Presiden Jokowi Deklarasikan Indonesia S
Presiden Jokowi Deklarasikan Indonesia
Sebagai Poros Maritim Dunia
Sabtu, 15 November 2014
Dalam pidatonya pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-9 East Asia Summit (EAS) tanggal 13 November 2014
di Nay Pyi Taw, Myanmar, Presiden Jokowi menegaskan konsep Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia sehingga
agenda pembangunan akan difokuskan pada 5 (lima) pilar utama, yaitu:
Membangun kembali budaya maritim Indonesia.
Menjaga sumber daya laut dan menciptakan kedaulatan pangan laut dengan menempatkan nelayan
pada pilar utama.
Memberi prioritas pada pembangunan infrastruktur dan konektivitas maritim dengan membangun tol
laut, deep seaport, logistik, industri perkapalan, dan pariwisata maritim.
Menerapkan diplomasi maritim, melalui usulan peningkatan kerja sama di bidang maritim dan upaya
menangani sumber konflik, seperti pencurian ikan, pelanggaran kedaulatan, sengketa wilayah,
perompakan, dan pencemaran laut dengan penekanan bahwa laut harus menyatukan berbagai bangsa
dan negara dan bukan memisahkan.
Membangun kekuatan maritim sebagai bentuk tanggung jawab menjaga keselamatan pelayaran dan
keamanan maritim.
Presiden Jokowi menghadiri KTT tersebut bersama seluruh Kepala Negara/Pemerintahan negara anggota ASEAN,
Republik Korea Selatan, Republik Rakyat Tiongkok, Jepang, Australia, Selandia Baru, India, Amerika Serikat,
Rusia, dan Sekretaris-Jendeal ASEAN. Sekretaris-Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa dan Presiden Asian
Development Bank juga hadir sebagai guest of the Chair.
Presiden Jokowi juga menyerukan untuk meningkatkan kerja sama maritim menjadi lebih erat secara damai dan
bukan sebagai ajang perebutan sumber daya alam maupun supremasi maritim. Terkait Laut Tiongkok Selatan,
Presiden Jokowi menyambut baik komitmen untuk mengimplementasikan secara penuh dan efektif Declaration
of Conduct (DoC) in the South China Sea dan mendorong penyelesaian Code of Conduct (CoC) in the South
China Sea secepat mungkin melalui konsultasi.
EAS merupakan suatu forum regional yang dibentuk pada 14 Desember 2005 di Kuala Lumpur. Negara peserta
EAS berjumlah 18 negara, yaitu 10 negara anggota ASEAN dan 8 negara Mitra Wicara ASEAN, yakni Australia,
India, Jepang, Korea Selatan, RRT, Selandia Baru, Amerika Serikat dan Rusia. EAS merupakan platform dimana
para Pemimpin negara peserta EAS bertemu dan melakukan tukar pikiran mengenai berbagai isu politis dan
strategis di kawasan.
Sebagai Poros Maritim Dunia
Sabtu, 15 November 2014
Dalam pidatonya pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-9 East Asia Summit (EAS) tanggal 13 November 2014
di Nay Pyi Taw, Myanmar, Presiden Jokowi menegaskan konsep Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia sehingga
agenda pembangunan akan difokuskan pada 5 (lima) pilar utama, yaitu:
Membangun kembali budaya maritim Indonesia.
Menjaga sumber daya laut dan menciptakan kedaulatan pangan laut dengan menempatkan nelayan
pada pilar utama.
Memberi prioritas pada pembangunan infrastruktur dan konektivitas maritim dengan membangun tol
laut, deep seaport, logistik, industri perkapalan, dan pariwisata maritim.
Menerapkan diplomasi maritim, melalui usulan peningkatan kerja sama di bidang maritim dan upaya
menangani sumber konflik, seperti pencurian ikan, pelanggaran kedaulatan, sengketa wilayah,
perompakan, dan pencemaran laut dengan penekanan bahwa laut harus menyatukan berbagai bangsa
dan negara dan bukan memisahkan.
Membangun kekuatan maritim sebagai bentuk tanggung jawab menjaga keselamatan pelayaran dan
keamanan maritim.
Presiden Jokowi menghadiri KTT tersebut bersama seluruh Kepala Negara/Pemerintahan negara anggota ASEAN,
Republik Korea Selatan, Republik Rakyat Tiongkok, Jepang, Australia, Selandia Baru, India, Amerika Serikat,
Rusia, dan Sekretaris-Jendeal ASEAN. Sekretaris-Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa dan Presiden Asian
Development Bank juga hadir sebagai guest of the Chair.
Presiden Jokowi juga menyerukan untuk meningkatkan kerja sama maritim menjadi lebih erat secara damai dan
bukan sebagai ajang perebutan sumber daya alam maupun supremasi maritim. Terkait Laut Tiongkok Selatan,
Presiden Jokowi menyambut baik komitmen untuk mengimplementasikan secara penuh dan efektif Declaration
of Conduct (DoC) in the South China Sea dan mendorong penyelesaian Code of Conduct (CoC) in the South
China Sea secepat mungkin melalui konsultasi.
EAS merupakan suatu forum regional yang dibentuk pada 14 Desember 2005 di Kuala Lumpur. Negara peserta
EAS berjumlah 18 negara, yaitu 10 negara anggota ASEAN dan 8 negara Mitra Wicara ASEAN, yakni Australia,
India, Jepang, Korea Selatan, RRT, Selandia Baru, Amerika Serikat dan Rusia. EAS merupakan platform dimana
para Pemimpin negara peserta EAS bertemu dan melakukan tukar pikiran mengenai berbagai isu politis dan
strategis di kawasan.