Penetapan Kadar Air pada CPO dengan Metode Gravimetri di PT Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Adolina

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis) dapat menghasilkan dua jenis
minyak, yakni minyak kelapa sawit mentah (Crude palm Oil/CPO) yang
diekstraksi dari mesokrap buah kelapa sawit dan minyak inti sawit (Palm Kernel
Oil/PKO) diekstraksi dari biji atau inti kelapa sawit (Haryono, 2008).
Pengolahan buah kelapa sawit diawali dengan proses pemanenan buah kelapa
sawit. Untuk memperoleh hasil produksi Crude Palm Oil (CPO) dengan kualitas
yang baik serta dengan rendemen minyak yang tinggi, pemanenan dilakukan
berdasarkan Kriteria Panen (tandan matang panen) yaitu dapat dilihat dari jumlah
berondolan yang telah jatuh ditanah sedikitnya ada 5 buah yang lepas/jatuh
(brondolan) dari tandan yang beratnya kurang dari 8 kg atau sedikitnya ada 8 - 10
buah yang lepas dari tandan.
Syarat mutu diukur berdasarkan spesifikasi Standar Mutu Internasional yang
meliputi kadar ALB, kadar air, kadar kotoran, kadar logam besi, kadar logam
tembaga, bilangan peroksida dan ukuran pemucatan. Parameter mutu minyak
sawit dapat dilihat dari kadar air dan kadar kotoran, asam lemak bebas, bilangan
peroksida dan daya pemucatan. Dengan melihat kadar dari faktor-faktor tersebut
dapat dilihat mutu minyak kelapa sawit apakah sesuai dengan syarat mutu
berdasarkan spesifikasi Standar Mutu Internasional. Semua faktor-faktor ini perlu

dianalisis untuk mengetahui mutu minyak kelapa sawit (Ketaren, 1986).

Universitas Sumatera Utara

Salah satu faktor yang merupakan standar mutu minyak adalah kadar air.
Kadar air dapat mempengaruhi mutu minyak sawit mentah dan derifatnya,
semakin tinggi kadar air, maka semakin rendah mutu minyak sawit. Kadar air
yang tinggi dapat menyebabkan hidrolisa yang akan merubah minyak atau lemak
menjadi asam-asam lemak bebas sehingga dapat menyebabkan ketengikan
(Ketaren, 1986).
Kadar air yang tinggi dapat mengakibatkan kerusakan kimiawi, enzimatik dan
mikrobioligik pada suatu produk makanan sehingga produk tersebut tidak layak
dikonsumsi, maka tugas akhir ini berjudul “Penetapan Kadar Air pada CPO
dengan Metode Gravimetri di PT Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha
Adolina“. Adapun pengujian dilakukan selama penulis melakukan praktek kerja
lapangan di PTPN IV Unit Usaha Adolina.
Analisis penetapan kadar air dalam makanan ringan ekstrudat dilakukan
dengan metode Gravimetri karena analisis Gravimetri adalah proses yang
sederhana, penyiapan sampelnya mudah dan tidak membutuhkan biaya yang
banyak.


1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penetapan kadar air pada CPO adalah untuk
mengetahui kandungan kadar air yang terdapat dalam minyak kelapa sawit setelah
dilakukan pemrosesan.

Universitas Sumatera Utara

1.3 Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari penetapan kadar air pada CPO adalah agar
mengetahui apakah minyak yang dihasilkan telah memenuhi standar mutu minyak
dan layak untuk dikonsumsi ataupun layak untuk diproses lebih lanjut untuk
menghasilkan produk-produk yang baru.

Universitas Sumatera Utara