NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL BIDADARI-BIDADARI SURGA KARYA TERE LIYE SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

  

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM

DALAM NOVEL BIDADARI-BIDADARI SURGA

KARYA TERE LIYE

SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh

TRI AGUSTINA NURHIDAYATI

  

NIM: 111 11 164

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2016

  

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM

DALAM NOVEL BIDADARI-BIDADARI SURGA

KARYA TERE LIYE

SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh

TRI AGUSTINA NURHIDAYATI

  

NIM: 111 11 164

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2016

  

MOTTO

  

     

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan

kesanggupannya”

  (Q.S. Al-Baqarah 286)

  “Jangan Katakan tidak bisa sebelum mencoba, Jangan pernah berhenti karena kegagalan

  Teruslah maju dengan berfikir sebelum melangkah Karena kegagalan bukan rambu pemberhentian”

  

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmad dan hidayah-NYA saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik, dan karya ini saya persembahkan kepada:

   Ayahanda Eru dan ibunda Yusriyati Ardiyah tercinta yang penuh kasih sayang dan tetesan air mata serta doa yang tulus dalam mendidik putrinya ini.

  Adinda harapkan dapat terus menyongsong masa depan untuk menghadapi tantangan hidup, rasa terima kasih tidak dapat adinda ucapkan walaupun dengan kata-kata yang paling manis sekalipun.

   Kakak-kakakku Edi Sulistiyo, Hermawan Amron Rosidin, Putra Arief

  Perdana dan Azizah Kurnia Dewi, Keponakanku Amira Afra Allathifa yang tersayang, terima kasih atas doa dan motivasinya selama ini.

   Adik-adikku Ananda Putri Sabilla dan Putri Ayu Firnanda, terima kasih atas motivasinya selama ini. Teruntuk teman-teman PAI E Exclusive angakatan 2011 khususnya sahabat-

  sahabatku yang selalu membantu, berbagi keceriaan dan melewati setiap suka dan duka selama kuliah, terimakasih banyak atas dukungan dan kebersamaannya.

  

ABSTRAK

  Nurhidayati, Tri Agustina. 2016. Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Novel

  Bidadari-Bidadari Surga Karya Tere Liye. Skripsi. Jurusan Pendidikan

  Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Drs. Bahroni, M.Pd.

  Kata kunci: Nilai-nilai Pendidikan Islam, Novel Bidadari-Bidadari Surga.

  Pada zaman global ini diperlukan pendidikan yang menyesuaikan dengan perkembangan zamanya untuk membekali anak-anak agar mempunyai kepribadian dan akhlak yang baik, salah satunya adalah dengan cara menanamkan pendidikan Islam sejak dini kepada anak. Novel Bidadari-Bidadari Surga adalah novel yang banyak memberikan inspirasi bagi kehidupan. Karena didalamnya banyak terkandung sebuah moral dan nilai-nilai pendidikan yang Islami, dapat memotivasi kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah nilai-nilai pendidikan Islam dalam novel Bidadari-Bidadari Surga karya Tere Liye. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah: 1. Apa sajakah nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung pada novel Bidadari-Bidadari Surga karya Tere Liye 2. Bagaimana relevansi nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung pada novel Bidadari-Bidadari Surga karya Tere Liye dengan praktik pendidikan Islam masa kini.

  Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kepustakaan (library

  

research) , sedangkan metode yang digunakan adalah metode deskriptif analisis

  (descriptive of analyze research). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan karya sastra, yaitu pendekatan pragmatik. Dalam pengumpulan datanya menggunakan metode dokumentasi, analisis data yang digunakan dalam skripsi ini adalah analisis isi (content analysis).

  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Nilai-nilai Pendidikan Islam yang terkandung dalam novel Bidadari-Bidadari Surga karya Tere Liye diantaranya: nilai pendidikan aqidah/keimanan (iman kepada Allah, iman kepada kitab-Nya, iman kepada Rasul dan Nabinya, iman kepada hari akhir, iman kepada qadla dan qadar), nil ai pendidikan syari’ah/ibadah (adzan, wudu, salat, salat berjama’ah, salat tahajud, berdoa, membaca al qur’an, zakat, perkawinan/pernikahan), nilai pendidikan akhlak yaitu (a) akhlak kepada Allah (tawakal, ikhlas, bertaubat, bersyukur), (b) akhlak kepada diri sendiri (sabar, jujur, niat, tanggung jawab, optimis, menutup aurat, disiplin, syaja’ah/berani), (c) akhlak kepada orang tua (birrul walidain, sopan santun), dan (d) akhlak kepada sesama (menjaga aib, gotong royong, berbuat adil, saling memaafkan, peduli, mengucapkan salam). (2) Relevansi nilai pendidikan Islam dengan praktik pendidikan Islam masa kini adalah pentingnya penanaman nilai-nilai pendidikan Islam yang harus dilakukan sedini mungkin baik dirumah, sekolah maupun lingkungan masyarakat, untuk membentuk pribadi yang berkarakter dan berakhlak mulia.

  

DAFTAR ISI

  SAMPUL ...................................................................................................... i LEMBAR BERLOGO ................................................................................. ii JUDUL ......................................................................................................... iii PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ iv PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................................... vi MOTTO ........................................ ............................................................... vii PERSEMBAHAN ....................................................................................... viii KATA PENGANTAR ................................................................................. ix ABSTRAK ................................................................................................... xi DAFTAR ISI ................................................................................................ xii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xiv

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1 B. Rumusan Masalah ....................................................................... 6 C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 6 D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 7 E. Metode Penelitian ....................................................................... 8 F. Penegasan Istilah ........................................................................ 10 G. Sistematika Penulisan ................................................................ 12

  BAB II BIOGRAFI PENULIS UNSUR INTRINSIK DAN SINOPSIS NOVEL BIDADARI-BIDADARI SURGA KARYA TERE LIYE A. Biografi Tere Liye ..................................................................... 14 1. Karakteristik Novel Karya Tere Liye ................................... 16 2. Karya-Karya Tere Liye ........................................................ 17 B. Unsur Intrinsik Novel ................................................................. 18 C. Sinopsis Novel Bidadari-Bidadari Surga...................................... 30 BAB III DESKRIPSI PEMIKIRAN A. Pendidikan Akidah/Keimanan ................................................... 37 B. Pendidikan Syari’ah/Ibadah ....................................................... 42 C. Pendidikan Akhlak ..................................................................... 49 BAB IV PEMBAHASAN A. Nilai-Nilai Pendidikan Islam ...................................................... 63 1. Pendidikan Aqidah/Keimanan .............................................. 64 2. Pendidikan Syari’ah/Ibadah .................................................. 71 3. Pendidikan Akhlak ............................................................... 83 B. Relevansi Nilai-Nilai Pendidikan Islam dengan Praktik Pendidikan Islam Masa Kini ........................................................................ 107 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................. 111 B. Saran ........................................................................................... 113 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 115 LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 Surat Tugas Pembimbing Skripsi Lampiran 2 Daftar Nilai SKK Lampiran 3 Lembar Bimbingan Skripsi Lampiran 4 Riwayat Hidup Penulis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Islam mempunyai peranan yang sangat penting untuk

  membina manusia secara utuh dan seimbang, baik dari segi aspek jasmani maupun rohani. Pendidikan Islam sebagai suatu proses pengembangan potensi kreatifitas peserta didik, bertujuan untuk mewujudkan manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah Swt., cerdas, terampil, memiliki etos kerja yang tinggi, berbudi pekerti luhur, mandiri dan bertanggung jawab terhadap dirinya, bangsa, dan negara serta agama (Arief, 2002:3).

  Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Maslikhah, 2009:130)

  Anak adalah amanat yang dititipkan Allah kepada kedua orang tuanya. Ketika seorang anak lahir ke dunia dan melihat apa yang ada di sekelilingnya, maka sang anak akan dibentuk oleh setiap pengaruh yang datang dalam dirinya. Dalam firman Allah SWT:

                  

  “Dan Allah mengeluarkan kalian dari perut ibu kalian dalam

  keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi kalian pendengaran, penglihatan dan hati agar kalian bersyukur”.(Q.S. An

  Nahl : 78) Maka apabila anak dibiasakan dan diajarkan melakukan kebaikan sesungguhnya dia akan menjadi pribadi yang baik, akan tetapi apabila anak dibiasakan dan diajarkan melakukan hal yang tidak baik atau melakukan kejahatan, maka seperti itulah anak akan terbentuk dan menjadi pribadi yang tidak baik.

  Pada zaman global ini diperlukan pendidikan yang menyesuaikan dengan perkembangan zamannya untuk membekali anak-anak agar mempunyai kepribadian dan akhlak yang baik, salah satunya adalah dengan cara menanamkan pendidikan Islam sejak dini kepada anak.

  Pendidikan bukan semata-mata sebagai sarana untuk persiapan kehidupan yang akan datang, tetapi juga untuk kehidupan seorang anak yang sedang mengalami perkembangan menuju masa kedewasaannya. Betapa sulitnya menumbuhkan semangat belajar dalam diri anak, karena proses panjang dalam pembelajaran akan memunculkan berbagai persoalan yang dapat menghalangi tercapainya tujuan pendidikan yang hendak dicapai.

  Proses pendidikan merupakan upaya mengembangkan dan mengaktualisasikan peserta didik dengan maksimal sesuai dengan bakat dan minatnya baik secara formal maupun informal. Sumber pendidikan tidak hanya didapat oleh seorang pendidik namun juga melalui media pendidikan baik cetak maupun elektronik. Media merupakan salah satu syarat dalam penunjang dan pengembangan dunia pendidikan. Salah satu produk yang dihasilkan media cetak adalah novel. Novel merupakan salah satu jenis karya sastra yang lahir dari proses kreatifitas pengarang. Proses ini biasanya berkaitan dengan fenomena sosial dalam masyarakat di suatu zaman, baik pada zaman lampau, masa kini, ataupun masa yang akan datang.

  Novel termasuk karya sastra yang banyak beredar di tengah masyarakat dan memuat banyak nilai-nilai pendidikan untuk kehidupan manusia dalam setiap ceritanya. Sebagai pembaca tentunya dapat menangkap nilai apa yang sebenarnya ingin disampaikan dari novel tersebut, bukan sekedar bacaan atau hiburan saja.

  Salah satu novel yang menjadi best seller adalah novel yang berjudul

  

Bidadari-Bidadari Surga karya dari Tere Liye ini merupakan salah satu novel

  karya anak bangsa yang dapat memberikan pesan-pesan pendidikan bagi setiap pembaca novel Bidadari-Bidadari Surga, karena kebanyakan dari novel saat ini hanya bercerita tentang percintaan, kekerasan dan kebanyakan tidak memiliki nilai-nilai positif untuk masyarakat terutama Islam, agar dapat memberikan nilai-nilai pendidikan untuk perkembangan bangsa Indonesia.

  Akan tetapi Tere Liye merupakan salah satu penulis dari sekian banyaknya penulis novel yang menyelipkan nilai-nilai pendidikan di setiap karangannya.

  Novel Bidadari-Bidadari Surga adalah novel yang banyak memberikan inspirasi bagi kehidupan. Karena di dalamnya banyak terkandung sebuah moral dan nilai-nilai pendidikan yang Islami, dapat memotivasi manusia untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

  Novel ini menceritakan tentang satu keluarga, yaitu Mamak Lainuri dengan kelima anaknya, Laisa, Dalimunte, Ikanuri, Wibisana, dan Yashinta.

  Mamak Lainuri yang membesarkan anak-anaknya dengan kesederhanaan, ketulusan, keterbatasan yang bercampur kepolosan dan kenakalan. Selain itu Mamak Lainuri juga mengajarkan dan menanamkan arti pentingnya kerja keras, kejujuran dan perilaku terpuji. Kak Laisa sebagai anak tertua, rela putus sekolah demi pendidikan adik-adiknya dan dia rela bekerja keras di perkebunan kecil milik Mamak Lainuri di Lembah Lahambay. Kak Laisa yang selalu berkorban untuk adik-adiknya, Kak Laisa yang tak pernah terlambat dan tak pernah lelah menjaga adik-adiknya.

  Sosok Laisa adalah sebuah bentuk pengorbanan yang luar biasa ikhlas dari seorang kakak kepada adik-adiknya, meskipun Laisa tahu bahwa Dalimunte, Ikanuri, Wibisana, dan Yashinta bukan adik kandungnya. Sebagai makhluk Tuhan, dia pandai mensyukuri segala nikmat-Nya dengan keterbatasan, kerja keras dan ujian. Seperti salah satu petikan dialog dalam novel Bidadari-Bidadari Surga berikut ini:

  “Ya Allah, terimakasih atas segalanya.... Terima Kasih....” Kak Laisa mendesah pel an.... “Ya Allah, Lais sungguh ikhlas dengan segala keterbatasan ini, dengan segala takdirmu.... Karena, kau menggantinya dengan adik- adik yang baik....” (Liye, 2014:359).

  Pelajaran yang akan disampaikan kepada pembaca adalah tentang Iman kepada qadha dan qadar. Menggambarkan keikhlasan Laisa dalam menerima takdirnya dengan segala keterbatasannya, maksudnya adalah tubuhnya yang gempal dan pendek, kulitnya yang hitam, rambutnya yang gimbal, giginya yang besar-besar dan kekurangan yang dimilikinya. Akan tetapi Laisa mengetahui semua itu adalah takdir Allah SWT. Laisa ikhlas dan bersyukur atas segala yang diberikan kepadanya.

  Bagian pertama menceritakan Prof. Dalimunte sedang presentasi temuan barunya, Ikanuri dan Wibisana baru saja tiba di Eropa untuk usahanya dan Yashinta sedang observasi di Gunung. Keempatnya mendapatkan pesan dari Mamak Lainuri. Setelah membaca pesan itu, Dali langsung menghentikan presentasinya di Simposium Fisika Internasional, Ikanuri dan Wibisana yang baru tiba di Eropa langsung mencari penerbangan selanjutnya ke Indonesia dengan banyak hambatan, Yashinta pun langsung turun dari puncak gunung demi melihat Sang Kakak. Kak Laisa.

  Kak Laisa tak pernah menangis di depan adik-adiknya. Tak sungkan memarahi dan memukul Dali, Ikanuri dan Wibisana yang ketahuan bolos sekolah. Kak Laisa hanya ingin pendidikan yang terbaik bagi adik-adiknya. Kesuksesan adik-adiknya adalah kebahagiaan baginya, dan dia tak pernah meminta imbalan akan semua jasa yang dilakukan untuk keluarganya.

  Penulis tertarik untuk meneliti novel ini lebih dalam, karena buku bacaan ini penuh dengan inspirasi dan motifasi yang sangat baik bagi pembacanya. Bahkan di dalamnya tidak terlepas dari kajian-kajian tentang Agama Islam serta mengungkapkan peran sebuah tanggung jawab dalam keluarga.

  Tertarik akan hal yang demikian maka penulis mencoba mengangkatnya sebagai bahan untuk skripsi dengan judul “ NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL BIDADARI-BIDADARI SURGA KARYA TERE LIYE”.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah:

1. Apa sajakah nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam novel

  Bidadari-Bidadari Surga karya Tere Liye? 2.

  Bagaimana relevansi nilai-nilai pendidikan Islam dalam novel Bidadari-

  Bidadari Surga karya Tere Liye dengan praktik pendidikan Islam masa

  kini? C.

   Tujuan Penelitian

  Tujuan penelitian berisi gambaran yang khusus atau spesifik mengenai arah dari kegiatan kajian kepustakaan yang dilakukan, berupa keinginan realistis peneliti tentang hasil yang akan diperoleh. Tujuan penelitian harus mempunyai kaitan atau hubungan yang relevan dengan masalah yang akan diteliti (STAIN Salatiga, 2008:50-51).

1. Untuk mendeskripsikan nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam novel Bidadari-Bidadari Surga karya Tere Liye.

  2. Untuk mendeskripsikan relevansi nilai-nilai pendidikan Islam dalam novel Bidadari-Bidadari Surga karya Tere Liye dengan praktik pendidikan Islam masa kini.

D. Manfaat Penelitian 1.

  Manfaat Teoritis Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah keilmuan dan memberikan kontribusi pemikiran tentang pendidikan Islam dan kaitannya terhadap pemilihan novel yang mengandung nilai-nilai pendidikan Islam.

2. Manfaat Praktis a.

  Penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu yang berguna kepada masyarakat umum, khususnya para pendidik Muslim, bahwa terdapat banyak pelajaran yang dapat diambil dari sebuah novel, yang dapat dijadikan media pembelajaran, sehingga dapat menarik minat baca masyarakat.

  b.

  Untuk memperkaya khazanah keilmuan bagi peneliti karya sastra novel selanjutnya.

  c.

  Dapat mengetahui dan memahami isi, ide, dan pesan nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam novel Bidadari-Bidadari Surga bagi pecinta novel.

E. Metode Penelitian 1.

  Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah penelitian kepustakaan (library research). Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan dengan cara membaca buku-buku atau majalah dan sumber data lainnya dalam perpustakaan. Kegiatan penelitian ini dilakukan dengan menghimpun data dari berbagai literatur, baik di perpustakaan maupun di tempat-tempat lain (Mahmud, 2011:31).

  Dalam hal ini penulis mencoba membaca beberapa literatur yang terkait dengan pembahasan skripsi ini dan menganalisisnya dengan objek penelitian yang berupa novel Bidadari Bidadari Surga.

  Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis (descriptive

  of analyze research ). Penelitian ini dilakukan dengan cara mengkaji dan

  menjelaskan teks-teks yang mengandung nilai-nilai moral sebagai bagian dari pendidikan Islam.

2. Jenis Pendekatan

  Menurut Abrams dalam bukunya Wiyatmi, ada empat macam pendekatan terhadap karya sastra yaitu terdiri dari: Pertama, pendekatan mimetik yaitu pendekatan yang dalam mengkaji sastra berupaya memahami karya sastra dengan realitas dan kenyataan. Kedua, pendekatan ekspresif adalah pendekatan yang dalam memandang dan mengkaji karya sastra memfokuskan perhatiannya pada sastrawan selaku pencipta karya sastra. Ketiga, pendekatan pragmatik adalah pendekatan yang memandang karya sastra sebagai sarana untuk menyampaikan tujuan tertentu kepada pembaca. Keempat, pendekatan obyektif adalah pendekatan yang memfokuskan kepada karya sastra itu sendiri. Keempat pendekatan tersebut kemudian mengalami perkembangan hingga muncul berbagai pendekatan seperti pendekatan struktural, semiotik, sosiologi sastra, resepsi sastra, psikologi sastra, dan moral (Wiyatmi, 2006:76).

  Pendekatan yang akan digunakan penulis adalah pendekatan pragmatik. Karya sastra yang berorientasi pragmatik banyak mengandung aspek guna (usefull) dan nilai karya bagi penikmatnya.

  3. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi. Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku- buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya.

  Pengumpulan data dilakukan dengan teknik membaca, mendengar, menyimak dan mencatat hal yang berkaitan dengan unsur pendidikan Islam yang terdapat dalam novel Bidadari-Bidadari Surga .

  4. Sumber Data Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh (Arikunto, 2006:129) Dalam penulisan skripsi ini, sember data yang digunakan adalah sumber data yang terkait dengan subyek penelitian dari mana data diperoleh. Adapun sumber data terdiri dari sumber data primer dan sekunder.

  a.

  Sumber Data Primer Sumber data primer adalah sumber data pokok yang langsung dikumpulkan peneliti dari objek penelitian (Mahmud, 2011:152).

  Dalam penelitian ini data primer yang digunakan adalah data yang bersumber dari novel Bidadari-Bidadari Surga karya Tere Liye yang diterbitkan oleh Republika.

  b.

  Sumber Data Sekunder Sumber data sekunder yaitu sumber data tambahan yang menurut peneliti menunjang data pokok (Mahmud, 2011:152).

5. Metode Analisis Data

  Analisis data yang penulis gunakan adalah analisis isi (content

  analysis ) yaitu sebuah analisis yang digunakan untuk mengungkapkan,

  memahami dan menangkap karya sastra. Dalam karya sastra, isi yang dimaksud adalah pesan-pesan yang disampaikan pengarang melalui karya sastranya. Analisis isi didasarkan pada asumsi bahwa karya sastra yang bermutu adalah karya sastra yang mampu mencerminkan pesan positif kepada para pembacanya (Endraswara, 2008:160).

F. Penegasan Istilah

  Fungsi dari penegasan istilah adalah untuk mempermudah dalam memahami skripsi ini dan agar terhindar dari kesalahpahaman di dalam memahami peristilahan yang ada, maka perlu dijelaskan sebagai berikut:

  1. Nilai-nilai Pendidikan Islam Nilai merupakan sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna bagi manusia (Zakiyah, 2014:14).

  Kata pendidikan adalah upaya yang disengaja. Pendidikan merupakan suatu rancangan dari proses suatu kegiatan yang memiliki landasan dasar yang kokoh, dan arah yang jelas sebagai tujuan yang hendak dicapai (Jalaluddin, 2001:81)

  Pendidikan Islam adalah sebuah upaya terencana dalam membentuk kepribadian manusia Muslim untuk mengubah tingkah lakunya ke arah yang lebih baik atas dasar nilai-nilai ajaran Islam demi mengangkat derajat (Zakiyah, 2014:144). Senada dengan pendapat di atas, menurut Chabib Thoha pendidikan Islam adalah pendidikan yang falsafah, dasar dan tujuan serta teori-teori yang dibangun untuk melaksanakan praktek pendidikan didasarkan nilai-nilai dasar Islam yang terkandung dalam Al-

  Qur’an dan Hadis Nabi (Thoha, 1996: 99). Jadi yang dimaksud dengan nilai-nilai pendidikan Islam adalah suatu atau sifat-sifat penting yang berguna bagi manusia dalam menjalani kehidupannya sehingga akan terbentuk kepribadian yang selaras dengan norma agama Islam.

  2. Novel Bidadari-Bidadari Surga Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif.

  Biasanya dalam bentuk cerita (Maslikhah, 2013:126). Jadi, Novel

  Bidadari-Bidadari Surga adalah salah satu novel karya Darwis Tere Liye yang menceritakan perjuangan hidup Laisa yang hingga meninggal belum menemukan pendamping hidupnya, tetapi telah membuat adik-adiknya menjadi seorang muslim yang sukses.

G. Sistematika Penulisan Skripsi

  Sistematika penulisan skripsi terbagi dalam tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir. Bagian awal terdiri dari sampul, lembar berlogo, halaman judul, halaman persetujuan pembimbing, halaman pengesahan kelulusan, halaman pernyataan orisinalitas, halaman motto dan persembahan, halaman kata pengantar, halaman abstrak, halaman daftar isi, halaman daftar lampiran.

  Bagian inti/isi dalam penelitian ini, penulis menyusun ke dalam lima bab dengan rincian sebagai berikut:

  BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas mengenai: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

  BAB II BIOGRAFI PENULIS UNSUR INTRINSIK DAN SINOPSIS NOVEL BIDADARI-BIDADARI SURGA KARYA TERE LIYE Bab ini akan membahas tentang: Biografi Tere Liye, karakteristik novel Tere Liye, karya-karya Tere Liye, unsur-unsur intrinsik novel, Sinopsis novel Bidadari- Bidadari Surga.

  BAB III DESKRIPSI PEMIKIRAN Bab ini akan membahas tentang: Nilai-nilai pendidikan Islam dalam novel Bidadari-Bidadari Surga karya Tere Liye. BAB IV PEMBAHASAN Bab ini penulis akan memberikan analisis terhadap kandungan nilai-nilai pendidikan Islam yang terdapat dalam novel Bidadari-Bidadari Surga dan relevansi nilai-nilai pendidikan Islam dalam novel Bidadari-Bidadari Surga dengan praktik pendidikan Islam masa kini.

  BAB V PENUTUP Bab penutup berisi kesimpulan dan saran.

BAB II BIOGRAFI PENULIS UNSUR INTRINSIK DAN SINOPSIS NOVEL BIDADARI-BIDADARI SURGA KARYA TERE LIYE A. Biografi Tere Liye Nama “Tere Liye” merupakan nama pena seorang penulis berbakat

  tanah air. Tere Liye merupakan nama populernya yang diambil dari bahasa India yang artinya untukmu. Bebas diartikan untuk siapa saja, sebuah persembahan karya untuk Sang Maha Segalanya. Tampaknya Tere Liye tidak ingin dikenal oleh pembacanya. Hal itu terlihat dari sedikitnya informasi tentang kehidupan dan keluarganya yang pembaca dapat melalui bagian “tentang penulis” yang terdapat pada bagian belakang sebuah novel.

  Tere Liye merupakan salah satu penulis yang telah banyak mengeluarkan karya-karya best seller. Tidak seperti penulis lain yang kebanyakan memasang foto, kontak nomor yang bisa dihubungi, profil lengkap pada setiap karyanya. Akan tetapi Tere Liye memang tidak ingin dipublikasikan ke umum terkait dengan kehidupan pribadinya, mungkin alasannya karena Tere Liye ingin mempersembahkan karya terbaiknya dengan sederhana dan tulus.

  Inilah sedikit informasi yang penulis dapatkan mengenai biografi Tere Liye dari berbagai sumber di internet. Nama asli pengarang adalah Darwis yang lahir pada tanggal 21 Mei 1979 di Tandaraja, Palembang. Tere Liye lahir di dekat Bukit Barisan, Sumatera Bagian Selatan. Ia tinggal di kelilingi hutan, di lingkari sungai, di bentengi bukit dan gunung. Ia dibesarkan dari sebuah keluarga yang sangat sederhana, ayahnya bernama Syahdan (beliau telah meninggal beberapa tahun yang lalu) sedangkan ibunya bernama Nurmas. Walaupun sudah ditinggal ayahnya, tapi Darwis mempunyai semangat yang tinggi dan juga mempunyai mimpi-mimpi besar tentang hidup. Tere Liye juga sangat antusias dalam mempelajari ilmu agama. Selain itu, ia juga pernah mendalami ilmu agama disalah satu pondok pesantren di daerah sumatera.

  Tere Liye menikah dengan Ny.Riski Amelia dan di karunia seorang putra bernama Abdullah Pasai. Seperti di sebutkan di atas, Tere Liye tumbuh di Sumatera Pedalaman. Ia berasal dari keluarga sederhana yang orang tuanya berprofesi sebagai petani biasa. Anak ke enam dari tujuh bersaudara ini telah melahirkan banyak karya novel dari tangannya. Bahkan beberapa diantaranya telah diangkat ke layar lebar yaitu novel Hafalan Shalat Delisa dan Bidadari-

  

Bidadari Surga yang menjadi bahan penelitian ini. Berdasarkan email yang di

  jadikan sarana komunikasi dengan para penggemarnya yaitu

  

  Tere Liye menyelesaikan masa pendidikan dasar sampai SMP di SDN 2 dan SMPN 2 Kikim Timur, Sumatera Selatan. Kemudian melanjutkan ke SMUN 9 bandar Lampung. Setelah selesei di Bandar Lampung, ia meneruskan ke Universitas Indonesia dengan mengambil Fakultas Ekonomi.

1. Karakteristik Novel Karya Tere Liye

  Tere Liye memiliki ciri khas dalam karya-karyanya dengan mengangkat tema-tema yang bernuansa Islami, dan bertemakan kemanusiaan. Secara keseluruhan, karya-karyanya merupakan novel yang sangat indah, menyentuh, dan penuh pembelajaran hidup. Tere Liye dengan kata-katanya yang ringan, mudah dimengerti, dan terkadang mampu membius pembacanya, sehingga bisa ikut mengalir serta merasa terlibat dalam setiap kejadiannya. Memberi pelajaran dan mengingatkan pembaca atas makna sebuah kehidupan.

  Dari karya-karya Tere Liye ingin membagi pemahaman bahwa sebetulnya hidup ini tidaklah rumit seperti yang sering terpikir oleh kebanyakan orang. Hidup adalah anugerah yang Kuasa dan karena anuger ah berarti harus disyukuri. “Bekerja keras dan selalu merasa

  cukup, mencintai, berbuat baik dan selalu berbagi, senantiasa bersyukur serta berterima kasih, maka Ia percaya bahwa kebahagiaan itu sudah berada di genggaman kita ”.

  Terkesan bahwa Ia menegaskan syukuri saja setiap apapun yang kita punya, baik itu berupa kekurangan terlebih kalau itu suatu kelebihan.

  Sangat sederhana dan sangat menginspirasi. Kesederhanaanlah yang mampu membuka hati, dan kalau hati kita sudah terbuka maka akan sangat mudah setiap pesan-pesan positif itu sampai. Karya Tere Liye biasanya menyelipkan seputar pengetahuan, moral dan agama Islam.

  Penyampaiannya yang unik serta sederhana menjadi nilai tambah bagi tiap novelnya, inilah yang menjadi karakteristik dari karya-karya Tere Liye.

2. Karya-karya Tere Liye

  Tere Liye adalah salah satu penulis yang telah banyak mengeluarkan karya-karya best seller dan berulang kali dicetak salah satunya adalah novel yang menjadi bahan penelitian ini.

  Beberapa karya Tere Liye yang lainnya, sebagai berikut: a. Hafalan Shalat Delisa (Republika, 2005) b.

  Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin (Gramedia Pustaka Utama, 2010) c. Bidadari-Bidadari Surga (Republika, 2008) d.

  Rembulan Tenggelam Di Wajahmu (Republika, 2009) e. Moga Bunda Disayang Allah (Republika, 2006) f. Ayahku (Bukan) Pembohong (Gramedia Pustaka Utama, 2011) g.

  Kau, Aku & Sepucuk Angpau Merah (Gramedia Pustaka Utama, 2012) h. Negeri Para Bedebah (Gramedia Pustaka Utama, 2012) i. Sunset Bersama Rosie (Mahaka, 2011) j.

  )

  Burlian (Serial Anak-Anak Mamak, Buku 2. Republika, 2009 k.

  Berjuta Rasanya (Mahaka, 2012) l. Pukat (Serial Anak-Anak Mamak, Buku 3. Republika, 2010) m. Negeri Di Ujung Tanduk (Gramedia Pustaka Utama, 2013) n.

  Sepotong Hati Yang Baru (Mahaka, 2012) o. Eliana (Serial Anak-Anak Mamak, Buku 4. Republika, 2011) p.

  Bumi (Gramedia Pustaka Utama, 2014) q. Rindu (Republika, 2014) r. Kisah Sang Penandai (Mahaka, 2005) s.

  Amelia (Serial Anak-Anak Mamak, Buku 1. Republika, 2013) t. Bulan (Gramedia Pustaka Utama, 2015) u.

  Dikatakan atau Tidak Dikatakan, Itu Tetap Cinta (Gramedia Pustaka Utama, 2014) v. The Gogons: James & incredible incident (Gramedia Pustaka Umum,

  2006) w. Pulang (Republika, 2015) x.

  #aboutlove (Gramedia Pustaka Utama, 2015) y.

   Cintaku Antara Jakarta dan Kuala Lumpur (AddPrint,2006) B. Unsur Intrinsik Novel

  Unsur intrinsik novel adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra dari dalam. Adapun unsur-unsur intrinsik dalam novel Bidadari-Bidadari

  Surga adalah sebagai berikut: 1.

  Tema Tema yang diambil dalam novel ini penulis ingin bercerita tentang keluarga yaitu pengorbanan seorang kakak yang bernama Laisa demi kesuksesan keempat adik tirinya. Novel ini juga menggambarkan cinta, kasih sayang, kerja keras dan doa kepada Allah. Karena kesabaran dan keluarbiasaan itu, Laisa dianggap sebagai Bidadari-Bidadari Surga.

2. Penokohan

  Berikut ini adalah tokoh-tokoh dalam Novel Bidadari-Bidadari

  Surga : a.

  Laisa Tokoh Laisa digambarkan memiliki fisik yang jauh dari sempurna. Kulitnya hitam, rambutnya gimbal dan tubuh yang pendek.

  Ini ditunjukkan ketika Yashinta mengusap wajah Kak Laisa berikut ini:

  “Lembut jemari Yashinta mengusap wajah Kak Laisa. rambut gimbalnya. Wajah dengan kulit hitam. Hidung pesek. Mulut Kak Laisa yang sedikit terbuka, memperlihatkan gigi-gigi besar, tidak proporsional. Yashinta menelan ludah” (Liye, 2014:296).

  Laisa juga digambarkan memiliki karakter pekerja keras, rela berkorban apapun untuk kebahagiaan adik-adiknya. Hal ini dituliskan:

  “Dia yang melihat Kak Laisa bekerja keras terpanggang matahari di kebun mereka. Kak Laisa yang berjanji akan membuatnya terus sekolah. Yang boleh malu dan sakit itu Kak Laisa, bukan adik- adiknya....” (Liye, 2014:313).

  Selain itu Laisa juga memiliki sikap yang tegas, tidak pemalu dan ia sangat pemberani. Saat Kak Laisa membela Dalimunte dalam pertemuan di balai kampung berikut ini:

  “Kak Laisa! Kak Laisa sudah berdiri dari duduknya. “Kita bisa melakukannya. Apa susahnya membuat kincir-kincir itu. Jika Dalimunte bisa membuat dua dengan bambu seadanya, kita bisa membuatnya yang lebih bagus, lebih kokoh.” Kak Laisa berseru, melangkah ke depan.

  (Liye, 2014:89).

  Laisa juga sering memendam perasaan, menyembunyikan rasa sakit, nekat melakukan hal yang mungkin tidak akan pernah dilakukan oleh orang lain, bahkan hingga nyawa sekalipun. Seperti yang dilakukan Laisa demi menyelamatkan nyawa Yashinta berikut ini:

  “Kak Laisa berlari sekuat kakinya ke kampung atas. Tidak peduli tetes air hujan bagai kerikil batu yang ditembakkan dari atas. Tidak peduli tubuhnya basah-kuyup. Tidak peduli malam yang gelap gulita. Dingin membungkus hingga kaki. Musim kemarau begini, di malam hari, suhu Lembah Lahambay bisa mecapai delapan derajat celcius. Kak Laisa berlarian menaiki lembah. Terpeleset. Sekali. Dua kali. Tidak peduli. Petir menyalak. Guntur menggelegar. Ia ingat. Ia ingat kakak-kakak mahasiswa tadi menyebut-nyebut soal obat dan dokter. Mereka pasti bisa membantu.

   (Liye, 2014:168).

  b.

  Mamak Lainuri Mamak Lainuri adalah ibu tiri Laisa juga ibu dari Dalimunte,

  Ikanuri, Wibisana dan Yashinta. Gambaran fisik Mamak Lainuri tidak diceritakan dalam novel ini. Mamak Lainuri memiliki karakter yang hampir sama dengan Laisa, bekerja keras agar tetap bisa membiayai sekolah anak-anaknya, keras mendidik anak-anaknya agar mereka tidak menjadi anak yang manja, baik, sangat menyayangi anak- anaknya dan tidak suka marah.

  “Mamak sebenarnya tidak suka marah. Lebih banyak berdiam diri. Melotot, dan anak-anaknya langsung mengerti. Bagaimanalah Mamak akan sempat marah? Mamak sudah terlanjur lelah dengan jadwal harian. Bangun jam empat shubuh, menanak nasi, membuat gula aren, menyiapkan keperluan ladang. Lantas berangkat ke ladang. Nanti, baru lepas isya, setelah anak-anaknya tidur baru bisa istirahat. Itupun setelah menyelesaikan anyaman rajutan atau apalah. ” (Liye, 2014:70).

  c.

  Dalimunte Dalimunte adalah anak yang paling pintar di antara saudara- saudaranya. Dia juga memiliki karakter yang baik, rajin, suka membantu Mamak dan Kak Laisa di ladang, peka terhadap keadaan, senang melakukan penelitian dan penemuan, rela berkorban tapi tidak begitu berani seperti Laisa kakaknya. Hal ini dituliskan:

  “Siapapun di lembah itu tahu persis, di sekolah Dalimunte dikenal sebagai anak yang paling pintar, meski sekolah itu benar-benar seadanya. Dan satu bakat besar Dalimunte (meski untuk yang ini tidak semua penduduk lembah tahu), dia suka sekali mengutak-atik sesuatu. Diam-diam melakukannya di sela- sela membantu Mamak di ladang. Apa saja. Menciptakan alat- alat yang aneh. Seperti keranjang aneh penangkap udang, alat panjang penyadap damar, dan sebagainya.” (Liye, 2014:78).

  Selain itu, Dalimunte juga orang yang serius, selalu mencari tahu tentang hal yang ingin diketahuinya dan taat beragama.

  “Baik. Apa yang ingin kau sampaikan, Dalimunte?’’ Wak Burhan tersenyum lebih lebar, mengeluarkan sirih dari mulut. Dia mengenal sekali anak Lainuri yang satu ini. Rajin shalat berjamaah di surau. Masih anak-anak. Tapi siapa bilang dia masih anak ingusan umur dua belas tah un.” (Liye, 2014:81-

  82).

  d.

  Wibisana dan Ikanuri Wibisana adalah kakak Ikanuri. Wajah mereka sangat mirip.

  Meski usia mereka selisih sebelas bulan, akan tetapi Ikanuri memiliki karakter yang hampir sama dengan Wibisana. Bahkan mereka sering di sebut anak kembar, walau mereka sebenarnya bukan anak kembar. Mereka memiliki kepribadian yang sangat mirip dan jalan hidup mereka pun mirip.

  Mereka sama-sama memiliki karakter berontak. Mereka lebih senang melakukan hal yang menegangkan, penuh tantangan gemar bermain dan menjahili adik bungsunya ketika Kak Laisa mengajak Yashinta melihat berang-berang yang lucu:

  “Apa sih lucunya lihat berang-berang? Gitu-gitu saja! Mana ada coba lucunya” Satu kepala anak lelaki menyembul dari belakang Mamak. Mukanya terlihat jail. “Iya, apa coba lucunya!” Satu lagi kepala anak lelaki menyusul. Wajah mereka berdua mirip benar. Kompak seperti biasa, menyeringai nakal ke arah Yashinta.” (Liye, 2014:42).

  Tapi Ikanuri terkadang juga bisa melakukan hal yang tidak pernah disangka sebelumnya, yaitu memberikan apa yang diinginkan si bungsu.

  “Ikanuri mengambil bungkusan kecil dari kota kecamatan tadi. Lantas menyerahkannya ke Yashinta.

  “Buat Yashinta!” “Apa-an?” Yashinta bertanya sambil menguap. “Buka saja--” Ikanuri nyengir. Yashinta tanpa perlu diperintah dua kali, membuka ikatan kantong plastik kecil. Seperti tidak percaya. Satu detik. Dua detik. Lantas berseru senang sekali. “CRAYON 12 WARNA--” Yashinta tertawa lebar.” (Liye, 2014:73).

  Mereka digambarkan memiliki karakter nakal, seperti pandai berbohong kepada orang lain:

  “Dulu Ikanuri jagonya soal menipu orang lain dengan wajah sok-memelas. Kak Laisa yang suka mengejar-ngejarnya dengan sapu lidi, berkali-kali tertipu soal ini. Sok-memelas sakit (malas sekolah). Sok-memelas sakit (malas bantu Mamak Lainuri). Sok memelas sakit (malas ngurus kebu). Sakitnya si bisa macam- macam. Sakit kaki-lah. Sakit tangan. Bisul. Bahkan panu pun bisa jadi alasan Ikanuri.” (Liye, 2014:33).

  Bahkan mereka sering bolos sekolah dan mencuri uang Mamak. Tere Liye menuliskan:

  “Ini juga gaya favorit Ikanuri waktu kecil dulu kalau menipu guru di kelas (katahuan bolos). Atau ketahuan mencuri uang di

  kelpeh plastik Mamak Lainuri. Sok bego tidak mengerti.” (Liye,

  2014:34). Sikap Wibisana dan Ikanuri yang tak kalah menyebalkan adalah bebal, keras kepala dan melawan Kak Laisa. Setelah mereka dewasa sifat itu pun berubah.

  “Tidak ada yang pernah menyangka, dua sigung yang amat bebal, keras kepala, dan selalu melawan Kak Laisa, bertahun- tahun terakhir berkutat dengan masalah: tidak akan menikah sebelum Kak Laisa menikah.

   (Liye, 2014:269).

  e.

  Yashinta Yashinta adalah anak bungsu dari keluarga Mamak Lainuri yang selalu ceria. Yashinta tumbuh menjadi gadis yang cantik dan menawan, memiliki mata hitam yang indah dan tubuh tinggi.

  Yashinta juga banyak menuruni sifat cerdas seperti kakaknya Dalimunte. Senang mencari tahu hal baru, baik serta penurut dan yang tak kalah Yashinta juga menuruni sifat keras kepala Wibisana dan Ikanuri.

  “Kabar baik kedua adalah: Yashinta akhirnya menyelesaikan pendidikan masternya. Cumlaude. Lulusan terbaik. Ia jelas-jelas mewarisi kecerdasan Dalimunte, meski juga mewarisi tabiat keras kepala Ikanuri dan Wibisana.” (Liye, 2014:267-268).

  Yashinta juga digambarkan memiliki tubuh yang sangat kuat. Ini diceritakan Ikanuri dan Dalimunte ketika Yashinta menghilang.

  “Kenapa pula kau persis seperti Mamak, mencemaskan hal-hal kecil. Anak itu dua kali lebih atletis dibandingkan Kak Laisa, apalagi dibandingkan kau! DIA AKAN BAIK-BAIK SAJA, DALIMUNTE!.” (Liye, 2014:84).

  Selain itu Yashinta sangat senang menggambar, mencintai binatang dan senang meneliti kehidupan beberapa binatang langka yang ada di atas gunung.

  “Mamak Lainuri juga beranjak mendekat melihat gambar Yashinta. Ikut tersenyum. Yashinta memang berbakat melukis. Meski hanya dengan pensil, gambarnya tetap bagus. Lima berang-berang itu terlihat begitu nyata.

   (Liye, 2014:72).

  f.

  Cie Hui Cie Hui adalah istri Dalimunte. Dia digambarkan mempunyai paras wajah yang cantik, baik, manis dan mudah bergaul dengan keluarga Mamak Lainuri. Ini diceritakan Kak Laisa saat berbicara dengan Dalimunte.

  “Cie Hui gadis yang cantik. Ia juga baik. Ia mudah sekali akrab dengan Mamak dan Yashinta.

   (Liye, 2014:202).

  g.

  Jasmine dan Wulan Jasmine adalah istri dari Wibisana dan Wulan adalah istri dari

Dokumen yang terkait

EKRANISASI NOVEL BIDADARI-BIDADARI SURGA KARYA TERE LIYE DAN FILM “BIDADARI-BIDADARI SURGA”: KAJIAN HUMANIORA

7 57 106

ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL TENTANG KAMU KARYA TERE LIYE SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 13

NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM NOVEL RANTAU 1 MUARA KARYA AHMAD FUADI SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar

0 1 126

PESAN GURUTTA PADA NOVEL RINDU KARYA TERE LIYE MENURUT PERSPEKTIF PENDIDIKAN AKHLAK SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 2 153

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI BOYONGAN RUMAH DI DESA NGENDEN KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 4 119

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH DESA DI KEDUNGRINGIN KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 99

NILAI-NILAI KEDISIPLINAN DALAM NOVEL ANAK SEJUTA BINTANG SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 1 156

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL ANAK-ANAK ANGIN KARYA BAYU ADI PERSADA SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 144

KONSEP ETOS KERJA ISLAMI DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 221

NILAI-NILAI SPIRITUAL DALAM NOVEL SYAHADAT CINTA KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

0 3 168