Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tunggu Gunung Kudu Wareg : Studi Dinamika Masyarakat Desa dalam Pembangunan Berbasis Kearifan Lokal T2 092013008 BAB V

Kesimpulan dan Saran

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Program pembangunan wilayah pedesaan yang berlangsung di
Dusun Indrakila, Desa Lerep, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten
Semarang telah memperlihatkan bahwa pembangunan wilayah
pedesaan akan memperoleh hasil yang menggembirakan apabila pada
prosesnya dilakukan optimalisasi peran dan pengetahuan dari
masyarakat setempat.
Sebagai sebuah proses, pembangunan kawasan pedesaan pada
intinya bermaksud untuk menciptakan masyarakat desa yang memiliki
kemampuan membangun dan meningkatkan perekonomiannya secara
mandiri. Kondisi ini dapat dicapai apabila secara penuh masyarakat
memiliki keinginan untuk meningkatkan pengetahuannya dalam
mengembangkan perekonomian, memiliki keinginan kuat untuk
melaksanakan setiap tahapan pembangunan yang telah dipelajarinya
dan secara bersama-sama memiliki kesadaran untuk terus menjaga dan
melakukan evaluasi terhadap jalannya proses pembangunan tersebut.

Untuk dapat mewujudkan sebuah proses pembangunan kawasan
pedesaan yang dapat dilaksanakan secara mandiri oleh masyarakat,
maka dukungan dari pihak lain yang memiliki akses yang lebih baik
dari masyarakat merupakan suatu keharusan. Pemerintah desa maupun
pemerintah pada tingkat yang lebih tinggi merupakan pihak yang
memiliki akses terhadap ketersediaan fasilitas, utilitas dan informasi
yang dibutuhkan untuk mempermudah masyarakat melaksanakan
aktivitas pembangunan.
Pihak lain dengan pengetahuan dan pengalaman yang jauh lebih
baik dan lebih luas tentang permasalahan pembangunan kawasan
pedesaan memiliki akses informasi dan jaringan yang dibutuhkan
masyarakat untuk dapat melaksanakan pembangunan yang lebih baik.
119

Tunggu Gunung Kudu Wareg
Studi Dinamika Masyarakat Desa Dalam Pembangunan Berbasis Kearifan Lokal

Pihak-pihak tersebut merupakan pendamping masyarakat dalam
melaksanakan pembangunan, dimana sebagai pendamping maka
campur tangan secara langsung merupakan hal yang seharusnya tidak

dilakukan, agar meminimalisasi ketergantungan masyarakat terhadap
keberadaan dari pihak-pihak tersebut.
Pembangunan kawasan pedesaan di Dusun Indrakila melibatkan
Pemerintah Desa Lerep dan Pemerintah Kabupaten Semarang sebagai
pendukung utama dalam pelaksanaan pembangunan di wilayah
tersebut. Pada prakteknya, Pemerintah memainkan peran sebagai
pembantu, dalam artian pemberian bantuan ataupun dukungan dalam
bentuk lain akan dilaksanakan manakala masyarakat desa secara
mandiri telah mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan yang penting
bagi pelaksanaan pembangunan di wilayahnya.
Pihak lain yang dibutuhkan masyarakat dalam melaksanakan
pembangunan kawasan pedesaan adalah para ahli yang dengan
berbagai pengetahuan dan pengalamannya tentang pembangunan
kawasan pedesaan dapat menjadi sumber ilmu dan tempat bertanya
mengenai proses pembangunan yang dilakukan masyarakat. Lembaga
Swadaya Masayarakat (LSM) Bintari merupakan pihak ketiga yang
menjadi pendamping pelaksanaan pemberdayaan masyarakat Dusun
Indrakila. Fungsi keberadaannya untuk membagikan berbagai
pengalaman tentang pembangunan kawasan pedesaan yang memiliki
kemiripan dengan kondisi di Dusun Indrakila yang kemudian oleh

masyarakat dijadikan sebagai alat pembanding sekaligus standar
pelaksanaan pembangunan.
Semua proses pembangunan kawasan pedesaan dilaksanakan
mulai dari proses persiapan, perencanaan, pelaksanaan dan
pemeliharaan dilakukan secara mandiri oleh masyarakat Dusun
Indrakila. Pada tahap persiapan, pemerintah bersama masyarakat
melakukan rapat koordinasi mengenai akan dilakukannya program
pemberdayaan masyarakat khususnya pada pengembangan aktivitas
pertanian perkebunan dan peternakan sapi.
120

Kesimpulan dan Saran

Pada tahap pelaksanaan, masyarakat dengan bimbingan dari LSM
Bintari melakukan berbagai pembangunan fisik, rapat koordinasi serta
berbagai aktivitas lain yang merupakan kesepakatan bersama
masyarakat Dusun Indrakila. LSM bersifat memberikan bimbingan
yang hanya akan membagikan pengalamannya pada saat masyarakat
memerlukan pengalaman dari LSM tersebut. Demikian juga dengan
Pemerintah yang memfasilitasi penyediaan berbagai kebutuhan

pengembangan aktivitas perekonomian, berdasarkan identifikasi yang
telah dilakukan oleh masyarakat.
Proses pengawasan pelaksanaan pembangunan dan evaluasi hasil
dari setiap tahap pelaksanaan dilakukan secara mandiri oleh
masyarakat Dusun Indrakila dengan mendapatkan bimbingan dari LSM
maupun dari pemerintah. Setiap penyimpulan terhadap kondisi
pelaksanaan pembangunan dan identifikasi solusi dari setiap masalah
dilakukan sendiri oleh masyarakat. Dalam hal ini Pemerintah hanya
berperan sebagai fasilitator, sementara LSM berperan sebagai
pendamping yang membagikan pengetahuan dan pengalaman.
Setiap proses pelaksanaan pembangunan kawasan pedesaan di
Dusun Indrakila dilaksanakan secara mandiri oleh masyarakat,
sehingga tujuan utama pembangunan yaitu untuk dapat menciptakan
kemandirian ekonomi masyarakat dapat terwujud. Kearifan lokal juga
menjadi faktor yang sangat menentukan keberhasilan pembangunan di
Dusun Indrakila, karena sebagai masyarakat yang memegang teguh
kearifan lokal, maka pelaksanaan pembangunan sebagai bagian dari
kehidupan sehari-hari juga akan berpijak pada kearifan lokal tersebut.
Munculnya kesadaran akan pentingnya pelestarian alam
merupakan wujud dari pelaksanaan kearifan lokal di kehidupan seharihari masyarakat Dusun Indrakila. Peningkatan perekonomian

masyarakat sebagai hasil dari pengembangan aktivitas ekonomi
masyarakat membuat aktivitas perusakan lingkungan berkurang secara
signifikan, karena pada dasarnya perusakan lingkungan yang dilakukan
oleh masyarakat terjadi karena faktor kebutuhan yang sangat
mendesak.
121

Tunggu Gunung Kudu Wareg
Studi Dinamika Masyarakat Desa Dalam Pembangunan Berbasis Kearifan Lokal

Pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa :
1. Pembangunan kawasan pedesaan berbasis kearifan lokal “Tunggu
Gunung Kudu Wareg” telah berhasil mewujudkan cita-cita
pembangunan yaitu peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat
sekaligus membentuk kemandirian ekonomi masyarakat.
Keberhasilan lain yang didapat adalah tingkat pelestarian alam yang
meningkat secara signifikan sebagai dampak dari perkembangan
ativitas budidaya perekonomian masyarakat yang meningkat pesat.
Peningkatan kondisi perekonomian masyarakat dan pelestarian
alam yang terus mengalami peningkatan menunjukkan bahwa

pembangunan kawasan pedesaan berbasis kearifan lokal TGKW di
Desa Lerep telah berhasil menciptakan sebuah konsep
pembangunan berkelanjutan dimana pada pelaksanaannya telah
dapat dicapai peningkatan perekonomian (ekonomi/ economy),
pelestarian alam (lingkungan/ environment) serta kehidupan sosial
masyarakat yang harmonis dan sehat (sosial/ social).
2. Faktor kunci dari keberhasilan pembangunan kawasan pedesaan di
Dusun Indrakila terletak pada penerapan konsep kearifan lokal
sebagai dasar dari pelaksanaan pembangunan. Faktor pendukung
lainnya adalah partisipasi dari pemerintah sebagai fasilitator dan
partisipasi tenaga ahli sebagai pendamping, dimana kedua pihak
tersebut memiliki peranan yang sama besarnya dalam
mengupayakan kemandirian masyarakat untuk melaksanakan
pembangunan di kawasan pedesaan tempat tinggalnya.
3. Penerapan kearifan lokal masyarakat desa yang berpegang teguh
pada prinsip guyub rukun, gotong royong serta sinergi antara
manusia dan lingkungan juga membantu masyarakat dalam
melaksanakan program pemberdayaan tersebut. Kerjasama yang
dibutuhkan dalam melaksanakan pemberdayaan masyarakat secara
otomatis terwujud, karena sudah menjadi kebiasaan hidup seharihari. Hal ini menjadi penting karena dengan kerjasama, maka

seluruh program menjadi tanggung jawab bersama yang akan
dilaksanakan dan diawasi secara bersama-sama.
122

Kesimpulan dan Saran

4. Keberadaan pemerintah dengan semua akses terhadap ketersediaan
sarana prasarana penunjang aktivitas perekonomian, serta
keberadaan LSM pendamping dengan semua pengalaman dan
pengetahuan yang terkait dengan peningkatan aktivitas ekonomi
masyarakat Dusun Indrakila juga merupakan faktor penentu lain
dalam keberhasilan pelaksanaan pemberdayaan masyarakat di
wilayah tersebut.
5. Keberhasilan peningkatan perekonomian masyarakat sebagai hasil
dari pelaksanaan pembangunan pada akhirnya memicu keberhasilan
pelestarian lingkungan di wilayah Dusun Indrakila yang sebelum
pelaksanaan program tersebut telah mengalami pengrusakan yang
berlangsung secara terus menerus. Dengan demikian pembangunan
kawasan pedesaan yang berangkat dari kesadaran masyarakat yang
berpegang teguh pada kearifan lokal masyarakatnya, dukungan

akses pemerintah serta bimbingan dari para ahli yang
berpengalaman akan membuat pembangunan kawasan pedesaan
berhasil meningkatkan ekonomi dari masyarakat Dusun Indrakila
yang kemudian membuat tujuan pelestarian lingkungan juga
terwujud dengan sendirinya.

Implikasi Kebijakan
Pelaksanaan pembangunan kawasan pedesaan di Dusun Indrakila
yang merupakan tema penelitian ini memiliki implikasi kebijakan
sebagai berikut :
1.

Kearifan lokal harus menjadi dasar dari pengembangan kawasan
pedesaan, hal ini didasari pada kenyataan bahwa masyarakat desa
adalah masyarakat yang berpengang teguh pada ajaran yang ada
dalam kearifan lokal, serta mempraktekkan ajaran tersebut dalam
kehidupannya sehari-hari, sehingga apabila sebuah program
pembangunan yang mempengaruhi aktivitas harian masyarakat
berpijak pada kearifan lokal, maka masyarakat akan secara
123


Tunggu Gunung Kudu Wareg
Studi Dinamika Masyarakat Desa Dalam Pembangunan Berbasis Kearifan Lokal

sukarela melaksanakan program tersebut dengan bersungguhsungguh.
2.

Pemetaan potensi dan permasalahan pembangunan kawasan
pedesaan harus melibatkan masyarakat secara aktif, karena
pengetahuan spesifik atas setiap kondisi yang terkait dengan
pengembangan perekonomian mereka hanya akan dapat
teridentifikasi dengan tepat, apabila dilakukan oleh masyarakat itu
sendiri. Keberadaan para ahli sebagai pembimbing merupakan
keharusan, namun para ahli tersebut tidak diperbolehkan untuk
melakukan identifikasi atau bahkan melakukan penyimpulan. Para
ahli hanya diperkenankan untuk membagi pengalaman mereka
tentang proses identifikasi, hal-hal yang harus diperhatikan dan
cara menyimpulkan dimana semua pengalaman yang dibagikan
akan menjadi pembelajaran masyarakat untuk dilaksanakan secara
mandiri.


3.

Seluruh pelaksanaan pembangunan dan pengembangan aktivitas
perekonomian dilakukan secara mandiri oleh masyarakat. Seluruh
proses mendapatkan bimbingan dari para ahli berupa berbagi
pengalaman dan pengetahuan, serta mendapat dukungan
penyediaan sarana prasarana penunjang oleh pemerintah. Kedua
pihak tersebut diharuskan untuk menunggu selesainya
penyusunan rencana kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat,
kemudian memberikan dukungannya setelah rencana benar-benar
selesai disusun oleh masyarakat.

4.

Sebagai penyelenggaran urusan pemerintahan dan pembangunan
di kawasan pedesaan, Pemerintah Desa harus memberikan
dukungannya dalam bentuk kebijakan yang terkait dengan
pelaksanaan pemberdayaan masyarakat.


5.

Pemerintah juga harus secara aktif membantu menyediakan akses
sarana prasarana pendukung pembangunan, akses informasi dan
pengetahuan yang dengan keberadaan dari akses-akses tersebut,
maka pelaksanaan pembangunan yang secara mandiri
dilaksanakan masyarakat dapat memberikan hasil yang optimal.

124

Kesimpulan dan Saran

Implikasi Teoritis
Penelitian terkait dengan pembangunan kawasan pedesaan selalu
dikaitkan dengan penerapan kearifan lokal yang diterapkan pada
kehidupan sehari-hari masyarakat. Penelitian ini melakukan hal yang
sama dimana konsep kearifan lokal merupakan faktor yang dijadikan
sebagai bahan acuan dalam menilai kondisi perkembangan pelaksanaan
pembangunan di Dusun Indrakila. Pada akhirnya, dengan
memperhatikan keterkaitan dari penerapan kearifan lokal dan
pelaksanaan pembangunan, penelitian ini dapat menggambarkan
sebab-sebab keberhasilan dari pemberdayaan masyarakat di Dusun
Indrakila, sehingga sangat disarankan pada penelitian selanjutnya
kearifan lokal juga menjadi kajian utama dalam pembahasan
pemberdayaan masyarakat khususnya di kawasan pedesaan.
Mengacu pada pendapat Thiam (2003) yang menyatakan bahwa
kearifan lokal sebagai kesepakatan bersama yang diyakini dan
dilaksanakan oleh masyarakat secara teguh, maka membangun kawasan
pedesaan dengan basis kearifan lokal akan menjadikan pembangunan
tersebut sebagai kesepakatan seluruh anggota masyarakat yang
kemudian akan ditindaklanjuti secara sukarela oleh seluruh anggota
masyarakat. Witoelar (2007: 43) menjelaskan bahwa kearifan lokal
merupakan model pemecahan masalah yang berdasar atas pengalaman
masa lalu masyarakat, sehingga melaksanakan pembangunan berbasis
kearifan lokal dapat membuat setiap tahapan pembangunan disebuah
kawasan pedesaan berhasil memecahkan masalah-masalah tertentu
yang dihadapi oleh masyarakat di desa tersebut, dimana model
pemecahan masalah yang dilaksanakan akan selalu disepakati oleh
seluruh anggota masyarakat serta dilaksanakan secara sukarela dan
bersama-sama.
Pengkajian terhadap keterlibatan masyarakat dalam program
pengembangan aktivitas perekonomian juga dilakukan dalam
penelitian ini, dimana dengan melakukan hal tersebut peneliti dapat
menggambarkan kondisi perkembangan kemampuan masyarakat dalam
melaksanakan pembangunan dan peningkatan perekonomiannya dari
125

Tunggu Gunung Kudu Wareg
Studi Dinamika Masyarakat Desa Dalam Pembangunan Berbasis Kearifan Lokal

setiap tahap pembangunan yang berlangsung. Keterlibatan aktif
masyarakat merupakan gambaran utama yang harus diperlihatkan
dalam mengkaji pembangunan kawasan pedesaan utamanya pada
kajian pengembangan aktivitas perekonomian, oleh karenanya peneliti
menyarankan dalam penelitian-penelitian yang serupa, maka
pengkajian terhadap kelibatan aktif masyarakat juga dilakukan.
Melibatkan masyarakat secara aktif berarti melakukan upaya
pemberdayaan masyarakat, dimana tujuan utama dari upaya ini adalah
untuk melebih mampukan individu, agar dapat berperan didalam
kelompok masyarakat dan sebaliknya juga ditujukan untuk
menemukenali peluang yang berkembang di lingkungan kelompok
masyarakat yang dapat dimanfaatkan untuk perbaikan kehidupan
individu dan kelompok masyarakat itu sendiri (Mardikanto dan
Soebiato, 2013: 69). Temuan dari penelitian menunjukkan bahwa
partisipasi aktif masyarakat dalam setiap tahapan pembangunan
merupakan modal utama yang sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan pelaksanaan pembangunan dan juga menjamin
keberhasilan pencapaian tujuan dari pembangunan itu sendiri.
Mengkaji keterlibatan dan peran dari pihak-pihak lain seperti
pemerintah dan para ahli merupakan salah satu kajian yang juga
penting dalam menggambarkan pelaksanaan pemberdayaan masyarakat
di suatu kawasan. Mead (1959, dalam Mardikato dan Soebiato: 2013,
68) menjelaskan bahwa proses belajar dalam pemberdayaan bukan
bersifat “menggurui” namun lebih mengarah pada menumbuhkan
semangat belajar bersama yang merupakan insiatif mandiri anggota
masyarakat dan juga partisipatif dimana seluruh anggota dalam
masyarakat bersedia sukarela terlibat dalam proses pembelajaran
tersebut. Keterlibatan dari pemerintah sebagai fasilitator sekaligus
sebagai ahli perencanaan pembangunan dan juga keterlibatan dari para
tenaga ahli sebagai pendamping proses pembangunan merupakan salah
satu sarana belajar masyarakat untuk dapat menguatkan kapasitasnya
dalam melaksanakan pembangunan. Penelitian ini melakukan hal
tersebut, oleh karenanya setiap peranan dan keterlibatan dari pihak126

Kesimpulan dan Saran

pihak terkait dapat dilakukan dan peneliti menyarankan pada
penelitian selanjutnya juga dilakukan pembahasan dan pengkajian
tentang keterlibatan dari pihak-pihak yang mendukung masyarakat
dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat.
Pembangunan kawasan pedesaan juga selalu dikaitkan dengan
konsep pembangunan berkelanjutan, hal ini didasarkan atas tujuan dari
pembangunan di kawasan pedesaan yang selalu memperhatikan
terciptanya peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat dengan
tetap memperhatikan kelestarian lingkungan yang merupakan
penunjang utama aktivitas perekonomian masyarakat, dimana kedua
hal tersebut dilakukan tanpa mengabaikan modal sosial yang
merupakan ciri khas dari masyarakat kawasan pedesaan. Menerapkan
konsep kearifan lokal dalam melaksanakan pembangunan kawasan
pedesaan merupakan langkah tepat dalam rangka melaksanakan sebuah
konsep pembangunan berkelanjutan di kawasan pedesaan. Penelitian
ini berhasil menemukenali kondisi tersebut, dimana pembangunan
kawasan Dusun Indrakila yang berbasis kearifan lokal telah berhasil
meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat sekaligus menjaga
kelestarian alam yang merupakan penopang aktivitas perekonomian
mereka. Disamping itu dengan tetap mempertahankan kearifan lokal,
bahkan menjadikannya sebagai dasar dari pembangunan, maka
pelaksanaan pembangunan di Dusun Indrakila memiliki tingkat
keberhasilan yang sangat baik.

127

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Konservasi Berbasis Kearifan Lokal: studi kasus Sasi di Kabupaten Raja Ampat T2 422012103 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Kearifan Lokal Terhadap Sikap Etnis Nias dalam Menghadapi Para Pendatang di Kota Gunung T2 752011039 BAB I

0 0 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Kearifan Lokal Terhadap Sikap Etnis Nias dalam Menghadapi Para Pendatang di Kota Gunung T2 752011039 BAB II

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Kearifan Lokal Terhadap Sikap Etnis Nias dalam Menghadapi Para Pendatang di Kota Gunung T2 752011039 BAB IV

0 0 23

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Kearifan Lokal Terhadap Sikap Etnis Nias dalam Menghadapi Para Pendatang di Kota Gunung T2 752011039 BAB V

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Mitos Gunung Suci: Studi Historis Kultur Gunung Mutis dalam Imajinasi Masyarakat Mollo T2 752015020 BAB V

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tunggu Gunung Kudu Wareg : Studi Dinamika Masyarakat Desa dalam Pembangunan Berbasis Kearifan Lokal T2 092013008 BAB I

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tunggu Gunung Kudu Wareg : Studi Dinamika Masyarakat Desa dalam Pembangunan Berbasis Kearifan Lokal T2 092013008 BAB II

0 0 27

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tunggu Gunung Kudu Wareg : Studi Dinamika Masyarakat Desa dalam Pembangunan Berbasis Kearifan Lokal T2 092013008 BAB IV

0 0 74

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tunggu Gunung Kudu Wareg : Studi Dinamika Masyarakat Desa dalam Pembangunan Berbasis Kearifan Lokal

0 0 21