Permasalahan Kesehatan Ibu dan Bayi Pada Kehamilan Usia Dini di Desa Aliantan Kecamatan Kabun Kabupaten Rokan Hulu Riau

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kesehatan Ibu dan Bayi
2.1.1 Definisi
WHO (World Health Organization) menyatakan bahwa Kesehatan
merupakan suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang komplek dan
bukan semata-mata terbebas dari penyakit. Kesehatan juga dinilai dari angka
mortalitas (kematian) dan morbiditas (kesakitan) selama periode tertentu. Oleh
karena itu, keseimbangan antara kesejahteraan fisik, mental, dan sosial serta
keberadaan penyakit menjadi indikator utama kesehatan. Menurut Undang –
Undang Kesehatan N0.36 Tahun 2009, Kesehatan adalah keadaan sehat, baik
secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang
untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Masalah sehat dan sakit merupakan proses yang berkaitan dengan
kemampuan atau ketidakmampuan manusia beradaptasi dengan lingkungan baik
secara biologis, psikologis maupun sosio budaya. Faktor yang mempengaruhi
sehat seseorang diantaranya status perkembangan yang berkaitan dengan
kemampuan mengerti tentang keadaan sehat dan kemampuan berespon terhadap
perubahan dalam kesehatan dikaitkan dengan usia (Notoatmojo, 2010).
2.1.2 Indikator Ibu Dan Bayi Sehat
Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Buku Kesehatan Ibu

dan Anak) tahun 2015 indikator ibu sehat adalah ibu yang terhindar dari resiko
tinggi dan memiliki status kesehatan yang baik dan indikator sehat pada bayi
adalah saat lahir bayi langsung menangis, tubuh bayi kemerahan, bayi bergerak

6

Universitas Sumatera Utara

7

aktif, berat lahir 2500 sampai 4000 gram dan bayi menyusu dari payudara ibu
dengan kuat.
2.2 Konsep Kehamilan
2.2.1 Defenisi
Hamil didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan
ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau

implantasi (Federasi Obstetri

Ginekologi Internasional, 2008). Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau

penyatuan dari spermatozoa dan ovum selanjutnya implantasi. Pertumbuhan dan
perkembangan janin intra uterine mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai
permulaan persalinan. Kehamilan dibagi menjadi 3 trimester yaitu Trimester I
(hari pertama haid terakhir sampai minggu ke-12), Trimester II (minggu ke-13
sampai ke-27) dan Trimester III (minggu ke-28 sampei ke-40) (Pudiastuti, 2012).
2.2.2 Adaptasi Fisiologi kehamilan
Selama masa kehamilan, ibu akan mengalami beberapa perubahan dalam
dirinya, hal ini disebabkan karena adanya perubahan pada kadar hormon estrogen
dan progesteron yang dimaksudkan untuk keperluan tumbuh dan kembang sang
bayi. Perubahan-perubahan itu sering disebut dengan adaptasi fisiologis pada ibu
hamil. Adaptasi fisiologi pada kehamilan berdasarkan tiap trimester yaitu:
Trimeseter pertama dimulai dari usia kehamilan satu bulan sampai tiga
bulan. Pada awal kehamilan ibu sering mengeluhkan rasa mual dan muntah,
sering disebut dengan istilah morning sickness, biasanya terjadi pada bulan kedua
kehamilan dan hilang sendiri setelah lewat bulan ketiga.

Universitas Sumatera Utara

8


Karena retensi cairan intraseluler yang disebabkan oleh progesteron, maka gusi
menjadi lunak, sehingga seringkali ibu hamil menderita sakit gigi. Di region
traktus digestivus, spinkter esopagus bawah menjadi relaksasi, sehingga dapat
terjadi regorgitasi isi lambung yang menyebabkan timbulnya keluhan seperti rasa
terbakar di dada (heart burn). Otot-otot usus relaks dengan disertai penurunan
motilitas. Hal ini memungkinkan absorbsi zat nutrisi lebih banyak, tetapi dapat
menyebabkan konstipasi (Sulistyawati, 2011).
Trimester kedua, Karena adanya peningkatan hormon pitosin, maka pada
kehamilan 12 minggu keatas, dari puting susu dapat keluar cairan berwarna putih
agak jernih disebut kolostrum. Akibat peningkatan hormon estrogen, vagina dan
vulva juga mengalami perubahan, menjadi tampak lebih merah dan agak
kebirubiruan (livide) karena peningkatan vascularisasi. Sama halnya dengan
pembuluh darah yang lain, vena tungkai juga mengalami distensi. Terutama
terpengaruhi pada kehamilan lanjut yang menyebabkan varises pada vena tungkai
(dan kadang-kadang pada vena vulva) pada wanita yang rentan. Aliran darah
melalui kapiler kulit dan membran mukosa meningkat disebabkan oleh
vasodilatasi ferifer yang menerangkan mengapa wanita merasa panas, mudah
berkeringat, sering berkeringat banyak dan mengeluh kongesti hidung. Karena
peningkatan sekresi progesterone, selama kehamilan ibu hamil bernafas dengan
diafragmatik (Sulistyawati, 2011)

Trimester ketiga pergerakan diafragma terbatas, wanita hamil akan bernafas
lebih dalam sehingga terjadi peningkatan volume tidal dan kecepatan ventilasi.

Universitas Sumatera Utara

9

Peningkatan pigmen kulit mengakibatkan terjadinya chloasma atau topeng
kehamilan di wajah. Sementara kulit perut akan terjadi pelebaran seiring dengan
besarnya kehamilan yang mengakibatkan stretch mark. Pada akhir kehamilan, saat
kepala janin mulai turun ke PAP, keluhan sering kencing akan timbul karena
kandung kencing mulai tertekan. Poliuri sering dikeluhkan oeh ibu pada akhir
kehamilan, disebabkan oleh adanya peningkatan sirkulasi darah di ginjal pada
kehamilan. Perubahan postur ibu hamil akan tampak signifikan seiring dengan
besarnya janin yang juga mengakibatkan perubahan lengkung lordosis pada
lumbal. Distensi abdomen yang meningkat mempengaruhi pelvis untuk cenderung
tilting ke depan. Penurunan tonus otot abdominal membutuhkan re-alignment atau
penyesuaian ulang pada kurva vertebra. Terjadinya pergeseran Center of Gravity
(COG) ke depan mengakibatkan kurva lumbo sacral semakin lordosis
(Mandriwati, 2008). Di sistem muskuloskeletal, ibu hamil juga seringkali

mengeluhkan nyeri pinggang terkait dengan perubahan bentuk kurva lumbal
seiring dengan besarnya rahim serta peningkatan hormone relaksin selama
kehamilann (Sulistyawati, 2011).
2.2.3 Adaptasi psikologis kehamilan
Menurut teori Rubin, perubahan psikologis yang terjadi pada trimester I
meliputi ambivalen, takut, fantasi, dan khawatir. Pada trimester II, perubahan
meliputi perasaan lebih nyaman serta kebutuhan mempelajari perkembangan dan
pertumbuhan janin meningkat. Kadang tampak egosentris dan berpusat pada diri
sendiri. Pada trimester III, perubahan yang terjadi meliputi memiliki perasaan
aneh, lebih introvert dan merefleksikan pengalaman masa lalu (Manuaba, 2010).

Universitas Sumatera Utara

10

Sulistyawati, 2011 menyatakan bahwa perubahan dan adaptasi psikologis
selama masa kehamilan adalah sebagai berikut:
Keluhan ibu secara psikologis pada trimester pertama kehamilan
diantaranya, ibu merasa tidak sehat dan terkadang merasa benci dengan
kehamilannya, kadang muncul penolakan, kekecewaan, dan kesedihan, ibu akan

selalu mencari tanda-tanda apakah dia benar-benar hamil dan setiap perubahan
dalam dirinya akan mendapatkan perhatian yang seksama.
Berbeda dengan trimester awal, pada trimester selanjutnya yaitu trimester
kedua, Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormon yang
tinggi, ibu sudah mulai menerima kehamilannya, ibu sudah merasakan gerakan
bayi, merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran, ibu sudah merasa
bahwa bayi bagian dari dirinya, libido meningkat dan menuntut perhatian dan
cinta, ketertarikan dan aktivitasnya terfokus pada kehamilan, hubungan sosial
meningkat dengan wanita hamil lainnya.
Pada trimester akhir rasa tidak nyaman timbul kembali pada ibu, ibu merasa
dirinya jelek, aneh, dan tidak menarik, merasa tidak nyaman ketika bayi tidak
lahir tepat waktu, takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat
melahirkan, khawatir akan keselamatannya, khawatir bayi akan dilahirkan dalam
keadaan tidak normal, sensitif, libido menurun.

Universitas Sumatera Utara

11

2.2.4 Tanda-Tanda Bahaya Kehamilan

Berdasarkan kementerian kesehatan Republik indonesia tahun 2015 Tandatanda bahaya pada kehamilan yaitu, ibu tidak mau makan dan muntah terus, berat
badan ibu hamil tidak naik, perdarahan pada hamil muda, Bengkak pada kaki dan
tangan atau wajah disertai sakit kepala sampai kejang, gerakan janin berkurang
atau tidak ada, kelainan letak janin di dalam rahim, ketuban pecah dini, demam
tinggi. Menurut Yeyeh (2009), Pada ibu hamil tanda bahaya dalam kehamilan,
meliputi :
Pertama adalah perdarahan vagina pada awal kehamilan, perdarahan yang
tidak normal adalah merah, perdarahan banyak, atau perdarahan dengan nyeri.
Kedua, sakit kepala yang hebat, sakit kepala yang menunjukkan suatu masalah
yang serius adalah sakit kepala hebat, yang menetap dan tidak hilang dengan
beristirahat. Dengan sakit kepala yang hebat, penglihatan ibu menjadi kabur atau
terbayang. Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari
preeklampsi. Ketiga, perubahan visual terjadi perubahan visual secara tiba-tiba
(pandangan kabur, rabun senja). Masalah visual yang mengindikasikan keadaan
yang mengancam jiwa adalah perubahan visual yang mendadak. Keempat, nyeri
abdomen yang hebat, nyeri abdomen yang hebat, menetap, dan tidak hilang
setelah beristirahat. Hal ini seperti appendicitis, persalinan preterm, kehamilan
ektopik, aborsi, penyakit radang panggul, gastritis, penyakit kantong empedu,
abrupsi plasenta, infeksi saluran kemih dan infeksi lain.


Universitas Sumatera Utara

12

Kelima, bengkak pada muka atau tangan, bengkak bisa menunjukkan masalah
serius jika muncul pada muka dan tangan, tidak hilang setelah beristirahat, dan
disertai dengan keluhan fisik yang lain. Keenam, Gerakan bayi berkurang atau
tidak ada, ibu mulai merasakan gerakan bayinya pada bulan ke-5 atau ke-6,
beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal. Menurut Ayu
Chandranita dan Bagus Manuaba tahun 2010, Penyulit kehamilan pada wanita
hamil adalah sebagai berikut:
1. Emesis Gravidarum
Merupakan keluhan umum yang disampaikan pada kehamilan muda.
Terjadinya kehamilan menimbulkan perubahan hormonal pada wanita karena
terdapat peningkatan hormon estrogen, progesteron dan dikeluarkannya hormon
human Chorionic gonadothropine plasenta. Hormon inilah yang diduga
menyebabkan emesis gravidarum. Gejala klinis emesis gravidarum adalah kepala
pusing, terutama pagi hari, disertai mual muntah sampai kehamilan 4 bulan.
2. Kram kaki
Keluhan kram kaki terutama betis sering disampaikan oleh ibu hamil muda.

Kejadian kram betis berkaitan dengan mual, muntah, kurangnya makan, sehingga
terdapat perubahan keseimbangan elektrolit dengan kalium, kalsium dan natrium
yang menyebabkan terjadi perubahan berkelanjutan dalam darah dan cairan tubuh.
Terjadinya perubahan metabolisme dapat mengubah keseimbangan asam basa,
cairan tubuh, dan darah sehingga menambah kram pada kaki.

Universitas Sumatera Utara

13

3. Varises
Merupakan pembesaran dan pelebaran pembuluh darah vena, yang sering
dijumpai saat kehamilan disekitar vulva, vagina, paha dan tungkai bawah.
4. Hiperemesis Gravidarum
Dapat menyebabkan cadangan karbohidrat habis dipakai untuk keperluan ,
sehingga pembakaran tubuh beralih pada cadangan lemak dan protein. Karena
pembakaran lemak kurang sempurna terbentuklah badan keton dalam darah yang
dapat menambah gejala klinik. Melalui muntah dikeluarkan sebagian cairan
lambung serta elektrolit natrium, kalium, dan kalsium. Penurunan kalium akan
menambah beratnya


muntah sehingga makin berkurang kalium dalam

keseimbangan tubuh serta makin menambah berat terjadinya muntah.
2.3 Konsep Kehamilan Usia Dini
2.3.1 Definisi
Kehamilan usia dini merupakan kehamilan yang terjadi pada wanita
berusia di bawah 20 tahun. Dalam masa reproduksi, usia di bawah 20 tahun
adalah usia yang dianjurkan untuk menunda perkawinan dan kehamilan. Proses
pertumbuhan berakhir pada usia 20 tahun, dengan alasan ini maka dianjurkan
perempuan menikah pada usia minimal 20 tahun (BKKBN, 2008).
Pernikahan yang ideal untuk perempuan adalah 21-25 tahun sementara lakilaki 25-28 tahun. Karena diusia itu organ reproduksi perempuan secara psikologis
sudah berkembang dengan baik dan kuat serta siap untuk melahirkan keturunan
dan secara fisikpun sudah matang.

Universitas Sumatera Utara

14

Sementara laki-laki pada usia itu kondisi psikis dan fisiknya sangat kuat,

hingga mampu menopang kehidupan keluarga untuk melindungi baik secara
psikis emosional, ekonomi dan sosial (Agustian, 2013).
Data yang diambil untuk kehamilan usia dini adalah ibu berusia 16-19 tahun.
Batas bawah usia kehamilan remaja ditentukan 16 tahun karena berdasarkan
beberapa penelitian terdahulu secara statistik jumlah ibu hamil berusia dibawah 15
tahun sangat kecil dan agar dapat diperbandingkan dengan hasil-hasil penelitian
terdahulu (Sastrawinata, 2007).
2.3.2 Faktor Penyebab Kehamilan Usia Dini
Menurut UNICEF (2008), faktor-faktor yang berkontribusi terhadap
kehamilan remaja meliputi tradisi yang mengarah pada pernikahan dini (negara
berkembang), perilaku seksual remaja yang juga dapat dipengaruhi oleh alkohol
dan obat-obatan, kurangnya pendidikan dan informasi mengenai kesehatan
seksual reproduksi terutama dari orang tua tekanan teman sebaya untuk terlibat
dalam aktivitas seksual, Kurangnya akses ke alat-alat yang mencegah kehamilan
sehingga dapat menyebabkan penggunaan kontrasepsi yang tidak tepat, pelecehan
seksual yang mengarah untuk pada pemerkosaan, kemiskinan kekerasan dan
pelecehan yang terjadi dalam rumah tangga, rendahnya kemampuan untuk
mewujudkan ambisi dan tujuan dalam hal pendidikan.

Universitas Sumatera Utara

15

Faktor - faktor yang diduga menjadi sebab terjadinya kehamilan remaja
adalah

faktor

sosio

demografik

(kemiskinan,

kebiasaan,

peran

wanita

dimasyarakat, seksualitas aktif, media massa, hubungan antar keluarga yang tidak
harmonis), Status perkembangan(kurang pemikiran tentang masa depan, ingin
mencoba-coba,

kebutuhan

terhadap

perhatian

dan

Penggunaan

dan

penyalahgunaan obat-obatan) (Agustiana, 2013).
2.3.3 Dampak Kehamilan Usia Dini
Manuaba, 2010 menyatakan bahwa kehamilan usia dini memiliki risiko
tinggi bagi kesehatan ibu dan bayi, diantaranya sebagai berikut:
a. Resiko bagi ibu
1) Hiperemesis gravidarum
Hiperemesis gravidarum adalah keluhan mual dan muntah hebat lebih dari
10 kali sehari dalam masa kehamilan yang dapat menyebabkan penurunan berat
badan (lebih dari 5% berat badan awal), dehidrasi, ketosis, dan kekurangan
nutrisi.
Patofisiologi hiperemesis gravidarum dapat disebabkan karena peningkatan
Hormone Chorionic Gonodhotropin (HCG) dapat menjadi faktor mual dan
muntah. Peningkatan kadar hormon progesteron menyebabkan otot polos pada
sistem gastrointestinal mengalami relaksasi sehingga motilitas menurun dan
lambung menjadi kosong.

Universitas Sumatera Utara

16

Penyebab hiperemesis gravidarum secara pasti belum diketahui, beberapa
faktor yang berpengaruh terhadap kejadian hiperemesis gravidarum meliputi :
Faktor psikologis, pengetahuan, sikap, umur, dan paritas. Risiko secara psikologis
pada remaja hamil adalah stress, depresi berat, berhenti untuk tidak meneruskan
pendidikannya, penganiayaan terhadap bayinya, merasa terasing karena
lingkungan dan teman-teman menjauh. Stress berlebihan dapat menimbulkan
hiperemesis gravidarum (mual muntah berlebihan) (Tari, 2010).
2) Abortus
Abortus (aborsi, abortion) adalah berhentinya kehamilan sebelum janin
mampu hidup di luar kandungan atau sebelum usia kehamilan 20 minggu atau
berat janin kurang dari 500 gram. Istilah abortus dipakai untuk menunjukkan
pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan, pada
pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak lemah atau kesadaran
menurun, tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau cepat dan
kecil, suhu badan normal atau meningkat, perdarahan pervaginam disertai
keluarnya jaringan hasil konsepsi, rasa mulas atau keram perut di daerah atas
simfisis, sering disertai nyeri pinggang akibat kontraksi uterus. Abortus pada usia
muda dapat terjadi secara tidak disengaja, misalnya karena terkejut, cemas, stres.
Kehamilan pada usia kurang dari 20 tahun dapat beresiko terjadinya abortus
karena organ reproduksi yang belum berkembang sempurna yang dapat
menyebabkan

kerusakan

pada

proses

konsepsi

sehingga

embrio

tidak

berkembang.

Universitas Sumatera Utara

17

3) Anemia kehamilan
Anemia pada kehamilan adalah anemia karena kekurangan zat besi, dan
merupakan anemia yang pengobatannya relatif mudah, bahkan murah. Penyebab
anemia pada saat hamil di usia muda disebabkan kurang pengetahuan akan
pentingnya gizi pada saat hamil, karena pada saat hamil mayoritas seorang ibu
mengalami anemia. Jika persediaan cadangan Fe minimal, maka kehamilan akan
menguras persediaan Fe tubuh dan akhirnya menimbulkan anemia.
Pada kehamilan relatif terjadi anemia karena darah pada ibu hamil
mengalami hemodilusi (pengenceran). Dengan terjadinya hemodilusi akan
megakibatkan anemia hamil fisiologis, dan Hb ibu akan menjadi 9,5 sampai 10
g%. Tambahan zat besi dalam tubuh sangat penting untuk meningkatkan jumlah
sel darah merah, membentuk sel darah merah janin dan plasenta. Penyebab
anemia pada saat hamil di usia muda (usia dibawah 20 tahun) disebabkan kurang
pengetahuan ibu akan pentingnya gizi pada saat hamil. Untuk menegakkan
diagnosis anemia kehamilan dapat dilakukan dengan anamnesa. Pada anamnesa
akan didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang, dan
keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda.
4) Preeklamsia
Preeklampsia adalah penyakit yang ditandai dengan adanya hipertensi,
proteinuria dan edema yang timbul selama kehamilan atau sampai 48 jam
postpartum. Penyebab timbulnya preeklampsia pada ibu hamil belum diketahui
secara pasti, tetapi pada umum nya disebabkan oleh (vasospasme arteriola).

Universitas Sumatera Utara

18

Faktor-faktor lain yang diperkirakan akan mempengaruhi timbulnya
preeklampsia

antara

lain:

primigravida,

kehamilan

ganda,

hidramnion,

molahidatidosa, multigravida, malnutrisi berat, usia ibu kurang dari 20 tahun.
Remaja perempuan yang hamil memiliki risiko lebih tinggi terkena tekanan
darah tinggi dibandingkan dengan wanita hamil yang berusia 20-30 tahun.
Kondisi tersebut disebut dengan pregnancy-induced hypertension. Secara ilmu
kedokteran ,organ reproduksi untuk gadis dengan umur dibawah 20 tahun belum
siap untuk berhubungan seks atau mengandung, sehingga jika terjadi kehamilan
berisiko mengalami tekanan darah tinggi (karena tubuhnya tidak kuat). Kondisi
ini biasanya tidak terdeteksi pada tahap-tahap awal, tapi nantinya menyebabkan
kejang-kejang, perdarahan bahkan kematian pada ibu atau bayi. Penyakit ini
umumnya terjadi pada triwulan Ke-3 kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya,
misalnya pada mola hidatidosa. Preeklampsia dibagi dalam golongan ringan dan
berat, penyakit digolongkan berat bila satu atau lebih tanda / gejala dibawah ini di
temukan: Tekanan sistolik 160 mmHg, atau tekanan diastolik 110 mmHg atau
lebih, proteinuria 5 gr atau lebih dalam 24 jam, oliguria, keluhan serebral,
gangguan pengelihatan dan nyeri didaerah epigastrium, edema paru-paru,
pertumbuhan janin intrauterine terlambat.
5) Perdarahan Antepartum
Perdarahan antepartum yang bersumber pada kelainan plasenta biasanya tidak
terlampau sukar dibedakan antara plasenta previa dan solusio plasenta.

Universitas Sumatera Utara

19

Perdarahan antepartum tanpa nyeri merupakan tanda khas plasenta previa,
apalagi jika disertai tanda-tanda lainnya seperti bagian terbawah janin belum
masuk kedalam pintu panggul atas atau kelainan letak janin. Karena tanda
pertamanya perdarahan(warna darah merah terang) umumnya penderita akan
segera datang untuk mendapatkan pertolongan. Beberapa penderita yang
mengalami perdarahan sedikit-sedikit tidak akan tergesa-gesa untuk mendapatkan
pertolongan. Lain halnya dengan solusio plasenta, kejadiannya tidak segera
ditandai oleh perdarahan pervaginam sehingga penderita tidak segera datang
untuk mendapatkan pertolongan. Gejalah pertamanya adalah rasa nyeri pada
kandungan yang makin lama makin hebat dan berlangsung terus menerus. Rasa
nyeri yang terus menerus ini sering kali diabaikan atau diangggap sebagai tanda
permulaan persalinan biasa. Setelah penderita pingsan karena perdarahan
retroplasenter yang banyak, atau setelah tampak perdarahan pervaginam(warna
darah merah gelap disertai dengan bekuan-bekuan darah) mereka datang untuk
mendapatkan pertolongan, pada keadaan demikian biasanya janinya telah
meninggal.
6) Persalinan yang lama dan sulit
Partus lama ( partus tak maju ) yaitu persalinan yang ditandai tidak adanya
pembukaan serviks dalam 2 jam dan tidak adanya penurunan janin dalam 1 jam.
Partus lama ( partus tak maju ) berarti meskipun kontraksi uterus kuat, janin tidak
dapat turun karena faktor mekanis. Kemacetan persalinan biasanya terjadi pada
pintu atas panggul, tetapi dapat juga terjadi pada rongga panggul atau pintu bawah
panggul.

Universitas Sumatera Utara

20

Pada kasus partus lama, akan ditemukan tanda-tanda kelelahan fisik dan
mental. Tanda-tanda partus lama ( tak maju ) dapat diobservasi dengan: dehidrasi
dan ketoasidosis ( ketonuria, nadi cepat, mulut kering ), demam, nyeri abdomen,
syok ( nadi cepat, anuria, ektremitas dingin, kulit pucat, tekanan darah rendah ).
Pada umur ibu kurang dari 20 tahun rahim dan panggul belum tumbuh mencapai
ukuran dewasa. Akibanya apabila ibu hamil pada umur ini mungkin mengalami
persalinan lama atau macet, karena ukuran kepala bayi lebih besar sehingga tidak
dapat melewati panggul. Pengaruh gizi kurang pada hamil remaja terhadap proses
persalinan dapat menyebabkan persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum
waktunya, perdarahan setelah persalinan, persalinan macet.
7) Perdarahan post partum
Perdarahan masif yang terjadi setelah bayi lahir dengan kehilangan darah
melebihi 500 ml yang berasal dari tempat implantasi plasenta, robekan pada jalan
lahir, dan jaringan disekitarnya dan merupakan salah satu penyebab kematian ibu
disamping perdarahan karena perdarahan ektopik dan abortus. Pada umumnya bila
terdapat perdarahan lebih dari normal, apalagi telah menyebabkan perubahan
tanda vital ( seperti kesadaran menurun, pucat, limbung, berkeringat dingin, sesak
napas, serta tensi < 90 mmHg dan nadi > 100/menit ), maka penanganan harus
segera dilakukan.
Perdadarahan post partum dapat menyebabkan kematian ibu 45% terjadi
pada 24 jam pertama setelah bayi lahir, 68-73% dalam satu minggu setelah bayi
lahir, dan 82-88% dalam dua minggu setelah bayi lahir. Perdarahan postpartum
rentan terjadi pada usia kurang dari 20 tahun.

Universitas Sumatera Utara

21

8) Kematian Maternal
Kematian maternal menurut batasan dari The Tenth Revision of The
International Classification of Diseases (ICD-10) adalah kematian wanita yang
terjadi pada saat kehamilan, atau dalam 42 hari setelah berakhirnya kehamilan,
tidak tergantung dari lama dan lokasi kehamilan, disebabkan oleh apapun yang
berhubungan dengan kehamilan, atau yang diperberat oleh kehamilan tersebut
atau penanganannya, tetapi bukan kematian yang disebabkan oleh kecelakaan atau
kebetulan. Penyebab kematian maternal di Indonesia yang paling sering adalah
perdarahan pasca persalinan (28 %), eklampsia (24 %), infeksi (11 %), abortus (5
%), partus lama/macet (5 %), emboli obstetrik (3 %), trauma obstetrrik (5 %),
komplikasi puerperium (8%), dan lain – lain (11 %) (Kemenkes, 2008).
a. Resiko Bagi Bayi
1) Kematian Janin Dalam Kandungan
Kematian janin dalam kandungan adalah kematian hasil konsepsi sebelum
dikeluarkan dengan sempurna dari ibunya tanpa memandang tuanya kehamilan.
Kematian dinilai dengan fakta bahwa sesudah dipisahkan dari ibunya janin tidak
bernafas atau tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan, seperti denyut jantung,
pulsasi tali pusat, atau kontraksi otot. Bertambahnya usia ibu, maka terjadi juga
perubahan perkembangan dari organ-organ tubuh terutama organ reproduksi dan
perubahan emosi atau kejiwaan seorang ibu. Hal ini dapat mempengaruhi
kehamilan yang tidak secara langsung dapat mempengaruhi kehidupan janin
dalam rahim. Usia reproduksi yang baik untuk seorang ibu hamil adalah usia 2030 tahun.

Universitas Sumatera Utara

22

Pada umur ibu yang masih muda organ-organ reproduksi dan emosi belum
cukup matang, hal ini disebabkan adanya kemunduran organ reproduksi secara
umum yang akan beresiko terhadap kematian janin dalam kandungan. Pada
anamnesa didapatkan ibu tidak merasakan gerakan janin dalam beberapa hari, atau
gerakan janin sangat berkurang, ibu merasakan perutnya tidak bertambah besar,
bahkan bertambah kecil atau kehamilan tidak seperti biasa, ibu merasakan
belakangan ini perutnya sering menjadi keras dan merasa sakit-sakit seperti mau
melahirkan.
2) Prematur
Prematuritas terjadi karena kurang matangnya alat reproduksi terutama
rahim yang belum siap dalam suatu proses kehamilan. Terdapat 3 subkategori usia
kelahiran prematur berdasarkan kategori World Health Organization (WHO),
yaitu: Extremely preterm (< 28 minggu), very preterm (28 hingga < 32 minggu),
moderate to late preterm (32 hingga < 37 minggu).
Mekanisme pertama prematur ditandai dengan stres dan anxietas yang biasa
terjadi pada primipara muda yang mempunyai predisposisi genetik. Adanya stres
fisik maupun psikologi menyebabkan aktivasi prematur dari aksis HypothalamusPituitary-Adrenal (HPA) ibu dan menyebabkan terjadinya persalinan prematur.
Aksis HPA ini menyebabkan timbulnya insufisiensi uteroplasenta dan
mengakibatkan kondisi stres pada janin.

Universitas Sumatera Utara

23

Kehamilan usia muda lebih memungkinkan mengalami penyulit pada masa
kehamilan dan persalinan yaitu karena wanita muda sering memiliki pengetahuan
yang terbatas tentang kehamilan atau kurangnya informasi dalam mengakses
sistem pelayanan kesehatan. Pada usia ini juga belum cukup dicapainya
kematangan fisik, mental dan fungsi organ reproduksi dari calon ibu. Golongan
primigravida muda dimasukkan dalam golongan risiko tinggi, karena angka
kesakitan dan angka kematian ibu dan bayi pada kehamilan remaja 2-4x lebih
tinggi dibandingkan dengan usia reproduksi.
3) Berat badan lahir rendah (BBLR)
Bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram
(sampai dengan 2499 gram). Sekitar 20-30% wanita berusia dibawah 20 tahun
beresiko melahirkan bayi dengan BBLR, serta mengalami malformasi anin yang
mengakibatkan penyebab kematian perinatal. Remaja yang hamil jarang mencapai
bobot yang sesuai dengan umur kehamilannya sehingga bayi yang lahir kurang
berat/Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR). Hal ini dapat dipengaruhi kurangnya gizi
saat hamil, yang dapat mengakibatkan perkembangan biologis dan kecerdasan
janin terlambat sehingga bayi dapat lahir dengan berat lahir rendah.
4) Kematian bayi
Menurut American Medical Association (AMA), bayi yang dilahirka oleh
perempuan yang kurang mendapatkan perawatan prenatal memiliki risiko empat
kali lebih besar untuk meninggal sebelum berusia 1 tahun. Kematian bayi atau
kematian perinatal disebabkan berat badan kurang dari 2.500 gram, kehamilan
kurang dari 37 minggu (259 hari), kelahiran kongenital serta lahir dengan asfiksia.

Universitas Sumatera Utara

24

Rohmah tahun 2014 mendapatkan bahwa dampak yang ditimbulkan akibat
kehamilan usia dini diantaranya:
1. Proses kelahiran (Sectio caesarea)
Sectio caesarea merupakan salah satu dampak pada proses kelahiran akibat
pernikahan usia dini. Hal ini sesuai dengan ungkapan dari semua informan yang
mengatakan bahwa mereka mengalami proses caesar pada saat melahirkan yang
diakibatkan oleh beberapa hal, yaitu: anatomis tulang panggul, Letak janin
sungsang, air ketuban dan usia ibu. Perkawinan usia dini memiliki risiko terhadap
kesehatan terutama pasangan wanita yang mengalami kehamilan dan persalinan.
Sebenarnya remaja belum siap secara mental untuk hamil, namun karena keadaan,
remaja terpaksa menerima kehamilan dengan resiko.
2. Ketuban pecah dini
Ketuban yang pecah sebelum ada pembukaan pada

servik. Pada

primigravida kurang dari 3cm dan pada multigravida kurang dari 5 cm, yang
dapat mengakibatkan infeksi dan membahayakan ibu dan janin. Pada remaja
hamil rentan terjadinya stress saat hamil dan preeklamsia, hal ini dapat beresiko
terjadinya ketuban pecah dini. Ketuban pecah dini merupakan penyebab terbesar
persalinan prematur dan kematian janin dalam kandungan. Ketuban pecah dini
adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda persalinan, dan ditunggu satu
jam belum dimulainya tanda persalinan. Kejadian ketuban pecah dini mendekati
10% semua persalinan. Pada umur kehamilan kurang dari 34 mninggu,
kejadiannya sekitar 4% .

Universitas Sumatera Utara

25

3. Infeksi kehamilan
Merupakan salah satu dari tiga penyebab kematian pada ibu bersalin, selain
perdarahan dan tekanan darah tinggi. Wanita yang hamil usia dini (usia dibawah
20 tahun) masih belum mengetahui akan pentingnya nutrisi dan gizi yang baik
saat kehamilan. Keadaan gizi buruk, tingkat sosial ekonomi rendah, dan stress
memudahkan terjadi infeksi saat hamil terlebih pada kala nifas. Infeksi
pascapersalinan ialah meningkatnya suhu tubuh > 38ºC dan demam berturut-turut
selama dua hari sesudah persalinan dan yang disertai keluarnya cairan yang
berbau dari liang rahim. Infeksi jalan lahir dapat terjadi pada ibu bersalin yang
pertolongan persalinannya tidak bersih atau pada wanita yang menggugurkan
kandungan dengan cara berbahaya. Tanda-tandanya adalah panas tinggi lebih dari
dua hari setelah melahirkan atau setelah keguguran. Keadaan ini berbahaya dan
ibu perlu mendapatkan perawatan intensif. Infeksi ini dapat dicegah dengan
pertolongan persalinan yang bersih dan aman.
4. Kelainan letak janin
Letak sungsang apabila letak janin didalam rahim memanjang dengan
kepala berada dibagian atas rahim, sementara pantat berada dibagian bawah
rongga rahim, sedangkan yang dimaksud dengan posisi adalah keadaan bagian
terendah bayi. Kehamilan diusia dini merupakan kehamilan yang memiliki banyak
resiko, salah satunya adalah kelainan letak janin yang dapat membahayakan ibu
dan bayi.

Universitas Sumatera Utara

26

Adapun akibat risiko tinggi kehamilan usia dibawah 20 tahun antara lain:
1. Mengalami pendarahan
Pendarahan pada saat melahirkan antara lain disebabkan karena otot rahim
yang terlalu lemah dalam proses involusi. Selain itu juga disebabkan selaput
ketuban stosel (bekuan darah yang tertinggal didalam rahim).kemudian proses
pembekuan darah yang lambat dan juga dipengaruhi oleh adanya sobekan pada
jalan lahir.
2. Kemungkinan keguguran / abortus
Pada saat hamil seorang ibu sangat memungkinkan terjadi keguguran. Hal
ini disebabkan oleh faktor-faktor alamiah dan juga abortus yang disengaja, baik
dengan obat-obatan maupun memakai alat.
3. Persalinan yang lama dan sulit
Adalah persalinan yang disertai komplikasi ibu maupun janin. Penyebab
dari persalinan lama sendiri dipengaruhi oleh kelainan letak janin, kelainan
panggul, kelainan kekuatan his dan mengejan serta pimpinan persalinan yang
salah
4. Kematian ibu
Kematian pada saat melahirkan yang disebabkan oleh perdarahan dan
infeksi.
5. Kemungkinan lahir belum cukup usia kehamilan.
Adalah kelahiran prematur yang kurang dari 37 minggu (259 hari). hal ini
terjadi karena pada saat pertumbuhan janin zat yang diperlukan berkurang.

Universitas Sumatera Utara

27

6. Berat badan lahir rendah (BBLR)
Yaitu bayi yang lahir dengan berat badan yang kurang dari 2.500 gram.
Kebanyakan hal ini dipengaruhi kurangnya gizi saat hamil, umur ibu saat hamil
kurang dari 20 tahun, dapat juga dipengaruhi penyakit menahun yang diderita oleh
ibu hamil.
7. Cacat bawaan.
Merupakan kelainan pertumbuhan struktur organ janin sejak saat
pertumbuhan.hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya kelainan
genetik dan kromosom, infeksi, virus rubela serta faktor gizi dan kelainan
hormon.
8. Kematian bayi
Kematian bayi yang masih berumur 7 hari pertama hidupnya atau kematian
perinatal yang disebabkan berat badan kurang dari 2.500 gram, kehamilan kurang
dari 37 minggu (259 hari), kelahiran kongenital serta lahir dengan asfiksia (Elvira,
2014).
2.3.4 Keluhan Selama Kehamilan Pada Kehamilan Usia Dini
Kehamilan pada masa remaja juga mengakibatkan perubahan-perubahan
pada remaja tersebut. Perubahan-perubahan tersebut dapat berakibat tekanan bagi
remaja. Penelitian yang dilakukan oleh Parcells pada remaja hamil menyimpulkan
bahwa perubahan-perubahan yang terjadi pada saat hamil dapat berpengaruh pada
kesehatan fisik dan jiwa remaja sehingga akan mengakibatkan stres pada remaja.
Stres pada kehamilan remaja dapat mengancam keseimbangan fisiologis (Hanum,
2015).

Universitas Sumatera Utara

28

Perubahan-perubahan yang terjadi selama kehamilan pada usia remaja, yaitu:
adanya pertambahan berat badan tidak hanya disebabkan oleh timbunan lemak,
namun juga akibat proses tumbuh kembang janin, pertambahan berat rahim,
plasenta, volume darah, cairan ketuban, cairan dalam jaringan tubuh remaja hamil,
serta membesarnya payudara (Bobak, 2005). Respon fisik dialami oleh remaja
yang mengalami kehamilan berupa punggung pegal-pegal, pusing, sakit kepala,
batuk, pilek, lemas, lebih cepat mengantuk, lebih cepat lelah dan dada terasa
penuh. Perubahan tubuh yang terjadi pada remaja hamil menyebabkan postur dan
cara berjalan remaja berubah (Bobak, 2005). Persendian juga menjadi lebih kaku
karena perubahan hormon yang melemahkan ligamen pengikatnya sehingga
sering terjadi gangguan punggung terutama di punggung bawah (Depkes RI,
2010).
Aliran darah berusaha mengimbangi sirkulasi darah yang tiba-tiba
meningkat seiring dengan pertumbuhan janin sehingga menyebabkan pusing
(Anonim, 2010). Hasil penelitian menunjukkan bahwa remaja yang hamil
mengalami penurunan aktivitas. Kelelahan yang terjadi pada remaja hamil karena
kurangnya energi dalam sel yang mengakibatkan rasa lemah. Remaja hamil juga
mengalami respon fisik berupa mual atau muntah atau keduanya pada pagi hari.
Perubahan hormonal yang juga akan mempengaruhi psikis remaja hamil dan dapat
mengakibatkan remaja hamil mengalami fluktuasi emosi. Kehamilan dianggap
mengandung risiko kematian terutama saat melahirkan sehingga ibu merasa
cemas, takut dan khawatir (Depkes RI, 2010).

Universitas Sumatera Utara