Analisis Sosiologis Tokoh Utama Dalam Novel “Taira No Masakado” Karya Eiji Yoshikawa

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sastra adalah karya seni yang dikarang menurut standar bahasa kesusastraan,
penggunaan kata-kata yang indah, gaya bahasa, dan gaya bercerita yang menarik
(Zainuddin, 1992:99). Menurut Wellek dalam Budianto (1997: 109), bahwa sastra
adalah lembaga sosial yang memakai medium bahasa dalam menampilkan gambaran
kehidupan dan kehidupan itu sendiri adalah kenyataan sosial.Menurut Luxemburg
(1992: 23-24), sastra dapat dipandang sebagai suatu gejala sosial, sastra yang ditulis
pada kurun waktu tertentu langsung berkaitan dengan norma-norma dan adat istiadat
zaman itu.Sastra pun dipergunakan sebagai sumber untuk menganalisa sistem
masyarakat.Sastra juga mencerminkan kenyataan dalam masyarakat dan merupakan
sarana untuk memahaminya.
Istilah sastra hendaknya dibatasi pada seni sastra yang bersifat imajinatif, artinya
segenap kejadian dan peristiwa yang dikemukakan dalam sastra bukanlah pengalaman
jiwa atas yang sesungguhnya tetapi merupakan sesuatu yang dibayangkan saja (Wellek
dalam Badrun 1983:16).
Menurut Piaget dalam Ratna (2001:13) karya sastra dianggap sebagai entitas
dengan struktur yang otonom, mandiri, bahkan dianggap memiliki kemampuan untuk
mengatur dirinya sendiri (self-regulation) di samping kesatuan intrinsik dan prosedur
transformasi.Karya sastra dipahami dalam kaitannya dengan latar belakang sosial yang


1

menghasilkannya. Dalam hubungan inilah, berkembang model analisis inter disiplin,
yaitu: psikologi sastra, sosiologi sastra.
Karena sastra memiliki hubungan yang khas dengan sistem sosial dan budaya
sebagai basis kehidupan penulisnya, maka sastra selalu hidup dan dihidupi oleh
masyarakat dan masyarakat sebagai objek kajian sosiologi menegaskan adanya
hubungan antara sastra sebagai disiplin ilmu dengan sosiologi sebagai disiplin ilmu
lainnya (Kurniawan, 2012:3)
Pada dasarnya karya sastra memiliki karya yang bersifat fiksi dan non
fiksi.Karya sastra yang bersifat fiksi seperti novel, cerpen, komik, dan essai.Sedangkan
yang bersifat non fiksi berupa puisi, lagu, dan drama. Novel merupakan salah satu karya
sastra yang dapat dijadikan media untuk mengabadikan sesuatu yang menarik atau luar
biasa atau untuk merekam zaman dan juga digunakan sebagai media untuk
menggambarkan situasi yang terjadi saat itu dan melihat kehidupan sosiologi
masyarakat yang ada dalam novel ( Yutanto, 2013:7).
Pengertian novel menurut Wellek dan Warren dalam Hanum (2010:1-2) adalah
gambaran dari kehidupan dan perilaku yang nyata, dari zaman pada saat novel itu di
tulis yang bersifat realistis dan mengacu pada realitas yang lebih tinggi dan psikologi

yang lebih mendalam.
Berdasarkan konsep pengertian novel diatas maka contohnya pada penelitian ini,
penulis akan membahas sebuah novel yang berjudul“Taira No Masakado” karya Eiji
Yoshikawa yang memiliki setting pada zaman Heian yang menceritakan tentang tokoh

2

utama yang bernama Taira No Masakado. Novel ini menceritakan tentang konflik
keluarga yang terjadi antara Taira No Masakado dengan ketiga pamannya yaitu Daijo
Kunika,Kazusa Yoshikane,dan Rokuro Yoshimasa dan konflik yang terjadi antara Taira
dengan pamannya adalah perampasan warisan ayah Taira yang dilakukan oleh
pamannya. Konflik ini berawal dari iri pamannya terhadap ayahnya, karena ayahnya
banyak mendapat penghasilan dari tanah warisan pemerintah yang dimiliki.Setelah
ayahnya meninggal ketiga pamannya berusaha menyingkirkannya dengan mengirimnya
ke ibukota untuk menjadi seorang pelayan di rumah seorang Menteri.
Setelah 13 tahun di Ibukota,Taira kembali ke daerahnya dan mendapat kabar
dari adiknya bahwa warisan ayahnya dirampas oleh pamannya.Taira marah dan
akhirnya membalas dendam kepada pamannya dengan cara merebut kembali warisan
yang dirampas oleh pamannya.Tetapi konflik terus berlanjut menjadi perang saudara
antara Taira dengan pamannya.Perang tersebut terus berlanjut sampai akhirnya

pamannya meninggal.
Di dalam novel Taira No Masakado dapat dilihat konflik yang dialami oleh tokoh
utama Taira No Masakado dengan Tokoh lain dan bagaimana hubungan Taira No
Masakado di masyarakat.
Berdasarkan uraian di atas penulis merasa tertarik untuk menganalisa secara
sosiologis cerita dalam novel ini. Untuk itu penulis membahasnya dalam skripsi yang
berjudul

“AnalisisSosiologis Tokoh Utama dalam Novel Taira No Masakado

Karya Eiji Yoshikawa.”

3

1.2 Perumusan Masalah
Novel “Taira No Masakado” menceritakan tentang konflik keluarga yang terjadi
antara Taira No Masakado dengan ketiga pamannya yaitu Daijo Kunika,Kazusa
Yoshikane,dan Rokuro Yoshimasa dan konflik yang terjadi antara Taira dengan
pamannya adalah masalah perampasan warisan ayah Taira yang dilakukan oleh
pamannya.Konflik ini berawal dari iri pamannya terhadap ayahnya karena banyak

mendapat penghasilan dari tanah warisan pemerintah. Setelah ayahnya meninggal ketiga
pamannya berusaha menyingkirkannya dengan mengirimnya ke ibukota untuk menjadi
seorang pelayan di rumah seorang Menteri.
Setelah 13 tahun di Ibukota,Taira kembali ke daerahnya dan mendapat kabar
dari adiknya kalau warisan ayahnya dirampas oleh pamannya.Taira marah dan akhirnya
membalas dendam kepada pamannya dengan cara merebut kembali warisan yang
dirampas oleh pamannya.Tetapi konflik terus berlanjut menjadi perang saudara antara
Taira dengan pamannya.Perang tersebut terus berlanjut sampai akhirnya pamannya
meninggal.
Di dalam novel Taira No Masakado dapat dilihat konflik yang dialami oleh
tokoh utama Taira No Masakado dengan tokoh lain dan bagaimana perebutan warisan
yang dilakukan oleh paman Taira No Masakado.
Melihat uraian di atas dapat dilihat beberapa masalah seperti berikut yaitu

4

1. Bagaimana interaksi sosial Taira No Masakado ketika menjadi pelayan di
lingkungan kerja?
2. Bagaimana konflik keluarga antara Taira No Masakado dengan pamannya?


1.3 Ruang Lingkup Pembahasan
Dari luasnya permasalahan-permasalahan yang terdapat pada novel yang berjudul
“Taira No Masakado”,terbit tahun 2012,edisi Bahasa Indonesia,dengan jumlah halaman
sebanyak 635 halaman maka penulis melakukan pembatasan ruang lingkup dalam
pembahasan. Hal ini dimaksudkan agar masalah penelitian tidak terlalu luas dan
berkembang jauh, sehingga penulisan dapat terarah dan terfokus.
Pembahasan yang menjadi fokus masalah dalam penelitian novel “Taira No
Masakado” karya Eiji Yoshikawa.Penulis memfokuskan pada konflik sosial tokoh
utama Taira No Masakado. Supaya pembahasan lebih jelas dan memiliki keakuratan
data yang mendukung, maka penulis dalam bab II menjelaskan juga novel Taira No
Masakado, setting Novel Taira No Masakado, sosiologi sastra,konflik sosial,dan
biografi pengarang.

1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori
1. Tinjauan Pustaka
Menurut Aminudin (2000:66), sastra fiksi adalah kisahan atau cerita yangdiemban
oleh pelaku-pelaku tertentu dengan pemeranan, latar serta tahapan danrangkaian cerita

5


tertentu yang bertolak dari hasil imajinasi pengarangnya sehingga menjalin suatu cerita.
Dengan demikian karya sastra lahir ditengah-tengahmasyarakat sebagai hasil imajinasi
pengarang yang merupakan refleksi kehidupanmanusia terhadap gejala-gejala sosial di
sekitarnya.
Menurut Selo Soemarjan dan Soemardi dalam Soekanto, (2000:21)Sosiologi adalah
ilmu yang memepelajari struktur sosial dan proses-proses sosial,termasuk perubahanperubahan sosial.Interaksi sosial menurut Soekanto (2003:61) merupakan hubunganhubungansosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang perorangan,
antara kelompok-kelompok manusia. Interaksi sosial adalah kunci dari semua
kehidupan sosial, oleh karena tanpa interaksi sosial, tak akan mungkinada kehidupan
bersama. Bentuk-bentuk interaksi sosial dapat berupa kerja sama(cooperation),
persaingan (competition), dan bahkan dapat juga berbentukpertentangan atau pertikaian
(conflict).Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti salingmemukul.

Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang
atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak
lain

dengan

menghancurkannya


atau

membuatnya

tidakberdaya

( http://id.wikipedia.org/wiki/Konflik). Sedangkan menurut Gillin danGillin konflik
adalah bagian dari sebuah proses sosial yang terjadi karena adanya perbedaanperbedaan

fisik,

emosi,

kebudayaan

dan

perilaku

(http://sosiologi-


sosiologixavega.blogspot.com/2010/10/konflik-dan-integrasisosial.html).

6

Soerjono Soekanto mengemukakan 4 faktor penyebab terjadinya konflikyaitu :
- Perbedaan antar individu; merupakan perbedaan yang menyangkutperasaan, pendirian,
atau ide yang berkaitan dengan harga diri, kebanggan,dan identitas seseorang. Sebagai
contoh anda ingin suasana belajar tenangtetapi teman anda ingin belajar sambil
bernyanyi, karena menurut teman
anda itu sangat mendukung. Kemudian timbul amarah dalam diri anda.Sehingga terjadi
konflik.
- Perbedaan kebudayaan; kepribadian seseorang dibentuk oleh keluarga danmasyarakat.
Tidak semua masyarakat memiliki nilai-nilai dan norma yangsama. Apa yang dianggap
baik oleh satu masyarakat belum tentu baik olehmasyarakat lainnya.
- Perbedaan kepentingan; setiap kelompok maupun individu memilikikepentingan yang
berbeda pula. Perbedaan kepentingan itu dapatmenimbulkan konflik diantara mereka.
- Perubahan sosial; perubahan yang terlalu cepat yang terjadi pada suatumasyarakat
dapat mengganggu keseimbangan sistem nilai dan norma yangberlaku, akibatnya
konflik dapat terjadi karena adanya ketidaksesuaianantara harapan individu dengan

masyarakat.
Menurut Wolf dalam Endraswara, (2008:77), sosiologi sastra merupakandisiplin
yang tanpa bentuk, tidak terdefenisikan dengan baik, terdiri dari sejumlah studi-studi
empiris dan berbagai percobaan pada teori yang lebih general, yangmasing-masingnya
hanya mempunyai kesamaan dalam hal bahwa semuanyaberurusan dengan hubungan
sastra dan masyarakatnya.

7

Menurut Swingewood dalam Tarihoran, (2009:8), sosiologi sastra dapatmeneliti
sekurang-kurangnya melalui tiga perspektif, yaitu:
a. Perspektif Teks Sastra
Artinya peneliti menganalisis sebagai sebuah refleksi kehidupanmasyarakat dan
sebaliknya.Teks biasanya dipotong-potongdiklasifikasikan, dan dijelaskan makna
sosiologisnya.
b. Perspektif Biografis
Yaitu peneliti menganalisis pengarang. Persfektif ini akan berhubungandengan life story
seorang pengarang dan latar belakang sosialnya.
c. Perspektif Reseptif
Yaitu peneliti menganalisis penerimaan masyarakat terhadap teks sastra.


2.Kerangka Teori
Menurut

Altenbernd

dan

Lewis

dalam

Nurgiyantoro

(1995:3),

fiksi

dapatdiartikan sebagai prosa naratif yang bersifat imajiner, namun biasanya masuk akal
dan


mengandung

kebenaran

yang

mendramatisasikan

hubungan-

hubunganantarmanusia.Pengarang mengemukakan hal itu berdasarkan pengalaman
danpengamatannya terhadap kehidupan.Namun, hal itu dilakukan secara selektif
dandibentuk

sesuai

dengan

tujuannya

sekaligus

memasukan

hiburan

dan

peneranganterhadap pengalaman kehidupan manusia.Fiksi menceritakan berbagai
masalahkehidupan manusia dalam interaksinya dengan lingkungan dan seksama.

8

Dalam menganalisis suatu karya sastra diperlukan suatu pendekatan yangmenjadi
acuan bagi penulis dalaam menganalisis karya sastra tersebut.Olehkarena itu, penulis
menggunakan pendekatan sosiologis dan pendekatan semiotikadi dalam menganalisis
karya sastra ini.Pendekatan semiotika adalah pendekatanyang memandang karya sastra
sebagai sistem tanda.Hal ini sesuai denganpengertian semiotik sebagai ilmu tanda, yang
memandang fenomena sosial danbudaya sebagai sistem tanda, Preminger dalam
Wiyatmi, (2009:92). Denganmenggunakan pendekatan semiotika dalam menganalisis
penulis dapatmengetahui konflik sosial yang dialami tokoh “Taira No Masakado”
melalui interaksi-interaksitokoh utama dengan tokoh-tokoh lain dalam lingkungan
masyarakatnya,khususnya lingkungan pekerjaan dalam novel ini melalui dialog atau
komunikasiantar tokoh, dan adanya kontak sosial.

Konflik dalam sebuah karya fiksi sangatlah penting dalam pembentukanalur cerita.
Ada dua elemen yang membangun alur adalah konflik dan klimaks.Setiap konflik utama
selalu bersifat fundamental, membenturkan “sifat-sifat” dan“kekuatan-kekuatan”
tertentu seperti kejujuran dengan kemunafikan, kenaifandengan pengalaman atau
individualistis dan kemauan beradaptasi, Stanton(2007:13).Untuk melihat gambaran
kehidupan sosial seseorang individu secarakhusus dan masyarakat pada umumnya di
dalam sebuah karya sastra adalahdengan menggunakan disiplin ilmu yaitu sosiologi
sastra. Sosiologi sastra adalahcabang penelitian sastra yang bersifat reflektif.Melihat
sastra sebagai cerminankehidupan masyarakat. Dengan menggunakan teori sosiologis
penulis dapatmenganalisis bagaimanakah konflik sosial yang dialami tokoh utama
9

terhadaptokoh lain dalam novel ini. Menurut Soemarjan dan Soemardi dalam
Soekanto,(2000:21) sosiologi adalah ilmu yang memepelajari struktur sosial dan prosesprosessosial, termasuk perubahan-perubahan sosial.
Menurut Gillin dan Gillin, konflik adalah bagian dari sebuah proses sosialyang
terjadi karena adanya perbedaan-perbedaan fisik, emosi, kebudayaan danperilaku.
Sedangkan menurut Soerjono Soekanto konflik adalah suatu prosessosial individu atau
kelompok yang berusaha memenuhi tujuannya dengan jalanmenentang pihak lawan
yang

disertai

dengan

ancaman

dan

atau

kekerasan

dalam(http://sosiologi

sosiologixavega.blogspot.com/2010/10/konflik-dan-integrasisosial.html).Menurut Susan
Novri (2009:4), manusia adalah makluk konfliktis (homoconflictus), yaitu makluk yang
selalu terlibat dalam perbedaan, pertentangan, danpersaingan baik sukarela dan
terpaksa.Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesiakonflik berarti pertentangan atau
percekcokan.Pertentangan sendiri bisa munculke dalam bentuk pertentangan ide
maupun fisik antara dua belah pihak yangberseberangan.
Unsur-unsur penunjang terciptanya sebuah karya sastra, khususnya prosaantara lain
tema, penokohan, alur, plot, setting, dan sebagainya. Tokoh danpenokohan merupakan
merupakan unsur yang penting dalam karya naratif.Menurut Sayuti dalam Wiyatmi,
(2009:30) tokoh adalah para pelaku yang terdapatdalam sebuah fiksi yang merupakan
ciptaan pengarang, meskipun dapat jugamerupakan gambaran dari orang-orang yang
hidup di alam nyata, oleh karena itu dalam sebuah fiksi tokoh hendaknya dihadirkan
secara alamiah, dalam arti tokoh-tokohitu memiliki ”kehidupan” atau “berciri hidup”,
atau memiliki derajatlifelikeness (kesepertihidupan). Tokoh cerita menempati sebagai
10

posisi yangstrategis sebagai pembawa dan penyampai pesan, amanat, moral atau sesuatu
yangsengaja ingin disampaikan kepada pembaca.

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:
1.

Untuk mendeskripsikan interaksi sosial Taira No Masakado ketika menjadi pelayan
di lingkungan kerja

2.

Untuk mendeskripsikan konflik sosial yang dihadapi tokoh utama Taira No
Masakado melalui interaksi sosial tokoh utama Taira No Masakado dengan tokohtokoh lain dalam novel Taira No Masakado

2.Manfaat Penelitian
1.

Untuk peneliti sendiri diharapkan dapat menambah wawasan mengenai sosiologis
dalam karya sastra.

2.

Bagi pembaca dan pelajar-pelajar bahasa Jepang pada khususnya dan masyarakat
pada umumnya diharapkan semoga penelitian ini bisa sebagai bahan referensi dan
menambah informasi tentang

bagaimana interaksi dan intensitas dalam sosial

masyarakat.
3.

Untuk pembaca penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dengan
penelitian-penelitian lain yang telah ada sebelumnya.

1.6 Metode Penelitian
11

Dalam penulisan skripsi ini penulis akan menggunakan metode penelitian
deskriptif (Endraswara , 2008: 86). Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode
dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, kondisi, sistem pemikiran
maupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.Metode deskriptif juga termasuk
sebagai metode dalam penelitian kualitatif.
Menurut Moleong (1994: 6), metode penelitian kualitatif adalah merupakan
penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena
yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada.
Penelitian kualitatif ini bukanlah penelitian kuantitatifikasi yang berdasarkan angkaangka, tapi menggunakan kedalaman penghayatan terhadap interaksi antar konsep yang
sedang dikaji secara empiris.
Untuk mendukung data yang konkret dalam penulisan skripsi ini penulis juga
menggunakan metode studi kepustakaan (library research) untuk mengumpulkan datadata pendukung. Yaitu dengan cara mengumpulkan data dari berbagai macam literatur
buku yang berhubungan dengan masalah penelitian dan menghimpun data yang
bersumber dari internet seperti google dan blog-blog yang membahas mengenai
permasalahan yang berkaitan dengan penelitian ini. Kemudian semua data tersebut
dianalisa untuk memecahkan masalah yang diteliti sehingga mendapat kesimpulan dan
saran.

12