Analisis Pengaruh Rasio-Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Perbankan di Bursa Efek Indonesia Dengan Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga Sebagai Variabel Moderating Chapter III VI
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
3.1
Kerangka Konsep
Kerangka konsep didasarkan pada latar belakang dengan didukung
landasan teoritis dan tinjauan peneliti terdahulu tentang pengaruh variabel Capital
Adequacy Ratio (X1), Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (X2),
Net Interest Margin (X3), Non Perfoming Loan (X4), Loan to Funding Ratio (X5),
Giro Wajib Minimum (X6) dan Dana Pihak ketiga (Z) terhadap Kinerja Keuangan
(Y) pada perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia dapat digambarkan
skema kerangka konsep penelitian ini sebagai berikut:
Capital Adequacy Ratio
(X1)
Beban Operasional
terhadap Pendapatan
Operasional
(X2)
Pertumbuhan Dana
Pihak Ketiga
(Z)
Net Interest Margin
(X3)
Return On
Assets
(Y)
Non Performing Loan
(X4)
Loan to Funding Ratio
(X5)
Giro Wajib Minimum
(X6)
Gambar 3.1 Kerangka Konsep
34
Universitas Sumatera Utara
35
Berikut ini justifikasi antar variabel :
1. Variabel Return On Assets digunakan untuk mengukur efektivitas
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan mengoptimalkan
aset yang dimiliki. Semakin tinggi Return On Assets menunjukkan
semakin efektif perusahaan tersebut, karena besarnya Return On
Assets dipengaruhi oleh besarnya laba yang dihasilkan perusahaan.
2. Variabel Capital Adequacy Ratio digunakan untuk mengukur
kemampuan permodalan bank yang ada untuk menutup kemungkinan
kerugian didalam kegiatan perkreditan. Besarnya modal suatu bank
akan mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kinerja
bank sehingga pada akhirnya akan meningkatkan laba bank yang
akan berdampak kepada peningkatan dalam Return On Assets. Hal ini
didukung
peneliti sebelumnya Rahman (2013), Sudiyatno (2010),
Mahardian (2008), Mulatsih (2014), Yudiartini (2016) menunjukkan
bahwa Capital Adequacy Ratio secara statistik berpengaruh terhadap
Return On Assets.
3. Variabel Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional
digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam
mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional.
Semakin
rendah
nilai
Beban Operasional terhadap Pendapatan
Operasional, semakin baik bank tersebut dalam memaksimalkan
laba atas beban yang terjadi, sehingga
pada
akhirnya
akan
meningkatkan laba bank yang akan berdampak kepada peningkatan
dalam Return On Assets. Hal tersebut didukung oleh hasil penelitian
Universitas Sumatera Utara
36
Prasnanugraha (2007), Sudiyatno (2010), Rusdiana (2012), Mahardian
(2008), Mulatsih (2014) dan Hapsari dan Prasetiono (2011)
menunjukkan bahwa berdasarkan hasil penelitian mereka Beban
Operasional
terhadap Pendapatan Operasional
secara
statistik
berpengaruh terhadap Return On Assets .
4. Variabel Net Interest Margin
digunakan untuk mengukur
kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit untuk
meningkatkan kualitas kredit. Dengan kualitas kredit yang bagus
dapat meningkatkan
pendapatan
bunga bersih
sehingga
pada
akhirnya berpengaruh terhadap laba bank. Pendapatan bunga bersih
yang tinggi akan mengakibatkan meningkatnya laba sebelum pajak
sehingga Return On Assets pun bertambah. Hal tersebut diatas
didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan Prasnanugraha (2007),
Eng (2013), Rahman (2013), Rusdiana (2012), Mahardian (2008),
Mulatsih (2014) dan Sugiartono (2012) yang menunjukkan bahwa
berdasarkan penelitian Net Interest Margin berpengaruh terhadap
Return On Assets.
5. Variabel Non Performing Loan merupakan rasio yang digunakan
bank untuk mengukur risiko kegagalan pengembalian kredit oleh
debitur. Non Performing Loan merefleksikan besarnya risiko kredit
yang dihadapi bank, semakin kecil Non Performing Loan maka
semakin kecil pula risiko kredit yang ditanggung pihak bank. Non
Performing Loan yang tinggi akan memperbesar biaya, baik biaya
percadangan aktiva produktif maupun biaya lainnya dan berpotensi
Universitas Sumatera Utara
37
terhadap kerugian bank sehingga Return On Assets pun menurun. Hal
ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Prasnanugraha (2007),
Eng (2013), Rahman (2013), Rusdiana (2012), Mahardian (2008),
Mulatsih (2014) dan Yudiartini (2016) menunjukkan bahwa
berdasarkan penelitian Non Performing Loan berpengaruh terhadap
Return On Assets.
6. Variabel Loan to Funding Ratio merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur tingkat kredit yang diberikan kepada pihak ketiga
dalam Rupiah dan valuta asing, tidak termasuk kredit kepada bank
lain. Standar Loan to Funding Ratio yang baik adalah 85% sampai
dengan 110%. Oleh karena itu pihak manajemen harus dapat
mengelola dana yang dihimpun dari masyarakat untuk kemudian
disalurkan kembali dalam bentuk kredit sehingga Return On Assets
pun bertambah. Logika teori tersebut didukung oleh hasil penelitian
yang dilakukan Eng (2013),
Rahman (2013), Mahardian (2008),
Mahardian (2008), Mulatsih (2014), Yudiartini (2016) dan Hapsari
dan Prasetiono (2011) menunjukkan bahwa berdasarkan penelitian
mereka
Loan to Deposit Ratio berpengaruh terhadap Return On
Assets.
7. Variabel Giro Wajib Minimum merupakan rasio dalam mengukur
kemampuan bank untuk menyisihkan Dana Pihak Ketiga berupa
rekening giro pada Bank Indonesia. Giro Wajib Minimum merupakan
tingkat
likuiditas
yang
dijamin
oleh
bank
sentral
(Bank
Indonesia)yang ditunjukkan dengan besarnya giro yang disetorkan
Universitas Sumatera Utara
38
oleh bank kepada BI. Semakin tinggi Giro Wajib Minimum maka
semakin besar likuiditas bank dijamin oleh Bank Indonesia sehingga
jika terjadi kesulitan likuiditas bank tersebut dapat menjamin langsung
kepada Bank Indonesia. Giro Wajib Minimum yang disisihkan oleh
perbankan pada Bank Indonesia akan memperoleh bunga dari bank
Indonesia dan berdampak kepada pertambahan pendapatan perbankan
sehingga Return On Assets pun bertambah. Logika teori tersebut
didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan Hapsari dan Prasetiono
(2011) yang menyatakan bahwa Giro Wajib Minimum berpengaruh
positif terhadap Return On Assets.
8. Variabel Dana Pihak Ketiga adalah kewajiban
penduduk
dan
Bank
kepada
bukan penduduk dalam Rupiah dan valuta asing.
Semakin tinggi Dana Pihak Ketiga yang dihimpun oleh suatu bank
menunjukkan semakin
tinggi
tingkat
kepercayaan
masyarakat
terhadap suatu bank. Dengan Dana Pihak Ketiga yang tinggi maka
akan meningkatkan kemampuan bank dalam menyalurkan kredit
kepada masyarakat dan akan meningkatkan kesempatan bank untuk
mendapatkan laba melalui pendapatan bunga dari kredit yang
disalurkannya.
3.2
Hipotesis
Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah
penelitian, yang kebenarannya harus diuji secara empiris. Berdasarkan kerangka
Universitas Sumatera Utara
39
konseptual yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesis
penelitian sebagai berikut :
1. Rasio keuangan Capital Adequacy Ratio , Beban Operasional terhadap
Pendapatan Operasional, Net Interest Margin , Non Performing Loan,
Loan to Funding Ratio dan Giro Wajib Minimum berpengaruh
terhadap kinerja keuangan perbankan yang diukur dengan Return On
Assets baik secara simultan dan parsial pada perusahaan perbankan
yang tercatat di Bursa Efek Indonesia
2. Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga merupakan variabel moderating yang
dapat memoderasi hubungan antara rasio keuangan Capital Adequacy
Ratio, Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional, Net
Interest Margin , Non Performing Loan , Loan to Funding Ratio dan
Giro Wajib Minimum dengan kinerja keuangan perbankan yang
diukur dengan Return On Assets pada perusahaan perbankan yang
tercatat di Bursa Efek Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1
Jenis Penelitian.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian kausalitas yang berguna
untuk menganalisis pengaruh antar satu variabel dengan variabel lainnya.
Penelitian ini dirancang untuk menguji pengaruh fakta dan fenomena serta
mencari keterangan-keterangan secara actual yaitu penelitian yang bersifat
menjelaskan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi. Jadi disini ada variabel
independen (variabel yang mempengaruhi) dan variabel dependen (variabel yang
dipengaruhi). Dalam penelitian ini, hubungan tersebut bertujuan untuk melihat
bagaimana Capital Adequacy Ratio , Beban Operasional terhadap Pendapatan
Operasional, Net Interest Margin , Non Performing Loan, Loan to Funding Ratio
dan Giro Wajib Minimum sebagai variabel independen mempengaruhi Return On
Assets sebagai variabel dependen. Data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data kuantitatif yaitu data yang berbentuk angka.
4.2
Lokasi Penelitian.
Penelitian ini dilaksanakan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015, untuk mendapatkan data-data dan
informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini maka dilakukan dengan cara
mengakses dari situs (http://www.idx.co.id).
40
Universitas Sumatera Utara
41
4.3
Populasi Dan Sampel.
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan industri jasa yang
merupakan semua perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
yaitu terdiri dari 41 bank. Tahun pengamatan adalah tahun 2011-2015. Teknik
penentuan sampling adalah sistematik random sampling yaitu proses pengambilan
sampel dilakukan dengan memberi nomor urut anggota populasi dan selanjutnya
memilih nomor urut yang ganjil atau genap. Berdasarkan teknik pemilihan sampel
tersebut maka dalam penentuan sampling penelitian ini dipilih nomor urut yang
genap dan diperoleh total sampel sebanyak 20 perusahaan perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode penelitian tahun 2011-2015, seperti
digambarkan pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.1 Daftar Sampel Perusahaan
No.
1
Kode
Saham
AGRS
Nama Bank
Tanggal IPO
Bank Agris Tbk
22 Desember 2014
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
BABP
BBCA
BBHI
BBNI
BBRI
BBYB
BDMN
BINA
BJTM
BMAS
BNBA
BNII
BSIM
BTPN
DNAR
MAYA
MEGA
NISP
PNBN
Bank MNC Internasional Tbk
Bank Central Asia Tbk
Bank Harda Internasional Tbk
Bank Negara Indonesia Tbk
Bank Rakyat Indonesia Tbk
Bank Yudha Bhakti Tbk
Bank Danamon Indonesia Tbk
Bank Ina Perdana Tbk
Bank Pembangunan Daerah Jawa timur Tbk
Bank Maspion Indonesia Tbk
Bank Bumi Arta Tbk
Bank Maybank Indonesia Tbk
Bank Sinar Mas Tbk
Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk
Bank Dinar Indonesia Tbk
Bank Mayapada International Tbk
Bank Mega Tbk
Bank NISP OCBC Tbk
Bank Pan Indonesia Tbk
15 Juli 2002
31 Mei 2000
12 Agustus 2015
25 November 1996
10 November 2003
13 Januari 2015
06 Desember 1989
16 Januari 2014
12 Juli 2012
11 Juli 2013
31 Desember 1999
21 November 1989
13 Desember 2010
12 Maret 2006
11 Juli 2014
29 Agustus 1997
17 April 2000
20 Oktober 1994
29 Desember 1982
Universitas Sumatera Utara
42
4.4
Jenis dan sumber data
Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder, yaitu
data kuantitatif yang diperoleh dari situs bursa efek Indonesia (www.idx.co.id).
Data tersebut berupa laporan keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan
perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Indonesian Capital Market
Directory (ICMD). Data yang digunakan merupakan gabungan data antara bank
(cross section) dan antar waktu (time series) yang disebut juga dengan polling
data. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mendownload laporan keuangan
perusahaan perbankan pada tahun 2011-2015 melalui website Bursa Efek
Indonesia www.idx.co.id.
4.5
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara mendownload laporan
keuangan perusahaan perbankan pada tahun 2011-2015 melalui website Bursa
Efek Indonesia www.idx.co.id.
4.6
Definisi Operasional Variabel
Penelitian ini dilakukan untuk menguji apakah terdapat pengaruh rasio
keuangan terhadap kinerja keuangan perbankan di Bursa Efek Indonesia. Dalam
penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah Kinerja keuangan perbankan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sedangkan variabel independennya adalah
Capital Adequacy Ratio , Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional,
Net Interest Margin , Non Performing Loan, Loan to Funding Ratio dan Giro
Wajib Minimum.
Universitas Sumatera Utara
43
Definisi
dari
masing-masing
variabel
yang
digunakan
dalam
penelitian, akan dijelaskan sebagai berikut:
a. Kinerja Keuangan Perbankan (Y)
Kinerja keuangan perbankan (Y) merupakan perbandingan Laba
sebelum pajak dengan rata-rata total aset. Alat
ukur
yang
digunakan untuk menentukan kinerja keuangan dalam penelitian ini
adalah Return on Assets (ROA). Rasio ini mengukur seberapa besar
profit yang diciptakan atas setiap dollar atau rupiah aset yang
diinvestasikan.
aba Sebelum Pajak
x 100
ata rata Total Aset
b. Capital Adequacy Ratio (X1)
Capital Adequacy Ratio merupakan perbandingan antara modal bank
dengan aktiva tertimbang menurut resiko (ATMR).
Modal Bank
x 100
Aktiva Tertimbang Menurut isiko
c. Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (X2)
Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional merupakan
perbandingan antara total beban operasional terhadap pendapatan
operasional.
Biaya
Operasional
dibanding
dengan
Pendapatan
Operasional
Beban Operasional
Pendapatan Operasional
00
Universitas Sumatera Utara
44
d. Net Interest margin (X3)
Net Interest Margin merupakan perbandingan antara pendapatan
bunga bersih terhadap rata-rata aktiva produktif.
Pendapatan Bunga Bersih
x 100
ata rata Aktiva Produktif
e. Non Performing Loan (X4)
Non Performing Loan merupakan perbandingan antara total kredit
bermasalah (jumlah total kredit dengan kualitas dalam perhatian
khusus, kurang lancar,
diragukan dan macet) terhadap total redit
yang disalurkan.
Total Kredit Bermasalah
x 100
Total Kredit Disalurkan
f. Loan to Funding Ratio (X5)
Loan to Funding Ratio merupakan perbandingan antara total kredit
dengan dana pihak ketiga.
Total Kredit
x 100
Dana Pihak Ketiga
g. Giro Wajib Minimum (X6)
Giro Wajib Minimum adalah rasio giro pada Bank Indonesia dengan
dana pihak ketiga
Giro
ajib Minimum
Giro Pada BI
x 100
Dana Pihak Ketiga
h. Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (Z)
Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga yang merupakan dana-dana yang
berasal dari masyarakat, baik perorangan maupun badan usaha yang
diperoleh bank dengan menggunakan berbagai instrumen produk
Universitas Sumatera Utara
45
simpanan yang dimiliki oleh bank. Total dana pihak ketiga merupakan
hasil penjumlahan dari giro, tabungan dan deposito (tidak termasuk
antar bank).
Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga
Adapun
DPK (t) – DPK (t 1)
x 100
DPK (t 1)
definisi dan pengukuran variabel dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 4.2 Definisi Dan Pengukuran Variabel
No
1
2
Nama
Variabel
Kinerja
Keuangan
Perbankan
(Y)
Capital
Adequacy
Ratio
(X1)
3
Beban
Operasional
terhadap
Pendapatan
Operasional
(X2)
4
Net Interest
Margin
(X3)
5
Non
Performing
Loan
(X4)
6
Loan to
Funding
Ratio
(X5)
Definisi
Kinerja merupakan
perbandingan Laba
sebelum pajak dengan
rata-rata total aset.
Capital Adequacy Ratio
merupakan perbandingan
antara modal bank
dengan aktiva tertimbang
menurut resiko
(ATMR).
Beban Operasional
terhadap Pendapatan
Operasional merupakan
perbandingan antara
beban operasional
terhadap pendapatan
operasional.
Net Interest Margin
merupakan perbandingan
antara pendapatan bunga
bersih terhadap rata-rata
aktiva produktif.
Non Performing Loan
merupakan perbandingan
antara total kredit
bermasalah (kualitas
kurang lancar,
diragukan, dan macet)
terhadap total kredit yang
disalurkan.
Loan to Funding Ratio
merupakan perbandingan
antara total kredit dengan
dana pihak ketiga.
Pengukuran
aba Sebelum Pajak
ata rata Total Aset
Skala
Rasio
100
Capital Adequacy Ratio
Modal Bank
Rasio
Beban Operasional terhadap
Pendapatan Operasional
Beban Operasional
100
Pendapatan Operasional
Rasio
Pendapatan Bunga Bersih
100
ata rata Aktiva Produktif
Total Kredit Bermasalah
Total Kredit Disalurkan
Total Kredit
Dana Pihak Ketiga
Rasio
Rasio
100
Rasio
100
Universitas Sumatera Utara
46
7
Giro Wajib
Minimum
(X6)
8
Pertumbuhan
Dana Pihak
Ketiga
(Z)
Giro Wajib Minimum
merupakan perbandingan
giro pada Bank Indonesia
dengan Dana Pihak
ketiga.
Pertumbuhan Dana Pihak
Ketiga merupakan
perbandingan selisih
total Dana Pihak Ketiga
pada satu tahun tertentu
dengan total Dana Pihak
Ketiga tahun sebelumnya
yang dimiliki bank.
4.7
Metode Analisis Data
4.7.1
Uji Statistik Deskriptif
Giro Wajib Minimum
Giro Pada BI
x 100
Dana Pihak Ketiga
Rasio
Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga
DPK (t) – DPK (t 1)
x 100
DPK (t 1)
Rasio
Statistik Deskriptif merupakan proses pengumpulan dan peringkasan
data, serta upaya untuk menggambarkan berbagai karakteristik yang penting pada
data yang telah diorganisasikan sedemikian rupa. Uji statistik deskriptif digunakan
untuk memberikan gambaran profil dari data yang digunakan dalam penelitian ini.
Output uji statistik deskriptif, sekurang-kurangnya, berisi informasi mengenai
nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata- rata dan nilai standar deviasi dari
sekumpulan data.
4.7.2
Uji Asumsi Klasik
Penggunaan analisi regresi dalam statistik harus bebas dari asumsi-
asumsi klasik. Adapun asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah
uji normalitas, uji heteroskedastisitas, uji multikolinieritas dan uji autokorelasi.
Universitas Sumatera Utara
47
4.7.2.1 Uji Normalitas
Pada setiap analisis regresi, uji normalitas harus dilakukan pada nilai
residual yang dihasilkan dari model regresi. Uji normalitas
bertujuan untuk
menguji kenormalan distribusi nilai residual. Model regresi yang baik memiliki
nilai residual berdistribusi normal. Uji normalitas dapat dilakukan melalui
analisis grafik dan/atau uji statistik. Pendeteksian kenormalan distribusi nilai
residual dari model regresi menggunakan
cara
mengamati
Normal Probability Plot dari nilai residual. Jika ploting data
observasi dalam Normal Probability
penyebaran data
analisis grafik dilakukan dengan
Plot
mendekati
garis
diagonal
dan
observasi mengikuti garis diagonalnya, maka nilai residual
berdistribusi normal sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi pelanggaran asumsi
normalitas. Tetapi jika ploting data observasi dalam Normal Probability Plot
menjauh dari garis diagonal dan penyebaran data observasi tidak mengikuti garis
diagonalnya, maka nilai residual tidak berdistribusi normal sehingga dapat
disimpulkan terjadi pelanggaran asumsi normalitas. Secara
statistik,
kenormalan distribusi nilai residual dapat diketahui melalui pengaplikasian
uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov (O-S K-S) pada nilai residual yang
dihasilkan dari model regresi. Jika output dari uji O-S K-S menunjukkan nilai
Asymp. Sig. (2-tailed) > 5%, nilai residual berdistribusi normal sehingga dapat
disimpulkan tidak terjadi pelanggaran asumsi normalitas (Ghozali, 2013).
4.7.2.2 Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas
residual untuk
semua
adalah
pengamatan
adanya
pada
ketidaksamaan
model
regresi.
varian
dari
Sebaliknya,
Universitas Sumatera Utara
48
homoskedastisitas adalah adanya kesamaan varian dari residual untuk semua
pengamatan
pada model regresi. Uji heteroskedastisitas
digunakan
untuk
mengetahui adanya atau tidaknya adanya ketidaksamaan varian dari residual
untuk semua pengamatan pada model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi
dalam model regresi adalah tidak
adanya
gejala
heteroskedastisitas.
Uji
heteroskedastisitas dapat dilakukan melalui analisis grafik dan/atau uji statistik.
Pendeteksian gejala heteroskedastisitas dengan menggunakan analisis grafik
dilakukan dengan cara melihat scatterplot dari nilai residual. Jika ploting data
nilai residual dalam scatterplot menyebar diatas maupun dibawah angka 0 pada
sumbu Y serta penyebaran
data nilai residual pada scatterplot
tidak
membentuk pola yang jelas, disimpulkan model regresi yang digunakan terbebas
dari gejala heteroskedastisitas. Tetapi jika ploting data nilai residual dalam
scatterplot
membentuk pola tertentu (bergelombang, melebar kemudian
menyempit), disimpulkan model regresi yang digunakan terkena gejala
heteroskedastisitas. Pendeteksian gejala heteroskedastisitas melalui uji statistik
dapat dilakukan menggunakan Uji Spearman’s ho.
4.7.2.3 Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi
ditemukan adanya korelasi yang tinggi antar variabel independen. Pada
model regresi yang baik seharusnya antar variabel independen tidak terjadi
kolerasi yang tinggi. Adanya atau tidak adanya masalah multikolinieritas pada
model regresi, dapat diketahui dengan cara mengevaluasi statistik kolinearitas dari
model regresi. Suatu
model
regresi
dinyatakan
terbebas
dari
masalah
Universitas Sumatera Utara
49
multikolinieritas
jika masing-masing variabel independen yang dimasukkan ke
dalam model regresi memiliki nilai Tolerance mendekati 1 dan Variance Inflation
Factor (VIF) < 10. Pendeteksian multikolinearitas juga dapat dilakukan dengan
cara menganalisis Matrik Koefisien Korelasi. Jika pada matrik koefisien korelasi
ditemukan ada variabel independen yang berkorelasi dengan variabel independen
lainnya dengan koefisien korelasi > 90%, disimpulkan model regresi memiliki
masalah multikolinieritas.
4.7.2.4 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk mendeteksi keberadaan autokorelasi
pada nilai residual (prediction errors) dari sebuah analisis regresi. Autokorelasi
adalah hubungan antara nilai-nilai yang dipisahkan satu sama lain dengan jeda
waktu tertentu, suatu model regresi dinyatakan baik apabila terbebas dari gejala
autokorelasi. Runs Test dapat digunakan untuk mendeteksi gejala autokorelasi
dalam sebuah model regresi. Jika antara residual tidak terdapat hubungan
korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah random. Dalam pengujian ini,
nilai signifikan pada 0,05 digunakan sebagai dasar untuk menyatakan adanya
atau tidak adanya gejala autokorelasi.
4.7.3
Pengujian Hipotesis Pertama
4.7.3.1 Uji Regresi Berganda
Untuk melakukan pengujian hipotesis secara statistik, penelitian ini
mengaplikasikan analisis regresi berganda ( Multiple Regression Analysis) dengan
menggunakan program aplikasi SPSS (Statistical Product and Service Solutions ).
Universitas Sumatera Utara
50
Selain untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih,
analisis regresi juga dapat menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen
dengan variabel independen (Ghozali, 2013). Regresi Berganda digunakan untuk
memodelkan hubungan antara dua atau lebih variabel independen dan variabel
dependen dengan mencocokkan persamaan linier dengan data observasi. Dalam
Model Regresi Linier Berganda ( Multiple Linear Regression Models ) yang
digunakan dalam penelitian ini, variabel dependen adalah Return On Assets
sebagai proksi dari kinerja keuangan perbankan sedangkan Capital Adequacy
Ratio, Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional, Net Interest Margin ,
Non Performing Loan, Loan to Funding Ratio dan Giro Wajib Minimum terpilih
sebagai variabel independen, dimana persamaan liniernya dirumuskan sebagai
berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4+ b5X5+ b6X6 + e
dimana:
Y
a
b
X1
X2
X3
X4
X5
X6
e
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
Return On Assets
Intercept
Koefisien regresi
Capital Adequacy Ratio
Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional
Net Interest Margin
Non Performing Loan
Loan to Funding Ratio
Giro Wajib Minimum
error term
Parameter persamaan regresi linier berganda tersebut dapat menunjukkan
tanda koefisien regresi atas setiap variabel independen ( b), positif atau
negatif. b akan bernilai positif jika menunjukkan hubungan searah antara
variabel independen dengan variabel dependen. Artinya kenaikan variabel
Universitas Sumatera Utara
51
independen akan mengakibatkan kenaikan variabel dependen dan sebaliknya,
penurunan variabel independen akan menurunkan variabel dependen. b akan
bernilai negatif jika menunjukkan hubungan yang berlawanan arah
antara
variabel independen dengan variabel dependen. Artinya kenaikan variabel
independen akan mengakibatkan penurunan variabel dependen dan sebaliknya,
penurunan variabel independen akan menaikkan variabel dependen.
4.7.3.2 Uji Koefisien Determinasi
Salah satu ukuran dari kontribusi variabel independen dalam model
adalah koefisien determinasi (coefficient of determination ), yang dinotasikan
dengan R2. (R Square). R2 merupakan kuadrat dari korelasi product moment
antara X (variabel independen) dan variabel Y (variabel dependen). Dalam
model regresi, R2
dijadikan sebagai pengukuran seberapa baik garis regresi
mendekati nilai data asli yang dibuat model. Jika R2 sama dengan 1, maka angka
tersebut menunjukkan garis regresi cocok dengan data secara sempurna. Uji
koefisien determinasi (Uji R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
kemampuan semua variabel independen yang secara serempak dimasukkan dalam
model mampu menjelaskan variasi dalam variabel dependen. Nilai R2
berkisar antara 0 sampai dengan 1. Jika R2 = 0, menunjukkan bahwa variasi
dalam variabel dependen sama sekali tidak mampu dijelaskan oleh hubungan
liniernya dengan variabel independen. Jika R2 = 1, menunjukkan bahwa 100%
variasi dalam variabel dependen mampu dijelaskan oleh hubungan liniernya
dengan variabel independen.
Sebagai
pedoman
umum,
suatu model
dinyatakan baik dalam memprediksi variabel dependen jika nilai R2 di atas 0,5
Universitas Sumatera Utara
52
atau 50%. Adjusted R Square (R2adj)
merupakan R2 yang telah disesuaikan
dengan jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model
regresi. Tidak seperti R2, R2adj
tidak selalu meningkat apabila dilakukan
penambahan variabel dalam model. Nilai R2adj selalu lebih kecil dari R2 dan
bisa memiliki nilai negatif. Jika R2adj bernilai negatif, nilai tersebut dianggap 0,
atau dengan kata lain variabel independen
sama
sekali
tidak
mampu
menjelaskan variasi dalam variabel independennya.
Penginterpretasian R2adj tidak sama seperti R2
sehingga diperlukan
kehati- hatian dalam menginterpretasi dan melaporkan statistik ini. R2adj
akan lebih berguna hanya jika R2 dihitung berdasarkan sampel, bukan dari
keseluruhan populasi. Oleh karena itu dalam penelitian ini, interpretasi hasil
uji koefisien determinasi akan didasarkan kepada nilai R2.
4.7.3.3 Uji Statistik Simultan (Uji F)
Pengujian
ini bertujuan
untuk
menguji
signifikansi
pengaruh
semua variabel independen yang dimasukkan dalam model secara simultan
terhadap variabel dependen. Pengujian
95
ini menggunakan
tingkat keyakinan
atau pada taraf signifikansi (α) 5%.
Adapun yang menjadi kriteria dalam pengambilan keputusan adalah
sebagai berikut:
1. Jika F hitung > F tabel, Artinya
variabel
independen
yang
dimasukkan dalam model secara simultan berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen.
Universitas Sumatera Utara
53
2. Jika F hitung
dimasukkan
< F tabel, Artinya
dalam
model
secara
variabel independen
simultan
yang
tidak berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen.
4.7.3.4 Uji Statistik Parsial (Uji t)
Pengujian ini bertujuan untuk menguji signifikansi pengaruh variabel
independen secara individual dalam menjelaskan variasi dalam variabel dependen.
Pengujian ini menggunakan tingkat kepercayaan 95% atau pada taraf signifikansi
(α) 5 .
Adapun yang menjadi kriteria dalam pengambilan keputusan adalah
sebagai berikut:
1. Jika t hitung > t tabel, Artinya
berpengaruh
signifikan
suatu
variabel
independen
dalam menjelaskan variasi dalam variabel
dependen.
2. Jika t hitung < t tabel, Artinya suatu variabel independen tidak
berpengaruh signifikan dalam menjelaskan variasi dalam variabel
dependen.
4.7.4
Pengujian Hipotesis Kedua
Uji Moderating bertujuan untuk melihat seberapa jauh variabel
moderating memoderasi pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen. Menurut Ghozali
(2013),
variabel
moderating
adalah
variabel
independen yang memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen. Variabel moderating dapat dilakukan
Universitas Sumatera Utara
54
dengan uji interaksi, uji nilai selisih mutlak, dan uji residual. Penelitian ini
menggunakan uji residual yang bertujuan untuk menguji pengaruh deviasi dari
suatu model apakah ada ketidakcocokan (lack of fit) dari deviasi hubungan
linear
antar
variabel independen
yang
dilihat
dari
besarnya
nilai
residualnya.
Persamaan regresi sebagai berikut :
Z = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + e .............................(1)
│e│ a + bY................................................................................................(2)
Keterangan:
Y
a
b
X1
X2
X3
X4
X5
X6
Z
e
= Kinerja Keuangan
= Konstanta
= Koefisien Regresi Variabel
= Capital Adequacy Ratio
= Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional
= Net Interest Margin
= Non Performing Loan
= Loan to Funding Ratio
= Giro Wajib Minimum
= Pemoderasi/ Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga
= Error (variabel pengganggu)
Adapun yang menjadi kriteria dalam pengambilan keputusan adalah
sebagai berikut:
1. Jika nilai signifikansi < 5% maka artinya Pertumbuhan Dana Pihak
Ketiga memoderasi hubungan Capital Adequacy Ratio , Beban
Operasional terhadap Pendapatan Operasional, Net Interest Margin ,
Universitas Sumatera Utara
55
Non Performing Loan, Loan to Funding Ratio , Giro Wajib Minimum
terhadap Return On Assets.
2. Jika nilai signifikansi > 5% artinya Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga
tidak memoderasi hubungan antara Capital Adequacy Ratio , Beban
Operasional terhadap Pendapatan Operasional, Net Interest Margin ,
Non Performing Loan, Loan to Funding Ratio , Giro Wajib Minimum
dengan Return On Assets.
Suatu variabel dikatakan sebagai variabel moderating apabila nilai
koefisien
parameternya
negatif
dan
nilai
signifikansinya
<
0.05.
Universitas Sumatera Utara
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1
Uji Statistik Deskripsi
Untuk menggambarkan berbagai karakteristik yang penting pada data
mengenai kinerja keuangan perbankan dari 20 bank untuk periode 2011-2015,
maka dilakukan analisis statistik deskriptif. Statistik deskriptif dalam penelitian
ini menggunakan data asli yang belum menghilangkan satu datapun dan diolah
dengan menggunakan data tahunan dari masing-masing variabel penelitian dengan
menghitung nilai minimum, nilai maksimum, rata-rata dan standar deviasi.
dimana hasil uji tersebut disajikan pada Tabel 5.1 berikut ini.
Tabel 5.1 Hasil Uji Statistik Deskriptif
Keterangan
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Return On Assets
100
-2,82
5,15
1,93
1,48
Capital Adequacy Ratio
100
10,25
61,59
18,80
7,83
100
59,93
124,94
83,87
12,12
Net Interest Margin
100
2,78
13,12
5,87
1,95
Non Performing Loan
100
0,00
4,17
1,13
1,04
Loan to Funding Ratio
100
52,39
103,38
82,99
9,26
Giro Wajib Minimum
100
7,56
35,76
15,01
5,84
Dana Pihak Ketiga
100
-27,25
133,66
18,66
27,54
Valid N (listwise)
100
Beban Operasional terhadap
Pendapatan Operasional
Sumber : Output SPSS
56
Universitas Sumatera Utara
57
Berdasarkan tabel statistik deskriptif variabel penelitian diatas, maka :
1. Variabel Return On Assets
Variabel Return On Assets dengan jumlah data (N) sebanyak 100
selama periode 2011-2015, memiliki nilai rata-rata (Mean) sebesar
1,93% dengan standar deviasi (Std. Deviation ) sebesar 1,48%. Nilai
ratio Return On Assets terendah (Minimum) pada periode tersebut
adalah sebesar 2,82% yang dicapai oleh Bank Harda Internasional
pada tahun 2015 sedangkan nilai rasio Return On Assets tertinggi
(Maximum) adalah sebesar 5,15% yang dicapai oleh Bank Rakyat
Indonesia pada tahun 2012. Rata-rata kinerja sebesar 1,93 berarti
bahwa rata-rata bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2011-2015 untuk menghasilkan net income sebesar 1,93% dari setiap
satu aktiva yang diinvestasikan. Dengan Standar Deviasi 1,48
menunjukkan bahwa tidak ada kesenjangan yang cukup besar dari
sebaran nilai kinerja maksimum dan kinerja minimum.
2. Variabel Capital Adequacy Ratio
Variabel
Capital Adequacy Ratio
dengan
jumlah
data
(N)
sebanyak 100 selama periode 2011-2015, memiliki nilai rata-rata
(Mean) sebesar
18,80% dengan standar deviasi (Std. Deviation )
sebesar 7,83%. Nilai ratio Capital Adequacy Ratio terendah
(Minimum) pada periode tersebut adalah sebesar 10,25% yang dicapai
oleh Bank Mayapada International pada tahun 2014 sedangkan nilai
rasio Capital Adequacy Ratio tertinggi (Maximum) adalah sebesar
61,59% yang dicapai oleh Bank Dinar Indonesia pada tahun 2011
Universitas Sumatera Utara
58
berarti bahwa ada kesenjangan yang cukup besar dari Capital
Adequacy Ratio maksimum dan Capital Adequacy Ratio minimum.
Dari sebaran data dalam sampel penelitian bahwa
Bank Dinar
Indonesia pada tahun 2011 yang melenceng jauh dari sebaran data
lainnya.
Rata-rata Capital Adequacy Ratio sebesar 18,80%
menunjukkan bahwa rata-rata tingkat kesehatan bank yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015 cukup baik, karena syarat
Capital Adequacy Ratio yang ditetapkan BI adalah sebesar 8%.
3. Variabel Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional
Variabel
Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional
dengan jumlah data (N) sebanyak 100 selama periode 2011-2015,
memiliki nilai rata-rata (Mean) sebesar 83,87% dengan standar deviasi
(Std. Deviation ) sebesar 12,12%. Nilai ratio Beban Operasional
terhadap Pendapatan Operasional (Minimum) pada periode tersebut
adalah sebesar 59,93% yang dicapai oleh Bank Rakyat Indonesia
pada tahun 2012 sedangkan nilai rasio Beban Operasional terhadap
Pendapatan Operasional (Maximum) adalah sebesar 124,94% yang
dicapai oleh Bank Harda Internasional pada tahun 2015 berarti bahwa
ada kesenjangan yang cukup besar dari Beban Operasional terhadap
Pendapatan Operasional maksimum dan Beban Operasional terhadap
Pendapatan Operasional minimum. Dari sebaran data dalam sampel
penelitian bahwa Bank Harda Internasional pada tahun 2015 yang
melenceng jauh dari sebaran data lainnya.
Universitas Sumatera Utara
59
4. Variabel Net Interest Margin
Variabel Net Interest Margin dengan jumlah data (N) sebanyak
100 selama periode 2011-2015, memiliki nilai rata-rata (Mean)
sebesar 5,87% dengan standar deviasi (Std. Deviation) sebesar 1,95%.
Nilai ratio Net Interest Margin terendah (Minimum) pada periode
tersebut adalah sebesar 2,78% yang dicapai oleh Bank Agris pada
tahun 2014 sedangkan nilai rasio Net Interest Margin tertinggi
(Maximum)
adalah
sebesar
13,12%
yang dicapai oleh Bank
Tabungan Pensiunan Nasional pada tahun 2012 berarti bahwa tidak
ada kesenjangan yang cukup besar dari Net Interest Margin
maksimum dan Net Interest Margin minimum.
5. Variabel Non Performing Loan
Variabel Non Performing Loan dengan jumlah data (N) sebanyak
100 selama periode 2011-2015, memiliki nilai rata-rata (Mean)
sebesar 1,13% dengan standar deviasi (Std. Deviation) sebesar 1,04%.
Nilai ratio Non Performing Loan terendah (Minimum) pada periode
tersebut adalah sebesar 0,00% yang dicapai oleh Bank Agris pada
tahun 2011 sedangkan nilai rasio Non Performing Loan tertinggi
(Maximum) adalah sebesar 4,17% yang dicapai oleh Bank NISP
OCBC pada tahun 2012 berarti bahwa tidak ada kesenjangan yang
cukup besar dari sebaran nilai Non Performing Loan maksimum dan
Non Performing Loan minimum. Rata-rata Non Performing Loan
sebesar 1,13% menunjukkan bahwa rata-rata tingkat kesehatan bank
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015 cukup baik,
Universitas Sumatera Utara
60
karena syarat Non Performing Loan yang ditetapkan BI adalah sebesar
5%.
6. Variabel Loan to Funding Ratio
Variabel Loan to Funding Ratio dengan jumlah data (N) sebanyak
100 selama periode 2011-2015, memiliki nilai rata-rata (Mean)
sebesar 82,99% dengan standar deviasi (Std. Deviation) sebesar
9,26%. Nilai ratio Loan to Funding Ratio terendah (Minimum) pada
periode tersebut adalah sebesar 52,39% yang dicapai oleh Bank Mega
pada tahun 2012 sedangkan nilai rasio Loan to Funding Ratio
tertinggi (Maximum) adalah sebesar 103,38% yang dicapai oleh
Bank Dinar Indonesia pada tahun 2011 berarti bahwa ada kesenjangan
yang cukup besar dari Loan to Funding Ratio maksimum dan Loan to
Funding Ratio minimum. Dari sebaran data dalam sampel penelitian
bahwa Bank Dinar Indonesia pada tahun 2011 yang melenceng jauh
dari sebaran data lainnya.
7. Variabel Giro Wajib Minimum
Variabel Giro Wajib Minimum dengan jumlah data (N) sebanyak
100 selama periode 2011-2015, memiliki nilai rata-rata (Mean)
sebesar 15,01% dengan standar deviasi (Std. Deviation) sebesar
5,84%. Nilai ratio Giro Wajib Minimum terendah (Minimum) pada
periode tersebut adalah sebesar 7,56% yang dicapai oleh Bank Harda
Internasional pada tahun 2015 sedangkan nilai rasio Giro Wajib
Minimum tertinggi (Maximum) adalah sebesar 35,76% yang
dicapai oleh Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur pada tahun 2012
Universitas Sumatera Utara
61
berarti bahwa terdapat kesenjangan yang cukup besar dari Giro Wajib
Minimum maksimum dan minimum. Dari sebaran data dalam sampel
penelitian bahwa Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur pada tahun
2012 yang melenceng jauh dari sebaran data lainnya.
8. Variabel Dana Pihak Ketiga
Variabel Dana Pihak Ketiga dengan jumlah data (N) sebanyak
100 selama periode 2011-2015, memiliki nilai rata-rata (Mean)
sebesar
18,66% dengan standar deviasi (Std. Deviation ) sebesar
27,54%. Nilai ratio Dana Pihak Ketiga terendah (Minimum) pada
periode tersebut adalah sebesar -27,25% yang dicapai oleh Bank
Negara Indonesia pada tahun 2015 sedangkan nilai rasio Dana Pihak
Ketiga tertinggi (Maximum) adalah sebesar 133,66% yang dicapai
oleh Bank Dinar Indonesia pada tahun 2013 berarti bahwa ada
kesenjangan yang cukup besar dari Dana Pihak Ketiga maksimum dan
Dana Pihak Ketiga
minimum. Dari sebaran data dalam sampel
penelitian bahwa Bank Dinar Indonesia pada tahun 2013
yang
melenceng jauh dari sebaran data lainnya.
5.2
Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik diperlukan untuk mengetahui apakah hasil
estimasi regresi yang dilakukan benar-benar bebas dari adanya gejala ketidak
normalan data, gejala heteroskedastisitas, gejala multikolonieritas, dan gejala
autokorelasi.
Universitas Sumatera Utara
62
5.2.1
Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui kenormalan distribusi nilai
residual dari model regresi. Untuk mengetahui kenormalan distribusi nilai residual
dapat dilakukan melalui pengamatan grafik dan/atau uji statistik. Pengujian
normalitas nilai residual dari model regresi dengan pengamatan grafik dilakukan
dengan cara melihat Normal Probability Plot dari nilai residual seperti yang
ditampilkan pada Gambar 5.1 berikut ini:
Gambar 5.1 Normal Probability Plot Nilai Residual Regresi
Sumber: Output SPSS
Dari Gambar 5.1 terlihat ploting data observasi dalam Normal
Probability Plot nilai residual regresi mendekati garis diagonal dan penyebaran
data observasi mengikuti garis diagonalnya sehingga dapat dinyatakan bahwa
nilai residual relatif terdistribusi secara normal. Cara lain untuk mendeteksi
kenormalan distribusi nilai residual melalui pengamatan grafik adalah dengan
Universitas Sumatera Utara
63
melihat grafik histogram dari nilai residual (lihat Gambar 5.2). Dari Gambar 5.2
terlihat bahwa kurva distribusi frekuensi nilai residual relatif mengikuti pola
distribusi normal.
Gambar 5.2 Grafik Histogram Nilai Residual Regresi
Sumber: Output SPSS
Berdasarkan tampilan Gambar 5.2 Regression Standardized Residual
terlihat bahwa kurva dependent dan regression standardized residual membentuk
gambar seperti lonceng. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa grafik
histogram memberikan pola distribusi normal. Secara statistik, pendeteksian
kenormalan distribusi nilai residual juga dapat diketahui melalui hasil uji OneSample Kolmogorov-Smirnov (lihat Tabel 5.2), yang menunjukkan bahwa
nilai residual berdistribusi normal ( p-value = 0,200 > 0,05). Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa berdasarkan hasil pengamatan grafik dan uji statistik
Universitas Sumatera Utara
64
atas nilai residual dari model regresi yang digunakan dalam penelitian ini, tidak
terjadi pelanggaran asumsi normalitas.
Tabel 5.2 Hasil Uji Statistik Normalitas O-S K-S
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N
100
Normal Parameters
a,b
Most Extreme Differences
Mean
,0000000
Std. Deviation
,26015602
Absolute
,063
Positive
,025
Negative
-,063
Test Statistic
,063
Asymp. Sig. (2-tailed)
,200c,d
Sumber: Output SPSS
5.2.2
Uji Heteroskedastisitas
Uji
heteroskedastisitas
tidaknya penyimpangan
digunakan
untuk
mengetahui
asumsi klasik heteroskedastisitas
ada
atau
yaitu adanya
ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model
regresi. Untuk mendeteksi gejala heteroskedastisitas dapat dilakukan melalui
pengamatan grafik dan/atau uji statistik. Pendeteksian gejala heteroskedastisitas
dengan pengamatan grafik dilakukan dengan cara melihat scatterplot dari nilai
residual (lihat Gambar 5.3). Dari Gambar 5.3 terlihat bahwa ploting data nilai
residual menyebar diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y serta
penyebaran data nilai residual pada scatterplot tidak membentuk pola yang jelas.
Hal ini menunjukkan bahwa model regresi yang digunakan dalam penelitian
ini terbebas dari gejala heteroskedastisitas.
Universitas Sumatera Utara
65
Gambar 5.3 Scatterplot Nilai Residual Regresi
Sumber: Output SPSS
Pendeteksian gejala heteroskedastisitas secara statistik dapat dilihat
dari hasil Uji Spearman’s ho yang disajikan dalam Tabel 5.3 berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
66
Tabel 5.3
Hasil Uji Statistik Heterokedastisitas Spearman’s Rho
Correlations
Spear
man's
rho
Capi
tal
Adequ
acy
Ratio
Beban
Opera
sional
terha
dap
Penda
patan
Opera
sional
Net
Inte
rest
Mar
gin
Non
Perfor
ming
Loan
Loan
to Fun
ding
Ratio
Giro
Wajib
Mini
Mum
Uns
tandar
dized
Resi
dual
Correlation
Coefficient
Sig.
(2-tailed)
N
Correlation
Coefficient
Sig.
(2-tailed)
N
Correlation
Coefficient
Sig.
(2-tailed)
N
Correlation
Coefficient
CAR
BOPO
NIM
NPL
LFR
GWM
Unstan
dardized
Resi
dual
1,000
-,136
,212*
-,212*
,166
,011
,072
,177
,034
,034
,100
,912
,474
100
100
100
100
100
100
1,000
**
**
-,066
-,225
*
,116
,000
,000
,516
,025
,252
100
100
100
100
100
100
-
1,000
-,220*
,029
,025
-,115
,028
,776
,802
,253
100
100
100
100
-,053
-,215
*
,064
,597
,032
,530
100
-,136
,177
100
,212*
,621
-,621
**
,034
,000
100
100
100
*
**
*
-,212
,418
,418
-,220
1,000
Sig.
(2-tailed)
N
,034
,000
,028
100
100
100
100
100
100
100
Correlation
Coefficient
,166
-,066
,029
-,053
1,000
,331**
-,042
Sig.
(2-tailed)
N
,100
,516
,776
,597
,001
,677
100
100
100
100
100
100
100
Correlation
Coefficient
,011
-,225
*
,025
-,215
*
**
1,000
-,078
Sig.
(2-tailed)
N
,912
,025
,802
,032
,001
100
100
100
100
100
100
100
Correlation
Coefficient
,072
,116
-,115
,064
-,042
-,078
1,000
Sig.
(2-tailed)
N
,474
,252
,253
,530
,677
,440
100
100
100
100
100
100
-,331
,440
100
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber: Output SPSS
Universitas Sumatera Utara
67
Hasil Spearman’s ho menunjukkan bahwa signifikansi keenam variabel
independen (Capital Adequacy Ratio , Beban Operasional terhadap Pendapatan
Operasional, Net Interest Margin, Non Performing Loan dan Loan to Funding
Ratio) di atas 0,05, sehingga dapat dinyatakan bahwa
model regresi yang
digunakan dalam penelitian ini, terbebas dari dari gejala heteroskedastisitas.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa berdasarkan hasil pengamatan grafik
dan uji statistik, model regresi yang digunakan dalam penelitian ini terbebas
dari gejala heteroskedastisitas.
5.2.3
Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk
mendeteksi adanya hubungan
linier atau korelasi yang tinggi antara masing-masing variabel independen dalam
model regresi. Indikasi adanya atau tidak adanya multikolinearitas dapat dilihat
dari nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) yang dihasilkan model
regresi, dimana hasilnya disajikan pada Tabel 5.4 berikut ini:
Tabel 5.4 Hasil Uji Statistik Multikolinearitas Model Regresi
Model
1
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
T
Sig. Collinearity
Coefficients Coefficients
Statistics
B Std. Error
Beta
Tolerance VIF
9,024 ,422
21,394 ,000
-,008 ,004
-,041
-2,191 ,031 ,922
1,084
(Constant)
Capital Adequacy Ratio
Beban Operasional terhadap
-,096
Pendapatan Operasional
Net Interest Margin
,240
Non Performing Loan
-,028
Loan to Funding Ratio
-,003
Giro Wajib Minimum
-,003
a. Dependent Variable: Return On Assets
,003
-,783
-31,168 ,000 ,523
1,910
,017
,030
,003
,005
,316
-,020
-,018
-,010
13,998
-,929
-,906
-,509
1,546
1,360
1,133
1,259
,000
,356
,367
,612
,647
,735
,882
,794
Sumber: Output SPSS
Universitas Sumatera Utara
68
Seperti terlihat dalam Tabel 5.4, keenam variabel independen yang
dimasukkan dalam model regresi memiliki nilai Tolerance yang mendekati 1 dan
VIF < 10, yang berarti tidak ada hubungan multikolinearitas antar masing-masing
variabel independen dalam model regresi. Dari tabel dapat disimpulkan bahwa
nila Capital Adequacy Ratio , Beban Operasional terhadap Pendapatan
Operasional, Net Interest Margin , Non Performing Loan, Loan to Funding Ratio,
Giro Wajib Minimum dimana nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih
dari 10 (atau dibawah 10) dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1 (diatas 0,1).
Berdasarkan uji multikolonearitas , output pada Coefficient terlihat
bahwa :
1. Nilai TOL (Tolerance) variabel Capital Adequacy Ratio 0,922 dan
VIF (Variance Infloating Factor) sebesar 1,084.
2. Nilai
TOL
(Tolerance)
variabel
Beban Operasional terhadap
Pendapatan Operasional 0,523 dan VIF (Variance Infloating Factor)
sebesar 1,910.
3. Nilai TOL (Tolerance) variabel Net Interest Margin 0,647 dan VIF
(Variance Infloating Factor) sebesar 1,546.
4. Nilai TOL (Tolerance) variabel Non Performing Loan adalah
sebesar 0,735 dan VIF (Variance Infloating Factor) sebesar 1,360.
5. Nilai TOL (Tolerance) variabel Loan to Funding Ratio 0,882 dan VIF
(Variance Infloating Factor) sebesar 1,133.
6. Nilai TOL (Tolerance) variabel Giro Wajib Minimum 0,794 dan VIF
(Variance Infloating Factor) sebesar 1,259.
Universitas Sumatera Utara
69
Tabel 5.5 Hasil Uji Statistik Multikolinearitas Coefficient Corelations
Coefficient Correlationsa
Model
GWM
CAR
NIM
LFR
NPL
BOPO
1 Corre Giro Wajib Minimum
1,000
,024
,306
,153
,099
,309
lations Capital Adequacy Ratio
,024
1,000
-,060
-,236
,026
,020
Net Interest Margin
,306
-,060
1,000
-,118
-,010
,520
Loan to Funding Ratio
,153
-,236
-,118
1,000
,031
-,056
Non Performing Loan
,099
,026
-,010
,031
1,000
-,409
Beban Operasional
,309
,020
,520
-,056
-,409
1,000
terhadap Pendapatan
Operasional
Covari Giro Wajib Minimum
2,685E-5 4,518E-7 2,714E-5 2,457E-6 1,541E-5 4,923E-6
ances Capital Adequacy Ratio 4,518E-7 1,285E-5 -3,683E-6 -2,626E-6 2,810E-6 2,215E-7
Net Interest Margin
2,714E-5 -3,683E-6
,000 -6,262E-6 -5,195E-6 2,737E-5
Loan to Funding Ratio 2,457E-6 -2,626E-6 -6,262E-6 9,614E-6 2,927E-6 -5,387E-7
Non Performing Loan
1,541E-5 2,810E-6 -5,195E-6 2,927E-6
,001 -3,782E-5
Beban Operasional
4,923E-6 2,215E-7 2,737E-5 -5,387E-7 -3,782E-5 9,463E-6
terhadap Pendapatan
Operasional
a. Dependent Variable: Return On Assets
Sumber : output SPSS
Pendeteksian multikolinearitas juga dapat dilakukan dengan cara
menganalisis Matrik Koefisien Korelasi (lihat Tabel 5.5). Melihat hasil besaran
antar variabel independen tampak bahwa hanya variabel Beban Operasional
terhadap Pendapatan Operasional dan Net Interest Margin yang memiliki korelasi
yang cukup tinggi dengan tingkat korelasi 0,520 atau sekitar 52%. Oleh karena
korelasi antar variabel tersebut masih di bawah 95%, maka dapat dikatakan tidak
terjadi multikolinearitas.
5.2.4
Uji Autokorelasi
Uji
autokorelasi
(korelasi
serial)
digunakan
untuk
mengetahui
ada tidaknya korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode tertentu dengan
kesalahan pengganggu periode sebelumnya. Runs Test dapat digunakan untuk
Universitas Sumatera Utara
70
mendeteksi
gejala autokorelasi
dalam sebuah model regresi. Jika antara
residual tidak terdapat hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah
random.
Tabel 5.6 Hasil Uji Statistik Autokorelasi Runs Test
Runs Test
Unstandardized Residual
Test Valuea
,01271
Cases < Test Value
50
Cases >= Test Value
50
Total Cases
100
Number of Runs
50
Z
-,201
Asymp. Sig. (2-tailed)
,841
a. Median
Sumber : output SPSS
Pendeteksian melalui
hasil uji Runs Test (lihat
Tabel
5.6), yang
menunjukkan bahwa tidak terdapat gejala autokorelasi (p-value = 0,841 > 0,05).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa berdasarkan hasil regresi yang
digunakan dalam penelitian ini, tidak terjadi pelanggaran asumsi autokorelasi.
5.3
Pengujian Hipotesis Pertama
5.3.1
Uji Regresi Berganda
Dari hasil pengujian asumsi klasik disimpulkan bahwa model regresi
yang dipakai dalam penelitian ini telah memenuhi model estimasi yang Best
Linier Unbiased Estimator (BLUE ) dan layak dilakukan analisis regresi. Uji
regresi berganda telah dilakukan untuk mengetahui seberapa besar nilai koefisien
regresi dari variabel Capital Adequacy Ratio , Beban Operasional terhadap
Pendapatan Operasional, Net Interest Margin , Non Performing Loan, Loan to
Universitas Sumatera Utara
71
Funding Ratio dan Giro Wajib Minimum yang diregresikan dengan Return On
Assets.
Return On Assets = 9,024 – 0,008 Capital Adequacy Ratio – 0,096 Beban
Operasional terhadap Pendapatan Operasional + 0,240 Net
Interest Margin – 0,028 Non Performing Loan –0,003
Loan to Funding Ratio – 0,003 Giro Wajib Minimum
Tabel 5.7 Hasil Uji Statistik Regresi Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized Standardized
Coefficients
B
1
Std. Error
T
Sig.
Coefficients
Beta
(Constant)
9,024
,422
21,394
,000
Capital Adequacy Ratio
-,008
,004
-,041 -2,191
,031
Beban Operasional terhadap Pendapatan
-,096
,003
-,783 -31,168
,000
,240
,017
,316 13,998
,000
Non Performing Loan
-,028
,030
-,020
-,929
,356
Loan to Funding Ratio
-,003
,003
-,018
-,906
,367
Giro Wajib Minimum
-,003
,005
-,010
-,509
,612
Oper
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
3.1
Kerangka Konsep
Kerangka konsep didasarkan pada latar belakang dengan didukung
landasan teoritis dan tinjauan peneliti terdahulu tentang pengaruh variabel Capital
Adequacy Ratio (X1), Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (X2),
Net Interest Margin (X3), Non Perfoming Loan (X4), Loan to Funding Ratio (X5),
Giro Wajib Minimum (X6) dan Dana Pihak ketiga (Z) terhadap Kinerja Keuangan
(Y) pada perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia dapat digambarkan
skema kerangka konsep penelitian ini sebagai berikut:
Capital Adequacy Ratio
(X1)
Beban Operasional
terhadap Pendapatan
Operasional
(X2)
Pertumbuhan Dana
Pihak Ketiga
(Z)
Net Interest Margin
(X3)
Return On
Assets
(Y)
Non Performing Loan
(X4)
Loan to Funding Ratio
(X5)
Giro Wajib Minimum
(X6)
Gambar 3.1 Kerangka Konsep
34
Universitas Sumatera Utara
35
Berikut ini justifikasi antar variabel :
1. Variabel Return On Assets digunakan untuk mengukur efektivitas
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan mengoptimalkan
aset yang dimiliki. Semakin tinggi Return On Assets menunjukkan
semakin efektif perusahaan tersebut, karena besarnya Return On
Assets dipengaruhi oleh besarnya laba yang dihasilkan perusahaan.
2. Variabel Capital Adequacy Ratio digunakan untuk mengukur
kemampuan permodalan bank yang ada untuk menutup kemungkinan
kerugian didalam kegiatan perkreditan. Besarnya modal suatu bank
akan mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kinerja
bank sehingga pada akhirnya akan meningkatkan laba bank yang
akan berdampak kepada peningkatan dalam Return On Assets. Hal ini
didukung
peneliti sebelumnya Rahman (2013), Sudiyatno (2010),
Mahardian (2008), Mulatsih (2014), Yudiartini (2016) menunjukkan
bahwa Capital Adequacy Ratio secara statistik berpengaruh terhadap
Return On Assets.
3. Variabel Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional
digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam
mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional.
Semakin
rendah
nilai
Beban Operasional terhadap Pendapatan
Operasional, semakin baik bank tersebut dalam memaksimalkan
laba atas beban yang terjadi, sehingga
pada
akhirnya
akan
meningkatkan laba bank yang akan berdampak kepada peningkatan
dalam Return On Assets. Hal tersebut didukung oleh hasil penelitian
Universitas Sumatera Utara
36
Prasnanugraha (2007), Sudiyatno (2010), Rusdiana (2012), Mahardian
(2008), Mulatsih (2014) dan Hapsari dan Prasetiono (2011)
menunjukkan bahwa berdasarkan hasil penelitian mereka Beban
Operasional
terhadap Pendapatan Operasional
secara
statistik
berpengaruh terhadap Return On Assets .
4. Variabel Net Interest Margin
digunakan untuk mengukur
kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit untuk
meningkatkan kualitas kredit. Dengan kualitas kredit yang bagus
dapat meningkatkan
pendapatan
bunga bersih
sehingga
pada
akhirnya berpengaruh terhadap laba bank. Pendapatan bunga bersih
yang tinggi akan mengakibatkan meningkatnya laba sebelum pajak
sehingga Return On Assets pun bertambah. Hal tersebut diatas
didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan Prasnanugraha (2007),
Eng (2013), Rahman (2013), Rusdiana (2012), Mahardian (2008),
Mulatsih (2014) dan Sugiartono (2012) yang menunjukkan bahwa
berdasarkan penelitian Net Interest Margin berpengaruh terhadap
Return On Assets.
5. Variabel Non Performing Loan merupakan rasio yang digunakan
bank untuk mengukur risiko kegagalan pengembalian kredit oleh
debitur. Non Performing Loan merefleksikan besarnya risiko kredit
yang dihadapi bank, semakin kecil Non Performing Loan maka
semakin kecil pula risiko kredit yang ditanggung pihak bank. Non
Performing Loan yang tinggi akan memperbesar biaya, baik biaya
percadangan aktiva produktif maupun biaya lainnya dan berpotensi
Universitas Sumatera Utara
37
terhadap kerugian bank sehingga Return On Assets pun menurun. Hal
ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Prasnanugraha (2007),
Eng (2013), Rahman (2013), Rusdiana (2012), Mahardian (2008),
Mulatsih (2014) dan Yudiartini (2016) menunjukkan bahwa
berdasarkan penelitian Non Performing Loan berpengaruh terhadap
Return On Assets.
6. Variabel Loan to Funding Ratio merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur tingkat kredit yang diberikan kepada pihak ketiga
dalam Rupiah dan valuta asing, tidak termasuk kredit kepada bank
lain. Standar Loan to Funding Ratio yang baik adalah 85% sampai
dengan 110%. Oleh karena itu pihak manajemen harus dapat
mengelola dana yang dihimpun dari masyarakat untuk kemudian
disalurkan kembali dalam bentuk kredit sehingga Return On Assets
pun bertambah. Logika teori tersebut didukung oleh hasil penelitian
yang dilakukan Eng (2013),
Rahman (2013), Mahardian (2008),
Mahardian (2008), Mulatsih (2014), Yudiartini (2016) dan Hapsari
dan Prasetiono (2011) menunjukkan bahwa berdasarkan penelitian
mereka
Loan to Deposit Ratio berpengaruh terhadap Return On
Assets.
7. Variabel Giro Wajib Minimum merupakan rasio dalam mengukur
kemampuan bank untuk menyisihkan Dana Pihak Ketiga berupa
rekening giro pada Bank Indonesia. Giro Wajib Minimum merupakan
tingkat
likuiditas
yang
dijamin
oleh
bank
sentral
(Bank
Indonesia)yang ditunjukkan dengan besarnya giro yang disetorkan
Universitas Sumatera Utara
38
oleh bank kepada BI. Semakin tinggi Giro Wajib Minimum maka
semakin besar likuiditas bank dijamin oleh Bank Indonesia sehingga
jika terjadi kesulitan likuiditas bank tersebut dapat menjamin langsung
kepada Bank Indonesia. Giro Wajib Minimum yang disisihkan oleh
perbankan pada Bank Indonesia akan memperoleh bunga dari bank
Indonesia dan berdampak kepada pertambahan pendapatan perbankan
sehingga Return On Assets pun bertambah. Logika teori tersebut
didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan Hapsari dan Prasetiono
(2011) yang menyatakan bahwa Giro Wajib Minimum berpengaruh
positif terhadap Return On Assets.
8. Variabel Dana Pihak Ketiga adalah kewajiban
penduduk
dan
Bank
kepada
bukan penduduk dalam Rupiah dan valuta asing.
Semakin tinggi Dana Pihak Ketiga yang dihimpun oleh suatu bank
menunjukkan semakin
tinggi
tingkat
kepercayaan
masyarakat
terhadap suatu bank. Dengan Dana Pihak Ketiga yang tinggi maka
akan meningkatkan kemampuan bank dalam menyalurkan kredit
kepada masyarakat dan akan meningkatkan kesempatan bank untuk
mendapatkan laba melalui pendapatan bunga dari kredit yang
disalurkannya.
3.2
Hipotesis
Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah
penelitian, yang kebenarannya harus diuji secara empiris. Berdasarkan kerangka
Universitas Sumatera Utara
39
konseptual yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesis
penelitian sebagai berikut :
1. Rasio keuangan Capital Adequacy Ratio , Beban Operasional terhadap
Pendapatan Operasional, Net Interest Margin , Non Performing Loan,
Loan to Funding Ratio dan Giro Wajib Minimum berpengaruh
terhadap kinerja keuangan perbankan yang diukur dengan Return On
Assets baik secara simultan dan parsial pada perusahaan perbankan
yang tercatat di Bursa Efek Indonesia
2. Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga merupakan variabel moderating yang
dapat memoderasi hubungan antara rasio keuangan Capital Adequacy
Ratio, Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional, Net
Interest Margin , Non Performing Loan , Loan to Funding Ratio dan
Giro Wajib Minimum dengan kinerja keuangan perbankan yang
diukur dengan Return On Assets pada perusahaan perbankan yang
tercatat di Bursa Efek Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1
Jenis Penelitian.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian kausalitas yang berguna
untuk menganalisis pengaruh antar satu variabel dengan variabel lainnya.
Penelitian ini dirancang untuk menguji pengaruh fakta dan fenomena serta
mencari keterangan-keterangan secara actual yaitu penelitian yang bersifat
menjelaskan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi. Jadi disini ada variabel
independen (variabel yang mempengaruhi) dan variabel dependen (variabel yang
dipengaruhi). Dalam penelitian ini, hubungan tersebut bertujuan untuk melihat
bagaimana Capital Adequacy Ratio , Beban Operasional terhadap Pendapatan
Operasional, Net Interest Margin , Non Performing Loan, Loan to Funding Ratio
dan Giro Wajib Minimum sebagai variabel independen mempengaruhi Return On
Assets sebagai variabel dependen. Data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data kuantitatif yaitu data yang berbentuk angka.
4.2
Lokasi Penelitian.
Penelitian ini dilaksanakan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015, untuk mendapatkan data-data dan
informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini maka dilakukan dengan cara
mengakses dari situs (http://www.idx.co.id).
40
Universitas Sumatera Utara
41
4.3
Populasi Dan Sampel.
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan industri jasa yang
merupakan semua perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
yaitu terdiri dari 41 bank. Tahun pengamatan adalah tahun 2011-2015. Teknik
penentuan sampling adalah sistematik random sampling yaitu proses pengambilan
sampel dilakukan dengan memberi nomor urut anggota populasi dan selanjutnya
memilih nomor urut yang ganjil atau genap. Berdasarkan teknik pemilihan sampel
tersebut maka dalam penentuan sampling penelitian ini dipilih nomor urut yang
genap dan diperoleh total sampel sebanyak 20 perusahaan perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode penelitian tahun 2011-2015, seperti
digambarkan pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.1 Daftar Sampel Perusahaan
No.
1
Kode
Saham
AGRS
Nama Bank
Tanggal IPO
Bank Agris Tbk
22 Desember 2014
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
BABP
BBCA
BBHI
BBNI
BBRI
BBYB
BDMN
BINA
BJTM
BMAS
BNBA
BNII
BSIM
BTPN
DNAR
MAYA
MEGA
NISP
PNBN
Bank MNC Internasional Tbk
Bank Central Asia Tbk
Bank Harda Internasional Tbk
Bank Negara Indonesia Tbk
Bank Rakyat Indonesia Tbk
Bank Yudha Bhakti Tbk
Bank Danamon Indonesia Tbk
Bank Ina Perdana Tbk
Bank Pembangunan Daerah Jawa timur Tbk
Bank Maspion Indonesia Tbk
Bank Bumi Arta Tbk
Bank Maybank Indonesia Tbk
Bank Sinar Mas Tbk
Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk
Bank Dinar Indonesia Tbk
Bank Mayapada International Tbk
Bank Mega Tbk
Bank NISP OCBC Tbk
Bank Pan Indonesia Tbk
15 Juli 2002
31 Mei 2000
12 Agustus 2015
25 November 1996
10 November 2003
13 Januari 2015
06 Desember 1989
16 Januari 2014
12 Juli 2012
11 Juli 2013
31 Desember 1999
21 November 1989
13 Desember 2010
12 Maret 2006
11 Juli 2014
29 Agustus 1997
17 April 2000
20 Oktober 1994
29 Desember 1982
Universitas Sumatera Utara
42
4.4
Jenis dan sumber data
Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder, yaitu
data kuantitatif yang diperoleh dari situs bursa efek Indonesia (www.idx.co.id).
Data tersebut berupa laporan keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan
perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Indonesian Capital Market
Directory (ICMD). Data yang digunakan merupakan gabungan data antara bank
(cross section) dan antar waktu (time series) yang disebut juga dengan polling
data. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mendownload laporan keuangan
perusahaan perbankan pada tahun 2011-2015 melalui website Bursa Efek
Indonesia www.idx.co.id.
4.5
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara mendownload laporan
keuangan perusahaan perbankan pada tahun 2011-2015 melalui website Bursa
Efek Indonesia www.idx.co.id.
4.6
Definisi Operasional Variabel
Penelitian ini dilakukan untuk menguji apakah terdapat pengaruh rasio
keuangan terhadap kinerja keuangan perbankan di Bursa Efek Indonesia. Dalam
penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah Kinerja keuangan perbankan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sedangkan variabel independennya adalah
Capital Adequacy Ratio , Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional,
Net Interest Margin , Non Performing Loan, Loan to Funding Ratio dan Giro
Wajib Minimum.
Universitas Sumatera Utara
43
Definisi
dari
masing-masing
variabel
yang
digunakan
dalam
penelitian, akan dijelaskan sebagai berikut:
a. Kinerja Keuangan Perbankan (Y)
Kinerja keuangan perbankan (Y) merupakan perbandingan Laba
sebelum pajak dengan rata-rata total aset. Alat
ukur
yang
digunakan untuk menentukan kinerja keuangan dalam penelitian ini
adalah Return on Assets (ROA). Rasio ini mengukur seberapa besar
profit yang diciptakan atas setiap dollar atau rupiah aset yang
diinvestasikan.
aba Sebelum Pajak
x 100
ata rata Total Aset
b. Capital Adequacy Ratio (X1)
Capital Adequacy Ratio merupakan perbandingan antara modal bank
dengan aktiva tertimbang menurut resiko (ATMR).
Modal Bank
x 100
Aktiva Tertimbang Menurut isiko
c. Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (X2)
Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional merupakan
perbandingan antara total beban operasional terhadap pendapatan
operasional.
Biaya
Operasional
dibanding
dengan
Pendapatan
Operasional
Beban Operasional
Pendapatan Operasional
00
Universitas Sumatera Utara
44
d. Net Interest margin (X3)
Net Interest Margin merupakan perbandingan antara pendapatan
bunga bersih terhadap rata-rata aktiva produktif.
Pendapatan Bunga Bersih
x 100
ata rata Aktiva Produktif
e. Non Performing Loan (X4)
Non Performing Loan merupakan perbandingan antara total kredit
bermasalah (jumlah total kredit dengan kualitas dalam perhatian
khusus, kurang lancar,
diragukan dan macet) terhadap total redit
yang disalurkan.
Total Kredit Bermasalah
x 100
Total Kredit Disalurkan
f. Loan to Funding Ratio (X5)
Loan to Funding Ratio merupakan perbandingan antara total kredit
dengan dana pihak ketiga.
Total Kredit
x 100
Dana Pihak Ketiga
g. Giro Wajib Minimum (X6)
Giro Wajib Minimum adalah rasio giro pada Bank Indonesia dengan
dana pihak ketiga
Giro
ajib Minimum
Giro Pada BI
x 100
Dana Pihak Ketiga
h. Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (Z)
Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga yang merupakan dana-dana yang
berasal dari masyarakat, baik perorangan maupun badan usaha yang
diperoleh bank dengan menggunakan berbagai instrumen produk
Universitas Sumatera Utara
45
simpanan yang dimiliki oleh bank. Total dana pihak ketiga merupakan
hasil penjumlahan dari giro, tabungan dan deposito (tidak termasuk
antar bank).
Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga
Adapun
DPK (t) – DPK (t 1)
x 100
DPK (t 1)
definisi dan pengukuran variabel dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 4.2 Definisi Dan Pengukuran Variabel
No
1
2
Nama
Variabel
Kinerja
Keuangan
Perbankan
(Y)
Capital
Adequacy
Ratio
(X1)
3
Beban
Operasional
terhadap
Pendapatan
Operasional
(X2)
4
Net Interest
Margin
(X3)
5
Non
Performing
Loan
(X4)
6
Loan to
Funding
Ratio
(X5)
Definisi
Kinerja merupakan
perbandingan Laba
sebelum pajak dengan
rata-rata total aset.
Capital Adequacy Ratio
merupakan perbandingan
antara modal bank
dengan aktiva tertimbang
menurut resiko
(ATMR).
Beban Operasional
terhadap Pendapatan
Operasional merupakan
perbandingan antara
beban operasional
terhadap pendapatan
operasional.
Net Interest Margin
merupakan perbandingan
antara pendapatan bunga
bersih terhadap rata-rata
aktiva produktif.
Non Performing Loan
merupakan perbandingan
antara total kredit
bermasalah (kualitas
kurang lancar,
diragukan, dan macet)
terhadap total kredit yang
disalurkan.
Loan to Funding Ratio
merupakan perbandingan
antara total kredit dengan
dana pihak ketiga.
Pengukuran
aba Sebelum Pajak
ata rata Total Aset
Skala
Rasio
100
Capital Adequacy Ratio
Modal Bank
Rasio
Beban Operasional terhadap
Pendapatan Operasional
Beban Operasional
100
Pendapatan Operasional
Rasio
Pendapatan Bunga Bersih
100
ata rata Aktiva Produktif
Total Kredit Bermasalah
Total Kredit Disalurkan
Total Kredit
Dana Pihak Ketiga
Rasio
Rasio
100
Rasio
100
Universitas Sumatera Utara
46
7
Giro Wajib
Minimum
(X6)
8
Pertumbuhan
Dana Pihak
Ketiga
(Z)
Giro Wajib Minimum
merupakan perbandingan
giro pada Bank Indonesia
dengan Dana Pihak
ketiga.
Pertumbuhan Dana Pihak
Ketiga merupakan
perbandingan selisih
total Dana Pihak Ketiga
pada satu tahun tertentu
dengan total Dana Pihak
Ketiga tahun sebelumnya
yang dimiliki bank.
4.7
Metode Analisis Data
4.7.1
Uji Statistik Deskriptif
Giro Wajib Minimum
Giro Pada BI
x 100
Dana Pihak Ketiga
Rasio
Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga
DPK (t) – DPK (t 1)
x 100
DPK (t 1)
Rasio
Statistik Deskriptif merupakan proses pengumpulan dan peringkasan
data, serta upaya untuk menggambarkan berbagai karakteristik yang penting pada
data yang telah diorganisasikan sedemikian rupa. Uji statistik deskriptif digunakan
untuk memberikan gambaran profil dari data yang digunakan dalam penelitian ini.
Output uji statistik deskriptif, sekurang-kurangnya, berisi informasi mengenai
nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata- rata dan nilai standar deviasi dari
sekumpulan data.
4.7.2
Uji Asumsi Klasik
Penggunaan analisi regresi dalam statistik harus bebas dari asumsi-
asumsi klasik. Adapun asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah
uji normalitas, uji heteroskedastisitas, uji multikolinieritas dan uji autokorelasi.
Universitas Sumatera Utara
47
4.7.2.1 Uji Normalitas
Pada setiap analisis regresi, uji normalitas harus dilakukan pada nilai
residual yang dihasilkan dari model regresi. Uji normalitas
bertujuan untuk
menguji kenormalan distribusi nilai residual. Model regresi yang baik memiliki
nilai residual berdistribusi normal. Uji normalitas dapat dilakukan melalui
analisis grafik dan/atau uji statistik. Pendeteksian kenormalan distribusi nilai
residual dari model regresi menggunakan
cara
mengamati
Normal Probability Plot dari nilai residual. Jika ploting data
observasi dalam Normal Probability
penyebaran data
analisis grafik dilakukan dengan
Plot
mendekati
garis
diagonal
dan
observasi mengikuti garis diagonalnya, maka nilai residual
berdistribusi normal sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi pelanggaran asumsi
normalitas. Tetapi jika ploting data observasi dalam Normal Probability Plot
menjauh dari garis diagonal dan penyebaran data observasi tidak mengikuti garis
diagonalnya, maka nilai residual tidak berdistribusi normal sehingga dapat
disimpulkan terjadi pelanggaran asumsi normalitas. Secara
statistik,
kenormalan distribusi nilai residual dapat diketahui melalui pengaplikasian
uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov (O-S K-S) pada nilai residual yang
dihasilkan dari model regresi. Jika output dari uji O-S K-S menunjukkan nilai
Asymp. Sig. (2-tailed) > 5%, nilai residual berdistribusi normal sehingga dapat
disimpulkan tidak terjadi pelanggaran asumsi normalitas (Ghozali, 2013).
4.7.2.2 Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas
residual untuk
semua
adalah
pengamatan
adanya
pada
ketidaksamaan
model
regresi.
varian
dari
Sebaliknya,
Universitas Sumatera Utara
48
homoskedastisitas adalah adanya kesamaan varian dari residual untuk semua
pengamatan
pada model regresi. Uji heteroskedastisitas
digunakan
untuk
mengetahui adanya atau tidaknya adanya ketidaksamaan varian dari residual
untuk semua pengamatan pada model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi
dalam model regresi adalah tidak
adanya
gejala
heteroskedastisitas.
Uji
heteroskedastisitas dapat dilakukan melalui analisis grafik dan/atau uji statistik.
Pendeteksian gejala heteroskedastisitas dengan menggunakan analisis grafik
dilakukan dengan cara melihat scatterplot dari nilai residual. Jika ploting data
nilai residual dalam scatterplot menyebar diatas maupun dibawah angka 0 pada
sumbu Y serta penyebaran
data nilai residual pada scatterplot
tidak
membentuk pola yang jelas, disimpulkan model regresi yang digunakan terbebas
dari gejala heteroskedastisitas. Tetapi jika ploting data nilai residual dalam
scatterplot
membentuk pola tertentu (bergelombang, melebar kemudian
menyempit), disimpulkan model regresi yang digunakan terkena gejala
heteroskedastisitas. Pendeteksian gejala heteroskedastisitas melalui uji statistik
dapat dilakukan menggunakan Uji Spearman’s ho.
4.7.2.3 Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi
ditemukan adanya korelasi yang tinggi antar variabel independen. Pada
model regresi yang baik seharusnya antar variabel independen tidak terjadi
kolerasi yang tinggi. Adanya atau tidak adanya masalah multikolinieritas pada
model regresi, dapat diketahui dengan cara mengevaluasi statistik kolinearitas dari
model regresi. Suatu
model
regresi
dinyatakan
terbebas
dari
masalah
Universitas Sumatera Utara
49
multikolinieritas
jika masing-masing variabel independen yang dimasukkan ke
dalam model regresi memiliki nilai Tolerance mendekati 1 dan Variance Inflation
Factor (VIF) < 10. Pendeteksian multikolinearitas juga dapat dilakukan dengan
cara menganalisis Matrik Koefisien Korelasi. Jika pada matrik koefisien korelasi
ditemukan ada variabel independen yang berkorelasi dengan variabel independen
lainnya dengan koefisien korelasi > 90%, disimpulkan model regresi memiliki
masalah multikolinieritas.
4.7.2.4 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk mendeteksi keberadaan autokorelasi
pada nilai residual (prediction errors) dari sebuah analisis regresi. Autokorelasi
adalah hubungan antara nilai-nilai yang dipisahkan satu sama lain dengan jeda
waktu tertentu, suatu model regresi dinyatakan baik apabila terbebas dari gejala
autokorelasi. Runs Test dapat digunakan untuk mendeteksi gejala autokorelasi
dalam sebuah model regresi. Jika antara residual tidak terdapat hubungan
korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah random. Dalam pengujian ini,
nilai signifikan pada 0,05 digunakan sebagai dasar untuk menyatakan adanya
atau tidak adanya gejala autokorelasi.
4.7.3
Pengujian Hipotesis Pertama
4.7.3.1 Uji Regresi Berganda
Untuk melakukan pengujian hipotesis secara statistik, penelitian ini
mengaplikasikan analisis regresi berganda ( Multiple Regression Analysis) dengan
menggunakan program aplikasi SPSS (Statistical Product and Service Solutions ).
Universitas Sumatera Utara
50
Selain untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih,
analisis regresi juga dapat menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen
dengan variabel independen (Ghozali, 2013). Regresi Berganda digunakan untuk
memodelkan hubungan antara dua atau lebih variabel independen dan variabel
dependen dengan mencocokkan persamaan linier dengan data observasi. Dalam
Model Regresi Linier Berganda ( Multiple Linear Regression Models ) yang
digunakan dalam penelitian ini, variabel dependen adalah Return On Assets
sebagai proksi dari kinerja keuangan perbankan sedangkan Capital Adequacy
Ratio, Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional, Net Interest Margin ,
Non Performing Loan, Loan to Funding Ratio dan Giro Wajib Minimum terpilih
sebagai variabel independen, dimana persamaan liniernya dirumuskan sebagai
berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4+ b5X5+ b6X6 + e
dimana:
Y
a
b
X1
X2
X3
X4
X5
X6
e
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
Return On Assets
Intercept
Koefisien regresi
Capital Adequacy Ratio
Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional
Net Interest Margin
Non Performing Loan
Loan to Funding Ratio
Giro Wajib Minimum
error term
Parameter persamaan regresi linier berganda tersebut dapat menunjukkan
tanda koefisien regresi atas setiap variabel independen ( b), positif atau
negatif. b akan bernilai positif jika menunjukkan hubungan searah antara
variabel independen dengan variabel dependen. Artinya kenaikan variabel
Universitas Sumatera Utara
51
independen akan mengakibatkan kenaikan variabel dependen dan sebaliknya,
penurunan variabel independen akan menurunkan variabel dependen. b akan
bernilai negatif jika menunjukkan hubungan yang berlawanan arah
antara
variabel independen dengan variabel dependen. Artinya kenaikan variabel
independen akan mengakibatkan penurunan variabel dependen dan sebaliknya,
penurunan variabel independen akan menaikkan variabel dependen.
4.7.3.2 Uji Koefisien Determinasi
Salah satu ukuran dari kontribusi variabel independen dalam model
adalah koefisien determinasi (coefficient of determination ), yang dinotasikan
dengan R2. (R Square). R2 merupakan kuadrat dari korelasi product moment
antara X (variabel independen) dan variabel Y (variabel dependen). Dalam
model regresi, R2
dijadikan sebagai pengukuran seberapa baik garis regresi
mendekati nilai data asli yang dibuat model. Jika R2 sama dengan 1, maka angka
tersebut menunjukkan garis regresi cocok dengan data secara sempurna. Uji
koefisien determinasi (Uji R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
kemampuan semua variabel independen yang secara serempak dimasukkan dalam
model mampu menjelaskan variasi dalam variabel dependen. Nilai R2
berkisar antara 0 sampai dengan 1. Jika R2 = 0, menunjukkan bahwa variasi
dalam variabel dependen sama sekali tidak mampu dijelaskan oleh hubungan
liniernya dengan variabel independen. Jika R2 = 1, menunjukkan bahwa 100%
variasi dalam variabel dependen mampu dijelaskan oleh hubungan liniernya
dengan variabel independen.
Sebagai
pedoman
umum,
suatu model
dinyatakan baik dalam memprediksi variabel dependen jika nilai R2 di atas 0,5
Universitas Sumatera Utara
52
atau 50%. Adjusted R Square (R2adj)
merupakan R2 yang telah disesuaikan
dengan jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model
regresi. Tidak seperti R2, R2adj
tidak selalu meningkat apabila dilakukan
penambahan variabel dalam model. Nilai R2adj selalu lebih kecil dari R2 dan
bisa memiliki nilai negatif. Jika R2adj bernilai negatif, nilai tersebut dianggap 0,
atau dengan kata lain variabel independen
sama
sekali
tidak
mampu
menjelaskan variasi dalam variabel independennya.
Penginterpretasian R2adj tidak sama seperti R2
sehingga diperlukan
kehati- hatian dalam menginterpretasi dan melaporkan statistik ini. R2adj
akan lebih berguna hanya jika R2 dihitung berdasarkan sampel, bukan dari
keseluruhan populasi. Oleh karena itu dalam penelitian ini, interpretasi hasil
uji koefisien determinasi akan didasarkan kepada nilai R2.
4.7.3.3 Uji Statistik Simultan (Uji F)
Pengujian
ini bertujuan
untuk
menguji
signifikansi
pengaruh
semua variabel independen yang dimasukkan dalam model secara simultan
terhadap variabel dependen. Pengujian
95
ini menggunakan
tingkat keyakinan
atau pada taraf signifikansi (α) 5%.
Adapun yang menjadi kriteria dalam pengambilan keputusan adalah
sebagai berikut:
1. Jika F hitung > F tabel, Artinya
variabel
independen
yang
dimasukkan dalam model secara simultan berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen.
Universitas Sumatera Utara
53
2. Jika F hitung
dimasukkan
< F tabel, Artinya
dalam
model
secara
variabel independen
simultan
yang
tidak berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen.
4.7.3.4 Uji Statistik Parsial (Uji t)
Pengujian ini bertujuan untuk menguji signifikansi pengaruh variabel
independen secara individual dalam menjelaskan variasi dalam variabel dependen.
Pengujian ini menggunakan tingkat kepercayaan 95% atau pada taraf signifikansi
(α) 5 .
Adapun yang menjadi kriteria dalam pengambilan keputusan adalah
sebagai berikut:
1. Jika t hitung > t tabel, Artinya
berpengaruh
signifikan
suatu
variabel
independen
dalam menjelaskan variasi dalam variabel
dependen.
2. Jika t hitung < t tabel, Artinya suatu variabel independen tidak
berpengaruh signifikan dalam menjelaskan variasi dalam variabel
dependen.
4.7.4
Pengujian Hipotesis Kedua
Uji Moderating bertujuan untuk melihat seberapa jauh variabel
moderating memoderasi pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen. Menurut Ghozali
(2013),
variabel
moderating
adalah
variabel
independen yang memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen. Variabel moderating dapat dilakukan
Universitas Sumatera Utara
54
dengan uji interaksi, uji nilai selisih mutlak, dan uji residual. Penelitian ini
menggunakan uji residual yang bertujuan untuk menguji pengaruh deviasi dari
suatu model apakah ada ketidakcocokan (lack of fit) dari deviasi hubungan
linear
antar
variabel independen
yang
dilihat
dari
besarnya
nilai
residualnya.
Persamaan regresi sebagai berikut :
Z = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + e .............................(1)
│e│ a + bY................................................................................................(2)
Keterangan:
Y
a
b
X1
X2
X3
X4
X5
X6
Z
e
= Kinerja Keuangan
= Konstanta
= Koefisien Regresi Variabel
= Capital Adequacy Ratio
= Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional
= Net Interest Margin
= Non Performing Loan
= Loan to Funding Ratio
= Giro Wajib Minimum
= Pemoderasi/ Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga
= Error (variabel pengganggu)
Adapun yang menjadi kriteria dalam pengambilan keputusan adalah
sebagai berikut:
1. Jika nilai signifikansi < 5% maka artinya Pertumbuhan Dana Pihak
Ketiga memoderasi hubungan Capital Adequacy Ratio , Beban
Operasional terhadap Pendapatan Operasional, Net Interest Margin ,
Universitas Sumatera Utara
55
Non Performing Loan, Loan to Funding Ratio , Giro Wajib Minimum
terhadap Return On Assets.
2. Jika nilai signifikansi > 5% artinya Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga
tidak memoderasi hubungan antara Capital Adequacy Ratio , Beban
Operasional terhadap Pendapatan Operasional, Net Interest Margin ,
Non Performing Loan, Loan to Funding Ratio , Giro Wajib Minimum
dengan Return On Assets.
Suatu variabel dikatakan sebagai variabel moderating apabila nilai
koefisien
parameternya
negatif
dan
nilai
signifikansinya
<
0.05.
Universitas Sumatera Utara
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1
Uji Statistik Deskripsi
Untuk menggambarkan berbagai karakteristik yang penting pada data
mengenai kinerja keuangan perbankan dari 20 bank untuk periode 2011-2015,
maka dilakukan analisis statistik deskriptif. Statistik deskriptif dalam penelitian
ini menggunakan data asli yang belum menghilangkan satu datapun dan diolah
dengan menggunakan data tahunan dari masing-masing variabel penelitian dengan
menghitung nilai minimum, nilai maksimum, rata-rata dan standar deviasi.
dimana hasil uji tersebut disajikan pada Tabel 5.1 berikut ini.
Tabel 5.1 Hasil Uji Statistik Deskriptif
Keterangan
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Return On Assets
100
-2,82
5,15
1,93
1,48
Capital Adequacy Ratio
100
10,25
61,59
18,80
7,83
100
59,93
124,94
83,87
12,12
Net Interest Margin
100
2,78
13,12
5,87
1,95
Non Performing Loan
100
0,00
4,17
1,13
1,04
Loan to Funding Ratio
100
52,39
103,38
82,99
9,26
Giro Wajib Minimum
100
7,56
35,76
15,01
5,84
Dana Pihak Ketiga
100
-27,25
133,66
18,66
27,54
Valid N (listwise)
100
Beban Operasional terhadap
Pendapatan Operasional
Sumber : Output SPSS
56
Universitas Sumatera Utara
57
Berdasarkan tabel statistik deskriptif variabel penelitian diatas, maka :
1. Variabel Return On Assets
Variabel Return On Assets dengan jumlah data (N) sebanyak 100
selama periode 2011-2015, memiliki nilai rata-rata (Mean) sebesar
1,93% dengan standar deviasi (Std. Deviation ) sebesar 1,48%. Nilai
ratio Return On Assets terendah (Minimum) pada periode tersebut
adalah sebesar 2,82% yang dicapai oleh Bank Harda Internasional
pada tahun 2015 sedangkan nilai rasio Return On Assets tertinggi
(Maximum) adalah sebesar 5,15% yang dicapai oleh Bank Rakyat
Indonesia pada tahun 2012. Rata-rata kinerja sebesar 1,93 berarti
bahwa rata-rata bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2011-2015 untuk menghasilkan net income sebesar 1,93% dari setiap
satu aktiva yang diinvestasikan. Dengan Standar Deviasi 1,48
menunjukkan bahwa tidak ada kesenjangan yang cukup besar dari
sebaran nilai kinerja maksimum dan kinerja minimum.
2. Variabel Capital Adequacy Ratio
Variabel
Capital Adequacy Ratio
dengan
jumlah
data
(N)
sebanyak 100 selama periode 2011-2015, memiliki nilai rata-rata
(Mean) sebesar
18,80% dengan standar deviasi (Std. Deviation )
sebesar 7,83%. Nilai ratio Capital Adequacy Ratio terendah
(Minimum) pada periode tersebut adalah sebesar 10,25% yang dicapai
oleh Bank Mayapada International pada tahun 2014 sedangkan nilai
rasio Capital Adequacy Ratio tertinggi (Maximum) adalah sebesar
61,59% yang dicapai oleh Bank Dinar Indonesia pada tahun 2011
Universitas Sumatera Utara
58
berarti bahwa ada kesenjangan yang cukup besar dari Capital
Adequacy Ratio maksimum dan Capital Adequacy Ratio minimum.
Dari sebaran data dalam sampel penelitian bahwa
Bank Dinar
Indonesia pada tahun 2011 yang melenceng jauh dari sebaran data
lainnya.
Rata-rata Capital Adequacy Ratio sebesar 18,80%
menunjukkan bahwa rata-rata tingkat kesehatan bank yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015 cukup baik, karena syarat
Capital Adequacy Ratio yang ditetapkan BI adalah sebesar 8%.
3. Variabel Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional
Variabel
Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional
dengan jumlah data (N) sebanyak 100 selama periode 2011-2015,
memiliki nilai rata-rata (Mean) sebesar 83,87% dengan standar deviasi
(Std. Deviation ) sebesar 12,12%. Nilai ratio Beban Operasional
terhadap Pendapatan Operasional (Minimum) pada periode tersebut
adalah sebesar 59,93% yang dicapai oleh Bank Rakyat Indonesia
pada tahun 2012 sedangkan nilai rasio Beban Operasional terhadap
Pendapatan Operasional (Maximum) adalah sebesar 124,94% yang
dicapai oleh Bank Harda Internasional pada tahun 2015 berarti bahwa
ada kesenjangan yang cukup besar dari Beban Operasional terhadap
Pendapatan Operasional maksimum dan Beban Operasional terhadap
Pendapatan Operasional minimum. Dari sebaran data dalam sampel
penelitian bahwa Bank Harda Internasional pada tahun 2015 yang
melenceng jauh dari sebaran data lainnya.
Universitas Sumatera Utara
59
4. Variabel Net Interest Margin
Variabel Net Interest Margin dengan jumlah data (N) sebanyak
100 selama periode 2011-2015, memiliki nilai rata-rata (Mean)
sebesar 5,87% dengan standar deviasi (Std. Deviation) sebesar 1,95%.
Nilai ratio Net Interest Margin terendah (Minimum) pada periode
tersebut adalah sebesar 2,78% yang dicapai oleh Bank Agris pada
tahun 2014 sedangkan nilai rasio Net Interest Margin tertinggi
(Maximum)
adalah
sebesar
13,12%
yang dicapai oleh Bank
Tabungan Pensiunan Nasional pada tahun 2012 berarti bahwa tidak
ada kesenjangan yang cukup besar dari Net Interest Margin
maksimum dan Net Interest Margin minimum.
5. Variabel Non Performing Loan
Variabel Non Performing Loan dengan jumlah data (N) sebanyak
100 selama periode 2011-2015, memiliki nilai rata-rata (Mean)
sebesar 1,13% dengan standar deviasi (Std. Deviation) sebesar 1,04%.
Nilai ratio Non Performing Loan terendah (Minimum) pada periode
tersebut adalah sebesar 0,00% yang dicapai oleh Bank Agris pada
tahun 2011 sedangkan nilai rasio Non Performing Loan tertinggi
(Maximum) adalah sebesar 4,17% yang dicapai oleh Bank NISP
OCBC pada tahun 2012 berarti bahwa tidak ada kesenjangan yang
cukup besar dari sebaran nilai Non Performing Loan maksimum dan
Non Performing Loan minimum. Rata-rata Non Performing Loan
sebesar 1,13% menunjukkan bahwa rata-rata tingkat kesehatan bank
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015 cukup baik,
Universitas Sumatera Utara
60
karena syarat Non Performing Loan yang ditetapkan BI adalah sebesar
5%.
6. Variabel Loan to Funding Ratio
Variabel Loan to Funding Ratio dengan jumlah data (N) sebanyak
100 selama periode 2011-2015, memiliki nilai rata-rata (Mean)
sebesar 82,99% dengan standar deviasi (Std. Deviation) sebesar
9,26%. Nilai ratio Loan to Funding Ratio terendah (Minimum) pada
periode tersebut adalah sebesar 52,39% yang dicapai oleh Bank Mega
pada tahun 2012 sedangkan nilai rasio Loan to Funding Ratio
tertinggi (Maximum) adalah sebesar 103,38% yang dicapai oleh
Bank Dinar Indonesia pada tahun 2011 berarti bahwa ada kesenjangan
yang cukup besar dari Loan to Funding Ratio maksimum dan Loan to
Funding Ratio minimum. Dari sebaran data dalam sampel penelitian
bahwa Bank Dinar Indonesia pada tahun 2011 yang melenceng jauh
dari sebaran data lainnya.
7. Variabel Giro Wajib Minimum
Variabel Giro Wajib Minimum dengan jumlah data (N) sebanyak
100 selama periode 2011-2015, memiliki nilai rata-rata (Mean)
sebesar 15,01% dengan standar deviasi (Std. Deviation) sebesar
5,84%. Nilai ratio Giro Wajib Minimum terendah (Minimum) pada
periode tersebut adalah sebesar 7,56% yang dicapai oleh Bank Harda
Internasional pada tahun 2015 sedangkan nilai rasio Giro Wajib
Minimum tertinggi (Maximum) adalah sebesar 35,76% yang
dicapai oleh Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur pada tahun 2012
Universitas Sumatera Utara
61
berarti bahwa terdapat kesenjangan yang cukup besar dari Giro Wajib
Minimum maksimum dan minimum. Dari sebaran data dalam sampel
penelitian bahwa Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur pada tahun
2012 yang melenceng jauh dari sebaran data lainnya.
8. Variabel Dana Pihak Ketiga
Variabel Dana Pihak Ketiga dengan jumlah data (N) sebanyak
100 selama periode 2011-2015, memiliki nilai rata-rata (Mean)
sebesar
18,66% dengan standar deviasi (Std. Deviation ) sebesar
27,54%. Nilai ratio Dana Pihak Ketiga terendah (Minimum) pada
periode tersebut adalah sebesar -27,25% yang dicapai oleh Bank
Negara Indonesia pada tahun 2015 sedangkan nilai rasio Dana Pihak
Ketiga tertinggi (Maximum) adalah sebesar 133,66% yang dicapai
oleh Bank Dinar Indonesia pada tahun 2013 berarti bahwa ada
kesenjangan yang cukup besar dari Dana Pihak Ketiga maksimum dan
Dana Pihak Ketiga
minimum. Dari sebaran data dalam sampel
penelitian bahwa Bank Dinar Indonesia pada tahun 2013
yang
melenceng jauh dari sebaran data lainnya.
5.2
Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik diperlukan untuk mengetahui apakah hasil
estimasi regresi yang dilakukan benar-benar bebas dari adanya gejala ketidak
normalan data, gejala heteroskedastisitas, gejala multikolonieritas, dan gejala
autokorelasi.
Universitas Sumatera Utara
62
5.2.1
Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui kenormalan distribusi nilai
residual dari model regresi. Untuk mengetahui kenormalan distribusi nilai residual
dapat dilakukan melalui pengamatan grafik dan/atau uji statistik. Pengujian
normalitas nilai residual dari model regresi dengan pengamatan grafik dilakukan
dengan cara melihat Normal Probability Plot dari nilai residual seperti yang
ditampilkan pada Gambar 5.1 berikut ini:
Gambar 5.1 Normal Probability Plot Nilai Residual Regresi
Sumber: Output SPSS
Dari Gambar 5.1 terlihat ploting data observasi dalam Normal
Probability Plot nilai residual regresi mendekati garis diagonal dan penyebaran
data observasi mengikuti garis diagonalnya sehingga dapat dinyatakan bahwa
nilai residual relatif terdistribusi secara normal. Cara lain untuk mendeteksi
kenormalan distribusi nilai residual melalui pengamatan grafik adalah dengan
Universitas Sumatera Utara
63
melihat grafik histogram dari nilai residual (lihat Gambar 5.2). Dari Gambar 5.2
terlihat bahwa kurva distribusi frekuensi nilai residual relatif mengikuti pola
distribusi normal.
Gambar 5.2 Grafik Histogram Nilai Residual Regresi
Sumber: Output SPSS
Berdasarkan tampilan Gambar 5.2 Regression Standardized Residual
terlihat bahwa kurva dependent dan regression standardized residual membentuk
gambar seperti lonceng. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa grafik
histogram memberikan pola distribusi normal. Secara statistik, pendeteksian
kenormalan distribusi nilai residual juga dapat diketahui melalui hasil uji OneSample Kolmogorov-Smirnov (lihat Tabel 5.2), yang menunjukkan bahwa
nilai residual berdistribusi normal ( p-value = 0,200 > 0,05). Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa berdasarkan hasil pengamatan grafik dan uji statistik
Universitas Sumatera Utara
64
atas nilai residual dari model regresi yang digunakan dalam penelitian ini, tidak
terjadi pelanggaran asumsi normalitas.
Tabel 5.2 Hasil Uji Statistik Normalitas O-S K-S
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N
100
Normal Parameters
a,b
Most Extreme Differences
Mean
,0000000
Std. Deviation
,26015602
Absolute
,063
Positive
,025
Negative
-,063
Test Statistic
,063
Asymp. Sig. (2-tailed)
,200c,d
Sumber: Output SPSS
5.2.2
Uji Heteroskedastisitas
Uji
heteroskedastisitas
tidaknya penyimpangan
digunakan
untuk
mengetahui
asumsi klasik heteroskedastisitas
ada
atau
yaitu adanya
ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model
regresi. Untuk mendeteksi gejala heteroskedastisitas dapat dilakukan melalui
pengamatan grafik dan/atau uji statistik. Pendeteksian gejala heteroskedastisitas
dengan pengamatan grafik dilakukan dengan cara melihat scatterplot dari nilai
residual (lihat Gambar 5.3). Dari Gambar 5.3 terlihat bahwa ploting data nilai
residual menyebar diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y serta
penyebaran data nilai residual pada scatterplot tidak membentuk pola yang jelas.
Hal ini menunjukkan bahwa model regresi yang digunakan dalam penelitian
ini terbebas dari gejala heteroskedastisitas.
Universitas Sumatera Utara
65
Gambar 5.3 Scatterplot Nilai Residual Regresi
Sumber: Output SPSS
Pendeteksian gejala heteroskedastisitas secara statistik dapat dilihat
dari hasil Uji Spearman’s ho yang disajikan dalam Tabel 5.3 berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
66
Tabel 5.3
Hasil Uji Statistik Heterokedastisitas Spearman’s Rho
Correlations
Spear
man's
rho
Capi
tal
Adequ
acy
Ratio
Beban
Opera
sional
terha
dap
Penda
patan
Opera
sional
Net
Inte
rest
Mar
gin
Non
Perfor
ming
Loan
Loan
to Fun
ding
Ratio
Giro
Wajib
Mini
Mum
Uns
tandar
dized
Resi
dual
Correlation
Coefficient
Sig.
(2-tailed)
N
Correlation
Coefficient
Sig.
(2-tailed)
N
Correlation
Coefficient
Sig.
(2-tailed)
N
Correlation
Coefficient
CAR
BOPO
NIM
NPL
LFR
GWM
Unstan
dardized
Resi
dual
1,000
-,136
,212*
-,212*
,166
,011
,072
,177
,034
,034
,100
,912
,474
100
100
100
100
100
100
1,000
**
**
-,066
-,225
*
,116
,000
,000
,516
,025
,252
100
100
100
100
100
100
-
1,000
-,220*
,029
,025
-,115
,028
,776
,802
,253
100
100
100
100
-,053
-,215
*
,064
,597
,032
,530
100
-,136
,177
100
,212*
,621
-,621
**
,034
,000
100
100
100
*
**
*
-,212
,418
,418
-,220
1,000
Sig.
(2-tailed)
N
,034
,000
,028
100
100
100
100
100
100
100
Correlation
Coefficient
,166
-,066
,029
-,053
1,000
,331**
-,042
Sig.
(2-tailed)
N
,100
,516
,776
,597
,001
,677
100
100
100
100
100
100
100
Correlation
Coefficient
,011
-,225
*
,025
-,215
*
**
1,000
-,078
Sig.
(2-tailed)
N
,912
,025
,802
,032
,001
100
100
100
100
100
100
100
Correlation
Coefficient
,072
,116
-,115
,064
-,042
-,078
1,000
Sig.
(2-tailed)
N
,474
,252
,253
,530
,677
,440
100
100
100
100
100
100
-,331
,440
100
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber: Output SPSS
Universitas Sumatera Utara
67
Hasil Spearman’s ho menunjukkan bahwa signifikansi keenam variabel
independen (Capital Adequacy Ratio , Beban Operasional terhadap Pendapatan
Operasional, Net Interest Margin, Non Performing Loan dan Loan to Funding
Ratio) di atas 0,05, sehingga dapat dinyatakan bahwa
model regresi yang
digunakan dalam penelitian ini, terbebas dari dari gejala heteroskedastisitas.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa berdasarkan hasil pengamatan grafik
dan uji statistik, model regresi yang digunakan dalam penelitian ini terbebas
dari gejala heteroskedastisitas.
5.2.3
Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk
mendeteksi adanya hubungan
linier atau korelasi yang tinggi antara masing-masing variabel independen dalam
model regresi. Indikasi adanya atau tidak adanya multikolinearitas dapat dilihat
dari nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) yang dihasilkan model
regresi, dimana hasilnya disajikan pada Tabel 5.4 berikut ini:
Tabel 5.4 Hasil Uji Statistik Multikolinearitas Model Regresi
Model
1
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
T
Sig. Collinearity
Coefficients Coefficients
Statistics
B Std. Error
Beta
Tolerance VIF
9,024 ,422
21,394 ,000
-,008 ,004
-,041
-2,191 ,031 ,922
1,084
(Constant)
Capital Adequacy Ratio
Beban Operasional terhadap
-,096
Pendapatan Operasional
Net Interest Margin
,240
Non Performing Loan
-,028
Loan to Funding Ratio
-,003
Giro Wajib Minimum
-,003
a. Dependent Variable: Return On Assets
,003
-,783
-31,168 ,000 ,523
1,910
,017
,030
,003
,005
,316
-,020
-,018
-,010
13,998
-,929
-,906
-,509
1,546
1,360
1,133
1,259
,000
,356
,367
,612
,647
,735
,882
,794
Sumber: Output SPSS
Universitas Sumatera Utara
68
Seperti terlihat dalam Tabel 5.4, keenam variabel independen yang
dimasukkan dalam model regresi memiliki nilai Tolerance yang mendekati 1 dan
VIF < 10, yang berarti tidak ada hubungan multikolinearitas antar masing-masing
variabel independen dalam model regresi. Dari tabel dapat disimpulkan bahwa
nila Capital Adequacy Ratio , Beban Operasional terhadap Pendapatan
Operasional, Net Interest Margin , Non Performing Loan, Loan to Funding Ratio,
Giro Wajib Minimum dimana nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih
dari 10 (atau dibawah 10) dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1 (diatas 0,1).
Berdasarkan uji multikolonearitas , output pada Coefficient terlihat
bahwa :
1. Nilai TOL (Tolerance) variabel Capital Adequacy Ratio 0,922 dan
VIF (Variance Infloating Factor) sebesar 1,084.
2. Nilai
TOL
(Tolerance)
variabel
Beban Operasional terhadap
Pendapatan Operasional 0,523 dan VIF (Variance Infloating Factor)
sebesar 1,910.
3. Nilai TOL (Tolerance) variabel Net Interest Margin 0,647 dan VIF
(Variance Infloating Factor) sebesar 1,546.
4. Nilai TOL (Tolerance) variabel Non Performing Loan adalah
sebesar 0,735 dan VIF (Variance Infloating Factor) sebesar 1,360.
5. Nilai TOL (Tolerance) variabel Loan to Funding Ratio 0,882 dan VIF
(Variance Infloating Factor) sebesar 1,133.
6. Nilai TOL (Tolerance) variabel Giro Wajib Minimum 0,794 dan VIF
(Variance Infloating Factor) sebesar 1,259.
Universitas Sumatera Utara
69
Tabel 5.5 Hasil Uji Statistik Multikolinearitas Coefficient Corelations
Coefficient Correlationsa
Model
GWM
CAR
NIM
LFR
NPL
BOPO
1 Corre Giro Wajib Minimum
1,000
,024
,306
,153
,099
,309
lations Capital Adequacy Ratio
,024
1,000
-,060
-,236
,026
,020
Net Interest Margin
,306
-,060
1,000
-,118
-,010
,520
Loan to Funding Ratio
,153
-,236
-,118
1,000
,031
-,056
Non Performing Loan
,099
,026
-,010
,031
1,000
-,409
Beban Operasional
,309
,020
,520
-,056
-,409
1,000
terhadap Pendapatan
Operasional
Covari Giro Wajib Minimum
2,685E-5 4,518E-7 2,714E-5 2,457E-6 1,541E-5 4,923E-6
ances Capital Adequacy Ratio 4,518E-7 1,285E-5 -3,683E-6 -2,626E-6 2,810E-6 2,215E-7
Net Interest Margin
2,714E-5 -3,683E-6
,000 -6,262E-6 -5,195E-6 2,737E-5
Loan to Funding Ratio 2,457E-6 -2,626E-6 -6,262E-6 9,614E-6 2,927E-6 -5,387E-7
Non Performing Loan
1,541E-5 2,810E-6 -5,195E-6 2,927E-6
,001 -3,782E-5
Beban Operasional
4,923E-6 2,215E-7 2,737E-5 -5,387E-7 -3,782E-5 9,463E-6
terhadap Pendapatan
Operasional
a. Dependent Variable: Return On Assets
Sumber : output SPSS
Pendeteksian multikolinearitas juga dapat dilakukan dengan cara
menganalisis Matrik Koefisien Korelasi (lihat Tabel 5.5). Melihat hasil besaran
antar variabel independen tampak bahwa hanya variabel Beban Operasional
terhadap Pendapatan Operasional dan Net Interest Margin yang memiliki korelasi
yang cukup tinggi dengan tingkat korelasi 0,520 atau sekitar 52%. Oleh karena
korelasi antar variabel tersebut masih di bawah 95%, maka dapat dikatakan tidak
terjadi multikolinearitas.
5.2.4
Uji Autokorelasi
Uji
autokorelasi
(korelasi
serial)
digunakan
untuk
mengetahui
ada tidaknya korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode tertentu dengan
kesalahan pengganggu periode sebelumnya. Runs Test dapat digunakan untuk
Universitas Sumatera Utara
70
mendeteksi
gejala autokorelasi
dalam sebuah model regresi. Jika antara
residual tidak terdapat hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah
random.
Tabel 5.6 Hasil Uji Statistik Autokorelasi Runs Test
Runs Test
Unstandardized Residual
Test Valuea
,01271
Cases < Test Value
50
Cases >= Test Value
50
Total Cases
100
Number of Runs
50
Z
-,201
Asymp. Sig. (2-tailed)
,841
a. Median
Sumber : output SPSS
Pendeteksian melalui
hasil uji Runs Test (lihat
Tabel
5.6), yang
menunjukkan bahwa tidak terdapat gejala autokorelasi (p-value = 0,841 > 0,05).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa berdasarkan hasil regresi yang
digunakan dalam penelitian ini, tidak terjadi pelanggaran asumsi autokorelasi.
5.3
Pengujian Hipotesis Pertama
5.3.1
Uji Regresi Berganda
Dari hasil pengujian asumsi klasik disimpulkan bahwa model regresi
yang dipakai dalam penelitian ini telah memenuhi model estimasi yang Best
Linier Unbiased Estimator (BLUE ) dan layak dilakukan analisis regresi. Uji
regresi berganda telah dilakukan untuk mengetahui seberapa besar nilai koefisien
regresi dari variabel Capital Adequacy Ratio , Beban Operasional terhadap
Pendapatan Operasional, Net Interest Margin , Non Performing Loan, Loan to
Universitas Sumatera Utara
71
Funding Ratio dan Giro Wajib Minimum yang diregresikan dengan Return On
Assets.
Return On Assets = 9,024 – 0,008 Capital Adequacy Ratio – 0,096 Beban
Operasional terhadap Pendapatan Operasional + 0,240 Net
Interest Margin – 0,028 Non Performing Loan –0,003
Loan to Funding Ratio – 0,003 Giro Wajib Minimum
Tabel 5.7 Hasil Uji Statistik Regresi Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized Standardized
Coefficients
B
1
Std. Error
T
Sig.
Coefficients
Beta
(Constant)
9,024
,422
21,394
,000
Capital Adequacy Ratio
-,008
,004
-,041 -2,191
,031
Beban Operasional terhadap Pendapatan
-,096
,003
-,783 -31,168
,000
,240
,017
,316 13,998
,000
Non Performing Loan
-,028
,030
-,020
-,929
,356
Loan to Funding Ratio
-,003
,003
-,018
-,906
,367
Giro Wajib Minimum
-,003
,005
-,010
-,509
,612
Oper