Stasiun Medan Mass Transit Kwala Bekala

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Kota Medan merupakan Kabupaten/Kota yang berada di Provinsi Sumatera Utara. Sebagai

daerah otonom dan memiliki status sebagai Kota Metropolitan, pembangunan Kota Medan
bertujuan untuk menjadikan berbagai bidang di perkotaan menjadi lebih baik, terutama di bidang
jasa perdagangan, keuangan, dan industri dalam meningkatkan produksi, pendapatan, dan
kesejahteraan secara merata bagi masyarakat perkotaan yang ditandai dengan adanya peningkatan
daya beli dan investasi secara berkelanjutan. Dalam pengembangannya menjadi kawasan dengan
ekonomi yang modern, maka dibangunlah kawasan strategis nasional yang menjadikan Kota
Medan sebagai kawasan perkotaan inti yang menyatu dengan beberapa kawasan sekitarnya,
meliputi Binjai, Deli Serdang, dan Karo atau disebut dengan Mebidangro sehingga membentuk
kawasan metropolitan yang dapat mempercepat pembangunan, pertumbuhan wilayah, dan
peningkatan kesejahteraan rakyat dari pengembangan kawasan perkotaan inti.
Pada kawasan Mebidangro, terdapat wilayah yang memiliki fungsi sebagai kawasan pusat
kegiatan perdagangan/bisnis dan pendidikan, meliputi Kecamatan Medan Tuntungan, Kecamatan
Medan Baru, Kecamatan Medan Selayang, dan Kecamatan Medan Johor. Untuk Kecamatan

Medan Johor terdapat kawasan Kwala Bekala yang didalamnya memiliki terminal bus, pusat pasar
induk, dan pembangunan sarana pendidikan Kampus Universitas Sumatera Utara (USU) Kwala
Bekala serta pengembangan stasiun kereta api yang sudah tidak dioperasikan kembali.
Berdasarkan perancangan Masterplan Kota Mandiri Kwala Bekala yang dibuat oleh PT.
Propenas Nusa Dua, tujuan dari pembuatan dan pengembangan kawasan Kota Mandiri Kwala
Bekala adalah untuk menjadikan Kota Mandiri Kwala Bekala tidak hanya mengembangkan
kawasan Kwala Bekala, melainkan mampu memberikan dampak ekonomi dan bisnis bagi kawasan
sekitar Kota Mandiri Kwala Bekala.
Kota Mandiri Kwala Bekala terbagi atas beberapa wilayah yang salah satunya bernama
North Precinct atau Bekala New Town North Precinct. Kawasan ini merupakan pusat kota

percontohan sebagai tempat transit angkutan umum dan kereta api. Pada area ini terdapat inti area
yang meliputi Terminal Tipe A dan stasiun kereta api sebagai sarana transportasi umum keluar
1
Universitas Sumatera Utara

dan menuju Kwala Bekala serta Pasar Induk Lau Cih sebagai pusat induk kegiatan perdagangan
bagi kawasan Kwala Bekala dan sekitarnya. Terdapat pula Kampus II USU Kwala Bekala sebagai
pengembangan sarana pendidikan dan kawasan agrowisata yang melibatkan penggunaan lahan
pertanian. Adapun terdapat area pendukung kawasan yang meliputi taman seluas 18 ha, sekolah

dasar, sekolah menengah, perpustakaan umum, permukiman, komersil, dan tempat peribadatan.
Pada kawasan North Precinct, lokasi Terminal Tipe A dengan stasiun kereta api memiliki
jarak yang sesuai dengan pengembangan konsep TOD. Pengembangan konsep TOD pada kawasan
Kwala Bekala adalah dengan menitikberatkan perancangan sirkulasi manusia dengan membuat
trotoar yang lebar disepanjang titik Terminal Tipe A dengan stasiun kereta api yang disebut dengan
backbone kawasan. Backbone kawasan tidak hanya berfungsi sebagai jalur pejalan kaki, melainkan

dijadikan sebagai area window shopping bagi fungsi-fungsi komersil disepanjang jalur pejalan kaki
tersebut. Fungsi-fungsi komersil tersebut terdiri dari hotel, apartemen, pusat bisnis, pusat
kreativitas pemuda, dan convention hall.
TOD atau Transit Oriented Development merupakan salah satu pendekatan pengembangan
kota yang mengadopsi tata ruang campuran dan memaksimalkan penggunaan angkutan massal,
meliputi busway (BRT), kereta api kota (MRT), kereta api ringan (LRT), serta dilengkapi dengan
jaringan pejalan kaki/sepeda. Konsep TOD merupakan konsep yang ditujukan bagi aktivitas
pergerakan manusia, meliputi pergerakan menggunakan kendaraan ataupun berjalan kaki dengan
radius pencapaian berkisar antara 400 – 800 m yang didukung dengan sarana-sarana seperti pusat
aktivitas yang saling terintegrasi titik transit.
Berdasarkan RTRW Kota Medan 2010-2030, dijelaskan bahwa Kota Mandiri Kwala
Bekala merupakan kawasan yang ditetapkan sebagai pusat kegiatan perdagangan/bisnis dan pusat
pendidikan sehingga pada rancangan masterplan Kota Mandiri Kwala Bekala terbagi menjadi

beberapa zona yang masing-masing memiliki fungsi kawasan yang berbeda-beda.
Sebagai kawasan transit, pengembangan sarana transportasi umum harus dioptimalkan
mengingat pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor yang bertambah setiap tahunnya. Akibatnya,
volume kendaraan bermotor di jalan akan menjadi padat dan berpotensi menjadi sumber

kemacetan. Maka, pengalihan penggunaan dari kendaraan bermotor menuju transportasi umum
sangat penting. Salah satu pengembangan proyek transportasi umum di kawasan Kota Mandiri
Kwala Bekala adalah stasiun kereta api. Sebelumnya, pada kawasan ini hanya dilewati jalur rel
kereta api tanpa tempat pemberhentian stasiun. Pembangunan stasiun kereta api di kawasan ini
2
Universitas Sumatera Utara

diharapkan dapat memberikan banyak pilihan akses transportasi dan kemudahan waktu perjalanan
dalam mencapai Kwala Bekala. Pembangunan stasiun kereta api akan dijadikan sebagai “gerbang
masuk” Kwala Bekala. Salah satu caranya adalah dengan menerapkan tema ikonik pada bangunan
ini sehingga dapat ditandai tidak hanya terlihat dari bentuk bangunan stasiun, melainkan dapat
dijadikan ikon dari kawasan Kwala Bekala.
Dengan dibangunnya sarana transportasi umum di kawasan Kota Mandiri Kwala Bekala,
terutama pembangunan stasiun kereta api mampu memberikan pelayanan faislitas transportasi
kereta api yang layak dan diharapkan dapat memudahkan masyarakat dalam menuju Kwala Bekala

serta mampu mendorong perekonomian dan bisnis kawasan Kwala Bekala dan sekitarnya.
1.2.

Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari perancangan dan pengembangan proyek Stasiun Kereta

Api di kawasan Kota Mandiri Kwala Bekala adalah :
Maksud :
1. Menjadikan Stasiun Kereta Api Kwala Bekala sebagai ikon kawasan Kwala Bekala
2. Menjadikan Stasiun Kereta Api Kwala Bekala sebagai pusat antar moda yang terintegrasi
1.3.

Masalah Perancangan
Masalah yang terdapat di dalam perancangan Stasiun Kereta Api Kwala Bekala adalah :
1. Bagaimana merencanakan dan merancang fungsi Stasiun Kereta Api Kwala Bekala

2. Bagaimana menjadikan Stasiun Kereta Api Kwala Bekala sebagai ikon dari kawasan Kota
Mandiri Kwala Bekala

1.4.


Pendekatan
Pendekatan perancangan yang diterapkan pada kasus ini menggunakan beberapa metode :
1. Studi pustaka




Karakteristik sebuah stasiun kereta api beserta fungsi komersial
Ketentuan umum mengenai ukuran dan fungsi ruang-ruang stasiun kereta api
beserta fungsi komersial

3
Universitas Sumatera Utara

2. Melakukan studi banding mengenai proyek-proyek sejenis stasiun kereta api untuk
mengetahui pendekatan, perbandingan, dan pemecahan masalah yang terkait.
3. Melakukan studi ke lapangan, bertujuan untuk mengetahui keadaan lapangan yang
sebenarnya beserta potensi kawasan dan sekitarnya


1.5.

Lingkup dan Batasan Masalah

Terdapat lingkup dan batasan dalam kasus perancangan ini adalah sebagai berikut :
1. Perancangan mengikuti ketentuan umum ukuran ruangan terhadap aktivitas masingmasing
2. Mempelajari dan menerapkan standar ruang dan pola sirkulasi aktivitas penumpang serta
calon penumpang dengan berbagai kepentingan dan tujuan, seperti kedatangan dan
kepergian penumpang atau calon penumpang
3. Pembahasan kasus perancangan terhadap penerapan konsep Arsitektur Simbolisme yang
dikaitkan dengan fungsi proyek

1.6.

Kerangka Berfikir
Pembahasan dan perumusan masalah hingga menghasilkan suatu desain pada kasus

perancangan ini yang terangkum dalam suatu kerangka berpikir. Kerangka berpikir tersebut dapat
terlihat sebagai berikut :


4
Universitas Sumatera Utara

JUDUL PROYEK dan TEMA
Judul Proyek : Stasiun Medan Mass transit Kwala Bekala
Tema : Arsitektur Simbolisme

LATAR BELAKANG TEMA

LATAR BELAKANG KASUS

 Perancangan

program

Tema yang diambil pada “Stasiun

pengembangan prasarana stasiun transit berdasarkan

Medan Mass transit Kwala Bekala”


konsep TOD

adalah Simbolisme dalam Arsitektur.

kawasan

ini

sesuai

dengan

 Keberadaan stasiun transit kereta api sebagai penunjang
kawasan perdagangan dan komersial

 Prasarana transportasi umum sebagai kebutuhan yang

Bentuk dapat menyampaikan maksud
dan fungsi bangunan. Sedangkan

simbol

berperan

paling optimal dengan beberapa fasilitas penunjang di

menyampaikan

dalamnya

arsitektur.

dalam
komunikasi

MAKSUD DAN TUJUAN

 Mengurai kemacetan yang diakibatkan oleh kendaraan pribadi
 Menjadikan Stasiun Kereta Api Kwala Bekala sebagai ikon kawasan Kwala Bekala
 Menjadikan Stasiun Kereta Api Kwala Bekala sebagai pusat antar moda yang terintegrasi


PERMASALAHAN

1. Bagaimana merencanakan dan merancang fungsi-fungsi di dalam Stasiun Kereta Api Kwala Bekala
2. Bagaimana menjadikan Stasiun Kereta Api Kwala Bekala sebagai ikon kawasan

STUDI PUSTAKA DAN STUDI

PENGUMPULAN

BANDING

DATA

 Karakteristik stasiun kereta api

 Kajian tema dengan bentuk
bangunan

 Studi pustaka


 Studi banding

 Studi lapangan

STUDI LAPANGAN

 Ukuran & potensi lahan

 Peraturan pemerintah

 Sempadan bangunan

 Batas bangunan

ANALISA

 Analisa kondisi lingkungan, meliputi : analisa matahari, sirkulasi, vegetasi, view ke luar & dalam site

 Analisa fungsional, meliputi : analisa aktivitas, kebutuhan ruang, besaran ruang, hubungan antar ruang

Feed back

KONSEP PERANCANGAN

DESAIN

Feed back

5
Universitas Sumatera Utara

1.7.

Sistematika Penulisan Laporan
Urutan pembahasan pada penulisan laporan ini terdiri dari :

BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan latar belakang kasus perancangan Stasiun Kereta Api Kwala Bekala,
meliputi faktor-faktor yang memengaruhi perlunya diadakan pembangunan dan pengembangan
Stasiun Kereta Api Kwala Bekala, maksud dan tujuan, perumusan masalah, pendekatan
perancangan, serta lingkup dan batasan kasus perancangan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisikan tinjauan khusus mengenai kasus perancangan yang akan dikerjakan
meliputi beberapa teori yang dapat membantu dalam proses perencanaan/perancangan , posisi
lapangan proyek, kondisi, potensi yang ada, ketentuan dan peraturan yang berlaku, serta studi
banding proyek sejenis.
BAB III METODOLOGI
Bab ini berisikan uraian langkah-langkah kegiatan penilitian yang akan ditempuh dan
penjelasan mengenai kerangka pendekatan, metode, dan teknik diagnosis/analisis yang akan
digunakan untuk menghasilkan desain/perancangan bangunan.
BAB IV ANALISA PERANCANGAN
Bab ini berisikan tinjauan analisis mengenai pengguna, aktivitas, kebutuhan, ketentuan
ukuran dan fungsi ruang, program dan organisasi ruang, serta analisis keadaan lingkungan sekitar
lokasi perancangan, potensi lahan, sirkulasi dan pencapaian, orientasi dan pemandangan.
BAB V KONSEP PERANCANGAN
Bagian ini berisikan konsep-konsep dasar dan lanjutan mengenai tapak, bangunan yang
direncanakan, yang kemudian akan dijadikan sebagai produk keluaran untuk menuju ke hasil
perancangan.
BAB VI GAMBAR PERANCANGAN ARSITEKTUR
Bab ini berisikan hasil gambar-gambar perancangan arsitektur dan maket.

6
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR PUSTAKA
Berisi oleh berbagai sumber sebagai sumber ilmiah yang digunakan selama proses
pengerjaan proyek.
LAMPIRAN KUESIONER
Berisikan lampiran data riset yang terdiri dari serangkaian pertanyaan tertulis yang
bertujuan untuk memperoleh tanggapan dari kelompok orang terpilih melalui wawancara pribadi.
LAMPIRAN
Berisikan lampiran gambar proyek kerja stasiun kereta api yang diperoleh dari studi
Perancangan Arsitektur VI.

7
Universitas Sumatera Utara