PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN GURU DALAM MENGAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SEMESTER GANJIL MTs NURUL IMAN SEKINCAU TAHUN PELAJARAN 2012/2013

(1)

SEMESTER GANJIL MTs NURUL IMAN SEKINCAU TAHUN PELAJARAN 2012/2013

(Skripsi)

Oleh :

Mutmainah

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(2)

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN GURU DALAM MENGAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP

HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SEMESTER GANJIL MTs NURUL IMAN SEKINCAU

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh MUTMAINAH

Pendidikan di Indonesia saat ini dihadapkan pada masalah rendahnya prestasi atau hasil belajar peserta didik. Hal ini tidak terlepas dari berbagai faktor yang mempengaruhi proses belajar mengajar di dalam kelas, antara lain persepsi siswa tentang kemampuan guru dalam mengajar dan motivasi belajar yang dimiliki oleh siswa. Keberhasilan proses pembelajaran di sekolah dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang bersangkutan. Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilakukan di MTs Nurul Iman Sekincau menunjukkan bahwa hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII siswa yang mencapai ketuntasan belajar sebanyak 41 siswa atau sebesar 39,81% sedangkan sebanyak 62 siswa atau sebesar 60,19% belum mencapai ketuntasan belajar. Untuk meningkatkan hasil belajar tersebut maka perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dalam penelitian ini faktor yang mempengaruhinya adalah persepsi siswa tentang kemampuan guru dalam mengajar dan motivasi belajar.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh persepsi siswa tentang kemampuan guru dalam mengajar dan motivasi belajar siswa MTs Nurul Iman Sekincau Tahun Pelajaran 2012/2013. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII semester ganjil MTs Nurul Iman Sekincau sebanyak 3 kelas dengan jumlah siswa keseluruhan 103 orang. Dengan menggunakan rumus T. Yamane dengan probability samplingdidapat sampel sebanyak 82 orang yang selanjutnya dilakukan alokasi proporsional sampling agar sampel yang diambil lebih proporsional. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif verifikatif dengan pendekatanex post factodansurvey.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) Apakah ada pengaruh persepsi siswa tentang kemampuan guru dalam mengajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII MTs Nurul Iman Sekincau Tahun Pelajaran 2012/2013?, (2) Apakah ada pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII MTs Nurul Iman Sekincau Tahun Pelajaran 2012/2013?


(3)

diperoleh hasil penelitian yang menunjukkan ada pengaruh yang positif persepsi siswa tentang kemampuan guru dalam mengajar dan motivasi belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII semester ganjil MTs Nurul Iman Sekincau Tahun Pelajaran 2012/2013. Hal ini ditunjukkan dengan koefisien korelasi (r)= 0.653 dan koefisien determinasi (r²) sebesar 0.427 yang berarti hasil belajar IPS Terpadu dipengaruhi oleh persepsi siswa tentang kemampuan guru dalam mengajar dan motivasi belajar sebesar 42.7% dan sisanya 57.3% dipengaruhi oleh faktor lain.

Kesimpulan penelitian ini yaitu,

1. Ada pengaruh yang positif dan signifikan persepsi siswa tentang kemampuan guru dalam mengajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu pada siswa kelas VIII MTs Nurul Iman Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013.

2. Ada pengaruh yang positif dan signifikan motivasi belajar hasil belajar IPS Terpadu pada siswa kelas VIII MTs Nurul Iman Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013.

3. Ada pengaruh yang positif dan signifikan persepsi siswa tentang kemampuan guru dalam mengajar dan motivasi belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu pada siswa kelas VIII MTs Nurul Iman Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013.

Kata Kunci:Persepsi Siswa Tentang Kemampuan Guru Dalam Mengajar Motivasi Belajar, dan Hasil Belajar.


(4)

HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SEMESTER GANJIL MTs NURUL IMAN SEKINCAU TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Nama :

Mutmainah

Nomor Pokok Mahasiswa : 0913031058

Program Studi : Pendidikan Ekonomi

Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Pembimbing I, Pembimbing II,

Drs. Yon Rizal, M.Si. Drs. H. Nurdin, M.Si

NIP. 19600818 198603 1 005 NIP. 19600817 198603 1 003

2. Mengetahui

Ketua Jurusan Ketua ProgramStudi

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, PendidikanEkonomi,

Drs. Buchori Asyik, M.Si. Drs. H. Nurdin, M.Si.


(5)

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Yon Rizal, M.Si. ...

Sekretaris : Drs. H. Nurdin, M.Si. ...

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Teddy Rusman, M.Si. ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. BujangRahman, M.Si. NIP: 196003151985031003


(6)

Penulis di lahirkan di sekincau Lampung Barat pada tanggal 06 Juni 1990 dengan nama lengkap Mutmainah. Penulis merupakan anak ketiga dari empat bersaudara. Putri dari pasangan Bapak Kholil Apandi dan Ibu Nur Laili.

Pendidikan formal yang diselesaikan penulis yaitu:

1. SD Negeri 3 Simpang Kebas diselesaikan pada tahun 2002 2. MTs Nurul Iman Sekincau diselesaikan pada tahun 2005

3. MA Tri Bhakti At-Taqwa lampung Timur diselesaikan pada tahun 2008

Pada tahun 2009, penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Pada bulan Januari 2012, penulis mengikuti Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di Solo-Surabaya-Bali-Yogyakarta-Bandung. Pada bulan Juni, penulis mengikuti Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan PPL (Program Pengalaman Lapangan) di Desa Hargomulyo, Kecamatan Sekampung, Lampung Timur.


(7)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Mutmainah

NPM : 0913031058

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan/Program Studi : Pendidikan IPS/ Pendidikan Ekonomi

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali disebutkan di dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, 14 Februari 2013

Mutmainah 0913031058


(8)

Alhamdulillahirabbilalamin .

Beriring rasa syukur kepada Alloh SWT atas berjuta kesempatan untuk

selalu mensyukuri nikmat Mu. Ku persembahkan dengan tulus karya kecil ini

kepada:

Bapak dan Emak ku tercinta .Terimakasih atas cinta, doa dan air

mata serta nasihat untuk ku. Juga untuk setiap pengorbanan yang tulus

dan ikhlas dalam membesarkan dan mendidikku. Allahummaghfirli

waliwalidaya warhamhuma kama Rabbayani Soghiraa aamiin..

Mz eko & Mz andi untuk dukungan dan canda tawa yang membuat

semuanya menjadi indah. Terimakasih telah menjagaku hingga saat ini.

• Adek ku ahmad vauzan, untuk kasih sayank dan keceriaan selama ini

semoga kelak bisa menjadi kebanggaan untuk keluarga

• Seluruh pendidik ku yang sangat aku hormati, Terima kasih atas semua

ilmu yang telah diberikan ..


(9)

Everything should be made as simple as possible, but not simpler. (Albert Einstein)

Jangan terpaku pada penyesalan masa lalu. Jangan melihat masa depan dengan cemas, bimbang dan takut. Hidup adalah saat ini.

(Author)

Batas Waktu dibuat bukan karena Anda harus selesai, tetapi karena Anda harus segera memulai. (Mutma inah)


(10)

Halaman HALAMAN JUDUL

ABSTRAK

HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN RIWAYAT HIDUP

HALAMAN PERSEMBAHAN HALAMAN MOTTO

SANWACANA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah ... 8

C. Pembatasan Masalah ... 8

D. Rumusan Masalah ... 8

E. Tujuan Penelitian ... 9

F. Kegunaan Penelitian... 10

1. Kegunaan SecaraTeoritis ... 10

2. Kegunaan Secara Praktis... 10

G. Ruang Lingkup Penelitian... 11

1. Ruang Lingkup Subjek Penelitian... 11

2. Ruang Lingkup Objek Penelitian ... 11

3. Ruang Lingkup Tempat Penelitian... 11

4. Ruang Lingkup Waktu Penelitian ... 11

5. Ruang Lingkup Ilmu ... 11

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA FIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Putaka... 12

1. Persepsi Siswa Tentang kemampuan Guru Dalam Mengajar ... 12

a. Kemampuan Guru Dalam Mengajar ... 12

b. Persepsi Siswa Tentang Kemampuan Guru Dalam Mengajar ... 24

2. Motivasi Belajar ... 27


(11)

D. Hipotesis... 39

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian... 40

B. Populasi dan Sampel ... 41

1. Populasi ... 41

2. Sampel... 41

3. Teknik Pengambilan Sampel... 42

C. Variabel Penelitian ... 43

D. Definisi Konseptual dan Operasional Varibel Penelitian... 44

E. Teknik Pengumpulan Data... 51

1. Observasi... 51

2. Dokumentasi ... 51

3. Angket/Kuisioner ... 52

4. Wawancara... 52

F. Uji Persyaratan Instrumen... 53

1. Uji Validitas Angket ... 53

2. Uji Reliabilitas ... 55

G. Uji Persyaratan Statistik Parametrik ... 57

1. Uji Normalitas... 58

2. Uji Homogenitas ... 59

H. Uji Persyaratan Regresi Linear Ganda ... 59

1. Uji Kelinieran Regresi... 59

2. Uji Multikolinieritas... 61

3. Uji Autokorelasi ... 62

4. Uji Heteroskedastisitas... 63

I. Pengujian Hipotesis... 64

1. Regresi Linier Sederhana ... 64

2. Regresi Linier Multiple ... 65

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 67

1. Sejarah Singkat Berdirinya ... 67

2. Visi, Misi dan MTs Nurul Iman Sekincau... 68

3. Tujuan Umum MTs Nurul Iman Sekincau ... 68

4. Situasi dan Kondisi MTs Nurul Iman Sekincau ... 69

B. Gambaran Umum Responden ... 70

C. Deskripsi Data ... 71

1. Persepsi Siswa Tentang Kemampuan Guru Dalam Mengajar (X1) ... 72

2. Motivasi Belajar (Y) ... 76

3. Hasil Belajar IPS Terpadu(Y)... 79

D. Uji Persyaratan Statistik Parametrik ... 81

1. Uji Normalitas Data... 81


(12)

a. Uji Kelinieran Regresi Variabel Persepsi Siswa Tentang

Kemampuan Guru Dalam Mengajar ... 87

b. Uji Kelinieran Regresi Variabel Motivasi Belajar ... 88

2. Uji Multikolinieritas ... 90

3. Uji Autokorelasi ... 91

4. Uji Heteroskedastisitas ... 92

F. Uji Hipotesis... 94

1. Hipotesis Pertama ... 94

2. Hipotesis Kedua... 97

3. Hipotesis Ketiga ... 99

G. Pembahasan ... 102

1. Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Kemampuan Guru Dalam Mengajar Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu ... 102

2. Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu ... 105

3. Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Kemampuan Guru Dalam Mengajar dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu ... 107

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 112

B. Saran... 113

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(13)

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi dengan judul“Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Kemampuan Guru Dalam Mengajar dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII Semester Ganjil MTs Nurul Iman Sekincau Tahun Pelajaran 2012/2013” ini penulis selesaikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh.mendapatkan gelar sarjana pada program studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan di Universitas Lampung.

Penulis menyadari akan keterbatasan dan kemampuan yang dimiliki, sehingga banyak mendapatkan petunjuk dan bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak. Maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada:

1. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.


(14)

3. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Pembantu Dekan II Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Iskandarsyah, M.H., selaku Pembantu Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

5. Bapak Drs. H. Buchori Asyik, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.

6. Bapak Drs. H. Nurdin, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi, sekaligus Pembimbing II, yang telah meluangkan waktu untuk memberikan masukan dan arahan untuk penulis.

7. Bapak Drs. Yon Rizal, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik sekaligus sebagai Pembimbing I, yang selalu memberikan masukan dan arahan selama menyelesaikan studi dan skripsi penulis.

8. Bapak Drs. Teddy Rusman, M.Si., selaku Pembahas , yang telah bersedia memberikan waktu dan saran yang bermanfaat bagi perbaikan skripsi penulis. 9. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Ilmu

Pengetahuan Sosial FKIP Unila, terima kasih untuk ilmu yang telah diberikan kepada penulis.

10. Bapak Nur Siddiq, S.Pd., selaku Kepala MTs Nurul Iman Sekincau, yang telah bersedia membantu memberikan saran-saran demi keberhasilan penelitian ini.


(15)

12. Semua siswa siswi MTs Nurul Iman Sekincau, khususnya kelas VIII atas perhatian, kerjasama dan dukunganya.

13. Bapak dan Ibu ku, terimakasih atas kasih sayang, air mata, nasihat, keringat dan segalanya yang telah kalian berikan hingga menghatarkan ku menjadi seperti ini

14. Mas Eko dan Mas Andi terimakasih telah menjaga ku selama ini. Semoga Alloh SWT selalu melindungi dan menjaga kalian.

15. Adik ku Ahmad Vauzan terimakasih selalu mengukir senyum dan tawa bahagia untuk mbak mu ini. Semoga Alloh memberikan kemudahan untuk mu meraih cita-cita.

16. Teman-teman angkatan 2009 terimakasih untuk kebersamaanya dan bantuannya selama ini.

17. Sahabat-sahabat yang aku sayangi (Ica, Mella, Reni, Siti. Amel, Chyci, Eka, Eva, Devi, Yeni, Eri, Tia, Ida) Kalian adalah anugerah terindah yang Alloh berikan padaku.Terimakasih untuk kebersamaan dan kekelurgaan yang kalian berikan, terimakasih untuk hal yang mungkin terlewat dari pengetahuan ku tentang betapa berharga dan bernilainya kalian untukku. Terimakasih untuk semuanya.

18. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, terimakasih untuk semuanya.


(16)

penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, saran dan kritik yang bersifat membangun selalu diharapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Bandar Lampung, Februari 2013 Penulis


(17)

Gambar Halaman 1. Kerangka Pikir Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Kemampuan

Guru Dalam Mengajar dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu MTs Nurul Iman Sekincau Semester Ganjil

Tahun Pelajaran 2012/2013... 38 2. Diagram Pie Kategori Persepsi Siswa Tentang Kemampuan Guru

Dalam Mengajar IPS Terpadu (X1)... 74 3. Diagram Pie Kategori Motivasi Belajar (X2)... 78 4. Diagram Pie Kategori Hasil Belajar IPS Terpadu (Y)... 81 5. Normal Q-Q Plots Persepsi Siswa Tentang kemampuan Guru

Dalam Mengajar (X1)... 83 6. Normal Q-Q Plots Motivasi Belajar (X2)... 84 7. Normal Q-Q Plots Hasil Belajar IPS Terpadu (Y)... 85


(18)

Tabel Halaman 1. Hasil MID Semester Ganjil Mata Pelajaran IPS Terpadu Siswa

Kelas VIII MTs Nurul Iman Sekincau ...3

2. Jumlah Siswa yang Mencapai KKM Mata Pelajaran IPS Terpadu Kelas VIII MTs Nurul Iman Sekincau Tahun Pelajaran 2012/2013...4

3. Jumlah Siswa Kelas VIII Yang Mengerjakan Tugas IPS Terpadu per 31 Agustus 2012...6

4. Penelitian yang Relevan ...35

5. Jumlah Siswa Kelas VIII MTs Nurul Iman Sekincau Tahun Pelajaran 2012/2013...41

6. Perhitungan Jumlah Sampel Untuk Masing-masing Kelas ...43

7. Indikator Untuk Masing-Masing Variabel ...48

8. Hasil Analisi Uji Validitas angket Persepsi Siswa Tentang Kemampuan Guru dalam Mengajar ... ...54

9. Hasil Analisis Uji Validitas Angket Motivasi Belajar ...55

10. Interprestasi Reliabilitas Instrumen ...56

11. Hasil Analisis Uji Reliabilitas Angket Untuk Variabel X1 ...57

12. Hasil Analisis Uji Reliabilitas Angket Untuk Variabel X2 ...58

13. Analisis Varians Anova...60

14. Pimpinan yang Pernah Menjabat Sebagai Kepala Sekolah Di MTs Nurul Iman Sekincau ...67

15. Sarana dan Prasarana MTs Nurul Iman Sekincau...70

16. Distribusi Frekuensi Variabel Persepsi Siswa Tentang Kemampuan Guru Dalam Mengajar (X1)...73

17. Kategori Persepsi Siswa Tentang Kemampuan Guru Dalam Mengajar ....73

18. Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi Belajar (X2)...76

19. Kategori Variabel Motivasi Belajar (X2) ...77

20. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPS Terpadu (Y)...79

21. Kategori Variabel Hasil Belajar IPS Terpadu (Y) ...80

22. Hasil Uji Normalitas Persepsi Siswa Tentang Kemampuan Guru Dalam Mengajar (X1)...83

23. Hasil Uji Normalitas Motivasi Belajar (X2)...84

24. Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar IPS Terpadu (Y)...85

25. Hasil Uji Homogenitas dengan Menggunakan SPSS...86

26. Hasil Uji Kelinearan Regresi Untuk Variabel Persepsi Siswa Tentang Kemampuan Guru Dalam Mengajar (X1) ...88

27. Hasil Uji Kelinearan Regresi Untuk Variabel Motivasi Belajar (X2) ...89


(19)

30. Hasil Uji Autokorelasi...92 31. Hasil Uji Heteroskedastisitas ...93 32. Hasil Analisis Dengan Pendekatan Rank Spearman...94 33. Model Summary Persepsi Siswa Tentang Kemampuan Guru

Dalam Mengajar Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu...95 34. Koefisisen Regresi Persepsi Siswa Tentang Kemampuan Guru

Dalam Mengajar Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu...95 35. Model Summary Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar

IPS Terpadu...97 36. Koefisisen Regresi Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar

IPS Terpadu...97 37. Koefisien Regresi Persepsi Siswa Tentang Kemampuan Guru

Dalam Mengajar dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar

IPS Terpadu...99 38. ANOVA Untuk Uji Hipotesis Persepsi Siswa Tentang Kemampuan

Guru Dalam Mengajar dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar

IPS Terpadu...100 39. Korelasi Regresi Persepsi Siswa Tentang Kemampuan Guru Dalam


(20)

Lampiran

1. Kisi-kisi Angket Uji Coba...117

2. Angket uji coba ...121

3. Data Uji Coba Angket X1 ...124

4. Data Uji Coba Angket X2...125

5. Hasil Validitas Angket X1...126

6. Hasil Validitas Angket X2...129

7. Reliabilitas X1 ...131

8. Reliabilitas X2 ...132

9. Kisi-Kisi Angket ...133

10. Angket Penelitian... ...136

11. Rekapitulasi Data Angket Variabel Persepsi Siswa Tentang Kemampuan Guru Dalam Mengajar (X1) ...139

12. Rekapitulasi Data Angket Variabel Motivasi Belajar (X2)...142

13. Rekapitulasi Data Hasil Belajar IPS Terpadu (Y) ...145

14. Rekapitulasi Data Penelitian X1, X2dan Y ...146

15. Uji Normalitas ...148

16. Uji Homogenitas ...151

17. Uji Linearitas ...152

18. Uji Multikolinearitas ...154

19. Uji Autokorelasi...155

20. Uji Heteroskedastisitas...156

21. Regresi X1terhadap Y ...157

22. Regresi X2terhadap Y ...158

23. Regresi X1,X2terhadap Y ...159

24. Rencana Judul Skripsi...161

25. Surat Penelitian Pendahuluan...162

26. Surat Izin Penelitian ...163

27. Surat Keterangan...164

28. Surat Keterangan Penelitian dari Sekolah...165

29. Kartu Kendali Pembimbingan Skripsi ...166

30. Daftar Hadir Seminar Proposal ...168


(21)

A. Latar Belakang Masalah

Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan suatu disiplin ilmu yang mengajarkan kepada siswa agar lebih peka dalam mengenal dan memiliki kepedulian terhadap fenomena-fenomena sosial yang ada. Salah satu fenomena yang terjadi dewasa ini adalah perkembangan zaman yang semakin modern, dimana situasi ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Sumber daya manusia yang berkualitas dibutuhkan untuk menghadapi

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada agar dapat bersaing di era global seperti saat ini. Peningkatan kualitas sumber daya manusia

merupakan prasyarat mutlak bagi negara untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan.

Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi Sumber daya manusia. Pendidikan merupakan usaha pembinaan kepribadian dan kemajuan manusia baik jasmani maupun rohani. Seluruh kegiatan pendidikan, yakni bimbingan pengajaran dan latihan diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan


(22)

Tujuan pendidikan adalah seperangkat hasil pendidikan yang dicapai oleh peserta didik setelah diselenggarakannya kegiatan pendidikan. Dalam konteks ini, tujuan pendidikan merupakan komponen sistem pendidikan yang

menempati kedudukan dan fungsi sentral (Hamalik, 2004 : 3). Dengan demikian hasil belajar sangatlah penting untuk mengetahui apakah tujuan pendidikan sudah tercapai secara optimal atau masih berada pada taraf yang rendah.

Berkaitan dengan tujuan tersebut fungsi sekolah sangatlah penting, sekolah merupakan lembaga pendidikan yang berada di tengah-tengah masyarakat memiliki peranan yang sangat penting untuk memberikan kesempatan bagi siswa melakukan berbagai kegiatan belajar mengajar , sehingga para siswa memperoleh pengalaman belajar. Sekolah juga berperan untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dengan cara meningkatkan mutu lulusan anak didik. Sebagai upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia, maka pelaksanaan pendidikan atau pembelajaran di sekolah harus efektif, dan sistematis. Efektif tidaknya proses pembelajaran di sekolah dapat dilihat dari pencapaian hasil belajar siswa yang juga dapat dijadikan tolok ukur baik oleh guru maupun siswa dalam usaha meningkatkan mutu sekolah.

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang telah dilakukan pada siswa kelas VIII MTs Nurul Iman Sekincau umumnya hasil belajar yang dicapai siswa kurang optimal khususnya pada bidang studi IPS Terpadu. Sebagai ilustrasi disajikan data hasil mid semester ganjil 2012/2013 sebagai berikut.


(23)

Tabel 1. Hasil Mid Semester Ganjil Kelas VIII MTs Nurul Iman Sekincau Tahun Pelajaran 2012/2013.

Rentang nilai Kelas Jumlah siswa Persentase VIII A VIII B VIII C

≥90 80 - 89 70 - 79 60 - 69 50 - 59 < 50 2 4 8 12 6 2 1 2 9 10 8 4 -2 6 13 10 4 3 8 23 35 24 10 2,91 7,77 22,33 33,98 23,30 9,71

Jumlah 34 34 35 103 100

Sumber : Guru IPS Terpadu MTs NI Sekincau

Berdasarkan Tabel 1 diketahui hasil belajar siswa kelas VIII bervariasi, mulai dari yang rendah, sedang, dan tinggi. Hasil belajar IPS Terpadu di MTs Nurul Iman Sekincau masih tergolong rendah. Hal ini terlihat dari hasil belajar yang mendominasi di kelas VIII adalah hasil belajar dengan nilai rendah.

MTs Nurul Iman telah menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) atau tingkat pencapaian kompetensi dasar berbeda-beda yang harus dicapai oleh siswa. Hal ini digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan siswa. Dari penelitian pendahuluan yang dilakukan, diperoleh bahwa Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata pelajaran IPS Terpadu di MTs Nurul Iman Sekincau adalah 68. Jika siswa telah mencapai KKM maka siswa tidak perlu mengikuti pembelajaran remedial, sebaliknya jika siswa belum mencapai kriteria yang diharapkan maka siswa tersebut harus mengikuti remedial yang diadakan oleh Guru yang bersangkutan. Berdasar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) tersebut, maka ketuntasan belajar siswa-siswa kelas VIII pada mid semester ganjil MTs Nurul Iman Sekincau masih tergolong sedikit. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini..


(24)

Tabel 2. Jumlah Siswa yang Memiliki Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) Mata Pelajaran IPS Terpadu Kelas VIII MTs Nurul Iman Sekincau Tahun Pelajaran 2012/2013.

Standar ketuntasan Frekuensi Persentase

≥68 < 68

41 62

39,81 60,19

Total 103 100

Sumber : Guru IPS Terpadu MTs NI Sekincau

Berdasarkan Tabel 2 terlihat bahwa persentase hasil belajar yang diperoleh siswa kelas VIII MTs Nurul Iman Sekincau dari 103 siswa, yang mencapai KKM sebanyak 31 siswa atau sebanyak 39,81%, sedangkan yang belum mencapai KKM atau yang mendapat nilai kurang dari 68 sebanyak 62 siswa atau sebesar 60,19% sehingga dapat dikategorikan bahwa hasil belajar siswa yang menguasai mata pelajaran IPS Terpadu tergolong rendah jika

dibandingkan dengan siswa yang belum menguasai bahan pelajaran. Hal ini berdasarkan pendapat Djamarah (2006: 128) yang mengemukakan“apabila

bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 65% dikuasai oleh siswa maka persentase keberhasilan siswa pada mata pelajaran tersebut tergolong rendah”.

MTs Nurul Iman merupakan satu dari sekian banyak sekolah menengah pertama yang ada di sekincau yang memiliki hasil belajar yang bervariasi. Hasil belajar tersebut ada yang tinggi, sedang maupun rendah. Perbedaan hasil belajar tersebut dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor dari dalam (internal) seperti intelegensi, minat, persepsi, motivasi, sikap maupun faktor pribadi lainnya. Selain faktor internal, faktor yang berasal dari luar diri siswa (eksternal) juga dapat mempengaruhi hasil belajar siswa misalnya kondisi keluarga, fasilitas belajar, kompetensi guru dan lain-lain.


(25)

Berdasarkan faktor internal maupun eksternal yang dapat mempengaruhi hasil belajar, faktor yang diduga mempengaruhi hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII MTs Nurul Iman Sekincau tahun pelajaran 2012/2013 adalah persepsi siswa tentang kemampuan guru mengajar dan motivasi belajar siswa. Persepsi siswa tentang kemampuan guru mengajar merupakan faktor internal yang mempengaruhi siswa dalam memperoleh hasil belajar yang baik . Persepsi siswa muncul dari proses pengamatan yang dilakukan oleh siswa terhadap kemampuan, keterampilan, serta kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh seorang guru dalam mengajar. Jika siswa sudah menyukai cara guru dalam menyampaikan pengajaran, secara otomatis mereka tertarik untuk

memperhatikan dan mengikuti proses pembelajaran dengan baik sehingga hasil belajar dapat tercapai secara optimal.

Guru dituntut untuk memiliki kemampuan mengajar agar dapat melaksanakan tugas-tugas mengajarnya secara baik. Penguasaan guru pada setiap komponen kemampuan mengajar menentukan keberhasilan dan keefektifan proses

pembelajaran. Suryosubroto (2009 : 22) mengemukakan bahwa guru dikatakan memiliki kemampuan mengajar apabila guru tersebut mampu untuk

merencanakan pengajaran, mampu melaksanakan pengajaran dan mampu mengadakan evaluasi.

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang telah dilakukan peneliti diketahui bahwa kemampuan guru dalam mengajar di MTs Nurul Iman sekincau belum begitu optimal. Hal ini terlihat dari hasil wawancara peneliti terhadap beberapa responden yang merupakan siswa-siswa kelas VIII MTs Iman yang


(26)

menyatakan bahwa guru mata pelajaran IPS Terpadu kurang efektif dalam menggunakan waktu, jarang menggunakan media dalam proses pembelajaran, kurang mampu dalam menjawab pertanyaan yang diajukan siswa, serta jarang sekali memberikan contoh yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari agar lebih mudah dipahami oleh para siswa. Hal- hal yang telah disebutkan oleh responden tersebut merupakan sebagian dari indikator kemampuan guru dalam mengajar yang diduga mempengaruhi hasil belajar siswa.

Proses belajar mengajar akan menimbulkan persepsi siswa terkait dengan penglihatannya terhadap seorang guru. Persepsi tersebut kemudian akan dapat merangsang dan menantang siswa untuk terlibat penuh dalam proses belajar mengajar. Masing-masing siswa akan memiliki persepsi yang berbeda dalam memandang sejauh mana seorang guru memiliki kemampuan mengajar.

Kemampuan yang dimiliki oleh setiap guru akan mewujudkan kualitas guru yang sebenarnya. Kemampuan mengajar ini akan tercemin dari kemampuan dan sikap guru dalam kesiapannya sebelum mengajar yang berupa perangkat mengajar, proses pembelajaran di kelas, hingga pada proses penilaian dan tindak lanjut hasil belajar siswa.

Motivasi belajar merupakan hal yang sangat penting dalam meningkatkan hasil belajar siswa, karena dapat diarahkan untuk mewujudkan hasil belajar yang optimal. Sardiman (2011: 75) menyatakan bahwa dalam kegiatan belajar, motivasi merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar tercapai. Berdasarkan


(27)

penelitian pendahuluan yang telah dilaksanakan peneliti memperoleh data mengenai salah satu indikator motivasi yaitu sebagai berikut.

Tabel 3. Jumlah Siswa yang Mengerjakan Tugas IPS Terpadu Siswa Kelas VIII MTs Nurul Iman Sekincau Bulan Agustus Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013.

No Keterangan Mengerjakan Tugas dan PR

Tidak Mengerjakan Tugas dan PR

Jumlah

1 Tugas / PR I 35 47 82

2 Tugas / PR II 40 42 82

3 Tugas / PR III 32 50 82

4 Tugas / PR IV 26 56 82

Persentase 40,55 59,45 100

Sumber : Guru Mata Pelajaran IPS Terpadu

Berdasarkan Tabel 3 tersebut dapat dilihat bahwa motivasi atau dorongan untuk belajar dimana salah satunya terdiri dari kemauan untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru masih tergolong rendah. Siswa yang

mengerjakan tugas pada bulan Agustus hanya berkisar pada 40,55 % dari jumlah keseluruhan.

Berkaitan dengan proses belajar motivasi belajar diduga berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Semakin besar motivasi yang dimiliki siswa semakin besar pula keberhasilannya dalam belajar.

Berdasarkan latar belakang tersebut, untuk mengetahui apakah ada pengaruh persepsi siswa tentang kemampuan guru dalam mengajar dan motivasi belajar IPS Terpadu, maka peneliti mengambil judul:“Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Kemampuan Guru dalam Mengajar dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII Semester Ganjil MTs Nurul Iman Sekincau Tahun Pelajaran 2012/2013”.


(28)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut, maka permasalahan penelitian ini dapat dididentifikasi sebagai berikut.

1. Sebagian besar hasil belajar IPS Terpadu siswa belum mencapai kriteria ketuntasan minimum (KKM).

2. Masih kurangnya pengetahuan guru tentang kemampuan mengadakan proses mengajar yang menyenangkan dalam proses pembelajaran. 3. Motivasi belajar siswa MTs Nurul Iman yang belum tertanam secara

optimal .

4. Sebagian besar siswa kurang bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran.

C. Pembatasan Masalah

Berdasar latar belakang dan identifikasi masalah, serta agar penelitian lebih fokus, maka ada pembatasan masalah agar lebih terarah pada tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, sehingga masalah dalam penelitian ini dibatasi pada aspek persepsi siswa tentang kemampuan guru dalam mengajar (X1), motivasi belajar (X2), dan hasil belajar IPS Terpadu (Y).

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan pembatasan masalah, permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.


(29)

1. Apakah ada pengaruh persepsi siswa tentang kemampuan guru dalam mengajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII MTs Nurul Iman Sekincau Lampung Barat Tahun Pelajaran 2012/2013?

2. Apakah ada pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII MTs Nurul Iman Sekincau Lampung Barat Tahun Pelajaran 2012/2013?

3. Apakah ada pengaruh persepsi siswa tentang kemampuan guru dalam mengajar dan motivasi belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII MTs Nurul Iman Sekincau Lampung Barat Tahun Pelajaran 2012/2013?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui.

1. Pengaruh persepsi siswa tentang kemampuan guru dalam mengajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII MTs Nurul Iman Sekincau Lampung Barat Tahun Pelajaran 2012/2013.

2. Pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII MTs Nurul Iman Sekincau Lampung Barat Tahun Pelajaran

2012/2013.

3. Pengaruh persepsi siswa tentang kemampuan guru dalam mengajar dan motivasi belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII MTs Nurul Iman Sekincau Lampung Barat Tahun Pelajaran 2012/2013.


(30)

F. Kegunaan Penelitian

Pada dasarnya penelitian yang dilakukan oleh seseorang diharapkan memiliki manfaat tertentu. Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kegunaan Teoritis

a. Diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran terhadap pengembangan pengetahuan tentang kemampuan guru mengajar dan menambah konsep-konsep teoritis kepada guru dan calon guru, dalam mengambil kebijakan dengan kompetensi yang diharapkan. 2. Kegunaan Praktis

a. Bagi Guru

Mendorong guru untuk menciptakan proses belajar mengajar yang bisa menumbuhkan ketertarikan siswa, dan memberikan

sumbangan pada para guru bahwa perlu adanya kemampuan mengajar yang baik dan motivasi belajar yang tinggi dalam pembelajaran agar proses belajar mengajar yang dijalankan mencapai keberhasilan.

b. Bagi siswa

Diharapkan siswa selalu dapat meningkatkan motivasi belajar IPS Terpadu khususnya.

c. Bagi Sekolah

Sekolah dapat lebih meningkatkan kualitas proses pembelajaran untuk keseluruhan mata pelajaran pada umumnya.


(31)

d. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi masyarakat dalam rangka perbaikan pembelajaran.

G. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini mencakup: 1. Ruang Lingkup Objek Penelitian

Ruang lingkup objek dalam penelitian ini adalah persepsi siswa tentang kemampuan guru dalam mengajar (X1), motivasi belajar (X2), dan hasil belajar IPS Terpadu (Y).

2. Ruang Lingkup Subjek Penelitian

Ruang lingkup subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester ganjil.

3. Ruang Lingkup Tempat Penelitian

Ruang lingkup tempat penelitian ini adalah MTs Nurul Iman Sekincau Lampung Barat.

4. Ruang Lingkup Waktu Penelitian

Ruang lingkup waktu dalam penelitian ini adalah tahun pelajaran 2012/2013.

5. Ruang Lingkup Ilmu


(32)

A. Tinjauan Pustaka

1. Persepsi Siswa Tentang Kemampuan Guru Dalam Mengajar a. Kemampuan Guru Dalam Mengajar

Kegiatan belajar mengajar merupakan inti dari kegiatan pendidikan di sekolah. Sardiman (2011: 47), mengemukakan bahwa mengajar pada dasarnya

merupakan suatu usaha untuk menciptakan kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk berlangsungnya proses belajar. Sedangkan pendapat lain mendefinisikan bahwa mengajar adalah suatu aktivitas untuk mencoba menolong, membimbing seseorang untuk mendapatkan, mengubah atau mengembangkanskill, attitude, ideals, appreciations, dan knowledge(Horward dalam Slameto, 2010: 32).

Hamzah B. Uno (2008: 7) mengatakan bahwa dalam mengajar seorang guru harus mampu mengetahui dan memahami prinsip-prinsip umum mengajar yaitu.

1. Mengajar harus berdasar pengalaman yang sudah dimiliki siswa. 2. Pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan harus bersifat praktis. 3. Mengajar harus memperhatikan perbedaan individual setiap siswa. 4. Memperhatikan kesiapan belajar anak didik.

5. Tujuan pengajaran harus diketahui siswa.


(33)

Belajar dikatakan milik siswa dan mengajar merupakan kegiatan inti seorang guru. Mengajar merupakan salah satu komponen dari kompetensi-kompetensi guru (Sardiman, 2011: 29). Guru adalah salah satu komponen yang sangat vital dalam proses belajar-mengajar. Suatu proses belajar mengajar dikatakan baik, bila proses tersebut dapat membangkitkan kegiatan belajar yang efektif. Jadi, guru sebagai tenaga profesional di bidang pendidikan, selain harus memahami hal-hal konseptual, juga harus mempunyai kemampuan dalam mengajar

dimana kemampuan-kemampuan mengajar itu diperoleh melalui latihan-latihan keguruan.

Secara umum kemampuan dapat diartikan sebagai pemahaman, sehingga kemampuan mengajar dapat diartikan sebagai pemahaman dan pengetahuan guru terhadap profesinya sebagai pengajar dan pendidik. Pendapat yang sesuai dikemukakan oleh Hamalik (2008:119) “Guru profesional harus menguasai pengetahuan yang mendalam dalamspesialisasinya”.Keberhasilan guru melaksanakan perannya dalam bidang pendidikan sebagian besar terletak pada kemampuannya melaksanakan berbagai peranan yang bersifat khusus dalam situasi mengajar dan belajar (Hamalik, 2004: 48).

Peranan guru dalam kegiatan belajar mengajar sangat penting, guna keberlangsungan proses pembelajaran itu sendiri. Menurut Moon dalam Hamzah B. Uno (2008: 22) terdapat beberapa perananan guru dalam pembelajaran tatap muka yaitu.

1. Guru sebagai perancang Pembelajaran, meliputi membuat dan merumuskan TIK, menyiapkan materi yang relevan dengan tujuan, merancang metode, menyediakan sumber belajar, dan media.


(34)

3. Guru sebagai pengaruh pembelajaran 4. Guru sebagai evaluator.

5. Guru sebagai konselor.

6. Guru sebagai pelaksana kurikulum.

Pendapat lain mengemukakan peranan guru dalam kegiatan belajar mengajar adalah sebagai informator, organisator, motivator, pengarah, inisiator,

transmitter, fasilitator, mediator, dan evaluator (Sardiman, 2011: 144). Mendukung pendapat Sardiman tentang peranan guru, Djamarah (2002: 43) mengemukakan dalam proses belajar guru diharapkan memiliki peranan sebagai korektor, inspirator, informator, organisator, motivator, inisiator, fasilitator, pembimbing, demonstrator, pengelola kelas, mediator, supervisor, dan evaluator.

Adapun tugas guru dalam pengajaran dikemukakan oleh slameto (2010: 97) adalah sebagai berikut.

1. Mendidik dengan titik berat memberikan arah dan motivasi pencapaian tujuan baik jangka panjang maupun jangka pendek.

2. Memberikan fasilitas pencapaian tujuan melalui pengalaman belajar yang memadai.

3. Membantu perkembangan aspek-aspek pribadi seperti sikap, nilai-nilai, dan penyesuaian diri.

Suharsimi Arikunto (2007: 99), mengemukakan juga beberapa tugas guru yang meliputi mempelajari materi yang akan dijadikan tuntunan dalam penyusunan rencana pembelajaran, memilih pendekatan untuk menyampaikan pelajaran, memilih alat-alat pelajaran dan memilih srategi evaluasi yang akan diambil.

Secara operasional dapat diketahui bahwa tugas dan peran guru dalam proses pembelajaran meliputi seluruh penanganan komponen pembelajaran yang


(35)

meliputi proses pembuatan rencana pembelajaran, penyampaian materi pembelajaran, pengelolaan kelas, pembimbingan, dan penilaian sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar dan membuahkan hasil yang optimal sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Achmad Badawi dalam Suryosubroto (2009: 17-18), mengungkapkan bahwa mengajar dikatakan berkualitas apabila seorang guru dapat menampilkan kelakuan yang baik dalam usaha mengajaranya. Kelakuan guru tersebut

mencerminkan kemampuan guru dalam mengelola PBM yang berkualitas yang meliputi:

1. Kemampuan dalam mempersiapkan pengajaran

a. Kemampuan merencanakan proses belajar mengajar b. Kemampuan mempersiapkan bahan pengajaran c. Kemampuan merencanakan media dan sumber

d. Kemampuan merencanakan penilaian terhadap prestasi siswa 2. Kemampuan dalam melaksanakan pengajaran

a. Kemampuan menguasai bahan yang direncanakan dan disesuaikan b. Kemampuan mengelola PBM

c. Kemampuan mengelola kelas

d. Kemampuan menggunakan metode dan sumber e. Kemampuan melaksanakan interaksi belajar mengajar

f. Kemampuan melaksanakan penilaian terhadap hasil pengajaran g. Kemampuan pengadministrasiankegiatan belajar mengajar

Nana Sudjana dalam Suryosubroto (2009: 19), kemampuan mengajar guru itu meliputi.

1. Perencanaan pengajaran yang berisi : a. perumusan tujuan pengajaran b. penetapan alat evaluasi c. penetapan bahan pengajaran

d. penetapan metode dan alat pengajaran.


(36)

Menurut Zamroni (2000: 65), dalam proses belajar dan mengajar apa yang dilaksanakan memiliki empat aspek, yakni menyampaikan informasi, memotivasi siswa, mengontrol kelas dan merubah sosial arrangement. Agar dapat melaksanakan 4 aspek tersebut,guru hanya memerlukan tiga kemampuan dasar yakni :

a. Didaktik, yakni kemampuan untuk menyampaikan sesuatu secara moral atau ceramah yang dibantu dengan buku teks, demonstrasi, tes dan alat bantu belajar lain,

b. Coasing, dimana guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih dan mempraktekkan keterampilannya, mengamati sejauh mana siswa mampu mempraktekkan keterampilannya tersebut, serta segera memberikan umpan balik atas apa yang dilakukan siswa.

c. Socratic ataumautic question,dimana guru menggunakan pertanyaan pengaruh untuk mengembangkan pandangan dan internaliasi terhadap materi yang dipelajari.

Senada dengan pendapat Zamroni mengenai kemampuan dasar mengajar yang harus dimiliki guru. Hamalik (2008: 52) mengemukakan kemampuan dasar itu antara lain:

a. Kemampuan menguasai bahan, meliputi menguasai bahan bidang studi dan kurikulum sekolah serta bahan pendalaman bidang studi.

b. Kemampuan mengelola program belajar mengajar, meliputi merumuskan tujuan intruksional, mengenal dan dapat menggunakan metode mengajar, memilih dan menyusun prosedur intruksional yang tepat, melaksanakan program belajar mengajar, mengenal kemampuan anak didik dan merencanakan serta melaksanakan pengajaran remedial.

c. Kemampuan mengelola kelas dengan pengalaman belajar, meliputi

mengatur tata ruang kelas untuk pengajaran dan menciptakan iklim belajar mengajar yang serasi.

d. Kemampuan menggunakan media/sumber dengan pengalaman belajar, meliputi mengenal, memilih dan menggunakan media, membuat alat-alat bantu pelajaran sederhana, dll.

e. Kemampuan menguasai landasan-landasan kependidikan dengan

pengalaman belajar, meliputi mempelajari konsep dan masalah pendidikan dan pengajaran.

f. Kemampuan mengelola interaksi belajar mengajar dengan pengalaman belajar, meliputi cara-cara memotivasi siswa untuk belajar, mempelajari serta menggunakan macam-macam bentuk pertanyaan, mempelajari dan menggunakan cara-cara berkomunikasi antarpribadi .

g. Kemampuan menilai prestasi siswa dengan pengalaman belajar yaitu dengan cara mempelajari fungsi penilaian, berlatih menyusun tehnik dan prosedur penilaian, mempelajari cara mengolah dan meninterpretasi hasil penilaian, berlatih menilai tehnik prosedur penilaian dan berlatih menilai efektivitas program pengajaran.


(37)

h. Kemampuan mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan penyuluhan dengan pengalaman belajar.

i. Kemampuan mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah dengan pengalaman belajar.

j. Kemampuan memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran.

Hamzah B. Uno (2008: 18) dalam bukunya yang berjudulProfesi

Kependidikan, menyatakan kompetensi yang harus dimiliki oleh guru terdiri dari 3 kompetensi, yaitu kompetensi pribadi, kompetensi sosial, dan

kompetensi profesional mengajar. Masih di dalam buku yang sama dia menyebutkan aspek-aspek apa saja yang terkandung dalam kompetensi profesional mengajar tersebut.

Kompetensi profesional mengajar yang harus dimiliki oleh seorang guru meliputi:

1. Merencanakan sistem pembelajaran a. Merumuskan tujuan.

b. Memilih prioritas materi yang diajarkan. c. Memilih dan menggunakan metode.

d. Memilih dan menggunakan sumber belajar yang ada. e. Memilih dan menggunakan media pembelajaran. 2. Melaksanakan sistem pembelajaran

a. Memilih bentuk kegiatan pembelajaran yang tepat. b. Menyajikan urutan pembelajaran yang tepat. 3. Mengevaluasi sistem pembelajaran

a. Memilih dan menyusun jenis evaluasi. b. Melaksanakan kegiatan evaluasi. c. Mengadministrasikan hasil evaluasi. 4. Mengembangkan sistem pembelajaran

a. Mengoptimalkan potensi peserta didik.

b. Meningkatkan wawasan kemampuan diri sendiri. c. Mengembangkan program pembelajaran lebih lanjut. (Hamzah B. Uno, 2008: 19).

Nasution, (2003: 19-20) mengemukakan berbagai kriteria untuk menilai kemampuan guru mengajar, yaitu (1) apakah guru menggunakan alat peraga untuk menjelaskan bahan/materi yang akan diajarkan? (2) apakah guru hanya menggunakan satu atau beberapa metode yang sesuai dengan materi yang diajarkan? (3) Apakah guru cukup mengajukan pertanyaan? (4) Apakah guru menguasai materi yang akan diajarkan? (5) Apakah guru hanya memegang


(38)

teguh buku pelajaran ataukah memberi pengetahuan yang luas pada anak-anak dengan sumber lain? (6) Apakah guru mampu berinteraksi secara aktif terhadap masing-masing siswa?.

Jika ditelaah lebih dalam mengenai pendapat-pendapat yang berkaitan dengan kemampuan guru dalam mengajar, maka pada dasarnya kemampuan guru dalam mengajar meliputi kemampuan merencanakan dan melaksanakan

program pembelajaran, kemampuan dalam menguasai bahan, dan kemampuan mengadakan evaluasi.

Guru dikatakan profesional bila ia memiliki kemampuan untuk merencanakan proses pembelajaran. Hal itu sesuai dengan pendapat Suryosubroto (2009: 27) mengemukakan bahwa seorang guru sebelum mengajar hendaknya

merencanakan program pengajaran, membuat persiapan pengajaran yang hendak diberikan. Perencananaan tersebut bisa bermanfaat bagi guru dan juga murid sebagai sasaran pendidikan dalam menciptakan iklim belajar mengajar yang baik. Kemampuan merencanakan program pengajaran dapat dilihat dari kemampuan seorang guru merumuskan tujuan pengajaran maupun

kemampuannya dalam merencanakan langkah-langkah pengajaran (Suryosubroto, 2009: 17).

Kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran juga sangat berpengaruh pada pencapaian hasil belajar siswa. Sehubungan dengan kemampuan melaksanakan proses pembelajaran, ada berbagai aspek yang harus diperhatikan yaitu.


(39)

1. Kemampuan membuka pelajaran

Membuka pelajaran adalah usaha guru untuk menciptakan kondisi awal agar mental dan perhatian murid terpusat pada apa yang yang dipelajarinya sehingga akan memberikan efek positif terhadap kegiatan belajar mengajar (Suryosubroto, 2009: 32). Komponen yang merupakan indikator

kemampuan guru dalam membuka pelajaran adalah memberi acuan. Hal ini dapat dilakukan guru dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan (J.J Hasibuan, 2002: 121). Guru dapat mempermudah pemahaman siswa dalam mengajarkan bahan pelajaran yang baru dengan cara menghubungkan bahan pengait, misalnya membuat kaitan antara aspek-aspek yang relevan dari mata pelajaran yang telah dipelajari.

2. Menyampaikan materi pelajaran

Menyampaikan materi pelajaran tidak bisa dilakukan sesuai dengan kehendak masing-masing pribadi guru. Guru perlu memperhatikan dalam menetapkan bahan pelajaran yang sesuai dengan tujuan dan sesuai dengan garis besar bahan pelajaran yang telah ditetapkan. Nana Sudjana (2004: 67), mengemukakan hal-hal yang diperhatikan dalam menetapkan materi

pelajaran sebagai berikut :

a) Bahan harus sesuai dengan menunjang tercapainya tujuan. b) Bahan yang ditulis dalam perencanaan pengajaran terbatas pada

konsep/garis besar bahan, tidak perlu dirinci.

c) Menetapkan bahan pengajaran harus sesuai dengan urutan tujuan. d) Urutan bahan pengajaran hendaknya memperhatikan kesinambungan e) Bahan disusun dari yang sederhana menuju yang kompleks, dari yang


(40)

3. Menggunakan metode mengajar

Tugas guru adalah memilih metode yang tepat untuk menciptakan proses belajar mengajar yang baik. Metode mengajar yang baik adalah metode yang dapat menumbuhakn kegiatan belajar siswa, serta menggunakan metode yang bervariasi. Hal ini didukung oleh pendapat Nana Sudjana (2004: 69), dalam praktek mengajar metode yang baik digunakan adalah metode mengajar yang bervariasi atau kombinasi dari beberapa metode mengajar. Ketetapan penggunaan metode mengajar sangat tergantung pada tujuan, isi, proses belajar mengajar dan kegiatan belajar mengajar

(Suryosubroto, 2009: 36).

4. Menggunakan alat peraga dan media

Proses belajar mengajar merupakan proses penyaluran informasi maupun pengetahuan. Alat peraga digunakan dengan tujuan membantu agar proses pembelajaran bisa lebih efektif dan efisisen. Penggunaan alat peraga dalam proses belajar mengajar penting karena memiliki fungsi pokok sebagai berikut.

1. Sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif.

2. Merupakan bagian integral dari keseluruhan situasi belajar.

3. Alat peraga dalam pengajaran penggunaannya integral dengan tujuan dan isi pelajarn.

4. Untuk mempercepat PBM dan membantu siswa dalam menangkap pengertian yang diberikan guru.

( Nana sudjana dalam Suryosubroto, 2009: 40).

Penggunaan media yang sesuai dengan karakteristik siswa, maka diharapkan proses pembelajaran akan berjalan lebih efektif dan hasil belajar yang akan diperoleh juga dapat mengalami peningkatan. Hal itu disebabkan media


(41)

yang digunakan dalam pembelajaran dapat mempengaruhi minat dan aktivitas belajar siswa. Marshal Mc Luhan dalam Hamalik (2004: 201), berpendapat bahwa “Media adalah suatu ekstensi manusia yang

memungkinkannya mempengaruhi orang lain yang tidak mengadakan

kontak langsung dengan dia”.

5. Pengelolaan kelas

Mc Lendon yang dikutip oleh Hamzah B. Uno (2008: 15) berpendapat guru adalah seseorang yang mempunyai kemampuan dalam menata dan

mengelola kelas. Pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar mengajar atau yang membantu dengan maksud agar dicapai kondisi optimal, sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar seperti yang diharapakan (Suharsimi Arikunto, 2007: 68).

Sedangkan menurut Sardiman (2011: 167) menyangkut kegiatan mengatur tata ruang kelas yang memadai untuk pengajaran dan menciptakan iklim belajar mengajar yang serasi.

6. Menutup pelajaran

Menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru untuk mengakhiri pelajaran atau kegiatan belajar mengajar (M. Uzer Usman, 2006: 90). Lebih lanjut disebutkan bahwa kegiatan menutup pelajaran meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut.

a. Merangkum persoalan yang dibahas.

b. Menkonsolidasikan perhatian siswa terhadap hal-hal yang diperoleh dalam pelajaran


(42)

c. Mengorganisasi semua kegiatan/pelajaran yang dipelajari sehingga merupakan suatu kesatuan berarti dalam memahami materi.

( M. Uzer Usman, 2006: 91).

Guru sebagai tenaga profesional di bidang pendidikan, disamping memahami hal-hal yang bersifat filosofis dan konseptual, juga harus mengetahui dan melaksanakan hal.hal yang bersifat teknis. Salah satunya, guru harus menguasai bahan pelajaran yang akan diajarkannya. Penguasaan bahan pelajaran akan memberi pengaruh yang besar terhadap hasil belajar siswa. Seperti dikemukakan oleh Peters (Nana Sudjana, 2004: 22) bahwa : ”proses

dan hasil belajar siswa tergantung pada penguasaan guru atas mata pelajaran yang diampunya dan ketrampilanmengajarnya”.Sardiman (2011: 164), mengemukakan bahwa kemampuan guru dalam menguasai bahan akan mengandung dua lingkup penguasaan materi, yakni menguasai bidang studi dalam kurikulum sekolah dan menguasai bahan pengayaan/penunjang lain.

Tercapai tidaknya tujuan pendidikan dan pengajaran dapat dilihat dengan melakukan usaha dan tindakan atau kegiatan untuk menilai hasil belajar atau sering dikenal dengan tindakan evaluasi. Ralp Tyler dalam Suharsimi Arikunto (2008: 3) menyatakan bahwa evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagian mana tujuan pendidikan sudah tercapai. Sedangkan menurut Djamarah (2002: 208) evaluasi adalah suatu tindakan berdasarkan pertimbangan-petimbangan yang arif dan bijaksana untuk menentukan nilai sesuatu.


(43)

Proses pembelajaran yang terjadi di sekolah atau khususnya di kelas, guru adalah pihak yang paling bertanggung jawab atas hasilnya. Oleh karena itu, guru harus mampu mengadakan evaluasi sebagai ilmu yang mendukung tugasnya. Dalam hal ini guru bertugas mengukur apakah siswa sudah menguasai ilmu yang dipelajari siswa atas bimbingan guru sesuai dengan tujuan yang dirumuskan (Suharsimi Arikunto, 2008: 4).

Suharsimi Arikunto (2008: 7) mengemukakan dalam dunia pendidikan, khususnya persekolahan, penilaian mempunyai makna ditinjau dari berbagai segi.

a. Makna bagi siswa

Dengan diadakannya penilaian, maka siswa dapat mengetahui sejauh mana telah berhasil mengikuti pelajaran yang diberikan guru.

b. Makna bagi guru

1) Dengan hasil penilaian yang diperoleh guru akan dapat mengetahui siswa-siswa mana yang sudah berhak melanjutkan pelajarannya karena sudah berhasil menguasai bahan, maupun mengetahui siswa-siswa yang belum berhasil.

2) Guru akan mengetahui apakah materi yang diajarkan sudah tepat bagi siswa.

3) Guru akan mengetahui apakah metode yang digunakan sudah tepat atau belum.

c. Makna bagi sekolah

1) Apabila guru-guru mengadakan penilaian dan diketahui hasil belajar siswa-siswanya, dapat diketahui pula apakah kondisi belajar yang diciptakan oleh sekolah sudah sesuai dengan harapan atau belum.

2) Informasi dari guru tentang tepat tidaknya kurikulum untuk sekolah dapat meruapakan bahan pertimbangan untuk masa datang.

3) Informasi hasil penilaian yang diperoleh dari tahun ke tahun digunakan sebagai pedoman bagi sekolah.

Melihat uraian mengenai berbagai makna dari adanya penilaian, dapat

diketahui bahwa kemampuan guru dalam mengadakan evaluasi atau penilaian sangat penting bagi peningkatan hasil belajar siswa. Dengan adanya evaluasi guru dan siswa dapat secara bersama-sama membenahi proses belajar


(44)

memberikan perlakuan yang lebih teliti kepada siswa yang belum berhasil dan bisa mencari metode lain dalam pembelajaran untuk waktu yang akan datang jika pendekatan yang dilakukan dirasa kurang tepat yang mungkin

menyebabkan hasil belajar siswa kurang optimal. Kemampuan mengadakan evaluasi atau penilaian meliputi kemampuan memilih alat evaluasi yang tepat, dan kemampuan menyusun alat evaluasi yang bervariatif.

Berdasarkan pendapat-pendapat tentang aspek-aspek kemampuan guru yang harus dimiliki, dapat dinyatakan bahwa kemampuan guru dalam mengajar adalah suatu kemampuan atau kecakapan seseorang guru dalam mengemban tugas profesionalnya di bidang pendidikan yang meliputi kemampuan menguasai bahan, mengelola (merencanakan dan melaksanakan) program pembelajaran, serta kemampuan mengadakan evaluasi dalam suatu proses belajar mengajar guna mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

b. Persepsi siswa tentang kemampuan guru dalam mengajar

Persepsi adalah tanggapan (penerimaan) langsung dari suatu serapan dan proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya (Moeliono dkk, 2001: 675). Menurut Walgito (2004: 87) persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan yaitu merupakan proses yang berwujud diterimanya stimulus oleh individu melalui alat reseptornya. Selanjutnya Hamzah B. Uno (2008: 38) mengatakan bahwa persepsi berkenaan dengan penggunaan indra dalam melakukan kegiatan.


(45)

Slameto, (2010: 102) menyatakan bahwa “persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi kedalam otak manusia dan melalui persepsi, manusia terus menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya, hubungan ini dilakukan lewat inderanya yaitu indera

penglihatan, pendengaran, perasaan, dan penciuman”.Menurut Gagne dalam Nasution (2003:10) menyebutkan bahwa “persepsi adalah kemampuan untuk

mengadakan diskriminasi antara objek, berdasarkan ciri-ciri fisik yang berbeda-beda antara objek-objek itu”.

Persepsi biasanya dipengaruhi oleh pengalaman seseorang pada masa lampau dan juga sikap seseorang pada waktu itu. Hal ini sesuai dengan pendapat Slameto (2010: 105) yang menyatakan bahwa “persepsi seseorang atau kelompok lain dapat berbeda jauh dengan persepsi orang sekalipun situasinya sama.

Persepsi kita mengenai sesuatu akan mengarahkan kita untuk memperhatikan sesuatu dan memperhatikan hal-hal tetentu, sehingga jika kita memperhatikan sesuatu dan mempersiapkan hal tersebut sebagai hal yang buruk maka kita akan cenderung bersikap buruk pula (Satiadarma dalam Slameto, 2010: 64). Terbentuknya persepsi seseorang terhadap suatu objek pada lingkungannya didasarkan pada stimulus atau situasi yang sedang dihadapinya. Berkaitan dengan itu Thoha (Djamarah, 2002: 126) menyatakan:

“persepsi dapat terdiri dari suatu situasi yang hadir pada seseorang, disini

seseorang menghadapi kenyataan yang harus dilihat dan diartikan. Sub proses terbentuknya persepsi ialah registrasi, interprestasi dan umpan balik. Dengan demikian setelah seseorang mengetahui keadaan lingkungannya, semua diatikannya pada ingatan dan pikirannya. Pada gilirannya nanti orang tersebut kemudian mengartikan atau menginterpretasikan tentang lingkungan yang


(46)

dihadapinya. Jadi proses terakhirnya orang-orang tersebut akan meberikan

umpan balik”.

Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan secara berkesinambungan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Guru dengan segala kemampuannya berusaha mengatur,

melaksanakan dan menciptakan keadaan yang kondusif agar tercapai proses belajar yang baik dan berhasil.

Guru diharapkan mengetahui dan bisa menerapkan prinsip-prinsip yang bersangkut paut dengan persepsi. Prinsip-prinsip dasar persepsi yang harus diketahui oleh seorang guru adalah sebagai berikut.

1. Persepsi itu relatif bukannya absolut 2. Persepsi itu selektif.

3. Persepsi itu mempunyai tatanan.

4. Persepsi dipengaruhi oleh harapan dan kesiapan.

5. Persepsi seseorang atau kelompok dapat berbeda jauh dengan persepsi orang atau kelompok lain meskipun situasinya sama (Slameto, 2010: 102).

Persepsi siswa tentang kemampuan mengajar guru adalah proses pemberian nilai atau anggapan masing-masing siswa terhadap kemampuan seorang guru dalam mengaplikasikan kemampuan atau kompetensi profesional mengajarnya, meliputi kemampuan menguasai bahan, mengelola (merencanakan dan

melaksanakan) program pembelajaran, serta kemampuan mengadakan evaluasi yang terbentuk dari pengalaman dan pengamatan melalui panca indera mereka, dimana penilaian terhadap aspek tersebut bisa positif dan bisa bernilai negatif.


(47)

2. Motivasi Belajar

Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling memengaruhi. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu (Hamzah B. Uno, 2011: 23). Melakukan perbuatan mengajar tidak semudah melakukan kegiatan rutin lainnya. Oleh karena itu, diperlukan adanya sesuatu yang dapat mendorong kegiatan belajar agar semua tujuan yang diinginkan dapat tercapai. Hal tersebut adalah adanya motivasi belajar bagi siswa.

Mc Donald dalam Sardiman (2011: 73), mengemukakan motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Sedangkanmenurut Eysenck dan kawan-kawan dalam Slameto (2010: 170) motivasi dirumuskan sebagai suatu proses yang menentukan tingkatan kegiatan, intensitas, konsistensi, serta arah umum dari tingkah laku manusia. Menurut Sardiman (2011: 74)

motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan bergayut dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan juga emosi, untuk kemudian bertindak dan melakukan sesuatu.

Motivasi sangat diperlukan dalam melakukan berbagai kegiatan karena dengan adanya motivasi akan menyebabkan terjadinya perubahan tingkah laku karena ada dorongan atau kekuatan dalam diri individu dalam rangka mencapai tujuan atau keinginan. Hal ini sesuai dengan pendapat Whittaker yang dikutip

Darsono dkk.(2000: 61), motivasi adalah suatu istilah yang sifatnya luas yang digunakan dalam psikologi yang meliputi kondisi-kondisi atau keadaan internal


(48)

yang mengaktifkan atau memberi kekuatan pada organisme dan mengarahkan tingkah laku organisme mencapai tujuan . Hal itu sesuai dengan pendapat Sartain dalam Ngalim Purwanto, (2007: 61), yang menyatakan bahwa motivasi adalah suatu pernyataan yang kompleks di dalam suatu organisme yang

mengarahkan tingkah laku terhadap suatu tujuan (goal) atau perangsang (incentive).Tujuan adalah yang membatasi/menentukan tingkah laku organisme itu.

Bekaitan dengan kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai

keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang

memberikan arah pada kegiatan mengajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu tercapai (Sardiman, 2011: 73). Dimyati dan Mudjiono (2006: 80) menyatakan ada komponen utama dalam motivasi yang meliputi kebutuhan, dorongan, dan tujuan.

Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung ( Hamzah, 2011: 23). Hal itu mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar.

Besar kecilnya motivasi dalam diri seseorang tercermin dari aktivitas dan tindakan yang ia lakukan dalam rutinitas sehari-hari. Sardiman (2011: 83) mengemukakan mengenai ciri-ciri motivasi yang ada dalam diri seseorang.


(49)

1. Tekun menghadapi tugas 2. Ulet menghadapi kesulitan

3. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah 4. Lebih senang bekerja mandiri.

5. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin. 6. Dapat mempertahankan pendapatnya.

7. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu. 8. Senang mencari dan memecahkan soal-soal.

Motivasi dapat dibagi menjadi dua seperti yang dikemukakan oleh Oemar Hamalik (2004: 162) sebagai berikut:

1. Motivasi Instrinsik

Yaitu motivasi yang hidup dalam diri siswa dan berguna dalam situasi belajar yang fungsional. Jadi, motivasi ini timbul tanpa pengaruh dari luar. 2. Motivasi Ekstrinsik

Yaitu motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi belajar. Motivasi ini tetap diperlukan di sekolah, seperti penghargaan, persaingan dan hukuman.

Motivasi mempunyai fungsi penting penting dalam pencapaian hasil belajar, karena dengan adanya motivasi untuk belajar dalam diri siswa memungkinkan siswa tersebut mencapai hasil belajar yang optimal. Menurut Sardiman (2011:85) fungsi motivasi adalah sebagai berikut :

1. Mendorong manusia untuk berbuat, sebagai penggerak dari setiap kegiatan yang akan dilakukan.

2. Menentukan arah perbuatan, memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

3. Menyelaksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan.

Sesuai dengan pengertian motivasi yang telah dijelaskan, bahwa tidak perlu dipertanyakan lagi pentingnya motivasi bagi siswa dalam belajar, baik motivasi instrinsik maupun ekstrinsik. Sardiman (2011: 86) mengemukakan bahwa intensitas motivasi seseorang menentukan tingkat pencapaian prestasi


(50)

dan inisiatif, dapat mengembangkan dan memelihara ketekunan dalam kegiatan belajar. Namun, kenyataannya motivasi belajar tidak selalu tumbuh dalam diri setiap siswa, ada sebagian yang memiliki motivasi yang tinggi di sisi lain juga ada sebagian yang memiliki motivasi rendah. Oleh karena itu, guru diharapkan mampu membangkitkan motivasi dalam diri siswa. Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah.

1. Memberikan angka (simbol dari kegiatan belajarnya) 2. Memberi Hadiah

3. Persaingan atau kompetisi 4. Ego-involvement

5. Memberi ulangan 6. Mengetahui hasil 7. Pujian

8. Hukuman

9. Hasrat untuk belajar 10. Minat

11. Tujuan Yang diakui (Sardiman, 2011: 92).

Pendapat lain menyatakan ada empat hal yang dapat dilakukan guru dalam memberikan motivasi yaitu:

1. Membangkitkan dorongan kepada siswa untuk belajar.

2. Menjelaskan secara konkret kepada siswa apa yang dapat dilakukan pada akhir pelajaran.

3. Memberikan ganjaran terhadap prestasi yang dicapai.

4. Membentuk kebiasaan belajar yang baik ( Slameto, 2010: 99).

Berdasarkan pengertian-pengertian motivasi yang telah dipaparkan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah suatu kekuatan atau dorongan baik dari dalam maupun dari luar individu khususnya siswa yang


(51)

memiliki fungsi untuk mendorong melakukan sesuatu perbuatan ke arah yang positif dalam rangka mencapai tujuan atau hasil yang diharapkan.

3. Hasil Belajar

Salah satu tujuan proses pembelajaran adalah meningkatkan hasil belajar yang diperoleh siswa pada akhir kegiatan pembelajaran. Hasil belajar merupakan hal yang tidak terpisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar

merupakan proses yang nantinya berpengaruh terhadap hasil belajar.

Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya. (Slameto, 2010: 2). Hal senada juga diungkapkan oleh Hamalik (2004: 28), belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungannya. Menurut Sardiman (2011: 21), belajar adalah usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya.

Pengertian-pengertian mengenai belajar tersebut menunjukkan bahwa belajar merupakan usaha sadar untuk memperoleh suatu perubahan atau usaha untuk menguasai ilmu pengetahuan guna mencapai kepribadian yang utuh dalam diri individu sebagai proses interaksi dengan lingkungannya, yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun teori.


(52)

Menurut Slameto (2010: 3), ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar meliputi :

1. Perubahan terjadinya secara sadar 2. Bersifat kontinyu dan fungsional 3. Bersifat positif dan aktif

4. Bukan bersifat sementara

5. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah 6. Mencakup seluruh aspek tingkah laku.

Perubahan yang menjadi hasil dari proses belajar tersebut dapat berupa

perubahan pemahaman, pengetahuan, sikap, kecakapan, dan tingkah laku serta perubahan pada aspek-aspek lainnya dalam individu yang belajar. Hasil dari proses belajar diketahui dengan cara diadakannya evaluasi atau penilaian terhadap siswa sebagai suatu program tindak lanjut untuk mengukur tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan. Jenkins dan Unwin dalam Hamzah (2011: 17) mengemukakan bahwa hasil belajar merupakan

pengalaman-pengalaman belajar yang diperoleh siswa dalam bentuk kemampuan–kemampuan tertentu.

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh individu setelah proses belajar berlangsung, yang dapat memberikan perubahan ke arah yang lebih baik. Sebagaimana yang dikemukakan Hamalik (2004: 48), hasil belajar adalah perubahan tingkah laku subjek yang meliputi kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor dalam situasi tertentu berkat pengalamannya berulang-ulang. Pendapat tersebut didukung oleh Sudjana (2004: 3) “Hasil belajar ialah perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotor yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya.


(53)

1. Domain Kognitif a. Pengetahuan b. Pemahaman c. Aplikasi d. Analisa e. Sintesa f. Evaluasi

2. Domain Kemampuan sikap

a. Menerima atau memperhatikan b. Merespon

c. Penerapan karya d. Ketekunan 3. Domain psikomotor

a. Persepsi

b. Kesipan melakukan c. Mekanisme

d. Kemahiran e. Adaptasi

(Hamzah B. Uno, 2008: 38).

Menurut Oemar Hamalik (2008: 30) hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan-perubahan di setiap aspek pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan, sosial, jasmani etis atau budi pekerti dan sikap.

Keberhasilan belajar siswa tercermin dari hasil belajar yang diraihnya. Dalam pencapaian hasil belajar siswa ada berbagai macam hal yang menyebabkan atau mempengaruhi siswa mendapatkan hasil belajar yang bervariasi mulai dari rendah, sedang sampai hasil belajar yang tinggi atau optimal. Menurut Slameto (2010: 53), faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar tersebut adalah : 1. Faktor intern

a. Faktor jasmaniah 1. Faktor kesehatan 2. Faktor cacat tubuh b. Faktor-faktor psikologis

1. Intelegensi 2. Perhatian 3. Minat


(54)

4. Bakat 5. Motif 6. Kematangan 7. Kesiapan c. Faktor kelelahan 2. Faktor ekstern meliputi :

a. Faktor keluarga

1. Cara orang tua mendidik 2. Relasi antar keluarga 3. Suasana rumah

4. Keadaan ekonomi keluarga 5. Pengertian orang tua 6. Latar belakang kebudayaan b. Faktor sekolah

1. Metode mengajar 2. Kurikulum

3. Relasi guru dengan siswa 4. Relasi siswa dengan siswa 5. Displin sekolah

6. Alat pengajaran 7. Waktu sekolah

8. Standar pelajaran diatas ukuran 9. Keadaan gedung

10.Metode belajar 11.Tugas rumah c. Faktor Masyarakat

1. Kegiatan siswa dalam masyarakat 2. Mass media

3. Teman bergaul

4. Bentuk kehidupan masyarakat.

Mengacu pada berbagai pendapat mengenai belajar dan hasil belajar dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa yang diperoleh dari pengalaman belajar yang telah dilakukan dapat dilihat dari perubahan pada aspek-aspek tingkah laku dalam diri siswa yang belajar itu sendiri.


(55)

B. Penelitian yang Relevan

Tabel 4. Penelitian yang relevan

Tahun Nama Judul Skripsi Kesimpulan 2011 Rosi Pratiwi

(Unila)

Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Metode Mengajar Guru,

Ketersediaan Sarana Belajar Di Rumah Dan Kemampuan Guru Mengajar Terhadap Hasil

Belajar Ekonomi Siswa Kelas X SMANegeri 1 Pesisir Tengah Krui Lampung Barat Tahun Pelajaran 2011/2012

Ada pengaruh yang positif dan signifikan persepsi siswa tentang kemampuan guru mengajar terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 1 Pesisir Tengah Krui Lampung Barat Tahun Pelajaran 2011/2012. Hal ini ditunjukan dengan t hitung> ttabelyaitu 5,412 >1,973 dengan koefisien korelasi (r) 0,376 dan koefisien determinasi (r²) sebesar 0,141 2009 Nunung Fariqoh (Unila) Pengaruh Kemampuan Guru Mengajar, aktivitas Belajar dan pendekatan Konstektual Hasil Belajar

Kewirausahaan Siswa Kelas XI SMK N 1 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2008/2009.

Ada pengaruh yang signifikan antara Pengaruh Kemampuan Guru Mengajar, aktivitas Belajar dan pendekatan Konstektual Hasil Belajar Kewirausahaan Siswa Kelas XI SMK N 1 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2008/2009. Hal ini ditunjukkan dengan perhitungan Fhitung= 8,074 > Ftabel= 2,795 2009 Maya Susanti

(Unila)

Pengaruh Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar IPS Siswa Kelas VIII SMP N 1 Braja Sebelah Lampung Timur Tahun Pelajaran 2008/2009.

Ada pengaruh yang signifikan antara Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru dan Motivasi Belajar

terhadap Prestasi Belajar IPS Siswa Kelas VIII SMP N 1 Braja Sebelah Tahun Pelajaran

2008/2009. Hal ini ditunjukkan dengan Fhitung=40,850 > Ftabel =3,080


(56)

2005 Dwi Wahyuni (Universitas Negeri Semarang) Pengaruh Kesiapan Belajar, Motivasi Belajar dan Pengulangan Materi Pelajaran terhadap Hasil Belajar Mata pelajaran Ekonomi Siswa Kelas II MA Al Asror Gunung Pati Tahun Pelajaran 2004/2005

Ada pengaruh positif yang signifikan antara Kesiapan Belajar, Motivasi Belajar dan Pengulangan Materi Pelajaran terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas II MA Al Asror Gunung Pati Tahun Pelajaran 2004/2005. Hal ini ditunjukkan dari hasil uji F atau uji simultan diperoleh Fhitungsebesar 31,59% sedangkan Ftabel sebesar 2,82

C. Kerangka Pikir

Tingkat keberhasilan dalam pencapaian tujuan suatu kegiatan sangat ditentukan melalui bagaimana proses itu berjalan. Tidak jauh berbeda dengan kegiatan pembelajaran, keberhasilan seorang siswa ditentukan dari bagaimana dia belajar dan bagaimana pengelolaan proses pembelajaran yang diterapkan oleh guru di sekolah. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan tersebut maka perlu diadakan evaluasi atau penilaian setelah proses pembelajaran berlangsung. Hasil belajar merupakan suatu tolok ukur keberhasilan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Hasil belajar yang tinggi mencerminkan bahwa proses belajar dan mengajar yang dilakukan telah mencapai tujuan yang diinginkan. Namun, sebaliknya jika hasil belajar siswa rendah, maka dapat dikatakan bahwa kegiatan belajar siswa dan proses mengajar oleh guru belum mencapai tujuannya.


(57)

Usaha untuk mencapai hasil belajar yang optimal dapat dilakukan dengan cara menerapkan ketentuan bahwa guru sebagai penyalur informasi sekaligus penyalur ilmu pengetahuan harus memiliki kemampuan dalam mengajar agar dapat menyampaikan materi dengan baik kepada peserta didik, serta dapat mengelola proses pembelajaran dengan baik guna menciptakan suasana kelas yang kondusif dan menarik perhatian siswa. Rendahnya hasil belajar siswa, pada penelitian ini diduga disebabkan karena persepsi siswa tentang

kemampuan guru mengajar, dimana persepsi adalah penilaian atau tanggapan yang dirasakan siswa kepada gurunya pada saat proses pembelajaran

berlangsung. Kemampuan guru mengajar disini meliputi kemampuan

menguasai bahan, mengelola program pembelajaran, melakukan penilaian, dan lain-lain. Oleh sebab itu, guru dituntut untuk memiliki kemampuan mengajar tersebut agar mampu melaksanakan tugasnya dengan baik dan pada akhirnya membawa siswa-siswanya memperoleh hasil belajar yang maksimal. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nana Sudjana (2004: 42) menunjukkan bahwa hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam mengajar dengan persentase sebesar 32,43%. Selanjutnya menurut Uzer Usman dalam Suryosubroto(2009: 17) mengemukakan bahwa guru yang kompeten dan memiliki kemampuan mengajar akan mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan lebih mampu mengelola proses belajar mengajar, sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat yang optimal.

Faktor lain yang diduga mempengaruhi hasil belajar yang dicapai siswa, selain persepsi siswa tentang kemampuan guru dalam mengajar adalah motivasi belajar. Motivasi belajar yang tinggi akan mendorong siswa untuk belajar


(58)

secara aktif dan penuh tanggung jawab, sehingga akan mendapatkan hasil yang memuaskan. Besar kecilnya pengaruh tergantung pada intensitasnya. Sardiman (2011: 86) mengemukakan bahwa intensitas motivasi seseorang menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.

Terciptanya persepsi siswa tentang kemampuan guru dalam mengajar dan motivasi belajar siswa yang baik, tentunya akan berdampak baik pada tingkat keberhasilan belajar siswa berupa hasil belajar yang akan tercapai secara optimal. Hal ini dikarenakan apabila persepsi siswa tentang kemampuan guru dalam mengajar dan motivasi belajar baik, maka kegiatan belajar dan mengajar dapat berjalan dengan efektif dan bermakna sehingga tujuan yang diharapkan dari proses pembelajaran benar-benar tercapai.

Berdasarkan uraian-uraian mengenai keterkaitan antara persepsi siswa tentang kemampuan guru dalam mengajar dan motivasi belajar terhadap hasil belajar dapat dirumuskan dalam kerangka pikir sebagai berikut

Gambar 1. Paradigma Penelitian Motivasi Belajar (X2) Persepsi Siswa Tentang

Kemampuan Guru Dalam Mengajar (X1)


(59)

D. Hipotesis

Menurut Sugiyono (2011: 96) hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.

1. Ada pengaruh persepsi siswa tentang kemampuan guru mengajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII MTs Nurul Iman Sekincau Lampung Barat Tahun Pelajaran 2012/2013.

2. Ada pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII MTs Nurul Iman Sekincau Lampung Barat Tahun Pelajaran 2012/2013.

3. Ada pengaruh persepsi siswa tentang kemampuan guru mengajar dan motivasi belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII MTs Nurul Iman Sekincau Lampung Barat Tahun Pelajaran 2012/2013.


(60)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif verifikatif dengan pendekatan ex post facto dan survey. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan atau melukiskan keadaan obyek atau subyek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Tujuan penelitian ini merupakan verifikatif yaitu untuk menentukan tingkat pengaruh variabel-variabel dalam suatu kondisi.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berdasarkan data yang ada di tempat penelitian sehingga menggunakan pendekatan ex post facto dan survey. Ex post facto merupakan suatu pendekatan yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi kemudian merunut ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut (Sugiyono, 2011: 7). Sedangkan pendekatan survey yaitu pendekatan yang digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan kuesioner, test, wawancara terstruktur, dan sebagainya. (Sugiyono, 2011: 12).


(61)

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek atau obyek yang menjadi sasaran penelitian (Sudjarwo, 2009: 255). Menurut Sugiyono (2011: 117) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester ganjil MTs Nurul Iman Sekincau Lampung Barat Tahun Pelajaran 2012/2013 yang terdiri dari 3 kelas dengan jumlah siswa seluruhnya 103 orang. Untuk perinciannya dapat dilihat sebagai berikut.

Tabel 5. Jumlah Siswa Kelas VIII MTs Nurul Iman Sekincau Lampung Barat Tahun Pelajaran 2012/2013.

No Kelas Jumlah

1 VIII A 34

2 VIII B 34

3 VIII C 35

Total 103

Sumber data : TU MTs Nurul Iman Sekincau Lampung Barat Tahun Pelajaran 2012/2013.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2011: 118)

Pengambilan sampel pada penelitian ini dihitung berdasarkan rumus T.Yamane, yaitu:

= N


(62)

Keterangan: n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi

d = Tingkat signifikansi (0,05) (dalam Riduwan, 2005: 65).

Berdasarkan rumus diatas dan dengan populasi 103 siswa dan presisi yang ditetapkan atau tingkat signifikansi 0,05, maka besarnya sampel pada penelitian ini adalah:

=103(0,05) + 1 = 81,9 orang dibulatkan menjadi 82 orang103

3. Tehnik Pengambilan Sampel

Tehnik pengambilan sampel adalah probabilty sampling dengan menggunakan simple random sampling. Tehnik probabilty sampling merupakan tehnik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel, sedangkan penggunaan simple random sampling karena

pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2011: 120). Untuk menentukan besarnya sampel pada setiap kelas dilakukan dengan alokasi proporsional agar sampel yang diambil lebih proporsional (Rahmat, 2000: 82), hal ini dilakukan dengan cara :

Jumlah sampel tiap kelas = Jumlah sampel


(63)

Tabel 6. Perhitungan jumlah sampel untuk masing-masing kelas

Kelas Perhitungan Sampel Persentase

VIII A 82

103 34 = 27,06

27 32,93

VIII B 82

103 34 = 27,06

27 32,93

VIII C 82

103 35 = 27,86

28 34,14

Total 82 100

Sumber: Hasil Olah Data 2012

Penentuan siswa yang akan dijadikan sampel untuk tiap kelas dilakukan dengan cara undian. Cara undian adalah salah satu cara yang dapat dilakukan dalam menarik sampel dengan menggunakan sample random sampling (Nazir, 2003: 36). Hal ini dilakukan karena anggota populasi bersifat homogen.

C. Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2011: 60) variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel dalam penelitian ini ada dua macam variabel, yaitu:

1. Variabel bebas (independent variabel) adalah suatu variabel yang ada atau terjadi mendahului variabel terikatnya. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah persepsi siswa tentang kemampuan guru dalam mengajar (X1), dan Motivasi belajar (X2).

2. Variabel terikat (dependent variabel) adalah variabel yang diakibatkan atau yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel terikat dalam


(64)

penelitian ini adalah Hasil Belajar IPS Terpadu (Y) pada siswa kelas VIII MTs Nurul Iman Sekincau Tahun Pelajaran 2012/2013.

D. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah definisi yang diberikan kepada suatu variabel dan konstak dengan cara melihat pada dimensi tingkah laku atau properti yang ditunjukan oleh konsep dan mengkategorikan hal tersebut menjadi elemen yang dapat diamati dan diukur (Sudjarwo, 2009: 174).

1. Kemampuan guru mengajar (X1) a. Definisi Konseptual

Kemampuan guru mengajar merupakan kemampuan guru dalam mengajar adalah kemampuan untuk merencanakan pengajaran, mampu melaksanakan pengajaran dan mampu mengadakan evaluasi (Suryosubroto, 2009: 22).

b. Definisi Operasional

Kemampuan guru mengajar merupakan suatu kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran baik dalam perencanaan maupun pelaksanaan pengajaran, serta pengadaan penilaian terhadap siswa.

Indikator Kemampuan mengajar:

1. Perencanaan program belajar mengajar a. Memiliki rencana tujuan pembelajaran


(1)

66

a = Nilai intercept (konstanta) Y bila X = 0 b1 – bn = Koefisien arah regresi

X1- Xn = Variabel bebas

Dilanjutkan dengan uji signifikansi koefisien korelasi ganda (uji F) untuk melihat ada tidaknya pengaruh antara X1 dan X2 terhadap Y, dengan rumus:

/ /( 1) Keterangan :

JK (reg) = 1∑ 1 + 2∑ 2

JK (sis) = ∑ y − ( ) n = banyaknya responden k = banyaknya kelompok dengan Ft = Fα (k : n – k – 1)

Keterangan:

α = Tingkat signifikansi k = Banyaknya kelompok n = Banyaknya responden

Kriteria Pengujian

Kriteria pengujian hipotesis adalah tolak Ho jika Fhitung >Ftabel dan jika Ftabel > Fhitung dan terima Ho, dengan dk pembilang = K dan dk penyebut = n – k – 1 dengan α = 0,05. Sebaliknya diterima jika Fhitung < Ftabel .


(2)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian dan analisis yang telah dilakukan mengenai pengaruh persepsi siswa tentang kemampuan guru dalam mengajar dan motivasi belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII semester ganjil MTs Nurul Iman Sekincau Tahun Pelajaran 2012/2013, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.

1. Ada pengaruh yang positif dan signifikan persepsi siswa tentang

kemampuan guru dalam mengajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu pada siswa kelas VIII semester ganjil MTs Nurul Iman Tahun Pelajaran

2012/2013. Jika persepsi siswa tentang kemampuan guru dalam mengajar positif maka hasil belajar akan meningkat. Sebaliknya, jika persepsi siswa tentang kemampuan guru dalam mengajar negatif maka hasil belajar siswa akan rendah.

2. Ada pengaruh yang positif dan signifikan motivasi belajar hasil belajar IPS Terpadu pada siswa kelas VIII semester ganjil MTs Nurul Iman Tahun Pelajaran 2012/2013. Jika motivasi belajar yang dimiliki siswa tinggi maka hasil belajar siswa akan meningkat. Sebaliknya, jika motivasi belajar yang dimiliki siswa rendah maka hasil belajarnya akan rendah.


(3)

113

3. Ada pengaruh yang positif dan signifikan persepsi siswa tentang kemampuan guru dalam mengajar dan motivasi belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu pada siswa kelas VIII semester ganjil MTs Nurul Iman Tahun Pelajaran 2012/2013. Jika persepsi siswa tentang kemampuan guru dalam mengajar positif dan motivasi belajar yang dimiliki siswa tinggi, maka hasil belajar siswa akan meningkat. Sebaliknya jika persepsi siswa tentang kemampuan guru dalam mengajar negatif dan motivasi belajar yang dimiliki siswa rendah, maka hasil belajar yang akan diperoleh siswa juga akan rendah.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh persepsi siswa tentang

kemampuan guru dalam mengajar dan motivasi belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu pada siswa kelas VIII semester ganjil MTs Nurul Iman Tahun Pelajaran 2012/2013, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut.

1. Keberhasilan siswa dalam belajar ditentukan oleh banyak faktor,

diantaranya adalah persepsi siswa. Rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa tidak semata-mata disebabkan kemampuan siswa, tetapi juga

dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam mengajar itu sendiri, yang menimbulkan persepsi positif dan negatif dari siswa. Oleh sebab itu guru harus tetap dapat memperbaiki tindakan mengajarnya agar tercipta suatu persepsi yang positif dari siswa terhadap kemampuan guru dalam mengajar demi tercapainya tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.


(4)

114

2. Siswa sebagai peserta didik, hendaknya memiliki motivasi belajar yang tinggi. Karena dengan memiliki motivasi belajar yang tinggi, siswa akan terpacu untuk mendapatkan hasil belajar yag baik didalam proses

pembelajaran di sekolah. Sebaliknya jika motivasi belajar siswa rendah, maka hasil belajar yang diperoleh siswa kurang maksimal atau tidak akan mendapatkan hasil belajar yag baik.

3. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, hendaknya pihak-pihak yang terkait memperhatikan persepsi siswa tentang kemampuan guru dalam mengajar dan motivasi belajar dimiliki oleh siswa. Peneliti juga

mengharapakan kepada peneliti yang lain untuk mengkaji faktor lain yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

A.M. Sardiman. 2011.Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Prafindo Persada

Arikunto, Suharsimi. 2008.Dasar-Dasar Evaluasi PendidikanJakarta: PT. Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2007.Pengelolaan Kelas dan Siswa.Bandung: Rosdakarya.

Darsono dkk. 2000.Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press.

Dimyati & Mudjiyono. 2006.Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Djamarah, Syaiful Bahri. 2002.Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif

Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.

Hamalik, Oemar. 2008.Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.

Jakarta: Bumi Aksara.

Hamalik, Oemar. 2004.Proses Belajar Mengajar.Jakarta: Puspa swara.

Hasibuan, J.J. 2002.Proses Belajar Mengajar Keterampilan Dasar Pengajaran

Mikro.Bandung : Remaja Karya.

Moeliono dkk. 2001. Kamus Besar bahas Indonesia.Jakarta : Balai Pustaka.

Nasution S. 2003.Didaktik Asas-Asas Mengajar. Bandung : Jemmars.

Nazir. 2003.Metode Penelitian. Jakarta : Galia Indonesia.

Purwanto, Ngalim. 2007.Administrasi dan Supervisi Pendidikan.Bandung : Rosda Karya.

Rahmat, Jalaludin. 2000.Metode Penelitian Komunikasi.Jakarta : Bina Aksara Riduwan. 2005.Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.


(6)

Rusman, Teddy. 2011. Modul Aplikasi Statistik Penelitian dengan SPSS.Edisi Revisi. Bandar Lampung.

Slameto, 2010.Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudarmanto, R.Gunawan. 2005.Analis Regresi Linear Ganda dengan SPSS.

Yogyakarta : Graha Ilmu.

Sudjana, Nana. 2004.Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo.

Sudjarwo. 2009.Manajemen Penelitian Sosial.Bandung : Mandar Maju.

Sugiyono . 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatf, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suryosubroto. 2009.Proses Belajar mengajar di Sekolah. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Uno, Hamzah B. 2008. Profesi Kependidikan. Jakarta : Bumi Aksara

Uno, Hamzah B. 2008. Perencanaan pembelajaran.Jakarta : Bumi Aksara.

Uno, Hamzah B. 2011.Teori Motivasi dan Pengukurannya.Jakarta : Bumi Aksara.

Uzer Usman, Moch. 2006.Menjadi Guru Profesional.Bandung: Rosda Karya.

Walgito, Bimo. 2005.Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Penerbit Andi.


Dokumen yang terkait

PENGARUH KEBIASAAN BELAJAR DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SIDOMULYO SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 20 83

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN GURU DALAM MENGAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SEMESTER GANJIL MTs NURUL IMAN SEKINCAU TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 10 86

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN GURU DALAM MENGAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SEMESTER GANJIL MTs NURUL IMAN SEKINCAU TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 21 91

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG METODE MENGAJAR GURU DAN PEMANFAATAN SARANA BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP 17 SERDANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 9 83

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG METODE MENGAJAR GURU DAN PEMANFAATAN SARANA BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP 17 SERDANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 30 84

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG VARIASI MENGAJAR GURU DAN CARA BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 7 BANDARLAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 6 70

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SEMESTER GANJIL SMA NEGERI 1 SRAGI LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 7 86

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 1 BUMI AGUNG LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 3 90

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR DAN PERSEPSI SISWA TENTANG METODE MENGAJAR GURU TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP PURNAMA TRIMURJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 7 80

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG METODE MENGAJAR GURU, DISIPLIN BELAJAR DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SEMESTER GANJIL SMP ISLAM PURBOLINGGO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 9 141