Pendidik dalam pendidikan islam docx

Pendidik dalam Pendidikan Islam
Di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Ilmu Pendidikan Islam” yang di bina oleh
Bapak Dr. Siswanto, M.Pd.I

Di Susun Oleh :
Ainul Muttaqin (18201201010029)

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PAMEKASAN
2014

1

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb
Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmatnya
kami dapat menyusun makalah yang berjudul “Pendidik dalam Pendidikan Islam” untuk
memenuhi tugas dari dosen pengampu matakuliah Ilmu Pendidikan Islam yaitu Bapak Dr.
Siswanto, M.Pd.I.

Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita yakni baginda
Nabi besar Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari alam kegelapan menuju ke alam
yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua sumber yang telah membantu
dalam proses penyusunan makalah ini baik secara tertulis atau sumber-sumber lainnya.
Selanjutnya kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini terdapat kekurangan
dan keterbatasan. Oleh karena itu kami terbuka untuk menerima kritik dan saran dari semua
pembaca demi perbaikan penyusunan makalah berikutnya.
Wassalamu’alaikum Wr,Wb.

Pamekasan, 23 Maret 2014

PENYUSUN

2

DAFTAR ISI
Sampul
Kata Pengantar
Daftar Isi

Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Bab II Pembahasan
A. Pengertian Pendidik dalam Pendidikan Islam
B. Macam-macam Pendidik dalam Islam
C. Kedudukan Pendidik dalam Islam
D. Tugas dan Tanggung jawab Pendidik
E. Syarat Menjadi pendidik dalam Pendidikan
Islam
F. Sifat Pendidik dalam Pendidikan Islam
Bab III Penutup
A. Kesimpulan
B. Kritik dan Saran
Daftar Pustaka

3

………………………………... i

………………………………... ii
………………………………... iii
………………………………...
………………………………...
………………………………...

1
2
2

………………………………...
………………………………...
………………………………...
………………………………...
………………………………...

3
5
8
8

10

………………………………... 11
………………………………... 13
………………………………... 15
………………………………... 14

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebuah kata pendidikan sudah tidak asing lagi untuk di dengar, yang mana
pendidikan merupakan suatu hal yang sangat berpengaruh dalam kehidupan di dunia ini.
Tidak bisa di pungkiri dalam sebuah pendidikan selalu terdapat tujuan yang ingin dicapai,
tujuan tersebut bisa di capai dengan adanya beberapa faktor, salah satunya dengan adanya
seorang pendidik, di dalam segi bahasa pendidik merupakan orang yang mendidik atau
memberikan pendidikan, sedangkan pendidik dalam pendidikan islam merupakan
seseorang yang berkewajiban karena tuntutan agama untuk menyalurkan ilmunya dan
bertanggung jawab atas ilmu yang di dapat dan di salurkan kepada orang lain, yang mana
agama menyerahkan tanggung jawab dan amanat pendidikan tersebut, sedangkan yang
menerima amanat dan tanggung jawab sebuah pendidikan ialah semua orang yang ada di

bumi ini. Dengan kata lain pendidik merupakan suatu sifat yang telah melekat dalam
setiap jiwa manusia, seperti halnya orang tua yang wajib untuk mendidik anaknya.
Seorang pendidik harus memiliki dasar ilmu pengetahuan yang sangat banyak,
karena setiap waktu pendidikan pasti akan berubah sesuai dengan berputarnya bumi.
Seperti yang disebutkan diatas seorang pendidik bukan hanya guru saja, tetapi juga
termasuk diri sendiri, orang tua, bahkan masyarakat/lingkungan. Dengan demikian
seorang pendidik mempunyai peranan masing-masing dalam menjalankan suatu
pendidikan, dan dalam setiap peranan tersebut harus dipertanggung jawabkan. Selain itu
pendidik juga mempunyai peranan utama dalam proses pendidikan, yaitu dengan adanya
pendidik diharapkan bisa menciptakan peserta didik yang diharapkan dalam tuntutan
agama, yang lebih baik dari seseorang yang tidak mengenal pendidikan dan dapat
mempertahankan agamanya.
Oleh karena itu kami disini akan mendeskripsikan tentang semua masalah
pendidik supaya bisa dijadikan perhatian dan pelajaran bagi semua pendidik.

1

B. Rumusan masalah
1. Apa definisi pendidik dalam pendidikan islam ?
2. Siapa saja yang menjadi pendidik dalam pendidikan islam ?

3. Bagaimana kedudukan pendidik dalam pendidikan islam ?
4. Apa tugas dan tanggung jawab pendidik dalam pendidikan islam ?
5. Apa syarat untuk menjadi seorang pendidik dalam pendidikan islam ?
6. Bagaimana sifat pendidik dalam pendidikan islam ?
C. Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui semua hal tentang pendidik,
baik dari pengertian sampai sifat bagi seorang pendidik. Selain dari pada itu makalh ini
dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam, semoga makalah ini
bisa bermanfaat bagi seorang pendidik, calon pendidik, dan pengawas pendidik.

2

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidik dalam Pendidikan Islam
Di dalam kegiatan belajar-mengajar pasti ada yang sering kita sebut dengan
pendidik dan peserta didik, yang mana keduanya memiliki keterikatan yang sangat kuat,
karena pendidik tanpa peserta didik tidak akan terjadi kegiatan belajar mengajar, begitu
juga sebaliknya. Sebelum melangkah lebih jauh tentang pendidik dalam pendidikan
islam, terlebih dahulu kita harus mengetahui pengertian dari pendidikan islam tersebut,

pendidikan islam adalah suatu kajian yang memuat teori-teori pendidikan serta data-data
dan penjelasannya sesuai dengan perspektif islam.1 Sebagaimana teori Barat, pendidik
dalam Islam adalah orang-orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta
didiknya dengan upaya mengembangkan seluruh potensi peserta didik, baik potensi
afektif (rasa), kognitif (cipta), maupun psikomotorik (karsa).2
Dalam literature Islam, seorang pendidik biasa disebut sebagai ustadz, mu’allim,
murabbiy, mursyid, mudarris, dan mu’addib.3


Kata ustadz biasanya digunakan untuk memanggil seorang professor, hal
ini bermakna bahwa seorang guru dituntut untuk komitmen terhadap
profesionalisme dalam mengemban tugasnya.



Kata mualim berasal dari kata ‘ilm yang berarti menangkap hakekat
sesuatu. Dalam setiap ‘ilm terkandung dimensi teoritis dan dimensi
amaliah. Hal ini mengandung makna bahwa seorang guru dituntut untuk
menjlaskan hakikat ilmu pengetahuan yang dikerjakannya, serta
menjelaskan dimensi teoritis dan praktisnya, dan berusaha membangkitkan

siswa untuk mengamlkannya.



Kata murabbiy berasal dari kata dasar Rabb. Tuhan adalah sebagai Rabbal-‘alamin dan Rabb al-nash, yakni yang menciptakan, mengatur, dan
memelihara alam seisinya termasuk manusia. Manusia sebagai khalifahNya diberi tugas untuk menumbuh kembangkan kreativitasnya agar

1 Moh. Roqib, Ilmu Pendidikan Islam, (Yogyakarta: LKiSYogyakarta, 2009)., hal. 22
2 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011)., hal. 74-75.
3 Muhaimin, Wacana pengembangan Pendidikan Islam, (Surabaya: Pusat Studi Agama, Politik dan Masyarakat
(PSAPM), 2004)., hal 209-213

3

mampu mengkreasi, mengatur dan memelihara alam seisinya. Dari
pengertian ini pendidik adalah seseorang yang mendidik dan menyiapkan
peserta didik agar mempu berkreasi, sekaligus mengatur dan memelihara
kreasinya untuk tidak menimbulkan malapetaka bagi dirinya.



Kata mursyid biasa digunakan untuk guru dalam Thariqah (Tasawuf).
Seorang mursyid (guru) beusaha menularkan penghayatan akhlak dan
kepribadiannya kepada peserta didiknya, baik yang berupa etos ibadahnya,
etos kerjanya, etos belajarnya, maupun dedikasinya yang serba Lillahi
Ta’ala (karena mengharap ridha Allah semata). Dengan demikian dalam
konteks pendidikan mengandung makna bahwa guru merupakan model
atau sentral indentifikasi diri, yakni pusat anutan dan teladan bahkan
konsultan bagi pesrta didiknya.



Kata mudarris berasal dari kata darasa-yadrusu-darsan wa durusann wa
dirasatan,yang berarti terhapus, hilang bekasnya, menghapus, menjadikan
usang, melatih, mempelajari. Dilihat dari pengertian ini, maka tugas guru
adalah

berusaha

mencerdaskan


peserta

didiknya,

menghilangkan

ketidaktahuan atau memberantas kebodohan mereka, serta memilih
ketidaktahuan atau memberantas kebodohan mereka, serta melatih
ketrampilan mereka sesuai dengan bakat,minat dan kemampuannya.


Kata muadddib berasal dari kata adab, yang berarti moral, etika, dan adab,
atau kemajuan lahir dan batin. Jadi guru adalah orang yang beradab
sekaligus memiliki peran dan fungsi untuk membangun peradaban
(civilization) yang berkualitas di masa depan.

Pengertian pendidik secara umum dapat diartikan sebagai orang yang
bertanggung jawab atas pendidik dan pengajaran.4 Sedangkan secara bahasa pendidik
adalah orang yang pekerjaanya mengajar. Dalam konteks yang lebih luas setiap individu
adalah pendidik, oleh sebab itu ia harus menjaga dan meningkatkan kualitas diri dan

sekaligus menjadi tauladan bagi sesamnya. Sedangkan pendidik dalam islam adalah
setiap individu yang bertanggung jawab terhadap perkembangan subjek didik.5
4 Khoirin Rosyadi, Pendidikan Profetik. (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2004)., hlm. 172
5 Moh. Roqib, Ilmu Pendidikan Islam, op.cit., hal. 37

4

Seorang pendidik merupakan komponen yang sangat penting dalam system
kependidikan, karena pendidiklah yang akan mengantarkan anak didik pada tujuan yang
telah ditentukan, yang mana tujuan pendidikan islam adalah menciptakan/membentuk
manusia yang sempurna (insan kamil) yang sesuai dengan ukuran islam. Hal tersebut
tidak mudah seperti membalikkan sebuah telapak tangan, mengapa demikian ! karena
seorang pendidik memiliki tanggung jawab yang sangat besar untuk menjadikan peserta
didik lebih baik dari sebelum-sebelumnya.
B. Macam-macam Pendidik dalam Islam
Terdapat banyak pendidik dalam islam dikarenakan setiap individu merupakan
pendidik. Diantara pendidik yang terdapat dalam islam yaitu :
1. Allah SWT
Kita sebagai umat islam percaya akan kekuasaan Allah SWT, karena Allah yang
menciptakan langit dan bumi beserta isinya, yang memberikan kemampuan tehadap
manusia untuk berfikir. Sudah terdapat berbagai bukti bahwa Allah lah yang menjadi
pendidik pertama dai antara Firman-Nya :

    
Artunya : Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam6. (Q.S. Al-Fatihah: 2)











    
     
Artinya: dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian
mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda
itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!" (Q.S. Al-Baqarah: 31)

Berdasarkan ayat-ayat diatas sudah jelas bahwa Allah merupakan pendidik
pertama dan yang utama bagi semua makhluk bahkan seluruh alam.7
2. Nabi Muhammad SAW
Nabi merupakan utusan langsung dari Allah SWT, sudah terlihat jelas dalam
firman Allah SWT surat Al-Baqarah ayat 151 :
6 Rabb (tuhan) berarti: Tuhan yang ditaati yang Memiliki, mendidik dan Memelihara. Lafal Rabb tidak dapat
dipakai selain untuk Tuhan, kecuali kalau ada sambungannya, seperti rabbul bait (tuan rumah). 'Alamiin (semesta
alam): semua yang diciptakan Tuhan yang terdiri dari berbagai jenis dan macam, seperti: alam manusia, alam
hewan, alam tumbuh-tumbuhan, benda-benda mati dan sebagainya. Allah Pencipta semua alam-alam itu.
7 Abuddin Nata, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Bandung: Penerbit Angkasa, 2003)., hal.13

5

        




 



    

  

Artinya : Sebagaimana (kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah
mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan
mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada
kamu apa yang belum kamu ketahui. (Q.S. Al-Baqarah: 151)

Selain itu Nabi Muhammad diturunkan kedunia ini untuk menjadi seorang
pendidik sesuai dengan sabdanya : “Bu’iststu li-akuna mu’alliman” yang berarti Aku
diutus ke dunia untuk menjadi guru/pendidik.8
3. Orang tua
Pada kenyataannya di dalam islam yang pertama dan paling utama bertanggung
jawab dalam kemajuan perkembangan anak didik adalah orang tua, seperti firman
Allah SWT :9









     


















   
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang
bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan
tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan. (Q.S. At-Tahriim: 6)

Dalam pernyataan orang tua merupakan pendidik yang pertama dan utama,
berbeda dengan Allah SWT, yang mana orang tua menjadi pendidik yang utama
dalam segi keluarga.
Setiap orang tua memiliki tugas penting untuk memberikan pendidikan kepada
anaknya. Hal tersebut dikarenakan, anak merupakan penerus dari keturunannya, anak
8 Moh. Kosim, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Pamekasan: Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Pamekasan, 2006).,
hal. 45
9 Arifuddin Arif, Pengantar Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kultura (GP Press Group), 2008)., hal. 6

6

merupakan kebanggan bagi orang tua kepada orang lain, dan doa anak yang shaleh
merupakan amal yang tidak putus-putus bagi orang tuanya.10 Orang tua adalah orang
yang paling berjasa bagi setiap anak, karena dari awal kelahirannya setiap anak
melibatkan peran penting dari orang tuanya.
Orang tua menjadi sosok yang utama selain mempunyai tanggung jawab dari
agama, juga mempunyai kewajiban untuk menjadikan anak mereka memiliki masa
depan yang gemilang, yaitu masa depan yang baik, sehat dan mempunyai
pengetahuan yang tinggi, baik pengetahuan umum maupun pengetahuan agama,
selain

itu orang tua tidak boleh lepas dari tanggung jawabnya karena sebab

merekalah seorang anak dilahirkan. Oleh karena itu semua prestasi tersebut tidak
mungkin bisa diraih oleh orang tua tanpa pendidikan yang baik bagi anak-anak
mereka.11
4. Pendidik
Pendidik merupakan pengganti dari orang tua, di dalam mendidik anak orang tua
tidak bisa melaksanakan pendidikan terhadap anaknya secara maksimal, oleh karena
itu orang tua menitipkan kepada seorang pendidik di dalam lembaga pendidikan.
Ada beberapa factor orang tua menitipkan anak mereka kepada pendidik, yaitu :
1. Keterbatsan waktu yang tersedia para orang tua.
2. Keterbatasan penguasaan ilmu dan tekhnologi yang dimiliki para orang tua.
3. Efisiensi biaya yang dibutuhkan dalam proses pendidikan anak.
4. Efektivitas program pendidikan anak.12

10 Moh. Roqib, Ilmu Pendidikan Islam, Op.Cit., hal. 37
11 ibid., hal. 40
12 ibid., hal. 41

7

C. Kedudukan Pendidik dalam Islam
Dalam ajaran islam posisi guru mendapatkan tempat terormat dan mulia di sisi
Allah. Sesuai dengan Firman-Nya dalam surat al-mujadalah ayat 11 :13

……….
 












 ........ 

Artinya : Allah mengangkat derajat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang
berilmu (beberapa derajat lebih tinggi) (Q.S. Al-Mujadalah : 11)

Penghargaan Islam yang tinggi kepada pendidik tidak bisa dilepasakan karena
islam sangat menahrgai ilmu pengetahuan. Beberapa factor yang mengungkapakan
tentang penghagaan islam terhadap ilmu pengetahuan dalam tulisan Asma Hasan Fahmi
(1979),14 diantaranya :
1. Tinta ulama’ lebih berharga dari pada darah syuhada.
2. Orang yang berpengetahuan melebihi orang yang senang beribadah, yang
berpuasa dan menghabiskan waktu malamnya untuk mengerjakam shalat,
bahkan melebihi seseorang yang berperang di jalan Allah.
3. Apabila meninggal seorang alim, maka terjadilah kekosongan dalam islam
yang tidak diisi kecuali oleh seseorang yang alim lainnya.
Kedudukan pendidik dalam pandangan masyarakat sangatlah mulia, seorang
pendidik di anggap sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Oleh karena itu kita harus
menghargai seorang pendidik/guru, sama seperti menghargai orangtua kita, seperti kata
pepatah “Orang Tua adalah guruku di rumah, dan Guru adalah orangtuaku di sekolah”.
Karenanya juga kita bisa mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk.
D. Tugas dan Tanggung jawab Pendidik
Di dalam islam tugas seorang pendidik merupakan tugas yang sangat mulia, hal
ini sesuai dengan ajaran islam yang menempatkan orang yang beriman dan beilmu lebih
tinggi derajatnya bila dibandingkan dengan manusia lainnya.
Imam Al-Ghazali mengemukakan bahwa tugas seorang pendidik adalah,
menyempurnakan, membersihkan, menyucikan, serta membawa hati manusia untuk
13 Heri Jauhari Muchtar, Fikih Pendidikan, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2008)., hal. 150
14 Khoirin Rosyadi, Pendidikan Profetik. (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2004)., hlm. 177

8

bertaqarrub kepada Allah SWT. Hal tersebut karena pendidikan adalah upaya untuk
mendekatkan diri kepada Allah SWT.15
Secara umum tugas seorang pendidik adalah mendidik. Dalam artian seorang
pendidik melakukan kegiatan belajar mengajar, baik memberikan ilmu, memberi contoh,
memuji, memberikan dorongan, menghukum, dan lain sebagainya. Selain itu seorang
pendidik juga harus menjadi motivator dan fasilitator dalm kegiatan belajar mengajar
untuk mengembangkan potensi seorang anak didik menjadi lebih baik lagi dan semakin
dipahami.
Di dalam suatu kegiatan belajar pendidik juga harus memiliki strategi/metode
dalam mengajar. Di mana dalam strategi juga dibicarakan pendekatan pengajaran dalam
penyampaian informasi, memilih sumber belajar, penunjang pengajaran, menentukan dan
menjelaskan peranan siswa.16 Hal tersebut dilakukan agar setiap peserta didik bisa
memahami apa yang dijelaskan oleh guru dan bisa melakukannya dalam kegiatan seharihari mereka.
Tugas seorang pendidik sudah tercantum dalam UU Sistem Pendidikan Nasional
Bab XI pasal 39, yaitu :
1. Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan adminstrasi, pengelolaan,
pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses
pendidikan pada satuan pendidikan.
2. Pendidik merupakan tenaga professional yang berugas merencanakan dan
melaksankan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,, melakukan
pembibingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat, terutama pendidik pada perguruan tinggi.17
Ada beberapa tugas pendidik yang dapat disebutkan antara lain ialah :
1. Mengetahui karakter seorang murid.
2. Guru harus berusaha meningkatkan keahliannya, baik dalam bidang yang
diajarkannya maupun dalam cara mengajarkannya.
3. Guru harus mengamalkan ilmunya, jangan berbuat berlawanan dengan ilmu
yang diajarkannya.18
15 Arifuddin Arif, Pengantar Ilmu Pendidikan Islam, Op. Cit., hal. 64
16 Usman dan Basyiruddin, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputar Pers, 2002)., hal. 123
17 Hasan Basri dan Bani Ahmad Saebani, Ilmu Pendidikan Islam (Jilid II), (Bandung: CV Pustaka Setia, 2010)., hal. 97
18 Khoirin Rosyadi, Pendidikan Profetik, Op.Cit., hlm. 180

9

Selain itu terdapat tugas pendidik yang dapat dijabarkan dalam beberapa pokok
pikiran, yaitu :
1. Sebagai Pengajar (instruksional) yang bertugas merencanakan program yang
disusun, dan akhirnya dengan pelaksanaan penilaian setelah program tersebut
dilaksanakan.
2. Sebagai pendidik (educator) yang mengarahkan peserta didik pada tingkat
kecerdasan kepribadian sempurna (insan kamil), seiring dengan tujuan
penciptaan-Nya.
3. Sebagai pemimpin (managerial) yang memimpin, mengendalikan diri (baik
diri sendiri, peserta didik, maupun masyarakat), upaya pengarahan,
pengawasan, pengorganisasian, pengontrolan, dan partisipasi atas program
yang di lakukan.19
Melihat tugas seorang pendidik diatas, kita dapat berfikir bahwa tugas dan
tanggung jawab yang dipikul oleh para pendidik sangat berat sekaligus sangat mulia,
karena pendidik memiliki tanggung jawab untuk menjadikan peserta didik seperti yang
dituntut oleh keinginan agama, selain itu oleh pendidiklah peserta didik bisa mencapai
cita-cita yang diinginkannya dan menjadi orang yang berbudi pekerti luhur serta
mempunyai sopan santun.
E. Syarat Menjadi Pendidik dalam Pendidikan Islam
Untuk menjadi seorang pendidik tidaklah mudah, diperlukan banyak persyaratan
yang dituntut untuk bisa menjalankan tugas-tugas kependidikannya dengan optimal.
Ada beberapa syarat dalam menjadi pendidik, diantaranya :20
1. Tentang umur, harus sudah dewasa.
2. Kesehatan, harus sehat jasmani dan rohani.
3. Keahlian, harus menguasai bidang yang diajarkannya dan menguasai ilmu
mendidik (termasuk ilmu mengajar).
4. Harus berkesusilaan dan berdedikasi tinggi.
Selain itu Cahyadi Tkariawan juga menyebutkan beberapa kemampuan khas yang
harus dimiliki oleh para pendidik (muslim khususnya) yaitu :21
19 Arifuddin Arif, Pengantar Ilmu Pendidikan Islam, Op. Cit., hal. 65-66
20 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Bandung: Pt Remaja Rosdakarya, 2011)., hal. 80
21 Heri Jauhari Muchtar, Fikih Pendidikan, Op.Cit., hal. 153

10

1. Kemampuan berbahasa Arab.
2. Kemampuan berbahasa Indonesia.
3. Kemampuan menulis dengan huruf arab.
4. Kemampuan menulis dengan huruf latin.
5. Kemampuan berbicara (secara logis, teratur, sistematik, dan mudah dipahami).
6. Kemampuan beretorika (berpidato/berceramah).
7. Kemampuan mendengarkan pembicaraan anak didik, misalnya berupa
masukan, keluhan, permintaan, pertanyaan, bahkan kritikan mereka.
8. Kemampuan menyegarkan suasana, agar tetap kondusif dan peserta didik
tetap bersemanga belajar.
9. Kemampuan berkomunikasi secara efektif.
10. Kemampuan bercerita, misalnya kisah para Nabi, Rasul, Sahabat Rasullullah,
dan para pahlawan/mujahid Islam.
11. Kemampuan memimpin forum.
12. Kemampuan merespon dan menyelesaikan masalah peserta didik.
Dalam menjadi pendidik tidak boleh merasa puas atau merasa sudah baik dalam
mendidik karena hal itu merupakan tanda bahwa pendidik tersebut tidak mawu berproses
untuk menjadi lebih baik lagi. Pendidik yang ideal merupakan pendidik yang pada saat
bersamaan siap menjadi peserta didik, dengan kata lain menyelam sambil minum air
yaitu bukan hanya bertugas untuk mengajar tetapi juga harus belajar dari kejadian setiap
saat yang terjadi.
F. Sifat Pendidik dalam Pendidikan Islam
Dalam konteks pendidikan islam, guru adala spiritual father atau bapak –rohani
bagi murid. Guru yang memberi santapan jiwa dengan ilmu, pendidikan akhlak dan
membenarkannya, maka menghormati guru berarti penghormatan terhadap anak-anak
pula.22
Dalam kenyataannya untuk membedakan antara tugas, syarat, dan sifat sangat
sulit. Sifat merupakan pelengkap dari syarat-syarat, sehingga pendidik bisa dikatakan
memenuhi syarat maksimal. Oleh karena itu, menjadi pendidik hendaklah memiliki sifatsifat sebagai berikut :
22 Abd. RAchman Assegaf, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011)., hal. 111

11

1. Zuhud dan iklhas.
2. Bersih lahir dan batin.
3. Pemaaf, sabar, dan mampu mengendalikan diri.
4. Bersifat kebapakan atau keibuan (dewasa).
5. Mengenal dan memahami pesrta didik dengan baik (baik secara individual
maupun kolektif). 23
Para ahli pendidikan Islam selalu mencampurkan tugas, syarat, dan sifat guru. Hal
ini dapat dipahami karena ketiganya memang mempunyai hubungan yang sangat erat.
Sifat-sifat guru yang dikemukakan oleh para ahli tersebut dapat disederhanakan sebagai
berikut:
1. Kasih sayang kepada anak didik.
2. Lemah lembut.
3. Rendah hati.
4. Menghormati ilmu yang bukan pegangannya.
5. Adil
6. Menyenangi ijtihad.
7. Konsekuen, perkataan sesuai dengan perbuatan.
8. Sederhana.24

23 Moh. Roqib, Ilmu Pendidikan Islam, Op.Cit., hal. 44
24 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam,Op.Cit., hal. 84

12

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Definisi Pendidik
Pengertian pendidik dalam KBBI adalah pendidik adalah orang yang pekerjaanya
mengajar, sedangkang dalam islam pendidik berarti orang-orang yang bertanggung
jawab terhadap perkembangan peserta didiknya dengan upaya mengembangkan
seluruh potensi peserta didik, baik potensi afektif (rasa), kognitif (cipta), maupun
psikomotorik (karsa). Dalam literaratur islam pendidik sering disebut dengan kata
ustadz, mu’allim, murabbiy, mursyid, mudarris, dan mu’addib.
2. Macam-macam Pendidik
Pendidik dalam islam terdapat 4 macam, diantaranya :
1. Allah SWT
2. Nabi Muhammad SAW
3. Orang Tua
4. Pendidik
3. Kedudukan Pendidik
Kedudukan seorang pendidik dalam ajaran islam mendapatkan tempat terormat
dan mulia, sama dengan kata pepatah bahwa pendidik merupakan pahlawan tanpa
tanda jasa. Di sisi Allah pendidik juga mendapatkan tempat yang mulia, sesuai
dengan Firman-Nya dalam surat al-mujadalah ayat 11
4. Tugas dan Tanggung Jawab Pendidik
Seorang pendidik di dalam negeri Indonesia telah mendapatkan tugas dan
tanggung jawab yang tertulis dalam UU Sistem Pendidikan Nasional Bab XI pasal 39.
Peraturan diatas bukan hanya ditujukan pada pendidik islam tetapi juga utnuk semua
pendidik. Selain itu terdapat beberapa tugas dan kewajiban guru yang dapat
disebutkan diantaranya :
1. Mengetahui karakter seorang murid.
2. Guru harus berusaha meningkatkan keahliannya, baik dalam bidang yang
diajarkannya maupun dalam cara mengajarkannya.

13

3. Guru harus mengamalkan ilmunya, jangan berbuat berlawanan dengan
ilmu yang diajarkannya.
Selain itu terdapat tugas pendidik yang dapat dijabarkan dalam beberapa pokok
pikiran, yaitu :
1. Sebagai Pengajar (instruksional) yang bertugas merencanakan program
yang disusun, dan akhirnya dengan pelaksanaan penilaian setelah program
tersebut dilaksanakan.
2. Sebagai pendidik (educator) yang mengarahkan peserta didik pada tingkat
kecerdasan kepribadian sempurna (insan kamil), seiring dengan tujuan
penciptaan-Nya.
3. Sebagai pemimpin (managerial) yang memimpin, mengendalikan diri
(baik diri sendiri, peserta didik, maupun masyarakat), upaya pengarahan,
pengawasan, pengorganisasian, pengontrolan, dan partisipasi atas program
yang di lakukan.
5. Syarat Menjadi Pendidik
Syarat menjadi pendidik sangatlah sederhana tapi kebanyakan seorang pendidik
mengentengkan syarat tersebut terutama dalam syarat menjadi seorang pendidik
Islam, beberapa syarat umum dalam menjadi pendidik :
1. Tentang umur, harus sudah dewasa.
2. Kesehatan, harus sehat jasmani dan rohani.
3. Keahlian, harus menguasai bidang yang diajarkannya dan menguasai ilmu
mendidik (termasuk ilmu mengajar).
4. Harus berkesusilaan dan berdedikasi tinggi.
Adapun syarat khusus/khas dalam pendidik islam adalah sebagai berikut :
1. Kemampuan berbahasa Arab.
2. Kemampuan berbahasa Indonesia.
3. Kemampuan menulis dengan huruf arab.
4. Kemampuan menulis dengan huruf latin.
5. Kemampuan berbicara (secara logis, teratur, sistematik, dan mudah
dipahami).
6. Kemampuan beretorika (berpidato/berceramah).
14

7. Kemampuan mendengarkan pembicaraan anak didik, misalnya berupa
masukan, keluhan, permintaan, pertanyaan, bahkan kritikan mereka.
8. Kemampuan menyegarkan suasana, agar tetap kondusif dan peserta didik
tetap bersemanga belajar.
9. Kemampuan berkomunikasi secara efektif.
10. Kemampuan bercerita, misalnya kisah para Nabi, Rasul, Sahabat
Rasullullah, dan para pahlawan/mujahid Islam.
11. Kemampuan memimpin forum.
12. Kemampuan merespon dan menyelesaikan masalah peserta didik.
6. Sifat-sifat Pendidik
Dalam kenyataannya untuk membedakan antara tugas, syarat, dan sifat sangat
sulit. Sifat merupakan pelengkap dari syarat-syarat, sehingga pendidik bisa dikatakan
memenuhi syarat maksimal. Oleh karena itu, menjadi pendidik hendaklah memiliki sifatsifat sebagai berikut :
1. Zuhud dan iklhas.
2. Bersih lahir dan batin.
3. Pemaaf, sabar, dan mampu mengendalikan diri.
4. Bersifat kebapakan atau keibuan (dewasa).
5. Mengenal dan memahami pesrta didik dengan baik (baik secara individual
maupun kolektif).
B. Saran
Kami berharap dengan membaca makalah ini seorang pendidik bisa lebih baik
lagi dan lebih professional dalam bidangnya masing-masing, karena pendidik memiliki
peran yang penting dalam kesejahtraan seorang anak didiknya. selain dari itu kami
berharap tidak ada lagi sifat meremehkan baik tugas, syarat, dan sifat dari seorang
pendidik karena itu merupakan kunci kesuksesan seorang pendidik. Mungkin makalah ini
jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami mohon saran dari dosen pembimbing dan
teman-teman, supaya kedepannya kami bisa lebih baik lagi dari sebelumnya.

15

Daftar Pustaka
Arif, Arifuddin. 2008. Pengantar Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kultura (GP Press Group).
Assegaf, Abd. Rachman. 2011. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Rajawali Pers.
Hasan Basri dan Bani Ahmad Saebani. 2010. Ilmu Pendidikan Islam (Jilid II). Bandung: CV
Pustaka Setia.
Kosim, Moh. 2006. Pengantar Ilmu Pendidika., Pamekasan: Sekolah Tinggi Agama Islam
Negeri Pamekasan.
Muchtar, Heri Jauhari. 2008. Fikih Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Muhaimin. 2004. Wacana pengembangan Pendidikan Islam. Surabaya: Pusat Studi Agama,
Politik dan Masyarakat (PSAPM).
Nata, Abuddin. 2003. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Bandung, Penerbit Angkasa.
Rosyadi, Khoirin. 2004. Pendidikan Profetik. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Rosyadi, Khoirin. 2002. Pendidikan Profetik. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Roqib, Moh. 2009. Ilmu Pendidikan Islam. Yogyakarta: LKiSYogyakarta.
Usman dan Basyiruddin. 2002. Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta: Ciputar Pers.
Tafsir, Ahmad. 2011. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Bandung: Pt Remaja
Rosdakarya.

16