Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Ibu Terhadap Kejang Demam pada Anak di Kelurahan Kwala Bekala Tahun 2015

1

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Kejang demam ialah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu

tubuh (suhu rectal lebih dari 38ºC) yang disebabkan oleh suatu proses
ekstrakranium. Anak yang pernah mengalami kejang tanpa demam, dan bayi yang
berumur kurang dari 4 minggu tidak termasuk kejang demam (Soetomenggolo,
1999). Pada American Academy of Pediatrics (2008) menggambarkan kejang
demam sebagai sebuah kejang yang terjadi pada anak demam pada usia antara 6
bulan sampai 60 bulan yang tidak mengalami infeksi intrakranial, gangguan
metabolik, atau riwayat kejang demam sebelumnya (Chung, 2014).
Kejang demam terjadi pada 2 – 5 % anak dan biasanya terjadi pada usia
antara 3 bulan – 5 tahun, dengan kejadian terbanyak pada usia 18 bulan. Kira-kira
6-15% terjadi pada usia 4 tahun dan jarang terjadi pada usia lebih dari 6 tahun
(Waruiru, 2004). Kejang demam lebih sering terjadi pada populasi Asia, 3.4% 9.3% terjadi pada anak-anak di Jepang, 5% - 10% pada anak-anak di India, tetapi
hanya 2% - 5% pada anak-anak di Amerika Serikat dan Eropa Barat, dan

prevalensi tertinggi 14% di Guam (Chung, 2014). Dari berbagai penelitian
didapatkan bahwa kejang demam agak lebih sering dijumpai pada anak laki
daripada perempuan, dengan perbandingan yang berkisar antara 1,4 : 1 dan 1,2 : 1
(Lumbantobing, 2007).
Pada penelitian yang dilakukan oleh The National Collaborative Perinatal
Project di Amerika Serikat, dalam hal mana 1.706 anak pasca kejang demam

diikuti perkembangannya sampai usia 7 tahun, tidak didapatkan kematian sebagai
akibat kejang demam. Anak dengan kejang demam ini lalu dibandingkan dengan
saudara kandungnya yang normal, terhadap tes IQ menunjukkan skor yang tidak
berbeda bermakna dari saudara kandungnya (kontrol) (Nelson et al, 1978 dalam
Lumbantobing, 2007). Walaupun kejadian kejang demam pada masa kanak-kanak
pada umumnya memiliki prognosis baik dan dapat sembuh spontan, namun

Universitas Sumatera Utara

2

kejadian kejang tersebut dianggap mengerikan bagi kebanyakan orang tua. Ketika
mereka melihat terjadinya kejang pada anaknya, kebanyakan orang tua akan

sangat khawatir dan berpikir bahwa anaknya akan mati. Pengetahuan yang baik
dan tepat antara hubungan demam, kejang demam, dan prognosis yang biasanya
baik, penting untuk menurunkan tingkat kecemasan dan ketakutan orang tua
terhadap kejadian kejang demam. Banyak orang tua yang menjadi fobia terhadap
demam dan kejadian demam dapat menjadi mimpi buruk bagi mereka (Kolahi,
2009). Pada penelitian yang dilakukan oleh Ravanipour dkk (2014) menemukan
bahwa ibu akan menjadi lebih khawatir pada saat anak demam dikarenakan
dampak dari demam tersebut, seperti kejang atau kerusakan otak.
Kejadian demam pada anak umumnya mendatangkan ketakutan dan
kekhawatiran bagi orang tua, khususnya ibu. Seperti yang sudah dilaporkan
bahwa pengetahuan dan sikap ibu pada keluarga militer di Iran mengenai
tatalaksana demam pada anak, dan mengenai pengetahuan tentang kesehatan dan
penyakit pada anak yang masih rendah dan perlu ditingkatkan, kesiagaan dan
pengetahuan ibu mengenai demam dapat membantu untuk memperbaiki
keyakinan ibu dan untuk menurunkan kekhawatiran ibu (Ravanipour, 2014).
Melihat banyaknya kejadian kejang demam yang terjadi pada anak dan
respon yang diberikan orang tua, khususnya ibu terhadap kejadian tersebut,
peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana gambaran pengetahuan, sikap, dan
perilaku ibu terhadap kejadian kejang demam pada anak dengan melibatkan ibu
yang memiliki anak dengan faktor risiko usia yaitu ibu yang memiliki anak

berusia dibawah lima tahun.

1.2.

Rumusan Masalah
Bagaimana gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu terhadap

kejang demam pada anak di Kelurahan Kwala Bekala tahun 2015 ?

Universitas Sumatera Utara

3

1.3.

Tujuan Penelitian

1.3.1

Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu

terhadap kejang demam pada anak di Kelurahan Kwala Bekala tahun 2015

1.3.2

Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu mengenai kejang demam
pada anak di Kelurahan Kwala Bekala tahun 2015.
b. Untuk mengetahui gambaran sikap ibu mengenai kejang demam pada anak
di Kelurahan Kwala Bekala tahun 2015.
c. Untuk mengetahui gambaran perilaku ibu mengenai kejang demam pada
anak di Kelurahan Kwala Bekala tahun 2015.

1.4.

Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :


a. Institusi Pelayanan Kesehatan
Rumah Sakit atau Puskesmas setempat dapat merumuskan suatu langkah
strategis yang dapat dilakukan dalam menurunkan angka kejadian kejang
demam dan untuk mengedukasi kejang demam pada orangtua.
b. Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi dan menambah
wawasan mengenai pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu mengenai kejang
demam pada anak.
c. Bidang pengembangan penelitian
Penelitian ini dapat digunakan sebagai penelitian pendahuluan dan data
yang ada pada penelitian ini dapat digunakan sebagai data dasar untuk
penelitian selanjutnya.
d. Bagi Peneliti
Menambah pengalaman dalam melakukan penelitian.

Universitas Sumatera Utara