Hadis Tentang sinergi pendidikan danTuju

Hadis Tentang Tujuan Penciptaan Manusia

1. Teks hadist
- Hadist pertama
‫عل ممقةة لمثثمل مذللمك ث ثمم ي مك ثثوثن ثمثضمغةة لمثثمل مذللمك ث ثمم‬
‫جممثع مخل ثثقثه لفى بمثطلن أ ثلممله أ مثربملعي ثمن ي مثوةما ن ثثطمفةة ث ثمم ي مك ثثوثن لفى مذللمك م‬
‫لإ من أ ممحمدك ثثم ي ث ث‬
‫ي أ مثو مسلعي ثدد‬
‫ي ثثرمسثل ال ثممل مثك مفي من ثثفثخ لفي ثله ال مثرثوثح موي ثثؤممثر لبأ مثربممع ك مللمما ت‬
‫عممللله مومشق م د‬
‫ت بمك متثلب لرثزلقله موأ ممجللله مو م‬
-

Hadist kedua
‫عملى ال ثلعمبالد أ مثن ي مثعبثثدوثه موملا ي ثثشلرثكوا لبله مشي ثةئا‬
‫مح مق الل مله م‬

2. Terjemah
- Hadist pertama
“Sesungguhnya penciptaan salah seorang di antara kalian dihimpun di dalam perut ibunya
selama empat puluh hari berupa air mani, kemudian menjadi segumpal darah dalam waktu sama,

kemudian menjadi segumpal daging juga dalam waktu yang sama. Setelah itu, malaikat diutus
untuk meniupkan roh ke dalamnya dan diperintahkan untuk mencatat empat perkara: mencatat
rezekinya, ajalnya, perbuatannya, dan celaka ataukah bahagia.”
-

Hadist kedua
“Hak Allah terhadap hamba-Nya adalah agar mereka beribadah hanya kepada Allah dan tidak
mensyerikatkan Allah dengan sesuatu apapun” (Muttafaqun alaih)

3.
a.

Syarahan Hadits
Makna Secara Umum:
Ibnu Mas’ud menyampaikan suatu hadits yang ia dengar langsung dari Rasulullah shollallahu
‘alaihi wasallam tentang khabar ghaib. Karena khabar itu menuntut keimanan yang tinggi,
beliau mendahului penyampaiannya dengan mengingatkan bahwa Rasul adalah orang yang
jujur sekaligus harus dipercaya seluruh khabarnya.
Manusia mengalami 4 fase pertumbuhan dalam perut ibunya:
1. 40 hari pertama dalam bentuk nutfah (sperma)

2. 40 hari kedua dalam bentuk ‘alaqah (segumpal darah)
3. 40 hari kedua dalam bentuk daging.

4. Setelah itu, Malaikat diutus Allah untuk meniup ruhnya dan mencatat 4 hal: rezeki, ajal,
amalan, dan keadaan dia (beruntung atau celaka).
b. Dari hadist di atas dengan jelas menunjukkan kepada kita tujuan Allah subhanahu wa ta’ala
menciptakan jin dan

manusia. Yaitu agar mereka beribadah hanya kepada Allah dan tidak

menduakan Allah dengan sesuatu apapun. Maka ketika ada seseorang yang melakukan
kesyirikan atau menduakan Allah subhanahu wa ta’ala dengan beribadah kepada jin, pohon,
batu, dan lain-lain, maka orang tersebut telah melanggar tujuan dia diciptakan oleh Allah
subhanahu wa ta’ala. Allah menciptakan mereka bukan untuk sesuatu yang sia-sia tapi untuk
sesuatu yang sangat besar yaitu ibadah.