STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR BAHASA

1

STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR BAHASA ARAB
SISWA YANG MUQIM DI PONDOK PESANTREN DAN SISWA
KALONG (STUDI KASUS DI MTS AL-MAHRUSIYAH KELAS
VIII)
A.

Latar Belakang Masalah
Esensi sebuah lembaga sekolah atau madrasah adalah melahirkan
siswa yang bergulat pada ilmu pengetahuan, dimana sebagai tugas
utamannya adalah mencetak kader-kader yang berprestasi. Di Era ini
banyak sekali lembaga-lembaga yang menawarkan fasilitas untuk
mendapatkan prestasi tinggi, diantaranya adalah lembaga kursus,
lembaga sekolah dengan program fullday school, sekolah Terpadu,
Pondok Pesantren, dan sebagainnya. Dari beberapa lembaga tersebut,
diyakini lebih mampu mendongkrak prestasi belajar siswa bila
dibandingkan dengan lingkungan keluarga, hal itu disebabkan oleh
banyak factor yang diantaranya adalah faktor pergaulan.
Suatu pergaulan mempunyai peranan aktif dalam menentukan
tinggi rendahnya prestasi belajar siswa. Pondok pesantren misanya,

lembaha ini mampu memberikan efek positif terhadap siswa yang tinggal
didalamnya. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa factor, diantaranya
adalah fasilitias belajar, peraturan dan orang-orang yang ada di
dalamnya. Oleh karenannya pondok pesantren dipercaya lebih mampu
mendongkrak prestasi belajar siswa dibanding dengan lingkungan
keluarga.

2

MTs Al-Mahrusiyah adalah suatu lembaga dibawah naungan
yayasan Al-Mahrusiyah dan dalam lingkup Pondok pesantren Lirboyo
Kediri, akan tetapi siswa yang sekolah di MTs Al-Mahrusiyah tidak
semuanya bertempat tinggal di pondok pesantren, ada juga siswa yang
dari luar pesantren.
Banyak orang yang beranggapan bahwa siswa yang sekolah
dibawah naungan yayasan pondok pesantren maka kualitas Bahasa
Arabnya juga bagus. Akan tetapi untuk memahami materi Bahasa Arab
bukanlah hal yang mudah dan tentu terdapat banyak kesulitan, apalagi
bahasa Arab bukanlah bahasa keseharian. Menurut salah satu santri
Bahasa Arab butuh kemampuan untuk menghafal mufrodat-mufrodat dan

tata bahasa, sehinggal sedikit sulit bagi kami, dan terkadang kurang
faham dengan penjelasan guru.1
Berhasil tidaknya suatu proses belajar mengajar dapat diketahui
dari hasil prestasi siswa yang belajar setelah melalui proses pengajaran.
Sedangkan prestasi belajar siswa adalah hasil yang didapat oleh
seorang siswa dalam belajar yang membawa perubahan di dirinnya, yang
berupa penguasaan berupa pengerahuan, sikap dan ketrampila (kognisi,
afeksi, dan prikomotorik) menuju kearah kemajuan.2 Untuk mengukur
perkembangan dan perbandingan dari prestasi belajar siswa bukanlah hal
yang mudah, untuk itu diperlukan suatu alat untuk memantau

1 Hasil Wawancara dengan Chilatul Ifadah (18 Januaru 2018, 11.05 WIB)
2 Dewo Rajawijaya, Perbedaan Prestasi belajar PAI antara siswa yang tinggal di
pesantren dan diluar pesantre di MAN Wonokromo Pleret Bantul, (Skripsi, UIN Sunan Kalijaga
Yogyakatra; 2006)

3

perkembangan dan perbandingan antara siswa satu dan yang lainnya.
Oleh karena itu prestasi belajar Bahasa Arab ini diterjemahkan melalui

nilai oleh guru.
Keberadaan siswa di MTs Al-Mahrusiyah lirboyo Kediri bila
dilihat dari sisi tempat tinggalnya dapat dikelompokkan menjadi dua
yaitu siswa yang tinggal di pesantren dan siswa yang tinggal diluar
pesantren atau yang tinggal bersama orangtuannya.
Siswa yang tinggal di pondok pesantren yang penulis maksud
disini adalah siswa yang tinggal di pondok pesantren Al-Mahrusiyah
Kediri. Pesantren Al-Mahrusiyah termasuk Pesantren Khalaf. Pesantren
Khalaf adalah lembaga pesantren yang memasukkan pelajaran umum
dalam kurikulum madrasah yang dikembangkan, atau pesantren yang
menyelenggarakan tipe-tipe sekolah umum seperti SMP, SMU, bahkan
perguruan tinggi dalam lingkungannya. Akan tetapi tidak berarti
pesantren khalaf meninggalkan sistem salaf. Ternyata hamper semua
pesantren modern meskipun telah menyelenggarakan sekolah-sekolah
umum tetapi tetap menggunakan sisten salaf di pondoknya.3
Siswa yang tinggal di pondok pesantren seharusnya mempunyai
prestasi yang lebih baik daripada siswa yang tinggal diluar pondok
pesantren, hal tersebut dikarenakan mereka yang tinggal di pondok
pesantren diuntungkan dengan lingkungan yang kondusif. Teman-teman
yang sama pelajar akan menimbulkan motivasi kepada mereka untuk

3 Wahjortomo, Perhuruan Tinggi Pesantren Pendidikan Alternatif Masa Depan
(Jakarta: Gema Insani Press, 1997), Hal. 87

4

terus

belajar.

Peraturan-peraturan

di

pondok

pesantren

akan

memungkinkan siswa untuk tidak bebas bermain atau keluar-masuk

pondok sehingga tidak akan menghabiskan waktunya hanya untuk
bermain saja.
Kelompok teman sebaya memiliki daya paksa terhadap orang
yang masuk kedalamnya. Hampir tidak mugkin orang melawan
kelompok teman sebaya yang peraturan utamanya “konfirmasi atau
penolakan”4 dari ungkapan diatas apabila dikaitkan dengan penelitian ini
dapat diambil pengertian bahwa keberadaan pesantren mampu menujang
prestasi belajar siswa yang disebabkan oleh kelebihan-kelebihan yang
ada didalamnya.
Akan tetapi tidak menutup kemungkinan siswa yang tinggal di
peantren malah lebih jelek prestasi belajarnya atau sama dengan siswa
yang tidak berada di pesantren karena beberapa factor dan lain hal.
Pada penelitian Tindakan Kelas yang penulis lakukan pada Bulan
November lalu banyak dari anak yang muqim di pesantren justru kualitas
bahasa arabnya lebih rendah dibanding siswa non Muqim
Melihat Deskripsi masalah diatas penulis ingin mengetahui
adakah perbedaan prestasi belajar bahasa Arab siswa yang Muqim di
Pondok Pesantren Putri Al-Mahrusiyah dan siswa Kalong.
Untuk spesifikasi dan memudahkan dalam penelitian dan
pembiayaan maka subyek yang akan diteliti pada penelitian ini adalah

4 Damsar, Pengantar Sosiaologi Pendidikan (Jakarta: Kencana Perdana Media Group,
2011). Hal. 75

5

kelas VIII dengan prestasi belajar di semester 1 tahun pelajaran
2017/2018.
B.

Rumusan Masalah
1. Bagaimana prestasi Belajar Bahasa Arab siswa Muqim di Pondok
Pesantren ?
2. Bagaimana prestasi Belajar Bahasa Arab siswa Kalong ?
3. Apakah ada perbedaan antara siswa yang Muqim di pondok pesantren
dan siswa Kalong terhadap prestasi siswa kelas VIII di MTs AlMahrusiyah ?

C.

Tujuan Penelitian
1. Untuk mendeskripsikan prestasi belajar Bahasa Arab siswa yang

Muqim di pondok pesantren.
2. Untuk mendeskripsikan prestasi belajar Bahasa Arab siswa Kalong
3. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan prestasi belajar Bahasa
Arab siswa antara yang Muqim di pondok pesantren dengan siswa
kalong pada kelas VIII MTs Al-Mahrusiyah Kediri

D.

Kegunaan Penelitian
1. Manfaat Teoritik
a. Diharapkan dapat memberikan informasi bagi pembaca dan
pihak-pihak yang berkepentingan dalam mengetahui ada dan
tidaknya perbedaan prestasi belajar siswa yang disebabkan oleh
factor lingkungan
2. Manfaat Praktis

6

a. Memberikan sumbangan pemikiran kepada orang tua siswa dalam
mengetahui dampak dari factor lingkungan terkait dengan siswa

yang tinggal di pondok pesantren dan yang tidak tinggal di
pesantren.
b. Sebagai bahan pertimbangan dan wawasan kepada orang tua
untuk lebih cermat dala memilihkan lingkungan dan lembaga
pendidikan terhadap anaknya.
E.

Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan
masalah penelitian. Dikatakan semestara, karena jawaban yang diberikan
baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada faktafakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. 5
Hipotesis yang dapat diajukan adalah :
a.

Ha

: Terdapat perbedan prestasi Belajar Bahasa Arab yang

signifikan antara siswa yang Muqim di pesantren dengan siswa
kalong. Prestasi siswa Muqim lebih tinggi dari siswa kalong

b.

Ho

: Tidak terdapat perbedaan prestasi Belajar Bahasa Arab

yang signifikan antara siswa yang Muqim di pesantren dengan
siswa kalong.
F.

Definisi Operasional
1. Prestasi Belajar adalah hasil yang didapatkan siswa dari usahanya,
baik dan buruk suatu prestasi belajar, tergantung pada usaha yang

5 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alvabeta, 2009), hal. 96

7

dilakukan siswa tersebut. Siswa akan disebut berprestasi apabila
mampu menunjukkan nilai-nilai keberhasilan dalam belajarnya.

2. Siswa Muqim adalah : murid-murid yang berasal dari daerah-daerah
yang jauh dan menetap dalam kelompok pesantren.
3. Siswa Kalong adalah , yaitu murit-murit yang berasal dari desa-desa
di sekeliling pesantren, yang biasanya tidak menetap dalam
pesantren. Untuk pelajarannya di pesantren, mereka bolak-balik dari
rumahnya sendiri. Biasanya perbedaan antara pesantren besar dan
kecil dapat dilihat dari komposisi santri kalong. Semakin besar
sebuah pesanten akan semakin besar jumlah santri mukimnya.
Dengan lain perkataan, pesantren kecil akan memiliki lebih banyak
santri kalong daripada santri mukim.6
G.

Kajian Teori
1.
a.)

Prestasi Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Prestasi Belajar
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, prestasi
mempunyai arti suatu hasil yang telah dicapai (dari yang

telah dilakukan dan dikerjakan, dsb).7
Prestasi belajar adalah istilah yang menunjukan suatu
derajat keberhasilan seseorang dalam proses belajar untuk
mencapai tujuan belajar. Prestasi belajar yang dicapai

6 Choirun Niswah, Sejarah Pendidikan Islam,(Palembang: Noer Fikri Offset, 2016) hal.
221
7 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Jakarta: Balai Pustaka, 2005), hal. 700.

8

seorang individu merupakan hasil interaksi antara berbagai
factor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (factor
internal) maupun dari luar dirinya (factor eksternal)
individu.
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
prestasi belajar adlah hasil yang dicapai siswa setelah
melakukan kegiatan belajar dalam penguasaan pengetahuan
pemahaman, ketramplan dan sikap yang dinyatakan dalam
bentuk nilai yang berupa simbol-simbol baik angka, huruf,
maupun kalimat.
b.) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Factor dalam dan factor luar yang dapat mempengaruhi
proses dan hasil/prestasi belajar pada setiap orang.8
1.)

Faktor dalam (Internal)
Factor dalam meliputi fisiologis dan psikologis.
Fisiologis adalah factor yang berhubungan dengan
keadaan

jasmani

anak.

Sedangkah

psikologi

berhubungan dengan keadaan kejiwaan anak, sepertiv:
motivasi, minat, bakar, kecerdasan, kemampuan
kognitif.
2.)

Faktor Luar (Eksternal)
Factor luar meliuti lingkungan dan instrumental.
Lingkungan adalah kondisi di sekitar anak meliputi

8 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Op Cit, hal 107

9

keluarga, social, keadaan alam. Instrumental adalah
factor-faktor yang keberadaannya dimanipulasikan
untuk mendukung proses belajar anak, antara lain :
kurikulum/bahan pelajaran, guru/tenaga pengajar,
sarana dan fasilitas, administrasi dan manajemen.
2.

Mata Pelajaran Bahasa Arab
Mata pelajaran Basa Arab merupakan suatu mata pelajaran
yang diarahkan untuk mendorong, membimbing, mengembangkan
dan membina kemampuan serta menumbuhkan sikap positif
terhadap bahasa Arab baik reseptif maupun produktif. Kemampuan
reseptif yaitu kemampuan untuk memahami pembicaraan orang
lain dan memahami bacaan. Kemampuan produktif yaitu
kemampuan menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi baik
secara lisan maupun tulis.
Mata pelajaran Bahasa Arab memiliki tujuan sebagai
berikut:9
1.

Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa
Arab, baik lisan maupun tulis, yang mencakup empat
kecakapan berbahasa, yakni menyimak (istima’). Berbicara
(kalam), membaca (qiroa’h), dan menulis (khithobah).

2.

Menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya bahasa Arab
sebagai salah satu bahasa asing untuk menjadi alat utama

9 Abdi Madrasah, http://www.abdimadrasah.com/2014/04/tujuan-dan-ruang-lingkup-matapelajaran-bahasa-arab.html (Diakses tanggal 01 Februari 2018, Pukul 23.10 WIB)

10

belajar, khususnya dalam mengkaji sumber-sumber ajaran
islam.
3.

Mengembangkan pemahaman tentang saling keterkaitan
antara bahasa dan budaya serta memperluas cakrawala
budaya. Dengan demikian, peserta didik diharapan memiliki
wawasan lintasan budaya dan melibatkan diri dalam
keragaman budaya.

H.

Penelitian Terdahulu
Skripsi Mohammad Maghfur mahasiswa jurusan pendidikan
agama islam Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun
2007 dengan judul : Studi komparasi prestasi belajar pendidikan agama
islam antara siswa pengurus OSIS dengan siswa non pengurus OSIS di
MAN Kebumen 2 tahun pelajaran 2006/2007. Penelitian ini membahas
tentang pengurus OSIS dan siswa non pengurus OSIS, serta adakah
perbedaan prestasi dari keduanya. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini
adalah tidak terdapat perbedaan prestasi belajar pendidikan agama islam
yang signifikan antara siswa pengurus OSIS dan siswa non pengurus
OSIS10
Terdapat perbedaan dan kesamaan antara skripsi diatas dengan
penelitian yang akan dilakukan penulis. Persamaannya terletak pada
model penelitiannya yang bersifat komparasi, sedangkan perbedaanya
terletak pada obyek penelitian. Obyek penelitian skripsi ini berupa

10 Mohammad Maghfur, Studi Komparasi Presatasi Belajar Pendidikan Agama Islam
Antara siswa Pengurus OSIS dengan siswa Non Pengurus OSIS di MAN Kebumen 2 tahun
Pelajaran 2006/2007, Skripsi, Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: 2007

11

prestasi belajar pendidikan agama islam sedangkan obyek penelitian
yang akan dilakukan penulis prestasi Bahasa Arab siswa.
I.

Metode penelitian
1. Rancangan Penelitian
a.

Tempat dan Waktu
Tempat dari penelitian ini adalah kelas VIII MTs AlMahrusiyah

Lirboyo

Kediri.

Adapun

waktu

penelitian

dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2017-2018.
2. Populasi dan Sampel
Populasi adalah himpunan semua individu attau objek yang
menjadi bahan pembicaraan atau bahan studi oleh peneliti. 11 Sampel
merupakan sebagian dari jumlah populasi yang dipilih untuk menjadi
sumber data.12 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa
kelas VIII MTs Al-Mahrusiyah yang berjumlah 184 .siswa, yang
terdiri dari 129 siswa yang tinggal di pesantren dan 55 siswa yang
tidak tinggal pesantren (nduduk).
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik sampling
berupa

random

Sampling.

Random

Sampling

(Sampling

acak/random) digunakan peneliti apabila populasi diasumsikan
homogeny (mengandung satu ciri) sehingga sampel dapat diambil

11 Turmudi & Sri Harini, 2008, Metode Statistik Pendekatan teoritis dan Aplikatif,
(Malang; UIN-Malang Press.) Hal. 9
12 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta:
PT Bumi Aksara, 2009) Hal. 54

12

secara acak. Dalam random sampling, setiap subyek mempunyai
peluang yang sama untuk dijadikan sampel penelitian.13
Mengenai pengambilan sampel, peneliti berpedoman pada
pendapat Suharismi Arikunto yang mengatakan bahwa “Apabila
subyeknya kurang dari 100 orang, lebih baik diambil semua
sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, sedangkan
jika jumlahnya lebih dari 100 orang dapat diambil antara 10-15%
atau 20-25%.14
Dalam penelitian komparatif membutuhkan setidak-tidaknya
15 subyek untuk masing-masing kelompok.15 Dari 189 siswa,
peneliti mengambil sampel sebanyak 38, dengan pembagian 19
siswa yang tinggal di pondok pesantren dan 19 siswa yang tidak
tinggal di pesantren.
3. Instrumen Penelitian
Langkah penting dalam kegiatan pengumpulan data adalah
melakukan pengujian terhadap instrument yang akan digunakan
instrumen dalam penelitian ini adalah Achievement test yakni tes
yang mengukur apa yang telah dipelajari pada berbagai bidang studi,
jenis data yang dapat diambil menggunakan tes hasil belajar
(Achievement Test) ini adalah taraf prestasi dalam belajar.
4.

Teknik Pengumpulan Data

13 Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial, (Yogyakarta: PT Gelora Aksara
Pratama, 2007), Hal. 112
14 Suharsimi Arikunto, Prosedur Prosedur Penelitian suatu Pendekaran Praktek,,
(Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), Hal. 112
15 Ibnu Hajar, Dasar Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif Dalam Pendidikan
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Jaya, 1996), Hal. 148

13

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa metode
pengumpulan data untuk memperoleh data yang diperlukan, yaitu
sebagai berikut:
1.

Angket
Angket adalah teknik pengumpulan data melalui
penyebaran kuesioner (daftar pertanyaan/isian) untuk diisi
langsung oleh responden seperti yang dilakukan dalam
penelitian untuk menghimpun pendapat umum.16
Metode ini digunakan oleh peneliti untuk memperoleh
data tentang prestasi belajar siswa pada Mata pelajaran Bahasa
Aran yang tinggal di Pesantren dan Siswa yang tinggal diluar
pesantren kelas VIII MTs Al-Mahrusiyah Lirboyo Kediri.

2. Observasi
Observasi alah alat pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejalagejala yang diselidiki.17
Metode ini digunakan oleh peneliti untuk memperoleh
gambaran tentang MTs Al-Mahruisiyah dan segala aktifitas yang
ada di dalamnya.
3. Dokumentasi

16 Suharsimi Arikunto, Prosedur Peneltian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi,
(Jakarta: PT Roneka Cipta, 2010). Cet. 14, Hal. 201
17 Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Bumi
Aksara. 2010) Cet. 11, Hal. 70

14

Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau
variable yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar,
majalah, prasati, notulen rapat, legger, agenda, dan sebagainya.
Metode ini digunakan oleh peneliti untuk memperoleh
tentang profil letak gografis, sarana prasarana, keadaan siswa,
keadaan guru MTs Al-Mahrusiyah dan data-data lain yang
berbentuk documenter yang dibutuhkan dalam penelitian.
5.

Teknik Analisis Data
Analisis data diperlukan jika data telah berhasil dikumpulkan.
Analisis data ini gunanya adalah untuk memberikan kerangka
terhadap permasalahan yang ada, sehingga dapat melahirkan suatu
kesimpulan. Terdapat dua macam statistic yang digunakan untuk
analisis data dalam penelitian ini, yaitu statistic deskriptif dan
statistic inferensial.
Skripsi deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan
cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah
terkumpul

sebagaimana

adanya

tanpa

bermaksud

membuat

kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. 18 Dalam
penelitian ini statistic deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan
prestasi belajar pada mata pelajaran Bahasa arab siswa yang tinggal
dipondok pesantren dan prestasi belajar pada mata pelajaran Bahasa
arab siswa yang tinggal di luar Pondok Pesantren di MTs AlMahrusiyah Lirboyo Kediri.
18

15

Statistic inferensial adalah teknik statistic yang digunakan
untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk
populasi. Dalam penelitian ini statistic inferensela digunakan untuk
mengetahui ada dan tidaknya perbedaan yang signifikan dari data
yang telah diperoleh. Kaitannya dengan statistic inferensial, penulis
menggunakan statistic non parametik sebagai jenis analisis datanya.
Penulis menggunakan statistic non parametik dikarenakan data yang
akan diperoleh berupa data irdinal dan mempunyai variansi dalam
kelompok yang berbeda. Adapun teknik uji non parametik yang
digunakan adalah Khi Kuadrat atau Chi-Square (x2). Penulis
menggunakan ujia khi-kuadrat dikarenakan untuk mengetahui ada
tidaknya perbedaan prestasi belajar siswa antara yang tinggal di
pondok pesantren dengan yang tinggal di luar pondok pesantren pada
mata pelajaran Bahasa Arab.
Uji Khi Kuadrar digunakan untuk menentukan apakah
proposdi frekuensi yang dionservasi berada diproposi yang
diharapkan secara teori. Pengujian hopotesis dilakukan dengan
membandingkan frekuensi observasi dengan frekuensi teori yang
diharapkan. Semakin besar perbedaan frekuensi keduanya, semakin
besar nilai Khi Kuadrat sehingga semakin besar kemungkinan
hipotesis

ditolak.19

Pengujian

hipotesis

dilakukan

dengan

19 Ibnu Hajar, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif Dalam pendidikan
(Jakarta: PT Grafindo Persada, 1996), Hal. 266

16

membandingkan nilai Khi Kuadrat hasil perhitungan dengan nilai
Khi Kuadrat dalam table untuk taraf signifikansi 5% dan 1%.
Bila hasil perhitungan khi sama atau lebih kecil dari khi yang
ada dalam table, maka hipotesis alternative ditolak, berartu frejyebsu
bservasi dan teoritis tidak berbeda secara signifikan. Sebaliknya, bila
hasilnya lebih besar daripada khi table, hipotesis alternative diterima
dan berarti ada perbedaan yang signifikan antara frekuensi observasi
dengan frekuensi teori. Ada[un rumus yang dipergunakan dalam uji
Khi Kuadrat adalah :20
x 2= ∑

( fo−fr ) 2
fr

Keterangan :

J.

fo

: Frekuensi Observasi

fr

: Frekuensi teoritis

Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan yang penulis gunakan dalam skripsi
ini sebagai berikut :
BAB I : Pendahuluan, yang membahas tentang: a) latar belakang
masalah, b) rumusan masalah, c) tujuan penelitian, d) kegunaan
penelitian, e) definisi Operasional, dan f) sistematika penulisan.
Bab II : Kajian Teori, yang membahas tentang: a) tinjauan tentang
Prestasi Belajar siswa, b) factor-faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar,

20

17

Bab III : Metode penelitian, yang membahas tentang: a) rancangan
penelitian, b) populasi dan sampel, c) instrument penelitian, d) teknik
pengumpulan data, dan f) teknik analisis data.
Bab IV: Hasil penelitian dan Pembahasan, yang membahas tentang:
a) Hasil penelitian, meliputi; 1) Latar Belakang Obyek, 2) Penyajian data,
3) Ujia Hipotesis, dan 4) Pebahasan penelitian.
Bab V: Penutup, yang membahas tentang: a) kesimpulan dan b)
saran-saran.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, “Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek”,, (Jakarta:
PT Rineka Cipta, 2006).
---------, “Prosedur Peneltian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi”, (Jakarta:
PT Roneka Cipta, 2010). Cet. 14
Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, “Metodologi Penelitian”, (Jakarta: PT Bumi
Aksara. 2010) Cet. 11

18

Damsar, “Pengantar Sosiaologi Pendidikan” (Jakarta: Kencana Perdana Media
Group, 2011).
Hajar, Ibnu, “Dasar Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif Dalam Pendidikan”
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Jaya, 1996).
Idrus Muhammad, “Metode Penelitian Ilmu Sosial”, (Yogyakarta: PT Gelora
Aksara Pratama, 2007),
Madrasah,
Abdi,
http://www.abdimadrasah.com/2014/04/tujuan-dan-ruanglingkup-mata-pelajaran-bahasa-arab.html
Mulyasa E, “Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK”
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004)
Nashir Ridwal, “Mencari Tpologi Format Pendidikan Ideal Pondok Pesantren
Ditengah Arus Perubahan”, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010).
Niswah, Choirun, “Sejarah Pendidikan Islam”,(Palembang: Noer Fikri Offset,
2016)
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, “Kamus Besar Bahasa
Indonesia” (Jakarta: Balai Pustaka, 2005)
Qomar Mujamil, “Pesantren Dari Transformasi Metodologi Menuju
Demokratisasi Institusi” (Jakarta: Erlangga).
Rajawijaya Dewo, “Perbedaan Prestasi belajar PAI antara siswa yang tinggal di
pesantren dan diluar pesantre di MAN Wonokromo Pleret Bantul”,
(Skripsi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakatra; 2006)
Syah Muhibbin, “Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru” (Bandungan:
PT Remaja Rosdakarya, 2005)
Sugiyono, “Metode Penelitian Pendidikan”, (Bandung: Alvabeta, 2009),
Sukardi, “Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya”,
(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009)
Tohirin, “Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam” (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2005)
Turmudi & Sri Harini, 2008, “Metode Statistik Pendekatan teoritis dan Aplikatif”
(Malang; UIN-Malang Press.)

19

Wahjortomo, “Perguruan Tinggi Pesantren Pendidikan Alternatif Masa Depan”
(Jakarta: Gema Insani Press, 1997).