PENGARUH PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK TERHADAP PERILAKU KEAGAMAAN SISWA MTs NU SALATIGA TAHUN AJARAN 20072008

  

PENGARUH PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK

TERHADAP PERILAKU KEAGAMAAN SISWA

MTs NU SALATIGA TAHUN AJARAN 2007/2008

  

SKRIPSI

  Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Saijana Pendidikan Islam

  

Disusun Oleh :

N U R I S N A I N I

N IM : 111 04 022

  

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

JURUSAN TARBIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SALATIGA

  

2008

  DEPARTEMEN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

  Jl. Stadion 03 TV.,/. 323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 50721 Website : www.sUiinsaltUiuii.ac.i<J E-mail:

  

D E K L A R A S I

Bis mi I I ait irrahmanirrahim

  Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pemah ditulis oleh orang lain atau pemah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam rcferensi yang dijadikan bahan rujukan.

  Apabila di kemudian hari temyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain di luar referersi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup mempertanggungjawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang munaqosyah skripsi.

  Demikian deklarasi ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.

  Salatiga, 28 Juli 2008 Penulis

  NUR ISNAINI NLM. I ll 04 022

  Dra. Siti Farikhah, M.Pd Dosen STAIN Salatiga NOTA PEMBIMBING

  Salatiga, 14 Agustus 2008 Lamp. : 3 eksemplar Hal : Naskah Skripsi Kepada Yth.

  Saudari Nur Isnaini Ketua STAIN Salatiga di - SALATIGA Assalamu’alaikum Wr. Wb.

  Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan seperlunya, maka skripsi Saudari : Nama : Nur Isnaini NIM. : 111 04 022 Jurusan : Tarbiyah

  Progdi : PAI Judul : PENG A RUH PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK

  TERHADAP PERILAKU KEAGAMAAN (Studi Korclasi pada Siswa MTs NU Salatiga Tahun Ajaran 2007/2008) Sudah dapat diajukan dalam sidang munaqasah.

  Dcmikian surat ini, harap menjadikan pcrhatian dan digunakan sebagaimana mestinya.

  Wassalamu ’alaikur: Wr. Wb.

  Pembimbing z' Dra. Siti Farikhah. M.Pd

  NIP. 150 268 213

DEPARTEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

  Jl. Stadion No. 2 Salatiga (0298) 323706

  

PENGESAHAN

  Skripsi Saudari : NUR ISNAINI dengan Nomor Induk Mahasiswa : 111 04 022 yang berjudul PENGARUH PRESTAS1 BELAJAR AQ1DAH AKHLAK TERHADAP PERILAKU KEAGAMAAN SISWA MTs NU SALATIGA TAHUN AJARAN 2007/2008 telah dimunaqosyahkan dalam Sidang Panitia Ujian, Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, pada hari Kamis, 28 Agustus 2008 yang bertepatan dengan tanggal 26 Sya’ban 1429 H. Dan telah diterima sebagai bag!an dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Saijana dalam Ilmu Tarbiyah.

  Salatiga, 01 September 2008

  01 Ramadhan 1429 H Panitia Ujian

  

f l r t i n y a : Sesungguhnya teiah ada pada (d in ) <RflsuCJlflafi SWTtauCadan yang

6aii(QS. ACM za6:21)

  

MOTTO

t j Z

  • ! 4l)I jiJxJ o 6" liJ

  

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penults perse mb ah kan kepada :

  

1. A yah dan lbu tercinta terima kasih atas cucuran keringat, ungkapan, baik do’a

dan kasih sayangnya, warhamhuma kamaa robbayani soghiroo.

  

2. K akakku dan adikku yang selalu memotivasi say a biar cepat menyelesaikan

skripsi ini.

  

3. Tentntuk ibu S iti Farikhab yang selalu membantu mencari jalan keluar di saat

penulis mengalami kebingungan.

  4. Semua teman-teman P A I angkatan 2004

  

KATA PENGANTAR

\

  Segala puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan taufik kepada penulis sehingga mampu menyelesaikan kewajiban tugas penyusunan skripsi ini.

  Skripsi ini dimaksudkan guna memenuhi salah student syarat dalam penyelesaian studi pada jenjang strata satu yaitu gelar Saijana Pendidikan Islam pada jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga.

  Kemudian dengan selesainya penulisan skrpsi ini, maka penulis tidak dapat memberikan sesuatu yang lebih baik melainkan dengan mengucapkan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

  1. Bapak Drs. Imam Sutomo, M.Ag, selaku Ketua Sekolah 'Finggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga.

  2. Ibu Dra. Siti Farikhah, M.Pd, selaku pembimbmg yang dengan ikhlas dan sabar telah mengarahkan penulisan skripsi ini.

  3. Bapak dan ibu dosen serta karyawan di lingkungan STAIN Salatiga yang telah memberi bekal pengetahuan.

  4. Bapak kepala sekolah beserta guru-guru di MTs NU yang telah memberi izin dan membantu dalam pembuatan skripsi ini.

  5. Ayah, ibu, kakak dan adik serta seluruh keluarga yang telah membantu dengan memberikan saran dan dorongan dalam menyelesaikan studi dan penulisan

  6. Mas Yuli dan istrinya “Sahabat Com” yang telah mcmbantu dalam pcngctikan skripsi ini.

  7. Bapak Son Hajid an ibu Suhaeleni yang telah memberikan izin saya kos di rumahnya selama saya di Salatiga.

  8. Teman-teman PAI 04 dan Son Club yang telah membantu baik moril maupun materiil.

  Semoga amal baik dan bantuan tersebut mendapatkan balasan dari Allah SWT sebagai amal sholeh. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari harapan dan kcsempumaan karcna kcterbatasan ilmu dan pengetahuan scrta wawasan yang penulis miliki. Olch karena itu saran dan kritik dari semua pihak senantiasa penulis harapkan guna lebih sempumanya penulisan skripsi ini.

  Harapan penulis semoga skripsi yang sederhana ini ada manfaatnya, khususnya bagi diri penulis dan umumnya bagi para pembaca semua.

  Salatiga, 4 Agustus 2008 Penulis

  Nur Isnaini 111 04 022

  HALAMAN JUDUL......................................................... DEKLARASI .................................................................... NOTA PEMBIMBING...................................................... PENGESAHAN ......................... ....................................... MOTTO............................................................................. PEKSHMBAIIAN ............................................................. KATA PENGANTAR....................................................... DAFTAR ISI ..................................................................... DAFTAR TABEL .............................................................

  BAB I PENDAHIJLUAN A. Latar Belakang.......................................... B. Deflnisi Operasional................................. C. Rumusan Masalah .................................... D. Tujuan Penelitian....................................... E. Hipotesis................................................... F. Metode Penelitian..................................... G. Sistematika Penulisan Skripsi .................. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar Aqidah Akhlak...............

  1. Pengertian.......................... ..................

  2. Dasar Pendidikan Aqidah Akhlak.......

  3. Pentingnya Pendidikan Akidah Akhlak DAFTAR ISI i ii iii iv v vi vii xi xii

  1

  3

  5

  5

  6

  6

  10

  13

  13

  16

  18

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan.............................................................................

  70 B. Saran......................................................................................

  71 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN

  DAFTAR TABEL TABELI NILAI TENTANG PRESTASI BELAJAR AQIDAI1 AKHLAK SISWA MTs NU SALATIGA TAHUN

   TABEL II NILAI ANGKET TENTANG PERILAKU KEAGAMAAN

   TABEL III DATA PE in u / u v u u PRESTASI BELAJAR AQIDAH

  AKHLAK TERHADAP PERILAKU KEAGAMAAN SISWA MTs NU SALATIGA TAHUN AJARAN

  TABEL IV DAFTAR NILAI PRESTASI BELAJAR AQIDAH

  TABEL V DAFTAR TENTANG DISTRIBUSI FREKUENSI PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK SISWA MTs

   TABEL VII DAFTAR NILAI HASIL ANGKET TENTANG

  TABEL VIII DAFTAR TENTANG DISTRIBUSI FRFKUENSI JAWABAN PERILAKU KEAGAMAAN PADA SISWA MTs NU SALATIGA.............................................................. 60

  TABEL XI DISTRIBUSI FREKUENSI PERILAKU KEAGAMAAN ... 64 TABEL X PERSIAPAN PERHITUNGAN KORELASI PRODUCT MOMENT .............................................................................. 65

  

rENDAHULUAN

  BAB I A. Latar Belakang Pendidikan akhlak merupakan pendidikan yang sangat penting diberikan kepada anak-anak oleh orang tua dengan tujuan agar anak dapat mengetahui, memahami, dan menyakini ajar an Islam serta dapat membentuk dan mengamalkan ke dalam tingkah laku yang oaik. Dalam Islam akhlak merupakan masalah asasi pokok yang diemban oleh para Nabi, baik tidaknya seseorang dapat ditentukan akhlaknya, mengingat amal sholeh hanyalah merupakan pancar an dari iman yang sempuma, dapat dikatakan bahwa akhlak yang baik sejalan dengan iman yang dimiliki oleh seseorang.

  Akhlak yang diiringi dengan iman yang kuat itu mempunyai pengaruh besar terhadap diri manusia. Dengan akhlak yang diiringi dengan iman akan merasa optimis, tentang berusaha serta beramal untuk memperoleh ridho Allah, karena kita percaya bahwa Allah SWT memberikan jaminan kepada orang-orang yang beriman dan meramal sholeh kelak di akherat mendapat kehidupan yang penuh kebahagiaan berupa surga yang kekal.

  P^rkembangan perilaku anak dipengaruhi oleh lingkungan tempat tinggal, baik lingkungan sekolah, masyarakat, keluarga tempat dimana anak menerima pendidikan dan pengajaran secara informal. Dalam ketiga lingkungan tersebut perilaku anak terbentuk lewat pergaulan dan pendidikan.

  Apalagi pendidikan yang diberikan oleh ketiga lingkungan tersebut baik maka

  2

  anak akan menjadi biak dan sebaliknya apabila pendidikan yang diterima di lingkungan jelek maka anak akan menjadi jelek pula.

  Mengingat hal tersebut maka perilaku seseorang akan menjadi tolak ukur sebagai diri seseorang apabila perilakunya baik maka akan mencerminkan pribdi yang baik, begitu sebaliknya. Sehingga untuk mewujudkan tujuan yakni perilaku yang baik maka memerlukan usaha sadar secara bertanggung jawab oleh si pendidik.

  Bagaimana bentuk sikap keagamaan seseorang dapat dilihat seberapa jauh keterkaitan komponen kognisi, afeksi dan konasi seseorang dengan masalah-masalah yang menyangkut agama. Hubungan tersebut jelaslah tidak ditentukan oleh hubungan sesaat melainkan sebagai hubungan proses, sebab pembentukan sikap melalui hasil belajar dari interaksi dan pengalaman.

  Pembentukan sikap itu sendiri temyata tidak semata-mata tergantung sepenuhnya kepada faktor ekstemal, melainkan juga dipengaruh oleh kondisi faktor internal seseorang.1

  Pendidikan akhlak yang telah diterima oleh anak terutama di sekolah haruslah diamalkan atau dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari, baik waktu berada di sekolah, keluarga, ataupun masyarakat. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat A1 Ahzab ayat 21 :

  3 Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah ilu suri teladan yang

  baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah2

  Dari uraian tersebut dapat disimpulkan dalam menempatkan hal tentang akhlak sangat penting karena dengan akhlak manusia akan dihormati dan berbeda dengan hewan yang tidak dikaruniai akal untuk berfikir.

  Sehubungan dengan hal di atas, maka penulis ingin menguji tentang PENGARUH PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK TERHADAP PERILAKU KEAGAMAAN SISWA MTs NU SALATIGA TAHUN AJARAN 2007/2008. Penulis tertarik pada permasalahan ini, karena mengingat pada saat ini banyak terdengar atau terlihat oleh mata maupun telinga kita adanya dekadensi moral pada anak-anak sekolah. Dalam contoh sering dilihat anak minum-minuman keras, berjudi, berani kepada orang lua, bahkan sampai berbuat sesuatu yang sangat tidak pantas dilihat, khususnya oleh pelajar Islam. Maka dalam kesempatan ini penulis ingin mengetahui apakah perbuatan yang tidak berakhlak tersebut dilakukan oleh anak yang prestasinya tinggi atau malahan sebaliknya.

B. Dcfinisi Opcrasional

  Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda-beda mengenai pembahasan ini maka penulis akan mengemukakan pembatasan sebagai berikut: 2 Departcmen Agama Republik Indonesia, Al Qur'an dan Terjemah, Toha Putra.

  Semarang, 1979, him. 670

  4

  1. Prestasi Belajar Aqidah Akhlak Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai apa yang telah dikeijakan dalam penguasaan, pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran. Lazimnya ditunjukkan dengan nilai yang diberikan oleh guru.3

  Aqidah akhlak merupakan upaya sadar dan berencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati dan mengimani Allah SWT dan merealisasikannya dalam perilaku ihsan dalam kehidupan sehari-hari, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman dan pembiasaan.

  Jadi prestasi belajar aqidah akhlak adalah hasil yang telah dicapai oleh siswa setelah mengerjakan tes, semesteran, yang penulis maksud di sini adalah prestasi yang telah dicapai siswa dalam mata pelajaran aqidah akhlak.

  2. Perilaku Keagamaan Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu yang terwujud dalam gerakan (sikap) tidak hanya badan tetapi juga ucapan.4 Keagamaan yaitu segala sesuatu mcngenai agama.5 Jadi perilaku keagamaan adalah perbuatan individu baik berupa sikap maupun tingkah laku dan menjalankan kewajiban yang bertahan dengan ketuhanan dengan

  

3 Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, Grafindo, Jakarta, 1991, him. 3

  4 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1990, him. 671

  5 WJS. Poerwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1976,

  5

  pengarahan dan bimbingan yang diperoleh seorang anak dari kedua orang tuanya.

  C. Rumusan Masalah Sehubungan dengan hal di atas, penulis mengangkat tiga pokok permasalahan dalam penelitian in i:

  1. Bagaimanakah prestasi belajar aqidah akhlak siswa di MTs NU Salatiga 2007/2008 ?

  2. Bagaimanakah pcrilaku keagamaan siswa di MTs NU Salatiga 2007/ 2008 ?

  3. Adakah pengaruh antara prestasi belajar aqidah akhlak terhadap perilaku keagamaan siswa di MTs NU Salatiga 2007/2008 ?

D. Tujuan Penelitian

  Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Untuk mengetahui prestasi belajar aqidah akhlak siswa di MTs NU Salatiga 2007/2008.

  2. Untuk mengetahui perilaku keagamaan siswa di MTs NU Salatiga 2007/ 2008.

  3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara prestasi belajar aqidah akhlak terhadap perilaku keagamaan siswa di MTs NU Salatiga 2007/2008.

  6 E. Hipotesis Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.6

  Hipotesis juga diartikan dugaan sementara yang mungkin benar atau mungkin salah, dia akan ditolak jika salah atau palsu dan akan diterima jika fakta-fakta membenarkan.7

  Dari kedua pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa hipotesis adalah dugaan atau kesimpulan sementara terhadap permasalahan penelitian yang akan diuji melalui penelitian.

  Dalam penelitian ini penulis mengajukan suatu hipotesis “prestasi belajar aqidah akhlak terhadap perilaku keagamaan” artinya semakin tinggi prestasi belajar aqidah akhlak semakin tinggi pula perilaku keagamaan siswa dan semakin rendah prestasi belajar aqidah akhlak semakin rendah perilaku keagamaan siswa.

F. Metode Penelitian

  1. Populasi dan Sampel Populasi adalah kenyataan yang hendak digeneralisasikan.8

  Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto yaitu “keseluruhan subyek penelitian”.9 Populasi dalam penelitian ini adalah para siswa kelas VIII dan kelas IX MTs NU Salatiga tahun 2007/2008.

  6 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta, 1998, him. 67

  7 Sutrisno Hadi, Metodologi Researh, Andi Offset, Yogyakarta, 2000, him. 63

  8 Ibid., him. 701

  7 Sampel adalah bagian dari populasi yang dijadikan sasaran

  penelitian yang dianggap dapat mewakili populasi.10 1

  1 Mengenai teknik pengambilan sampel tidak ada ketentuan yang pasti berapa banyaknya. Menurut Suharsimi Arikunto, .. sekedar sebagai ancer-ancer bila populasinya besar bisa diambil antara 10-20% atau 20- 25%”. '1

  Untuk menghemat waktu, tenaga, biaya, maka penulis menetapkan besamya sampel 50% dari besamya populasi. Menurut hemat peneliti, populasi yang diambil termasuk populasi besar, maka sampel diambil sebanyak 50%, jadi dari 143 siswa diambil 50% diperoleh 71 siswa, sampel kemudian dibuat menjadi 70 siswa atau responden dengan rincian sebagai berikut:

  No Kelas Populasi Sampel

  1 Villa

  37

  18

  2 Vlllb

  36

  18

  35

  17

  3 IXa

  4 IXb

  35

  17 143

  70

  2. Variabel Penelitian . Penelitian ini melengkapi dua variabel yaitu prestasi belajar aqidah akhlak variabel pertiuuu ^

10 Sutrisno Hadi, op. cit., him. 70

  8

  a. Akhlak pada orang tua dengan indikator 1) Sopan kepada orang tua

  2) Patuh pada orang tua 3) Hormat dan taat serta suka membantu orang tua 4) Mendoakan orang tua12

  5) Loyalitas 6) Berkata lemah lembut kepada orang tua 7) Memelihara dan memperlakukan orang tua dengan baik

  b. Akhlak kepada teman dengan indikator 1) Membantu teman yang tertimpa musibah 2) Menghormati sesama teman13 3) Berbagi kebaikan dengan teman 4) Kasih sayang sesama teman 5) Saling tolong menolong 6) Tidak bersikap sombong

  Dan perilaku keagamaan sebagai variabel kedua (P) dengan indikator: a. Hamblurpina Allah

  # 1) Mengucapkan kalimat-kalimat tauhid 2) Menjalankan sholat fardhu setiap hari dan berjama’ah

  3) Menjalankan sholat sunnah qobliyah dan ba’diyah 4) Menjalankan puasa di bulan Ramadhan

12 Muhaimidi Tatapangarsa, Akhlakyang Mulia, PT. Bina Ilmu, Surabaya, 1991, him. 96

  9 5) Menjalankan puasa sunnah 6) Membaca A1 Qur'an setiap saat

  b. Hablu minannas 1) Mengikuti pengajian

  2) Membiasakan perilaku jujur 3) Menghormati orang lain

  4) Membiasakan shodaqoh atau infaq 5) Bila bertemu orang mengucapkan sal am 6) Tolong menolong

  3, Metode Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa metode sebagai berikut: a. Metode Angket

  Metode angket menggunakan untuk mendapatkan data tentang perilaku keagamaan siswa kelas VIII dan kelas IX MTs NU Salatiga.

  b. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi ini digunakan untuk mendapatkan prestasi belajar aqidah akhlak siswa kelas VIII dan kelas IX MTs NU Salatiga.

  4. Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini untuk mengetahui distribusi masing-masing variabel digunakan rumus :

  P = — x 100%

  N

  10 Keterangan :

  P

  : Persentase

  F : Frekuensi N : Jumlah

  Untuk mcngctahui hubungan kcdua variabel lersebut digunakan rumus product moment.

  = _______ N -ZXY -(ZX){ZY)_______

  J \ N - - L X } - I Y 2

  Keterangan :

  

rxy : Koellsien korelasi antara variabel X dan variabel Y

N : Jumlah responden X : Skor item mala pelajaran aqidah akhlak Y : Skor item perilaku keagamaan

  ZX2 : Jumlah 1. ' ■ item Z) 2

  : Jumlah kuadrat skor total

  (i. Sisteniatika Pcnulisan Skripsi

  Skripsi ini akan penulis susun dengan sisteniatika sebagai berikut :

  BAB 1 PENDAHULUAN A. l.atar Belakang Masalah B. Penjelasan Istilah C. Rumusan Masalah D. l ujuan Masalah

  w

  C. Ilipoiesis

  F. VIetode Penelitian G. Sistemalika Pcnulisan Skripsi.

  BAB Ii LANDASAN TKORI A. Preslasi Bela jar Aqidah Aklilak

  1. Pengertian

  2. Dasar-dasar Pendidikan Aqidah Aklilak 3. 1'ujuan Pendidikan Aqidah Aklilak

  13. Perilaku Keaganiaan

  1. Pengeman

  2. Macam-niacam Perilaku Keaganiaan

  3. Faktor-faklor yang Mempcngaruhi Perilaku Keaganiaan

  C. Pengaruh Preslasi lielajar Aqidah Aklilak terhadap Perilaku Keaganiaan

  BAB III LAPORAN HASH. PENELITIAN A. Gambaran Uniuni MTs NIJ Salatiga

  1. Sejarah Berdirinya M i’s NIJ Salatiga

  2. Lctak Geogralls

  3. Struktur Organisasi

  4. Keadaan Guru dan Karyawan

  5. Keadaan Sisvva dan Fasilitas

  12 B. Hasil Penelitian

  1. Data Hasil Dokumentasi tentang Prestasi Belajar Aqidah Akhlak

  2. Data Hasil Angket tentang Perilaku Keagamaan siswa MTs NU Salatiga

  BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Pertama B. Analisis Kedua C. Analisis Ketiga D. Analisis Lanjut BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Diskiisi C. Saran-Saran D. Penutup

  BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prcstasi Bclajar Aqidah Akhlak

  1. Pengertian

  a. Prestasi Prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya).1 Dalam kaitannya dengan penelitian ini, prestasi belajar aqidah akhlak yang merupakan bagian dari jenis pendidikan umum dalam struktur Madrasah Tsanawiyah (MTs).

  b. Belajar Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.2

  Belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-nilai sikap perubahan itu bersifat relatif konsisten dan berbekas.3 Pendapal Morgan dalam buku Psikologi Pendidikan oleh

  Ngalim Porwanto mengemukakan belajar adalah setiap perubahan

  1 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, cet. 2, Balai Pustaka Jakarta, 1989, him. 700

2 Ibid., him. 700 3 W.S. Winkel, Psikologi Pegajaran, Gramedia, Jakarta, 1987, him. 36.

  14 yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai hasil dari latihan dan pengalaman.4

  Beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah perbahan tingkah laku seseorang termasuk pikirannya, melalui nelaihan dan pengalaman yang sifatnya konstan.

  c. Aqidah Aqidah adalah keyakinan yang tersimpul dalam kokoh di dalam hati, bersifat mengikat dan mengandung suatu perjanjian.5 Atau dengan kata lain bahwa aqidah adalah membahas masalah keimanan.

  Dalam aqidah ini merupakan pangkal atau pokok dalam menentukan keimanan seseorang.

  Dalam masalah aqidah, kita sebagai hamba Allah SWT, diperintahkan untuk senatiasa mengesakan bahwa Allah SWT itu satu tidak mempunyai sekutu. Sebabagimana firman Allah :

  H jJ p CfJ) jjj a)j

  Artinya : Katakanlah: "Dici-lah Allah, vang Maha Esa, Allah adalah

  l uhan yang herganlung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada

  /

  

seorangpun yang setara dengan Dia"6

  4 M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1997, him. 84.

  

5 Abdul Qadir Atha, Rambu-Rcimbu Aqidah, Media Idaman, Surabaya, 1993, him.8.

  6 Departemen Agama Republik Indonesia, At Q ur’an dan Terjemah, Toha Putra,

  15

  d. Akhlak Men irut etimologi, kata akhlak berasal dan bahsa Arab

  akhlakun yang merupakan bentuk jamak dari mufrod khuluk, yang

  berarti tingkah laku, perangai, tabiat, watak, moral, etika, atau budi pekerti.

  Berikut ini penulis akan paparkan tentang pengertian akhlak menurut para ahli: 1) Prof. Dr. Omar Muhammad Al-Taumi A1 Syaibany

  Akhlak adalah kebiasaan sikap atau sikap yang mendalam dalam jiwa mana timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah dan gampang.7 8

  2) Ibnu Muskavvih Akhlak adalah keadain jiwa seseorang yang mendorong untuk melakukan perbuatan-perbuatan lanpa melalui pertimbangan n pikiran terlebih dahulu.

  Berdasarkan pengertian akhlak di atas maka penulis dapat menyimpulan bahwa akhlak adalah suatu kondisi atau si fat yang ada pada jiwa, menjelaskan arti baik dan sehirgga menjadi

  . kepribadian yang dari situ dapat menimbulan berbagai perbuatan yang seharusnya diperbuat.

  7 Omar Muhammad Al-Taumi A1 Syaibany, Filsafat Pendiclikcm Islam, Bulan Bintang, Jakarta, 1979, him. 319.

  8 Muhammad Amin, dkk., Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam, 1KIP Semarang Press,

  16

  2. Dasar Pendidikan Aqidah Akhlak Pelaksanaan pendidikan di Indonesia mempunyai dasar-dasar yang cukup kuat. Dasar-dasar tersebut dapai ditinjau dari segi: a. Yuridis atau Hukum

  Yakni dasar-dasar pelaksanaan pendidikan agama yang berasal dari peraturan perundang-udangan yang secara langsung atau tidak langsung dapat dijadikan pegangan dalam melaksanakan pendidikan agama di sekolah- sekolah atau lembaga-lembaga formal di Indonesia.

  Adapun dasar yuridis formal tersebut adalah sila pertama dari Pancasila yang berbunyai “Ketuhanan Yang Maha Esa”.9 Hal ini mengcmdung pengertian bahwa seluruh bangsa indonesia harus percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Untuk merealisasi hal tersebut maka perlu adanya pendidikan agama pada anak-anak karena tanpa adanya pendidikan agama akan sulit untuk mewujudkan sila pertama dari paneasila.

  Dalam UUD 1945 pada bab XI pasal 29 ayat 1 dan 2 berbunyi: 1) Negara berdasarkan alas Ketuhanan Yang Maha Esa

  2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk benoadat menurut agama dan kepercayaan ilu10

  Dari pasal tersebut mengandung pengertian bahwa bangsa Indonesia harus beragama, melindungi umat beragama, menunaikan 9 ... Undang-Undone Dasar 1945 Hasil Amandemen l i 92-2002, Solo, him. 49.

  17 ajaran agama dan beribadah menurut agamanya masing-masing schunga diperlukan pendidikan agama.

  b. Religius Yaitu dasar dasar yang bersumber ^ari agama Islam yang tertera dalam A1 Qur'an maupun hadist. Menuiut ajaran Islam, melaksanakan pendidikan agama merupakan perintah dari Tuhan dan merupakan ibadah kepadanya sebagaimaua tersirat dalam:

  1) Surat An-Nahl 125 Artinya : Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu den gem

  hikmah dan pel ajar an yang baik dan ban tab lah mereka dengan car a yang baik.

  11 2) Surat Al-Imron 104

  • -u ' '

  ,r7T n " >

  (J j A* I j S s l J j

  Artinya: Dan hendaklah ada di anlara kamu segolongan umat

  yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yewr mf dan mencegah dari yang munkar12

  3) AI hadist diriwayatkan oleh Imam Muslim:

  o^aA\ P j J j j )l\ y L*

  Artinya : Tidaklah anak dilahirkan itu kecuali telah membawa

  fitrah, maka kedua orang tualah yang menjadikan anak

  11 Departemen Agama Rcpublik Indonesia, op. cit., him. 421

  12 Ibid., him. 93

  18

  tersebut beragama Yahudi, Nasrani ataupun beragama Majusi

  .13 4) Sosial Psikologis

  Semua manusia selalu membutuhkan adan>a pegangan hidup yaitu agama. Mereka mengakui adanya Dzat Yang Maha Kuasa, yaitu tempat mereka berlindung dan memohon pertolongan. Mereka merasa tenang dan tenteram hatinya kalau mereka dapat mendekatkan diri dan mengabdi kepauaNya.

  Hal ini sesuai dengan firman Allah surat Ar-Ra’du ayat 28: j J i J 1 jjjl u Artinya : Ingatlah, Many a dengan mengingat: Allah-lah hati

  menjadi tenleram.14

  Karena itu manusia selalu berusaha mendekatkan diri kepada Allah SWT, hanya saja cara mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa itu berbeda-beda sesuai dengan ajaran agama yang dianut. Itulah sebabnya bagi umat muslim diperiukan adanya mata mata pelajaran agar dapat mengarahkan fitrah manusia ke arah yang benar.

  3. Pqntingnya Pendidikan Akidah Akhlak Dalam Islam aqidah ialah iman atau kepercayaan. lman ialah segi teoritis yang ditunlut pertama-tama dan terdahulu dari segala sesuai untuk dipercayai dengan suatu keimanan yang tidak boleh dicampuri oleh

  lj Achmad Sunarto dkk, Tarjamah Shahih Bukhori, Asy Syifa’, Semarang, 1993, him. 291

  19 keragu-raguan dan dipengaruhi oleh persangkaan selain manusia harus memiliki kepercayaan yang benar, kepercayaan (iman) itu sendiri sangat perlu bagi manusia dalam hidupnya. Kepercayaan merupakan pelita hidup, tanah tempat berpijak dan tempat bergantung. Banyak manusia yang kehilangan lujuan hidup menjadi sesat karena ketiadaan iman.

  Menurut ajaran Islam berdasarkan praktek Rasulullah, pendidikan akhlakul karimah adalah faktor penting dalam membina suatu ummat atau membangun suatu bangsa. Akhlak dari suatu bangsa itulah yang menentukan sikap hidup dan laku perbuatan.15

  Di sekolah madrasah tsanawiyah pelajaran aqidah akhlak dalam satu minggu ada dua kali pertemuan, materinya meliputi tentang peningkatan keimanan kepada kitab-kitab Allah SWT, meningkatkan keimanan kepada Rasul-rasul Allah SW I', memakai mu’jizat dan kejadian luar biasa lainnya, dan perilaku kehidupan Nabi Muhammad saw dengan tujuan agar siswa, antara lain : a. Menjelaskan tentang kitab dan shuhuf

  b. Menyebutkan keislimewaan Al Qur'an

  c. Mempertebalkan keimanan terhadap kitab-kitab Allah SWT

  d. .Meneladani sifat-sifat Rasul Allah SWT

  e. Menunjukkan contoh mu’jizat yang diberikan kepada para Nabi dan Rasul

  20

  f. Mengetahui si fat-si fat utama Nabi Mahammad saw yang patut diteladani.16 Dengan materi di atas siswa akan mengetahui dan memahami tentang kitab-kitab Allah yang lain selain A1 Qur'an, dan sifat-s'fat Rasul

  Allah SWT yang belum diketahui oleh siswa dengan ini siswa bisa mencontoh si fat-si fat Rasul kesehariannya, baik di sekolah maupun di rumah.

  4. Tujuan Pendidikan Akidah Akhlak Setiap aktifitas pasti mempmyai tujuan, demikian pula mala pelajaran juga mempunyai tujuan. Adapun yang menjadi tujuan mata pelajaran adalah mencapai kebahagian hidup di dunia maupun akhirat.

  O l j - P G ij l o j j l G j I*. G j j <7

  ^

  j U I

  • * Artinya : “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan

  kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka"

  17 Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dal am rangka mencerdaskan kehidupm bangsa, bertujuan utuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada

16 T.p., Fatwa (Faham, Terampil, Tuqwa) Materi Aqidah Akhlak (LKS), PT. Obor Sewu Mandiri, Surakarta, t.t.

  21 Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggug jawab.

  B. Perilaku Keagamaan

  1. Pengertian Menurut pengertian bahasa perilaku adalah tantangan atau reaksi individu yang terwujud dalam gerakan (sikap) tidak saja badan atau ucapan. Secara istilah perilaku identik dengan tingkah laku dan perbuatan. Tingkah laku hubungannya dengan menggunakan sikap.

  Dimana sikap merupakan kecenderungan untuk berperilaku dengan cara- cara tertentu. Karena kecenderungan untuk memotifikasikannya sehingga timbul perbuatan. Jadi perbuatan adalah aktivitas tubuh yang mempunyai tujuan tertentu baik berupa gerakan tangan, bibir, maupun anggota badan lainnya.

  Sedangkan yang dimaksud dengan keagamaan adalah segala aklilitas baik yang berkenaan dengan sikap perasaan, eara berfikir, maupun perbuatan dengan berdasark in peraturan yang diajarkan oleh

  Islam, karena didorong oleh keyakinan dan kitaqwaan terhadap nilai-nilai kebenaran yang d.kandungnya.

  Dengan kata lain perilaku keagamaan adalah perbuatan seseorang dalam bentuk pengabdian kepada Allah atau ibadah ritual dan perbuatan *

  ls Depdikbud, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, cet. Ill, 1990,

  22 seseorang dengan sesama manusia atau muamalah, berarti pengertian perilaku keagamaan dapat pula disebut sebagai aktivitar. ibadah.

  2. Macam-macam perilaku keagamaan Dalam konsep Islam, pendidikan dimulai dari buaian ibu dan berakhir hingga Hang lahat. Pendidikan seumur hidup (life long education) jelas mengakui pendidikan dalam keluarga yang merupakan pendidikan avval dan menempati posisi yang sangat penting dan mendasar sebagai pondasi atau penyangga pendidikan anak.

  Adapun macam-maeam perilaku keagamaan adalah :

  a. Menjalankan shalat Shalat adalah merupakan ibadah yang sangat utama, yakni sebagai barometer tingkat keagamaan seseorang.

  Shalat yang dikerjakan dengan baik akan menjadikan pribadi yang berperilaku baik serta akan menjauhi dari segala kemungkaran ataupun kekejian dan shalat hendi.knya dikerjakan tepat waktu. Allah berfirman: Artinya : Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan

waktunya alas orang-orang yang beriman .

  Setelah membiasakan anak shalat tepat waktu, hendaknya anak dilatih untuk shalat beijama’ah. 1

  9

19 Departemen Agama Republik Indonesia, op. cil., him. 138

  23 Rasulullah bersabda: y / u * * o )h * £ > o ) h + 0

   jJjJl JJaA AP 1*^-1

  Artinya : Shalat jama 'ah itu melehihi shalat sendirian dengan dua puluh iujuh derajat.

  b. Puasa Puasa menurut bahasa adalah menahan diri dari segala sesuatu seperti makan, menahan bicara (yang tidak baik), dan segala sesuatu yang membatalkan puasa. Sedangkan menurut agama Islam puasa adalah menahan diri dari suatu yang membukakan, satu hari lamanya mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari dengan niat dan beberapa syarat.21

  Allah SWT berfirman :

  > f J j a J k c 4 i.

  (cj|5 0 ^ 4 ^ 1 :3 ^ ^ jjA ]' Artinya : llai orang-orang yang beriman, diwajibkan alas kamu

  berpuasa sebagaimana diwajibkan alas orang-orang

sc be I urn kamu agar kamu berlakwa22

  l)i samping puasa vvajib Rasul juga menganjurkan kepada

  • kaum muslim untuk melaksanakan puasa sunah yang mana vvaktunya sudah ditentukan.

  11 Achmad Sunarlo, dkk., Terjemah Shuhih Bukhari, Asy Syifa’, Semarang, 1992, him. 412

  1 Sulaiman Rasyid, Fiqh Islam, Sinar Baru, Bandun», .989, him. 210

  24

  c. Mengikuti pengajian Mengikuti pengajian meiupakan kegialan keagamaan yang penting bagi umat Islam. Memberi contoh anak mengikuti pengajian adalah salah satu bentuk mendidik anak. karena dengan pengajian akan menambah pengetahuan anak tentang nilai-nilai ajaran agama yang harus dilaksanakan dan tingkatnya, dalam kehidupan sehari-hari.

  Mengajak anak mengikuti pengajian merupakan salah satu anjuran untuk berbuat kebaikan.

  Allah berfirman : is Artinya : Serulah (manusia) kepada jalrn Tuhan-mu dengan hikmah

  dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan car a yang baik.~}

  d. Membaca A1 Qur'an A1 Qur'an adalah kitab suci yang terakhir diturunkan Allah dan isinya mencakup pokok-pokok syari’at yang terdapat dalam kitab-kitab sebelumnya. A1 Qur'an adalah merupakan sebaik-baik bacaan bagi orang-orang mukmin pada waktu susah atau pun gembira. Karena itu setiap orang yang mempercayai A1 Qur'an akan bertambah cinta kepadanya, sedans untuk membaca memahami, mengamalkan serta mengajarkannya.

  23

  25 Rasulullah saw. bersabda:

  Ajljs *lj3\ jJ —'J ^ V-^*^S*

  Artinya : mendengar Rasulullah saw bersabda : “Bacalah Al

  Qur'an karena pada ha, i kiamat kelak ia akan memberikan syafa ’al kepada orang-orang yang membacanya

  ”.24 Dengan demikian jelaslah membaca Al Qur'an itu merupakan amalan utama yang harus dilakukan oleh setiap manusia. Orang yang membaca Al Qur'an pada hari qiyamat akan memperoleft pembelaan dari Al Qur'an.

  e. Membiasakan perilaku jujur Yang dimaksud jujur adalah pemyataan sesuatu yang sesuai dengan kenyataan. Jujur merupakan akhlak utama dalam ajaran Islam, yang harus ditanamkan pada anak sedini mungkin, karena dengan bekal jujur inilah orang-orang akan percaya kepadanya.

  Allah berfirman : ^ *0^ \)&\ lyw-l l>

  Artinya : “Hai orang-orang yang beriman berta/cwalah kepada Allah

  dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar

  "25

  24 Adib Bisri Mustofa, Terjemah Shahih Muslim, Jilid I, CV. Asy Syifa’, Semarang, 1992, him. 972

25 Dcparlemen Agama Republik Indonesia, up. cit., him. 301

  26 Oleh sebab itu bersikap jujur kepada anak merupakan salah satu hal yang dapat menunjukkan kepada kebaikan. Sedangkan dusta atau berptira-pura akan menyesatkan dan mencelakakan anak.

  f. Tolong menolong dengan orang Iain Memberi bantuan kepada orang lain dan saling tolong menolong dalam kebaikan sangat dianjurkan, sebab seseorang akan saling membutuhkan antara yang satu dengan yang lain, sesuai dengan ajaran Islam kita dianjurkan untuk saling membantu sesama muslim.

  Karena sangat diperlukan dalam hidup dan kehidupan manusia, mengingat manusia tidak bisa hidup tanpa pertolongan orang lain.

  Allah her firman : Artinya: Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mongerjakan)

  kebajikan dan ta/cwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran . 26

  g. Menanamkan Si fat Sabar Arti sabar secara hakiki adalah menyerah kepada Allah dan menerima keletapan Allah dengan ridho Jan lapang dada.27 Manusia menjadi kuat dan teguh tatkala menghadapi bencana (musibah) Dengan kesabaran juga akan dapat mengendalikan diri dari rasa putus asa. Putus asa adalah suatu penyakit yang membahayakar pribadi setiap manusia.

26 Ibid., him. 137

  27 Allah dalam satu firmannya, mempersamakan antara si fat putus asa dengan sifat kekafiran. Sebab orang yang seperti itu tidak lagi mempunyai motif dalam hidupnya untuk berbuat baik atau untuk menghindari dosa kecil atau besar serta perbuatan-perbuatan lain yang tercela.

  Allah berfirman : Artinya: Jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah.

  Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir}*

  h. Haji Haji adalah rukun Islam yang kelima, suatu ibadah berkunjung ke ka’bah di tanah suci pada suatu masa tertentu untuk dengan sengaja mengerjakan beberapa amal ibadah dengan syarat-syarat tertentu dan atas dasar menunaikan panggilan perintah Allah SWT dan mengharap ridhaNya.

  Haji diwajibkan kepada setiap muslim yang telah memenuhi beberapa syarat-syarat itu ialah orang-orang Islam yang telah baligh, berakal sehat, mempunyai kebebasan dan kemerdekaan penuh serta memiliki kemampuan materiil yaitu kemampuan fisik, keuangan dan alat-alat transport, kewajiban mana adalah sekali dalam seumur hidup.

  Sebagaimana firman Allah SWT : *

  2S Departcmen Agama Republik Indonesia, up. cit., him. 362

  28 e ^

  a a j

  ^33 J) ^IJaLufi I ^HM J-P JJ

  Artinya: Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap

  Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadalxtn perjalanan ke Baitullah; Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesun^guhnya Allah Maha Kay a

(lidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.

  Ibadah haji mencerminkan kepulanganmu kepada Allah yang mutlak, yang tidak memiliki keterbatasan dan yang tak diserupai oleh sesuatupun jua. Pulang kepada Allah adalah sebuah gerakan menuju kesempumaan, kebaikan, keindahan, kekuatan, nilai dan fakta-lakta.

  Dengan melakukan peijalanan menuju keabadian ini engkau tidak akan sampai kepada Allah, Dia hanya memberikan petunjuk yang benar tetapi Dia bukan merupakan tujuan yang hendak dicapai.29 i. Zakat

  Zakat adalah salah satu rukun Islam yang lima. Demikian pentingnya ibadah ini, ia menduduki posisi ketiga sesudah shalat.

  Apabila kita perhatikan kedudukan zakat dun shalat di dalam rangka- rangka perumahan Islam, kita dapatilah bahwa kedua pokok ibadah ini .sangat benar berdampingannya. Tidak kurang dari 82 kali (tempat)

  Allah menyebutkan zakat beriringan dergan menyebut shalat, seperti salah satu firman Allah :

  2<) f U l > ^ 4lil !j I- .* i - 1 'X ^ 1 L

  Artinya : Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah

  Allah dengan memurnikan kelaalan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zalcat; dan yang demikian Ilulah agama yang lurus.™

  Hal ini memberi pengertian dan menunjukkan kepada kesempumaan perhubungan antara d’ia ibadat ini dalam hal keutamaannya dan kepentingannya yang pertama (yakni zakat) seutama-utama ibadat maliyah dan yang kedua (yakni shalat) seulama- utama ibadat badaniyah.'1