Pengaruh Faktor Lingkungan Terhadap Konsentrasi Belajar Mahasiswa Menggunakan Analisis Jalur (Studi Kasus Mahasiswa FMIPA USU Angkatan 2013)

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Mahasiswa didefinisikan sebagai individu yang sedang menuntut ilmu di tingkat
perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta atau lembaga lain yang setingkat
dengan perguruan tinggi. Mahasiswa dinilai memiliki tingkat intelektualitas yang
tinggi, kecerdasan dalam berpikir dan perencanaan dalam bertindak. Berpikir
kritis dan bertindak dengan cepat dan tepat merupakan sifat yang cenderung
melekat pada diri setiap mahasiswa, yang merupakan prinsip yang saling
melengkapi.
Salah satu kebutuhan pokok bagi seorang mahasiswa adalah belajar.
Belajar merupakan suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman
individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Dalam proses
pembelajaran membutuhkan konsentrasi belajar. Tanpa konsentrasi belajar, maka
peristiwa belajar itu sesungguhnya tidak ada atau tidak berlangsung.
Permasalahan yang ada pada mahasiswa adalah mereka sering kurang
mampu berkonsentrasi atas apa yang dipelajarinya. Entah memikirkan pekerjaan

rumah, orang lain, sesuatu yang akan dikerjakan, dll. Salam (2004: 12)
menyatakan bahwa konsentrasi adalah pemusatan pikiran terhadap sesuatu hal
dengan menyampingkan semua hal lain yang berhubungan. Konsentrasi
merupakan salah satu hal yang dibutuhkan dalam diri setiap manusia yang
berfungsi untuk pengambilan pelajaran maupun keputusan. Akibat dari ketidak
konsentrasian mahasiswa, maka hasil belajar pun tentu sangat rendah atau tidak
optimal.
Berdasarkan penelaahan para ahli

pendidikan, penyebab rendahnya

kualitas dan prestasi belajar seseorang, sebagian besar disebabkan oleh lemahnya
kemampuan orang tersebut untuk dapat melakukan konsentrasi belajar. Padahal,

2

bermutu atau tidaknya suatu kegiatan belajar atau optimalnya hasil belajar
seseorang sangat bergantung pada intensitas kemampuan konsentrasi belajar
dirinya. Slameto (2003: 54) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
konsentrasi belajar adalah:

1. Faktor intern, yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar.
2. Faktor ekstern, yaitu faktor yang ada di luar diri individu.
Menurut Hamalik (2001: 194) belajar pada hakikatnya adalah suatu
interaksi antara individu dan lingkungan. Lingkungan menyediakan rangsangan
(stimulus) terhadap individu dan sebaliknya individu memberikan respons
terhadap lingkungan. Dalam interaksi itu dapat terjadi perubahan pada diri
individu berupa perubahan tingkah laku dan lingkungan, baik yang positif atau
bersifat negatif. Hal ini menunjukkan, bahwa fungsi lingkungan merupakan faktor
yang penting dalam proses belajar. Di mana lingkungan belajar terdiri dari:
a. Lingkungan personal meliputi individu-individu sebagai suatu pribadi
berpengaruh terhadap individu pribadi lainnya.
b. Lingkungan sosial adalah lingkungan masyarakat, baik kelompok besar atau
kelompok kecil.
c. Lingkungan alam (fisik) meliputi sumber daya alam yang dapat diberdayakan
sebagai sumber belajar.
d. Lingkungan kultural mencakup hasil budaya dan teknologi yang dapat
dijadikan sumber belajar dan yang dapat menjadi faktor pendukung
pengajaran.
Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk melihat, mendeskripsikan
dan memprediksi hubungan dan pengaruh antara faktor lingkungan terhadap

konsentrasi belajar mahasiswa FMIPA USU angkatan 2013. Dalam penelitian ini
peneliti fokus pada mahasiswa angkatan 2013 karena aktivitas perkuliahan
mereka yang padat dituntut untuk serius dan fokus untuk belajar, maka
dibutuhkan konsentrasi yang lebih karena pada masa inilah banyak faktor yang
mempengaruhi mereka, baik dari luar maupun dari dalam diri mereka sendiri.

3

Selain itu, pada masa inilah seorang mahasiswa harus bisa menyikapi
bagaimana mereka melakukan pilihan dalam menggunakan waktu luangnya
maupun terkait dengan apa-apa yang dikonsumsinya karena mereka tidak ada
yang mengawasi dan pengaruh interaksi mereka dengan mahasiswa lain atau
dengan masyarakat sekitar. Misalnya, mahasiswa FMIPA USU angkatan 2013
beberapa diantaranya mengikuti organisasi kemahasiswaan yang memiliki
program kerja, sehingga anggotanya memiliki kegiatan organisasi yang padat
sesuai dengan program kerjanya. Oleh karena itu, mereka harus bijak
menyikapinya supaya konsentrasi belajar mereka tidak terganggu, serta mereka
berada pada situasi harus memilih mendahulukan kepentingan organisasi atau
perkuliahannya.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang

“PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP KONSENTRASI
BELAJAR MAHASISWA MENGGUNAKAN ANALISIS JALUR (Studi
Kasus Mahasiswa FMIPA USU Angkatan 2013)”.

1.2 Rumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah variabel apa yang paling
berpengaruh terhadap konsentrasi belajar mahasiswa FMIPA USU angkatan 2013.

1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah bertujuan untuk memperjelas arah dan tujuan dari suatu masalah
yang akan diteliti, sehingga tidak menimbulkan kekeliruan untuk mengarahkan
agar penelitian tidak menyimpang dari tujuan yang diinginkan. Untuk itu peneliti
membatasi masalahnya, yaitu:
a. Analisis data yang digunakan adalah analisis jalur dan teknik penarikan sampel
yang digunakan adalah proportionate stratified random sampling .
b. Dalam penelitian ini yang dijadikan responden adalah mahasiswa FMIPA USU
angkatan 2013.

4


c. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah faktor fisiologis,
psikologis, keluarga dan teman, tempat tinggal, akademik dan organisasi, yang
mempengaruhi konsentrasi belajar mahasiswa.

1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
faktor lingkungan terhadap konsentrasi belajar mahasiswa khususnya mahasiswa
Fakultas MIPA USU angkatan 2013 yang diinterpretasikan melalui analisis jalur.

1.5 Kontribusi Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, yaitu:
1. Dapat menambah wawasan peneliti dan pembaca tentang analisis jalur.
2. Dapat menambah referensi bagi pembaca dalam penelitian sejenis di masa
yang akan datang.
3. Dapat menambah wawasan peneliti dan pembaca sekalian dalam proses
mendapatkan data di lapangan melalui penelitian survei.
4. Sebagai bahan pertimbangan bagi mahasiswa dalam menghadapi kondisi
lingkungan yang sering dihadapi dalam pencapaian belajar yang baik.

1.6 Tinjauan Pustaka

Analisis jalur (Path Analysis) adalah keterkaitan hubungan/ pengaruh antara
variabel bebas dan variabel terikat di mana peneliti mendefinisikan secara jelas
bahwa suatu variabel akan menjadi penyebab variabel lainnya yang biasanya
disajikan dalam bentuk diagram. Di dalam diagram ada gambar panah-panah yang
menunjukkan arah pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat dengan
tanda panah satu arah. Teknik analisis jalur (Path Analysis) pertama kali
dikembangkan oleh Sewall Wright pada tahun 1939 (Noor, 2011: 225).
Analisis jalur merupakan pengembangan dari analisis regresi, sehingga
analisis regresi dapat dikatakan sebagai bentuk khusus dari analisis jalur
(regression is special case of path analysis ). Analisis jalur digunakan untuk

5

melukiskan dan menguji model hubungan antar variabel yang berbentuk sebab
akibat (bukan bentuk hubungan interaktif/ reciprocal). Dengan demikian dalam
model hubungan antar variabel tersebut, terdapat variabel independen yang dalam
hal ini disebut variabel eksogen (Exogenous), dan variabel dependen yang disebut
variabel endogen (Endogenous).
Menurut Riduwan dan Engkos (2007: 116) pada diagram jalur digunakan
dua macam anak panah, yaitu:

a. Anak panah satu arah yang menyatakan pengaruh langsung dari sebuah
variabel eksogen (variabel penyebab X) terhadap sebuah variabel endogen
(variabel akibat Y), misal: X1

Y.

b. Anak panah dua arah yang menyatakan hubungan korelasional antara variabel
eksogen, misal: X1

X2.

Menurut Sarwono (2007: 2) sebelum melakukan analisis jalur, hendaknya
diperhatikan beberapa asumsi sebagai berikut:
1. Hubungan antara peubah-peubah dalam model adalah linier dan aditif.
2. Data setiap variabel yang dianalisis adalah data interval dan berasal dari
sumber yang sama.
3. Variabel residual (yang tidak diukur) tidak boleh berkorelasi dengan salah satu
variabel dalam model.
4. Sebaiknya hanya terdapat multikoliniearitas yang rendah.
5. Adanya rekursivitas, artinya semua anak panah mempunyai satu arah, tidak

boleh terjadi pemutaran kembali (looping).
6. Terdapat ukuran sampel yang memadai.

1.7 Metodologi Penelitian
1. Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan adalah data primer, yaitu data yang diambil
langsung dari sampel yang diteliti, yang diperoleh melalui survei
menggunakan kuesioner/ angket dan pengukuran variabelnya menggunakan
skala likert.

6

2. Pengolahan Data
Setelah data terkumpul dari kuesioner yang diisi oleh responden, maka
dilakukan tahap pengolahan data meliputi:
a. Editing, yaitu meneliti jawaban-jawaban yang telah diberikan oleh
responden, apakah telah sesuai dengan petunjuk pengisian kuesioner.
b. Tabulasi, yaitu memberikan skor terhadap jawaban responden berdasarkan
skala pengukuran yang telah ditentukan.
c. Menguji validitas dan reliabilitas data hasil kuesioner.

d. Melakukan transformasi data ordinal menjadi data interval.
3. Analisis Data
a. Uji asumsi: normalitas dan multikolinearitas.
b. Merumuskan dan menggambarkan diagram jalur dengan persamaan
strukturalnya.
c. Menghitung koefisien korelasi antar variabel.
d. Menghitung koefisien jalur.
e. Menghitung koefisien determinasi.
f. Menguji koefisien jalur:
a) Untuk melihat pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen
digunakan Uji t.
b) Untuk melihat pengaruh variabel eksogen secara keseluruhan terhadap
variabel endogen digunakan Uji F.
g. Model analisis jalur.
h. Kesimpulan.