Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Agama-Agama dalam Nation Building Menurut Soekarno T1 712012037 BAB V

5. Penutup
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian terhadap teks pidato kenegaraan Soekarno
guna menemukan rumusan peran agama-agama dalam nation building di
Indonesia, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut:
1. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk. Kemajemukan itu muncul
dalam berbagai segi kehidupan seperti suku, agama, rasa dan adat-istiadat
yang biasa dikenal dengan singkatan SARA. Agama-agama, sebagai lembaga
dari respon manusia terhadap Tuhan hadir dengan wajah yang berbeda-beda.
Perbedaan ini tidak jarang menjadi peluang bagi konflik horisontal dan
konflik vertikal. Kepentingan tiap-tiap agama sebagai komunitas penafsir
yang berusaha menjaga loyalitas penganutnya sangat rentan berbenturan
dengan ideologi-ideologi lain di sekitarnya. Salah satu ideologi yang rentan
terhadap hal tersebut ialah Pancasila. Melihat kerentanan ini, sangat penting
bagi bangsa Indonesia untuk terus berada dalam persatuan sebagai iringiringan menuju cita-cita bangsa Indonesia.
2. Agama-agama di Indonesia memiliki posisi yang strategis dalam
melaksanakan perannya dalam nation building melalui upaya character
bulding yang berkelanjutan. Nation building di Indonesia harus dilakukan
secara holistik, tidak hanya pada aspek materil tetapi juga pada aspek nonmateril yakni karakter. Tiga karakter yang harus dibangun oleh agama ialah
Karakter ber-Tuhan, Karakter Sosialis dan Karakter Nasionalis. Ketiga
karakter ini akan menolong bangsa Indonesia menghayati dan mengamalkan

Pancasila sebagai “religi politik”.
5.2 Saran
1. Bangsa Indonesia:
Menghidupkan kembali semangat nasionalisme, menggiatkan pendidikan
Pancasila dan membangun karakter kebangsaan yang sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila

adalah

keniscayaan

untuk

keberlangsungan

bangsa

ini.

Pembangunan bangsa yang dilakukan seiring dengan pembangunan karakter

adalah prasyarat untuk menjadi bangsa yang besar dan untuk itu semua
elemen masyarakat, termasuk agama, harus mewujudkan perannya.
2. Fakultas Teologi Universitas Kristen Satya Wacana:
Tulisan ini dapat menjadi referensi dalam menemukan model bagaimana
seharusnya agama-agama di Indonesia berperan dalam pembangunan bangsa.
Walau demikian, penulis menyadari adanya keterbatasan mengakses literatur
terkait. Literatur mengenai presiden Soekarno sudah banyak di perpustakaan
lantai 4, namun buku Di Bawah Bendera Revolusi yang merupakan kumpulan
pidato-pidato kenegaraan beliau belum ada. Buku-buku yang membahas
Nation Building sangat terbatas, ada pun yang tersedia adalah buku dari
Sartono Kartodiardjo terbitan tahun 1993.