Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham Dengan Kebijakan Divivden Sebagai Moderating Variabel Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia

(1)

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM DENGAN KEBIJAKAN DIVIDEN SEBAGAI MODERATING

VARIABEL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

TESIS

OLEH

ANNISA NAULI SINAGA 107017069/AKT

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2013


(2)

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM DENGAN KEBIJAKAN DIVIDEN SEBAGAI MODERATING

VARIABEL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

TESIS

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Akuntansi pada Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatra Utara

OLEH

ANNISA NAULI SINAGA 107017069/AKT

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2013


(3)

Judul Tesis : PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM DENGAN KEBIJAKAN DIVIDEN SEBAGAI MODERATING VARIABEL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

Nama Mahasiswa : Annisa Nauli Sinaga Nomor Pokok : 107017069

Program Studi : Akuntansi

Menyetujui, Komisi Pembimbing :

(Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA)

Ketua Anggota

(Drs. Syahyunan, MSi)

Ketua Program Studi Direktur,

(Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA) (Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE)


(4)

Tanggal :

PANITIA PENGUJI TESIS :

Ketua : Prof. Dr.Ade Fatma Lubis,MAFIS,MBA,CPA Anggota : 1. Drs. Syahyunan, M.Si

2. Drs. Firman Syarif, M.Si 3. Drs. Arifin Ahmad, M.Si,Ak


(5)

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM DENGAN KEBIJAKAN DIVIDEN SEBAGAI MODERATING

VARIABEL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh rasio keuangan (current ratio, debt to equity ratio, return on assets, size, cash flow to debt, dan cash flow) secara simultan dan parsial terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, serta untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kebijakan dividen pada hubungan pengaruh rasio keuangan (current ratio, debt to equity ratio, return on assets, size, cash flow to debt, dan cash flow) terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Populasi penelitian ini yaitu sebanyak 131 perusahaan yang merupakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2008-2011. Sampel yang dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling berjumlah 27 perusahaan, Data diolah dengan menggunakan metode uji Kaiser-Meyer-Olkin (KMO) dan metode uji statistik regresi linier berganda untuk hipotesis pertama. Untuk hipotesis kedua menggunakan uji residual dengan menggunakan software SPSS. Hasil penelitian ini membuktikan pada hipotesis pertama bahwa current ratio, debt to equity ratio, return on asset, size, cash flow to debt dan cash flow berpengaruh terhadap return saham melalui uji faktor. Variabel current ratio, debt to equity ratio, return on asset, size, cash flow to debt dan cash flow berpengaruh secara simultan terhadap return saham sedangkan secara parsial hanya variabel current ratio berpengaruh terhadap return saham. Pada hasil penelitian untuk hipotesis kedua, kebijakan dividen tidak mampu secara signifikan memoderasi hubungn rasio keuangan (current ratio, debt to equity ratio, return on asset, size, cash flow to debt dan cash flow) dengan return saham.

Kata Kunci : current ratio, debt to equity ratio, return on assets, size, cash flow to debt, cash flow, kebijakan dividend dan return saham.


(6)

EFFECT OF FINANCIAL RATIO INFLUENCING RETURN SHARES WITH DIVIDEND POLICY AS MODERATING VARIABLE AT

MANUFACTURING COMPANY IN THE INDONESIA STOCK EXCHANGE

ABSTRACT

The purpose of this research is to investigate and analyze the effect of financial ratio (current ratio, debt to equity ratio, return on assets, size, cash flow to debt, and cash flow) simultaneously and partially to the stock return in manufacturing companies listed on the Stock Exchange Indonesia, as well as to indentify and analyze whether the dividend policy as a moderating variable affect correlation variable of current ratio, debt to equity ratio, return on assets, size, cash flow to debt, and cash flow to return shares. Population of this research amount to 131 companies which were manufacturing company listed on the Indonesia Stock Exchange the year 2008-2011. Sample selected by using method of purposive sampling amount to 27 companies. Data was processed using the method of test KMO (Kaiser-Meyer-Olkin) for the first hypothesis and method of multiple linear regression statistical test. For the second hypothesis was processed by using residual test and using SPSS software. The result of this research proves the first hypothesis that the current ratio, debt to equity ratio, return on assets, size, cash flow to debt, and cash flow after test factor and simultaneously affect the return shares and partially just current ratio affect the return shares. When dividend policy is used as a moderating variable in the second hypothesis, dividend policy is not able to significantly moderate the effect of financial ratio on stock return. It means not support the independent variable with stock return.

Keywords : Current ratio, debt to equity ratio, return on asset, size, cash flow to debt, cash flow, dividend policy and stock return.


(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkah dan rahmat Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dalam rangka penulisan tesis yang berjudul “Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham Dengan Kebijakan Divivden Sebagai Moderating Variabel Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia”, memenuhi salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelar Magister Sains (M.Si) pada Program Studi Ilmu Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatra Utara.

Dalam penyusunan dan penyelesaian tesis ini penulis telah banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis dengan sepenuh hati mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu DJTM&H, M.Sc (CTM), Sp. A(K), selaku Rektor Universitas Sumatra Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE, selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatra Utara.

3. Ibu Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak, selaku Ketua Program Studi Magister Akuntansi Sekolah Pascasarjana Sumatera Utara dan sekaligus sebagai Dosen Pembimbing Utama yang telah banyak memberikan bantuan dan masukan kepada peneliti dalam menyusun tesis ini.

4. Bapak Drs. Syahyunan, M.Si, selaku dosen pembimbing yang juga telah banyak memberikan bantuan dan masukan dalam penyusunan tesis ini.

5. Ibu Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak., Bapak Drs. Arifin Akhmad, M.Si, Ak., Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak, selaku dosen pembanding yang


(8)

telah banyak memberikan saran-saran dan masukan demi kesempurnaan tesis ini.

6. Seluruh Bapak/Ibu Dosen serta pegawai akademik di Program Studi Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatra Utara.

7. Kedua orangtua tercinta, yaitu Ayahanda Drs. Abdul Ganie Sinaga, M.M, dan Ibunda Nurleila Hayati yang selalu memberikan motivasi, dan semangat dam doa dari awal hingga untuk dapat menyelesaikan perkuliahan.

8. Adik-adik tercinta: dr. Anna Mariana, Sarah Ulfah, S.Ked, Ridwan Abdullah Sinaga, yang selalu memberikan motivasi, doa dan dukungan selama ini. 9. Keluarga besar penulis yang telah memberikan semangat dan motivasi yang

teramat besar.

10.Teman-teman tercinta yang berada di “Club Bugar”: Dewi Sari, Wulan, Bu Jenny, Bu Bernadetta, Adli dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-satu, terima kasih atas support, doa dan bantuannya yang teramat banyak dalam penulisan tesis ini.

11.Teman-teman kuliah: Bayu, Mitha, Imes, Renika, dan semua sahabat-sahabat penulis, dan semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmatNya kepada seluruh pihak yang telah memberikan banyak bantuan dan motivasi kepada penulis selama perkuliahan maupun dalam penyusunan tesis ini. Penulis menyadari bahwa keterbatasan penulis membuat penelitian ini menjadi kurang sempurna, karena itu


(9)

masih diperlukan saran maupun masukan dari pembaca. Semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu dan bermanfaat bagi penelitian berikutnya.

Medan, Januari 2013


(10)

RIWAYAT HIDUP

1. Nama : ANNISA NAULI SINAGA

2. Tempat/Tanggal Lahir : Padang, 11 Januari 1983 3. Pekerjaan : Wiraswasta

4. Agama : Islam

5. Alamat : Taman Tenera Blok D-20 , Medan Johor

6. Pendidikan :

a. SD Islam Dian Didaktika Depok, Tamat Tahun 1994. b. SLTP Islam Dian Didaktika Depok, Tamat Tahun 1997. c. SMU 46 Jakarta, Tamat Tahun 2000

d. Sarjana Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta, Tamat Tahun 2004.


(11)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ………..,, i

ABSTRACT ………. ii

KATA PENGANTAR ……… iii

RIWAYAT HIDUP ………. vi

DAFTAR ISI ……….……… vii

DAFTAR TABEL ……… xi

DAFTAR GAMBAR ……… xii

DAFTAR LAMPIRAN ……… xiii

BAB I :PENDAHULUAN ………...……… 1

1.1. Latar Belakang ……….………. 1

1.2. Rumusan Masalah………….………. 8

1.3. Tujuan Penelitian ……….. 8

1.4. Manfaat Penelitian ……… 9

1.5. Originalitas ……… 9

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ……….. 11

2.1 Landasan Teori ………... 11

2.1.1 Saham ……….. 11

2.1.2. Return Saham ………. 12

2.1.3. Dividen ……….. 14

2.1.4. Kebijakan Dividen ………..………. 15

2.1.5. Current Ratio ……… 21

2.1.6. Debt to Equity Ratio ……….…… 22

2.1.7. Return on Asset ……….. 22

2.1.8. Cash Flow to Debt…...………. 23

2.1.9. Size……….………. 23

2.1.10. Price Book Value …..……….. 24

2.1.11. Total Asset Turn Over……….. 24


(12)

2.1.13. Net Profit Margin ……… 26

2.1.14. Pertumbuhan Penjualan ……….. 26

2.2. Review Peneliti Terdahulu (Theoritical Mapping) …….…… 27

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS…..………... 31

3.1. Kerangka Konsep ……….. 31

3.2. Hipotesis ……… 35

BAB IV METODE PENELITIAN ………. 37

4.1. Jenis Penelitian ………... 37

4.2. Lokasi Penelitian ……… 37

4.3. Populasi dan Sampel……...………. 37

4.3.1. Populasi ……… 37

4.3.2. Sampel ………. 38

4.4. Metode Pengumpulan Data…..………. 39

4.5. Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel……… 40

4.5.1. Variabel Dependen ……… 40

4.5.2. Variabel Independen ……….. 41

4.5.2.1. Current Ratio ………... 41

4.5.2.2. Debt to Equity Ratio ……… 41

4.5.2.3. Return on Asset ……… 41

4.5.2.4. Size…….. ……….... 42

4.5.2.5. Cash Flow to Debt ………... 42

4.5.2.6. Cash Flow ..……….. 42

4.5.3. Variabel Moderating ……….. 42

4.6. Metode Analisis Data ……… 43

4.6.1. Statistik Deskriptif …..……… 44

4.6.2. Uji Faktor ………...……… 44

4.6.3. Uji Asumsi Klasik ……….. 44

4.6.3.1. Uji Normalitas ……….. 44


(13)

4.6.3.3. Uji Autokorelasi ………..…. 46

4.6.3.4. Uji Heteroskedastisitas …..………. 47

4.6.4. Pengujian Hipotesis ……….………. 48

BAB V HASIL PENELITIAN ……….. 53

5.1. Analisis Faktor ……… 53

5.1.1. Analisis Faktor Pertama ……… 53

5.1.2. Analisis Faktor Kedua ………. 55

5.2. Deskriptif Data ……….. 57

5.3. Uji Asumsi Klasik Hipotesis Pertama ……… 60

5.3.1. Uji Asumsi Klasik Hipotesis Pertama Sebelum Transformasi………. 60

5.3.1.1. Uji Normalitas ……… 60

5.3.1.2. Uji Multikolonieritas ……….. 62

5.3.1.3. Uji Heteroskedastisitas ……….. 64

5.3.1.4. Uji Autokolerasi ……… 66

5.3.2. Uji Asumsi Klasik Hipotesis Pertama Setelah Transformasi ……….. 66

5.3.2.1. Uji Normalitas ……….. 67

5.3.2.2. Uji Multikolonieritas ……… 69

5.3.2.3. Uji Heteroskedastisitas ………. 69

5.3.2.4. Uji Autokolerasi ……… 71

5.4. Uji Asumsi Klasik Hipotesis Kedua ………. 72

5.4.1. Uji Normalitas ……… 72

5.4.2. Uji Multikolonieritas ……….. 74

5.4.3. Uji Heteroskedastisitas ……….. 74

5.4.4. Uji Autokolerasi ……… 75

5.5. Uji Hipotesis Pertama ……….. 76

5.5.1. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik – F) ………… 76

5.5.2. Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik – t) ……… 77


(14)

5.6. Uji Hipotesis Kedua ………. 82

5.7. Pembahasan Hasil Penelitian……… 84

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ………. 88

6.1. Kesimpulan ……….. 88

6.2. Keterbatasan Penelitian ………. 89

6.3. Saran ………. 89


(15)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman 1.1. Rata-rata Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return on Asset,

Cash Flow,Cash Flow to Debt, Size di Perusahaan Manufaktur

Yang Terdaftar di BEI Periode 2008 - 2011… ………. 4

2.1. Review Peneliti Terdahulu (Theoritical Mapping) ..………... 28

4.1. Daftar Nama Sampel ………... 39

4.2. Definisi Operasional ………...……….. 43

5.1. KMO dan Batlett’s Test Pertama ………. 54

5.2. Anti Image Matrics Pertama ……… 55

5.3. KMO dan Batlett’s Test Kedua ……… 56

5.4. Anti Image Matrics Kedua ……….. 56

5.5. Statistik Deskriptif ……….. 57

5.6. One Sample Kolmogorov-Smirnov Test ………. 62

5.7. Hasil Uji Multikolonieritas Sebelum Transformasi ………. 63

5.8. Autokolerasi Sebelum Transformasi ………. 66

5.9. One Sample Kolmogorov-Smirnov Test ………. 68

5.10. Hasil Uji Multikolonieritas Sesudah Transformasi ………. 69

5.11. Hasil Uji Glejser ………. 70

5.12. Uji Autokolerasi Setelah Transformasi ……… 71

5.13. Uji Kolmogorov-Smirnov Hipotesis Kedua ……….. 73

5.14. Uji Multikolonieritas Hipotesis Kedua ………. 74

5.15. Uji Autokolerasi Hipotesis Kedua ……… 76

5.16. Uji Statistik F – Hipotesis Pertama ……….. 77

5.17. Uji Statistik t – Hipotesis Pertama ……… 77

5.18. Koefisien Determinasi – Hipotesis Pertama ……….. 81

5.19. Pengaruh CR, DER, ROA, Size, CFOD, Cash Flow terhadap Kebijakan Dividen ……….. 82


(16)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman 1.1. Return Saham di Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di

Bursa Efek Indonesia Periode 2008 – 2011 ……….. 2

3.1. Kerangka Konseptual Sebelum dilakukan Uji Faktor ……… 31

3.2. Kerangka Konseptual Setelah dilakukan Uji Faktor ………… 35

5.1. Normal P-Plot Sebelum Transformasi ……….. 61

5.2. Grafik Histogram Sebelum Transformasi ………. 61

5.3. Scatterplot Heteroskedastisitas Sebelum Transformasi………. 65

5.4. Normal P-Plot Sesudah Transformasi ……… 67

5.5. Grafik Histogram Sesudah Transformasi ……… 67

5.6. Scatterplot Heteroskedastisitas Sesudah Transformasi ………... 70

5.7. Normal P – Plot Hipotesis Kedua ………. 72

5.8. Grafik Histogram Hipotesis Kedua ……….. 73


(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman 1. Data Populasi dan Sampel Perusahaan Manufaktur yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. ………... 94

2. Data Return Saham tahun 2008-2011 ……… 98

3. Data Current Ratio tahun 2008-2011 ………. 99

4. Data Debt to Equity Ratio tahun 2008-2011 ………. 100

5. Data Return on Assets tahun 2008-2011 ……… 101

6. Data Size tahun 2008-2011……….. 102

7. Data Cash Flow to Debt tahun 2008-2011 ……….. 103

8. Data Cash Flow tahun 2008-2011 (dalam jutaan rupiah) …….. 104


(18)

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM DENGAN KEBIJAKAN DIVIDEN SEBAGAI MODERATING

VARIABEL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh rasio keuangan (current ratio, debt to equity ratio, return on assets, size, cash flow to debt, dan cash flow) secara simultan dan parsial terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, serta untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kebijakan dividen pada hubungan pengaruh rasio keuangan (current ratio, debt to equity ratio, return on assets, size, cash flow to debt, dan cash flow) terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Populasi penelitian ini yaitu sebanyak 131 perusahaan yang merupakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2008-2011. Sampel yang dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling berjumlah 27 perusahaan, Data diolah dengan menggunakan metode uji Kaiser-Meyer-Olkin (KMO) dan metode uji statistik regresi linier berganda untuk hipotesis pertama. Untuk hipotesis kedua menggunakan uji residual dengan menggunakan software SPSS. Hasil penelitian ini membuktikan pada hipotesis pertama bahwa current ratio, debt to equity ratio, return on asset, size, cash flow to debt dan cash flow berpengaruh terhadap return saham melalui uji faktor. Variabel current ratio, debt to equity ratio, return on asset, size, cash flow to debt dan cash flow berpengaruh secara simultan terhadap return saham sedangkan secara parsial hanya variabel current ratio berpengaruh terhadap return saham. Pada hasil penelitian untuk hipotesis kedua, kebijakan dividen tidak mampu secara signifikan memoderasi hubungn rasio keuangan (current ratio, debt to equity ratio, return on asset, size, cash flow to debt dan cash flow) dengan return saham.

Kata Kunci : current ratio, debt to equity ratio, return on assets, size, cash flow to debt, cash flow, kebijakan dividend dan return saham.


(19)

EFFECT OF FINANCIAL RATIO INFLUENCING RETURN SHARES WITH DIVIDEND POLICY AS MODERATING VARIABLE AT

MANUFACTURING COMPANY IN THE INDONESIA STOCK EXCHANGE

ABSTRACT

The purpose of this research is to investigate and analyze the effect of financial ratio (current ratio, debt to equity ratio, return on assets, size, cash flow to debt, and cash flow) simultaneously and partially to the stock return in manufacturing companies listed on the Stock Exchange Indonesia, as well as to indentify and analyze whether the dividend policy as a moderating variable affect correlation variable of current ratio, debt to equity ratio, return on assets, size, cash flow to debt, and cash flow to return shares. Population of this research amount to 131 companies which were manufacturing company listed on the Indonesia Stock Exchange the year 2008-2011. Sample selected by using method of purposive sampling amount to 27 companies. Data was processed using the method of test KMO (Kaiser-Meyer-Olkin) for the first hypothesis and method of multiple linear regression statistical test. For the second hypothesis was processed by using residual test and using SPSS software. The result of this research proves the first hypothesis that the current ratio, debt to equity ratio, return on assets, size, cash flow to debt, and cash flow after test factor and simultaneously affect the return shares and partially just current ratio affect the return shares. When dividend policy is used as a moderating variable in the second hypothesis, dividend policy is not able to significantly moderate the effect of financial ratio on stock return. It means not support the independent variable with stock return.

Keywords : Current ratio, debt to equity ratio, return on asset, size, cash flow to debt, cash flow, dividend policy and stock return.


(20)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehadiran pasar modal mempunyai pengaruh yang penting dalam menunjang perekonomian suatu negara. Pasar modal merupakan suatu sarana yang dapat dimanfaatkan untuk memobilisasi dana, baik dari dalam maupun dari luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk menginvestasikan dananya. Investor dalam menanamkan dananya di pasar modal tidak hanya bertujuan dalam jangka pendek tetapi juga bertujuan untuk memperoleh pendapatan dalam jangka panjang. Ekspektasi dari para investor terhadap investasinya adalah memperoleh tingkat return (pengembalian) sebesar-besarnya dengan resiko tertentu. Return tersebut dapat berupa capital gain dan pendapatan dividen (dividen yield). Dividend yield digunakan untuk mengukur jumlah dividen per lembar saham terhadap harga saham. Semakin besar dividend yield, maka investor akan semakin tertarik untuk membeli saham tersebut.

Di sisi lain semakin tinggi harga pasar menunjukkan bahwa saham tersebut juga semakin diminati oleh investor karena semakin tinggi harga saham akan menghasilkan capital gain yang semakin besar pula. Capital gain merupakan selisih antara harga pasar periode sekarang dengan harga periode sebelumnya.

Untuk melakukan analisis tentang return saham tersebut diperlukan adanya informasi yang bersifat fundamental dan teknikal. Analisis fundamental didasarkan pada informasi-informasi yang diterbitkan oleh emiten maupun


(21)

administrator bursa efek. Analisis ini dimulai dari siklus perusahaan secara umum, selanjutnya ke sektor industrinya, akhirnya dilakukan evaluasi terhadap harga saham yang diterbitkan. Sedangkan analisis teknikal didasarkan pada data (perubahan) harga saham di masa lalu sebagai upaya untuk memperkirakan harga saham di masa mendatang.

Tingkat return saham yang terjadi di suatu perusahaan dapat dijadikan dasar bagi para investor melakukan pembelian, penjualan atau menahan investasinya. Berikut adalah data mengenai return saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008 sampai dengan 2011.

Sumber: Statistik Perusahaan Manufaktur (Data diolah)

Gambar 1.1 Return Saham Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2011

Dari Gambar 1.1. dapat dilihat bahwa return saham yang dihitung dari harga pasar saham dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2011 menunjukkan

-17,80%

90,60%

62,66%

48,10%

-40,00% -20,00% 0,00% 20,00% 40,00% 60,00% 80,00% 100,00%

2008 2009 2010 2011

RE

T

URN

S

AH

AM


(22)

perubahan yang sangat berfluktuasi dari tahun ke tahun. Dari data diperoleh fenomena yaitu terjadinya kenaikan yang sangat besar di tahun 2009 yang kemudian turun kembali di tahun 2010 dan terus mengalami penurunan pada tahun 2011.

Dengan melihat pentingnya prediksi atas return saham di masa yang akan datang, maka perlu diketahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi return saham di masa yang akan datang. Salah satu teknik yang dapat digunakan adalah dengan melakukan analisis rasio keuangan. Rasio keuangan akan membantu manjemen perusahaan untuk mengidentifikasi perubahan-perubahan dalam kondisi keuangan operasi di masa lalu dan membantu menggambarkan kondisi keuangan di masa yang akan datang.

Kemampuan rasio keuangan untuk memprediksi kinerja perusahaan sangat bermanfaat, baik dalam memprediksi nilai profitabilitas, maupun nilai likuiditas. Rasio keuangan membantu manajemen perusahaan untuk menjelaskan perubahan dalam kondisi keuangan di masa lalu dan memberikan gambaran pola keuangan di masa yang akan datang. Tabel 1.1 berikut ini, memberikan gambaran tentang return saham dan rasio keuangan selama tahun 2008 sampai dengan 2011 untuk perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(23)

TABEL 1.1

Rata-Rata Return Saham, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return on Assets, Cash Flow, Cash Flow to Debt, Size Perusahaan Manufaktur yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2011

2008 2009 2010 2011

Return Saham (%) -17,80% 90,60% 62,66% 48,10%

Current Ratio (Rp) 2,834 3,614 3,504 3,267

Debt to Equity Ratio (Rp) 0,918 1,042 0,705 0,721

Return on Asset (Rp) 0,116 0,138 0,135 0,156

Cash Flow (Rp Jutaan)

(28.067) 2.044.420 484.346 217.933 Cash Flow to Debt (Rp) 0,435 0,64 0,534 0,533 Size (Rp Jutaan) 57.683.092 62.363.024 5.125.613 5.991.560 Sumber: Statistik Perusahaan Manufaktur (Data diolah)

Current Ratio (CR) merupakan rasio likuiditas yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva lancar yang ada. Dari Tabel 1.1 diatas, dapat dilihat bahwa kenaikan current ratio diikuti juga dengan kenaikan return saham. Dengan sebaliknya, jika terjadi penurunan currentratio akan diikuti penurunan return saham. Dari data ini sesuai dengan yang dilakukan oleh Astuti (2006) dan Ulupui (2007) yang menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang positif dan signifikan antara current ratio terhadap return saham.

Debt to Equity Ratio (DER) adalah rasio yang menunjukkan penyediaan dana oleh pemegang saham kepada pemberi pinjaman. Semakin tinggi rasio semakin rendah pendanaan perusahaan yang disediakan pemegang saham. Dari perspektif kemampuan membayar kewajiban jangka panjang, semakin rendah rasio ini akan semakin baik kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjang. Berdasarkan


(24)

Tabel 1.1 dapat dilihat semakin menurun debt to equity ratio, maka return saham akan meningkat. Pada penelitian yang dilakukan Astuti (2006), Ulupui (2007), dan Faried (2008) menunjukkan pengaruh tidak signifikan antara rasio debt to equity ratio

terhadap return saham.

Return on Asset (ROA) menunjukkan perbandingan laba setelah pajak terhadap total asset. Dari Tabel 1.1 dilihat bahwa pada periode 2008-2009, kenaikan return on asset diikuti oleh kenaikan return saham. Tapi trend berbeda pada tahun 2009-2010, dimana penurunan return on asset diikuti oleh kenaikan return saham. Dari data tersebut dapat di simpulkan bahwa adanya perbedaan trend yang terjadi di setiap periode. Hasil ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Ulupui (2007) dan Faried (2008) yang menunjukkan pengaruh yang signifikan antara return on asset

terhadap return saham.

Cash Flow to debt (CFD) adalah rasio ini diukur dengan arus kas dari aktivitas operasi perusahaan dalam hubungannya dengan hutang. Dari Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa pada periode tahun 2008-2009, cash flow to debt mengalami kenaikan yang diikuti oleh kenaikan return saham, dan cash flow to debt mengalami penurunan pada tahun 2010-2011 yang diikuti oleh return saham. Tapi trend berbeda pada tahun 2009-2010 dimana cash flow to debt mengalami penurunan akan tetapi adanya kenaikan pada return saham. Pada penelitian Munthe (2009) secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham.

Laporan arus kas (cash flow) diperoleh dari aliran kas yang terdiri dari arus kas dari aktifitas operasi, investasi dan pendanaan. Dengan laporan arus kas, dapat dianalisis


(25)

perolehan kas dan penggunaannya sehingga dapat diestimasi pengembalian yang akan diberikan oleh perusahaan. Dari Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa kenaikan cash flow juga diikuti oleh kenaikan return saham, dan penurunan cash flow juga diikuti oleh penurunan return saham. Hasil ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Khatik (2004) yang menunjukkan pengaruh yang tidak signifikan antara cash flow

terhadap return saham.

Faktor lain yang mempengaruhi terhadap kinerja keuangan perusahaan adalah ukuran perusahaan (size). Pengelompokan perusahaan atas dasar ukuran operasinya (besar atau kecil) dapat dijadikan sebagai salah satu variabel dalam menentukan keputusan investasi. Selain itu, ukuran perusahaan juga dapat menjelaskan kemampuan perusahaan untuk mempertahankan kinerjanya pada saat terjadi perubahan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja perusahaan tersebut. Tolak ukur yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan antara lain adalah total aktiva. Penelitian yang dilakukan oleh Munthe (2009) yang menunjukkan pengaruh yang tidak signifikan antara variabel size

terhadap return saham.

Kebijakan dividen menyangkut masalah penggunaan laba yang menjadi hak para pemegang saham. Pada dasarnya, laba tersebut bisa dibagi sebagai dividen atau ditahan untuk diinvestasikan kembali di dalam perusahaan. Apabila perusahaan memilih untuk membagikan laba sebagai dividen, maka akan mengurangi laba yang ditahan dan selanjutnya mengurangi total sumber dana internal. Jika perusahaan memilih untuk menahan laba yang diperoleh maka kemampuan pembentukan dana internal semakin besar. Saat laba akan dibagi atau ditahan, tetap harus mempertimbangkan tujuan perusahaan yaitu


(26)

memaksimumkan kemakmuran para pemegang saham dan meningkatkan nilai perusahaan.

Dividen memiliki atau mengandung informasi sebagai syarat prospek perusahaan. Semakin besar dividen yang dibagikan kepada pemegang saham, maka return saham perusahaan akan dianggap semakin tinggi dan pada akhirnya penilaian terhadap perusahaan yang tercermin melalui harga saham akan semakin baik. Kebijakan dividen menarik digunakan sebagai variabel moderasi antara rasio keuangan terhadap return saham dalam penelitian ini, karena perusahaan akan memaksimumkan nilai perusahaan dapat dicapai bila perusahaan memperhatikan stakeholder atau pemegang saham. Penelitian atas pengaruh kebijakan dividen melalui Dividend Payout Ratio (DPR) dilakukan sebelumnya oleh Estuari (2010) dengan judul penelitian “Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Investment (ROI), Earning Per Shares (EPS) dan Dividend Payout Ratio (DPR) terhadap return saham perusahaan di Bursa Efek Jakarta” dengan kesimpulan bahwa hanya dividend payout ratio secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham.

Dari uraian di atas, maka penelitian ini mencoba untuk mengetahui faktor-faktor seperti current ratio, debt to equity ratio, return on assets, size, cash flow to debt, dan cash flow terhadap return saham pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini juga memasukkan variabel kebijakan dividen sebagai variabel moderating.

1.2. Rumusan Masalah


(27)

ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah rasio keuangan (current ratio, debt to equity ratio, return on assets, size,

cash flow to debt, dan cash flow) berpengaruh secara simultan maupun parsial terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

2. Apakah kebijakan dividen mampu memoderasi hubungan rasio keuangan (current ratio, debt to equity ratio, return on assets, size, cash flow to debt, dan cash flow) dengan return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

1.3. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh rasio keuangan (current ratio, debt to equity ratio, return on assets, size, cash flow to debt, dan cash flow) secara simultan maupun parsial terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Untuk mengetahui hubungan kebijakan dividen pada hubungan pengaruh rasio keuangan (current ratio, debt to equity ratio, return on assets, size, cash flow to debt, dan cash flow) dengan return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.4. Manfaat Penelitian


(28)

1. Bagi investor, penelitian ini dapat berperan sebagai informasi dalam pengambilan keputusan investasi di pasar modal.

2. Bagi peneliti, dapat memberikan kontribusi keilmuan terutama dalam menambah ilmu pengetahuan dan mengembangkan wawasan mengenai pasar modal, khususnya faktor-faktor yang mempengaruhi return saham.

3. Para akademisi, penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan literatur yang membantu di dalam perkembangan ilmu akuntansi dan menambah wawasan tentang analisa saham.

4. Bagi perusahaan (emiten), penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi para pemegang saham dan manajemen perusahaan serta pemakai laporan keuangan dalam memahami rasio keuangan dalam mempengaruhi return saham perusahaan yang dijadikan informasi untuk pengambilan keputusan.

1.5. Originalitas

Penelitian ini merupakan replikasi terhadap penelitian sebelumnya yang dilakukan Munthe (2009), yang berjudul Pengaruh Faktor Fundamental terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Kesimpulan dalam penelitian ini, return on equity, rasio lancar, cash flow to debt, price book value dan total asset secara simultan berpengaruh signifikan terhadap return dapat diterima keseluruhan. Secara parsial, faktor yang berpengaruh signifikan terhadap perubahan rate of return adalah return on equity. Sedangkan variabel lain tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan besarnya return.


(29)

1. Data sekunder yang digunakan peneliti sebelumnya menggunakan data tahun 2003 – 2007, sedangkan penelitian ini menggunakan data tahun 2008–2011.

2. Variabel independen yakni rasio keuangan yang digunakan oleh peneliti terdahulu adalah current ratio, return on equity, cash flow to debt,price book value, size,

sedangkan pada penelitian ini menggunakan variabel independen current ratio, return on asset, debt to equity ratio, cash flow, size, cash flow to debt, dan menambah satu variabel moderating yaitu kebijakan dividen.


(30)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori 2.1.1. Saham

Saham menurut Lubis (2006: 59) secara sederhana dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas.

Umumnya saham yang dikenal sehari-hari merupakan saham biasa (common stok). Berikut ini jenis-jenis pembagian saham menurut Widoatmodjo (2009: 99):

1. Saham biasa (common stok). Saham ini yang menempatkan pemiliknya pada posisi paling junior dalam pembagian dividen dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan dilikuidasi.

2. Saham preferen. Saham preferen merupakan saham yang memiliki berbagai kelebihan. Kelebihan ini dihubungkan dengan pembagian dividen atau pembagian aktiva pada saat likuidasi. Saham preferen akan memperoleh terlebih dulu pembagian deviden sesuai dengan yang nilai yang telah ditetapkan sebelum pemegang saham biasa. Dividen saham preferen tidak terutang atas waktu, tetapi terutang apabila sudah diumumkan oleh perusahaan.

Ada 2 (dua) keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli atau memiliki saham, yaitu:

1. Dividen


(31)

atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan setelah mendapatkan persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS.

2. Capital gain

Capital gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain

terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder. Umumnya investor dengan orientasi jangka pendek mengejar keuntungan melalui

capital gain

2.1.2. Return Saham

Return merupakan tingkat keuntungan dari suatu investasi. Sedangkan resiko merupakan kemungkinan perbedaan antara return aktual yang diterima dengan return

yang diharapkan. Jogiyanto (2003:103) membedakan return saham menjadi dua jenis yaitu return realisasi (realized return) dan return ekspektasi (expected return). Return

realisasi ini penting dalam mengukur kinerja perusahaan dan sebagai dasar penentuan

return dan resiko di masa mendatang. Sedang return ekspektasi adalah return yang diharapkan akan terjadi di masa yang akan datang dan bersifat tidak pasti. Selain memperhatikan keuntungannya, investor juga perlu memperhatikan resiko apa saja yang timbul atas suatu investasi dan apa saja informasi yang ada di pasar modal. Menurut Tandelilin (2001), sumber-sumber dari return investasi terdiri dari dua komponen utama, yaitu:

1. Yield merupakan komponen return yang mencerminkan aliran kas atau pendapatan yang diperoleh secara periodik dari suatu investasi.

2. Capital gain (loss) merupakan kenaikan (penurunan) harga dari suatu surat berharga (bisa saham maupun surat hutang jangka panjang), yang bisa


(32)

memberikan keuntungan (kerugian) para investor. Dengan kata lain capital gain (loss) adalah selisih harga beli dan harga jual.

Bursa efisiensi pasar adalah masalah yang penting bagi investor untuk merumuskan masalah yang penting bagi investor untuk merumuskan strategi investasi jangka pendek maupun jangka panjang. Sebuah pasar yang efisien adalah yang menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh umum. Ini memberikan penilaian secara objektif tentang sekuritas beresiko, yang mengakibatkan kemungkinan hilangnya untuk mendapatkan abnormal return dibawah kondisi kepastian (Kumar dan Dhankar, 2011).

Menurut Jogiyanto (2003: 107) return saham dapat dirumuskan sebagai berikut:

Return Saham = Pt – Pt−1 Pt−1

Keterangan:

Pt = Harga saham periode tahun t Pt-1

Dalam penelitian ini return saham dihitung dengan cara mengurangkan harga saham pada waktu tertentu dengan harga saham pada periode sebelumnya serta memasukkan unsur dividen yang diterima oleh para pemegang saham.

= Harga saham periode tahun t-1

2.1.3. Dividen

Salah satu return yang akan diperoleh para pemegang saham adalah dividen. Dividen merupakan bagian dari laba bersih yang dibagikan kepada para pemegang saham (pemilik modal sendiri). Menurut Sunariyah (2004: 48) dividen adalah pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham tersebut atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Berdasarkan pendapat tersebut,


(33)

maka dapat dikatakan bahwa dividen merupakan proporsi pembagian laba yang diperoleh perusahaan yang dibagikan kepada para pemegang saham perusahaan.

Dividen memiliki efek pada harga saham dan pertumbuhan masa depan perusahaan, tata kelola perusahaan harus memiliki strategi dividen yang cocok. Ada pendekatan dividen seperti dividen yang stabil, rasio payout, dan ketersediaan uang tunai (Al Twaijry, 2007).

Menurut Arifin (2004: 60) pembayaran dividen banyak terkait dengan struktur kepemilikan mempengaruhi besar pembayaran dividen dari dua sisi, yaitu pertama ketika kepemilikan perusahaan terkonsentrasi (hanya ada beberapa pemilik),

asyimmetric information antara orang dalam dan orang luar perusahaan relative kecil sehingga manajer tidak perlu menggunakan dividen untuk menyampaikan informasi.

Menurut Darmaji dan Fachruddin (2006: 9) dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa:

1. Dividen Tunai

Dividen tunai artinya kepada setiap pemegang saham diberikan dividen berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham.

2. Dividen Saham

Dividen saham artinya kepada para pemegang saham saham diberikan dividen sejumlah saham sehingga jumlah saham yang dimiliki oleh seorang pemodal akan bertambah dengan adanya pembagian dividen saham tersebut.

Sedangkan Baridwan (2004: 233) menyatakan dividen yang dibagikan kepada para pemegang saham dapat berbentuk:


(34)

Pembagian dividen yang paling sering dilakukan adalah dalam bentuk uang. Para pemegang saham akan menerima dividen sebesar tarif per lembar dikalikan jumlah lembar yang dimiliki.

2. Dividen yang berbentuk aktiva (selain kas dan saham sendiri)

Dividen yang dibagikan kadang–kadang tidak berbentuk uang tunai, tetapi berupa aktiva seperti saham perusahaan lain atau barang–barang hasil produksi perusahaan yang membagikan dividen tersebut. Pemegang saham yang menerima dividen seperti ini mencatat dalam bukunya dengan jumlah sebesar harga pasar yang diterimanya.

3. Dividen saham (stock dividen)

Penerimaan dividen dalam bentuk saham dari perusahaan yang membagi saham disebut dividen saham. Saham yang diterima berbentuk saham yang sama dengan yang dimiliki atau saham jenis yang lain.

2.1.4. Kebijakan Dividen

Menurut Sartono (2001: 281) “kebijakan dividen adalah keputusan apakah yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi di masa datang”. Apabila perusahaan memilih untuk membagikan laba sebagai dividen, maka akan mengurangi laba yang ditahan dan selanjutnya mengurangi total sumber dana intern atau internal financing. Sebaliknya, jika perusahaan memilih untuk menahan laba yang diperoleh, maka kemampuan pembentukan dana intern akan semakin besar. Menurut Husnan dan Pudjiastuti (2006: 334) pendapat tentang dividen dikelompokkan menjadi 3 (tiga), yaitu:


(35)

1. Dividen dibagi sebesar–besarnya

Argumentasi pendapat ini adalah bahwa harga saham dipengaruhi oleh dividen yang dibayarkan. Argumentasi ini mempunyai kesalahan dalam hal bahwa peningkatan pembayaran dividen hanya dimungkinkan apabila laba yang diperoleh oleh perusahaan juga meningkat. Perusahaan tidak bisa membagikan dividen yang makin besar apabila laba yang diperoleh tidak meningkat. Memang benar kalau perusahaan mampu meningkatkan pembayaran dividen karena peningkatan laba, harga saham akan naik. Harga saham tersebut disebabkan karena kenaikan laba dan bukan kenaikan pembayaran dividen. 2. Dividen tidak relevan

Mereka yang menganut pendapat ini mengatakan bahwa perusahaan bisa saja membagikan dividen yang banyak ataupun sedikit, asalkan dimungkinkan menutup kekurangan dana dari sumber ekstern, jadi yang penting adalah apakah investasi yang tersedia diharapkan akan memberikan NPV yang positif, tidak peduli apakah dana yang dipergunakan untuk membiayai berasal dari dalam perusahaan (menahan laba) ataukah dari luar perusahaan (menerbitkan saham baru). Dampak pilihan keputusan tersebut sama saja bagi kekayaan pemodal, atau keputusan dividen adalah tidak relevan (the irrelevant of dividend).

3. Dividen dibagikan sekecil–kecilnya

Penganut pendapat bahwa dividen seharusnya dibagikan sekecil – kecilnya, mengabaikan adanya biaya emisi (floatation cost). Apabila perusahaan menerbitkan saham baru, perusahaan akan menanggung berbagai biaya (yang disebut sebagai floatation cost), seperti fee untuk underwriter, biaya


(36)

notaris, akuntan, konsultan hukum, pendaftaran saham saham, dan sebagainya, yang berkisar antara 2 – 4 %.

Kebijakan dividen adalah suatu kebijakan perusahaan sehubungan dengan membayar pendapatan sebagai dividen dibandingkan mempertahankan mereka untuk reinvestasi di perusahaan (Mgbame, 2011). Ini adalah pembagian keuntungan antara pembayaran kepada pemegang saham dan investasi kembali dalam perusahaan. Dengan demikian kebijakan dividen merupakan bagian penting dari jangka panjang strategi perusahaan pembiayaan.

Ada beberapa teori yang digunakan sebagai landasan dalam menentukan kebijakan dividen untuk perusahaan, sehingga dapat dijadikan pemahaman mengapa suatu perusahaan mengambil kebijakan dividen tertentu. Teori-teori tersebut adalah sebagai berikut (Brigham dan Houston, 2001):

1. Teori irelevansi dividen (dividend irrelevance theory)

Merton Miller dan Franco Modigliani (1961) berpendapat, nilai suatu perusahaan tidak ditentukan oleh besar kecilnya dividend payout ratio, tapi ditentukan oleh laba bersih sebelum pajak (EBIT) dan resiko perusahaannya. Jadi menurut Miller dan Modigliani, dividen adalah tidak relevan untuk diperhitungkan karena tidak akan meningkatkan kesejahteraan pemegang saham. Menurut Miller dan Modigliani, kenaikan nilai perusahaan dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan atau earning power dari asset perusahaan.

Pernyataan Miller dan Modigliani ini didasarkan pada beberapa asumsi penting yang lemah seperti:


(37)

a. Pasar modal sempurna dimana para investor rasional

b. Tidak ada biaya emisi saham jika perusahaan menerbitkan saham baru. c. Tidak ada pajak baik perorangan maupun pajak penghasilan perusahaan. d. Informasi tentang investasi tersedia untuk setiap individu.

2. Teori ”bird-in-the-hand” (bird in the hand theory)

Menurut Keown (2000,611) kepercayaan bahwa pendapatan dividen mempunyai nilai lebih tinggi bagi investor daripada pendapatan modal. Sedangkan menurut Litner (1962) mengemukakan bahwa para pemegang saham lebih suka kalau keuntungan dibagikan dalam bentuk dividen dari pada retained earning. Alasan mereka adalah pembayaran dividen merupakan penerimaan yang pasti disbanding dengan capital gain. Mereka mengkiaskan bahwa satu burung ditangan lebih berharga daripada seribu burung di udara. Teori inilah yang kemudian disebut sebagai bird in the hand theory.

3. Teori Preferensi Pajak (tax preference theory)

Apabila dividen dikenakan pajak dengan jumlah yang lebih tinggi dari pada pajak atas capital gain, pemodal menginginkan agar dividen tersebut dibagikan dalam jumlah kecil dengan maksud untuk memaksimumkan nilai perusahaan.

Menurut (Atmajaya, 1994) faktor yang mempengaruhi dalam menetukan kebijakan dividen, antara lain:

1. Perjanjian hutang, pada umumnya perjanjian hutang antara perusahaan dengan kreditor membatasi pembayaran dividen.

2. Pembatasan dari saham preferen, tidak ada pembayaran dividen untuk saham biasa jika dividen saham preferen belum dibayar.


(38)

3. Tersedianya kas, dividen berupa uang tunai hanya dapat dibayar jika tersedia uang tunai yang cukup.

4. Pengendalian, jika manajemen ingin mempertahankan control terhadap

perusahaan, ia cenderung menjual saham baru. Akibat dividen yang dibayarkan kecil.

5. Kebutuhan dana untuk investasi, perusahaan yang berkembang selalu

membutuhkan dana baru untuk diinvestasikan pada proyek-proyek yang menguntungkan.

6. Fluktuasi laba, jika laba perusahaan cenderung stabil, perusahaan dapat membagikan dividen yang relative besar tanpa takut harus menurunkan dividen jika laba tiba-tiba merosot. Sebaliknya jika laba perusahaan berfluktuasi dividen sebaiknya kecil agar kestabilan terjaga.

Dividend Payout Ratio (DPR) merupakan rasio antara antara dividend per share dengan earning per share. Dividend Payout Ratio mencerminkan kebijakan dividen dari manajemen mengenai besarnyadividen yang harus dibagikan kepada pemegang saham.

Ada dua prediksi dari teori pecking order (Chang, 2009):

1. Internal keuangan yang pertama kali digunakan untuk melakukan investasi sebelum pembayaran dividen. Dengan demikian, investasi diperkirakan memiliki pengaruh negatif terhadap pembayaran dividen.

2. Investasi akan dikorbankan atau ditunda karena keuangan internal yang telah digunakan untuk membayar dividen. Oleh karena itu, pembayaran dividen memiliki pengaruh negatif terhadap investasi. Prediksi ini disempurnakan menjadi prediksi diuji bahwa ada interaksi negatif antara dividend payout ratio dan investasi.

Menurut Sartono (2001:292), faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen ada lima, yaitu:


(39)

Kebutuhan dana perusahaan merupakan faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan kebijakan dividen karena posisi kas perusahaan harus diperhatikan. 2. Likuiditas perusahaan.

Likuiditas perusahaan merupakan pertimbangan utama dalam banyak kebijakan dividen karena dividen merupakan kas keluar bagi perusahaan, maka semakin besar posisi kas dan likuiditas perusahaan secara keseluruhan akan semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.

3. Kemampuan meminjam

Perusahaan yang memiliki kemampuan meminjam lebih besar akan memiliki kemampuan untuk membayar dividen yang lebih besar pula.

4. Keadaan pemegang saham

Jika keadaan pemegang saham lebih besar berorientasi pada capital gain, maka

dividend payout akan rendah, sehingga memungkinkan perusahaan untuk menahan laba untuk investasi yang profitable.

5. Stabilitas dividen

Bagi para investor faktor stabilitas dividen akan lebih menarik daripada dividend payout ratio yang tinggi.

Menurut Twaijry (2008) faktor penentu paling penting dalam strategi dividen adalah:

1. Pola dividen masa lalu. 2. Stabilitas pendapatan.

3. Laba saat ini dan masa yang akan datang.


(40)

Merupakan rasio likuiditas (liquidity ratio) menggambarkan kemampuan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan aktiv a lancar yan g ada. Current ratio sendiri merupakan salah satu indikator dari rasio likuiditas. Current ratio merupakan rasio antara lancar dengan hutang lancar yang dimiliki oleh perusahaan. rasio ini mengukur aktiva yang dimiliki perusahaan dalam hutang lancar perusahaan. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Astuti (2006) dan penelitian yang dilakukan oleh Ulupui (2006) menyatakan bahwa dengan kenaikan

current ratio, maka akan meningkatkan return saham. Jika return tersebut meningkat maka saham tersebut akan diminati oleh para investor.

2.1.6. Debt To Equity Ratio (DER)

Rasio ini menunjukkan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham terhadap pemberi pinjaman. Dalam Dwiarti (2009), financial leverage digunakan untuk mengukur besarnya aktiva yang dibiayai dengan hutang. Investor akan menilai bahwa perusahaan yang memiliki hutang yang tinggi akan memiliki kemampuan rendah untuk membayar dividen, karena return yang diperoleh akan diprioritaskan untuk digunakan membayar hutang beserta bunganya. Saham yang memberikan dividen kecil membuat harga cenderung turun karena minat investor akan rendah untuk memiliki atau membelinya. Jadi akan beresiko tinggi jika berinvestasi pada saham yang memiliki

leverage tinggi.

2.1.7. Returm on Assets (ROA)

Return on Assets (ROA) menggambarkan kinerja keuangan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari aktiva yang digunakan untuk operasional


(41)

perusahaan. Return on assets digunakan untuk mengetahui kinerja perusahaan berdasarkan kemampuan perusahaan dalam mendayagunakan jumlah assets yang dimiliki, return on asset akan dapat menyebabkan apresiasi dan depresiasi harga saham. Kinerja keuangan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari aktiva yang digunakan akan berdampak pada pemegang saham perusahaan. Return on asset yang semakin bertambah menggambarkan kinerja perusahaan yang semakin baik dan para pemegang saham akan mendapatkan keuntungan dari dividen yang diterima semakin meningkat. Atau semakin meningkatnya harga maupun return saham. Namun dalam kenyataannya teori tersebut tidak sepenuhnya didukung oleh bukti empiris yang dilakukan beberapa peneliti sebelumnya. Salah satu bukti empiris yang dilakukan Trisnawati (1999) menunjukkan bahwa return on assets (ROA) tidak signifikan berpengaruh terhadap return saham. Sedangkan hasil penelitian dari Hardiningsih dkk (2002) menunjukkan bahwa return on assets berpengaruh signifikan dan positif terhadap return saham. Dari dua hasil penelitian tersebut, ternyata profitabilitas perusahaan menunjukkan hasil yang berbeda-beda, sedangkan teori yang mendasari menyatakan semakin tinggi return on asset berarti kinerja perusahaaan semakin baik dan return semakin tinggi

2.1.8. Cash Flow to Debt (CFD)

Cash flow to debt adalah membandingkan operasi perusahaan arus kas untuk total hutang, yang untuk tujuan rasio ini didefiniskan sebagai jumlah dari pinjaman jangka pendek, bagian lancar dari utang jangka panjang. Rasio ini memberikan indikasi kemampuan perusahaan untuk menutup total utang dengan arus kas tahunannya dari operasi. Dalam penelitian Munthe (2009), semakin


(42)

tinggi rasio persentase, semakin baik kemampuan perusahaan untuk membayarkan total hutang.

2.1.9. Size

Ukuran perusahaan merupakan salah satu alat untuk mengukur besar kecilnya suatu perusahaan. Perusahaan besar mungkin lebih memiliki pemikiran yang luas, skill karyawan yang tinggi, sumber informasi yang banyak dibandingkan dengan perusahaan kecil. Karyawan, aktiva, penjualan, market value dan value added adalah beberapa ukuran umum untuk menentukan besar kecilnya suatu perusahaan.

Ukuran untuk menentukan ukuran perusahaan adalah dengan log natural dari total asset.

2.1.10. Price Book Value (PBV)

Price Book Value merupakan rasio antara harga saham terhadap nilai bukunya. Bila suatu perusahaan mempunyai price Book Value di atas 1 (>1) maka harga saham perusahaan tersebut dinilai lebih tinggi daripada nilai bukunya yang menggambarkan kinerja perusahaan tersebut semakin baik dimata investor. Dengan demikian semakin tinggi price Book Value maka return saham akan meningkat. Bukti empiris yang menghubungkan dengan return saham, antara lain dilakukan oleh Siddharta Utama dan Anto Yulianto BS (1998) meneliti tentang kajian antara price to book value dan imbal hasil saham pada BEI, menunjukkan bahwa berpengaruh negatif dengan return saham. Hasil penelitian tersebut bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Faried (2008) bahwa price


(43)

Book Value merupakan faktor fundamental yang berhubungan positif dengan return saham.

2.1.11. Total Assets Turn Over (TATO)

Total asset turn over merupakan salah satu rasio aktivitas, yaitu yang menunjukkan kemampuan serta efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan aktiva yang dimilikinya atau perputaran aktiva-aktiva tersebut. total asset turn over digunakan untuk mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada seluruh aktiva dalam menghasilkan penjualan.

Nilai total asset turn over yang tinggi akan mengurangi ketidakpastian investor dalam menanamkan dananya. Dari penjualan yang tinggi diharapkan dapat dihasilkan return yang tinggi juga.

2.1.12. Arus Kas (Cash Flow)

Aliran kas bersih (net cash flow) sering digunakan sebagai ukuran kelayakan suatu proyek yang diperoleh dari selisih antara aliran kas masuk (cash inflow) dengan aliran kas keluar (cash outflow). Suatu proyek dinyatakan layak apabila net cash flow positif. Dalam studi kelayakan proyek tersebut, net cash flow yang diperhitungkan bukan aliran kas yang telah terjadi tetapi sebagai proyeksi di masa depan dari proyek yang akan didirikan, sehingga kelayakan proyek tidak semata-mata diukur dari net cash flow, tetapi terdapat ukuran selanjutnya seperti pendekatan-pendekatan nilai sekarang (present value) yang diukur dari net present value (NPV), profitability index (PI) dan internal rate of return (IRR).


(44)

Namun ukuran cash flow yang digunakan adalah cash flow yang diperoleh dari aliran kas yang telah terjadi yang tercermin dalam laporan arus kas yang terdiri dari arus kas dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

Dengan demikian secara matematis, cash flow menurut Brealey (2008: 66) dapat dirumuskan:

Cash Flow (CF) = AKO + AKI + AKP

dimana: CF = arus kas (cash flow), AKO = arus kas bersih dari aktivitas operasi, AKI = arus kas bersih dari aktivitas investasi dan AKP = arus kas bersih dari aktivitas pendanaan. Jika cash flow meningkat, maka hal ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar dividen juga semakin meningkat, sehingga meningkatkan kepercayaan para investor terhadap kinerja perusahaan.

Ada 3 (tiga) alat pengukuran untuk menganalisis arus kas yang lebih efisien (Delaney dan Carlton, 2008):

1. Arus kas operasi membuat kemampuan perusahaan yang lebih kuat untuk

menghasilkan kas dari bisnis utamanya

2. Arus kas bebas membuat gambaran jelas dari prioritas kas strategis perusahaan 3. Arus kas internal membuat pemahaman yang lebih baik tentang ketergantungan

perusahaan pada pembiayaan luar.

2.1.13. Net Profit Margin

Net Profit Margin adalah laba bersih dibagi dengan penjualan bersih. Rasio ini menggambarkan besarnya laba bersih yang diperoleh peruasahan yang dilakukan pada setiap penjualan. Rasio ini menunjukkan berapa besar persentase laba bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini maka dianggap semakin baik


(45)

kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba yang tinggi.

2.1.14. Pertumbuhan Penjualan

Peningkatan penjualan menghasilkan peningkatan kebutuhan modal kerja, yang dapat mempengaruhi pembayaran dividen. Pertumbuhan penjualan mencerminkan keberhasilan investasi periode masa lalu dan dapat dijadikan sebagai prediksi pertumbuhan masa yang akan datang. Pertumbuhan penjualan juga merupakan indikator permintaan dan daya saing perusahaan dalam suatu industri. Pertumbuhan penjualan yang tinggi maka akan mencerminkan pendapatan meningkat sehingga cenderung harga saham meningkat.

2.2 Review Penelitian Terdahulu

Munthe (2009) menguji kandungan current ratio, cash flow to debt (CFD), price book value (PBV), size dalam hubungannya dalam return saham. Sampel yang digunakan berjumlah 32 emiten manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil analisis menunjukkan bahwa dari beberapa faktor fundamental seperti current, ratio, return on equity, cash flow to debt, price book value dan ukuran perusahaan (size) secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Tetapi secara parsial hanya

return on equity yang berpengaruh secara return saham.

Dalam penelitian Astuti (2006) menguji data secara simultan dengan menggunakan semua variabel independen yaitu current ratio (CR), debt to equity (DER),

price book value (PBV) dan total asset turn over (TATO) berpengaruh secara simultan terhadap return saham. Secara parsial current ratio, price book value, dan total asset turn over secara signifikan dan positif berpengaruh secara parsial terhadap return


(46)

Dalam penelitian Faried (2008) menguji debt to equity ratio, return on asset dan

price book value terhadap return saham. Return on asset dan price book value secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap return saham.

Dalam penelitian Ulupui (2007) menguji current ratio, return on asset, total asset turn over, debt to equity. Current ratio dan return on asset yang secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Debt to equity ratio dan total asset turn over tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Tetapi secara simultan berpengaruh terhadap return saham.

Dalam penelitian Khatik (2004) menguji dividen kas, laba dan cash flow terhadap

return saham. Dividen kas dan laba secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap return saham.

Dalam penelitian Estuari (2010) menguji current ratio, debt to equit ratio, return on investment, earning per shares dan dividend payout ratio terhadap return saham. Secara simultan current ratio, debt to equit ratio, return on investment, earning per shares dan dividend payout ratio terhadap return saham. Hanya dividen payout ratio


(47)

Beberapa hasil penelitian terdahulu yang menjadi rujukan dapat dilihat pada Tabel 2.1. dibawah ini :

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu dan Hasil Penelitian

No Peneliti Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian

1 Munthe

(2009)

Pengaruh faktor fundamental terhadap return saham pada perusahaan manufaktur

Current

Ratio,Return on equity,Cash Flow to debt (CFOD), Size

Return on Equity secara

parsial yang berpengaruh signifikan

terhadap return saham

2 Astuti (2006) Analisis pengaruh

fundamental terhadap return

saham

Current ratio, debt to equity ratio,, price to book value, dan total asset turn over

Current ratio,Price Book Value dan Total Asset Turn Over secara parsial signifikan berpengaruh terhadap return saham

3 Ulupui (2007) Analisis pengaruh rasio

likuiditas, leverage, aktivitas, dan profitabilitas terhadap

return saham

Current ratio, Return on asset, debt to equity ratio, dan total asset turn over

Current ratio,debt to equit ratio dan total asset turn over secara

parsial signifikan berpengaruh terhadap

return saham

4 Faried (2008) Analisis pengaruh faktor

fundamental terhadap return

saham

Debt to equity ratio, return on asset, price book value

Return on asset dan

price book value secara parsial berpengaruh signifikan terhadap

return saham

5 Khatik (2004) Pengaruh informasi

fundamental terhadap return

saham

Dividen kas, laba,

cash flow

Dividen kas laba secara parsial berpengaruh signifikan terhadap


(48)

6 Estuari (2010)

Pengaruh CR,DER,ROI, EPS dan dividend payout ratio terhadap return saham

Current ratio, debt to equity ratio, return on ivestment,earning pershares, DPR

Dividen payout ratio

secara parsial berpengaruh signifikan

terhadap return saham

Dengan demikian, dalam penelitian ini peneliti melakukan replikasi dari penelitian-penelitian yang dilakukan dimana penelitian ini sebelum uji faktor menggunakan 5 rasio keuangan terpilih yang dikategorikan kedalam 5 (lima) kategori rasio keuangan seperti yang dilakukan oleh peneliti terdahulu. Kelima kategori itu adalah liquidity ratio diwakili oleh current ratio, leverage ratio yang diwakili oleh debt to equity ratio, activity ratio diwakili oleh total asset turn over, profitability ratio diwakili oleh return on asset, common stock ratio diwakili oleh dividend per shares, dividend payout ratio, earning per shares, price book value. Namun setelah adanya uji faktor terdapat 4 rasio keuangan yang digunakan yaitu liquidity ratio diwakili oleh current ratio, leverage ratio yang diwakili oleh debt to equity ratio, profitability ratio diwakili oleh return on asset, common stock ratio diwakili oleh dividend per shares, dividend payout ratio, earning per shares.


(49)

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konsep dibangun untuk menunjukkan hubungan pengaruh antara masing-masing variabel dalam suatu penelitian. Adapun kerangka konsep dari penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 3.1 Sebelum Uji Faktor

Uji faktor bertujuan untuk mengetahui apakah variabel independen yang telah diambil berpengaruh terhadap variabel dependen yang cukup kuat untuk difaktorkan. Berdasarkan kerangka konsep penelitian sebelum dilakukan uji

Size (X4)

Cash Flow to Debt(X5)

Return saham (Y)

Current Ratio(X1)

Debt Equity Ratio(X2)

Return on Asset (X3)

Cash Flow (X6)

Price Book Value(X7)


(50)

faktor, dapat dijelaskan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi return saham. Rasio likuiditas yang diwakili oleh current ratio merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial yang segera harus dipenuhi (Subramanyam, 2010:38). Sementara itu keuntungan yang besar belum menunjukkan untuk membayar, karena tidak menunjukkan jumlah yang benar-benar tersedia dalam jangka pendek. Current ratio yang tinggi memberikan indikasi jaminan yang baik bagi kreditor jangka pendek dalam setiap saat perusahaan memiliki kemampuan untuk melunasi kewajiban-kewajiban finansial jangka pendeknya. Current ratio dapat memberikan pengaruh positif terhadap return saham artinya semakin tinggi tingkat current ratio maka diharapkan return saham akan semakin baik pula.

Debt to equity ratio digunakan untuk mengukur tingkat leverage terhadap total ekuitas yang dimiliki perusahaan (Subramanyam, 2010:39). Rasio ini diukur dengan cara membandingkan antara debt terhadap total equity. Dengan semakin tinggi rasio hutang perusahaan mengindikasikan tingginya hutang perusahaan yang dibiayai oleh modal saham sehingga menjadi beban tersendiri bagi investor karena tingkat biaya bunga yang tinggi mengurangi laba perusahaan dan tingkat resiko yang tinggi. Tingginya bunga berakibat pada rendahnya laba dan juga tingkat dividen.

Return on asset menjelaskan tentang kemampuan pengembalian atas total asset (Subramanyam, 2010:40). Semakin tinggi rasio return on asset menunjukkan semakin efektif perusahaan dalam melakukan pengembalian atas total aset yang perusahaan sehingga perusahaan menjadi lebih baik. Oleh karena


(51)

itu, maka dapat dijelaskan bahwa return on asset berpengaruh positif terhadap perubahan return saham.

Ukuran perusahaan dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam menghasilan return saham. Perusahaam manufaktur yang berukuran besar pada umumnya mampu menghasilkan laba yang lebih besar daripada perusahaan manufaktur yang berukuran kecil. Semakin besar ukuran perusahaan, maka semakin bagus kinerja perusahaan. Ukuran perusahaan dapat juga mempengaruhi hubungan kinerja perusahaan secara tidak langsung langsung. Perusahaan dalam ukuran besar, akan memiliki kemampuan untuk mempertahankan kinerjanya pada saat terjadi perubahan-perubahan di lingkungan internal dan eksternal daripada perusahaan dengan ukuran kecil.

Cash flow menggambarkan kemampuan perusahaan untuk bertahan, mendukung prediksi dividen masa depan serta kredit dan pembayaran pinjaman, lebih objektif daripada laba dan lebih mudah dipahami oleh invetor umum yang lebih awam. Dengan demikian semakin besar aliran kas yang diperoleh perusahaan, semakin besar return yang didapat oleh investor.

Cash flow to debt mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar hutang dengan kas yang diterima perusahaan dari kegiatan operasional perusahaan. Semakin tinggi arus kas dari operasi , semakin besar pula return yang akan diberikan kepada pemegang saham.

Price book value menunjukkan seberapa jauh perusahaan mampu menciptakan nilai perusahaan terhadap jumlah modal yang diinvestasikan, semakin tinggi rasio maka semakin berhasil perusahaan menciptakan nilai bagi


(52)

pemegang saham. Perusahaan yang berjalan dengan baik, umumnya rasio price book value nya mencapai di atas satu, yang menunjukkan bahwa nilai pasar saham lebih besar dari nilai bukunya. Semakin besar rasio price book value semakin tinggi perusahaan dinilai oleh para pemodal. Dengan demikian semakin tinggi rasio price book value akan berpengaruh positif terhadap return saham di perusahaan yang bersangkutan.

Total asset turn over merupakan salah satu rasio aktivitas yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan serta efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan aktiva yang dimilikinya atau perputaran aktiva-aktiva tersebut. Total asset turn over digunakan untuk mengukur seberapa efisiennya seluruh aktiva perusahaan dimanfaatkan dalam menunjang penjualan. Nilai total asset turn over yang tinggi akan mengurangi ketidakpastian investor dalam menanamkan dananya. Dari penjualan yang tinggi diharapkan dihasilkan return yang tinggi pula.

Penelitian ini menggunakan analisis faktor. Tujuan utama dari analisis faktor adalah mendefinisikan struktur suatu data matriks dan menganalisis struktur silang hubungan (korelasi) antar sejumlah besar variabel dengan cara mendefinisikan satu set kesamaan variabel atau dimensi dan sering disebut faktor. Dengan analisis faktor, peneliti mengidentifikasi dimensi suatu struktur dan kemudian menentukan sampai seberapa jauh setiap variabel dapat dijelaskan oleh setiap dimensi.

Jadi analisis faktor ingin menemukan suatu cara meringkas (summarize) informasi yang ada dalam variabel asli (awal) menjadi satu set dimensi baru atau variate (factor). Hal ini dilakukan dengan cara menentukan struktur lewat data


(53)

summarization atau lewat data reduction (pengurangan data). Jika hasil uji KMO (Kaiser-Meyer-Olkin) ternyata dibawah 0,05, berarti data tidak dapat dilakukan analisis faktor. Untuk itu kita harus melihat anti image matrix untuk menentukan variabel mana saja yang harus dibuang agar dapat dilakukan analisis faktor.

Kerangka konsep yang memperlihatkan pengaruh dalam penelitian ini setelah dilakukan uji faktor, dapat dilihat dalam skema di bawah ini:

Gambar 3.2 Setelah Uji Faktor

Semakin besarnya dividen yang dibagikan kepada para pemegang saham, semakin tinggi return sahamnya. Besarnya dividen dipengaruhi oleh besarnya arus kas dari operasi. Bukan berasal dari besar kecilnya laba yang dihasilkan oleh perusahaan.

3.2. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan, teori, peneliti dahulu, dan kerangka konsep, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian ini sebagai berikut:

Current Ratio (X1)

Debt Equity Ratio (X2)

Return Saham (Y)

Return On Assets (X3)

Kebijakan Dividen (M)

Cash Flow to Debt (X5)

Cash Flow (X6)


(54)

1. Rasio keuangan (current ratio, debt to equity ratio, return on asset, size, cash flow to debt ,cash flow) berpengaruh secara simultan maupun parsial dan signifikan terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2. Kebijakan dividen mampu memoderasi hubungan rasio keuangan (current ratio, debt to equity ratio, return on asset, size, cash flow to debt, cash flow) dengan return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia


(55)

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kausal (Causal Effect) yaitu penelitian yang dimasukkan untuk mengungkapkan hubungan sebab dan akibat antara variabel terkait (Sularso, 2004:13). Tujuan dari penelitian kausal adalah untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab-akibat dengan cara berdasar atas pengamatan terhadap akibat yang ada dan mencari kembali faktor yang mungkin terjadi penyebab melalui data tertentu.

4.2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui situs Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008 sampai dengan 2011.

4.3 Populasi dan Sampel 4.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2008 hingga 2011 yaitu sebanyak 131 perusahaan. (Terlampir di Lampiran1)


(56)

4.3.2. Sampel

Teknik pengambilan sampel yang dapat dipergunakan dalam penelitian.ini adalah purposive sampling. Menurut Umar (2008:92) menyatakan bahwa purposive sampling adalah pemilihan sampel berdasarkan karakteristik tertentu yang dianggap mempunyai sangkut paut dengan karakteristik populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Adapun kriteria yang digunakan untuk memilih sampel sebagai berikut:

1. Perusahaan manufaktur yang menyampaikan laporan keuangan secara lengkap selama periode 2008 sampai dengan 2011.

2. Perusahaan manufaktur yang melakukan pembagian dividen secara berturut-turut periode tahun 2008 sampai dengan 2011.

Berdasarkan kriteria di atas, maka jumlah perusahaan yang memenuhi syarat sampel berjumlah 27 perusahaan. Proses seleksinya dapat dilihat di lampiran 1. Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan pooling data yaitu data time series selama 4 tahun untuk variabel independen yang dimulai dari tahun 2008 sampai dengan 2011 dan data cross section untuk 27 perusahaan sampel sehingga diperoleh 108 unit analisis.


(1)

Lampiran 5 Daftar Sampel

Return on Asset

Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek

Indonesia Periode 2008-2011

No Kode Nama ROA ROA ROA

ROA

Emitten Emitten 2008 2009 2010

2011

1 INTP

Indocement Tunggal

Prakarsa, Tbk 0.155 0.207

0.210

0.198

2 SMGR Semen Gresik, Tbk 0.238 0.257 0.235

0.201

3 ARNA Arwana Citra Mulia, Tbk 0.074 0.078 0.092

0.115

4 CTBN Citra Turbindo, Tbk 0.103 0.071 0.067

0.204

5 LION Lion Metal Work, Tbk 0.149 0.124 0.127

0.144

6 LMSH Lionmesh Prima, Tbk 0.149 0.033 0.094

0.111

7 BUDI Budi Acid Jaya, Tbk 0.019 0.092 0.024

0.030

8 EKAD

Ekadharma International,

Tbk 0.033 0.100

0.128

0.110

9 BRNA Berlina, Tbk 0.045 0.040 0.063

0.068

10 IGAR

Champion Pacific

Indonesia, Tbk 0.024 0.078

0.153

0.156

11 TRST Trias Sentosa, Tbk 0.027 0.075 0.067

0.068

12 AUTO Astra Auto Part, Tbk 0.142 0.165 0.029

0.158

13 BRAM Indo Kordsa, Tbk 0.057 0.053 0.097

0.043

14 GDYR

Goodyear Indonesia,

Tbk 0.001 0.107

0.058

0.016

15 SMSM Selamat Sempurna, Tbk 0.098 0.141 0.154

0.525

16 IKBI Sumi Indo Kabel, Tbk 0.153 0.051 0.008

-0.009

17 DLTA Delta Djakarta, Tbk 0.120 0.166 0.206

0.218

18 INDF

Indofood Sukses

Makmur, Tbk 0.026 0.051

0.083

0.091

19 MLBI

Multi Bintang Indonesia,

Tbk 0.236 0.343

0.018

0.020

20 MYOR Mayora Indah, Tbk 0.067 0.115 0.114

0.073

21 HMSP

Hanjaya Mandala

Sampoerna, Tbk 0.241 0.287

0.313

0.416

22

KAEF

Kimia Farma, Tbk

0.038

0.040

0.084

0.096

23

KLBF

Kalbe Farma, Tbk

0.124

0.143

0.191

0.184

24

MERK

Merck, Tbk

0.263

0.338

0.273

0.396

25 MRAT Mustika Ratu, Tbk 0.063 0.057 0.063

0.066

26 TCID Mandom Indonesia, Tbk 0.126 0.125 0.126

0.124

27 UNVR Unilever Indonesia, Tbk 0.370 0.407 0.369

0.397


(2)

Lampiran 6 Daftar Sampel

Size

Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

Periode 2008-2011

No Kode Nama SIZE SIZE SIZE SIZE

Emitten Emitten 2008 2009 2010 2011

1 INTP

Indocement Tunggal

Prakarsa, Tbk 30.055 30.217

30.362

30.530

2 SMGR Semen Gresik, Tbk 29.992 30.192 30.376

30.610

3 ARNA

Arwana Citra Mulia,

Tbk 27.325 27.436

27.495

27.447

4 CTBN Citra Turbindo, Tbk 28.172 28.210 28.532

28.427

5 LION Lion Metal Work, Tbk 26.257 26.327 26.440

26.625

6 LMSH Lionmesh Prima, Tbk 24.850 25.011 25.083

25.308

7 BUDI Budi Acid Jaya, Tbk 28.161 28.100 28.308

28.384

8 EKAD

Ekadharma

International, Tbk 25.670 25.830

26.044

26.194

9 BRNA Berlina, Tbk 26.792 26.952 27.035

27.191

10 IGAR

Champion Pacific

Indonesia, Tbk 26.446 26.485

26.574

26.597

11 TRST Trias Sentosa, Tbk 28.401 28.284 28.339

28.388

12 AUTO Astra Auto Part, Tbk 29.013 29.167 29.351

29.572

13 BRAM Indo Kordsa, Tbk 28.145 27.931 28.032

28.138

14 GDYR

Goodyear Indonesia,

Tbk 27.653 27.751

27.770

27.794

15 SMSM

Selamat Sempurna,

Tbk 27.558 27.571

27.696

26.759

16 IKBI Sumi Indo Kabel, Tbk 27.179 27.055 27.122

27.065

17 DLTA Delta Djakarta, Tbk 27.272 27.357 27.287

27.269

18 INDF

Indofood Sukses

Makmur, Tbk 31.310 31.329

31.487

31.612

19 MLBI

Multi Bintang

Indonesia, Tbk 27.571 27.624

27.759

27.831

20

MYOR Mayora Indah, Tbk 28.704 28.809 29.112 29.518

21

HMSP

Hanjaya Mandala

Sampoerna, Tbk 30.412 30.506

30.653 30.595

22 KAEF Kimia Farma, Tbk 34.907 34.985 28.136

28.216

23 KLBF Kalbe Farma, Tbk 29.372 29.500 29.582

29.744

24 MERK Merck, Tbk 26.650 26.796 26.798

27.094

25 MRAT Mustika Ratu, Tbk 26.595 26.625 26.680

26.769

26 TCID

Mandom Indonesia,

Tbk 27.538 27.626

27.677

27.754

27 UNVR

Unilever Indonesia,

Tbk 29.504 29.644

29.058

29.981


(3)

Lampiran 7 Daftar Sampel

Cash Flow to Debt

Perusahaan Manufaktur di Bursa

Efek Indonesia Periode 2008-2011

No Kode Nama CFD CFD CFD CFD

Emitten Emitten 2008 2009 2010 2011

1 INTP

Indocement Tunggal

Prakarsa, Tbk 0.586 1.238

1.510 1.607 2 SMGR Semen Gresik, Tbk 1.082 1.617 0.987 0.875

3 ARNA

Arwana Citra Mulia,

Tbk 0.203 0.185

0.252 0.413 4 CTBN Citra Turbindo, Tbk 0.096 0.278 0.116 0.330 5 LION Lion Metal Work, Tbk 0.550 1.158 0.740 0.631 6 LMSH Lionmesh Prima, Tbk 0.181 0.123 0.307 0.125 7 BUDI Budi Acid Jaya, Tbk 0.076 0.294 0.048 0.056

8 EKAD

Ekadharma

International, Tbk -0.938 -0.073

0.176 0.161 9 BRNA Berlina, Tbk 0.068 0.089 0.083 0.155 10 IGAR

Champion Pacific

Indonesia, Tbk 0.564 0.484

1.566 0.413 11 TRST Trias Sentosa, Tbk 0.115 0.406 0.171 0.273 12 AUTO Astra Auto Part, Tbk 0.434 0.472 0.269 0.115 13 BRAM Indo Kordsa, Tbk 0.352 0.948 0.202 0.309

14 GDYR

Goodyear Indonesia,

Tbk -0.150 0.547

0.240 0.195

15 SMSM

Selamat Sempurna,

Tbk 0.383 0.675

0.291 0.493 16 IKBI Sumi Indo Kabel, Tbk 0.528 1.614 - 0.335 0.063 17 DLTA Delta Djakarta, Tbk 0.929 1.053 0.275 1.439 18 INDF

Indofood Sukses

Makmur, Tbk 0.102 0.093

0.312 0.226 19 MLBI

Multi Bintang

Indonesia, Tbk 0.695 0.593

0.481 1.267 20 MYOR Mayora Indah, Tbk 0.084 0.275 0.101 -0.146

21

HMSP

Hanjaya Mandala

Sampoerna, Tbk

0.587 0.594

0.685 1.209 22 KAEF Kimia Farma, Tbk -0.044 0.212 0.256 0.151 23 KLBF Kalbe Farma, Tbk 0.594 0.806 0.995 0.838 24 MERK Merck, Tbk 2.173 1.019 2.224 1.732 25 MRAT Mustika Ratu, Tbk 0.595 0.050 0.094 0.003 26 TCID

Mandom Indonesia,

Tbk 1.071 1.654 0.662

27 UNVR

Unilever Indonesia,

Tbk 0.820 0.869

0.778 0.803


(4)

Lampiran 8 Daftar Sampel

Cash Flow

Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek

Indonesia Periode 2008-2011

No Kode Nama CASH FLOW CASH FLOW

CASH FLOW

CASH FLOW

Emitten Emitten 2008 2009

2010

2011

1 INTP Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk 493,342,776,545 1,830,601,634,854 2,056,406,000,000 2,188,922,000,000

2 SMGR Semen Gresik, Tbk 924,403,725,000 -336,420,686,000 254,014,669,000 -288,632,641,000

3 ARNA

Arwana Citra

Mulia, Tbk 4,590,537,769 -7,708,561,892 37,676,157,653 -30,017,687,231

4 CTBN

Citra Turbindo,

Tbk 64,140,804,000 72,976,959,000 -805,887,000 157,899,294,000

5 LION Lion Metal Work, Tbk 17,314,730,107 46,582,559,815 21,916,220,390 24,151,158,124

6 LMSH Lionmesh Prima, Tbk -370,337,756 -234,397,740 -1,539,925,333 5,042,962,624

7 BUDI Budi Acid Jaya, Tbk -10,552,000,000 -85,566,000,000 121,875,000,000 -51,012,000,000

8 EKAD

Ekadharma

International, Tbk -3,565,340,647 -2,883,152,404 955,368,405 4,330,603,609

9 BRNA Berlina, Tbk 12,880,929,312 8,936,827,759 8,936,827,759 -6,576,746,681

10 IGAR

Champion Pacific

Indonesia, Tbk 2,773,010,282 39,225,053,671 89,814,566,771 -27,424,512,629

11 TRST Trias Sentosa, Tbk 102,800,661,656 63,367,841,226 77,406,520,453 56,152,352,219

12 AUTO Astra Auto Part, Tbk 180,976,000,000 260,646,000,000 -282,288,000,000 -119,105,000,000

13 BRAM Indo Kordsa, Tbk 7,056,082,000 -135,203,715,000 -77,574,178,000 52,029,213,000

14 GDYR

Goodyear

Indonesia, Tbk 82,705,612,000 -69,599,833,000 24,985,152,000 2,362,212,000

15 SMSM Selamat Sempurna, Tbk 4,708,265,875 -4,936,154,666 -582,290,228 -5,289,973,295

16 IKBI Sumi Indo Kabel, Tbk 34,311,284,702 61,344,855,644 -46,957,563,005 -3,626,941,192

17 DLTA Delta Djakarta, Tbk 125,411,862,000 96,153,608,000 -137,323,126,000 -2,112,361,000

18 INDF

Indofood Sukses

Makmur, Tbk -289,855,000,000 203,554,000,000 5,942,550,000,000 2,652,783,000,000

19 MLBI

Multi Bintang

Indonesia, Tbk 232,642,000,000 60,313,000,000 -130,577,000,000 41,824,000,000

20 MYOR Mayora Indah, Tbk 196,175,685,450 15,554,888,139 155,893,307,996 -147,271,552,215

21 HMSP

Hanjaya Mandala

Sampoerna, Tbk -888,671,000,000 361,928,000,000 3,335,042,000,000 -1,139,436,000,000 22 KAEF Kimia Farma, Tbk -2,558,024,228,000 -58,134,773,151,000 101,624,585,511 -66,059,840,004 23 KLBF Kalbe Farma, Tbk 181,775,806,816 327,401,540,950 1,893,315,663,897 2,289,700,859,692 24 MERK Merck, Tbk 38,886,361,000 -54,803,897,000 107,898,659,000 253,731,456,000 25 MRAT Mustika Ratu, Tbk 10,305,836,789 -12,341,495,953 80,968,763,439 63,710,521,871 26 TCID Mandom Indonesia, Tbk -6,126,235,266 51,896,364,858 -17,987,250,124 -39,877,883,740 27 UNVR Unilever Indonesia, Tbk 282,155,000,000 144,635,000,000 -538,296,000,000 17,991,000,000

Sumber diolah dari :


(5)

Lampiran 9 Daftar Sampel

DPR

Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

Periode 2008-2011

No Kode Nama DPR DPR DPR

DPR

Emitten Emitten 2008 2009 2010

2011

1 INTP

Indocement Tunggal

Prakarsa, Tbk 0.084 0.201

0.257

0.269

2 SMGR Semen Gresik, Tbk 0.352 0.483 0.504

0.376

3 ARNA

Arwana Citra Mulia,

Tbk 0.085 0.072

0.167

0.290

4 CTBN Citra Turbindo, Tbk 3.478 0.604

0.000

0.000

5 LION Lion Metal Work, Tbk 0.172 0.209 0.168

0.198

6 LMSH Lionmesh Prima, Tbk 0.052 0.240 0.039

0.044

7 BUDI Budi Acid Jaya, Tbk 1.016 0.152 0.767

0.774

8 EKAD

Ekadharma

International, Tbk 0.243 0.102

0.064

0.171

9 BRNA Berlina, Tbk 0.178 0.593 0.345

0.386

10 IGAR

Champion Pacific

Indonesia, Tbk 0.714 0.121

0.055

0.879

11 TRST Trias Sentosa, Tbk 0.242 0.195 0.308

0.390

12 AUTO Astra Auto Part, Tbk 0.436 0.300 0.400

0.409

13 BRAM Indo Kordsa, Tbk 0.299 0.780 0.558

0.875

14 GDYR Goodyear Indonesia, Tbk 0.549 0.374 0.133

0.559

15 SMSM Selamat Sempurna, Tbk 0.315 0.650 0.248

0.206

16 IKBI Sumi Indo Kabel, Tbk 0.313 0.192 0.931

-0.608

17 DLTA Delta Djakarta, Tbk 0.268 0.443 1.043

1.135

18 INDF

Indofood Sukses

Makmur, Tbk 0.355 0.199

0.208

0.239

19 MLBI

Multi Bintang

Indonesia, Tbk 0.341 1.702

36.583

18.624

20 MYOR Mayora Indah, Tbk 0.156 0.103 0.169

0.206

21 HMSP

Hanjaya Mandala

Sampoerna, Tbk 1.013 0.517

1.041

1.000

22 KAEF Kimia Farma, Tbk 0.283 0.222 0.135

0.162

23 KLBF Kalbe Farma, Tbk 0.144 0.137 0.197

0.472

24 MERK Merck, Tbk 0.001 0.001 0.926

0.433

25 MRAT Mustika Ratu, Tbk 0.100 0.265 0.172

0.175

26 TCID Mandom Indonesia, Tbk 0.441 0.484 0.489

0.488

27 UNVR Unilever Indonesia, Tbk 0.830 0.802 0.899

1.088


(6)

Dokumen yang terkait

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham Dengan Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 15 97

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013.

0 2 16

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham Dengan Kebijakan Divivden Sebagai Moderating Variabel Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia

0 0 17

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham Dengan Kebijakan Divivden Sebagai Moderating Variabel Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham Dengan Kebijakan Divivden Sebagai Moderating Variabel Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia

0 0 10

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham Dengan Kebijakan Divivden Sebagai Moderating Variabel Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia

0 0 19

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham Dengan Kebijakan Divivden Sebagai Moderating Variabel Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia

0 1 4

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham Dengan Kebijakan Divivden Sebagai Moderating Variabel Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia

0 0 12

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham Dengan Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 12

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham Dengan Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2