Perbandingan Pendidikan di Mesir dan di

Perbandingan Pendidikan di Mesir dan di Indonesia
Diposkan oleh Dharwanto at Rabu, 28 Desember 2011

BAB I
PENDAHULUAN
Republik Arab Mesir, lebih dikenal sebagai Mesir, (bahasa Arab: ‫مصر‬, Masr) adalah
sebuah negara yang sebagian besar wilayahnya terletak di Afrika bagian timur laut.
Dengan luas wilayah sekitar 997.739 km² Mesir mencakup Semenanjung Sinai
(dianggap sebagai bagian dari Asia Barat Daya), sedangkan sebagian besar wilayahnya
terletak di Afrika Utara. Posisi Mesir berbatasan dengan Libya di sebelah barat, Sudan di
selatan, jalur Gaza dan Israel di utara-timur. Perbatasannya dengan perairan ialah melalui
Laut Tengah di utara dan Laut Merah di timur.
Mesir mayoritas penduduknya menetap di pinggir Sungai Nil (sekitar 40.000 km²).
Sebagian besar daratan merupakan bagian dari gurun sahara yang jarang dihuni.
Mesir terkenal dengan peradaban kuno dan beberapa monumen kuno termegah di
dunia, misalnya Piramid Giza, Kuil Karnak dan Lembah Raja serta Kuil Ramses. [1]
Mesir diakui secara luas sebagai pusat budaya dan politikal utama di wilayah Arab
dan Timur Tengah. Modernisasi pendidikan di Mesir berawal dari pengenalan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi Napoleon Bonaparte pada saat penaklukan Mesir. Kemajuan ilmu
pengetahuan dan tehnologi yang dicapai Napoleon Bonaparte yang berkebangsaan Perancis
ini, memberikan inspirasi yang kuat bagi para pembaharu Mesir untuk melakukan

modernisasi pendidikan di Mesir yang dianggapnya diam ditempat. Diantara tokoh-tokoh
tersebut Jamaluddin al-Afghani, Muhammad Abduh, dan Muhammad Ali Pasha. Dua yang
terakhir, secara historis, kiprahnya paling menonjol jika dibandingkan dengan tokoh-tokoh
yang lain.
Sistem Pendidikan di negara Mesir meliputi:
a) Sekolah Dasar (Ibtida’i).
b) Sekolah Menengah Pertama (I’dadi).
c) Sekolah Menengah Atas (Tsanawiyah ‘Ammah).
d) Pendidikan Tinggi. [2]

Pada kesempatan ini kami dari kelompok kedua pada mata kuliah Perbandingan
Pendidikan Islam akan mencoba membahas tentang Sistem Pendidikan di Negara Mesir.
BAB II
PEMBAHASAN
SISTEM PENDIDIKAN NEGARA MESIR
A. Sejarah Pendidikan di Mesir
Secara historis, modernisasi pendidikan di Mesir berawal dari pengenalan kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi Napoleon Bonaparte pada saat penaklukan Mesir. Kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang dicapai Napoleon Bonaparte yang berkebangsaan
Perancis ini, memberikan inspirasi yang kuat bagi para pembaharu Mesir untuk melakukan

modernisasi pendidikan di Mesir yang dianggapnya stagnan. Di antara tokoh-tokoh tersebut
Jamaluddin al-Afghani, Muhammad Abduh, dan Muhammad Ali Pasha. Dua yang terakhir,
secara historis, kiprahnya paling menonjol jika dibandingkan dengan tokoh-tokoh yang lain.
[3]
Berawal dari datangnya Napoleon Bonaparte di Alexandria, Mesir pada tanggal 2 Juli
1798 M. Tujuan utamanya adalah menguasai daerah Timur, terutama India. Napolen
Bonaparte menjadikan Mesir, hanya sebagai batu loncatan saja untuk menguasai India, yang
pada waktu itu dibawah pengaruh kekuasaan kolonial Inggris. Kedatangan Napolen ke
Negara Mesir tidak hanya dengan pasukan perang, tetapi juga dengan membawa seratus
enam puluh orang diantaranaya pakar ilmu pengetahuan, dua set percetakan dengan huruf
latin, Arab, Yunani, peralatan eksperimen, diantaranya membawa teleskop, mikroskop,
kamera, dan lain sebagainya, serta seribu orang sipil. Tidak hanya itu, ia pun mendirikan
lembaga riset bernama Institut d’Egypte, yang terdiri dari empat departemen, yaitu: ilmu
alam, ilmu pasti, ekonomi dan polititik, serta ilmu sastera dan kesenian. Lembaga ini bertugas
memberikan masukan bagi Napoleon dalam memerintah Mesir. Lembaga ini terbuka untuk
umum terutama ilmuwan (ulama’) Islam. Ini adalah moment kali pertama ilmuwan Islam
kontak langsung dengan peradaban Eropa, termasuk Abd al-Rahman al-Jabarti. Baginya
perpustakaan yang dibangun oleh Napoleon sangat menakjubkan karena Islam diungkapkan
dalam berbagai bahasa dunia.
Perjalanan Napoleon ke Mesir membawa sebuah harapan dan perubahan yang bagus

bagi sejarah perkembangan bangsa Mesir, terutama yang menyangkut pembaharuan dan
modernisasi pendidikan di sana. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi Perancis banyak
memberikan inspirasi bagi tokoh-tokoh Mesir untuk melakukan perubahan baik secara sistem
dan kurikulum pendidikan yang sebelunya dilakukan secara konvesional. Diantara tokoh

yang mendapatkan inspirasi tersebut adalah Muhammad Ali Pasa dan Muhammad Abduh.
Dua tokoh ini, kiprahnya paling menonjol jika dibandingkan dengan tokoh-tokoh yang lain.
B. Politik dan Tujuan Pendidikan
Pemerintah Mesir menyatakan bahwa pengembangan secara ilmiah harus dilakukan
dalam sistem pendidikan. Oleh sebab itu, diputuskan bahwa konsep struktur, fungsi dan
manajemen pendidikan semua harus ditinjau ulang.
Mesir memprogramkan wajib belajar, Masyarakatnya harus pandai dalam hal baca
tulis dan terdidik, harus memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta menjadi
masyarakat yang produktif, pendidikan juga harus fleksibel, dan relevan dengan kebutuhan
masyarakat.
Kementrian pendidikan menyatakan dengan lebih rinci tujuan utama pendidikan
adalah sebagai berikut:
1.

Pendidikan dimaksudkan untuk menegakkan demokrasi dan persamaan kesempatan serta

pembentukan individu-individu yang demokratis.

2.

Pendidikan juga dimaksud sebagai pembangunan bangsa secara menyeluruh, yaitu
menciptakan hubungan fungsional antara produktivitas pendidikan dan pasar kerja.

3. Pendidikan juga harus diarahkan pada penguatan rasa kepemilikan individu terhadap bangsa,
dan penguatan atas budaya dan identitas Arab.
4. Pendidikan harus mampu mengiring masyarakat pada pendidikan sepanjangan hayat melalui
peningkatan diri dan pendidikan diri sendiri.
5.

Pendidikan harus mencakup pengembangan ilmu dan kemamuan tulis baca, berhitung,
mempelajari bahasa-bahasa selain bahasa arab, cipta seni, serta pemahaman atas lingkungan.

6. Pendidikan bertujuan pula sebagai kerangka kerjasama dalam pengembangan kurikulum dan
penilaian.
C. Struktur dan Jenis Pendidikan
Sistem pendidikan mesir mempunyai dua struktur parallel : struktur sekuler dan

struktur keagamaan Al-Azhar. Struktur sekuler diatur oleh Kementrian Pendidikan. Struktur
Al-Azhar dilaksanakan oleh kementrian Agama di negara-negara lain. Selain dari kedua
struktur ini, ada pula jenis sekolah yang diikuti sejumlah kecil anak-anak. Misalnya, anak
cacat masuk ke sekolah-sekolah khusus, bagi yang ingin menjadi militer masuk ke sekolah
militer, dan ada pula generasi muda yang meninggalkan sekolahnya dan mendaftar pada
program-program nonformal yang diselenggarakan oleh berbagai badan atau lembaga.

Modernisasi pendidikan terus dilakukan oleh Mesir. Berbagai peraturan perundangan
dan perundang-undangan dibuat untuk mengintegrasikan jenis dan system persekolahan yang
semula otonom menjadi system pendidikan nasional. [4]
Sistem Pendidikan di negara Mesir meliputi: [5]
1. Sekolah Dasar (Ibtida’i). selama 5 tahun
2. Sekolah Menengah Pertama (I’dadi). Selama 3 tahun
3. Sekolah Menengah Atas (Tsanawiyah ‘Ammah). Selama 3 tahun
4. Pendidikan Tinggi. Selama 4-6 tahun.
1. Sistem Sekolah Sekuler (Umum)
Pendidikan wajib di mesir berlaku sampai Grade 8 yang ingin dikenal sebagai
pendidikan dasar (Ibtida’I dan I’dadi) . Ada pendidikan taman kanak-kanak dan play group
yang mendahului pendidikan dasar, tapi jumlahnya sangat kecil dan kebanyakan berada di
kota-kota. Pendidikan dasar ini dibagi menjadi dua jenjang. Jenjang pertama yang dikenal

dengan “Sekolah Dasar” mulai dari “Grade 1” samapai “Grade5” , dan jenjang kedua, yang
dikenal dengan “Sekolah Persiapan”, mulai dari “Grade 6” sampai ”Grade” 8. Sekolah
persiapan ini baru menjadi pendidikan wajib dalam tahun 1984.
Setelah mengikuti pendidikan dasar selama delapan tahun, murid-murid punya empat
pilihan : tidak bersekolah lagi, memasuki sekolah menengah umum, memasuki sekolah
tekhnik menengah tiga tahun, atau memasuki sekolah tekhnik lima tahun. Pada sekolah
umum tahun pertama (Grade 9) adalah kelas pertama pada Grade 10 murid harus memilih
murid harus memilih antara bidang sains dan non sains (IPA vs Non IPA) untuk Grade 10 dan
11.
Pendidikan tinggi di universitas institusi spesialisasi lainya menikuti pendidikan
akademik umum. Pendidikan pada sebagian lembagaa pendidikan tinggi berlangsung selama
dua, empat atau lima tahun tergantung pada program dan bidang yang dipilih.
2. Sistem Sekolah Al-Azhar
Sistem sekolah ini hampir sama dengan sistem sekolah sekuler ada tingkatan sekolah
dasar. Perbedaannya ialah bahwa pendidikan agama Islam lebih mendapat tekanan. Tetapi,
untuk mata pelajaran kurikulumnya seperti pada sistem sekolah sekuler. Grade 10 dan Grade
11 sama untuk semua murid. Pada akhir Grade 11, murid boleh memilih apakah ingin masuk
ke sekolah umum dua tahun lagi atau masuk ke sekolah agama selama dua tahun.

Pada level universitas fakultas-fakultasnya sama dengan yang ada pada pendidikan

sekuler tetapi kurikulumnya lebih menekankan kepada keagamaan. Selanjutnya, seluruh
pendidikan guru untuk pendidikan keagamaan hanya diselenggarakan dalam lingkungan
sistem Al-Azhar.Sekolah-sekolah Al Azhar lebih sedikit muridnya dibandingkan dengan
jumlah murid sekolah sistem sekuler.
5. Pendidikan Nonformal
Pendidikan Nonformal didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan pendidikan
terencana diluar sistem pendidikan ini dimaksudkan untuk melayani kebutuhan pendidikan
bagi kelompok-kelompok orang tertentu apakah itu anak-anak,generasi muda, atau orang
dewasa; apakah mereka laki-laki atau perempuan, petani, pedagang, atau pengrajin; apakah
mereka dari keluarga orang kaya atau keluarga miskin. Di mesir, pendidikan nonformal
terutama dikaitkan dengan penghapusan ilistrasi. Dengan demikian, kebanyakan program
lebih dikonsentarikan pada pendidikan nonformal ada dalam asfek itu.

C. MANAJEMEN PENDIDIKAN
1. Otoritas
Sistem pendidikan mesir adalah tanggung jawab kementrian negara. Kementrian
pendidikan bertanggung jawab mulai dari pendidikan prasekolah sampai ke pendidikan tinggi
dalam aspek perencanaan, kebijakan, kontrol kualitas, kordinasi dan pengembangannya.
Pejabat-pejabat


pendidikan

di

tingkat

governorat

bertanggung

jawab

atas

pengimplementasiannya. Mereka yang memiliki lokasi, membangun, dan melengkapi serta
mengawasinya agar berjalan dengan baik. Mereka juga berusaha mendorong sumbangan dana
partisipasi masyarakat. Ringkasnya, mereka bertanggung jawab atas segala sesuatu untuk
menjamin terselenggaranya operasional dengan efisien.
Menteri bersidang dalam waktu-waktu tertentu dengan dewan-dewan yang berada di
bawah kesertariatan dan sejumlah dewan-dewan lain. Menteri juga memimpin sidang dewan

universitas yang bertanggung jawab atas prencanaan dan pembuatan kebijakan. Struktur
organisasi goernorat pada dasarnya mirip dengan struktur organisani di pusat kementrian
tetapi hanya lebih sederhana. Mesir juga dibagi dalam 140 distrik pendidikan dengan jaringan
supervisor dan administrator.

Kementrian Al-azhar bertanggung jawab mengatasi kebijakan dan perencanaan
pendidikan pada universitas Al-azhar dan perguruan tinggi serta sekolah-sekolah lainnya
dalam lingkungan Al-azhar. [6]
2. Kurikulum dan Metodologi Pengajaran
Di Mesir, kurikulum adalah hasil pekerjaan tim. Tim kurikulum terdiri dari konsultan,
supervisor, para ahli, para profesor pendidikan, dan guru-guru yang berpengalaman. Biasanya
ada sebuah panitai untuk setiap mata pelajaran atau kelompok pelajaran, dan ketua-ketua
panitia ini diundang rapat sehingga segala keputusan daat di koordinasikan. Kurikulum yang
sudah dihasilkan oleh panitia diserahkan kepada Dewan Pendidikan Pra universtias yang
secara resmi mengesahkan untuk diimplementasikan. Berdasarkan peraturan, kurikulum apat
diubah dan disesuaikan untuk mengakomodasikan kondisi setempat atau hal-hal khusus.
Pusat Penelitian pendidikan Nasional bertanggung jawab mengumpulkan informasi
mengenai materi pengajaran berdasarkan kurikulum dan mengenai implementasinya
dilapangan. Hasil penelitian itu disalurkan ke dewan kesekretariatan dan apabila diperlukan
perubahan, sebuah penelitian dibentuk dan dibagi tugas untuk mempelajarinya dan

merumuskan perubahan-perubahan itu. Sejumlah besar besar supervisor konsultan dari semua
level bertemu secara reguler dengan guru-guru guna memberikan bimbingan dan untuk
mengumpulkan informasi. Ada berbagai pusat latihan, sekolah percobaan, dan sekolah
percontohan, yang bertujuan untuk pembaharuan kurikulum serta perbaikan metode
mengajar. Garis besar kurikulum ditentukan sebuah tim kecil mirip dengan tim yang
diterangkan diatas dibentuk untuk menulis buku teks. Buku tes menurut kurikulum tidak
persis saama dengan kurikulum yang dilaksanakan. Perbedaannya disebabkan oleh faktor
seperti kondisi kelas, kurangnya alat peraga dan perlengkapan lainnya, dan kualitas guru
bertentangan dengan apa yang digariskan dalam kurikulum, kebanyakan pengajaran masih
berorientasi verbal.
Materi pelajaran disiapkan oleh berbagai badan atau lembaga-lembaga termasuk
anitia kurikulum dari semua jurusan ara akademisi dan asosiasi guru mata pelajaran.Pada
umumnya sekolah dan masing-masing guru mempunyai kebebasan yang aga luas dalam
memilih materi pelajaran. [7]
3. Ujian, Kenaikan Kelas, dan Sertifikasi
Sistem ujian di Mesir sangat memengaruhi pemikiran murid, orang tua serta para
pejabat pendidikan karena begitu pentingnya hasil ujian itu. Ujian naik kelas ditetapkan pada

Grade 2, 4, dan5, dan ujian negara pertama dilaksanakan pada akhir grade 8. Murid yang
lulus mendapat Sertifikasi Pendidikan Dasar, dan dengan itu dapat melanjutkan ke

pendidikan yang lebih tinggi. Jumlah skor menentukan jenis sekolah yang akan dimasuki, dan
itu sangat penting karena umumnya hanya murid-murid yang mendapat skor tinggi saja yang
dapat masuk ke sekolah-sekolah menengah akademik yang diinginkan menuju universitas.
Kalau tidak, mereka masuk kesekolah-sekolah teknik atau institut pendidikan lain. Jadi, masa
depan anak muda mesir banyakn tergantung pada nilai yang diperoleh pada ujian negara. Hal
ini menjadi sangat penting sehingga menjadi persaingan sesama murid sangat ketat.
Sama halnya dengan siswa-siswa yang akan menamatkan pendidikan menengah,
karena jumlah skor yang diperoleh menentukan fakultas atau universitas mana yang mereka
masuki. Ujian yang sangat kompetitif ini membuat siswa harus belajar keras, dan bahkan
menimbulkan percontekan dalam berbagai rupa, dan juga mengakibatkan timbul-timbulnya
kursus-kursus privat.
4. Training Guru Inisiatif UNESCO Mesir
Sebagai lembaga internasional yang bergerak dalam bidang pendidikan, UNESCO
Mesir mengembangkan suatu sistem pelatihan guru untuk mendukung tercapainya sumber
daya manusia Mesir yang handal. Training ini diselenggarakan melalui kerjasama dengan
perusahan-perusahaan besar yang berperan dalam melakukan sertifikasi keahlian guru selepas
training.
1. Pengembangan sistem training guru yang terintegrasi dan terpadu yang dilakukan di Mesir
tampaknya dapat menjadi model yang dapat dikembangkan di Indonesia. Keterpaduan yang
menyangkut pemberian layanan training yang dikemas dalam penyebaran informasi,
penggunaan teknologi untuk training jarak jauh, pengembangan muatan training, dan
koordinasi antar instansi terkait telah menyebabkan training guru yang dilakukan oleh
Training Development Center (TDC) maupun oleh UNESCO memiliki arah pengembangan
kompetensi guru lebih jelas dan biaya yang dibutuhkan lebih efesien.
2.

Pengembangan keterampilan dan pengetahuan guru yang dilakukan di Mesir lebih mengarah
pada pemenuhan standar kompetensi yang tidak hanya untuk memenuhi standar nasional,
tetapi juga untuk peningkatan kemampuan standar internasional. Arah kebijakan ini memiliki
nilai strategis dalam penyiapan SDM guru yang mampu mengawal pendidikan yang
berkualitas di masa mendatang. Peningkatan kompetensi guru seperti ini sesungguhnya
sangat relevan dengan kebijakan pendidikan di Indonesia yang kini tengah dengan giat

mewujudkan pendidikan yang bermutu, yang tidak saja dapat memenuhi standar nasional
pendidikan (SNP) tetapi juga untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam
menguasai standar internasional. Dengan kata lain, arah kebijakan pendidikan di Mesir
memiliki kemiripan dengan pendidikan di Indonesia, khususnya dalam menyiapkan lulusan
pendidikan yang memiliki daya kompetitif global.
3.

Sebagai negara yang padat penduduk dan memiliki banyak lembaga pendidikan guru, dan
siswa, Mesir telah mengembangkan suatu sistem pelatihan guru melalui pelatihan jarak jauh
(distance learning/training) dengan menggunakan keunggulan teknologi informasi. Model ini
juga penting untuk dikembangkan di Indonesia agar pelayanan pendidikan dan pelatihan
kepada guru dapat dilakukan lebih cepat dan efesien.

4. Sistem penjenjangan karier guru secara fungsional yang diselenggarakan di Mesir tampaknya
lebih bergradasi dan dapat menciptakan profesionalisme pendidik. Sistem yang diatur mulai
dari status guru sebagai assistant teacher, teacher, senior teacher, sampai master teacher.
Jenjang status guru seperti itu dapat berpengaruh positif terhadap jenjang karier guru dan
pembinaan profesi guru yang lebih terstruktur.
5.

Sebagai negara yang berpenduduk mayoritas Muslim dan tradisi agama yang kuat, Mesir
memiliki sistem pembelajaran agama Islam pendidikan Islam yang sangat kuat. Standar untuk
pendidikan Islam pun dilakukan dengan standar yang lebih menjamin lulusan pendidikan
keagamaan agar memiliki pengetahuan dan pemahaman agama yang kuat. Karena itu, dalam
pengembangan kurikulum dan evaluasi pendidikan agama, pendidikan Islam di Mesir sering
menjadi rujukan negara-negera Islam lainnya. Sebagai misal, sistem pendidikan al-Azhar
Cairo terbuka untuk menerima calon mahasiswa dari berbagai lulusan sekolah menegah
namun mereka harus lulus seleksi, memiliki ijazah yang diakui setara, dan harus mengikuti
matrikulasi bagi mereka yang dianggap belum cukup dapat melanjutkan kuliah. Sistem ini
sebenarnya belum dimiliki di Indonesia, karena akses pendidikan untuk masuk di PTAI masih
longgar dan standar kelulusan calon mahasiswa variatif.
5. Perguruan Tinggi
Negara Mesir memiliki beberapa Perguruan Tinggi yang sangat handal, dimana
banyak perguruan tinggi di Mesir diminati oleh para mahasiswa di berbagai Negara,

diantaranya banyak mahasiswa perguruan tinggi di Mesir berasal dari Amerika, Canada,
Malaysia, Inggris, termasuk mahasiswa asal Indonesia.
Salah satu perguruan tinggi yang paling banyak diminati oleh mahasiswa asal
Indonesia ialah Universitas Al Azhar Cairo. Beberapa Universitas yang ada di Mesir
diantaranya adalah Universitas Al Azhar, Universitas Cairo, Universitas Alexandria,
Universitas Ain Shams, Universitas Assiout, Universitas Mansoura, Universitas Tanta,
Universitas Manoufia, Universitas Lembah Selatan, dan lain sebagainya . [8]
D. Perbandingan Pendidikan SD antara di Indonesia dan di Mesir
Berikut ini adalah tabel perbandingan pendidikan
pada jenjang Sekolah Dasar (SD) yang ada di Indonesia dan Mesir: [9]
Indonesia

Mesir

1
2

Aspek yang
dibandingkan
Usia
Masa Belajar

6-12 tahun
6 tahun (kelas 1-6)

3

Tahun Akademik

Juli sampai dengan Juni

4

Pembiayaan
pendidikan

Sekolah Negeri dibiayai
oleh pemerintah
Sekolah Swasta hanya
mendapat subsidi

5

Waktu Belajar

Pada Umumnya
Hari Senin – Sabtu
Pada umumnya jam
belajar per hari sebanyak
6 jam

6

Kurikullum Mata
Pelajaran

6-11 tahun
5 tahun (grade 1-5)
September sampai
Agustus
Sekolah Azhar dibiayai
oleh pemerintah
Sekolah Swasta hanya
mendapat subsidi
Pada Umumnya
Hari Ahad – Kamis
Hari jumat, sabtu libur
Pada umumnya jam
belajar per hari sebanyak
6 jam
Dari grade 1- grade 3
Bahasa arab
Matematika
Seni
Olah raga
Al-Quran
Agama
Khot
Imla’
Insya
Mulai dari grade 4 -5
mata pelajarannya
ditambah

No

Pendidikan Agama
Pendidikan
Kewarganegaraan
Bahasa Indonesia
Matematika
Ilmu Pengetahuan Alam
Ilmu Pengetahuan Sosial
Seni Budaya dan
Keterampilan
Pendidikan Jasmani,
Olahraga dan Kesehatan
Muatan Lokal

7

8

9

Biologi
Sejarah
Bahasa Inggris
Ujian per Grade
Ujian Nasional
Ujian kenaikan dari grade
Ujian naik kelas
1 samapai grade 3
Evaluasi
berdasarkan nilai harian,
ditentukan oleh sekolah
sikap, ujian semester
Mulai dari grade 4, soal
ujian dari pusat
Soal UN pilihan ganda
Soal UN Essay
Jika siswa tidak lulus
Jika siswa tidak lulus
ujian nasional tahap 1,
siswa harus mengikuti
pada Ujian mereka harus
Konsekuensi UN
UN tahap 2. Jika siswa
mengulang pelajaran
tidak lulus pada tahap 2,
pada grade yang mereka
mereka harus mengikuti
belum lulus.
program kejar paket A.
Tujuan Pendidikan Tertuang dalam bentuk
Menyiapkan dan
TIU yang terdapat dalam mengembangkan warga
silabus dari BSNP dan
Mesir dengan cara yang
untuk TIK dapat
akan membantu mereka
dikembangkan oleh
untuk menyesuaikan diri
Guru.
dengan tuntutan
masyarakat yang berubah
modern untuk
menghadapi tantangan
terbarukan, selain
memungkinkan mereka
untuk memahami
dimensi religius,
nasional, dan budaya dari
identitas mereka.
Memberikan masyarakat
dengan warga negara
yang telah menguasai
keterampilan ilmiah
dasar, dengan penekanan
khusus pada
keterampilan membaca,
menulis, berhitung, dan
disiplin ilmu-ilmu masa
depan (sains,
matematika, dan bahasa).
Menyediakan warga
dengan pengetahuan
dasar penting tentang
kesehatan, gizi,
lingkungan, dan isu-isu

10

Program pemerintah

Bebas buta aksara

pembangunan yang
terkait.
Menyiapkan dan
membantu warga untuk
mengembangkan
keterampilan
dipindahtangankan,
termasuk kemampuan
analisis, berpikir kritis,
keterampilan ilmiah, dan
keterampilan pemecahan
masalah yang dapat
memungkinkan mereka
untuk merespon tuntutan
terus-menerus dan
menyesuaikan diri
dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan
teknologi.
Buta aksara pada
perempuan cukup banyak
Tidak ada

11
Ekstra kurikuler
Pramuka
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa:
1. Usia dan Masa belajar
Usia siswa yang sekolah di sekolah dasar (SD) yang ada di Indonesia yaitu 6-12 tahun
sedangkan di mesir pada jenjang Primary school usianya 6-11 tahun, terdapat perbedaan 1
tahun pada kedua negara ini, hal ini disebabkan di negara indonesia siswa wajib mengikuti
kelas 1 SD sampai dengan kelas 6 SD sedangkan di negara Mesir siswa diwajibkan mengikuti
Grade 1 sampai dengan grade 5.
Di negara indonesia siswa wajib mengikuti kelas 1 SD sampai dengan kelas 6 SD jadi
masa sekolah yang harus dilewatinya lebih kurang 6 tahun, sedangkan di negara Mesir siswa
diwajibkan mengikuti Grade 1 sampai dengan grade 5 maka masa sekolah yang harus
dilewatinya lebih kurang 5 tahun. Namun jika apabila mereka tidak lulus pada jenjang
tertentu maka mereka harus mengulang dan menambah waktu belajarnya.
2. Tahun Akademik, Pembiayaan, Waktu belajar, Ekstra kurikuler, Program buta Aksara dan
Kurikulum
Di Indonesia dimulainya pembelajaran biasanya pada bulan Juli sampai dengan Juni,
sedangkan di Mesir mulai pada bulan September sampai Agustus, Sekolah Negeri dibiayai
oleh pemerintahSekolah Swasta hanya mendapat subsidi dan hal ini sama dengan halnya di
Negara mesir. Waktu belajar untuk tingkat SD umumnya jam 07.30 WIB- 12.30WIB sedang

di mesir jam 09.00 - 15.00 jadi kalau di Indonesia sekitar 6 jam pelajaran dan di Mesir 6 jam
juga, hanya berbeda dari segi waktu.


Mata pelajaran yang di ajarkan di Indonesia:
Pendidikan Agama



Pendidikan Kewarganegaraan



Bahasa Indonesia



Matematika



Ilmu Pengetahuan Alam



Ilmu Pengetahuan Sosial



Seni Budaya dan Keterampilan



Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan



Muatan Lokal
Mata pelajaran yang di ajarkan di Mesir:
Dari grade 1- grade 3
 Bahasa arab


Matematika



Seni



Olah raga



Al-Quran



Agama



Khot



Imla’



Insya

Mulai dari grade 4 -5 mata pelajarannya ditambah
 Biologi


Sejarah



Bahasa Inggris
Hari sekolahnya di Indonessia mulai dari hari senin sampai dengan hari sabtu pada

hari minggu libur, sedangkan di mesir hari sekolah yaitu hari minggu sampai hari kamis. Dan
di keduanya pada hari besar atau tanggal merah juga di liburkan.

Di Indonesia pada tingkat pendidikan dasar sudah ada ekstra kurikuler, namun dimesir
kegiatan ekstrakurikuler tidak ada.
3. Evaluasi
Evaluasi yang ada di negara Indonesia untuk kenaikan kelas berdasarkan nilai harian,
sikap, ujian semester, soal yang diberikan pada saat ujian semester biasanya berasal dari
Departemen Pendidikan yang ada di kabupaten masing- masing.
Sedangkan di Mesir untuk naik ke grade selanjutnya penilaian tidak berasal dari
kegiatan sehari- hari dan sikap. Tapi dari ujian semester, soalnya berasal dari pemerintah
pusat.
Soal yang diberikan pada saat Ujian Semesteran dan Ujian Nasional jika di Indonesia
menggunakan soal pilihan ganda, di Mesir menggunakan soal Esay.
Sistem pengkoreksian di Mesir cukup baik dan murni karena pada lembar jawaban
siswa tidak dicantumkan nama siswanya hanya ada no peserta ujian. Sedangkan di Indonesia
di Lembar jawaban dicantumkan nama siswa.
4. Tujuan Pendidikan SD
Di Indonesia tujuan pembelajaran pada Sekolah Dasar (SD) Tertuang dalam bentuk
TIU yang terdapat dalam silabus dari BSNP dan untuk TIK dapat dikembangkan oleh Guru.
Sedangkan di Mesir Menyiapkan dan mengembangkan warga Mesir dengan cara yang akan
membantu mereka untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan masyarakat yang berubah
modern untuk menghadapi tantangan terbarukan, selain memungkinkan mereka untuk
memahami dimensi religius, nasional, dan budaya dari identitas mereka. Memberikan
masyarakat dengan warga negara yang telah menguasai keterampilan ilmiah dasar, dengan
penekanan khusus pada keterampilan membaca, menulis, berhitung, dan disiplin ilmu-ilmu
masa depan (sains, matematika, dan bahasa).Menyediakan warga dengan pengetahuan dasar
penting tentang kesehatan, gizi, lingkungan, dan isu-isu pembangunan yang terkait.
Menyiapkan dan membantu warga untuk mengembangkan keterampilan dipindahtangankan,
termasuk kemampuan analisis, berpikir kritis, keterampilan ilmiah, dan keterampilan
pemecahan masalah yang dapat memungkinkan mereka untuk merespon tuntutan terusmenerus dan menyesuaikan diri dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dari paparan di Atas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan sistem Pendidikan di
Negara Indonesia dan Mesir, perbedaannya adalah sebagai berikut:
1.

Waktu belajar untuk SD lebih cepat di Mesir, lebih cepat 1 tahun di bandingkan dengan
Indonesia.

2. Hari libur sekolah di Mesir 2 hari, sedangkan di Indonesia hanya 1 hari.

3. Sistem ujian di mesir, untuk ujian naik grade soalnya berasal dari pemerintah sedangkan di
Indonesia berasal dari ujian semester, ulangan harian dan sikap
4. Sistem Evaluasipun cukup baik, soal Ujian Nasional mereka berbentuk Essay sedangkan di
Indonesia Pilihan Ganda
5. Sistem Pengkoreksiannyapun baik, dilembar jawaban tidak di cantumkan nama siswa sedang
di Indonesia di cantumkan
6. Di Mesir adanya penyesuaian mata pelajaran yang diberikan sesuai dengan usia siswa.

BAB III
PENUTUP dan KESIMPULAN

Sejarah pendidikan di mesir ditandai dengan kedatangan Napoleon Bonaparte
menguasai Mesir sejak tahun 1798 M. Kehadiran Napoleon Bonaparte di samping membawa
pasukan yang kuat, juga membawa para ilmuwan dengan seperangkat peralatan ilmiah untuk
mengadakan penelitian.
Tokoh pembaharuan pendidikan di mesir adalah: Muhammad Ali Pasya, At Tahtawi,
Muhammad Abduh, Rasyid Ridha, Jamaludin Al Afgani, Ali Mubarak, Thaha Husien.
Tujuan pendidikan di Mesir adalah Menyiapkan dan mengembangkan warga Mesir
dengan cara yang akan membantu mereka untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan

masyarakat yang berubah modern untuk menghadapi tantangan globalisasi. Selain
memungkinkan mereka untuk memahami dimensi religius, nasional, dan budaya dari
identitas mereka. Sistem pendidikan di mesir mempunyai 2 sistem yaitu Umum dan AlAzhar.
Mesir tidak mengenal adanya dikotomi ilmu, tidak ada perbedaan antara ilmu umum
maupun ilmu agama, keduanya sama pentingnya dan sama-sama berperan dalam kehidupan.

DAFTAR PUSTAKA

rs. Abd. Rahchman Asssegaf, M.A, Internasionalisasi Pendidikan, Sketsa Perbandingan Pendidikan di
Negara-Negara Islam dan Barat, Gama Media, Yogyakarta, 2003

rof. Dr. Drs. H. Agustian Syah Nur, MA, Perbandingan Sistem Pendidikan 15 Negara, Lubuk Agung,
Bandung.
http://id.wikipedia.org/wiki/Mesir
http://www.atdikcairo.org/ke-mesiran/46-sistem-pendidikan/163-sistem pendidikan.html

http://edukasi.kompasiana.com/2011/01/11/komparasi-pendidikan-sd-di-indonesia-dan-mesir/
http://www.arabiancampus.com/studyinegypt/edusys.htm

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24