …………………………………………………………………..
111
. Klasifikasi ……………………………………………….……………..
116
. “truktur …………………………………………………………………
120
. Motif Hias ……………………………………………………………..
124
6. Ulos de ga Pra ata “osial Ora g Batak ……….………
126
1) Ulos dalam Perkawi a Adat Batak …………….…….
127
a. Pri sip Dasar Perkawi a ……………………….…
127
b. Pe gertia Perkawi a ……………………….……..
128
2) Pemberian Ulos ……………………………………………….
131
a. Pe gertia ………………………………………………...
131
b. Tata Cara …………………………………….……………..
133
7. Ulos dalam Makna- ak a …………………………………….
135
BAB IV ORANG BATAK TOBA DI JAKARTA DAN ULOS
DALAM PERKAWINAN ADAT ………………………………..
IV.1. Ga
ara U u
Kota Jakarta ……………………………..…
IV.2. Ga
ara U u
Ora g Batak To a di Jakarta ……..…..
142
142
152
. Latar Belaka g ……………………………..……………………..
152
. . Mata Pe aharia ……………………………….……………..
160
3. Kekerabatan Dalihan Na Tolu ………………………………
163
I V.3. Pengamatan pada Ulos dala
Perkawi a Adat ……....
167
. Pedo a ………………………………………………..………………..
167
) Pela ara ………………….….………..……………..…....
168
2) Pemberian Mahar ………………………….….….......
169
3) Pertemuan Keluarga Calon Memepelai Laki-laki ….
169
4) Pertemuan Keluarga Calon Mempelai Perempuan
170
5) Pe
eritahua kepada Gereja …………………………….
170
6) Je put Calo Me pelai Pere pua ……………………
171
7) Pe
erkata Nikah Gereja …………………………………..
171
8) Perkawinan Adat ………………………………………………....
172
2. Tata A ara …………….………………..…..…………….…….………... 172
1) Je put Calo Me pelai Pere pua ……….…............ 172
2) Pemberian Kembang ……………................................... 173
3) Pemberkatan Nikah Gereja ....................................... 173
4) Perkawinan Adat di Gedu g ………………………..………..
173
a. Tata Letak Alat da Pa ggu g ……………………..……
174
b. Susunan Acara ………………...................................
176
i) Pembukaan Sambutan dan Makan Bersama …..
ii) Ucapan Selamat kepada Kedua Me pelai ……..
177
179
iii) Pemberian Ulos .................................................. 179
a) Ulos Ragi Idup ……………………….......................
179
b) Ulos Ragi Hotang ………………………………………..
181
iv) Pemberian Daging, Uang, Nasihat ……………….....
183
v) Penutup : Ucapan Terima Kasih ………….…..…......
184
IV,4. Ulos dalam Makna Perkawinan Adat ……………………..……. 185
BAB V NILAI ULOS DALAM PRANATA PERKAWINAN
BATAK TOBA DI JAKARTA ………….……………………………...
189
BAB VI PENUTUP ....................................................................
V!.1. Kesimpulan Data ...............................................
219
219
VI.2. Temuan Teoritis ..................................................
222
VI.3. Temuan Praktis ..................................................... 224
VI.4. Saran-saran .......................................................... 225
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................
230
DAFTAR NARASUMBER ……………..................................................
242
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar Ulos dari Sub-su suku Batak …………………….............. 117
2. Gambar Alat Tenun Ulos da Pe e u ……………………. ….……. 122
3. Ga
ar “ke a Tata Letak te pat duduk ………………. .………. 175
4. Gambar Ulos Ragi Idup dan Ulos Ragi Hotang …..….….………. 182
5. Gambar Pemberian Ulos pada Perkawinan Adat Batak ….…
183
DAFTAR TABEL
1. Ta el Peta DKI Jakarta
………………………….…..… .………….. 143
2. Ta el . . Letak Geografi Jakarta ……………………..………..……. 144
3. Tabel 1.1.2. Luas Daerah dan Pembagian Daerah Kabupaten Menurut Kabupaten
Kota Administrasi Tahun 2013 di DKI Jak..……………………………
4. Tabel 2.1. Jumlah Kabupaten Kota Administrasi dan Kecamatan Tahun 2013 di DKI
Jakarta ...................................................................................... 144
5. Tabel 12.9. Penududuk WNI Menurut Provinsi dan
“uku Ba gsa I do esia di DKI Jakarta …………………………………… 149
6. Tabel Jumlah Keanggotaan Orang Batak Toba di
Jakarta pada HKBP di Wilayah DKI Jakarta Tahun
2010 –
…………………………………………………………………………
7. Ta el Daftar Narasu
er ……………………………………………………. 242
D_Meyanita Simanjuntak_762009001_Judul
PENGANTAR
Saya bersyukur kepada Tuhan Yesus Kristus berkenaan dengan studi S3, serta penelitian
dan penulisan disertasi ini dapat diselesaikan dalam rangkaian tugas akademik program Doktor
Sosiologi Agama Fakultas Teologi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Tanpa berkat
rahmatNya tentu tugas ini tidak dapat terselesaikan dengan baik, mengingat berbagai
keterbatasan manusiawi yang dihadapi. Juga tanpa bantuan dari berbagai pihak disertasi ini
niscaya tidak akan pernah selesai. Oleh karena itu, saya ingin menyampaikan penghargaan dan
terima kasih kepada berbagai pihak, yang telah memungkinkan studi S3 dan disertasi ini selesai.
Saya berterima kasih kepada Prof. Dr. Pdt. John A. Titaley, Promotor dan pembimbing
utama, yang telah memberi bimbingan dan perhatian serius kepada disertasi ini dengan
mendiskusikan secara cerdas bagian-bagian yang dianggap penting, terutama analisa untuk
penafsiran yang lebih baik. Terima kasih juga karena berkat usaha beliau membantu mendanai
studi dan penyelenggaraan ujian promosi Doktor.
Saya berterima kasih kepada Dr. Pdt. Retnowati, Co-Promotor yang telah memberikan
bimbingan studi dan masukan yang berarti pada hasil penelitian saya dan pembuatan disertasi
ini. Terima kasih saya sampaikan kepada Dr. David Samiyono, Co-Promotor yang memberi
masukan dalam memaknai data penelitian disertasi dengan wacana konseptual, juga
memberikan perbaikan kalimat dalam disertasi ini, sehingga tidak menimbulkan salah
pengertian bagi pembacanya.
Saya berterima kasih kepada Dr. Pdt. Ebenhaizer I Nuban Timo, Ketua program studi
Doktor Sosiologi Agama yang juga penguji bersama dengan Prof. Dr. Harry Truman
Simanjuntak, Dr. Pamerdi Giriloso dan Dr. Pdt. Rama Tulus Pilakoannu pada ujian tertutup di
tanggal 27 Juli 2016. Saran-saran mereka telah memperkaya tulisan ini untuk membuat analisis
lebih mendalam terhadap hubungan antara nilai budaya dengan kehidupan beragama dewasa
ini, sehingga terlihat ada perbedaan dengan literatur sebelumnya.
Saya juga berterima kasih kepada Prof. Dr. Hendrik J. Ruru, Ketua Umum Yayasan
Apollos dan Pdt. Rudolf J. Lumenta, Ketua STT Apollos yang memberi rekomendasi studi dan
telah e e aska dari pekerjaa dala
e yelesaika studi “ . ‘asa hor at da teri ak
kasih saya kepada Dr. Pdt. Emeritus Jan Rapar, yang memberi rekomendasi juga dan dukungan
moril selama berlangsungnya studi. Terima kasih yang sama kepada sahabat saya Pdt. Junius
Tamuntuan dan Pdt. Audy Ngantung, dan rekan-rekan dosen Dr. Pdt. Horas Tambunan, Dr. Pdt.
Timothy Joshua, Dr. Pdt. Jeffrey Uren, Pdt, Alex Taliak, Pdt. James Damanik, ibu Pdt. Elsje
Saruan-Togas, dra. Rita Setyowati, Meiske Wawoh, STh dan seluruh staf akademik dan
administrasi pada STT Apollos di Jakarta, Manado, Lirung (Talaud), yang ternyata senantiasa
mengikuti perkembangan studi saya.
Rasa persahabatan dan terima kasih saya tujukan kepada Dr. Ruddy Agusyanto, dra. Ochi
Nasution, dra. Budy Sulistyowati, MA dosen pada Program Studi Antropologi FISIP UI juga dosen
di STT Apollos. Diskusi-diskusi bersama memberi tantangan saya untuk membuat topik tentang
ulos. bahkan memberikan judul disertasi ini kepada saya.
Terima kasih saya kepada ibu Iin, Mas Wid, mas Susalit, mas Ari, mas Bam, mas Tadiyus
(sebeum pindah bagian) di Perpustakaan UKSW, yang memberi informasi buku-buku yang
relevan dengan disertasi ini. Ungke Ito yang telah membantu menyusun gambar ulos, daftar
tabel dan sampul judul disertasi ini. Terima kasih kepada Pak Usman Arifin, ST di Badan Pusat
Statistik Jakarta yang memberi informasi data penduduk juga peta lokasi di wilayah DKI Jakarta.
Ibu Dra. Tuti Hartati, Kepala Perpustakaan ISI di Solo. Bapak Sudarman kepala bagian koleksi
buku-buku Referensi di Perpustakaan UI, ibu Khuriyati staf Perpustakaan TMII Jakarta. Mbak Titi
staf Perpustakaan Museum Tekstil Jakarta, saya ucapkan terima kasih atas bantuan dan
kesediaan memberikan jurnal wastra Indonesia dan buku-buku langka tentang kain tenun,
sehingga saya dianjurkan untuk membuat salinan bagian yang diperlukan.
Terima kasih kepada semua narasumber yang telah bersedia diskusi bersama dan
memberi undangan untuk acara perkawinan adat Batak di Jakarta. Perkumpulan marga Batak
Toba di Jakaralam beberapa kesempatan bersedia mendiskusikan hasil pengamatan acara itu
dan memberi masukan yang berharga mengenai berbagai hal dalam kebudayaan Batak yang
ha ya saya ketahui kulit luar ya saja. Ko sep da istilah dala ke udayaa Batak ya g egitu
banyak, sehingga saya masih harus belajar. Saya akui bahwa filosofi yang mendasarinya dan folk
concepts Batak Toba, serta aturan adatnya begitu detil, sehingga takkan pernah habis untuk
dipelajari dan diteliti.
Saya berterima kasih kepada Tante dra. Leonora Zacharias -- Tahalele, atas kesediaan
untuk membaca dan mengoreksi disertasi ini secara gramatikal sehingga mudah dimengerti.
Selesainya studi dan disertasi ini tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Persahabatan
dengan Tuhan dan sesama, pergaulan dengan banyak orang dan self criticism membawa saya
pada kesadaran diri, karena berkat perhatian dan semangat yang diberikan oleh teman-teman
pula dimungkinkan untuk selesai.
Saya menghaturkan terima kasih kepada Mbak Emy Wuryani, M.Hum atas perhatian dan
persahabatan, yang telah memberi tumpangan selama studi dan menyelesaikan disertasi ini.
Terima kasih juga saya sampaikan kepada Sez Lely Golose, Pdt. Gerda Pontoh, Pdt. Youke
Nirahua, Pdt. Sealtiel Izaak, Dr. Flip Litaay, ibu Hana Litaay - Salakory, M.Si, Berry Renwarin,
M.Si, dra. Rita Anthony, Pdt. Yusak Yulianto, MTh, Gracia Siwalete, S.H, Dwi Pakartiningsih, S.P,
Mbak Wahyu Purwiyastuti, M.Hum, ibu Sri Muryani, MM, Yeny Mosooli, SSos, Mia Momot, MSi,
Sendy Noya, S.Kom, Keka Tobing - Tutuarima, Onya dan Sonny Tutuarima, Franklyn Kakisina,
S.E, Tante Fanny dan Oom Cepu Kakisina, Fera Kameo, Dian dan Dhany Siliwoloe, Romulo
Simanjuntak, S.IP, M.A, Daniel Sihite, SSos, yang mengikuti perkembangan studi saya baik
secara langsung maupun dari kejauhan.
Saya dedikasikan karya ini juga kepada Mami (Ibunda) tercinta, yang telah
e u gki ka saya de ga rasa a a
e jala i profesi ta pa ta da jasa , e ga il “ da
melakukan kegiatan apa saja yang saya kehendaki. Beliau juga seorang yang bisa menenun ulos
pada masa mudanya. Kakak saya Herbert, Bigman dan adik saya Teddy, Philips (sebelum
meninggal) atas kasih dan perhatian yang membantu meringankan beban biaya penelitian dan
penyelesaian akhir studi saya. Untuk sepupu dan ipar Tante Tyas, Mami Hans, Oom Agus, Oom
Bin, Anie, Ana, Baong, Mama Niel, Julida, Anes, Edney, Suco. Keponakan Chachi, Ien, Ai, Saski,
Stefi, Abe, Bibo. terima kasih atas perhatian dan doa baik secara langsung maupun dari
kejauhan, namun juga yang sering bertanya, Enta kapan selesai ?
Segala ucapan terima kasih dan ucapan syukur kepadaNya, biarlah Tuhan membalas dengan
kebaikan bagi semua. “ebab segala sesuatu adalah dari Dia, da oleh Dia, da kepada Dia:
Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-la a ya! Ro a 11:36 . SARIPATI
Ulos adalah kain (wastra) Batak yang berasal dari Tapanuli, Sumatera Utara
berfungsi dalam berbagai kegiatan baik yang pragmatis maupun yang bersifat resmi
masyarakat Batak dan adat Batak. Untuk mendeskripsikan ulos dalam maknanya pada
setiap kegiatan itu, maka berdasarkan konteks sosio-historisnya dan juga konteks adat
Batak. Sebagai ulos dalam maknanya dengan adat Batak yang terfokus pada perkawinan
bagi orang Batak Toba di Jakarta dan ulos ragi idup dan ulos ragi hotang. Dalam hubungan
ini, saya menemukan ulos dalam makna-makna sama dan tidak sama. Karena itu saya
menginterpretasikan setiap makna dari kedua konteks tesebut sebagai konsep nilai.
Dalam hal itu saya menemukan lima makna sama, sebenarnya telah ada dalam
konsep ulos. Yang paling khas dari konsep ulos adalah konsep nilai berkat, kasih sayang,
harapan, pertalian keluarga dan persatuan. Dalam hubungan ini, sebagai nilai inti yang
melatar-dasari ulos dalam perkawinan adat Batak, bahkan pada setiap kegiatan yang
bersifat resmi masyarakat Batak dan adat Batak. Lima nilai yang lainnya berdasarkan
konteks sosio-historisnya juga, yaitu menyenangkan, kehangatan bagi tubuh dan jiwa,
kepercayaan, kekuatan daya hidup dan tata cara adat. Empat nilai yang lainnya pada
perkawinan adat bagi orang Batak Toba di Jakarta yaitu penghormatan, kehidupan,
keteguhan setia dan pengesahan perkawinan secara adat. Saya menginterpretasikan
setiap nilai berdasarkan masing-masing konteksnya. Demikian juga ekspresi nilai inti yang
merupakan bagian dari kebudayaan Batak dan nilai agama Kristen merupakan ekspresi
dari kehidupan beragama orang Batak Toba di Jakarta. Dalam hubungan ini, sebagai nilai
inti dan nilai kristiani menjadi kekuatan struktur normatif dan tatanan sosial di waktu dan
dunia sekarang.
Selanjutnya untuk memperjelas karakteristik ulos adalah objek kain yang dapat
dilihat dan diamati dengan indra penglihatan (mata), yang merupakan kesamaan dan
kepadanan konsep tanda dalam pengertian semiotik,
Untuk itu, maka saya
membandingkannya dengan konsep tanda dalam rupa-rupa objek yang lainnya dalam
kerangka teoritik. Jadi, isi setiap konsep tanda berbeda-beda bergantung pada konteks
masyrakatnya. Setiap masyarakat mempunyai konsep tandanya sendiri, yang merupakan
produk masyarakatnya sendiri. Sebab itu konsep tanda berbeda antara satu masyarakat
dengan masyarakat yang lain. Karena setiap masyarakat membangun konsep tandanya
pada objek yang ditentukan menjadi acuan bersama bagi anggota-anggotanya dalam
kehidupan bermasyarakat.
Salatiga, 6 Juni 2017
Nieta Simanjuntak
SARIPATI
Ulos adalah kain (wastra) Batak yang berasal dari Tapanuli, Sumatera Utara
berfungsi dalam berbagai kegiatan baik yang pragmatis maupun yang bersifat resmi
masyarakat Batak dan adat Batak. Untuk mendeskripsikan ulos dalam maknanya pada
setiap kegiatan itu, maka berdasarkan konteks sosio-historisnya dan juga konteks adat
Batak. Sebagai ulos dalam maknanya dengan adat Batak yang terfokus pada perkawinan
bagi orang Batak Toba di Jakarta dan ulos ragi idup dan ulos ragi hotang. Dalam hubungan
ini, saya menemukan ulos dalam makna-makna sama dan tidak sama. Karena itu saya
menginterpretasikan setiap makna dari kedua konteks tesebut sebagai konsep nilai.
Dalam hal itu saya menemukan lima makna sama, sebenarnya telah ada dalam
konsep ulos. Yang paling khas dari konsep ulos adalah konsep nilai berkat, kasih sayang,
harapan, pertalian keluarga dan persatuan. Dalam hubungan ini, sebagai nilai inti yang
melatar-dasari ulos dalam perkawinan adat Batak, bahkan pada setiap kegiatan yang
bersifat resmi masyarakat Batak dan adat Batak. Lima nilai yang lainnya berdasarkan
konteks sosio-historisnya juga, yaitu menyenangkan, kehangatan bagi tubuh dan jiwa,
kepercayaan, kekuatan daya hidup dan tata cara adat. Empat nilai yang lainnya pada
perkawinan adat bagi orang Batak Toba di Jakarta yaitu penghormatan, kehidupan,
keteguhan setia dan pengesahan perkawinan secara adat. Saya menginterpretasikan
setiap nilai berdasarkan masing-masing konteksnya. Demikian juga ekspresi nilai inti yang
merupakan bagian dari kebudayaan Batak dan nilai agama Kristen merupakan ekspresi
dari kehidupan beragama orang Batak Toba di Jakarta. Dalam hubungan ini, sebagai nilai
inti dan nilai kristiani menjadi kekuatan struktur normatif dan tatanan sosial di waktu dan
dunia sekarang.
Selanjutnya untuk memperjelas karakteristik ulos adalah objek kain yang dapat
dilihat dan diamati dengan indra penglihatan (mata), yang merupakan kesamaan dan
kepadanan konsep tanda dalam pengertian semiotik,
Untuk itu, maka saya
membandingkannya dengan konsep tanda dalam rupa-rupa objek yang lainnya dalam
kerangka teoritik. Jadi, isi setiap konsep tanda berbeda-beda bergantung pada konteks
masyrakatnya. Setiap masyarakat mempunyai konsep tandanya sendiri, yang merupakan
produk masyarakatnya sendiri. Sebab itu konsep tanda berbeda antara satu masyarakat
dengan masyarakat yang lain. Karena setiap masyarakat membangun konsep tandanya
pada objek yang ditentukan menjadi acuan bersama bagi anggota-anggotanya dalam
kehidupan bermasyarakat.
DAFTAR ISI
“AMPUL DALAM ………………………………………………………………….
i
PENGANTA‘ …………………………………….…….……………………………
iii
“A‘IPATI ………………………………………………….……………………….…
vi
DAFTA‘ I“I ………………………………………………………….………......
viii
DAFTAR GAMBA‘ …………………………………….………………………….
xvi
DAFTA‘ TABEL ………………………………………….…………..…………….
xvii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................
1
I. . Latar Belaka g Pe ikira …………………………………
1
I. . ‘u usa Masalah ……………………………..……………..
3
I.3. Tujuan Pe elitia ………………………………..……….…...
11
I.4. Metode Penelitian ................................................
12
. Pe gu pula Data ……………………………………….
12
. Lokasi da Waktu Pe elitia ………………………….
15
. U it A ata ……………………………………..…………....
16
. A alisis Data ………………………………………………….
17
I.5. Ko tri usi Pe elitia ………………………………………….
I.6. Susunan Penulisan.................................................
18
BAB II KERANGKA TEORITIK .....................................................
22
II.1. Pengertian Kain .....................................................
22
II.2. Fungsi Kain ............................................................
26
II.3. Bentuk Penggunaan Kain …...................................
36
II.4. Kain adalah Tanda dalam Pengertian Semiotik ......
39
1. Asal Mula dan Pengertian Semiotik ...................
2. Teori-teori te ta g Ta da ………………..………….… ..
1) Emile Durkheim : Totem sebagai Nama diri,
Emblem dan Kepercayaan Totemik ……….……
40
46
2) Edwyn Bevan : Simbol Objek Kepercayaan ….….
57
3) Mircea Eliade : Simbol Objek yang Sakral …..….
64
4) Mary Douglas : Simbol Struktur Kosmos ………...
72
5) Clifford Geertz : Simbol pada Multi Objek .........
80
BAB III ORANG BATAK DAN ULOS ..........................................
92
III.1. Gambaran Umum Orang Batak ...............................
92
1. Kejadian Orang Batak ..............................................
92
2. Wilayah dan Pembagian Suku-suku ........................
98
3. Kekerabatan Marga ……………………………………….…….
100
. Pra ata “osial Ora g Batak ………………………………….
103
III.2. Gambaran Umum Ulos ………………….…………………...
108
1. Kejadian Ulos …………….…………………………………………
108
. Fu gsi …………………………………………………………………..
111
. Klasifikasi ……………………………………………….……………..
116
. “truktur …………………………………………………………………
120
. Motif Hias ……………………………………………………………..
124
6. Ulos de ga Pra ata “osial Ora g Batak ……….………
126
1) Ulos dalam Perkawi a Adat Batak …………….…….
127
a. Pri sip Dasar Perkawi a ……………………….…
127
b. Pe gertia Perkawi a ……………………….……..
128
2) Pemberian Ulos ……………………………………………….
131
a. Pe gertia ………………………………………………...
131
b. Tata Cara …………………………………….……………..
133
7. Ulos dalam Makna- ak a …………………………………….
135
BAB IV ORANG BATAK TOBA DI JAKARTA DAN ULOS
DALAM PERKAWINAN ADAT ………………………………..
IV.1. Ga
ara U u
Kota Jakarta ……………………………..…
IV.2. Ga
ara U u
Ora g Batak To a di Jakarta ……..…..
142
142
152
. Latar Belaka g ……………………………..……………………..
152
. . Mata Pe aharia ……………………………….……………..
160
3. Kekerabatan Dalihan Na Tolu ………………………………
163
I V.3. Pengamatan pada Ulos dala
Perkawi a Adat ……....
167
. Pedo a ………………………………………………..………………..
167
) Pela ara ………………….….………..……………..…....
168
2) Pemberian Mahar ………………………….….….......
169
3) Pertemuan Keluarga Calon Memepelai Laki-laki ….
169
4) Pertemuan Keluarga Calon Mempelai Perempuan
170
5) Pe
eritahua kepada Gereja …………………………….
170
6) Je put Calo Me pelai Pere pua ……………………
171
7) Pe
erkata Nikah Gereja …………………………………..
171
8) Perkawinan Adat ………………………………………………....
172
2. Tata A ara …………….………………..…..…………….…….………... 172
1) Je put Calo Me pelai Pere pua ……….…............ 172
2) Pemberian Kembang ……………................................... 173
3) Pemberkatan Nikah Gereja ....................................... 173
4) Perkawinan Adat di Gedu g ………………………..………..
173
a. Tata Letak Alat da Pa ggu g ……………………..……
174
b. Susunan Acara ………………...................................
176
i) Pembukaan Sambutan dan Makan Bersama …..
ii) Ucapan Selamat kepada Kedua Me pelai ……..
177
179
iii) Pemberian Ulos .................................................. 179
a) Ulos Ragi Idup ……………………….......................
179
b) Ulos Ragi Hotang ………………………………………..
181
iv) Pemberian Daging, Uang, Nasihat ……………….....
183
v) Penutup : Ucapan Terima Kasih ………….…..…......
184
IV,4. Ulos dalam Makna Perkawinan Adat ……………………..……. 185
BAB V NILAI ULOS DALAM PRANATA PERKAWINAN
BATAK TOBA DI JAKARTA ………….……………………………...
189
BAB VI PENUTUP ....................................................................
V!.1. Kesimpulan Data ...............................................
219
219
VI.2. Temuan Teoritis ..................................................
222
VI.3. Temuan Praktis ..................................................... 224
VI.4. Saran-saran .......................................................... 225
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................
230
DAFTAR NARASUMBER ……………..................................................
242
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar Ulos dari Sub-su suku Batak …………………….............. 117
2. Gambar Alat Tenun Ulos da Pe e u ……………………. ….……. 122
3. Ga
ar “ke a Tata Letak te pat duduk ………………. .………. 175
4. Gambar Ulos Ragi Idup dan Ulos Ragi Hotang …..….….………. 182
5. Gambar Pemberian Ulos pada Perkawinan Adat Batak ….…
183
DAFTAR TABEL
1. Ta el Peta DKI Jakarta
………………………….…..… .………….. 143
2. Ta el . . Letak Geografi Jakarta ……………………..………..……. 144
3. Tabel 1.1.2. Luas Daerah dan Pembagian Daerah Kabupaten Menurut Kabupaten
Kota Administrasi Tahun 2013 di DKI Jak..……………………………
4. Tabel 2.1. Jumlah Kabupaten Kota Administrasi dan Kecamatan Tahun 2013 di DKI
Jakarta ...................................................................................... 144
5. Tabel 12.9. Penududuk WNI Menurut Provinsi dan
“uku Ba gsa I do esia di DKI Jakarta …………………………………… 149
6. Tabel Jumlah Keanggotaan Orang Batak Toba di
Jakarta pada HKBP di Wilayah DKI Jakarta Tahun
2010 –
…………………………………………………………………………
7. Ta el Daftar Narasu
er ……………………………………………………. 242