Efektivitas pemberian latihan soal untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran fisika pada pokok bahasan besaran dan satuan untuk siswa kelas X SMAN 1 Kalasan.

(1)

ABSTRAK

Yovita Oky Riaztuti. 2015. Efektivitas Pemberian Latihan Soal Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Fisika Pada Pokok Bahasan Besaran dan Satuan Untuk Siswa Kelas X SMAN 1 Kalasan. Skripsi, Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penelitian termasuk dalam penelitian eksperimen, kuantitatif dan kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1)pengaruh pemberian latihan soal terhadap hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran fisika materi besaran dan satuan di kelas X. (2) ada tidaknya perbedaan peningkatan hasil belajar peserta didik pada pokok bahasan besaran dan satuan antara yang diberikan latihan soal dan yang tidak diberikan latihan soal. (3) refleksi siswa terhadap pembelajaran dengan metode latihan soal

Penelitian dilakukan di SMA N1Kalasan pada bulan Agustus – September 2014. Subyek penelitian kelas XMIA3 dan XMIA5 SMA N 1Kalasan. Jumlah keseluruhan subyek penelitian adalah 52 siswa terdiri dari 25 siswa kelas XMIA3 dan 27 siswa kelas XMIA5. Kelas XMIA3 sebagai kelas eksperimen dan kelas XMIA5 sebagai kelas kontrol.

Hasil penelitian menunjukan bahwa; (1) pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan metodelatihansoaldapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XMIA3 dari 38,48% menjadi 70,66%; (2) pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan metode ceramah dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XMIA5 dari 36,36% menjadi 50,71%; (3) peningkatan hasil belajar siswa menggunakan metodelatihansoal dengan peningkatan hasil belajar siswa menggunakan metode ceramah pada kelas X SMA N 1 Kalasan menunjukan perbedaan yang signifikan; (4) sikap siswa terhadap metode latihan soal adalah positif karena mereka antusias dalam pembelajaran.


(2)

ABSTRACT

YovitaOkyRiaztuti. 2014. The Effectiveness of Exercise in Increasing

Student’s Physics Learning Outcome in terms of unit and quantity for Student

Grade X SMAN 1 Kalasan. Thesis, Physics Education Study Program, Department of Mathematics and Natural Sciences, Faculty of Teachers Training and Education.

The research was experimental research, quantitative and qualitative. This

research aimed to reveal (1)the influence of exercise to the student’s physics

learning outcome in terms of unit and quantity in grade X SMA N 1 Kalasan(2) the student’s leaning outcome improvement difference in terms of unit and quantity between those who got the exercise and those who did not. (3) The

student’s reflection toward the learning process using exercise method.

The research was done in SMA N1Kalasanon August to September 2014. The subjects of the research were class XMIA3 and XMIA5 SMA N 1Kalasan. The subjects of the research were 52 students which consist of 25 students from XMIA3 and 27 students from class XMIA5. Class XMIA3was used as the experimental class and XMIA5 was used as the class control.

The result showed that; (1) The lesson which used exercise method

increased class XMIA3 student’s learning outcome, from 38,48% to70,66%; (2) The lesson used lecturing method increased class XMIA5 student’s learning outcome, from 36,36% to50,71%; (3) The improvement of student’s learning outcome using exercise method and lecturing method in grade X SMA N 1 Kalasanshowed the significantdifference; (4) Students had positive perception toward exercise method because they were enthusiast during the learning process.

Keywords: learning outcome improvement, exercise method


(3)

EFEKTIVITAS PEMBERIAN LATIHAN SOAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN UNTUK SISWA KELAS X

SMAN 1 KALASAN SKRIPSI

Diajukanuntuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh:

Yovita Oky Riaztuti NIM: 091424019

PROGAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(4)

EFEKTIVITAS PEMBERIAN LATIHAN SOAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN UNTUK SISWA KELAS X

SMAN 1 KALASAN SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah SatuSyarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh:

Yovita Oky Riaztuti NIM: 091424019

PROGAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2015


(5)

(6)

(7)

(8)

ABSTRAK

Yovita Oky Riaztuti. 2015. Efektivitas Pemberian Latihan Soal Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Fisika Pada Pokok Bahasan Besaran dan Satuan Untuk Siswa Kelas X SMAN 1 Kalasan. Skripsi, Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penelitian termasuk dalam penelitian eksperimen, kuantitatif dan kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1)pengaruh pemberian latihan soal terhadap hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran fisika materi besaran dan satuan di kelas X. (2) ada tidaknya perbedaan peningkatan hasil belajar peserta didik pada pokok bahasan besaran dan satuan antara yang diberikan latihan soal dan yang tidak diberikan latihan soal. (3) refleksi siswa terhadap pembelajaran dengan metode latihan soal

Penelitian dilakukan di SMA N1Kalasan pada bulan Agustus – September 2014. Subyek penelitian kelas XMIA3 dan XMIA5 SMA N 1Kalasan. Jumlah keseluruhan subyek penelitian adalah 52 siswa terdiri dari 25 siswa kelas XMIA3 dan 27 siswa kelas XMIA5. Kelas XMIA3 sebagai kelas eksperimen dan kelas XMIA5 sebagai kelas kontrol.

Hasil penelitian menunjukan bahwa; (1) pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan metodelatihansoaldapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XMIA3 dari 38,48% menjadi 70,66%; (2) pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan metode ceramah dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XMIA5 dari 36,36% menjadi 50,71%; (3) peningkatan hasil belajar siswa menggunakan metodelatihansoal dengan peningkatan hasil belajar siswa menggunakan metode ceramah pada kelas X SMA N 1 Kalasan menunjukan perbedaan yang signifikan; (4) sikap siswa terhadap metode latihan soal adalah positif karena mereka antusias dalam pembelajaran.

Kata kunci: peningkatan hasil belajar, motode latihan soal


(9)

ABSTRACT

YovitaOkyRiaztuti. 2014. The Effectiveness of Exercise in Increasing

Student’s Physics Learning Outcome in terms of unit and quantity for Student Grade

X SMAN 1 Kalasan. Thesis, Physics Education Study Program, Department of Mathematics and Natural Sciences, Faculty of Teachers Training and Education.

The research was experimental research, quantitative and qualitative. This

research aimed to reveal (1)the influence of exercise to the student’s physics learning

outcome in terms of unit and quantity in grade X SMA N 1 Kalasan(2) the student’s leaning outcome improvement difference in terms of unit and quantity between those

who got the exercise and those who did not. (3) The student’s reflection toward the

learning process using exercise method.

The research was done in SMA N1Kalasanon August to September 2014. The subjects of the research were class XMIA3 and XMIA5 SMA N 1Kalasan. The subjects of the research were 52 students which consist of 25 students from XMIA3 and 27 students from class XMIA5. Class XMIA3was used as the experimental class and XMIA5 was used as the class control.

The result showed that; (1) The lesson which used exercise method increased

class XMIA3 student’s learning outcome, from 38,48% to70,66%; (2) The lesson

used lecturing method increased class XMIA5 student’s learning outcome, from 36,36% to50,71%; (3) The improvement of student’s learning outcome using exercise

method and lecturing method in grade X SMA N 1 Kalasanshowed the significantdifference; (4) Students had positive perception toward exercise method because they were enthusiast during the learning process.


(10)

(11)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala

berkat, rahmat, bimbingan dan kesempatan yang telah diberikan sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Efektivitas Pemberian Latihan Soal

Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Fisika Pada Pokok

Bahasan Besaran dan Satuan Untuk Siswa Kelas X SMAN 1 Kalasan”. Skripsi ini

ditulis untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan.

Penulis menyadari bahwa ide-ide, bimbingan dan sumbangan saran dari berbagai

pihak telah memberikan kontribusi yang besar bagi penyusunan skripsi ini. Oleh

sebab itu dengan kerendahan hati penulis menyampaikan rasa terimakasih kepada

semua pihak yang telah memberikan perhatian dan bantuan untuk penyelesaian

skripsi ini. Ucapan terimakasih penulis ucapkan kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan FKIP Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

2. Bapak Edi Santoso, M.S., selaku ketua Program Studi Pendidikan Fisika

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Drs. DomiSeverinus,M.Si., selaku Dosen Pembimbing yang telah

memberikan bimbingan, motivasi, dan masukan yang membangun dalam

membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.


(12)

5. Segenap Dosen Universitas Sanata Dharma yang telah membantu

memberikan bekal pengetahuan kepada penulis.

6. Segenap karyawan sekretariat JPMIPA yang telah memberikan bantuan dalam

melancarkan perijinan surat kesekolah.

7. Drs. Tri Sugiharto selaku Kepala SMA Negeri 1 Kalasan yang telah

mengizinkan dan membantu penulis untuk melakukan penelitian dalam

rangka menyelesaikan penulisan skripsi.

8. Drs. Sutarto selaku guru fisika kelas X di SMA Negeri 1 Kalasan yang telah

memberikan dukungan, bantuan dan masukan dalam penelitian.

9. Siswa SMA Negeri1 Kalasan kelas XMIA3 dan XMIA5 yang menjadi

partisipan dalam penelitian.

10.Kedua Orang Tua saya tercinta Bapak Suwantoro dan Ibu Lusia Tutik

Maryani yang telah memberikan dukungan materi maupun moril serta doa,

kasih saying sehingga saya termotivasi untuk tetap berjuang.

11.Adik-adikku Dini, Crysto, Nugroho, Teo, Retno, Ayuk, Elin yang telah

memberikan doa serta dukungan.

12.Sahabatku tersayang sekaligus kakakku Ana Andriani/ Minul/Mbok galak

yang selalu memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi.

13.Teman- teman mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2009.

14.Teman seperjuanganku yang selalu menemaniku Vincentia Apriliani

Adityasari Slemania Squadra pendukung PSS Sleman.


(13)

15.Semua pihak yang tidak penulis sebut satu per satu yang telah membantu

dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam

skripsi ini. Penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat

membangun demi kesempurnaan skripsi ini.


(14)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah ... 1

B. Rumusan masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II LANDASAN TEORI A. Belajar ... 9

B. Metode pembelajaran ... 10

1. Metode Ceramah ... 11

2. Metode Latihan Soal ... 12

3. Metode Problem Solving ... 18

C. Hasil Belajar ... 20

D. Materi Pembelajaran ... 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 29

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 29


(15)

C. Subyek Penelitian ... 29

D. Identifikasi Varibel Penelitian ... 30

E. Desain penelitian ... 31

F. Teknik Pengumpulan Data ... 34

G. Instrumen Penelitian ... 34

H. Metode Analisis Data ... 37

BAB IV DATA, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian ... 39

B. DATA PENELITIAN ... 43

1. Hasil prettes dan posttes ... 44

2. Refleksi siswa kelas eksperimen ... 46

C. ANALISIS DATA 1. Pretes ... 47

2. Posttest ... 48

3. Uji Homogenitas ... 49

4. Uji t-test ... 51

D. Pembahasan 1. Pengaruh Pemberian Latihan Soal dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa 58 2. Perbedaan Peningkatan Hasil Belajar Siswa antara yang Diberikan Latihan Soal dan yang Tidak Diberikan Latihan Soal ... 60

3. Refleksi Siswa Terhadap Pembelajaran dengan Metode Latihan Soal Terhadap Peningkatan Hasil Belajar ... 62

BAB V KESIMPULAN A. KESIMPULAN ... 64

B. SARAN ... 65


(16)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1.Nilai pretes – posttest kelas XMIA3 (kelas eksperimen)... 44

Tabel 4.2.Nilai pretes – posttest kelas XMIA5 (kelas kontrol) ... 45

Tabel 4.3.Refleksi siswa kelas XMIA3 ... 46

Tabel 4.4 Kategori sikap siswa terhadap pemberian latihan soal ... 47

Tabel 4.5. Rata-rata nilai pretes kelas eksperimen dan kelas control ... 50

Tabel 4.6.analisis uji homogeny ... 51

Tabel4.7 Rata-rata nilai pretest dan posttest kelas eksperimen ... 52

Tabel 4.8. Analisis peningkatan hasil belajar siswa kelas eksperimen ... 53

Tabel 4.9.rata-rata nilai pretes dan postes kelas control ... 54

Tabel 4.10. Analisis peningkatan hasil belajar siswa kelas control ... 55

Tabel 4.11. Rata-rata nilai postes kelas eksperimen dan kelas control ... 56

Tabel 4.12. Analisis beda peningkatan hasil belajar ... 57


(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.Surat Ijin Penelitian Universitas ... 68

Lampiran 2.Surat Ijin Penelitian Sekolah ... 69

Lampiran 3.Validitas Soal instrument penelitian ... 70

Lampiran 4.Hasil Pretes dan Postes ... 89

Lampiran 5.Soal Pretes dan Postes ... 96

Lampiran 6.Soal kuisioner minat ... 102

Lampiran 7.Jadwal Pelajaran ... 104

Lampiran 8.Hasil Kerja Postes Siswa Kelas XMIA3 dan kelas XMIA5 ... 105

Lampiran 9.Rencana Pelaksaan Pembelajaran... 123


(18)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Mata pelajaran fisika masih dianggap sangat sulit dan tidak

menyenangkan oleh kebanyakan siswa.Ketika belajar fisika, siswadikenalkan

konsep, asas, teori, prinsip dan hukum-hukum yang berlaku dalam

fisika.Siswa yang dapat menghafal rumus tidak menjamin bisa mengerjakan

soal-soal atau masalah fisika.Siswa juga diajarkan untuk bereksperimen di

dalam laboratorium atau diluar laboratorium untuk menambah pengetahuan

mereka terhadap fisika.Ketika proses pembelajaran yang dilakukan didalam

kelas dianggap tidak menarik perhatian siswa, maka siswaakan merasajenuh

untuk belajar fisika.Oleh karena itu, siswa memiliki pengetahuan yang rendah

terhadap mata pelajaran tersebut dan berdampak pada rendahnya hasil belajar

peserta didik.

Menurut pengalaman peneliti, pelajaran fisika adalah salah satu

pelajaran yang paling dihindari di sekolah.Khususnya tingkat SMA yang akan

masuk penjurusan.Banyak kisah-kisah yang tidak menyenangkan yang terjadi

saat berlangsungnya pembelajaran fisika di sekolah sebagaimana yang telah

disebutkan di atas.Keadaan ini sungguh ironis mengingat ilmu fisika adalah

salah satu ilmu yang harus dikuasai bagi mereka yang ingin kuliah di


(19)

perguruan tinggi dalam bidang eksakta (bidang MIPA, kedokteran, teknik,

dan ilmu komputer).

Berdasarkan pengalaman peneliti mengikuti Program Pengalaman

Lapangan (PPL), sampai saat ini masih sering didengar ungkapan bahwa

pelajaran fisika itusulit, bahkan apabila siswa ditanya lebih lanjut tentang

bentuk kesulitan yang dihadapi, banyak siswa yang menjawab tidak tahu atau

tidak jelas kesulitannya dimana. Jika dihadapkan dengan soal, merekaakan

mengeluh dan tidak mau mengerjakannya. Siswa mempunyai anggapan

bahwa semua yang berhubungan dengan fisika adalah sulit.Hal yang dianggap

sulit oleh kebanyakan siswa yaitu mengenai rumus-rumus yang berlaku dalam

fisika itu sendiri.Selain hal tersebut, yang dianggap membosankan adalah

guru. Siswa mengungkapkan guru fisika itu galak, tidak enak dan cara

mengajar guru membosankan, hanya ceramah saja di depan kelas.Hal-hal

tersebut mempengaruhi rendahnya prestasi siswa.Ini terbukti bahwa selama

melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Sang Timur

Yogyakarta, ketika hasil nilai pekan ulangan telah diketahui, ternyata dibawah

KKM. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) kelas X di SMA Sang Timur

adalah 70, sedangkan rata-rata nilai hasil pekan ulangan adalah 51.

Pengalaman pada saat PPL, saat siswa diberi latihan soal, pada umumnya


(20)

3

menyelesaikannya. Mereka ketika sudah malas mengerjakan, mungkin hanya

mengerjakan satu atau dua butir soal, lalu berhenti dan melakukan kegiatan

lain, seperti mengobrol, jalan-jalan ke meja teman lain dan mengganggu

teman.

Adanya masalah diatas, peneliti akan menggunakan latihan soal untuk

mengetahui apakah ada pengaruhnya dalam peningkatan hasil belajar

siswa.Selama ini metode mengajar yang paling sering digunakan adalah

dengan metode ceramah. Guru menjelaskan dan siswa tidak aktif.

Menurut Eggen,P & Kauckak, D yang diterjemahkan oleh Satrio

Wahono (2012), meskipun mudah, efisien dan banyak digunakan, ceramah

memiliki sejumlah kelemahan:

a. Ceramah menempatkan murid pada peran yang pasif secara

kognitif. Ini tidak sesuai dengan prinsip-prinsip teori

pembelajaran kognitif dan boleh dibilang kelemahan utama dari

ceramah

b. Ceramah tidak secara efektif menarik dan mempertahankan

perhatian siswa. Kita semua pernah duduk melalui

ceramah-ceramah membosankan pikiran dengan satu tujuan untuk

sekedar membuat waktu terkesan lebih cepat


(21)

c. Ceramah tidak memungkinkan guru memeriksa persepsi dan

perkembangan pemahaman siswa. Guru tidak bisa menentukan

apakah para murid mampu menginterprestasikan informasi

secara akurat.

Menurut Sagala dalam Taniredja dkk, (2011), ceramah adalah sebuah

bentuk interaksi melalui penerangan dan penuturan lisan dari guru kepada

peserta didik. Dalam pelaksanaan ceramah untuk menjelaskan uraiannya, guru

dapat menggunakan alat-alat bantu seperti gambar dan audio visual lainnya.

Ceramah juga sebagai kegiatan memberikan informasi dengan kata-kata yang

sering mengaburkan dan kadang-kadang ditafsirkan salah.

Menurut Paul Eggen dan Don Kauchak, yang diterjemahkan oleh

Wahono (2012), Meski mengurangi jumlah hal yang harus dipikirkan guru

dalam menyiapkan pelajaran, ceramah memberikan beban berat pada

kemampuan memori kerja keras siswa yang terbatas.Sehingga, informasi

kadang hilang dari memori kerja sebelum informasi itu bisa ditanamkan ke

dalam memori jangka panjang.

Saat para murid menyelesaikan latihan mandiri, baik di kelas atau

sebagai pekerjaan rumah, membahas soal dan memberikan umpan balik


(22)

5

tergantung pada latihan dan umpan balik ( Paul Eggen dan Don Kauchak ,

penerjemah Wahono, 2012)

Metode latihan umumnya digunakan untuk memperoleh suatu

ketangkasan atau keterampilan dari bahan yang dipelajarinya (Djamarah, B

dan Zain, A, 2010: 103).

Penelitian ini telah dilakukan sebelumnya oleh mahasiswa Universitas

Sanata Dharma yang bernama P.Edy Windarto pada tahun 2007 yang berjudul

“Latihan Soal Terbimbing Dalam Pembelajaran Fisika Untuk Meningkatkan

Pemahaman Konsep Fisika Siswa Pada Pokok Bahasan Kalor”.Perbedaan

penelitian yang dilakukan oleh peneliti saat ini dengan penelitian tersebut

adalah, pada penelitian ini pemberian latihan soal terbimbing diberikan pada

kelas eksperimen saja sedangkan pada kelas kontrol tidak diberikan latihan

soal.Latihan soal terbimbing dalam penelitian ini adalah peneliti memberikan

pengarahan dalam menyelesaikan soal latihan yang diberikan.Soal-soal

latihan yang diberikan disiapkan terlebih dahulu oleh guru. Latihan soal yang

telah disiapkan tersebut dikerjakan oleh siswa secara kelompok dan secara

individu. Sedangkan penelitian yang telah dilakukan oleh mahasiswa

Universitas Sanata Dharma tersebut adalah latihan soal terbimbing dan tidak

terbimbing untuk meningkatkan pemahaman konsep fisika.Latihan soal

terbimbing diadakan pada kelas eksperimen dan latihan soal tidak terbimbing

diberikan pada kelas kontrol.


(23)

Oleh karena itu peneliti mengambil judul “EFEKTIVITAS PEMBERIAN LATIHAN SOAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN UNTUK SISWA KELAS X SMAN 1 KALASAN”

B. Rumusan masalah

Adapun rumusan masalah dari uraian latar belekang diatas adalah:

1. Apakah pemberian latihan soal dapat meningkatkan hasil belajar peserta

didik pada pokok bahasan besaran dan satuan?

2. Adakah perbedaan peningkatan hasil belajar peserta didik pada pokok

bahasan besaran dan satuan antara yang diberikan latihan soal dan yang

tidak diberikan latihan soal?

3. Bagaimana refleksi siswa terhadap pembelajaran dengan metode latihan

soal pada pokok bahasan besaran dan satuan ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh pemberian latihan soal terhadap hasil

belajar peserta didik pada mata pelajaran fisika materi besaran dan


(24)

7

2. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan peningkatan hasil belajar

peserta didik pada pokok bahasan besaran dan satuan antara yang

diberikan latihan soal dan yang tidak diberikan latihan soal.

3. Untuk mengetahui refleksi siswa terhadap pembelajaran dengan

metode latihan soal pada pokok bahasan besaran dan satuan.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi siswa

a. Melatih siswa untuk mengasah keterampilan mereka dalam

mengerjakan soal

b. Membiasakan peserta didik agar tidak bingung jika mendapatkan soal

baik dari ulangan harian maupun saat ujian

c. Mengukur kemampuan peserta didik pada materi-materi yang guru

ajarkan

2. Bagi guru

a. Dapat melihat kemampuan peserta didik dari hari ke hari ketika diberi

latihan soal

b. Mengasah kemampuan siswa dalam mengerjakan soal-soal yang

dihadapi


(25)

3. Bagi calon guru

a. Mengetahui kemampuan peserta didik ketika sering diberikan

latihan soal dengan ketika mereka mengerjakan soal yang

sesungguhnya.

b. Membantu calon guru untuk lebih kreatif dalam membuat soal


(26)

BAB II LANDASAN TEORI A. Belajar

Menurut Djamarah, B dan Zain, A (2010), belajar adalah suatu

kegiatan yang bernilai edukatif.Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi

antara guru dengan anak didik.Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan

kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan

tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan. Guru dengan

sadar merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis dengan

memanfaatkan segala sesuatu guna kepentingan pengajaran.

Menurut Aunurrahman (2009), belajar merupakan kegiatan penting

setiap orang, termasuk di dalamnya belajar bagaimana seharusnya belajar.

Menurut Nichol dalam Aunurrahman (2209), sebuah survey memperlihatkan

bahwa 82% anak-anak yang masuk sekolah pada usia 5 atau 6 tahun memiliki

citra diri yang positif tentang kemampuan belajar mereka sendiri. Tetapi

angka tersebut menurun drastic menjadi hanya 18% waktu mereka berusia 16

tahun.Konsekuensinya, 4 dari 5 remaja dan orang dewasa memulai

pengalaman belajarnya yang baru dengan perasaan ketidaknyamanan.

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang

sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang


(27)

pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan

pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik

ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya

sendiri ( Syah Muhibbin, 1995)

Menurut Suprijono (2009), beberapa pakar pendidikan

mendefinisikan pengertian belajar, yaitu menurut Travers, Belajar adalah

proses menghasilkan penyesuaian tingkah laku. Menurut Cronbach, learning

is shown by a change in behavior as a result of experience.(Belajar adalah

perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman). Sedangkan menurut

Geoch, learning is change in performance as a result of practice.(Belajar

adalah perubahan performance sebagai hasil latihan).

Berdasarkan pengertian belajar dari beberapa tokoh diatas maka dapat

disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan yang disebabkan oleh

adanya pengalaman dan latihan oleh seseorang yang diarahkan untuk

mencapai tujuan tertentu.

B. Metode pembelajaran

Ada banyak metode-metode pembelajaran yang sering digunakan guru,

untuk membantu meningkatkan hasil belajar siswa. Metode-metode tersebut


(28)

11

1. Metode Ceramah

Menurut Syah Muhibbin (1995), metode ceramah adalah sebuah

metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara

lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif.

Dalam hal ini guru biasanya memberikan uraian mengenai topic (pokok

bahasan) tertentu di tempat tertentu dan dengan alokasi waktu tertentu.

Dalam mempersiapkan metode ceramah pada umumnya ada tiga cara

yang bisa dilakukan guru, yaitu pertama, guru menyusun apa yang hendak

diceramahkan kepada para siswanya; kedua, guru membuat pokok-pokok

persoalannya sehingga ia dapat berbicara di muka kelas atas dasar pola yang

sudah ia siapkan sebelumnya; ketiga, guru harus melakukan secara runtut

dalam menyampaikan materi yang akan diajarkan (Suyanto & Jihad Asep,

2013).

Menurut Suparno (2006), metode caramah adalah model pembelajaran

di mana guru sendiri menerangkan dengan kata-kata, menjelaskan prinsip atau

bahan fisika kepada siswa. Biasanya siswa mendengarkan apa yang

diceramahkan guru. Kadang guru sambil ceramah menjelaskan dengan

menulis dipapan tulis, sehingga dapat lebih pelan-pelan menerangkan prinsip

fisika kepada siswa.

Berdasarkan beberapa pengertian metode ceramah diatas, maka dapat

disimpulkan bahwa metode ceramah adalah metode mengajar yang dalam


(29)

prosesnya guru menjadi pusat pembelajaran, memberikan

informasi-informasi, sehingga membuat siswa menjadi tidak aktif. Siswa biasanya

hanya mencatat apa yang guru sampaikan, sehingga kurang efektif.

2. Metode Latihan Soal

Latihan dalam hubungan belajar mengajar adalah suatu tindakan atau

perbuatan pengulangan untuk lebih memantapkan hasil belajar

(Hamalik:2003).

Menurut Djamarah Bahri dan ZainA (2010), metode latihan yang

disebut juga metode training, merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk

menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Juga sebagai sarana untuk

memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik.Selain itu, metode ini dapat juga

digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan, dan

keterampilan.

Sebagai suatu metode yang diakui banyak mempunyai kelebihan, juga

tidak dapat disangkal bahwa metode latihan mempunyai beberapa

kelemahan.Maka dari itu, guru ingin mempergunakan metode latihan ini

kiranya tidak salah bila memahami karakteristik metode ini.

a. Kelebihan metode latihan

1) Untuk memperoleh kecakapan motorik, seperti menulis,


(30)

13

menggunakan alat-alat (mesin permainan dan atletik), dan

terampil menggunakan peralatan olahraga.

2) Untuk memperoleh kecakapan mental seperti dalam perkalian,

menjumlahkan, pengurangan, pembagian, tanda-tanda

(symbol), dan sebagainya.

3) Untuk memperoleh kecakapan dalam bentuk asosiasi yang

dibuat, seperti hubungan huruf-huruf dalam ejaan,

penggunaan symbol, membaca peta, dan sebagainya.

4) Pembentukan kebiasaan yang dilakukan dan menambah

ketepatan serta kecepatan pelaksanaan

5) Pemanfaatan kebiasaan-kebiasaan yang tidak memerlukan

konsentrasi dalam pelaksanaannya.

6) Pembentukan kebiasaan-kebiasaan membuat gerakan-gerakan

yang kompleks, rumit, menjadi lebih otomatis.

b. Kelemahan metode latihan

1) Menghambat bakat dan inisiatif siswa, karena siswa lebih

banyak dibawakan kepada penyesuaian dan diarahkan jauh dari

pengertian

2) Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan

3) Kadang-kadang latihan dilaksanakan secara berulang-ulang

merupakan hal yang monoton, mudah membosankan.


(31)

4) Membentuk kebiasaan yang kaku, karena sifat otomatis

5) Dapat menimbulkan verbalisme

Menurut Jusuf (1982), latihan adalah suatu kegiatan melakukan hal

yang sama, berulang-ulang secara sungguh-sungguh, dengan tujuan untuk

memperkuat asosiasi atau menyempurnakan suatu keterampilan agar menjadi

bersifat permanen.

Menurut law of exercise (hukum latihan), semakin sering sebuah

perilaku dilatih atau digunakan maka akan semakin mantap eksistensi perilaku

tersebut (Hilgard & Bower dalam Syah Muhibbin, 1995)

Menurut teori pendidikan Gal’perin (Utomo&Ruijter,1994:36-37 dalam Susento dkk (1999/2000)), proses belajar dapat digambarkan sebagai

rangkaian empat tahapkegiatan, yaitu orientasi, latihan, umpan-balik, dan

tindak lanjut. Keempat tahap ini dikemukakan dalam diagram berikut:

ORIENTASI


(32)

15

Dalam tahap orientasi, siswa mula-mula diarahkan untuk mengenali

tujuan belajar, ruang lingkup, urutan, dan isi bahan pelajaran, selanjutnya

siswa diberi kesempatan berlatih dengan mengerjakan serangkaian tugas yang

disiapkan guru. Hasil latihan ini kemudian ditanggapi guru dengan

memberikan umpan-balik.Berdasarkan umpan balik ini siswa dibimbing untuk

memperbaiki kekurangan atau kekeliruan dalam mengerjakan tugas latihan,

meneruskan dengan tugas tambahan lainnya, atau bilamana mungkin dapat

mulai mempelajari topik berikutnya.

Ada empat faktor yang disebut Cooney (Susento dkk,1999/2000) yang

dapat membuat latihan soal menjadi efektif, yaitu penguatan, umpan balik,

penjadwalan latihan dan variasi. Siswa akan bersemangat dalam mengerjakan

soal-soal latihan. Bila mereka mendapatkan perasaan berhasil dan

menemukan keuntungan atas hasil usahanya.Disinilah tanggapan guru sangat

diperlukan, penguatan terhadap hasil usaha siswa yang telah memenuhi

tuntutan kriteria guru.Penguatan dapat berbentuk pujian, nilai, atau komentar

positif dari guru.

Selain itu, siswa juga membutuhkan umpan-balik dari guru atau

teman, yaitu semacam kepastian apakah hasil kerjanya telah memenuhi

kriteria yang ditetapkan guru.Umpan balik dapat memberikan informasi

perbaikan bagi siswa, sehingga mereka dapat memantau dan meningkatkan

hasil usahanya. Umpan balik dapat berupa petunjuk guru mengenai kekeliruan


(33)

yang dilakukan siswa, perbandingan antara jawaban keliru dengan jawaban

yang benar, tanggapan siswa lain terhadap jawaban seorang siswa, dan

lain-lain.

Agar latihan soal efektif, maka perlu dihindari periode waktu latihan

soal yang terlalu panjang yang mencakup jumlah soal latihan yang terlalu

banyak.Akan lebih baik jika latihan soal dipecah-pecah menjadi beberapa sesi

yang lebih pendek.Waktu latihan yang terlalu panjang bisa menyebabkan

kebosanan pada diri siswa, disamping itu kekeliruan yang dialami siswa tidak

segera dapat diketahui untuk diperbaiki.

Variasi dalam latihan soal juga penting diperhatikan.Variasi dapat

menyangkut jenis soal (hitungan, pemahaman konsep, argumentasi), sifat soal

(rutin atau tak rutin), bentuk soal (soal cerita, jawaban singkat, pilihan),

konteks soal, dan taraf kesulitan soal. Variasi juga dapat berupa kebebasan

bagi siswa untuk menjawab dengan cara mereka masing-masing, atau selingan

bentuk latihan seperti kuis dan permainan.

Pada saat guru memberikan umpan-balik terhadap proses dan hasil

belajar siswa, perlu diperhatikan beberapa prinsip. Prinsip-prinsip berikut

diadaptasi dari Jaques


(34)

17

2. Umpan-balik sebaiknya bersifat deskriptif daripada evaluative.

Dengan memaparkan apa yang sebenarnya terlihat oleh guru

akan mengurangi reaksi siswa yang bersifat defensif.

3. Umpan-balik jangan terlalu bersifat umum, tetapi diusahakan

cukup spesifik.

4. Umpan-balik diarahkan pada perilaku yang dapat diubah atau

dikontrol oleh siswa.

5. Dengan mempertimbangkan situasi dan kesiapan siswa,

umpan-balik hendaknya diberi sesegera mungkin.

6. Setelah umpan balik diberikan, sebaiknya guru mengecek sejauh

mana penerimaan siswa.

Jika umpan-balik diberikan pada sekelompok siswa, berilah

kesempatan anggota-anggota kelompok itu saling mengecek ketepatan

umpan-balik itu terhadap proses atau hasil kerja kelompok.

Berdasarkan banyaknya pengertian metode latihan soal diatas maka

dapat disimpulkan bahwa, metode latihan soal merupakan metode mengajar

dengan memberikan latihan-latihan kepada siswa, yang kegiatannya selalu

diulang-ulang untuk mencapai hasil yang lebih baik.


(35)

3. Metode Problem Solving

Menurut Djamarah Bahri dan Zain A (2010), Problem solving adalah

belajar memecahkan masalah.Pada tingkat ini para anak didik belajar

merumuskan memecahkan masalah, memberikan respons terhadap

rangsangan yang menggambarkan atau membangkitkan situasi problematik,

yang mempergunakan berbagai kaidah yang telah dikuasainya. Menurut John

Dewey dalam Djamarah Bahri dan Zain A (2010), memecahkan masalah itu

berlangsung sebagai berikut: individu menyadari masalah bila ia dihadapkan

kepada situasi keraguan dan kekaburan sehingga merasakan adanya semacam

kesulitan.

Problem solving adalah model pembelajaran dengan pemecahan

persoalan.Biasanya guru memberikan persoalan yang sesuai dengan topik

yang mau diajarkan dan siswa diminta untuk memecahkan persoalan itu.Ini

dapat dilakukan baik dalam kelompok ataupun pribadi. Guru sebaiknya minta

agar siswa mengungkapkan bagaimana cara mereka memecahkan persoalan

tersebut dan bukan hanya melihat hasil akhirnya. Model problem solving

dapat pula membantu mengatasi salah pengertian. Siswa mengerjakan

beberapa soal yang disiapkan guru.Dari pekerjaan itu, dapat dilihat apakah

gagasan siswa benar atau tidak.Dengan memecahkan persoalan, siswa dilatih

untuk mengorganisasikan pengertian mereka dan kemampuan mereka. Baik


(36)

19

Menurut Dananjaya (2010), tujuan dan proses problem solving adalah

sebagai berikut :

a. Tujuan

1) Melatih siswa merumuskan solusi dari masalah yang ada

2) Membiasakan siswa berpikir analitis

b. Proses

1) Siswa dibagi dalam beberapa kelompok

2) Setiap kelompok diminta mencari satu masalah (terkait dengan

tema yang disepakati)

3) Setiap kelompok mendiskusikan pemecahan masalah

4) Hasil diskusi ditulis dan dipresentasikan di depan kelas

Menurut Suryanto dan Jihad Asep (2013), sebagai bagian metode

mengajar, pemecahan masalah merupakan cara mengajar yang dimulai dari

proses perumusan masalah, pengumpulan data, analisis data, hingga

penentuan alternatif pemecahan masalah. Proses pemecahan masalah tersebut

dilakukan oleh siswa, ketika siswa dihadapkan pada persoalan yang mereka

temukan sendiri atau masalah yang sengaja diberikan dalam proses

pembelajaran.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode pemecahan masalah atau

problem solving adalah metode yang bertujuan untuk memberikan

kemampuan kepada siswa agar siswa dapat memecahkan masalah yang


(37)

dihadapi dengan menggunakan teknik-teknik yang benar dan guru tidak hanya

melihat hasil akhirnya saja.

C. Hasil Belajar

Menurut Bloom dan Krathwohl dalam Usman (1995), hasil belajar

yang dicapai oleh siswa sangat erat kaitannya dengan rumusan tujuan

instruksional yang direncanakan guru sebelumnya.Tujuan instruksional pada

umumnya dikelompokan ke dalam tiga kategori, yakni domain kognitif,

afektif, dan psikomotor.Domain kognitif mencakup tujuan yang berhubungan

dengan ingatan(recall), pengetahuan, dan kemampuan intelektual.Domain

afektif mencakup tujuan-tujuan yang berhubungan dengan

perubahan-perubahan sikap, nilai, perasaan, dan minat.Domain psikomotor mencakup

tujuan-tujuan yang berhubungan dengan manipulasi dan kemampuan

gerak(motor).

Menurut Purwanto (1990), yang dimaksud dengan tes hasil belajar

atau achievement test ialah tes yang dipergunakan untuk menilai hasil-hasil

pelajaran yang telah diberikan oleh guru kepada murid-muridnya, atau oleh

dosen kedapa mahasiswa, dalam jangka waktu tertentu.

Menurut Susanto Ahmad (2012), hasil belajar adalah

perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa baik yang menyangkut aspek kognitif,


(38)

21

materi pelajaran disekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari

hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar yang

dikemukakan oleh Wasliman dalan Susanto Ahmad (2012) adalah sebagai

berikut :

1) Faktor internal

Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri

peserta didik, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor

internal ini meliputi : kecerdasan, minat, dan perhatian, motivasi

belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan

kesehatan.

2) Faktor eksternal

Faktor yang berasal dari luar diri peserta yang mempengaruhi hasil

belajar yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat.Keadaan keluarga

berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.Keluarga yang

morat-marit keadaan ekonominya, pertengkaran suami istri, perhatian

orang tua yang kurang terhadap anaknya, serta kebiasaan

sehari-hari berperilaku yang kurang baik dari orang tua dalam kehidupan

sehari-hari berpengaruh dalam hasil belajar peserta didik.

Menurut pernyataan diatas maka dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar adalah tingkat keberhasilan siswa mengikuti proses belajar mengajar


(39)

yang berupa skor atau nilai. Hasil belajar meliputi tiga aspek, yaitu kognitif,

afektif, dan psikomotor.

D. Materi Pembelajaran

Besaran dan Satuan

a. Besaran pokok dan besaran turunan

Besaran dapat dibedakan menjadi besaran pokok dan besaran

turunan.Besaran pokok adalah besaran yang satuannya telah didefinisikan.

Dalam fisika terdapat 7 besaran pokok, yaitu panjang, massa, waktu, suhu,

jumlah zat, kuat arus listrik dan intensitas cahaya.Besaran turunan adalah

besaran yang satuannya diperoleh dari besaran pokok, misalnya

kecepatan, luas, volume, massa jenis, gaya, usaha dan energi.

b. Aturan angka penting

Ada beberapa aturan angka penting, yaitu :

1) Semua angka bukan nol merupakan angka penting.

2) Angka nol yang terletak di antara dua angka bukan nol

merupakan angka penting. Contoh :1208 memiliki empat

angka penting. 2,0067 memiliki lima angka penting.

3) Semua angka nol yang digunakan hanya untuk tempat titik

desimal bukan merupakan angka penting. Contoh : 0,0024


(40)

23

4) Semua angka nol yang terletak pada deretan terakhir dari

angka-angka yang ditulis di belakang koma desimal

merupakan angka penting. Contoh 1 : 0,003200 memiliki

empat angka penting, yaitu 3, 2 dan dua angka nol setelah

angka 32. Contoh 2 : 0,005070 memiliki empat angka penting

yakni 5,0,7,0. Contoh 3 : 20,0 memiliki dua angka penting

yakni 2 dan 0

5) Semua angka sebelum orde (Pada notasi ilmiah) termasuk

angka penting. Contoh :3,2 x 105 memiliki dua angka penting,

yakni 3 dan 2. 4,50 x 103 memiliki tiga angka penting, yakni 4,

5 dan 0

c. Pengukuran

Pengukuran dalam fisika adalah kegiatan menggunakan alat-alat ukur

dengan tujuan mengetahui nilai suatu besaran.

Berikut ini akan kita bahas pengukuran besaran-besaran fisika, meliputi

panjang, massa, dan waktu.

1) Pengukuran panjang

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur panjang benda

haruslah sesuai dengan ukuran benda.Sebagai contoh, untuk mengukur

lebar buku kita gunakan pengaris, sedangkan untuk mengukur lebar

jalan raya lebih mudah menggunakan meteran kelos. Alat ukur untuk


(41)

mengukur panjang antara lain penggaris/mistar, meteran, jangka

sorong dan mokrometersekrup.

Penggaris atau mistar berbagai macam jenisnya, seperti

penggaris yang berbentuk lurus, berbentuk segitiga yang terbuat dari

plastik atau logam, mistar tukang kayu, dan penggaris berbentuk pita

(meteran pita). Mistar mempunyai batas ukur sampai 1 meter,

sedangkan meteran pita dapat mengukur panjang sampai 3 meter.

Mistar memiliki ketelitian 1 mm atau 0,1 cm.

Posisi mata harus melihat tegak lurus terhadap skala ketika

membaca skala mistar. Hal ini untuk menghindari kesalahan

pembacaan hasil pengukuran akibat beda sudut kemiringan dalam


(42)

25

Jangka sorong merupakan alat ukur panjang yang mempunyai

batas ukur sampai 10 cm dengan ketelitiannya 0,1 mm atau 0,01 cm.

Jangka sorong juga dapat digunakan untuk mengukur diameter cincin

dan diameter bagian dalam sebuah pipa. Bagian-bagian penting jangka

sorong yaitu:

1. rahang tetap dengan skala tetap terkecil 0,1 cm

2. rahang geser yang dilengkapi skala nonius. Skala tetap dan

nonius mempunyai selisih 1 mm.

Mikrometer sekrup memiliki ketelitian 0,01 mm atau 0,001

cm. Mikrometer sekrup dapat digunakan untuk mengukur benda yang

mempunyai ukuran kecil dan tipis, seperti mengukur ketebalan plat,

diameter kawat, dan onderdil kendaraan yang berukuran kecil.

Bagian-bagian dari mikrometer adalah rahang putar, skala

utama, skala putar, dan silinder bergerigi. Skala terkecil dari skala

utama bernilai 0,1 mm, sedangkan skala terkecil untuk skala putar

sebesar 0,01 mm. Berikut ini gambar bagian-bagian dari mikrometer.


(43)

Sedangkan untuk alat ukur massa, biasanya kita dapat

menggunakan neraca dua lengan, neraca tiga lengan, timbangan

seperti yang biasa digunakan pedagang sayur dipasar. Alat ukur waktu

yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari ,misalnya jam

dan stopwatch. Bandul sederhana juga bisa kita gunakan untuk

mengukur waktu.Bandul sederhana terdiri atas sebuah beban berat

yang digantung pada tali yang beratnya dapat diabaikan dan tidak

dapat meregang serta dapat bergetar bebas tanpa gesekan disekitar

suatu titik tertentu.

d. Besaran skalar dan besaran vektor

Besaran yang memiliki besar (nilai), tetapi tidak memiliki arah disebut

besaran scalar. Contohnya waktu, volume, massa jenis, dan suhu.

Sedangkan besaran vektor adalah besaran yang memiliki besar dan arah.

Misalnya gaya, kecepatan, dan percepatan.

Untuk menggambarkan vektor digunakan garis berarah yang bertitik


(44)

27

arahnya. Simbol vektor menggunakan huruf kapital yang dicetak tebal

(bold) atau miring dengan tanda panah di atasnya seperti gambar berikut:

Untuk menentukan panjang dan arah vektor resultan, ada dua metode

yang bisa digunakan, yaitu metode grafis dan metode analitik. Diasumsikan

panjang kedua vektor dan sudut antara kedua vektor sudah diketahui.

1) Metode grafis

Metode ini memerlukan sketsa yang tepat skalanya, baik

perbandingan besar kedua vektor maupun sudut antara keduanya.

Setelah kedua vektor digambar dengan skala dan kemiringan yang

tepat, barulah kita terapkan metode segitiga,jajargenjang, ataupun

poligon untuk melukis skema vektor resultannya. Selanjtnya

panjang vektor resultan diukur menggunakan mistar dan hasilnya

dikonversi berdasarkan skalanya, diperoleh panjang vektor

resultan. Arah vektor resultan dapat ditunjukkan dengan mengukur

sudut antara vektor resultan itu dengan arah horizontal


(45)

2) Metode analitik

Metode analitik menggunakan perhitungan rumus. Andaikan

diketahui dua vektor A dan B dengan membentuk sudut antara

keduanya sebesar α. Panjang resultan kedua vektor itu (|R|)

dapatditentukan secara analitik, yaitu dengan menggunakan

persamaan :

Dalam metode analitil ini, kadang sketsa juga diperlukan, tetapi tidak

perlu mematuhi skala karena nantinya rumuslah yang


(46)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam penelitian eksperimen, kuantitatif, dan

kualitatif. Eksperimen artinya subyek penelitian diberikan perlakuan. Jenis

penelitian kuantitatif karena penelitian ini menggunakan analisis data

statistika. Sedangkan jenis penelitian kualitatif karena penelitian ini akan

menganalisis pengaruh pemberian latihan soal terhadap peningkatan hasil

belajar, dan mengetahui ada tidaknya perbedaan peningkatan hasil belajar

siswa ketika diberi dan tidak diberi perlakuan.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat : SMAN 1 KALASAN YOGYAKARTA

Waktu : Agustus-September 2014

C. Subyek Penelitian

1. Kelas kontrol

Kelas kontrol yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelas X MIA

(Matematika dan Ilmu Alam) 5 yang berjumlah 27 siswa.


(47)

2. Kelas eksperimen

Kelas eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelas X

MIA3 yang berjumlah 25 siswa.

D. Identifikasi Varibel Penelitian

1. Variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah

a. Variabel bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode pemberian latihan

soal dan metode ceramah konvensional.

b. Varibel terikat

Variabel terikat adalah variabel yang tergatung pada variabel

bebas.Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa.

c. Variabel kontrol

Variabel yang di kontrol dalam penelitian ini adalah materi yang

diajarkan, kemampuan awal siswa(pretest) dan alokasi waktu.

2. Definisi Operasional

a. Latihan soal adalah suatu cara untuk menyelesaikan

persoalan-persoalan oleh peserta didik dalam menerapkan konsep, prinsip, dan

hukum yang berlaku.

b. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa


(48)

31

E. Desain penelitian

Kelas kontrol Kelas eksperimen

Pre-Test Pre-Test

Ceramah Ceramah

Latihan soal

POSTEST

ANGKET

ANALISIS DATA

KESIMPULAN


(49)

Penjelasan untuk masing-masing prosedur di atas yaitu:

1. Kelas kontrol dan kelas eksperimen

Dalam penelitian ini menggunakan dua kelas, yaitu kelas kontrol dan

kelas eksperimen.Kelas kontrol yang digunakan adalah kelas XMIA5,

sedangkan kelas eksperimen adalah kelas XMIA3.

2. Pretest

Pretest diberikan pada dua kelas, yaitu kelas kontrol dan kelas

eksperimen. Tujuan diberikannya pretest ini adalah untuk mengetahui

pemahaman awal siswa, baik kelas kontrol maupun kelas ekperimen.

3. Ceramah

Peneliti menggunakan metode ceramah dalam melaksanakan

penelitian. Metode ceramah ini digunakan karena, apabila siswa

langsung diberikan soal latihan,mereka akan kesulitan dalam

mengerjakan soal yang diberikan. Peneliti menggunakan metode

ceramah pada kelas eksperimen (XMIA3), sedangkan pada kelas

kontrol (XMIA5) ceramah diberikan oleh guru mata pelajaran.

4. Latihan soal

Latihan soal adalah hal yang sangat penting dalam penelitian

ini.Karena peneliti ingin melihat apakah dengan metode latihan soal


(50)

33

belajar mengajar, siswa lebih banyak diberikan latihan soal. Soal-soal

latihan diberikan pada kelas eksperimen saja.

5. Posttest

Setelah kedua kelas diberikan pretest dan pada kelas eksperimen juga

sudah diberikan perlakuan maka akan selanjutnya akan diberikan

posttest. Posttest diberikan dengan tujuan untuk melihat adakah

peningkatan hasil belajar siswa.Selain untuk melihat apakah ada

peningkatan hasil belajar, posttest diberikan untuk melihat apakah

pemberian latihan soal berpengaruh pada hasil belajar siswa atau tidak.

6. Angket

Angket diberikan pada kelas eksperimen dengan tujuan ingin

mengetahui refleksi siswa tentang metode latihan soal terhadap hasil

belajar mereka.

7. Analisis data

Setelah dilakukan pretest dan posttest, maka akan diperoleh skor atau

nilai. Nilai-nilai siswa tersebut diolah, dianalisis apakah ada

peningkatan hasil belajar mereka.Terutama ingin melihat apakah

metode latihan soal ini dapat meningkatkan hasil belajar mereka atau

tidak.Karena sudah kita ketahui bahwa pada kelas kontrol tidak

diberikan latihan soal.


(51)

8. Kesimpulan

Setelah analisis data telah selesai dan diperoleh hasil secara

keseluruhan, maka kemudian akan ditarik kesimpulan.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Teknik tes

Diberikan dalam bentuk pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa

dan posttest untuk mengetahui kemampuan akhir siswa.

2. Angket

Angket diberikan pada kelas eksperimen.Angket diberikan dengan tujuan

untuk mengetahui apakah dengan menggunakan soal-soal latihan ada

peningkatan hasil belajar siswa, dibandingkan dengan dengan metode

ceramah.

G. Instrumen Penelitian

1. Instrumen pembelajaran

Instrumen pembelajaran ini terdiri dari 3 instrumen yaitu Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), soal latihan, dan LKS.

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


(52)

35

(1) Identitas, meliputi: Satuan pendidikan, Mata Pelajaran,

Kelas/Semester, Topik, dan Alokasi waktu, (2) Kompetensi inti,

(3) Kompetensi Dasar, (4) Indikator, (5) Tujuan pembelajaran, (6)

Strategi pembelajaran, (7) Materi pembelajaran, (8) Strategi

pembelajaran, (9) media, (10) Sumber pembelajaran, (10) Kegiatan

Pembelajaran, (11) Penilaian.

b. Soal latihan

Soal latihan dibuat dan akan digunakan dalam kelas eksperimen.

c. Lembar Kerja Siswa (LKS)

LKS merupakan lembar kerja siswa yang digunakan agar proses

pembelajaran berlangsung lebih lancar. Komponen-komponen LKS

yang identifikasi mata pelajaran, tujuan yang harus dicapai siswa,

petunjuk umum, dan kegiatan belajar. Bagian terpenting dari LKS

yaitu kegiatan belajar, yang berisi secara singkat kegiatan yang akan

dilakukan, pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab,

langkah-langkah percobaan yang harus dilakukan, mengerjakan tugas.

Lembar kerja siswa dibuat dan digunakan dalam kelas eksperimen.

2. Instrumen pengumpulan data

a. Kuisioner

Kuisioner dapat digunakan untuk melihat bagaimana refleksi

siswaterhadap pembelajaran dengan metode ceramah dan dengan


(53)

metode latihan soal.Kuisioner ini terdiri dari pernyataan positif dan

pernyataan negatif. Hasil jawaban siswa dianalisis dengan cara

memberikan skor pada masing-masing pertanyaan, yaitu sebagai

berikut

1) Jawaban dari pernyataan positif

- Skor 4 diberikan untuk jawaban sangat setuju

- Skor 3 diberikan untuk jawaban setuju

- Skor 2 diberikan untuk jawaban tidak setuju

- Skor 1 diberikan untuk jawaban sangat tidak setuju

2) Jawaban dari pernyataan negatif

- Skor 4 diberikan untuk jawaban sangat tidak setuju

- Skor 3 diberikan untuk jawaban tidak setuju

- Skor 2 diberikan untuk jawaban setuju

- Skor 1 diberikan untuk jawaban sangat setuju

Penentuan hasil skor akhir dari kuisioner adalah semua jumlah skor

yang diperoleh masing-masing siswa.

b. Pretest

Pretest diberikan pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pretest


(54)

37

siswa sebanyak 15 butir soal dan berupa soal esai. Setelah kelas

eksperimen mengikuti pretest, selanjutnya akan dilihat soal pada

materi apa yang kurang dimengerti siswa. Selanjutnya akan

diberikan perlakuaan menggunakan latihan-latihan soal.

c. Posttest

Posttest diberikan dengan tujuan untuk melihat adakah

peningkatan hasil belajar siswa, baik kelas kontrol maupun kelas

eksperimen.

H. Metode Analisis Data

1. Data

Data yang akan dianalisis ialah data pretest, posttest dan angket yang diisi

siswa.

2. Analisis data

a. Pretest

Dari perolehan hasil pretest, dapat dilihat pada materi mana siswa

dapat atau tidaknya mengerjakan soal tersebut.Kemudian dari hasil

tersebut dapat dilihat dan ditindaklanjuti dengan pemberian metode

pembelajaran.Untuk kelas eksperimen dengan menggunakan metode

ceramah dan latihan soal, sedangkan untuk kelas kontrol dengan

metode ceramah. Setelah semua data pretest kelas kontrol dan kelas

eksperimen didapatkan maka dapat ditentukan besarnya nilai rata-rata.


(55)

b. Posttest

Setelah mengikuti pretest dan datanya sudah dianalisis, maka dari

perolehan data posttest dilihat kembali ada tidaknya perubahan setelah

diberikan perlakuan.Setelah itu hasil posttest kedua kelas dirata-rata

untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa.

c. Uji homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah kemampuan

awal kelas kontrol dan kelas eksperimen sama atau tidak.

d. Uji t

Uji t digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa setelah

dilakukanpembelajaran dengan metode latihan soal dan untuk

mengetahui apakah ada perbedaan peningkatan hasil belajar kedua

kelas.

e. Angket

Angket diberikan pada kelas eksperimen dengan tujuan untuk melihat


(56)

BAB IV

DATA, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMAN 1 Kalasan pada bulan Agustus dan

berakhir bulan September.Subyek penelitian adalah siswa kelas XMIA3 dan

siswa kelas XMIA5. Pada kelas XMIA3 yang diberi treatment model

pembelajaran dengan metode pemberian latihan soal. Sedangkan kelas

XMIA5 adalah kelas kontrol yang tidak diberikan treatment oleh peneliti dan

diampu oleh guru mata pelajaran dengan metode ceramah.Siswa kelas

XMIA3 berjumlah 26 orang siswa dan siswa kelas XMIA5 berjumlah 28

orang siswa. Namun dari masing-masing kelas pada saat dilakukan pretest ada

yang tidak masuk sekolah, sehingga dalam pengolahan data dari kelas XMIA3

berjumlah 25 orang siswa dan siswa XMIA5 berjumlah 27 orang siswa. Maka

jumlah secara keseluruhan adalah 52 orang siswa. Dalam penelitian ini

penulis berperan sebagai guru dalam proses pembelajaran pada kelas

eksperimen. Sedangkan proses pembelajaran pada kelas XMIA5 guru bidang

studi yang mengajar menggunakan metode ceramah.

1. Persiapan Instrumen

Sebelum melakukan penelitian, peneliti mempersiapkan

instrumen-instrumen yang akan digunakan untuk penelitian. Instrumen-instrumen-instrumen


(57)

penelitian antara lain: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk

kelas XMIA3 dengan menggunakan model pembelajaran latihan soal,

Lembar Kegiatan Siswa (LKS) untuk materi besaran dan satuan, serta

membuat kuesioner refleksi siswa terhadap pembelajaran fisika dengan

menggunakan metode latihan soal. Setelah itu peneliti memberikan surat

izin penelitian untuk melaksanakan penelitian di SMAN 1 Kalasan.

Setelah mendapat izin dari pihak sekolah, peneliti berkonsultasi dengan

guru mata pelajaran fisika untuk membahas kelas berapa yang akan

diteliti, jadwal pelaksanaan penelitian serta soal yang akan dijadikan

sebagai pretest dan posttest.

2. Perkenalan dan Pelaksanaan Pretest

Pada tahap ini, peneliti memperkenalkan diri kepada siswa kelas

XMIA3. Setelah itu peneliti memberitahukan kepada siswa tentang materi

yang akan dipelajari adalah besaran dan satuan. Pelaksanaan pretest

dilaksanakan pada tanggal 20 Agustus 2014 pada kelas XMIA3 dan

diikuti oleh 25 orang siswa.Sedangkan pada kelas XMIA5 dilaksanakan

pada tanggal 25 Agustus 2014 dan diikuti oleh 27 orang siswa. Pretest

diberikan dengan tujuan untuk memperoleh data bagaimana pemahaman

awal siswa tentang besaran dan satuan. Selain itu, untuk mengetahui


(58)

41

Proses pembelajaran pada kelas eksperimen (XMIA3) dilakukan

selama 10 jam pertemuan yang dibagi menjadi 4 kali pertemuan. Satu jam

pelajaran yaitu selama 45 menit. Berikut adalah proses pembelajaran

untuk setiap pertemuan pada kelas XMIA3 :

1) Pertemuan ke I: Rabu, 20 Agustus 2014 pukul 08.45-09.30

Pertemuan pertama ini dilakukan setelah pretest selesai. Tiga

jam pertemuan digunakan untuk pretest selama 2jam pelajaran,

sedangkan yang 1 jam pelajaran diisi dengan materi. Materi yang

akan diberikan adalah mengenai notasi ilmiah. Pada pertemuan ini,

peneliti meminta siswa untuk mencari tahu bagaimana penulisan

notasi ilmiah.Setelah itu peneliti menjelaskan sedikit tentang notasi

ilmiah, kemudian siswa diberikan soal-soal latihan berikut pekerjaan

rumah.

2) Pertemuan ke II : Rabu, 27 September 2014 pukul 08.45-11.15

Pada pertemuan kedua, peneliti mempersiapkan materi

pengukuran dan membahas kembali tentang notasi ilmiah.Peneliti

juga memberikan LKS kepada siswa yang berisi tentang materi dan

latihan-latihan soal sampai pada materi akhir yaitu vektor. (LKS

terlampir) Peneliti memberikan penjelasan tentang angka penting

dan menyuruh siswa untuk mengerjakan soal latihan yang ada di

LKS yang telah dibagikan.Selesai membahas angka penting


(59)

kemudian masuk pada materi pengukuran.Peneliti membagi siswa

dalam kelompok kecil.Dalam satu kelompok terdiri dari 5 atau 6

orang siswa.Didalam kelompok tersebut, peneliti juga memberikan

jangka sorong dan mikrometer sekrup.

3) Pertemuan ke III : 3 September 2014 pukul 08.45-11.45

Peneliti menjelaskan pertemuan yang lalu mengenai

pengukuran, yaitu cara membaca skala pada alat ukur. Pada

kesempatan ini siswa diberikan latihan soal tentang

pengukuran.Pada latihan ini, siswa lebih ditekankan pada membaca

skala pada alat ukur.Pada materi ini mereka terlihat bisa

mengerjakan karena sudah pernah dipelajari pada waktu

SMP.Selesai pada materi pengukuran kemudian dilanjutkan pada

materi vektor.Pada materi ini siswa belum mengenal tentang vektor,

sehingga peneliti menjelaskan secara pelan-pelan agar mereka dapat

mengerti.Sambil menjelaskan sedikit demi sedikit siswa diberikan

latihan soal.Materi vektor yang dipelajari yaitu menggambar vektor,

menentukanresultan dengan metode pologon, menentukan besar dan

arah vektor dengan metode jajar genjang.

4) Pertemuan ke IV : 10 September 2014 pukul 08.45-11.15


(60)

43

pada pertemuan minggu lalu dengan memberikan pertanyaan

singkat.Setelah mengingat materi yang lalu, maka dilanjutkan pada

materi berikutnya, yaitu penguraian vektor.Dalam materi penguraian

vektor ini, yang dipelajari lebih lanjut adalah tentang besar dan arah

komponennya.

5) Pertemuan V : 17 September 2014, pukul 08.45-11.15

Pada pertemuan kali ini, peneliti memberikan posttest pada

kelas XMIA3, sekaligus sebagai ulangan harian.Posttest diikuti oleh

semua siswa kelas XMIA3. Waktu yang diberikan untuk

mengerjakan soal adalah 2 jam pelajaran. Sedangkan untuk 1 jam

pelajaran digunakan untuk mengisi kuisioner.

Pada tanggal 22 September 2014, diadakan postest pada kelas

XMIA5 dan diikuti juga oleh seluruh siswa dikelas tersebut. Posttest

ini dilakukan untuk mengetahui apakah siswa yang tidak diberikan

latihan soal ada peningkatan hasil belajar atau tidak.

B. DATA PENELITIAN

Data penelitian ini berisi tentang pemahaman siswa mengenai materi

besaran dan satuan.Data yang diperoleh yaitu dalam bentuk nilai yang

diperoleh siswa melaui hasil pretest dan posttest. Selain berupa nilai data

pretest dan posttest yang diperoleh berikut juga diperoleh data hasil kuisioner

refleksi siswa.


(61)

1. Hasil prettes dan posttes

Kelas XMIA3 ( jumlah siswa 25 dari 26 )

Tabel 4.1.Nilai pretes – postest kelas XMIA3 (kelas eksperimen)

NO NAMA SISWA Pretest Posttest Peningkatan

1 ANGELIA AYU MAULINA 45 71.6 26.6 2 BAYU ADITYA P 31.7 70 38.3 3 CAHYA ULFA K 46.7 70 23.3 4 CHOFIFATUN KHAMAMAH 43.3 88.3 45 5 DEO MAHENDRA 43.3 71.6 28.3 6 GALIH SARI NINGRUM 46.7 86.7 40 7 GEMA FAUZI 32 51.6 19.6 8 INDAH SARI PRIFIANINGRUM 40 55 15 9 MAHARESI UPOYO T 41.7 63.3 21.6 10 MUHAMMAD AFIF K 41.7 75 33.3 11 MUHAMMAD DZAKIR A 36.7 70 33.3 12 NIKEN CAHYANINGRUM 45 70 25 13 NUR AVIVA TRISNAWATI 36.7 63.3 26.6 14 RAHMA DANI KUSUMAWATI 35 63.33 28.33 15 RESTA HERLIN PERLIANA 40 70 30 16 SAIFUDDIN AFIF 30 66.7 36.7 17 SAIROH BASIROTIL MUJTABA 40 75 35 18 SEKAR AYU PANGASTUTI 28.3 80 51.7 19 SHINTA IKA MULYANINGRUM 40 80 40 20 SUSI DYAH AYU W 38.3 70 31.7 21 THOHA ARSYAD 33.3 81.7 48.4 22 TRI AMALIA P 45 70 25 23 TYAS NUR UTAMI 21.7 66.7 45 24 UMI MAR'ATUN SHOLIHAH 38.3 80 41.7 25 UMMI KHOLSUM 41.7 56.7 15


(62)

45

Kelas XMIA5 ( jumlah siswa 27 dari 28 )

Tabel 4.2.Nilai pretes – postest kelas XMIA5 (kelas kontrol)

No Nama Pretest Postest Peningkatan

1 ALVIAN DWI HERMAWAN 32 52 20 2 ALYA KUSUMA FARHANI 41.7 56.7 15 3 ANDIKA JULIANTO PUTRA 41.6 51.7 10.1 4 ANGGITA RAHMA TIKA 21.7 23.3 1.6 5 ANGGYTA DEWI H 40 60 20 6 ANITA HERLINA NISVI 45 61.7 16.7 7 A'YUNNUSSHOLIHAH 18.3 56.7 38.4 8 BAYU DWI KURNIAWAN 53.3 80 26.7 9 DESI ISTIKHOMAH 41.7 58.3 16.6 10 DWI KOFIFAH 46.7 28.3 -18.4 11 ELISA MURTI D 36.7 40 3.3 12 ERICKZAN RIFKI 21.7 31.7 10 13 FARIZKA ALRIANSYAH 21.7 48.5 26.8 14 IBNINATI AZIZAH 45 68.3 23.3 15 IDAM WAHYU N 31.7 50 18.3 16 IKHSAN SAHIDA 31.7 51.7 20 17 INDRIYANI NUR W 46.7 58.3 11.6 18 MIFTHAKUL JANAH 43.3 55 11.7 19 MUHAMMAD IRFAN DWIFAN

H 41.6 51.7 10.1

20 NINDA KARISA 53 51.7 -1.3 21 NORO AGUNG PURBANTORO 31.7 58.3 26.6 22 RATNA ARISTANINGRUM 20 35 15 23 REI SULTAN A 25 28.3 3.3 24 RIFQI SHABRI A 18.3 41.7 23.4 25 VIA RUSTIANI 51.7 75 23.3 26 WAFIQ NUR HAYANI 50 53.5 3.5 27 WAHYU KURNIAWAN FAJAR 30 41.7 11.7

Rata-rata 36.36 50.71 14.34


(63)

2. Refleksi siswa kelas eksperimen

Tabel 4.3 refleksi siswa kelas XMIA3

Kode siswa Skor kuisioner

A 59

B 64

C 60

D 65

E 54

F 72

G 55

H 62

I 62

J 70

K 63

L 61

M 59

N 59

O 59

P 65

Q 68

R 63

S 58

T 70

U 54

V 61

W 63

X 57


(64)

47

Setelah didapatkan data skor kuisioner dari kelas eksperimen, maka

selanjutnya akan dikelompokan dalam 5 kategori berdasarkan sikap siswa terhadap

pemberian latihan soal.

Tabel 4.4 Kategori sikap siswa terhadap pemberian latihan soal

Interval Kategori Jumlah Persentase (%)

68 – 80 Sangat positif 4 16 56 – 67 Positif 18 72 44 – 55 Netral 3 12 32 – 43 Negatif 0 0 20 – 31 Sangat negatif 0 0

C. ANALISIS DATA 1. Pretes

a. Kelas eksperimen

Berdasarkan tabel 4.1 nilai pretes – posttest kelas XMIA3, diperoleh nilai rata-rata kelas pada saat prettest sebesar 38,48.

Melalui data nilai per soal masing-masing siswa (terlampir), pada

kelas eksperimen ternyata siswa belum bisa menyelesaikan soal pada

materi dimensi dan vektor.Setelah didapatkan hasil yang demikian,

peneliti menerapkan metode pembelajaran dengan menggunakan


(65)

latihan soal.Setelah diberikan perlakuan, selanjutnya diberikan

posttest.

b. Kelas kontrol

Berdasarkan tabel 4.2 nilai pretes – posttest kelas XMIA5, diperoleh nilai rata-rata kelas pada saat prettest sebesar 36,36.

Melalui data nilai per soal masing-masing siswa (terlampir), pada

kelas kontrol ternyata siswa belum bisa menyelesaikan soal pada

materi dimensi dan vektor.Setelah didapatkan hasil yang demikian,

maka guru mata pelajaran memberikan perlakuan dengan metode

ceramah.

2. Posttest

a. Kelas eksperimen

Berdasarkan tabel 4.1 nilai pretes – posttest kelas XMIA3, diperoleh nilai rata-rata kelas pada saat pretest sebesar 70,66. Berdasarkan

analisis per soal pada pretest, ternyata dengan diberikan soal-soal

latihan siswa dapat mengerjakan soal pada materi dimensi dan vektor,

yang sebelumnya sebagaian besar dari mereka tidak bisa mengerjakan.

Pada kelas ekperimen terjadi peningkatan hasil belajar sebesar 32,18.

b. Kelas kontrol


(66)

49

analisis per soal pada pretest, ternyata dengan metode ceramah yang

guru berikan siswa dapat mengerjakan soal pada materi dimensi dan

vektor, yang sebelumnya sebagaian besar dari mereka tidak bisa

mengerjakan. Pada kelas kontrol terjadi peningkatan hasil belajar

sebesar 14,34.

Setelah kedua kelas diberikan perlakuan, ternyata ada perbedaan, yaitu

perolehan nilai per soal yang sebelumnya mereka belum bisa

mengerjakan.Perolehan nilai per soal lebih baik pada kelas eksperimen

dibandingkan kelas kontrol. Peningkatan hasil belajar pun lebih tinggi

pada kelas eksperimen, yaitu sebesar 32,18. Sedangkan pada kelas

kontrol sebesar 14,34.

3. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah

sebelum diberikan perlakuan, baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol

memiliki varians yang sama atau tidak. Dalam hal ini, kita akan melihat

apakah kemampuan awal kedua kelas sama atau tidak

Data yang digunakan dalam uji homogenitas adalah data hasil

pretes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji homogenitas ini

dilakukan dengan menggunakan uji t untuk dua kelompok yang

independen pada program SPSS. Berikut adalah hasil analisis


(67)

SPSSdari kedua kelasdalam tabel 4.5 dan 4.6 di bawah ini

Tabel 4.5. Rata-rata nilai pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol

Kelas N Mean

Std.

Deviation Std. Error Mean Ni

lai

XMIA3 25 38.48 6.258 1.252 XMIA5 27 36.36 11.334 2.181

Hipotesis :

Ho : variasi data tes sama. Artinya tidak terdapat perbedaan prestasi

Tabel 4.6. analisis uji homogeny

Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. T df

Sig. (2-tailed) Mean Differen ce

Std. Error Difference

95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Nila

i

Equal variances assumed

14.569 .000 .826 50 .413 2.121 2.568 -3.037 7.279

Equal variances not assumed


(68)

51

Ha : variasi data tes berbeda. Artinya terdapat perbedaan prestasi

belajar antara kelas kontrol dan eksperimen.

Analisis:

Ho ditolak Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05 danHa diterima jika harga

sig. (2-tailed) < 0,05, Ho ditolak dan Ha diterima.

Dari hasil table output SPSS di atas dapat diketahuinilai sig.

(2-tailed) sebesar 0.413 dan 0.404. Karena nilai signifikansi lebih

besar dari 0,05 maka terdapat perbedaan kemampuan awal siswa yang

signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Terdapat

perbedaan artinya kemampuan awal kedua kelas itu berbeda, tetapi

jika dilihat dari nilai rata-ratanya tidak jauh berbeda, selisihnya

sebesar 2, 12.

4. Uji t-test

a. Uji t-test untuk kelompok dependen 1) Uji pretes dan postes kelas eksperimen

Uji t untuk kelompok dependen di sini bermaksud untuk

mengetahui kemampuan siswa setelah dilakukan pembelajaran

dengan metode latihan soal, sehingga dapat diketahui apakah

metode pemberian latihan soal dapat meningkatkan hasil

belajar siswa atau tidak. Data nilai pretest dan posttest dari


(69)

kelas eksperimen yang dianalisis menggunakan program

SPSS.Berikut adalah hasil analisis uji t SPSS seperti pada tabel

4.7 dan tabel 4.8 di bawah ini.

Tabel 4.7 Rata-rata nilai pretest dan posttest kelas eksperimen

Mean N

Std. Deviation

Std. Error Mean

Pair 1 pretest 38.4840 25 6.25797 1.25159 postest 70.6612 25 9.10897 1.82179

Tabel 4.8. Analisis peningkatan hasil belajar siswa kelas eksperimen

Paired Differences

t Df

Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviatio n Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper Pair

1

pretest – posttest

-3.217 72E1

9.98685 1.99737

-36.29957 -28.05483 -16.11 0

24 .000

Hipotesis uji-t:

Ho : variasi data tes sama. Artinya tidak terdapat perbedaan


(70)

53

Analisis:

Ho ditolak Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05 danHo diterima jika

harga sig. (2-tailed) < 0,05, Ho ditolak dan Ha diterima.

Dari hasil tabel output SPSS di atas dapat dilihat bahwa

nilai rata-rata pretes kelas eksperimen 38,48 dan nilai rata-rata

posttes kelas eksperimen 70,66. Dapat dilihat bahwa nilai

posttes rata-rata siswa lebih tinggi dari nilai rata-rata pretes.

Terjadi peningkatan hasil belajar siswa sebesar 32,18 poin. Jika

diuji sacara statistika menggunakan uji-t hasilnya dapat dilihat

pada tabel 4.8.dari tabel tersebut diketahui nilai sig. (2-tailed)

sebesar 0.000 dan nilai α = 0,05. Karena nilai signifikansi Ho< 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa nilai posttes lebih baik

dari nilai pretest. Maka dari hasil tersebut pembelajaran dengan

metode latihan soal dapat meningkatan hasil belajar siswa.

2) Uji-t pretes dan postest kelas kontrol

Uji-t untuk kelompok dependen ini dilakukan untuk

mengetahui apakah ada peningkatan hasil belajar siswa setelah

mengikuti pembelajaran menggunakan metode ceramah. Data

nilai pretes dan posttes dari kelas kontrol yang dianalisis

menggunakan program SPSS. Berikut adalah hasil analisis uji-t

SPSS seperti pada tabel 4.9 dan tabel 4.10:


(71)

Tabel 4.9. rata-rata nilai pretes dan postes kelas kontrol

Mean N

Std. Deviation

Std. Error Mean

Pair 1 Pretest 36.3630 27 11.33443 2.18131 Posttest 50.7074 27 13.71007 2.63850

Tabel 4.10. Analisis peningkatan hasil belajar siswa kelas kontrol

Paired Differences

t df

Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pai

r 1

pretest - postest

-1.43444E 1

11.29930 2.17455 -18.8143 0 -9.8745 9 -6.59 7

26 .000

Hipotesis uji-t:

Ho : variasi data tes sama. Artinya tidak terdapat perbedaan

prestasi belajar antara kelas kontrol dan eksperimen.


(72)

55

Analisis:

Ho ditolak jika harga sig. (2-tailed) > 0,05 danHo diterima jika

harga sig. (2-tailed) < 0,05, Ho ditolak dan Ha diterima.

Dari hasil tabel output SPSS di atas dapat dilihat bahwa nilai

rata-rata pretes kelas kontrol 36,36 dan nilai rata-rata postes

kelas kontrol 50,71. Dapat dilihat bahwa nilai postes rata-rata

siswa lebih tinggi dari nilai rata-rata pretes. Terjadi

peningkatan hasil belajar siswa sebesar 14,35. Jika diuji sacara

statistika menggunakan uji-t hasilnya dapat dilihat pada tabel

4.10, dari tabel tersebut diketahuinilai sig. (2-tailed)sebesar

0.000 dan nilai α = 0,05. Karena nilai signifikansi Ho< 0,05

maka dapat disimpulkan bahwa nilai posttes lebih baik dari

nilai pretes.

b. Uji-t untuk kelompok independen

Uji-t independen ini dilakukanuntuk mengetahui apakah ada

perbedaan peningkatkan hasil belajar siswa antara kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Uji-t dilakukan menggunakan data

nilai posttes kelas eksperimen dan nilai posttes kelas control.

Berikut adalah hasil analisis SPSS untuk kelompok yang


(73)

independen seperti ditunjukkan pada tabel 4.11 dan 4.12 di bawah

ini.

Hipotesis uji t :

Ho : variasi data tes sama. Artinya tidak terdapat perbedaan

Tabel 4.11. Rata-rata nilai postes kelas eksperimen dan kelas kontrol

Kelas N Mean Std. Deviation

Std. Error Mean

Nila i

XMIA3 25 70.66 9.109 1.822 XMIA5 27 50.71 13.710 2.639

Tabel 4.12. Analisis beda peningkatan hasil belajar

Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference

95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper nila

i

Equal variances assumed

2.880 .096 6.129 50 .000 19.954 3.255 13.415 26.493

Equal variances not assumed


(74)

57

Ha : variasi data tes berbeda. Terdapat perbedaan prestasi

belajar antara kelas kontrol dan kelas eksperimen

Analisis:

Ho ditolak Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05 danHo diterima jika

harga sig. (2-tailed) < 0,05, Ho ditolak dan Ha diterima.

Dari hasil table output SPSS di atas dapat diketahui nilai

sig. (2-tailed) sebesar 0,000. Karena nilai signifikansi lebih

kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan maka Ha diterima yaitu

terdapat peningkatan hasil belajar siswa menggunakan metode

latihan soal dibandingkan dengan ceramah.

1. Angket

Setelah selesai diberikan posttest, tahap selanjutnya adalah

siswa diberikan angket untuk mengetahui sikap mereka terhadap

metode latihan soal.Angket ini diberikan pada kelas eksperimen saja,

sedangkan pada kelas kontrol tidak diberikan.Hal ini karena kelas

kontrol tidak diberikan latihan soal, sedangkan angket yang diberikan

bertujuan untuk mengetahui sikap siswa.Ada 5 kategori sikap siswa

terhadap metode latihan siswa, yaitu sangat positif, positif, netral,

negatif, dan sangat negatif. Perolehan sikap sangat positif sebanyak


(75)

16%, sikap positif 72%, sikap netral 12%, sikap negatif 0% dan sikap

sangat negatif juga 0%.

D. Pembahasan

1. Pengaruh Pemberian Latihan Soal dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Pemberian latihan soal hanya diberikan pada kelas eksperimen saja,

yaitu kelas XMIA3.Pada kelas kontrol yaitu kelas XMIA5 tidak diberikan

latihan soal.Pada kelas eksperimen setelah siswa diberikan pretest, tahap

selanjutnya menganalisis hasil pretest tersebut. Analisis pretest tersebut

dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum dilakukan

pembelajaran didalam kelas. Dari hasil pretest yang telah dianalisis dapat

dilihat pada bagian-bagian atau materi-materi apa yang dianggap siswa

belum bisa menyelesaikannya. Pada kelas eksperimen, soal pretest yang

dianggap belum bisa diselesaikan dengan baik oleh siswa, yaitu pada

materi angka penting, dimensi dan vektor. Setelah soal pretest dianalisis

maka selanjutnya akan diadakan proses belajar mengajar dengan metode


(1)

Menurut analisis data diatas dengan menggunakan program SPSS, ada perbedaan peningkatan hasil belajar siswa antara yang diberikan latihan soal dan yang tidak diberikan latihan soal. Kelas XMIA3 yang dijadikan sebagai kelas eksperimen mendapatkan hasil belajar yang lebih baik dibandingkan kelas XMIA5 yang dijadikan sebagai kelas kontrol.

3. Refleksi Siswa Terhadap Pembelajaran dengan Metode Latihan Soal

Terhadap Peningkatan Hasil Belajar

Berdasarkan hasil kuisioner yang diberikan kepada siswa, dapat dilihat bagaimana sikap siswa terhadap metode latihan soal dalam meningkatkan hasil belajar mereka.Perolehan skor kuisioner tertinggi sebesar 80 dan skor terendah sebesar 20. Dari skor tersebut akan dijadikan menjadi 5 kategori sikap siswa. Untuk mengklasifikasikan sikap siswa ke dalam 5 kategori dengan cara membuat interval. Skor tertinggi dikurangi skor terendah dan dibagi 5.

Pada tabel 4.4 kategori sikap siswa terhadap pemberian latihan soal, dapat dibedakan menjadi 5 kategori, yaitu sangat positif, positif, netral,


(2)

63 latihan soal sebanyak 3 orang siswa yang persentasenya sebesar 12%.Sedangkan yang tidak ada siswa yang memiliki sikap negatif dan sangat negatif terhadap pemberian latihan soal.

Hal ini menunjukan bahwa pemberian latihan soal untuk meningkatkan hasil belajar siswa memperoleh tanggapan positif oleh siswa.Dan pemberian latihan soal dapat membantu meningkatkan hasil belajar siswa.


(3)

BAB V

KESIMPULAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Pembelajaran yang dilakukan menggunakan metode latihan soal dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X SMA N 1 Kalasan. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas XMIA3 yang diperoleh sebelum dan sesudah pembelajaran.

Nilai rata-rata kelas

Sebelum pembelajaran (pretest) Sesudah pembelajaran (postest)

38,48 70,66

2. Terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar siswa antara yang diberikan soal latihan dan yang tidak diberikan soal latihan. Walaupun kedua kelas


(4)

65 3. Hasil analisis kuisioner menunjukan bahwa sikap siswa terhadap pemberian latihan soal adalah positif, yaitu sebanyak 72%. Hal tersebut menunjukkan bahwa pemberian latihan soal mendapat respon positif dari siswa.

B. SARAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan,

1. Bagi guru cobalah untuk menggunakan metode-metode pembelajaran yang salah satunya adalah dengan menggunakan metode latihan soal. 2. Dengan diberikan latihan-latihan soal, siswa akan lebih terbiasa dalam


(5)

Daftar Pustaka

Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Bahri Djmarah dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:Rineka Cipta

Dananjaya, Utomo. 2010. Media Pembelajaran Aktif. Bandung: Nuansa Cendekia

Eggen, P, &Kauchak, D. 2012. Strategidan Model Pembelajaran

Mengajarkan Konten dan Keterampilan Berpikir. Jakarta Barat: PT Indeks, Penerjemah Satrio Wahono

Hamalik, O. 2003.Kurikulum dan Pembelajaran.Jakarta:Bumi Aksara Jusuf, D. 1982. Metode-Metode Mengajar.Penerbit Angkasa:Bandung Purwanto, Ngalim.1984. Prinsip-Prisip dan Teknik Evaluasi

Pengajaran.PT Remaja Rosdakarya:Bandung

Suparno,P.2006. Metodologi Pembelajaran Fisiska. Universitas Sanata Dharma: Yogyakarta

Suprijono Agus.2009. Cooperative Learning (Teori & Aplikasi PAIKEM).Pustaka Pelajar:Yogyakarta


(6)

67 Taniredja, T. Faridli E.M., Harmianto S. 2011. Model-Model

Pembelajaran Inovatif. Alfabeta: Bandung

Usman M.U. 1995.Menjadi Guru Profesional. PT Remaja Rosdakarya: Bandung

Windarto, P.E. 2007.Latihan Soal Terbimbing Dalam Pembelajaran Fisika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Fisika Siswa

Pada Pokok Bahasan Kalor. Skripsi. Yogyakarta:


Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS MEDIA PERAGA VISUAL DALAM PEMBELAJARAN FISIKA MODEL CTL PADA SISWA SMA NEGERI 2 WONOSOBO POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN

8 119 125

Peningkatan hasil belajar siswa dengan metode Demonstrasi Berbantuan Simulasi Komputer dalam pembelajaran fisika pada pokok bahasan hukum newton untuk siswa kelas X SMAN 4 Yogyakarta.

0 2 215

Peningkatan hasil belajar siswa dengan metode Demonstrasi Berbantuan Simulasi Komputer dalam pembelajaran fisika pada pokok bahasan hukum newton untuk siswa kelas X SMAN 4 Yogyakarta

2 17 213

(ABSTRAK) EFEKTIVITAS MEDIA PERAGA VISUAL DALAM PEMBELAJARAN FISIKA MODEL CTL PADA SISWA SMA NEGERI 2 WONOSOBO POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN.

0 0 2

PEMBELAJARAN FISIKA PADA POKOK BAHASAN CAHAYA DENGAN PERCOBAAN BERBASIS INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA.

0 0 2

IMPLEMENTASI MODUL PEMBELAJARAN FISIKA KELAS X SEMESTER I MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN BERBASIS CTL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF FISIKA SISWA.

0 0 17

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS KURIKULUM 2013 UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI BESARAN DAN SATUAN UNTUK SMA KELAS X.

0 0 1

Latihan soal terbimbing dalam pembelajaran fisika untuk meningkatkan pemahaman konsep fisika siswa pada pokok bahasan kalor - USD Repository

0 0 103

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE- EXPLAIN (POE) UNTUK MENINGKATKAT HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN JAMUR KELAS X SMAN 1 RAJAGALUH

0 0 19

Efektifitas strategi pembelajaran kooperatif terhadap hasil belajar fisika untuk pokok bahasan besaran dan satuan - USD Repository

0 0 114