Ardani Analisa Penerapan Manajemen Waktu (1)

ANALISA PENERAPAN MANAJEMEN WAKTU PADA PROYEK KONSTRUKSI JALAN (Studi Kasus : PT. Sabaritha Perkasa Abadi, PT. Sinar Kasih Reinhard, PT. Dian Perkasa) TUGAS AKHIR

OLEH:

ARDANI SUB JURUSAN : TRANSPORTASI DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2009

ABSTRAK

Manajemen waktu termasuk kedalam proses yang diperlukan untuk memastikan waktu penyelesaian proyek. Sistem manajemen waktu berpusat pada berjalan atau tidaknya perencanaan dan penjadwalan proyek. Dimana dalam perencanaan dan penjadwalan tersebut telah disediakan pedoman yang spesifik untuk menyelesaikan aktivitas proyek dengan lebih cepat dan efisien.

Studi ini secara khusus membahas bagaimana pelaksanaan manajemen waktu proyek konstuksi pada tiga perusahaan kontraktor klasifikasi besar di Medan, yaitu PT. Sabaritha Perkasa Abadi, PT. Sinar Kasih Reinhard, dan PT. Dian Perkasa. Adapun penelitian dilakukan dengan wawancara, dan studi literatur.

Analisa pada studi ini meliputi penjadwalan proyek, identifikasi aktivitas, penyusunan urutan kegiatan, perkiraan kurun waktu, penyusunan jadwal, monitoring, pencatatan hasil kerja, pemakaian sumber daya, memeriksa kualitas, pencatatan kinerja, analisis, kemajuan proyek di lapangan, akibat yang terjadi pada tanggal penyelesaian proyek, memeriksa kemungkinan munculnya jalur kritis baru, corrective action, dan update schedule serta pembahasan proyek pada ketiga perusahaan kontraktor.

Dari hasil anlisis disimpulkan bahwa pelaksanaan manajemen waktu yang dilakukan oleh perusahaan kontraktor di Medan belum sepenuhnya mampu melaksanakan secara ideal, karena masih belum sempurna dalam melaksanakan setiap aspek dari manajemen waktu. Monitoring merupakan salah satu aspek tersulit untuk dilakukan secara akurat dan teliti dikarenakan harus adanya korelasi yang kuat antara level axecutive management dengan para pelaksana di lapangan. Hal ini sangat penting untuk dilaksanakan sebab tidak digunakan sistem manajemen waktu khususnya bagi pelaksana di lapangan adalah terdapatnya miss communication, ketidakmengertian secara benar pelaksanaan jadwal proyek dalam sistem manajemen waktu itu sendiri.

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji dan Syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas berkat rahmat dan karuni-Nya, akhirnya penyusunan Tugas Akhir ini dapat saya selesaikan dengan baik, Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) di fakultas Teknik Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara (USU).

Penulis menyadari bahwa selesainya Tugas Akhir ini tidak terlepas dari bimbingan, dukungan, motivasi dan bantuan semua pihak. Untuk itu melalui Tulisan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tulus dan tidak terhingga kepada :

1. Kedua orang Tua tercinta, yang selalu memberikan yang terbaik serta tiada henti mengiringi dengan doa dan motivasi yang tidak ternilai.

2. Bapak Ir. Syahrizal, MT Dosen Pembimbing dan Bapak Ir.Alferido Malik Co-Pembimbing saya yang telah meluangkan waktu, tenaga dan fikiran untuk memberikan dukungan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini

3. Bapak Prof. Dr. Ing. Johannes Tarigan selaku Ketua Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Ir. Teruna Jaya, M.Sc selaku sekretaris Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak / Ibu Staff pengajar Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara yang selama ini ikhlas dan sabar dalam mencurahkan ilmunya kepada seluruh anak didiknya termasuk penulis.

6. Seluruh pegawai administrasi yang telah memberikan bantuan dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

7. Mbah Putri dan Bulik Dunuk yang tak henti-henti mendoakan dan membimbing setiap langkah saya.

8. Saudara kandung saya Mas Supriyadi dan Mbak Ning yang telah banyak berkorban demi penyelesaian pendidikan saya.

9. Rekan-rekan Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara, Zulfariza, Masana Bangun, Ade Satria, Uus, Yunus temen seperjuangan,

Rustam, Wahid Ahmad, Mianto, Sarman, Doni, Nathan, Chelsea FC, Aldo, Daniel, Yuna, Yuli, Hendry, Harry Capri, Satria, Dwi, Ari, Heri dan Retno.

10. Dan yang lainnya tanpa saya sebutkan namanya satu persatu yang telah memberikan masukan dan motivasi yang positif buat saya.

Penulis menyadari manusia tidak luput dari khilaf dan salah, demikian juga penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini sehingga Tugas Akhiir ini masih memiliki kesalahan dan kekurangan walaupun penulis telah berusaha semaksimal mungkin. Oleh karena itu dengan tangan terbuka dan hati yang tulus penulis akan menerima saran dan kritikan yang positifdemi kesempurnaan Tugas Akhir ini. Harapan pen ulis, semoga Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua khusunya yang bergerak dalam bidang Teknik Sipil.

Medan, 2009 Penulis

Ardani

DAFTAR TABEL

3.1 Daftar Kontraktor Klasifikasi Besar Yang Berhasil Diwawancarai………22

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Sistem Menejemen Waktu .................................................................... 7 Gambar 2.2 Proses Menyusun CPM ....................................................................... 13

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan dunia industri, begitu juga dengan perkembangan sarana transportasi, terutama jalan raya yang semakin pesat, maka tingkat kesulitan untuk mengelola dan menjalankan sebuah proyek jalan raya semakin tinggi. Semakin tinggi tingkat kesulitannya, berarti semakin panjang durasi waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek tersebut.

Oleh karena itu disini sangat diperlukan suatu manajemen waktu (time management) yang disamping mempertajam prioritas, juga mengusahakan peningkatan efisiensi dan efektivitas pengelolaan proyek agar dicapai hasil yang maksimal dari sumber daya yang tersedia. Semuanya itu untuk mencapai tujuan dari sebuah proyek jalan raya yaitu kesuksesan yang memenuhi kriteria waktu (jadwal), selain juga biaya (anggaran) dan mutu (kualitas).

Selain manajemen waktu, tentu juga harus diikuti dengan pelaksanaan proyek yang baik dan sesuai dengan perencanaannya. Dengan manajemen waktu dan pelaksanaan yang baik, maka resiko sebuah proyek konstruksi jalan raya tersebut akan mengalami keterlambatan menjadi kecil. Secara langsung hal tersebut akan mengurangi pembengkakan biaya proyek, serta pada akhirnya akan memberikan keuntungan tersendiri bagi para kontraktor sebagai penanggungjawab pelaksanaan proyek.

Saat ini banyak dijumpai proyek-proyek jalan raya yang mempunyai performa yang kurang baik untuk penyelesaian tepat waktu, maka diperlukan suatu Saat ini banyak dijumpai proyek-proyek jalan raya yang mempunyai performa yang kurang baik untuk penyelesaian tepat waktu, maka diperlukan suatu

I.2 Perumusan Masalah

1. Bagaimana pelaksanaan manajemen waktu proyek jalan raya pada perusahaan-perusahaan kontraktor ?

2. Apa saja kendala-kendala yang dihadapi dalam manajemen waktu proyek jalan raya tersebut dan bagaimana penanganannya?

I.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan manajemen waktu proyek jalan raya pada perusahaan kontraktor.

2. Untuk mengevaluasi pelaksanaan manajemen waktu pada perusahaan kontraktor.

3. Untuk mengetahui kendala-kendala apa saja yang dihadapi dalam melaksanakan manajemen waktu proyek jalan raya, dan memberikan saran untuk menangani kendala-kendala yang dihadapi.

I.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Ilmu Pengetahuan Hasil penelitian ini merupakan pengembangan dari teori-teori yang ada dihubungkan dengan kenyataannya di lapangan. Dari hasil ini dapat ditarik suatu kesimpulan baru yang pada waktu yang akan datang dapat dikembangkan lebih lanjut.

2. Bagi Perusahaan Kontraktor Penelitian ini dapat memberikan masukan pada perusahaan kontraktor, karena dari hasil yang diperoleh dapat diketahui konsep yang baik tentang bagaimana pelaksanaan time management proyek konstruksi, sehingga dapat membantu para kontraktor dalam merencanakan proyek jalan raya yang komplek baik segi perencanaan, pengawasan, dan sumber daya.

3. Bagi Peneliti Penelitian ini dapat menambah wawasan dan mempertajam kemampuan untuk menganalisa bagi peneliti, sehingga dapat menjadi bekal untuk terjun dalam dunia kerja nantinya.

I.5 Pembatasan Masalah

Penelitian berupa studi kasus pada perusahaan kontraktor Klasifikasi Besar yang ada di Medan maupun yang memiliki kantor cabang di Medan. Namun lokasi proyek tidak dibatasi. Dan penelitian dibatasi pada pembangunan atau perbaikan jalan raya. Responden yang akan kami wawancarai yaitu yang mengerti tentang pelaksanaan manajemen waktu proyek jalan raya pada perusahaan kontraktor tersebut.

I.6 Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan dalam skripsi ini disusun sebagai berikut :

1. Pendahuluan Pada bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, manfaat penelitian, lingkup penelitian, dan sistematika pembahasan.

2. Landasan Teori Pada bab ini berisi uraian tentang tinjauan teoritis dan berbagai literature, mengenai berbagai sistem time management, aspek-aspek manajemen, dan pelaksanaan manajemen waktu yang sebaiknya.

3. Metodologi Penelitian Pada bab ini berisi tentang jenis penelitian, lokasi penelitian, jenis & sumber data, responden atau objek penelitan, sarana penelitian, jadwal penelitian, kerangka kerja penelitian yang digunakan. Pada bab ini berisi tentang jenis penelitian yang akan dilakukan dan tahap-tahap dalam melakukan penelitian.

4. Analisa Pembahasan Pada bab ini data-data yang telah dikumpulkan, yaitu data berupa hasil wawancara yang akan dianalisa dengan teori dari studi literature.

5. Kesimpulan dan Saran Pada bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakuka n terhadap para responden, baik penelitian melelui wawancara maupun studi literatur.

BAB II LANDASAN TEORI

II.1 Pendahuluan

Proyek transportasi, terutama proyek pembangunan jalan raya bukanlah sesuatu yang baru, apa yang berubah dan merupakan hal baru adalah dimensi dari proyek tersebut, baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Sejalan dengan perubahan tersebut timbul persaingan yang ketat, hal ini mendorong para pengusaha/praktisi mencari dan menggunakan cara-cara pengelolaan, metode serta teknik yang paling baik, sehingga penggunaan sumber daya benar-benar efektif dan efisien.

Dalam hal ini mengelola kegiatan dengan menggunakan konsep manajemen proyek merupakan langkah yang relative baru, dimana konsep ini ditandai dengan menerapkan suatu pendekatan, metode, dan teknik tertentu pada pemikiran- pemikiran manajemen dengan tujuan meningkatkan daya guna dan hasil guna dalam rangka menghadapi kegiatan yang dinamis dan non-rutin, yaitu kegiatan proyek konstruksi (Soeharto, 1999).

Adapun pengertian manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisir, memimpin dan mengendalikan kegiatan anggota serta sumber daya yang lain untuk mencapai sasaran organisasi (perusahaan) yang telah ditentukan. Yang dimaksud dengan proses adalah mengerjakan sesuatu dengan pendekatan tenaga, keahlian, peralatan, dana dan informasi (Soeharto, 1999).

Sedangkan pengertian manajemen proyek muncul dikarenakan penggunaan manajemen itu sendiri yang telah berhasil mengelola kegiatan operasional rutin dengan lingkungan yang stabil, dirasakan kurang mampu dan tidak cukup efisien Sedangkan pengertian manajemen proyek muncul dikarenakan penggunaan manajemen itu sendiri yang telah berhasil mengelola kegiatan operasional rutin dengan lingkungan yang stabil, dirasakan kurang mampu dan tidak cukup efisien

Sehubungan dengan itu, dilihat dari wawasan manajemen berdasarkan fungsi dan digabungkan dengan pendekatan system, maka yang dimaksud dengan manajemen proyek yaitu merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber daya perusahaan untuk mencapai tujuan jangka pendek yang telah ditentukan, serta menggunakan pendekatan system dan hirarki (arus kegiatan) vertical dan horizontal (Kerzner, 1982).

Manajemen proyek sendiri terbagi menjadi bagian-bagian ilmu yaitu project scope management, project time management, project cost management, project quality management, project human resources management, project communications management, project risk management, project procurement management, dan project integration management (Project Management Institute, 1996). Pada penelitian yang akan dianalisa adalah dari segi pengaturan waktu, dalam hal ini yaitu project time management.

II.2 Sistem Manajemen Waktu

Adapun pengertian manajemen waktu proyek adalah proses merencanakan, menyusun dan mengendalikan jadwal kegiatan proyek. Manajemen waktu termasuk ke dalam proses yang akan diperlukan untuk memestikan waktu penyelesaian suatu proyek. Sistem manajemen waktu berpusat pada berjalan atau tidaknya perencanaan dan penjadwalan proyek. Dimana dalam perencanaan dan penjadwalan tersebut telah disediakan pedoman yang spesifik untuk menyelesaikan aktivitas proyek dengan lebih cepat dan efisien (Clough dan Scars, 1991).

II.3 Aspek-Aspek Manajemen Waktu

Dasar yang dipakai pada system manajemen waktu yaitu perencanaan operasional dan penjadwalan yang selaras dengan durasi proyek yang sudah ditetapkan. Dalam hal ini penjadwalan digunakan untuk mengontrol aktivitas proyek setiap harinya. Adapun aspek-aspek manajemen waktu yaitu menentukan penjadwalan proyek, mengukur dan membuat laporan dari kemajuan proyek, membandingkan penjadwalan dengan kemajuan proyek sebenarnya di lapangan, menentukan akibat yang ditimbulkan oleh perbandingan jadwal dengan kemajuan di lapangan pada akhir penyelesaian proyek, merencanakan penanganan untuk mengatasi akibat terebut, yang terakhir memperbaharui kembali penjadwalan proyek (Clogh dan Scars, 1991). Sedang aspek-aspek manajemen waktu itu sendiri merupakan proses yang saling berurutan satu dengan yang lainnya. (Gambar 7.1).

Menentukan penjadwalan

Mengukur dan membuat laporan kemajuan

Membandingkan kemajuan di lapangan dengan penjadwalan

Menentukan akibat yang ditimbulkan pada akhir penyelesaian

Merencanakan penanganan untuk mengatasi akibat tersebut

Memperbaharui penjadwalan proyek

Gambar 2.1 Sistem Manajemen Waktu ( Sumber: Clough dan Scars, 1991 )

II.3.1 Menentukan Penjadwalan Proyek Penjadwalan proyek adalah daftar urutan waktu operasional proyek yang berguna sebagai pokok garis pedoman pada saat proyek dilaksanakan. Pada tahap ini harus dibuat suatu daftar pekerjaan sesuai dengan kesatuan aktivitas yang mudah ditangani secara bersamaan. Tujuan memecah lingkup aktivitas dan menyusun urutannya antara lain untuk meningkatkan akurasi kurun waktu penyelesaian proyek (Clough dan Scars, 1991). Adapun langkah-langkah dalam menentukan penjadwalan proyek, yaitu (Soeharto, 1999) :

1. Identifikasi aktivitas (Work Breakdown Structure )

2. Penyusunan urutan kegiatan

3. Perkiraan kurun waktu

4. Penyusuan jadwal.

II.3.1.1 Identifikasi Aktivitas (Work Breakdown Structure) Proses penjadwalan diawali dengan mengidentifikasi aktivitas proyek. Setiap aktivitas diidentifikasi agar dapat dimonitor dengan mudah dan dapat dimengerti pelaksanaannya, sehingga tujuan proyek yang telah ditentukan dapat terlaksana sesuai dengan jadwal.

Dalam mengidentifikasi kegiatan sebaiknya tidak terlalu sedikit dalam pembagiannya karena akan membatasi keefektifan dalam perencanaan dan kontrol, juga sebaiknya tidak terlalu banyak dalam pembagiannya karena juga akan membingungkan bagi penggunanya. Dalam penentuan jumlah level detail WBS sebaiknya berdasarkan :

1. Kebutuhan pengguna schedule

2. Tipe aktivitas (biaya, keamanan, kualitas)

3. Ukuran, kompleksitas, dan tipe proyek

4. Pengalaman

5. Persediaan informasi yang didapat

6. Karakteristik sumber daya

Dalam pengembangan WBS sebaiknya berdasarkan beberapa pembagian :

1. Wilayah geografi

2. Area konstruksi

3. Elemen-elemen bangunan

4. Jenis pekerjaan

5. Departemen

Beberapa hal yang dapat dipakai sebagai pedoman penyusunan WBS (Ervianto, 2004) :

1. Susunan WBS dibuat bertingkat (level) menurut ketelitian spesifikasi pekerjaannya.

2. Susunan WBS dibuat atas dasar penguraian yang diskrit dan logis.

3. Jumlah level sesuai dengan kebutuhan tingkat pengelolanya

4. Jumlah elemen pekerjaan tiap level sesuai dengan kebutuhan pengelolanya.

5. Tiap elemen WBS diberi nomor, dengan penomoran yang sesuai dengan tingkat level-nya.

6. Elemen pekerjaan dalam WBS merupakan pekerjaan yang terukur.

II.3.1.2 Penyusunan Urutan Kegiatan Setelah diuraukan menjadi komponen-komponen, lingkup proyek disusun kembali menjadi urutan kegiatan sesuai dengan logika ketergantungan (jaringan kerja).

Di dalam penyusunan urutan kegiatan adalah bagaimana meletakkan kegiatan tersebut di tempat yang benar, apakah harus bersamaan, setelah pekerjaan yang lain selesai atau sebelum pekerjaan yang lain selesai. Pada penyusunan urutan kegiatan sendiri ada beberapa informasi yang harus diperhatikan, yaitu :

1. Technological constraints, yang meliputi metode konstruksi, prosedur dan kualitas.

2. Managerial constraints, yang meliputi sumber daya, waktu, biaya, dan kualitas.

3. External constraints, yang meliputi cuaca, peraturan, dan bencana alam.

II.3.1.3 Perkiraan kurun waktu (Durasi) Setelah terbentuk jaringan kerja, masing-masing komponen kegiatan diberikan perkiraan kurun waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan kegiatan yang bersangkutan, juga perkiraan sumber daya yang diperlukan untuk menyelesaikan kegiatan tersebut.

Durasi suatu aktivitas adalah panjagnya waktu pekerjaan mulai dari start sampai finish. Ada 2 pendekatan dalam menentukan durasi aktivitas, yaitu :

1. Pendekatan Teknik, meliputi memeriksa persediaan sumber daya (a), mencatat produktivitas sumbe daya (b), memeriksa kuantitas pekerjaan (c), kemudian menentukan durasi [(c/a)*b].

2. Pendekatan praktek, meliputi penggalaman dan keputusan.

II.3.1.4 Penyusunan Jadwal (Schedule) Jaringan kerja yang masing-masing komponen kegiatannya telah diberi kurun waktu kemudian secara keseluruhan dianalisa dan dihitung kurun waktu penyelesaian proyek, sehingga dapat diketahui jadwal induk dan jadwal untuk pelaksanaan pekerjaan di lapangan.

Di dalam penyusunan jadwal masukan-masukan yang diperlukan yaitu jenis- jenis aktivitas, urutan setiap aktivitas, durasi waktu aktivitas, kalender ( jadwal hari ), milestones dan asumsi-asumsi yang diperluka n.

Schedule dibagi menjadi 2 bagian utama yaitu Master Schedule dan Detailed Schedule. Master Schedule berisikan kegiatan-kegiatan utama dari suatu proyek yang dibuat untuk level executive management, sedangkan Detailed Scheduled merupakan bagian dari Master Scheduled yang berisikan detail dari kegiatan-kegiatan utama yang dibuat untuk membantu para pelaksana dalam pengerjaan di lapangan.

Macam-macam dari schedule dapat dibagi menjadi 2 yaitu Bagan Balok dan Jaringan Kerja (CPM). Dimana keduanya mempunyai kelebihan dan kekurangan seperti yang dijelaskan di bawah ini :

1. Bagan Balok (BAR/GANTT Chart) Metode Bagan Balok diperkenalkan oleh H.L Gantt, dengan tujuan mengidentifikasi unsur waktu dan urutan dalam merencanakan urutan suatu kegiatan yang terdiri dari waktu mulai, waktu penyelesaian dan pada saat pelaporan. Bagan balok mudah dibuat dan dipahami sehingga amat berguna sebagai alat komunikasi dalam penyelenggaraan proyek.

Bagan balok dapat dibuat secara manual atau dengan menggunakan computer. Bagan ini tersusun pada koordinat X dan Y. Pada sumbu tegak lurus X, dicatat pekerjaan atau elemen atau paket kerja dari hasil penguraian lingkup suatu proyek dan digambar sebagai balok. Sedangkan pada koordinat sumbu Y,tertulis satuan waktu, misalnya hari, minggu, atau bulan.

Penggunaan metode bagan balok sangat terbatas karena mempunyai kelemahan-kelemahan seperti tidak menunjukan secara spesifik hubungan ketergantungan antara satu kegiatan dengan yang lain sehingga sulit untuk mengetahui dampak yang diakibatkan oleh keterlambatan satu kegiatan terhadap jadwal keseluruhan proyek, sukar mengadakan perbaikan atau pembaharuan (updating) karena umumnya harus dilakukan dengan membuat bagan balok baru, selain itu juga tidak cocok untuk proyek yang berukuran sedang dan besar atau yang bersifat kompleks disebabkan kurangnya kemampuan penyajian secara sistematis karena harus menyusun sedemikian besar jumlah kegiatan yang mencapai puluhan ribu dan memiliki keterkaitan antara satu kegiatan dengan lainnya.

2. Jaringan Kerja (CPM) Jaringan Kerja merupakan penyempurnaan dari metode bagan balok yang akan menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti berapa lama kurun waktu 2. Jaringan Kerja (CPM) Jaringan Kerja merupakan penyempurnaan dari metode bagan balok yang akan menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti berapa lama kurun waktu

Pada metode CPM dikenal adanya jalur kritis, yaitu jalur yang memiliki rangkaian komponen-komponen kegiatan dengan total jumlah waktu terlama dan menunjukkan kurun waktu penyelesaian proyek yang tercepat.

Dalam CPM sendiri ada beberapa proses perhitungan yang harus dilakukan, yaitu forward pass, backward pass, dan float analyses. Yang kemudian menghasilkan overall project duration, start dan finish dates, activity dates (ES, EF, LS, LF), activity floats, critical path (critical activities). Proses menyusun jaringan CPM dibagi menjadi beberapa langkah, dapat dilihat pada Gambar 2.2

I Identifikasi lingkup proyek dan menguraikannya menjadi

komponen-komponen kegiatan

Menyusun komponen-komponen kegiatan sesuai urutan logika II

ketergantungan menjadi jaringan kerja

III Memberikan perkiraan kurun waktu masing-masing kegiatan

IV Identifikasi jalur kritis, float, dan kurun waktu penyelesaian proyek

V Meningkatkan daya guna dan pemakaian sumber daya

Gambar 2.2 Proses Menyusun CPM (Sumber : Soeharto, 1999)

3. Time-Based Diagram Time-Based Diagram adalah perpaduan antara GANTT/BAR chart dengan Jaringan Kerja. Dimana kelebihan Time-Based Diagram adalah dapat menunjukkan jadwal kalender sebaik dengan hubungan di antara aktivitas.

II.3.2 Mengukur dan Membuat Laporan Kemajuan Proyek (Monitoring) Evaluasi kemajuan proyek tergantung pada akurasi pengukuran dan pembuatan laporan di lapangan (Brandon dan Gray, 1970). Laporan kemajuan di lapangan adalah dokumen yang sangat penting dalam menganalisa kemajuan pada akhir penyelesaian proyek. Laporan-laporan yang diperlukan meliputi presentase penyelesaian proyek pada tiap-tiap aktivitasnya (Clough dan Sears, 1991). Beberapa langkah yang dilakukan dalam mengukur dan membuat laporan kemajuan proyek, yaitu (Soeharto, 1999, Clough dan Sears, 1991) :

1. Mengukur dan mencatat hasil kerja

Dalam pengukuran dan pencatatan hasil kerja ada beberapa informasi yang harus diperoleh, yaitu :

1. Pencatatan actual start dan actual completion date

2. Pencatatan kemajuan setiap aktivitas (progress)

3. Perubahan durasi dari suatu aktivitas

4. Penambahan atau pengurangan suatu aktivitas

5. Perubahan hubungan atau urutan dari suatu aktivitas (job logic)

6. Pencatatan laporan singkat tentang kejadian penting pada saat pengerjaan proyek

2. Mencatat pemakaian sumber daya Dalam pencatatan pemakaian sumber daya, informasi yang harus diperoleh, yaitu pencatatan dari macam-macam sumber daya yang dapat dipakai (alat berat, alat pertukangan, material).

3. Memeriksa kualitas Dalam memeriksa kualitas sumber daya dan hasil pekerjaan ada beberapa informasi yang harus diperoleh yaitu :

1. Pencatatan dari macam-macam kualitas sumber daya apa saja yang diperiksa

2. Pencatatan dari kualitas pekerjaan apa saja yang diperiksa

4. Mencatat kinerja dan produktivitas

Dalam pencatatan kinerja dan produktivitas pekerja informasi yang harus diperoleh yaitu pencatatan terhadap sumber daya manusia yang melakukan aktivitas di proyek.

II.3.3 Membandingkan Jadwal dengan Kemajuan dan Menentukan Akibat yang terjadi pada Tanggal Penyelesaian (Analysis) Menganalisa atau mengevaluasi tidak hanya dilakukan pada akhir proyek saja, tapi bisa juga dilakukan sewaktu-waktu apabila proyek telah terlihat ketinggalan dari jadwalnya (Smith, 2000). Setelah menerima laporan kemajuan di lapangan, informasi yang didapat kemudian di bandingkan dengan penjadwalan proyek.

Dari perbandingan tersebut dapat dilihat aktivitas mana yang mengalami keterlambatan, sehingga dapat ditentukan dan dianalisa akibat-akibat yang terjadi pada tanggal penyelesaiannya. Tiap-tiap aktivitas yang mengalami keterlambatan harus dianalisa penyebabnya, apakah dikarenakan tingkat kesulitannya yang tinggi atau sebab lainnya, sehingga keterlambatan dengan sebeb dan pada aktivitas yang sama tidak akan terulang lagi (Brandon dan Gray, 1970).

Langkah-langkah dalam melakukan analisa dapat berupa (Clough dan Sears, 1991) :

1. Membandingkan secara berkala perencanaan kemajuan proyek dengan kenyataan di lapangan

2. Menetukan akibat/pengaruh yang terjadi pada tanggal penyelesaian dan pada sasaran waktu/tanggal-tanggal penting (milestone) proyek (setelah menerima laporan hasil perbandingan)

3. Memeriksa kemungkinan munculnya jalur kritis yang baru

II.3.4 Merencanakan dan Menerapkan Tindakan Pembetulan (Plan and Implement Corerective Action) Setelah laporan kemajuan tiap aktivitas proyek dianalisa, harus dibuat keputusan tentang bagaimana tindakan pembetulan, jika ada aktivitas yang ketinggalan dari jadwal.

Apabila hasil analisis menunjukan adanya adanya indikasi penyimpangan yang cukup berarti, maka perlu dilakukan langkah-langkah pembetulan. Tindakan pembetulan dapat berupa (Soeharto, 1999, Clough dan Sears, 1991) :

1. Realokasi sumber daya

2. Menambah jumlah tenaga kerja

3. Jadwal alternative (lembur, shif)

4. Membagi-bagi pekerjaan ke subkontraktor

5. Merubah metode kerja

6. Work Splitting (Pembagian pekerjaan dengan durasi yang lama)

II.3.5 Memperbaharui Penjadwalan Proyek (Update Operational Schedule) Penyimpangan dari perencanaan dan penjawalan yang sudah ditetapkan terkadang tidak dapat diletakkan, oleh karena itu bila tidak dapat diatasi dengan cara- cara penanganan di atas, maka penjadwalan proyek tesebut perlu diperbaharui kembali.

Tujuan dasar dari updating adalah meng-schedule ulang pekerjaan yang sudah dilakukan dengan menggunakan status proyek yang aktual sebagai awal mula penentuan ulang schedule proyek. Adapun beberapa tindakan yang perlu dilakukan dalam memperbaharui penjadwalan proyek, yaitu (Clough dann Sears, 1991) :

1. Perhitungan float dari setiap aktivitas dari jadwal yang baru

2. Perhitungan project completion date jadwal yang baru

3. Penyesuaian jadwal yang baru dengan jadwal yang sudah dikoreksi (correcting schedule)

II.4 Kendala-kendala Pelaksanaan Manajemen Waktu

Dalam kenyataan di lapangannya, pelaksanaan manajemen waktu proyek konstruksi banyak menemui kendala-kendala yang menyebabkan pelaksanaannya tidak optimal. Dari penelitian yang telah dilakukan beberapa ahli pada perusahaan kontraktor di Indonesia sebelumnya, disebutkan bahwa kendala-kendala yang sering dihadapi tersebut adalah:

1. Kesulitan untuk mendapatkan supliyer dan subkontraktor yang commit dengan schedule yang sudah dibuat bersama.

2. Kesulitan untuk mendapatkan pengawas (mandor) yang commit dengan schedule yang sudah dibuat bersama.

3. Desain yang sebelum selesai dan perubahan desain.

4. Kurangnya koordinasi dan komupnikasi dengan pelaksana di lapangan.

5. Ketelambatan pembayaran dari owner kepada kontraktor.

6. Kekurangan material dan peralatan.

7. Perubahan cuaca yang tidak bisa diduga.

8. Tidak adanya pekerja khusus untuk melakukan measure di lapangan.

9. Kurang adanya kesadaran pekerja untuk mencatat setiap pekerjaan yang sudah dilakukan.

10. Kurangnya koordinasi atau pengawasan antara pengawas dengan kerja.

11. Kurangnya komunikasi antara pelaksana monitoring di lapangan dengan pembuat schedule.

12. Ketidak akuratan informasi yang di dapat dari monitoring.

13. Diperlukan biaya yang besar untuk mempekerjakan tenaga kerja khusus untuk melakukan monitoring di lapangan.

14. Kurangnya sumber daya (tenaga ahli) yang mampu menganalitis keadaan proyek.

15. Program komputer yang kurang baik.

II.5 Standarisasi Manajemen Waktu

Manajemen waktu itu dikatakan telah dilaksanakan dengan baik, bila setiap perusahaan kontraktor tersebut melaksanakan setiap aspek-aspek dari manajemen waktu. Dimana aspek-aspek manajemen waktu yaitu :

1. Menentukan penjadwalan proyek

2. Monitoring (Mengukur dan Membuat Laporan Kemajuan Proyek)

3. Membandingkan Jadwal dengan Kemajuan Proyek (Analysis)

4. Merencanakan dan Menerapkan Tindakan Pembetulan (Corective Action)

5. Memperbaharui Penjadwalan Proyek (Update Operational Schedule)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Jenis Penelitian

Ada dua macam jenis penelitian yang dilakukan yaitu :

1. Studi kepustakaan

Dalam studi ini dikumpulkan referensi tentang hal-hal yang berhubungan dengan bagaimana proses dan pelaksanaan dari manajemen waktu proyek konstruksi yang baik dari berbagai sumber, antara lain : literatur, baik buku ataupun jurnal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dasar teori yang menunjang penelitian. Selain itu, studi kepustakaan dibuat sebagai dasar dalam pembuatan daftar pertanyaan wawancara.

2. Studi Lapangan

Pengamatan lapangan informal ini berupa studi kasus pada perusahaan kontraktor Klasifikasi Besar , yaitu melakukan wawancara langsung dengan staf di perusahaan kontraktor tersebut yang mengerti dan terlibat langsung mulai dari penjadwalan, pelaksanaan, pengontrolan, hingga meng-update kembali jadwal suatu proyek konstruksi.

III.2 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan pada 3 perusahaan kontraktor Klasifikasi Besar yang ada di Medan maupun yang memiliki kantor cabang di Medan.

III.3 Jenis Dan Sumber Data

Ada dua jenis sumber data, yaitu :

1. Data-data primer

Data-data yang dikumpulkan dari studi kasus pengamatan lapangan secara informal, yaitu wawancara dengan staf dari perusahaan kontraktor.

2. Data-data sekunder

Data-data yang diperoleh dari studi literatur dengan berbagai buku referensi, dan jurnal.

III.4 Responden atau Objek Penelitian

Responden atau objek penelitian dari studi kasus yang dilakukan adalah perusahaan kontraktor Klasifikasi Besar, yaitu usaha dengan nilai proyek lebih besar dari 10 Milyar Rupiah.

Dalam penelitian ini, ada 3 perusahaan kontraktor Klasifikasi Besar yang berhasil diteliti. Hambatan-hambatan yang ditemukan dalam melakukan wawancara dengan responden antara lain : Kesibukan responden yang akan diwawancarai, sehingga jadwal wawancara tidak pasti dan bisa berubah sewaktu-waktu

Adapun nama-nama perusahaan kontraktor tersebut dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini :

NO

Nama Perusahaan

1 P.T. SABARITHA PERKASA ABADI

2 P.T. SINAR KASIH REINHARD

P.T. DIAN PERKASA

Tabel 3.1 Daftar Kontraktor Klasifikasi Besar yang berhasil diwawancarai

III.5 Sarana Penelitian

Untuk mendapatkan data-data yang diperlukan, maka penelitian dilakukan melalui :

1. Wawancara Langsung

Pengambilan sampel melalui metode wawancara ini dilakukan kepada responden dari 3 perusahaan kontraktor Klasifikasi Besar. Daftar pertanyaan yang dibuat hanya satu jenis saja. Dalam hal ini, satu perusahaan kontraktor yang diwawancarai hanya satu orang saja, yaitu orang yang mengerti dan terlibat langsung mulai dari penjadwalan, pelaksanaan, pengontrolan, hingga meng-update kembali jadwal suatu proyek konstruksi.

2. Studi Literatur

Dari beberapa literatur yang dibaca, dikumpulkan data-data yang diperlukan untuk mendukung pembuatan daftar pertanyaan wawancara untuk mencapai tujuan penelitian yang diinginkan.

III.6 Teknik Pembuatan Kuesioner

Kuesioner atau daftar pertanyaan terdiri dari lima sub bahasan pertanyaan, yaitu :

1. Daftar pertanyaan mengenai Schedule

2. Daftar pertanyaan mengenai Monitoring

3. Daftar pertanyaan mengenai Analysis

4. Daftar pertanyaan mengenai Corrective Action

5. Daftar pertanyaan mengenai Update Schedule

Bentuk kuesioner atau daftar pertanyaan secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 1.

III.7 Proses Pengumpulan dan Pengolahan Data

1. Mengumpulkan data tentang system manajemen waktu dari berbagai literatur dan jurnal sebagai dasar penyusunan kuesioner atau daftar pertanyaan untuk melakukan wawancara .

2. Melakukan wawancara ke 3 perusahaan kontraktor Klasifikasi Besar yang dijadikan objek penelitian,

3. Mengolah dan melakukan analisa data hasl wawancara. Pembahasan lebih lanjut mengenai hasil analisa data dan pembahasan data ini dapat dilihat pada Bab 4.

4. Membuat kesimpulan dan saran.

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

IV.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Objek penelitian untuk wawancara langsung adalah 3 Perusahaan kontraktor Klasifikasi Besar di Medan, dimana lokasi proyek yang diteliti tidak dibatasi. Data perusahaan kontraktor yang berhasil diteliti dapat dilihat pada Tabel 3.1.

IV.2 Studi Kasus A

Studi Kasus A dilakukan pada perusahaan kontraktor Klasifikasi Besar yaitu PT. Sabaritha Perkasa Abadi. Dari banyak proyek konstruksi jalan yang pernah ditangani oleh PT. Sabaritha Perkasa Abadi dipilih satu proyek yang pelaksanaan manajemen waktunya dijadikan objek penelitian. Proyek yang akan dibahas berikut ini adalah proyek yang pada saat penelitian proyek telah selesai pengerjaannya. Adapun alasan dipilihnya proyek ini adalah karena dari hasil pengamatan, proyek ini memiliki ukuran yang besar baik dari segi kuantitas maupun kualitas, sehingga kompleksitas yang terjadi juga terjadi dalam skala besar. Adapun pelaksanaan manajemen waktu proyek konstruksi kebanyakan dilakukan oleh perusahaan kontraktor Klasifikasi Besar pada proyek konstruksi dengan skala besar pula. Data umum proyek Nama proyek

: Pemeliharaan Berkala Jalan Batas Tanah Karo-Panji Kontraktor Utama

: PT. Sabaritha Perkasa Abadi

Lokasi

: Bts. Tanah Karo-Panji

Jadwal pelaksanaan : 12 Februari 2009-12 Mei 2009

IV.2.1 Menentukan Penjadwalan Proyek Biasanya PT. Sabaritha Perkasa Abadi membuat jadwal proyek (Master Schedule) menjadi satu dengan Detail Schedule, seperti pada contoh Proyek Pemeliharaan Berkala Jalan Batas Tanah Karo-Panji. Tetapi dalam penyajiannya dipisah. Master Schedule dibuat untuk tingkat executive Management, sedangkan Detail Schedule diberikan untuk keperluan para pelaksana di lapangan. Dalam penerapannya Detail Schedule tersebut dibagi-bagi lagi menjadi bagian yang lebih kecil, agar dalam pelaksanaan, monitoring, serta pengontrolannya bisa lebih mudah.

IV.2.1.1 Identifikasi Aktivitas (Work Breakdown Structure) Dalam menyusun jadwal, sebelumya PT. Sabaritha Perkasa Abadi membagi- bagi bagian proyek yang ditanganinya menjadi menjadi aktivitas yang lebih kecil. Sabaritha Perkasa Abadi biasa membagi-bagi proyeknya tersebut menjadi 3 sampai 5 tingkatan besar, tergantung ukuran dan kompleksitasnya, dimana pengembangan level WBS tersebut didasarkan lingkup pekerjaan (scope of work), yaitu pada jenis pekerjaan utama, area pekerjaan, dan urutan pekerjaan. Misalnya pada contoh proyek Pemeliharaan Berkala Jalan Batas Tanah Karo-Panji, pembagian jenis pekerjaan utama seperti mobilisasi, pekerjaan jalan, pekerjaan struktur. Kemudian pekerjaan- pekerjaan tadi dibagi-bagi lagi menjadi lebih detail lagi. Seperti pekerjaan struktur jalan dibagai menjadi pekerjaan atas dan pekerjaa bawah, kemudian pekerjaan bawah dibagi lagi menjadi pekerjaan tanah dan pekerjaan pondasi. Adapun bentuk WBS dari contoh Proyek Pemeliharaan Berkala Jalan Batas Tanah Karo-Panji dapat dilihat pada Lampiran 2.

PT. Sabaritha Perkasa Abadi tidak menggunakan sistem kode dalam membagi-bagi setiap aktivitas dari suatu proyek. Dalam penyusunan WBS ini, PT. Sabaritha Perkasa Abadi tidak mengalami hambatan, dikarenakan pengalaman yang didapat dari proyek-proyek sebelumnya yang pernah dikerjakan oleh PT. Sabaritha Perkasa Abadi.

IV. 2.1.2 Penyusunan Urutan Kegiatan Dari aktivitas yang telah dibagi-bagi sebelumnya, PT. Sabaritha Perkasa

Abadi menyusun urutan kelompok kerja atau aktivitas proyek tersebut. Metode yang biasa digunakan oleh PT. Sabaritha Perkasa Abadi yaitu Metode GANTT/BAR Chart, itu digunakan karena lebih mudah dimengerti oleh semua level. Urutan kegiatan pada PT. Sabaritha Perkasa Abadi disusun sesuai dengan perencanaan yang sebelumnya telah ditentukan.

IV. 2.1.3 Perkiraan Kurun Waktu Setelah melakukan pengurutan aktivitas, PT. Sabaritha Perkasa Abadi

member kurun waktu penyelesaian tiap-tiap aktivitas. Skala waktu yang digunakan dalam menentukan durasi kurun waktu aktivitas adalah minggu. Penentuan kurun waktu penyelesaian masing-masing aktivitas dilakukan PT. Sabaritha Perkasa Abadi tidak hanya berdasarkan pengalaman yang telah diraih selama ini tetap juga dihitung berdasarkan perhitungan sumber daya (material, peralatan, tenaga kerja) yang digunakan dan volume pekerjaan yang akan diselesaikan. Menurut PT. Sabaritha Perkasa Abadi yang mempengaruhi dalam menentukan durasi waktu suatu aktivitas yaitu kapasitas sumber daya yang digunakan dan jumlah hari efektif dari jadwal member kurun waktu penyelesaian tiap-tiap aktivitas. Skala waktu yang digunakan dalam menentukan durasi kurun waktu aktivitas adalah minggu. Penentuan kurun waktu penyelesaian masing-masing aktivitas dilakukan PT. Sabaritha Perkasa Abadi tidak hanya berdasarkan pengalaman yang telah diraih selama ini tetap juga dihitung berdasarkan perhitungan sumber daya (material, peralatan, tenaga kerja) yang digunakan dan volume pekerjaan yang akan diselesaikan. Menurut PT. Sabaritha Perkasa Abadi yang mempengaruhi dalam menentukan durasi waktu suatu aktivitas yaitu kapasitas sumber daya yang digunakan dan jumlah hari efektif dari jadwal

IV. 2.1.4 Penyusunan Jadwal Setelah terbentuk jaringan kerja yang masing-masing aktivitas telah diberi

kurun waktu, kemudian PT. Sabaritha Perkasa Abadi menghitung kurun waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan. Dalam penyusunan jadwal ada 2 schedule yaitu Master Schedule dan Detailed Schedule. Sedangkan untuk kegiatan seharinya di lapangan PT. Sabaritha Perkasa Abadi menggunakan Daily Schedule. Jadi jenis Shedule yang digunakan tidak sama untuk semua level. Adapun bentuk dari jadwal PT. Sabaritha Perkasa Abadi pada proyek Pemeliharaan Berkala Jalan Batas Tanah Karo-Panji dapat dilihat pada Lampiran 3.

Dalam menyusun jadwal PT. Sabaritha Perkasa Abadi menggunakan program komputer, yaitu Microsoft Project dan Microsoft Excel. Adapun float dari tiap aktivitas tidak dihitung karena PT. Sabaritha Perkasa Abadi menggunakan metode GANTT/BAR Chart, termasuk jalur kritisnya tidak bisa ditentukan. Lama waktu penyelesaian proyek tersebut dihitung PT. Sabaritha Perkasa Abadi berdasarkan dari total durasi waktu dari setiap aktivitas yang telah ditentukan sebelumnya.

IV.2.2 Monitoring Monitoring dilakukan setelah proyek mulai berjalan sesuai jadwal, adapun monitoring meliputi pengukuran (measure) dan hasil kerja (kemajuan/progress) masing-masing aktivitas, yang kemudian hasil pengukuran tersebut dilakukan pencatatan (Report) kedalam sebuah bentuk laporan kemajuan proyek berupa tabulasi dan grafik.

IV.2.2.1 Mengukur dan Mencatat Hasil Kerja PT. Sabaritha Perkasa Abadi melakukan pengukuran dan pencatatan terhadap hasil kerja setiap aktivitas PT. Sabaritha Perkasa Abadi secara periodik, dengan periode waktu yang digunakan yaitu weekly. Proses perhitungan atau pengukuran terhadap hasil kerja yang dilakukan PT. Sabaritha Perkasa Abadi dilakukan dengan computerized. Adapun hasil dari suatu pekerjaan dihitung berdasarkan volume pekerjaan yang dapat dilihat dari table hasil kerja.

Dalam pelaksanaan proyek PT. Sabaritha Perkasa Abadi selalu mencatat actual start dan completion date dari setiap aktivitas. Selain itu juga PT. Sabaritha Perkasa Abadi melakukan pencatatan kemajuan setiap aktivitas pekerjaan khususnya pekerjaan-pekerjaan utama seperti pekerjaan lapis perkerasan dan melakukan pencatatan bila ada perubahan dari durasi suatu aktivitas, bila ada aktivitas yang dihilangkan atau ditambah, serta bila ada perubahan hubungan atau urutan dari suatu aktivitas, tetapi PT. Sabaritha Perkasa Abadi tidak menyertakan laporan singkat tentang kejadian atau hal penting yang terjadi pada saat pengerjaan proyek.

Bentuk atau format laporan pencatatan hasil kerja dibuat oleh PT. Sabaritha Perkasa Abadi dengan berbentuk tabel laporan. Adapun bentuk dari tabel laporan pengukuran dan pencatatan hasil kerja dapat dilihat seperti pada contoh Proyek Pemeliharaan Berkala Jalan Batas Tanah Karo-Panji pada Lampiran 4.

Di PT. Sabaritha Perkasa Abadi yang melakukan pengukuran dan pencatatan terhadap kemajuan setiap aktivitas yaitu bagian Quality Assurance Departement. Sedangkan hambatan yang dirasakan PT. Sabaritha Perkasa Abadi dalam melakukan monitoring baik pengukuran dan pencatatan terhadap hasil kerja adalah tidak ada.

IV.2.2.2 Mencatat Pemakaian Sumber Daya Setiap pemakaian sumber daya baik material maupun peralatan selalu dilakukan pencatatan oleh PT. Sabaritha Perkasa Abadi. Pencatatan dilakukan oleh PT. Sabaritha Perkasa Abadi secara perodik, dengan periode waktu secara daily. Laporan pencatatan pemakaian sumber daya, oleh PT. Sabaritha Perkasa Abadi dibuat menjadi satu antara material dan peralatan. Adapun bentuk laporan pencatatan pemakaian sumber daya dari contoh proyek Pemeliharaan Berkala Jalan Batas Tanah Karo-Panji dapat dilihat pada Lampran 5.

Dalam hal ini yang melakukan pencatatan sumber daya di PT. Sabaritha Perkasa Abadi, yaitu bagian Quality Assurance Departement. Adapun hambatan bagi PT. Sabaritha Perkasa Abadi dalam melakukan pencatatan sumber daya yaitu bagaimana harus melakukan pencatatan sumber daya yang teratur.

IV.2.2.3 Memeriksa Kualitas PT. Sabaritha Perkasa Abadi juga melakukan pemeriksaan dan pencatatan terhadap kualitas sumber daya (material, peralatan) yang digunakan dalam setiap aktivitas proyek, serta kualitas hasil pekerjaan yang telah dilakukan. Pemeriksaan dan pencatatan kualitas sumber daya dan kualitas hasil kerja tidak semuanya dilakukan PT. Sabaritha Perkasa Abadi secara periodik. Untuk hasil pekerjaan dan material dilakukan pemeriksaan sesuai dengan spesifikasi teknik yang telah ditentukan dan pemeriksaan hasil pekerjaan dilakukan sebelum aktivitas itu terjadi terutama pekerjaan yang mengutamakan proses dari pertama pekerjaan itu dilakukan contohnya pekerjaan perkerasan (dilakukan pegujian untuk mutu perkerasan), sedang untuk peralatan dilakukan pemeriksaan secara periodik.

Laporan pemeriksaan kualitas sumber daya dan kualitas hasil suatu pekerjaan dibuat oleh PT. Sabaritha Perkasa Abadi dalam bentuk hasil inpeksi dan hasil test laboratorium. Adapun bentuk dari laporan pemeriksaan kualitas dari proyek Pemeliharaan Berkala Jalan Batas Tanah Karo-Panji dapat dilihat pada Lampiran 6.

Di PT. Sabaritha Perkasa Abadi tidak hanya sendiri yang melakukan pemeriksaan kualitas sumber daya dan kualitas hasil pekerjaan selain bagian Quality Assurance Departement dengan pengawasan oleh konsultan, PT. Sabaritha Perkasa Abadi juga dibantu oleh Balai Pengujian dan Pengendalian Mutu dalam pemeriksaan tebal lapisan perkerasan. Bagi PT. Sabaritha Perkasa Abadi hambatan dalam memeriksa kualitas sumber daya dan kualitas suatu pekerjaan yaitu tidak ada, karena dalam pemeriksaan mutu PT. Sabaritha Perkasa Abadi di bantu oleh Balai Pengujian dan Pengendalian Mutu, sehigga mempermudah pekerjaan mereka.

IV.2.2.4 Mencatat Kinerja Dan Produktivitas Dalam hal ini PT. Sabaritha Perkasa Abadi tidak melakukan pencatatan terhadap kinerja dan produktivitas pekerjaannya. Sedang aktivitas dan kegiatan yang dilakukan oleh tenaga kerja tidak dilakukan pengawasan secara khusus oleh PT. Sabaritha Perkasa Abadi, karena tenaga kerja berhubungan langsung dengan mandornya. PT. Sabaritha Perkasa Abadi hanya mengetahui jumlah pekerja yang dating saja, karena jumlah pekerja sangat mempengaruhi kuantitas dan kualitas hasil pekerjaan yang dilakukan.

Hambatan bagi PT. Sabaritha Perkasa Abadi sendiri dalam melakuan pencatatan kinerja dan produktivitas tenaga kerja adalah terlampau besarnya jumlah Hambatan bagi PT. Sabaritha Perkasa Abadi sendiri dalam melakuan pencatatan kinerja dan produktivitas tenaga kerja adalah terlampau besarnya jumlah

IV.2.3 Analysis (Compare and Determine Effect) PT. Sabaritha Perkasa Abadi selalu melakukan analisis terhadap laporan dari hasil pengukuran dan pencatatan setiap hasil pekerjaan. Hal itu dilakukan PT. Sabaritha Perkasa Abadi untuk mencegah bila terjadi keterlambatan pada suatu aktivitas, hal itu dapat langsung diatasi, sehingga diharapkan tidak mempengaruhi Master Schedule (Jadwal utama) yang dibuat pada awal penjadwalan proyek.

IV.2.3.1 Membandingkan Secara Berkala Perencanaan Kemajuan Proyek Dengan Kenyataan Di Lapangan Perbandingan antara perencanaan kemajuan proyek dengan kenyataan di lapangan, dilakukan PT. Sabaritha Perkasa Abadi secara periodik, dengan skala waktu yang digunkan yaitu weekly. Untuk membandingkan secara berkala perencanaan kemajuan proyek dengan kenyataan dilapangan, PT. Sabaritha Perkasa Abadi menggunakan grafik kurva S, dimana dapat dilihat perbandingan kemajuan proyek yang mereka kerjakan. Adapun grafik kurva S tersebut dapat dilihat pada Lampiran 3. Bagi PT. Sabaritha Perkasa Abadi hambatan dalam menyusun laporan hasil perbandingan perencanaan kemajuan proyek dengan kenyataan di lapangan adalah bila ada perubahan desain, karena dapat merubah jadwal aktivitas.

IV.2.3.2 Menentukan Akibat Yang Terjadi Pada Tanggal Penyelesaian Dan Milestone Proyek PT. Sabaritha Perkasa Abadi melakukan analisa pada akibat atau perubahan yang terjadi pada tanggal penyelesaian dan milestone (tanggal-tanggal penting penyelesaian proyek) setelah menerima laporan hasil perbandingan antara perencanaan kemajuan proyek dengan kenyataan di lapangan dan timbul keterlambatan. Dimana kemudian Overall Project Duration dihitung kembali PT. Sabaritha Perkasa Abadi untuk mengetahui apakah milestone proyek (project completion date) mengalami perubahan atau tidak. Milestone proyek sendiri diusahakan tidak dilakukan perubahan, karena nantinya akan menpengaruhi Master Schedule.

V.2.3.3 Memeriksa Kemungkinan Munculnlya Jalur Kritis Baru Setelah melakukan analisa dan timbul keterlambatan (delay) pada suatu aktivitas terutama pada aktivitas kritis. PT. Sabaritha Perkasa Abadi tidak dapat melakukan pemeriksaan kemungkinan munculnya jalur kritis yang baru, dan juga tidak menghitung float dari semua aktivitas, karena dalam penyusunan jadwal proyek, PT. Sabaritha Perkasa Abadi menggunakan GANTT/BAR Chart yang mana tidak memungkinkan menunjukkan jalur kritis.

IV.2.4 Corrective Action Setelah dianalisa, bila di tengah pelaksanaan proyek ternyata schedule mengalami keterlambatan. PT. Sabaritha Perkasa Abadi kemudian melakukan beberapa corrective action untuk mengembalikan jadwal yang terlambat tadi untuk IV.2.4 Corrective Action Setelah dianalisa, bila di tengah pelaksanaan proyek ternyata schedule mengalami keterlambatan. PT. Sabaritha Perkasa Abadi kemudian melakukan beberapa corrective action untuk mengembalikan jadwal yang terlambat tadi untuk

Selain itu PT. Sabaritha Perkasa Abadi juga mempercepat aktivitas pekerjaan yang mengalami keterlambatan dengan cara menambah kapasitas sumber daya seperti penambahan jumlah alat, mempercepat kedatangan material. Serta menambah tenaga kerja dan jam kerja (lembur, shift). Corective action yang dilakukan PT. Sabaritha Perkasa Abadi yaitu melakukan perubahan pada job logic dan metode kerja, serta bila perlu sebagian pekerjaan disubkontrakkan kepada pihak lain.

Adapun hambatan bagi PT. Sabaritha Perkasa Abadi dalam melakukan Corective action yaitu diperlukannya biaya yang besar untuk melakukan semua yang disebutkan di atas, dan itu berarti akan memperbesar cost dari pengerjaan proyek tersebut.

IV.2.5 Update Schedule

Setelah melakuakn corrective action, PT. Sabaritha Perkasa Abadi mempengaruhi schedule kembali. Untuk mempengaruhi schedule sendiri, bagi PT. Sabaritha Perkasa Abadi perlu diketahui kapasitas sumber daya yang tersedia dan sisa waktu durasi pekerjaan (remaining duration). Dalam meng-update schedule PT. Sabaritha Perkasa Abadi tetap menyesuaikan dengan jadwal yang dibuat diawal Setelah melakuakn corrective action, PT. Sabaritha Perkasa Abadi mempengaruhi schedule kembali. Untuk mempengaruhi schedule sendiri, bagi PT. Sabaritha Perkasa Abadi perlu diketahui kapasitas sumber daya yang tersedia dan sisa waktu durasi pekerjaan (remaining duration). Dalam meng-update schedule PT. Sabaritha Perkasa Abadi tetap menyesuaikan dengan jadwal yang dibuat diawal

Di PT. Sabaritha Perkasa Abadi sendiri yang bertanggungjawab dalam mempengaruhi jadwal proyek yaitu Project Manager. Perubahan-perubahan yang biasa dilakukan PT. Sabaritha Perkasa Abadi dalam meng-update schedule adalah lama durasi tiap aktivitas, dan korelasi atau hubungan antar aktivitas. Proses perhitungan updating dilakukan PT. Sabaritha Perkasa Abadi secara computerized.

Hambatan yang ditemui PT. Sabaritha Perkasa Abadi dalam meng-update schedule adalah jika ingin merubah milestone, karena milestone merupkan control point dari keseluruhan durasi suatu proyek.

IV.2.6 Pembahasan PT. Sabaritha Perkasa Abadi