Hubungan antara biaya mutu dengan produktivitas : studi kasus pada PT. Macanan Jaya Cemerlang Klaten - USD Repository

  

HUBUNGAN ANTARA

BIAYA MUTU DENGAN PRODUKTIVITAS

Studi Kasus pada PT. Macanan Jaya Cemerlang Klaten

  

SKRIPSI

  Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Pendidikan Akuntansi Oleh :

  

Anggrid Yanuarista

NIM: 061334015

  

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2010

  

HUBUNGAN ANTARA

BIAYA MUTU DENGAN PRODUKTIVITAS

Studi Kasus pada PT Macanan Jaya Cemerlang Klaten

  

SKRIPSI

  Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Pendidikan Akuntansi Oleh :

  

Anggrid Yanuarista

NIM: 061334015

  

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2010

  

MOTTO

Manusia tidak masuk akal, tidak logis, dan egois. Bagaimanapun juga cintailah mereka.

  • Bila Anda berbuat baik, orang menuduh Anda mempunyai maksud tersembunyi.

  Bagaimanapun juga berbuat baiklah.

  • Bila Anda berhasil, Anda akan mendapat teman-teman yang palsu dan musuh-musuh yang sejati. Bagaimanapun juga raihlah keberhasilan.
  • Kejujuran dan keterusterangan membuat Anda rentan. Bagaimanapun juga jujurlah dan terusteranglah.
  • Kebaikan yang Anda lakukan hari ini besok akan dilupakan. Bagaimanapun juga berbuat baiklah.
  • Orang terkemuka yang mempunyai gagasan-gagasan paling hebat dapat ditembak oleh orang

  yang paling kerdil yang mempunyai pikiran paling picik. Bagaimanapun juga pikirkanlah yang hebat.

  • Orang bermurah hati kepada orang yang tertindas, tetapi hanya mengikuti para penindas.

  Bagaimanapun juga berjuanglah untuk orang-orang tertindas.

  • Apa yang Anda bangun selama bertahun-tahun mungkin dapat hancur dalam semalam saja.

  Bagaimanapun juga membangunlah.

  • Berikanlah milik Anda yang terbaik kepada dunia dan Anda akan disingkirkan.

  Bagaimanapun juga berikanlah milik Anda yang terbaik kepada dunia.

   “Any Way” Readers Digest, Des’ 82 Life is improvement,

  

PERSEMBAHAN

Dengan setulus hati skripsi ini kupersembahkan untuk: My Lord Jesus Crist, thanks God for all story, spiritual force and miracle in my life...

  • My lovely Mom & Papa tersayang terimakasih untuk doa & dukungannya, luv u...
  • Eyang kakung & Eyang putri, uncle & aunty, terimakasih untuk doa’nya...
  • Dede’ kecilku tercinta (Frinsus, Valentine, Agnez, Akriz, Michelle, Nassa, Arell, Naell,

  Miranthie, Mirandha, Satria), aku yakin kalian adalah penerus bangsa, Cap: “The Best Quality”

  • Special Just for my Numero Uno, I luv u not “Because..”, but I love u “Although..”
  • For Street “Sweet Thirty Four Community” Chiyo (Akriz), Ndy (Nindya), Ibeth (Liza), Berry Piwit (Rurie), Orion (rien salabim), Vita, you’r my best friends, Luv u all...
  • My Friend in the Klaberz City Galih, Adhie, Rucie, Danie, thanks for all...
  • Mitha, Iwa Gede, Mz Adi, Mz Rudi, De’Deci, Rendy, makasih buat dukungannya..
  • Penghuni Funky House..Reynoldy, Nicko, Prazz, Rickardus, Marcell, Fendy, thanks kawan buat doa kalian..

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 11 Maret 2010 Penulis,

  (Anggrid Yanuarista)

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

  Skripsi yang berjudul Hubungan Antara Biaya Mutu Dengan Produktivitas, studi kasus pada PT. Macanan Jaya Cemerlang Klaten ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

  Skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itulah penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada: 1.

  Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  3. Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma.

  4. Bapak Drs. F.X. Muhadi, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang telah dengan sabar dan bijaksana memberikan bimbingan dan pengarahan dari awal hingga akhir penulisan skripsi ini.

  5. Bapak S. Widanarto P, S.Pd., M.Si., selaku dosen penguji yang telah dengan sabar dan bijaksana memberikan pertanyaan-pertanyaan hingga penulis dapat dinyatakan lulus ujian sarjana.

  6. Bapak A. Heri Nugroho, S.Pd., M.Pd., selaku dosen penguji yang telah dengan sabar dan bijaksana memberikan pertanyaan-pertanyaan hingga penulis dapat dinyatakan lulus ujian sarjana.

  7. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Pendidikan dan Keguruan, yang telah membantu secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan proposal penelitian ini.

  8. Pimpinan PT. Macanan Jaya Cemerlang yang telah memberikan ijin untuk penelitian kepada penulis.

  9. Bapak R.A. Nugroho Septianto selaku HRD – GA Manager yang telah memberikan ijin untuk penelitian kepada penulis.

  10. Seluruh karyawan dan staf PT. Macanan Jaya Cemerlang Klaten yang telah memberikan dukungannya kepada penulis.

  11. Seluruh mahasiswa Universitas Sanata Dharma dan Politeknik LPP yang telah memberikan masukan dan kerjasama yang baik selama ini.

  Penulis

   (Anggrid Yanuarista)

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Anggrid Yanuarista Nomor Mahasiswa : 061344015

  Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya berjudul: Hubungan Antara Biaya Mutu Dengan Produktivitas, studi kasus pada PT. Macanan Jaya Cemerlang Klaten.

  Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

  Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 11 Maret 2010 Yang menyatakan (Anggrid Yanuarista)

  

ABSTRAK

Hubungan Antara Biaya Mutu Dengan Produktivitas

  

Studi Kasus pada PT Macanan Jaya Cemerlang Klaten

Anggrid Yanuarista

Universitas Sanata Dharma

  

Yogyakarta

2010

  Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) komposisi masing-masing elemen biaya mutu, (2) produktivitas berkait laba, dan (3) hubungan antara biaya mutu dan produktivitas pada PT. Macanan Jaya Cemerlang Klaten. Penelitian ini dilakukan bulan September sampai dengan November 2009.

  Langkah - langkah analisis data adalah sebagai berikut: (1) menghitung komposisi biaya mutu, (2) menghitung produktivitas berkait laba, (3) menentukan koefisien korelasi antara biaya mutu dengan produktivitas PT. Macanan Jaya Cemerlang Klaten dengan menggunakan analisis korelasi product moment dan uji signifikansi pada taraf 0,05.

  Hasil penelitian menunjukkan: (1) PT. Macanan Jaya Cemerlang telah memperhatikan pentingnya mutu, hal ini terlihat pada penurunan total biaya mutu tiap tahunya, dan adanya penurunan total biaya mutu terhadap total penjualan yang sudah berada di bawah 2,5 % dari total penjualan. Maksudnya bahwa peningkatan mutu di PT. Macanan Jaya Cemerlang dapat mempertahankan penjualan produk di pasaran sehingga produktivitasnya dapat dikatakan baik, (2) rasio produktivitas bahan dan tenaga kerja langsung semakin meningkat dari tahun ke tahun sehingga menghasilkan penambahan laba perusahaan, dengan kata lain dampak produktivitas di perusahaan meningkatkan total laba perusahaan, (3) terdapat hubungan negatif antara biaya mutu dengan produktivitas, terbukti dari hasil perhitungan to sebesar –3,469 lebih kecil dari - t α; n-2 sebesar -2,920. Jumlah total biaya mutu semakin menurun dari tahun ke tahun. Produktivitas berkait laba dari kedua masukan yang diteliti yaitu bahan dan tenaga kerja dapat dikatakan meningkat meskipun sedikit berfluktuasi. Terdapat hubungan negatif dan nyata antara biaya mutu dengan produktivitas sehingga hipotesis diterima, yaitu jika biaya mutu semakin rendah maka produktivitas semakin tinggi.

  

ABSTRACT

The Correlation Between Quality Cost and Productivity

  

A Case Study at Macanan Jaya Cemerlang Company Klaten

  Anggrid Yanuarista University of Sanata Dharma

  Yogyakarta 2010

  The purpose of this research is to know: (1) the composition of elements of quality cost, (2) profit related to productivity, and (3) the correlation between quality cost and productivity in PT. Macanan Jaya Cemerlang Klaten. This research was conducted from September to November 2009.

  The steps of data analysis are following: (1) calculating the composition of quality cost, (2) calculating the profit related to productivity, (3) determining the coefficient correlation between quality cost and productivity in PT. Macanan Jaya Cemerlang Klaten by using product moment correlation analysis and significant test at level of 0,05.

  The result of this research shows; (1) PT. Macanan Jaya Cemerlang has considered the importance of quality. It can perceived from the decline of total quality cost annually, and the decline of total quality cost towards the total of trade that has been under 2,5% from total of trade. It means that the increase of quality in PT. Macanan Jaya Cemerlang can be able to maintain the product sales in market; thus its productivity can be considered well; (2) the productivity ratio of material and direct labor increase years by years. It results the additional profit to the company; in the other word, the impact of productivity in company increases the total of company profit; (3) there is negative correlation between the quality cost to total of company profit. It can be perceived from the result of to calculation of -3,469 is smaller than – t

  α; n-2 of -2,920. The total amount of quality cost decreases years by years. The profit related productivity from both studied inputs, i.e. the material and labor increase although slightly fluctuate. There is negative and significant correlation between quality cost and productivity. This hypothesis is accepted, if quality cost is lower, the productivity increases.

  

DAFTAR ISI

  Halaman HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii HALAMAN MOTTO ......................................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................. vi KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................... ix ABSTRAK ........................................................................................................... x

  ........................................................................................................... xi

  ABSTRACT

  DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvi

  BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................ 1 A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1 B. Batasan Masalah .........................................................................

  4 C. Rumusan Masalah ......................................................................

  4 D. Tujuan Penelitian .......................................................................

  5 E. Manfaat Penelitian .....................................................................

  5

  Halaman BAB II. TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................

  6 A. Tinjauan Teoritik..........................................................................

  6 1. Pengertian Mutu ...................................................................

  6 2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mutu ...........................

  8 3. Pengertian dan Klasifikasi Biaya Mutu ............................... 11 4.

  Biaya Mutu Optimal ............................................................ 19 5. Manfaat Informasi Biaya Mutu ............................................ 22 6. Produktivitas ........................................................................ 22 7. Mutu dan Produktivitas ........................................................ 29 B. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan .........................................

  30 C. Kerangka Berpikir ...................................................................... 31

  D. Rumusan Hipotesis ..................................................................... 33

  BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 34 A. Jenis Penelitian ........................................................................... 34 B. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................

  34 C. Subjek dan Objek Penelitian ......................................................

  34 D. Sampel .........................................................................................

  35 E. Variabel Penelitian .....................................................................

  35 F. Pengumpulan Data .....................................................................

  38 G. Teknik Analisa Data ...................................................................

  39

  Halaman

  BAB IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ......................................... 44 A. Sejarah Berdirinya Perusahaan........................................................... 44 B. Lokasi Perusahaan ............................................................................ 45 C. Tujuan didirikannya Perusahaan ....................................................... 47 D. Struktur Organisasi ........................................................................... 49 E. Keuangan ........................................................................................... 57 F. Personalia ......................................................................................... 57 G. Produksi ............................................................................................. 60 H. Proses Produksi ................................................................................ 60 I. Pemasaran .......................................................................................... 63 BAB V. DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN .. 64 A. Deskripsi Data ................................................................................... 64 B. Analisis Data . ................................................................................. 71 C. Pembahasan ....................................................................................... 90 BAB VI. PENUTUP ......................................................................................... 98 A. Kesimpulan ........................................................................................ 98 B. Keterbatasan ..................................................................................... 99 C. Saran .................................................................................................. 99 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 101 LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL

  Halaman Tabel 1 Data Jumlah Produksi ..............................................................................

  64 Tabel 2 Data Jumlah Penjualan ............................................................................

  65 Tabel 3 Data Jumlah Jam Kerja dan Tarif per Jam Tenaga Kerja Langsung .....

  66 Tabel 4 Data Jumlah Pemakaian Bahan Baku ......................................................

  67 Tabel 5 Harga Bahan Baku per Kilogram ............................................................

  68 Tabel 6 Data Biaya Mutu .....................................................................................

  69 Tabel 7 Biaya Mutu .............................................................................................. 72 Tabel 8 Komposisi Biaya Mutu Terhadap Total Biaya Mutu .............................. 75 Tabel 9 Komposisi Biaya Mutu terhadap Total Penjualan ................................... 78 Tabel 10 Rasio Produktivitas Bahan dan Tenaga Kerja Langsung ...................... 79 Tabel 11 KNP Bahan dan Tenaga Kerja Langsung .............................................

  81 Tabel 12 Biaya KNP Bahan dan Tenaga Kerja Langsung ...................................

  82 Tabel 13 BKS Bahan dan Tenaga Kerja Langsung .............................................

  84 Tabel 14 Dampak Produktivitas Berkait Laba .....................................................

  86 Tabel 15 Kenaikan Rasio .....................................................................................

  87 Tabel 16 Hubungan Antara Biaya Mutu dengan Produktivitas ...........................

  89 Tabel 17 Data Jumlah Produksi tahun 2004-2008 ............................................... 105 Tabel 18 Jumlah Penjualan tahun 2004-2008 ....................................................... 106 Tabel 19 Jumlah Jam Kerja dan Tarif Tenaga Kerja Langsung per Jam ............. 107

  Tabel 21 Jumlah Pemakaian Bahan tahun 2004-2008 ......................................... 108 Tabel 22 Biaya Mutu tahun 2004.......................................................................... 110 Tabel 23 Biaya Mutu tahun 2005.......................................................................... 111 Tabel 24 Biaya Mutu tahun 2006.......................................................................... 112 Tabel 25 Biaya Mutu tahun 2007.......................................................................... 113 Tabel 26 Biaya Mutu tahun 2008.......................................................................... 114

  

DAFTAR LAMPIRAN

  Halaman Lampiran 1. Pedoman Wawancara ...................................................................... 102 Lampiran 2. Data Penelitian ................................................................................. 105 Lampiran 3. Struktur Organisasi ........................................................................... 115 Lampiran 4. Surat Keterangan Ijin Penelitian ...................................................... 116

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Globalisasi membawa dampak yang besar bagi perkembangan dunia

  industri. Pasar semakin luas, peluang ada dimana-mana, namun sebaliknya persaingan semakin ketat dan sulit. Pasar dibanjiri oleh berbagai macam produk sejenis namun berlainan merk yang berusaha merebut posisi pasar. Banyaknya produk yang memasuki pasar menjadikan konsumen selektif dalam memilih produk. Produk yang bermutu tinggi dengan harga yang relatif murah tentunya lebih mudah memperoleh posisi pasar. Dengan kata lain, produk yang memiliki daya saing tinggi akan mampu menguasai pasar. Hal ini mendorong perusahaan untuk meningkatkan kemampuannya agar dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya, perusahaan harus dapat bersaing dengan perusahaan lainnya. Untuk itu perusahaan harus mampu menentukan strategi bersaing apa yang mesti dilakukan agar dapat menang dalam persaingan tersebut.

  Perusahaan akan semakin meningkat dengan adanya perusahaan- perusahaan yang mampu berproduksi secara lebih efisien dan menghasilkan produk dengan daya saing yang tinggi. Perusahaan harus mampu bersaing agar dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Kemampuan perusahaan dalam persaingan ditentukan oleh mutu dan harga produk yang dihasilkan. Perusahaan yang memperhatikan mutu produknya dapat menghasilkan penghematan yang besar sehingga dapat meningkatkan laba.

  Tetapi tujuan perusahaan dalam menghasilkan produk atau jasa tidak hanya diarahkan untuk memperoleh tingkat keuntungan yang tinggi melainkan juga harus memperhatikan tingkat mutu produk yang dihasilkan.

  Mutu produk dapat diukur berdasarkan biayanya yang sering disebut biaya mutu. Biaya mutu adalah biaya yang terjadi atau mungkin terjadi karena mutu yang buruk. Biaya mutu berkaitan dengan penciptaan, pengidentifikasian, perbaikan, dan pencegahan kerusakan. Kegiatan biaya mutu dilaksanakan untuk mencegah atau mendeteksi mutu yang tidak sama. Jika biaya pencegahan dan penilaian naik lebih dulu dibanding biaya kegagalan eksternal dan internal maka biaya mutu akan naik, dan produktivitas akan turun. Begitu juga sebaliknya, maka dengan kata lain antara biaya mutu dengan produktivitas terdapat hubungan negatif. Dalam suatu usaha menghadapi persaingan yang ketat sedapat mungkin diusahakan peningkatan mutu sehingga biaya mutu dapat dikurangi untuk menghasilkan produk dengan mutu tinggi.

  Penyempurnaan mutu menawarkan manfaat ekonomik yang signifikan. Jika penyempurnaan mutu tersebut secara serempak dapat diikuti oleh penyempurnaan produktivitas sifatnya berhubungan, dan kenyataannya kedua hal tersebut merupakan isu-isu strategi penting dalam lingkungan pemanufakturan maju. Perusahaan harus berusaha secara berkesinambungan untuk menyempurnakan mutu dan produktivitas. Perbaikan mutu dapat meningkatkan produktivitas maupun sebaliknya. Sebagai contoh, apabila pengulangan kerja berkurang karena berkurangnya unit produk cacat, maka sedikit tenaga kerja dan bahan baku yang digunakan untuk menghasilkan output yang sama.

  PT Macanan Jaya Cemerlang merupakan perusahaan penerbit dan percetakan barang, yang berupa buku pelajaran dan majalah. Perusahaan ini menyadari pentingnya mengadakan pengawasan terhadap mutu. Mutu merupakan salah satu faktor utama dalam proses percetakan karena dalam proses tersebut tidak diperkenankan untuk membuat kesalahan yang berakibat pada rendahnya mutu produk dan menurunnya produktivitas. Untuk itu sebelum kesalahan-kesalahan itu terjadi harus diperlukan upaya pengendalian biaya mutu.

  Mutu dan produktivitas merupakan kunci keberhasilan dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat. Dengan memusatkan diri pada mutu dan produktivitas perusahaan akan tetap bersaing dalam pasar dunia, karena perusahaan yang menekankan mutu akan dapat meningkatkan mutu dalam suatu masa hal itu telah menghasilkan peningkatan produktivitas. Oleh karena itu penyempurnaan mutu dan peningkatan produktivitas harus selalu berjalan beriringan.

  Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: ”Hubungan Antara Biaya Mutu

  Dengan Produktivitas”.

B. Batasan Masalah

  Dalam penulisan ini, penulis membatasi masalah sebagai berikut: 1.

  Data yang diambil dalam penelitian adalah data bulanan tahun 2004-2008 tepatnya 60 bulan dengan pertimbangan bahwa data tersebut adalah data paling akhir yang dikeluarkan perusahaan untuk penelitian dan rentang waktunya tidak terlalu lama sehingga lebih akurat.

  2. Produktivitas tenaga kerja langsung, penulis membatasi pada tenaga kerja yang terlibat langsung dalam proses produksi yaitu tenaga kerja bagian produksi.

3. Produktivitas yang akan dibahas adalah produktivitas berkait laba.

C. Rumusan Masalah 1.

  Bagaimana komposisi masing – masing biaya mutu di PT. Macanan Jaya Cemerlang Klaten periode 2004 – 2008? 2. Bagaimana produktivitas berkait laba pada PT Macanan Jaya Cemerlang

  Klaten periode 2004 – 2008? 3. Bagaimana hubungan biaya mutu dengan produktivitas berkait laba pada PT.

  Macanan Jaya Cemerlang Klaten?

  D. Tujuan penelitian

  Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) komposisi masing – masing elemen biaya mutu, (2) produktivitas berkait laba, dan (3) hubungan antara biaya mutu dan produktivitas berkait laba pada PT. Macanan Jaya Cemerlang Klaten.

  E. Manfaat Penelitian

  Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah: 1.

  Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan berguna sebagai sumbangan pemikiran dan masukan bagi manajemen perusahaan dalam menentukan kebijakan biaya mutu, khususnya dalam hubungannya dengan produktivitas.

  2. Bagi Penulis Menerapkan teori-teori yang diterima selama kuliah ke dalam praktek yang sebenarnya, dan menambah pengetahuan dalam bidang akuntansi manajemen, khususnya biaya mutu.

  3. Bagi Universitas Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi untuk penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan penelitian ini, memberi gambaran pada penelitian yang berhubungan serta dapat digunakan sebagai bahan kepustakaan pada Universitas Sanata Dharma.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritik 1. Pengertian Mutu Dewasa ini persaingan dalam dunia usaha semakin ketat, para pelaku

  usaha semakin dihadapkan pada berbagai masalah yang harus ditangani secara cermat dan tepat. Seringkali permasalahan yang ada dapat ditimbulkan dari dalam maupun luar perusahaan, dan keduanya mempunyai pengaruh yang besar bagi keberhasilan perusahaan dalam pencapaian keputusannya. Salah satu tujuan perusahaan pada umumnya yaitu pencapaian laba yang maksimal, selain itu perusahaan juga harus menjaga kelangsungan hidupnya pada masa sekarang dan masa yang akan datang. Agar perusahaan semakin maju, mutu produk yang dihasilkan menjadi hal yang terpenting karena produk yang mutunya baik akan memberikan kepuasan kepada konsumen. Pada perusahaan yang menekankan produk bermutu tidak terlepas adanya biaya yang berkaitan dengan mutu, yaitu biaya mutu. Biaya mutu berhubungan dengan sub kategori dari kegiatan terkait mutu yaitu kegiatan pengendalian dan kegiatan produk gagal (kegiatan kegagalan). Kegiatan biaya mutu dilaksanakan untuk mencegah atau mendeteksi mutu yang tidak sama.

  Jika biaya pencegahan dan penilaian naik lebih dulu dibanding biaya kegagalan eksternal dan internal maka biaya mutu akan naik, dan produktivitas akan turun. Begitu juga sebaliknya, maka dengan kata lain antara biaya mutu dengan produktivitas terdapat hubungan. Karena mutu merupakan elemen yang terpenting dalam bersaing, oleh karena itu perusahaan akan terus berusaha meningkatkan mutu secara terus menerus atau rutin.

  Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, mutu didefinisikan sebagai baik atau buruknya sesuatu. Mutu adalah sesuatu yang diputuskan oleh pelanggan, mutu didasarkan pada pengalaman aktual pelanggan terhadap produk dan jasa. Mutu didefinisikan sebagai tingkat keunggulan dan dibedakan menjadi 2 (dua) jenis, yaitu (R.A. Supriyono, 1994 : 377): a.

  Mutu Rancangan (quality of design) Mutu rancangan adalah suatu fungsi sebagai spesifikasi produk.

  Sebagai contoh mobil merk BMW dan Suzuki mempunyai fungsi yang sama yaitu sebagai alat transportasi namun keduanya mempunyai mutu rancangan yang berbeda. Mutu rancangan yang lebih tinggi biasanya ditunjukkan oleh 2 (dua) hal, yaitu: (1) tingginya biaya pemanufakturan, dan (2) tingginya harga jual.

  b.

  Mutu Kesesuaian (quality of conformance) Mutu kesesuaian adalah suatu ukuran bagaimana suatu produk memenuhi berbagai persyaratan atau spesifikasi. Jika produk memenuhi spesifikasi rancangan produk tersebut cocok untuk dipergunakan. Sebagai contoh seorang pelanggan yang membeli jam tangan berlapis baja, mengharapkan bahwa jam tersebut berfungsi dengan baik dalam jangka waktu tertentu, namun ketika pertama kali dia memutar kunci jam tangan tersebut gagang putarannya patah, jenis penilaian mutu apa yang dibuat oleh pelanggan.

  Dari kedua jenis mutu tersebut di atas, mutu kesesuaian harus menerima tekanan yang lebih besar. Ketidaksesuaian untuk memenuhi persyaratan biasanya menimbulkan masalah besar bagi perusahaan. Jika para ahli mutu berbicara mengenai peningkatan mutu, mereka mengartikannya sebagai pengurangan kejadian ketidaksesuaian dengan harapan para pelanggan. Jadi untuk para ahli mutu, istilah mutu sinonim dengan kesesuaian untuk memenuhi persyaratan-persyaratan mengerjakannya secara benar saat pertama. Produk harus diproduksi sesuai dengan spesifikasi rancangannya. Persyaratan-persyaratan harus dipenuhi, jika produk ini tidak baik maka rancangannya harus dirubah.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Mutu

  Mutu produk dan jasa secara langsung dipengaruhi oleh sembilan faktor yang disebut “9M” sebagai berikut (A.V. Feigenbaum, 1989 : 54): a.

   Market (Pasar) Jumlah produk baru yang ditawarkan dipasar terus tumbuh dan bertambah dengan hasil pengolahan teknologi - teknologi baru.

  Sehingga setiap perusahaan bisnis harus lebih fleksibel dan mampu berubah arah dengan cepat karena keadaan tersebut mengakibatkan konsumen cenderung untuk meminta dan lebih selektif dalam memilih produk untuk memenuhi kebutuhannya.

  b.

   Money (uang) Biaya-biaya kualitas yang dikaitkan dengan biaya pemeliharaan dan perbaikan kualitas telah mencapai ketinggian yang tak terduga yang belum pernah terjadi sebelumnya. Kenyataan ini telah memfokuskan perhatian para manajer pada bidang biaya kualitas sebagai salah satu dari titik lunak tempat biaya operasi dan kerugian dapat diturunkan untuk memperbaiki laba.

  c.

   Management (manajemen) Tanggungjawab kualitas dapat didistribusikan menjadi beberapa kelompok khusus. Hal ini telah menambah beban manajemen puncak khususnya dipandang dari bertambahnya kesulitan dalam mengalokasikan tanggungjawab yang tepat untuk mengkoreksi penyimpangan dari persyaratan-persyaratan kualitas. d.

  Men (manusia) Spesialisasi bidang-bidang pengetahuan yang bertambah menciptakan suatu permintaan akan ahli teknik sistem pada semua bidang spesialisasi. Untuk bersama merencanakan, mencipta dan mengoperasikan berbagai sistem yang akan menjamin suatu hasil yang diinginkan.

  e.

  Motivation (motivasi) Motivasi akan tambahan hadiah uang para pekerja, memperkuat rasa keberhasilan di dalam pekerjaan mereka dan pengakuan yang positif bahwa mereka secara pribadi turut memberikan sumbangan atas tercapainya tujuan perusahaan. Hal ini membimbing ke arah kebutuhan yang tidak pernah ada sebelumnya yaitu pendidikan kualitas dan komunikasi yang lebih baik tentang kesadaran kualitas.

  f.

  Materials (bahan) Perlunya batasan yang ketat dan jelas dalam memilih bahan baku disebabkan biaya produksi yang harus ditekan dan persyaratan mutu harus dicapai perusahaan.

  g.

  Machines and mechanism (mesin dan mekanisasi) Semakin besar perusahaan melakukan mekanisasi dan otomatisasi untuk menurunkan biaya mutu yang baik akan menjadi semakin krisis. h.

  Modern information methods (metode informasi modern).

  Metode informasi dengan menggunakan informasi teknologi komputer adalah cara untuk mengendalikan mesin dan proses produksi sehingga sesuai dengan persyaratan mutu. i.

  Mounting product requirement (persyaratan proses produksi).

  Keamanan penting untuk meningkatkan mutu karena persyaratan yang harus dicapai menyebabkan perhatian harus konstan sehingga tidak ada faktor yang masuk dan menurunkan kehandalan proses atau sistem.

3. Pengertian dan Klasifikasi Biaya Mutu

  Menurut R.A. Supriyono (1994: 379), biaya mutu adalah biaya yang terjadi atau mungkin akan terjadi karena mutu yang buruk. Sedangkan menurut Hansen and Mowen (1997: 7), biaya mutu adalah biaya yang timbul karena mungkin atau telah dihasilkan produk yang jelek mutunya. Dari kedua definisi tersebut penulis menyimpulkan bahwa biaya mutu adalah dasar untuk mengevaluasi investasi dalam program mutu yang dinyatakan dalam pengertian perbaikan biaya, peningkatan laba dan lainya, yang intinya biaya mutu adalah landasan ekonomi untuk sistem mutu. Definisi ini mengimplikasikan bahwa biaya mutu berhubungan sub kategori dari kegiatan terkait dengan mutu: kegiatan pengendalian dan kegiatan produk gagal (kegiatan kegagalan). Kegiatan pengendalian dilaksanakan oleh suatu organisasi untuk mencegah atau mendeteksi mutu yang jelek (karena mutu yang jelek mungkin terjadi).

  Sedangkan kegiatan produk gagal dilaksanakan oleh suatu organisasi atau oleh pelanggannya untuk merespon mutu yang jelek (mutu yang jelek memang sudah terjadi). Biaya mutu harus dikendalikan dengan tepat oleh suatu perusahaan, karena: a.

  Dengan meningkatnya biaya mutu maka hasil produksi akan semakin rumit.

  b.

  Meningkatnya kesadaran akan biaya daur hidup produk termasuk di dalamnya biaya pemeliharaan, tenaga kerja dan suku cadang.

  c.

  Adanya kebutuhan akan insinyur dan pengelola mutu yang secara efektif dapat membeberkan biaya produksi dalam bahasa manajemen umum, yaitu uang. Biaya mutu yang terlalu tinggi menyebabkan harga pokok produk tinggi, sehingga produk menjadi tidak kompetitif. Kalau hal ini terjadi dalam jangka panjang dapat menurunkan produktivitas dan kemampuan kompetitif perusahaan. Biaya mutu yang terlalu tinggi juga menunjukkan ketidakefisienan manajemen dalam mengelola perusahaan. Pengendalian biaya mutu dapat memotivasi departemen yang mampu bertanggungjawab terhadap program perbaikan mutu, karena biaya mutu dapat dijadikan standar atau ukuran prestasi. Jadi dapat disimpulkan bahwa biaya mutu merupakan alat bantu manajemen sebagai berikut:

  1. Metode penilaian efektivitas program mutu secara menyeluruh.

  2. Salah satu cara penentuan jumlah usaha optimal di antara berbagai tindakan yang berhubungan dengan mutu.

  3. Metode penentuan lingkup permasalahan dan prioritas tindakan.

  Agar biaya mutu dapat direncanakan, diukur dan dikendalikan maka diperlukan sistem akuntansi biaya mutu yang kemudian disajikan dalam laporan biaya mutu. Laporan biaya mutu dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan jangka pendek dan jangka panjang serta untuk mengevaluasi usaha yang telah dilakukan manajemen dalam rangka menjaga mutu produk.

  Menurut R. A. Supriyono (1994: 379), biaya mutu dapat diklasifikasikan menjadi 4 (empat) jenis biaya, yaitu:

  1. Biaya pencegahan Biaya pencegahan adalah biaya yang terjadi untuk mencegah mutu yang jelek pada produk atau jasa yang akan dihasilkan. Contoh: perencanaan mutu, pelaporan mutu, peninjauan desain, pemilihan dan evaluasi pemasok.

  2. Biaya penilaian Biaya yang terjadi untuk menentukan apakah produk dan jasa telah sesuai dengan persyaratan dan kebutuhan pelanggan.

  Contoh: biaya pemeriksaan bahan baku, pengawasan, penilaian proses, dan penilaian produk.

  3. Biaya produk gagal internal Adalah biaya yang terjadi karena produk dan jasa yang dihasilkan tidak sesuai dengan spesifikasi atau kebutuhan pelanggan dan dideteksi sebelum dikirim pihak luar. Contoh : pengerjaan ulang, penghentian mesin, pengujian ulang, dan perubahan desain.

  4. Biaya produk gagal eksternal Biaya produk gagal eksternal adalah biaya yang terjadi karena produk yang dihasilkan gagal memenuhi persyaratan dan kebutuhan pelanggan setelah barang dikirim kepelanggan. Contoh: kehilangan pelanggan karena produk jelek, biaya jaminan, dan perbaikan.

  Pada dasarnya biaya mutu dapat dibedakan menjadi 2 (dua) golongan berdasarkan sifat terjadinya, yaitu: (a) biaya pengendalian yang meliputi: biaya pencegahan serta biaya penilaian, (b) biaya kegagalan yang meliputi: biaya kegagalan internal dan eksternal.

  Berikut ini akan diuraikan unsur-unsur dari masing - masing kelompok biaya mutu di atas (A.V. Feigenbaum, 1989:105):

  1. Biaya pencegahan.

  a.

  Perencanaan mutu.

  Perencanaan mutu merupakan biaya yang berkaitan dengan menerjemahkan rancangan produk, persyaratan mutu konsumen yang dalam kendali pembuatan yang spesifik dalam mutu bahan, dan produk melalui metode, prosedur dan instruksi formal. b.

  Kendali proses.

  Merupakan biaya yang berkaitan dengan waktu yang digunakan oleh semua karyawan untuk menelaah dan menganalisis proses pembuatan produk.

  c.

  Perancangan dan pengembangan peralatan informasi mutu.

  Merupakan biaya yang dikaitkan dengan waktu, yang digunakan oleh karyawan untuk merancang dan mengembangkan pengukuran mutu produk dan proses, data, kendali, dan perlengkapan yang berkaitan.

  d.

  Pelatihan mutu dan pengembangan tenaga kerja.

  Pelatihan mutu merupakan biaya pengembangan dan pengoperasian program formal pelatihan mutu pada seluruh operasi perusahaan, yang dirancang untuk melatih karyawan dalam hal pemahaman dan penggunaan program-program dan teknik-teknik untuk kendali mutu dan keterandalan dan keamanan.

  e.

  Telaah rancangan produk.

  Telaah rancangan produk merupakan biaya pengevaluasian produk pra produksi untuk keperluan evaluasi mutu, keterandalan dan aspek keamanan rancangan. f.

  Pengembangan manajemen dan sistem kualitas.

  Pengembangan dan manajemen sistem merupakan biaya keseluruhan rekayasa sistem kualitas dan manajemen dan dukungan untuk pengembangan sistem kualitas.

2. Biaya penilaian a.

  Pengujian dan pemeriksaan terhadap bahan.

  Pengujian dan pemeriksaan bahan-bahan yang dibeli merupakan biaya yang dikaitkan dengan waktu yang digunakan untuk mengevaluasi kualitas bahan, juga menyertakan biaya pemeriksaan keliling ke pabrik- pabrik penjual untuk mengevaluasi bahan-bahan yang dibeli.

  b.

  Pengujian penerimaan laboratorium.

  Pengujian penerimaan laboratorium merupakan biaya semua pengujian yang dilakukan untuk mengevaluasi kualitas bahan yang dibeli.

  c.

  Penyiapan pengujian atau pemeriksaan.

  Menyiapkan pengujian atau pemeriksaan merupakan biaya yang dikaitkan dengan waktu yang dipakai untuk menyiapkan produk dan peralatan yang berkaitan dengan pengujian.

  d.

  Audit kualitas Audit kualitas merupakan biaya yang dikaitkan dengan waktu yang dipakai oleh karyawan untuk melakukan audit. e.

  Peninjauan rekayasa produk dan penyerahan pengiriman Pengiriman merupakan biaya yang dikaitkan dengan waktu yang dipakai untuk meninjau kembali data pengujian dan pemeriksaan sebelum penyerahan produk untuk dikirimkan.

  f.

  Pengujian lapangan Pengujian lapangan merupakan biaya yang dipergunakan pada waktu diadakan pengujian lapangan terhadap produk ditempat pelanggan sebelum penyerahan akhir. Biaya-biaya ini dapat termasuk biaya bepergian dan beban.

3. Biaya kegagalan internal a.

  Afkiran (scarp) Afkiran merupakan biaya bahan sisa atau tidak dipergunakan karena tidak mencapai tingkat kualitas yang diisyaratkan.

  b.

  Pengerjaan ulang Biaya pengerjaan ulang merupakan biaya yang dikeluarkan karena adanya produk cacat sehingga perlu dilakukan pengerjaan ulang agar produk tersebut mencapai kualitas yang diisyaratkan.

  c.

  Perubahan rancangan produk Biaya yang dikaitkan dengan waktu yang menyangkut perubahan rancangan produk agar sesuai dengan yang diharapkan. Biaya ini juga menyangkut bahan-bahan yang digunakan dalam rancangan produk. d.

  Downtime

  Downtime merupakan biaya karena ada kerusakan mesin ataupun

  terjadinya produk cacat sehingga mengakibatkan adanya waktu yang hilang.

4. Biaya Kegagalan Eksternal a.

  Keluhan dalam jaminan Keluhan dalam jaminan merupakan semua biaya untuk mengatasi keluhan lapangan yang spesifik dalam masa jaminan untuk penyelidikan, perbaikan atau penggantian.

  b.

  Keluhan di luar jaminan Biaya yang dapat dikategorikan dalam biaya yang tidak dapat diukur (hidden cost) karena dapat mengakibatkan hilangnya konsumen sehingga penjualan menjadi berkurang.

  c.

  Pelayanan produk Pelayanan produk merupakan semua biaya pelayanan produk yang diterima secara langsung yang diakibatkan oleh pengoreksian ketidaksempurnaan atau pengujian khusus atau pengoreksian terhadap kecacatan.

  d.

  Penarikan produk Penarikan produk merupakan biaya - biaya yang berkaitan dengan kerugian karena penarikan produk seperti biaya transportasi saat menarik produk, biaya pengembalian produk pada konsumen. e.

  Retur penjualan Perusahaan memberikan kesempatan kepada pelanggan yang mendapatkan produk rusak atau tidak sesuai dengan pesanan untuk melakukan retur atas barang yang dikirim. Perusahaan akan mengganti barang yang tidak sesuai dengan pesanan.

  Biaya yang timbul karena penarikan barang dari pelanggan, biaya pengiriman produk kembali ke pelanggan dan gaji karyawan yang menangani retur dimasukkan kedalam retur penjualan.

  Pengembalian barang karena kerusakan produk, yang dihitung sebesar harga jual yang digunakan oleh perusahaan, tidak termasuk dalam aktivitas mutu sehingga harus dipisahkan dari biaya retur penjualan.

4. Biaya Mutu Optimal

  Menurut R. A. Supriyono (1994: 382), para manajer bertanggungjawab untuk menilai tingkat optimal mutu dan untuk menentukkan jumlah relatif yang harus dikeluarkan untuk setiap kelompok tersebut. Dalam hal ini terdapat dua pandangan mengenai biaya mutu yang optimal, yaitu: (1) tingkat mutu yang dapat diterima (acceptable quality level), tingkat mutu ini didasarkan atas pandangan tradisional, (2) pengendalian secara total (total quality control), tingkat mutu ini didasarkan atas pandangan yang diadopsi dari perusahaan- perusahaan kelas dunia. Setiap pandangan menawarkan kepada para manajer mengenai informasi tentang bagaimana biaya-biaya mutu harus dimanajemenkan.

  Ada dua pandangan mengenai biaya mutu optimal yaitu pandangan tradisional dan pandangan kelas dunia (R.A. Supriyono, 1994: 382): a.

  Distribusi optimal biaya mutu: pandangan tradisional Menurut pandangan tradisional, distribusi optimal biaya mutu adalah keseimbangan optimal antara biaya pengendalian dan biaya kegagalan. Jika biaya pengendalian naik, biaya kegagalan akan turun. Selama penurunan biaya kegagalan lebih besar daripada kenaikan biaya pencegahan dan penilaian, maka perusahaan harus secara kontinyu meningkatkan usaha- usahanya untuk mencegah atau mendeteksi ketidaksesuaian unit-unit produk yang dihasilkan dengan persyaratan-persyaratannya. Pada akhirnya suatu titik akan dicapai, yang menunjukkan keseimbangan antara peningkatan biaya pencegahan dan penilaian dengan biaya kegagalan. Setelah titik tersebut, peningkatan usaha pencegahan dan penilaian mengakibatkan biaya yang lebih besar dari pada biaya penurunan kegagalan.

  Tanpa adanya perubahan dalam teknologi, titik tersebut mencerminkan tingkat minimum biaya mutu total. Standar mutu yang dianggap tepat dalam pendekatan tradisional adalah tingkat mutu yang dapat diterima (Acceptable

  Quality level, AQL ). AQL merupakan standar mutu yang sederhana yang