Modal Sosial Pedagang Kacamata Keliling (Studi kasus di Kelurahan Baru Kecamatan Siantar Utara Kota Pematangsiantar)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Kota Pematangsiantar adalah satu Kota di Provinsi Sumatera Utara dan
Kota terbesar kedua di Provinsi Sumatera Utara setelah Medan. Karena letak Kota
Pematangsiantar yang strategis, yang dilintasi oleh jalan Raya Lintas Sumatera.
Kota ini memiliki luas wilayah 79,97 km dan berpenduduk sebanyak 240.787 jiwa.
Sebagai kota perdagangan,secara geografis Pematangsiantar diapit Kabupaten
Simalungun yang memiliki kekayaan perkebunan karet, sawit, teh dan pertanian.
Kota Pematangsiantar hanya berjarak 128 km dari Medan dan 52 km dari Parapat
yang sering menjadi kota perlintasan bagi wisatawan yang hendak ke Danau
Toba.Sektor industri menjadi tulang punggung perekonomian kota yang terletak
di tengah-tengah Kabupaten Simalungun ini terdapat industri besar dan sedang.
Dari total kegiatan ekonomi pada tahun 2000 yang mencapai 1,69 triliyun, pangsa
pasar industri mencapai 38,18 % atau Rp.646 miliar.Sektor perdagangan, hotel,
dan restoran menyusul di urutan kedua dengan sumbangan 22,77 % atau Rp 385
miliar.
Pembangunan sektor ekonomi Pematangsiantar dari Rp.43,44 miliar target
Pendapatan Asli Daerah atau PAD tahun 2014, yang terealisasi masih Rp.16,15
miliar atau 47,51%. Hal ini belum mencapai tingkat yang ditargetkan kota

Pematangsiantar. Pendapatan Asli Daerah merupakan bagian aspek perdagangan
dan salah satu aktivitas ekonomi informal.

11
Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan Badan Pusat Statistik Kota Pematangsiantar tahun 2002,
jumlah tenaga kerja menurut umur, dan tingkat pendidikan di Pematangsiantar
sebagai berikut:
Golongan Umur
Tingkat Pekerjaan

1. Orang

yang

10-24

bekerja


25-54

55+

L

P

L

P

L

P

-

-


-

-

-

-

-

-

-

-

-

-


6

10

13

9

63

68

96

142

14

38


-

8

-

-

-

-

183

643

40

59


266

759

149

218

professional, ahli, teknis dan
sejenisnya
2. Orang yang bekerja di bidang
administrasi tata usaha
3. Orang yang bekerja di bidang
kepemimpinan

dan

ketatausahaan
4. Orang yang bekerja di bidang
jasa

5. Orang yang bekerja dibidang
penjualan dan pembelian
6. Orang yang bekerja di bidang
pertanian,

peternakan

dan

perkebunnan
7. Tenaga produksi
Jumlah

Sumber : BPS Pematangsiantar yang diolah dari kantor Depnaker Kota Pematangsiantar, 2002.

12
Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan data di atas jumlah total tenaga kerja menurut umur 10-24
laki-laki berjumlah 266 jiwa dan perempuan berjumlah 759 jiwa. Umur 25-54

laki-laki berjumlah 149 jiwa, dan perempuan berjumlah 218 jiwa. Menurut data
BPS Pematangsiantar tahun 2002 jumlah tenaga kerja menurut umur, dan tingkat
pendidikan rata-rata bekerja sebagai tenaga produksi.
Pertumbuhan tenaga kerja di Kota Pematangsiantar sejalan dengan
pertumbuhan penduduk. Pada periode 1990-2002 rata-rata pertumbuhan tenaga
kerja 1,26% per tahun. Kemudian pada tahun 2011 jumlah pencari kerja yang
terdaftar di Kantor Departemen Tenaga Kerja berjumlah 1.422 jiwa. Namun
pertumbuhan ini tidak sebanding dengan kesempatan kerja yang ada, sehingga
mengakibatkan bertambahnya jumlah pengangguran. Terbatasnya lapangan
pekerjaan menimbulkan banyaknya pengangguran.Angka pengangguran terbuka
pada tahun 2011 berdasarkan data Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
(Kemenakertrans) sudah mencapai 9,25 juta jiwa. Besarnya angka pengangguran
menjadi permasalahan yang tidak mudah diatasi pemerintah. Pengangguran selain
berdampak pada segi ekonomi juga berdampak pada segi sosial. Dari segi
ekonomi pengangguran dapat menyebabkan turunnya daya beli masyarakat,
turunnya kemampuan menabung masyarakat sehingga tingkat investasi menurun.
Sedangkan dari Segi Sosial pengangguran menyebabkan tingginya angka
kriminalitas, bertambahnya penduduk miskin, bertambahnya anak putus sekolah,
meningkatnya pengemis, anak jalanan dan tunawisma (Agus, 2011).
Menurut Firdausy, C. M (1995) dalam Agus (2013:2) pengangguran

berdampak pada kemiskinan dan ketimpangan pendapatan penduduk di perkotaan.
Salah satu cara pemecahan yang dianjurkan banyak pengamat sosial ekonomi

13
Universitas Sumatera Utara

pembangunan adalah dengan melalui pengembangan dan penciptaan tenaga kerja
di sektor informal. Sektor informal bergerak dalam usaha perdagangan seperti
pedagang asongan, penjual bakso, PKL, serta jasa pengangkutan seperti bus,
angkot, tukang ojek dan tukang becak.
Di Kota Pematangsiantar jumlah industri besar sedang pada tahun 2011
tercatat 38 perusahaan, 24 perusahaan industri makanan, minuman, dan tembakau.
Jumlah tenaga kerja yang terserap dalam perusahaan industri besar sedang tahun
2011 berjumlah 4.237 orang. Golongan indutri makanan, minuman, dan tembakau
merupakan yang paling banyak menyerap tenaga kerja yaitu sebanyak 3.772 orang.
Pada tahun 2012, ada 3 sektor lapangan usaha yang tumbuh di atas 4% masingmasing yaitu: sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 8, 07%, sektor
keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan sebesar 5,71% serta sektor jasa-jasa
sebesar 8,82% (Badan Pusat Statistik Kota Pematangsiantar, 2012).
Kota Pematangsiantar dengan luas wilayah 3.605 km dan terdiri dari
8Kecamatan dan 53 Kelurahan.Kecamatan Siantar Utara adalah salah satu

kecamatan yang terdapat di Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara. Kecamatan ini
terdiri dari 7 kelurahan yaitu kelurahan Martoba, Melayu, Baru, Sukadame, Bane,
Sigulang-Gulang, dan Kahean (Pematangsiantar dalam Angka, 2011). Dari
beberapa kelurahan di Kecamatan Siantar Utara, peneliti memilih Kelurahan Baru
yang menjadi fokus dalam penelitian karena kelurahan ini mayoritas bermata
pencaharian sebagai pedagang, salah satunya adalah pedagang kacamata keliling
dimana penduduknyabekerja sebagai pedagang kacamata keliling, mayoritas
beretnis minang dan masih kerabat dekat. Etnis lain yang minoritas bekerja
sebagai pedagang kacamata keliling adalah etnis mandailing.

14
Universitas Sumatera Utara

Alasan peneliti memilih lokasi penelitian di Kelurahan Baru karena di
daerah ini terdapat pedagang kacamata dimana masyarakatnya memanfaatkan
jaringandan kepercayaan dalam berdagang. Pedagang kacamata tersebut
berdagang ke lokasi yang ramai dikunjungi masyarakat seperti kebun binatang,
pantai, kota, sekolah, pesta perkawinan, pesta kematian adat batak simalungun,
warung kopi, terminal,dan tempat wisata lainnya.
Pedagang merupakan salah satu sektor informal yang ada di perkotaan.

Dimana pedagang mampu menyediakan lapangan pekerjaan yang baru. Banyak
orang yang menjadikan pedagang sebagai pilihan karena tidak tertampung di
sektor formal.Sektor informal menjadi pilihan alternatif karena mudah
memasukinya, tidak perlu keterampilan khusus serta pasar yang kompetitif.
Aktifitas perdagangan merupakan tempat di mana terjadi interaksi antara manusia
secara lebih intensif dan luas.
Pedagang kacamata keliling di daerah ini menjual kacamata santai yang
sering digunakan untuk liburan dan kacamata min serta kacamata resep.Pedagang
menjual kacamata menggunakan papan video atau papan untuk menjual kacamata
yang dipajangkan di pinggir jalan tempat berdagang dan dibawa keliling.Jenis
kacamata yang dijual adalah jenis kacamata santai untuk anak-anak, remaja dan
orang dewasa. Serta jenis kacamata min untuk rabun jauh dan rabun dekat. Pola
hubungan yang terjadi adalah antara pedagang, toke, dan pembeli. Toke
mempunyai toko sebagai tempat penjualan kacamata dan memasokkannya kepada
pedagang kacamata. Pedagang kacamata menjual kacamata kepada pembeli dan
pelanggan

tetap.Keberadaan

mereka

diminati

oleh

semua

orang

yang

membutuhkan kacamata. Mereka jualan keliling kota,desabahkan terkadang

15
Universitas Sumatera Utara

sampai ke luar KotaPematangsiantar menuju tempat pariwisata ketika hari-hari
besar dan libur sekaligus menginap di tempat tersebut untuk berjualan.
Pedagang kacamata memiliki jaringan dengan pedagang yang lain,
sehingga pedagang mengetahui tempat yang akan mereka kunjungi. Pedagang
dengan etnis yang samamember informasilokasi-lokasi yang ramai dikunjungi
masyarakat untuk berjualan. Pedagang memberikan informasi tersebut karena
adanya rasa saling percaya dan kerjasama yang terjalin. Toke kacamata
membolehkan pedagang untuk berhutang kacamata dalam jangka waktu yang
cukup lama yaitu satu bulan, karena adanya kepercayaan antar pedagang dan
pedagang dengan toke. Setiap hari pedagang berjualan dengan menanyakan lokasi
yang ramai kepada pedagang yang lain, dan mereka lebih sering berjualan ke
tempat pesta-pesta dan wisata.Dalam hari-hari besar terdapat beberapa anak muda
bersama temannya dengan modal dari anak muda tersebut dan keuntungan yang
didapat dibagi dua. Kepercayaan yang terdapat di antara pedagang salah satunya
dengan memberikan pinjaman modal dan menjualkan barangnya kepada pedagang
kacamata lain, dengan modal kepercayaan tersebut mereka dapat bertahan dalam
pekerjaannya.
Di Kelurahan Baru lebih banyak pedagang kacamata yang berjualan
keliling. Jaringan yang mereka miliki dengan pedagang lain membuat pedagang
kacamata ini untuk tetap berjualan kacamata setiap harinya. Penghasilan yang
diperoleh setiap hari apabila ramai pembeli dapat mencapai ±Rp.200.000/hari dan
ketika sunyi penghasilandapat mencapai Rp.50.000/hari. Keberhasilan ekonomi
pedagang kacamata dapat dilihat yaitu adanya pedagang yang dapat membangun

16
Universitas Sumatera Utara

rumah, mencukupi pendidikan anak, mempunyai tabungan. Rata-rata pedagang
kacamata ini adalah orang dewasa usia 20 -50 tahun.
Persaingan tentu sering terjadi di antara para pedagang, namun para
pedagang dalam bidang ekonomi tetap mencukupi kebutuhan hidup mereka
walaupun dalam satu hari hanya satu barang yang terjual tergantung harga yang
diberikan kepada pembeli. Adanya pedagang kacamata keliling di Kelurahan Baru
membuat ketertarikan untuk meneliti tentang modal sosial dalam berjualan serta
tentang kehidupan sosial mereka sehari-hari.
Fukuyama (2002) menilai modal sosial dibentuk dan ditransmisikan
melalui mekanisme kultural seperti agama, tradisi, dan kebiasaan-kebiasaan
historis. Mekanisme kultural tersebut membentuk nilai-nilai bersama dalam
menghadapi masalah bersama dalam komunitas. Analisis modal sosial dapat
mengacu pada komponen-komponen modal sosial antara lain komponen
mekanisme kultural saling percaya, pranata, dan norma-norma yang dimiliki
bersama dan jaringan sosial.
Keberadaan modal sosial dalam masyarakat dapat dimanfaatkan untuk
menunjang pembangunan sosial dan ekonomi serta perluasan akses terhadap
sumber-sumber daya kehidupan yang ditentukan oleh jaringan kerjasama saling
percaya di kalangan masyarakat agar menuju masyarakat yang sejahtera. Oleh
karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana modal sosial
berupa kepercayaan dan jaringan sosial pedagang kacamata keliling di Kelurahan
Baru Pematangsiantar.

17
Universitas Sumatera Utara

1.2 Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti melihat modal sosial berupa
jaringan sosial dan kepercayaan pada pedagang kacamata keliling. Maka yang
menjadi rumusan masalah penelitian yaitu:
1. Bagaimana jaringan sosial pedagang kacamata keliling di Kelurahan
Baru Kecamatan Siantar Utara Kota Pematangsiantar.
2. Bagaimana kepercayaan di kalangan pedagang kacamata keliling
dalam menjalankan usaha di Kelurahan Baru Kecamatan Siantar Utara
Kota Pematangsiantar.

1.3 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian yaitu:
1. Untuk mengetahui dan menginterpretasikan bagaimana jaringan sosial
antar pedagang kacamata keliling di Kelurahan Baru Kecamatan
Siantar Utara Kota Pematangsiantar.
2. Untuk mengetahui bagaimana kepercayaan di kalangan pedagang
kacamata keliling dalam menjalankan usaha di Kelurahan Baru
Kecamatan Siantar Utara Kota Pematangsiantar.

1.4 Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
1. Hasil penelitian diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
wawasan kajian ilmiah bagi mahasiswa khususnya mata kuliah
Sosiologi Ekonomi serta dapat memberikan kontribusi kepada

18
Universitas Sumatera Utara

pihak-pihak

yang

membutuhkan

untuk

dijadikan

sebagai

perbandingan penelitian selanjutnya.
2. Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi
tambahan bagi mahasiswa, khususnya mengenai modal sosial
pedagang kacamata keliling di kalangan pedagang.
b. Manfaat Praktis
1. Hasil penelitian diharapkan dapat meningkatkan kemampuan
penulis dalam membuat suatu karya ilmiah khususnya berkaitan
dengan modal sosial.
2. Hasil penelitian dapat dijadikan bahan masukan danmengetahui
kehidupan pedagang kacamata keliling di kalangan masyarakat
luas serta dapat menjadipengetahuan serta informasi dalam
meningkatkan ekonomi masyarakat di kalangan pedagang.

1.5 Defenisi Konsep
Adapun defenisi konsep penelitian sebagai berikut :
a. Modal sosial adalah kemampuan masyarakat untuk bekerjasama demi
mencapai tujuan bersama di dalam berbagai kelompok dan organisasi.
Modal sosial bisa dilembagakan menjadi kebiasaan di dalam kelompok
kecil ataupun kelompok masyarakat yang besar. Modal sosial dibentuk
dan ditransmisikan dalam mekanisme kultural seperti agama, tradisi
dan kebiasaan-kebiasaan historis. Mekanisme kultural tersebut
membentuk nilai-nilai dalam menghadapi masalah bersama dan
komunitas.

19
Universitas Sumatera Utara

b. Jaringan sosial adalah sebuah pola koneksi dalam hubungan sosial
individu, kelompok, dan berbagai bentuk kolektif lain.
c. Trust atau Kepercayaan adalah hubungan antar dua pihak atau lebih
yang mengandung harapan yang menguntungkan salah satu atau kedua
belah pihak. Adanya sifat kepercayaan ini merupakan landasan utama
bagi seseorang untuk menyerahkan sesuatu kepada orang lain.
d. Resiprositas adalah hubungan tomabl balik antara satu pihak dengan
pihak yang lain dengan tujuan menguntungkan.
e. Kelompok

Sosial

adalah

suatu

kumpulan

orang-orang

yang

mempunyai hubungan dan saling berinteraksi satu sama lain dan dapat
mengakibatkan tumbuhnya perasaan bersama.
f. Pedagang disebut ekonomi informal adalah orang atau institusi yang
memperjualbelikan produk atau barang kepada konsumen baik secara
langsung maupun tidak langsung. Pedagang merupakan suatu usaha
kegiatan perdagangan dan melaksanakan pemberian jasa dan
merupakan salah satu pekerjaan yang penting dalam mengurangi
pengangguran.
g. Pedagang Kacamata Keliling adalah pedagang yang melakukan
aktivitas usaha dagang atau jual beli dengan cara berkeliling lokasi
menawarkan barang dagangan di berbagai lokasi, seperti lokasi
pariwisata, pasar, perkebunan, dan sebagainya.
h. Kacamata merupakan lensa tipis untuk mata guna menormalkan dan
mempertajam penglihatan (ada yang berangka dan ada yang tidak).
Sekarang selain menjadi alat bantu penglihatan, kacamata sudah

20
Universitas Sumatera Utara

menjadi pelengkap gaya serta menjadi alat bantu khusus untuk
menikmati liburan seperti kacamata khusus tiga dimensi.
i. Toke Kacamata adalah para pedagang besar yang menjual barang
kepada pedagang kacamata untuk dijual kembali dan barang yang
dijual lebih murah dibandingkan dengan dijual secara satuan atau
eceran.
j. Hubungan Kekerabatan adalah hubungan antara tiap entitas yang
memiliki asal usul silsilah yang sama, baik melalui keturunan biologis,
sosial, maupun budaya. Menjadi salah satu prinsip mendasar untuk
mengelompokkan tiap orang ke dalam kelompok sosial, peran, kategori,
dan silsilah.
k. Tetangga adalah orang yang rumahnya berdekatan atau bersebelahan
dan tinggal di wilayah yang sama.
l. Pertemanan adalah hubungan antara satu orang atau lebih dan tidak
dibatasi oleh usia, status, pekerjaan, kesamaan hobi dan sebagainya.
m. Pembeli adalah orang yang membeli barang dagangan para pedagang
dalam hal ini pembeli adalah masyarakat yang berada di tempat
keramaian, seperti pantai, kebun binatang, pasar, perkebunan, warung,
sekolah, dan lokasi pariwisata lainnya.
n. Pelanggan adalah orang yang membeli barang dagangan para pedagang
kacamata secara rutin sehingga harga yang ditawarkan pedagang dapat
berbeda dengan harga yang ditawarkan kepada pembeli biasa.

21
Universitas Sumatera Utara