PENGARUH MODEL MENGAJAR GURU SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM (SKI) TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA MTs NU SALATIGA TAHUN 2010
PENGARUH MODEL MENGAJAR GURU SEJARAH
KEBUDAYAAN ISLAM (SKI)
TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA
MTs NU SALATIGA TAHUN 2010
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban Dan Melengkapi
Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I Dalam Ilmu Tarbiyah
OLEH:
RITA FATMAWATI
NIM.11106116
JURUSAN TARBIYAHPROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki,maka skripsi saudara: : Rita Fatmawati :11106116 : Tarbiyah : Pendidikan Agama Islam
: PENGARUH MODEL MENGAJAR GURU
SEJARAH KEBUDAYAAN
ISLAM (SKI) TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA MTs
NU SALATIGA TAHUN 2010
Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.Salatiga, 12 Agustus 2010 Nama NIM Jurusan Program Studi Judul
NIP.19570520 198601 1 001
KEMENTERIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. 323706 Fax. 323433 Kode Pos. 50721 Salatiga http//www. salatiga. ac. id e-mail: akademik@stainsalatiga. ac. id
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi saudari:Rita Fatmawati dengan Nomor Induk Mahasiswa : 111 06 116 yang beijudul Pengaruh Model Mengajar Guru Sejarah Kebudayaan islam (SKI) Terhadap Prestasi Belajar Siswa MTs NU Salatia Tahun 2010 telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi
Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada hari Selasa,tanggal 31 Agustus 2010 yang bertepatan dengan tanggal 21 Ramadhan 1429 H,dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Saijana Pendidikan Islam (S.Pd.I).
Salatiga,31 agustus2010
Panitia Ujian
Ketua Sidang Sekretaris (Drs.Abdul Syukur,M.Si) (Suwardi,M.pd)
NIP.19670307 199403 1 002 NIP. 19670121 199903 1 002
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah in i: Nama : RITA FATMAWATI
NIM : 111 06 116 Jurusan : Tarbiyah
: Pendidikan Agama Islam Program Studi
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulisan orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila di kemudian hari pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia untuk menerima sanksi akademik yang diberikan oleh STAIN Salatiga
Salatiga, 17 Agustus 2010 Yang menyatakan,
Rita Fatmawati NIM: 111 06 116
MOTTO
Saat ini dan seCamanya,aku seCaCu mengijinkan semua yangku inginkan untuk Badir didaCam Bidupku dengan mudafi dan
menyenangkan, terim akasih y x T'UTfJAJTX'U, karena dengan
pertoConganM'U ku yakin ku Bisa m eraifi apapun yang aku
inginkanX u ijinkan diriku untuk BerhasiQuntuk BeruBafi,dan ku
izinkan nasiBku untuk terus memBaik fvingga ajaCmenjemputku. (TrBe Sentanu)
http:b\og.umla.ac.\d/Erbe Sentanu/2 009 / 10/15
T'ERS'EM ' B AMAN
Skripsi inipenulispersembahkan kepada: 1, ‘Bapak dan ibuku tercinta (Bapak Tafif dan IbuXfiuCaefafi) yang senantiasa sabar dan ikhCas membimbingku dan berjuang demi tercapainya cita-citaku 2, XeCuargaku tercinta (Nenek,Bu-D,Pak-D) yang seCaCu menyayangiku.L'U'V 'U aCC 3, CaCon Pendamping hidupku (Mas Taufik) yang teCah sabar menemani perjimnganku daCam menuntut iCmu & seCaCu berkorban & mengalah demi kebahagiaanku,Semoga ALLAN <TWt meridCoi niat baik kitaamien
4, Adik-adikku tersayang (CicT/Ela & AuCia) yang sCaCu memberikan inspirasi& motivasi untukku, 5, 'Teman-temanku di Pondok Pesantren AL-Nasan ,Nanik,Nazi£,Tika,Ayu,Ah(d,J:itri,Titik,Nurus & semuanya saja yang sCaCu menghiasiku dengan canda tawa mereka
6, Teman-Teman seperjuangan, khususnya mahasiswa PAI-D angkatan 2006,Aku akan sCaCu merindukan kalian
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, Rabb yang Maha rahman dan rahim yang telah mengangkat manusia dari berbagai keistimewaan dan dengan hanya petunjuk serta tuntunannya, penulis mempunyai kemampuan dan kemauan sehingga penulisan skripsi ini bisa terselesaikan.
Shalawat dan salam penulis haturkan kepada Uswatun Khasanah Nabi Muhammad Saw, semoga beliau senantiasa dirahmati Allah Swt. Amin.
Sebagai insan yang lemah, penulis menyadari bahwa tugas penulisan ini bukanlah merupakan tugas yang ringan, tetapi merupakan tugas yang berat.dan akhirnya dengan berbekal kekuatan serta kemauan dan bantuan dari berbagai pihak, maka terselesaikanlah skripsi yang sederhana ini dengan judul: PENGARUH MODEL MENGAJAR GURU SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM (SKI) TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA MTs NU SALATIGA TAHUN 2010
Oleh karena itu dengan kerendahan hati dan takut, penulis menghaturkan banyak terimakasih kepada:
1. Bapak Dr.Imam Sutomo,M.Ag, selaku ketua STAIN Salaiga
2. Ibu Dra.Siti Asdiqoh,M.Si, selaku ketua jurusan tarbiyah PAI STAIN Salatiga
3. Bapak Drs.Sumamo Widjadipa,M.Pd, selaku pembimbing yang senantiasa ikhlas dan sabar dalam membimbing penulis hingga terselesainya skripsi ini.
4. Bapak Ibu dosen yang banyak memberikan j asanya,mendidik dalam menuntut ilmu di STAIN Salatiga
6. Bapak Drs.Muh Syamsul,selaku kepala MTs NU Salatiga yang berkenan memberikan izin kepada penulis untuk mengadakan penelitian.
7. Bapak Ali Munabah S.Pdi,selaku guru SKI MTs NU Salatiga yang telagh banyak membantu dalam prosesi penelitian.
8. Keluargaku tercinta (Bapak,Ibu,Nenek,Budhe,Pakdhe dan adik-adikku).
9. Rekan-rekanku mahasiswa STAIN salatiga jurusan P Al,TBI,PB A dan AHS khususnya PAI angkatan 2006 dan juga special to rekanku Taufik,terimakasih atas segala motivasinya.
10. Thanks to Nanik dan semua pihak yang membantu dalam penulisan skripsi ini.
Dengan sedikitnya kemampuan yang ada, penulis telah berusaha menyusun skripsi dengan sebaik-baiknya, namun dengan demikian,skripsi ini masih sangat jauh dari kesempumaan.Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran.
Salatiga, 10 Agustus 2010 Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang hidup berdampingan dalam rangka mencapai satu tujuan yaitu persatuan dan kesatuan. Adanya hal tersebut akan terbentuk apabila masyarakat tersebut mampu untuk malaksanakannya sebagai makhluk sosial disamping makhluk individu. Hal ini berarti bahwa selain beribadah kepada Allah SWT, manusia juga harus mau dan mampu menghormati sesamanya tanpa membedakan latar belakang agama, suku maupun budayanya.
Bagi sebagian masyarakat, beribadah pada tuhan merupakan satu- atunya hak dan kewajiban yang mengantarkan manusia pada surga. Padahal selain Hablu Min Allah, agama kita juga mengenal adanya Hablu Min Al
Naas. Hal tersebut menunjukkan bahwa dalam kehidupan di dunia ini membutuhkan keseimbangan, sebagaimana firman Allah dalam surat Al Qashash 77:
O ‘-—=3
1
dJ-- *5 S \ oj 14 stdUT g3 % a t
C rr^-'J
^ A Q>jL„.~,a ) I
Artinya: Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari
kenikmatan duniawi dan berbuat baiklah kepada orang lain sebagaimana Allah
telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan dimuka
bumi ini. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat
kerusakanj Depag Al Qur’an terjemahan, 1989:623).
Kewajiban untuk berbuat seimbang tersebut menjadi sebuah renungan bagi kita semua. Sangat disayangkan sekali apabila manusia sampai lupa akan kewajibannya untuk berlaku seimbang, misalnya yaitu lupa atau enggan menularkan ilmu setelah menyantap ilmu untuk dirinya. Padahal, menularkan ilmu juga merupakan konsekwensi dari Hablu Min Al Naas, dimana Allah berfirman dalam surat Al Maidah:
4)jl I j JL j I j Q ' j U I
j ^ I jir J 1 j
ySI (J l
C- IjjjUuj ■ > ' ' v?
Artinya:........ Dan tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan kebaikan
dan laqwa, dan janganlah kamu tolong menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat
berat siksa-Nya. (Depaq Al Qur’an terjemahan, 1989; 157)Hery Noer dan Munzier menuangkan pemikiran yang sejalan dengan penulis dalam bukunya: Refleksi prinsip keseimbangan terhadap pendidikan melahirkan pandangan tentang pentingnya keseimbangan ilmu-ilmu yangdibutuhkan individu dan masyarakat, seperti ilmu-ilmu kemanusiaan,
' Hery Noer dan Munzier menuangkan pemikiran yang sejalan dengan penulis dalam bukunya: Refleksi prinsip keseimbangan terhadap pendidikan melahirkan pandangan tentang pentingnya keseimbangan ilmu-ilmu yangdibutuhkan individu dan masyarakat, seperti ilmu-ilmu kemanusiaan, ilmu social, dan ilmu kealaman. Ilmu-ilmu yang berhubungan dengan alam, manusia, dankehidupan tersebut dibutuhkan manusia untuk mencapai kehidupan di dunia dan akhirat. Demikian pula pandangan tentang keseimbangan antara teori dan aplikasi, serta antara perkataan dan perbuatan (Munzier, 2003;11)
Tuntutan untuk menularkan teori yang dimilikinya jatuh pada seorang pendidik yang kita kenal dengan sebutan ‘guru’. Pada saat sekarang ini, guru sebagai salah satu sumber ilmu yang masih dianggap remeh oleh sebagian kalangan. Padahal maju mundurnya suatu peradaban bukan hanya ditentukan oleh meningkatnya perekonomian, melainkan perkembangan pendidikannya pula. Untuk itulah, seorang pengajar atau yang kita kenal dengan istilah guru harus mempunyai kompetensi tinggi untuk memajukan pendidikan. Tentunya kompetensi tersebut tidak hanya muncul saat supervisor berjaga ataupun pihak lain datang.
Harus kita akui bersama bahwa pendidikan kita sangat tertinggal jauh dengan Negara lain. Adanya pembaharuan akan sangat berfungsi untuk memberikan masukan bagi para guru dalam proses pembelajaran. Misalnya yaitu variasi model-model pembelajaran yang akan digunakan guru saat
Disamping penguasaan atas teknik mengajar, tentunya guru juga harus mampu mengevaluasi proses ataupun hasil pembelajaran baik didalam maupun diluar kelas. Hasil evaluasi tersebut akan sangat berguna baik bagi siswa, guru itu sendiri dan pihak sekolah dalam bentuk laporan perkembangan siswa serta pihak luar yang bersangkutan.
Pembelajaran yang termaktub dalam pendidikan di sekolah terutama dan adanya proses transfer ilmu bagi pengajar kepada siswa didik. Dalam hal ini sebuah model mengajar yang digunakan oleh seorang guru dapat menumbuhkan semangat jiwa yang tinggi dalam menggapai suatu yang diinginkan. Apabila dengan sebuah prestasi belajar yang khusus, dalam pengaruh yang didapat sebenarnya telah dapat tercermin dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pembahasan skripsi ini penulis akan menjabarkan pengaruh model mengajar terhadap prestasi belajar disebuah lembaga pendidikan.
Artinya sebuah model pengajaran yang dilakukan oleh guru akan berdampak positif pada sebuah prestasi pembelajaran siswa didik.
Dengan berbekal latar belakang masalah tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti masalah: “ Pengaruh Model Mengajar Guru Sejarah
Kebudayaan Islam (SKI) Terhadap Prestasi Belajar Siswa di MTs NU
Salatiga Tahun 2010”B. Definisi Operasional
Sebagai gambaran dan arahan dari judul yang kami pilih, maka kami akan memberikan definisi istilah untuk menghindari salah persepsi saat memahaminya dengan membaginya menjadi 2 yaitu:
1. Model mengajar guru SKI
a. Model mengajar Model mengajar dapat diartikan sebagai suatu rencana atau pola yang digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur materi pengajaran dan memberi petunjuk kepada pengajar dikelas dalam setting pengajaran ataupun setting lainnya. (Dahlan, 21 ; 1990) b. Guru
Guru adalah : seseorang yang memiliki tugas sebagai fasilitator agar siswa dapat belajar dan atau mengembangkan potensi dasar dan kemampuannya secara optimal,melalui lembaga pendidikan sekolah,baik yang didirikan pemerintah ,maupun oleh masyarakat atau swasta.(Suparlan,2006:10)
Atau dapat juga di artikan sebagai” Orang yang tugasnya terkait dengan usaha mencerdaskan kehidupan bangsanya dalam semua aspeknya,baik spiritual,emosional,intelektual,fisikal maupun aspek lainnya.” (Suparlan,2006:9) c. Sejarah Kebudayaan islam Sejarah merupakan seluruh peristiwa yang teijadi dimasa lalu. kajian tentang sejarah berarti menyangkut peristiwa-peristiwa dan kejadian yang terjadi dimasalalu {everything in the past), baik menyangkut dimensi sosial,politik,pemerintah,ekonomi,seni budaya maupun agama. (Mansur,2004:1)
Sedangkan kebudayaan merupakan ’’hasil karya cipta manusia dengan kekuatan jiwa dan raganya,yang di nyatakan dalam kehidupan manusia.(Mansur,2004:2) Jadi penulis dapat menyimpulkan bahwa sejarah kebudayaan islam merupakan informasi/pengetahuan tentang hasil karya cipta manusia yang berorientasi pada agamaislam dimasa lalu.akan tetapi,yang dimaksudkan dalam sejarah kebudayaan islam dalam konteks penelitian ini adalah salah satu dari wujud mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di MTs NU yang mengupas kejadian-kejadian islam dimasa lalu untuk dijadikan renungan dimasa sekarang.
Jadi penulis dapat menyimpulkan bahwa model mengajar guru SKI adalah rencana yang menjadi dasar dan disusun oleh guru dalam mengajar mata pelajaran SKI dan dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.
Sedangkan indikator- indikatornya adalah: 1) . Pengelolaan pembelajaran guru SKI di kelas 2) . Pengembangan profesi guru
4). Pemilihan metode mengajar yang tepat oleh guru sesuai dengan mata pelajaran SKI
2.Prestasi belajar Prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan).
(Poerwadarminto,1986;362). Menurut Horold Spears, belajar adalah kegiatan yang berproses sistematis, dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan
(Sardinian ,2001:26) Sedangkan menurut Nana Sudjana “prestasi belajar atau hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia mengalami pengalaman belajar. (Sudjana, 1995;23)
Adapun indikatornya sebagai berikut:
a) . Nilai ulangan mata pelajaran SKI minimal 7 b) . Selalu mengeijakan tugas dari guru.
c) . Mampu menjelaskan kepada teman yang kurang paham
C. Rumusan Masalah Pokok masalah merupakan hal yang penting guna memberikan arah dalam mengadakan penelitian bagi penulisan skripsi ini. Untuk itu, kami merumuskan pokok permasalahan ke dalam tiga hal sebagai berikut:
1. Bagaimana model mengajar guru SKI di MTs NU Salatiga?
2. Bagaimana prestasi belajar SKI siswa kelas VII MTs NU Salatiga Tahun 2010?
3. Adakah pengaruh model mengajar guru SKI terhadap prestasi belajar siswa kelas VII MTs NU Salatiga tahun 2010?
D. Tujuan Penelitian
Setelah mengemukakan rumusan masalah, maka dapat di indikasikan bahwa tujuan penelitian kami adalah:
1. Mengetahui model mengajar guru SKI di MTs NU Salatiga.
2. Mengetahui prestasi belajar siswa kelas VII MTs NU Salatiga.
3. Mengetahui adanya pengaruh model mengajar guru terhadap prestasi belajar siswakelas VII MTs NU Salatiga.
E. Manfaat Hasil Penelitian Penelitian ini bukan hanya informasi yang diberikan kepada para pembacanya, akan tetapi diharapkan agar dapat memberikan manfaat secara teoritik maupun prektek, yaitu:
1. Secara teoritik Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi perbendaharaan ilmu pengetahuan yang terus mengalami kemajuan dan perubahan dari waktu ke waktu.
2. Secara praktek
9
Dari hasil penelitian akan terlihat jelas ada atau tidaknya pengaruh model mengajar guru terhadap prestasi belajar. Apabila ada pengaruhnya, maka informasi tersebut akan menjadi umpan balik bagi guru sebagai bahan introspeksi diri.
Selain hal tersebut, juga dapat dijadikan acuan atau referensi bagi peneliti yang mengulas hal serupa.
F. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah “jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Kata hipotesis berasal dari 2 penggalan kata yaitu ‘hypo’ yang artinya dibawah dan ‘thesa’ yang artinya kebenaran. (Arikunto,1998;67-68)
Adapun hipotesis yang penulis ajukan pada penelitian ini sebagai berikut: “ada pengaruh positif dari model mengajar guru SKI terhadap prestasi belajar siswa MTs NU Salatiga”, atau dapat kita katakana bahwa: “semakin tinggi atau baik model mengajar guru SKI, maka semakin tinggi atau baik pula prestasi belajar siswa MTs NU Salatiga”.
G. Metode Penelitian
1. Populasi dan sampel Suharsini Arikunto menyatakan bahwa” populasi adalah keseluruhan ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi (Arikunto,1998;115). Dalam hal ini, populasi yang kami ambil adalah seluruh siswa kelas VII di MTs NU Salatiga. Sedangkan sampel adalah “sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti. (Arikunto, 1998:117) sampel yang akan kami ambil yaitu keseluruhan siswa kelas VII yang berjumlah 83 siswa.
2. Variable penelitian Ada 2 variabel dalam penelitian ini, yaitu: a. Variable bebasnya berupa model mengajar guru SKI.
b. Variable terikatnya berupa prestasi belajar.
3. Pengumpulan data Metode yang digunakan penulis dalam pengumpulan data adalah:
a. Metode Pokok Metode observasi dan dokumentasi 1 .Metode observasi
Metode observasi adalah ’’pengamatan dan pencatatan secara sistematis fenomena-fenomena yang di selidiki.(Hadi, 136; 1981).
Dalam hal ini penulis melakukan observasi langsung ke lokasi untuk mengamati guru dalam mengajar dan untuk mendapatkan data tentang prestasi belajar siswa yang berbentuk nilai hasil ulangan.
11
Metode ini dipakai guna” mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, notulen rapat, agenda dan sebagainya (Arikunto,1998;236)
Metode ini kami gunakan untuk mencari informasi mengenai gambaran umum sekolah,struktur organisasi,keadaan guru,karyawa,siswa,dan sarana prasarana
b. Metode Bantu Metode interview
Interview adalah suatu proses tanya jawab lisan, yang mana dua orang atau lebih berhadapan secara fisik yang dapat melihat muka yang lain dan mendengar dengan telinga dari suaranya (Rumidi,
2002 : 88 ).
Metode ini akan kami gunakan untuk mencari kelengkapan data yang tidak kami temukan dengan observasi ataupun dengan dokumentasi.
4. Teknik Analisis Data Teknik analisa data ini bersifat kualitatif, dalam arti, data kualitatif terlebih dahulu dikuantitatifkan atau diangkakan sekedar untuk mempermudah penggabungan dua variable atau indicator kemudian sesudah mendapat data akhir dikualitatifkan kembali (Arikunto, 1998:246).
Adapun langkah analisis data adalah sebagai berikut:
a. Pengecekan kelengkapan data
b. Tabulasi data ke dalam table
- M
s e
= Standar deviasi kelas VII A SD b = Standar deviasi kelas VII B
a
Keterangan: M a = Mean dari Kelas YII A M b = Mean dari Kelas VIIB SD
W N - l J W N - l J
\
] r s d b
a
>
f
c. Mencari prosentase dari distribusi angka di setiap sel-sel table dengan rumus:
b
a
M
Dalam rangka pengujian hipotesa, atau untuk mencari hubungan antar variable, digunakan rumus t-test yaitu: t =
F : Frekuensi N : Jumlah total sampel
P : Persentase
Keterangan:
P = 100%
N = Jumlah (Hartono,2004; 191)
13 ELSistematika Penulisan
Guna sebagai landasan bagi pengembangan teori yang berguna dalam penulisan kripsi ini, maka dibentuklah kerangka pikir sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, definisi operasional, rumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB II : KAJIAN PUSTAKA Memaparkan tentang model mengajar SKI dan hal yang berkaitan dengan prestasi belajar. BAB III : LAPORAN HASIL PENELITIAN Bab ini akan menyajikan data yang penulis dapatkan dari hasil penelitian yang terdiri dari gambaran umum sekolah dan persiapan penelitian atau persiapan sebelum menganalisis data.
BAB IV : ANALISIS DATA Bab ini berisi tentang analisis pendahuluan, analisis uji hepotesis dan analisis lanjut. BAB V : PENUTUP Bab ini akan memberikan kesimpulan atas hasil penelitian dan saran-saran yang dapat dijadikan rekomendasi berdasarkan atas hasil penelitian yang dilakukan penulis.
BAB II LANDASAN TEORI
Suatu model mengajar dapat diartikan sebagai suatu rencana atau pola yang digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur materi pengajaran dan member petunjuk kepada pengajar dikelas dalam setting pengajar ataupun setting lainnya.
Disadari benar, bahwa dalam menentukan model yang dianggap tepat adalah terlalu sulit model mengajar itu berbagai macamnya, dan kebaikan model mengajar, sangat tergantung kepada tujuan pengajaran itu sendiri. Pada hakikatnya, mengajar itu adalah suatu proses dimana pengajar dan murid menciptakan lingkungan yang baik, agar terjadi kegiatan belajar yang berdaya guna. Hal ini dilakukan dengan menata seperangkat nilai-nilai dan kepercayaan yang ikut mewarnai pandangan mereka terhadap realitas sekelilingnya (Dahlan, 1990:21).
Didalam model mengajar, terdapat beberapa model yang rumpunnya menonjolkan orientasi yang berbeda dan cara belajar siswa yang juga berbeda-beda, diantaranya yaitu:
A.Model Mengajar
1. Pengertian Model Mengajar
2. Rumpun-rumpun Model Mengajar
a. Model Pemrosesan Informasi
Rumpun ini terdiri atas model mengajar yang menjelaskan bagaimana cara individu memberi respon yang datang dari lingkungannya dengan cara mengorganisasikan data, memformulasikan masalah, membangun konsep dan rencana pemecahan masalah serta penggunaan simbol-simbol verbal dan non-verbal. Di antara model yang termasuk rumpun ini dijumpai pula model yang menitikberatkan perhatiannya kepada proses siswa memecahkan masalah, ada pula model yang mengutamakan kecakapan intelektual umum. Kadang kala dijumpai pula model yang menonjolkan interaksi social dan hubungan antar pribadi serta perkembangan kepribadian murid yang teritegrasi dan fungsional.(Dahlan,1990;24)
Tahapan dalam model ini yaitu:
1. Tahap penyajian masalah
2. Tahap pengumpulan data
3. Tahap pengumpulan data (unsur baru)
4. Tahap merumuskan penjelasan 5. Tahap penganalisisan (Anitah, 2-12:1990).
b. Model Pribadi Rumpun model mengajar pribadi terdiri atas model mengajar yang berorientasi kepada perkembangan diri individu. Penekanannya lebih diutamakan kepada proses yang membantu individu dalam membentuk dan mengorganisasikan realita yang unik. Model ini lebih banyak memperhatikan kehidupan emosional siswa. Dengan demikian usaha pengajaran lebih bersifat lingkungannya. Siswa, dengan model mengajar ini diharapkan dapat melihat diri mereka sebagai pribadi yang berada dalam suatu kelompok dan cukup mempunyai kecakapan (capable). Dengan demikian ia dapat menghasilkan hubungan inter-personal yang cukup kaya.(DahIan,1990;24-25
Tahapan dalam model ini yaitu: 1 .Menciptakan iklim yang mengandung keterlibatan
2. Tahap penyajian masalah untuk diskusi
3. Tahap mengembangkan pertimbangan nila abadi
4. Tahap pengidentifikasikan alternatif tindakan
5. Tahap perumusan kesepakatan
6. Tahap perilaku tindak lanjut (Anitah, 2-18:1990)
c. Model Interaksi Sosial Rumpun model mengajar interaki sosial ini mengutamakan hubungan individu dengan masyarakat atau orang lain, dan memusatkan perhatiannya kepada proses dimana realita yang ada dipandang sebagai suatu negosiasi
social (social negotiated). Konsekwensi dari model-model mengajar rumpun
ini menyebabkan prioritas utamanya diletakkan kepada kecakapan individu dalam hubungan dengan orang lain. Individu dihadapkan kepada situasi yang cukup demokratis dan dapat bekerja lebih produktif dalam masyarakat.(Dahlan,1990;24-25)
Tahapan dalam model mengajar ini yaitu:
1. Tahap orientasi
2. Tahap hipotesis
17
4. Tahap eksplorasi
5. Tahap pembuktian 6. Tahap generalisasi (Anitah, 2-28:1990).
a. Model Perilaku (behavioral models) Rumpun model perilaku ini dibangun atas dasar teori yang umum, yaitu kerangka teori perilaku. Salah satu ciri dari rumpun model mengajar ini ialah adanya kecenderungan memecahkan tugas belajar kepada sejumlah perilaku yang kecil-kecil dan berurutan. Belajar tidak dipandang sebagai sesuatu yang menyeluruh, akan tetapi diuraikan dalam langkah-langkah yang konkrit dan dapat diamati. Mengajar, tidak lebih dari mengusahakan terjadinya perbuatan dalam perilaku siswa, dan perubahan ini haruslah yang dapat diamati.
Model-model mengajar rumpun ini meliputi teori belajar, teori belajar social, pengubahan perilaku dan terapi perilaku (Dahlan, 1990:24-25).
Tahapan-tahapan dalam model ini yaitu:
1. Pengenalan prinsip tingkah laku
2. Menetapkan baseline
3. Menyiapkan program yabg realistik
4. Pelaksanaan program.(Anitah,2-32-2-33;1990)
3. Model Instruksional yang Beracuan Tujuan
Untuk tercapainya tujuan dalam belajar mengajar, hal-hal yang harus diperhatikan oleh giuri adalah: a. Efektifitas pengajaran
Efektifitas pengajaran ditinjau dari hubungannya dengan guru tertentu yang mengajar kelompok siswa tertentu, di dalam situasi tertentu, dan dalam usaha nya mencapai tujuan-tujuan instruksional tertentu.
b. Model instruksional yang beracuan prosedur Pengajaran yang efektif harus didefinisikan sebagai kesanggupan menimbulkan perubahan-perubahan yang diinginkan pada kemampuan dan persepsi siswa. Konsepsi-konsepsi pengajaran yang beracuan prosedur tidak memadai untuk pengambilan keputusan instruksional oleh guru. Sebagai seorang guru harus menerapkan model instruksional yang beracuan tujuan.
c. Model-model instruksional yang beracuan tujuan Keuntungan yang paling utama dari adanya perhatian pada tujuan- tujuan instruksional yang spesifik ialah adanya dorongan pada pihak guru untuk memikirkan perubahan-perubahan apa yang di inginkan terjadi dalam diri siswanya.
Model instruksional yang beracuan tujuan mula-mula memperhatikan soal perilaku yang seharusnya ditunjukkan oleh siswa yaitu tujuan, dirumuskan secara spesifik, pemilihan prosedur pengajaran menjadi lebih mudah sekali dan pada umumnya, jauh lebih efektif. (Popham,2000;6-10)
B. Sejarah Kebudayaan Islam
Sejarah kebudayaan islam merupakan salah satu mata pelajaran pendidikan Agama Islam di madrasah tsanawiyah yang mendampingi mata pelajaran Al-Qur’an hadist ,Akidah Akhlak,dan fiqih.Sejarah Kebudayaan islam merupakan:
Perkembangan perjalanan hidup manusia muslim dari masa ke masa dalam usaha bersyariah (beribadah dan bermuamalahjdan berakhlak serta dalam mengembangkan sistem kehidupanya tang dilandasi oleh akidah. ( peraturan menteri agama RI nomor 2,2008: 48)
Sebuah proyek pengembangan prasarana dan perguruan tinggi memberikan definisi sejarah sebagai berikut: Sejarah ialah studi tentang riwayat hidup Rasulullah
SAW,sahabat-sahabat dan imam-imam pemberi petunjuk yang diceritakan kepada murid-murid sebagai contoh teladan yang utama dari tingkah laku manusia yang ideal,baik dalam kehidupan pribadi,maupun kehidupan sosial . ( Proyek pembinaan prasarana dan perguruan tinggi agama atau
IAIN, 1985:158)
Sedangkan kebudayaan islam adalah hasil fikir dan karya manusia yang didasarkan kepada pemahaman islam yang beragam.( Proyek pembinaan prasarana dan perguruan tinggi agama atau IAIN, 1985: 204)
Jadi SKI adalah perkembangan peristiwa dan segenap hasil fikir dalam kehidupan tokoh-tokoh dan umat islam pada masanya.
1. Tujuan SKI Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MTs bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan-kemampuan sebagai berikut: a. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya mempelajari landasan ajaran,nilai-nilai dan norma islam yang telah dibangun oleh Rasulullah SAW dalam rangka mengembangkan kebudayaan dan peradaban islam.
b. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau,masa kini dan masa depan.
c. Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara benar dengan didasarkan pendekatan ilmiah.
d. Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap peninggalan sejarah islam sebagai bukti peradaban umat islam e. Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam mengambil hikmah dari peristiwa-peristiwa bersejarah ( islam ) meneladani tokoh-tokoh berprestasi,dan mengaitkannya dengan fenomena sosial,budaya,politik,ekonomi,iptek dan seni,dan lain-lain untuk mengembangkan kebudayaan dan peradaban islam. ( Proyek pembinaan prasarana dan perguruan tinggi agama atau IAIN, 1985: 51 dan 52)
2. Ruang lingkup SKI Ruang lingkup Sejarah Kebudayaan Islam di MTs meliputi: a. pengertian dan tujuan mempelajari SKI.
b. Memahami sejarah nabi Muhammad SAW periode Makah.
c. Memahami sejarah nabi muhammad SAW periode Madinah.
d. Memahami peradaban islam pada masaKhulafaurrasyidin.
e. Perkembangan masyarakat islam pada masa Dinasti Bani Umayyah.
f. Perkembangan masyarakat islam pada masa Dinasti Bani Abbasiyah.
g. Perkembangan masyarakat islam pada masa Dinasti Bani Al Ayyubiyah.
h. Memahami perkembangan islam di Indonesia. ( Proyek pembinaan prasarana dan perguruan tinggi agama atau IAIN, 1985: 54)
C.Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Adapun pengertian dari dua istilah ini sebagai berikut:
a. Prestasi, yaitu “suatu hasil yang dicapai, dilakukan atau dikeijakan dan sebagainya (Poerwadarminto,1985;768). Atau hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan, dikeijakan dan sebagainya. (Tim penyusun kamus, 1985;700) b. Belajar, yaitu “suatu bentuk perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkahlaku yang baru berkat pengalaman dan latihan. (Hamalik,1982;28) Dari pengertian diatas, maka penulis dapat menarik kesimpulan, bahwa belajar adalah suatu proses pertumbuhan dan perkembangan kecakapan melalui belajar. Sebagai hasilnya akan terjadi perubahan tingkah laku berdasarkan pengalaman dan berkat adanya latihan
2. Syarat-syarat Belajar Agar aktifitas belajar berhasil sesuai dengan tujuan, maka diperlukan beberapa persyaratan, yaitu: a. Sehat jasmani, artinya bebas dari gangguan penyakit, yaitu seluruh anggota badan berfungsi sebagaimana mestinya.
b. Sehat rohani, yang berarti terhindar dari berbagai penyakit syaraf, emosi stabil tidak stabil dan lainnya.
c. Lingkungan, artinya lingkungan yang mendukung, yaitu bersih, rapi, teratur, nyaman dan kondusif. d. Tempat belajar, yaitu menyenangkan, sehat, nyaman, terang dan sebagainya.
e. Media belajar, yaitu tersedia dengan cukup dan digunakan semestinya.
3. Teori Belajar Di dalam belajar terdapat beberapa teori yang dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu: a. Teori conditionisme
Menurut teori ini belajar merupakan suatu proses perubahan yang teijadi karena adanya syarat-syarat (conaitions) kemudian menimbulkan reaksi/ tingkah laku yang timbuk karena adanya hubungan antara stimulasi dan respon.
Skinner membagi respons menjadi 2: 1) Reflective response yaitu response yang ditimbulkan oleh perangsang tertentu.
2) Instrumental response, yaitu response yang timbul dan berkembangnya di ikuti perangsang tertentu. (Suryabrata,1984;291- 292)
b. Teori conectionisme (tomdike) Menurut teori ini belajar harus berlangsung menurut 3 (tiga) hukum belajar yang bersifat pokok, yaitu:
1) Law o f readiness, yaitu memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk melakukan sebagian reaksi dari tanggapan yang dimiliki siswa diberi kesempatan untuk mencoba walaupun mengalami kegagalan (trial and error).
2) Law o f eyercise, yaitu hubungan response dengan stimuli akan semakin kuat jika sering melakukan latihan.
3) Law o f effect, yaitu bahwa tidak harus dimulai dengan kesengajaan karena meskipun tidak disengaja jika menghasilkan dan cocok dengan situasi, maka tindakan tersebut cenderung dipelajari dan diulang.
c. Teori gestalt Menurut Gestalt, belajar dapat dikategorikan menjadi 2 kelompok, yaitu:
1) Di dalam belajar factor pemahaman dan pengertian (insting) adalah faktor penting, karena dengan belajar seseorang dapat memahami hubungan antara pengetahuan dan pengalaman. 2) Di dalam belajar pribadi/ organisasi memegang peranan yang paling penting/ pokok. Di dalam teori ini belajar tidak hanya dilakukan secara kebetulan, tetapi belajar itu dilakukan secara sadar, bermotif dan secara bertujuan.
4.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar Di dalam belajar dipengaruhi beberapa faktor, yaitu sebagai berikut:
a. Faktor internal (indogen), meliputi: 1) Faktor sosial, yaitu meliputi: guru atau pendidik, keluarga terutama
2) Faktor non sosial, yaitu: - T empat yang dipergunakan belaj ar.
- Media/ alat peraga memadai - Kurikulum yang digunakan.
- Metode yang dipergunakan.
- Tersedianya waktu.
b. Faktor eksternal (eksogen), meliputi: 1) faktor fisiologis, terdiri dari:
a) Keadaan jasmani, yaitu orang yang badannya sakit, kelelahan tidak akan dapat belajar dengan efektif jika mengidap penyakit tertentu.
b) Fungsi panca indera, yaitu sangat penting dalam aktifitas belajar terutama mata dan telinga (Soemanto,1986;l 15) 2) faktor psikologis, meliputi:
a) Intelegensi, yaitu sangat dominan dalam belajar, karena intelegensi yang tinggi akan mudah menerima pelajaran.
b) Perhatian, yaitu konsentrasi yang baik akan menyerap materi yang lebih banyak dan lebih cepat direproduksi kembali.
c) Minat, yaitu kecenderungan, merasa senang pada sesuatu hal, terutama minat yang tinggi akan menghasilkan prestasi yang baik pula.
d) Bakat, yaitu kemampuan dasar yang ada disesuaikan input,
26
e) Kalangan emosi, yaitu sangat dibutuhkan dalam kegiatan belajar, karena mudah marah, tersinggung akan menghambat keberhasilannya.
f) Motif, yaitu suatu ryang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Sebab motif/ motivasi yang kuat akan menimbulkan kesadaran dan tujuan yang jelas (Sukardi, 1983:55).
5.Tujuan Belajar Segala aktivitas yang dilakukan oleh seseorang itu mempunyai tujuan tertentu. Dalam hal ini, Robert M.Magne berpendapat bahwa tujuan belajar adalah:
a. Untuk memperoleh ketrampilan intelektual
b. Untuk memiliki strategi kognitif, misalnya kemampuan memecahkan masalah.
c. Untuk memiliki informasi verbal, pengetahuan, dalam arti informasi dan fakta.
d. Untuk dapat memiliki ketrampilan motorik yang diperoleh di sekolah.
e. Untuk memiliki sifat dan nilai, berhubungan dengan intensitas emosional, yang bisa disimpulkan dari kecenderungan untuk bertingkah laku (Hasibuan, 1988:5). Adapun tujuan belajar menurut Sardinian AM. dalam bukunya interaksi dan motifasi belajar mengajar, dinyatakan bahwa tujuan belajar menyangkut tiga aspek:
a. Kognitif, yaitu hal ikhwal personal keilmuan dan pengetahuan, konsep dan fakta.
b. Efektif, yaitu hal ikhwal personal kepribadian/ sikap.
c. Psikomotorik, yaitu hal ikhwal kelakuan ketrampilan (Sardinian, 1988:30).
D. Pengaruh Model Mengajar Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa
Manusia merupakan mahluk yang unik.Dia memiliki segenap kebutuhan yang harus dipenuhinya. Salah satunya yaitu kebutuhan akan pendidikan.Pendidikan tersebut akan berlangsung sepanjang hayatnya. Begitu juga dengan siswa,dia memiliki segenap kebutuhan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu.Dorongan tersebut akan membuatnya mampu untuk mencapai tujuannya.
Model mengajar merupakan cara untuk membuat peserta didik aktif sejak awal melalui aktivitas-aktivitas individu maupun kelompok, sehingga bisa membuat siswa berfikir tentang materi pembelajaran.Disini dijelaskan bahwa tidak hanya terikat pada siswa,akan tetapi guru berusaha semaksimal mungkin menerapkan model mengajar dalam proses pembelajaran.
Dengan adanya model mengajar,akan dapat meningkatkan prestasi
28
pembelajaran yang bisa membuat siswa lebih betah dalam mengikuti pembelajaran.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa model mengajar yang bervariasi dapat meningkatkan kadar pemahaman siswa tentang materi pembelajaran.dengan demikian,guru harus senantiasa meningkatan kreativitas dalam mengajar.
Untuk memperjelas adanya pengaruh model mengajar guru,kami akan menyajikannya dalam bentuk skema sebagai berikut:
SKEMA PENGARUH MODEL MENGAJAR GURU SKI TEHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA
BAB III
LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum MTs NU Salatiga1. Sejarah Berdirinya MTs NU Salatiga
a. Sejarah Singkat MTs NU Salatiga MTs NU Salatiga merupakan sekolah yang berada dibawah naungan yayasan Imaratul Masajid wal Madaris (YAIM AM).
MTs NU Salatiga berdiri pada tahun 1956, dengan NSS 212337301001. Dan berdiri pada tanah hak milik seluas 4697m2.
MTs NU didirikan oleh KH.Khumaidi dan dibantu oleh tokoh- tokoh islam pada waktu itu, yaitu: 1) KH .Zubair
2) KH. Badrudin Honggowongso 3) KH. Ghufron.
4) KH. Kasmuni.
5) KH. Zainuddin.
Hingga tahun 1964 MTs NU belum memiliki gedung sendiri, sehingga pelaksanaan belajar mengajar dilksanakan dirumah Bapak KH. Badrudin Honggowongso yaitu di Jl.Taman Makam Pahlawan No.2 Salatiga.
30
Melalui usaha beberapa tokoh dan pengurus YAIMAM selama 8 tahun, MTs NU berhasil membangun gedung sendiri dan dari Kanwil Departemen Agama Jawa Tengah memberikan ijin pendirian sekolah dengan S. K. No.K/2035/lll/75,tamggal 1 Januari 1975 di Jalan Kartini No. 2 Salatiga.
Mula-mula MTs NU Salatiga kurang bisa beijalan dengan baik disebabkan oleh kurangnya tenaga pengajar, sarana dan prasarana.
Namun, perlahan-lahan kebutuhan MTs NU mulai terpenuhi berkat bantuan dari para tokoh agama dan masyarakat. Selain itu,MTs NU juga mendapatkan bantuan dari Departemen Agama Kota Madya Salatiga sehingga perkembangan lembaga pendidikan ini mulai membaik dari segi kualitas tenaga pengajar dan jumlah input siswanya.
Pada tanggal 30 Juni 1993 Kanwil Depag propinsi Jaawa Tengah memberikan pengakuan akreditasi dari sekedar terdaftar menjadi diakui. Dengan S.K No. WK/5C/PP.C0.5/1390/1993.
Sejak itulah, lembaga pendidikan ini mengalami kemajuan pesat.
Sesuai dengan penerapan kurikulum barutingkat satuan pendidikan, MTs NU Salatiga sebagai lembaga ppendidikan formal berkomitmen menyelengggaarakan pendidikan serta latihan sebagai pemenuhan kebutuhan pasar kerja dengan membentuk sumber manusia yang ungggul, berdaya, sekaligus mandiri dan berwawasan kedepan. b.Letak Geografis MTsNU Salatiga
MTs NU Salatiga berada dibaawah naungan Departemen Agama yang berada ditengah-tengah kota Salatiga, tepatnya di Jalan kartini no.2 Salatiga, kelurahan Sidoreja lor, Kecamatan sidojero. Madrasah ini berdiri diatas tanah seluas 4697m2 dengan luas gedung sebesar 1214m2, hlaman atau taman 186m2, 1 pangan olahraga 400m2, Kebun 600m2, dan untuk lain- lainnya2297m2.
Sedangkan batas wilayahnya sebagai berikut: 1) Sebelah utara berbatasan dengan jl. Kartini.
2) Sebelah timur berbatasan dengan Toko Besi Maju Jaya 3) Sebelah selatan berbatasan dengan Parit 4) Sebelah utara berbatasan dengan Jl. Osamaliki
Jika dilihat dari letaknya yang strategis, MTs NU memiliki banyak kelebihan. Keuntungan tersebut yaitu dapat dijangkau dari arah mana saja. Disamping kelebihan, tentunya juga memiliki kekurangan yaitu proses belajar mengajar kurang kondusif karena dekat dengan keramaian dan suara bising jalan raya. c. Identitas Madrasah 1) Nama Madrasah Madrasah Tsanawiyah
Nahdhatul Ulama 2) Alamat
(NU) Salatiga : Jl. Kartini No.2 Salatiga
3) No. Telepon 4) Status Madrasah 5) Didirikan swasta PGAN 6) Kepala Madrasah 7) Kepala urusan Tata Usaha
: (0298)324255 : Swasta (Diakui) : Tahun 1956 : Drs.Muh Syamsul : Rio Abinowo
2.Visi dan Misi Mts NU
a. visi Raih prestasi ,santun dalam bersikap,teladan dalam hidup,guna mewujudkan MTs NU yang tetap tasammuh,tawazun,ta’abbud,dan mawas, antisipatif, normative, inklusif dan santun (MANIS) b. misi
1) Mewujudkan kondisi belajar yang selalu inovatif dalam meraih prestasi.
2) Menciptakan generasi yang tangguh,berbudi cakap,cinta pada agama dan bangsa sesuai dengan hati nurani dan
3) Menciptakan kondisi batin yang selaras seimbang sehingga kondusifitas sragajiwa dan lingkungan terjaga ,menuju cita- cita pendidikan nasional
4) Membina dan mengembangkan minat bakat siswa dalam bidang ketrampilan,seni dan teknologi.