HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETEN (1)

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI PEDAGOGIK
GURU BIOLOGI TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI
SISWA KELAS X DI SMAN 2 SINTANG
Nurhadiah1) ,Hilda Aqua Kusuma Wardhani1),Muhammad Riyadi2)
1)
Staf Pengajar FKIP Universitas Kapuas Sintang
2)
Mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi Universitas Kapuas Sintang
Email: bio.hilda87@gmail.com
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi siswa tentang
kompetensi pedagogik Guru Biologi terhadap hasil belajar Biologi siswa kelas X di SMAN 2
Sintang. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X di SMAN 2 sintang. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian korelasional dengan pendekatan
kuantitatif, sedangkan rancangan penelitian menggunakan metode deskriptif korelational.
Teknik pengumpulan data yaitu melalui angket dan dokumentasi. Berdasarkan Uji Korelasional
Product Moment diketahui bahwa ada hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi
pedagogik Guru Biologi terhadap hasil belajar Biologi siswa kelas X di SMAN 2 Sintang yaitu
sebesar 0,38 %, dan berdasarkan uji determinan diketahui bahwa terdapat Kontribusi persepsi
siswa tentang kompetensi pedagogik Guru Biologi terhadap hasil belajar Biologi siswa kelas
X di SMAN 2 Sintang adalah sebesar 14,44% atau dengan kata lain, hasil belajar Biologi
siswa kelas X di SMAN 2 Sintang dipengaruhi oleh persepsi siswa tentang kompetensi

pedagogik Guru Biologi sebesar 14,44% dan 85.56% ditentukan oleh faktor diluar persepsi.
Kata Kunci : Hasil belajar, kompetensi pedagogik guru biologi, persepsi siswa
Pendidikan adalah suatu kegiatan
produktif yang berkaitan erat dengan
keseluruhan proses penataan dang
penggunaan sumber daya untuk mencapai
tujuan secara efektif dan efisien, maka suatu
keberhasilan dari proses pendidikan dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah
satunya adalah pendidik atau guru
(Baharuddin, 2010). Guru didalam
masyarakat kita dipandang sebagai orang
yang harus “digugu dan ditiru” (dituruti dan
ditiru). Pengaruh guru terhadap para
siswanya sangat besar. Faktor-faktor imitasi,
sugesti, identifikasi, dan simpati, misalnya,
memegang peran penting dalam berinteraksi
sosial (Raqib dan Nurfuadi, 2009). Guru
adalah jabatan atau profesi yang
memerlukan keahlian khusus sebagai guru,

untuk menjadi guru diperlukan syarat-syarat
tertentu, apalagi sebagai guru profesional

yang harus menguasai betul seluk-beluk
pendidikan dan pengajaran dengan berbagai
ilmu pengetahuan lainnya yang perlu dibina
dan dikembangkan melalui masa pendidikan
tertentu atau pendidikan pra-jabatan
(Mujtahid, 2009)
Menurut Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru
seorang guru dituntut untuk memiliki 4
kompetensi yang sangat penting yaitu
kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi profesional, dan
kompetensi sosial yang diperoleh melalui
pendidikan profesi. Pedagogik merupakan
suatu teori dan kajian yang secara teliti, kritis,

dan obyektif mengembangkan konsepkonsepnya mengenai hakikat manusia,
hakikat anak, hakikat tujuan pendidikan serta
1

2 Media Edukasi, Volume 5, Nomor 1, Oktober 2016, hlm . 1 - 5

hakikat proses pendidikan (Sadulloh, 2010).
Pedagogik tidak hanya berkutat pada ilmu
dan seni mengajar, melainkan ada
hubungannya dengan pembentukan
generasi baru, yaitu pengasuh pendidikan
suatu sistem yang bermuara pada
pengembangan individu atau peserta didik.
Pedagogik juga bermakna ilmu pendidikan
atau ilmu pengajaran (Denim, 2010).
Menurut Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan, kompetensi pedagogik
adalah kemampuan mengelola pembelajaran
peserta didik yang meliputi pemahaman

terhadap peserta didik, perancangan dan
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil
belajar, dan pengembangan peserta didik
untuk mengaktualisasi berbagai kompetensi
yang dimilikinya. Guru dengan kinerja yang
baik akan mampu menumbuhkan semangat
dan motivasi belajar siswa menjadi baik, yang
pada akhirnya akan bisa meningkatkan
kualitas pembelajaran yang dapat dilihat dari
hasil belajar siswa. Menurut Sulistiyani dan
Rosidah (2003) kinerja seseorang
merupakan kombinasi dari kemampuan,
usaha, dan kesempatan yang dapat dinilai
dari hasil kerjanya, selain kinerja guru, sikap
siswa terhadap pelajaran biologi sangat
penting dalam keberhasilan siswa. Sikap itu
sendiri dibentuk oleh norma dan persepsi
(Rachmat, 2001). Menurut Thoha (2000)
persepsi pada hakikatnya adalah proses
kognitif yang dialami oleh setiap orang

didalam memahami inf ormasi tentang
lingkungannya, baik lewat penglihatan,
pendengaran, penghayatan, perasaan, dan
pen­ciuman. Sedangkan menurut Robbins
(2007) persepsi dapat didefinisikan sebagai
suatu proses dimana individu-individu
mengorganisasi­kan dan menafsirkan kesan
indera mereka agar memberikan makna
kepada lingkungan mereka.
Setiap siswa memiliki persepsi yang
berbeda-beda terhadap objek yang sama.
Hal ini terjadi karena berbagai macam faktor

yang mempengaruhinya, salah satunya
adalah pengalaman. Perbedaan persepsi
pada siswa merupakan hal yang menarik
untuk diteliti. Persepsi siswa terhadap kinerja
guru dalam mengajar ini perlu diketahui
dengan pertimbangan bahwa siswa adalah
sasaran utama proses belajar mengajar di

sekolah.
Berdasarkan hasil observasi dan
wawancara di SMAN 2 Sintang diketahui
bahwa siswa memiliki persepsi yang negatif
terhadap guru biologi, sehingga siswa
menjadi tidak memperhatikan penjelasan
guru, hal ini berakibat pada rendahnya
tingkat keaktifan dan aspirasi belajar siswa
di kelas, sedangkan guru-guru di SMAN 2
Sintang memiliki potensi yang cukup baik,
kebanyakan mereka merupakan guru-guru
dengan latar belakang pendidikan sarjana
(S1) yang berkompeten. Berdasarkan hal
tersebut, penulis tertarik untuk mengkaji
lebih lanjut mengenai kompetensi
pedagogik guru biologi dalam mengajar dan
pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa
dalam sebuah penelitian yang berjudul
“Hubungan Persepsi Siswa Tentang
Kompetensi Pedagogik Guru Biologi

Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas
X di SMAN 2 Sintang”.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di SMAN
2 Sintang pada bulan Maret-April 2016
dengan rancangan penelitian menggunakan
metodedeskriptif korelational. Populasi yang
digunakan adalah siswa kelas X di SMAN 2
Sintang yang berjumlah 258 siswa yang
terbagi menjadi 7 kelas yaitu Xa, Xb, Xc,
Xd, Xe, Xf, dan Xg. Sedangkan sampel
dalam penelitian ini adalah siswa kelas Xa,
Xc, Xe dan Xg dengan teknik pengambilan
sampel menggunakan sistematis sampling.
Instrumen penelitian yang digunakan berupa
angket dan dokumentasi hasil belajar.

Nurhadiah1), Hilda Aqua Kusuma Wardhani1), Muhammad Riyadi2), Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Pedagogik 3

Analisis data dalam penelitian ini

menggunakan teknik analisis deskriptif siswa
tentang kompetensi pedagogik Guru Biologi,
analisis deskriptif hasil belajar peserta didik,
dan analisis hubungan kompetensi
pedagogik dan hasil belajar dengan
menggunakan analisis korelasional.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Persepsi Siswa Tentang Kompetensi
Pedagogik Guru
Persepsi siswa tentang kompetensi
pedagogik guru mengenai kemampuan

Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui
dari 135 siswa diperoleh keterangan tentang
tingkat kompetensi pedagogik guru sebagai
berikut: 46 siswa (34,07%) menunjukkan
bahwa kompetensi pedagogik guru termasuk
dalam kriteria sangat baik, 85 siswa (62,96%)
menunjukkan bahwa kompetensi pedagogik
guru terhitung baik, 4 siswa (2,96%)

menunjukkan bahwa kompetensi pedagogik
guru termasuk dalam kriteria cukup, dan 0
siswa (0%) menunjukkan bahwa kompetensi
pedagogik guru termasuk dalam kriteria tidak
baik, dengan rata-rata persentase klasikal
persepsi siswa tentang kompetensi
pedagogik guru sebesar 77,75% termasuk
dalam kriteria baik.

mengelola pembelajaran siswa yang meliputi
pemahaman terhadap peserta didik,
perancangan pembelajaran, pelaksanaan
p em b e la j a ra n , pe m a nf a a ta n t ek n o lo g i
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya. Gambaran umum tentang
kompetensi pedagogik guru biologi
berdasarkan hasil angket dapat dilihat pada
Tabel 1.


Hasil angket hubungan persepsi guru
tentang kompetensi pedagogik guru biologi
terhadap hasil belajar biologi siswa kelas X
di SMAN 2 Sintang dengan rata-rata
persentase klasikal sebesar 77,50%. Hal ini
menunjukkan bahwa persepsi siswa dan
persepsi guru tentang kemampuan
kompetensi pedagogik guru biologi di SMAN
2 Sintang adalah sama.
Distribusi Hasil Belajar
Data hasil belajar yang digunakan
dalam penelitian ini adalah hasil nilai Ujian
Tengan Semester, semester II kelas X pada
mata pelajaran biologi. Gambaran umum
tentang hasil belajar berdasarkan hasil
penelitian dapat dilihat pada Tabel 2.

4 Media Edukasi, Volume 5, Nomor 1, Oktober 2016, hlm . 1 - 5


Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui
bahwa dari 135 siswa hanya 42 siswa
(32,14%) telah mencapai tuntas dalam hasil
belajar, sedangkan 93 siswa (67,89%) tidak
mencapai
tuntas
dalam
hasil
belajar.Berdasarkan uji normalitas
menggunakan pendekatan uji Liliefors
diketahui bahwa nilai Lilieforshitung 0,075998
Ftabel(0,05) 3,91, maka Ha
diterima, artinya variabel bebas dan variabel
terikat berhubungan secara linier.
Selanjutnya data tersebut dilakukan
uji korelasi Product Moment untuk
mengetahui korelasi dua variabel yang akan
diuji apakah variabel bebas mempengaruhi
variabel terikat secara signifikan atau tidak.
Berdasarkan uji korelasi product moment,
diperoleh nilai rxy 0,38 > rtabel(0,05) 0,16, maka
Ha diterima, artinya ada hubungan antara
persepsi siswa tentang kompetensi
pedagogik guru biologi terhadap hasil belajar
biologi siswa kelas X di SMAN 2 Sintang. Hal
ini juga dibuktikan oleh Al-Ajami dan Soeharto
(2014: 188) dalam hasil penelitiannya yang
menyebutkan bahwa ada hubungan antara
persepsi siswa tentang kompetensi
pedagogik guru dengan motivasi belajar
siswa.
Berdasarkan tabel interpretasi
koefisien korelasi maka nilai rxy sebesar 0,38
yang berada pada interval koefisien 0,20–
0,39, dapat diketahui bahwa tingkat
hubungan persepsi siswa tentang
kompetensi pedagogik guru biologi terhadap
hasil belajar biologi siswa kelas X di SMAN 2
Sintang termasuk kategori rendah.
Selanjutnya untuk mengetahui berapa besar
kontribusi variabel tingkat persepsi siswa
tentang kompetensi pedagogik guru biologi
terhadap tingkat hasil belajar biologi maka
dilakukan uji determinasi.
Berdasarkan uji determinan diperoleh
nilai koefisien determinan 0,1444 = 14,44%.
Hal ini berarti variabel bebas tingkat persepsi
siswa tentang kompetensi pedagogik guru
biologi mempengaruhi variabel terikat hasil
belajar biologi siswa sebesar 14,44% dan

85,56% dipengaruhi oleh variabel lain, karena
kompetensi pedagogik guru hanya sebagian
kecil dari penentu keberhasilan nilai siswa
masih banyak variabel lain yang berperan
diantaranya adalah kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial, kompetensi profesional.
Lebih lanjut lagi Hamalik (2004) mengatakan
bahwa banyak faktor mempengaruhi proses
belajar dan hasil belajar diantaranya sekolah,
pola, struktur, dan isi kurikulumnya,
kompetensi guru mengajar dan bimbingan
mereka. Selanjutnya Yasin (2011) juga
menyebutkan bahwa kompetensi pedagogik
guru merupakan kemampuan guru dalam
mengelola pembelajaran peserta didik yang
meliputi; kemampuan dalam memahami
peserta didik, kemampuan dalam merancang
dan
melaksanakan
pembelajaran,
kemampuan mengevaluasi hasil belajar dan
kemampuan dalam mengembangkan
peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimilikinya.
Kegiatan proses pembelajaran
menimbulkan persepsi yang berbeda-beda
pada setiap siswa. Persepsi yang berbedabeda pada diri siswa mempengaruhi prestasi
yang dicapai siswa. Al-Ajami dan Soeharto
(2014) mengungkapkan bahwa persepsi
siswa tentang kompetensi pedagogik guru
merupakan salah satu aspek penting dalam
meningkatkan motivasi belajar dan hasil
belajar siswa, karena kompetensi pedagogik
guru secara langsung menyentuh kegiatan
pengelolaan pembelajaran peserta didik.
Menurut Gagne dan Briggs (1979)
dalam Purwanto (2011) menyatakan bahwa
hasil belajar merupakan kemampuan internal
(capability) yang meliputi pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang telah menjadi
milik pribadi seseorang dan memungkinkan
seseorang itu melakukan sesuatu.
Selanjutnya Putri dan Neviyarni (2013)
menyebutkan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar yaitu faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal
datang dari dalam diri siswa itu sendiri seperti
kecerdasan, kesehatan, cara belajar, bakat
minat dan motivasi, sedangkan faktor
eksternal yang berasal dari luar diri siswa
seperti fasilitas belajar, keadaan lingkungan

Nurhadiah1), Hilda Aqua Kusuma Wardhani1), Muhammad Riyadi2), Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Pedagogik 5

keluarga, sekolah, dan lingkungan sekitar,
serta media pembelajaran yang diberikan
oleh guru. Berbagai faktor tersebut masingmasing memiliki kontribusi terhadap
pencapaian prestasi belajar siswa. Lebih
lanjut lagi Amelia dan Leviana (2012)
mengungkapkan prestasi yang baik jika dia
mempunyai motivasi dalam aktivitas
belajarnya. Jika motivasi belajar pada siswa
selalu rendah maka akan berdampak pada
diri siswa sendiri, yaitu kurangnya aktivitas
belajar, bosan, pasif, dan prestasi belajar
rendah.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, maka
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
antara persepsi siswa tentang kompetensi
pedagogik guru biologi terhadap hasil belajar
biologi siswa kelas X di SMAN 2 Sintang
sebesar 0,38 dengan tingkat hubungan yang
rendah. Persepsi siswa tentang kompetensi
pedagogik guru biologi mempengaruhi hasil
belajar biologi siswa sebesar 14,44%.
SARAN
Hasil penelitian menunjukan bahwa
kompetensi pedagogik guru biologi terhitung
baik, sehingga disarankan kepada guru
biologi untuk mempertahankan dan
meningkatkan kompetensi mengajarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Ajmi dan Soeharto, T. 2014. Hubungan
Antara Persepsi Siswa Tentang
Kompetensi Pedagogik Guru dan
Dukungan Sosial Orangtua Dengan
Motivasi Belajar Pada Siswa Di MTS
Ibadurrahman Tibu Sisok Desa Loang
Maka Lombok Tengah Tahun Ajaran
2013/2014. Jurnal Sosio-Humaniora 5
(2): 178 – 198.
Amelia, M. R., dan Leviana. 2012. Motivasi
Belajar Siswa Kelas Bilingual dan
Siswa Kelas Non-Bilingual di SMPN 89
Jakarta Barat. Jurnal Psikologi 10 (1):
1-13.
Baharuddin. 2010. Pendidikan & Psikologi
Perkembangan. Jogjakarta: Ar-Ruzz
media.
Denim, S. 2010. Pedagogi, Andragogi, dan
Heutagogi. Bandung: Alfebeta.

Hamalik, O. 2004. Proses Belajar Mengajar.
Jakarta: Bumi Aksara.
Mujtahid. 2009. Pengembangan Profesi
Guru. Malang: UIN Malang Press.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia. Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan. Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia.Nomor 16 Tahun
2007 Tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Guru.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Purwanto, R., Peningkatan Motivasi dan Hasil
Belajar Siswa Pada Kompetensi Sistem
Koordinasi
Melalui
Metode
Pembelajaran Teaching Game Team
Terhadap Siswa Kelas XI IPA SMA
Smart Ekselensia Indonesia Tahun
Ajaran 2010-1011. Jurnal Pendidikan
Dompet Dhuafa 2:1 – 14.
Putri, S. D., dan Neviyarni. 2013. FaktorFaktor Penyebab Rendahnya Prestasi
Belajar Siswa (Studi Deskriptif
Terhadap Siswa SMP N 12 Padang).
Jurnal Ilmiah Konseling 2(1):225 – 230.
Raqib, M., dan Nurfuadi. 2009. Kepribadian
Guru (upaya mengembangkan
kepribadian Guru yang sehat di masa
depan). Yogyakarta: Grafindo Litera
Media.
Robbins, S. P. 2007. Perilaku Organisasi,
Konsep, Kontro­versi, Aplikasi. Edisi
Bahasa Indonesia. Jakarta: PT
Prenhallindo.
Sadulloh, U. 2010. Pedagoik (Ilmu Mendidik).
Bandung: Alfabeta.
Yasin, F.A. 2011. Pengembangan
Kompetensi
Pedagogik
Guu
Pendidikan Agama Islam di Madrasah.
Jurnal eL-QUDWAH 1(5): 157-181.