Efektifitas strategi pembelajaran kooperatif terhadap hasil belajar fisika untuk pokok bahasan besaran dan satuan - USD Repository

  

EFEKTIFITAS STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP

HASIL BELAJAR FISIKA UNTUK POKOK BAHASAN

BESARAN DAN SATUAN

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

  

Memperoleh gelar sarjana pendidikan

Program studi pendidikan fisika

Disusun oleh:

FREDY SESTYWAN

  

Nim : 041424043

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

2008

HALAMAN PERSEMBAHAN

  Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang sudah mendukung

dalam menyelesaikan tugas akhir. Dalam perjalanan hidup ini, kalimat-kalimat

dibawah ini sangat berarti bagi saya.

  ! "# $ %&' ( ) %*'

  • ,& * +,& * +,& * +,& * . -

  

ABSTRAK

Sestywan, F: ” Efektivitas Strategi Pembelajaran Kooperatif Terhadap Hasil Belajar

Fisika Untuk Pokok Bahasan Besaran Dan Satuan ”. Program Studi Pendidikan

Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas

Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta 2008.

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan

menggunakan strategi pembelajaran kooperatif dan minat siswa pada strategi

pembelajaran kooperatif.

  Penelitian ini dilaksanakan di SMP Kanisius Gayam Yogyakarta pada tanggal 18- 29 Juli 2008, dengan mengambil sampel sebanyak 23 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar (pretes dan postes) dan kuesioner minat. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah untuk mengetahui peningkatan

hasil belajar siswa digunakan tes hasil belajar (pretes dan postes) dan untuk mengukur

minat siswa terhadap strategi pembelajaran kooperatif digunakan kuesioner minat.

Data tes hasil belajar siswa yang diperoleh dianalisis dengan membandingkan skor

pretes dan skor post tes. Metode statistik yang digunakan untuk menganalisis data

tersebut adalah tes-t dependen dan independen. Sedangkan data skor minat siswa

terhadap strategi pembelajaran kooperatif diprosentasekan kemudian dikategorikan.

  Dari hasil penelitian diperoleh bahwa: (1) strategi pembelajaran kooperatif secara

efektif lebih dapat meningkatkan hasil belajar daripada strategi pembelajaran klasik

(ceramah) dan (2) minat seluruh siswa terhadap strategi pembelajaran kooperatif

dikategorikan sangat berminat.

  

ABSTRACT

Sestywan, F: “Cooperative Learning Strategy Effectiveness towards Physics

Learning Achievement of besaran dan satuan Main Subject”. Physics Education

  

Study Program, Department of Science and Mathematics Education, Faculty of

Teachers and Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta 2008.

  The research was aimed to investigate the improvement of students learning

achievement using cooperative learning strategy and students interest toward

cooperative learning strategy. This research was conducted in Kanisisus Gayam

Yogyakarta Junior High School at July,18-29 2008, by taking 23 students as samples.

The instruments which were used in this research were learning achievement test

(pretest and posttest) and interest questioner.

  The data gathering technique was conducted in two ways. First, learning

achievement test (pretest and posttest) was used to investigate the improvement of

students learning achievement. Second, interest questioner was used to measure

students interest toward cooperative learning strategy. The result of students learning

achievement test data was analyzed by comparing pretest and posttest scores. The

statistics methods which were used to analyze the data were dependent and

independent t-test. While the students interest score data toward cooperative learning

strategy was changed into percentage and then it was categorized

  The research result, it was obtained that: (1) cooperative learning strategy

effectively improved learning achievement than classic learning strategy (lecturing)

and (2) students interest toward cooperative learning strategy was categorized as

really interested.

  Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang selalu menyertai dan

membimbing saya dalam menyelesaikan skripsi ini dari awal sampai akhir

penyusunan skripsi yang berjudul ”Efektivitas Strategi Pembelajaran Kooperatif

Terhadap Hasil Belajar Fisika Untuk Pokok Bahasan Besaran Dan Satuan”.

  Tidak lupa juga saya ucapkan terima kasih kepada pihak lain yang telah

mendukung dan membantu saya dalam penyusunan skripsi ini. Rasa terima kasih ini

saya ucapkan kepada: 1.

  Bapak Drs. Domi Severinus, M.Si, selaku ketua jurusan pendidikan fisika.

  2. Bapak Dr. Paul Suparno,S.J., MST, selaku dosen pembimbing skripsi yang

selalu membantu dan membimbing dalam penyelesaian skripsi.

  3. Bapak Sunarjo dan Sugeng selaku staf sekretariat JPMIPA yang telah membantu selama proses perkuliahan dan kelancaran dalam menyelesaiakan skripsi.

  4. Semua dosen pendidikan fisika, yang selama ini telah membantu dan

membentuk saya menjadi seorang calon guru yang berkualitas.

  5. Semua guru SMP Kanisius Gayam Wuruk Yogyakarta, yang telah mendukung.

  6. Kepala Sekolah SMP Kanisius Gayam Wuruk Yogyakarta yang sudah memberikan ijin untuk melakukan penelitian dan nasehat – nasehat yang

diberikan kepada saya untuk menjadi seorang guru yang baik.

  8. Ayah dan ibu yang selalu memberikan semangat luar biasa, sehingga tidak ada kata putus asa untuk terus mencoba yang terbaik .

  9. Saudaraku, Boby, Dudy dan Pita yang selalu mendukung dalam doa dan memberi semangat untuk segera menyelesaikan skripsi.

  10. Buat teman spesialku, Dina Kurniawati. Terima kasih selama ini sudah mendukung dan membuat aku menjadi seorang yang berkarakter.

  11. Ion, Yosep, Eriy, San, Silvester yang selalu membuatku tersenyum dan selalu mempercayaiku untuk menjadi penasehat kalian.

  12. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu disini atas doa dan dukungannya.

  Penulis

  Halaman

HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ iii

HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................................. iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN......................................................... v

ABSTRAK............................................................................................................. vi

ABSTRACT........................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR............................................................................................ viii

DAFTAR ISI.......................................................................................................... x

DAFTAR TABEL.................................................................................................. xii DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................... xiii

  BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1 A.

Latar Belakang Masalah.................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah.......................................................................................... 3 C. Tujuan Penelitian............................................................................................... 3 D. Manfaat Penelitian............................................................................................ 4 BAB II DASAR TEORI........................................................................................ 5 A. Efektifitas Belajar.............................................................................................. 5 B. Belajar Dan Hasil Belajar.................................................................................. 6 C. Minat................................................................................................................. 9 D. Strategi Pembelajaran Kooperatif..................................................................... 11

  

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.......................................................... 35

A. Jenis Penelitian.................................................................................................. 35 B.

Populasi dan Sampel Penelitian........................................................................ 35

C.

Waktu dan Tempat Penelitian........................................................................... 36

D.

Treatmen........................................................................................................... 36

E.

Instrumen Penelitian......................................................................................... 41

F.

Validitas............................................................................................................ 49

G.

Metode Analisis Data........................................................................................ 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.................................... 56

A. Pelaksanaan Penelitian....................................................................................... 56 B.

Data Penelitian.................................................................................................. 58

C.

Analisis Data dan Pembahasan.......................................................................... 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN............................................................... 68

A.

Kesimpulan........................................................................................................ 68

B. Saran.................................................................................................................. 68 C. Keterbatasan Penelitian..................................................................................... 69

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 70

LAMPIRAN.......................................................................................................... 71

  

Tabel Halaman

Tabel 2.1 Besaran Pokok......................................................................................... 24Tabel 2.2 Besaran Pokok Dan Satuannya Dalam SI................................................ 26Tabel 2.3 Awalan-Awalan Untuk Satuan SI............................................................ 27Tabel 3.1 Aspek Dan Materi Pembelajaran Yang Ingin Dicapai Dalam pretes dan postes ........................... ...................................................................43Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner Minat...................................................................... 47Tabel 3.3 Penskoran Soal Uraian............................................................................. 51Tabel 3.4 Kriteria Minat Siswa................................................................................ 55Tabel 4.1 Skor Pretes Dan Postes Kelas Eksperimen.............................................. 58Tabel 4.2 Skor Pretes dan Postes Kelas Kontrol..................................................... 60Tabel 4.3 Skor Minat Siswa..................................................................................... 61Tabel 4.4 Analisis Data Kelas Eksperimen.............................................................. 63Tabel 4.5 Analisis Data Kelas Kontrol.....................................................................64Tabel 4.6 Analisis Skor Pretes Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol.....................65Tabel 4.7 Analisis Skor Postes Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol.....................66

  

Lampiran Halaman

Lampiran 1. Soal Pre Tes dan Post Tes…………………………………………... 72

Lampiran 2. Pedoman Jawaban Soal Pre dan Post Tes……………………………74

Lampiran 3 Kuesioner Minat................................................................................... 76

Lampiran 4. Lembar Pertanyaan Diskusi............................................................... 79

Lampiran 5 Daftar Skor Pretes Dan Postes............................................................. 83

Lampiran 6 Daftar Skor Minat Siswa.......................................................................86

Lampiran 7 Surat Keterangan Penelitian.................................................................. 88

Lampiran 8. Contoh Jawaban Kuesioner Minat....................................................... 90

Lampiran 9. Contoh Jawaban Soal Pretes Dan Postes............................................. 91

Lampiran 10. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)........................................93

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era informasi ini, segala macam informasi dapat diakses dengan mudah

  dan cepat. Internet adalah salah satu alat yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi yang sebanyak – banyaknya. Informasi yang diakses dapat berupa ilmu pengetahuan. Saat ini Indonesia sedang mengalami krisis sumber daya manusia yang menguasai ilmu pengetahuan. Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi tolok ukur untuk meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Salah satu cara penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi ini dapat dilakukan dengan pendidikan fisika.

  Pada batas – batas tertentu pendidikan fisika dapat mempersiapkan individu untuk meningkatkan kualitas hidup, mengatasi masalah – masalah sosial yang ada, membantu individu dalam memilih dan mengembangkan karir, serta membantu individu untuk mempelajari fisika lebih lanjut. Pada umumnya, orang

  • – orang yang memiliki latar belakang pengetahuan fisika yang cukup kuat lebih mampu mentransfer pengetahuannya kebidang – bidang diluar fisika. Oleh karena itu, pendidikan fisika perlu diberikan kepada para siswa pada setiap satuan

  Oleh karena betapa pentingnya pendidikan fisika di sekolah, maka telah banyak dilakukan perbaikan – perbaikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan fisika. Perbaikan ini dapat dilihat dari penyediaan perlengkapan alat – alat pembelajaran sains, penggunaan metode pembelajaran yang jitu, penyempurnaan kurikulum, penggunaan media pembelajaran yang relevan dan efektif, peningkatan kualitas guru dan lain – lain. Walaupun sudah banyak hal yang dilakukan untuk meningkatan pendidikan fisika di sekolah, pencapaian hasil belajar fisika di sekolah masih jauh dari harapan.

  Rendahnya pencapaian hasil belajar fisika ini dapat dilihat dari masih sulitnya siswa untuk mencapai nilai tertinggi dalam mata pelajaran fisika. Berdasarkan pengalaman peneliti waktu praktek mengajar di suatu sekolah. Banyak anak – anak yang mengerjakan tugas secara individu walaupun sudah diberi perintah untuk bekerja sama. Memang ada kalanya metode belajar sendiri secara individu perlu dilakukan, namun di Indonesia metode belajar secara individu ini sangat dominan, sehingga para siswa tidak mendapat pengalaman bagaimana bekerja dalam kelompok. Ada kecenderungan bahwa siswa Indonesia bertindak secara egois, senang menjatuhkan kawan, dan bahkan gembira ketika kawannya gagal dalam ulangan atau mendapat nilai jelek. Berbeda dengan para siswa Jepang yang sejak kecil sudah dibiasakan untuk bekerja dalam kelompok, sehingga orang Jepang terkenal dengan keunggulannya dalam team work, mampu bekerja sama, dan saling bahu – membahu untuk mencapai tujuan kelompok. Berdasarkan kenyataan tersebut peneliti tertarik untuk mengadakan penulisan penerapan strategi pembelajaran kooperatif yang diperkirakan dapat meningkatkan hasil belajar fisika. Sebagai pembanding dari pengaruh strategi tersebut, akan dilihat pengaruh strategi pembelajaran klasik, yaitu ceramah yang dilakukan secara bersama pada semester I tahun ajaran 2008/2009.

B. Identifikasi Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, muncul beberapa pertanyaan, yaitu:

  1. Apakah pembelajaran fisika dengan strategi pembelajaran kooperatif efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa?

  2. Bagaimana minat siswa pada strategi pembelajaran kooperatif ? C.

   Tujuan Penelitian

  Sesuai dengan masalahnya, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1. Efektivitas strategi pembelajaran kooperatif dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Minat siswa pada strategi pembelajaran kooperatif.

D. Manfaat Penelitian 1.

  Memberikan informasi berharga bagi guru dan calon guru tentang strategi pembelajaran kooperatif dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

  2. Memberikan informasi tentang minat siswa terhadap strategi pembelajaran kooperatif. Sehingga dengan mengetahui minat siswa , maka guru dapat menerapkan strategi pembelajaran ini dengan lebih kreatif atau menggantinya dengan strategi pembelajaran yang lain untuk lebih meningkatkan minat siswa.

  3. Melalui strategi pembelajaran kooperatif ini, siswa dapat belajar bekerja sama dengan dengan kawannya. Hal ini akan menolong para siswa yang mempunyai kesulitan dalam berinteraksi sosial dengan kawannya. Berinteraksi sosial yang dimaksud adalah keinginan siswa untuk berdiskusi, bertanya, menjawab pertanyaan dan berpendapat, dll.

BAB II PENDAHULUAN A. Efektivitas Belajar Kualitas dapat dimaknai dengan istilah mutu atau keefektifan. Secara definitif

  efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan atau sasarannya (Etzioni,1964 dalam Riyana, 2006:1).

  Efektivitas sesungguhnya merupakan suatu konsep yang lebih luas mencakup berbagai faktor di dalam maupun di luar diri seseorang. Dengan demikian efektivitas tidak hanya dapat dilihat dari sisi produktivitas, akan tetapi juga dapat dilihat dari sisi persepsi atau minat orangnya.

  Dengan demikian efektivitas merupakan suatu konsep yang sangat penting, karena mampu memberikan gambaran mengenai keberhasilan seseorang dalam mencapai sasarannya atau suatu tingkatan terhadap mana tujuan - tujuan dicapai (Prokopenko,1987 dalam Riyana, 2006:1), atau tingkat pencapaian tujuan (Hoy dan Miskel,1992 dalam Riyana, 2006:1). Sementara itu belajar dapat pula dikatakan sebagai komunikasi terencana yang menghasilkan perubahan atas sikap/minat, keterampilan, dan pengetahuan dalam hubungan dengan sasaran khusus yang berkaitan dengan pola berperilaku yang diperlukan individu untuk mewujudkan secara lengkap tugas atau pekerjaan tertentu (Bramley,1996 dalam adalah tingkat pencapaian tujuan pembelajaran. Pencapaian tujuan tersebut berupa peningkatan pengetahuan keterampilan serta pengembangan sikap/minat melalui proses pembelajaran. Dengan pemahaman tersebut di atas, maka dapat dikemukakan aspek-aspek efektivitas belajar sebagai berikut (Riyana, 2006:1) : (1) peningkatan pengetahuan, (2) peningkatan ketrampilan, (3) perubahan sikap/minat, (4) perilaku , (5) kemampuan adaptasi, (6) peningkatan integrasi, (7) peningkatan partisipasi, dan (8) peningkatan interaksi kultural. Hal ini penting untuk dimaknai bahwa keberhasilan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa ditentukan oleh efektivitasnya dalam upaya pencapaian kompetensi belajar. Dalam penelitian ini efektivitas suatu strategi pembelajaran dilihat dari ada atau tidak adanya peningkatan hasil belajar. Kalau ada peningkatan hasil belajar, maka strategi pembelajaran tersebut efektif. Akan tetapi apabila tidak ada peningkatan hasil belajar, maka strategi pembelajaran tersebut tidak efektif. Dalam penelitian ini ada dua strategi pembelajaran yang digunakan untuk mengajar, yaitu strategi pembelajaran kooperatif dan ceramah. Apabila kedua strategi pembelajaran terbukti mampu meningkatkan hasil belajar, maka nilai atau skor hasil belajar tersebut harus diuji lagi untuk melihat strategi pembelajaran yang lebih efektif dalam meningkatkan hasil belajar.

B. Belajar dan Hasil Belajar

  Hampir semua ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya Dalam uraian ini kita akan berkenalan dengan beberapa perumusan saja, guna melengkapi dan memperluas pandangan kita tentang mengajar. Belajar adalah proses perubahan yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman individu dan bukan karena proses pertumbuhan fisik (Nasution, 2007:2). Chance dalam Nasution (2) mengungkapkan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh pengalaman. Sedangkan menurut Anderson dalam Nasution (2) menyatakan belajar adalah suatu proses perubahan yang relatif menetap terjadi dalam tingkah laku potensial sebagai hasil dari pengalaman.

  Belajar menurut kamus umum bahasa Indonesia berarti berusaha, berlatih dan sebagainya supaya mendapat kepandaian. Dari pengertian itu dapat diambil kesimpulan bahwa belajar adalah proses perubahan kualitas dan kuantitas perilaku pada diri seseorang yang ditunjukkan dengan peningkatan pengetahuan, daya pikir, kecakapan, sikap, kebiasaan dan lain –lain.

  Belajar adalah sesuatu yang mutlak harus dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan sesuatu yang belum di mengerti atau yang belum didalami secara menyeluruh tentang suatu hal. Dengan belajar seseorang akan dapat mengubah dirinya kearah yang lebih baik, baik dari segi kualitas, maupun kuantitas pengetahuan yang dimilikinya. Apabila dalam suatu proses belajar seseorang tidak mengalami peningkatan kualitas maupun kuantitas kemampuan, maka orang tersebut pada dasarnya belum belajar, atau dengan kata lain gagal dalam belajar.

  Belajar merupakan serangkaian kegiatan aktif siswa dalam membangun beri waktu yang memadai untuk bisa membangun makna dan pemahaman, sekaligus membangun ketrampilan dari pengetahuan yang diperolehnya. Artinya, memberikan waktu yang cukup bagi siswa untuk berfikir dalam menghadapi masalah sehingga siswa dapat membangun gagasannya sendiri untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya. Tidak membantu siswa secara dini, menghormati hasil kerja siswa, dan memberi tantangan kepada siswa dengan banyak memberi latihan soal merupakan strategi guru untuk membentuk siswanya menjadi pembelajar seumur hidup. Tanggung jawab belajar pada dasarnya berada di tangan siswa. Namun demikian bukan berarti guru tidak mempunyai tanggung jawab apapun. Tanggung jawab guru adalah menciptakan suasana belajar yang dinamis sehingga siswa terdorong motivasi belajarnya, sehingga suasana belajar yang kondusif dapat tercipta.

  Hasil belajar pada dasarnya adalah suatu kemampuan yang berupa keterampilan dan perilaku baru sebagai akibat dari latihan atau pengalaman (Nasution, 2004:2). Definisi lain hasil belajar, yaitu tingkat penguasaan suatu pengetahuan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang diterapkan (Soedijarto, dalam Nasution, 2004:2). Dalam kaitannya dengan hasil belajar tersebut, menurut Bloom hasil belajar dapat dibagi kedalam tiga ranah, yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.

  Ranah kognitif berkaitan dengan tujuan-tujuan pembelajaran yang berkaitan dengan kemampuan berpikir, mengetahui dan memecahkan masalah. Ranah emosi, nilai dan sikap yang menunjukkan penerimaan atau penolakan terhadap sesuatu. Ranah psikomotor berkaitan dengan keterampilan motorik, manipulasi bahan atau obyek. Hasil belajar dalam ranah kognitif tersebut secara rinci mencakup kemampuan mengingat dan memecahkan masalah berdasarkan apa yang telah dipelajari siswa. Artinya hal ini mencakup kemampuan intelektual yang merupakan salah satu tugas dari kegiatan pendidikan, yang meliputi pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Keenam hal tersebut menurut Bloom merupakan bagian dari aspek kognitif. Dalam penelitian ini aspek kognitif yang dipakai hanya 4 aspek, yaitu pengetahuan, pemahaman, aplikasi dan analisis.

C. Minat

  Menurut pengertiannya yang paling dasar, minat berarti sibuk, tertarik, atau terlibat sepenuhnya dengan sesuatu kegiatan karena menyadari pentingnya kegiatan itu (Gie, 2002:28). Dengan demikian, minat belajar adalah keterlibatan sepenuhnya seseorang dengan segenap kegiatan pikiran secara penuh perhatian untuk memperoleh pengetahuan dan mencapai pemahaman tentang berbagai bidang pengetahuan ilmiah yang dituntutnya di sekolah (Gie, 2002:28).

  Minat merupakan salah satu faktor untuk meraih sukses dalam belajar. Penelitian-penelitian di Amerika Serikat mengenai salah satu sebab utama dari kegagalan belajar para siswa adalah kekurangan minat.

  Menurut Gie (29), secara lebih terperinci arti penting minat dalam kaitannya dengan pembelajaran ialah:

  1. Minat melahirkan perhatian serta merta.

  2. Minat memudahkan terciptanya konsentrasi.

  3. Minat mencegah ganguan perhatian dari luar.

  4. Minat memperkuat melekatnya bahan pelajaran dalam ingatan.

  5. Minat memperkecil kebosanan belajar dalam diri sendiri.

  Belajar merupakan suatu proses aktif, siswa harus berpartisipasi aktif dalam belajar. Dalam pembelajaran jika siswa aktif berpartisipasi maka siswa akan terlibat secara psikologis dalam proses belajar – mengajar. Pengalaman belajar yang demikian, memberi kesempatan kepada siswa untuk mencari penyelesaian suatu permasalahan baik secara individual atau kelompok. Hal yang demikian ini akan menantang intelektual siswa daripada siswa hanya mendengarkan kemudian mencerna informasi yang diberikan guru secara satu arah. Dengan minat yang tinggi, seorang pembelajar akan menjadi lebih aktif dan terlibat secara individual atau bersama-sama dalam menggali kekayaan informasi yang ingin diperolehnya. Oleh karena itu ia tidak akan puas oleh beberapa informasi saja dan ia akan terus mencari informasi sebanyak - banyaknya untuk menambah dan melengkapi pengetahuannya. Dengan minat siswa akan terlibat aktif dalam hal berkonsentrasi, memperkuat bahan pelajaran dalam ingatan, memberi pertanyaan, menjawab pertanyaan dan menghasilkan sesuatu yang baik dalam proses pembelajaran. untuk membut kisi-kisi kuesioner minat siswa terhadap strategi pembelajaran kooperatif.

D. Strategi Pembelajaran Kooperatif 1. Pengertian

  Menurut Megawangi dkk (2004 : 66) pembelajaran kooperatif adalah sebuah metode yang spesifik dari collaborative learning, yaitu siswa bekerja bersama – sama, berhadapan muka dalam kelompok kecil dan melakukan tugas yang sudah terstruktur. Pendekatan kooperatif (cooperative learning) merupakan model pembelajaran di mana siswa dibiarkan belajar dalam kelompok, saling menguatkan, mendalami dan bekerja sama untuk semakin menguasai bahan (Suparno, 2007: 134).

  Dengan metode belajar kelompok ini diharapkan pembelajar semakin terlibat dalam memperoleh dan mempelajari berbagai konsep atau teori, pengetahuan, dan keterampilan dengan bekerjasama dengan pembelajar lainnya. Mereka akan saling membutuhkan dalam setiap kegiatan belajar karena tiap anggota mempunyai peranan penting untuk menyelesaikan tugas – tugas atau latihan. Menurut Megawangi dkk (hal 69), ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar metode belajar kelompok ini dapat berhasil dan mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu sebagai berikut: a.

  Seluruh siswa harus terlibat.

  Dalam kelompok dimana ada seorang anak yang dominan, akan membuat anak – anak lain yang lebih pemalu untuk berdiam diri. Untuk menghindari hal ini, maka guru perlu memberikan tugas dalam kelompok untuk setiap anak. Misalnya ada yang berperan sebagai ketua/moderator yang memberikan petunjuk atau mengarahkan tahapan – tahapan yang harus dikerjakan, ada yang sebagai penulis yang melaporkan berjalannya diskusi, ada yang sebagai penanya, yaitu yang menanyakan kepada kawan

  • – kawannya yang belum terlibat, ada yang sebagai juru bicara yang melaporkan hasil kerja kelompoknya dan sebagainya, sehingga setiap anak merasa mendapatkan tugasnya. Hal ini dapat memberikan peluang bagi setiap anak untuk memainkan berbagai peran untuk menjadi pemimpin.

  b.

  Siswa duduk saling berhadapan.

  Ruang kelas diatur agar setiap kelompok dapat duduk melingkar atau saling berhadapan. Dengan cara berhadapan ini, setiap anak dapat berinteraksi dengan menatap wajah kawannya sehingga jalannya diskusi atau kerja kelompok menjadi lebih efektif. Cara ini juga akan mencegah keributan di dalam kelas, karena setiap anak dapat berbicara perlahan – lahan kalau berhadapan dengan kawan kelompoknya.

  c.

  Berikan kesempatan siswa untuk mempresentasikan hasilnya di depan kelas.

  Hal ini dapat dilakukan dengan cara bergiliran, sehingga setiap anak nantinya terbiasa untuk berani tampil di depan umum.

2. Tujuan Belajar Bersama

  Belajar bersama mempunyai tujuan, yaitu sebagai berikut (Kindsvatter dkk, 1990 : 308 dalam Suparno, 2007 : 135): a.

  Meningkatkan hasil belajar lewat kerjasama kelompok yang memungkinkan siswa belajar satu sama lain. Kemajuan hasil belajar menjadi tujuan utama, sehingga masing – masing siswa mendapatkan hasil positif.

  b.

  Merupakan alternatif terhadap belajar kompetitif yang sering membuat siswa lemah menjadi minder. Dengan belajar kompetitif, siswa yang lemah akan sulit maju dan merasa kecil dibandingkan yang pandai. Sedangkan dengan belajar bersama ini justru yang lemah dibantu untuk maju.

  c.

  Memajukan kerja sama kelompok antar manusia. Dengan belajar bersama hubungan antar siswa makin akrab dan kerja sama antara mereka akan semakin lebih baik.

  d.

  Bagi siswa – siswa yang mempunyai intelegensi interpersonal tinggi, cara belajar ini sangat cocok dan memajukan. Mereka lebih mudah mengkonstruksi pengetahuan lewat bekerja sama dengan teman, belajar bersama dengan teman, daripada sendirian.

3. Prinsip – prinsip Pembelajaran Kooperatif

  Ada lima prinsip yang harus dikembangkan dalam pembelajaran kooperatif yaitu: saling ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan, tatap muka komunikasi antar anggota dan keberagaman pengelompokan (Kagan, 1992:8-15; Tan. 1999; Lie, 2002: 29 – 36, dalam Purnomo, 2007: 37

  • 41) : a.

  Saling ketergantungan positif Saling ketergantungan positif terjadi apabila pencapaian suatu tujuan individual dihubungkan dengan pencapaian tujuan pembelajar lain sehingga terjalin kerjasama yang harmonis antar pembelajar. Kerjasama dan usaha anggota – anggota kelompok akan menentukan keberhasilan kelompok. Untuk mencapai kondisi kerjasama, guru perlu menyusun tugas

  • – tugas atau latihan - latihan sedemikian rupa sehingga setiap anggota kelompok harus menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang lain dapat mencapai tujuan mereka.

  b. Tanggung jawab perseorangan Tanggung jawab perseorangan merupakan prinsip yang mempunyai keterkaitan erat dengan prinsip saling ketergantungan positif. Tanggung jawab perseorangan dapat terwujud bila prinsip yang pertama sudah terwujud. Pembelajar harus mempunyai komitmen yang kuat untuk mengerjakan tugas yang diberikan kepadanya karena dia harus mempertanggung jawabkan aktivitasnya sehingga tidak menggangu kinerja tim.

  Tanggung jawab perseorangan ini dapat tercipta dalam kelas apabila guru dapat membagi tugas yang bobot dan tingkat kesulitannya sama untuk setiap pembelajar dalam kelompok. Dengan demikian, mereka merasa mempunyai tanggung jawab yang sama dengan teman – teman lainnya dan dapat bersama – sama menyelesaikan tugas kelompoknya.

  c.

  Tatap muka Setiap kelompok hendaknya diberi kesempatan untuk bertemu muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberi kesempatan para pembelajar untuk membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota kelompok. Sinergi antar anggota ini akan meningkatkan sikap menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan masing –masing.

  Tatap muka ini merupakan bentuk keterampilan sosial yang memungkinkan pembelajar berinteraksi dengan masing –masing anggota kelompok untuk mencapai tujuan. Pembelajar perlu diberi kesempatan untuk saling mengenal dan menerima satu dengan yang lainnya dalam kegiatan tatap muka dan interaksi pribadi.

  d.

  Komunikasi antar anggota Prinsip ini menuntut pembelajar untuk terampil berkomunikasi. saling mendengarkan dan mengutarakan pendapat mereka. Ada kalanya pembelajar perlu diberitahu secara eksplisit mengenai cara – cara komunikasi secara efektif seperti bagaimana caranya menyanggah pendapat temannya tanpa menyinggung perasaannya.

  Keterampilan berkomunikasi dalam kelompok tidak bisa dibentuk dalam waktu yang singkat. Untuk itu, guru hendaknya membiasakan memberikan tugas dan latihan, serta kesempatan kepada pembelajar sehingga mereka selalu terlibat dalam komunikasi. Apabila situasi yang penuh dengan komunikasi ini terwujud, pengalaman belajar terwujud, pengalaman belajar dan pembinaan perkembangan mental dan emosional pembelajar akan dapat ditingkatkan dengan baik.

  e.

  Keberagaman pengelompokan Pembelajar bekerja dalam kelompok yang anggotanya sangat beragam dari segi kemampuan, ketertarikan, etnis, maupun jenis kelamin dan status sosial mereka. Mereka akan terlibat secara intensif dalam suatu proses belajar yang didalamnya terdapat beberapa orang yang berbeda.

  Keberagaman ini akan semakin menumbuhkan semangat untuk saling belajar dari anggota yang lain.

  Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerjasama mereka. Dari evaluasi ini mereka akan melanjutkan kerjasamanya dengan lebih efektif.

4. Teknik – Teknik Pembelajaran Kooperatif

  Teknik – teknik pembelajaran dibawah ini merupakan penerapan praktis dari metode diskusi kelompok (Purnomo, 2007: 40 – 41).

  a.

  Teknik Mencari Pasangan Teknik ini digunakan untuk memahami suatu konsep atau informasi tertentu yang harus diungkapkan oleh pembelajar. Salah satu keunggulan teknik ini adalah pembelajar mencari pasangan sambil belajar suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Teknik ini dapat diterapkan untuk semua tingkatan dengan menyesuaikan hasil belajar yang akan dicapai. Sebagai contoh, guru dapat menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep penting; tiap pembelajar mendapat satu kartu dan harus mencari pasangan yang mempunyai kartu yang berisi lanjutan informasi dari informasi yang ada di kartunya. Pembelajar dapat bergabung dengan dua atau tiga teman lainnya untuk melengkapi informasi yang sesuai dengan informasi di kartu mereka masing –masing.

  b. Teknik Bertukar Pasangan Teknik ini memungkinkan siswa untuk dapat bekerjasama dengan pembelajar lain dalam memberi atau menerima informasi. Guru memberi tugas tertentu kepada siswa secara berpasangan. Setelah selesai, mereka harus bergabung dengan satu pasangan lain. Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan. Tiap –tiap pasangan yang baru saling menanyakan dan mengukuhkan jawaban mereka. Hasil diskusi ini kemudian dibagikan kepada pasangan semula.

  c.

  Teknik jigsaw Jigsaw merupakan teknik pembelajaran yang berusaha menyatukan berbagai informasi atau konsep yang tersebar secara acak sehingga menjadi satu kesatuan informasi atau konsep yang dapat dipahami secara utuh. Teknik ini dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan membaca, menulis, menyimak, berbicara dengan menggabungkan berbagai informasi lintas ilmu. Teknik ini dapat diterapkan di semua tingkatan kelas. Teknik ini dapat dilakukan dengan memberikan kartu yang berisi potongan informasi atau konsep tertentu kepada salah satu orang anggota kelompok. Anggota kelompok lainnya menerima kartu yang potongan informasi yang lain. Mereka harus dapat menangkap inti informasi disetiap kartu yang mereka dapatkan. Setelah itu, mereka harus berkumpul untuk mendiskusikan, merangkaikan, dan menganalisis informasi di tiap –tiap kartu yang ada untuk selanjutnya mengambil kesimpulan atas seluruh informasi tersebut.

5. Pengelolaan Pembelajaran Kooperatif

  Ada tiga hal penting yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan kelas yang menerapkan pendekatan pembelajaran kooperatif, (Lie, 2002: 29, dalam Purnomo, 2007: 40) yaitu: (1) pengelompokan heterogen, (2) penumbuhan

  Pengelompokan dilakukan dengan memperhatikan keanekaragaman latar belakang sosial, kemampuan akademik, dan jenis kelamin. Dengan demikian, pembelajar dapat saling memberi dan menerima dalam suasana keberagaman. Dalam hal kemampuan akademis, kelompok biasanya terdiri atas satu orang berkemampuan akademis tinggi, dua orang dengan kemampuan sedang, dan orang – orang berkemampuan kurang. Dengan komposisi ini, semangat saling membantu dan belajar dari yang lainnya dapat terus ditumbuhkan. Ada tiga keuntungan pengelompokan heterogen. Pertama, pengelompokan heterogen akan memberi kesempatan pada pembelajar untuk saling mengajar dan saling mendukung. Kedua, kelompok yang beragam akan semakin meningkatkan interaksi antar ras, gender, dan tingkatan lainnya. Ketiga, guru dimudahkan dengan bantuan dari pembelajar yang mempunyai kemampuan lebih baik dari pembelajar lain.

  Penumbuhan semangat/motivasi untuk saling kerjasama perlu dilakukan agar setiap pembelajar mau memikirkan pembelajar lainnya. Dengan semangat ini, pembelajar akan mudah menjalin relasi dengan pembelajar lain. Semangat kerjasama ini dapat ditingkatkan dengan membangun kesadaran pembelajar bahwa kelompok akan merasa bersatu jika mereka menyadari kesamaan yang mereka punyai sekaligus memahami keunikan tiap pribadi. Beberapa kegiatan dapat dilakukan untuk memberi kesempatan para siswa agar saling mengenal satu sama lain dengan lebih akrab. Merasa diri dikenal dan saling diterima oleh kelompoknya merupakan hal yang sangat penting bagi terlaksananya kerjasama dalam kelompok.

  Penataan ruang kelas sangat dipengaruhi oleh pendekatan dan metode pembelajaran yang diterapkan dalam kelas. Kelas yang ideal untuk pembelajaran kooperatif adalah kelas yang dapat ditata dengan mudah untuk jalannya diskusi. Meja dan kursi disuatu ruang harus dapat diubah dengan cepat untuk memudahkan jalannya proses belajar yang melibatkan beberapa pembelajar dalam kelompok – kelompok. Meja dan kursi perlu ditata sedemikian rupa sehingga semua pembelajar dapat melihat guru dan papan tulis dengan jelas, dapat melihat rekan – rekan kelompoknya dengan baik, dan berada dalam jangkauan kelompoknya.

6. Contoh Belajar Bersama

  Berikut ini merupakan contoh pembelajaran kooperatif untuk pokok bahasan radiasi (Suparno, 2007 : 138):

  Model belajar bersama dari awal:

  a. Siswa dalam kelompok kecil mempelajari bahan tentang radiasi dan dampaknya dalam kehidupan.

  b.

  Tujuan belajar: siswa memahami apa itu radiasi, macam – macamnya, kegunaan radiasi dalam kehudupan manusia, dan dampak negatif dari radiasi.

  c.

  Model belajar bersama setelah masing-masing belajar: a.

  Masing-masing anak mempelajari bab tentang radiasi dengan panduan pertanyaan dari guru seperti: apa itu radiasi, macam-macamnya, kegunaan radiasi, dan dampak negatif dari radiasi.

  b.

  Setelah itu siswa masuk kelompok, lalu membahas bersama persoalan itu.

  c.

  Akhirnya kelompok menyimpulkan hasilnya dan mempresentasikan di depan kelas.

  Model pembelajaran kooperatif yang digunakan dalam penelitian ini hampir mirip dengan contoh model pembelajaran yang dicontohkan oleh Suparno. Jadi siswa disuruh untuk belajar terlebih dahulu dalam kelompok kemudian membahas soal secara bersama-sama. Terakhir kelompok menyimpulkan hasilnya dan mempresentasikan di depan kelas.

7. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif

  Menurut Megawangi dkk (hal 68), strategi pembelajaran ini memiliki beberapa kelebihan, yaitu sebagai berikut : a.

  Segala perbedaan dihargai : Para siswa belajar untuk bekerja dengan berbagai tipe kepribadian. Ketika berinteraksi di dalam kelompok, setiap anak akan mempunyai kesempatan untuk mengekspresikan pikirannya, dan ini sangat mempengaruhi oleh latar belakng sosial-budaya di mana masing – masing siswa dibesarkan. Oleh karenanya, para siswa dapat belajar mengenai perbedaan pandangan dari setiap siswa yang mempunyai latar belakang berbeda – beda.

  b.

  Belajar melihat perspektif yang lebih lengkap : Ketika sebuah pertanyaan diajukan dalam diskusi kelompok, setiap siswa akan memberikan respon yang berbeda, sehingga akan ada berbagai alternatif atau perpekstif jawaban. Dengan demikian, setiap siswa akan mendapat gambaran yang lebih komprehensif dan utuh tentang sebuah fenomena yang sedang dipelajarinya.

  c.

  Pengembangan kemampuan interpersonal : Siswa belajar untuk bekerja sama dengan kawannya seperti halnya mereka sedang bekerja dalam sebuah kelompok perusahaan. Hal ini akan menolong para siswa yang mempunyai kesulitan dalam berinteraksi sosial dengan kawannya.

  d.

  Membawa anak dalam kegiatan yang mengasyikkan : Setiap anak merasa mempunyai kontribusi penting dalam kelompok, sehingga mereka akan lebih percaya diri dan berpikir kreatif agar kontribusinya dalam kelompok meningkat e.

  Memberikan kesempatan untuk mendapatkan umpan balik : Adanya diskusi dalam kelompok memberikan peluang pada setiap anak untuk mendapatkan umpan balik atau respon dari kawannya mengenai peran atau kontribusi yang telah diberikannya. Respon yang personal ini sulit didapat anak dalam kelompok yang besar, apalagi dalam sebuah kelas. a.

  Memungkinkan timbulnya rasa permusuhan antarkelompok atau menganggap kelompoknya sendiri lebih pandai dan serba tahu daripada kelompok lain atau menganggap kelompok lain sebagai saingan, lebih rendah, remeh atau lebih bodoh.

  b.

  Apabila guru tidak membagi tugas pada setiap anggota kelompok, maka saat presentasi hanya siswa yang terlibat saja yang akan selalu berbicara dan mengungkapkan pendapatnya.

  c.

Dokumen yang terkait

Bab I fisika besaran dan satuan

0 3 12

Efektivitas pemberian latihan soal untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran fisika pada pokok bahasan besaran dan satuan untuk siswa kelas X SMAN 1 Kalasan.

0 0 84

Perbedaan hasil dan minat belajar siswa antara model pembelajaran kooperatif berbasis masalah dengan pembelajaran konvensional pada pokok bahasan tabung dan kerucut.

0 1 197

Pengaruh keaktifan belajar dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa kelas VIII B SMP Kanisius Kalasan pada pokok bahasan operasi aljabar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jig

0 0 191

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran kooperatif terhadap kreativitas dan hasil belajar siswa pada pokok bahasan fluida statis - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 115

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe bertukar pasangan untuk meningkatkan hasil belajar fisika materi pokok tekanan - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 33

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe bertukar pasangan untuk meningkatkan hasil belajar fisika materi pokok tekanan - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 37

Penerapan model pembelajaran kooperatif Tipe STAD dan Tipe TAI terhadap hasil belajar dan kemandirian belajar peserta didik pokok bahasan gerak lurus - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 167

Pengaruh model pembelajaran fisika dengan teori inteligensi ganda pada pokok bahasan zat dan wujudnya terhadap minat, sikap, dan hasil belajar siswa Kelas VII SMP Maria Immaculata Marsudirini Yogyakarta - USD Repository

0 0 156

Latihan soal terbimbing dalam pembelajaran fisika untuk meningkatkan pemahaman konsep fisika siswa pada pokok bahasan kalor - USD Repository

0 0 103