Tinjauan Yuridis Perjanjian Kerja Tenaga Kerja Asing Pada PT. Toyo Kanetsu Indonesia (Studi Pada Kawasan Industri Batu Ampar, Batam)

(1)

TESIS

Oleh

AYU FULIA SARI

097011011/M.Kn

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

TESIS

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Magister Kenotariatan Pada Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara

Oleh

AYU FULIA SARI

097011011/M.Kn

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(3)

Nomor Pokok : 097011011 Program Studi : Kenotariatan

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Budiman Ginting, SH, MHum)

Pembimbing Pembimbing

(Dr. T. KeizerinaDevi A, SH, CN, MHum) (Dr. Pendastaren Tarigan, SH, MS)

Ketua Program Studi, Dekan,

(Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN) (Prof. Dr. Runtung, SH, MHum)


(4)

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Budiman Ginting, SH, MHum Anggota : 1. Dr. T. Keizerina Devi A, SH, CN, MHum

2. Dr. Pendastaren Tarigan, SH, MS

3. Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN 4. Dr. Agusmidah, SH, MHum


(5)

Nama : AYU FULIA SARI

Nim : 097011011

Program Studi : Magister Kenotariatan FH USU

Judul Tesis : TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KERJA TENAGA

KERJA ASING PADA PT. TOYO KANETSU

INDONESIA (STUDI PADA KAWASAN INDUSTRI BATU AMPAR, BATAM)

Dengan ini menyatakan bahwa Tesis yang saya buat adalah asli karya saya sendiri bukan Plagiat, apabila dikemudian hari diketahui Tesis saya tersebut Plagiat karena kesalahan saya sendiri, maka saya bersedia diberi sanksi apapun oleh Program Studi Magister Kenotariatan FH USU dan saya tidak akan menuntut pihak manapun atas perbuatan saya tersebut.

Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan dalam keadaan sehat.

Medan,

Yang membuat Pernyataan

Nama :AYU FULIA SARI


(6)

banyak sokongan dan bantuan dari negera-negara lain termasuk negara tetangga yang diwujudkan dalam bentuk kerjasama dengan negara lain/luar, hal ini semata karena Indonesia ingin mampu maju dan bersaing dipasar kerja bebas (globalisasi dan liberalisasi). Oleh karena itu peranan tenaga kerja asing sangat besar dan penting bagi Pembangunan Nasional Indonesia. Permasalahan yang esensial dari pada TKA lebih banyak di sektor ketergantungan kita pada investor asing. Salah satunya adalah Perusahaan PT. Toyo Kanetsu Indonesia, Perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan penanaman modal asing yang berada di Indonesia. Hal inilah yang

menjadi dasar pemikiran untuk melakukan penelitian dengan menjawab

permasalahan bagaimana pengaturan perundang-undangan tentang TKA di Indonesia, bagaimana kedudukan perjanjian kerja terhadap TKA dalam kerangka hukum di Indonesia, dan bagaimanakah perlindungan hukum terhadap para pihak apabila terjadi perselisihan hubungan kerja pada PT. Toyo Kanetsu Indonesia di Kota Batam.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian normatif yang bersifat preskriptif. Sumber data yang diperoleh dengan mengumpulkan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan wawancara sedangkan data sekunder diperoleh melalui bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tertier. Alat pengumpulan data yang digunakan didalam penelitian ini adalah studi dokumen dan pedoman wawancara yang selanjutnya dianalisis secara kualitatif.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pengaturan perundang-undangan Tenaga Kerja Asing hanya diatur dalam Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003 yaitu dalam Pasal 42 dan 49. Kedudukan perjanjian kerja terhadap TKA pada PT Toyo Kanetsu Indonesia dalam kerangka hukum Indonesia tidak menyimpang dari ketentuan peraturan perundang-undangan yang ada. Perlindungan hukum terhadap para pihak apabila terjadi perselisihan pemutusan hubungan kerja antara TKA dengan perusahaan PT. Toyo Kanetsu Indonesia dilakukan dengan cara mengutamakan jalan musyawarah dan mufakat dalam PT. Toyo Kanetsu Indonesia, TKA yang merasa dirugikan oleh perusahaan PT. Toyo Kanetsu Indonesia akan mendapatkan kompensasi yang sesuai dengan kerugiannya.


(7)

other countries including neighboring countries in the form of cooperation with them because Indonesia wants to be able to make progress and compete with them in the free job market (globalization and liberalization). Therefore, foreign workers play a very big and important role in the Indonesia’s national development. The essential problem of the foreign workers is more in the sector of our dependence on the foreign investors. One of the foreign investors in Indonesia is PT. Toyo Kanetsu Indonesia . The research questions to be answered in this study were how the law on Foreign Workers in Indonesia is regulated, the position of work agreement against the Foreign Worker according to the law in Indonesia, and the kind of legal protection can be given to the parties involved if a working relationship dispute occurs at PT. Toyo Kanetsu Indonesia in Batam.

The data for this prescriptive normative study were the primary data obtained through interviews and the secondary data in the forms of primary, secondary and tertier legal material obtained through documentation study. The data obtained were qualitatively analyzed.

The result of this study showed that Law on Foreign Worker is only regulated in Article 42 and Article 49 of Law No. 13/2003 on Manpower. The position of work agreement against the Foreign Worker at PT. Toyo Kanetsu Indonesia according to the law in Indonesia does not deviate from the provisions of the existing legislation. The kind of legal protection given to both parties involved if a dispute of employment termination occurs between Foreign Workers and PT. Toyo Kanetsu Indonesia was primarily in the form of internal deliberation and concensus. The Foreign Workers feel to have been advantaged by PT. Toyo Kanetsu Indonesia will be compensated in accordance with their losses.


(8)

karuniaNya sehingga penulisan tesis ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Adapun tujuan dan penulisan tesis ini guna memenuhi salah satu syarat akademik dalam menyelesaikan Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan tesis ini penulis menyadari bahwa untuk masuk pada tahapan seperti ini bukanlah ditempuh dengan mudah, dan tidak hanya mengandalkan kemampuan penulis tetapi melalui tahap demi tahap penuh warna penulis lewati sehingga sampai saat ini. Semua ini bisa terjadi karena ada pihak-pihak yang berperan penting membantu penulis dalam menyelesaikan ini semua.

Dalam penulisan tesis ini banyak pihak yang telah memberikan bantuan dorongan moril, masukan dan saran. Oleh sebab itu, ucapan terima kasih yang mendalam penulis haturkan yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H., MSc (CTM), Sp.A(K), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara, atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Runtung, SH., M.Hum, selaku Dekan Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara atas kesempatan menjadi mahasiswa Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.


(9)

penyempurnaan tesis ini.

4. Ibu Dr. T. Kezeirina Devi Azwar, SH, CN, M.Hum., selaku Sekretaris Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus Dosen Pembimbing yang dengan penuh kesabaran dan keikhlasan memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam penyempurnaan tesis ini.

5. Ibu Dr. Agusmidah, SH., M.Hum, selaku Dosen Penguji yang telah memberikan masukan kepada penulis dalam penyempurnaan tesis ini.

6. Bapak Prof. Budiman Ginting, SH, M.Hum, selaku Dosen Pembimbing dengan penuh perhatian memberikan dorongan, bimbingan, saran dan masukan kepada penulis demi untuk selesainya penulisan tesis ini.

7. Bapak Dr. Pendastaren Tarigan, SH, MS, selaku Dosen Pembimbing dengan penuh perhatian memberikan dorongan, bimbingan, saran dan masukan kepada penulis demi untuk selesainya penulisan tesis ini.

8. Seluruh Staf Pengajar Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu kepada penulis selama menuntut ilmu pengetahuan di Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara;


(10)

yang selaku membantu selama penulis menyelesaikan urusan besar dan urusan kecil;

10. Bapak Masrizal selaku G.A Supervisor PT.Toyo Kanetsu Indonesia dan Bapak Yuherman,SH selaku Kepala Personalia/HRD (Human Resources Development) PT. Toyo Kanetsu Indonesia di Kota Batam yang telah memberikan data-data dan keterangan yang dibutuhkan dalam penulisan tesis ini.

11. Bapak Patar Pakpahan selaku Kasi bidang Pengawasan Kerja di Dinas Tenaga Kerja Kota Batam yang telah memberikan data-data dan keterangan yang dibutuhkan dalam penulisan tesis ini.

12. Rekan-Rekan dan Sahabat-Sahabat seperjuangan Penulis Mahasiswa/I Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara khususnya angkatan 2009 yang tidak bisa penulis sebutkan namanya satu persatu yang selalu membantu dan memotivasi penulis untuk bisa menyelesaikan Tesis di Program Studi Magister Kenotariatan Universitas Sumatera Utara.

Suatu rasa kebanggaan tersendiri dalam kesempatan ini penulis juga turut menghaturkan sembah sujud dan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada Ayahanda tercinta H. Syaifuddin, SE yang telah mencurahkan segenap tenaga, pikiran dan perhatian kepada penulis, dan telah berhasil mendidik penulis hingga


(11)

Ibunda serta Ayahanda cita-citakan selama ini.

Penulis dengan segala kerendahan hati menyadari bahwa tesis ini tidak luput dari kekurangan dan kelemahan, baik dari segi penulisan maupun substansi yang masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun demi penyempurnaan penulisan tesis ini. Akhir kata penulis mengharapkan semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan juga bagi pembaca pada umumnya.

Medan, Januari 2013

Penulis


(12)

I. IDENTITAS PRIBADI

Nama : AYU FULIASARI

Tempat/Tgl. Lahir : Lhokseumawe, 24 Januari 1986

Agama : Islam

Status : Belum Kawin

Alamat : Komplek Marchelia Blok.A No. 224-225 Kota

Batam II. KELUARGA

Nama Ayah : H. Syaifuddin, SE

Nama Ibu : Hj. Andarini

III. PENDIDIKAN

TK. Bungong Keupula (1992-1993) SD Negeri Monggeudong (1993-1998) SMP Negeri 2 Lhokseumawe (1998-2001) SMA Kartini (2001-2004)

S1 UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA (2004-2008) S2 MAGISTER KENOTARIATAN FH-USU (2009-2012)


(13)

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR SINGKATAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 11

C. Tujuan Penelitian ... 12

D. Manfaat Penelitian ... 12

E. Keaslian Penelitian ... 13

F. Kerangka Teori dan Konsepsi ... 14

G. Metode Penelitian ... 27

BAB II PENGATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TENTANG TENAGA KERJA ASING DI INDONESIA ... 31

A. Penggunaan Tenaga Kerja Asing di PT. Toyo Kanetsu Indonesia ... 31

B. Penempatan Tenaga Kerja Asing di Indonesia Dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun 2003 ... 45

C. Kebijakan-Kebijakan Tentang Penempatan Tenaga Kerja Asing di Indonesia. ... 51


(14)

B. Pilihan Hukum dan Forum Mengenai Perjanjian Kerja

Terhadap Tenaga Kerja di Indonesia ... 76

C. Kedudukan Para Pihak antara PT. Toyo Kanetsu Indonesia dan Tenaga Kerja Asing Dalam Perjanjian Kerja ... 83

BAB IV PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PARA PIHAK APABILA TERJADI PERSELISIHAN HUBUNGAN KERJA PADA PT. TOYO KANETSU INDONESIA DI KOTA BATAM ... 115

A. Bentuk Pelanggaran Perjanjian Kerja ... 115

B. Konsekuensi Pelanggaran Perjanjian Kerja ... 120

C. Perlindungan Hukum Para Pihak Terhadap Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja Antara Tenaga Kerja Asing Dengan PT. Toyo Kanetsu Indonesia Di Batam ... 136

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 160

A. Kesimpulan ... 160

B. Saran ... 161

DAFTAR PUSTAKA ... 162 LAMPIRAN


(15)

APEC

: Asia Pasific Economic Cooperation

GATS

: General Agreement On Tariffs and Trade

IMTA

: Izin Memperkerjakan Tenaga Asing

KITTAS

: Kartu Izin Tinggal Terbatas

KITAP

: Kartu Izin Tinggal Tetap

PHI

: Perselisihan Hubungan Industrial

PMA

: Penanaman Modal Asing

PMDN

: Penanaman Modal Dalam Negeri

PKB

: Perjanjian Kerja Bersama

PKWT

: Perjanjian Kerja Waktu Tertentu

PKWTT

: Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu

RPTKA

: Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing

SP

: Surat Peringatan

TKA

: Tenaga Kerja Asing

TKWNAP

: Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang

UMK/UMR

: Upah Minimum Kota/Upah Minimum Regional

UUK

: Undang-Undang Ketenagakerjaan

VITTAS

: Visa Tinggal Terbatas

WNA

: Warga Negara Asing


(16)

banyak sokongan dan bantuan dari negera-negara lain termasuk negara tetangga yang diwujudkan dalam bentuk kerjasama dengan negara lain/luar, hal ini semata karena Indonesia ingin mampu maju dan bersaing dipasar kerja bebas (globalisasi dan liberalisasi). Oleh karena itu peranan tenaga kerja asing sangat besar dan penting bagi Pembangunan Nasional Indonesia. Permasalahan yang esensial dari pada TKA lebih banyak di sektor ketergantungan kita pada investor asing. Salah satunya adalah Perusahaan PT. Toyo Kanetsu Indonesia, Perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan penanaman modal asing yang berada di Indonesia. Hal inilah yang

menjadi dasar pemikiran untuk melakukan penelitian dengan menjawab

permasalahan bagaimana pengaturan perundang-undangan tentang TKA di Indonesia, bagaimana kedudukan perjanjian kerja terhadap TKA dalam kerangka hukum di Indonesia, dan bagaimanakah perlindungan hukum terhadap para pihak apabila terjadi perselisihan hubungan kerja pada PT. Toyo Kanetsu Indonesia di Kota Batam.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian normatif yang bersifat preskriptif. Sumber data yang diperoleh dengan mengumpulkan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan wawancara sedangkan data sekunder diperoleh melalui bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tertier. Alat pengumpulan data yang digunakan didalam penelitian ini adalah studi dokumen dan pedoman wawancara yang selanjutnya dianalisis secara kualitatif.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pengaturan perundang-undangan Tenaga Kerja Asing hanya diatur dalam Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003 yaitu dalam Pasal 42 dan 49. Kedudukan perjanjian kerja terhadap TKA pada PT Toyo Kanetsu Indonesia dalam kerangka hukum Indonesia tidak menyimpang dari ketentuan peraturan perundang-undangan yang ada. Perlindungan hukum terhadap para pihak apabila terjadi perselisihan pemutusan hubungan kerja antara TKA dengan perusahaan PT. Toyo Kanetsu Indonesia dilakukan dengan cara mengutamakan jalan musyawarah dan mufakat dalam PT. Toyo Kanetsu Indonesia, TKA yang merasa dirugikan oleh perusahaan PT. Toyo Kanetsu Indonesia akan mendapatkan kompensasi yang sesuai dengan kerugiannya.


(17)

other countries including neighboring countries in the form of cooperation with them because Indonesia wants to be able to make progress and compete with them in the free job market (globalization and liberalization). Therefore, foreign workers play a very big and important role in the Indonesia’s national development. The essential problem of the foreign workers is more in the sector of our dependence on the foreign investors. One of the foreign investors in Indonesia is PT. Toyo Kanetsu Indonesia . The research questions to be answered in this study were how the law on Foreign Workers in Indonesia is regulated, the position of work agreement against the Foreign Worker according to the law in Indonesia, and the kind of legal protection can be given to the parties involved if a working relationship dispute occurs at PT. Toyo Kanetsu Indonesia in Batam.

The data for this prescriptive normative study were the primary data obtained through interviews and the secondary data in the forms of primary, secondary and tertier legal material obtained through documentation study. The data obtained were qualitatively analyzed.

The result of this study showed that Law on Foreign Worker is only regulated in Article 42 and Article 49 of Law No. 13/2003 on Manpower. The position of work agreement against the Foreign Worker at PT. Toyo Kanetsu Indonesia according to the law in Indonesia does not deviate from the provisions of the existing legislation. The kind of legal protection given to both parties involved if a dispute of employment termination occurs between Foreign Workers and PT. Toyo Kanetsu Indonesia was primarily in the form of internal deliberation and concensus. The Foreign Workers feel to have been advantaged by PT. Toyo Kanetsu Indonesia will be compensated in accordance with their losses.


(18)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kita hidup dalam zaman ketika orang semakin tidak bergantung lagi pada jarak, tempat, dan secara relatif juga dari perbedaan waktu. Sejak orang memulai kegiatan ekonomi dengan perdagangan barter, banyak sekali yang telah terjadi. Kegiatan perdagangan berkembang hingga mencapai tingkat frekuensi dan kerumitan yang tinggi seperti yang terjadi dewasa ini.1

Era perdagangan bebas mengacu bukan hanya pada sektor perdagangan, namun terkait juga pada aspek permodalan. Semakin banyak modal yang digunakan

akan memacu tingkat pertumbuhan tenaga kerja. Indonesia tidak hanya

mengandalkan modal dalam negeri, tetapi juga menerima masukan dari modal asing. Isu Penanaman Modal Asing (PMA) dewasa ini semakin ramai dibicarakan. Hal ini mengingat bahwa untuk kelangsungan pembangunan nasional dibutuhkan banyak dana. Dana yang dibutuhkan untuk investasi tidak mungkin dicukupi dari pemerintah dan swasta nasional. Keadaan ini yang makin mendorong untuk mengupayakan semaksimal mungkin menarik penanaman modal asing ke Indonesia.2

Dengan adanya Penanaman Modal Asing (PMA), banyak memberikan kelebihan, selain sifatnya yang permanen/jangka panjang, penanaman modal asing

1

Budiono Kusumohamidjodjo, Dasar-Dasar Merancang Kontrak, PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 1998, hal. 1

2

Pandji Anoraga,Perusahaan Multinasional dan Penanaman Modal Asing,Pustaka jaya, Jakarta, 1995, hal. 46


(19)

memberi andil dalam alih teknologi, alih keterampilan manajemen dan membuka lapangan kerja baru. Lapangan kerja ini penting diperhatikan mengingat bahwa masalah menyediakan lapangan kerja merupakan masalah yang cukup memusingkan pemerintah.3

Adanya pemasukan penanaman modal asing dan penanaman modal dalam negeri tersebut telah memungkinkan masuknya atau digunakannya tenaga kerja warga negara asing pendatang.4

Masuknya TKA diawali dengan Indonesia yang menjadi bagian dari komunitas seperti WTO (World Trade Organization), AFTA (Asean Free Trade Area), dan APEC (Asia Pasific Economic Cooperation)yang memberi peluang besar bagi masuknya TKA ke Indonesia.

Awal sejarah orang asing masuk ke Indonesia tidak lepas dari masa-masa jika mengingat tentang sejarah migrasi di Indonesia. Migrasi dalam awal sejarah Indonesia ditandai dengan kedatangan suku bangsa asing yang membawa dan memperkenalkan sebuah sistem ekonomi baru yang didasarkan pada hubungan kepemilikan budak.5Kemudian bangsa-bangsa yang lebih maju peradabannya seperti India, Arab dan Cina datang ke Indonesia mulanya sebagai tempat persinggahan, kemudian lama-lama berkembang menjadi upaya untuk penguasaan wilayah, hasil bumi dan jalur perdagangan. Pada masa kolonialisme Belanda proses migrasi

3

Ibid. 4

H.S. Syarif, Pedoman Penggunaan Tenaga Kerja Asing di Indonesia dan Peraturan peraturannya, Sinar Grafika, Jakarta, 1996, hal.2


(20)

berlangsung sepenuhnya dikontrol oleh kebijakan dan kolonial Belanda. VOC banyak mendatangkan orang-orang dari luar yaitu Cina, India, Eropa ,dan Arab untuk diperkerjakan membantu perdagangan dan pengelolaan pertanian di Batavia.6

Pada masa Soeharto Indonesia menjadi sasaran imperialisme asing (Amerika Serikat, Inggris dan Jepang). Pembangunan Indonesia sangat bergantung pada investasi modal asing baik berupa bantuan maupun hutang dan sumber kekayaan alam dikuasai perusahaan asing. Oleh sebab itu hutang Indonesia pada luar negeri terbilang cukup banyak dan besar jumlahnya.

Sejak dibukanya pasar kerja bebas pada abad 20, seiring dengan globalisasi dan liberalisasi dan semenjak tingkat persaingan kerja dalam negeri dan luar negeri semakin meningkat yang ditandai dengan banyaknya penanaman modal asing yang masuk ke Indonesia membawa dampak yang cukup signifikan terhadap bertambahnya tenaga kerja yang berasal dari luar negara Indonesia yang masuk ke Indonesia dan mengancam keberadaan Tenaga Kerja Indonesia khususnya yang tidak memiliki keahlian khusus.

Sejak adanya organisasi WTO yang membahas perdagangan dalam sektor jasa, dan mewajibkan kepada setiap negara anggotanya untuk membuka akses pasarnya bagi penyedia jasa asing. Oleh karena itu Indonesia yang telah ikut sebagai anggota dan telah sepakat menyetujui bahwa pasar kerja bebas khususnya sektor perdagangan barang dan jasa di kawasan ASEAN sudah dimulai pada tahun 2003,

6

Komite pendidikan IMWU,Sejarah Singkat Migrasi di Indonesia,

Http://imwuinhkmultiply.com/reviews/item/28?&showinterstitial=%2previews%2fiten, diakses tanggal 12 Oktober 2012


(21)

sedangkan kawasan Asia Pasifik diberlakukan mulai tahun 2010 dan perdagangan bebas GATS-WTO di kawasan dunia direncanakan mulai tahun 2020. Di tingkat AFTA-ASEAN perdagangan bebas di ASEAN ditargetkan tahun 2015.7

Gelombang liberasasi pasar kerja ini diprediksi akan bergerak semakin cepat dan sulit dibendung. Hal ini akan membuat Indonesia harus siap menghadapi serbuan liberalisasi khususnya di bidang jasa menyangkut kemampuan untuk mempersiapkan kualitas sumber daya manusia sebagai tenaga kerja agar mampu bersaing merebut pasar kerja lokal dan internasional.8

Dengan masuknya Tenaga Kerja Asing (untuk selanjutnya disebut TKA) ke Indonesia untuk bekerja maka sepatutnya perlu dibuat suatu perjanjian kerja layaknya seperti perjanjian kerja pada umumnya.

Perjanjian kerja adalah merupakan syarat terjadinya hubungan kerja antara buruh/karyawan dengan pengusaha (majikan)/pemberi kerja. Zaman dahulu sebelum manusia mengenal tulisan, setiap perjanjian yang dilakukan oleh orang-orang tetap dilakukan dengan secara lisan untuk menimbulkan adanya suatu hubungan kerja antara majikan dengan buruh. Tetapi seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju perjanjian kerja semakin mempunyai pandangan dan arti yang luas bagi setiap individu yang melakukannya.

Wiwoho Soedjono menyebutkan bahwa “pengertian perjanjian kerja ialah suatu perjanjian antara orang-perorangan pada satu pihak dengan pihak lain sebagai pengusaha untuk melaksanakan suatu pekerjaan dengan mendapatkan upah.”9

7

Agusmidah,Dinamika Hukum Ketenagakerjaan Indonesia,USU Press, Medan, hal 111 8

Ibid,hal. 111-112. 9

Saiful Anwar,Sendi-sendi Hubungan Pekerja dengan Pengusaha, Penerbit Kelompok Studi Hukum dan Masyarakat Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, Medan, 2007, hal 44


(22)

Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Nomor 19 tahun 2003), mengatur tentang perjanjian kerja yang sebelumnya diatur dalam Bab 7A buku III KUH Perdata, dan dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor: PER 02/MEN/1993 tentang kesepakatan kerja waktu tertentu sudah tidak berlaku lagi. Dengan demikian lahirlah sudah perjanjian kerja nasional yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

Perjanjian kerja dapat dilakukan oleh siapa saja dan kapan saja, termasuk perjanjian kerja yang dibuat antara warga negara asing (dalam hal ini TKA) dengan pengusaha, prinsipnya sama dengan perjanjian kerja yang dilakukan pengusaha dengan tenaga kerja dalam negeri (lokal).

Macam perjanjian kerja, perjanjian kerja terdiri atas:

1. Perjanjian kerja untuk waktu tertentu, yaitu perjanjian kerja antara pekerja/buruh dengan pengusaha untuk mengadakan hubungan kerja dalam waktu tertentu atau untuk pekerjaan tertentu selanjutnya disebut PKWT. 2. Perjanjian kerja untuk waktu tidak tertentu, yaitu perjanjian kerja antara

pekerja/buruh dengan pengusaha untuk mengadakan hubungan kerja tetap, selanjutnya disebut dengan PKWTT10.

Menurut Pasal 42 ayat 4 Undang-Undang Ketenagakerjaan disebutkan bagi TKA yang dapat dipekerjakan di Indonesia adalah hanya dalam hubungan kerja untuk jabatan tertentu dan waktu tertentu.


(23)

Perjanjian kerja harus dibuat atas dasar kesepakatan kedua belah pihak dan pekerjaan yang diperjanjikan tidak boleh bertentangan dengan ketentuan perjanjian kerja, ketertiban umum, kesusilaan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Perjanjian kerja sekurang-kurangnya harus memuat besarnya upah dan cara pembayarannya, serta syarat-syarat kerja yang memuat hak dan kewajiban pengusaha dan pekerja/buruh. Kedua aspek perjanjian kerja tersebut harus sesuai dengan peraturan perusahaan, perjanjian kerja bersama dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Menurut Undang-Undang Ketenagakerjaan bagi perusahaan yang

memperkerjakan pekerja/buruh sekurang-kurangnya 10 orang, yang tidak memiliki perjanjian kerja bersama wajib membuat peraturan perusahaan yang harus disahkan oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk. Sekurang-kurangnya peraturan ini harus memuat hak dan kewajiban pengusaha dan pekerja/buruh dalam perusahaan, syarat-syarat kerja, tata tertib perusahaan dan jangka waktu berlakunya peraturan perusahaan yang masa berlakunya adalah paling lama dua tahun.

Kehidupan berbangsa dan bernegara pada kenyataannya memungkinkan suatu bangsa mempunyai hubungan dengan bangsa atau negara lain. Bahkan dapat dikatakan suatu negara atau bangsa tidak akan maju dan berkembang apabila mengisolasi dirinya dari perkembangan dunia luar baik itu dalam bidang internasional, politik, ekonomi, kebudayaan, militer, dan kepentingan lainnya. Berkaitan dengan hal itu mayoritas negara di dunia menggunakan TKA di negaranya


(24)

untuk alih teknologi dan memenuhi kebutuhan untuk mengisi lowongan kerja apalagi dalam era globalisasi yang telah disepakati bersama.

Arus masuk TKA ke Indonesia tidak dapat dihindari hanya dengan memperhatikan kepentingan pasar kerja bebas (globalisasi dan liberalisasi) serta kepentingan nasional (national interest), bahwa dalam pembangunan nasional diperlukan modal/investasi, teknologi dan tenaga ahli asing, karena pasar kerja dalam negeri belum sepenuhnya mampu menyediakan tenaga ahli/skill baik secara kuantitas maupun kualitas.11

Berdasarkan hal tersebut tentunya peranan TKA sangat besar dan penting bagi pembangunan nasional Indonesia. Indonesia yang dikenal sebagai negara sedang berkembang, memerlukan banyak sokongan dan bantuan dari negara-negara lain termasuk negara tetangga yang diwujudkan dalam bentuk kerjasama dengan negara lain/luar, hal itu semata karena Indonesia ingin mampu maju dan bersaing di pasar kerja bebas(globalisasi dan liberalisasi).

Walaupun Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 20 tahun 2004 tentang Tata Cara Mempekerjakan Tenaga Asing telah diberlakukan (kini berubah menjadi Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 2 tahun 2008). Namun faktanya hampir semua industri masih banyak pelanggaran yang terjadi misalnya dalam hal penempatan TKA ke Indonesia yang mana misalnya seperti jabatan atau posisi-posisi yang seharusnya dapat dilakukan atau diisi oleh tenaga kerja Indonesia sendiri, tapi tidak diisi oleh tenaga kerja kita,malah lebih cenderung menggunakan tenaga kerja asing, misalnya dalam jabatan manajer keuangan, manajer administrasi, dan juga beberapa bidang-bidang pekerjaan yanag


(25)

sebenarnya tidak begitu terlalu penting untuk diadakan posisi manajer,maka diadakan/diciptakan posisi tersebut. Contohnya ManajerWelder,Quality Control, dan lain-lain. Hal ini sangat tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku seperti untuk industri perminyakan, petrokimia, tambang, dan lain sebagainya. Sebagai pilot projectmungkin seharusnya pemerintah dapat mensosialisasikannya ke industri yang memang tidak perlu lagi penempatan TKA secara mencolok seperti posisi HRD, administrasi umum atau lembaga-lembaga khusus yang harusnya sudah dapat dilakukan oleh putra-putri Indonesia yang cerdas dan brilian.12

Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor Per. 02/MEN/III/2008 tentang Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing menyebutkan bahwa “ Tenaga Kerja Asing selanjutnya disebut TKA adalah warga negara asing pemegang visa dengan maksud bekerja di wilayah Indonesia, sedangkan pengusaha yang tidak lain adalah disebut sebagai pemberi kerja bagi tenaga kerja asing adalah badan hukum atau badan-badan lainnya yang memperkerjakan TKA dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain.”13

Pengusaha dalam hal ini ialah perusahaan yang memperkerjakan TKA tersebut. Perusahaan menurut Undang-Undang Ketenagakerjaan adalah:

a. Setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik orang perseorangan, milik persekutuan atau milik badan hukum baik swasta maupun milik negara

12

NM. Wahyu Kuncoro,Tenaga Kerja Asing Kenapa Gitu loohh,

http://advokatku.blogspot.com/2006/01/tenaga-kerja-asing-kenapa-gitu-loohhh.html, diakses pada tanggal 4 April 2011

13Himpunan Peraturan Pelaksanaan undang Nomor 13 tahun 2003, dan


(26)

yang memperkerjakan pekerja/buruh dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain.

b. Usaha-usaha sosial dan usaha-usaha lain yang mempunyai pengurus dan memperkerjakan orang lain dengan membayar upah atau imbalan dalan bentuk lain.14

Salah satu bentuk hak asasi adalah persamaan kesempatan, dan perlakuan dalam pekerjaan dan jabatan. Persamaan tersebut sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan telah diatur dalam UUD 1945 Pasal 27.15 Oleh karena itu TKA yang bekerja di Indonesia pun berhak atas persamaan hak-hak asasi tersebut.

Adanya kebutuhan akan penggunaan TKA dan masuknya TKA ke Indonesia melalui perjanjian kerja antara perusahaan dengan TKA, tidak dapat dilepaskan dalam rangka “Indonesianisasi”, ialah usaha pemerintah untuk menyediakan dan mendidik tenaga kerja Indonesia untuk menggantikan tenaga kerja asing.16 Oleh karena sebab alasan itu yang menjadi salah satu faktor dari kekurangan negara kita, sehingga tidaklah heran adanya bila Indonesia sampai saat ini masih perlu tenaga asing. Proses “Indonesia” tenaga kerja di perusahaan asing merupakan masalah yang cukup berat dan kompleks. Untuk itu kebijakan untuk melindungi tenaga kerja Indonesia (lokal) dari serbuan tenaga kerja asing (TKA) dibutuhkan karena hal-hal seperti problem pengangguran dari angkatan kerja yang produktif yang meluas akibat dampak melemahnya rupiah oleh karena kenaikan harga minyak dunia serta alokasi TKA yang semakin tidak terkontrol oleh instansi pemerintah sehingga regenerasi tenaga kerja Indonesia (lokal) untuk menggantikan TKA menjadi lambat.

14

Pasal 1 ayat (6) Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentangKetenagakerjaan

15

UUD RI No. 13 Tahun 2003,Tentang Ketenagakerjaan, Karina, Surabaya, 2003, hal.155 16H.S. Syarif,Op.Cithal. 2-3


(27)

Permasalahan yang esensial dari pada TKA lebih banyak di sektor ketergantungan kita pada investor asing.17Salah satunya adalah perusahaan PT. Toyo Kanetsu Indonesia, perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan penanaman modal asing yang berada di Indonesia. PT. Toyo Kanetsu adalah perusahaan penanaman modal asing milik negara Jepang yang bergerak dibidang pembuatan (fabrikasi) tanki-tanki minyak dan gas bumi seperti di LNG dan Pertamina, khususnya dalam spesifikasi pembuatan tanki bola. PT. Toyo Kanetsu Indonesia didirikan pada tanggal 9 September 1974, sebagai usaha patungan antara Pertamina sebagai salah satu produsen minyak terbesar di dunia, dengan PT. Toyo Kanetsu Kobe, Jepang (TKK) yakni perusahan pemimpin dalam bisnis tangki yang terkenal di dunia dan kegiatan lainnya. Terakhir pada awal tahun 1999, PT Toyo Kanetsu Indonesia menjadi Perusahaan Penanaman Modal Asing Lengkap (PMA), yang berkantor pusat di Jakarta dan pabriknya berada di Batam Jalan Tenggiri, Batu Ampar, Batam PT. Toyo Kanetsu Indonesia mempunyai fasilitas pabrik yang berada di Batam, melayani industri perminyakan, gas alam dan petrokimia di Indonesia dan Negara tetangga dalam bidang rekayasa, fabrikasi dan kontruksi dari berbagai tipe dan ukuran tangki selama beberapa tahun. PT. Toyo Kanetsu Indonesia telah berhasil membangun beberapa tangki LNG terbesar di dunia, dengan kapasitas 127.000 m3. Dengan ratusan tangki yang telah terpasang di seluruh Indonesia, PT. Toyo Kanetsu

17

NM. Wahyu Kuncoro,Tenaga Kerja Asing Kenapa Gitu Loohh,

http://advokatku.blogspot.com/2006/01/tenaga-kerja-asing-kenapa-gitu-loohhh.html, diakses pada tanggal 4 April 2011


(28)

Indonesia telah dikenal sebagai pemimpin di bidangnya. Dan terus membuat catatan baru untuk ukuran dan tingkat keamanan.18

Metode fabrikasi yang handal, dipadukan dengan pengalaman kontruksi yang kaya yang telah dibangun selama beberapa tahun telah mendapatkan pujian dan penghargaan yang tinggi dari para klien. Dalam menghargai kepemimpinannya, PT. Toyo Kanetsu Indonesia mendapatkan sejumlah proyek utama di Indonesia. Termasuk tangki, proyek ini termasuk fabrikasi atau pembuatan fasilitas baja struktur, tungku dan lingkungan. Pengalaman dan komitmen PT. Toyo Kanetsu Indonesia untuk memproduksi produk yang handal dengan mutu tinggi telah membuat PT. Toyo Kanetsu Indonesia diakui sebagai pemimpin industri.

Peraturan tentang ketenagakerjaan khususnya mengenai tenaga kerja asing diatur dalam Undang-Undang No. 13 tahun 2003 dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 02 tahun 2008 tentang Pelaksanaan Tata Cara Penggunaan Tenaga Kerja Asing.

Berdasarkan uraian di atas, untuk itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: Tinjauan Yuridis Perjanjian Kerja Tenaga Kerja Asing Pada PT. Toyo Kanetsu Indonesia: Studi Pada Kawasan Industri Batu Ampar, Batam. B. Perumusan Masalah

Bertitik tolak dari uraian latar belakang di atas maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


(29)

1. Bagaimana pengaturan perundang-undangan tentang tenaga kerja asing di Indonesia?

2. Bagaimanakah kedudukan perjanjian kerja terhadap tenaga kerja asing dalam kerangka hukum di Indonesia?

3. Bagaimanakah perlindungan hukum terhadap para pihak apabila terjadi perselisihan hubungan kerja pada PT. Toyo Kanetsu Indonesia di kota Batam? C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada beberapa permasalahan diatas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaturan perundang-undangan tentang tenaga kerja asing di Indonesia.

2. Untuk mengetahui bagaimana kedudukan perjanjian kerja terhadap tenaga kerja asing dalam kerangka hukum di Indonesia

3. Untuk mengetahui perlindungan hukum terhadap para pihak apabila terjadi perselisihan hubungan kerja pada PT. Toyo Kanetsu Indonesia di kota Batam. D. Manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara praktis maupun secara teoritis, yakni:

1. Secara Praktis

Diharapkan dari penelitian ini dapat memberikan masukan dan manfaat pada masyarakat, para praktisi hukum, pemerintah dan pengusaha untuk pengembangan ilmu pengetahuan khususnya bidang ilmu hukum ketenagakerjaan terutama yang berkaitan dengan pelaksanaan perjanjian kerja antara perusahaan dengan tenaga kerja asing.


(30)

2. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam tentang suatu perjanjian kerja khususnya mengenai masalah tenaga kerja asing. Selain itu juga menambah literatur dan bahan kajian mengenai masalah tenaga kerja asing tersebut.

E. Keaslian Penelitian

Sepanjang sepengetahuan dan berdasarkan informasi yang ada dan didapat serta melalui penelusuran dan pemeriksaan yang dilakukan baik itu di kepustakaan Pascasarjana Magister Kenotariatan Universitas Sumatera Utara, dan kepustakaan umum Universitas Sumatera Utara, bahwa penelitian tentang “Tinjauan Yuridis Perjanjian Kerja Tenaga Kerja Asing Pada PT. Toyo Kanetsu Indonesia: Studi Pada Kawasan Industri Batu Ampar Batam” belum pernah dilakukan oleh karena itu penelitian ini adalah asli adanya, artinya penelitian ini dapat dipertanggung jawabkan kebenaran dan kemurniannya.

Adapula penelitian-penelitian yang lain yang ditemukan peneliti yang hampir mendekati dengan judul penelitian ini adalah penelitian yang dibuat oleh Yulianti dengan judul “Tinjauan Yuridis Atas Kontrak Perjanjian Pekerjaan Perbaikan Kapal di PT. Sinbad Precast Teknindo Indonesia di Pulau Batam”. Adapun permasalahan yang dibahas dalam penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kedudukan hukum kontrak perjanjian pekerjaan perbaikan kapal di PT. Sinbad Precast Teknindo berdasarkan hukum Indonesia?

2. Bagaimana kedudukan para pihak dalam kontrak di PT. Sinbad Precast Teknindo dilihat dari hak dan kewajiban masing-masing?


(31)

3. Bagaimana cara penyelesaian sengketa dalam kontrak di PT. Sinbad Precast Teknindo?

Selain itu ada pula penelitian dengan judul “Analisis Hukum Perjanjian Kerja Outsourcing di Sumatera Utara (Implementasi Undang-Undang Ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun 2003)” yang dibuat oleh Swari Natalia Tarigan yang mana penelitian tersebut lebih memfokuskan pada masalah perjanjian kerja outsourcing. Adapun permasalahan yang dibahas dalam penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana klasifikasi pekerjaan utama dan pekerjaan penunjang perusahaan yang merupakan dasar pelaksanaanoutsourcing?

2. Bagaimana hubungan hukum antara karyawanoutsourcingdengan perusahaan pengguna jasaoutsourcing?

3. Bagaimana penyelesaian sengketa terhadap karyawan outsourcing yang melanggar aturan kerja pada perusahaan pemberi kerja?

Dilihat dari judul dan permasalahan, maka dapat diketahui bahwa penelitian ini adalah asli dan dapat dipertanggung jawabkan keaslian dan kebenarannya dari penulisan ini.

F. Kerangka Teori dan Konsepsi 1. Kerangka Teori

Sebelum membahas tentang kerangka teori penelitian ini, ada baiknya mengetahui bahwa bagi suatu penelitian teori atau kerangka teoritis mempunyai beberapa kegunaan. Kegunaan tersebut mencakup hal-hal sebagai berikut:19

19

Soerjono Soekanto,Pengantar Penelitian Hukum, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta, 1984, hal 121


(32)

a. Teori berguna untuk lebih mempertajam dan mengkhususkan faktor-faktor yang hendak diselidiki atau diuji kebenarannya.

b. Teori sangat berguna di dalam mengembangkan sistim klasifikasi fakta, membina struktur konsep-konsep serta mengembangkan definisi-definisi.

c. Teori biasanya merupakan suatu ikhtisar dari pada hal-hal yang telah diketahui serta diuji kebenarannya yang menyangkut obyek yang diteliti.

d. Teori memberikan kemungkinan pada prediksi fakta mendatang, oleh karena telah diketahui sebab-sebab terjadinya fakta tersebut dan mungkin faktor-faktor tersebut akan timbul lagi pada masa mendatang.

e. Teori memberikan petunjuk-petunjuk terhadap kekurangan-kekurangan pada pengetahuan peneliti.

Teori berfungsi untuk menerangkan atau menjelaskan mengapa gejala spesifik atau suatu proses tertentu terjadi.20

Teori diartikan sebagai suatu sistem yang berisikan proporsi-proporsi yang telah diuji kebenarannya. Suatu teori juga mungkin memberikan pengarahan pada aktivitas penelitian yang dijalankan dan memberikan taraf pemahaman tertentu.21 Karena itu teori dapat dikatakan merupakan suatu pencapaian akan sesuatu secara generalisasi, yang telah diuji dan hasilnya mempunyai ruang lingkup yang sangat luas terhadap fakta-fakta yang bersangkutan, teori hukum akan senantiasa berkembang sesuai dinamika masyarakat. Sedangkan kerangka teori adalah kerangka pemikiran atau butir-butir pendapat, teori mengenai suatu kasus atau permasalahan (problem) yang menjadi bahan perbandingan, pegangan, teoritis.22

Kerangka teori yang dijadikan pisau analisis dalam penelitian ini adalah teori keadilan dan juga didukung oleh teori tujuan hukum. Menurut pendapat John Rawls

20

J.J.J. M. Wisman, Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Asas-asas, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, Jakarta, 1996, hal 203

21

Soerjono Seokanto,Op Cit, hal 6


(33)

yang menginginkan “Keadilan sebagai Kesetaraan” (Justice as Fairness). Maksudnya ialah bahwa teori tersebut dapat mengakomodasikan pribadi individu secara serius tanpa mempertahankan kesejahteraan atau hak-hak demi kebaikan orang lain. Menurut Rawls “ setiap pribadi memiliki hak yang setara terhadap sistem total yang paling luas bagi kebebasan-kebebasan dasar yang mirip dengan sistem kebebasan serupa bagi semuanya”. Artinya mereka akan memisahkan kebebasan manusiawi dasar kita dan melindunginya terhadap pembagian apapun yang tidak setara.23

Menurut pendapat Ulpianus keadilan adalah kehendak yang terus menerus dan tetap memberikan kepada masing-masing apa yang menjadi hak atau memberikan kepada setiap orang yang menjadi haknya. Perumusan ini dengan tegas mengakui hak masing-masing perseorangan terhadap hal lainnya serta apa yang seharusnya menjadi bagiannya demikian pula sebaliknya.24

Sejalan dengan pendapat itu LJ. Van Apeldoorn, J. Van Kan dan J.H. Beekhuis juga mengemukakan bahwa keadilan itu memperlakukan sama terhadap hal

yang sama dan memperlakukan yang tidak sama sebanding dengan

ketidaksamaannya.25

Tentang tujuan hukum, menurut Jhering, hukum itu dibuat dengan sengaja oleh manusia untuk mencapai hasil-hasil tertentu yang diinginkan. Hukum terutama dibuat dengan penuh kesadaran oleh negara dan ditujukan kepada tujuan tertentu.26

23

Karen Lebacqz,Teori-teori Keadilan Six Theories of Justice, Nusa Media, Bandung, 2011, hal 53

24Agus Yudha Hernoko,

Hukum Perjanjian Asas Proporsionalitas Dalam Kontrak Komersial, Kencana, Jakarta, 2010, hal. 48

25

Ibid, hal. 51


(34)

Tujuan tersebut antara lain: a) tercapainya kepastian hukum, b) keadilan hukum, c) kemanfaatan hukum.

Adanya kepastian hukum dikatakan apabila, seseorang yang mengalami persoalan hukum maka aturan-aturan atau Pasal-Pasal yang terkandung dalam undang-undang dapat diterapkan dengan benar. Adanya kemanfaatan hukum, apabila hukum bermanfaat bagi masing-masing individu. Manfaat bagi masing-masing individu berbeda-berbeda, ada ukuran-ukuran tentang yang dipakai untuk itu. Terkait juga dengan hal tujuan keadilan juga dipandang sesuai ukuran atau standar dari masing-masing individu. Oleh karenanya adil itu relatif. Maka tujuan hukum dapat dipandang sesuai ukuran atau standar masing-masing individu dengan tidak mengabaikan teori, doktrin, serta aturan perundang-undangan yang berlaku.

Beberapa teori tersebut bila ditelaah ada kaitannya dengan ketenagakerjaan dan hukum perjanjian kerja. Sebelum membahas lebih lanjut mengenai perjanjian kerja antara tenaga kerja asing dengan perusahaan maka terlebih dahulu perlu diketahui apa yang dimaksud dengan perjanjian dan tenaga kerja asing.

Perjanjian menurut Pasal 1313 KUH Perdata dikatakan bahwa suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang lain atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih. Suatu perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka (para pihak) yang membuatnya.

Perjanjian kerja adalah suatu perjanjian yang berisi bahwa pihak pertama (buruh/pekerja) mengikatkan diri untuk bekerja dengan pihak kedua (pengusaha)


(35)

selama waktu yang disepakati dengan menerima imbalan berupa upah (KUH Perdata Pasal 1601.a).

Sedangkan perjanjian kerja menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 1 angka 14 adalah perjanjian antara pekerja/buruh dengan pengusaha atau pemberi kerja yang menurut syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban para pihak. Kemudian dalam Pasal 1 angka 15 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 disebutkan hubungan kerja adalah hubungan antara pengusaha dengan pekerja/buruh berdasarkan perjanjian kerja, yang memuat unsur pekerjaan, upah dan perintah.

Agar disebut sebagai perjanjian kerja harus memenuhi 3 (tiga) unsur yaitu sebagai berikut:27

1. Ada orang di bawah pimpinan orang lain 2. Penuaian kerja

3. Adanya upah.

Pada prinsipnya dalam perjanjian kerja unsur-unsur yang ditentukan dalam Pasal 1320 KUH Perdata, masih menjadi pegangan yang harus diterapkan, agar suatu perjanjian kerja tersebut dianggap sah keberadaannya dan konsekuensinya dianggap sebagai undang-undang. Sebagian perjanjian kerja adalah merupakan perikatan yang lahir karena perjanjian. Oleh karena itu sebagai bagian dari perjanjian pada umumnya, maka sahnya suatu perjanjian kerja harus sesuai dengan syarat yang ditentukan dalam Pasal 1320 KUH Perdata, yaitu sebagai berikut:


(36)

a. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya. b. Cakap untuk membuat suatu perikatan c. Suatu hal tertentu

d. Suatu sebab yang halal

Terkait dengan asas hukum kontrak, perjanjian kerja seperti yang disebutkan diatas merupakan bagian dari perjanjian pada umumnya, dimana dari berbagai asas hukum yang terdapat dalam hukum kontrak ada 4 asas yang dianggap sebagai saka guru hukum kontrak yaitu:28

a. Asas Kebebasan Berkontrak

Azas ini bemakna bahwa setiap orang bebas melakukan kontrak dengan siapapun dan mengenai apa pun itu, sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan undang-undang, ketertiban umum dan kesusilaan.

b. Asas Konsensualisme

Di dalam asas ini terkandung kehendak para pihak untuk saling mengikatkan diri dan menimbulkan kepercayaan di antara para pihak terhadap pemenuhan perjanjian.29

c. Pacta Sunt Servanda(Asas Daya Mengikat Kontrak)

Asas mengikat kontrak dipahami sebagai mengikatnya kewajiban kontraktual yang harus dilaksanakan para pihak. Pada dasarnya janji itu mengikat sehingga

28

Hal ini disampaikan oleh Nindyo Pramono dalam makalah yang berjudul, “Kontrak Komersial: Pembuatan dan penyelesaian Sengketa”,dalam acara Pelatihan hukum Perikatan bagi Dosen dan Praktisi, Fakultas Hukum Universitas Airlangga,Surabaya, 6-7 September 2006, hal.1-3


(37)

perlu diberikan kekuatan untuk berlakunya kontrak, sehingga mempunyai kekuatan mengikat setara dengan daya berlaku dan mengikatnya undang-undang.30

d. Asas Iktikad Baik

Pasal 1338 ayat (3) KUHPerdata menyatakan bahwa “Perjanjian-perjanjian harus dilaksanakan dengan iktikad baik”. Perjanjian itu dilaksanakan menurut kepatutan dan keadilan.

Walaupun dikatakan bahwa kontrak formal lahir setelah dilakukan secara tertulis tidak semua kontrak tertulis dikatakan kontrak formal karena kontrak yang dibuat secara tertulis kemungkinan dilatar belakangi dua hal yaitu:

a. Perintah Undang-undang b. Kehendak para pihak

Kontrak yang tertulis dapat dibagi dalam kontrak yang seluruh isinya dinegosiasikan oleh para pihak dan kontrak yang isinya pada umumnya ditentukan oleh salah satu pihak, kontrak seperti ini biasa disebut kontrak standar atau kontrak baku.

Kontrak baku adalah kontrak yang klausul-klausulnya telah ditetapkan atau dirancang oleh salah satu pihak. Penggunaan kontrak baku dalam kontrak-kontrak yang biasanya dilakukan oleh pihak yang banyak melakukan kontrak yang sama terhadap pihak lain.31

30Ibid

.,hal.123-124


(38)

Seperti halnya dalam kontrak perjanjian kerja dimana pengusaha/ perusahaan banyak melakukan kontrak yang sama terhadap para karyawan/pekerjanya. Hal ini didasarkan pada Pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata bahwa perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa perjanjian kerja merupakan tergolong jenis perjanjian kontrak baku.

Berdasarkan hal itu kontrak baku yang mendukung klausul eksonerasi cirinya adalah sebagai berikut:

1. Pada umumnya isinya ditetapkan oleh pihak yang posisinya lebih kuat.

2. Pihak lemah pada umunya tidak ikut menentukan isi perjanjian yang merupakan unsur aksidentalia dari perjanjian.

3. Terdorong oleh kebutuhannya, pihak lemah terpaku menerima perjanjian tersebut.

4. Bentuknya tertulis

5. Dipersiapkan terlebih dahulu secara massal atau individual.32

Rijken mengatakan bahwa klausul eksonerasi adalah klausul yang

dicantumkan dalam suatu perjanjian dengan mana satu pihak menghindarkan diri untuk memenuhi kewajibannya membayar ganti rugi seluruhnya atau terbatas yang terjadi karena ingkar janji atau perbuatan melanggar hukum.33

32Ibid

, hal. 42 33Ibid, hal. 40


(39)

Sluijter mengatakan bahwa kontrak baku bukan merupakan perjanjian, sebab kedudukan pengusaha dalam perjanjian itu adalah seperti pembentuk undang-undang swasta. Syarat-syarat yang ditentukan pengusaha dalam perjanjian itu adalah undang-undang, bukan perjanjian. Sedangkan Pitlo menggolongkan kontrak baku sebagai perjanjian paksa (dwang contract), yang walaupun secara teoretis yuridis kontrak baku ini tidak memenuhi ketentuan undang-undang dan oleh beberapa ahli hukum ditolak, namun kenyataanya kebutuhan masyarakat berjalan dalam arah yang berlawanan dengan keinginan hukum.34

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Pasal 1 menyebutkan tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau masyarakat. Pengertian tenaga kerja ini lebih luas dari pengertian pekerja atau buruh, karena pengertian tenaga kerja mencakup tenaga kerja atau buruh, yaitu tenaga kerja yang sedang terikat dalam suatu hubungan kerja.35

Yang dimaksud tenaga kerja asing (TKA) adalah warga negara asing pemegang visa dengan maksud bekerja di Indonesia (Pasal 1 butir 13 Undang-Undang Ketenagakerjaan). Ciri khas atau keterikatan antara tenaga kerja dan perjanjian kerja dalam hubungan kerja adalah sebagai berikut:

1. Adanya Upah 2. Adanya Perintah

34

Ibid , hal. 44


(40)

3. Adanya Pekerjaan.36

Apabila membicarakan mengenai hak dan kewajiban antara para pihak yang satu dengan yang lainnya merupakan suatu kebalikan, jika di satu pihak merupakan suatu hak maka dipihak lainnya adalah merupakan kewajiban. Kewajiban dari penerima kerja yaitu TKA/pegawai pada umumnya tersimpul dalam hak majikan yaitu pengusaha/perusahaan, seperti juga sebaliknya hak TKA tersimpul dalam kewajiban pengusaha/perusahaan.

Pada prinsipnya orang asing tidak dilarang bekerja di Indonesia, tetapi dibatasi sepanjang pekerjaan tersebut belum mampu dikerjakan oleh tenaga kerja Indonesia. Menteri Tenaga Kerja bekerjasama dengan instansi terkait menentukan jabatan/pekerjaan yang terbuka atau tertutup sama sekali bagi tenaga kerja.37 Sesuai dengan Pasal 46 Undang-Undang Ketenagakerjaan bahwa tenaga kerja asing dilarang menduduki jabatan yang mengurusi personalia dan/atau jabatan tertentu. Selanjutnya jabatan tertentu tesebut yang dimaksud lebih lanjut diatur dengan Keputusan Menteri.

Setiap pemberi kerja/perusahaan yang memperkerjakan TKA wajib memiliki izin tertulis dari Menteri atau Pejabat yang ditunjuk (Pasal 42 ayat (1) Undang-Undang Ketenagakerjaan), yaitu Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Izin tertulis itu adalah Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA). Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing tersebut digunakan sebagai dasar untuk mendapatkan IMTA

36

Whimbo Pitoyo,Panduan Praktis Hukum Ketenagakerjaan, Visi Media, Jakarta, 2010, hal 32.

37

Hadi Setia Tunggal,Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, Harvarindo, Jakarta, 2009, hal. 32


(41)

(Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing). Agar terkendali penggunaan TKA di Indonesia, maka penerbitan izin harus didasarkan alasan yang jelas dan realistis.38

Penerbitan izin tersebut lebih lanjutnya diatur dalam Per.02/MEN/III/2008 tentang Tata Cara Penggunaan Tenaga Kerja Asing. Selanjutnya alasan penggunaan TKA adalah antara lain :

a. Alih keterampilan dan teknologi dari TKA kepada tenaga kerja lokal. b. Memenuhi jabatan yang belum dapat diisi oleh tenaga kerja lokal c. Mengamankan modal investasi asing di Indonesia

d. Meningkatkan hubungan bilateral antar dua negara atau lebih.

Sasaran penggunaan TKA adalah agar terwujud alih teknologi melalui program pendidikan/latihan bagi pendamping Tenaga Kerja Warga Negara Asing pendatang (TKWNAP).39

Setiap hubungan kerja yang terjadi khususnya hubungan kerja yang terjadi antara pengusaha dengan pekerja/pegawai pasti sedikit banyaknya pernah terjadi perselisihan atau sengketa antara para pihak, oleh karena itu suatu hubungan kerja kadang tidak berlangsung dengan lancar. Keinginan dari salah satu pihak (umumnya pekerja) tidak selalu di penuhi oleh pihak lainnya (pengusaha) dan juga kondisi dalam masyarakat, kehidupan sehari-hari yang berpengaruh terhadap kelangsungan hubungan kerja.

Penelitian yang dilakukan oleh Departemen Tenaga Kerja, menemukan bahwa penyebab munculnya keresahan tersebut antara lain: tingkat pendidikan yang masih

38

Saiful Anwar,Op.Cit, hal. 15


(42)

rendah yang menyebabkan kendala dalam berbagai hal, seperti kendala dalam berkomunikasi. Tingkat pendidikan juga mempengaruhi tingkat emosi dan cenderung tinggi, sulit menerima pendapat orang lain dan mudah tersinggung. Dalam keadaan yang demikian, rasa solidaritas menjadi kuat.40

Dalam suatu perselisihan, ada lebih dari satu pihak atau setidaknya ada dua pihak, yang saling berbeda pendapat mengenai sesuatu hal. Perbedaaan pendapat ini mengakibatkan pertentangan.

Iman soepomo menyebutkan dua bentuk perselisihan yang mungkin terjadi dalam suatu hubungan kerja. Pertama perselisihan hak (rechtsgeschillen), yaitu jika masalah yang diperselisihkan termasuk bidang hubungan kerja, maka yang diperselisihkan adalah mengenai hal yang telah diatur atau ditetapkan dalam suatu perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau dalam suatu peraturan perundang-undangan. Kedua, perselisihan kepentingan (belangengeschillen), yaitu tidak adanya persesuaian paham mengenai syarat-syarat kerja dan/atau keadaan perburuhan, biasanya berupa tuntutan kerja dan/atau keadaan perburuhan.41

Undang-Undang Ketenagakerjaan menyebut perselisihan ini dengan sebutan Perselisihan Hubungan Industrial (PHI). Cara penyelesaian perselisihan antara TKA dengan pengusaha lebih ditekan dalam isi perjanjian kontrak kerja antara mereka. Hal ini disebabkan antara lain karena perbedaan negara yang otomatis juga tampak pada

perbedaan peraturan-peraturan hukum yang berlaku antar negara dalam

menyelesaikan permasalahan-permasalahan mengenai perselisihan yang terjadi dalam hubungan kerja antara TKA dengan perusahaaan.

40Ibid

, hal.215 41Ibid, hal. 215-216


(43)

2. Konsepsi

Suatu konsep atau suatu kerangka konsepsionil pada hakekatnya merupakan suatu pengarah atau pedoman yang lebih konkret dari pada kerangka teoritis yang seringkali masih bersifat abstrak, namun kerangka konsepsionil kadang-kadang dirasakan masih abstrak, sehingga diperlukan defenisi-defenisi operasionil yang akan dapat menjadi pegangan konkret di dalam proses penelitian.42 Defenisi-defenisi tersebut biasanya didasarkan atau diambil dari peraturan perundangan-undangan tertentu, sekaligus merumuskan defenisi-defenisi tertentu yang dapat dijadikan pedoman operasional dalam proses pengumpulan, pengolahan, analisa dan konstruksi data.43

Maka dari itu harus didefenisikan beberapa konsep dasar dalam penelitian ini agar secara operasional diperoleh hasil yang sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan yakni sebagai berikut:

a. Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat.44

b. Tenaga kerja asing adalah warga negara asing pemegang visa dengan maksud bekerja di wilayah Indonesia.45

c. Pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain.46

42

Soerjono Soekanto,Op.Cit, hal. 133 43

Ibid, hal. 137 44

Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Ketenagakerjaan 45

Pasal 1 angka 13 Undang-Undang Ketenagakerjaan 46Pasal 1 angka 3 Undang-Undang Ketenagakerjaan


(44)

d. Pemberi kerja adalah orang perseorangan, pengusaha, badan hukum atau badan-badan lainnya yang mempekerjakan tenaga kerja dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain.47

e. Perusahaan adalah bentuk usaha yang berbadan hukum milik swasta yakni PT. Toyo Kanetsu Indonesia yang mempekerjakan pekerja/buruh dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain.

f. Pengusaha adalah orang perseorangan,persekutuan, atau badan hukum yang berada di Indonesia yaitu PT. Toyo Kanetsu Indonesia yang mewakili perusahaan yaitu PT. Toyo Kanetsu Kobe yang berkedudukan di luar wilayah Indonesia. g. Perjanjian kerja adalah perjanjian antara pekerja/buruh (TKA) dengan pengusaha

atau pemberi kerja (PT. Toyo Kanetsu Indonesia) yang membuat syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban para pihak.

h. Perselisihan adalah perbedaan pendapat yang mengakibatkan pertentangan antara pengusaha (PT. Toyo Kanetsu Indonesia) dengan pekerja/TKA karena adanya perselisihan mengenai hak, perselisihan kepentingan, dan perselisihan pemutusan hubungan kerja serta hanya dalam satu perusahaan.

G. Metode Penelitian 1. Spesifikasi Penelitian

Sesuai dengan rumusan permasalahan dan tujuan penelitian ini, maka penelitian ini adalah penelitian normatif yang bersifat preskriptif analistis maksudnya penelitian ini adalah penelitian yang menggambarkan, menelaah, menjelaskan dan menganalisis hukum serta dimaksudkan juga untuk memberikan argumentasi berupa


(45)

penilaian atas hasil penelitian yang telah dilakukan.48 Penelitian ini termasuk ruang lingkup penelitian yang menggambarkan, menelaah dan menjelaskan secara tepat serta menganalisa peraturan perundang-undangan di bidang ketenagakerjaan yang berkaitan dengan TKA serta perjanjian kerja yang dibuat antar TKA dengan perusahaan.

2. Metode Pendekatan

Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pendekatan Perundang-undangan (Statute Approach). Pendekatan dilakukan dengan menganalisis data sekunder dengan cara melihat peraturan perundang-undangan sebagai dasar awal melakukan analisis, dan juga melihat bahan-bahan kepustakaan seperti literatur-literatur tentang pokok permasalahan yang diteliti yang berkaitan dengan perjanjian kerja TKA pada PT.Toyo Kanetsu Indonesia di kota Batam.

3. Sumber Data

Untuk terlaksananya penelitian ini diperlukan sejumlah data. Pengumpulan data diperoleh dari penelitian kepustakaan yang didukung penelitian lapangan. Data tersebut dikelompokkan menurut jenis dan sumber bahannya, yaitu:

a. Bahan hukum primer, yaitu bahan hukum yang mengikat.

Sebagai landasan utama yang dipakai dalam rangka penelitian ini diantaranya adalah:

1. Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

2. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per

02/MEN/III/2008 tentang Tata Cara Penggunaan Tenaga Kerja Asing

48

Mukti Fajar.ND, Yulianto Achmad,MH,Dualisme penelitian Hukum Normatif dan empiris,


(46)

b. Bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer, seperti buku-buku, hasil-hasil penelitian, hasil seminar dan karya ilmiah dari kalangan hukum, yang berkaitan dengan hukum ketenagakerjaan, khususnya mengenai perjanjian kerja dengan TKA.

c. Bahan hukum tertier atau non-hukum adalah bahan pendukung di luar bidang hukum seperti kamus, ensiklopedia, majalah, surat kabar dan artikel-artikel yang berkaitan dengan TKA.

Selanjutnya sebagai data penunjang untuk lebih mendukung penelitian ini maka dilakukan wawancara dengan pihak yang dijadikan sebagai narasumber yaitu: Kepala Bagian Personalia/HRD (Human Resource Development) pada PT. Toyo Kanetsu Indonesia, Batam, Tenaga Kerja Asing pada PT. Toyo Kanetsu Indonesia, Batam, dan pihak Dinas Tenaga Kerja Kota Batam.

4. Alat Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan 2 (dua) alat pengumpulan data yaitu:

a. Studi dokumen untuk mengumpulkan data sekunder yang terkait dengan permasalahan yang diajukan, dengan cara mempelajari buku-buku, hasil penelitian dan dokumen-dokumen perundang-undangan yang terkait dengan hukum ketenagakerjaan khususnya perjanjian kerja yang dibuat antara TKA dengan pihak PT.Toyo Kanetsu Indonesia di Batam.

b. Pedoman wawancara, yang dilakukan dengan pedoman wawancara yang terstruktur dan sistematis kepada beberapa narasumber yang mengetahui dan memahami tentang perjanjian kerja antara TKA dengan pihak perusahaan PT.Toyo Kanetsu Indonesia, di Batam.


(47)

5. Analisis Data

Setelah pengumpulan data dilakukan, baik dengan studi kepustakaan dan wawancara mendalam maka data tersebut dianalisa secara kualitatif.49 Yaitu melakukan pengamatan dan pengelompokan data-data yang diperoleh dari hasil penelitian dan menghubungkan tiap-tiap data yang diperoleh tersebut dengan ketentuan-ketentuan ataupun asas-asas hukum yang terkait dengan permasalahan yang diteliti, setelah selesai pengolahan data baru ditarik kesimpulan dengan menggunakan metode induktif. Analisis data yang dilakukan dengan pembuktian induktif, yaitu didefenisikan dengan proses pengambilan kesimpulan yang didasarkan pada satu atau dua fakta atau bukti-bukti.

Proses pembentukan hipotesa dan pengambilan kesimpulan berdasarkan data yang diobservasi dan dikumpulkan terlebih dahulu disebut proses induksi dan metodenya disebut metode induktif. Dengan demikian pendekatan induksi mengumpulkan data terlebih dahulu bagi hipotesis dibuat jika diinginkan atau konklusi langsung diambil jika hipotesis tidak digunakan.

49Bambang Sunggono,


(48)

BAB II

PENGATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TENTANG TENAGA KERJA ASING DI INDONESIA

A. Penggunaan Tenaga Kerja Asing di PT. Toyo Kanetsu Indonesia

Sebagaimana diketahui PT. Toyo Kanetsu Indonesia merupakan salah satu perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) milik negara Jepang yang berada di Indonesia. Penanaman modal asing merupakan kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanam modal dalam negeri.50PT Toyo Kanetsu Indonesia adalah termasuk sebagai perusahaan PMA yang menggunakan modal asing sepenuhnya. Perusahaan ini bergerak dalam bidang usaha pembuatan (fabrikasi), tanki-tanki minyak dan gas bumi, spare part dan khususnya dalam spesifikasi pembuatan tanki bola, seperti yang terdapat di LNG dan Pertamina.51

Untuk daerah kawasan domestik Indonesia PT. Toyo Kanetsu Indonesia telah memegang banyak proyek utama di Indonesia dalam bidang industri ini, antara lain dari PGN (Perusahaan Gas Negara), Pertamina, LNG Arun, dan juga dari perusahaan swasta lainnya seperti PT. Petrokimia Nusantara Interindo, PT. Chandra asri Petrochemical Centre, PT. Asahimas Subentra Chemical, dan masih banyak lagi. Dari Pertamina proyeknya yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia antara lain:

50

Pasal 1 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal 51Company ProfilePT.Toyo Kanetsu Indonesia, 2012.


(49)

Pertamina Palembang, Bali, Medan, Kepulauan Riau, Duri, Dumai, Tanjung uban, juga banyak tersebar di daerah kepulauan jawa misalnya, Anyer, Cilegon, Balongan, Plaju, Cilacap, daerah Kalimantan, Irian Jaya, Bontang dan masih banyak lagi. Selain untuk kawasan domestik Indonesia PT. Toyo Kanetsu Indonesia juga memiliki beberapa proyek di luar negeri, antara lain: di Negara Malaysia, Singapura, Qatar, Oman, Angola, Jepang, Australia, China, Korea, Iran, Yaman, Algeria, Pakistan, United Arab Emirates, Vietnam, Mesir, Thailand, Philipina, Saudi Arabia, Nigeria, Pakistan, Tanzania, Hongkong, Kenya, Libya dan masih banyak lagi.52

Salah satu tujuan dari penanaman modal dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal antara lain untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional, menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kemampuan daya saing dunia usaha nasional. 53 Oleh karena itu dengan pengerjaan proyek yang terbilang cukup banyak dan tersebar di berbagai kawasan dan negara-negara, tentunya PT. Toyo Kanetsu Indonesia, Batam membutuhkan tenaga-tenaga ahli dalam mengerjakan proyek tersebut. Tenaga ahli tersebut kebanyakan didatangkan dari luar negara Indonesia.

Dalam penerapannya ada beberapa yang menjadi alasan dan pentingnya mengapa perusahaan PT. Toyo Kanetsu Indonesia memperkerjakan TKA antara lain adalah selain karena belum adanya tenaga kerja lokal yang mampu dalam mengerjakan pekerjaan tertentu, juga karena dalam mengerjakan pekerjaan untuk

52Company profile

PT. Toyo Kanetsu Indonesia 2012


(50)

suatu proyek tertentu yang mempunyai batas waktu pengerjaannya berdasarkan job order. TKA tersebut digunakan hanya sebagai tenaga ahli dalam suatu proyek yang akan didampingi oleh tenaga kerja lokal (alih teknologi kepada tenaga kerja lokal). Selain itu juga karena sering terjadi keterlambatan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan oleh tenaga kerja lokal, maka secara kronologis di lapangan sangat membutuhkan TKA untuk memback uptenaga kerja lokal agar dapat menyelesaikan pekerjaanya secara tepat waktu.54 Dapat disimpulkan dari alasan-alasan tersebut bahwa perusahaan mengganggap TKA memiliki skill dan kemampuan yang lebih ahli dari pada tenaga kerja lokal untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan tertentu.

Maka pentingnya penggunaan TKA di PT Toyo Kanetsu Indonesia adalah untuk sebagai tenaga ahli dan alih teknologi dan keterampilan dari TKA kepada tenaga kerja lokal melalui pelaksanaan pendidikan dan pelatihan kerja bagi tenaga kerja lokal sesuai Pasal 10 ayat (3) dan (4) Undang-Undang Penanaman Modal, bahwa perusahaan penanaman modal yang memperkerjakan TKA diwajibkan menyelenggarakan pelatihan dan melakukan alih teknologi kepada tenaga kerja Indonesia (lokal) sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Selain itu juga bahwa PT. Toyo Kanetsu Indonesia sebagai perusahaan PMA wajib meningkatkan kompetensi tenaga kerja Indonesia (lokal) melalui pelatihan-pelatihan kerja sesuai dengan Pasal 10 ayat (3) Undang-Undang Penanaman Modal.

54

Hasil wawancara dengan Bapak Yuherman selaku HRD PT. Toyo Kanetsu Indonesia, Batam, tanggal 25 Februari 2012.


(51)

Bahwa tujuan daripada itu agar suatu saat tenaga kerja lokal pendamping tersebut dapat menggantikan posisi TKA sebagai tenaga ahli.

PT. Toyo Kanetsu Indonesia sebagai PMA dalam memenuhi kebutuhan tenaga kerja harus terlebih dahulu mengutamakan tenaga kerja warga negara Indonesia (lokal). Dan berhak juga menggunakan tenaga ahli warga negara asing untuk jabatan dan keahlian tertentu yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan sebagaimana yang diatur dalam Pasal 10 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Penanaman Modal. Oleh karena itu saat ini PT. Toyo Kanetsu Indonesia, batam memiliki kurang lebih 700 orang pekerja secara keseluruhan, meliputi Tenaga Kerja Indonesia (lokal) dan Tenaga Kerja Asing (TKA). Khusus TKA yang bekerja di PT. Toyo Kanetsu Indonesia saat ini berjumlah 33 orang. TKA tersebut didatangkan dari berbagai negara-negara antara lain Jepang, Philipina, Malaysia, Singapura, dan India yang diperkerjakan sebagai tenaga ahli. Adapun jabatan-jabatan yang dipegang TKA tersebut antara lain sebagai:55

1. President Director 2. Plant Manager 3. Technical Advisor 4. Production Engineer 5. Welding Engineer 6. Engineering Supervisor

55

Hasil wawancara dengan Bapak Masrizal selaku GA.Supervisor PT. Toyo Kanetsu Indonesia, Batam, tanggal 12 November 2011


(52)

7. Production Supervisor

8. Health Safety & Environment Supervisor 9. QA & QC Supervisor

TKA dilarang menduduki jabatan yang mengurusi personalia dan/atau jabatan-jabatan tertentu berdasarkan kepada Pasal 46 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

Tata cara penggunaan TKA di PT. Toyo Kanetsu Indonesia selama ini mengacu pada ketentuan Undang-Undang Ketenagakerjaan khususnya Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 02 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penggunaan Tenaga Kerja Asing serta undang-undang dan peraturan lainnya yang berkaitan dengan TKA sebagai dasar hukum yang harus dipatuhi.

Sebagai negara hukum yang melindungi kepentingan negara dan juga warga negaranya. Mengingat saat ini adalah zaman era pasar dan perdagangan bebas, tentunya tidak semudah yang kita bayangkan. Meskipun makna kata bebas itu sendiri mempunyai arti yang luas, pasar perdagangan bebas diartikan sebagai masuknya barang-barang dan jasa secara bebas ke antar negara-negara. Bebas tidak diartikan dengan tanpa syarat. Masuknya barang dan jasa secara bebas ke negara Indonesia tentunya ada syarat-syarat dan peraturan yang harus dipatuhi dan dilaksanakan khususnya pedagang jasa mengenai TKA yang masuk ke wilayah negara Republik Indonesia tentunya sangatlah tidak sembarangan. Untuk sampai masuk dan bekerja di Indonesia tentunya memiliki tata cara atau prosedur yang harus dipenuhi.


(53)

Sebelum TKA bisa dimasuk dan bekerja di Indonesia TKA harus memiliki izin terlebih dahulu. Setiap pemberi kerja/pengusaha yang memperkerjakan TKA wajib memiliki izin tertulis dari menteri atau pejabat yang ditunjuk. Izin tersebut adalah izin RPTKA (Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing). Bahwa pemberi kerja yang akan memperkerjakan TKA harus memiliki RPTKA. RPTKA tersebut digunakan sebagai dasar untuk mendapatkan IMTA (Izin Memperkerjakan Tenaga Kerja Asing) sesuai amanat undang-undang.56

TKA yang akan bekerja di Indonesia khusus wilayah Batam sebelum masuk ke Indonesia harus mengurus dokumen-dokumen penting terlebih dahulu yang berkaitan dengan izin masuk. Pengurusan dokumen TKA dilakukan dan diurus oleh pemberi kerja/pengusaha yang akan mempekerjakan TKA dalam hal ini perusahaan yang dimaksud PT. Toyo Kanetsu Indonesia, di kota Batam.

Sebelum TKA diperkerjakan di PT. Toyo Kanetsu Indonesia, Batam TKA harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :57

a. Harus Berbadan Sehat

Dalam arti sebelum bekerja di PT. Toyo Kanetsu Indonesia TKA wajib melakukan tes kesehatan diri atau sering disebut (Medical Check Up)

b. Mempunyai keahlian yang sesuai dengan jabatan yang diberikan karena TKA tersebut hanya akan ditempat pada jabatan yang sesuai dengan keahliannya. Hal ini sesuai Pasal 21 ayat (2) Permen Nomor 2 Tahun 2008.

56

Lihat pasal 3 per-02/Men/III/2008 Tentang Tata Cara Penggunaan TKA 57

Hasil wawancara dengan Bapak Yuherman, selaku HRD PT. Toyo Kanetsu Indonesia,Batam, tanggal 20 November 2011.


(54)

c. Tidak mempunyai catatan kriminal kepolisian d. Melampirkan :

1. Fotokopi Paspor (minimal masa berlaku paspor 14 bulan) 2. Daftar riwayat hidup

3. Fotokopi Ijazah/Pengalaman kerja 4. Pas foto (Red Background).

Kesemua syarat tersebut disamping sebagai persyaratan wajib yang telah ditentukan bagi oleh perusahaan syarat lainnya yang telah ditetapkan dalam Permen Nomor 2 Tahun 2008 antara lain:

a. Bahwa TKA harus memiliki pendidikan dan /atau pengalaman kerja sekurang-kurangnya 5 tahun sesuai dengan jabatan yang diduduki.

b. Bersedia membuat pernyataan untuk mengalihkan keahliannya kepada tenaga kerja lokal khususnya tenaga kerja Indonesia pendamping.

c. Dan dapat berkomunikasi dalam bahasa Indonesia.

Sebelum menggunakan TKA terlebih dahulu PT. Toyo Kanetsu Indonesia wajib melapor melalui surat Rencana Penggunaan TKA (RPTKA) untuk mendapatkan izin rencana penggunaan TKA yang disahkan oleh departemen terkait yaitu Depnakertrans, dalam hal ini disampaikan oleh Direktur Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja melalui Direktur Pengendalian Penggunaan TKA. Hal ini sesuai dengan ketentuan UUK Pasal 43 yang mewajibkan perusahaan yang memperkerjakan TKA memiliki RPTKA.


(55)

Keputusan pengesahan RPTKA sebagaimana dimaksud memuat :58 a. Alasan penggunaan TKA

b. Jabatan dan/atau kedudukan TKA c. Besarnya upah TKA

d. Jumlah TKA

e. Lokasi kerja TKA

f. Jangka waktu penggunaan TKA

g. Jumlah Tenaga Kerja Indonesia yang ditunjuk sebagai pendamping, dan h. Jumlah Tenaga Kerja Indonesia yang diperkerjakan

RPTKA sebagaimana dimaksud dapat diberikan untuk jangka waktu lama 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang untuk jangka waktu yang sama dengan memperlihatkan kondisi pasar kerja dalam negeri.

Apabila pemohon (perusahaan) telah memenuhi syarat maka direktur tersebut harus menerbitkan rekomendasi (TA-01) perihal persetujuan permohonan visa untuk bekerja bagi TKA, dengan menyampaikannya kepada Direktur Jenderal Imigrasi Departemen Hukum dan HAM up. Kepala Divisi Keimigrasian selaku pelaksana. Rekomendasi visa (TA-01) berlaku untuk jangka waktu 2 bulan sejak diterbitkan.

Dalam hal untuk memperoleh persetujuan VITTAS (Visa Tinggal Terbatas) bagi TKA, maka untuk memperoleh (Visa approval) maka perusahaan/pemohon perlu melampirkan :59

58

Lihat Pasal 12 dan 13 Permen Nomor 2 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penggunaan TKA 59Data-data Pengurusan Dokumen TKA PT. Toyo Kanetsu Indonesia, Batam


(56)

1. Surat permohonan dari perusahaan 2. Surat jaminan

3. Formulir persetujuan visa (Perdim 21A) 4. Fotokopi paspor

5. TA-01 asli 6. Fotokopi RPTKA

7. Daftar riwayat hidup TKA

Proses kedatangan TKA yang akan bekerja di PT. Toyo Kanetsu Indonesia pengurusannya mulai dari tempat asal negara TKA yang bersangkutan hingga tiba di Indonesia menggunakan jasa agen tersendiri yang berada di Singapura. Yang dimaksud dengan agen tersebut adalah perusahaan pelayanan pengurusan izin memperkerjakan TKA yang ditunjuk secara langsung dan resmi oleh KBRI Singapura.60 Tujuannya dalam rangka kelancaran pelayanan secara cepat dan tepat

dalam memberikan izin untuk memperkerjakan TKA dan mengurus

masalah-masalah TKA dari luar negeri yang akan bekerja di Indonesia, khususnya bagi PT. Toyo Kanetsu Indonesia.

Dalam hal untuk mendapatkan Visa 312 (visa untuk izin kerja sementara) diajukan ke KBRI Singapura melalui agen (Stay Visa Embassy Indonesian Singapore) dengan melampirkan :

1. Fotokopi persetujuan visa

60

Hasil wawancara dengan bapak Masrizal selaku GA.Supervisor PT. Toyo Kanetsu Indonesia, Batam, tanggal 20 November 2011.


(57)

2. Pas photo 3 x 4 = 4 lembar 3. Paspor asli

Visa 312 merupakan tipe Visa yang dikeluarkan pemerintah (Keimigrasian) untuk menggantikan Visa kerja 457b untuk tujuan pekerjaan sementara. Menurut hukum Imigrasi Indonesia, TKA yang bekerja kurang dari 6 (enam) bulan memerlukan izin kerja sementara. Oleh sebab itu Visa tipe 312 ini hanya untuk Warga Negara Asing yang tujuannya bekerja sementara di Indonesia.61

Setelah Ditjen Imigrasi mengabulkan permohonan visa untuk dapat bekerja atas nama TKA dan menerbitkan surat pemberitahuan tentang persetujuan pemberian visa, maka selanjutnya adalah pemberi kerja TKA mengajukan permohonan untuk mendapatkan IMTA kepada Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi untuk mendapatkan izin kerja (work permit) dengan melampirkan :62

1. Surat permohonan

2. Bukti Pembayaran DPKK (Dana Kompensasi Penggunaan TKA melalui Bank yang ditunjuk oleh Menteri sebesar (USD 1200/Thn) untuk setiap TKA)

3. Fotokopi TA – 01 +Visa Approval

4. Fotokopi VITTAS

5. Pasfoto berwarna 4 x 6 = 2 Lembar

6. Formulir Isian IMTA (dengan tanda tangan di atas materai)

61

Fragomen,Del Rey, Bernsen & Loewy, Indonesia-Visa 312 Application Process Replaces the 457b Single work Visa, http://www.goinglobal.com/en/career_news/topic/3/260/, diakses tanggal 24 April 2011.


(58)

7. Fotokopi KITAS 8. Fotokopi paspor TKA 9. Daftar riwayat hidup TKA

10. Fotokopi Ijazah dan pengalaman kerja

11. Surat penunjukan dan fotokopi KTP Tenaga Kerja Indonesia Pendamping 12. Copi kontrak kerja.

Menurut Pasal 24 ayat (3) Peraturan Menteri Nomor 2 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penggunaan TKA disebutkan bahwa IMTA diberikan paling lama 1(satu) tahun, dan dapat diperpanjang. Perpanjangan IMTA diberikan sesuai dengan jangka waktu berlakunya RPTKA dengan ketentuan setiap kali perpanjangan paling lama 1(satu) tahun.63

Dalam hal perusahaan akan memperpanjang IMTA, maka pemohon mengajukan permohonan perpanjangan kepada Direktur Pengendalian Penggunaan Tenaga Kerja Asing selambat-lambatnya 30 hari sebelum jangka waktu berlakunya IMTA berakhir. Permohonan perpanjangan IMTA dilakukan dengan mengisi formulir perpanjangan IMTA yang dilampiri dengan :64

1. IMTA

2. Bukti pembayaran dana kompensasi penggunaan TKA

3. Laporan realisasi pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan kepada Tenaga Kerja Indonesia pendamping

63Lihat Pasal 28 Peraturan Menteri Nomor 2 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penggunaan TKA 64Data-data Pengurusan Dokumen TKA PT. Toyo Kanetsu Indonesia, Batam


(1)

Lebacqz, Karen,

Teori-teori Keadilan Six Theories Of Justice,

Nusa Media, Bandung,

2011

Lubis, M. Solly,

Filsafat Ilmu dan Penelitian,

Mandar Maju, Bandung, 1994

Maimun

, Hukum Ketenagakerjaan Suatu Pengantar

, PT. Pradnya Paramita, Jakarta,

2007

Miru, Ahmadi,

Hukum Kontrak, Perancangan Kontrak,

Rajawali Pers, Cetakan Ke.3

2010

Muhammad Kadir Abdul,

Hukum Perikatan

, Citra Aditya Bakti, Bandung 1992.

Niewenhuis,J.H.,

Pokok-Pokok Hukum Perikatan

(terjemahan

Djasadin Saragih),

Surabaya,1985

Pora de Antonio,

Remunerasi Kompensasi & Benefit

, Rana Pustaka, Jakarta, 2011

Pitoyo, Whimbo,

Panduan Praktis Hukum Ketenagakerjaan,

Visi Media, Jakarta, 2010

Prodjodikoro Wirjono.R,

Asas-Asas Hukum Perjanjian

, Sumur Bandung, Bandung, 1993

Rahardjo, Satjipto,

Ilmu Hukum,

Citra Aditya Bakti, Bandung,2000

Rahman, Hasanuddin,

Seri Keterampilan Merancang Kontrak Bisnis

, Citra Aditya Bakti,

Bandung, 2003

Rusli, Hardijan,

Hukum Ketenagakerjaan 2003,

Ghalia Indonesia, Jakarta 2004

Subekti.R,

Hukum Perjanjian

, Intermasa, Jakarta

Susanti, Ida, Seto, Bayu,

Aspek Hukum dari Perdagangan Bebas

, PT. Citra Aditya Bakti,

Bandung, 2003

Sunggono, Bambang,

Metodologi Penelitian Hukum,

Raja Gravindo Persada, Jakarta,

1997

Shippey JD, Karla C,

Menyusun Kontrak Bisnis Internasional

, Victory Jaya Abadi,

Jakarta, 2001

Soekanto, Soerjono,

Pengantar Penelitian Hukum,

Universitas Indonesia, Jakarta,

1984


(2)

Soepomo,Imam,

Hukum Perburuhan Bidang Hubungan Kerja

, Djambatan, Jakarta,

1983

_____________,

Pengantar Hukum Perburuhan

, Djambatan, Jakarta, 1964

Syarif, H.S,

Pedoman Penggunaan Tenaga Kerja Asing di Indonesia dan

Peraturan-peraturannya,

Sinar Grafika, Jakarta, 1996

Sidabutar, Edy Sutrisno,

Pedoman Penyelesaian PHK,

Elpres, Tanggerang, 2008

Sumarprihatiningrum C.,

Penggunaan Tenaga Kerja Asing di Indonesia, Himpunan

Pembina Sumberdaya Manusia Indonesia

, Jakarta, 2006

Sakumoto

Naoyuki,

Labour Law

And

Policy In Indonesia

,dalam Koesnadi

Hardjasoemantri dan Naoyuki Sakumoto,

Current Development Of Law In

Indonesia

, Institute Of

Developing Economies Japan Eksternal Trade

Organization,Tokyo,1999.

Tunggal, Setia Hadi,

Pengantar Hukum Ketenagakerjaan,

Harvarindo, Jakarta, 2009

Widnyana,Made,I,

Alternatif Penyelesaian Sengketa (ADR)

, PT. Fikahati Aneska,

Jakarta, 2009

Williams, Gerarld R, Legal Negotiation And Settlement, West Publishing Co, St.

Paul Minn, 1983

Wisman . J.J.J. M.,

Penelitian Ilmu-ilmu Sosial

, Asas-asas, Fakultas Ekonomi,

Universitas Indonesia, Jakarta, 1996.

B. Peraturan perundang-undangan

Undang-Undang Dasar 1945

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan

Industrial (PPHI)

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas


(3)

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja

(Jamsostek)

Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif

Penyelesaian Sengketa

Keputusan Presiden Nomor 75 Tahun 1995 tentang Penggunaan Tenaga Kerja Warga Negara

Asing Pendatang (TKWNAP)

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1981 tentang Perlindungan Upah

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor. PER 02/MEN/III/2008

Tentang Tata Cara Penggunaan Tenaga Kerja Asing

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor. PER-100/MEN/VI/2004

tentang Pelaksanaan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu

Keputusan Menteri Nomor Kep.102/MEN/VI/2004 tentang Waktu Kerja Lembur dan Upah

Kerja Lembur.

Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-173/PJ/2002 tentang Pedoman Standar Gaji

Karyawan Asing.

C. Artikel, Jurnal, Makalah

Pramono, Nindyo,

Kontrak Komersial: Pembuatan

dan Penyelesaian Sengketa

,

Pelatihan Hukum Perikatan bagi dosen dan praktisi, Fakultas Hukum

Universitas Airlangga, Surabaya, 6-7 September 2006

Laporan Akhir Penelitian :

Permasalahan Hukum Ketenagakerjaan di Indonesia

,

BPHN, Tahun 2005

D. Website

NM. Wahyu Kuncoro,

Tenaga Kerja Asing Kenapa Gitu loohh..,

http://advokatku.blogspot.com/2006/01/tenaga-kerja-asing-kenapa-gitu-loohhh.html,

diakses tanggal 4 April 2011

BBC Indonesia.com,

Tenaga Kerja Asing Dilindungi

,

http://www.bbc.co.uk/indonesian/news/story/2008/01/080122_asialabour.s

html,

di akses tanggal 17 April 2012


(4)

Fragomen, Del Rey, Bernsen & Loewy,

Indonesia-Visa 312 Application Process

Replaces the 457b Single Work Visa

,

http://www.goinglobal.com/en/career_news/topic/3/260/

, diakses tanggal

24 April 2011

KPU:

Jumlah Penduduk Indonesia.255 Juta /Sindonews

,

http://m.sindonews.com/red/2012/10/15/20/679990/KPU-Jumlah-Penduduk-Indonesia255-juta,

diakses tanggal 11 November 2012

Adi Suryo Prasetio

, Aturan Memperkerjakan TKA dalam Perusahaan Joint Venture

,

http://m.hukumonline.com/klinik/detail/t4dbd6478f2429/,

diakses tanggal

19 November 2012

Fernandes Raja Saor,

Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial,

http://raja1987.blogspot.com/2009/06/penyelesaian_perselisihan_hubung

an.html

diakses tanggal 1 juni 2012

Annisa Sativa,

Peranan Pengadilan Hubungan Industrial dalam Memberikan

Kepastian Hukum Terhadap Perkara Pemutusan Hubungan Kerja (Studi

Terhadap Putusan Pemutusan Hubungan Kerja - Pengadilan Hubungan

Industrial pada Pengadilan Negeri Medan),

http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/4833.

diakses pada tanggal 1

juni 2012.

Komite Pendidikan IMWU,

Sejarah singkat migrasi di Indonesia

,

http :

imwuinhkmultiply.com/reviews/item/28?&show_interstitial=1&u=%2pre

views%2fiten

, diakses tgl 12 Oktober 2012.

Djoko Heroe Soewono,

Perjanjian Kerja Waktu Tertentu: Tinjauan dari Perspektif

Juridis Sosiologis-Reflektif Kritis

,

http://www.Jurnalunikkediri.ac.id,

diakses tanggal 30 November 2012

E. Lain-Lain


(5)

TENTANG PEDOMAN STANDAR GAJI KARYAWAN ASING PEDOMAN STANDAR GAJI KARYAWAN ASING

MULAI TAHUN PAJAK 2002 (per bulan)

Dalam mata uang Dollar Amerika Serikat No Jenis Usaha Jabatan Amerika Inggris Jerman Belanda Australia Eropa

lainnya Jepang Korea Hongkong Philipina India

Asia lainnya

1 Dagang Manager

lainnya 13,958 11,012 10,884 6,018 10,180 6,018 9,988 5,506 10,756 5,505 9,988 5,506 12,869 6,210 6,979 4,418 6,403 3,585 6,403 3,585 6,403 3,906 6,467 3,970 2 Industry Tekstil GM Manager

Teknisi 10,372 8,003 7,107 8,900 6,403 5,314 10,372 8,003 7,107 8,900 7,811 5,314 8,900 7,811 5,314 8,900 7,811 4,866 7,811 5,506 3,970 6,403 5,122 3,970 6,403 5,122 3,970 6,403 3,970 3,777 6,403 3,970 3,777 6,403 3,970 3,713 3 Industri lainnya GM

Manager Teknisi 12,165 9,284 7,363 10,692 8,900 5,762 12,165 9,284 7,619 10,564 8,900 5,762 10,564 8,900 5,762 10,692 8,900 5,762 9,668 9,092 6,403 7,619 5,762 4,226 7,619 5,762 4,226 7,619 4,226 3,970 6,403 3,521 3,521 6,979 4,226 4,226 4 Pertambangan Umum/Non Oil Driling Company GM Superintendent Tool Pusher Crew 22,153 15,494 12,165 9,988 17,095 13,894 11,076 6,403 16,771 12,997 11,076 8,964 25,354 13,894 11,076 6,467 25,354 13,894 11,076 6,467 16,583 13,894 11,076 6,403 26,378 20,552 18,247 9,988 12,357 10,372 7,875 4,610 12,357 10,372 7,875 4,610 12,357 10,372 6,787 4,610 12,357 10,372 7,875 4,610 12,357 10,372 7,875 4,610

5 Pertanian GM

Manager Teknisis 10,372 8,067 7,107 8,900 7,811 5,314 8,900 8,067 7,299 8,900 7,811 5,314 8,900 7,811 5,314 8,900 7,811 4,994 7,811 5,378 3,970 6,403 5,122 3,970 6,403 5,122 3,970 6,403 3,970 3,970 6,403 3,970 3,970 6,403 3,970 3,970

6 Perikanan GM

Manager Teknisi 11,589 8,964 7,619 9,988 8,579 5,762 11,461 8,964 7,619 9,988 8,579 5,672 9,988 8,579 5,762 9,988 8,515 5,890 7,171 5,570 4,290 7,171 5,570 4,290 7,811 5,570 4,290 7,171 4,610 4,418 6,403 4,226 3,521 7,171 3,906 3,073

7 Kehutanan GM

Manager Teknisi 12,357 9,284 7,363 10,564 8,900 5,762 12,293 9,284 7,363 10,692 8,900 5,762 10,692 8,900 5,762 10,564 8,900 5,762 7,811 5,122 4,226 7,811 5,122 4,226 7,811 4,226 4,226 8,259 5,762 4,226 7,683 5,122 4,226 7,683 4,226 4,226 8 Jasa Bangunan/Kontraktor Kantor GM Manager Teknisi Staff 1,375 11,461 9,988 6,595 12,869 11.973 9,284 4,994 13,253 12,165 9,284 3,906 11,973 8,900 8,067 3,970 11,973 8,900 8,067 4,994 11,973 8,900 8,067 3,970 8,259 7,787 5,570 3,009 8,259 6,787 5,570 3,009 8,387 6,787 4,610 3,009 8,259 5,762 4,226 -7,683 5,122 4,226 -7,107 4,994 4,610 2,817

9 Dagang GM

Manager Teknisi Staff 13,765 11,268 8,387 2,689 13,253 11,268 8,387 6,595 13,253 11,268 8,387 7,299 13,253 11,268 8,387 6,595 13,253 11,268 8,387 6,595 13,253 9,412 8,259 4,994 8,900 7,811 6,210 5,314 8,900 7,811 6,210 3,265 -4,994 3,256 -3,009 2,625 -2,689 3,393 -3,256 1,985 2,625


(6)

No Jenis Usaha Jabatan Amerika Inggris Jerman Belanda Australia Eropa

lainnya Jepang Korea Hongkong Philipina India

Asia lainnya

10 Dagang Manager

Staff

16,006 12,165

17,991 6,082

18,247 14,662

18,247 11,012

16,006 5,314

14,854 8,259

4,994 3,970

-3,521 1,985

11 Dagang Manager

Staff

12,165 9,988

8,900 4,802

8,900 6,018

8,900 4,994

8,900 4,802

13,958 4,994

2,497 1,729

-3,906 2,817 12 Konsultan asing

yang mengerjakan proyek Pemerintah dengan biaya dan bantuan luar negeri

Manager Staff

24,010 13,958

19,976 17,99

19,976 17,991

-37,967 27,979


Dokumen yang terkait

Wanprestasi Dalam Perjanjian Pemborongan Kerja Milik Pemerintah Antara CV. Dina Utama Dengan Dinas Penataan Ruang Dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara

2 55 134

Analisis Yuridis Perjanjian Pekerjaan Konstruksi Pembangunan/Rehabilitasi Depo Pemasaran Hasil Perikanan Antara Dinas Pertanian, Perikanan Dan Kehutanan Kota Padangsidimpuan Dengan Cv. Via Anugrah

1 38 98

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN KERJA KARYAWAN KONTRAK DENGAN PT TYFOUNTEX INDONESIA BERDASARKAN Tinjauan Yuridis Terhadap Perjanjian Kerja Karyawan Kontrak Dengan Pt Tyfountex Indonesia Berdasarkan Undang-Undang Ketenagakerjaan.

0 3 19

PROSEDUR PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING OLEH PT. PHILIPS INDUSTRIES BATAM.

0 0 16

Tinjauan Yuridis Perjanjian Kerja Tenaga Kerja Asing Pada PT. Toyo Kanetsu Indonesia (Studi Pada Kawasan Industri Batu Ampar, Batam)

0 0 15

Tinjauan Yuridis Perjanjian Kerja Tenaga Kerja Asing Pada PT. Toyo Kanetsu Indonesia (Studi Pada Kawasan Industri Batu Ampar, Batam)

0 0 2

Tinjauan Yuridis Perjanjian Kerja Tenaga Kerja Asing Pada PT. Toyo Kanetsu Indonesia (Studi Pada Kawasan Industri Batu Ampar, Batam)

0 0 30

Tinjauan Yuridis Perjanjian Kerja Tenaga Kerja Asing Pada PT. Toyo Kanetsu Indonesia (Studi Pada Kawasan Industri Batu Ampar, Batam)

0 3 28

Tinjauan Yuridis Perjanjian Kerja Tenaga Kerja Asing Pada PT. Toyo Kanetsu Indonesia (Studi Pada Kawasan Industri Batu Ampar, Batam)

0 0 6

Tinjauan Yuridis Perjanjian Kerja Tenaga Kerja Asing Pada PT. Toyo Kanetsu Indonesia (Studi Pada Kawasan Industri Batu Ampar, Batam)

0 0 2