HUBUNGAN ANTARA PEMAHAMAN TAUHID DENGAN SIKAP BIRRUL WALIDAIN SISWA KELAS II MTs NEGERI (FILLIAL) TULUNG KLATEN TAHUN AJARAN 2 0 0 5 2 0 0 6

  Perpustakaan STAIN Salatiga m w im h k i

  07TD1010842.01 HUBUNGAN ANTARA PEMAHAMAN TAUHID DENGAN SIKAP BIRRUL WALIDAIN SISWA KELAS II MTs NEGERI (FILLIAL) TULUNG KLATEN TAHUN AJARAN 2 0 0 5 / 2 0 0 6 S K R I P S I D i a j u k a n U n t u k M e m e n u h i K e w a j i b a n d a n M e l e n g k a p i S y a r a t G u n a M e m p e r o l e h G e l a r S a r j a n a S t r a t a I D a l a m I l m u T a r b i y a h NIM : 114 0 4 0 2 3 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2 0 0 7

DEPARTEMEN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

  Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 50721

  ww\\\.s!oinsalati2a. ac. id Emd\\\achninistrasi(tistainsalatiza.cic.id Website:

  

DEKLARASI

Bismilahirrah man irralt im

  Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pemah ditulis oleh orang lain atau pemah diterbitkan. Demikiran juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

  Apabila di kemudian hari temyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup mempertanggungj awabkan keaslian skripsi ini di hadapan sidang munaqasah skripsi.

  Demikian deklarasi ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.

  Salatiga, 22 Februari 2007 Penulis

  Saptarmi Utami

  NIM. 114 03 011

  D E P A R T E M E N A G A M A Rl S E K O L A H T IN G G I A G A M A IS L A M N E G E R I (S T A IN ) S A L A T IG A

  .//. Stallion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website :

  

P E N G E S A H A N

SAPTARINI UTAM1

  Skripsi Saudara : dengan Nomor Induk Mahasiswa : 114 04 023 yang berjudul : “HUBUNGAN ANTARA

  

PEMAHAMAN TAUH1D DENGAN SIKAP B/RRUL WALIDAIN S1SWA

KELAS II MTs NEGERI (FILLIAL) TULUNG KLATEN TAHUN

AJARAN 2005 / 2006”. Telah dimunaqasahkan dalam sidang panitia ujian

  Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga pada hari :

  Sabtu, 28 Februari 2007 M

  yang bertepatan dengan tanggal 10 Shafar 1428 H dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam 1 lmu Tarbiyah.

  28 Februari 2007 M Salatiga,

  10 Shafar 1428 H Panitia Ujian

  Ketua Sidang Sekretaris Sidang

  Drs. I)ioko ftutono Fatehaf-roli man. M.Pd

  NIP. 150 232 366 N # . 150 303 024

  D E P A R T E M E N A G A M A Rl S E K O L A H T I N G G I A G A M A IS L A M N E G E R I (S T A IN ) S A L A T IG A

  JL Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website :

  Drs. Djuz'an, M.Hum DOSEN STAIN SALATIGA

  N O T A P E M B IM B IN G

  Lamp : 3 eksemplar Hal : Naskah skripsi

  Saudari Saptarini Utami Kepada Yth. Ketua STAIN Salatiga di Salatiga

  Assalamu'alaikum. Wr. Wb.

  Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudari: Nama : SAPTARINI UTAMI NIM : 114 04 023 Jurusan / Progdi : Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam Judul : HUBUNGAN ANTARA PEMAHAMAN TAUHID

  DENGAN SIKAP BIRRUL WALIDAIN SISWA KELAS II MTs NEGERI TULUNG KLATEN TAHUN AJARAN 2005/2006.

  Dengan ini kami mohon skripsi Saudari tersebut di atas supaya segera dimunaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian.

  Wassalamu 'alaikum, Wr, Wb

  Salatiga, 27 Januari 2007

  

MOTTO

Setiap individu mempunyai f{e[e6ifian tersendiri.

  

AkgtadaCah kehidupan, kgtau akgCitu hiking terjadiCah kematian.

  

(Barang siapa kenaCdirinya makp ia akan kenaCdufian-Nya

  PERSEMBAHAN Skripsi ini penutis persemSafikgn untu^

  1. (Bapa £ dan I6u tercinta yang dengan seCuruf pengor6anannya teCaf mengukir segaCa asa, cita dan fiarapan.

  

2. %g^a^ dan fldikj^u tersayang yang

senantiasa mem6eri£an dorongan dan motivasi

3. deman-teman maHasiswa dan

aCmamater

KATA PENGANTAR

  Segala puji bagi Allah yang telah memberikan nikmat-Nya yang tiada terhingga kepada seluruh makhluk, zat tempat bergantung dan memohon segala hal dalam kehidupan. Sholawat dan salam kita sanjungkan kepada beliau Nabi Agung Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabatnya yang telah menghantarkan manusia pada jalan yang benar sesuai dengan perintah dan petunjuk Allah SWT.

  Penulisan skripsi ini tak mungkin dapat terselesaikan dengan baik tanpa ada bantuan, dorongan serta bimbingan dari pihak-pihak tertentu yang terkait.

  Namun, kebahagiaan tentu tidak dapat di sembunyikan dari terselesaikannya penulisan skripsi ini.

  Tak lupa penulis ucapankan banyak terima kasih yang sedalam-dalamnya dan setulusnya atas semua bantuan, bimbingan dan partisipasinya, khususnya kepada: 1. Bapak Drs. Imam Sutomo, M.Ag selaku Ketua STAIN Salatiga.

  2. Bapak Drs. Joko Sutopo selaku Ketua Progdi Tarbiyah Ekstensi.

  3. Bapak Drs. Djuz'an, M.Hum selaku pembimbing dalam penulisan skripsi ini yang telah memberikan bimbingan dengan penuh perhatian dan kesabaran.

  4. Bapak dan Ibu Dosen yang dengan tulus mendidik dan memberikan jasanya dalam menuntut ilmu di STAIN Salatiga.

  5. Bapak Sutardi, BA, guru, karyawan dan para siswa di MTs Negeri (Fillial) Tulung Klaten, yang telah membantu memberikan data-data untuk penyusunan skripsi ini.

  6. Bapak dan Ibu, kakak-kakakku yang telah memberikan dorongan moril sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

  7. Tak lupa teman-teman Dot.Com yang juga telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

  8. Teman-teman sekelasku dan semua pihak yang telah membantu dan memberikan dorongan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

  Akhimya penulis hanya dapat berdoa kepada Allah SWT, semoga semua amal baik dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis senantiasa mendapat balasan yang berlipat ganda dan selalu mendapatkan hidayah serta ridho dari-Nya. Amin.

  Dengan berbagai keterbatasan pengetahuan dan lainnya yang dimiliki penulis, tentunya dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangannya.

  Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun senantiasa penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat membawa manfaat, barokah bagi penulis khususnya dan segenap pembaca pada umumnya, serta bermanfaat bagi nusa, bangsa dan negara.

  

Amin - amin yarobbal 'alamin

Salatiga, 22 Februari 2007

  Penulis

  Saptarini Utami

  NIM: 114 04 023

  

D A F T A R I S I

  

  

  

  BAB I PENDAHULUAN

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

   DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFAR RIWAYAT HIDUP

  

D AFTAR T ABEL

TABELI STRUKTUR ORGANISASI MTs NEGERI

  35 (FILLIAL) TULUNG KLATEN TABEL II KEADAAN GURU, MTs NEGERI (FILLIAL)

  37 TULUNG TAHUN 2005/2006 TABEL III JUMLAH SISWA MENURUT KELAS DAN

  38 JENIS KELAMIN TAHUN AJARAN 2005/2006 TABELIV KEADAAN PEGAWAI TATA USAHA

  39 ADMINISTRASI MTs NEGERI (FILLIAL)

TULUNG TAHUN AJARAN 2005/2006

TABEL V

KEADAAN GEDUNG DAN SARANA

  40 SEKOLAH TABEL VI DAFTAR NAMA RESPONDEN HASIL

  41 ANGKET TINGKAT PEMAHAMAN TAUHID TABEL VII DAFTAR NAMA RESPONDEN HASIL

  43 ANGKET TINGKAT PEMAHAMAN BIRRUL WALIDAIN TABEL VIII DAFTAR HASIL ANGKET TENTANG

  47 TINGKAT PEMAHAMAN TAUHID TABELIX DAFTAR NILAI TENTANG DISTRIBUSI

  49 FREKUENSI TENTANG TINGKAT PEMAHAMAN TAUHID TABEL X DISTRIBUSI FREKUENSI JAWABAN

  53 TINGKAT PEMAHAMAN TAUHID TABEL XI DAFTAR NILAI RATING SCALE TENTANG

  53 SIKAP BIRRUL WALIDAIN TABEL XII DAFTAR TENTANG DISTRIBUSI

  56

  FREKUENSI JAWABAN TENTANG SIKAP BIRRUL WALIDAIN TABEL XIII DISTIBUSI FREKUENSI JAWABAN

  60 TENTANG SIKAP BIRRUL WALIDAIN TABEL XIV PERSIAPAN UNTUK MENCARI ANTARA

  61 PEMAHAMAN TAUHID DENGAN SIKAP BIRRUL WALIDAIN SISWA KELAS II MTs NEGERI (FILLIAL) TULUNG KLATEN TAHUN AJARAN 2005/2006

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk beragama dalam menghayati dan merespon

  agama sangat beragam sekali. Keberagamaan ini ditentukan oleh faktor intelektualitas, usia dan sebagainya. Mengenai penghayatan dan pemahaman keagamaan untuk anak-anak pada umumnya menerima sepenuhnya apa yang diajarkan orang tua mereka, sedangkan para remaja menunjukkan sikap yang lebih kritis terhadap ajaran-ajaran agama.1

  Untuk menyeragamkan keberagaman tersebut perlu adanya penekanan pelaksanaan pendidikan. Mengingat masalah pendidikan adalah masalah bagi setiap orang, karena setiap orang sejak dulu hingga kini tentu berusaha mendidik anak-anaknya dan atau anak-anak lain yang diserahkan kepadanya untuk dididik.2

  Pendidikan agama sebagai salah satu elemen dari pendidikan nasional merupakan usaha untuk memperkuat iman dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yang kemudian direfleksikan dalam kehidupan bermasyarakat dan bemegara.

  Sesuai dengan Undang-undang 1945 pasal 29 ayat (1) dan (2), dan Pancasila sebagai dasar dan falsafah Negara Republik Indonesia, maka

  ‘Hanna Djumhana, Integrasi Psikologi Dengan Islam, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1997, him. 166.

2 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, PT. Raja Grafmdo Persada, Bandung, 1995,

  2 pendidikan agama merupakan segi pendidikan yang utama yang mendasari semua segi pendidikan lainnya.3

  Menurut Al-Ghazali, pendidikan dalam prosesnya haruslah mengarah kepada pendekatan diri kepada Allah dan kesempumaan insani, mengarahkan manusia untuk mencapai tujuan hidupnya yaitu bahagia dunia dan akhirat.4

  Untuk mencapai tujuan tersebut berarti program yang disajikan dalam lembaga pendidikan sekolah harus meliputi tiga aspek kepribadian manusia, yaitu: kognitif, afektif dan psikomotor. Namun dalam pelaksanaan pendidikan agama Islam di sekoah-sekolah pada umumnya masih menekankan aspek kognitif. Sedangkan aspek afektif dan psikomotomya masih kurang diperhatikan. Dengan tidak mengurangi tingkat keberhasilan pembangunan khususnya bidang pendidikan, tidak ada salahnya penulis kemukakan beberapa kesenjangan yang masih nampak dalam praktek pendidikan dewasa ini. Kesenjangan ini menyebabkan pendangkalan perilaku khususnya anak didik dalam bidang mental spiritual baik ditingkat pelajar maupun mahasiswa.

  Untuk menjaga kesenjangan tersebut di atas, maka efisiensi sistem pendidikan agama sebagai alat perlu ditingkatkan. Sehingga diperlukan kwalitas pemahaman keagamaan dalam bidang keimanan dan ketauhidan, karena ketauhidan dapat sebagai ukuran untuk menentukan atau mengetahui tingkah laku anak.

  3 M. Ngalim Purwanto, Ilm u Pendidikan Teoritis dan Praktis, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 1994, him. 145

4 Abidin Ibnu Rusn, Pemikiran Alqhazali Tentang Pendidikan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1998, him. 57.

  3 Anak merupakan tumpuan harapan bagi setiap orang tua. Orang tua selalu mendambakan putra-putrinya untuk berbakti dan memiliki akhlak yang mahmudah. Mengingat patuh pada orang tua merupakan kewajiban yang dilakukan oleh setiap anak selama perintah tersebut perintah tersebut tidak bertentangan dengan ajaran Islam.

  Setiap muslim diwajibkan untuk berbuat baik kepada kedua orang tuanya bahkan Allah meletakkan kewajiban bemiat baik kepada kedua orang tua, setelah kewajiban berbuat baik kepada-Nya.5

  Untuk itu penulis menyadari betapa pentingnya kepatuhan anak kepada kedua orang tua, dan penulis ingin meneliti apakah siswa MTs Negeri Tulung Kab. Klaten memiliki pemahaman tauhid atau keimanan juga memiliki budi pekerti yang luhur terutama berbakti kepada kedua orang tuanya. Oleh karena itu penulis memilih judul: HUBUNGAN ANTARA PEMAHAMAN TAUHID DENGAN SIKAP BIRRUL WA LID AIN SISWA KELAS II MTs NEGERI (FILLIAL) TULUNG KLATEN TAHUN AJARAN 2005/2006.

B. Penegasan Istilah

  Untuk menghindari kesaiahpahaman terhadap judul skripsi ini, maka penulis jelaskan beberapa istilah yang terdapat dalam judul :

  1. Hubungan Yang dimaksud dengan hubungan dalam skripsi ini adalah hubungan antara dua variable yaitu pemahaman tauhid sebagai variable pertama dan sikap birrul walidain sebagai variabel kedua. 3

3 Departemen Agama Rl, Akhidah A khlak, Jakarta, 1996, him. 80

  4 Hubungan adalah perlalian ikatan.6 7

  Adapun hubungan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hubungan yang searah. Jika dua variabel itu berjalan pararel artinya hubungan antara dua variabel itu menunjukkan arah yang sama.

  2. Pemahaman Tauhid / Keimanan Yang dimaksud dengan pemahaman tauhid/keimanan adalah mengesakan Allah SWT.'

  3. Sikap Birrul Walidain

  a. Sikap Sikap atau yang dalam bahasa Inggris “attitude" adalah suatu cara bereaksi terhadap suatu perangsang.8 b. Birrul Walidain

  Yang disebut dengan istilah birrul walidain adalah kewajiban yang harus dilaksanakan setiap anak yaitu berbakti dan berbuat baik kepada orang tua, mengasih sayangi, mendo'akan, taat dan patuh kepadanya, menunaikan hak dan kewajiban terhadapnya, serta melakukan hal-hal yang membuat orang tua ridho dan meninggalkan sesuatu yang membuatnya murka.9

  Jadi sikap birrul walidain adalah suatu keadaan batin yang mengandung pendirian dan keyakinan terhadap adanya Allah yang

  6 Emzul Fajri dan Ratu Afrilia Senja, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Difla Publiser, tt, him. 363.

  7 Yunahar Ilyas, Kuliah Aqidah Islam, LPPI, UMY, him. 5.

  8 M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikun, PT. remaja Rosdakarya, Bandung, 1996, him. 141

  9 Mudjab Mahali, Hubungan Timbal Balik Orang Tua Dan Anak, CV. Ramadhani, Solo, 1991, him 1 7 - 18.

  5 kemudian direfleksikan dalam kehidupan sehari-hari yaitu dalam hal berbakti dan berbuat baik kepada orang tua.

  C. Pokok Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut:

  1. Bagaimana variasi pemahaman tauhid siswa MTs Negeri (Fillial) Tulung Klaten.

  2. Bagaimana variasi sikap birrul walidain siswa MTs Negeri (Fillial) Tulung Klaten

  • 3. Apakah ada hubungan antara pemahaman tauhid dengan sikap birrul walidain.

D. Tujuan Penelitian

  Suatu usaha dikatakan berhasil atau dapat diketahui hasilnya jika mempunyai pedoman yang jelas untuk mengevaluasinya, yang tidak lain adalah tujuan penelitian. Berdasarkan pokok masalah di atas, maka tujuan yang ingin penulis capai dalam penelitian ini adalah :

  1. Untuk mengetahui variasi pemahaman tauhid siswa MTs Negeri (Fillial) Tulung Klaten.

  2. Untuk mengetahui variasi sikap birrul walidain siswa MTs Negeri (Fillial) Tulung Klaten.

  3. Untuk mengetahui hubungan antara pemahaman tauhid dengan sikap birrul walidain.

  6 E. Hipotesis Hipotesis dapat diartikan sebagai jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul.lu Dalam rangka mengarahkan penelitian ini penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut : Ada hubungan yang positif antara pemahaman tauhid dengan sikap birrul walidain.

F. Metode Penelitian

  1. Metode Penentuan Subyek Obyek Penelitian

  Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian.10

  11 Populasi dibatasi sejumlah penduduk atau individu yang paling sedikit mempunyai sifat yang sama.

  Adapun populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa MTs Negeri (Fillial) Tulung yang berjumlah 192 siswa. Sedangkan yang di jadikan sebagai sampel dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas II MTs Negeri (Fillial) Tulung yang berjumlah 50 siswa.

  Pengertian dari sampel itu sendiri adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.12

  10 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta, Bina Aksara, 1989, him. 62 " Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan, Edisi Rivisi V, Rineka Cipta, Jakarat, 2002, him. 108

12 Ibid., him. 109

  7

  2. Metode Pengumpulan Data

  a. Metode interview atau wawancara Interview sebagai suatu proses tanya jawab lesan dalam mana dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik.13 Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data dengan menggunakan pertanyaan yang ada hubungannya dengan penelitian yaitu sejarah berdirinya sekolah dan keadaan siswanya.

  Adapun responden yang di interview adalah kepala sekolah, guru agama, guru badan penasehat atau bimbingan konseling dan kepada tata usaha pada sekolah bersangkutan.

  b. Metode dokumentasi Metode dokumentasi adalah dari asal kata dokumen yang artinya barang-barang tertulis.14 Metode ini penulis gunakan untuk mengetahui gambaran umum sekolah, guru, sarana dan prasarana MTs

  Negeri (Fillial) Tulung, melalui dokumen atau arsip data statistik sekolah.

  c. Metode Angket Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.13

  Ij Sutrisno Hadi, Metodologi Reseact, Andi offset, Yogyakarta, him. 192 14//>«/., him. 135

15 Ibid., him. 128

  8 Metode ini penulis gunakan untuk mencari data tentang pemahaman tauhid dengan sikap birrul walidain pada siswa MTs Negeri (Fillial) Tulung tahun 2005/2006.

  3. Metode Analisa Data Untuk menganalisa data yang telah terkumpul, digunakan analisa statistik dengan rumus sebagai berikut: a. Rumus Prosentase

  P = —

  X I00%

  N

  Keterangan : P : Angka prosentase yang diberi F : Frekuensi dari jawaban N : Jumlah responden

  Rumus ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara pemahaman tauhid dengan sikao birrul walidain siswa kelas II MTs Negeri (Fillial) Tulung Tahun 2005/2006.

  b. Rumus korelasi Product Moment Untuk mengetahui ada tdknya hubungan antara pemahaman tauhid dengan sikap birrul walidain siswa kelas II MTs Negeri (Fillial)

  Tulung Tahun 2005/2006, dengan rumus sebagai berikut:

  NTjcy - (Xx) (Xy ) r

  9 Keterangan fxy Koefisien korelasi variable x dan variable y xy : perkalian antara x dan y x 2 Variabel pengaruh

  y

2 Variabel terpengaruh

  N : Jumlah Sampel yang diselidiki E : Sigma (jumlah)

G. Sistematika Penulisan skripsi

  Dalam penulisan skripsi ini akan membahas masalah-masalah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian sebelumnya. Adapun sistematika ini adalah sebagai berikut:

  BAB 1 : Pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, penegasan istilah, tujuan penelitian, hipotesis, metode penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.

  BAB II : Landasan Teori yang berisi masalah tentang ketauhidan / keimanan, birrul walidain, hubungan antara keduanya ketauhidan dan birrul walidain.

  BAB III : Gambaran Umum MTs Negeri (Fillial) Tulung Klaten, Yang berisi tentang sejarah berdirinya MTs Negeri (Fillial) Tulung Klaten, Struktur Organisasi MTs Negeri (Fillial) Tulung Klaten, Keadaan Guru MTs Negeri (Fillial) Tulung Klaten

  BAB IV : Hubungan Antara Pemahaman Tauhid Dengan Sikap Birrul

  10 Walidain Siswa Kelas II MTs (Fillial) Tulung Klaten, Yang berisi penyajian data hasil angket, dan analisa data BAB V : Penutup, Yang berisi tentang kesimpulan, saran-saran dan penutup.

BAB II LANDASAN TEORI A. Masalah Pemahaman Tauhid / Keimanan Berbicara masalah pemahaman tauhid berarti berbicara mengenai

  manusia, karena keimanan tidak bisa dipisahkan dengan kehidupan keagamaan. Karena agama merupakan salah satu kepercayaan manusia dalam menyembah kepada Pencipta. Manusia pada dasamya lemah, dia membutuhkan perlindungan dan sesuatu yang dapat dijadikan pegangan dalam hidupnya.

  Kalau diperhatikan sejarah perkembangan hidup manusia dan perkembangan cara berfikimya, sejak zaman primitif sampai zaman modem ini, setiap manusia pada masanya sudah mempunyai keyakinan adanya yang

  Maha Kuasa, yaitu sesuatu yang mempunyai kekuatan yang hebat. Karena pada dasamya manusia memiliki kecenderungan untuk menuju kearah kebenaran-kebenaran dan wujud-wujud suci dan tidak dapat hidup tanpa menyucikan dan memuja sesuatu.1

  Hubungan-hubungan manusia dengan sesuatu yang ghaib, yang menimbulkan kepercayaan dan penyembahan kepada kekuatan tersebut dapat diartikan dengan agama atau religion.

  Sidi Gazalba mendefmisikan Religi adalah kepercayaan dan hubungan manusia dengan yang kudus, dihayati sebagai hakikat yang ghaib, hubungan

1 Hanna Djumhana Bastaman, Op.cit, him 19

  12 mana menyatakan diri dalam bentuk serta sikap hidup, berdasarkan dokrin tertentu.2

  Dalam peristilahan bahasa Arab dan Qur'an, kata agama dapat searti dengan addin, sebagaimana firman Allah dalam A1 Qur'an surat A1 Imran ay at 19.

  • * / / / / s

  

Artinya : Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam.3

  Islam ialah Addien yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW ialah apa yang diturunkan Allat SWT di dalam Qur'an dan yang tersebut dalam sunnah yang shahih, berupa perintah-perintah, larangan-larangan dan petunjuk- petunjuk untuk kesejahteraan dan kebahagiaan hidup manusia di dunia dan akhirat.4

  Didalam ajaran agama Islam mengandung perintah-perintah, larangan serta anjuran, diantaranya keimanan / aqidah, ibadah.

  1. Keimanan / Aqidah

  a. Pengertian Aqidah berasal dari kata Aqoda-Yaqidu-Aqda artinya simpul, ikatan, perjanjian dan kokoh.5 Jadi aqidah berarti ikatan, kerpecayaan atau keyakinan. Dengan demikian aqidah disini dapat diartikan sebagai ikatan antara manusia dengan Tuhan. Ikatan yang melandasi

  2 Nasruddin Razak, Dienul Islam, PT. Al Ma'arif, Bandung, 1984, him. 60-61 J Departemen Agama Rl, A l Qur'an dan Terjemah, Depag RI, him 78

  4 Nasruddin Razak, op.cil, him. 78

  5 A Ya’qidu Yunahar Ilyas, Kuliah Aqidah Islam, LPPI, UMY, him. i

  13 komunikasi adalah bahwa ia harus mempunyai rasa percaya kepada pihak lain, tanpa ada rasa percaya ini manusia tidak dapat berbuat. Aqidah merupakan dasar kerpecayaan dalam agama, Islam mengikat kepercayaan-kepercayaan ummatnya dengan tauhid yaitu keyakinan bahwa Allah itu Esa. Tauhid merupakan aqidah Islam yang menopang bangunan keislaman seseorang dan tidaknya kepercayaan melainkan keyakinan yang mempengarulii corak kehidupannya. Kepercayaan tertinggi dalam Islam adalah tauhid dimana segenap hidup seseorang diserahkan kepada Allah. Penyerahan ini melainkan ketentraman dan ketenangan baginya. Aqidah Islam dalam Al-Qur’an disebut iman, ia bukan berarti percaya melainkan keyakinan yang mendorong seorang muslim untuk berbuat karena itu lapangan iman sangat luas bahkan mencakup segala sesuatu yang dilakukan seorang muslim yang disebut amal shaleh.

  Aqidah / iman mengikat seorang muslim, sehingga ia terikat dengan segala aturan hukum yang datang dari Islam, karena seorang muslim berarti meyakini dan melaksanakan segala sesuatu yang diatur dalam ajaran Islam.

  b. Fungsi dan peranan aqidah (keimanan) 1) Menentukan dan mengembangkan dasar yang dimiliki manusia seja lahir.

  Sejak lahir manusia telah memiliki potensi keberagaman (fitrah). Sehingga sepanjang hidupnya manusia memerlukan agama dalam rangka mencari keyakinan terhadap Tuhan. Aqidah Islam

  14 berperan memenuhi kebutuhan fitrah tersebut, menuntut dan mengarahkan manusia kepada keyakinan yang benar tentang Tuhan. Tidak menduga-duga melainkan menunjukkan Tuhan yang sebenamya.

  2) Memberikan ketenangan dan ketentraman j iwa Agama sebagai kebutuhan fitrah manusia akan senantiasa menuntut dan mendorongnya untuk terus mencarinya. Aqidah memberikan jawaban yang pasti, sehingga kebutuhan rohaninya dapat dipenuhi, sehingga ia memperoleh ketenangan dan ketentaraman jiwa yang diperlukannya. 3) Memberikan pedoman hidup yang pasti

  Keyakinan terhadap Tuhan yang diberikan aqidah Islam memberikan arahan-arahan dan pedoman yang pasti, sebab aqidah menunjukkan kebenaran-kebenaran yang sesungguhnya. Aqidah memberikan pengetahuan darimana manusia datang, untuk apa manusia hidup dan kemana manusia pergi, sehingga kehidupan manusia akan lebih jelas dan bermakna.

  Aqidah sebagai keyakinan akan membentuk perilaku bahkan akan mempengaruhi kehidupan seorang muslim. Adapun pengaruhnya sebagai berikut:

  a) Menjauhkan manusia dari pandangan sempit dan picik

  b) Menanamkan kepercayaan terhadap diri sendiri dan tahu harga diri

  15

  c) Menumbuhkan sifat rendah hati

  d) Membentuk manusia yang jujur

  e) Membentuk pendirian yang teguh, sabar, tabah dan optimal

  f) Menanamkan sifat ksatria, semangat dan berani

  g) Membentuk manusia menjadi patuh, taat dan disiplin dalam menjalankan peraturan Illahi.

  Aqidah / iman seseorang tidak selalu sama dengan orang lain. Ia memiliki tingkatan tergantung kepada upaya tersebut, sebab iman pada dasamya berkembang subur atau sebaliknya, jika tidak dipelihara akan berkurang atau hilang sama sekali.

  Iman yang mendasari seorang muslim dalam ajaran Islam ada enam yaitu iman kepada Allah, iman kepada Malaikat Allah, iman kepada Kitab-Kitab Allah, iman kepada Rosul-rosul Allah, iman kepada Hari Akhir, dan iman kepada Qodha dan Qodhar, enam hal tersebut merupakan keimanan seorang yang seyogyanya mendorong untuk berperilaku.

  a) Iman Kepada Allah Beriman kepada Allah merupakan keimanan yang paling pokok dan mendasar, karena merupakan dasar bagi keimanan selanjutnya. Iman kepada Allah akan menandai perilaku seorang muslim, sebab keyakinan yang ada dalam dirinya akan dibuktikan pada dampak perilakunya. Jika seorang telah beriman bahwa Allah itu ada, Maha Melihat, Maha

  16 Mendengar, maka dalam perilakunya akan lahir sikap hati-hati dan waspada. Selama iman ada pada dirinya maka tidak mungkin akan berbuat yang tidak sesuai dengan perintah Allah. Iman kepada Allah adalah meyakini sepenuh hati terhadap sifat-sifat Allah dan adanya iman sebagai tempat keyakinannya itu.

  Fungsi Iman kepada Allah:

  • Memperkuat keyakinan bahwa alam semesta ini ada yang menciptakan dan mengatumya.
  • Menumbuhkan sikap disiplin dalam segala kegiatan.
  • Dapat meningkatkan rasa percaya diri sendiri.
  • Meningkatkan semangat kerja dan beribadah.
  • Memberikan ketenangan jiwa, ketentraman dan perasaan damai.
  • Menyadarkan manusia agar selalu selalu ingat kepada Allah.

  /

  • Mengembangkan kemampuan untuk melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi laranganNya.6

  b) Iman Kepada Malaikat Allah $

  Keyakinan terhadap Malaikat bukan hanya mengetahui nama dan tugas Malaikat, melainkan dampaknya pada perilaku.

  Keyakinan adanya Malaikat yang senantiasa mencatat kebaikan

6 Ahmadi Wahid, Muh Syakur, Pendidikan Agama Islam untuk SMU, Cempaka Putih, - 2000, him. 48-99.

  17 dan keburukan manusia setiap saat maka ia akan selalu berhati- hati, sebab apapun perbuatannya akan dicatat dan dimintai pertanggungj awaban.

  Fungsi iman kepada Malaikat: - Mendorong manusia untuk selalu berbuat amal kebajikan.

  • Mendidik manusia untuk berhati-hati dan teliti dalam berbuat.7

  c) Iman Kepada Kitab-Kitab Allah Kitab-kitab Allah yang telah diturunkan kepada manusia telah disesuaikan dengan tingkat perkembangan budaya manusia, kitab-kitab yang diturunkan Allah terdahulu seperti Zabur, Taurat dan Injil diturunkan sesuai dengan keadaan masyarakat pada saat itu, karena itu aturan dalam kitab tersebut juga berbeda, lain halnya dengan Al-Qur’an aturan- aturan Allah telah dikemukakan secara jelas dan luas, mencakup dari segala aspek kehidupan manusia.

  Karena itu Allah menurunkan kitab Al-Qur’an untuk meluruskan kesalahpahaman kitab terdahulu, iman kepada kita Allah merupakan pedoman bagi manusia agar tidak menggoyahkan kehidupan selama ia tetap berpegang pada

  Kitab-Kitab Allah

7 Ibid., him. 82

  18 Fungsi iman kepada Kitab-kitab Allah antar lain:

  • Untuk mengenal Tuhannya karena dengan menggunakan akal, manusia tidak dapat mengenal Tuhannya dengan benar dan baik.
  • Sebagai pedoman hidup manusia karena para nabi sejak

  Nabi Adam As sampai Nabi Muhammad SAW adalah manusia biasa.

  • Sebagai pedoman dalam kehidupan bermasyarakat.
  • Sebagai tolak ukur kebenaran ha
  • Sebagai pedoman dalam kehidupan berbangsa dan

  o bernegara.

  d) Iman Kepada Rosul Allah Rosul diutus kepada manusia agar manusia dapat memahami apa yang dikehendaki dan direncanakan oleh Allah karena manusia tidak dapat berhubungan langsung dengan

  Allah. Rosul adalah manusia yang dipilih Allah dan diberi kuasa untuk menerangkan segala, sesuatu yang ditanggung dari Allah.

  Fungsi iman kepada Rosul Allah, antara lain:

  r a b b

  • Untuk mengenal dan mempercayai

  dan pencipta manusia serta menyembah kepada-Nya dengan mempercayai kebenaran ajaran yang dibawa para Rosul.

8 Huslan Haludi, Ishomudin, Abdurrohim, Pendidikan Agama Islam, Tiga Serangkai, Solo, him. 5.

  19

  • Untuk mengetahui segala tujuan Allah SWT dalam menciptakan manusia melalui Rosul-RosulNya.
  • Untuk mendapatkan keteladanan tingkah laku yang baik dan mulia bagi kemanusiaan, memberikan akhlak terpuji, dan ibadah yang benar.9

  e) Iman Kepada Hari Akhir Beriman kepada Hari Kiamat adalah masalah yang paling berat dari segala macam akidah dan kepercayaan manusia, sejak dari zaman purba, manusia telah mempercakapkan dan mendiskusikan sampai ke zaman modern kita.10

  Fungsi iman kepada Hari Akhir adalah sebagai berikut: - Pendorong untuk berbuat amal saleh.

  • Untuk mengetahui amalan yang baik dan buruk bagi manusia.
  • Harapan memperoleh keadilan hakiki akan menjadi - kenyataan.
  • Pandangan hidup menjadi optimis.
  • Bertindak dengan penuh tanggung j awab11

9 Ahmadi Wahid, Muh Syakur, op.cit., him. 91 10 Nasrudin Rozak, D inul Islam, PT. A1 Ma'arif, Bandung, him. 204.

  11 op.cit., him. 15.

  20

  f) Iman Kepada Qadha dan Qodhar Segala nasib baik dan buruk seseorang atau muslim/kafimya manusia, telah ditetapkan secara pasti oleh

  Allah.12 Fungsi iman kepada Qodho dan Qodhar, antara lain:

  • Iman kepada takdir akan membuat iman seseorang semakin mantap bahwa Allah adalah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Kuasa, Maha Berkehendak, Maha Mengetahui, Maha Adil, dan Maha Bijaksana.
  • Menumbuhkan kesadaran kepada umat manusia bahwa segala sesuatu yang ada dalam alam semesta ini berjalan sesuai dengan kebijaksanaan dan ketentuan Allah SWT.
  • Akan mendorong manusia untuk melakukan penelitian- penelitian terhadap benda-benda alam dan hukum-hukum Allah SWT.
  • Menumbuhkan sikap terpuji serta menghilangkan sikap dan perilaku tercela, menumbuhkan sikap sabar, bersyukur, bertawakal, kanaah, optimis, dinamis, inovatif, dan kreatif _ dalam hidup.
  • Beriman kepada takdir tidak menhilangkan kebebasan manusia.

12 Nasarudin Rozak, op.cit., him. 214

  21

  • Orang yang beriman kepada takdir secara betul tentu tidak akan menyalah gunakan takdir untuk melakukan tindakan- tindakan kemaksiatan yang menuruti hawa nafsu.13

  2. Ibadah

  a. Pengertian Ibadah adalah perhambatan seorang manusia kepada Allah sebagai pelaksana tugas hidup selaku makhluk yang diciptakan

  Allah.14 Dari pengertian ini, maka dapat disimpulkan bahwa ibadah adalah penghambatan seseorang kepada Allah, selaku Pencipta manusia dengan menghambatkan diri kepada-Nya dengan sepenuh hati, dan memasarkan jiwa dan raga kepada Allah.

  b. Macam-macam ibadah Macam-macam ibadah ditentukan oleh dasar pembagiannya yaitu ada dua macam; ibadah khusus dan ibadah umum.

  Ibadah khusus adalah ibadah langsung kepada Allah yang telah ditentukan macamnya, tata cara dan syarat rukunnya oleh Allah dalam Al-Qur’an atau melalui Sunnah Rosul dalam hadistnya.

  Ibadah umum adalah ibadah yang jenis dan macamnya tidak ditentukan baik oleh Allah maupun Sunnah Rosul, karena perbuatan ini menyangkal perbuatan apa saja yang dilakukan oleh seorang muslim. Dalam hal ini akan dibahas tentang ibadah khusus, antara lain:

  13 op.cit., him. 57 14 Suryono, dkk, Op.cit, him. 82.

  22 1) Syahadatain

  Mengucapkan kalimat syahadatain ialah mengucapkan kalimat tauhid yaitu ulaa ilaaha illallah”, tiada Tuhan yang sebenamya disembah melainkan Allah dan mengucapkan kalimat risalah, yakni “Muhammad Rosulullah,” Muhammad adalah Rosul Allah. Dua kalimat dinamai kalimat Syahadatain.

  Mengkhususkan Tauhid, yakni mengakui keesaan Allah dengan mengucapkan secara lisan. Itulah permulaan yang diwajibkan, dialah yang dimulai sebelum segala fardhu yang lain. Maka apabila seseorang berikrar: “Tiada Tuhan yang aku sembah selain Allah dan bahwa Muhammad itu utusan Allah,” seseorang itu dikatakan sebagai seorang muslim. 2) Shalat

  “Shalat” dalam pengertian bahasa Arab ialah,” doa memohon kebajikan dan pujian”.15 Sedang menurut istilah “shalat” yaitu beberapa ucapan dan beberapa perbuatan yang dimulai dengan takbir dan disudahi dengan salam, yang telah ditentukan.16

  Dari uraian di atas dapat penulis simpulkan bahwa shalat adalah menghadapkan dan menghadirkan hati dan raga kepada Allah SWT yang mendatangkan rasa takut atau patuh serta menumbuhkan rasa kebesaran Allah dan kekuasaan-Nya dengan penuh khusu’ dan ikhlas dalam beberapa perkataan dan perbuatan 13 Hasbi ash Shiddieqy, Pedoman Shalat, Bulan Bintang, Jakarta, 1989, him. 62.

16 Ibid, him. 62.

  23 yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam dengan syarat tertentu. 3) Zakat

  Menurut bahasa zakat berasal dari kata tazkiyah / tathur yang artinya pensucian, sebab itu menunaikan zakat berarti mensucikan harta benda dan diri pribadi.17 1

  8 Sedang menurut syara’, zakat adalah pemberian suatu yang wajib diberikan dari sekumpulan harta tertentu, menurut sifat-sifat dan ukuran tertentu kepada golongan tertentu yang berhak 18 * menerimanya.

  Zakat adalah memberikan suatu bagian dari harta benda yang sudah sampai nisabnya kepada orang fakir dan lain-lainnya tanpa halangan syar’i yang melarang kita melakukannya.19

  Menurut pengertian di atas, kita disuruh untuk mengambil zakat dari harta kekayaan orang-orang mukmin yang sudah mencapai nisab guna membersihkan mereka dari penyakit kikir dan serakah, sifat-sifat rendah dan kejam terhadap fakir miskin dan orang-orang yang tidak punya dan sifat-sifat hina lainnya. Juga untuk mensucikan jiwa mereka, membersihkan dan mengangkat deraj at baik segi moral maupun amal, sehingga ia akan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

  17 Proyek Pemfeinaan Prasarana dan Sarana Perguruan Tinggi Agama/ IAIN, Ilmu Fiqh, Jilid /, Jakarta, 1983, him. 229.

  18 Ibid, him. 229.

  19 Ibid, him. 230.

  24 4) Puasa

  Puasa berasal dari bahasa Arab, Syiam atau Shoum yang berarti berpandangan atau memohon dari sesuatu.

  Sedang menurut Syara’ puasa adalah suatu ibadah kepada Allah dengan syarat dan rukun tertentu dengan jalan menahan diri dari makan dan minum dan hubungan seksual dan lain-lain perbuatan yang dapat merugikan atau mengurangi makna daripada puasa semenjak terbit fajar sampai terbenam matahari.2

  21 Puasa mempunyai banyak manfaat kejiwaan, sebab puasa merupakan pendidikan dan pelurusan jiwa serta penyembuhan dari berbagai penyakit jiwa dan badan. Karena pencegahan dari makna dan minum semenjak terbit fajar sampai terbenam matahari ini merupakan latihan manusia dalam menahan atau melawan hawa nafsunya. Dengan ini tertanamlah semangat ketaqwaan pada diri manusia. 5) Haji

  A l Hajju adalah menyengaja, menuju dan yang dimaksud

  dengan menyengaja dan menuju disini adalah berpergian beribadah di Makkah, melakukan thawaf, sa’i, dan wukuf di Arafah, serta melaksanakan semua ketentuan-ketentuan Haji karena hendak memenuhi perintah Allah dan mengharapkan keridhaan-Nya.22

  20 Ibid, him. 274.

  21 Ibid, him, 276.

  22 Ibid, him. 329.

  25 Ibadah Haji diwajibkan kepada setiap umat Islam yang mampu sebagaimana firman Allah dalam surat Ali Imran : 97.

  x *»

% L , j .

  4 Artinya : Dan karena Allah, wajiblah alas orang-orang melakukan

  Haji ke Bait, yaitu bagi yang mampu melakukan perjalanan kesana”.23

  Dengan demikian pemahaman siswa terhadap tauhid sangat penting, karena dengan seseorang yang memiliki aqidah yang kuat, pasti akan melaksanakan ibadah dengan tertib, memiliki akhlak yang mulia dan bermuamalat dengan baik.

  B .

  Birrul Walidain

  1. Pengertian Birrul Walidain Menurut Sarlinto Wirawan, sikap adalah kesediaan dan kesiapan seseorang untuk berbuat secara tertentu.24 Setiap anak berkewajiban melaksanakan birrul walidain atau berbuat baik kepada kedua orang tua, bahkan Allah meletakkan kewajiban berbuat baik kepada kedua orang tua, setelah kewajiban berbuat baik kepadanya sebagaimana firman Allah dalam surat An-Nisa' ayat 36 :

  > « * » > > ' » * j : p \ t H J q C L i ^ \ & x U j a s i / / / / / / s s / JO

  S 0 ✓ /

  X / 2j Depag RI, Al-Q ur’an dan Terjemah, Jakarta, him. 92.

24 Sarlinto Wirawan, Penguntur Psikologi Umunt, Jakarta, Bulan Bintang, 1976, him. 94

  26

  j L * * '

  j J j

i iii 5) j& d ^ u}

  A j

  ^ s i i* . .

  by*** Artinya : "Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya

  dengan sesuatupun. Dan berhuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabal, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyu/cai orang-orang yang sombong dan membangga-bangga/can diri."2

  Adapun pengertian Birrul Walidain menurut beberapa ahli agama adalah sebagai berikut: a. Menurut Humaidi Tata Pangarsa

  Birrul Walidain adalah berbuat baik kepada ibu bapak

  \ j

  5

  26

  b. Menurut Hasbi Ash Shiddieqy

  Birrul Walidain adalah berbakti/berbuat baik kepada orang tua

  yakni dengan menyelesaikan segala yang diwajibkan atas diri kita terhadap ibu bapak berdasarkan moral maupun material.27 Berdasarkan pada beberapa pengertian birrul walidain di atas maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa yang dimaksud sikap birrul

  25 Depag RI, op.cit.,, Jakarta, him. 123

  26 Humaidi TP, Ahklak Yang Mulia, Surabaya, PT. Bina llmu, 1980, him. 96

  27 T.M. Hasbi Ash Shiddieqy, A l Islam, Jilid //, Jakarta, PT. Bulan Bintang, 1985, him. 364

  hendaklah menjadi prioritas utama dari pada berbuat baik kepada orang lain. Berbuat baik disini mengandung arti luas yang meliputi pekerjaan apa saja yang dapat dianggap baik, yang berupa perkataan, perbuatan, dan lain-lain.2

  27

  

walidain adalah suatu kebajikan yang diusahakan baik lahiriyah maupun

  batiniah seorang anak terhadap kedua orang tuanya sesuai dengan ajaran Islam, serta memberikan manfaat yang merekatkan kalbu, menumbuhkan keutamaan, menegakkan bangunan keluarga.

  Dari segi Agama berbuat baik kepada kedua orang tua adalah merupakan perintah Allah SWT. Berdasarkan ayat-ayat Al-Qur'an yaitu : a. Surat Luqman ayat 14

  0 0 Artinya : Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu28

  b. Surat A1 Isra' ayat 23

  Artinya : Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.

  Dari ayat di atas dapat diambil pengertian bahwa berbuat baik kepada kedua orang tua adalah perintah dari Allah SWT dan merupakan pekerjaan yang disukai oleh Allah SWT.

  28

  2. Batas-batas berbuat baik kepada kedua orang tua Berbuat baik kepada ibu bapak dan berbakti kepada keduanya hukumnya adalah wajib, tetapi agama Islam memberikan batasan sampai dimana perintah orang tua itu harus ditaati dan sampai dimana batas wewenang seorang anak tidak dipandang durhaka terhadap kedua orang tua sekiranya ia membangkang perintah orang tua.

  Pada prinsipnya segala perintah orang tua hendaklah ditaati oleh seorang anak, kecuali kalau perintah tersebut secara langsung maupun tidak langsung menyebabkan syirik kepada Allah atau menyuruh untuk mencuri, merampok atau yang lain, maka seorang anak boleh tidak mengikutinya.