Modal Sosial Pedagang Kacamata Keliling (Studi kasus di Kelurahan Baru Kecamatan Siantar Utara Kota Pematangsiantar)
ABSTRAK
Pertumbuhan tenaga kerja di Kota Pematangsiantar sejalan dengan
pertumbuhan penduduk.. Namun pertumbuhan ini tidak sebanding dengan
kesempatan kerja yang ada, sehingga mengakibatkan bertambahnya jumlah
pengangguran.Besarnya angka pengangguran menjadi permasalahan yang tidak
mudah diatasi pemerintah. Pengangguran selain berdampak pada segi ekonomi
juga berdampak pada segi sosial. Salah satu cara pemecahan yang dianjurkan
banyak pengamat sosial ekonomi pembangunan adalah dengan melalui
pengembangan dan penciptaan tenaga kerja di sektor informal.Sektor informal
bergerak dalam usaha perdagangan seperti pedagang asongan, PKL, jasa
pengangkutan. Salah satunya adalah pedagang kacamata keliling di Kota
Pematangsiantar mayoritas beretnis Minang dan masih kerabat dekat yang
membangun jaringan sosial serta memiliki kepercayaan dalam aktivitas berdagang.
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan
menginterpretasikan bagaimana jaringan sosial dan kepercayaan di kalangan
pedagang kacamata keliling dalam menjalankan usahanya.Metode penelitian yang
digunakan adalah studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan
data dilakukan dengan cara observasi dan wawancara mendalam serta studi
kepustakaan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa usaha berjualan kacamata keliling
yang dijalankan oleh masyarakat Kelurahan Baru dimana mayoritas pedagang
beretnis Minang telah berlangsung sejak tahun 1983, dipelopori oleh Alm. Bapak
Datuk yang merupakan orang Minang pertama yang merintis usaha tersebut.
Usaha tersebut menjadi mata pencaharian tetap bagi masyarakat yang berada di
Kelurahan Baru. Keberadaan pedagang kacamata keliling dimulai karena letak
Kota Pematangsiantar yang strategis dengan wisata alam yaitu Danau Toba.
Selain danau toba terdapat lokasi wisata lainnya yang dapat dikunjungi seperti
Samosir, Tuk-tuk, Pangururan dan sebagainya. Banyaknya lokasi wisata alam
menjadi peluang usaha bagi masyarakat untuk berdagang kacamata keliling serta
menjadikan usaha tersebut sebagai mata pencaharian tetap bagi masyarakat yang
berada di Kelurahan Baru.Jaringan yang terbentuk di kalangan pedagang
kacamata keliling di Kelurahan Baru adalah jaringan yang berdasarkan hubungan
kekerabatan, keluarga, satu suku dan satu kampung. Jaringan ini mampu
membantu untuk memperoleh informasi lokasi penjualan barang, menjadi peluang
usaha atau merintis usaha dagang kacamata. Sedangkan kepercayaan antar
pedagang kacamata dapat terlihat dari toke kacamata/pedagang grosir
memberikan hutang kepada pedagang kacamata, kepercayaan kepada
kerabat/saudara dan keluarga berupa peminjaman barang untuk dijualkan,
resiprositas di kalangan pedagang kacamata, kejujuran dalam berdagang kacamata,
sikap menghargai di kalangan pedagang kacamata, serta penerapan nilai agama
dan semangat kerja yang dipegang pedagang kacamata.
Kata Kunci: Modal Sosial, Jaringan Sosial, Kepercayaan, Pedagang Kacamata
2
Universitas Sumatera Utara
Pertumbuhan tenaga kerja di Kota Pematangsiantar sejalan dengan
pertumbuhan penduduk.. Namun pertumbuhan ini tidak sebanding dengan
kesempatan kerja yang ada, sehingga mengakibatkan bertambahnya jumlah
pengangguran.Besarnya angka pengangguran menjadi permasalahan yang tidak
mudah diatasi pemerintah. Pengangguran selain berdampak pada segi ekonomi
juga berdampak pada segi sosial. Salah satu cara pemecahan yang dianjurkan
banyak pengamat sosial ekonomi pembangunan adalah dengan melalui
pengembangan dan penciptaan tenaga kerja di sektor informal.Sektor informal
bergerak dalam usaha perdagangan seperti pedagang asongan, PKL, jasa
pengangkutan. Salah satunya adalah pedagang kacamata keliling di Kota
Pematangsiantar mayoritas beretnis Minang dan masih kerabat dekat yang
membangun jaringan sosial serta memiliki kepercayaan dalam aktivitas berdagang.
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan
menginterpretasikan bagaimana jaringan sosial dan kepercayaan di kalangan
pedagang kacamata keliling dalam menjalankan usahanya.Metode penelitian yang
digunakan adalah studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan
data dilakukan dengan cara observasi dan wawancara mendalam serta studi
kepustakaan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa usaha berjualan kacamata keliling
yang dijalankan oleh masyarakat Kelurahan Baru dimana mayoritas pedagang
beretnis Minang telah berlangsung sejak tahun 1983, dipelopori oleh Alm. Bapak
Datuk yang merupakan orang Minang pertama yang merintis usaha tersebut.
Usaha tersebut menjadi mata pencaharian tetap bagi masyarakat yang berada di
Kelurahan Baru. Keberadaan pedagang kacamata keliling dimulai karena letak
Kota Pematangsiantar yang strategis dengan wisata alam yaitu Danau Toba.
Selain danau toba terdapat lokasi wisata lainnya yang dapat dikunjungi seperti
Samosir, Tuk-tuk, Pangururan dan sebagainya. Banyaknya lokasi wisata alam
menjadi peluang usaha bagi masyarakat untuk berdagang kacamata keliling serta
menjadikan usaha tersebut sebagai mata pencaharian tetap bagi masyarakat yang
berada di Kelurahan Baru.Jaringan yang terbentuk di kalangan pedagang
kacamata keliling di Kelurahan Baru adalah jaringan yang berdasarkan hubungan
kekerabatan, keluarga, satu suku dan satu kampung. Jaringan ini mampu
membantu untuk memperoleh informasi lokasi penjualan barang, menjadi peluang
usaha atau merintis usaha dagang kacamata. Sedangkan kepercayaan antar
pedagang kacamata dapat terlihat dari toke kacamata/pedagang grosir
memberikan hutang kepada pedagang kacamata, kepercayaan kepada
kerabat/saudara dan keluarga berupa peminjaman barang untuk dijualkan,
resiprositas di kalangan pedagang kacamata, kejujuran dalam berdagang kacamata,
sikap menghargai di kalangan pedagang kacamata, serta penerapan nilai agama
dan semangat kerja yang dipegang pedagang kacamata.
Kata Kunci: Modal Sosial, Jaringan Sosial, Kepercayaan, Pedagang Kacamata
2
Universitas Sumatera Utara