INJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELI KAIN POTONGANDI DESA KALONGAN KECAMATAN UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG - Test Repository

  

“TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELI

KAIN POTONGANDI DESA KALONGAN

KECAMATAN UNGARAN TIMUR

KABUPATEN SEMARANG”

  

SKRIPSI

Diajukan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Hukum Islam (S.H)

  

Oleh :

HADDADUL WATON

NIM : 214 11 023

JURUSAN S1-HUKUM

  EKONOMI SYARI’AH (HES)

FAKULTAS SYARI’AH

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2016

  

“TINJAUAN HUKUM ISLAM DALAM JUAL BELI

KAIN POTONGANDI DESA KALONGAN

KECAMATAN UNGARAN TIMUR

KABUPATEN SEMARANG”

  

SKRIPSI

Diajukan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Hukum Islam (S.H)

  

Oleh :

HADDADUL WATON

NIM : 214 11 023

JURUSAN S1-

  HUKUM EKONOMI SYARI’AH (HES)

FAKULTAS SYARI’AH

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2016

  

MOTTO

نَأ ّلاِإ ِلِطاَبْلاِب ْمُكَنْ يَ ب ْمُكَلاَوْمَأ ْاَوُلُكْأَت َلا ْاوُنَمآ َنيِذّلا اَهّ يَأ اَي

ْمُكْنّ ضٍااَ َ ت نَ ةً َااَ ِت َنوُكَت

  

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan

”’. [QS. An- perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu Nisaa’ : 29].

  

PERSEMBAHAN

  Dengan segala puja dan puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa dan atas dukungan dan do‟a dari orang-orang tercinta, akhirnya skripsi ini dapat dirampungkan dengan baik dan tepat pada waktunya. Oleh karena itu, dengan rasa bangga dan bahagia saya khaturkan rasa syukur dan terimakasih saya kepada:

  1. Tuhan YME, karena hanya atas izin dan karuniaNyalah maka skripsi ini dapat dibuat dan selesai pada waktunya. Puji syukur yang tak terhingga pada Tuhan penguasa alam yang meridhoi dan mengabulkan segala do‟a.

  2. Ayah Nasihudin Dan Ibu Atun Woninten tercinta & tersayang yang telah membesarkan dan mendidikku dengan penuh cinta dan kesabaran serta ikhlas- tulus memberikan dukungan dan doa restunya kepada penulis.

  3. Bapak dan Ibu Dosen,khususnya Ibu Dra. Siti Zumrotun dan Ibu Evi Ariyani, M.H,penguji dan pengajar, yang selama ini telah tulus dan ikhlas meluangkan waktunya untuk menuntun dan mengarahkan saya, memberikan bimbingan dan pelajaran yang tiada ternilai harganya, agar saya menjadi lebih baik.

  4. Almarhumah Nenek Suwarti yang senantiasa mendoakan dengan ketulusan hatinya di alam sana semoga ditempatkan disisih allah.

  5. Kakak saya Jasoshul Wathon, yang senantiasa memberikan dukungan, semangat, senyum dan do‟anya untuk keberhasilan ini,

  6. Rossi Dewi Riana, seseorang yang telah memberikan semangat dan motivasi yang tinggi sehingga penulis selalu semangat dalam menjalani kehidupan.

  7. Teman-teman ku semuanya khususnya, Sokri, Iler, Gumo‟ong/ Ndung, Telo, dan masih banyak lagi, keluarga baru di Mapala MITAPASA, sahabat dan sejawat tersayang, tanpa semangat, dukungan dan bantuan kalian semua tak kan mungkin aku sampai di sini. Terima kasih yang sebesar-besarnya untuk kalian semua, akhir kata saya persembahkan skripsi ini untuk kalian semua, orang-orang yang saya sayangi. Dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna untuk kemajuan ilmu pengetahuan di masa yang akan datang, Amiin.

KATA PENGANTAR

  

ميحرلا نحمرلا للها مسب

  Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan taufiqnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam kami haturkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya ke jalan kebenaran dan keadilan.

  Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi syarata guna untuk memperoleh gelar sarjana syari‟ah. Adapun judul skripsi ini adalah “Tinjauan Hukum Islam Dalam Jual Beli Kain Potongan Di Desa

  Kalongan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang

  ” Penulisan skripsi ini tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun meteriil. Dengan penuh kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1.

  Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga 2. Ibu Dra. Siti Zumrotun, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Syari‟ah IAIN Salatiga.

3. Ibu Evi Ariyani, M.H, selaku Ketua Jurusan S1 Hukum Ekonomi Syari‟ah di

  IAIN Salatiga 4. Ibu Dra. Siti Zumrotun, M.Ag. selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan secara ikhlas dan sabar meluangakan waktu serta mencurahkan pikiran dan tenaganya memberi bimbingan dan pengarahan yang sangat berguna sejak awal proses penyusunan dan penulisan hingga terselesaikannya

  5. Seluruh Dosen Fakultas Syaria‟ah Jurusan hukum ekonomi syariahIAIN Salatiga yang telah berkenan memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis dan pelayanan hingga studi ini dapat selesai.

  6. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang selalu memberikan dukungan baik moril maupun spiritual serta yang senantiasa berkorban dan berdoa demi tercapainya cita-cita.

  7. Sejawat-sejawat Mapala MITAPASA khususnya angkatan XVII dan sahabat- sahabat semua yang telah membantu memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.

  8. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.

  Semoga amal mereka diterima sebagai amal ibadah oleh Allah SWT serta mendapatkan balasan myang berlipat ganda amien. Penulis sadar bahwa dalam penulisan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnan. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis mohon saran dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya maupun pembaca pada umumnya dan memberikan sumbangan bagi pengetahuan dunia pendidikan. Amien ya robbal „alamien.

  Salatiga, 09 september 2016 Yang menyatakan Haddadul Wathon NIM : 214 11 023

  

ABSTRAK

  Waton, Haddad. 2016. (tinjauan hukum islam dalam jual beli kain potongan di Desa Kalongan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang) .

  Skripsi Fakultas Syari‟ah. Jurusan Hukum Ekonomi Syariah. Institut

  Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing : Dra. Siti Zumrotun, M.Ag.

  

Kata Kunci: Tinjauan Hukum Islam Dalam Jual Beli Kain Potongan Di

Desa Kalongan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang

  Penelitian tentang jual beli kain potongan yang terjadi di desa kalongan kecamatan ungaran timur kabupaten semarang adalah ditujukan kepada penjual dan pembeli kain potongan yang berada di Desa Kalongan. Adapun permasalahan yang akan dikaji yakni: bagaimana proses jual beli kain potongan di Desa Kalongan, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semrang? bagaimana pandangan hukum islam terhadap jual beli kain potongan di Desa Kalongan, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang?

  Dalam skripsi ini mengunakan metode penelitian kualitatif, digunakan untuk penelitian pada kondisi objek yang alamiah, merupakan sumber dari deskripsi yang luas dan berlandasan yang kokoh serta memuat penjelasan tentang proses-proses yang terjadi pada lingkungan tersebut.

  Proses jual beli kain yang terdapat di Desa Kalongan Kecaatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang mengunakan sistem tawar-menawar melalui telepon dan BBM (Black Barry Masenger) dari situ terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli sesuai dengan perjanjian. adapun transaksi pembayaran dilakukan dengan sistem transfer dan tunai. Ketika jual beli tersebut terjadi cacat atau barang tidak sesuai dengan kesepakatan, maka antara penjual dan pembeli melakukan khiyar dan barang yang tidak sesuai tersebut dapat dikembalikan oleh pihak penjual.

  Adapun hasil penelitian dapat dipaparkan peneliti, sebagai berikut: Pelaksanaanjual beli kain potongan yang terjadi di Desa Kalongan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang, tetapberpegangteguhpada

  syar ‟idalamartianmerekatidakmeninggalkansyarat-syaratyang ditentukanoleh para

  ahli fiqh. Hal ini, terlihat dengan adanya syarat dan rukun jual beli sesuai ajaran Islam. jual beli tersebut juga disepakati antara penjual dan pembeli,tidakditemukanadanya penyimpanganterhadapsyar

  ‟i.

  

DAFTAR ISI

HALAMAN BERLOGO ............................................................................... i

HALAMANJUDUL ....................................................................................... ii

HALAMAN DEKLARASI ............................................................................

  iii

  

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................................... iv

HALAMAN NOTA PEMBIMBING ............................................................ v

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ vi

MOTTO .......................................................................................................... vii

PERSEMBAHAN ........................................................................................... viii

KATA PENGANTAR .................................................................................... ix

ABSTRAK ......................................................................................................

  x

  

DAFTAR ISI ................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii

  BAB I PENDAHULUAN A.

  1 Latar Belakang Masalah .......................................................

  B.

  5 Fokus Penelitian ...................................................................

  C.

  5 Tujuan Penelitian .................................................................

  D.

  5 Kegunnaan Penelitian ..........................................................

  E.

  6 Penegasan Penelitian ............................................................

  F.

  7 Metode Penelitian ................................................................

  G.

  Sistematika Penulisan .......................................................... 12

  BAB II ANALISIS A. Tinjauan Umum Tentang Jual Beli ...................................... 14 1. Pengertian Jual Beli ....................................................... 14 2. Dasar Hukum Jual Beli .................................................. 16 3. Rukun Jual Beli ............................................................. 18 4. Syarat Jual Beli ............................................................. 20

  6. Bentuk- Bentuk Jual Beli ............................................... 26 7.

  Kewajiban Pembeli ........................................................ 31 8. Kewajiban Penjual ......................................................... 31 B. Khiyar .................................................................................. 32 1.

  Pengertian Khiyar .......................................................... 32 2. Hak Khiyar .................................................................... 32 3. Macam-macam Khiyar ................................................. 33 C. Tinjauan Umum Tentang Kain Potongan........................... 38

  BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Desa Kalongan Dalam Lintas Sejarah ... 39 B. Praktek Jual Beli Kain ......................................................... 49 C. Bentuk Jual Beli ................................................................... 52 1. Transaksi Jual Beli ...........................................................

  52 2.Transaksi Pembayaran ......................................................

  54 3.Pelaksanaan Khiyar ..........................................................

  55 BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Jual Beli Kain Potongan Di Desa Kalongan

  Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang Dengan Hukum Islam ............................................................ 58 B. Kesesuaian Pelaksanaan Khiyar Dalam Hukum Islam ........ 60 C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Khiyar ........................ 61 D. Usaha Untuk Memperbaiki Pelaksanaan Khiyar ................. 63

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................. 64 B. Saran ....................................................................................... 65 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

  DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Data Jumlah Penduduk ...................................................................... 47Tabel 3.2 Data Tingkat Pendidikan Terakhir ..................................................... 48Tabel 3.3 Data Mata Pencaharian ...................................................................... 50Tabel 3.4 Data Penduduk ................................................................................... 52

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Surat Tugas Pembimbing Lampiran 3 Surat Izin Penelitian Lampiran 4 Lembar Konsultasi Skripsi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia Sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa lepas untuk

  berhubungan dengan orang lain dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan manusia sangat beragam, sehingga terkadang secara pribadi ia tidak mampu untuk memenuhinya dan harus berhubungan dengan orang lain. Dalam hubungan satu manusia dengan manusia lain untuk memenuhi kebutuhan, harus terdapat aturan yang menjelaskan hak dan kewajiban keduanya berdasarkan kesepakatan. Hak dan kewajiban adalah sesuatu yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia. Ketika mereka berhubungan dengan orang lain, maka akan timbul hak dan kewajiban yang akan mengikat keduanya.

  Menurut Ulama Mazhab Syafi‟i dan Hambali, jual beli adalah saling menukar harta dalam bentuk pemindahan kepemilikan. Dalam hal ini mereka memberi penekanan pada kata “pemilikan” karena ada juga tukar-menukar harta yang sifatnya tidak harus di miliki. Secara etimologi yaitu mengganti atau menukar sesuatu dengan sesuatu yang lain.Menurut ulama Mazhab Hanafi, jual beli adalah saling menukar harta dengan cara tertentu, tukar menukar suatu yang di inggini, sepadan, dan bermanfaat dengan cara tertentu.(Azyumardi Azra.2005:293)

  Adapun Syarat-Syarat jual beli dapat dilihat dari empat sisi, yaitu dari pelaksanaan akad jual beli, dan kekuatan ikatan akad itu sendiri. Dari sisi akad, ada empat yang harus di penuhi: 1. Orang yang melakukan akad (penjual dan pembeli) disyaratkan telah berakal (anak kecil dan orang gila akadnya tidak sah) dan berbeda, artinya seorang tidak dapat bertindak dalam waktu yang sama sebagai penjual maupun sebagai pembeli sekalikus terhadap akad dan barang yang sama, kecuali hakim. 2. Akad itu sendiri sesuai antara ijab dan kabul. 3. Tempat melakukan akad disyaratkan harus pada suatu tempat (majelis) atau satu waktu pembicaraan, karena di zaman sekarang, tidak sedikit transaksi jual beli yang di lakukan melalui telepon. Sehubungan dengan hal ini, terjadi perbedaan pendapat antara ulama, apakah pembicaraan dalam jual beli tersebut masih dikatakan satu majelis jika pembicaraan telah di selinggi dengan pembicaraan lain sedangkan tempatnya masih satu,atau tempatnya terpisah. Menurut ulama mazhab Maliki, tidak ada salahnya pembicaraan jual beli tersebut terputus, asalkan masih dalam persoalan jual beli. Akan tetapi ulama mazhab Syafi‟i dan Hambali berpendapat antara ijab dan kabul tidak dapat dipisahkan dalam waktu yang lama, yang ,mengidikasikan jual beli itu tidak jadi. 4. Barang yang di akad kan seperti Barang itu ada, atau tidak ada ditempat, tetapi pihak penjual menyatakan kesanggupannya untuk mengadakannya. Dapat di manfaatkan dan bermanfaat bagi manusia. Milik seseorang. Barang tersebut dapat diserahkan pada saat akad berlangsung atau pada waktu lain jika ditentukna demikian ketika transaksi berlangsung.

  Dari sisi sahnya akad tersebut, jual beli itu harus terhindar dari cacat. Misalnya, kriteria barang tidak di ketahui, baik jenis, kualitas, dan kuantitasnya,jumlah harga tidak jelas, adanya unsur paksaan dan jual beli tersebut mengandung unsur tipuan, mudarat serta adanya syarat-syarat yang membuatnya rusak.

  Dari sisi pelaksanaan jual beli, orang yang berakad mempunyai kekuasaan untuk melakukan jual beli. Misalnya, barang tersebut milik sendiri (bukan milik orang lain atau tersangkut hak orang lain dalam dalam barang itu). Akad jual beli tidak dapat di laksanakan apabila orang yang berakad tidak mempunyai kekuasaan langsung, misalnya seseorang bertindak mewakili orang lain dalam jual beli. Dalam hal ini, orang tersebut harus mempunyai persetujuan dahulu dari orang yang diwakilinya dan setelah itu jual beli dapat di laksanakan. (Azyumardi Azra.2005:295)

  Mekanisme yang dilakukan dalam jual-beli kain potongan di Desa Kalongan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang, memiliki potensi yang dapat merugikan satu pihak terkait sepertisipembeli. Banyak aspek yang berpotensi menjadi faktor penyebab dikategorikannya sebuah transaksi jual- beli menjadi tidak sehat, dalam arti terdapat kecurangan diantaranya adalahpenjualdan objek barang. Penjualbisa menjadi faktor penyebab dikategorikannya sebuah transaksi jual-beli tidak sehat ketika barang yang diberikan kepada pembeli tidak sesuai dengan barang yang ditawarkan. Karena Dalam jual-beli Kain potongan di Desa Kalongan Kecamatan Ungaran akan dijualnya melalui BBM atau Telepon dengan menjelaskan dan mencantumkanfoto barang, Jumlah banyaknya barang, harga barang. untuk pembayaran ada adadua sistem pembayaran yaitu di lakukan dengan sistem teransfer melalui ATM dan sistem tunai. di jual beli kain potongan di Desa Kalongan Kecamatan Ungaran Timur ini pembelibisa menjadi pihak yang dirugikan. Dikarenakan sipembeli biasanya memeriksa barang itu ketika sudah sampai rumah, dan ada juga barang yang di retur atau dikembalikan, apa karena sipenjual yang tidak jujur dalam memberikan informasi tentang barang tersebut, atau karena si pembeli yang kurang jelas atas informasi tentang barang tersebut.

  Ketika kedua belah pihak ada yang mempunyai moral hazard atau keinginan yang tidak baik dalam bertransaksi jual-beli, maka didalam Hukum Islam mempunyai hak khiyar, yakni hak untuk memilih antara dua, meneruskan akad jual beli atau mengurangkan ( menarik kembali, tidak jadi jual beli) diadakan khiyar oleh syara‟ agar kedua belah pihak atau kedua orang yang melakukan jual beli dapat memikirkan kemaslahatan masing- masing lebih jauh, supaya tidak akan terjadi penyesalan dikemudian hari lantaran salah satu pihak ada yang dirugikan karena merasa tertipu. (Sulaiman Rasjid.2014:286)

  Berangkat dari permasalahan diatas penyusun tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengangkat judul “TINJAUAN HUKUM

  

ISLAM DALAM JUAL BELI KAIN POTONGAN DI DESA

  KALONGAN KECAMATAN UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG.” B. Fokus Penelitian 1.

  Bagaimana proses jual beli kain potongan di Desa Kalongan Kecamatan Ungaran timur Kabupaten Semarang ? 2. Bagaimana pandangan hukum Islam terhadap jual beli kain potongan di

  Desa Kalongan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang.? C.

   Tujuan Penelitian

  Adapun tujuan penelitian dari uraian diatas, maka dapat di angkat tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui proses jual beli kain potongan di Desa Kalongan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semaranng.

  2. Untuk mengetahui pandangan hukum Islam dalam praktik jual beli kain potongan di Desa Kalongan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang.

D. Kegunaanpenelitian

  Agar tulisan ini dapat memberikan hasil yang berguna secara keseluruhan, maka penelitian ini sekiranya dapat memberikan manfaat diantaranya:

  1. Menambah wawasan keilmuan tentang sistem jual beli kain potongan 2.

  Menambah wawasan keilmuan mahasiswa serta masyarakat umum tentang status jual beli kain potongan

  3. Bisa menjadi bahan sosialisasi kepada masyarakat tentang sistem jual beli kain potongan

  4. Menjadi refrensi untuk peneliti selanjutnya E.

   Penegasan Penelitian

  Agar terdapat kejelasan mengenai judul penelitian di atas, maka penulis perlu menjelaskan maknanya sebagai berikut:

1. Pengertian jual beli

  Jual beli yaitu suatu pertukaran atau saling menukar, Jual beli juga dapat diartikan menukar uang dengan barang yang diingginkan sesuai dengan rukun dan syarat tertentu.setelah jual beli dilakukan secara sah, barang yang dijual menjadi milik pembeli sedangkan uang yang dibayarkan pembeli sebagai penganti harga barang, menjadi milik penjual. Sedangkan menurut pengertian fiqih, jual beli yaitu menukar suatu barang dengam barang yang lain dengan cara yang tertentu (Akad).(Sulaiman Rasjid.2014:278) 2. Khiyar

  Khiyar yaitu memilih mana yang lebi hbaik dari dua hal atau

  lebih. dalam akad khiyar berarti hak memilih bagi pihak-pihak bersangkutan untuk melangsugkan akad yang telah di adakan khiyar syarat, khiyar rukyat atau khiyar cacat. Hak khiyar dimaksudkan guna menjamin agar akad yang diadakan benar-benar terjadiatas kerelaan penuh pihak-pihak bersangkutan karena sukarela itu merupakan asas bagi sahnya

F. Metode Penelitian 1.

  Jenis Penelitian Dalampenelitian ini yang digunakan adalahpenelitiankualitatif.Maksud dari penelitian kualitatif adalah metode penelitian yangberlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya Adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci. (Sugiyono,2010:9) 2. Metode pendekatan

  Dalam penelitian in metode yang digunakan peneliti adalahDeskriptif Analitis, yaitu mempelajari masalah danmenggambarkan tata cara yang berlaku dalam masyarkat, kemudian menganalisis dengan teori yang ada.

  Menurut Sugiyono dalam bukunya metode penelitian kualitatif,Metode Deskriptif Analisis merupakan metode penelitian dengan caramengumpulkan data-data sesuai dengan yang sebenarnya kemudiandata-data tersebut disusun, diolah dan dianalisisuntuk dapatmemberikan gambaranmengenai masalah yang ada. (Sugiyono,20010:105) 3. LokasiPenelitian

  Penelitian ini di laksanakan di Desa Kalongan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang.

4. Sumber data

  Pengumpulan data merupakan langkah riil yang sangat dibutuhkan sehubungan dengan referensi yang sesuai dengan objek. Dalam penyusunan skripsi ini dilakukan, Data yang dibutuhkan atau diperlukan Dalam penelitian ini data yangdiperlukan adalah data tentang jual beli dan khiyar dalam Islam dengan melihat baik dari aspek materil maupun praktek di dalam kehidupan sehari-hari.

  Pengumpulan data merupakan suatu tahapan dalam proses penelitian yang sifatnya mutlak untuk di lakukan karena data merupakan suatu fenomena yang akan di teliti. Pengumpulan data di fokuskan pada pokok permasalahan yang ada, sehingga dalam penelitian tidak terjadi penyimpangan dalam pembahasan a.

  Data sekunder Data sekunder merupakan data-data yang di peroleh dari bahan- bahan pustaka b.

  Data primer Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari objek yang akan diteliti yaitu dari pihak penjual maupun pembeli dengan menggunakan Wawancara atau Interview. Wawancara dilakukan secara bebas terpimpin, dimana penelitian mempersiapkan pertanyaan terlebih dahulu sebelum wawancara di mulai, namun tidak menutup kemugkinan untuk mengembangkan pertanyaan yang lebih luas tetapi sesuai dengan apa yang ada di daftar pertanyaan.

5. Metode pengumpulan data.

  Teknik pengumpulan data dapat di peroleh sebagai berikut: a.

  Observasi Suatu penelitian yang bercirikan interaksi sosial yang memakan waktu cukup lama antara peneliti dengan subyek dalam lingkungan subyek, dalam selama itu data dalam bentuk catatan lapangan di kumpulkan secara sistematis dan berlaku tanpa ganguan. (Lexy J. Moelong, 2009:187)

  Dalam penelitian ini penulis mencoba mengamati secara langsung kegiatan atau praktek jual beli kain kiloan tersebut, untuk memperoleh gambaran detail dari upaya pelaksanaan jual beli yang di lakukan penjual maupun pembeli.

  b.

  Wawancara.

  Wawancara dilakukan dengan pihak penjual dan pembeli kain potongan dan itu lebih dari sekedar percakapan, selalu terdapat suatu tujuan dan biasanya wawancara memiliki beberapa bentuk struktur, tujuan drajat struktur di bentuk oleh seseorang,yaitu sang peneliti, yang mengorganisir wawan cara sedemikian rupa untuk meliputi topik yang di mintainya sekaligus menggerakkan diskusi ke arah yang di ingginkannya dengan

  6. Analisis data Analisisdata dalam tesis ini akan menggunakan metode analisis

  kualitatif . Analisis kualitatif merupakan sumber dari deskripsi yang luas

  dan berlandasan kokoh, serta memuat penjelasan tentang proses-proses yang terjadi pada lingkunggan setempat.dengan data kualitatif kita dapat mengikuti dan memahami alur peristiwa secara kronologis menilai sebab akibat dalam lingkup pikiran orang-orang setempat, dan memperoleh penjelasan yang banyak dan bermanfaat.(Matthew,1992:1-2)

  Pemilihanmetodeiniadalahatasdasarbahwaanalisisterhadapmaterida nbahan-bahanhokumtersebutuntukselanjutnyaakandipelajaridandianalisis, sehinggadiharapkan agar tujuandaritesisiniakantercapai.

  7. Penegesahan keabsahan data Pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi empat teknik yaitu: a.

  Kredibilitas yaitu kriteria untuk memenuhi nilai kebenaran dari data dan informasi yang di kumpulkan. Artinya, hasil penelitian harus dapat dipercaya oleh semua pembaca secara kritis dan dari responden sebagai informan.

  b.

  Transferabilitas, kriteria ini di gunakan untuk memenuhi kriteria bahwa hasil penelitian yang di lakukan dalam konteks atau dalam setingan tertentu dapat di transfer dalam subjek lain yang memiliki tipologo yang sama.

  c.

  Dependabilitas, kriteria ini dapat di gunakan untuk menilaiapakah proses penelitian kualitatif bermutu atau tidak, dengan mengecek apakah si peneliti sudah cukup hati-hati, apakah pembuat kesalahan dalam mengkonseptualisasikan rencana penelitiannya, dalam pengumpulan data, dan dalam penginterpretasiannya.

  d.

  Konfirmabilitas, kriteria untuk menilai kebermutuan hasil penelitian.

  (Syamsuddin,2015:91-92) 8. Tahap-TahapanPenelitian.

  a.

  Memilih tempat,pelaku serta kegiatan yang akan diteliti b.

  Melaksanakan observasi berupa wawancara kepada informan secara langsung c.

  Mencatat hasil observasi d.

  Melakukan observasi deskriptif atau menjabarkan hasil wawancara e. Melakukan analisis domain yaitu menemukan berbagai gambaran umum dari objek yang diketahui. Selanjutnya memilih kategori objek yang spesifik untuk dikembangkan.

  f.

  Melakukan analisis , menjabarkan kategori yang dipilih secara lebih rinci g.

  Melakukan analisis dengan mengabungkan antara data yang diperoleh dari hasil wwancara dengan teori yang digunakan untuk h.

  Mencatat hasil analisis teori dengan hasil penelitian, mencari kekuragan data yang diperoleh i.

  Mencari data tambahan dari sumber yang mendukung j. Mencatat hasil penelitian. (Sugiyono,2010:254)

G. SistematikaPenulisan

  Untukmempermudahdalammempelajaridanmemahamikeseluruhanme ngenaipenelitianini, makapenulismembagisistematikapenulisansebagaiberikut:

  BAB I PENDAHULUAN Berisi Latar Belakang Masalah, fokus Penelitian, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Penegasan penelitian, Metode Penelitian, dan Sistematika penulisan. BAB II KAJIAN PUSTAKA Berisi pengertian jual beli, dasar hukum jual beli, rukun jual beli, syarat jual beli, syarat sah jual beli, bentuk-bentuk jual beli, kewajiban pembeli, kewajiban penjual,pengertian

  khiyar , hak Khiyar, macam-macam Khiyar, pengertian kain

  potongan

  BAB III HASIL PENELITIAN Berisi Sejarah terjadinya desa Kalongan, Data penduduk Desa Kalongan menurut Agama,Tingkat Pendidikan,Jenis Kelamin, Usia, Jenis Mata Pencaharian.

  Hasil penelitian dan wawancara dengan pelaku (penjual dan pembeli) kain Potongan di Desa Kalongan Kec.Ungaran Timur Kab.Semarang. Berisi tentang transaksi jual beli kain potongan, transaksi pembayaran, pelaksanaan khiyar.

  BAB IV ANALISIS Analisa praktek jual beli kain potongan di Desa Kalongankecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang dengan Hukum Islam, Kesesuaian pelaksanaan khiyar dalam hukum islam, faktor- faktor yang mempengaruhi

  khiyar , Usaha untuk memperbaiki pelaksanaan khiyar

  BAB V PENUTUP Berisi tentang kesimpulan Hasil Penelitian dan Saran-saran DAFTAR PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Jual Beli

1. Pengertian jual beli

  Jual beli sebagai sarana saling memenuhi kebutuhan manusia sudah ada sejak manusia lahir, namun teknis pelaksanannya berbeda. Jual beli yang paling sederhana dilangsugkan dengan menukar barang dengan barang lainnya, karena mereka belum mengenal nilai tukar. Jual beli seperti ini disebut dengan barter atau al-muqayyadah. Setelah nilai tukar (uang) di kenal, jual beli banyak di lakukan berdasarkan nilai tukar ini, pada zaman rasulullah SAW dinar (mata uang emas lama) dan dirham (mata uang perak) dipakai sebagai alat tukar (Azyumardi, 2003:293-294).

  Menurut KUH Perdata pasal 1457, jual beli adalah suatu perjanjian dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu kebendaan dan pihak yang lain untuk membayar harga yang telah dijanjikan.

  Jual beli menurut bahasa artinya memindahkan hak milik terhadap benda dengan akad saling menganti, jika dia mengeluarkan dari hak miliknya, jika dia membelinya dan memasukan kedalam hak miliknya, dan ini termasuk dalam nama-nama yang mempunyai lawan kata jika disebut ia mengandung makna dan lawanya seperti perkataan al- qur‟an yang berarti haid dan suci. Demikian juga dengan perkataan syara artinya mengambil dan artinya dan syara yang artinya menjual. Allah berfirman: dan mereka menjualnya dengan harga yang sedikit, artinya mereka menjual yusuf, karena masing-masing pihak telah mengambil ganti dan memberi ganti,yang satu sebagai penjual dengan yang ia beri dan pembeli dengan apa yang ia ambil, maka kedua nama ini layak untuk di jadikan sebagai sebutannya.

  Perkataan jual beli terdiri dari dua kata jual dan beli sebenarnya „jual‟dan„beli‟ mempunyai arti yang satu sama lainnya bertolak belakang, Kata jual menunjukkan bahwa adanya perbuatan menjual, sedangkan kata beli adanya perbuatan membeli. Dengan demikian, p erkataan „jual beli‟ menunjukkan adanya dua perbuatan dalam satu peristiwa, yaitu satu pihak menjual dan pihak lain membeli(Suhrawardi,2014:128).

  Jual beli yaitu mengganti atau menukar sesuatu dengan sesuatu yang lain(Azyumardi, 2003:293).Sedangkan menurut syari‟at, yang dimaksud dengan jual beli adalah pertukaran harta atas dasar saling rela.

  Atau memindahkan milikdengan ganti yang dapat dibenarkan (yaitu berupa alat tukar yang sah) (Sabiq, 1988:47).

  Jual beli adalah menukar suatu barang dengan barang yang lain dengan cara yang tertentu (akad) (Sulaiman, 2012:278) sedangkan menurut Zaharudin yaitu Mengeluarkan dan mengambil hak milik, daripada proses ini (pengeluaran dan pengambilan hak milik), seseorang itu meperoleh ganti(Zaharudin, 2014:29).

  Sedangkan menurut ulama mazhab hanafi yatu saling menukar harta dengan cara tertentu. Ulama mazhab hanafi lainya mengatakan bahwa jual beli adalah tukar menukar sesuatu yang di inggini, sepadan, dan bermanfaat dengan cara tertentu. Yang di maksud dengan cara tertentu atau khusus adalah melalui ijab dan kabul atau dengan cara saling memberikan barang dan uang antara penjual dan pembeli.

  Adapun menurut ulama mazhab syafi‟i yaitu saling menukarharta dan bentuk pemindahan pemilikan. Dalam hal ini mereka memberi penekanan p ada kata „‟pemilikan‟‟ karena ada juga tukar menukar barang yang sifatnya tidak harus di miliki, seperti sewa-menyewa (ijaroh). Sedangkan menurut ibnu hajar pada dasarnya jual beli yang mengandung unsur ketidak jelasan dilarang dalam Islam (Hajar,2002:200).

2. Dasar Hukum Jual Beli

  Jual beli merupakan akad yang dibolehkan berdasarkan Alquran, sunnah dan ijma‟ para ulama. Dilihat dari aspek hukum, jual beli hukumnya mubah kecuali jual beli yang dilarang oleh syara‟. Adapun dasar hukum dari Alquran antara lain (Muslich, 2010: 177-179).

  a.

  Surat Al-Baqarah ayat 198:

   

  يْمكُ بِّبلَ يْنمِ لًا يْ لَ ا كُ لَتَ يْ لَتَ يْ لَ حٌا لَ كُ يْمكُ يْيلَ لَ لَ يْيلَل

  Artinya:

  “Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezki hasil

perniagaan) dari Tuhanmu” (Al-Baqarah ayat 198). b.

  Surah Al-Baqarah ayat 275

   لَببِّرلا لَمَّرلَحلَو لَعيْيلَتَ يْلا كُهَّ لا َّللَحلَ لَو

  Artinya

  : “Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba” (Al-Baqarah ayat 275).

  c.

  Surah An-Nisa‟ayat 29

  يْمكُ لَلالَ يْ لَ ا كُ كُكيْألَ لَلَ ا كُ لَ آ لَنيمِذَّلا لَهُّتَيلَ لَي ٍضالَرلَتَ يْنلَ لًاةلَ لَمِتِ لَ كُ لَ يْ لَ َّلَمِإ مِلمِط لَ يْل مِ يْمكُ لَ يْتَيلَتَب ۚ ۚ يْمكُ مِب لَ لَك لَهَّ لا َّ مِإ يْمكُ يْ مِ

  يْمكُ لَسكُفيْتَنلَ ا كُ كُتَ يْقلَتَ لَلَلَو لًاميمِحلَ

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan

harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu; Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.”.(An-Nisa‟ayat 29)

  Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Rifa‟ah bin Rafi‟ Al- Bazzar dan al Hakim ditegaskan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda ketika ditanya salah seorang sahabat mengenai pekerjaan yang paling baik.

  Rasulullah SAW Menjawab: “usaha tangan manusiasendiri, serta jual beli yang diberkati” dengan kata lain, jual beli yang jujur tanpa di iringgi dengan kecurangan. Dalam Hadist yang diriwayatkan oleh Al-Baihaki,

  Ibnu Majah, Ibnu Hibban, dari Sa‟id Al-khudri, Rasulullah SAW juga menyatakan “ jual beli itu didasarkan oleh suka sama suka.” Begitu pula dalam hadis riwayat at-tirmizi, Rasu lullah SAW bersabda: “pedagang yang jujur dan dapat dipercaya itu sejajar (tempatnya di Surga) dengan para Nabi, Siddiqin, dan suhada.” Pada dasarnya jual beli dihukumkan mubah (boleh) jika dilakukan sesuai dengan tuntutan syariat Islam (Azyumardi, 2003:294).

3. Rukun Jual Beli

  Ada beberapa rukun jual beli yang harus dipenuhi agar sebuah transaksi jual beli bisa dikatakan dengan sah oleh sarak (hukum islam).

  Menurut sulaiman rukun jual beli itu ada tiga macam yaitu: a.

  Penjual dan pembeli 1)

  .Berakal 2)

  .Bukan paksaan 3)

  .Balig b. Uang dan benda yang dibeli

  1) Suci

  2) Ada manfaatnya

  3) Barang itu dapat diserahkan

  4) Barang sendiri

  5) Barang diketahui oleh penjual dan pembeli c.

  Lafad ijab dan kabul

  2) Makna keduanya hendaknya mufakat (Sama) walaupun lafadnyaberlainan

  3) Keduanya tidak disangkutkan dengan urusan yang lain

  4) Tidak berwaktu (Sulaiman, 2012: 279)

  Rukun jual beli menurut Hanafiah adalah ijab dan qabul yang menunjukan sikap saling tukar-menukar, atau saling memberi.atau dengan redaksi yang lain, ijab qabul adalah perbuatan yang menunjukkan kesediaan dua pihak untuk menyerahkan milik masing-masing kepada pihak lain, dengan menggunakan perkataan atau perbuatan (Muslich, 2010: 179-186).

  Menurut jumhur ulama rukun jual beli itu ada tiga, yaitu a. Penjual dan Pembeli

  Orang yang melakukan akad, yaitu penjual dan pembeli. Secara umum, penjual dan pembeli harus orang yang memiliki ahliyah (kecakapan) dan wilayah (kekuasaan). Persyaratan penjual dan pembeli secara rinci akan diuraikan dalam pembahasan berikutnya , yaitu mengenai syarat-syarat jual beli(Aziz,2010:27).

  b.

  Ijab dan Qabul 1)

  Pengertian Ijab dan Qabul Secara umum ijab dan qabulialah ikatan kata antara penjual dan pembeli. Jual beli belum dikatakan sah sebelum ijab dan qabul dilakukan sebab ijab qabul menunjukan kerelaan (keridhaan).

  Akad adalah bentuk ungkapan dari ijab dan qabul apabila akadnya akad iltizam yang dilakukan oleh dua pihak, atau ijab saja apabila akadnya akad iltizam yang dilakukan oleh satu pihak.

  3) SifatIjab dan Qabul

  Akad terjadi karena adanya ijab dan qabul. Apabila ijab sudah diucapkan, tetapi qabul belum keluar maka ijab belum mengikat.

  c.

  Objek Akad Jual Beli.

  Objek akad jual beli adalah barang yang dijual (

  mabi‟) dan harga atau uang (tsaman).

  Sedangkan menurut abdul aziz rukun jual beli itu ada tiga : a. keduabelah pihak yang berakad b.

  Yang diakadkan c. Lafat yang diucapkan pada waktu akad

  Oleh sebab itu, ada yang mengatakan penanaman pihak yang berakad sebagai rukun bukan sebagai hakiki tetapi secara istilah saja, karena ia bukan bagian barang yang dijual belikan yang di dapati diluar, sebab akad akan terjadi dari luar jika terpenuhi dua hal yang pertama shighat yaitu ijab dan qabul (Aziz,2010:28).

4. Syarat Jual Beli

  Ada empat syarat jual beli yang harus dipenuhi dalam akad jual beli, yaitu (Muslich, 2010: 186-200):

  Syarat harus terpenuhi agar akad jual beli dipandang sah menurut syara‟. Apabila syarat ini tidak terpenuhi, maka akad jual beli menjadi batal. Hanafiah mengemukakan empat macam syarat untuk keabsahan jual beli: 1)

  Syarat berkaitan dengan orang yang melakukan akad Syarat untukorang yang melakukan akad, yaitu penjual dan pembeli ada dua: a)

  Orang yang berakad harus berakal. Maka tidak sah akad yang dilakukan oleh orang gila, dan anak yang belum berakal

  b) Orang yang melakukan akadharus berbilang (tidak sendirian).

2) Syarat berkaitan dengan akad itu sendiri.

  Syarat akad yang sangat penting adalah bahwa qabul harus sesuai dengan ijab, dalam arti pembeli menerima apa yang di-ijab-kan (ditanyakan) oleh penjual.

3) Syarat berkaitan dengan tempat akad.

  Syarat yang berkaitan dengan tempat akad adalah ijab dan

  qabul harus terjadi dalam satu majelis. Apabila ijab dan berbeda majelis, maka jual beli tidak sah. qabul

4) Syarat berkaitan dengan objek akad.

  Syarat yang harus dipenuhi oleh objek akad adalah a) .Barang yang dijual harus ada

  b) .Barang yang dijual harus barang yang sudah dimiliki.

  c) .Barang yang dijual harus bisa diserahkan pada saat dilakukannya akad jual beli.

  b.

  Syarat kelangsungan jual beli Untuk kelangsungan jual beli diperlukan dua syarar sebagai berikut

  1) Kepemilikan atau kekuasaan

  Pengertian kepemilikan atau hak milik adalah menguasai sesuatu dan mampu men-tasarruf-kannya sendiri, karena tidak ada penghalang yang ditetapkan oleh syara‟.

2) Pada benda yang dijual (mabi‟) tidak terdapat hak orang lain.

  Apabila di dalam barang yang dijadikan objek jual beli itu terdapat hak orang lain, maka akadnya mauquf dan tidak bisa dilangsungkan.

  c.

  Syarat mengikat Untuk mengikatnya (luzum-nya) jual beli disyaratkan akad jual beli terbebas dari salah satu jenis khiyar yang membolehkan kepada salah satu pihak untuk membatalkan akad jual beli, seperti khiyar

  syarat

  , khiyar

  ru‟yah dan khiyar „aib. Apabila didalam akad jual beli

  terdapat salah satu dari jenis khiyar ini maka akad tersebut tidak mengikat kepada orang yang memiliki hak khiyar, sehingga ia berhak membatalkan jual beli atau meneruskan atau menerimanya(Muhammad,2012: 800).

  Sedangkan menurut Muhammad, Syarat jual beli ada tuju yaitu: a. Sama sama ridho baik penjual maupun pembeli, kecuali orang yang dipaksa dengan kebenaran.

  b.

  Bahwa boleh melakukan transaksi, yaitu dengan syarat keduanya yang mukalaf cerdas dan merdeka.

  c.

  Yang dijual adalah yang boleh diambil manfaatnya secara mutlak, maka tidak boleh menjual yang tidak ada manfaatnya diharamkan seperti arak, dan babi.

  d.

  Bahwa yang dijual adalah milik sang penjual, atau diijinkan baginya menjualnya pada saat transaksi.

  e.

  Barang yang dijual harus sudah dietahui oleh kedua belah pihak yang melakukan transaksi dengan melihat atau dengan sifat.

  f.

  Bahwa harganya sudah diketahui g.

  Bahwa yang dijual itu harus bisa diserahkan, maka tidak boleh menjual ikan yang masih berada di laut atau burung yang di udara (Muhammad,2012: 801).

5. Syarat Syah Jual Beli

  Menurut Muslich (2010:190) syarat syah ini terbagi dalam dua bagian, yaitu syarat umum dan syarat khusus. Syarat umum yarat yang harus ada disetiap jenis jual beli terus diangap syah menurut syara‟ secara A.

  Ketidak jelasan Yang dimaksud disini adalah ketidak jelasan yang serius yang mendatangkan perselisihan yang sulit untuk diselesaikan.

  Ketidakjelasan ini ada empat macam, yaitu: 1)

  Ketidak jelasan dalam barang yang di jual, baik jenisnya,macamnya,atau kadarnya menurut pandangan pembeli.

2) Ketidak jelasan harga.

  3) Ketidakjelasan masa tempo, dalam harga yang diangsur, atau dalam khiyar syarat. Dalam hal ini waktu harus jelas, apabila tidak jelas maka akad menjadi batal.