Uji Aktivitas Koagulan Ekstrak Etanol Daun Kelor (Moringa oleifera Lam.) Secara In Vitro Dan In Vivo
Lampiran 1 Hasil persetujuan etik penelitian
59
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2 Hasil identifikasi tumbuhan
60
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 3 Karakteristik tumbuhan kelor (Moringa oleifera Lam.)
Tumbuhan kelor
Daun kelor
61
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 3 (Lanjutan)
Simplisia daun kelor
Serbuk simplisia daun kelor
62
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4 Hasil pemeriksaan mikroskopik daun kelor
Mikroskopik penampang melintang daun kelor
Perbesaran 10x40
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Keterangan :
1. Kutikula
2. Epidermis atas
3. Jaringan palisade
4. Jaringan bunga karang
5. Berkas pembuluh
6. Epidermis bawah
7. Stomata
8. Kristal oksalat bentuk druse
9. Rambut penutup
63
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4 (Lanjutan)
Mikroskopik serbuk simplisia daun kelor
Perbesaran 10x40
1
2
3
4
5
Keterangan :
1. Rambut penutup
2. Stomata tipe anomositik pada epidermis bawah
3. Sel minyak
4. Kristal oksalat bentuk druse
5. Berkas pembuluh
64
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 5 Perhitungan hasil pemeriksaan karakterisasi simplisia
1. Perhitungan Penetapan Kadar Air
Kadar air simplisia =
volume air
berat sampel
x 100%
No
Berat sampel (g)
Volume awal (ml)
Volume akhir (ml)
1
5,018
1,15
1,40
2
5,023
1,40
1,75
3
5,007
1,75
2,00
a. Berat sampel = 5,018 g
Volume air
= 0,25 ml
Kadar air
=
0,25
5,081
� 100% = 4,98%
b. Berat sampel = 5,023
Volume air
= 0,35 ml
Kadar air
=
0,35
5,023
x 100% = 6,96%
c. Berat sampel = 5,007
Volume air
= 0,25 ml
Kadar air
=
0,25
5,007
Kadar air rata-rata
x 100% = 4,99%
=
(4,98+6,96+4,99)%
3
= 5,64%
65
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 5 (Lanjutan)
2. Perhitungan Penetapan Kadar Sari Larut dalam Air
Kadar sari =
berat sari
100
x
berat sampel
20
x 100%
No
Berat sampel (g)
Berat cawan kosong (g)
Berat cawan sari (g)
1
5,009
43,090
43,491
2
5,004
47,597
47,973
3
5,006
46,207
46,599
a. Berat sampel = 5,009 g
Berat sari
= 0,401 g
Kadar sari
=
0,401
5,009
100
x
20
x 100% = 40,03%
b. Berat sampel = 5,004 g
Berat sari
= 0,376 g
Kadar sari
=
0,376
5,004
x
100
20
x 100% = 37,57%
c. Berat sampel = 5,006 g
Berat sari
= 0,392
Kadar sari
=
0,392
5,006
Kadar sari rata-rata
x
=
100
20
x 100% = 39,15%
(40,03 +37,57 +39,15)%
3
= 38,91%
66
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 5 (Lanjutan)
3. Perhitungan Penetapan Kadar Sari Larut dalam Etanol
Kadar sari =
berat sari
berat sampel
100
x
20
x 100%
No
Berat sampel (g)
Berat cawan kosong (g)
Berat cawan sari (g)
1
5,005
43,090
43,260
2
5,005
47,785
47,905
3
5,008
46,207
46,367
a. Berat sampel = 5,005 g
Berat sari
= 0,170 g
Kadar sari
=
0,170
5,005
100
x
20
x 100% = 16,98%
b. Berat sampel = 5,005 g
Berat sari
= 0,120 g
Kadar sari
=
0,120
5,005
x
100
20
x 100% = 11,99%
c. Berat sampel = 5,008 g
Berat sari
= 0,180 g
Kadar sari
=
0,180
5,008
Kadar sari rata-rata
x
=
100
20
x 100% = 17,97%
(16,98+11,99+17,97)%
3
= 15,65%
67
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 5 (Lanjutan)
4. Perhitungan Penetapan Kadar Abu Total
Kadar abu total =
berat abu
berat sampel
x 100%
a. Berat sampel = 2,016 g
Berat abu
= 0,187 g
Kadar abu
=
0,187
2,016
x 100% = 9,27%
b. Berat sampel = 2,012 g
Berat abu
= 0,175 g
Kadar abu
=
0,175
2,012
x 100% = 8,69%
c. Berat sampel = 2,020 g
Berat abu
= 0,188 g
Kadar abu
=
0,188
2,020
x 100% = 9,30%
Kadar abu total rata-rata =
(9,27+8,69+9,30)%
3
= 9,08%
68
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 5 (Lanjutan)
5. Perhitungan Penetapan Kadar Abu Tidak Larut Asam
Kadar abu tidak larut asam =
berat abu
berat sampel
x 100%
a. Berat sampel = 2,016 g
Berat abu
= 0,017 g
Kadar abu
=
0,017
2,016
x 100% = 0,84%
b. Berat sampel = 2,012 g
Berat abu
= 0,016 g
Kadar abu
=
0,016
2,012
x 100% = 0,79%
c. Berat sampel = 2,020 g
Berat abu
= 0,021 g
Kadar abu
=
0,021
2,020
x 100% = 1,03%
Kadar abu total rata-rata =
(0,84 + 0,79 + 1,03)%
3
= 0,88%
69
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 6 Bagan kerja penelitian
Daun kelor
Dipisahkan dari pengotornya
Dicuci, ditiriskan dan dikeringkan
Ditimbang
Daun kelor 3,8 kg
Dikeringkan pada suhu ± 40ºC
Ditimbang
Simplisia 626,5 g
Diblender/dihaluskan
Serbuk daun kelor
Dimaserasi dengan
etanol 96%
Ekstrak cair
Dipekatkan dengan
rotary evaporator
Ekstrak kental
Uji karakterisasi simplisia
Skrining fitokimia
Ekstrak etanol daun
kelor
Diuji terhadap tikus
Hasil
70
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7 Bagan pembuatan ekstrak
500 g serbuk simplisia
Dimasukkan ke dalam sebuah bejana
Dituangi dengan pelarut etanol 96%
dengan perbandingan 1 : 7,5
Ditutup
Dibiarkan selama 24 jam terlindung dari
cahaya sambil sesekali di aduk
Diserkai, diperas
Maserat
Ampas
Dituang ke dalam perkolator
Direndam selama 24 jam terlindung
dari cahaya
Dibiarkan menetes sebanyak 1 tetes per
3 detik
Ditampung tetesan ke dalam wadah
terlindung dari cahaya hingga tetesan
berwarna hampir bening
Dipekatkan dengan
alat
rotary
evaporator pada temperature ±40oC
Ekstrak cair
Dipekatkan lagi dengan alat blow dryer
Ekstrak kental
73,12 g
71
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8 Bagan alur uji in vitro terhadap koagulasi darah tikus
5 Ekor Tikus
Diaklitimatisasi selama 1 minggu
Dianestesi menggunakan kloroform
Tikus dibedah
Diambil darah sebanyak 2 ml dari
jantung setiap ekor tikus
Dimasukkan
sebanyak
ke
0,5
dalam
ml
untuk
tabung
setiap
perlakuan
Perlakuan
Darah
sebanyak
0,5 ml
Darah
sebanyak 0,5
ml + EDTA
15%
sebanyak 0,5
ml
Darah 0,5 ml
+ EEDK 1%
sebanyak 100
μl
Darah 0,5 ml
+ EDTA 15%
sebanyak 0,5
ml + EEDK
1% sebanyak
100 μl
Dimiringkan masing – masing tabung
±30o setiap 30 detik sekali
Diamati bekuan darah yang terbentuk
selama 2 jam
Spesimen Darah
Dicatat waktu pembekuan darah tikus
Hasil (Menit)
72
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8 (Lanjutan)
Spesimen Darah
Diambil sebanyak 1 tetes pada
masing – masing tabung
Diteteskan pada object glass dan
dibuat sediaan hapusan darah
Diamati spesimen darah
menggunakan mikroskop perbesaran
10x10 dan 10x100
Hasil
73
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 9 Bagan alur uji in vivo terhadap waktu perdarahan tikus
36 Ekor Tikus
Diaklitimatisasi selama 1 minggu
Ditimbang dan ditandai pada ekor
Dihitung dosis untuk induksi masing
masing perlakuan
Tikus diukur waktu perdarahan normal
Diinduksi dengan heparin dosis 450
IU/KgBB
Tikus dibagi dalam 5 kelompok
Kelompok
kontrol
negatif
CMC Na
0,5% dosis
1% BB
Kelompok
kontrol positif
Kelompok
uji
Kelompok
uji
Kelompok
uji
Asam
Traneksamat
10% dosis
94,5mg/KgBB
EEDK 1%
dosis 100
mg/KgBB
EEDK 1%
dosis 150
mg/KgBB
EEDK 1%
dosis 200
mg/KgBB
Dibersihkan ujung ekor tikus
dengan alkohol 70%
Dipotong ujung ekor tikus dengan
pisau pemotong ± 4mm
Dihidupkan stopwatch
Dicatat waktu perdarahan tikus
Hasil (Menit)
74
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10 Alat, bahan, dan objek yang digunakan
Water Bath
Rotary Evaporator
75
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10 (Lanjutan)
Rak Tabung dan Tabung EDTA
Object Glass dan Deck Glass
76
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10 (Lanjutan)
Stopwatch
Peralatan Bedah dan Anestesi
77
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10 (Lanjutan)
Mikroskop
Ekstrak Kental Etanol Daun Kelor
78
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10 (Lanjutan)
Heparin Sodium
Asam Traneksamat
Suspensi EEDK 1%
EDTA
79
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10 (Lanjutan)
Spuit dan Oral Sonde
Tikus Putih
80
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10 (Lanjutan)
Kertas Penyerap untuk metode in vivo
(1 lipatan = 30 detik)
81
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 11 Contoh perhitungan
Tabel Konversi perhitungan dosis antar jenis hewan
Mencit
20 g
Tikus
200 g
Marmut
400 g
Kelinci
1,5 g
Kera
4g
Anjing
12 kg
Manusia
70 kg
a.
Mencit
20 g
1,0
Tikus
200 g
7,0
Marmut
400 g
12,25
Kelinci
1,5 kg
27,8
Kera
4 kg
64,1
Anjing
12 kg
124,3
Manusia
70 kg
387,9
0,14
1,0
1,74
3,0
9,2
17,8
56,0
0,008
0,57
1,0
2,25
5,2
10,2
31,5
0,04
0,25
0,44
1,0
2,4
4,5
14,2
0,016
0,11
0,19
0,42
1,0
1,9
6,1
0,008
0,06
0,10
0,22
0,52
1,0
3,1
0,0026
0,018
0,031
0,07
0,16
0,32
1,0
Contoh perhitungan dosis heparin yang diberikan pada tikus secara
intra peritoneal
1. Dosis manusia (berat 70 kg) = 5000 IU/ml
Dosis tikus (berat 200 g)
= 0,018 x 5000 IU
= 90 IU/200g
= 450 IU/KgBB
2. Larutan Heparin []100 IU/ml dibuat dengan cara mengencerkan 2 ml
Heparin dengan aquadest hingga 100 ml.
1 ml Heparin = 5000 IU
2 ml Heparin = 10.000 IU, maka 10.000 IU/100 ml = 100 IU/ml
3. Volume larutan Heparin yang akan diberikan pada tikus: (misal berat tikus
200 g)
Jumlah Heparin dosis =
200 �
1000 �
x 450 IU = 90 IU
82
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 11 (Lanjutan)
Volume larutan yang diberi
=
90 ��
100 ��/��
= 0,9 ml
b. Contoh perhitungan dosis suspensi asam traneksamat 10% yang
diberikan pada tikus secara per oral
1. Dosis asam traneksamat yang diberikan pada manusia 70 Kg adalah 94,5
mg/KgBB
2. Pembuatan suspensi asam traneksamat 10%
Ditimbang 1 gram asam traneksamat, digerus dalam lumpang. Kemudian
ditambahkan sedikit larutan CMC 0,5% digerus sampai homogen. Dituang
ke dalam labu tentukur 10 ml, kemudian dicukupkan volumenya dengan
larutan CMC 0,5% sampai garis tanda.
3. Volume suspensi asam traneksamat yang akan diberikan pada tikus: (misal
berat tikus 200 g)
Asam Traneksamat dosis 94,5 mg/KgBB =
Volume larutan yang diberi
c.
=
18,9 ��
100 �� /��
200 �
x 94,5 mg = 18,9 mg
1000 �
= 0,189 ml
Contoh perhitungan dosis suspensi ekstrak etanol daun kelor 1% yang
diberikan pada tikus secara per oral
1. Dosis suspensi ekstrak etanol daun kelor (EEDK) yang diberikan adalah
100 mg/kg bb, 150 mg/KgBB dan 200 mg/kg bb
2. Cara pembuatan suspensi ekstrak etanol daun kelor
Ditimbang 1 gram ekstrak etanol daun kelor, digerus dalam
lumpang. Kemudian ditambahkan sedikit larutan CMC 0,5% digerus
83
Universitas Sumatera Utara
sampai homogen. Dituang ke dalam labu tentukur 100 ml, kemudian
dicukupkan volumenya dengan larutan CMC 0,5% sampai garis tanda.
3. Volume suspensi ekstrak etanol daun kelor 1% yang akan diberikan pada
tikus: (misal berat tikus 200 g)
Jumlah EEDK dosis 100 mg/kg bb
=
Volume larutan yang diberi
=
Jumlah EEDK dosis 150 mg/kg bb
=
Volume larutan yang diberi
=
Jumlah EEDK dosis 200 mg/kg bb
=
Volume larutan yang diberi
=
200 �
1000 �
x 100 mg = 20 mg
20 ��
10 �� /��
200 �
1000 �
x 150 mg = 30 mg
30 ��
10 �� /��
200 �
1000 �
= 2 ml
= 3 ml
x 200 mg = 40 mg
40 ��
10 �� /��
= 4 ml
84
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 12 Contoh gambar spesimen darah tikus perbesaran 10 x 100
1
2
1. Eritrosit normal
2. Trombosit normal
3. Eritrosit saat pembekuan darah
4. Trombosit saat pembekuan darah
3
4
85
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 13 Data waktu perdarahan tikus
Waktu Perdarahan (menit)
No
1
2
3
4
5
Kelompok
Kontrol
Negatif
(CMC Na
0,5%
1% BB)
Kontrol
Positif
(Asam
Traneksama
t 10%
94,5mg/Kg
BB)
EEDK
100mg/Kg
BB
EEDK
150mg/Kg
BB
EEDK
200mg/Kg
BB
Tikus
Normal
Perlakuan
1 jam
setelah
perlakuan
1
5
9
18
12,5
2
4,5
8
14,5
10
3
4
8,5
15
12
4
3
8,5
16
10,5
5
3,5
7,5
14
10,5
6
Ratarata
4
7,5
4 ± 0,71
8,17 ± 0,61
12
14,92 ±
2,01
1
3
8
6
p
0,000*
2 jam
setelah
perlakuan
11,5
11,17 ±
0,98
0,000*
4
2
5
7,5
5
5
3
5
7,5
5,5
4,5
4
5,5
7
5,5
4,5
5
4
7,5
4,5
5
6
Ratarata
6
4,75 ±
1,08
8,5
7,67 ± 0,5
4,5
5,17 ±
0,61
1
4
9
7
7
2
4
8
12,5
9,5
3
4,5
10,5
9,5
8,5
4
4,5
10,5
7,5
7,5
5
4
11
10
8
6
Ratarata
3
7,5
4 ± 0,68
9,42 ± 1,47
11,5
9,67 ±
2,16
1
4,5
10
8
7
2
3,5
7
5,5
7,5
3
4
6,5
5
5
4
4,5
8
7
6
5
3,5
7,5
6,5
6,5
6
Ratarata
4
7
4 ± 0,57
7,67 ± 1,25
6,5
6,42 ±
1,07
1
5
7
5
4
2
5,5
10
7,5
6
3
4,5
9
6
5
4
4,5
7
5,5
5
5
4,5
8,5
5
5
6
Ratarata
5
4,83 ±
0,41
7,5
5,5
5,75 ±
0,94
8,17 ± 1,21
p
0,000#
5,5
4,75 ±
0,52
0,000#
7,5
0,001#
0,001*
0,000#
0,032*
0,000#
0,229**
8 ± 0,89
6
6,33 ±
0,88
4,5
4,92 ±
0,67
0,057##
0,000*
0,000#
0,000*
0,000#
0,640**
86
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 14 Hasil uji normalitas waktu pembekuan secara in vitro dan waktu
perdarahan secara in vivo
Tests of Normalityb
Kolmogorov-Smirnova
Darah
Statistic
Menit Darah Normal
df
Shapiro-Wilk
Sig.
.201
Statistic
df
Sig.
5
.200*
.881
5
.314
*
Darah + EEDK
.246
5
.200
.956
5
.777
Darah + EDTA +
.214
5
.200*
.974
5
.899
EEDK
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
b. Menit is constant when Darah = Darah + EDTA. It has been omitted.
Tests of Normality
Kelompok
Kolmogorov-Smirnova
Statistic
Normal
Kontrol Negatif
df
Shapiro-Wilk
Sig.
.167
6
Statistic
df
Sig.
*
.982
6
.960
*
.200
Kontrol Positif
.258
6
.200
.940
6
.659
EEDK_100
.283
6
.143
.921
6
.514
*
EEDK_150
.202
6
.200
.853
6
.167
EEDK_200
.293
6
.117
.822
6
.091
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Kelompok
Statistic
Perlakuan
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
*
df
Sig.
Kontrol Negatif
.209
6
.200
.907
6
.415
Kontrol Positif
.293
6
.117
.915
6
.473
EEDK_100
.270
6
.194
.889
6
.310
*
EEDK_150
.228
6
.200
.847
6
.148
EEDK_200
.209
6
.200*
.907
6
.415
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
87
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 15 Hasil analisis ANOVA waktu pembekuan secara in vitro
Descriptives
Menit
95% Confidence
Interval for Mean
N
Std.
Std.
Lower
Upper
Mean
Deviation
Error
Bound
Bound
Minimu Maxim
m
um
Darah Normal
5
4.700
.8367
.3742
3.661
5.739
4.0
6.0
Darah + EDTA
5
120.0
.0000
.0000
120.000
120.000
120.0
120.0
.7416
.3317
.979
2.821
1.0
3.0
5.5408 2.4779
21.920
35.680
22.0
37.0
38.85
49.3201 11.028
15.767
61.933
1.0
120.0
0
3
00
Darah + EEDK
5
1.900
Darah + EDTA
5
28.80
+ EEDK
Total
0
20
ANOVA
Menit
Sum of Squares
Between Groups
Within Groups
Total
df
Mean Square
F
46089.250
3
15363.083
127.800
16
7.988
46217.050
19
1923.391
Sig.
.000
88
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 16 Hasil analisis Post Hoc waktu pembekuan secara in vitro
Multiple Comparisons
Dependent Variable:Menit
(I) Darah
(J) Darah
95% Confidence
Interval
Mean
Difference
Std.
(I-J)
Error
Sig.
Lower
Upper
Bound
Bound
Tukey
Darah
Darah + EDTA
-115.3000* 1.7875
.000
-120.414
-110.186
HSD
Normal
Darah + EEDK
2.8000 1.7875
.424
-2.314
7.914
1.7875
.000
-29.214
-18.986
Darah Normal
115.3000* 1.7875
.000
110.186
120.414
Darah + EEDK
*
1.7875
.000
112.986
123.214
91.2000* 1.7875
.000
86.086
96.314
-2.8000 1.7875
.424
-7.914
2.314
Darah + EDTA +
*
-24.1000
EEDK
Darah +
EDTA
Darah + EDTA +
118.1000
EEDK
Darah +
Darah Normal
*
1.7875
.000
-123.214
-112.986
*
1.7875
.000
-32.014
-21.786
Darah Normal
24.1000* 1.7875
.000
18.986
29.214
EDTA +
Darah + EDTA
*
1.7875
.000
-96.314
-86.086
EEDK
Darah + EEDK
26.9000* 1.7875
.000
21.786
32.014
Darah
Darah + EDTA
*
1.7875
.000
-119.089
-111.511
Normal
Darah + EEDK
2.8000 1.7875
.137
-.989
6.589
1.7875
.000
-27.889
-20.311
EEDK
Darah + EDTA
Darah + EDTA +
-118.1000
-26.9000
EEDK
Darah +
LSD
Darah + EDTA +
-91.2000
-115.3000
*
-24.1000
EEDK
Darah +
Darah Normal
115.3000* 1.7875
.000
111.511
119.089
EDTA
Darah + EEDK
118.1000* 1.7875
.000
114.311
121.889
*
1.7875
.000
87.411
94.989
-2.8000 1.7875
.137
-6.589
.989
1.7875
.000
-121.889
-114.311
-26.9000* 1.7875
.000
-30.689
-23.111
Darah + EDTA +
91.2000
EEDK
Darah +
EEDK
Darah Normal
Darah + EDTA
Darah + EDTA +
*
-118.1000
EEDK
Darah +
Darah Normal
24.1000* 1.7875
.000
20.311
27.889
EDTA +
Darah + EDTA
-91.2000* 1.7875
.000
-94.989
-87.411
Darah + EEDK
*
.000
23.111
30.689
EEDK
26.9000
1.7875
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
89
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 16 (Lanjutan)
Menit
Darah
Subset for alpha = 0.05
N
a
Tukey HSD
1
2
Darah + EEDK
5
1.900
Darah Normal
5
4.700
Darah + EDTA + EEDK
5
Darah + EDTA
5
Sig.
3
28.800
120.000
.424
1.000
1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5,000.
90
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 17 Hasil analisis ANOVA waktu perdarahan secara in vivo
Descriptives
Jam_1
95% Confidence
Interval for Mean
N
Kontrol
Mean
6 14.917
Std.
Std.
Lower
Upper
Minimu
Maxim
Deviation
Error
Bound
Bound
m
um
2.0104
.8207
12.807
17.026
12.0
18.0
Negatif
Kontrol
6
5.167
.6055
.2472
4.531
5.802
4.5
6.0
EEDK_100
6
9.583
2.0837
.8507
7.397
11.770
7.0
12.5
EEDK_150
6
6.417
1.0685
.4362
5.295
7.538
5.0
8.0
EEDK_200
6
5.750
.9354
.3819
4.768
6.732
5.0
7.5
30
8.367
3.9193
.7156
6.903
9.830
4.5
18.0
Positif
Total
ANOVA
Jam_1
Sum of Squares
Between Groups
Mean Square
391.633
4
97.908
53.833
25
2.153
445.467
29
Within Groups
Total
df
F
Sig.
45.468
.000
Descriptives
Jam_2
95% Confidence
Interval for Mean
N
Kontrol
Mean
Std.
Std.
Lower
Upper
Deviation
Error
Bound
Bound
Minimu Maximu
m
m
6
9.167
.9832
.4014
8.135
10.198
8.0
10.5
6
4.750
.5244
.2141
4.200
5.300
4.0
5.5
EEDK_100
6
8.000
.8944
.3651
7.061
8.939
7.0
9.5
EEDK_150
6
6.333
.8756
.3575
5.414
7.252
5.0
7.5
EEDK_200
6
4.917
.6646
.2713
4.219
5.614
4.0
6.0
30
6.633
1.9070
.3482
5.921
7.345
4.0
10.5
Negatif
Kontrol
Positif
Total
91
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 17 (Lanjutan)
ANOVA
Jam_2
Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Between Groups
89.217
4
22.304
Within Groups
16.250
25
.650
105.467
29
Total
34.314
Sig.
.000
92
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 18 Hasil analisis Post Hoc waktu perdarahan secara in vivo
Multiple Comparisons
Dependent Variable:Jam_1
(I)
(J)
Perlakuan
Perlakuan
95% Confidence
Interval
Mean
Difference
Std.
(I-J)
Sig.
Upper
Bound
Bound
*
9.7500
.8472
.000
7.262
12.238
EEDK_100
5.3333*
.8472
.000
2.845
7.822
EEDK_150
*
8.5000
.8472
.000
6.012
10.988
EEDK_200
9.1667*
.8472
.000
6.678
11.655
*
-9.7500
.8472
.000
-12.238
-7.262
EEDK_100
-4.4167*
.8472
.000
-6.905
-1.928
EEDK_150
-1.2500
.8472
.587
-3.738
1.238
EEDK_200
-.5833
.8472
.957
-3.072
1.905
*
-5.3333
.8472
.000
-7.822
-2.845
4.4167*
.8472
.000
1.928
6.905
EEDK_150
3.1667*
.8472
.008
.678
5.655
EEDK_200
3.8333*
.8472
.001
1.345
6.322
*
-8.5000
.8472
.000
-10.988
-6.012
1.2500
.8472
.587
-1.238
3.738
EEDK_100
-3.1667*
.8472
.008
-5.655
-.678
EEDK_200
.6667
.8472
.932
-1.822
3.155
*
-9.1667
.8472
.000
-11.655
-6.678
.5833
.8472
.957
-1.905
3.072
EEDK_100
-3.8333*
.8472
.001
-6.322
-1.345
EEDK_150
-.6667
.8472
.932
-3.155
1.822
Tukey
Kontrol
Kontrol
HSD
Negatif
Positif
Kontrol
Kontrol
Positif
Negatif
EEDK_100
Error
Lower
Kontrol
Negatif
Kontrol
Positif
EEDK_150
Kontrol
Negatif
Kontrol
Positif
EEDK_200
Kontrol
Negatif
Kontrol
Positif
93
Universitas Sumatera Utara
LSD
9.7500*
.8472
.000
8.005
11.495
EEDK_100
5.3333*
.8472
.000
3.588
7.078
EEDK_150
8.5000*
.8472
.000
6.755
10.245
EEDK_200
*
9.1667
.8472
.000
7.422
10.912
-9.7500*
.8472
.000
-11.495
-8.005
EEDK_100
-4.4167*
.8472
.000
-6.162
-2.672
EEDK_150
-1.2500
.8472
.153
-2.995
.495
EEDK_200
-.5833
.8472
.497
-2.328
1.162
-5.3333*
.8472
.000
-7.078
-3.588
4.4167*
.8472
.000
2.672
6.162
EEDK_150
3.1667*
.8472
.001
1.422
4.912
EEDK_200
*
3.8333
.8472
.000
2.088
5.578
-8.5000*
.8472
.000
-10.245
-6.755
1.2500
.8472
.153
-.495
2.995
EEDK_100
-3.1667*
.8472
.001
-4.912
-1.422
EEDK_200
.6667
.8472
.439
-1.078
2.412
-9.1667*
.8472
.000
-10.912
-7.422
.5833
.8472
.497
-1.162
2.328
EEDK_100
-3.8333*
.8472
.000
-5.578
-2.088
EEDK_150
-.6667
.8472
.439
-2.412
1.078
Kontrol
Kontrol
Negatif
Positif
Kontrol
Kontrol
Positif
Negatif
EEDK_100
Kontrol
Negatif
Kontrol
Positif
EEDK_150
Kontrol
Negatif
Kontrol
Positif
EEDK_200
Kontrol
Negatif
Kontrol
Positif
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
94
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 18 (Lanjutan)
Jam_1
Perlakuan
Subset for alpha = 0.05
N
a
Tukey HSD
1
2
Kontrol Positif
6
5.167
EEDK_200
6
5.750
EEDK_150
6
6.417
EEDK_100
6
Kontrol Negatif
6
3
9.583
14.917
Sig.
.587
1.000
1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 6,000.
Multiple Comparisons
Dependent Variable:Jam_2
(I)
(J) Kelompok
Kelompok
95% Confidence
Interval
Mean
Difference
Std.
(I-J)
Error
*
Sig.
Lower
Upper
Bound
Bound
Tukey
Kontrol
Kontrol Positif
4.4167
.4655
.000
3.050
5.784
HSD
Negatif
EEDK_100
1.1667
.4655
.121
-.200
2.534
EEDK_150
*
.4655
.000
1.466
4.200
*
.4655
.000
2.883
5.617
*
.4655
.000
-5.784
-3.050
*
.4655
.000
-4.617
-1.883
EEDK_150
*
-1.5833
.4655
.017
-2.950
-.216
EEDK_200
-.1667
.4655
.996
-1.534
1.200
-1.1667
.4655
.121
-2.534
.200
*
.4655
.000
1.883
4.617
*
.4655
.011
.300
3.034
*
3.0833
.4655
.000
1.716
4.450
-2.8333*
.4655
.000
-4.200
-1.466
*
.4655
.017
.216
2.950
*
.4655
.011
-3.034
-.300
*
.4655
.040
.050
2.784
*
.4655
.000
-5.617
-2.883
EEDK_200
Kontrol
Positif
EEDK_100
Kontrol Negatif
EEDK_100
Kontrol Negatif
Kontrol Positif
EEDK_150
EEDK_200
EEDK_150
Kontrol Negatif
Kontrol Positif
EEDK_100
EEDK_200
EEDK_200
Kontrol Negatif
2.8333
4.2500
-4.4167
-3.2500
3.2500
1.6667
1.5833
-1.6667
1.4167
-4.2500
95
Universitas Sumatera Utara
Kontrol Positif
EEDK_100
.1667
.4655
.996
-1.200
1.534
*
.4655
.000
-4.45
-1.716
-3.0833
0
LSD
Kontrol
4.4167*
.4655
.000
3.458
EEDK_100
*
1.1667
.4655
.019
.208
EEDK_150
2.8333*
.4655
.000
1.875
EEDK_200
*
4.2500
.4655
.000
3.291
-4.4167*
.4655
.000
-5.375
EEDK_100
*
-3.2500
.4655
.000
-4.209
EEDK_150
-1.5833*
.4655
.002
-2.542
EEDK_200
-.1667
.4655
.723
-1.125
-1.1667*
.4655
.019
-2.125
Kontrol Positif
*
3.2500
.4655
.000
2.291
EEDK_150
1.6667*
.4655
.001
.708
EEDK_200
*
3.0833
.4655
.000
2.125
-2.8333*
.4655
.000
-3.792
*
1.5833
.4655
.002
.625
EEDK_100
-1.6667*
.4655
.001
-2.625
EEDK_200
*
1.4167
.4655
.005
.458
-4.2500*
.4655
.000
-5.209
.1667
.4655
.723
-.792
EEDK_100
-3.0833*
.4655
.000
-4.042
EEDK_150
*
.4655
.005
-2.375
Kontrol Positif
Negatif
Kontrol
Kontrol Negatif
Positif
EEDK_100
EEDK_150
Kontrol Negatif
Kontrol Negatif
Kontrol Positif
EEDK_200
Kontrol Negatif
Kontrol Positif
-1.4167
Jam_2
Kelompok
Subset for alpha = 0.05
N
a
Tukey HSD
1
2
3
Kontrol Positif
6
4.750
EEDK_200
6
4.917
EEDK_150
6
EEDK_100
6
8.000
Kontrol Negatif
6
9.167
Sig.
6.333
.996
1.000
.121
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 6,000.
96
Universitas Sumatera Utara
59
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2 Hasil identifikasi tumbuhan
60
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 3 Karakteristik tumbuhan kelor (Moringa oleifera Lam.)
Tumbuhan kelor
Daun kelor
61
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 3 (Lanjutan)
Simplisia daun kelor
Serbuk simplisia daun kelor
62
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4 Hasil pemeriksaan mikroskopik daun kelor
Mikroskopik penampang melintang daun kelor
Perbesaran 10x40
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Keterangan :
1. Kutikula
2. Epidermis atas
3. Jaringan palisade
4. Jaringan bunga karang
5. Berkas pembuluh
6. Epidermis bawah
7. Stomata
8. Kristal oksalat bentuk druse
9. Rambut penutup
63
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4 (Lanjutan)
Mikroskopik serbuk simplisia daun kelor
Perbesaran 10x40
1
2
3
4
5
Keterangan :
1. Rambut penutup
2. Stomata tipe anomositik pada epidermis bawah
3. Sel minyak
4. Kristal oksalat bentuk druse
5. Berkas pembuluh
64
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 5 Perhitungan hasil pemeriksaan karakterisasi simplisia
1. Perhitungan Penetapan Kadar Air
Kadar air simplisia =
volume air
berat sampel
x 100%
No
Berat sampel (g)
Volume awal (ml)
Volume akhir (ml)
1
5,018
1,15
1,40
2
5,023
1,40
1,75
3
5,007
1,75
2,00
a. Berat sampel = 5,018 g
Volume air
= 0,25 ml
Kadar air
=
0,25
5,081
� 100% = 4,98%
b. Berat sampel = 5,023
Volume air
= 0,35 ml
Kadar air
=
0,35
5,023
x 100% = 6,96%
c. Berat sampel = 5,007
Volume air
= 0,25 ml
Kadar air
=
0,25
5,007
Kadar air rata-rata
x 100% = 4,99%
=
(4,98+6,96+4,99)%
3
= 5,64%
65
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 5 (Lanjutan)
2. Perhitungan Penetapan Kadar Sari Larut dalam Air
Kadar sari =
berat sari
100
x
berat sampel
20
x 100%
No
Berat sampel (g)
Berat cawan kosong (g)
Berat cawan sari (g)
1
5,009
43,090
43,491
2
5,004
47,597
47,973
3
5,006
46,207
46,599
a. Berat sampel = 5,009 g
Berat sari
= 0,401 g
Kadar sari
=
0,401
5,009
100
x
20
x 100% = 40,03%
b. Berat sampel = 5,004 g
Berat sari
= 0,376 g
Kadar sari
=
0,376
5,004
x
100
20
x 100% = 37,57%
c. Berat sampel = 5,006 g
Berat sari
= 0,392
Kadar sari
=
0,392
5,006
Kadar sari rata-rata
x
=
100
20
x 100% = 39,15%
(40,03 +37,57 +39,15)%
3
= 38,91%
66
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 5 (Lanjutan)
3. Perhitungan Penetapan Kadar Sari Larut dalam Etanol
Kadar sari =
berat sari
berat sampel
100
x
20
x 100%
No
Berat sampel (g)
Berat cawan kosong (g)
Berat cawan sari (g)
1
5,005
43,090
43,260
2
5,005
47,785
47,905
3
5,008
46,207
46,367
a. Berat sampel = 5,005 g
Berat sari
= 0,170 g
Kadar sari
=
0,170
5,005
100
x
20
x 100% = 16,98%
b. Berat sampel = 5,005 g
Berat sari
= 0,120 g
Kadar sari
=
0,120
5,005
x
100
20
x 100% = 11,99%
c. Berat sampel = 5,008 g
Berat sari
= 0,180 g
Kadar sari
=
0,180
5,008
Kadar sari rata-rata
x
=
100
20
x 100% = 17,97%
(16,98+11,99+17,97)%
3
= 15,65%
67
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 5 (Lanjutan)
4. Perhitungan Penetapan Kadar Abu Total
Kadar abu total =
berat abu
berat sampel
x 100%
a. Berat sampel = 2,016 g
Berat abu
= 0,187 g
Kadar abu
=
0,187
2,016
x 100% = 9,27%
b. Berat sampel = 2,012 g
Berat abu
= 0,175 g
Kadar abu
=
0,175
2,012
x 100% = 8,69%
c. Berat sampel = 2,020 g
Berat abu
= 0,188 g
Kadar abu
=
0,188
2,020
x 100% = 9,30%
Kadar abu total rata-rata =
(9,27+8,69+9,30)%
3
= 9,08%
68
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 5 (Lanjutan)
5. Perhitungan Penetapan Kadar Abu Tidak Larut Asam
Kadar abu tidak larut asam =
berat abu
berat sampel
x 100%
a. Berat sampel = 2,016 g
Berat abu
= 0,017 g
Kadar abu
=
0,017
2,016
x 100% = 0,84%
b. Berat sampel = 2,012 g
Berat abu
= 0,016 g
Kadar abu
=
0,016
2,012
x 100% = 0,79%
c. Berat sampel = 2,020 g
Berat abu
= 0,021 g
Kadar abu
=
0,021
2,020
x 100% = 1,03%
Kadar abu total rata-rata =
(0,84 + 0,79 + 1,03)%
3
= 0,88%
69
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 6 Bagan kerja penelitian
Daun kelor
Dipisahkan dari pengotornya
Dicuci, ditiriskan dan dikeringkan
Ditimbang
Daun kelor 3,8 kg
Dikeringkan pada suhu ± 40ºC
Ditimbang
Simplisia 626,5 g
Diblender/dihaluskan
Serbuk daun kelor
Dimaserasi dengan
etanol 96%
Ekstrak cair
Dipekatkan dengan
rotary evaporator
Ekstrak kental
Uji karakterisasi simplisia
Skrining fitokimia
Ekstrak etanol daun
kelor
Diuji terhadap tikus
Hasil
70
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7 Bagan pembuatan ekstrak
500 g serbuk simplisia
Dimasukkan ke dalam sebuah bejana
Dituangi dengan pelarut etanol 96%
dengan perbandingan 1 : 7,5
Ditutup
Dibiarkan selama 24 jam terlindung dari
cahaya sambil sesekali di aduk
Diserkai, diperas
Maserat
Ampas
Dituang ke dalam perkolator
Direndam selama 24 jam terlindung
dari cahaya
Dibiarkan menetes sebanyak 1 tetes per
3 detik
Ditampung tetesan ke dalam wadah
terlindung dari cahaya hingga tetesan
berwarna hampir bening
Dipekatkan dengan
alat
rotary
evaporator pada temperature ±40oC
Ekstrak cair
Dipekatkan lagi dengan alat blow dryer
Ekstrak kental
73,12 g
71
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8 Bagan alur uji in vitro terhadap koagulasi darah tikus
5 Ekor Tikus
Diaklitimatisasi selama 1 minggu
Dianestesi menggunakan kloroform
Tikus dibedah
Diambil darah sebanyak 2 ml dari
jantung setiap ekor tikus
Dimasukkan
sebanyak
ke
0,5
dalam
ml
untuk
tabung
setiap
perlakuan
Perlakuan
Darah
sebanyak
0,5 ml
Darah
sebanyak 0,5
ml + EDTA
15%
sebanyak 0,5
ml
Darah 0,5 ml
+ EEDK 1%
sebanyak 100
μl
Darah 0,5 ml
+ EDTA 15%
sebanyak 0,5
ml + EEDK
1% sebanyak
100 μl
Dimiringkan masing – masing tabung
±30o setiap 30 detik sekali
Diamati bekuan darah yang terbentuk
selama 2 jam
Spesimen Darah
Dicatat waktu pembekuan darah tikus
Hasil (Menit)
72
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8 (Lanjutan)
Spesimen Darah
Diambil sebanyak 1 tetes pada
masing – masing tabung
Diteteskan pada object glass dan
dibuat sediaan hapusan darah
Diamati spesimen darah
menggunakan mikroskop perbesaran
10x10 dan 10x100
Hasil
73
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 9 Bagan alur uji in vivo terhadap waktu perdarahan tikus
36 Ekor Tikus
Diaklitimatisasi selama 1 minggu
Ditimbang dan ditandai pada ekor
Dihitung dosis untuk induksi masing
masing perlakuan
Tikus diukur waktu perdarahan normal
Diinduksi dengan heparin dosis 450
IU/KgBB
Tikus dibagi dalam 5 kelompok
Kelompok
kontrol
negatif
CMC Na
0,5% dosis
1% BB
Kelompok
kontrol positif
Kelompok
uji
Kelompok
uji
Kelompok
uji
Asam
Traneksamat
10% dosis
94,5mg/KgBB
EEDK 1%
dosis 100
mg/KgBB
EEDK 1%
dosis 150
mg/KgBB
EEDK 1%
dosis 200
mg/KgBB
Dibersihkan ujung ekor tikus
dengan alkohol 70%
Dipotong ujung ekor tikus dengan
pisau pemotong ± 4mm
Dihidupkan stopwatch
Dicatat waktu perdarahan tikus
Hasil (Menit)
74
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10 Alat, bahan, dan objek yang digunakan
Water Bath
Rotary Evaporator
75
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10 (Lanjutan)
Rak Tabung dan Tabung EDTA
Object Glass dan Deck Glass
76
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10 (Lanjutan)
Stopwatch
Peralatan Bedah dan Anestesi
77
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10 (Lanjutan)
Mikroskop
Ekstrak Kental Etanol Daun Kelor
78
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10 (Lanjutan)
Heparin Sodium
Asam Traneksamat
Suspensi EEDK 1%
EDTA
79
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10 (Lanjutan)
Spuit dan Oral Sonde
Tikus Putih
80
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10 (Lanjutan)
Kertas Penyerap untuk metode in vivo
(1 lipatan = 30 detik)
81
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 11 Contoh perhitungan
Tabel Konversi perhitungan dosis antar jenis hewan
Mencit
20 g
Tikus
200 g
Marmut
400 g
Kelinci
1,5 g
Kera
4g
Anjing
12 kg
Manusia
70 kg
a.
Mencit
20 g
1,0
Tikus
200 g
7,0
Marmut
400 g
12,25
Kelinci
1,5 kg
27,8
Kera
4 kg
64,1
Anjing
12 kg
124,3
Manusia
70 kg
387,9
0,14
1,0
1,74
3,0
9,2
17,8
56,0
0,008
0,57
1,0
2,25
5,2
10,2
31,5
0,04
0,25
0,44
1,0
2,4
4,5
14,2
0,016
0,11
0,19
0,42
1,0
1,9
6,1
0,008
0,06
0,10
0,22
0,52
1,0
3,1
0,0026
0,018
0,031
0,07
0,16
0,32
1,0
Contoh perhitungan dosis heparin yang diberikan pada tikus secara
intra peritoneal
1. Dosis manusia (berat 70 kg) = 5000 IU/ml
Dosis tikus (berat 200 g)
= 0,018 x 5000 IU
= 90 IU/200g
= 450 IU/KgBB
2. Larutan Heparin []100 IU/ml dibuat dengan cara mengencerkan 2 ml
Heparin dengan aquadest hingga 100 ml.
1 ml Heparin = 5000 IU
2 ml Heparin = 10.000 IU, maka 10.000 IU/100 ml = 100 IU/ml
3. Volume larutan Heparin yang akan diberikan pada tikus: (misal berat tikus
200 g)
Jumlah Heparin dosis =
200 �
1000 �
x 450 IU = 90 IU
82
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 11 (Lanjutan)
Volume larutan yang diberi
=
90 ��
100 ��/��
= 0,9 ml
b. Contoh perhitungan dosis suspensi asam traneksamat 10% yang
diberikan pada tikus secara per oral
1. Dosis asam traneksamat yang diberikan pada manusia 70 Kg adalah 94,5
mg/KgBB
2. Pembuatan suspensi asam traneksamat 10%
Ditimbang 1 gram asam traneksamat, digerus dalam lumpang. Kemudian
ditambahkan sedikit larutan CMC 0,5% digerus sampai homogen. Dituang
ke dalam labu tentukur 10 ml, kemudian dicukupkan volumenya dengan
larutan CMC 0,5% sampai garis tanda.
3. Volume suspensi asam traneksamat yang akan diberikan pada tikus: (misal
berat tikus 200 g)
Asam Traneksamat dosis 94,5 mg/KgBB =
Volume larutan yang diberi
c.
=
18,9 ��
100 �� /��
200 �
x 94,5 mg = 18,9 mg
1000 �
= 0,189 ml
Contoh perhitungan dosis suspensi ekstrak etanol daun kelor 1% yang
diberikan pada tikus secara per oral
1. Dosis suspensi ekstrak etanol daun kelor (EEDK) yang diberikan adalah
100 mg/kg bb, 150 mg/KgBB dan 200 mg/kg bb
2. Cara pembuatan suspensi ekstrak etanol daun kelor
Ditimbang 1 gram ekstrak etanol daun kelor, digerus dalam
lumpang. Kemudian ditambahkan sedikit larutan CMC 0,5% digerus
83
Universitas Sumatera Utara
sampai homogen. Dituang ke dalam labu tentukur 100 ml, kemudian
dicukupkan volumenya dengan larutan CMC 0,5% sampai garis tanda.
3. Volume suspensi ekstrak etanol daun kelor 1% yang akan diberikan pada
tikus: (misal berat tikus 200 g)
Jumlah EEDK dosis 100 mg/kg bb
=
Volume larutan yang diberi
=
Jumlah EEDK dosis 150 mg/kg bb
=
Volume larutan yang diberi
=
Jumlah EEDK dosis 200 mg/kg bb
=
Volume larutan yang diberi
=
200 �
1000 �
x 100 mg = 20 mg
20 ��
10 �� /��
200 �
1000 �
x 150 mg = 30 mg
30 ��
10 �� /��
200 �
1000 �
= 2 ml
= 3 ml
x 200 mg = 40 mg
40 ��
10 �� /��
= 4 ml
84
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 12 Contoh gambar spesimen darah tikus perbesaran 10 x 100
1
2
1. Eritrosit normal
2. Trombosit normal
3. Eritrosit saat pembekuan darah
4. Trombosit saat pembekuan darah
3
4
85
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 13 Data waktu perdarahan tikus
Waktu Perdarahan (menit)
No
1
2
3
4
5
Kelompok
Kontrol
Negatif
(CMC Na
0,5%
1% BB)
Kontrol
Positif
(Asam
Traneksama
t 10%
94,5mg/Kg
BB)
EEDK
100mg/Kg
BB
EEDK
150mg/Kg
BB
EEDK
200mg/Kg
BB
Tikus
Normal
Perlakuan
1 jam
setelah
perlakuan
1
5
9
18
12,5
2
4,5
8
14,5
10
3
4
8,5
15
12
4
3
8,5
16
10,5
5
3,5
7,5
14
10,5
6
Ratarata
4
7,5
4 ± 0,71
8,17 ± 0,61
12
14,92 ±
2,01
1
3
8
6
p
0,000*
2 jam
setelah
perlakuan
11,5
11,17 ±
0,98
0,000*
4
2
5
7,5
5
5
3
5
7,5
5,5
4,5
4
5,5
7
5,5
4,5
5
4
7,5
4,5
5
6
Ratarata
6
4,75 ±
1,08
8,5
7,67 ± 0,5
4,5
5,17 ±
0,61
1
4
9
7
7
2
4
8
12,5
9,5
3
4,5
10,5
9,5
8,5
4
4,5
10,5
7,5
7,5
5
4
11
10
8
6
Ratarata
3
7,5
4 ± 0,68
9,42 ± 1,47
11,5
9,67 ±
2,16
1
4,5
10
8
7
2
3,5
7
5,5
7,5
3
4
6,5
5
5
4
4,5
8
7
6
5
3,5
7,5
6,5
6,5
6
Ratarata
4
7
4 ± 0,57
7,67 ± 1,25
6,5
6,42 ±
1,07
1
5
7
5
4
2
5,5
10
7,5
6
3
4,5
9
6
5
4
4,5
7
5,5
5
5
4,5
8,5
5
5
6
Ratarata
5
4,83 ±
0,41
7,5
5,5
5,75 ±
0,94
8,17 ± 1,21
p
0,000#
5,5
4,75 ±
0,52
0,000#
7,5
0,001#
0,001*
0,000#
0,032*
0,000#
0,229**
8 ± 0,89
6
6,33 ±
0,88
4,5
4,92 ±
0,67
0,057##
0,000*
0,000#
0,000*
0,000#
0,640**
86
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 14 Hasil uji normalitas waktu pembekuan secara in vitro dan waktu
perdarahan secara in vivo
Tests of Normalityb
Kolmogorov-Smirnova
Darah
Statistic
Menit Darah Normal
df
Shapiro-Wilk
Sig.
.201
Statistic
df
Sig.
5
.200*
.881
5
.314
*
Darah + EEDK
.246
5
.200
.956
5
.777
Darah + EDTA +
.214
5
.200*
.974
5
.899
EEDK
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
b. Menit is constant when Darah = Darah + EDTA. It has been omitted.
Tests of Normality
Kelompok
Kolmogorov-Smirnova
Statistic
Normal
Kontrol Negatif
df
Shapiro-Wilk
Sig.
.167
6
Statistic
df
Sig.
*
.982
6
.960
*
.200
Kontrol Positif
.258
6
.200
.940
6
.659
EEDK_100
.283
6
.143
.921
6
.514
*
EEDK_150
.202
6
.200
.853
6
.167
EEDK_200
.293
6
.117
.822
6
.091
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Kelompok
Statistic
Perlakuan
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
*
df
Sig.
Kontrol Negatif
.209
6
.200
.907
6
.415
Kontrol Positif
.293
6
.117
.915
6
.473
EEDK_100
.270
6
.194
.889
6
.310
*
EEDK_150
.228
6
.200
.847
6
.148
EEDK_200
.209
6
.200*
.907
6
.415
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
87
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 15 Hasil analisis ANOVA waktu pembekuan secara in vitro
Descriptives
Menit
95% Confidence
Interval for Mean
N
Std.
Std.
Lower
Upper
Mean
Deviation
Error
Bound
Bound
Minimu Maxim
m
um
Darah Normal
5
4.700
.8367
.3742
3.661
5.739
4.0
6.0
Darah + EDTA
5
120.0
.0000
.0000
120.000
120.000
120.0
120.0
.7416
.3317
.979
2.821
1.0
3.0
5.5408 2.4779
21.920
35.680
22.0
37.0
38.85
49.3201 11.028
15.767
61.933
1.0
120.0
0
3
00
Darah + EEDK
5
1.900
Darah + EDTA
5
28.80
+ EEDK
Total
0
20
ANOVA
Menit
Sum of Squares
Between Groups
Within Groups
Total
df
Mean Square
F
46089.250
3
15363.083
127.800
16
7.988
46217.050
19
1923.391
Sig.
.000
88
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 16 Hasil analisis Post Hoc waktu pembekuan secara in vitro
Multiple Comparisons
Dependent Variable:Menit
(I) Darah
(J) Darah
95% Confidence
Interval
Mean
Difference
Std.
(I-J)
Error
Sig.
Lower
Upper
Bound
Bound
Tukey
Darah
Darah + EDTA
-115.3000* 1.7875
.000
-120.414
-110.186
HSD
Normal
Darah + EEDK
2.8000 1.7875
.424
-2.314
7.914
1.7875
.000
-29.214
-18.986
Darah Normal
115.3000* 1.7875
.000
110.186
120.414
Darah + EEDK
*
1.7875
.000
112.986
123.214
91.2000* 1.7875
.000
86.086
96.314
-2.8000 1.7875
.424
-7.914
2.314
Darah + EDTA +
*
-24.1000
EEDK
Darah +
EDTA
Darah + EDTA +
118.1000
EEDK
Darah +
Darah Normal
*
1.7875
.000
-123.214
-112.986
*
1.7875
.000
-32.014
-21.786
Darah Normal
24.1000* 1.7875
.000
18.986
29.214
EDTA +
Darah + EDTA
*
1.7875
.000
-96.314
-86.086
EEDK
Darah + EEDK
26.9000* 1.7875
.000
21.786
32.014
Darah
Darah + EDTA
*
1.7875
.000
-119.089
-111.511
Normal
Darah + EEDK
2.8000 1.7875
.137
-.989
6.589
1.7875
.000
-27.889
-20.311
EEDK
Darah + EDTA
Darah + EDTA +
-118.1000
-26.9000
EEDK
Darah +
LSD
Darah + EDTA +
-91.2000
-115.3000
*
-24.1000
EEDK
Darah +
Darah Normal
115.3000* 1.7875
.000
111.511
119.089
EDTA
Darah + EEDK
118.1000* 1.7875
.000
114.311
121.889
*
1.7875
.000
87.411
94.989
-2.8000 1.7875
.137
-6.589
.989
1.7875
.000
-121.889
-114.311
-26.9000* 1.7875
.000
-30.689
-23.111
Darah + EDTA +
91.2000
EEDK
Darah +
EEDK
Darah Normal
Darah + EDTA
Darah + EDTA +
*
-118.1000
EEDK
Darah +
Darah Normal
24.1000* 1.7875
.000
20.311
27.889
EDTA +
Darah + EDTA
-91.2000* 1.7875
.000
-94.989
-87.411
Darah + EEDK
*
.000
23.111
30.689
EEDK
26.9000
1.7875
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
89
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 16 (Lanjutan)
Menit
Darah
Subset for alpha = 0.05
N
a
Tukey HSD
1
2
Darah + EEDK
5
1.900
Darah Normal
5
4.700
Darah + EDTA + EEDK
5
Darah + EDTA
5
Sig.
3
28.800
120.000
.424
1.000
1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5,000.
90
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 17 Hasil analisis ANOVA waktu perdarahan secara in vivo
Descriptives
Jam_1
95% Confidence
Interval for Mean
N
Kontrol
Mean
6 14.917
Std.
Std.
Lower
Upper
Minimu
Maxim
Deviation
Error
Bound
Bound
m
um
2.0104
.8207
12.807
17.026
12.0
18.0
Negatif
Kontrol
6
5.167
.6055
.2472
4.531
5.802
4.5
6.0
EEDK_100
6
9.583
2.0837
.8507
7.397
11.770
7.0
12.5
EEDK_150
6
6.417
1.0685
.4362
5.295
7.538
5.0
8.0
EEDK_200
6
5.750
.9354
.3819
4.768
6.732
5.0
7.5
30
8.367
3.9193
.7156
6.903
9.830
4.5
18.0
Positif
Total
ANOVA
Jam_1
Sum of Squares
Between Groups
Mean Square
391.633
4
97.908
53.833
25
2.153
445.467
29
Within Groups
Total
df
F
Sig.
45.468
.000
Descriptives
Jam_2
95% Confidence
Interval for Mean
N
Kontrol
Mean
Std.
Std.
Lower
Upper
Deviation
Error
Bound
Bound
Minimu Maximu
m
m
6
9.167
.9832
.4014
8.135
10.198
8.0
10.5
6
4.750
.5244
.2141
4.200
5.300
4.0
5.5
EEDK_100
6
8.000
.8944
.3651
7.061
8.939
7.0
9.5
EEDK_150
6
6.333
.8756
.3575
5.414
7.252
5.0
7.5
EEDK_200
6
4.917
.6646
.2713
4.219
5.614
4.0
6.0
30
6.633
1.9070
.3482
5.921
7.345
4.0
10.5
Negatif
Kontrol
Positif
Total
91
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 17 (Lanjutan)
ANOVA
Jam_2
Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Between Groups
89.217
4
22.304
Within Groups
16.250
25
.650
105.467
29
Total
34.314
Sig.
.000
92
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 18 Hasil analisis Post Hoc waktu perdarahan secara in vivo
Multiple Comparisons
Dependent Variable:Jam_1
(I)
(J)
Perlakuan
Perlakuan
95% Confidence
Interval
Mean
Difference
Std.
(I-J)
Sig.
Upper
Bound
Bound
*
9.7500
.8472
.000
7.262
12.238
EEDK_100
5.3333*
.8472
.000
2.845
7.822
EEDK_150
*
8.5000
.8472
.000
6.012
10.988
EEDK_200
9.1667*
.8472
.000
6.678
11.655
*
-9.7500
.8472
.000
-12.238
-7.262
EEDK_100
-4.4167*
.8472
.000
-6.905
-1.928
EEDK_150
-1.2500
.8472
.587
-3.738
1.238
EEDK_200
-.5833
.8472
.957
-3.072
1.905
*
-5.3333
.8472
.000
-7.822
-2.845
4.4167*
.8472
.000
1.928
6.905
EEDK_150
3.1667*
.8472
.008
.678
5.655
EEDK_200
3.8333*
.8472
.001
1.345
6.322
*
-8.5000
.8472
.000
-10.988
-6.012
1.2500
.8472
.587
-1.238
3.738
EEDK_100
-3.1667*
.8472
.008
-5.655
-.678
EEDK_200
.6667
.8472
.932
-1.822
3.155
*
-9.1667
.8472
.000
-11.655
-6.678
.5833
.8472
.957
-1.905
3.072
EEDK_100
-3.8333*
.8472
.001
-6.322
-1.345
EEDK_150
-.6667
.8472
.932
-3.155
1.822
Tukey
Kontrol
Kontrol
HSD
Negatif
Positif
Kontrol
Kontrol
Positif
Negatif
EEDK_100
Error
Lower
Kontrol
Negatif
Kontrol
Positif
EEDK_150
Kontrol
Negatif
Kontrol
Positif
EEDK_200
Kontrol
Negatif
Kontrol
Positif
93
Universitas Sumatera Utara
LSD
9.7500*
.8472
.000
8.005
11.495
EEDK_100
5.3333*
.8472
.000
3.588
7.078
EEDK_150
8.5000*
.8472
.000
6.755
10.245
EEDK_200
*
9.1667
.8472
.000
7.422
10.912
-9.7500*
.8472
.000
-11.495
-8.005
EEDK_100
-4.4167*
.8472
.000
-6.162
-2.672
EEDK_150
-1.2500
.8472
.153
-2.995
.495
EEDK_200
-.5833
.8472
.497
-2.328
1.162
-5.3333*
.8472
.000
-7.078
-3.588
4.4167*
.8472
.000
2.672
6.162
EEDK_150
3.1667*
.8472
.001
1.422
4.912
EEDK_200
*
3.8333
.8472
.000
2.088
5.578
-8.5000*
.8472
.000
-10.245
-6.755
1.2500
.8472
.153
-.495
2.995
EEDK_100
-3.1667*
.8472
.001
-4.912
-1.422
EEDK_200
.6667
.8472
.439
-1.078
2.412
-9.1667*
.8472
.000
-10.912
-7.422
.5833
.8472
.497
-1.162
2.328
EEDK_100
-3.8333*
.8472
.000
-5.578
-2.088
EEDK_150
-.6667
.8472
.439
-2.412
1.078
Kontrol
Kontrol
Negatif
Positif
Kontrol
Kontrol
Positif
Negatif
EEDK_100
Kontrol
Negatif
Kontrol
Positif
EEDK_150
Kontrol
Negatif
Kontrol
Positif
EEDK_200
Kontrol
Negatif
Kontrol
Positif
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
94
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 18 (Lanjutan)
Jam_1
Perlakuan
Subset for alpha = 0.05
N
a
Tukey HSD
1
2
Kontrol Positif
6
5.167
EEDK_200
6
5.750
EEDK_150
6
6.417
EEDK_100
6
Kontrol Negatif
6
3
9.583
14.917
Sig.
.587
1.000
1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 6,000.
Multiple Comparisons
Dependent Variable:Jam_2
(I)
(J) Kelompok
Kelompok
95% Confidence
Interval
Mean
Difference
Std.
(I-J)
Error
*
Sig.
Lower
Upper
Bound
Bound
Tukey
Kontrol
Kontrol Positif
4.4167
.4655
.000
3.050
5.784
HSD
Negatif
EEDK_100
1.1667
.4655
.121
-.200
2.534
EEDK_150
*
.4655
.000
1.466
4.200
*
.4655
.000
2.883
5.617
*
.4655
.000
-5.784
-3.050
*
.4655
.000
-4.617
-1.883
EEDK_150
*
-1.5833
.4655
.017
-2.950
-.216
EEDK_200
-.1667
.4655
.996
-1.534
1.200
-1.1667
.4655
.121
-2.534
.200
*
.4655
.000
1.883
4.617
*
.4655
.011
.300
3.034
*
3.0833
.4655
.000
1.716
4.450
-2.8333*
.4655
.000
-4.200
-1.466
*
.4655
.017
.216
2.950
*
.4655
.011
-3.034
-.300
*
.4655
.040
.050
2.784
*
.4655
.000
-5.617
-2.883
EEDK_200
Kontrol
Positif
EEDK_100
Kontrol Negatif
EEDK_100
Kontrol Negatif
Kontrol Positif
EEDK_150
EEDK_200
EEDK_150
Kontrol Negatif
Kontrol Positif
EEDK_100
EEDK_200
EEDK_200
Kontrol Negatif
2.8333
4.2500
-4.4167
-3.2500
3.2500
1.6667
1.5833
-1.6667
1.4167
-4.2500
95
Universitas Sumatera Utara
Kontrol Positif
EEDK_100
.1667
.4655
.996
-1.200
1.534
*
.4655
.000
-4.45
-1.716
-3.0833
0
LSD
Kontrol
4.4167*
.4655
.000
3.458
EEDK_100
*
1.1667
.4655
.019
.208
EEDK_150
2.8333*
.4655
.000
1.875
EEDK_200
*
4.2500
.4655
.000
3.291
-4.4167*
.4655
.000
-5.375
EEDK_100
*
-3.2500
.4655
.000
-4.209
EEDK_150
-1.5833*
.4655
.002
-2.542
EEDK_200
-.1667
.4655
.723
-1.125
-1.1667*
.4655
.019
-2.125
Kontrol Positif
*
3.2500
.4655
.000
2.291
EEDK_150
1.6667*
.4655
.001
.708
EEDK_200
*
3.0833
.4655
.000
2.125
-2.8333*
.4655
.000
-3.792
*
1.5833
.4655
.002
.625
EEDK_100
-1.6667*
.4655
.001
-2.625
EEDK_200
*
1.4167
.4655
.005
.458
-4.2500*
.4655
.000
-5.209
.1667
.4655
.723
-.792
EEDK_100
-3.0833*
.4655
.000
-4.042
EEDK_150
*
.4655
.005
-2.375
Kontrol Positif
Negatif
Kontrol
Kontrol Negatif
Positif
EEDK_100
EEDK_150
Kontrol Negatif
Kontrol Negatif
Kontrol Positif
EEDK_200
Kontrol Negatif
Kontrol Positif
-1.4167
Jam_2
Kelompok
Subset for alpha = 0.05
N
a
Tukey HSD
1
2
3
Kontrol Positif
6
4.750
EEDK_200
6
4.917
EEDK_150
6
EEDK_100
6
8.000
Kontrol Negatif
6
9.167
Sig.
6.333
.996
1.000
.121
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 6,000.
96
Universitas Sumatera Utara