Tinjauan Yuridis Perjanjian Kerja Tenaga Kerja Asing Pada PT. Toyo Kanetsu Indonesia (Studi Pada Kawasan Industri Batu Ampar, Batam)

31

BAB II

PENGATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TENTANG
TENAGA KERJA ASING DI INDONESIA

A. Penggunaan Tenaga Kerja Asing di PT. Toyo Kanetsu Indonesia
Sebagaimana diketahui PT. Toyo Kanetsu Indonesia merupakan salah satu
perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) milik negara Jepang yang berada di
Indonesia. Penanaman modal asing merupakan kegiatan menanam modal untuk
melakukan usaha di wilayah Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal
asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan
dengan penanam modal dalam negeri. 50 PT Toyo Kanetsu Indonesia adalah termasuk
sebagai perusahaan PMA yang menggunakan modal asing sepenuhnya. Perusahaan
ini bergerak dalam bidang usaha pembuatan (fabrikasi), tanki-tanki minyak dan gas
bumi, spare part dan khususnya dalam spesifikasi pembuatan tanki bola, seperti
yang terdapat di LNG dan Pertamina. 51
Untuk daerah kawasan domestik Indonesia PT. Toyo Kanetsu Indonesia telah
memegang banyak proyek utama di Indonesia dalam bidang industri ini, antara lain
dari PGN (Perusahaan Gas Negara), Pertamina, LNG Arun, dan juga dari perusahaan

swasta lainnya seperti PT. Petrokimia Nusantara Interindo, PT. Chandra asri
Petrochemical Centre, PT. Asahimas Subentra Chemical, dan masih banyak lagi.
Dari Pertamina proyeknya yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia antara lain:
50
51

Pasal 1 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal
Company Profile PT.Toyo Kanetsu Indonesia, 2012.

31

Universitas Sumatera Utara

32

Pertamina Palembang, Bali, Medan, Kepulauan Riau, Duri, Dumai, Tanjung uban,
juga banyak tersebar di daerah kepulauan jawa misalnya, Anyer, Cilegon, Balongan,
Plaju, Cilacap, daerah Kalimantan, Irian Jaya, Bontang dan masih banyak lagi. Selain
untuk kawasan domestik Indonesia PT. Toyo Kanetsu Indonesia juga memiliki
beberapa proyek di luar negeri, antara lain: di Negara Malaysia, Singapura, Qatar,

Oman, Angola, Jepang, Australia, China, Korea, Iran, Yaman, Algeria, Pakistan,
United Arab Emirates, Vietnam, Mesir, Thailand, Philipina, Saudi Arabia, Nigeria,
Pakistan, Tanzania, Hongkong, Kenya, Libya dan masih banyak lagi.52
Salah satu tujuan dari penanaman modal dalam Undang-Undang Nomor 25
Tahun 2007 tentang Penanaman Modal antara lain untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi nasional, menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kemampuan daya
saing dunia usaha nasional.

53

Oleh karena itu dengan pengerjaan proyek yang

terbilang cukup banyak dan tersebar di berbagai kawasan dan negara-negara, tentunya
PT. Toyo Kanetsu Indonesia, Batam membutuhkan tenaga-tenaga ahli dalam
mengerjakan proyek tersebut. Tenaga ahli tersebut kebanyakan didatangkan dari luar
negara Indonesia.
Dalam penerapannya ada beberapa yang menjadi alasan dan pentingnya
mengapa perusahaan PT. Toyo Kanetsu Indonesia memperkerjakan TKA antara lain
adalah selain karena belum adanya tenaga kerja lokal yang mampu dalam
mengerjakan pekerjaan tertentu, juga karena dalam mengerjakan pekerjaan untuk


52
53

Company profile PT. Toyo Kanetsu Indonesia 2012
Lihat Pasal 3 ayat (2) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal

Universitas Sumatera Utara

33

suatu proyek tertentu yang mempunyai batas waktu pengerjaannya berdasarkan job
order. TKA tersebut digunakan hanya sebagai tenaga ahli dalam suatu proyek yang
akan didampingi oleh tenaga kerja lokal (alih teknologi kepada tenaga kerja lokal).
Selain itu juga karena sering terjadi keterlambatan dalam menyelesaikan suatu
pekerjaan oleh tenaga kerja lokal, maka secara kronologis di lapangan sangat
membutuhkan TKA untuk memback up tenaga kerja lokal agar dapat menyelesaikan
pekerjaanya secara tepat waktu.54 Dapat disimpulkan dari alasan-alasan tersebut
bahwa perusahaan mengganggap TKA memiliki skill dan kemampuan yang lebih ahli
dari pada tenaga kerja lokal untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan tertentu.

Maka pentingnya penggunaan TKA di PT Toyo Kanetsu Indonesia adalah
untuk sebagai tenaga ahli dan alih teknologi dan keterampilan dari TKA kepada
tenaga kerja lokal melalui pelaksanaan pendidikan dan pelatihan kerja bagi tenaga
kerja lokal sesuai Pasal 10 ayat (3) dan (4) Undang-Undang Penanaman Modal,
bahwa perusahaan penanaman modal yang memperkerjakan TKA diwajibkan
menyelenggarakan pelatihan dan melakukan alih teknologi kepada tenaga kerja
Indonesia (lokal) sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Selain itu juga bahwa PT. Toyo Kanetsu Indonesia sebagai perusahaan PMA
wajib meningkatkan kompetensi tenaga kerja Indonesia (lokal) melalui pelatihanpelatihan kerja sesuai dengan Pasal 10 ayat (3) Undang-Undang Penanaman Modal.

54

Hasil wawancara dengan Bapak Yuherman selaku HRD PT. Toyo Kanetsu Indonesia,
Batam, tanggal 25 Februari 2012.

Universitas Sumatera Utara

34

Bahwa tujuan daripada itu agar suatu saat tenaga kerja lokal pendamping tersebut

dapat menggantikan posisi TKA sebagai tenaga ahli.
PT. Toyo Kanetsu Indonesia sebagai PMA dalam memenuhi kebutuhan
tenaga kerja harus terlebih dahulu mengutamakan tenaga kerja warga negara
Indonesia (lokal). Dan berhak juga menggunakan tenaga ahli warga negara asing
untuk jabatan dan keahlian tertentu yang sesuai dengan peraturan perundangundangan sebagaimana yang diatur dalam Pasal 10 ayat (1) dan (2) Undang-Undang
Penanaman Modal. Oleh karena itu saat ini PT. Toyo Kanetsu Indonesia, batam
memiliki kurang lebih 700 orang pekerja secara keseluruhan, meliputi Tenaga Kerja
Indonesia (lokal) dan Tenaga Kerja Asing (TKA). Khusus TKA yang bekerja di PT.
Toyo Kanetsu Indonesia saat ini berjumlah 33 orang. TKA tersebut didatangkan dari
berbagai negara-negara antara lain Jepang, Philipina, Malaysia, Singapura, dan India
yang diperkerjakan sebagai tenaga ahli. Adapun jabatan-jabatan yang dipegang TKA
tersebut antara lain sebagai:55
1. President Director
2. Plant Manager
3. Technical Advisor
4. Production Engineer
5. Welding Engineer
6. Engineering Supervisor

55


Hasil wawancara dengan Bapak
Indonesia, Batam, tanggal 12 November 2011

Masrizal selaku GA.Supervisor PT. Toyo Kanetsu

Universitas Sumatera Utara

35

7. Production Supervisor
8. Health Safety & Environment Supervisor
9. QA & QC Supervisor
TKA

dilarang menduduki jabatan yang mengurusi personalia dan/atau

jabatan-jabatan tertentu berdasarkan kepada Pasal 46 Undang-Undang Nomor 13
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
Tata cara penggunaan TKA di PT. Toyo Kanetsu Indonesia selama ini

mengacu pada ketentuan Undang-Undang Ketenagakerjaan khususnya Peraturan
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 02 Tahun 2008 tentang Tata Cara
Penggunaan Tenaga Kerja Asing serta undang-undang dan peraturan lainnya yang
berkaitan dengan TKA sebagai dasar hukum yang harus dipatuhi.
Sebagai negara hukum yang melindungi kepentingan negara dan juga warga
negaranya. Mengingat saat ini adalah zaman era pasar dan perdagangan bebas,
tentunya tidak semudah yang kita bayangkan. Meskipun makna kata bebas itu sendiri
mempunyai arti yang luas, pasar perdagangan bebas diartikan sebagai masuknya
barang-barang dan jasa secara bebas ke antar negara-negara. Bebas tidak diartikan
dengan tanpa syarat. Masuknya barang dan jasa secara bebas ke negara Indonesia
tentunya

ada syarat-syarat dan peraturan yang harus dipatuhi dan dilaksanakan

khususnya pedagang jasa mengenai TKA yang masuk ke wilayah negara Republik
Indonesia tentunya sangatlah tidak sembarangan. Untuk sampai masuk dan bekerja di
Indonesia tentunya memiliki tata cara atau prosedur yang harus dipenuhi.

Universitas Sumatera Utara


36

Sebelum TKA bisa dimasuk dan bekerja di Indonesia TKA harus memiliki
izin terlebih dahulu. Setiap pemberi kerja/pengusaha yang memperkerjakan TKA
wajib memiliki izin tertulis dari menteri atau pejabat yang ditunjuk. Izin tersebut
adalah izin RPTKA (Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing). Bahwa pemberi
kerja yang akan memperkerjakan TKA harus memiliki RPTKA. RPTKA tersebut
digunakan sebagai dasar untuk mendapatkan IMTA (Izin Memperkerjakan Tenaga
Kerja Asing) sesuai amanat undang-undang.56
TKA yang akan bekerja di Indonesia khusus wilayah Batam sebelum masuk
ke Indonesia harus mengurus dokumen-dokumen penting terlebih dahulu yang
berkaitan dengan izin masuk. Pengurusan dokumen TKA dilakukan dan diurus oleh
pemberi kerja/pengusaha yang akan mempekerjakan TKA dalam hal ini perusahaan
yang dimaksud PT. Toyo Kanetsu Indonesia, di kota Batam.
Sebelum TKA diperkerjakan di PT. Toyo Kanetsu Indonesia, Batam TKA
harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :57
a. Harus Berbadan Sehat
Dalam arti sebelum bekerja di PT. Toyo Kanetsu Indonesia TKA wajib
melakukan tes kesehatan diri atau sering disebut (Medical Check Up)
b. Mempunyai keahlian yang sesuai dengan jabatan yang diberikan karena TKA

tersebut hanya akan ditempat pada jabatan yang sesuai dengan keahliannya. Hal
ini sesuai Pasal 21 ayat (2) Permen Nomor 2 Tahun 2008.
56

Lihat pasal 3 per-02/Men/III/2008 Tentang Tata Cara Penggunaan TKA
Hasil wawancara dengan Bapak Yuherman, selaku HRD PT.
Indonesia,Batam, tanggal 20 November 2011.
57

Toyo

Kanetsu

Universitas Sumatera Utara

37

c. Tidak mempunyai catatan kriminal kepolisian
d. Melampirkan :
1. Fotokopi Paspor (minimal masa berlaku paspor 14 bulan)

2. Daftar riwayat hidup
3. Fotokopi Ijazah/Pengalaman kerja
4. Pas foto (Red Background).
Kesemua syarat tersebut disamping sebagai persyaratan wajib yang telah
ditentukan bagi oleh perusahaan syarat lainnya yang telah ditetapkan dalam Permen
Nomor 2 Tahun 2008 antara lain:
a. Bahwa TKA harus memiliki pendidikan dan /atau pengalaman kerja sekurangkurangnya 5 tahun sesuai dengan jabatan yang diduduki.
b. Bersedia membuat pernyataan untuk mengalihkan keahliannya kepada tenaga
kerja lokal khususnya tenaga kerja Indonesia pendamping.
c. Dan dapat berkomunikasi dalam bahasa Indonesia.
Sebelum menggunakan TKA terlebih dahulu PT. Toyo Kanetsu Indonesia
wajib melapor melalui surat Rencana Penggunaan TKA (RPTKA) untuk
mendapatkan izin rencana penggunaan TKA yang disahkan oleh departemen terkait
yaitu Depnakertrans, dalam hal ini disampaikan oleh Direktur Jenderal Pembinaan
Penempatan Tenaga Kerja melalui Direktur Pengendalian Penggunaan TKA. Hal ini
sesuai dengan ketentuan UUK Pasal 43 yang mewajibkan perusahaan yang
memperkerjakan TKA memiliki RPTKA.

Universitas Sumatera Utara


38

Keputusan pengesahan RPTKA sebagaimana dimaksud memuat : 58
a.

Alasan penggunaan TKA

b.

Jabatan dan/atau kedudukan TKA

c.

Besarnya upah TKA

d.

Jumlah TKA

e.

Lokasi kerja TKA

f.

Jangka waktu penggunaan TKA

g.

Jumlah Tenaga Kerja Indonesia yang ditunjuk sebagai pendamping, dan

h.

Jumlah Tenaga Kerja Indonesia yang diperkerjakan
RPTKA sebagaimana dimaksud dapat diberikan untuk jangka waktu lama 5

(lima) tahun dan dapat diperpanjang untuk jangka waktu yang sama dengan
memperlihatkan kondisi pasar kerja dalam negeri.
Apabila pemohon (perusahaan) telah memenuhi syarat maka direktur tersebut
harus menerbitkan rekomendasi (TA-01) perihal persetujuan permohonan visa untuk
bekerja bagi TKA, dengan menyampaikannya kepada Direktur Jenderal Imigrasi
Departemen Hukum dan HAM up. Kepala Divisi Keimigrasian selaku pelaksana.
Rekomendasi visa (TA-01) berlaku untuk jangka waktu 2 bulan sejak diterbitkan.
Dalam hal untuk memperoleh persetujuan VITTAS (Visa Tinggal Terbatas)
bagi TKA, maka untuk memperoleh (Visa approval) maka perusahaan/pemohon
perlu melampirkan :59

58
59

Lihat Pasal 12 dan 13 Permen Nomor 2 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penggunaan TKA
Data-data Pengurusan Dokumen TKA PT. Toyo Kanetsu Indonesia, Batam

Universitas Sumatera Utara

39

1. Surat permohonan dari perusahaan
2. Surat jaminan
3. Formulir persetujuan visa (Perdim 21A)
4. Fotokopi paspor
5. TA-01 asli
6. Fotokopi RPTKA
7. Daftar riwayat hidup TKA
Proses kedatangan TKA yang akan bekerja di PT. Toyo Kanetsu Indonesia
pengurusannya mulai dari tempat asal negara TKA yang bersangkutan hingga tiba di
Indonesia menggunakan jasa agen tersendiri yang berada di Singapura. Yang
dimaksud dengan agen tersebut adalah perusahaan pelayanan pengurusan izin
memperkerjakan TKA yang ditunjuk secara langsung dan resmi oleh KBRI
Singapura.60 Tujuannya dalam rangka kelancaran pelayanan secara cepat dan tepat
dalam

memberikan izin untuk memperkerjakan TKA dan mengurus masalah-

masalah TKA dari luar negeri yang akan bekerja di Indonesia, khususnya bagi PT.
Toyo Kanetsu Indonesia.
Dalam hal untuk mendapatkan Visa 312 (visa untuk izin kerja sementara)
diajukan ke KBRI Singapura melalui agen (Stay Visa Embassy Indonesian
Singapore) dengan melampirkan :
1.

Fotokopi persetujuan visa

60

Hasil wawancara dengan bapak Masrizal selaku GA.Supervisor PT. Toyo Kanetsu
Indonesia, Batam, tanggal 20 November 2011.

Universitas Sumatera Utara

40

2. Pas photo 3 x 4 = 4 lembar
3. Paspor asli
Visa 312 merupakan tipe Visa yang dikeluarkan pemerintah (Keimigrasian)
untuk menggantikan Visa kerja 457b untuk tujuan pekerjaan sementara. Menurut
hukum Imigrasi Indonesia, TKA yang bekerja kurang dari 6 (enam) bulan
memerlukan izin kerja sementara. Oleh sebab itu Visa tipe 312 ini hanya untuk
Warga Negara Asing yang tujuannya bekerja sementara di Indonesia.61
Setelah Ditjen Imigrasi mengabulkan permohonan visa untuk dapat bekerja
atas nama TKA dan menerbitkan surat pemberitahuan tentang persetujuan pemberian
visa, maka selanjutnya adalah pemberi kerja TKA mengajukan permohonan untuk
mendapatkan IMTA kepada Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi untuk
mendapatkan izin kerja (work permit) dengan melampirkan :62
1.

Surat permohonan

2.

Bukti Pembayaran DPKK (Dana Kompensasi Penggunaan TKA melalui Bank
yang ditunjuk oleh Menteri sebesar (USD 1200/Thn) untuk setiap TKA)

3.

Fotokopi TA – 01 + Visa Approval

4.

Fotokopi VITTAS

5.

Pasfoto berwarna 4 x 6 = 2 Lembar

6.

Formulir Isian IMTA (dengan tanda tangan di atas materai)

61

Fragomen,Del Rey, Bernsen & Loewy, Indonesia-Visa 312 Application Process Replaces
the 457b Single work Visa, http://www.goinglobal.com/en/career_news/topic/3/260/, diakses tanggal
24 April 2011.
62
Data-data Pengurusan Dokumen TKA PT. Toyo Kanetsu Indonesia, Batam

Universitas Sumatera Utara

41

7.

Fotokopi KITAS

8.

Fotokopi paspor TKA

9.

Daftar riwayat hidup TKA

10. Fotokopi Ijazah dan pengalaman kerja
11. Surat penunjukan dan fotokopi KTP Tenaga Kerja Indonesia Pendamping
12. Copi kontrak kerja.
Menurut Pasal 24 ayat (3) Peraturan Menteri Nomor 2 Tahun 2008 tentang
Tata Cara Penggunaan TKA disebutkan bahwa IMTA diberikan paling lama 1(satu)
tahun, dan dapat diperpanjang. Perpanjangan IMTA diberikan sesuai dengan jangka
waktu berlakunya RPTKA dengan ketentuan setiap kali perpanjangan paling lama
1(satu) tahun.63
Dalam hal perusahaan akan memperpanjang IMTA, maka pemohon
mengajukan permohonan perpanjangan kepada Direktur Pengendalian Penggunaan
Tenaga Kerja Asing selambat-lambatnya 30 hari sebelum jangka waktu berlakunya
IMTA berakhir. Permohonan perpanjangan IMTA dilakukan dengan mengisi formulir
perpanjangan IMTA yang dilampiri dengan :64
1.

IMTA

2.

Bukti pembayaran dana kompensasi penggunaan TKA

3.

Laporan realisasi pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan kepada Tenaga
Kerja Indonesia pendamping
63
64

Lihat Pasal 28 Peraturan Menteri Nomor 2 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penggunaan TKA
Data-data Pengurusan Dokumen TKA PT. Toyo Kanetsu Indonesia, Batam

Universitas Sumatera Utara

42

4.

Copi RPTKA yang masih berlaku

5.

Foto berwarna ukuran 4 x 6 sebanyak 4 lembar

6.

Materai Rp. 6.000
IMTA perpanjangan ini digunakan juga sebagai dasar untuk memperpanjang

KITTAS. Jangka waktu berlakunya IMTA diberikan sama dengan masa berlaku izin
tinggal.
Setelah TKA mendapatkan visa dan tiba di Indonesia (Batam) pemohon wajib
melapor kedatangan TKA ke kantor Imigrasi untuk mendapatkan KITTAS (Kartu
Izin Tinggal Terbatas) untuk bekerja atas nama TKA yang bersangkutan.
Syarat-syarat pengurusan KITTAS melampirkan : 65
1.

Surat permohonan

2.

Formulir yang telah diisi, Map Merah (Perdim 24,25,26 dan 27)

3.

Fotokopi TA-01

4.

Fotokopi Persetujuan VISA

5.

Fotokopi RPTKA

6.

Paspor asli
Setelah menerima IMTA pemohon/perusahaan wajib melaporkan keberadaan

TKA kepada kantor dinas yang bertanggung jawab dibidang ketenagakerjaan
setempat, kantor Dinas Pendapatan Daerah dan kantor Kependudukan dimana TKA
diperkerjakan.

65

Data-data Pengurusan Dokumen TKA PT. Toyo Kanetsu Indonesia, Batam.

Universitas Sumatera Utara

43

Untuk mendapatkan surat keterangan domisili TKA di kantor Lurah setempat,
perlu mengajukan serta melampirkan :66
1.

Surat permohonan

2.

Fotokopi paspor

3.

Fotokopi KITTAS

4.

Pas foto 3 x 4 = 2 lembar
Selanjutnya melaporkan ke Dinas Kependudukan untuk mendapatkan ID

Card/SKTT, syaratnya :67
1.

Mengajukan surat permohonan

2.

Fotokopi paspor

3.

Fotokopi KITTAS

4.

Surat domisili dari lurah

5.

Pas Photo 3 x 4 = 2 lembar

6.

Map merah

7.

Pengisian formulir
TKA juga perlu melaporkan diri ke kantor kepolisian setempat (Poltabes)

untuk mendapatkan surat keterangan kelakuan baik (SKLD) dan surat tanda melapor
diri, dengan melampirkan :68
1.

Surat permohonan

2.

Fotokopi Paspor
66

Data-data Pengurusan Dokumen TKA PT. Toyo Kanetsu Indonesia, Batam.
Data-data Pengurusan Dokumen TKA PT. Toyo Kanetsu Indonesia, Batam.
68
Data-data Pengurusan Dokumen TKA PT. Toyo Kanetsu Indonesia, Batam.
67

Universitas Sumatera Utara

44

3.

Fotokopi KITTAS

4.

Fotokopi IMTA

5.

Fotokopi buku biru

6.

Surat domisili dari lurah

7.

Pasfoto 4 x 6 = 2 lembar, dan 2 x 3 = 2 lembar

8.

Map merah

9.

Pengisian formulir
Setelah semua syarat dan prosedur pengurusan TKA telah terpenuhi, barulah

TKA dapat masuk ke Indonesia dan dapat melakukan pekerjaannya sesuai dengan isi
kontrak perjanjian kerjanya dengan PT. Toyo Kanetsu Indonesia.
Semua syarat yang telah ditetapkan perusahaan serta pengurusan dokumen
TKA untuk dapat masuk dan bekerja di PT. Toyo Kanetsu Indonesia, semuanya
disesuaikan serta merujuk pada UUK dan Peraturan Menteri Tentang Tata Cara
Penggunaan TKA.
Penggunaan TKA di PT. Toyo Kanetsu Indonesia di Batam terus mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun sejak tahun 2009 hingga saat ini tahun 2012.
Ditandai dengan meningkatnya jumlah TKA yang diperkerjakan oleh perusahaan.
Sejak tahun 2009 sebanyak 15 orang, bertambah selama tahun 2010 berjumlah 22
orang, meningkat di tahun 2011 berjumlah 27 orang, dan di pertengahan tahun 2012

Universitas Sumatera Utara

45

sebanyak 25 orang, hingga sekarang berjumlah 33 orang TKA yang bekerja di
perusahaan tersebut.69
Kenyataan ini memperlihatkan bahwa selama ini Tenaga Kerja lokal belum
sepenuhnya mampu menguasai dan menggantikan posisi TKA sebagai tenaga ahli,
meskipun telah adanya tenaga kerja lokal pendamping, yang sesuai dengan kehendak
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan UndangUndang Penanaman Modal Nomor 25 Tahun 2007.
Perusahaan PT. Toyo Kanetsu Indonesia diwajibkan melaporkan penggunaan
TKA dan pendamping TKA di perusahaan setiap 6 bulan sekali kepada Direktur
Pengendalian Penggunaan TKA sesuai Pasal 41 ayat (1) Permen Nomor 2 Tahun
2008. Pelaksanan pengawasan terhadap perusahaan yang memperkerjakan TKA
dilakukan oleh pengawas ketenagakerjaan sesuai peraturan perundangan-undangan.

B. Penempatan Tenaga Kerja Asing di Indonesia Dalam Undang-Undang
Ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun 2003
Peraturan dan Undang-Undang tentang Tenaga Kerja pada mulanya timbul
pada saat setelah revolusi industri. Hal ini dikarenakan pada saat itu pengusaha sering
kali mengorbankan para buruh/pekerjanya setelah ditemukannya mesin-mesin.
Mesin-mesin tersebut digunakan dan dimanfaatkan sebagai pengganti tenaga hewan,
sehingga dalam usahanya pengusaha sering kali mengeksploitasi tenaga manusia
secara berlebihan dengan memperlakukan dan memperkerjakan manusia layaknya

69

Data list of expatriate & expire document, PT. Toyo Kanetsu Indonesia.

Universitas Sumatera Utara

46

memperkerjakan mesin, bahkan cenderung para pengusaha tersebut lebih menghargai
mesin-mesin itu daripada pekerjanya.
Di Indonesia sendiri pembentukan Undang-Undang Tenaga Kerja telah
melalui berbagai proses dan

tahap

pembentukan.

Pembentukan

peraturan

ketenagakerjaan dapat dilihat antara lain saat disahkannya Undang-Undang Nomor 25
Tahun

1997

tentang Ketenagakerjaan

yang menggantikan

Undang-Undang

Ketenagakerjaan Nomor 14 Tahun 1969, yang ditandai penolakan-penolakan cukup
besar dari kalangan pekerja/buruh, sehingga Undang-Undang tersebut masuk dalam
Lembaran Negara Nomor 73 Tahun 1997, kemudian ditunda dengan Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 1998 untuk jangka waktu 2 tahun dan diperpanjang dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2000, hingga akhirnya pada tahun 2003
disahkanlah Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 sebagai Undang-Undang
Ketenagakerjaan yang baru dan masih berlaku hingga sekarang. Walaupun masih
begitu

banyak

persoalan

materi

dan

pelaksanaan

dari

Undang-Undang

Ketenagakerjaan ini yang tidak bebas dari konflik, selain dari pada ketidakmatangan
materi dan lain-lainnya. Hal ini mengakibatkan pada akhirnya ada beberapa pihak
mengajukan judicial review terhadap Undang-Undang Ketenagakerjaan Nomor 13
tahun 2003.
Hukum ketenagakerjaan adalah merupakan sarana utama dalam membuat
kebijakan pemerintah dibidang hukum ketenagakerjaan itu sendiri. Kebijakan
ketenagakerjaan di Indonesia dapat dilihat dalam UUD 1945 sebagai konstitusi

Universitas Sumatera Utara

47

negara, juga dalam peraturan perundang-undangan yang terkait.70 Antara lain yaitu
Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003.
Secara fundamental hukum ketenagakerjaan haruslah berlandaskan pada dua
Pasal yang ada dalam Undang-Undang Negara Republik Indonesia yaitu Pasal 27
ayat (2) yang berbunyi: “tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”, dan Pasal 33 ayat (1) yang mengatur
tentang dasar perekonomian negara Indonesia yang intinya adalah perekonomian
yang berasaskan kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.71
Dewasa ini Indonesia sering menghadapi masalah ketenagakerjaan yang
sangat serius. Semenjak Indonesia dilanda krisis ekonomi dan politik pada
pertengahan tahun 1990-an. Krisis ekonomi membuat banyak perusahaan skala kecil
menengah mengalami kesulitan beroperasi, bahkan harus ditutup. Disamping itu,
krisis politik yang berbuntut dengan goncangan keamanan dalam negeri,
menyebabkan risiko berinvestasi di Indonesia mengalami peningkatan, ini membuat
banyak investor asing yang menarik modal mereka dari Indonesia dan mengalihkan
investasi mereka ke negara lain, seperti Vietnam dan Kamboja.
Krisis politik dan ekonomi adalah pemicu masalah ketenagakerjaan di
Indonesia dewasa ini. Hal lain yang menambah buruknya kondisi ketenagakerjaan di
Indonesia adalah dengan meningkatnya pertumbuhan jumlah angkatan kerja yang
70
Naoyuki Sakumoto, Labour Law
And
Policy In Indonesia, dalam Koesnadi
Hardjasoemantri dan Naoyuki Sakumoto, Current Development Of Law In Indonesia, Institute Of
Developing Economies Japan Eksternal Trade Organization,Tokyo,1999, hal.128
71
Agusmidah, Dilematika Hukum Ketenagakerjaan Tinjauan Politik Hukum, PT.Sofmedia,
Medan, 2011,hal.208

Universitas Sumatera Utara

48

tidak diimbagi dengan peningkatan jumlah lapangan kerja. Situasi ini menyebabkan
meningkatnya jumlah pengganguran di Indonesia.
Sebagaimana diketahui undang-undang yang mengatur tentang masalah
tenaga kerja telah diatur dalam peraturan undang-undang tersendiri yaitu UndangUndang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan atau biasa sering disingkat
dengan singkatan UUK. UUK ini sendiri dibuat dan disahkan dalam rangka
menggantikan undang-undang bidang ketenagakerjaan lainnya yang dianggap dan
dipandang tidak sesuai lagi dengan kebutuhan dan tuntutan pembangunan
ketenagakerjaan.
Dalam UUK mengenai masalah tenaga kerja asing diatur dalam beberapa
Pasal khusus yang tercantum, yakni mulai Pasal 42 sampai dengan Pasal 49 UUK.
Beberapa hal penting yang berkaitan dengan ketentuan umum penempatan tenaga
kerja asing di Indonesia adalah :
1.

Pemberi kerja harus mendaftarkan kepada Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi setiap TKA yang dipekerjakannya kecuali pada pekerja asing di
perwakilan negara asing yang bertindak sebagai pegawai diplomatik dan
konsuler (Pasal 42 ayat (1) UUK). Tujuan dari pendaftaran pekerja asing di
Indonesia adalah untuk kepentingan administrasi dan berguna untuk pendataan
TKA yang bekerja di Indonesia. Selain itu juga untuk mengetahui jumlah, bidang
kerja dan asal usul dari pekerja tersebut.

2.

TKA hanya dapat ditempatkan pada bidang kerja tertentu dan waktu tertentu
(Pasal 42 ayat (3) UUK). Yang menjadi masalah adalah bahwa jiwa dari

Universitas Sumatera Utara

49

ketentuan ini justru berbalikan dengan jiwa perdagangan bebas dalam konteks
World Trade Organization (WTO). Di dalam lingkup WTO prinsip yang berlaku
sebenarnya adalah liberalisasi perdagangan di sektor jasa. Artinya, bahwa semua
sektor jasa akan dibuka akses pasarnya dan hanya bidang-bidang tertentu yang
kemudian dengan alasan-alasan tertentu dapat dikecualikan dari liberalisasi
perdagangan. Pada tahun 1994 Indonesia telah mengikatkan diri sebagai anggota
WTO, dengan meratifikasi The Agreement of World Trade Organization
Establishment, dan secara resmi menyatakan keterikatan tersebut di dalam
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994. Salah satu hal penting yang menjadi
bagian dari komitmen internasional itu adalah kewajiban dari anggota WTO
untuk membuka akses pasar negara anggotanya, baik terhadap perdagangan
barang maupun jasa termasuk Indonesia. Salah satu bentuk perdagangan jasa di
Indonesia yang paling “rentan” namun paling “potensial” untuk dimasuki oleh
pedagang jasa asing adalah pedagang keterampilan dan keahlian, yang biasanya
disebut sebagai TKA.72
3.

Bila jangka waktu perjanjian kerja telah berakhir, TKA itu tidak dapat
diperpanjang masa kerjanya, namun posisi/jabatan orang tersebut dapat
digantikan oleh TKA lainnya.

4.

Setiap pemberi kerja (pengusaha) yang hendak mempekerjakan TKA ke
Indonesia harus memiliki Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA)

72

Ida Susanti, Bayu Seto, Aspek Hukum dari Perdagangan Bebas, PT. Citra Aditya Bakti,
Bandung, 2003, hal. 472.

Universitas Sumatera Utara

50

yang disahkan oleh Menteri. Pengecualian dari ketentuan tersebut adalah pada
penempatan TKA di instansi

pemerintah, badan-badan internasional dan

perwakilan negara asing (Pasal 43 UUK). Guna RPTKA ini adalah sebagai
jaminan bagi TKA tentang pekerjaan yang akan diberikan kepadanya, karena
dijabarkan dengan jelas di dalam Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing.
Selain itu, juga berfungsi sebagai alat kontrol bagi pemerintah Indonesia dalam
mengetahui jenis pekerjaan yang akan diserahkan kepada TKA.
5.

Pemberi kerja TKA wajib memperhatikan jabatan dan standar kompetensi yang
berlaku (Pasal 44 UUK). Misalnya, apabila untuk menduduki jabatan sebagai
general manager seorang pekerja harus berpendidikan setara dengan pendidikan
S2 di Indonesia dan berpengalaman kerja selama 5 (lima) tahun.

6.

Pasal 45 UUK menegaskan bahwa pemberi kerja TKA wajib untuk
memperkerjakan tenaga kerja Warga Negara Indonesia untuk mendampingi
TKA, guna kepentingan alih teknologi dan alih keahlian dari TKA kepada tenaga
kerja Indonesia. Ketentuan seperti ini tidak berlaku untuk jabatan direksi atau
komisaris dari perusahaan di Indonesia.

7.

Selain itu TKA juga tidak diperkenankan untuk memasuki semua jenis pekerjaan.
Dalam Pasal 46 UUK disebutkan bahwa TKA dilarang menduduki jabatan yang
mengurusi personalia dan atau jabatan-jabatan tertentu yang diatur dengan
Keputusan Menteri Tenaga Kerja. Ketentuan terhadap jabatan tertentu dan waktu
tertentu tersebut bagi TKA diatur dalam Keputusan Menteri No. 1111 tahun
1986, yaitu bagi Perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang

Universitas Sumatera Utara

51

sebagian modalnya berasal dari pinjaman luar negeri dapat menggunakan TKA
untuk menduduki atau mengisi jabatan direktur/manajer keuangan dan jangka
waktu Penggunaan TKA tersebut dibatasi waktu berlakunya sesuai jangka waktu
kontrak pinjaman. Asumsi yang berlaku saat ini adalah bahwa orang
Indonesialah yang lebih memahami hukum perburuhan Indonesia. Dengan
demikian posisi personalia hanya dapat diduduki oleh tenaga kerja Indonesia.
8.

Pemberi kerja TKA berkewajiban untuk memulangkan kembali TKA ke negara
asalnya setelah jangka waktu hubungan kerjanya berakhir (Pasal 48 UUK).
Tujuannya adalah agar tidak ada TKA yang sudah tidak diperkerjakan suatu
perusahaan tertentu, akan terlantar di Indonesia. Hal ini juga penting untuk
menjaga tertib keimigrasian di Indonesia. Dengan demikian, peraturan ini selain
berfungsi untuk melindungi TKA, juga sebagai alat kontrol dan kepastian bagi
pemerintah bahwa pekerja yang sudah selesai bekerja di Indonesia akan
meninggalkan Indonesia.

C. Kebijakan-kebijakan Tentang Penempatan Tenaga Kerja Asing di
Indonesia dan Penerapannya
Sejak dulu hingga sekarang masalah ketenagakerjaan pada dasarnya berkutat
pada dua hal yaitu masalah kesempatan kerja dan kualitas kerja. Jumlah penduduk
Indonesia saat ini telah mencapai 255 juta jiwa berdasarkan penetapan Komisi
Pemilihan Umum.73 Angka pertumbuhan penduduk yang tinggi tersebut menjadi
salah satu penyebab tingginya tingkat pengangguran di Indonesia bila dibandingkan
73

KPU : Jumlah Penduduk Indonesia 255 juta/Sindonews, http://m.sindonews.com/red/2012/
10/15 /20/679990/kpu-jumlah-penduduk-indonesia255-juta, diakses tanggal 11 November 2012

Universitas Sumatera Utara

52

dengan kesempatan kerja yang masih sedikit di tanah air Indonesia ini. Kualitas
tenaga kerja yang masih minim juga menyebabkan tenaga kerja Indonesia saat ini
belum mampu memenuhi standar kerja secara global.
Apalagi globalisasi saat ini mendorong terjadinya pergerakan aliran modal
dan investasi ke berbagai penjuru dunia. Migrasi penduduk dan mobilisasi tenaga
kerja antar negara, mobilisasi tenaga kerja tersebut berlangsung karena investasi yang
dilakukan di negara lain, pada umumnya membutuhkan pengawasan secara langsung
oleh pemilik investor untuk menjaga usaha investasinya. Pengawasan tersebut bagi
perusahaan modal asing dengan cara menempatkan sesesorang pihak asing untuk
bekerja sebagai

direktur atau presiden direktur di perusahaan permodalan asing

tersebut. Sedangkan bagi pemerintah Indonesia tujuan pengawasan adalah untuk
mengatur dari terjadinya permasalahan hukum dan penggunaan TKA yang
berlebihan. Maka dari itu pemerintah harus cermat menentukan kebijakan-kebijakan
yang akan diambil guna menjaga keseimbangan antara TKA dengan tenaga kerja
dalam negeri.
Kebijakan yang perlu diperhatikan dalam hal penempatan TKA yaitu masalah
pembatasan penggunaan TKA. Yang dimaksud dengan pembatasan disini adalah
bukan mengetahui banyaknya jumlah TKA melainkan pembatasan akan penempatan
akan pekerjaan atau jabatan yang dapat diduduki atau dipegang oleh TKA.
Menurut Pasal 10 ayat (2) Undang-Undang Penanaman Modal Nomor 25
Tahun 2007 menyatakan bahwa perusahaan penanaman modal (baik itu PMDN
maupun PMA) berhak menggunakan tenaga ahli warga negara asing untuk jawatan

Universitas Sumatera Utara

53

dan keahlian tertentu sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Ada 19 posisi
jabatan-jabatan yang dilarang diduduki oleh TKA berdasarkan Kepmenkertrans
Nomor 40 Tahun 2012 yaitu sebagai berikut :
1. Direktur Personalia (Personal Director)
2. Manajer Hubungan Industri (Industries Relation Manager)
3. Manajer Personalia (Human Resource Manager)
4. Supervisor Pengembangan Personalia (Personal Development Supervisor)
5. Supervisor Perekrutan Personalia (Personal Recrutimen Supervisor)
6. Supervisor Penempatan Personalia (Personal Placement Supervisor)
7. Supervisor Pembinaan Karir Pegawai (Employee Carrer Development Supevisor)
8. Penata Usaha Personalia (Personal Declare Administrator)
9. Kepala Eksekutif Kantor (Chief Executive Officer)
10. Ahli Pengembangan Personalia dan Kantor (Personal and Carrers Specialist)
11. Spesialis Personal (Personal Specialist)
12. Penasehat Karir (Carrer Advisor)
13. Penasehat Tenaga Kerja (Job Adviser)
14. Pembimbing dan Konseling Jabatan (Job Advisor and Counseling)
15. Perantara Tenaga Kerja (Employee Mediator)
16. Pengadministrasi Pelatihan Pegawai (Job Training Administration)
17. Pewawancara Pegawai (Job Interviewer)
18. Analis Jabatan (Job Analysis)
19. Penyelenggara Keselamatan Kerja Pegawai (Occupational Safety Specialist)

Universitas Sumatera Utara

54

Pembatasan tersebut dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kerja yang
seluas-luasnya bagi tenaga kerja Indonesia (lokal) dan menutup kemungkinan bagi
perusahaan untuk mempekerjakan TKA pada jabatan yang dapat diduduki oleh
tenaga kerja Indonesia (lokal).
Walaupun kebebasan dalam menggunakan TKA diberikan secara leluasa
kepada perusahaan yang dibentuk PT. PMDN maupun PT. PMA berdasarkan Pasal
10 Undang-Undang Penanaman Modal dan badan hukum Indonesia lainnya
(misalnya PT. dan Yayasan). Untuk kedua bentuk PT tersebut dimaksud adalah
pengisian jabatan Direksi dan Komisaris suatu perusahaan.
Aturan khusus penempatan TKA untuk PT. PMA murni (yang 100%
modalnya dari WNA atau badan hukum asing) boleh secara bebas menunjuk direksi
dan komisaris yang berstatus WNA, sedangkan untuk Join Venture antara pihak
Indonesia dengan asing, maka penempatan susunan direksi dan komisarisnya
berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak.74
Menurut Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Penanaman Modal bahwa pendirian
PMA wajib dalam bentuk perseroan terbatas, berdasarkan hukum Indonesia dan
berkedudukan di dalam wilayah Negara Republik Indonesia, kecuali ditentukan lain
oleh Undang-Undang.
Dalam Undang-undang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007
penempatan TKA dalam perseroan terbatas diperuntukkan bebas bagi posisi jabatan

74

Keputusan Presiden Nomor 75 Tahun 1995 tentang Penggunaan Tenaga Kerja Warga
Negara Asing Pendatang (TKWNAP) Pasal 3 ayat (3) dan (4).

Universitas Sumatera Utara

55

direksi dan komisaris berdasarkan Kepres No. 75 Tahun 1995 tentang Tenaga Kerja
Warga Negara Asing Pendatang.
Direksi maupun komisaris diangkat oleh Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS) berdasarkan Pasal 94 dan 111 Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor
40 Tahun 2007. Tugas direksi adalah menjalankan pengurusan perseroan untuk
kepentingan perusahaan dan sesuai dengan maksud dan tujuan perusahaan.75 Dimana
tujuannya dalam hal ini bagi PMA penunjukkan pengangkatan direksi dan komisaris
yang berstatus WNA adalah dalam rangka menjalankan dan sekaligus mengawasi,
menjaga investasi usahanya yang tidaklah mungkin akan diserahkan atau dipegang
posisi jabatan tersebut kepada tenaga kerja warga negara Indonesia.
Peraturan perundang-undangan terkait keimigrasian di dalam Undang-Undang
Keimigrasian Nomor 6 Tahun 2011 juga diatur perihal penempatan TKA yang masuk
ke Indonesia. Pengaturan penempatan tersebut dalam Undang-undang Keimigrasian
adalah terkait dengan pemberian izin masuk dan izin tinggal TKA di Indonesia.
Menurut Pasal 8 Undang-Undang Imigrasi setiap orang asing yang masuk wilayah
Indonesia wajib memiliki visa yang sah dan masih berlaku. Tenaga kerja asing adalah
orang asing yang bekerja di Indonesia, oleh karena itu wajib memiliki visa tinggal
terbatas (VITTAS).
Visa tinggal terbatas diberikan kepada orang asing

yaitu salah satunya

sebagai tenaga ahli, pekerja dan investor. Hal tersebut sesuai dengan Pasal 39
Undang-Undang Imigrasi dimana TKA yang masuk dan bekerja di Indonesia adalah
75

Pasal 92 ayat (1) Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007

Universitas Sumatera Utara

56

bekerja sebagai tenaga ahli ataupun investor. Dalam penempatannya TKA setelah
mendapat visa juga tanda masuk wajib mengurus dan mengajukan permohonan
kepada kepala kantor imigrasi untuk memperoleh izin tinggal terbatas (Pasal 46 ayat
(2) Undang-Undang Imigrasi).
Bagi TKA dengan adanya Telex visa, maka ia dapat mengurus untuk
mendapatkan kartu izin tinggal terbatas di Indonesia (KITAS). Telex visa merupakan
persetujuan dari Direktoral Jenderal Imigrasi kepada KBRI di negara TKA untuk
menerbitkan visa untuk TKA yang dimaksud. Setelah terbitnya rekomendasi TA.01
Persetujuan visa itu diambil dan digunakan TKA untuk masuk ke Indonesia.

76

Ini

yang disebut sebagai tanda masuk. Kemudian KITAS ini diberikan kepada TKA yang
telah mendapatkan telex visa sebagaimana diatur dalam Pasal 52 Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian.
Mengenai perolehan KITAP (Kartu Izin Tinggal Tetap) menurut Pasal 56 ayat
(2) Undang-Undang Kemigrasian sebelum memperoleh KITAP harus mendapatkan
visa izin tinggal terbatas terlebih dahulu untuk kemudian ditingkatkan menjadi visa
izin tinggal tetap. Berdasarkan Pasal 60 ayat (1) izin tinggal tetap akan diberikan
kepada TKA setelah tinggal menetap 3 tahun berturut-turut dan menandatangani
pernyataan integrasi kepada pemerintah Republik Indonesia.
Sedangkan mengenai program alih teknologi, bahwa TKA yang masuk ke
Indonesia sebagian besar adalah tenaga professional dan terdidik, maka manfaat

76

Adisuryo Prosetio, Aturan Memperkerjakan TKA dalam Perusahaan Joint Venture,
http://m.hukumonline.com/klinik/detail/t4dbd6478f2429/, diakses tanggal 19 November 2012

Universitas Sumatera Utara

57

yang dapat diambil dengan kehadiran TKA adalah transfer/alih kemampuan TKA
kepada tenaga kerja Indonesia berupa teknologi dan pengetahuan (transfer of
technologi and knowledge). Alih pengetahuan dan kemampuan dari TKA kepada
tenaga kerja Indonesia adalah merupakan program pemerintah yang diwajibkan
kepada pengguna dan TKA yang bekerja di Indonesia. 77
Alih teknologi dan keterampilan dari TKA kepada tenaga kerja Indonesia
lebih dipertegas dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan yaitu kewajiban penggunaan atau pemberi kerja TKA untuk
menunjuk tenaga kerja Indonesia sebagai pendamping TKA yang dipekerjakan untuk
alih teknologi dan keahlian. Agar tujuan peng-Indonesian tenaga kerja untuk jabatan
yang diduduki oleh TKA dapat terlaksana. Pemerintah mengambil suatu kebijakan
dan menyerahkan sepenuhnya pelaksanaan pendidikan dan latihan kepada tenaga
kerja dalam rangka peng-indonesian kepada pengguna jasa TKA.
Untuk mengantisipasi pelaksanaan pasar kerja bebas dimana akan terjadi
persaingan yang semakin kuat antar TKA dengan tenaga kerja Indonesia. Oleh
karenanya diambil suatu kebijakan untuk meningkatkan sumber daya manusia secara
keseluruhan. Maka dari itu untuk mempersiapkan tenaga kerja Indonesia dalam
memasuki pasar kerja bebas, maka Keputusan Presiden No. 23 Tahun 1974 tentang
Pembatasan Penggunaan Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang (TKWNAP)

77

C. Sumarprihatiningrum, Penggunaan Tenaga Kerja Asing di Indonesia, Himpunan
Pembina Sumber Daya Manusia Indonesia, Jakarta, 2006, hal. 45

Universitas Sumatera Utara

58

dirubah dan disempurnakan dengan Keputusan Presiden No. 75 tahun 1995 tentang
Penggunaan TKWNAP.
Disamping itu pengguna TKA wajib menunjuk tenaga kerja Indonesia sebagai
pendamping pada jenis pekerjaan yang dipegang oleh TKA, menyelenggarakan
pendidikan dan latihan bagi tenaga kerja Indonesia baik yang dilaksanakan sendiri
maupun melalui jasa pihak ketiga, serta mewajibkan pengguna TKA membayar iuran
dana pengembangan keahlian dan keterampilan setiap TKA yang dipekerjakan sesuai
dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per-01/MEN 1997 tentang Dana
Pengembangan Keahlian dan Keterampilan.78

78

Ibid., hal. 48

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridis Perjanjian Kerja Tenaga Kerja Asing Pada PT. Toyo Kanetsu Indonesia (Studi Pada Kawasan Industri Batu Ampar, Batam)

4 53 186

Wanprestasi Dalam Perjanjian Pemborongan Kerja Milik Pemerintah Antara CV. Dina Utama Dengan Dinas Penataan Ruang Dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara

2 55 134

Analisis Yuridis Perjanjian Pekerjaan Konstruksi Pembangunan/Rehabilitasi Depo Pemasaran Hasil Perikanan Antara Dinas Pertanian, Perikanan Dan Kehutanan Kota Padangsidimpuan Dengan Cv. Via Anugrah

1 38 98

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN KERJA KARYAWAN KONTRAK DENGAN PT TYFOUNTEX INDONESIA BERDASARKAN Tinjauan Yuridis Terhadap Perjanjian Kerja Karyawan Kontrak Dengan Pt Tyfountex Indonesia Berdasarkan Undang-Undang Ketenagakerjaan.

0 3 19

PROSEDUR PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING OLEH PT. PHILIPS INDUSTRIES BATAM.

0 0 16

Tinjauan Yuridis Perjanjian Kerja Tenaga Kerja Asing Pada PT. Toyo Kanetsu Indonesia (Studi Pada Kawasan Industri Batu Ampar, Batam)

0 0 15

Tinjauan Yuridis Perjanjian Kerja Tenaga Kerja Asing Pada PT. Toyo Kanetsu Indonesia (Studi Pada Kawasan Industri Batu Ampar, Batam)

0 0 2

Tinjauan Yuridis Perjanjian Kerja Tenaga Kerja Asing Pada PT. Toyo Kanetsu Indonesia (Studi Pada Kawasan Industri Batu Ampar, Batam)

0 0 30

Tinjauan Yuridis Perjanjian Kerja Tenaga Kerja Asing Pada PT. Toyo Kanetsu Indonesia (Studi Pada Kawasan Industri Batu Ampar, Batam)

0 0 6

Tinjauan Yuridis Perjanjian Kerja Tenaga Kerja Asing Pada PT. Toyo Kanetsu Indonesia (Studi Pada Kawasan Industri Batu Ampar, Batam)

0 0 2