Stasiun Televisi Swasta Di Medan (Arsitektur Metafora)

(1)

LAPORAN PERANCANGAN

TKA 490

TUGAS AKHIR

SEMESTER A TAHUN AJARAN 2013 / 2014

Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Arsitektur

Oleh

CHARLIE PUTRA

090406077

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2014


(2)

LAPORAN PERANCANGAN

TKA 490

TUGAS AKHIR

SEMESTER A TAHUN AJARAN 2013 / 2014

Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Arsitektur

Oleh:

CHARLIE PUTRA

09 0406 077

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2014


(3)

Oleh:

CHARLIE PUTRA

09 0406 077

Medan, Februari 2014

Disetujui Oleh :

Pembimbing I

Pembimbing II

Ir. Nurlisa Ginting, M.Sc.

Devin Defriza Harisdani, S.T., M.T.

NIP : 196201091987012001

NIP : 196503181995011001

Ketua Departemen Arsitektur

Ir. N. Vinky Rahman, M.T.

NIP. 196606221997021001


(4)

Nama : Charlie Putra

NIM : 09 0406 077

Judul Proyek Tugas Akhir : Stasiun Televisi Swasta Di Medan

Tema : Arsitektur Metafora

Rekapitulasi Nilai :

Dengan ini mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan :

No. Status

Waktu Pengumpulan

Laporan

Paraf Pembimbing I

Paraf Pembimbing II

Koordinator TKA-490

1. Lulus Langsung

2. Lulus Melengkapi

3. Perbaikan Tanpa Sidang

4. Perbaikan Dengan Sidang

5. Tidak Lulus

Medan, Februari 2014

Ketua Departemen Arsitektur, Koordinator TKA-490,

Ir. N.Vinky Rahman, MT. Wahyuni Zahrah, S.T., M.S.

NIP : 196606221997021001 NIP : 197308192000042001


(5)

karena berkat rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan seluruh

proses penyusunan Laporan Tugas Akhir ini sebagai persyaratan untuk

memperoleh gelar Sarjana Teknik

Arsitekur, Departemen Arsitektur

Universitas Sumatera Utara.

Proses yang panjang ini tidak bisa dilalui tanpa dukungan doa,

semangat dan dan perhatian dari orang tua serta kakak dan adik penulis.

Penulis juga ingin meyampaikan rasa terima kasih yang sebesar

besarnya

kepada :

Ibu Ir. Nurlisa Ginting, M.Sc. sebagai Dosen Pembimbing I atas

kesediaannya membimbing, memotivasi, dan memberi pengarahan

yang sangat berarti dan selalu memberikan yang terbaik dari awal

hingga akhir

Bapak Devin Defriza, ST., MT. atas kesediaannya membimbing,

memotivasi, serta memberi pengarahan yang membuka pikiran.

Bapak Ir. Samsul Bahri, M.T. dan Bapak Yulesta Putra, S.T., M.Sc.

selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan

saran-saran yang sangat membantu.

Bapak Ir. Vinky Rachman, MT. selaku Ketua Departemen Arsitektur,

Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

Ibu Wahyuni Zahrah, S.T., M.S. selaku koordinator Tugas Akhir,

Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

Bapak dan Ibu dosen staff pengajar Departemen Arsitektur, Fakultas

Teknik, Universitas Sumatera Utara.

Bapak dan Ibu pegawai staff Tata Usaha Departemen Arsitektur,

Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

TVRI Medan yang bersedia memberikan informasi yang berguna

untuk penyelesaian Tugas Akhir ini.


(6)

telah bersama-sama melalui proses pendidikan di Arsitektur USU.

Adik-adik junior stambuk 2010 dan 2011 yang telah memberi

dukungan kepada penulis

Adik-adik junior stambuk 2012 dan 2013 yang telah senantiasa

memberi bantuan penyelesaian maket dengan senang hati

Semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu

pengetahuan khusunya di lingkungan Departemen Arsitektur Universitas

Sumatera Utara.

Medan, Februari 2014


(7)

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR . vi

DAFTAR TABEL .. viii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Maksud dan Tujuan... ... 3

1.3 Sasaran dan Lingkup Layanan... 3

1.4 Perumusan dan Permasalahan Perancangan ....4

1.5 Metode Pendekatan Masalah... ... 4

1.6 Asumsi Asumsi.... 5

1.7 Kerangka Berpikir... . 6

1.8 Sistematika Pembahasan... 7

BAB 2 DESKRIPSI PROYEK 2.1 Terminologi Judul... . 8

2.2 Tinjauan Umum... .. 9

2.2.1 Sejarah Perkembangan Televisi... . 9

2.2.1.1 Televisi Elektromekanik... 9

2.2.1.2 Televisi Elektronik... 10

2.2.2 Sejarah Penyiaran Televisi... 12

2.2.2.1 Standar Siaran Televisi... .. 13

2.2.2.2 Saluran Pemancar Televisi... 15

2.2.2.3 Televisi Penerima... .. 17

2.2.2.4 Distribusi... ... 18

2.2.3 Lembaga Penyiaran Swasta... ... 19

2.2.4 Kegiatan Penyiaran...20

2.2.5 Fasilitas Televisi...21

2.2.6 Program Siaran Televisi...25

2.2.6.1 Acara Hiburan Tanpa Naskah...25

2.2.6.2 Acara Hiburan dengan Naskah...26


(8)

2.3.2 Alternatif Lokasi Tapak... ...29

2.3.3 Deskripsi Lokasi Sebagai Tapak Perancangan... 31

2.4 Tinjauan Fungsi... 32

2.4.1 Daftar Pengguna... .. 32

2.4.2 Deskripsi Pengguna dan Kegiatan... 32

2.5 Studi Banding Proyek Sejenis... 37

2.5.1 Seoul Broadcasting System (SBS)... .. 37

2.5.2 CCTV Heaadquarters... . 41

BAB 3 ELABORASI TEMA 3.1 Pengertian Tema... .. 43

3.1.1 Arsitektur... .. 43

3.1.2 Metafora... . 43

3.2 Interpretasi Tema... .. 46

3.3 Keterkaitan Tema dengan Judul... 46

3.4 Studi Banding Proyek Tema Sejenis... 47

3.4.1 TGV Station.... 47

3.4.2 EX Plaza, Jakarta, Indonesia... 48

3.4.3 Sydney Opera House... 48

BAB 4 ANALISA 4.1 Analisa Proyek... 49

4.2 Analisa Tata Guna Lahan... . 50

4.3 Analisa Sirkulasi dan Pencapaian... .. 51

4.4 Analisa View... 52

4.5 Analisa Kebisingan... .. 53

4.6 Analisa Orientasi Matahari... 53

4.7 Analisa Pola Kegiatan... 54

4.8 Program Ruang... 55


(9)

5.2.1 Konsep Entrance dan Sirkulasi... 60

5.2.2 Konsep Penzoningan Tapak... .61

5.2.3 Konsep Bentukan... . 62

5.2.4 Konsep Penzoningan Ruang Dalam... . 63

5.2.5 Konsep Struktur Bangunan... . 66

5.2.6 Konsep Tampak Bangunan... . 66

5.2.7 Konsep Utilitas... .. . 67

DAFTAR PUSTAKA ... . 70


(10)

Gambar 2.1 Skema transmisi siaran dari stasiun televisi ke antena

penerima ... 24

Gambar 2.2 Skema transmisi siaran yang diterima antena

penerima ... ...25

Gambar 2.3 Jalan Gatot Subroto 29

Gambar 2.4 Jalan A.H. Nasution. .. 30

Gambar 2.5 Jalan Kejaksaan . 30

Gambar 2.6 Eksterior Gedung SBS... 37

Gambar 2.7 Keterangan Fungsi Gedung SBS .. 38

Gambar 2.8 Studio Entertainment SBS.. . . 39

Gambar 2.9 Studio Berita SBS... ... 39

Gambar 2.10 Lobby SBS . . 40

Gambar 2.11 Roof Garden SBS. ... 40

Gambar 2.12 SBS Park . 40

Gambar 2.13 Exterior CCTV. ... 41

Gambar 2.14 Gambar Potongan Gedung CCTV .. 42

Gambar 3.1 Eksterior TGV Station... .. 47

Gambar 3.2 Interior TGV Station... 47

Gambar 3.3 Efek kinetis pada EX Plaza 48

Gambar 3.4 Penerapan metafora pada EX Plaza 48

Gambar 3.5 Exterior Sydney Opera House .. 48

Gambar 4.1 Peta wilayah Indonesia ...49

Gambar 4.2 Peta Pulau Sumatera .. 49

Gambar 4.3 Peta kecamatan Medan Petisah 49

Gambar 4.4 Peta wilayah site .. 49

Gambar 4.5 Foto-foto Existing bangunan di lokasi proyek 50

Gambar 4.6 Gambar Analisa Tata Guna Lahan . 50

Gambar 4.7 Gambar Analisa Sirkulasi . 51

Gambar 4.8 View di sekitar Site .. 52

Gambar 4.9 Gambar Analisa Kebisingan . 53


(11)

Gambar 4.14 Struktur Organisasi Stasiun Televisi Swasta .. 55

Gambar 5.1 Konsep Entrance... .. 60

Gambar 5.2 Konsep Sirkulasi... 60

Gambar 5.3 Konsep Penzoningan Tapak. .. .. 61

Gambar 5.4 Konsep Tapak.... .. 61

Gambar 5.5 Bentukan Denah . 63

Gambar 5.6 Konsep Bentukan Tampak . 63

Gambar 5.7 Diagram Zoning Ruang Dalam. 63

Gambar 5.8 Penzoningan Lantai 1 . 64

Gambar 5.9 Penzoningan Lantai 2 . 64

Gambar 5.10 Penzoningan Lantai 3 . 65

Gambar 5.11 Penzoningan Lantai 4 . 65

Gambar 5.12 Penzoningan Lantai 5 . 65

Gambar 5.13 Detail Struktur dan Pondasi. 66

Gambar 5.14 Detail Lapisan Tempered Glass 67

Gambar 5.15 Proses pembuatan Laminated Glass 67


(12)

Tabel 2.2 Tabel kriteria internal site Stasiun Televisi Swasta .. 29

Tabel 2.3 Tabel penilaian kriteria lokasi . 31

Tabel 2.4 Tabel kebutuhan ruang Stasiun Televisi Swasta 32 Tabel 4.1 Tabel alur kegiatan pengguna Stasiun Televisi Swasta.. . 54

Tabel 4.5 Tabel Program Ruang 55

Tabel 5.1 Tabel Jenis-jenis bentukan dasar massa bangunan ..62 Tabel 5.2 Tabel keuntungan dan kerugian sistem distribusi listrik.. ..68


(13)

entertainment. This building is a place to develop the activities of information broadcasting including news, documenter, kids program, and especially in sports as well as the potentil of other area. The propose of this building construction is to introduce to Medan city s teenager who have the talent in sports to other areas, so that the public interest in sports will thrive. This building s design using tangible metaphore of a wave signal. The expectation after the construction of this building is to raise the public interest of Medan city people in the world of entertainment especially in sports.

Keyword : Television Station, Sports, Medan, Metaphor

Abstrak

/0 123 45 6 43 4 783 9:6 4 ; 0<0 =:9 : 7>39 83 ?: 13@ 96 ?@ 3 4 6 4 86@ 1010 46 A: @ 02 6 86A34 93B3 43

@ 05 :3 83 4 ?6 4:3 C04D:3 B34 8 0<0 =:9: ?: E F83 G0 ?34, 80B68313 ?3< 31 10 4: 45@ 38@ 3 4 1: 438 139D3 B3@ 38 ?3<31 ?6 4:3 A:26B3 4H I3456 43 4 : 4: 10 B6C3@ 3 4 >3?3A J801C3 8 1012: 43 3@ 8:K: 839

C0 4D023B3 4 : 4KFB139:

23 :@ 2 0 B: 83L

?F@6 10 480 BL CBF5B 3 1

3 43@ M 3 43@ L ?3 4 80 B68313 C3 ?3

2: ?345 F<3AB353 90B 83 C F80 49 : ?3 0 B3A <3: 4 4D3H ;6N63 4 C0 12 3456 43 4 2 3 45643 4 : 4: 6 486@

10 1C0B@0 43<@3 4C016 ?3 C0 16 ?:EF83 G0 ?3 4 D3 45101C64D3: 23@38?3<3 1 2: ?3 45F<3A B 353

@ 0 ?30B3A <3: 4, 35 3B 1:43 8 139D3 B3@ 38 ?3 <3 1 2: ?345 F<3 A B353 90 13@: 4 20 B@0123 45H O093 : 4 23 4 56 43 4 : 4: 10 45 56 43@ 3 4 80 13 3 B9: 80@ 86 B tangible metaphore

J

3B9: 80@ 86B

10 83KFB 3 tangible ?3 B: 90 263A 9: 4D3< 50<F123 45H O0 4534 ?: 23 45 6 44D3 23 45643 4 : 4: ?:A3B3C@ 34 ?3C38

10 4: 45@38@ 3 4 1: 43 8 139D3 B 3@ 38 @F83 G0 ?3 4 ?3<3 1 A3< ?6 4:3 A:2 6 B34 80B 6 8313 ?: 2: ?3 45

F<3AB3 53H


(14)

entertainment. This building is a place to develop the activities of information broadcasting including news, documenter, kids program, and especially in sports as well as the potentil of other area. The propose of this building construction is to introduce to Medan city s teenager who have the talent in sports to other areas, so that the public interest in sports will thrive. This building s design using tangible metaphore of a wave signal. The expectation after the construction of this building is to raise the public interest of Medan city people in the world of entertainment especially in sports.

Keyword : Television Station, Sports, Medan, Metaphor

Abstrak

ST UVW XY Z XW X [\W ]^Z X _ T`T a^] ^ [bW] \W c^ UWd ]Z cd W X Z X \Zd UTUT XZ e^ d TV Z \ZeWX ]WfW XW

d TY ^W \W X cZ X^W gTXh^W fWX \ T`T a^]^ c^ i j\W kT cWX, \TfZ\WUW cW` WU UT X^ XYd W\d W X U^ XW\ UW]hW fWd W\ cW`WU cZ X^W e^VZfW Xl mWXYZ XW X ^ X^ UT fZgWd W X bWcWe n\TUgW \ UTUV^ XW Wd \^o^ \W]

gT XhTVWfW X ^ XojfUW]^

VW ^d V T f^ \Wp

cjdZ UT X\T fp gfjYf W U

W XWd q W XWd p cW X \T fZ\WUW gW cW

V^ cWXY j`WefWYW ]Tf \W g j\T X] ^ cW T fWe `W^ X XhWl _ZrZW X gT UV WXYZ XW X V W XYZXW X ^ X^ Z X\Zd

UT UgTfdT XW`dW XgTUZ cW gT UZ c^ij\W kT cW X hW XYUTUgZXhW^ VWdW\cW`W U V^ cW XYj`We f WYW

d T cWTfWe `W^ X, WY Wf U^XW \ UW]hW fWd W\ cW `W U V^ cWXY j`W e fWYW ]T UWd^ X VT fdTUVW XYl sT]W ^ X VW X YZ XW X ^ X^ UT XY YZ XWd W X \T UW W f]^ \Td \Z f tangible metaphore

n

Wf]^ \Td \Zf

UT \Wojf W tangible cW f^ ]T VZWe ]^ XhW` YT`jUVW XYl sT XYWX c^ VW XY Z XXhW VW XYZXW X ^ X^ c^eWfWgd WX cWgW\

UT X^ XYdW\d W X U^ XW \ UW]hW f Wd W\ dj\W kT cW X cW`W U eW` cZ X^W e^V Z fWX \Tf Z \WUW c^ V^ cW XY

j`WefW YWl


(15)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

wxyz x {| }~}~ €xz~‚ƒ z{ „~ƒz}…ƒ † }~ ƒ~‡y{ }…ƒ €x ‚}ˆ { x ‚}ˆƒy z}~

{}…‰}y }z}€ ƒ ~‡y{ }…ƒ y}~  { }zƒ ~ |x…}y € „ ~€ „€ }~ ~}y }z} ~ ˆ }z „ ~€ „z { x ~x€ }ˆ „ƒ †} ~ ˆ }z „~ €„z {x ~† }Š } €z}~ ƒ ~‡y {}…ƒ ‹ Œ ~‡y {}…ƒ €x ‚}ˆ { x ~ }†ƒ

zx| „€ „ˆ }~ Š zz | } ƒ { }…‰}y }z} € †} ~ €x ‚}ˆ {x ~}†ƒ z{ †ƒ € }… Šx ~€ƒ ~

† }‚}{zxˆƒ † „Š } ~|xy {}…‰}y }z}€Ž|xy |}~…}Ž†}~| xy ~x}y }‹

wxyz x {| }~}~ €xz~‚ ƒ z{„~ƒz}…ƒ †} ~ ƒ ~‡ y { }…ƒ € xy…x|„€ €x ‚}ˆ

{ x{|}} ƒ{Š‚ƒz}… ƒ €xy ˆ }†}Š †„~ƒ } Šx ~ƒ }y }~Žy €x y{ }… „z Šx ~yƒ }y }~ †ƒ Œ ~ †~x…ƒ }‹ wx ~yƒ }y}~ … x| }}ƒ Šx~y}‚„y ƒ ~‡y { }…ƒ † }~ Šx{| x ~€ „z Šx ~† }Š}€ „{ „{Ž Šxy } ~~y} {}z ƒ ~ … } ~ }€ … €y }€x ƒ…Ž €xy „€ }{} †} ‚}{ {x ~x {| } ~z}~ } ‚}{ †x{ zy}…ƒ †ƒ x  }y } z ƒ € }‹ wx ~yƒ }y}~ €x ‚}ˆ {x ~}†ƒ … }‚}ˆ … }€ „ …}y }~} | xyz{ „~ƒz}…ƒ | }ƒ { }…‰}y }z}€Ž ‚x{ | } } Š x ~yƒ }y }~Ž † „~ƒ } |ƒ … ~ ƒ…Ž †}~ Š x{x y ƒ ~€ }ˆ‹ wxy z x{|} ~ }~ €x y…x|„€ €x ‚}ˆ {x~yx| }|z}~ ‚ }~†}… }~ ˆ „z „{ Š x ~}€ „y }~Š x ~ƒ }y}~y y}~ }†}…x ‚}{}ƒ ~ƒ{x~}†ƒ€ƒ †}z{ x{ }† }ƒ‹

‘ x ‚x ’ƒ… ƒ …x | }}ƒ …}‚}ˆ … }€ „ … }y }~} Šx ~y}{Š }ƒ }~ ƒ ~‡y{ }…ƒ y}~ …}~}€ Šx ~€ƒ ~ †}y ƒ …x‚„y „ˆ … }y }~ } ƒ ~‡y {}…ƒ y} ~ €x‚} ˆ €xy “ƒŠ€ }Ž { x ~} †ƒz}~ ~y} … }‚}ˆ … }€ „ z x|„€ „ˆ } ~ Šy ƒ {xy { }…‰}y }z}€ { †x y ~‹ ”x ~}~ Š x ~}‚}{}~| }ˆ}… x}y }ˆ†„ ~ƒ }† }Š }€†ƒz x ~ †}‚ƒz} ~‚xˆ€x ‚x’ƒ…ƒŽŠ x{ƒz ƒy }~

Š x{ƒz ƒy}~ {}~„… ƒ } †}Š }€ †ƒŠx~ }y „ˆƒ ‚xˆ }Š } y}~  †ƒ ‚ƒˆ }€ †ƒ €x ‚x’ƒ… ƒŽ { x ~} †ƒz}~{ x †ƒ }ƒ~‡y{ }…ƒƒ ~ƒ{ x ~}†ƒ… }~ }€|xy Š x ~ }y „ˆ‹

w }†} } }‚~y} †ƒ Œ ~ †~x …ƒ } ˆ } ~y} €xy †}Š }€ 5 … € }…ƒ „ ~ €x ‚x ’ƒ …ƒ {ƒ ‚ƒz … }… € } ‰}ƒ € „ • – ‘ Œ, ‘ w Œ (…xz}y }~ — – ‘˜), ™ –‘ ˜, š‘ ˜, † }~ Œ ~†… ƒ}y. ‘„„}~ †}y ƒ { „ ~“ „‚~‰} …€ }… ƒ „~ €x ‚x’ƒ…ƒ €xy …x|„€ }† }‚}ˆ …x| }}ƒ }‚€xy ~ }€ƒ‡

€  ~€ ~ }~… x ‚}ƒ ~‘˜• Œ. ™xƒy ƒ ~ †x ~ } ~Š xyz x{ | }~}~›}{ }~,…€ }…ƒ „~€x ‚x ’ƒ… ƒ … }… € } €xy „… |xy{„~“ „ ‚}~. ™€ }…ƒ „~ €x ‚x’ƒ…ƒ… }… € } ‰}~  { „ ~“ „‚ ‰}ƒ € „—x €y  ‘ ˜, ‘˜ œ / ‘y }~…œ, ‘y }~… ‘˜,  }€ƒ ’ƒ (…x z}y }~ € ’ž ~x), Ÿ ‚| } ‚ ‘ ˜ †} ~ … x| }}ƒ ~‰}.


(16)

 ¡¢£¤ ¥ ¦§¡§ £¨¤ £©©y£ ª ©¥ £©« ¬ ­ ©¥£©« ® ¯°¯± ²³ ´£µ­ © ³¶¶ ³ §¡ ©§ £ ©« ·¡ ©y¦£± £ ©¸

¨ ¡ ©y¦£± £ © § ¦¥£¤ ¹£« ¦

°¡ ©¢£¥¦

°¯ ©¯¨ ¯¹¦ º£¤£± § £ . ·£± £ ¦©»¡¼§ ¯± ¥£¹£° ©¡« ¡± ¦ ½£© « °¡©½£¥ £± ¦ °£ ©¾££§ °¡¥ ¦£ ¨¡ ©½¦£± £© §¡¹¡»¦¼¦ §¡± ­ § £°£

¥£± ¦ ¼¡« ¦ ¡¤ ¯ ©¯°¦ °¡ ©½¡¿£¿¤ £© °­ ©À­¹©½£ ¼§ £¼¦­ © §¡¹¡»¦¼¦ ¼Á£¼§ £ ¹¯¤ £¹ ¥ ¦

¿¡¿¡±£¨ £ ¥£¡± £ µ ¥ ¦ ©¥¯ ©¡¼¦£ ¥ £© ¼£¹£ µ ¼£§­©½£ £¥ £¹£ µ ᥣ©. ® £°­© ¾ ­©«¼¦ ¼§ £¼¦­ © §¡¹¡»¦¼¦ ¹¯ ¤ £¹ ½£©« ¦¥¡ £¹ £¥ £¹£µ ­ ©§­¤ °¡°¨¡± ¤ ¡ ©£¹¤£© ¥£©

°¡¹¡¼§ £± ¦¤ £©¿­¥ £½£ ¿­ ¥ £y£¹¯ ¤ £¹¼¡ ± § £©¦¹£¦ ©¦¹£ ¦¤¡ £± ¦¾£©¹¯¤£¹Ä

Å ¯§ £ ᥣ© °¡ ± ­¨ £¤£© ¤ ¯§ £ °¡ §± ¯¨¯¹¦§ £© y£ ©« ¿¡± ¨ ¯§¡ ©¼¦£¹ ¥ £¹£° ¨ ¡± ¤¡°¿£©« £©©y£ ¥ £± ¦ ¼¡ «¦ ¼¯¼¦£¹ ¸ ¿­¥ £y£¸ ¨ ¯¹¦§ ¦¤ ¥ £© ¡¤ ¯© ¯°¦Ä Æ£¹ ¦© ¦ ¥£¨ £§ ¥ ¦¹¦µ£§ ¥ £±¦ À£± £ ¨ ¡ ©y£°¨ £¦£ © ¦©¾¯± °£¼¦ ¤ ¡¨ £¥ £ °£¼½£± £¤ £§ y£©« ¼£©«£§¨¡±¼­ £¼¦¾Äí¹£¦¥£± ¦¼­± £§¤£¿£±¸± £¥ ¦¯¸§¡¹¡»¦¼¦°£­¨ ­ ©°¡¹£¹­¦¥­ © ¦£

° £y£ Ä ®£°­ © ¨¡©y£°¨ £¦£ © ¦©¾¯± °£¼¦ °¡¹ £¹­ ¦ §¡¹¡»¦¼¦ ¹¡¿¦µ ¥ ¦°¦ ©£§ ¦ ¯¹¡ µ ° £¼½£± £¤ £§¸ ¿­¤£© µ £©£y ¼¡¿£ « £¦ ¼£± £ ©£ ¨¡ ©£°¨ £¦£ ©y ¦©¾¯± °£¼¦¸ §¡¹¡»¦¼¦ ¢­« £ ¼¡¿£« £¦ ¼£¹£µ ¼£§­ ¼£±£©£ µ¦¿­± £© ¿£«¦ ¤¡¹­ £± « £Ä  £±£©£ ¡¥­ ¤ £§¦¾

°¡¹£¹­¦§¡¹¡»¦¼¦ ¦ ©¦ ¨­ ©°¡ ©¢£¥ ¦ ¼£¹£µ ¼£§­ ¨ ¦¹¦µ £© ¨¡©¥ ¦¥ ¦ ¤ £© ¼£ £§ ¦©¦Ä í¹£¦

¥£± ¦ £À£± £

£ ©£¤

£©£¤¸ ¯¹£µ±£« £¸ ¤­¹¦©¡±¸ ¾£¼µ¦¯©¸¥± £°£¸ ¤¯©¥¦¼¦ ¹­ £±

¥ £©

¥£¹£° ©¡«¡± ¦ y£©« £¥ £ °¡ ©¢£¥ ¦ £¹§¡± ©£§ ¦ ¾ °£¼y£±£¤ £ § ­ ©§­¤ °¡°¨¡ ± ¤£y£ ¨ ¡ ©« ¡§ £µ­ £ ©Ä

 £°¨ £¦¼£ £§ ¦©¦¸Ã¡¥£© µ£©y£ °¡ °¨ ­ ©y£¦ ¹¦ °£¼§ £¼¦­ © §¡¹¡»¦¼¦¼ Á£¼§ £

y

£ ¦§­ÇÈ ÉÉ´ ʸ È¡¹¦´ ʸˮ´ Êᥠ£ ©, ® ¡ §.´ Ê¥£©´ Ê ÌÂ.È­ £¥ ¦£© § £± £¹¦ °£ ¼§ £¼¦­ © §¡¹¡»¦¼¦ ¼Á£¼§ £ §¡±¼¡¿­§ µ£© ½£ ¿¡± ­¨ £ ¼§ £¼¦­© §¡¹¡»¦¼¦ ± ¡¹£½ ½£¦§­

ÈÉÉ ´Ê ¥ £ © ´ Ê Ì á¥£©.  ¡¥ £© «¤£© ¼§ £¼¦­ © § ¡¹¡»¦¼¦ ¹¯¤£¹ ¹£ ¦©©½£ ½£¦§­ Ë®´ Ê ¥£© ® ¡§.´ Ê ½£©« °£¼¦µ ¤­± £©« °£°¨ ­ °¡Á£¥ £µ ¦ ¤¡« ¦£ § £© ¨ ¡ ©½£ °¨ £¦£© ¦©¾¯± °£¼¦ ¥ £© ¢ ­«£ £À£± £ µ ¦¿­± £ ©. Æ£¹ §¡±¼¡¿­§ ¥£¨ £ § ¥ ¦¹¦µ £§ ¥£± ¦ ¢£¥Á£¹ ¼¦£± £© §¡¹¡»¦¼¦ ½£ ©« § ¦¥£¤ §¡± £§­±, ¢ ­«£ ¤­± £ ©« ©½£ °¦©£ § ° £¼½£± £¤ £§Ã¡ ¥ £©

½£ ©«°¡ ©¯ ©§ ¯© ¼¦£± £©

¥ £± ¦

¼§£¼¦­©§¡¹¡»¦¼¦¹¯¤£¹§¡±¼¡¿­ §.

Ȧů§ £ ᥠ£ ©, µ£ ©½£ §¡± ¥£¨ £§ 1 ¼§ £¼¦­©§¡¹¡»¦¼¦¿¡± § £± £¾©£¼¦¯©£¹¥ £© ¿¡¿¡±£¨ £ ¼§ £¼¦­ © §¡¹¡»¦¼¦ ¹¯ ¤ £¹/± ¡«¦¯©£¹ ½£© « °£¼¦µ ¤­± £©« °£°¨­ °¡Á£¥£µ¦ ¼¡ °­ £

¤¡«¦£§£© ¨¡ ©½£°¨ £ ¦£©

¦©¾¯± °£¼¦

¢­« £

£À£± £ µ¦¿­ ± £©. Æ£¹ ¦© ¦ ¥ £¨£§ ¥ ¦¹¦µ£ § ¥ £± ¦ ¤­± £ ©« © ½£ °¦©£§ ° £¼½£± £¤£§ ᥣ© ½£© « °¡ ©¯ ©§¯©


(17)

ÍÎÏÐ Ï Ñ ÒÓÔ ÏÒ ÕÏ Ñ ÖÏÑÏÔ Ñy yÏ ×Ï ÍØÏÐ ÏÔÏÙ yÏ ÑÚ ÍÛ ÑÚÏÜ Ï × Û× ÏÍÏ ÑÚ Ù ÛÒÛ ÝÎÍÎ ÔÏ ÖÛ ÒÕÏ ÑÏÑÙ Û ÑÏ

ÞÏÐ Ï ÖÓÒÏßÑÙßÔ

×Û ÑÓÑÙ Ó ÑÍÎÏÐ ÏÑ

Î ÑÙ Û Ð ÑÏ ÍÎÓ ÑÏÒà

áÏÒÎ ÑÎ ÒÏâ yÏÑÚ ×Û ÒÏÙ ÏÐÖÛÒÏ Ô Ï ÑÚ ÎÕÎÞÎÒÎâÑyÏ ÜßÕßÒÙßÚ Ï ÍÏÔâÎÐÎ ÑÎã yÏ ÎÙßä åÙ Ï ÍÎßÑæÛÒÛÝÎ ÍÎå çÏÍÙ ÏÕÎèÛ ÕÏÑàéÏÑÚßÑÏ ÑÎ ÑÎ×Û Ðß ÞÏÔ ÏÑÍÛÖÏÚÏ ÎÍß× ÖÛÐ

ÞÛ ÑyÏ×ÞÏÎÏÑ Î Ñê ÓÐ × Ï ÍÎ ÒÓÔÏÒ ÕÏÑ ÜßÚÏ âÎ ÖßÐ Ï Ñ Ù ÛÐßÙ Ï×Ï ÕÎ ÖÎ ÕÏÑÚ ÓÒ ÏâÐ ÏÚ Ï ÜßÚÏtalkshowÕÏÐ ÎÕÏÛÐ ÏâÒÓÔ ÏÒà

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

èÏ ÔÍßÕÕÏ ÑÙßÜßÏÑÕÎÒÏÔÍÏ ÑÏ Ô Ï ÑÑyÏÍÙßÕÎÔ Ï ÍßÍÞÐ ÓyÛÔÎ ÑÎÏ ÕÏÒÏâä

Ïà èÛ Ñë ÎÞÙ ÏÔÏ Ñ ÍßÏÙß ÏÐÍÎÙ ÛÔ ÙßÐ yÏ ÑÚ × ÛçÏ ÕÏâÎ ÕÏ Ñ × Û× ÖÎ ÑÏ ÏÔ Ù Îê ÎÙ Ï Í ÞÛ ÑyÛ ÖÏÐ ÏÑ Î Ñê ÓÐ × Ï ÍÎ ÖÏÎÔ ÖÛÐ ÎÙ Ïã ÕÓ Ôß×Û ÑÙ Û Ðã ÞÐ ÓÚÐ Ï× Ï ÑÏÔ Ï ÑÏÔã ÕÏ ÑÙ ÛÐßÙ Ï×ÏÞÏ ÕÏÖÎ ÕÏÑÚÓÒÏâÐ ÏÚÏÍÛÐ Ù ÏÞÓÙ Û ÑÍÎÕÏÛÐ ÏâÒÏÎ Ñ ÑyÏ;

b. Menyediakan suatu wadah tempat studio pertunjukan;

c. Menciptakan ruang ruang luar yang mendukung kegiatan di dalam stasiun televisi nantinya.

d. Menciptakan ruang Arsitektur yang mendukung optimalisasi kontinuitas antara ruang luar maupun ruang dalam untuk mendapatkan ruang yang nyaman dan efisien.

1.3 SASARAN DAN LINGKUP LAYANAN

Adapun batasan perencanaan proyek ini adalah bangunan sebagai wadah kegiatan penyebaran informasi.

Lingkup perencanaannya adalah :

a. Perancangan stasiun televisi yang mencakup kegiatan perekaman dan penyiaran siaran, kegiatan editing dan kegiatan pendukung lainnya. b. Bangunan ini didesain dengan menggunakan unsur unsur

perancangan arsitektur, antara lain aspek fisik dan perancangan khusus proyek bangunan, yang berkaitan dengan lingkungan tapak, massa bangunan, pembentukan ruang dan arus sirkulasi dalam dan luar bangunan pada lokasi tapak perancangan, dan selanjutnya akan diterapkan ke dalam perancangan bangunan, sehingga dapat menciptakan suatu bentuk yang indah, memiliki daya tarik bagi


(18)

masyarakat, dan terutama yang memberikan manfaat kepada masyarakat.

1.4 PERUMUSAN MASALAH PERANCANGAN

1. Bagaimana merancang stasiun televisi agar setiap ruang, bentuk, dan bahan yang digunakan dapat berfungsi secara maksimal.

2. Bagaimana memilih lokasi yang sesuai untuk dapat mewujudkan rancangan bangunan yang memuat kegiatan kegiatan yang diinginkan.

3. Bagaimana pengolahan ruang dalam yang saling berintegrasi antar berbagai fungsi dengan kegiatan yang berbeda.

4. Bagaimana merencanakan pencapaian/aksesibilitas yang mudah.

5. Bagaimana mewujudkan desain yang serasi dan mampu mencerminkan karakter kegiatan yang ditampung didalamnya sesuai dengan tema yang dipilih.

1.5 METODE PENDEKATAN MASALAH

Adapun pendekatan masalah yang dapat dilakukan untuk pemecahan masalah perancangan ini adalah :

 Survey, survey langsung ke lokasi dilakukan untuk mendapatkan data-data yang akurat dari lokasi tersebut disertai dengan mengadakan studi literatur sebagai penambah dari data-data yang didapat di lokasi tersebut.

 Studi banding terhadap proyek-proyek sejenis yang dapat memberikan poin-poin permasalahan yang harus dipecahkan maupun kelebihan dari proyek sejenis yang dapat menjadi masukan dalam perancangan.

 Studi pustaka yang berkaitan dengan judul dan tema untuk mendapat informasi dalam mempelajari permasalahan serta pemecahannya yang mampu mendukung dalam proses perancangan yang diperoleh dari berbagai sumber seperti buku, internet, dan sumber-sumber lain yang diangap perlu.

 Sintesis, yaitu menggabungkan hasil analisa untuk memperoleh ide perancangan yang akan diterapkan.


(19)

1.6 ASUMSI ASUMSI

Dengan mempertimbangkan bahwa kasus proyek bersifat fiktif, maka dibutuhkan asumsi-asumsi sebagai dasar perencanaan dan perancangan proyek, pertama, kepemilikan bangunan diasumsikan sebagai milik Swasta dengan penekanan fungsi ruang studio dan ruang penyiaran; kedua, kondisi tapak disesuaikan dengan lahan existing dan permasalahan di luar batasan lahan dan peruntukan lahan diabaikan; ketiga, meningkatnya jumlah penonton dari dalam negeri yang menonton siaran lokal Medan.


(20)

1.7 KERANGKA BERPIKIR

Pada gambar 1.1 dapat dilihat diagram berpikir dalam penyelesaian proses perancangan Stasiun Televisi Swasta

Latar Belakang

 Perkembangan dunia massa yang semakin lama semakin berkembang.

 Stasiun televisi lokal di Medan masih belum mampu mewadahi kegiatan penyampaian informasi baik berita maupun hiburan kepada masyarakat.

 Televisi juga menjadi salah satu sarana edukasi saat ini. Perumusan Masalah

Bagaimana merancang stasiun televisi agar setiap ruang, bentuk, dan bahan yang digunakan dapat berfungsi secara maksimal.

Bagaimana memilih lokasi yang sesuai untuk dapat mewujudkan rancangan bangunan yang memuat kegiatan kegiatan yang diinginkan.

Bagaimana pengolahan ruang dalam yang saling berintegrasi antar berbagai fungsi dengan kegiatan yang berbeda.

Bagaimana merencanakan pencapaian / aksesibilitas yang mudah.

Maksud dan tujuan

 Menciptakan suatu arsitektur yang mewadahi dan membina aktifitas penyebaran informasi baik berita, dokumenter, olahraga, program anak anak, serta seni budaya daerah dan potensi daerah lainnya;

 Menyediakan suatu wadah tempat studio pertunjukan;

 Menciptakan ruang ruang luar yang mendukung kegiatan di dalam stasiun televisi nantinya.

 Menciptakan ruang Arsitektur yang mendukung optimalisasi kontinuitas antara ruang luar maupun ruang dalam untuk mendapatkan ruang yang nyaman dan efisien.

Pengumpulan data Survey Lokasi

-pemilihan lahan yang sesuai -kondisi lahan yang ada

Survey literature -data RUTRK -data arsitek

Analisa

-analisa kondisi tapak -analisa teknologi

-prinsip tema dalam desain

Konsep Perancangan -Konsep Dasar

-Konsep perancangan tapak -Konsep perancangan bangunan -Konsep struktur bangunan -Konsep utilitas bangunan

Pra Perancangan

-pendekatan teori arsitektur -penzoningan Desain skematik F E E D B A C K


(21)

1.8 SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Sistematika pembahasan ini meliputi bagian sebagai berikut:

BAB I. Pendahuluan

Menjelaskan secara garis besar apa yang menjadi dasar perumusan perancangan yang meliputi: latar belakang, maksud dan tujuan

pembahasan, sasaran, pendekatan, batasan masalah, kerangka berpikir dan sistematika pembahasan.

BAB II. Deskripsi Proyek

Berisi terminologi judul, alternatif lokasi, pemilihan lokasi, deskripsi kondisi eksisting, luas lahan, peraturan dan keistimewaan lahan, tinjauan fungsi dan studi banding arsitektur dengan fungsi sejenis.

BAB III. Elaborasi tema

Menjelaskan tentang pengertian tema yang diambil, interpretasi tema, keterkaitan tema dengan judul dan studi banding arsitektur dengan tema sejenis.

BAB IV. Analisa

Berisi analisa kondisi tapak dan lingkungan, analisa fungsional, analisa teknologi, analisa dan penerapan tema dan kesimpulan.

BAB V. Konsep Perancangan

Berisi konsep penerapan hasil analisis komprehensif yang digunakan sebagai alternatif pemecahan masalah.


(22)

BAB 2

DESKRIPSI PROYEK

2.1 TERMINOLOGI JUDUL

Judul dari proyek adalah Stasiun Televisi Swasta di Medan yang merupakan suatu wadah penghubung antara penyiar informasi dengan penerima informasi yang berkedudukan di Medan. Dalam judul Stasiun Televisi Swasta di Medan, mengandung 4 pengertian utama.

Medan (daerah tingkat II berstatus kotamadya) adalah ibu kota provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kota ini merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya, dengan luas 265,10 km² atau 3,6% dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara yang terdiri dari 21 Kecamatan. Secara geografis kota Medan terletak pada 3° 30' 3° 43' Lintang Utara dan 98° 35' - 98° 44' Bujur Timur. Untuk itu topografi kota Medan cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,5 - 37,5 meter diatas permukaan laut yang mengakibatkan Medan memiliki iklim tropis (Poerwadarminta, 1991).

Menurut McGraw Hill (1984) bahwa stasiun adalah sebuah tempat di mana peralatan radio, televisi, radar, atau peralatan listrik lainnnya dipasang. (McGraw Hill, Dictionary of Scientific and Technical Terms, Edisi ke-5, 1984 New York, hal. 1547). Sedangkan menurut Caruso et.al. stasiun adalah suatu tempat yang dilengkapi dengan sarana memindahkan atau menerima gelombang, terdiri dari radio, administrasi, dan teknik dalam melakukan kegiatan penyiaran secara terkoordinasi. (Caruso, James R. & M.E. Arthur : A Beginner s Guide To Producing TV, Prentice Hall, New Jersey, 1990). Jadi, stasiun adalah sebuah tempat di mana peralatan radio, televisi, radar, atau peralatan listrik lainnnya dipasang yang digunakan sebagai sarana memindahkan atau menerima gelombang dalam melakukan kegiatan penyiaran secara terkoordinasi.

Menurut P.C.S. Surrisno televisi terdiri dari kata tele (bahasa Yunani) yang berarti jarak, kata visi (bahasa Latin) yang berarti citra atau gambar.


(23)

(P. C. S. Surisno Pedoman Praktis Penulisan Skenario Televisi dan Radio, PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, Ediri ke-3, Jakarta, hal.1). Sedangkan menurut Caruso et. Al. televisi adalah suatu alat dan cara komunikasi dengan pemindahan audio (suara) dan visual (gambar), gerak dan sinkron, yang diubah ke signal elektrik, yang secara skematis dapat menciptakan kembali signal audio visual, setelah diterima pancaran gelombang oleh antenna, pada titik penerima yang jauh (Caruso, James R. & M.E. Arthur: A Beginner s Guide To Produsing TV, Prentice Hall, New Jersey, 1990). Jadi, televisi adalah suatu alat komunikasi dengan pemindahan audio dan visual dari jarak yang jauh.

Swasta adalah tidak untuk umum, bukan kepunyaan pemerintah. (W. J. S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, PN Balai Pustara, cetakan ke-5, Jakarta, 1976, hal. 173).

Jadi, pengertian dari judul Stasiun Televisi Swasta di Medan adalah pusat kegiatan penyiaran siaran melalui media televisi, yang memiliki sendiri perangkat penyelenggaraan siaran dan alat pemancar / transmisi yang berkedudukan di Sumatera Utara, khususnya Kota Medan.

2.2 TINJAUAN UMUM

Tinjauan Proyek meliputi deskripsi proyek, lokasi proyek, kegiatan pemakai dan pengunjung, serta studi banding proyek sejenis.

2.2.1 Sejarah Perkembangan Televisi

Perkembangan teknologi televisi dapat dibagi menjadi 2 bagian besar yaitu teknologi yang bergantung pada prinsip mekanik dan elektronik dan teknologi yang murni elektronik. Televisi elektronik banyak ditemukan pada televisi modern yang ada sekarang ini, tetapi takkan mungkin ada tanpa penemuan dan pengembangan dari televisi mekanik.

2.2.1.1 Televisi Elektromekanik

Paul Gottlieb Nipkow mengajukan dan mempatenkan system televisi elektromekanik yang pertama pada tahun 1884. Rancangan Nipkow berupa piringan


(24)

yang berputar dikenal sebagai televisi pertama yang menampilkan gambar bergerak, tetapi masyarakat percaya bahwa ia tidak pernah membuat prototipenya untuk membuktikan temuannya. (hingga tahun 1907 perkembangan teknologi tabung pengerasan membuat rancangannya menjadi lebih praktis)

Tahun 1907-1910, Boris Rosing dan muridnya Vladimir Zworykin mendemonstrasikan system televise yang menggunakan scanner tabung kaca mekanik dan dan tabung elektronik Ferdinand Braun (cathode ray tube tabung sinar katoda) dalam sebuah receiver. Rosing menghilang selama penemuan Bolshevik tahun 1917, tetapi kemudian Zworykin bekerja di RCA untuk membuat televisi elektronik murni, rancangan yang akhirnya menjadi paten tantangan bagi rancanganPhilo Taylor Farnsworth.(Mary Bellis, 1997)

Sistem televisi analog semi mekanik yang pertama didemonstrasikan pada Februari 1924 di London oleh John Logie Baird dengan menggunakan gambar Felix The Cat dan pada tanggal 30 Oktober 1925 dengan menggunakan sebuah gambar bergerak yang dibuat oleh Baird. Sistem Baird ini diadopsi oleh BBC, yang kemudian dihentikan penggunaannya tahun 1937 karena televisi elektronik murni ditemukan.

2.2.1.2 Televisi Elektronik

Walaupun penemuan Nipkow, Rosing, Baird, dan yang lain luar biasa, sedikit saja teknologi temuan mereka yang digunakan pada televisi modern. Pada tahun 1934, semua sistem televisi elektromekanik telah ketinggalan.

A. Campbell Swinton menulis surat untuk majalah Nature pada tanggal 18 Juni 1908, yang menjelaskan konsepnya mengenai televisi elektronik yang menggunakan tabung sinar katoda yang ditemukan oleh Karl Ferdinand Braun. Ua menggunakan sinar elektron dalam kamera dan receiver, yang dapat menghasilkan gambar bergerak dan dapat dikendalikan secara elektronis. Ia menjelaskan hal ini tahun 1911 dan menampilkan diagram sirkuit, tetapi tak seorangpun termasuk Swinton, yang merealisasikan rancangannya tersebut. Sistemnya tersebut tak pernah dibuat. (American Television Institute newsletter, 1938)

Sistem yang sepenuhnya elektronik didemonstrasikan oleh Philo Taylor Farnsworth pada musim gugur 1927. Farnsworth pertama membayangkan


(25)

sistemnya pada saat ia berusia 14 tahun. Ia mendiskusikan idenya tersebut dengan guru kimianya di SMU, yang menerima alasan idenya tersebut dapat diwujudkan (Farnswroth kemudian berterimakasih pada gurunya tersebut, Justin Tolman, yang menjadi titik terang pada temuannya tersebut). Ia melanjutkan idenya tersebut di Brigham Young Academy (sekarang menjadi Brigham Young University). Di usianya yang ke 21, ia mendemonstrasikan sistemnya di laboratorium di San Fransisco. Temuannya membebaskan televisi dari penggunaan piringan berputar dan bagian mekanik lainnya. Semua televisi dengan tabung gambar modern dikembangkan dari temuannya tersebut. (American Television Institute newsletter, 1938)

Vladimir Zworykin juga disebut-sebut sebagai Bapak Televisi Elektronik karena ionoskop temuannya tahun 1923 dan kineskop tahun 1929. Temuannya merupakan salah satu sistem pertama yang mendemonstrasikan sistem televisi dengan fitur fitur tabung gambar modern. Hasil kerja terakhirnya dengan Rosing pada televisi elektromekanik memberinya petunjuk bagaimana menghasilkan sistem seperti itu, tetapi temuannya dengan RCA diklaim sebagai temuan asli dan menumbangkan 3 fakta yaitu :

a. Paten Zworykin tahun 1923, dipresentasikan sebagai rancangan kurang lengkap, tidak mampu bekerja sesuai dengan teorinya (hingga 1933 Zworykin mweujudkan karyanya tersebut).

b. Patennya tahun 1923 tersebut tidak diakui hingga tahun 1938, dimana rancangannya tersebut mulai ditanggapi dengan serius.

c. Pengadilan akhirnya menemukan bahwa RCA bersalah dengan menetapkan paten Philo Taylor Farnsworth, dimana laboratoriumnya di RCA dikunjungki Zworykin, ketika ia sedang mengerjakan temuannya. Kontroversi antara Farnsworth dan Zworykin sebagai penemu televisi modern yang pertama masih hangat diperdebatkan sekarang. Beberapa debat timbul dari fakta bahwa ketika Farnsworth mempatenkan pertama, RCA lah yang pertama memasarkan televisi, dan karyawan RCA yang pertama menuliskan sejarah televisi. Walaupun Farnsworth akhirnya memenangkan perdebatan akan debat tersebut, ia tidak pernah bisa sepenuhnya menerima royalti atas temuannya tersebut.


(26)

2.2.2 Sejarah Penyiaran Televisi

Penyiaran televisi publik jarak jauh pertama dari Washington, DC ke New York dilakukan pada tanggal 7 April 1927. Gambar yang ditampilkan ketika itu adalah Sekretaris Perdagangan Herbert Hoover. Siaran televisi analog pertama adalah WGY, Schenectady, New York yang dibuka tanggal 11 Mei 1928. Drama Televisi Inggris pertama The Man with the Flower in his Mouth , ditransmisikan pada Juli 1930. Stasiun televisi New York CBS mulai melakukan jadwal siaran tetap 7 hari seminggu di Amerika tanggal 21 Juli 1931. Siaran pertama dilakukan oleh Mayor James J. Walker, Kate Smith, dan George Gershwin. Siaran televisi elektronik pertama dimulai di Los Angeles, CA oleh Don Lee Broadcasting pada tanggal 23 Desember 1931 di W6XAO yang kemudian berganti nama menjadi KTSL. Mulanya peralatan mekanik digunakan, tetapi pada Juni 1936 penggunaan siaran elektronik dimulai. (New York Times, 1938)

Pada tahun 1932 BBC meluncurkan penyiaran dengan menggunakan 30 sistem saluran Baird hingga 11 September 1935. Pada tanggal 2 November 1936 BBC mulai melakukan penyiaran dengan menggunakan siaran dual system, sistem gabungan antara sistem EMI-Marconi yang berresolusi tinggi (405 garis per gambar) dan sistem standar Baird yang telah dikembangkan menjadi 240 garis per gambar dari Alexandra Palace di London (New BBC iPlayer). Enam bulan kemudian, perusahaan memutuskan bahwa gambar elektronik EMI-Marconi menghasilkan gambar yang tajam dan menjadikannya sebagai sistem siaran standar mereka.

Siaran BBC ini yang ditandai sebagai siaran televisi publik pertama dengan ketajaman tinggi di dunia, sejak siaran televisi dipancarkan lebih dulu di Jerman dengan standar 180 garis per gambar. Pecahnya Perang Dunia II menyebabkan stasiun tersebut ditutup. Transmisi televisi hanya diterima dari Alexandra Palace tahun 1946.

Transmisi televisi reguler pertama di Kanada dimulai tahun 1952 ketika CBC mengudara dengan 2 stasiunnya, satu di Montreal, Quebec tanggal 6 September dan satu lagi di Toronto, Ontario dua hari kemudian.

Siaran televisi antar benua secaralivedilakukan di San Fransisco, California dari Konferensi Perjanjian Damai Jepang tanggal 4 September 1955. Pada tahun


(27)

1958, CBC menyelesaikan saluran televisi terpanjang di dunia mulai dari Sydney, Nova Scotia ke Victoria, British Columbia.

Program merupakan siaran dalam stasiun televisi (kadang disebut saluran). Pertama, siaran terestrial merupakan satu satunya cara melakukan siaran. Karena bandwith dibatasi, peraturan pemerintah masih normal. Di Amerika, Komisi Komunikasi Federal (FCC) memperbolehkan menyiarkan iklan, tetapi menekankan komitmen program siaran publik sebagai persyaratan ijin siarannya. Sebaliknya, Inggris memilih jalan yang berbeda yaitu menentukan biaya lisensi televisi pada tiap pembelian peralatan televisi untuk menandai BBC, yang merupakan siaran publik sebagai bagian dari Perjanjian Kerajaan.(C. Steinberg ,1980)

Perkembangannya penggunaan kabel dan satelit menandakan distribusi pada tahun 1970, yang menyebabkan pengusaha semakin mengejar target penonton tertentu, dan membuat bermunculannya saluran televisi khusus, seperti HBO dan SkyTv (Television History: The First 75 Years, ).Praktis tiap negara di dunia sekarang telah mengembangkan sekurang kurangnya satu saluran televisi. Televisi telah berkemang pesat di seluruh masyarakat dunia, memudahkan tiap negara menampilkan aspek budaya dan masyarakatnya kepada negara negara lain.

2.2.2.1 Standar Televisi Siaran

Untuk mendapatkan gambar atau citra bergerak, televisi meniru film bioskop. Film bioskop menayangkan 30 frame (bingkai) gambar dalam setiap detik. Karena itu bingkai bingkai gambar yang disorotkan atau diproyeksikan pada layar menimbulkan gambar yang terkesan bergerak, suatu gambar yang nampak hidup.

Demikian juga televisi memancarkan sejumlah bingkai gambar dalam setiap detiknya. Agar supaya pesawat televisi dapat bekerja sebagaimana mestinya, pesawat televisi memerlukan suatu sumber sinyal sinyal referensi pewaktu. Sinyal - sinyal ini yang mengatur pesawat televisi agar siap untuk menerima gambar berikutnya dari deretan gambarnya.

Dari sejak semula sudah ditetapkan untuk menggunakan frekuensi jala jala listrik sebagai sumber sinyal referensi. Ada dua alasan mengapa menggunakan


(28)

frekuensi jala jala listrik. Pertama, bila frekuensi sinyal referensi pewaktu tidak sama dengan frekuensi jala jala listriknya akan menghasilkan gambar gambar yang rolling. Alasan yang kedua, di studio televisi akan menghadapi masalah masalah flicker pada kamera pada saat pembuatan program.

Setiap bingkai gambar terbentuk dengan jalan penyapuan (scanning) garis garis yang membentuk suatu gambar. Teknik penyapuan garis garis itu dilakukan dengan mengerjakan penyapuan pada garis garis bernomor gasal lebih dulu, hasilnya dinamakan field gasal. Selanjutnya mengerjakan penyapuan pada garis garis bernomor genap, hasilnya dinamakan field genap. Kedua field itu disatukan sedemikian rupa sehingga garis garis bernomor genap tersisip masuk di antara garis garis bernomor ganjil, terjadi yang namanya interlacing, dan terbentuklah sebuah bingkai gambar.

Di seluruh dunia ada dua frekuensi jala jala listrik yang digunakan yaitu 50 hertz dan 60 hertz. Hal ini yang membagi sistem televisi di dunia menjadi dua kelompok yang berlainan, kelompok 25 bingkai gambar per detik atau 50 field per detik (50 hertz) dan kelompok 30 bingkai gambar per detik atau 60 field per detik (60 hertz). Kemudian kelompok 60 hertz mengadakan sedikit perubahan frekuensi field menjadi 59.94 hertz ketika ada penambahan warna pada sinyal televisi. Isu frekuensi field itu cukup dalam mengakar pada kedua standard televisi. Sehingga masalah kompatibilitas yang terbesar di antara kedua standard itu tetap berkaitan dengan frekuensi field, dan ini merupakan masalah yang tersulit untuk dipecahkan.

Di luar itu, antara sistem sistem yang berbasis 50 hertz dan 60 hertz timbul perbedaan berikutnya sejak permulaan siaran berwarna. Sebagian besar negara yang berbasis 60 hertz menggunakan teknik yang disebut NTSC, yang aslinya dikembangkan di Amerika Serikat oleh suat badan yang namanya National Television Standard Committee. NTSC sering diplesetkan Never Twice The Same Color, bekerja dengan baik pada lingkungan video dan closed circuit. Tapi dapat menimbulkan masalah perubahan hue (warna) bila digunakan pada lingkungan penyiaran (broadcasting).

Masalah perubahan hue ini disebabkan oleh pergeseran pergeseran fasa sub gelombang pembawa warna (color sub-carrier phase) dari sinyal televisi. Kemudian muncul versi modifikasi dari NTSC yang berlainan terutama pada fasa


(29)

sub gelombang pembawa yang dibalik pada setiap garis yang kedua. Versi modifikasi ini disebut PAL, singkatan dari Phase Alternate Lines, yang sering diplesetkan dengan Picture At Last, atau dengan Pay for Added Luxury atau dengan People Are Lavendar. Di negara negara yang jala jala listriknya 50 hertz, PAL yang paling banyak dianut untuk siaran televisi. PAL bukan satu satunya sistem warna yang banyak digunakan dengan 50 hertz. Perancis telah merancang suatu sistem, terutama dengan alasan alasan politis untuk melindungi perusahaan manufaktur dalam negerinya, yang dikenal sebagai SECAM, singkatan dari Sequential Couleur Avec Memoire. Sering diplesetkan dengan System Essentially Contrary to American Method, SECAM banyak digunakan di negara negara blok timur untuk menggalang inkompatibilitas dengan siaran dari negara negara blok barat. Juga suatu motif yang bermuatan politis.

Secara umum, karena frekuensi field dan frekuensi penyapuan (scanning) itu identik, maka bisa diperoleh gambar monokrom dari suatu rekaman video PAL yang diputar ulang (replay) pada perangkat SECAM, atau sebaliknya. Perbedaan perbedaan frekuensi pemancaran dan pengkodean (encoding) menimbulkan inkompatibilitas perangkat ditinjau dari sudut penyiaran.

2.2.2.2 Saluran Pemancar Televisi

Kelompok frekuensi yang ditetapkan oleh FCC bagi sebuah stasiun pemancar untuk transmisi sinyalnya disebut saluran (channel). Masing masing stasiun televisi mempunyai sebuah saluran 6 MHz dalam salah satu bidang frekuensi (band) berikut yang dialokasikan untuk penyiaran televisi komersial :

1. VHF bidang frekuensi rendah saluran 2 sampai 6 dari 54 sampai 88 MHz.

2. VHF bidang frekuensi tinggi saluran 7 sampai 13 dari 174 sampai 216 MHz.

3. UHF saluran 14 sampai 83 dari 470 sampai 890 MHz.

Dalam semua bidang bidang frekuensi ini, lebar tiap tiap saluran televisi adalah 6 MHz. Sebagai contoh, saluran disiarkan pada 60 sampai 66 MHz. Sinyal sinyal pembawa RF untuk gambar dan suara keduanya termasuk dalam tiap saluran.


(30)

Bidang Frekuensi

Alokasi Keterangan

30 535 kHz Mencakup komunikasi maritim dan navigasi

500 kHz adalah frekuensi bahaya (distress) internasional 535 1605 kHz Bidang penyiaran radio standar Penyiaran AM

1605 30 MHz Mencakup radio amatir dan penyiaran gelombang pendek internasional

Bidang frekuensi amatir 3.5 4.0 MHz dan 28 0 29.7 MHz

30 50 MHz Pemerintah dan non pemerintah, tetap dan mobil

Termasuk pelayanan polisi, kebakaran, kehutanan, jalan raya, dan jalan kereta api

50 54 MHz Radio amatir Bidang frekuensi 6m

54 72 MHz Penyiaran televisi saluran 2 sampai 4

Juga pelayanan pelayanan tetap dan mobil

72 76 MHz Pelayanan pemerintah dan non pemerintah

Aeronautical Marker Beacon pada 75 MHz

76 88 MHz Saluran penyiaran televisi saluran 5 dan 6

Juga pelayanan yang tetap dan mobil

88 108 MHz Penyiaran FM Juga tersedia untuk penyiaran faksimil, 88 92 MHz penyiaran FM untuk pendidikan

108 122 MHz Navigasi aeronautik Pencari tempat (localizer), daerah radio, pengontrol lalu lintas udara (ATC Air Traffic Control)

122 174 MHz Pemerintah dan non pemerintah, tetap dan mobil, amatir

Bidang frekuensi amatir 144 148 MHz

174 326 MHz Penyiar televisi saluran 7 13 Juga pelayanan tetap dan mobil 216 470 MHz Amatir, pemerintah dan non

pemerintah, tetap dan mobil, navigasi aeronautik

Radio altimeter, glide patsh, dan perlengkapan meteorologi, Aviasi sipil 225 400 MHz 470 890 MHz Penyiaran Televisi Penyiaran televisi UHF saluran 14


(31)

dalam saluran 70 sampai 83 890 3000 MHz Navigasi radio aeronautik,

amatir, relay pemancar radio, pemerintah dan non pemerintah, tetap dan mobil

Frekuensi radar 1300 1600 MHz, televisi pendidikan 2500 2690 MHz; tanur gelombang mikro pada 2450 MHz.

3000 30000 MHz

Pemerintah dan non pemerintah, tetap dan mobil, amatir, Navigasi radio

Frekuensi super tinggi (SHF Super High Frequencies); relay radio, satelit INTELSAT

30000 300000 MHz

Eksperimen, pemerintah, amatir

Frekuensi frekuensi yang ekstrim tinggi (EHF Extremely High Frequencies)

2.2.2.3 Televisi Penerima

Televisi yang muncul pertama adalah radio dengan penambahan peralatan televisi berupa tabung neon dengan piringan yang berputar secara mekanik (piringan Nipkow, ditemukan oleh Paul Gonlieb Nipkow) yang dapat menghasilkan gambar berukuran perangko pos merah. Siaran elektronik publik pertama disiarkan di Jerman bulan Maret 1935. Siaran tersebut memiliki sistem 180 garis resolusi dan hanya tersedia dalam 22 ruang tonton publik. Salah satu acara utama yang diadakan adalah Olimpiade Berlin 1936. Siaran Jerman tersebut memiliki sistem 441 garis resolusi pada musim gugur 1947. (Early Electronic TV http://www.earlytelevision.org/pendleton_paper.html)

Penggunaan televisi membumbung tinggi setelah Perang Dunia II, dengan keuntungan teknologi yang berhubungan dengan perang dan pemasukan tambahan. (pada tahun 1930-an TV penerima setara dengan harga 7000 dollar dan hanya sedikit acara yang tersedia).

Selama bertahun tahun tiap negara menggunakan sistem standar teknis yang berbeda beda. Perancis awalnya mengadopsi sistem standar Jerman 441 garis resolusi tetapi kemudian dikembangan menjadi 819 garis resolusi , yang dapat memberikan gambar berkualitas tinggi pada tiap televisi dengan sistem analog, kira kira empat kali sistem resolusi Inggris yaitu 405 garis resolusi. Akhirnya seluruh


(32)

Eropa mengganti standarnya menjadi 625 garis resolusi, yang sekali lagi mengikuti standar Jerman. Sementara itu Amerika Utara memakai sistem standar 525 garis resolusi.

Mulai tahun 90-an, televisi modern terbagi menjadi tiga trend yang berbeda, yaitu TV penerima, sistem yang terintegrasi dengan DVD player dan kemampuan merekam VHS VCR yang dibuat dalam televisi itu sendrii. (kebanyakan untuk televisi ukuran kecil hingga ukuran 17 , ide utamanya adalah untuk memiliki sistem portable yang lengkap), dan sistem komponen dengan monitor video layar lebar, tuner, sistem audio yang terpisah dimana pemilik dapat menggabungkan semuanya menjadi sistem home theater yang canggih. Sistem ini tampaknya cocok untuk videophile yang senang pada komponen yang dapat diganti secara terpisah.

Ada banyak jenis monitor video yang digunakan pada televisi modern sekarang. Yang umum digunakan adalah jenis CRT dengan view langsung mulai dari 40 atau 100cm (dalam 4:3) dan 46 atau 115 cm menggunakan teknologi proyeksi televisi yaitu : sistem CRT, sistem LCD, dan sistem chip dengan gambar pantulan. Teknologi yang lebih canggih adalah dengan membuat layar datar pada televisi yang menggunakan LCD matrix atau teknologi display plasma. Panel plasma datar dan display LCD tebalnya hanya 4 inci atau 10cm dan dapat digantungkan di dinding layaknya sebuah gambar. Jenis ini sangat atraktif dan hemat ruang tetapi masih sangat mahal.

Sekarang televisi telah mempunyai sebuah port yang menghubungkan periferal ke dalamnya atau menghubungkan televisi dengan sistem video rumahan (HAVI), seperti LG RZ-17LZ10 yang menyertakan sebuah port USB, yang dapat menghubungkan mouse, keyboard, dan yang lain. (untuk WebTV, sekarang disebut MSN TV).

2.2.2.4 Distribusi

Untuk memperoleh siaran televisi yang akan disiarkan ke publik dapat dilakukan dengan beberapa cara. Setelah proses produksi, langkah berikutnya adalah memasarkannya ke publik yang terbuka untuk menggunakannya. Ini biasanya dilakukan dengan 2 cara yaitu :


(33)

1. Original Run, seorang produser membuat sebuah program dalam beberapa episode dan menampilkannya pada sebuah stasiun televisi yang membayar produksi tersebut atau membayar langsung lisensi yang disetujui oleh produser.

2. Syndication, ini adalah terminologi yang maksudnya menggunakan program program bekas (setelah original run). Ini bukan hanya menyiarkan ulang acara tersebut hanya di negara bersangkutan, tetapi juga berlaku secara internasional dimana acara tersebut bisa saja tidak diatur oleh produser aslinya. Dalam banyak kasus di beberapa perusahaan, stasiun televisi atau personal, terikat untuk melakukan syndication. Dengan kata lain, untuk menjual acara tersebut ke pasar, mereka diperbolehkan untuk menjualnya sesuai dengan kontrak dari pemegang hak cipta, dalam hal ini adalah si produser itu sendiri.

2.2.3 Lembaga Penyiaran Swasta

Lembaga penyiaran swasta adalah lembaga penyiaran yang bersifat komersial berbentuk badan hukum Indonesia, yang bidang usahanya hanya menyelenggarakan jasa penyiaran radio atau televisi. Warga negara asing dilarang menjadi pengurus lembaga penyiaran swasta.

Lembaga penyiaran swasta didirikan dengan modal awal yang sepenuhnya dimiliki oleh warga negara Indonesia. Lembaga penyiaran swasta dapat melakukan penambahan dan pengembangan pemenuhan modal yang berasal dari modal asing sesuai dengan peraturan dan perundang undangan yang berlaku. Pihak asing yang melakukan penambahan dan pengembangan pemenuhan modal tidak boleh menjadi pemegang saham mayoritas. Lembaga penyiaran swasta wajib memberikan kesempatan kepada karyawan untuk memiliki saham perusahaan.

Pemilikan dan penguasaan lembaga penyiaran swasta yang mengarah pada pemusatan di satu orang atau di satu badan hukum, baik di satu wilayah siaran, maupun antar wilayah siaran, dilarang. Kepemilikan silang antara lembaga penyiaran swasta yang menyelenggarakan jasa penyiaran radio, dan lembaga penyiaran swasta yang menyelenggarakan jasa penyiaran televisi; antara lain lembaga penyiaran swasta dengan perusahaan media cetak; dan antara lembaga penyiaran swaasta dengan


(34)

lembaga penyiaran swasta jasa penyiaran lainnya; baik langsung maupun tidak langsung, dilarang.

2.2.4 Kegiatan Penyiaran

Secara garis besar kegiatan yang dilakukan dalam stasiun TV merupakan kegiatan proses produksi dimana terdiri dari tiga bagian utama, yaitu :

1. Praproduksi (perencanaan), meluputi kegiatan praproduksi antara lain penuangan ide ke dalam outline, pembuatan format / skenario, script, storyboard, program meeting, pembuatan dekor, dan lain lain.

2. Produksi (peliputan), seluruh kegiatan liputan (shooting) baik di studio maupun di lapangan.

3. Pascaproduksi (penyuntingan), semua kegiatan setelah peliputan / shooting sampai materi itu dinyatakan selesai dan siap disiarkan / diputar kembali. Yang termasuk kegiatan pasca produksi antara lain : editing (penyuntingan), manipulating (pengisian suara), subtitle, title, ilustrasi,efek, dan lain lain.

Tahap pekerjaan setelah selesai shooting adalah harus diadakan checking, untuk mengetahui apakah perlu dilakukan shooting ulang. Checking berikutnya dilakukan selesai pekerjaan editing dan manipulating yang lazim disebut review untuk menentukan apakah perlu ada perbaikan, kemudian dilakukan priview.

Kegiatan penyiaran meliputi merencanakan dan memproduksi program (mata acara), mengadakan / menyiapkan program, menyiapkan pola acara, baik harian, mingguan, bulanan, triwulan, tengah tahunan, dan seterusnya, menyelenggarakan siaran baik artistik maupun jurnalistik, mengadakan kerja sama dengan lembaga penyiaran lainnya, menyelenggarakan penelitian dan pengembangan, mengadakan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia, menyelenggrakan pertukaran berita dan program dengan lembaga penyiaran, baik dalam maupun luar negeri, dan mengadakan promosi dan menjual program ( bagi televisi lokal ).


(35)

2.2.5 Fasilitas Televisi

Fasilitas penyiaran televisi meliputi mulai dari stasiun kecil yang melayani suatu komunitas kecil hingga ke fasilitas jaringan yang besar dengan banyak studio dan fasilitas pendukung yang mahal yang menyediakan acara untuk ratusan kota dan pasar regional. Karena luasannya variasi jenis yang dibutuhkan suatu stasiun, artikel ini dibatasi hanya membahas pertimbangan untuk perencanaan dasar ditambah dengan gambaran singkat untuk tiap stasiun yang mungkin diperlukan. Pembahasan ditekankan hanya pada fasilitas pembuatan program, sedangkan stasiun tranmisi hanya dibahas sekilas.

Menurut Quall et. al. (1995) berikut ini adalah fasilitas fasilitas yang dibutuhkan untuk suatu stasiun besar. Stasiun yang lebih kecil mungkin membutuhkan fasilitas yang lebih sedikit.

1. Studio

Yaitu segala ruang dimana dilaksanakan proses perekaman dengan kamera. 2. Ruang Kontrol

 Memiliki peralatan terpisah untuk audio, video dan penataan.  Memiliki akustik yang baik.

 Dapat diakses dari studio yang berhubungan dengannya.

 Direct visual contact ( pandangan langsung dari dan ke studio ) jika diperlukan.

3. Fasilitas

 Tempat peralatan peralatan teknik yang mendukung penyiaran.  Agar mudah dirawat, sering dikelompokkan dalam CTA :

Fasilitas di dalam CTA : - Ruang / rak peralatan - Video tape recording (VTR)

- Teleccinema (fasilitas pemutaran film)

- Master control ( untuk pemolesan akhir dan tempat monitoring siaran on-air)

- Maintenance work shop (gudang suku cadang peralatan) - Ruang peralatan telephone

- Film recording - Video Catridges


(36)

- Program control ( ruang tempat menghubungkan berbagai baan (VTR, teccine, live remote) menjadi suatu program yang lengkap.

4. Pemberitaan

Fasilitas yang dibutuhkan untuk suatu stasiun TV besar atau jaringan :  Newsroom

 Arsip dan perpustakaan  Studio pemberitahuan khusus  Grapich arts

5. Fasilitas Pendukung Studio  Hall latihan (rehearsal hall)  Wardrobe room

 Dressing room  Make up room  Ruang multi guna

 Penyimpanan untuk layer dan barang barang  Ruang tunggu crew

 Penyimpanan kamera, microphone, peralatan lightning. 6. Scenery / Latar

Termasuk tempat Indonesia, memproduksi, penyimpanan dan untuk yang tidak terpakai lagi.

7. Film

Fasilitas untuk memproses film, editing, penimpanan dan kadang kadang sebagai laboratorium film komersial.

8. Efek Suara

Hanya dibutuhkan untuk stasiun besar. 9. Ruang Produksi Musik

Menyediakan suara background untuk acara studio. 10. Screening Room (viewing room)

Ruang untuk priview suatu film atau acara kepada acara potensial. 11. Fasilitas untuk produksi acara di luar

 Garasi atau ruang parkir

 Ruang kerja untuk perawatan dan penyimpanan suku cadang.

 Untuk stasiun yang sering mengadakan siaran off-premises sebuah ruang kontrol


(37)

 Sangat dibutuhkan. Karena memungkinkan mengrapulkan siaran remote tanpa terikat pada suatu stasiun tetap.

12. Ruang Echo

Dengan menggunakan kamar echo alami atau dengan menggunakan alat buatan.

13. Kantor

 Dapat teletak jauh dari studio atau bahkan pada bangunan lain.  Ruang eksekutif dan konferensi membutuhkan rangkaian. 14. Fasilitas Pegawai

 Suatu aktivitas yang besar membutuhkan cafetaria, fasilitas P3K yang lainnya.

 Dalam merencanakan sirkulasi dan fasilitas toilet, memperhatikan sirkulasi pengunjung, anak sekolah, dan penonton studio.

15. Perawatan Bangunan

Diperlukan untuk perawatan AC, tenaga listrik, dan layanan bangunan lain yang penting.

16. Pengembangan Site

 Yang diperlukan dalam parkir : karyawan, pengunjung studio, tamu bisnis, masyarakat umum, kendaraan stasiun

 Fasilitas loading diluar adalah penting untuk alat alat scenery dan barang barang seperti kamera yang berat, boneka boneka, dan peralatan elektronik.

 Beberapa stasiun memanfaatkan fasilitas luarnya untuk program program tentang pertanian atau hewan.

Siaran

Siaran berasal dari kata siar . Siar berarti menyebarluaskan informasi melalui pemancar. Siaran dapat berupa siaran radio, dapat pula dalam bentuk siaran audio visual dan sinkron, seperti televisi siaran.

Siaran sebagai output stasiun penyiaran yang dikelola oleh organisasi penyiaran, merupakan hasil perpaduan antara kreativitas manusia dan kemampuan sarana / alat, atau antara perangkat keras dan lunak.


(38)

Produksi acara siaran, tidak selalu diselenggarakan di dalam studio, tapi ada yang diproduksi di luar studio. Untuk produksi dan siaran langsung di luar studio, diperlukan mobil produksi /Outsidediperlukan mobil produksi / Outside Broadcasting Van (OB Van) dan seperangkat kamera elektronik lengkap dengan perekam suaranya. Bahkan sebuah stasiun penyiaran memiliki studio alam, yaitu studio yang dibuat di alam terbuka, dilengkapi dengan berbagai tipe rumah, danau, gunung, sungai, perkampungan, dan sawah buatan. Hal ini untuk keperluan produksi mata acara siaran.

Sebenarnya tugas dari stasiun penyiaran hanyalah memancarkan siarannya dari pemancar stasiun penyiaran, tetapi wewenang dari pengelola telekomunikasi di Indonesia adalah P.T. Telkom Indonesia dan Indosat.

Prinsip Dasar Siaran Televisi

Untuk menyelenggarakan siaran televisi, pada perangkat keras (hardware) diperlukan tiga unsur utama, yaitu studio ( Prasarana dan Sarana Pengunjung ), pemancar ( Transmisi ), dan pesawat Televisi ( Penerima ). Ketiga unsur utama ini disebut dengan Trilogi Televisi . Artinya panduan penggunaan ketiga unsur tersebut akan menghasilkan siaran televisi. Pada gambar 2.1 dan 2.2 dapat terlihat prinsip dasar penyiaran televisi.


(39)

Gambar 2.2. Skema transmisi siaran yang diterima antena penerima

2.2.6 Program Siaran Televisi

Secara umum, program siaran televisi terbagi menjadi tiga jenis yaitu acara hiburan tanpa naskah, acara hiburan dengan naskah, dan acara yang bersifat informasi.

2.2.6.1 Acara Hiburan Tanpa Naskah

Acara hiburan tanpa naskah terbagi menjadi beberapa jenis yaitu acara games,reality show, talent show.

Acara games merupakan sebuah program dimana kontestan yang berupa kru televisi ataupun selebritis, dalam sebuah tim, memainkan sebuah permainan yang melibatkan menjawab pertanyaan atau memecahkan teka-teki dengan uang sebagai hadiah. Dalam beberapa acara, kontestan akan bersaing terhadap kontestan lain atau tim lain, sedangkan dalam beberapa acara lainnya kontestan akan bermain sendiri untuk hasil yang bagus atau nilai yang tinggi. Acara games sering menghadiahkan pemain dengan hadiah berupa uang, ataupun perjalanan serta servis yang disediakan oleh sponsor acara.

Acara realitas atau reality show merupakan jenis program televisi yang mendokumentasikan situasi atau kejadian yang aktual, dan sering


(40)

disuguhi oleh pemeran yang belum diketauhi sebelumnya. Acara ini sering menyoroti drama pribadi dan konflik yang lebih jauh dari acara dokumenter.

Talent show atau juga acara pertunjukan kebolehan atau keahlian merupakan acara dimana kontestan menunjukkan kebolehan dalam bernyanyi, menari, akrobat, akting, dan lain lain terkadang untuk hadiah, piala ataupun hadiah uang.

2.2.6.2 Acara Hiburan dengan Naskah

Acara hiburan dengan naskah terbagi menjadi beberapa jenis yaitu drama, animasi, dan acara komedi.

Acara drama atau sering juga disebut sinetron di Indonesia merupakan acara yang berisi tentang sebuah cerita bernaskah yang diperankan oleh berbagai artis dan aktor. Sinetron pada umumnya bercerita tentang kehidupan manusia sehari-hari yang diwarnai konflik berkepanjangan. Seperti layaknya drama atau sandiwara, sinetron diawali dengan perkenalan tokoh-tokoh yang memiliki karakter masing-masing. Berbagai karakter yang berbeda menimbulkan konflik yang makin lama makin besar sehingga sampai pada titik klimaksnya. Akhir dari suatu sinetron dapat bahagia maupun sedih, tergantung dari jalan cerita yang ditentukan oleh penulis skenario.

Film animasi serial adalah salah satu jenis program animasi televisi dengan judul yang sama, yang juga biasanya berhubungan satu dengan yang lain. Karakter dan tema di tiap episode film animasi serial biasanya sama. Film animasi biasanya ditujukan kepada anak anak daripada orang dewasa. Namun juga ada beberapa film animasi yang memang ditujukan kepada orang dewasa daripada anak anak.

Acara komedi adalah acara yang lucu yang pada umumnya bertujuan untuk menghibur, menimbulkan tawa. Acara komedi dibagi lagi beberapa jenis yaitu drama komedi yang merupakan drama, namun lebih ditonjolkan komedi yang menimbulkan tawa daripada alur ceritanya, komedi improvisasi


(41)

yang merupakan acara komedi yang dibawakan oleh beberapa komedian dengan sebuah tema yang kemudian diimprovisasi oleh komedian di atas panggung, dan yang terakhir adalah stand up komedi yang merupakan acara komedi dimana komedian berdiri diatas panggung dan bercerita ataupun bernyanyi secara bergantian, stand up komedi sering berisi sindiran, baik terhadap diri sendiri, maupun pihak tertentu namun tetap menimbulkan tawa.

2.2.6.3 Acara Informasi

Acara informasi merupakan acara yang berisi tentang berbagai informasi, baik berita aktual tentang keadaan sosial ekonomi maupun olahraga juga film dokumenter.

Program berita atau acara berita, biasanya berisi liputan berbagai perittiwa berita dan informasi lainnya, apakah yang diproduksi secara lokal oleh stasiun radio atau televisi, atau oleh suatu jaringan penyiaran. Program berita juga berisi materi tambahan seperti liputan olahraga, prakiraan cuaca, laporan lalu lintas, komentar serta bahan lain yang oleh penyiar berita dianggap relevan dengan pendegar atau pemirsanya.

Film dokumenter dibuat khusunya utk stasiun televisi yang khususnya di saluran dokumenter. Film dokumenter berisi juga beberapa film film yang berhubungan dengan sejarah maupun politik. Juga ada beberapa film dokumenter di jurusannya sendiri, yaitu tentang perjalanan, tentang alam baik geografi maupun biologi juga tentang tourism seperti National Geographic Channel. Namun, dalam beberapa kesempatan yang jarang, film dokumenter di televisi menjadi sangat populer sehingga dirilis menjadi film layar lebar.

2.2.7 Televisi Olahraga

Olahraga atau juga sport dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Latindisportare atau deportareyang artinya pemeliharaan, menghibur untuk bergembira. Olahraga atau sport merupakan gabungan dari segala latihan


(42)

jasmani yang diadakan orang dengan sukarela untuk memperkuat tenaga tubuh, demikian juga dengan pemusatan pikiran.

Perkembangan olahraga di Indonesia semakin pesat. Perkembangan ini dapat dilihat dari minat masyarakat dalam melakukan aktifitas olahraga sehari-hari, juga dari tim nasional Indonesia dan semakin banyak pemuda pemuda bangsa yang meraih prestasi di bidang olahraga baik nasional maupun internasional. Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang lumayan berkembang di bidang olahraga. Hal ini terlihat dari peraihan medali emas oleh pemuda sumatera utara di bagian polo air dan pencak silat.

Namun masih sedikit masyarakat Indonesia yang mengikuti perkembangan olahraga karena keterbatasan di media penyebaran informasi. Media penyebaran informasi tentang olahraga di Indonesia masih sebatas media cetak berupa majalah dan koran, adapun media penyebaran informasi melalui televisi hanya dibahas secara singkat hanya saat ketika adanya sebuahevent.

Dengan adanya sebuah stasiun televisi khusus olahraga, masyarakat Indonesia bisa lebih mengikuti perkembangan olahraga baik nasional maupun internasional, juga memotivasi masyarakat tentang peran pentingnya olahraga.

2.3 LOKASI PROYEK

Pada sub bab ini akan diuraikan tentang deskripsi / tinjauan lokasi proyek dari kriteria, alternatif, hingga site yang dipilih.

2.3.1 KRITERIA PEMILIHAN LOKASI PROYEK

Kriteria lokasi berdasarkan persyaratan lokasi yang dapat dijadikan sebagai acuan atau tolok ukur standar yang dapat menjadi pertimbangan untuk pemilihan lokasi Stasiun Televisi.Dapat dilihat pada tabel 2.2


(43)

NO KRITERIA INTERNAL LOKASI

1 Posisi bangunan di kota

Berada di kawasan strategis yang merupakan daerah Central Bisnis District dan perkantoran mengingat bangunan yang dirancang memiliki fungsi bisnis.

2 Lingkungan Berada di lingkungan yang strategis (dapat dilihat

dari segala sisi)

3 Pencapaian atau aksesibilitas Dapat diakses dari seluruh penjuru kota, baik dengan angkutan umum maupun pribadi.

4 Orientasi Orientasi bangunan tidak mempengaruhi fungsi

bangunan.

5 View Adanya view yang bagus baik dari dalam site

maupun dari luar site. 6

Ukuran lahan Harus mencukupi untuk program fungsional dan

fasilitas-fasilitas yang direncanakan. ( 1-2 Ha )

7 Kontur tapak / topografi Sebaiknya relatif datar untuk memudahkan

perencanaan bangunan.

8 Jaringan jalan Sebaiknya terdapat di jalan yang besar (arteri /

kolektor) dan bebas kemacetan. Tabel 2.2 Tabel kriteria internal site Stasiun Televisi Swasta

2.3.2 ALTERNATIF LOKASI TAPAK

Adapun yang menjadi alternatif tapak terdapat 3 alternatif lokasi site, yaitu:

1. Lokasi alternatif 1 (Gambar 2.3) berada di Jl. Gatot Subroto, Kecamatan Medan Petisah, Medan dengan luas Site : ± 3.2 ha. Sebelah Utara site berbatasan dengan Jl. Kompleks Ruko, sebelah timur berbatasan dengan Jl. Medan Fair Plaza, sebelah selatan berbatasan dengan Jl. Gatot Subroto, sebelah barat berbatasan dengan Jl. Iskandar Muda Baru


(44)

2. Lokasi alternatif 2 (Gambar 2.4) berada di Jl. Abdul Haris Nasution, Kecamatan Medan Johor, Medan dengan luas site : ± 3.2 ha. Sebelah utara site berbatasan dengan Jl. Abdul Haris Nasution, sebelah timur berbatasan dengan Gedung Asrama Haji, sebelah selatan dengan lahan kosong, sebelah barat dengan gedung perkantoran.

3. Lokasi alternatif 3 (Gambar 2.5) berada di Jl. Kejaksaan, Kecamatan Medan Petisah, Medan dengan luas site : ± 3 ha. Sebelah utara site berbatasan dengan Jl. Candi Borobudur, sebelah timur dengan Jl. Candi Mendut, sebelah selatan dengan Jl. Kejaksaan, sebelah barat dengan Jl. Candi Borobudur.

Dari penilaian di tabel 2.3 dapat dilihat beberapa kriteria kriteria di atas serta memenuhi persyaratan maka terpilih site alternatif 2 yaitu Jl. A.H. Nasution, Kecamatan Medan Johor, Medan, dengan sistem penilaian nilai 1 adalah buruk, nilai 3 adalah cukup, dan nilai 5 adalah baik sekali.

Gambar 2.4 Jl. Abdul Haris Nasution


(45)

KRITERIA

LOKASI

ALTERNATIF 1 Jl. Gatot Subroto Kec. Medan Petisah

ALTERNATIF 2 Jl. A. H. Nasution Kec. Medan Johor

ALTERNATIF 3 Jl. Brigjen Katamso Kec. Medan Maimun Tingkatan Jalan Jalan Arteri Primer (5) Jalan Arteri Primer (5) Jalan Arteri Primer (5)

RUTRK Sesuai(5) Sesuai (5) Kurang Sesuai (3)

Pencapaian ke Lokasi

Pencapaian mudah karena berada di jalur utama pusat kota namun rentan macet

(5)

Pencapaian mudah karena berada di jalur utama pusat kota serta didukung dengan adanya sarana angkutan

umum yang banyak di daerah ini. (5)

Pencapaian mudah karena berada di jalur utama pusat

kota. (5)

Pengenalan Entrance

Entrance mudah diakses karena berada pada jalan

primer (5)

Entrance cukup mudah diakses karena berada pada

jalan primer (5)

Entrance cukup mudah (3)

Fungsi pendukung di sekitar lokasi

Medan Fair, Medan Plaza, Hotel (5)

Mesjid Asrama Haji,

Perkantoran (5) Hotel (3)

Kepadatan

Bangunan Sangat Padat (1) Tidak Padat (5) Sangat Padat (1)

Sirkulasi Kendaraan

Arus Kendaraan padat, karena terletak di persimpangan lampu merah

yang cukup padat. (1)

Arus Kendaraan lancar, karena ruas jalan yang

cukup lebar. (5)

Arus Kendaraan padat walau lebar jalan yang

cukup lebar. (3)

Fungsi Eksisting Lahan Kosong (5) Kompleks Ruko (5) Lahan Kosong & Hunian (5) Sarana Angkutan

umum Banyak (5) Banyak (5) Banyak (5)

Kondisi Jalan Baik (5) Baik (5) Baik (5)

Total Nilai 42 50 38

Peringkat 2 1 3

2.3.3 Deskripsi Lokasi Sebagai Tapak Perancangan

Kasus proyek berjudul Stasiun Televisi Swasta. Status proyek bersifat fiktif. Pemilik Proyek adalah pihak swasta. Lokasi tapak berada di jalan Abdul Haris Nasution, Kecamatan Medan Johor, Medan dengan batasan sebelah utara dengan jl. Abdul Haris Nasution, sebelah timur dengan gedung Asrama Haji, sebelah selatan dengan lahan kosong, dan sebelah barat dengan gedung perkantoran.

Luas lahan lokasi sebesar ± 3.2 Ha ( 32.000 meter ) dengan KDB sebesar 50 75%. Bangunan eksisting yang terdapat pada lokasi yaitu kompleks ruko 4 lantai. Potensi pada lahan yaitu terletak di area


(46)

perkantoran, transportasi lancar dan baik, luas site yang mendukung, dan memiliki jalur utilitas yang baik.

2.4 Tinjauan Fungsi

Sub bab tinjauan fungsi ini membahas bagaimana Stasiun Televisi Swasta bekerja, apa aktivitasnya, siapa penggunanya, persyaratan dan kebutuhan ruang.

2.4.1 Daftar Pengguna

Adapun daftar pengguna yaitu pengunjung, pengelola (direktur / pemilik gedung), direktur setiap kantor cabang, dan staff / karyawan.

2.4.2 Deskripsi Fungsi dan Kegiatan

Dari daftar kegiatan dan pengguna bangunan serta hasil studi banding, munculah kebutuhan ruang yang harus dipenuhi yang dapat dilihat pada tabel 2.4.

Kelompok

Ruang Ruang Pengguna Kegiatan Sub Ruang Sifat

Pengelola

Pimpinan

Direktur utama

Duduk, membaca, bekerja

Menerima tamu Istirahat

Menunggu rapat

Area kerja Ruang tamu R. istirahat Toilet R. tunggu R. rapat

Privat

Direktur

Duduk, membaca, bekerja

Menerima tamu

Area kerja Ruang tamu toilet

Privat

Sekretaris

duduk, membaca, bekerja

menunggu

area kerja lobby pengelola Semi privat Bagian Keuangan Ka. Bid. Keuangan

duduk, membaca, bekerja

R. ka.

Keuangan Privat Staff bekerja

menyimpan berkas

R. kerja R. arsip

Semi privat Bagian Marketing Ka. Bid. Marketing

duduk, membaca, bekerja

R. ka.

Marketing Privat Bag.

Penjualan

Mengurus masuknya

iklan R. karyawan

Semi privat Bag. Traffic Mengatur jadwal

tayangan iklan R. traffic

Semi privat


(47)

Bag. Service Mengatur durasi iklan R. service Semi privat Staff Bekerja

Menyimpan berkas

R. kerja R. arsip

Semi privat Personalia & Administrasi Ka. Bid. Personalia

Duduk, membaca, bekerja

Menerima tamu Menunggu

Area kerja R. Tamu R. tunggu

Semi privat

Staff Bekerja

Menyimpan berkas

R. Kerja R. arsip

Semi privat

Penyiaran

Ka. Bid. Penyiaran

Mengatur & mengontrol siaran Menerima tamu menunggu

Area kerja R. Tamu R. tunggu

Semi privat

Staff Bekerja

Menyimpan berkas

R. Kerja R. arsip

Semi privat Teknik Pimpinan Ka. Pengawas Teknik

 Duduk, membaca, bekerja

 Menerima tamu

 Area kerja  R. tamu

Semi privat

Sekretaris

 Duduk, membaca, bekerja

 Menunggu

 Area kerja  R. tunggu

Semi privat R. Kontrol Program Ka. Kontrol Program

 Duduk, membaca, bekerja

 Menunggu

 Area kerja  R. Tunggu

Semi privat

Operator

 Mengontrol program siaran, audio, video, lighting, switching  Mengontrol lalu lintas

siaran

 R. Kontrol audio, video, lighting, switching, penyiaran Semi privat Master control Operator sound

 Mengatur & mengontrol sound  Meredam suara

 Area konsol audio

 R. Sound lock

Semi privat Operator

video

 Mengatur & mengontrol video

 Area konsol video

Semi privat Operator

lighting

 Mengatur &

mengontrol lighting

 Area konsol lighting

Semi privat Switcher  Mengatur &

mengatur kamera

 Area konsol switching

Semi privat Penyiar  Mengatur &

mengontrol siaran  R. Penyiar

Semi privat R.

maintenance teknisi

 Menyimpan spare-part

 Memperbaiki spare-part

 Gudang 

Semi privat

R. editing editor

 Mengedit hasil rekaman,

menggabungkan 2 gambar menjadi 1

 Area editing Semi privat


(48)

gambar

Pengunjung  Menonton hasil

rekaman  R. menonton

Semi publik R. Video catridges staff  Mengatur penyimpanan media rekam seperti kaset, CD  Area penyimpanan Semi privat Produksi Studio Artis

 Melakukan akting,

siaran, dialog  Panggung

Semi publik  melakukan latihan

sebelum tampil  Panggung

Semi publik  Mengganti pakaian R. Artis Privat  Merias wajah  R. Rias Semi

publik Penonton Duduk, menonton

acara Area menonton

Semi Privat Kru

Mengatur panggung Istirahat Menyimpan perlengkapan Backstage R.istirahat R.loker R. Screening Operator

Mengontrol peralatan preview

Menunggu

Area control R. tunggu

Semi privat Pengunjung,

sponsor

Menonton presentasi

atau hasil rekaman Area menonton

Semi publik

Prasarana

R. Genset Staff

Mengontrol

mekanikal elektrikal Meletakkan genset

R. ME

R. gengset Service R. AHU Staff Mengatur

penghawaan buatan R. AHU Service R. Reservoir &

Pompa Staff

Mengatur penyimpanan air Meletakkan peralatan

pompa air

R. reservoir

R. pompa Service

R. PABX Staff

 Mengatur arus telepon keluar masuk

 R. PABX privat R. Mesin Lift Staff Meletakkan mesin lift R. mesin lift Service

Pemberitaa n Studio Berita Khusus Pembaca Berita Bintang Tamu

Membaca berita / melakukan dialog Mengambil pakaian Mengganti pakaian Merias wajah Istirahat

R. berita/ panggung R. pakaian R. ganti R. rias R. istirahat

Semi publik

Penonton Duduk, menonton acara Area menonton Semi publik Kru panggung

Mengatur panggung Istirahat

Backstage R. istirahat

Semi privat


(49)

Menyimpan perlengkapan

R. loker

R. Editing Editor

Mengedit hasil rekaman,

menggabungkan 2 gambar menjadi 1 gambar

Area editing R. tunggu

Semi privat R. Kontrol Program KA. Kontrol Program

Duduk, membaca, bekerja

Menunggu

Area kerja

R. tunggu privat

Operator

Mengontrol program siaran, audio, lighting, swithing

Mengontrol lalu lintas siaran

R. control audio, video, lighting, swithing, penyiar Semi privat Programer R. Pengatur Iklan Pengawas iklan

Mengatur lalu lintas

iklan R. iklan

Semi privat

R.Jadwal Koordinator Jadwal

Mengatur jadwal acara siaran

Menunggu

Area R. tunggu

Semi Privat R. Rapat Seluruh

Karyawan Melakukan rapat R. rapat

Semi privat R. Arsip Karyawan Menyimpan arsip R. arsip Semi

privat Penunjang Kafetaria Karyawan Memasak Menyediakan makanan

Menyimpan bahan makanan kering Menyimpan bahan

makanan basah Istirahat Menyimpan

perlengkapan

Dapur R. persiapan Gudang

kering

Gudang basah R. istirahat R. loker

Semi privat

Musholla Pengunjung / karyawan

Melakukan ibadah Mengambil air wudhu Buang air

Area ibadah R. wudhu Toilet

Public

R. Istirahat Pengunjung /

karyawan Istirahat Area istirahat Privat

R. Fotocopy Karyawan

Memfotokopy dan menjilid

Menerima pembayaran

Area fotocopy R. kasir

Semi privat

R. Security Satpam Menjaga keamanan Buang air

R. satpam Toilet

Semi privat R. Loker Karyawan Menyimpan


(50)

Toilet umum Pengunjung / Karyawan

Buang air kecil Buang air besar Mandi

Mencuci tangan

Urinoir Toilet

Kamar mandi Area wastafel

Semi public

Lobby umum

Pengunjung

Duduk, membaca, menunggu

Mencari informasi Menonton

Buang air

R. tunggu R. informasi Video room Toilet / KM

Public

Resepsionis

Duduk, membaca, bekerja

Mencari data di computer Area resepsionis Area computer Semi privat Administrasi

Duduk, membaca, bekerja

Menyimpan arsip

Area kerja R. arsip

Semi privat

Area Parkir

Pengelola

Stasiun Memarkir kendaraan roda 2

Memarkir kendaraan roda 4

Memarkir bus Memarkir kendaraan

stasiun seperti bus

Area parkir roda 2 Area parkir

roda 4 Area parkir

bus publik Pengunjung Bisnis Penonton Studio Publik Umum Kendaraan Stasiun


(51)

2.5 Studi Banding Proyek Sejenis 2.5.1 Seoul Broadcasting System (SBS)

Gambar 2.6 Eksterior Gedung SBS

Gedung Seoul Broadcasting System (gambar 2.6) terdapat di Seoul, Korea Selatan. Dibangun pada tahun 1995. Perusahaan perancangnya bernama Richard Rogers Partnership. Sedangkan tim perancangnya terdiri dari beberapa orang yaitu Laurie Abbott, Yasmin Al-Ani Spence, Mike Davies, James Finestone, Pascale Gibon, Marco Goldschmied, Lennart Grut, Dennis Ho, John Lowe, Dan McCarrie, Steve Martin, Richard Paul, Richard Rogers, Alison Sampson, Neil Southard, Andrew Tyley dan John Young. Perusahaan Konsultan Akustiknya bernama Arup Acoustics. Co-Arsiteknya bernama ILKUN C&C Architects Inc. Insinyur Servis bernama Hilson Moran Partnership Ltd. Dan Insinyur strukturalnya bernama Buro Hppold.

Seoul Broadcasting System (SBS) (Hangul : 에스비에스, Eseubieseu) adalah televisi warga negara Korea Selatan dan jaringan radio. Ini adalah satu-satunya penyiar swasta komersial dengan daerah afiliasi jaringan yang luas untuk beroperasi di negara itu. Letak lokasi SBS


(52)

yaitu di 920, Mok 1(il)-dong, Yangcheon-gu, Seoul, South Korea. Bangunan ini terdiri dari 24 lantai yang terdiri dari 5 lantai basement serta terpisah dari studio 7 lantai oleh atrium transparan setinggi 13 lantai. Stasiun bawah tanah yang terletak di tenggara bangunan menghubungkan bangunan ke pusat kota.

Pada gambar 2.7 dapat dilihat bahwa design bangunan ini menggambarkan identitas dunia bisnis media serta produksi televisi. Ide designnya adalah terang, terbuka dan berfungsi fleksibel sesuai dengan dunia perfilman yang terus berubah. Tower bangunan berfungsi sebagai tempat administrasi dan fungsi transmisi dari SBS sementara studionya digunakan sebagai produksi dan operasi stasiun televisi. Untuk menggabungkan dua fungsi bangunan yang berbeda ini maka dibuatlah atrium transparan yang terang dan menjadi area publik. Terdapat helipad pada lantai teratas bangunan.

Gambar 2.7 Keterangan Fungsi Gedung SBS Tower

Sebagai fungsi

administratif dan transmisi

Atrium

Sebagai penghubung kedua bangunan

Studio

Sebagai produksi dan operasi stasiun televisi


(53)

Bangunan studio membutuhkan akustik dengan level tinggi, penambahan papan kayu, langit langit dan dinding secukupnya. Atap dan dinding atrium lurus horizontal dipasangi kaca yang disokong oleh tiang penopang yang terbuat dari ikatan baja menyerupai segmen pipa. (gambar 2.8, 2.9)

Gambar 2.8 Studio Entertainment SBS


(54)

Pada tiap area produksi pada bangunan terutama studio, struktur dindingnya dapat mengisolasi suara begitu juga lantai dan langit langitnya. Area service terletak di luar studio untuk memudahkan proses maintenance. Semua studio radio (radio booth) terletak di lantai ke-11.

Merek SBS 'digunakan di semua sektor seperti kendaraan, mikrofon, amplop, kartu nama, memorabilia, helikopter, tanda-tanda, ganpanryu, seosikryu, seragam, judul program,dll SBS juga menggunakan slogan "Humanisme melalui Digital" melalui harmoni alam dan kehidupan manusia di mana lingkungan hijau adalah penting. (gambar 2.10)

Gambar 2.10 Roof Garden SBS Gambar 2.11 Lobby SBS

Lantai pertama berisi main lobby (gambar 2.11) dan fasilitas penunjang seperti cafeteria, restoran dan lain sebagainya. Bangunan ini memiliki roof garden pada lantai ke 9. Kantor editor dan programmer berada di lantai ke 6. Kantor entertainment terutama untuk variety show terletak pada lantai 16. Taman di luar studio sebagai area publik. (gambar 2.12)


(55)

2.5.2 CCTV Headquarters

Gambar 2.13 Eksterior CCTV

CCTV Headquaters (gambar 2.13) berlokasi di Beijing, China. Didirikan pada tahun 2012. Peruhasaan perancangnya bernama Office for Metorpolitan Architecture East China Architectural Deisng & Research Institute. Konsultan Strukturalnya bernama OveArup&Partners.

Bangunan utama bukanlah seperti gedung menara biasanya, tetapi merupakan putaran dari enam bagian horisontal dan vertikal meliputi luas lantai 473.000 m (1,550,000 kaki), menghasilkan tampilan yang tidak umum dari menara bangunan dengan lubang di tengah. Konstruksi bangunan benar-benar menantang, dikarenakan lokasinya yang berada di daerah gempa. Karena bentuknya yang aneh ini, pengemudi taksi memberikan julukan dà kùch (大裤 衩 ), yang kira-kira bisa diartikan sebagai "celana pendek boxer".

Bangunan ini terdiri dari tiga bagian bangunan yang disatukan menjadi satu setengah bangunan pada 30 Mei 2007. Agar tidak terkunci karena masalah diferensial struktur. Penyambungan dilakukan pagi-pagi


(56)

sekali dimana baja dari dua menara dalam kondisi dingin dengan suhu yang sama. Bangunan CCTV ini adalah bagian dari taman media yang diharapkan menjadi sarana hiburan publik, area pembuatan film luar ruang, dan studio produksi sebagai perluasan jalur hijau Distrik Pusat Bisnis (CBD).

Office for Metropolitan Architecture (OMA) memenangkan kontrak dari Beijing International Tendering Co. untuk membangun Kantor pusat CCTV dan Pusat Budaya Televisi (Television Cultural Center) dari bagian ini pada 1 Januari 2002. Gedung ini merupakan bagian awal dari sekitar 300 menara baru di Distrik Pusat Bisnis Beijing. Kantor administrasi, pemberitaan, penyiaran, dan kantor produksi serta studio-studio terdapat di dalamnya.

Kantor pusat CCTV secara resmi dibuka oleh direkturnya pada 1 Januari 2008. Di antara para undangan pembukaannya adalahHu Jintao, Jiang Zemin, Wen JiabaodanGuo Jinlong. Pada gambar 2.14 dapat terlihat gambar potongan Gedung CCTV.


(1)

(2)

STASIUN TELEVISI SWASTA DI MEDAN Charlie Putra 090406077


(3)

(4)

STASIUN TELEVISI SWASTA DI MEDAN Charlie Putra 090406077

Sketsa Perancangan

Exterior Sport TV


(5)

Interior Studio Kecil


(6)

STASIUN TELEVISI SWASTA DI MEDAN Charlie Putra 090406077

Foto Maket

Perspektif Mata Manusia