Kontribusi islam terhadap peradaban bara

Kontribusi Islam dalam Sejarah Peradaban Barat
Dunia   Barat,   khususnya   Eropa   dan   Amerika   Serikat,   dianggap   sebagai   pusat
kemajuan peradaban dunia. Barat, kini telah menjadi kiblat peradaban dunia. Tak
terkecuali di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun, di balik kejayaan
peradaban   Barat   sekarang,   ada   sebuah   realitas   sejarah   yang   tidak   banyak
diketahui masyarakat dunia. Sebuah fakta sejarah yang menyatakan dengan tegas
bahwa semua kejayaan peradaban Barat tidak pernah luput dari jasa dan kontribusi
besar para ilmuwan Muslim pada abad pertengahan.
Umat   Muslim   telah   lebih   dulu   mencapai   puncak   kejayaannya   pada   abad
pertengahan. Pada abad ke­13 M terjadilah invasi kejam bangsa Mongol yang
berhasil   memorak­porandakan   khazanah   Islam   buah   karya   para   Ilmuwan
Muslim   terdahulu.   Invasi   ini   dimulai   pada   tahun   1206,   dipimpin   oleh   Jengis
Khan dan anak keturunannya.
Akibatnya, hampir tidak ada satu peradaban Islam pun yang tersisa di Asia
Tenggara,   Timur   Tengah,   dan   Eropa   Timur.   Seiring   dengan   itu,   pada   tahun
1258, pasukan Mongol kembali mengincar pusat peradaban Islam di Baghdad.
Semua bangunan kota dihancurkan berkeping­keping, mushaf al­Qur’an diinjak­
injak,   masjid   dijadikan   sebagai   kandang   kuda,   perpustakaan   dibakar,   dan
ribuan buku­buku serta manuskrip tulisan para ulama terdahulu dihanyutkan di sungai Tigris. Kehancuran yang
dialami Muslim Baghdad ini dianggap sebagai era kemunduran peradaban Islam di abad pertengahan.
Dan tidak berhenti di situ, bangsa Mongol melanjutkan invasinya ke arah Mesir dan Mediterania. Beruntung,

semua   dapat   dikendalikan   oleh   pasukan   Islam   dari   Dinasti   Mamluk   sehingga   pasukan   Mongol   mundur.
Seandainya pasukan Islam tidak berhasil menghadapi mereka, maka yang ada kini tidak akan kita temui lagi
wilayah­wilayah bersejarah yang menyimpan sejuta peradaban Islam di masanya dulu.
Tidak seperti yang terjadi sekarang, di mana para ilmuwan yang terkenal hampir keseluruhan berasal dari
Barat.   Dulu,   para   ilmuwan   Muslim   seperti   al­Biruni,   Ibnu   Sina,   al­Battani,   dan   lainnya   telah   terlebih   dulu
mewarnai   dunia   ilmu   pengetahuan.   Mereka   banyak   menguasai   ilmu   kedokteran,   perbintangan,   perhitungan,
hadis, fikih, dan masih banyak lagi. Sayangnya, prestasi gemilang tersebut tidak diakui lagi oleh bangsa Barat
atau mungkin sengaja mereka tutup­tutupi demi menjaga citra kegemilangan mereka kini.
Transformasi ilmu pengetahuan Islam ke dunia Barat dikemukakan oleh Mehdi Nakosteen, seorang penulis
buku Kontribusi Islam Atas Dunia Intelektual Barat: Diskripsi Analisis Abad Keemasan Islam, terbangun melalui
dua   cara. Pertama,   melalui   para   mahasiswa   dan   cendekiawan   Eropa   Barat   yang   menimba   ilmu   di   sekolah­
sekolah   tinggi   ataupun   universitas   Islam   di   Spanyol. Kedua,   melalui   hasil   karya   cendekiawan   Muslim   yang
berhasil diterjemahkan dari bahasa Arab ke bahasa mereka sendiri.
Ilmu­ilmu yang diajarkan dalam agama Islam bagi umat manusia adalah sebuah harta karun yang sangat
menarik   dan   didambakan   oleh   semua   pihak,   tidak   terkecuali   pihak   non­Muslim.   Pada   tahun   1213   di   Eropa
berdirilah   sebuah   universitas   pertama   mereka   yaitu   Universitas   Paris   dan   pada   akhir   abad   pertengahan
disusullah pendirian 18 universitas lainnya di Eropa. Di universitas­universitas tersebut diajarkan pula ilmu­ilmu
dari ilmuwan Islam seperti, ilmu falak, filsafat, kedokteran, yang diadopsi dari universitas Islam.
Pemuda Eropa dahulu memang banyak yang menuntut ilmu di universitas Islam di Spanyol seperti Cordoba,
Sevilla,   Malaca,   Granada,   dan   Salamanca.   Saat   belajar,   mereka   bukan   hanya   sekadar   duduk   dan

mendengarkan,   tetapi   mereka   juga   aktif   menerjemahkan   buku­buku   buah   karya   para   intelektual   Muslim.
Sepulangnya mereka ke negerinya, mereka pun mendirikan sekolah dan universitas yang sama.
Berkat   kerja   keras   mereka   mengadopsi   dan   menerapkan   khazanah   keilmuan   Islam,   akhirnya   muncullah
tunas­tunas baru sarjana keilmuan Barat yang dibanggakan masyarakat Eropa.
Petrus Alfonsi salah satunya. Ia adalah seorang sarjana Eropa yang dahulunya menggeluti ilmu kedokteran
pada salah satu fakultas kedokteran di Spanyol. Ketika selesai belajar dan kembali ke negerinya, Inggris, ia
dipercaya oleh Raja Henry I untuk menjadi dokter pribadinya. Selain itu, bekerjasama dengan Walcher, ia juga
dipercaya untuk menyusun mata pelajaran ilmu falak berdasarkan ilmu yang didapatkannya di Spanyol.
Sementara   itu   Mehdi   Nakosteen   dan   Samsul   Nizar,   penulis   buku Sejarah   dan   Pergolakan   Pemikiran
Pendidikan  Islam:  Potret  Timur  Tengah  Era  Awal  dan  Indonesia,  menambahkan  bahwa  proses  transformasi
penyebaran pengetahuan Islam terjadi melalui berbagai jalur. Jalur tersebut antara lain, pertama, jalur Andalusia,
yakni   ketika   Islam   mulai   masuk   ke   Andalusia   yang   dibawa   oleh   Thariq.  Kedua,   melalui   Pulau   Sisilia   yang

berhasil ditaklukan kaum Muslimin melalui tangan Dinasti Aghlabiyyah yang berkuasa di kawasan Tunis dan
Aljazair saat itu. Ketiga, melalui Perang Salib yang merupakan proses pertukaran peradaban antara dua bangsa
di Laut Tengah. Keempat, jalur perdagangan antara Barat dan Timur melewati Mesir sejak Dinasti Fathimiyyah
berkuasa   di   negeri   tersebut. Kelima,   jalur   pendidikan   seperti   pendirian   sekolah   dan   universitas   Islam,   dan
penerjemahan karya­karya ilmuwan Muslim ke dalam bahasa Latin.
Berikut beberapa kontribusi intelektual Muslim dalam peradaban dunia di berbagai bidang:
 

1. Astronomi
Astronomi atau ilmu falak adalah salah satu bidang ilmu yang paling digemari oleh para ilmuwan Muslim selain
matematika. Hal ini disebabkan karena kedua bidang ilmu tersebut sangat mendukung peribadatan Islam, seperti
dalam menentukan awal dan akhir bulan Ramadhan, hari raya Idul Fitri, hari raya Idul Adha, dan sebagainya. Di antara
para ahli astronomi Muslim yang tersohor adalah: al­Biruni, al­Battani (ia termasuk dalam 20 besar ahli astronomi
penting   dunia),   Abul   Wafa   (penemu   kemiringan   bulan),   Hassan   Ibn   Haitam   (penemu   optik   yang   menjadi   dasar
teropong Roger Bacon dan Kepler), dan lainnya.
2. Matematika
Ilmu matematika dalam bahasa Arab disebut aljabar (perhitungan), sedangkan istilah algoritme adalah berasal dari
nama   penemunya   yaitu   al­Khawarizmi,   yang   memiliki   nama   lengkap   Muhammad   bin   Musa   bin   Khawarizmi.   Ia
merupakan salah satu ahli matematika Muslim terkenal di masa khalifah al­Ma’mun. Ia  menulis buku aljabar.
3. Fisika
Ilmu fisika juga berhubungan erat dengan ilmu astronomi. Sehingga karya­karya tentang optik yang ditemukan oleh
Hassan Ibn Haitam (965­1039 M) dijadikan dasar bagi bangunan ilmu fisika, yakni dasar bagi Bacon dan Kepler dalam
penemuan teropong, teleskop maupun mikroskop dan dasar dari fotografi.
4. Kimia
Meskipun bangsa Yunani telah mengenal sejumlah zat kimia, namun mereka tidak tahu apa­apa mengenai subtansi
unsur­unsur zat kimia, seperti: alkohol, asam sulfur, maupun asam nitrat. Orang Arablah yang menemukan itu semua,
yang bersamaan dengan penemuan potasium, asam amoniak, nitrat perak, dan merkuri. Maka, tidak heran jika
berbagai istilah penting dalam kimia juga berasal dari bahasa Arab, seperti; alkohol, alembrik, alkali, dan kimia itu

sendiri. Salah satu ilmuwan Muslim yang membidangi kimia adalah Abu Musa Jakfar al­Kufi.
5. Ilmu Hayat
Dalam bidang ilmu hayat, bangsa Arab tidak berpuas diri dengan hasil dari penerjemahan karya­karya bangsa
Yunani. Bangsa Arab pun melakukan kajian dan observasi sendiri secara intensif. Sehingga tidak heran jika
mereka berhasil memperkaya daftar macam­macam tumbuhan yang tercantum dalam “Daftar Dioscorides” yang
berisi sekitar 2000 spesies. Farmapodia atau sejenis ensiklopedia tetumbuhan obat yang disusun bangsa Arab
Muslim berisi berbagai macam tumbuhan dan bahan­bahan obat yang belum dikenal bangsa Yunani, seperti:
kaper, daun senna, tamarin, kasia, dan mauna.
6. Ilmu Kedokteran
Salah   seorang   ahli   kedokteran   Muslim   yang   sangat   terkenal   di   dunia   Barat   adalah   Abu   Ali   al­Hussein   bin
Abdallah ibn Sina, yang lebih dikenal sebagai Ibnu Sina atau Avicenna. Bukunya yang berjudul al­Qanun fi at­
Tib atau petunjuk tentang kedokteran. Buku tersebut berisi tentang lima hal, yaitu fisiologi, kebersihan, patologi,
pengambilan terapi, dan materi pengobatan.
Selain itu Ibn Zohr juga merupakan salah seorang ahli kedokteran yang terkenal karena dialah
yang telah memperkenalkan aspek hukum dalam observasi bidang kedokteran. Ia juga
menemukan kekuatan dari jenis penyakit tertentu.

Kemudian Ibn Nafis dari Siria yang pada tahun 1289 telah berhasil
mempertontonkan sistem sirkulasi darah secara akurat, tiga ratus tahun sebelum


Servert, seorang dokter kebangsaan Portugis yang selama ini dianggap sebagai
penemu pertama.
7. Filsafat
Ibn Sina atau Avicenna juga merupakan seorang ahli filsafat. Ia telah membentuk
sistem keilmuan dan pandangan filsafat skolastiknya secara gamblang. Adapun
karya-karya utamanya antara lain Kitab al-Shifa (Buku Penyembuhan), dan Kitab
al-Isharat wa’l Tanbihat (Pegangan Bagi Pengajaran dan Peringatan).
Upaya penerjemahan karya-karyanya dimulai sejak abad XII dan semenjak itu
para pemikir Arab mulai mewarnai pikirannya sesuai apa yang diterapkan oleh
Ibnu Sina. Sementara itu Abdul Wahid Muhammad Ibn Rushd atau Averroes
dalam banyak hal lebih berpengaruh ketimbang Avicenna, berkat bukunya yang
mengomentari karya filsafat Aristoteles.
8. Sastra
Para ilmuwan Muslim juga memberikan kontribusi yang besar terhadap dunia
Barat di bidang sastra. Hal ini terbukti dari hasil kajian Asian Palacios atas karyakarya surealism dalam Islam dan atas buku La Devina Comedia karya Dante
Aleghery yang menyimpulkan bahwa Dante telah mendapat pengaruh yang
besar dari karya mistik Muhyidin ibn Arabi maupun penyair buta Abul Ala alMaari. Sedangkan novel bernilai filsafat dari Ibn Tufail, Hayy ibn Yaqzan telah
diterjemahkan ke dalam bahasa Latin oleh Edward Pococke pada tahun 1671 dan
buku inilah yang mengilhami Daniel Defoe dengan kisahnya Robinson Crusoe.


9. Geografi dan Sejarah
Masyarakat Arab dikenal gemar mengarungi pulau maupun benua untuk
berdagang. Karena itu mereka harus menguasai geografi maupun sejarah setiap
kawasan yang akan dijelajahi. Hal inilah yang menjadi latar belakang untuk
menekuni ilmu-ilmu geografis maupun sejarah. Dalam bukunya yang berbahasa
Inggris berjudul Golden Pastures, Hasan Ali al-Masudi memaparkan gambaran
lengkap tentang setiap negeri yang pernah dikunjunginya pada pertengahan
abad ke-10. Bahkan sejarah menunjukkan bahwa selama lebih dari tiga abad
para ahli kartografi Eropa senantiasa mengutip karya-karya geografi Muslim,
seperti karya Nasrudin Tusi maupun hasil observasi al-Koshaji yang telah berhasil
menuyusun hasil petualangannya di Cina dan mengoreksi perhitungan garis
lintang bumi maupun ukuran bumi.
Sedangkan di bidang sejarah, Ibn Miskawaih merupakan seorang sejarawan
Muslim terkenal yang meninggal pada tahun 1030. Dalam bukunya yang
berjudul Tajarib al-Umam (Pengalaman Bangsa), ia memaparkan kisah sejarah
tentang Persia dan Arab sampai dengan masa hidupnya dan menyatakan bahwa
penyerbuan Arab atas Persia telah terjadi sejak jauh sebelum Islam lahir.
10. Sosiologi dan Ilmu Politik
Ibn Khaldun (1332-1406 M) merupakan pemikir filsafat sosiologi dan sejarah
yang terkenal dalam peradaban Islam. Salah satu bukunya yang disebut sebagai

Prolegomena membahas refleksi umum sejarah manusia dan berbagai macam
peradaban manusia sebagai hasil dari perbedaan iklim, kehidupan kaum
pengembara maupun yang telah menetap dan istiadat atau latar belakang
peradaban yang berbeda, termasuk kelembagaan sosial, ilmu pengetahuan dan
seni yang mereka kembangkan.

Sementara,   al­Farabi   menulis   buku   yang   sangat   terkenal   tentang   filsafat   politik   yang   berjudul al­Madinatul
Fadhilah. Dalam   buku   tersebut,   ia   menyatakan   bahwa   pemimpin   suatu   negara   harus   mampu   memberikan
jaminan   agar   penduduknya   mencapai   kehidupan   yang   sejahtera   baik   di   dunia   maupun   di   akhirat.   Untuk   itu
negara   harus   dipimpin   oleh   seorang   kepala   negara   yang   memiliki   kualitas   sempurna,   yakni:   1)   tinggi
kecerdasannya; 2) kuat ingatan; 3) fasih berbicara; 4) rajin bekerja; 5) sederhana; 6) luhur budi; 7) adil; 8) teguh
pendirian, dan 9) konsisten.

11. Arsitektur dan Seni Rupa
Arsitektur   Muslim   tampak   dalam   bentuk   istana   maupun   masjid   yang   gemerlapan   yang   di   kemudian   hari
berpengaruh pada seni bangunan gereja pada abad pertengahan di Eropa. Seperti pengaruh arsitektur masjid di
Cordova   terhadap   gereja   katedral   Notre   Dane   du   Puy   dalam   wujud   lengkungan   susun   tiga,   cuping   ganda,
lengkungan   sepatu   kuda   maupun   unsur   dua   warna   yang   merupakan   ciri   masjid   di   Cordova.
12. Musik
Seorang   musikus   Muslim   bernama   Abul   Hasan   Ali   Ibn   Nafis   atau   sering   dipanggil   Ziriyab   telah   mendirikan

konservatorium   musik­musik   Andalusia.   Sejak   itu   teori   musik   mulai   dikembangkan   oleh   al­Farabi,   yang
menulis Kitab al­Musiki (Pegangan Musik). Dengan menggunakan prinsip­prinsip ilmu matematika dan fisika para
penulis musik mampu memberi penjelasan secara ilmiah tentang suara dan bagaimana mendorong pembuatan
instrumen musik lebih lanjut, seperti gitar, seruling, tambur, prototipe piano, organ dan sebagainya. (Edit & Devi)