Kata serapan dalam bahasa Indonesia (2)

Kata serapan dalam bahasa Indonesia
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

https://id.wikipedia.org/.
Artikel ini tidak memiliki paragraf pembuka yang sesuai
dengan standar Wikipedia.
Artikel ini harus didahului dengan kalimat pembuka: Kata serapan
dalam bahasa Indonesia adalah ........
Tolong bantu Wikipedia untuk mengembangkannya dengan menulis bagian atau paragraf pembuka yang
informatif sehingga pembaca awam mengerti apa yang dimaksud dengan "Kata serapan dalam bahasa
Indonesia".

Kata serapan dalam bahasa Indonesia adalah kata yang berasal dari bahasa lain (bahasa
daerah/bahasa luar negeri) yang kemudian ejaan, ucapan, dan tulisannya disesuaikan dengan
penuturan masyarakat Indonesia untuk memperkaya kosa kata. Setiap masyarakat bahasa
memiliki tentang cara yang digunakan untuk mengungkapkan gagasan dan perasaan atau untuk
menyebutkan atau mengacu ke benda-benda di sekitarnya. Hingga pada suatu titik waktu, katakata yang dihasilkan melalui kesepakatan masyarakat itu sendiri umumnya mencukupi keperluan
itu, namun manakala terjadi hubungan dengan masyarakat bahasa lain, sangat mungkin muncul
gagasan, konsep, atau barang baru yang datang dari luar budaya masyarakat itu. Dengan
sendirinya juga diperlukan kata baru. Salah satu cara memenuhi keperluan itu—yang sering
dianggap lebih mudah—adalah mengambil kata yang digunakan oleh masyarakat luar yang

menjadi asal hal ihwal baru itu.
Daftar isi
1 Sejarah hubungan dengan penutur


o

1.1 Hubungan dengan penutur Sanskerta dan Hindi

o

1.2 Hubungan dengan penutur bahasa Tionghoa

o

1.3 Hubungan dengan penutur Arab dan Persia

o

1.4 Hubungan dengan penutur Portugis


o

1.5 Hubungan dengan penutur Belanda

o

1.6 Hubungan dengan penutur Inggris

o

1.7 Hubungan dengan penutur Jepang



2 Perbendaharaan kata serapan



3 Metode penyerapan kata asing




4 Senarai kata serapan dalam bahasa Indonesia



5 Sumber



6 Lihat pula

Sejarah hubungan dengan penutur[sunting | sunting sumber]

Telah berabad-abad lamanya nenek moyang penutur bahasa Indonesia berhubungan dengan
berbagai bangsa di dunia. Bahasa Sanskerta tercatat terawal dibawa masuk ke Indonesia yakni
sejak mula tarikh Masehi. Bahasa ini dijadikan sebagai bahasa sastra dan perantara dalam
penyebaran agama Hindu dan Buddha. Agama Hindu tersebar luas di pulau Jawa pada abad ke7 dan ke-8, lalu agama Buddha mengalami keadaan yang sama pada abad ke-8 dan ke-9.


Hubungan dengan penutur Sanskerta dan Hindi[sunting | sunting sumber]
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Daftar kata serapan dari bahasa Sanskerta dalam
bahasa Melayu dan bahasa Indonesia modern
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Daftar kata serapan dari bahasa Hindi dalam bahasa
Indonesia
Beriringan dengan perkembangan agama Hindu itu berlangsung pula perdagangan rempahrempah dengan bangsa India yang sebagian dari mereka penutur bahasa Hindi, sebagian yang
lain orang Tamil dari India bagian selatan dan Sri Lanka bagian timur yang bahasanya menjadi
perantara karya sastra yang subur. Bahasa Tamil pernah memiliki pengaruh yang kuat terhadap
bahasa Melayu.

Hubungan dengan penutur bahasa Tionghoa[sunting | sunting sumber]
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Daftar kata serapan dari bahasa Tionghoa dalam
bahasa Indonesia
Hubungan ini sudah terjadi sejak abad ke-7 ketika para saudagar Cina berdagang ke Kepulauan
Riau, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Timur, bahkan sampai juga ke Maluku Utara. Pada saat
Kerajaan Sriwijaya muncul dan kukuh, Cina membuka hubungan diplomatik dengannya untuk
mengamankan usaha perdagangan dan pelayarannya. Pada tahun 922 musafir Cina melawat ke
Kerajaan Kahuripan di Jawa Timur. Sejak abad ke-11 ratusan ribu perantau meninggalkan tanah
leluhurnya dan menetap di banyak bagianNusantara (Kepulauan Antara, sebutan bagi
Indonesia).

Yang disebut dengan bahasa Tionghoa adalah bahasa di negara Cina (banyak bahasa). Empat
di antara bahasa-bahasa itu yang di kenal di Indonesia yakni Amoi, Hakka,Kanton,
dan Mandarin. Kontak yang begitu lama dengan penutur bahasa Tionghoa ini mengakibatkan
perolehan kata serapan yang banyak pula dari bahasa Tionghoa, namun penggunaannya tidak
digunakan sebagai perantara keagamaan, keilmuan, dan kesusastraan di Indonesia sehingga ia
tidak terpelihara keasliannya dan sangat mungkin banyak ia berbaur dengan bahasa di
Indonesia. Contohnya anglo, bakso, cat, giwang, kue/ kuih, sampan, dan tahu.

Hubungan dengan penutur Arab dan Persia[sunting | sunting sumber]
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Daftar kata serapan dari bahasa Arab dalam bahasa
Indonesia
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Daftar kata serapan dari bahasa Persia dalam bahasa
Indonesia
Bahasa Arab dibawa ke Indonesia mulai abad ketujuh oleh saudagar dari Persia, India,
dan Arab yang juga menjadi penyebar agama Islam. Kosakata bahasa Arab yang merupakan
bahasa pengungkapan agama Islam mula berpengaruh ke dalam bahasa Melayu terutama sejak
abad ke-12 saat banyak raja memeluk agama Islam. Kata-kata serapan dari bahasa Arab
misalnya abad, bandar, daftar, edar, fasik, gairah, hadiah, hakim, ibarat, jilid, kudus, mimbar,
sehat, taat, dan wajah. Karena banyak di antara pedagang itu adalah penutur bahasa Parsi,
tidak sedikit kosakata Parsi masuk ke dalam bahasa Melayu, seperti acar, baju, domba, kenduri,

piala, saudagar, dan topan.

Hubungan dengan penutur Portugis[sunting | sunting sumber]
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Daftar kata serapan dari bahasa Portugis dalam
bahasa Indonesia

Bahasa Portugis dikenali masyarakat penutur bahasa Melayu sejak
bangsa Portugis menduduki Malaka pada tahun 1511 setelah setahun sebelumnya ia menduduki
Goa. Portugis dikecundangi atas saingan dengan Belanda yang datang kemudian dan
menyingkir ke daerah timur Nusantara. Meski demikian, pada abad ke-17 bahasa Portugis sudah
menjadi bahasa perhubungan antaretnis di samping bahasa Melayu. Kata-kata serapan yang
berasal dari bahasa Portugis seperti algojo, bangku, dadu, gardu, meja, picu, renda, dan tenda.

Hubungan dengan penutur Belanda[sunting | sunting sumber]
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Daftar kata serapan dari bahasa Belanda dalam
bahasa Indonesia
Belanda mendatangi Nusantara pada awal abad ke-17 ketika ia mengusir Portugis dari Maluku
pada tahun 1606, kemudian ia menuju ke pulau Jawa dan daerah lain di sebelah barat. Sejak
itulah, secara bertahap Belanda menguasai banyak daerah di Indonesia. Bahasa Belanda tidak
sepenuhnya dapat menggeser kedudukan bahasa Portugis karena pada dasarnya bahasa

Belanda lebih sukar untuk dipelajari, lagipula orang-orang Belanda sendiri tidak suka membuka
diri bagi orang-orang yang ingin mempelajari kebudayaan Belanda termasuklah bahasanya.
Hanya saja pendudukannya semakin luas meliputi hampir di seluruh negeri dalam kurun waktu
yang lama (350 tahun penjajahan Belanda di Indonesia). Belanda juga merupakan sumber
utama untuk menimba ilmu bagi kaum pergerakan. Maka itu, komunikasi gagasan kenegaraan
pada saat negara Indonesia didirikan banyak mengacu pada bahasa Belanda. Kata-kata
serapan dari bahasa Belanda seperti abonemen, bangkrut, dongkrak, ember, formulir, dan tekor.

Hubungan dengan penutur Inggris[sunting | sunting sumber]
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Daftar kata serapan dari bahasa Inggris dalam bahasa
Indonesia
Bangsa Inggris tercatat pernah menduduki Indonesia meski tidak
lama. Raffles menginvasi Batavia (sekarang Jakarta) pada tahun 1811 dan dia bertugas di sana
selama lima tahun. Sebelum dipindahkan ke Singapura, dia juga bertugas di Bengkulu pada
tahun 1818. Sesungguhnya pada tahun 1696 pun Inggris pernah mengirim utusan Ralph
Orp kePadang (Sumatera Barat), namun dia mendarat di Bengkulu dan menetap di sana.
Di Bengkulu juga dibangun Benteng Marlborough pada tahun 1714-1719. Itu bererti sedikit
banyak hubungan dengan bangsa Inggris telah terjadi lama di daerah yang dekat dengan pusat
pemakaian bahasa Melayu.


Hubungan dengan penutur Jepang[sunting | sunting sumber]
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Daftar kata serapan dari bahasa Jepang dalam
bahasa Indonesia
Pendudukan Jepang di Indonesia yang selama tiga setengah tahun tidak meninggalkan warisan
yang dapat bertahan melewati beberapa angkatan. Kata-kata serapan dari bahasa Jepang yang
digunakan umumnya bukanlah hasil hubungan bahasa pada masa pendudukan, melainkan
imbas kekuatan budaya, ekonomi dan teknologinya.

Perbendaharaan kata serapan[sunting | sunting sumber]
Di antara bahasa-bahasa di atas, ada beberapa yang tidak lagi menjadi sumber penyerapan
kata baru yaitu bahasa Tamil, Parsi, Hindi, dan Portugis. Kedudukan mereka telah tergeser oleh
bahasa Inggris yang penggunaannya lebih mendunia. Walaupun begitu, bukan bererti hanya
bahasa Inggris yang menjadi rujukan penyerapan bahasa Indonesia pada masa yang akan
datang.
Penyerapan kata dari bahasa Cina sampai sekarang masih terjadi di bidang pariboga termasuk
bahasa Jepang yang agaknya juga potensial menjadi sumber penyerapan.
Di antara penutur bahasa Indonesia beranggapan bahwa bahasa Sanskerta yang sudah ’mati’
itu merupakan sesuatu yang bernilai tinggi dan klasik. Alasan itulah yang menjadi pendorong
penghidupan kembali bahasa tersebut. Kata-kata Sanskerta sering diserap dari sumber yang


tidak langsung, yaitu Jawa Kuna. Sistem morfologi bahasa Jawa Kuna lebih dekat kepada
bahasa Melayu. Kata-kata serapan yang berasal dari bahasa Sanskerta-Jawa Kuna misalnya
acara, bahtera, cakrawala, darma, gapura, jaksa, kerja, lambat, menteri, perkasa, sangsi, tatkala,
dan wanita.
Bahasa Arab menjadi sumber serapan ungkapan, terutama dalam bidang agama Islam. Kata
rela (senang hati) dan korban (yang menderita akibat suatu kejadian), misalnya, yang sudah
disesuaikan lafalnya ke dalam bahasa Melayu pada zamannya dan yang kemudian juga
mengalami pergeseran makna, masing-masing adalah kata yang seasal dengan rida (perkenan)
dan kurban (persembahan kepada Tuhan). Dua kata terakhir berkaitan dengan konsep
keagamaan. Ia umumnya dipelihara betul sehingga makna (kadang-kadang juga bentuknya)
cenderung tidak mengalami perubahan.
Sebelum Ch. A. van Ophuijsen menerbitkan sistem ejaan untuk bahasa Melayu pada tahun
1910, cara menulis tidak menjadi pertimbangan penyesuaian kata serapan. Umumnya kata
serapan disesuaikan pada lafalnya saja.
Meski kontak budaya dengan penutur bahasa-bahasa itu berkesan silih berganti, proses
penyerapan itu ada kalanya pada kurun waktu yang tmpang tindih sehingga orang-orang dapat
mengenali suatu kata serapan berasal dari bahasa yang mereka kenal saja, misalnya pompa
dan kapten sebagai serapan dari bahasa Portugis, Belanda, atau Inggris. Kata alkohol yang
sebenar asalnya dari bahasa Arab, tetapi sebagian besar orang agaknya mengenal kata itu
berasal dari bahasa Belanda.

Kata serapan dari bahasa Inggris ke dalam kosa kata Indonesia umumnya terjadi pada zaman
kemerdekaan Indonesia, namun ada juga kata-kata Inggris yang sudah dikenal, diserap, dan
disesuaikan pelafalannya ke dalam bahasa Melayu sejak zaman Belanda yang pada saat Inggris
berkoloni di Indonesia antara masa kolonialisme Belanda.. Kata-kata itu seperti kalar, sepanar,
dan wesket. Juga badminton, kiper, gol, bridge.
Sesudah Indonesia merdeka, pengaruh bahasa Belanda mula surut sehingga kata-kata serapan
yang sebetulnya berasal dari bahasa Belanda sumbernya tidak disadari betul. Bahkan sampai
dengan sekarang yang lebih dikenal adalah bahasa Inggris.

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

OPTIMASI FORMULASI dan UJI EFEKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN KRIM EKSTRAK DAUN KEMANGI (Ocimum sanctum L) dalam BASIS VANISHING CREAM (Emulgator Asam Stearat, TEA, Tween 80, dan Span 20)

97 464 23

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Diskriminasi Perempuan Muslim dalam Implementasi Civil Right Act 1964 di Amerika Serikat

3 55 15

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Kekerasan rumah tangga terhadap anak dalam prespektif islam

7 74 74

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147