Perancangan Ruang Penjemuran Serbuk Sabut Kelapa dengan Pendekatan Ergonomi

BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1.

Sejarah Perusahaan
UD Pusaka Bakti adalah UKM yang mengolah sabut kelapa menjadi

cocopress, keset kaki dan cocopeat yang dimanfaatkan sebagai pakan ternak dan
pupuk. Usaha ini dimiliki oleh Bapak Suyanto, berlokasi di Kecamatan Batang
Kuis Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Bapak Suyanto sudah memulai
usaha ini sejak tahun 1965, disamping pekerjaannya sebagai petani. Tahun 1972
Pak Suyanto fokus hanya menjalankan usaha ini dengan sebagian besar proses
dilakukan secara manual. Tahun 1986 mulai digunakan mesin dalam proses
pengolahan dan penyempurnaan terhadap mesin terus menerus dilakukan. Mesinmesin yang digunakan saat ini adalah mesin-mesin buatan tahun 1992 yang
merupakan hasil penyempurnaan dari mesin sebelumnya. Bapak Suyanto sendiri
sejak tahun 1972 sudah menjadi instruktur pengolahan sabut kelapa di wilayah
pantai Sumatera Utara.
Bahan baku sabut kelapa diperoleh setiap hari dari pemasok di Kota
Medan, Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Serdang Bedagai. Pemasaran
keset kaki dan cocopeat di dalam negeri meliputi wilayah Sumatera utara, Aceh,

Sumetera Barat dan Sumatera Selatan. Ekspor dilakukan ke Malaysia dan
Tiongkok untuk produk cocopress.

Universitas Sumatera Utara

2.2.

Ruang Lingkup Bidang Usaha
UD. Pusaka Bakti merupakan UKM yang bergerak dalam pembuatan

serbuk sabut kelapa (cocopeat), serat sabut kelapa (cocopress) dan keset kaki.
Dalam sehari, UD. Pusaka Bakti mengolah 2 ton sabut kelapa dimana 20% sabut
kelapa tersebut menjadi serat sabut kelapa dan 80% menjadi serbuk sabut kelapa
(cocopeat).

2.3.

Organisasi dan Manajemen

2.3.1.


Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap

bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam
menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan perusahaan. Struktur
organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara
yang satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi.
UD. Pusaka Bakti memiliki struktur organisasi yang berbentuk lini.
Seluruh pekerja hanya bertanggung jawab kepada satu pemimpin. Struktur
organisasi UD.Pusaka Bakti dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Pemilik

Penguraian

Pengayakan

Pengepressan


Keset Kaki

Gambar 2.1. Struktur Organisasi UD. Pusaka Bakti

Universitas Sumatera Utara

2.3.2.

Tenaga Kerja dan Jam Kerja
Jumlah tenaga kerja di UD. Pusaka Bakti pada Departemen

Cocofiber dan Cocopeat adalah 11 orang. Hari kerja pada UD. Pusaka Bakti
terbagi atas 6 hari kerja dari hari Senin sampai hari Sabtu. Jam kerja perhari dari
pukul 09.00 WIB sampai 18.00 WIB dengan waktu istirahat selama satu jam
mulai pukul 12.00 WIB sampai 13.00 WIB.

2.3.3.

Sistem Pengupahan dan Fasilitas
Upah karyawan dibayar berbasis upah harian bergantung berapa hari


operator bekerja dalam 1 minggu atau bergantung pada jumlah produk yang
dihasilkan para pekerja pada pengerjaan keset. Para pekerja seluruhnya berasal
dari lingkungan sekitar UKM.

2.4.

Proses Produksi
Proses produksi merupakan suatu proses transformasi (perubahan

bentuk secara fisik maupun kimia) dengan mengubah input berupa bahan baku,
modal dan energi menjadi output berupa produk sehingga mendapatkan nilai
tambah.
Proses di UD. Pusaka Bakti hampir seluruhnya dilakukan secara
manual, hanya kegiatan penguraian, pengepressan dan pengayakan yang
dilakukan oleh mesin.
Mesin dan peralatan produksi pada UD. Pusaka Bakti dapat dilihat
pada Tabel 2.1.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 2.1. Mesin dan Peralatan Produksi
Nama

Fungsi
Mengubah sabut kelapa
Mesin Pengurai
menjadi serat
Memintal serabut menjadi
Alat Pemintal
lusi, anyam dan babat
Memisahkan cocopeat dari
Mesin Pengayak
cocofiber
Mengeringkan cocopeat dan
Mesin Pengering
cocofiber
Mengepress cocofiber
Mesin Press
menjadi bal

Menimbang berat hasil
Timbangan
pintalan dan pengepresan
Pisau Potong
Memotong babat
Menjalin babat, anyam dan
Alat Penjalinan
lusi menjadi keset kaki
Mengkaitkan bingkai pada
Jarum Bingkai
setiap sisi hasil penjalinan

Spesifikasi
Kapasitas: 1 ton CF/7 jam
kerja, dengan tenaga solar

Jumlah
1 unit

-


1 unit

Kapasitas: 200 kg CF/jam

2 unit

Kapasitas: 200 kg/hari
Kapasitas: 2000 kg/hari

1 unit

Kapasitas: 1000 kg

1 unit

-

3 unit


-

1 unit

-

1 unit

Sumber : Hasil observasi
Keterangan : CF : CocoFiber (Serat Sabut Kelapa)

2.4.1.

Bahan Baku
Bahan baku adalah bahan utama atau bahan dasar yang digunakan

dalam suatu proses produksi, dimana sifat dan bentuknya mengalami perubahan
fisik maupun kimia dan merupakan komposisi terbesar pada produk akhir. Bahan
baku di UKM ini adalah sabut kelapa.


2.4.2.

Bahan Tambahan
Bahan tambahan adalah bahan yang ditambahkan ke dalam proses

produksi sehingga dapat meningkatkan kualitas produk. Bahan tambahan yang
digunakan adalah tali plastik dan karung untuk pengepakan.

Universitas Sumatera Utara

2.4.3.

Bahan Penolong
Bahan Penolong adalah bahan yang membantu proses produksi dan

tidak tampak pada produk akhir. Bahan penolong yang digunakan pada
pembuatan cocopeat, cocopress dan keset kaki ini adalah air. Air ini disemprotkan
pada saat sabut kelapa akan diurai.

2.4.4.


Uraian Proses Produksi
Sabut kelapa sebagai bahan baku dalam pembuatan cocopeat, cocopress

dan keset kaki melewati berbagai tahapan pengolahan (proses produksi) hingga
menjadi produk keset kaki, cocopress dan cocopeat yang siap dipasarkan. Uraian
proses produksi dari pembuatan keset kaki adalah sebagai berikut.
1. Penguraian
Pada Proses ini digunakan mesin pengurai. Sebelum sabut kelapa dimasukkan
kemesin pengurai disemprotkan air terlebih dahulu, hal ini dilakukan agar
sabut tidak terlalu kering untuk memudahkan proses pernguraian pada mesin
pengurai. Proses penguraian ini dilakukan tiga kali agar dihasilkan serat yang
halus. Pada proses penguraian ini juga dihasilkan serbuk sabut kelapa
(cocopeat).
2. Pemintalan
Proses ini mernggunakan mesin dibantu tenaga manusia sebagai pengendali.
Sabut yang telah diurai dipintal menjadi tali dalam tiga ukuran yaitu babat (tali

Universitas Sumatera Utara


dari serat sabut kelapa berukuran besar), anyam (tali dari serat sabut kelapa
berukuran sedang dan lusi (tali dari sabut kelapa berukuran kecil).
3. Penjalinan
Proses ini merupakan penjalinan lusi dengan anyam pada bagian tengah keset
kaki.
4. Pembingkaian
Proses ini merupakan proses akhir sebelum dilakukan pengepakan. Setiap keset
kaki hasil penjalinan dibingkai dengan menggunakan anyam yang telah dijalin.
Proses ini dilakukan dengan menggunakan jarum rajutan dan diikuti proses
perataan.
5. Pengepakan
Proses ini merupakan akhir dari pembuatan keset kaki, dibedakan berdasarkan
ukuran dari keset kaki yang dihasilkan. Ukuran 35cm x 50 cm akan dipacking
bila sudah memenuhi 20 buah. Ukuran 35cm x 70cm akan dipacking bila sudah
memenuhi 10 buah keset kaki.

Sabut kelapa juga dapat diolah menjadi cocofiber press. Uraian dari
proses pembuatan cocofiber press siap jual adalah sebagai berikut.
1. Penguraian
Proses ini dilakuakan untuk mengurai sabut kelapa.
2. Pengeringan

Universitas Sumatera Utara

Proses ini dilakukan untuk mengeringkan serat sabut kelapa. Pengeringan serat
sabut kelapa dilakukan dengan cara menjemur serat hasil penguraian di lahan
terbuka.
3. Pengayakan
Proses ini bertujuan untuk memisahkan sabut kelapa dengan serbuk sabut
kelapa sehingga diperoleh cocofiber. Proses pengayakan menggunakan mesin
pengayak. Alat pengayak mampu mengayak 200 Kg cocofiber dalam waktu
satu jam.
4. Pengepresan
Proses pengepresan dilakukan sampai cocofiber padat. Proses ini dilakukan
secara berulang-ulang sehingga diperoleh cocofiber press berbentuk bal dengan
ukuran 42 cm x 52 cm x 80 cm dengan berat 50 kg.
5. Pengepakan
Proses pengepakan dilakukan dengan menggunakan tali yang terbuat dari
bahan plastik dan dilakukan secara manual dengan cara mengikat ke-enam sisi
cocofiber press dengan menggunakan tali.

Pada proses penguraian sabut kelapa diperoleh serbuk sabut kelapa
yang akan dijadikan cocopeat. Uraian dari proses pembuatan cocopeat siap jual
adalah sebagai berikut.

1. Penguraian

Universitas Sumatera Utara

Proses ini dilakukan untuk memisahkan serat sabut kelapa dan serbuk sabut
kelapa. Serbuk sabut kelapa yang keluar pada proses penguraian sabut kelapa
ditampung pada wadah penampungan berupa loyang.
2. Pengeringan
Proses ini dilakukan untuk mengeringkan serbuk sabut kelapa. Pengeringan
cocopeat dilakukan dengan cara dihamparkan ke tanah.
3. Pengepakan
Cocopeat di pak kedalam karung dan siap untuk dijual

Universitas Sumatera Utara