NILAI-NILAI PENDIDIKAN MORAL DALAM NOVEL MAHKOTA CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

  

NILAI-NILAI PENDIDIKAN MORAL

DALAM NOVEL MAHKOTA CINTA

KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY

SKRIPSI

  

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

OLEH

NURIYA WAFIROH

  

NIM: 111-12-189

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA (IAIN)

SALATIGA

2016

i ii

  

PERSETUJUAN PEMBIMBING

IMAM MAS ARUM, M. Pd.

  DOSEN IAIN SALATIGA

  Persetujuan Pembimbing

  Lamp : 4 Eksemplar Hal : Naskah Skripsi Saudara : Nuriya Wafiroh Kepada : Yth. Dekan FTIK IAIN Salatiga Di Salatiga

  Assalamu’alaikumWr. Wb

  Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi mahasiswa: Nama : Nuriya Wafiroh NIM : 111-12-189 Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI) Judul : Nilai-Nilai Pendidikan Moral dalam Novel Mahkota Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy. Dengan ini kami mohon skripsi mahasiswa tersebut di atas supaya segera dimunaqasyahkan. Demikian agar menjadi perhatian.

  Wassalamu’alaikumWr.Wb

  Salatiga, 6 September 2016 Pembimbing

  Imam Mas Arum, M.Pd

  NIP. 197905072011011008 iii

  KEMENTERIAN AGAMA

  INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN ) SALATIGA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN JL. TentaraPelajar 02 Telp.( 0298) 323706 Fax 323433 Salatiga 50721

  Website :www.iainsalatiga.ac.id E-mail : administrasi@iainsalatiga.ac.id

  

SKRIPSI

NILAI-NILAI PENDIDIKAN MORAL DALAM NOVEL MAHKOTA CINTA

KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY

  DISUSUN OLEH:

  

NURIYA WAFIROH

NIM : 111 12 189

  Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal ................... 2016 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam.

  Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji : ___________________ Sekretaris Penguji : ____________________ Penguji I : ____________________ Penguji II : ____________________

  Salatiga, .....................2016 Dekan FTIK IAIN Salatiga

  Suwardi, M. Pd iv NIP. 19670121 199903 1002

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Nuriya Wafiroh NIM : 111-12-189 Jurusan : Pendidikan Agama Islam JudulSkripsi : Nilai-Nilai Pendidikan Moral dalam Novel Mahkota Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy.

  Menyatakan bahwa di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya tulis saya bukan jiplakan karya tulis orang lain, baik sebagian atupun keseluruhan. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skirpsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

  Salatiga, 6 September 2016 Penulis

  Nuriya Wafiroh 111-12-189 v vi

  

MOTTO

اوْ إِ إِ يُ وْ لاَ إِ ا لاَ اوْو يُ يِّ لاَ يُ ا نَّ لاَ امٍ وْ لاَ إِ ا لاَ ايُ يِّ لاَ يُ الاَ الاَ اللّهَ انَّ إِ

  “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (QS. Ar-Ra’du: 11)

  

PERSEMBAHAN

  Dengan rasa syukur kepada Allah SWT, skripsi ini penulis persembahkan kepada:

  1. Orang tuaku tercinta bapak Saefudin dan ibu Riwayati, yang senantiasa mencurahkan kasih sayang, dukungan moral maupun materiil dan do ‟a yang tak pernah putus untuk putra-putrinya.

  2. Saudaraku tercinta A. Rifki ubaidillah, Tsurayya Maulida dan M. Rizal Muttaqin yang selalu mendukung dan memberikan semangat.

  3. Pengasuh PP. Al-Hasan (KH. Ichsanuddin dan Ibu Kamala Isom) serta para Ustadz-

  Ustadz yang senantiasa mendo‟akan dan membimbing dalam menuntut ilmu.

  4. Teman-temanku angkatan 2012 yang sama-sama berjuang dan belajar di IAIN Salatiga.

  5. Temen-temen PP. Al-Hasan yang senantiasa memberi dukungan dan mendo‟akan dalam penyusunan skripsi ini.

  6. Semua pihak yang selalu memberi semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu. vii

KATA PENGANTAR

  Assalamualaikum Wr.Wb

  Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah- Nya hingga penulis dapat menyelesikan skripsi ini yang berjudul “Nilai-Nilai Pendidikan Moral dalam Novel Mahkota Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy.

  ” Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Agung

  Muhammad SAW yang menjadi suri teladan serta tokoh inspirasi bagi semua umat khususnya bagi penulis.

  Dengan selesainya skripsi ini, merupakan satu bentuk tanggung jawab penulis sebagai mahasiswa terhadap akademiknya dalam menempuh pendidikan strata 1 dan tanda bakti kepada keluarga tercinta.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak mungkin selesai tanpa bantuan dan partisipasi dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak yang dengan ikhlas membantu dalam penyusunan skripsi ini, terutama kepada :

  1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Suwardi, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

  3. Ibu Siti Rukhayati M.Ag., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). viii ix 4. Bapak Imam Mas Arum, M.Pd., selaku pembimbing skripsi yang selalu memberi semangat, bimbingan, arahan dan kesabaran kepada penulis.

  5. Bapak Joko sutopo, M.Pd., alm selaku pembimbing akademik yang selalu memberi semangat dan bimbingan kepada penulis.

  6. Bapak Sutrisna, M.Pd., selaku pembimbing akademik yang selalu memberi semangat dan bimbingan kepada penulis.

  7. Bapak dan ibu dosen, karyawan/karyawati Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

  8. Ayah dan ibu yang selalu memberikan materi, doa, restu dan bimbingan kepada penulis, sehingga penulis bisa menyelesaikan studi di IAIN Salatiga.

  9. Bapak Habiburrahman El Shirazy, penulis novel Mahkota Cinta yang sudah banyak membantu, memberikan waktu untuk wawancara, memberikan saran dan masukan dalam skripsi dan memperbolehkan meneliti karya novelnya.

  10. Saudaraku tercinta yang selalu memberikan semangat, doa dan bimbingan kepada penulis.

  11. Keluarga Pondok Pesantren Al-Hasan yang telah memberikan semangat, doa dan dorongan kepada penulis.

  12. Teman-teman seperjuangan yang kita selalu menyemangati satu sama lain.

  13. Semua pihak yang telah membantu, yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

  Tiada kata yang dapat penulis sampaikan kepada mereka semua kecuali ucapan teimakasih serta iringan doa semoga Allah SWT membalasnya dengan balasan yang lebih baik. Amin

  Penulis menyadari bahwa karya ini jauh dari kesempurnaan. Besar harapan penulis atas kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan-penulisan selanjutnya. Walaupun demikian semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak. Amin.

  Wassalamualaikum Wr.Wb.

  Salatiga, 6 September 2016 Penulis, Nuriya Wafiroh 111-12-189 x

  

ABSTRAK

Wafiroh, Nuriya. 2016. Nilai-Nilai Pendidikan Moral dalam Novel Mahkota Cinta

Karya Habiburrahman El Shirazy . Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam.

  Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Imam Mas Arum, M.Pd.

  Kata kunci: Nilai-Nilai Pendidikan Moral Di era modern, dengan perkembangan ilmu yang semakin meningkat

  pengetahuan

  

seperti sekarang, kualitas pendidikan sangat diutamakan. Seorang sastrawan melalui karya-

karya yang berkualitas menyampaikan ajarannya lewat sajian cerita yang menarik dan

  dikemas dengan bahasa yang menarik dan mudah dipahami serta tidak membosankan

  Pesan-pesan yang disampaikan dalam sebuah karya fiksi dan bersifat menghibur.

diharapkan dapat dihayati dan kemudian dapat diterapkan dalam kehidupan khususnya nilai

ajaran moral. Peneliti tertarik meneliti mengenai nilai-nilai pendidikan moral yang

terkandung dalam novel Mahkota Cinta karya Habiburrahman El Shirazy.

  Berdasarkan latar belakang tersebut, yang menjadi rumusan masalah bagi peneliti

yaitu tentang nilai-nilai pendidikan moral serta relevansinya dalam kehidupan sehari-hari.

Serta bertujuan untuk mengetahui tentang nilai-nilai pendidikan moral serta relevansinya

dalam kehidupan sehari-hari dari novel tersebut.

  Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kepustakaan (library research).

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara

mengamati pada novel Mahkota Cinta dan sumber-sumber lainnya, mencari, menelaah buku-

buku, artikel atau lainnya yang berkaitan dengan skripsi ini. Pengumpulan data dibagi

menjadi dua sumber yaitu data primer dan sekunder yang digunakan peneliti yaitu

kepustakaan (library research). Sedangkan analisis data dalam penelitian ini adalah metode

analisis isi (content analisys).

  Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai-nilai pendidikan moral yang ada

pada novel Mahkota Cinta diantaranya, percaya diri, menjaga kesucian, tolong Menolong,

empati, kesederhanaan, ketaatan, mencintai ilmu, tanggung jawab, kedisiplinan, kerja keras,

keikhlasan, kejujuran. Sedangkan relevansi dari nilai-nilai pendidikan moral dalam novel

Mahkota Cinta karya Habiburrahman El Shirazy dapat menjadi gambaran perbaikan perilaku

moral di zaman sekarang.

  xi

  

DAFTAR ISI

  JUDUL ......................................................................................................... i LEMBAR BERLOGO ................................................................................. ii PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ iii PENGESAHAN KELULUSAN .................................................................. iv PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................................... v MOTTO ....................................................................................................... vi PERSEMBAHAN ........................................................................................ vii KATA PENGANTAR ................................................................................. viii ABSTRAK ................................................................................................... xi DAFTAR ISI ................................................................................................ xii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xiv

  BAB I PENDAHULUAN A.

  1 Latar Belakang Masalah ................................................................

  B.

  4 Fokus Penelitian ............................................................................

  C.

  4 Tujuan Penelitian ...........................................................................

  D.

  5 Manfaat Penelitian ........................................................................

  E.

  Metode Penelitian .......................................................................... 5 F. Penegasan Istilah ............................................................................ 8 G.

  11 Sistematika Penulisan ................................................................... xii

  xiii

  BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pendidikan ...................................................................

  12 B. Pengertian Nilai Moral ................................... ...............................

  13 BAB III BIOGRAFI NASKAH A.

  Unsur intrinsik Novel...................................................................... 18 B. Karakteristik Novel Habiburrahman El Shirazy.............................. 30 C. Sinopsis Novel Mahkota Cinta....................................................... 31

  BAB IV PEMBAHASAN A. Nilai-Nilai pendidikan moral .........................................................

  39 B. Relevansi Nilai-nilai Pendidikan Moral dalam novel Mahkota Cinta dalam kehidupan sehari-hari........................................ ......

  74 BAB V PENUTUP A.

  Kesimpulan ...................................................................................

  77 B. Saran .............................................................................................

  77 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

  xiv DAFTAR LAMPIRAN

  1. Riwayat hidup penulis

  2. Nota Pembimbing Skripsi

  3. Lembar konsultasi

  4. Surat Keterangan Kegiatan

  5. Surat Penelitian

  6. Naskah wawancara

  7. Dokumentasi

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nilai adalah sesuatu yang dipandang baik, disukai, dan paling benar menurut keyakinan seseorang atau kelompok orang sehingga prefensinya tercermin dalam perilaku, sikap dan perbuatan-perbuatannya. (Ensiklopedi Pendidikan, 2009: 106).

  Segala sesuatu yang dilakukan manusia dalam hidupnya yang terlihat akan ternilai, baik dari tingkah laku, sikap, dan kepribadian.

  Penilaian yang diberikan oleh sekelompok masyarakat berbagai macam bentuk, salah satu yang sering kita jumpai dalam masyarakat yaitu bentuk pujian.

  Nilai yang diberikan oleh masyarakat atas perilaku yang baik tidak lepas dari kualitas diri manusia yang mencerminkan perilaku yang sesuai dengan norma yang berlaku dalam masyarakat tersebut. Segala sikap yang mencerminkan kepribadian yang berkualitas tidak bisa lepas oleh peran serta adanya pendidikan.

  Dalam (Ensiklopedi Pendidikan, 2009: 130), Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, bangsa dan negara.

  Moral berasal dari perkataan mores yang berarti kebiasaan. Dan moral juga berasal dari kata latin mos (moris) yang berarti adaptasi istiadat, kebiasaan, tatacara kehidupan. Lebih jelas moral adalah kebiasaan-kebiasaan hidup yang didasari oleh tuntunan agama sebagai sesuatu kebenaran yang datang dari illahi. (Ensiklopedi Pendidikan, 2009: 105) Kebiasaan secara tidak sadar akan mempengaruhi pola pikir.

  Kebiasaan berbuat baik, pola pikirnya akan berjalan kearah yang baik. Kebiasaan berbuat licik, pola pikirnya tanpa disadari akan berbuat licik. Begitu juga dalam kebiasaan membaca sebuah novel, bila yang dibaca tidak ada unsur pendidikannya maka hanya berada pada taraf terhibur saja, tidak ada unsur kebaikan yang dapat dicontoh. Jadi, bahwa tidak semua jenis novel dapat difungsikan sebagai media pendidikan. Hal ini dapat terlihat oleh bagaimana latar belakang dari pengarangnya, pengetahuan beserta pengalaman pribadinya.

  Sejalan dengan hal di atas, seorang novelis Habiburrahman El Shirazy menyampaikan pesan-pesan melalui karya salah satunya yaitu dalam novel mahkota cinta. Banyak nilai pendidikan yang dituangkan dalam cerita tersebut, salah satunya yaitu nilai pendidikan moral.

  Pendidikan moral bisa diartikan sebagai pendidikan budi pekerti. Pendidikan moral merupakan pendidikan nilai-nilai luhur yang berakar dari agama, adat-istiadat dan budaya, munculnya nilai tersebut dalam rangka upaya untuk membangun serta mengembangkan kepribadian manusia agar mempunyai sikap, tingkah laku dan budi pekerti yang baik. Sebagaimana dalam ajaran Islam yang dicontohkan Nabi Muhammad saw. beliau adalah sebaik-baik panutan atau suri tauladan hingga akhir zaman, yang mempunyai kesempuraan akhlak, baik dalam hal hubungannya dengan Allah dan sesama manusia.

  Jadi, penerapan sistem ajaran pendidikan dalam Islam tidak hanya sampai pada tataran transfer of knowledge (transfer ilmu) semata, melainkan lebih dari itu, islam menjadikan pendidikan sebagai basis

  

transfer of value (transfer nilai), sehingga ilmu yang didapat tidak hanya

  dijadikan sebagai teori, sebatas pengetahuan yang tersimpan dalam otak, melainkan menjadi ilmu praktis yang dapat diterapkan dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

  Mahkota Cinta adalah salah satu novel yang bergenre pendidikan. Sebuah karya sastrawan muda Habiburrahman El Shirazy. Novel yang mengisahkan mengenai remaja yang bernama Ahmad Zul dalam mencari jati diri, kehidupan, dan cinta. Seorang Zul memulai perjalanan dari Semarang sebagai tempat lahirnya, menuju ke Jakarta, dari Jakarta menuju Batam, dari Batam menuju Malaysia dan kembali ke Indonesia dengan menjadi dosen di Universitas yang cukup ternama di Yogyakarta.

  Berdasarkan latar belakang di atas, penulis ingin mengeksplorasi lebih jauh tentang isi dari novel Mahkota Cinta karya Habiburrahman El Shirazy yang berkaitan dengan nilai pendidikan khususnya nilai pendidikan moral, yang ingin dituangkan dalam sebuah tulisan berbentuk skripsi yang berjudul

  “NILAI-NILAI PENDIDIKAN MORAL DALAM NOVEL MAHKOTA CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY ”.

  B.

  Fokus Masalah Dari latar belakang di atas, penulis memfokuskan masalah sebagai berikut: 1.

  Nilai-nilai pendidikan moral apa saja yang terkandung di dalam novel Mahkota Cinta karya Habiburrahman El Shirazy? 2. Bagaimanakah relevansi nilai pendidikan moral yang terkandung dalam novel Mahkota Cinta karya Habiburrahman El Shirazy pada kehidupan sehari-hari? C. Tujuan Penelitian

  Tujuan penelitian ini adalah untuk: 1.

  Mengetahui Nilai-nilai pendidikan moral apa saja dalam novel Mahkota Cinta karya Habiburrahman El Shirazy.

  2. Mengetahui relevansi nilai pendidikan moral yang terkandung dalam novel Mahkota Cinta karya Habiburrahman El Shirazy pada kehidupan sehari-hari.

  D.

  Manfaat Penelitian Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat antara lain:

1. Secara Teoritis a.

  Menambah wawasan bagi pembaca tentang keberadaan karya- karya sastra khususnya novel yang memuat nilai-nilai positif. b.

  Menambah dan memperkaya keilmuan media sebagai sarana pendidikan.

  c.

  Bagi peminat sastra pada umumnya diharapkan akan lebih mudah dalam memahami nilai-nilai atau pesan-pesan yang terkandung dalam sebuah karya sastra.

  2. Secara praktis a.

  Untuk menambah wawasan bagi penulis dalam mengetahui nilai- nilai pendidikan moral dalam novel Mahkota Cinta karya Habiburrahman El Shirazy.

  b.

  Memberikan manfaat bagi pembaca umumnya dan khususnya bagi penulis sendiri.

  E.

  Metode Penelitian Pengertian metode, berasal dari kata mothodos (Yunani) yang dimaksud adalah cara atau suatu jalan. Metode merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan suatu cara kerja (sistematis) untuk memahami suatu objek atau subjek penelitian, sebagai upaya untuk menemukan jawaban yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan termasuk keabsahannya (Ruslan, 2014:24).

  1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian kepustakaan (library research) dengan menggunakan pendekatan deskriptif analisis (descriptive of analyze research). Deskriptif analisis ini mengenai blibliografi yaitu pencarian fakta, hasil dan ide pemikiran seseorang melalui cara mencari, menganalisis, membuat interprestasi serta melekukan generalisasi terhadap hasil penelitian yang di lakukan (Moleong, 2005: 29). Prosedur dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan data deskriptif yang berupa data tertulis setelah dilakukan analisis pemikiran (content analyze) dari suatu teks (Robert B & Steven J, dalam Moleong, 1995: 31).

  2. Metode pengumpulan data Metode pengumpulan data yang penulis gunakan adalah metode dokumentasi. Metode dokumentasi yaitu metode yang digunakan untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, buku, surat kabar, prasasti, notulen, legger, agenda dan sebagainya.

  (Arikunto, 2002: 206).

  Penelusuran dokumentasi ini penting untuk mengumpulkan data guna menjadi referensi dalam penyusunan skripsi ini. Melalui dokumentasi ini juga dapat ditemukan teori-teori yang bisa dijadikan bahan pertimbangan berkenaan dengan judul penelitian ini.

  3. Sumber data Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. (arikunto, 2006: 129) a.

  Data primer diambil dari novel Mahkota Cinta karya Habiburrahman El Shirazy. b.

  Data sekunder diambil dari sumber-sumber yang lain dengan cara mencari, menganalisis buku-buku, internet, dan informasi lainnya yang berhubungan dengan judul penelitian skripsi ini.

4. Teknik analisis data

  Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis isi (content analys). Dalam metode ini terdapat dua inti yaitu isi laten dan isi komunikasi. Isi laten adalah isi yang terkandung dalam dokumen atau naskah. Sedangkan isi komunikasi adalah pesan yang terkandung sebagai akibat komunikasi yang terjadi (Ratna, 2007: 48).

  Sebagaimana metode kualitatif, dasar pelaksanaan metode analisis adalah penafsiran. Apabila proses penafsiran dalam metode kualitatif memberikan perhatian pada situasi alamiah, maka dasar penafsiran dalam metode analisis isi memberikan isi pesan. Oleh karena itu metode analisis isi dilakukan dalam dokumen-dokumen yang padat isi. Maksudnya, peneliti menekankan bagaimana memaknai isi komunikasi dan isi interaksi secara simbolik yang terjadi pada peristiwa komunikasi. (Ratna, 2009: 49)

  Selain itu penulis juga menggunakan metode deskriptif analisis yang terdiri dari tiga kegiatan, diantaranya adalah reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/verifikasi (Milles & Huberman, 1992: 16). Pertama setelah pengumpulan data selesai, maka tahap selanjutnya mereduksi data yang telah diperoleh, yaitu dengan menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data, dengan demikian maka dapat ditarik kesimpulan.

  F.

  Penegasan Istilah Untuk memudahkan pembaca memperoleh pemahaman dan gambaran yang pasti terhadap istilah tersebut, maka penulis akan menjabarkan terlebih dahulu yaitu: 1.

  Nilai Nilai menurut (Rokeach, dikutip dalam Darmiyati Zuchdi,

  2011:195) merupakan suatu keyakinan yang dalam tentang perbuatan, tindakan, atau perilaku yang dianggap baik dan dianggap jelek.

  Nilai menurut (Tyler, dikutip dalam dikutip dalam Darmiyati Zuchdi, 2011: 195) nilai adalah suatu objek, aktivitas, atau ide yang dinyatakan oleh inividu yang mengendalikan pendidikan dalam mengarahkan minat, sikap dan kepuasan.

  Dari pendapat para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai adalah suatu objek, ide, tindakan dari suatu keyakinan atau kepercayaan tentang perbuatan baik ataupun jelek untuk memperoleh kepuasan .

2. Pendidikan moral

  Menurut John Dewey, pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan fondamental secara intelektual dan emosional ke arah alam dan sesama manusia. (Ahmadi, 2001: 69)

  Pendidikan menurut Zaim Almubarok, adalah usaha pembinaan pribadi agar dapat mencapai pribadi yang mampu melakukan hubungan baik antara diri sendiri dengan Tuhan, antara kepentingan diri sendiri dan masyarakat, serta perilaku diri sendiri dengan keluarga, masyarakat dan alam sekitar. (Suparlan, 2015: 207)

  Secara leksikal, kata “moral” adalah susila, adat istiadat, batin. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata

  “moral” diartikan dengan baik atau buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban dan lain sebagainya. Sedangkan F. Gabrielle (1960) dalam

  Incyclopedia of islam menyebutkan bahwa kata

  “moral” sering disebut dengan

  “adab” berasal dari sebuah terminologi Arab yang bermakna

  adat istiadat, kebiasaan, etika dan sopan santun. (Khozin, 2013:51) Dari definisi diatas dapat ditarik suatu pengertian bahwa pendidikan moral adalah proses membimbing manusia dari kegelapan, kebodohan menuju tingkat pengetahuan yang lebih luas, mengenai ajaran apa yang seharusnya dilakukan dan dijalaninya dalam kehidupan.

3. Novel

  Novel adalah karangan prosa yang lebih panjang dari cerita pendek dan menceritakan kehidupan seseorang dengan lebih mendalam dengan menggunakan bahasa sehari-hari serta banyak membahas aspek kehidupan manusia. Hal ini mengacu pada pendapat Santoso dan Wahyuningtiyas (2010: 46).

  Menurut Sumarjo (dalam Santosa dan Wahyuningtiyas, 2010: 47), “Novel” diartikan sebagai “Novel adalah produk masyarakat, Novel berada dimasyarakat karena novel dibentuk oleh anggota masyarakat berdasarkan desakan-desakan emosional atau rasional dalam masyarakat.”

  Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 1996 (dalam Siswanto 2008: 141), “Novel” diartikan sebagai “karangan prosa yang panjang, mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang- orang disekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat pelaku.

4. Mahkota Cinta karya Habiburrahman El Shirazy

  Mahkota cinta adalah salah satu karya sastra berbentuk novel yang berkualitas, bermutu, dan sangat menginspirasi. Novel ini karya Habiburrahman El Shirazy. Sastrawan muda yang sangat fenomenal baik dalam tingkat nasional maupun internasional. Novel ini menceritakan perjalanan panjang seorang Ahmad Zul dalam mencari jati diri, kehidupan, dan cinta. Seorang Zul memulai perjalanan dari Semarang sebagai tempat lahirnya menuju Jakarta, dari Jakarta menuju Batam, dari Batam menuju Malaysia dan kembali lagi ke Yogyakarta.

  Dari penegasan istilah-istilah di atas, Nilai Pendidikan Moral dalam Novel Mahkota Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy adalah tindakan atau perbuatan yang dapat membimbing manusia menuju perilaku dan tingkah laku yang dibenarkan dalam norma atau kepercayaan masyarakat, yang ditunjukkan dalam sebuah novel karya sastrawan muda yang sangat menginspirasi yaitu Habiburrahman El Shirazy dalam novel yang berjudul Mahkota Cinta.

  G.

  Sistematika penulisan skripsi Untuk mempermudah dalam memahami isi dari skripsi ini, maka penulis akan menguraikan secara singkat mengenai sistematika pembahasannya, yang akan penulis bagi menjadi lima bab, yaitu:

  BAB I PENDAHULUAN Bab ini memaparkan latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.

  BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan diuraikan tentang tinjauan teoritik tentang pengertian pendidikan, dan nilai moral. BAB III BIOGRAFI NOVEL Dalam bab ini akan diuraikan tentang biografi penulis, karakteristik novel, unsur intrinsik, dan sinopsis novel Mahkota Cinta karya Habiburrahman El Shirazy.

  BAB IV PEMBAHASAN Dalam bab ini akan diuraikan bahasan dari novel Mahkota Cinta karya Habiburrahman El Shirazy beserta relevansinya. BAB V PENUTUP Bab penutup berisi simpulan dan saran.

BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Pendidikan Dalam buku Uyoh Sadullah (Pengantar filsafat Pendidikan), Pendidikan dapat dilihat dalam pengertian secara khusus dan secara luas. Dalam arti khusus, Langeveld mengemukakan bahwa pendidikan adalah

  bimbingan yang diberikan oleh orang dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaannya. Sedangkan pendidikan dalam arti luas merupakan usaha manusia untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya, yang berlangsung sepanjang hayat. Menurut Henderson, pendidikan adalah suatu proses pertumbuhan dan perkembangan sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungan fisik, berlangsung sepanjang hayat sejak manusia lahir. (Rahmaniyah, 2010: 51)

  Menurut Undang-undang sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak yang mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

  (Rahmaniyah, 2010: 54) Pendidikan adalah segala kegiatan pembelajaran yang berlangsung sepanjang zaman dalam segala situasi kegiatan kehidupan. Pendidikan berlangsung disegala jenis, bentuk dan tingkat lingkungan hidup, yang kemudian mendorong pertumbuhan segala potensi yang ada didalam diri individu. Dengan kegiatan pembelajaran seperti itu, individu mampu mengubah dan mengembangkan diri menjadi semakin dewasa, cerdas dan matang. (Suhartono, 2008:79)

  Dalam arti luas, pendidikan dapat diidentifikasi karakteristiknya sebagai berikut:  Pendidikan berlangsung sepanjang zaman (life long education) artinya dari generasi kegenerasi pendidikan berproses tanpa pernah berhenti.

   Pendidikan berlangsung disetiap bidang kehidupan manusia.  Pendidikan berlangsung disegala tempat dimanapun, dan disegala waktu kapanpun.

   Objek utama pendidikan adalah pembudayaan manusia dalam memanusiawikan diri dan kehidupannya. (Suhartono, 2008: 84) B.

   Pengertian Nilai Moral

  Nilai adalah suatu tipe kepercayaan yang berada dalam ruang lingkup sistem kepercayaan, dimana seseorang harus bertindak atau menghindari suatu tindakan, atau mengenai sesuatu yang pantas atau tidak pantas dikerjakan, dimiliki dan dipercaya. (Mawardi, 2009: 16)

  Kata moral berasal dari bahasa Latin, yaitu mos. Kata mos adalah bentuk kata tunggal, sedangkan bentuk jamaknya adalah morse yang berarti kebiasaan, susila. Adat kebiasaan adalah tindakan manusia yang sesuai dengan ide-ide umum tentang yang baik atau yang buruk dalam masyarakat. Oleh karena itu moral adalah prilaku yang sesuai dengan ukuran-ukuran tindakan sosial atau lingkungan tertentu yang diterima oleh masyarakat. (Zainuddin Ali, 2007: 29).

  Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, (2008: 929) adalah “ajaran baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, akhlak dan budi pekerti.” Menurut Daud Ali, (2008: 353) Moral adalah istilah yang digunakan untuk menentukan batas-batas suatu sifat, perangai, kehendak, pendapat atau perbuatan yang layak dikatakan banar, salah, baik, buruk.

  Istilah moral seringkali digunakan secara silih berganti dengan akhlak, dan etika. Persamaan moral akhlak dan etika, ketiganya berbicara tentang nilai perbuatan manusia, sedangkan bedanya akhlak menilai perbuatan manusia dengan tolak ukur

  Qur‟an dan Sunnah, etika dengan pertimbangan akal pikiran, sedangkan moral menggunakan tolak ukur adat istiadat yang berlaku dalam masyarakat tertentu. (Umiarso, 2010:70)

  Disinyalir oleh Abdul Rahman Aroff bahwa salah satu ajaran islam yang sangat penting adalah moral dan akhlak. Moral merupakan pergantian atau transformasi dari yang baik menjadi sesuatu yang lebih baik. Artinya, kehidupan manusia dalam tatanan kehidupan akan menjadi lebih baik dengan moral yang merupakan aspek pentransformasi (pengganti) dari stadium satu ke stadium lain namun yang lebih baik.

  Nilai-nilai moral sebagai lambang jati diri manusia dalam islam, memang tidak dapat dipisahkan apalagi ditelantarkan dalam setiap aktivitas kehidupan umat manusia yang mengaku muslim, mukmin, dan muttaqin. Oleh karena itu dalam konteks pendidikan, nilai-nilai moral telah menjadi bagian yang integral dalam setiap usaha pendidikan yang secara struktural-formal tidak hanya tercantum dalam tujuan pendidikan saja, akan tetapi juga semestinya terjalin erat dalam setiap denyut nafas aktifitas kependidikan itu sendiri.

  Manusia sebagai agen perubahan selalu bersandar pada pola dan sistem kependidikan yang ada. Berbagai krisis kemanusiaanpun senantiasa dikembalikan kepada corak kependidikan adalah institusi pembentukan humanitas manusia yang secara formal didalamnya terjadi proses pentransferan berbagai nilai sebagai pemenuhan kebutuhan-kebutuhan kemanusiaan manusia itu sendiri. Alfred Nort Whitehead menyebutkan bahwa pembentukan perilaku moral merupakan tujuan hakiki dan pendidikan itu sendiri. Hal ini mengingat karena untuk moralitas itulah manusia diciptakan pemiliknya, sehingga memanusiakan manusia itu tidak lain adalah memoralitaskan manusia. (Muhmidayeli, 2007: 8)

  Dalam

  The advanced of Learner’s Dictionary of Current English,

  dalam bukunya (Umiarso, 2010: 68) dijelaskan tentang pengertian moral dalam empat arti yang saling terkait dan berhubungan satu sama lain, yaitu:

  1. Prinsip- prinsip yang berkenaan dengan benar salah.

  2. Baik dan Buruk 3. kemampuan untuk memahami perbedaan antara benar dan salah.

  4. Ajaran atau gambaran tingkah laku yang baik. Menurut (Suseno, 1987: 142-150) sikap dan tindakan yang berkaitan dengan nilai moral antara lain:

  1. Kejujuran Bersikap tetapi tidak pernah bertentangan dengan suara hati dan keyakinannya. Keselarasan yang berdasarkan kepalsuan, ketidak adilan dan kebohongan akan disobeknya.

  2. Nilai-nilai otentik Otentik berarti asli. Manusia otentik adalah manusia yang menghayati, menunjukkan dirinya sesuai dengan keasliannya, dengan kepribadian yang sebenarnya. (Suseno, 1987: 143) 3. Kesediaan untuk bertanggung jawab.

  Kesediaan untuk bertanggung jawab yang pertama, kesediaan untuk melakukan apa yang harus dilakukan dengan sebaik mungkin. Kedua, bertanggung jawab mengatasi segala etika peraturan.

  4. Kemandirian Moral Kemandirian adalah kekuatan batin untuk memahami sikap moral sendiri dan bertindak sesuai dengannya.

  5. Keberanian Moral Ketekatan dan bertindak untuk bersikap mandiri. Kesetiaan terhadap suara hati yang menyatakan diri dalam kesediaan untuk mengambil resiko konflik. (Suseno, 1987: 147) 6. Kerendahan Hati Kekuatan batin untuk melihat diri sesuai dengan kenyataannya.

  7. Realitas dan kritis.

  Realitas dan kritis yaitu menjamin keadilan dan menciptakan sesuatu keadaan masyarakat yang membuka kemungkinan lebih besar dari anggota-anggota untuk membangun hidup lebih tegas dari penderitaan dan lebih bahagia. (Suseno, 1987: 150)

BAB III HASIL TEMUAN A. Unsur Intrinsik Novel Setiap karya sastra mengandung unsur-unsur intrinsik. Unsur

  intrinsik novel adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra dari dalam. Adapun unsur-unsur intrinsik dalam novel Mahkota Cinta adalah sebagai berikut: 1.

  Tema Tema novel ini adalah pengembaraan seorang pemuda untuk mengubah takdir, mengubah nasib, berhijrah dari satu takdir

  Allah ke takdir Allah yang lain yang lebih baik.

2. Penokohan

  Berikut ini adalah tokoh-tokoh dalam Novel Mahkota Cinta: a.

  Ahmad Zul Zul adalah seorang pemuda yang sedang melakukan pengembaraan untuk mengubah takdinya. Sejak lulus SMA di

  Sayung Demak. Ia merantau ke Semarang, membanting tulang di Semarang dengan berusaha untuk tetap kuliah Universitas

  IKIP PGRI. Dari Semarang ia berusaha mengubah nasib dengan pergi ke Jakarta. Dari Jakarta ia hijrah menuju Batam.

  Di Batam, ia merasakan takdir yang tak jauh berbeda. Ia merasa tak boleh berhenti untuk mengubah nasib. Ia harus terus berusaha. Dan dengan modal seadanya, dengan nekat disertai sebuah tekad ia merantau ke negeri Jiran. Dari hasil kerja kerasnya, membawa ia menjadi Dosen di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Ia seorang yang jujur dan tidak mengada-ada, pekerja keras, pantang menyerah, pemberani dan menghargai prestasi.

  Seperti dalam kutipan berikut ini:

  “Mari mengamati dengan seksama, anak muda yang duduk disampingnya itu. Wajah polos khas Jawa. Wajah yang tampak begitu muda. Ada guratan derita disana. Namun ada juga gurat keberanian dan kenekatan.” (El Shirazy, 2008: 171).

  b.

  Pak Hasan Pak Hasan adalah sosok yang tulus. Dialah orang yang mengarahkan Zul untuk merantau ke Negeri Jiran dan menyemangatinya untuk menuntut ilmu yang lebih tinggi. Seperti percakapannya dengan Zul ketika memberikan semangat untuk menuntut ilmu yang lebih tinggi, berikut ini:

  “Kamu masih muda, seberangilah lautan ini. Dan tuntutlah ilmu kejenjang yang lebih tinggi disana. Hanya dengan ilmulah seseorang akan lebih mudah memperbaiki nasibnya. Jangan kuatir, Alloh akan membuka pintu rahmat-Nya untukmu. Disana asal adik gigih dan terus ingat Allah, kamu akan tetap survive. Percayalah kamu akan sukses. Percayalah dengan ilmu derajatmu akan diangkat oleh Allah! Dan dalam setiap langkahmu, berpegangteguhlah kamu pada Al-Quran, niscaya kamu akan sukses!” (El Shirazy, 2008: 290-291).

  c.

  Siti Martini

  Siti Martini adalah seorang perempuan yang sempat menaruh rasa jijik pada seorang lelaki dan trauma menjalani pernikahan akibat perilaku bejat mantan suaminya. Dia juga menghadapi perjalanan hidup yang tak kalah rumit dan sulit seperti yang dialami oleh Zul. Merantau mulai dari Jakarta dengan bekerja dan sempat nyambung kuliah menyelesaikan S1 di sebuah Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi di Jakarta. Pindah ke Bandung, dan ikut agen pengiriman tenaga kerja ke Malaysia. Di Malaysia mengadu nasib dengan bekerja di kilang kertas dan dapat menyelesaikan Master Ekonominya di Universiti Malaya.

  Seperti dalam kutipan di bawah ini:

  “Zul merasakan ketegasan itu. Kalimat dan intonasi perempuan itu seolah juga memberitahukan kepadanya agar ia jangan mencoba bersikap meremehkannya. Dari ketegasan itu, Zul mengerti bahwa perempuan muda disampingnya adalah perempuan yang memiliki karakter k uat. Dan tidak mau diremehkan.” (El Shirazy, 2008: 160).

  Sejak pertama bertemu denganya, Zul sebetulnya telah terpikat oleh kehalusan tutur katanya. Juga perhatian, kepekaan dan jiwa sosialnya. Rasa itu kian membekas dalam hati Zul. Setelah dirinya mengetahui bahwa Mari adalah sosok perempuan yang teguh menjaga kesuciannya. Dan pada akhirnya takdir mempertemukan mereka berdua dalam bingkai mahkota cinta yang terbangun indah diatas mahligai iman dan takwa.

  d.

  Warkum Warkum adalah manta suami Mari. Dia lelaki yang sangat bejat. Bahkan paling bejat sedunia, dia tega memperkosa kakak kandungnya ketika sedang sakau. Beberapa hari setelah menikah dengan Mari, dia tertangkap polisi dalam keadaan over dosis dengan seorang pelacur di Jakarta.

  e.

  Linda, Watik, Iin dan Sumiyati Mereka semua adalah teman Mari yang tinggal satu rumah dengan Mari saat di Malaysia.

  Linda, Dulunya ia adalah seorang karyawati sebuah kantor maskapai penerbangan di Kuala Lumpur. Belum bersuami, Cantik, pintar, masih muda dan berpenghasilan tinggi. Bermula dari menanggapi SMS iseng seorang teman kerja asal Singapura, sehingga membawanya hidup kedalam lembah kehinaan. Rela menjual kehormatan diri dan kesucian diri hanya untuk menjadi budak nafsu dan setan.

  Watik, ia berasal dari Kendal. Dia bekerja sebagai pelacur seperti Linda.

  Selanjutnya Mbak Iin, nama Aslinya adalah Mutmainah. Ia berasal dari Pati. Sudah bersuami dan punya anak dua. Dia orang desa yang hanya lulusan MTS. Sayang kepada keluarga. Ia bekerja hanya agar dapat uang untuk bisa membiayai suaminya yang sedang sakit, membiayai anaknya yang masih kecil, juga agar punya tabungan untuk buka warung di kampung.

  Sumiyati. Orang asli Blitar, Sudah bersuami. Sosok yang ramah, perhatian, peduli, pandai menjaga diri dari godaan laki- laki. Berawal dari kejadian yang menimpanya saat digrebek dengan tuduhan dianggap pelacur, ia belajar untuk memaknai hidup diatas jalan yang diridhai Allah.

  f.

  Pak Rusli Pak Rusli adalah seorang murid Pak Hasan saat belajar di

  Padang. Ia yang memperkenalkan Zul dengan sekelompok mahasiswa asli Indonesia. Sosok yang bijaksana, penasehat, menanamkan arti kerja keras, dan memberikan semangat kepada Zul. Seperti dalam kutipan berikut ini:

  “Yang jelas optimislah, bahwa Allah itu maha kaya. Allah sudah mengatur jatah rejeki hamba-Nya. tergantung bagaimana hambanya itu memungutnya.” (El Shirazy,

  2008: 209).

  g.

  Sugeng, Yahya, Arif, Rizal dan Pak Muslim Mereka adalah penghuni flat apartemen lantai 10.

  Sugeng. Ia berasal dari daerah Purworejo Jawa Tengah. Ia menawarkan diri untuk membantu Zul mengurus pendaftaran di UM. Ia juga bersedia mentalangi uang pendaftaran kuliah sebesar 30 dollar. Sosok yang sabar, setia, suka menolong, peduli, cinta sahabat, Perhatian, selalu memberi semangat. Setelah menyelesaikan pendidikan masternya, kini ia mengajar di STAIN Kendari.

  Arif. selain menjadi mahasiwa di UM, ia juga pekerja keras, mengajak Zul bekerja sebagai pelayan Jamaliah Cafe.

  Setelah menyelesaikan pendidikan masternya, kini ia bekerja di sebuah Bank Syariah di Semarang.

  Rizal. Sosok pekerja keras. pantang menyerah, semangat, qonaah. Ia mengajak Zul kerja lembur di restoran sebuah hotel, juga mencarikan kerja. Setelah selesai studinya, ia mendirikan penerbitan di Bandung.

  Yahya, ia datang dari Malang. Dulu ia kuliah di Pakistan jurusan sejarah dan peradaban. Sepulang dari Pakistan ia diterima jadi dosen di UIN Malang. Dan melanjutkan S.2 di UM, Dan sebentar lagi hampir selesai. ia adalah sosok yang paham agama. Seperti dalam kutipan novel berikut ini:

  “Hidup setengah tahun lebih bersama Yahya membuatnya lebih banyak tahu tentang ajaran agamanya. Ia yang selama ini tidak mendapat pengajaran agama secara mendalam, banyak mendapat masukan-masukan tentang keindahan Islam. Sedikit demi sedikit Yahya memberikan pencerahan, tanpa terasa. Tidak ada waktu khusus mengaji pada Yahya. Cukuplah interaksi harian menjadi tempatnya menimba ilmu.” (El Shirazy, 2008: 228).

  Pak Muslim adalah pakar menejemen pendidikan, juga dosen UNY (Universitas Negeri Yogyakarta) yang sedang menyelesaikan gelar doktornya di Universiti Malaya. Orang sederhana dan bersahaja yang selalu memberikan dorongan, semangat serta nasehat kepada Zul. Seperti dalam kutipan novel berikut ini: