3.1. RTRW Nasional Sesuai dengan amanat Pasal 20 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) merupakan pedoman untuk penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional; penyu

Bab 3 : Arahan Strategis Nasional

Laporan Akhir

3.1. RTRW Nasional
Sesuai dengan amanat Pasal 20 Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional (RTRWN) merupakan pedoman untuk penyusunan
rencana pembangunan jangka panjang nasional; penyusunan rencana
pembangunan jangka menengah nasional; pemanfaatan ruang dan
pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah nasional; mewujudkan
keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan antarwilayah
provinsi, serta keserasian antarsektor; penetapan lokasi dan fungsi ruang
untuk investasi; penataan ruang kawasan strategis nasional; dan
penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota. Oleh karena itu,
RTRWN disusun dengan memperhatikan dinamika pembangunan yang
berkembang, antara lain tantangan globalisasi, otonomi dan aspirasi

3-1

Bab 3 : Arahan Strategis Nasional


Laporan Akhir

daerah, keseimbangan perkembangan antarkawasan, kondisi fisik wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang rentan terhadap
bencana, dampak pemanasan global, pengembangan potensi kelautan
dan pesisir, pemanfaatan ruang kota pantai, penanganan kawasan
perbatasan negara, dan peran teknologi dalam memanfaatkan ruang.
Untuk mengantisipasi dinamika pembangunan tersebut, upaya
pembangunan nasional juga harus ditingkatkan melalui perencanaan,
pelaksanaan, dan pengendalian pemanfaatan ruang yang lebih baik agar
seluruh pikiran dan sumberdaya dapat diarahkan secara berhasil guna
dan berdaya guna.Salah satu hal penting yang dibutuhkan untuk
mencapai maksud tersebut adalah peningkatan keterpaduan dan
keserasian pembangunan di segala bidang pembangunan.
Penggunaan sumberdaya alam dilakukan secara terencana, rasional,
optimal, bertanggung jawab, dan sesuai dengan kemampuan daya
dukungnya, dengan mengutamakan sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat, memperkuat struktur ekonomi yang memberikan efek pengganda
yang maksimum terhadap pengembangan industri pengolahan dan jasa

dengan tetap memperhatikan kelestarian fungsi dan keseimbangan
lingkungan hidup serta keanekaragaman hayati guna mewujudkan
pembangunan yang berkelanjutan. Sehubungan dengan itu, RTRWN yang
berlandaskan Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional merupakan
matra spasial dalam pembangunan nasional yang mencakup
pemanfaatan sumberdaya alam yang berkelanjutan dan pelestarian
lingkungan hidup dapat dilakukan secara aman, tertib, efektif, dan efisien.
RTRWN memadukan dan menyerasikan tata guna tanah, tata guna udara,
tata guna air, dan tata guna sumberdaya alam lainnya dalam satu
kesatuan tata lingkungan yang harmonis dan dinamis serta ditunjang oleh
pengelolaan perkembangan kependudukan yang serasi dan disusun
melalui pendekatanwilayah dengan memperhatikan sifat lingkungan alam
dan lingkungan sosial. Untuk itu, penyusunan RTRWN ini didasarkan pada
upaya untuk mewujudkan tujuan penataan ruang wilayah nasional, yakni :
a. Ruang Wilayah Nasional yang aman, nyaman, produktif, dan
berkelanjutan;

3-2

Laporan Akhir


Bab 3 : Arahan Strategis Nasional

b. Keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan;
c. Keterpaduan perencanaan tata ruang wilayah nasional, provinsi dan
Kabupaten/Kota;
d. Keterpaduan pemanfaatan ruang darat, ruang laut, dan ruang udara,
termasuk ruang didalam bumi dalam kerangka Negara Kesatuan
Republik Indonesia;
e. Pemanfaatan sumberdaya alam secara berkelanjutan bagi peningkatan
kesejahteraan masyarakat;
f. Keterpaduan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah nasional,
provinsi, dan kabupaten/Kota dalam rangka perlindungan fungsi ruang
dan

pencegahan

danmpak

negatif


terhadap

lingkungan

akibat

pemanfaatan ruang;
g. Keseimbangan dan keserasian perkembangan antar wilayah;
h. Pertahanan dan Keamanan negara yang dinamis serta integrasi
nasional.
Tujuan-tujuan di atas diwujudkan dalam bentuk kebijakan dan strategi
pengembangan struktur ruang dan pola ruang wilayah nasional.Struktur
ruang wilayah nasional mencakup sistem pusat perkotaan nasional,
sistem jaringan transportasi nasional, sistem jaringan energi nasional,
sistem jaringan telekomunikasi nasional, dan sistem jaringan sumberdaya
air. Pola ruang wilayah nasional mencakup kawasan lindung dan kawasan
budi daya termasuk kawasan andalan dengan sektor unggulan yang
prospektif dikembangkan serta kawasan strategis nasional.
Selain rencana pengembangan struktur ruang dan pola ruang, RTRWN ini

juga menetapkan kriteria penetapan struktur ruang, pola ruang, kawasan
andalan, dan kawasan strategis nasional; arahan pemanfaatan ruang
yang merupakan indikasi program utama jangka menengah lima tahunan;
serta arahan pengendalian pemanfaatan ruang yang terdiri atas indikasi
arahan peraturan zonasi, arahan perizinan, arahan insentif dan disinsentif,
dan arahan sanksi.
a. Penetapan Pusat Kegiatan Nasional (PKN); dilakukan dengan kriteria
sebagai berikut :

3-3

Laporan Akhir

Bab 3 : Arahan Strategis Nasional

• Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul
utama kegiatan ekspor-impor atau pintu gerbang menuju kawasan
internasional.
• Kawasan Perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat
kegiatan Industri dan Jasa Skala nasional atau yang melayani

beberapa provinsi dan atau
• Kawasan Perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul
utama transportasi skala nasional atau melayani provinsi.
b. Penetapan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW); dilakukan dengan kriteria
sebagai berikut :
• Kawasan Perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul
kedua kegiatan ekspor-impor yang mendukung PKN
• Kawasan Perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat
kegiatan kegiatan industri dan jasa yang melayani skala provinsi atau
beberapa kabupaten dan atau
• Kawasan Perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul
transportasi yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten
c. Penetapan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN); dilakukan
dengan kriteria sebagai berikut :
• Pusat Perkotaan yang berpotensi sebagai pos pemerikasaan lintas
batas dengan negara tetangga
• Pusat Perkoataan yang berfungsi sebagai pint gerbang internasional
yang menghubungkan dengan negara tetangga
• Pusat Perkotaan yang merupakan simpul utama transportasi yang
menghubungkan wilayah sekitarnya dan atau

• Pusat Perkotaan yang merupakan pusat pertumbuhan ekonomi yang
dapat mendorong perkembangan kawasan sekitarnya.
d. Penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN)
Kawasan Strategis Nasional adalah wilayah yang penataan ruangnya
diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting secara
nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan,
ekonomi, sosial, budaya, dan atau lingkungan, termasuk wilayah yang
ditetapkan sebagai warisan dunia.

Penetapan Kawasan Strategis

Nasional dilakukan berdasarkan Kepentingan :

3-4

Laporan Akhir

Bab 3 : Arahan Strategis Nasional

• Pertahanan dan Keamanan

a) Diperuntukkan bagi kepentingan pemeliharaan kemanan dan
pertahanan negara berdasarkan geostrategi nasional
b) Diperuntukkan bagi basis militer, daerah latihan militer, daerah
pembuangan amunisi dan peralatan pertahanan lainnya, gedung
amunisi, daerah uji coba sistem persenjataan, dan atau kawasan
industri sistem pertahanan atau
c) Merupakan wilayah kedaulatan negara termasuk pulau-pulau kecil
terluar yang berbatasan langsung dengan negara tetangga dan
atau laut lepas.
• Pertumbuhan Ekonomi
a) Memiliki Potensi ekonomi cepat tumbuh
b) Memiliki

Sektor

Unggulan

yang

dapat


menggerakkan

pertumbuhan ekonomi nasional.
c) Memiliki Potensi Ekspor
d) Didukung Jaringan Prasarana dan Fasilitas penunjang kegiatan
ekonomi
e) Memiliki kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi
f) Berfungsi untuk mempertahankan

tingkat

produksi pangan

nasional
g) Berfungsi untuk memperthankan tingkat produksi sumber enegi
dalam rangka mewudujkan ketahanan energi nasional, atau
h) Ditetapkan untuk mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal.
• Sosial dan Budaya
a) Merupakan tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat

atau budaya nasional
b) Merupakan prioritas peningkatan kualitas sosial dan bdaya serta
jati diri bangsa
c) Merupakan aset nasional atau internasional yang harus dilindungi
dan dilestarikan
d) Merupakan tempat perlindungan peningkatan budaya nasinonal
e) Memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya
atau
f) Memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosila skala nasional

3-5

Laporan Akhir

Bab 3 : Arahan Strategis Nasional

• Pendayagunaan sumber daya alam dan ataau teknologi tinggi
a) Diperuntukkan bagi kepentingan pengembangan ilmu
b) Pengetahuan dan Teknologi berdasarkan lokasi sumber daya
alam strategis nasional pengembangan antariksa, serta tenaga

atom dan nuklir
c) Memiliki Sumber daya Alam Strategis Nasional
d) Berfungsi sebagai pusat pengendalian dan pengembangan
antariksa
e) Berfungsi sebagai pusat pengendalian tenaga atom dan nuklir,
atau
f) Berfungsi sebagai lokasi penggunaan teknologi tinggi strategis
• Fungsi dan Daya Dukung Lingkungan Hidup
a) Merupakan tempat perlindungan keanekaragaman hayati
b) Merupakan

aset

nasional

berupa

kawasan

Lindung

yang

ditetapkan bagi perlindungan ekosistem, flora dan atau fauna yang
hampir punah atau diperkirakan akan punah yang harus dilindungi
dan atau dilestarikan
c) Memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air yang
setiap tahun berpeluang menimbulkan kerugian negara
d) Memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro
e) Menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup
f) Rawan bencana alam nasional
g) Sangat menentukn dalam perubahan rona alam dan mempunyai
dampak luas terhadap kelangsungan kehidupan
Terkait dengan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktu
Jangka menengah (PI2JMD) Bidang Cipta Karya di Provinsi Kepulauan
Riau, RTRWN sangat tepat dijadikan salah satu dasar kebijkan karena
secara substansial rencana atau program pengembangan infrastruktur
yang mempunyai nilai strategis nasional disuatu pulau sangat berkaitan
erat dengan RTRWN dan sebagian merupakan kewenangan pemerintah
untuk mengoperasionalkannya. Gambar 3.1 hingga Gambar 3.2 adalah
arahan dari RTRWN untuk Provinsi Kepulauan Riau yang menyangkut
Struktur Ruang, Pola Ruang serta Kawasan Strategis Nasional.

3-6

Bab 3 : Arahan Strategis Nasional

Laporan Akhir

3-7

Bab 3 : Arahan Strategis Nasional

Laporan Akhir

3-8

Laporan Akhir

Bab 3 : Arahan Strategis Nasional

a. Arahan Struktur Ruang Provinsi Kepulauan Riau Berdasarkan
RTRWN
Struktur Ruang Provinsi Kelupaluan Riau berdasarkan RTRWN dalam
sistem perkotaan nasional terbagi menjadi PKN, PKW, dan PKSN. PKN
terdapat di Kota Batam. PKW terdapat di Kota Tanjung Pinang,
Terempa, Daik-Lingga, Dabo-Pulau Singkep dan Tanjung Balai
Karimun, PKSN terdapat di Batam dan Ranai. Lebih jelas mengenai
arahan Struktur Ruang Provinsi Kepri berdasarkan RTRWN dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.1. : Arahan Struktur Ruang Provinsi Kepulauan Riau
Berdasarkan RTRWN
Sistem Perkotaan Nasional
Provinsi

Kepulauan
Riau

PKN

Batam
(I/C/3)

PKW

• Tanjungpinang
(I/C/1)
• Terempa (II/B)
• Daik Lingga (II/B)
• Dabo – Pulau
Singkep (II/B)
• Tanjung Balai
Karimun (I/C/1)

PKSN

• Batam (I/A/1)
• Simanggaris
(I/A/2)
• Ranai (I/A/2)

Jaringan Transportasi Nasional
Jalan
Bebas
Laut
Udara
Hambatan

Pel.
Internasional :
• Batam (I/1)
Pel. Nasional :
• Tanjung
Balai
Karimun
(III/3)
• Tanjungpina
ng (III/3)
• Pulau
Sambu (III/3)
• Dabo –
Singkep
(III/3)
• Ranai (I/3)
• Moro Sulit
(III/3)

Bandar Udara
Pusat
Penyebaran
Primer :
• Hang
Nadim (I/1)
Bandar Udara
Pusat
Penyebaran
Tersier :
• Ranai (I/5)
• Kijang
(IV/5)

Wilayah
Sungai

WS
Strategis
Nasional :
• Pulau
Batam –
Pulau
Bintan
(IIV/A/1)

Sumber : RTRW

b. Arahan Pola Ruang Kepulauan Riau berdasarkan RTRWN
Arahan Pola Ruang di Provinsi Kepulauan Riau berdasarkan RTRWN
diarahkan pengembangannya dengan memanfaatkan keunggulan
kompetitif wilayah, dengan sektor unggulan yang dikembangkan adalah
Sektor Industri, Sektor Kelautan, Sektor Pariwisata, Sektor Perikanan
dan Sektor Pertambangan.

Sedangkan untuk kawasan lindung

nasional terdapat di Kabupaten Kepulauan Anambas berupa Taman
Nasional Laut Anambas dan Kota Batam berupa Taman Wisata Alam
Muka Kuning. Untuk lebih jelasnya mengenai arahan pola ruang di
wilayah Provinsi Kepulauan Riau, dapat dilihat pada tabel berikut ini.

3-9

Laporan Akhir

Bab 3 : Arahan Strategis Nasional

Tabel 3.2. : Arahan Pola Ruang di Wilayah Provinsi Kepulauan
Kepulauan Riau Berdasarkan RTRWN
Kawasan Lindung
Nasional

Provinsi



Kepulauan
Riau



Taman
Nasional Laut
Anambas
(II/B/4)
Taman Wisata
Alam Muka
Kuning (Batam)
(I/B/6)

Kawasan Andalan dan Sektor Unggulan

Kawasan Zona Batam –
Tanjungpinang dan
Sekitarnya
- (II/G/2)
- (I/E/2)
- (I/D/2)
- (II/F/2)
Kawasan Natuna dan
Sekitarnya
- (I/C/2)
- (II/G/2)
- (III/E/2)
Kawasan Andalan Laut
Batam dan Sekitarnya
- (II/F/2)
- (II/C/2)
- (I/E/2)
Kawasan Andalan Laut
Natuna dan Sekitarnya
- (II/G/2)
- (I/C/2)
- (II/E/2)

• Kawasan Perbatasan Laut RI
termasuk 20 pulau kecil terluar
(Pulau Sentut, Tokong Malang
Biru, Damar, Mangkai, Tokong
Nanas, Tokong Belayar,
Tokong Boro, Semiun,
Sebetul, Sekatung, Senua,
Subi Kecil, Kepala, Batu
Mandi, Iyu Kecil, Karimun
Kecil, Nipa, Pelampong, Batu
Berhanti, dan Nongsa) dengan
negara
Malaysia/Vietnam/Singapura
(Provinsi Riau dan Kepulauan
Riau) (I/D/2)Kawasan
• Kawasan Batam, Bintan, dan
Karimun (Provinsi Kepulauan
Riau) (I/A/2)

- industri
- Kelautan
- pariwisata
- perikanan
- pertambangan
- perikanan laut

- Perikanan
- Pertambangan
- Pariwisata





Kawasan Strategis Nasional

Perikanan Laut
Ppertambangan
Pariwisata

Sumber : RTRW

c. Arahan Kawasan Strategis Nasional di Provinsi Kepulauan Riau
Berdasarkan RTRWN
Arahan kawasan strategis nasional untuk Provinsi Kepulauan Riau
berdasarkan kriteria RTRWN terdapat dua yaitu Kawasan Perbatasan
Laut RI termasuk 20 Pulau Kecil terluar dan Kawasan Batam, Bintan,
dan Karimun. Untuk lebih jelasnya mengenai Kawasan Strategis
Nasioal Provinsi Kepulauan Riau dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.3. : Arahan Kawasan Strategis Nasional di Provinsi
Kepuauan Riau Berdasarkan RTRWN
No.

Kawasan Strategis Nasional

1.

Kawasan Perbatasan Laut RI termasuk
20 pulau kecil terluar (Pulau Sentut,
Tokong Malang Biru, Damar, Mangkai,
Tokong Nanas, Tokong Berlayar, Tokong
Boro, Semiun, Sebetul, Sekatung, Senua,
Subi Kecil, Kepala, Batu Mandi, Iyu Kecil,
Karimun Kecil, Nipa, Pelampongm Batu
Berhanti dan Nongsa) dengan negara
Malaysia/Vietnam/Singapura
Kawasan Batam, Bintan, dan Karimun

2.

Sudut Kepentingan

Kota/Kabupaten

Penggunaan
Sumberdaya Alam dan
Teknologi Tinggi

Kab. Bintan
Kab. Natuna
Kab. Kep. Anambas
Kab. Karimun
Kota Batam

Status Hukum

Masih Dalam
Proses
Penetapan
Raperpres

Ekonomi

Kab. Bintan
Kab. Karimun
Kota Batam
Kota Tanjung Pinang

Perpres No. 87
Tahun 2011
tentang
Rencana Tata
Ruang
Kawasan
Batam, Bintan
dan Karimun.

Sumber : RTRW

3 - 10

Laporan Akhir

Bab 3 : Arahan Strategis Nasional

3.2. RTR Kawasan Strategis Nasional
Kawasan Strategis Nasional di Provinsi Kepulauan Riau ada 2 (dua) yaitu:
Kawasan Strategis Nasional Batam Binten Karimun dan Kawasan
Strategis Nasional Perbatasan.
Kawasan Strategis Nasional Batam, Bintan, Karimun adalah satu
kesatuan kawasan yang terdiri atas sebagian wilayah Kota Batam,
sebagian

wilayah

Kabupaten

Bintan,

sebagian

wilayah

Kota

Tanjungpinang, sebagian wilayah Kabupaten Karimun, dan sebagian
wilayah perairan di Selat Jodoh, Selat Malaka, dan Selat Singapura.
Arahan kepentingan penetapan Kawasan Strategis Batam, Bintan,
Karimun adalah berdasarkan kepentingan ekonomi yang telah ditetapkan
dalam Perpres No. 87 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang
Kawasan

Batam,

Bintan,

Karimun

sedangkan

Kawasan

Strategis

Perbatasan Negara merupakan kawasan strategis nasional berdasarkan
kepentingan Penggunaan Sumberdaya Alam dan Teknologi Tinggi.
3.2.1. Rencana Tata Ruang KSN-BBK
Ditetapkannya Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2011 tentang
Rencana Tata Ruang Kawasan Batam, Bintan dan Karimun sebagai alat
operasionalisasi dan alat koordinasi pelaksanaan pembangunan di
Kawasan BBK. Penjabaran RTR Kawasan BBK dalam rencana sektoral
dan RTRW Provinsi/ Kabupaten/Kota merupakan salah satu upaya untuk
mencapai tujuan penataan ruang Kawasan BBK, yaitu: (a) mewujudkan
Kawasan BBK yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan; (b)
mewujudkan penyelenggaraan fungsi-fungsi perekonomian yang bersifat
khusus dan berdaya saing pada Kawasan BBK sebagai KPBPB dalam
mendukung perwujudan koridor ekonomi Pulau Sumatera; (c) pemantapan
dan peningkatan fungsi pertahanan dan keamanan negara pada Kawasan
BBK sebagai kawasan perbatasan negara; (d) peningkatan fungsi
pelestarian dan perlindungan lingkungan hidup sebagai satu kesatuan
ekosistem kepulauan. Adapun lingkup wilayah studi adalah kawasan yang
telah ditetapkan sebagai KSN BBK, sebagai mana terlihat pada gambar di
bawah ini.

3 - 11

Laporan Akhir

Bab 3 : Arahan Strategis Nasional

Gambar 3.3. : Kawasan Strategis Nasional Batam-Bintan-Karimun

Sedangkan luas wilayah perencanaan berdasarkan Perpres No. 87 Tahun
2011, dapat dilihat pada table berikut :
Tabel 3.4. : Luas Wilayah KPBPB Batam, Bintan, Karimun
Wilayah
Administratif

Kota Batam
Kota Tanjungpinang
Kabupaten Bintan
Kabupaten Karimun

Luas KPBPB
(Km2)

650,68
22,02
612,56
96,66

Lingkup Wilayah

Pulau Batam,Pulau Tonton, Pulau Setokok, Pulau
Nipah, Pulau Rempang,Pulau Galang dan Pulau
Galang Baru
Senggarang dan Dompak Darat
Sebagian wilayah pulau bintan, Kawasan Industri
Galang Batang, Kawasan Industri Maritim, dan
Pulau Lobam
sebagian dari Pulau Karimun

Sumber : Perpres No. 87 Tahun 2011 tentang RTR Kawasan BBK

Kawasan BBK mencakup 26 (dua puluh enam) kecamatan yang terdiri
atas:
a. Sebagian Wilayah Kota Batam yang mencakup 12 (dua belas)
kecamatan yang meliputi sebagian Kecamatan Batu Aji, sebagian
Kecamatan Sekupang, sebagian Kecamatan Batam Kota, sebagian
Kecaamatan Lubuk Bajam sebagian Kecamatan Nongsa, sebagian
Kecamatan Bulang, sebagian Kecamatan Belakang Padang ;
b. Sebagian wilayah Kabupaten Bintan yang mencakup 7 (tujuh)
Kecamatan yang meliputi sebagian Kecamatan Seri Kuala Lobam,

3 - 12

Laporan Akhir

Bab 3 : Arahan Strategis Nasional

sebagian Kecamatan Bintan Utara, sebagian Kecamatan Teluk
Sebong, sebagian kecamatan Teluk Bintan, sebagian Kecamatan
Toapaya,

sebagian

Kecamatan

Gunung

Kijang,

dan

sebagian

Kecamatan Bintan Timur.
c. Sebagian wilayah Kota Tanjung Pinang yang mencakup 4 (empat)
kecamatan yang meliputi sebagian Bukit Bestari, sebagian Kecamatan
Tanjung Pinang Barat, seluruh Kecamatan Tanjung Pinang Timur, dan
sebagian Kecamatan Tanjung Pinang Kota; dan sebagian wilayah
Kabupaten Karimun yang mencakup 3 (tiga) kecamatan yang meliputi
sebagian Kecamatan Meral, sebagian Kecamatan Tebing, dan
sebagian Kecamatan Karimun.
d. Sebagian Wilayah perairan di Selat Jodoh, Selat Malaka, dan Selat
Singapura sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pengembangan Kawasan Strategis Nasional BBK dilaksanakan melalui
kebijakan penataan ruang Kawasan BBK, meliputi :
• Perwujudan dan Peningkatan keterpaduan dan keterkaitan antar
kegiatan Budidaya
• Peningkatan pelayanan pusat kegiatan Kawasan BBK yang merata dan
berhierarki
• Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana
transportasi
• Telekomunikasi, energi, sumber daya air, serta prasaran dan sarana
perkotaan yang terpadu dan merata diseluruh kawasan.
• Pengembangan

dan

Peningkatan

fungsi

kawasan

dalam

pengembangan perekonomian nasional yang produktif, efisien, dan
berdaya saing dalam perekonomian internasional untuk mendukung
perwujudan koridor ekonomi Pulau Sumatera
• Peningkatan Fungsi kawasan pertahanan dan keamanan negara
• Pengendalian perkembangan kegiatan budidaya agar sesuai fungsi dan
tidak melampaui daya dukung dan daya tampung lingkugan; dan
• Pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi lingkungan hidup
melalui pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat
menimbulkan kerusakan lingkungan hidup.

3 - 13

Laporan Akhir

Bab 3 : Arahan Strategis Nasional

Rencana Tata Ruang (RTR) Kawasan BBK merupaka produk rencana
yang telah melalui proses yang panjang untuk dilegalkan dalam bentuk
Peraturan presiden tentang Rencana Tata Ruang Kawasan BBK. Adapun
muatan dokumen RTR KSN BBK adalah sebagai berikut :
A. Arahan Rencana Struktur Ruang
1. Transportasi
Sistem jaringan transportasi yang ada dikawasan Batam, Bintan
dan Karimun diarahkan untuk melayani pengembangan KPBPB
(Kawasan Pelabuhan Bebas Perdagangan Bebas), dimana sistem
jaringan tersebut menghubungkan pusat-pusat kegiatan di wilayah
KPBPB dan di luar KPBPB yang memiliki keterkaitan fungsi. Sistem
tersebut akan menunjang kegiatan kegiatan ekonomi, sosial dan
budaya di kawasan ini. Rencana sistem jaringantransportasi ini juga
akan menghubungkan dan mengintegrasikan seluruh jaringan
transportasi di kawasan tersebut. Selain itu, rencana ini juga akan
mengintegrasikan moda-moda yang berkaitan antar satu pulau
dengan pulau lainnya dalam kawasan dan juga dengan negaranegara tetangga yang ada disekitarnya.
2. Sumber Daya Air
Pengembangan penyediaan air bersih diarahkan untuk menambah
jumlah

kapasitas

memenuhi

terpasang

kebutuhan

air

serta

kapasitas

bersih

terpakai

penduduk,

guna
yang

pengembangannya dilakukan secara berhirarki dan terstruktur.
Rencana sistem jaringan sumber daya air terdiri dari sistem
jaringan air baku, sistem jaringan sungai, dan sistem jaringan
pengendalian banjir.
3. Sistem Jaringan Listrik
Rencana sistem jaringan listrik di kawasan Batam, Binta dan
Karimun yang dikembangkan meliputi pembangkit listrik, gardu
induk, jaringan transmisi dan jaringan distribusi tenaga listrik.
Sistem jaringan ketenagalistrikan tersebut direncanakan untuk:

3 - 14

Bab 3 : Arahan Strategis Nasional

Laporan Akhir

a. Menjamin ketersediaan dan pelayanan kebutuhan listrik di
kawasan Batam, Bintan dan Karimun.
b. Mendukung pengembangan FTZ (Free Trade Zone) pada
Kawasan Batam, Bintan dan Karimun, serta
c. Mendukung pengembangan jaringan transmisi tenaga listrik
terinterkoneksi
4. Sistem Jaringan Telekomunikasi
Sistem jaringan telekomunikasi yang akan dikembangkan di
kawasan ini terdiri dari jaringan telekomunikasiteresterial dan
jaringan telekomunikasi satelit. Sistem jaringan telekomunikasi
teresterial dibedakan menjadi teresterial darat dan laut, dimana
untuk teresterial darat terdiri dari infrastruktur jaringan kabel
(tembaga dan fiber optic) dan radio gelombang mikro.Sedangkang
infrastruktur teresterial laut terdiri dari jaringan kabel tembaga dan
fiber optic.
5. Sistem Prasarana Perkotaan
Sistem jaringan prasarana perkotaan di Kawasan Batam, Bintan
dan Karimun meliputi sistem jaringan air minum, sistem jaringan
drainase, sistem jaringan air limbah, limbah industri, limnah B3 dan
sistem persampahan.
Lebih jelasnya mengenai rencana struktur ruang pada Kawasan
Strategis Nasional BBK dapat dilihat pada gambar berikut ini.
B. Arahan Rencana Pola Ruang
Rencana pola ruang Kawasan Batam, Bintan dan Karimun meliputi
Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya. Rencana pengambangan
kawasan lindung terdiri dari rencana pengembangan kawasan:
a. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan
bawahannya
b. Kawasan Perlindungan Setempat
c. Kawasan Suaka Alam, pelestarian alam, dan cagar budaya
d. Kawasan rawan bencana
e. Kawasan Lindung Lainnya

3 - 15

Bab 3 : Arahan Strategis Nasional

Laporan Akhir

3 - 16

Laporan Akhir

Bab 3 : Arahan Strategis Nasional

Kawasan lindung di kawsan ini memiliki luas di Pulau Batam : 40,87%;
Pulau Bintan: 44,53%; dan Pulau Karimun; (38,93%). Kawasan
lindung lainnya berupa kawasan taman buru. Kawasan taman buru
yang dikembangkan berada di Pulau Rempang dengan luas kuran
lebih 16.000 Ha.
Kawasan Budidaya pada Kawasan Batam, Bintan dan Karimun terdiri
atas :
a. Kawasan Permukiman (B1), dengan luas di Pulau Batam 16,02 %,
Pulau Bintan 2,16 % dan Pulau Karimun 4,29 %
b. Kawasan Industri (B2), dengan luas di Pulau Batam 9,51 %, Pulau
Bintan 8,02 % dan Pulau Karimun 42,89 %
c. Kawasan Pariwisata (B3), dengan luas di Pulau Batam 12,40 %,
Pulau Bintan 10,89 % dan Pulau Karimun 1,21%
d. Kawasan Perdagangan dan Jasa (B4), dengan luas di Pulau Batam
5,94%, Pulau Bintan 0,74% da Pulau Karimun 0,76%
e. Kawasan Budidaya lainnya (B5) terdiri dari :
• Kawasan Pelabuhan
• Kawasan Pendidikan
• Kawasan Kesehatan
• Kawasan ship to ship dan Transfer ship to ship
• Kawasan Hankam dan Riset
Untuk lebih jelasnya mengenai rencana pola ruang pada Kawasan
Strategis Nasional BBK dapat dilihat pada gambar berikut ini.
C. Indikasi Program RTR KSN BBK
Indikasi program utama pengembangan Kawasan Strategis Nasional
Batam-Bintan-Karimun dilaksanakan untuk mewujudkan tujuan dari
penyelenggaraan

penataan

lingkungan

dan

alam

ruang

lingkungan

yaitu

keharmonisan

antara

keterpaduan

dalam

buatan,

penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan
memperhatikan sumber daya manusia, serta pelindungan fungsi ruang
dan

pencegahan

pemanfaatan

dampak

ruang.

negatif

Untuk

lebih

terhadap
jelasnya

lingkungan
indikasi

akibat

program

pengembangan KSN Batam-Bintan-Karimun, dapat dilihat pada tabeltabel berikut ini.

3 - 17

Bab 3 : Arahan Strategis Nasional

Laporan Akhir

3 - 18

Laporan Akhir

Bab 3 : Arahan Strategis Nasional

Tabel 3.5. : Indikasi Program RTR KSN Batam-Bintan-Karimun (BBK)
Bidang Cipta Karya, Tahun 2015-2019
Indikasi Program

Lokasi

KOTA BATAM
I. Sistem Jaringan Prasaran Sumber Daya Air
A. Sistem Jaringan Sungai
Pengembangan dan
Kota Batam
Peningkatan sungai Harapan,
sungai Muka Kuning, Sungai
Durlangkang, Sungai Beduk,
Sungai Tongong, Sungai
Ngeden, Sungai Pancur,
Sungai Nongs, Sungai Ladi
Sungai Baloi, Sungai Tembesi,
Sungai Cia, Sungai Gong,
Sungai Langai, Sungai
Bengkong, Sungai Rempang,
dan Sungai Galang
B. Waduk
Pengembangan dan
Kota Batam
Peningkatan waduk yang
meliputi : waduk sel Harapan,
Waduk Sel Ladi, Waduk
Nongsa, Waduk Muka Kuning,
Waduk Durlangkang, Waduk
Sel Tembesi Baru, Wadung
Sungai Rempang, Waduk
Sungai Cia, Waduk Sungai
Galang, dan Waduk Sungai
Gong
C. Prasarana Sumber Daya Air
Pengembangan dan
Kota Batam
Peningkatan prasarana sumber
daya air meliputi : 1) Sistem
pengendalian banjir berupa
waduk di Waduk Sel Harapan,
Waduk Sel Ladi, Waduk
Nongsa, Waduk muka Kuning,
Waduk Durlangkang, Sungai
Beduk, Sungai Tongkong,
Sungai Ngeden dan Sungai
Pancur, Waduk Sungai
Tembesi, Waduk Sungai
Rempang, Waduk Sungai Cia,
Waduk sungai Galang, Sungai
Langkai, Sungai Dengkong,
Sungai Rempang, dan Sungai
Galang serta Waduk Sungai
Gong
Sistem Pengamanan pantai
Kota Batam
pada pantai yang rawan abrasi
II. Sistem Jaringan Prasaran Perkotaan
A. Sistem Penyediaan Air Minum
Pengembangan dan
Kota Batam
Peningkatan jaringan
perpipaan berupa unit air baku
yang dipasak dari waduk yang
ada di Batam

Sumber
Pendanaan

Intansi Pelaksana

APBN, APBD Kota
dan sumber lain
yang sah

Kementerian Pekerjaan
Umum, Pemerintah Kota,
dan Swasta

APBN, APBD Kota
dan sumber lain
yang sah

Kementerian Pekerjaan
Umum, Pemerintah Kota,
Bada Pengusahaan
Kawasan dan Swasta

APBN, APBD Kota
dan sumber lain
yang sah

Kementerian Pekerjaan
Umum, Pemerintah Kota,
Badan Pengusahaan
Kawasan dan Swasta

APBN dan Sumber
yang Sah

Pemerintan Kota, Badan
Pengusahaan Kawasan,
PDAM, dan Swasta Lain

APBD Kota dan
Sumber lain yang
sah

Pemerintah Kota, Badan
Pengusahaan Kawasan,
PDAM, dan swasta lain

3 - 19

Laporan Akhir

Bab 3 : Arahan Strategis Nasional

Indikasi Program

Lokasi

B. Unit Produksi (UP) Air Minum
Pengembangan dan
Kota Batam
Peningkatan Air Minum Sungai
di Batam
C. Sistem Jaringan Drainase
Pengembangan dan
Kota Batam
Peningkatan Jaringan Drainase
slauran Primer
D. Sistem Jaringan Air Limbah
Pengembangan dan
Kecamatan Batam Kota,
Peningkatan IPAL Batam
Kecamatan Batu Ampar,
Center, IPAL Muka Kuning,
Kecamatan Bengkong,
IPAL Tanjung Piayu, IPAL
Kecamatan Segulung,
Bengkong Sadai, IPAL Batu
Kecamatan Sekupang,
Ampar, IPAL Tanjung Uncang,
Kecamatan Batu Aji,
IPAL Sekupang IPAL Batu Aji,
Kecamatan Sei Beduk,
IPAL Sembulang, IPAL Galang, Kecamatan Galang
dan IPAL Galang Baru
E. Sistem Pengelolaan Limbah
Pengembangan dan
Kecamatan Nongsa
Peningkatan instalasi
pengolahan Limbah B3 di Kabil
F. Sistem Pengelolaan Persampahan
Pengembangan dan
Kecamatan Nongsa dan
Peningkatan TPA Telaga
Kecamatan Galang
Punggur dan TPA Pulau
Galang
KABUPATEN BINTAN
I. Sistem Jaringan Sumber Daya Air
A. Sistem Jaringan Sungai
Pengembangan dan
Kabupaten Bintan
peningkatan Sungai Jago,
Sungai Ekang Anculai, Sungai
Binan, Sungai Kangboi, Sungai
Gesek, Sungai Kawal, dan
Sungai Lagoi
B. Waduk
Pengembangan dan
Kabupaten Bintan
peningkatan waduk yang
meliputi Waduk Sei Pulai,
Waduk Galang Batang, Waduk
Sungai Gesek, Waduk Sungai
Kawal, Waduk Lagoi, Waduk
Anculai, Waduk Kangboi,
Waduk Sekuning, Waduk
Sungai Jago-Lepan dan Waduk
Tanjung Uban
C. Prasarana Sumber Daya Air
Pengembangan dan
Kabupaten Bintan
peningkatan prasarana sumber
daya air : sistem pengendalian
banjir waduk di Kab. Bintan
Sistem Pengamanan pantai
Kabupaten Bintan
pada pantai yang rawan abrasi
II. Sistem Jaringan Prasarana Perkotaan
A. Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)
Pengembangan dan
Kabupaten Bintan
peningkatan jaringan perpipaan
berupa unit air baku yang
dipasok dari waduk di Kab.
Bintan

Sumber
Pendanaan

Intansi Pelaksana

APBD kota dan
Sumber lain yang
sah

Pemerintah Kota, PDAM,
dan Swasta Lain.

APBN, APBD Kota,
dan atau sumber
lain yang sah

Kementerian Pekerjaan
Umum, Badan
Pengusahaan Kawasan,
dan atau Pemerintah Kota

APBN, APBD Kota,
dan atau sumber
lain yang sah

Kementerian Pekerjaan
Umum, Bada Pengusahaan
Kawasan, dan atau
Pemerintah Kota

Sumber Lain yang
sah

Badan Pengusahaan
Kawasan dan Swasta

APBN, APBD Kota
dan atau sumber
lain yang sah

Pemerintah Kota, Badan
Pengusahaan Kawasan,
PDAM, dan Swasta lain.

APBN, APBD
Kabupaten, dan
sumber lain yang
sah

Kementerian PU,
Pemerintah Kabupaten,
Swasta

APBN, APBD
Kabupaten, dan
sumber lain yang
sah

Kementerian PU,
Pemerintah Kabupaten,
Badan Pengusahaan
Kawasan, Swasta

APBN, APBD
Kabupaten, dan
sumber lain yang
sah
APBN dan sumber
lain yang sah

Kementerian PU,
Pemerintah Kabupaten,
Badan Pengusahaan
Kawasan, Swasta
Kementerian PU dan
Swasta

APBD Kabupaten
dan sumber lain
yang sah

Pemerintah Kabupaten,
Badan Pengusahaan
Kawasan, PDAM, Swasta
lain

3 - 20

Laporan Akhir

Bab 3 : Arahan Strategis Nasional

Indikasi Program

Lokasi

B. Unit Produksi (UP) Air Minum
Pengembangan dan
Kabupaten Bintan
peningkatan UP air minum
lagoi
C. Sistem Jaringan Drainase
Pengembangan dan
Kabupaten Bintan
peningkatan sistem jaringan
drainase saluran primer
D. Sistem Jaringan Air Limbah
Pengembangan dan
Kecamatan Bintan Utara,
peningkatan IPAL Gunung
Teluk Sebong, Teluk
Kijang dan lainnya
Bintan, Bintan Timur, dan
Kecamatan Gunung Kijang
E. Sistem Pengelolaan Limbah B3
Pengembangan dan
Kecamatan Bintan Timur
peningkatan instalasi
pengolahan limbah B3 di Sei
Lekop
F. Sistem Pengelolaan Persampahan
Pengembangan, peningkatan,
Kecamatan Bintan Utara
dan pemantapan TPA Bintan
dan Kecatan Bintan Timur
Utara dan TPA Bintan Timur
KOTA TANJUNGPINANG
I. Sumber Jaringan Sumber Daya Air
A. Sistem Jaringan Sungai
Pengembangan dan
Kota Tanjungpinang
peningkatan Sungai Pulai
B. Waduk
Pengembangan dan
Kota Tanjungpinang
peningkatan waduk yang
meliputi waduk Sei Pulai dan
waduk Estuari Dompak
C. Prasarana Sumber Daya Air
Pengembangan dan
Kota Tanjungpinang
peningkatan prasarana sumber
daya air waduk Sei Pulai dan
waduk Estuary Dompak
Sistem pengamanan pantai
Kota Tanjungpinang
pada pantai yang rawan abrasi
II. Sistem Jaringan Prasarana Perkotaan
A. Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)
Pengembangan dan
Kota Tanjungpinang
peningkatan jaringan perpipaan
berupa unti air baku yang
dipasok dari Waduk Sei Pulai
B. Unit Produksi Air Minum
Pengembangan dan
Kota Tanjungpinang
peningkatan UP Air Minum Sei
Pulai
C. Sistem Jaringan Drainase
Pengembangan dan
Kota Tanjungpinang
peningkatan jaringan drainase
saluran primer

Sumber
Pendanaan

Intansi Pelaksana

APBD Kabupaten
dan sumber lain
yang sah

Pemerintah Kabupaten,
PDAM, dan Swasta lain

APBN, APBD
Kabupaten, dan
sumber lain yang
sah

Kementerian PU,
Pemerintah Kabupaten,
Badan Pengusahaan
Kawasan, Swasta

APBN, APBD
Kabupaten, dan
sumber lain yang
sah

Kementerian PU,
Pemerintah Kabupaten,
Badan Pengusahaan
Kawasan, Swasta

Sumber lain yang
sah

Badan Pengusahaan
Kawasan dan Swasta

APBD Kabupaten,
dan sumber lain
yang sah

Pemerintah Kabupaten,
Badan Pengusahaan
Kawasan, PDAM, Swasta
lain

APBN, APBD Kota,
dan sumber lain
yang sah

Kementeran PU,
Pemerintah Kota, Swasta

APBN, APBD Kota,
dan sumber lain
yang sah

Kementrian PU, Pemerintah
Kota, Swasta

APBN, APBD Kota,
dan sumber lain
yang sah

Kementrian PU, Pemerintah
Kota, Badan Pengusahaan
Kawasan, Swasta

APBN dan sumber
lain yang sah

Kementrian PU, Pemerintah
Kota, Badan Pengusahaan
Kawasan, Swasta

APBD Kota dan
sumber lain yang
sah

Pemerintah Kota, Badan
Pengusahaan Kawasan,
PDAM, dan swasta lain

APBD Kota dan
sumber lain yang
sah

Pemerintah Kota, PDAM,
dan swasta lain

APBN, APBD Kota,
dan/atau sumber
lain yang sah

Kementerian PU,
Pemerintah Kota, Badan
Pengusahaan Kawasan,
dan Swasta

3 - 21

Laporan Akhir

Bab 3 : Arahan Strategis Nasional

Indikasi Program

Lokasi

D. Sistem Jaringan Air Limbah
Pengembangan dan
Kecamatan Bukit Bestari
peningkatan IPAL Dompak dan
IPAL Air Raja

Kementerian PU,
Pemerintah Kota, Badan
Pengusahaan Kawasan,
dan Swasta

Sumber lain yang
sah

Badan Pengusahaan
Kawasan dan Swasta

APBN, APBD
Kabupaten, dan
sumber lain yang
sah

Kementerian PU,
Pemerintah Kabupaten,
Swasta

APBN, APBD
Kabupaten, dan
sumber lain yang
sah

Kementerian PU,
Pemerintah Kabupaten,
Badan Pengusahaan
Kawasan, Swasta

APBN, APBD
Kabupaten, dan
sumber lain yang
sah
APBN, APBD
Kabupaten, dan
sumber lain yang
sah

Kementerian PU,
Pemerintah Kabupaten,
Badan Pengusahaan
Kawasan, Swasta
Kementerian PU,
Pemerintah Kabupaten,
Badan Pengusahaan
Kawasan, Swasta

APBD Kabupaten
dan sumber lain
yang sah

Pemerintah Kabupaten,
Badan Pengusahaan
Kawasan, PDAM dan
Swasta lain

Kabupaten Karimun

APBD Kabupaten
dan sumber lain
yang sah

Pemerintah Kabupaten,
PDAM dan Swasta lain

Kabupaten Karimun

APBN, APBD
Kabupaten, dan
sumber lain yang
sah

Kementerian PU,
Pemerintah Kabupaten,
Badan Pengusahaan
Kawasan, Swasta

APBN, APBD
Kabupaten, dan
sumber lain yang
sah

Kementerian PU,
Pemerintah Kabupaten,
Badan Pengusahaan
Kawasan, Swasta

Sumber lain yang
sah

Badan Pengusahaan
Kawasan

APBD Kabupaten
dan sumber lain
yang sah

Pemerintah Kabupaten,
Badan Pengusahaan
Kawasan, PDAM dan
Swasta lain

Kabupaten Karimun

II. Sistem Jaringan Prasarana Perkotaan
A. Sistem Penyediaan Air Minum(SPAM)
Pengembangan unit air baku
Kabupaten Karimun
yang dipasok dari waduk di
Kab. Karimun
B. Unit Produksi Air Minum
Pengembangan dan
peningkatan UP Air Minum Sei
Bati, Sei Pongkar, Sei Gunung
Jantan, dan Sentani
C. Sistem Jaringan Drainase
Pengembangan dan
peningkatan sistem jaringan
drainase saluran primer

Intansi Pelaksana

APBN, APBD Kota,
dan/atau sumber
lain yang sah

E. Sistem Pengelolaan Limbah B3
Pengembangan dan
Kecamatan Bukit Bestari
peningkatan tempat
penampungan sementara
limbah B3 di kawasan
pergudangan Pelabuhan
Tanjung Mocoh
KABUPATEN KARIMUN
I. Sistem Jaringan Sumber Daya Air
A. Sistem Jaringan Sungai
Pengembangan dan
Kabupaten Karimun
peningkatan Sungai Bati,
Sungai Pongkar, Sungai
Gunung jantan, dan Sungai
Ambat
B. Waduk
Pengembangan dan
Kabupaten Karimun
peningkatan waduk yang
meliputi Waduk Sungi Gunung
Jantan, Waduk Sungai
Pongkar, Waduk Sei Bati dan
Waduk Sentani
C. Prasarana Sumber Daya Air
Pengembangan dan
Kabupaten Karimun
peningkatan prasarana sumber
daya air Waduk

Sistem pengamanan pantai
pada pantai yang rawan abrasi

Sumber
Pendanaan

D. Sistem Jaringan Air Limbah
Pengembangan dan
Kecamatan Meral
peningkatan IPAL
E. Sistem Pengelolaan Limbah B3
Pengembangan dan
Kabupaten Karimun
peningkatan tempat
penampungan sementara
limbah B3
F. Sistem Pengelolaan Sampah
Pengembangan dan
Kecamatan Meral
peningkatan TPA Sememal
Desa Pangke
Sumber : Perpres 87 Tahun 2011

3 - 22

Laporan Akhir

Bab 3 : Arahan Strategis Nasional

3.2.2. RTR KSN Perbatasan Negara Riau-Kepulauan Riau
Rencana Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara berperan sebagai alat
operasionalisasi Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional dan sebagai alat
koordinasi pelaksanaan pembangunan di Kawasan Perbatasan Negara.
Rencana Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara berfungsi sebagai
pedoman untuk:
a. penyusunan rencana pembangunan di Kawasan Perbatasan Negara;
b. pemanfaatan

ruang

dan

pengendalian

pemanfaatan

ruang

di

Kawasan Perbatasan Negara;
c.

perwujudan

keterpaduan,

perkembangan

antarwilayah

keterkaitan,

dan

kabupaten/kota,

keseimbangan

serta

keserasian

antarsektor di Kawasan Perbatasan Negara;
d. penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi di Kawasan
Perbatasan Negara;
e. penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota di Kawasan
Perbatasan Negara;
f.

pengelolaan Kawasan Perbatasan Negara; dan

g. perwujudan

keterpaduan

rencana

pengembangan

Kawasan

Perbatasan Negara dengan kawasan sekitarnya.
Penataan

ruang

Kawasan

Perbatasan

Negara

bertujuan

untuk

mewujudkan:
a. Mewujudkan kawasan berfungsi pertahanan dan keamanan negara
yang menjamin keutuhan, kedaulatan, dan ketertiban Wilayah Negara
yang berbatasan dengan Negara Malaysia, Negara Singapura, dan
Negara Vietnam dilakukan melalui: a).penegasan dan penetapan
batas wilayah negara demi terjaga dan terlindunginya kedaulatan
negara dan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI); b). pengembangan prasarana dan sarana pertahanan dan
keamanan negara yang mendukung kedaulatan dan keutuhan batas
wilayah negara; dan c). pengembangan sistem pusat permukiman

3 - 23

Laporan Akhir

Bab 3 : Arahan Strategis Nasional

Kawasan

Perbatasan

Negara

sebagai

pusat

pertahanan

dan

keamanan negara di Kawasan Perbatasan Negara.
b. Mewujudkan kawasan berfungsi lindung di Kawasan Perbatasan
Negara yang lestari dilakukan melalui: a). pelestarian dan rehabilitasi
kawasan

berfungsi

lindung

di

Kawasan

Perbatasan

Negara;

b). rehabilitasi dan pelestarian sempadan pantai di Wilayah Pesisir
dan PPKT; dan c). pengendalian perkembangan Kawasan Budi Daya
terbangun di kawasan rawan bencana.
c. Mewujudkan pusat kegiatan ekonomi berdaya saing di Kawasan
Perbatasan Negara dilakukan melalui: a). pengembangan sentra
pertanian

tanaman

pangan

dan

perkebunan

yang

didukung

pengembangan industri pengolahan; b). pengembangan sentra
perikanan dengan memperhatikan potensi lestari yang didukung
pengembangan industri pengolahan hasil perikanan; c). Pengembangan potensi pariwisata dengan memperhatikan daya dukung & daya
tampung lingkungan hidup; d). Pengembangan sentra pertambangan
minyak dan gas bumi secara terkendali dengan memperhatikan
kelestarian sumber daya alam dan meminimalkan dampak negatif
terhadap lingkungan; e). pengembangan sistem jaringan transportasi
untuk meningkatkan aksesibilitas sistem pusat pusat permukiman
perbatasan
keamanan

negara

serta

Negara; dan

mendukung
f).

fungsi

pengembangan

pertahanan
prasarana

dan

energi,

telekomunikasi, dan sumber daya air untuk mendukung pusat
pelayanan dan Kawasan Budi Daya.
A. Rencana Struktur Ruang
Rencana struktur ruang Kawasan Perbatasan Negara ditetapkan dengan
tujuan meningkatkan pelayanan pusat kegiatan, kualitas dan jangkauan
pelayanan jaringan prasarana, serta fungsi Kawasan Perbatasan Negara
sebagai beranda depan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan
berfungsi sebagai penunjang dan penggerak kegiatan pertahanan dan

3 - 24

Laporan Akhir

Bab 3 : Arahan Strategis Nasional

keamanan negara untuk menjamin keutuhan kedaulatan dan ketertiban
serta sosial ekonomi masyarakat yang secara hierarki memiliki hubungan
fungsional. Rencana struktur ruang Kawasan Perbatasan Negara terdiri
atas:
a. Rencana Sistem Pusat Permukiman Perbatasan Negara
• Pusat Pelayanan Utama (PKSN);


PKSN Dumai di Kota Dumai;



PKSN Batam di Kota Batam;



PKSN Ranai di Kabupaten Natuna.

• Pusat Pelayanan Penyangga (PKW);


PKW Bagansiapiapi, Kecamatan Bangko, Kabupaten Rokan
Hilir;



PKW Bengkalis, Kecamatan Bengkalis, Kabupaten Bengkalis;



PKW Tanjung Balai Karimun di Kabupaten Karimun; dan



PKW Tarempa di Kabupaten Kepulauan Anambas.

• Pusat Pelayanan Pintu Gerbang.


Bagansiapiapi di Kecamatan Bangko Kabupaten Rokan Hilir;



Bengkalis di Kecamatan Bengkalis Kabupaten Bengkalis;



Tanjung Balai Karimun di Kecamatan Karimun Kabupaten
Karimun;



Tarempa

di

Kecamatan

Siantan

Kabupaten

Kepulauan

Anambas;


Tanjung Kedabu di Kecamatan Rangsang Kabupaten Meranti;



Sekupang, Batu Ampar, dan Nongsa di Kota Batam; dan



Ranai di Kabupaten Kepulauan Natuna.

b. Rencana Sistem Jaringan Prasarana.
• Sistem

jaringan

transportasi;

ditetapkan

dalam

rangka

meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan pergerakan orang
dan barang, keterkaitan antarpusat pelayanan di Kawasan
Perbatasan Negara, serta untuk mendorong pertumbuhan ekonomi
dan mendukung kegiatan pertahanan dan keamanan negara.

3 - 25

Laporan Akhir

Bab 3 : Arahan Strategis Nasional

• Sistem jaringan energi; ditetapkan dalam rangka memenuhi
kebutuhan energi dalam jumlah yang cukup dan menyediakan
akses terhadap berbagai jenis energi bagi Masyarakat untuk
kebutuhan sekarang dan akan datang di Kawasan Perbatasan
Negara yang terdiri dari : jaringan pipa minyak dan gas bumi;
pembangkit tenaga listrik; dan jaringan transmisi tenaga listrik.
• Sistem

jaringan

meningkatkan

telekomunikasi;

aksesibilitas

ditetapkan

Masyarakat

dalam

terhadap

rangka
layanan

telekomunikasi di Kawasan Perbatasan Negara, yang terdiri dari
jaringan terestrial dan jaringan satelit.
• Sistem jaringan sumber daya air; ditetapkan dalam rangka
pengelolaan sumber daya air yang terdiri atas konservasi sumber
daya air, pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya
rusak air di Kawasan Perbatasan Negara, yang terdiri dari: sumber
air; dan prasarana sumber daya air.
• Sistem jaringan prasarana permukiman ditetapkan dalam rangka
meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan perkotaan yang
dikembangkan

secara

terintegrasi

dan

disesuaikan

dengan

kebutuhan unuk mendukung pertumbuhan ekonomi kawasan
perbatasan negara, yang terdiri dari: Sistem Penyediaan Air Minum
(SPAM); sistem jaringan drainase; sistem jaringan air limbah; dan
sistem pengelolaan sampah.
Untuk lebih jelasnya mengenai Rencana struktur ruang Kawasan
Perbatasan Negara dapat dilihat pada gambar berikut ini.
B. Rencana Pola Ruang
Rencana pola ruang Kawasan Perbatasan Negara ditetapkan dengan
tujuan mengoptimalkan pemanfaatan ruang sesuai dengan peruntukannya
sebagai Kawasan Lindung dan Kawasan Budi Daya secara berkelanjutan
dengan prinsip keberimbangan antara pertahanan dan keamanan negara,
kesejahteraan Masyarakat, serta kelestarian lingkungan.

3 - 26

Bab 3 : Arahan Strategis Nasional

Laporan Akhir

3 - 27

Laporan Akhir

Bab 3 : Arahan Strategis Nasional

Rencana pola ruang Kawasan Perbatasan Negara, terdiri atas Rencana
peruntukan Kawasan Lindung dan Rencana peruntukan Kawasan Budi
Daya.
a. Rencana peruntukan Kawasan Lindung;
• Zona lindung 1 (Zona L1) yang merupakan kawasan yang
memberikan

perlindungan

terhadap

kawasan

bawahannya;

bertujuan untuk :


mempertahankan PPKT;



mencegah terjadinya erosi;



menjaga fungsi hidrologis tanah untuk menjamin ketersediaan
unsur hara tanah, air tanah, dan air permukaan; dan/atau



memberikan ruang yang cukup bagi peresapan air hujan pada
daerah tertentu untuk keperluan penyediaan kebutuhan air
tanah dan penanggulangan banjir, baik untuk kawasan
bawahannya maupun kawasan yang bersangkutan.



Kawasan ini ditetapkan dengan kriteria :
▪ kawasan hutan dengan faktor kemiringan lereng, jenis tanah,
dan intensitas hujan yang jumlah hasil perkalian bobotnya
sama dengan 175 (seratus tujuh puluh lima) atau lebih;
▪ kawasan hutan lindung di PPKT dengan faktor kemiringan
lereng, jenis tanah, atau intensitas hujan;
▪ kawasan hutan yang mempunyai kemiringan lereng paling
sedikit 40% (empat puluh persen); dan/atau
▪ kawasan hutan yang mempunyai ketinggian paling sedikit
2.000 (dua ribu) meter di atas permukaan laut.

• Zona lindung 2 (Zona L2) yang merupakan kawasan perlindungan
setempat; bertujuan untuk melindungi pantai, sungai, dan waduk
dari kegiatan budi daya yang dapat mengganggu kelestarian
fungsinya. Zona L2 terdiri dari :


Zona L2 yang merupakan sempadan pantai dengan kriteria :
▪ daratan sepanjang tepian laut yang berhadapan dengan
garis batas negara dengan jarak paling sedikit 100 (seratus)
meter dari titik pasang air laut tertinggi ke arah darat;

3 - 28

Bab 3 : Arahan Strategis Nasional

Laporan Akhir

▪ daratan sepanjang tepian laut yang bentuk dan kondisi fisik
pantainya curam atau terjal dengan jarak proporsional
terhadap bentuk dan kondisi fisik pantai; dan/atau
▪ kawasan untuk pemertahanan titik referensi dan Titik-titik
Garis Pangkal Kepulauan.


Zona L2 yang merupakan sempadan sungai, dengan kriteria :
▪ daratan sepanjang tepian sungai bertanggul dengan lebar
paling sedikit 5 (lima) meter dari kaki tanggul sebelah luar;
▪ daratan sepanjang tepian sungai besar tidak bertanggul di
luar kawasan permukiman dengan lebar paling sedikit 100
(seratus) meter dari tepi sungai; dan
▪ daratan sepanjang tepian anak sungai tidak bertanggul di
luar kawasan permukiman dengan lebar paling sedikit 50
(lima puluh) meter dari tepi sungai.



Zona L2 yang merupakan kawasan sekitar waduk dengan
kriteria :
▪ daratan dengan jarak 50 (lima puluh) meter sampai dengan
100 (seratus) meter dari titik pasang air waduk tertinggi; atau
▪ daratan sepanjang tepian waduk yang lebarnya proporsional
terhadap bentuk dan kondisi fisik waduk.

• Zona lindung 3 (Zona L3) yang merupakan kawasan suaka alam,
pelestarian alam, dan cagar budaya; ditetapkan dengan tujuan
melindungi keanekaragaman biota, tipe ekosistem, gejala, dan
keunikan alam bagi kepentingan plasma nutfah, ilmu pengetahuan,
dan pembangunan pada umumnya di kawasan perbatasan untuk
menjaga kedaulatan negara, terdiri atas :


Zona L3 yang merupakan kawasan suaka margasatwa;
ditetapkan dengan kriteria:
▪ tempat hidup dan perkembangbiakan dari suatu jenis satwa
yang perlu dilakukan upaya konservasinya;
▪ memiliki keanekaragaman satwa yang tinggi;
▪ tempat dan kehidupan bagi jenis satwa migran tertentu; atau

3 - 29

Laporan Akhir

Bab 3 : Arahan Strategis Nasional

▪ memiliki luas yang cukup sebagai habitat jenis satwa yang
bersangkutan.


Zona L3 yang merupakan kawasan cagar alam; ditetapkan
dengan kriteria:
▪ merupakan cagar alam yang berhadapan langsung dengan
garis batas negara;
▪ memiliki keanekaragaman jenis tumbuhan, satwa, dan tipe
ekosistemnya;
▪ memiliki

formasi

biota

tertentu

dan/atau

unit-unit

penyusunnya;
▪ memiliki kondisi alam, baik biota maupun fisiknya yang
masih asli atau belum diganggu manusia;
▪ memiliki luas dan bentuk tertentu; dan
▪ memiliki ciri khas yang merupakan satu-satunya contoh di
suatu daerah serta keberadaannya memerlukan konservasi.


Zona L3 yang merupakan kawasan taman wisata alam dan
taman wisata perairan; ditetapkan dengan kriteria:
▪ memiliki daya tarik alam berupa tumbuhan, satwa dan
ekosistemnya yang masih asli serta formasi geologi yang
indah, unik, dan langka;
▪ memiliki akses yang baik untuk keperluan pariwisata;
▪ memiliki luas yang cukup untuk menjamin pelestarian
sumber

daya

alam

hayati

dan

ekosistemnya

untuk

dimanfaatkan bagi kegiatana wisata alam; dan
▪ kondisi

lingkungan

di

sekitarnya

mendukung

upaya

pengembangan kegiatan wisata alam.


Zona L3 yang merupakan kawasan pantai berhutan bakau;
ditetapkan dengan kriteria:
▪ kawasan pantai berhutan bakau yang berhadapan langsung
dengan garis batas negara;
▪ koridor di sepanjang pantai dengan lebar paling sedikit 130
(seratus tiga puluh) kali nilai rata-rata perbedaan air pasang

3 - 30

Laporan Akhir

Bab 3 : Arahan Strategis Nasional

tertinggi dan terendah tahunan, diukur dari garis air surut
terendah ke arah darat; dan
▪ memiliki keadaan alam yang asli untuk dikembangkan
sebagai pariwisata alam.
• Zona lindung 4 (Zona L4) yang merupakan kawasan rawan
bencana alam; ditetapkan dengan tujuan memberikan perlindungan
semaksimal mungkin atas kemungkinan bencana alam terhadap
fungsi lingkungan hidup dan kegiatan lainnya dan terdiri atas :


Zona L4 yang merupakan kawasan rawan tanah longsor;
ditetapkan dengan kriteria : kawasan berbentuk lereng yang
rawan terhadap perpindahan material pembentuk lereng berupa
batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran.



Zona L4 yang merupakan kawasan rawan gelombang pasang;
ditetapkan dengan kriteria : kawasan sekitar pantai yang rawan
terhadap gelombang pasang dengan kecepatan antara 10
(sepuluh) sampai dengan 100 (seratus) kilometer per jam yang
timbul akibat angin kencang atau gravitasi bulan atau matahari.



Zona L4 yang merupakan kawasan rawan banjir; ditetapkan
dengan kriteria kawasan yang diidentifikasikan sering dan/atau
berpotensi tinggi mengalami bencana alam banjir.

• Zona lindung 5 (Zona L5) yang merupakan kawasan lindung
geologi; ditetapkan dengan tujuan memberikan perlindungan
semaksimal mungkin atas kemungkinan bencana alam geologi dan
perlindungan terhadap air tanah. Terdiri atas :


Zona L5 yang merupakan kawasan rawan bencana alam
geologi;



Zona

L5

yang

merupakan

kawasan

yang

memberikan

perlindungan terhadap air tanah.
• Zona lindung 6 (Zona L6) yang merupakan kawasan lindung
lainnya, ditetapkan dengan tujuan melindungi kawasan yang
memiliki ekosistem unik atau proses-proses penunjang kehidupan.
Terdiri atas :

3 - 31

Laporan Akhir

Bab 3 : Arahan Strategis Nasional



Zona L6 yang me

Dokumen yang terkait

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007

0 0 60

3.1. RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL (RTRWN) Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) disusun melalui Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) yang dijadikan sebagai pedoman untuk : a. Penyusunan re

0 0 21

3.1. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) - DOCRPIJM 1478150184BAB 4 RENCANA TATA RUANG WILAYAH SDA

0 0 73

3.1 Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) - DOCRPIJM 799bc803ca BAB IIIBAB 3 RTRW SEBAGAI ARAHAN SPASIAL RPI2JM

0 1 75

3.1. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) - DOCRPIJM 1478162260BAB 3 RTRW Sebagai Arahan Spasial RPI2JM fiks

0 0 20

3.1. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) - DOCRPIJM 1480490429BAB 3 RTRW Sebagai Arahan Spasial RPI2JM fiks

0 0 20

3.1. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) disusun melalui Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008. RTRWN ini dijadikan sebagai pedoman untuk : - DOCRPIJM 1501230870bab 3 arahan strategis nas (skw)

0 0 41

3.1. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) - DOCRPIJM 1508994994BAB 3 RTRW Sebagai Arahan Spasial RPI2JM fiks

0 0 20

3.1. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) - DOCRPIJM 15081319873.BAB III DOK

0 0 14

3.1. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) 3.1.1. Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Nasional A. Tujuan Penataan Ruang Wilayah Nasional - DOCRPIJM df114e75c2 BAB III003. BAB 3 Rencana Tata Ruang Wilayah

0 0 76