Penentuan Rute Distribusi Produk dengan Metode Sequential Insertion dan Clarke & Wright Saving di PT. Charoen Pokphand Indonesia – Food Division

(1)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan PT. Charoen Pokphand Indonesia F ood Division

PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division adalah perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bisnis dibidang industri pengolahan makanan berbahan baku ayam potong. Perusahaan membuka pabrik pertama sekali dan sampai saat ini berpusat di daerah Cikande yang merupakan salah satu pabrik pengolahan ayam termodern di Indonesia. Hingga saat ini, PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division yang ada di Indonesia telah memiliki beberapa cabang perusahaan yaitu ada di Salatiga, Surabaya dan Medan.

Untuk memenuhi kebutuhan pasar yang terus berkembang khususnya produk olahan ayam beku, sudah dibuka beberapa pabrik yang tersebar di Indonesia. Salah satunya PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division

dibangun di Medan pada tahun 2011 bulan 5, berkedudukan di Jalan Pulau Solor No. 2, Kawasan Industri Medan II. Pada awal produksi di Medan, PT Charoen Pokphand Indonesia Food Division ini terdiri dari tiga plant utama yaitu Cut Up,

Further Processing,dan Sausage Plant. Cut Up melakukan kegiatan pemotongan ayam dan menghasilkan daging ayam, sedangkan Sausage Plant dan Further Processing Plant menghasilkan daging ayam lanjutan.

PT. Charoen Pokphand Indonesia memiliki visi dan misi dalam menjalankan usahanya. Visi dari PT. Charoen Pokphand Indonesia adalah:


(2)

1 Menjadi produsen kelas dunia dalam bidang makanan olahan dari daging ayam khususnya dan bahan lain umumnya.

2 Menjadi perusahaan yang bertanggung jawab, peduli terhadap dampak sosial dan lingkungan di dalam menjalankan kegiatan tersebut.

Misi dari PT. Charoen Pokphand Indonesia dalam mewujudkan visi tersebut adalah:

1 Membantu meningkatkan kualitas bangsa Indonesia dan dunia serta memuaskan pelanggan dan pemegang saham dengan memproduksi makanan olahan bermutu tinggi, halal, dan aman untuk dikonsumsi dengan menerapkan GMP (Good Manufacturing Procedures), SSOP (Sanitation Standard Operating Procedures), Sistem Jaminan Halal, HACCP, dan ISO 9001:2008. 2 Menjaga dan menerapkan prinsip-prinsip kelestarian hidup sesuai peraturan

perundangan yang berlaku.

PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division mengeluarkan kebijakan mutu yang merupakan kebijakan perusahaan yaitu: Senantiasa menghasilkan produk yang bermutu tinggi, halal dan aman untuk dikonsumsi dalam rangka pencapaian visi & misi perusahaan sehingga dapat memberikan jaminan kepuasan kepada pelanggan. Menggalang kerjasama, partisipasi aktif dan positif semua karyawan dalam mengembangkan dan meningkatkan mutu kerja secara terus-menerus. Sesuai dengan motto “A Tradition of Quality”.


(3)

2.2. Ruang Lingkup Perusahaan

PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division merupakan industri manufaktur yang memproduksi makanan olahan daging ayam yaitu sausage

(sosis) dan further (nugget). Dalam melakukan proses produksi diperlukan bahan baku utama yaitu ayam yang dalam keadaan beku berasal dari PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division Cikande dan Salatiga.

2.3. Lokasi Perusahaan

PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division beralamat di Jalan Pulau Solor No. 2 Desa Saentis, Kawasan Industri Medan Tahap II, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang Propinsi Sumatera Utara. Bangunan PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division terdiri dari dua lantai. Kantor bagian administrasi, bagian dsitribusi, dan lantai produksi berada pada alamat yang sama.

2.4. Daerah Pemasaran

Daerah Pemasaran PT Charoen Pokphand Indonesia Food Division saat ini

adalah berbagai swalayan dan minimarket, berbagai restaurant seperti KFC, CFC, Wendys, dan restaurant lainnya yang berada diwilayah Medan dan sekitarnya. Daftar customer untuk daerah Kota Medan dapat dilihat pada Tabel 2.1.


(4)

Tabel 2.1. Daftar Customer Utama PT. Charoen Pokphand Indonesia F ood Division Wilayah Kota Medan

Kode Customer Alamat

C-1 Sutarmuji Jl. Marelan Pasar II.

C-2 CV. Irian Sejahtera Jl. Batang Kuis

C-3 PT. Irian Untung Bersama Dusun I Medan Estate, Percut

C-4 Tan Bun Hong Jl. Amplas No. 21

C-5 Ir. Usuf Jl. Sei Kera No. 162 A

C-6 Usman Cemara Asri 1, No. 67

C-7 Juswar Djang Jl. Bakaran Batu No. 19 D

C-8 PT. Trans Retail Indonesia Jl. Gatot Subroto C-9 PT. Lotte Shopping Indonesia Jl. Gatot Subroto

C-10 Factory Visit Jl. Gatot Subroto (dekat Terminal) C-11 CV. Griya Mandiri Sukses Jl. Kapten Muslim, Simpang Griya C-12 Indomaret Plus (Sekip) Jl. Sekip No. 54A

C-13 PT. Suriatama Mitra Perwita Jl. Sutomo No.2 C-14 CV. Marelan Ritelindo Jl. Marelan Raya No. 188 C-15 Erick Fandra (Star Swalayan) Jl. Platina Lingkungan 21 C-16 Sugiman (Lucky Mart) Jl. Veteran Belawan C-17 PT. Carefour Indonesia (CitraGarden) Jl. Letjend Jamin Ginting C-18 Alamsyah/Zulkarnain Jl. Jamin Ginting (Simpang USU) C-19 CV. Irian Bahagia Bersama Jl. H. M. Joni No. 1 Teladan Timur C-20 Indomaret Perum Setiabudi Tasbih I Blok UU No. 48-49 C-21 Pondok Indah Pasar Buah Jl. Setia Budi (sebelum Majestik) C-22 Gunawan/ Sanjaya Jl. Pajang No. 27 Sei Rengas

C-23 Hendra Jl. Bandar Baru No. 98

C-24 PT. Yuki Abadi Jl. Sisingamangaraja

C-25 CV. Gelora Plaza Jl. SM Raja No. 4 A

C-26 PT. Vigolestari Indonusa Jl. Kapt. Patimura No. 165 D C-27 Alfamart SAT. Deli Tua 3 Jl. Deli Tua No. 44-45 C-28 Alfamart Titi Kuning Jl. Brigjend Hamid Titi Kuning C-29 Irwan Bratasida (GP Mart) Jl. Komp. Tasbih JJ no. 12 C-30 Linda (Al Barokah) Jl. Menteng Raya No. 2 B C-31 CV. Sumber Segar Utama (Berastagi) Jl. Gatot Subroto No.288


(5)

Tabel 2.1. Daftar Customer Utama PT. Charoen Pokphand Indonesia F ood Division Wilayah Kota Medan

Kode Customer Alamat

C-32 PT. Lotte Centre Point Jl. Timor/ Jl. Jawa No. 1 C-33 CV. Sumber Segar Utama (Cambridge) Jl. S. Parman No. 127 C-34 PT. Mulia Kekal Abadi (Mulia Pasar Swalayan) Jl. Kol. Yos Sudarso No. 97 C-35 PT. Pasar Swalayan Maju Bersama (Glugur) Jl. Kol. Yos Sudarso No. 338 C-36 PT. Prima Sahabat Mitra Bersama (MedanMall) Jl. MT. Haryono Lt. II C-37 PT. Pasar Swalayan Maju Bersama (M. Jingga) Jl. Merak Jingga C-38 Food Mart Sun Plaza Jl. Zainul Arifin No. 7

Sumber: PT. Charoen Pokphand Indonesia – Food Division

Selain kota Medan, jangkauan pemasaran produk meliputi hampir semua kota-kota besar di Pulau Sumatera. Untuk Sumatera bagian Utara, PT Charoen Pokphand Indonesia Food Division ini men-supply pada daerah Aceh, Sumatera Utara, dan Batam, sedangkan untuk Sumatera bagian Selatan terdapat daerah Palembang, Jambi, dan Lampung.

2.5. Organisasi dan Manajemen

2.5.1. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division

menggunakan struktur organisasi staf dan lini, yaitu suatu bentuk struktur organisasi dimana wewenang mengalir dari pimpinan kepada bawahannya dan dari bawahan ini kepada bawahannya lagi yaitu dimana perusahaan dipimpin oleh


(6)

Bentuk atau hubungan garis ditunjukkan dengan adanya spesialisasi atau pembagian tugas setiap unit organisasi (departemen) sehingga pelimpahan wewenang dari pimpinan dalam bidang pekerjaan tertentu dapat langsung dilimpahkan kepada departeman yang menangani pekerjaan tersebut. Yang termasuk dalam garis hubungan lini adalah Plant Head dengan Plant Manager. Sedangkan bentuk fungsional merupakan hubungan kinerja yang diatur berdasarkan pengelompokkan aktivitas dan tugas yang sama untuk membentuk unit-unit kerja. Hubungan fungsional dijumpai pada hubungan Further Manager,

Sausage Manager, Cut Up Manager, Warehouse Manager, Engineering Manager, PPIC Manager, Purchasing Manager, Finance & Accounting Manager, dan Personal & General Affair Manager. Berikut ini merupakan struktur organisasi PT Charoen Pokphand Indonesia Food Division.


(7)

Plant Manager Further Manager Sausage Manager Cut Up Manager Warehouse Manager Engineering Manager PPIC Manager Purchasing Manager

Finance & Accounting Manager

Personal & General Affair Manager Further Supervisor Sausage Supervisor Cut Up Supervisor Warehouse Supervisor Engineering Supervisor PPIC Supervisor Purchasing Supervisor

Finance & Accounting Supervisor

Personal & General Affair Supervisor Further Foreman Sausage Foreman Cut Up Foreman Warehouse Foreman Engineering Foreman PPIC Foreman

Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan Purchasing

Foreman

Finance & Accounting Foreman

Personal & General Affair Foreman

Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT Charoen Pokphand Indonesia F ood Division


(8)

2.5.2. Pembagian Tugas & Tanggung Jawab

Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut saling diintegrasikan (koordinasi). Dalam menjalankan aktivitas sehari - hari pada suatu organisasi dibutuhkan personil - personil untuk menduduki jabatan tertentu yang mampu menjalankan tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang dibebankan sesuai dengan jabatan tersebut. Adapun uraian tugas dan tanggung jawab untuk masing-masing jabatan pada PT Charoen Pokphand Indonesia Food Division adalah sebagai berikut:

1 Kepala Unit (Plant Head)

Head of Unit adalah merupakan pimpinan puncak dari PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division yang bertugas untuk:

a Memimpin, mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan tugas para manager bagian.

b Merencanakan dan menerapkan kebijaksanaan mengenai perbaikan dan perkembangan umum perusahaan.

c Bertanggungjawab kepada presiden direktur (pimpinan perusahaan induk) atas jalannya perusahaan.

2 Plant Manager

Menjamin tercapainya hasil produksi dalam hal jumlah, kualitas dan waktu yang sesuai dengan rencana perusahaan dengan memanfaatkan sumber daya secara optimal memiliki tugas, wewenang dan tanggung jawab sebagai berikut:


(9)

a Merencanakan dan mengatur jadwal produksi untukk semua jenis produk agar tidak terjadi kelebihan atau kekurangan persediaan di gudang.

b Mengatur pengalokasian sumber daya produksi seperti jam kerja mesin, jam kerja operator, pengiriman bahan baku yang berhubungan dengan proses produksi.

c Melakukan pengawasan dan pengendalian produksi agar hasil produksi sesuai dengan spesifikasi dan standart mutu yang telah ditetapkan.

d Merencanakan perawatan mesin-mesin agar dapat beroperasi dengan lancar.

e Membuat laporan produksi secara berkala mengenai pemakaian bahan baku.

f Bertanggungjawab terhadap kelancaran proses produksi mulai dari penerimaan bahan baku sampai proses produksi hingga menjadi produk akhir.

3 Further Manager

Further manager bertanggung jawab langsung kepada plant manager. Tugas-tugas dari Further manager adalah:

a Bertanggungjawab kepada plant manager atas pelaksanaan kegiatan produksi further.

b Merencanakan dan mengatur produksi further perusahan agar sesuai dengan spesifikasi dan standard mutu yang telah ditentukan.

c Mengawasi dan mengkoordinir pengelolaan persediaan bahan baku, bahan penolong dan bahan-bahan lainnya dalam produksi further.


(10)

d Mengawasi jalannya produksi further sesuai dengan program produksi yang telah ditetapkan.

e Membuat laporan produksi further secara periodik mengenai pemakaian bahan dan jumlah produksi.

f Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan produksi further untuk mengetahui kekurangan dan penyimpangan sehingga dapat dilakukan perbaikan.

4 SausageManager

Sausage manager bertanggung jawab langsung kepada plant manager. Tugas-tugas dari Sausage manager adalah:

a Bertanggungjawab kepada plant manager atas pelaksanaan kegiatan produksi sausage.

b Merencanakan dan mengatur produksi sausage perusahan agar sesuai dengan spesifikasi dan standard mutu yang telah ditentukan.

c Mengawasi dan mengkoordinir pengelolaan persediaan bahan baku, bahan penolong dan bahan-bahan lainnya dalam produksi sausage.

d Mengawasi jalannya produksi sausage sesuai dengan program produksi yang telah ditetapkan.

e Membuat laporan produksi sausage secara periodik mengenai pemakaian bahan dan jumlah produksi.

f Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan produksi sausage untuk mengetahui kekurangan dan penyimpangan sehingga dapat dilakukan perbaikan.


(11)

5 Cut Up Manager

Cut Up manager bertanggung jawab langsung kepada plant manager. Tugas-tugas dari Cut Up manager adalah:

a Bertanggungjawab kepada plant manager atas pelaksanaan kegiatan cut up.

b Merencanakan dan mengatur proses cut up perusahan agar sesuai dengan spesifikasi dan standard mutu yang telah ditentukan.

c Mengawasi dan mengkoordinir pengelolaan persediaan bahan baku, bahan penolong dan bahan-bahan lainnya dalam proses cut up.

d Mengawasi jalannya v sesuai dengan program produksi yang telah ditetapkan.

e Membuat laporan proses cut up secara periodik mengenai pemakaian bahan dan jumlah produksi.

f Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan proses cut up untuk mengetahui kekurangan dan penyimpangan sehingga dapat dilakukan perbaikan. 6 Warehouse Manager

Warehouse Manager bertanggung jawab kepada plant manager. Warehouse Manager bertugas:

a Bertanggung jawab atas pengaturan persediaan bahan baku, produk jadi dan bahan penolong di gudang.

b Membuat laporan penerimaan persediaan dan pengeluaran bahan baku di gudang.


(12)

c Mengkoordinir dan mengawasi pengelolaan persediaan bahan baku di gudang.

d Bertanggung jawab atas sarana dan prasarana pendukung di gudang. 7 Engineering Manager

Bertanggung jawab terhadap pengawasan mesin-mesin produksi dan semua peralatan (tools) yang berhubungan dengan produksi agar tetap dalam kondisi siap pakai untuk menjamin kelancaran produksi. Tugas engineering manager

adalah:

a Membuat jadwal pemeliharaan dan perbaikan terhadap mesin-mesin yang ada dalam pabrik.

b Mengeluarkan perintah kerja kepada maintenance section head untuk melakukan perbaikan pada mesin-mesin berdasarkan jadwal permintaan perbaikan dari masing-masing operator.

c Melatih dan mengawasi keterampilan karyawan yang bekerja di bagian maintenance agar mahir dan dapat bekerja dengan baik.

d Menentukan prioritas kerja dan progressing perbaikan mesin.

e Bertanggung jawab kepada plant manager atas kondisi mesin-mesin dan peralatan produksi.

8 PPIC Manager

PPIC manager bertanggung jawab kepada plant manager. PPIC manager bertugas:


(13)

a Membuat daftar rencana produksi pembuatan sausage dan further.

b Melakukan koordinasi dengan pihak marketing dalam pembuatan sales forecast.

c Melakukan koordinasi dengan pihak warehouse raw material tentang jumlah bahan baku di gudang.

9 Manager Pembelian (Purchase Manager)

Purchase manager bertanggung jawab kepada Plant manager, bagian ini bertugas membantu plant manager dalam bidang kegiatan pembelian. Rincian tugas dari purchase manager adalah :

a Membantu plant manager dalam melaksanakan serta mengkoordinir seluruh pengolahan yang berhubungan dengan pembelian, penyimpanan dan pendistribusian bahan-bahan yang digunakan perusahaan.

b Merencanakan sistem pengadaan dan persediaan bahan.

c Mempersiapkan permintaan kebutuhan akan barang dan menentukan standard harga bahan.

10 Manager Akuntansi dan Keuangan (Finance and Accounting Manager) Finance and accounting manager bertanggungjawab langsung kepada plant manager. Tugas finance and accounting manager adalah:

a Merencanakan dan mengawasi perencanaan kegiatan akuntansi dari keuangan perusahaan.

b Membantu head of unit dalam melaksanakan anggaran perusahaan. c Memberikan laporan keuangan kepada pihak pemerintah untuk


(14)

d Bertanggung jawab atas penentuan biaya perusahaan seperti biaya produksi dan biaya administrasi.

11 Manager Personalia (Personalia and General Affair Manager)

Manager personalia bertanggung jawab langsung kepada plant manager. Tugas manajer personalia adalah:

a Merencanakan perekrutan karyawan sesuai dengan kebutuhan masingmasing departemen.

b Mengatur kegiatan yang berhubungan dengan karyawan dan menciptakan suasana kerja yang nyaman dan berdisiplin.

c Menampung dan mencari keluhan karyawan.

d Mengatur dan merencanakan training untuk peningkatan ketrampilan karyawan.

e Bertanggungjawab terhadap disiplin kerja karyawan. 12 Further Supervisor

Further Supervisor bertanggung jawab kepada further manager. Further

Supervisor bertugas:

a Mengawasi jalannya produksi sesuai dengan program produksi further

yang telah ditetapkan.

b Membuat laporan produksi further secara periodik mengenai pemakaian bahan dan jumlah produksi.

c Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan produksi further untuk mengetahui kekurangan dan penyimpangan sehingga dapat dilakukan perbaikan.


(15)

13 Sausage Supervisor

Sausage Supervisor bertanggung jawab kepada sausage manager. Sausage

Supervisor bertugas:

a Mengawasi jalannya produksi sesuai dengan program produksi sausage

yang telah ditetapkan.

b Membuat laporan produksi sausage secara periodik mengenai pemakaian bahan dan jumlah produksi.

c Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan produksi sausage untuk mengetahui kekurangan dan penyimpangan sehingga dapat dilakukan perbaikan.

14 Cut Up Supervisor

Cut up Supervisor bertanggung jawab kepada cut up manager. Cut up Supervisor bertugas:

a Mengawasi jalannya produksi sesuai dengan program proses cut up yang telah ditetapkan.

b Membuat laporan proses cut up secara periodik mengenai pemakaian bahan dan jumlah proses.

c Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan proses cut up untuk mengetahui kekurangan dan penyimpangan sehingga dapat dilakukan perbaikan. 15 Warehouse Supervisor

Warehouse supervisor bertanggung jawab kepada warehouse manager.


(16)

a Membuat laporan penerimaan persediaan dan pengeluaran bahan baku di gudang.

b Mengkoordinir dan mengawasi pengelolaan persediaan bahan baku di gudang.

c Bertanggung jawab atas sarana dan prasarana pendukung di gudang. 16 Engineering supervisor

Engineering supervisor bertanggung jawab kepada engineering manager.

Engineering supervisor bertugas:

a Mengeluarkan perintah kerja kepada engineering foreman untuk melakukan perbaikan pada mesin-mesin berdasarkan jadwal permintaan perbaikan dari masing-masing operator.

b Melatih dan mengawasi keterampilan karyawan yang bekerja di bagian maintenance agar mahir dan dapat bekerja dengan baik.

c Menentukan prioritas kerja dan progressing perbaikan mesin. 17 PPIC Supervisor

PPIC Supervisor bertanggung jawab kepada PPIC manager. PPIC Supervisor bertugas:

a Mengontrol stock produksi pada raw material. b Mengontrol stock produksi pada finish goods. 18 Purchasing Supervisor

Purchasing supervisor bertanggung jawab kepada purchasing manager, bagian ini bertugas membantu purchasing manager dalam bidang kegiatan pembelian. Rincian tugas dari purchasing supervisor adalah:


(17)

a Membantu purchasing manager dalam melaksanakan serta mengkoordinir seluruh pengolahan yang berhubungan dengan pembelian, penyimpanan dan pendistribusian bahan-bahan yang digunakan perusahaan.

b Membantu purchasing manager melaksanakan perencanaan sistem pengadaan dan persediaan bahan.

19 Finance & Accounting Supervisor

Finance & Accounting Supervisor bertanggung jawab kepada Finance & Accounting Supervisor manager. Finance & Accounting Supervisor bertugas:.

a Melaksanakan perhitungan akuntansi terhadap pembelian bahan baku dan asset perusahaan.

b Melaksanakan pembayaran transfer dana terhadap pembelian bahan baku dan asset perusahaan.

c Melaksanakan penerimaan pembayaran atas penjualan pakan dan juga hasil sampingan produksi.

d Melaksanakan perhitungan dan pembayaran upah dan lembar kerja karyawan.

20 Personalia and General Affair Supervisor

Personalia and General Affair Supervisor bertanggung jawab langsung kepada Personalia and General Affair Manager. Tugas supervisor personalia adalah:

a Melaksanakan perekrutan karyawan sesuai dengan kebutuhan masing-masing departemen.


(18)

b Mengawasi kegiatan yang berhubungan dengan karyawan dan menciptakan suasana kerja yang nyaman dan berdisiplin.

c Mengawasi pelaksanaan training untuk peningkatan ketrampilan karyawan.

d Bertanggungjawab terhadap disiplin kerja karyawan. 21 Further Foreman

Further Foreman bertanggung jawab langsung kepada further supervisor. Tugas dari Further Foreman adalah:

a Bertanggungjawab kepada further supervisor atas pelaksanaan kegiatan produksi further.

b Merencanakan dan mengatur produksi further perusahan agar sesuai dengan spesifikasi dan standard mutu yang telah ditentukan.

c Mengawasi dan mengkoordinir pengelolaan persediaan bahan baku, bahan penolong dan bahan-bahan lainnya.

d Mengawasi jalannya produksi sesuai dengan program produksi further

yang telah ditetapkan.

e Membuat laporan produksi further secara periodik mengenai pemakaian bahan dan jumlah produksi.

f Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan produksi further untuk mengetahui kekurangan dan penyimpangan sehingga dapat dilakukan perbaikan.


(19)

22 Sausage Foreman

Sausage Foreman bertanggung jawab langsung kepada sausage supervisor. Tugas dari Sausage Foreman adalah:

a Bertanggungjawab kepada sausage supervisor atas pelaksanaan kegiatan produksi sausage.

b Merencanakan dan mengatur produksi sausage perusahan agar sesuai dengan spesifikasi dan standard mutu yang telah ditentukan.

c Mengawasi dan mengkoordinir pengelolaan persediaan bahan baku, bahan penolong dan bahan-bahan lainnya.

d Mengawasi jalannya produksi sesuai dengan program produksi sausage

yang telah ditetapkan.

e Membuat laporan produksi sausage secara periodik mengenai pemakaian bahan dan jumlah produksi.

f Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan produksi sausage untuk mengetahui kekurangan dan penyimpangan sehingga dapat dilakukan perbaikan.

23 Cut Up Foreman

Cut Up Foreman bertanggung jawab langsung kepada cut up supervisor. Tugas dari Cut up Foreman adalah:

a Bertanggungjawab kepada cut up supervisor atas pelaksanaan kegiatan proses cut up.

b Merencanakan dan mengatur proses cut up perusahan agar sesuai dengan spesifikasi dan standard mutu yang telah ditentukan.


(20)

c Mengawasi dan mengkoordinir pengelolaan persediaan bahan baku, bahan penolong dan bahan-bahan lainnya.

d Mengawasi jalannya proses sesuai dengan program proses cut up yang telah ditetapkan.

e Membuat laporan proses cut up secara periodik mengenai pemakaian bahan dan jumlah produksi.

f Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan proses cut up untuk mengetahui kekurangan dan penyimpangan sehingga dapat dilakukan perbaikan. 24 Warehouse Foreman

Warehouse Foreman bertanggung jawab kepada warehouse supervisor.

Warehouse Foreman bertugas:

a Melakukan penerimaan bahan baku dan membuat laporan dan dokumen penerimaan bahan baku.

b Mengatur penyimpanan bahan baku di gudang serta mengatur tata cara pengeluaran dan pemakaian bahan baku.

c Membuat laporan atas penerimaan dan pemakaian bahan baku.

d Melakukan penerimaan produk jadi serta membuat laporan dan dokumen penerimaan produk jadi.

e Mengatur penyimpanan produk jadi ke gudang dan mengatur pengeluaran dan pengiriman ke costumer.

f Membuat laporan atas penerimaan dan pengeluaran produk jadi tersebut. g Melakukan pengawasan terhadap pengeluaran barang dan komponen


(21)

h Melakukan pengawasan terhadap penimbangan bahan baku, produk jadi yang masuk maupun yang keluar dari pabrik.

i Melakukan pencatatan terhadap jenis dan jumlah bahan baku, produk jadi yang masuk maupun yang keluar dari pabrik.

25 Engineering Foreman

Engineering Foreman bertanggung jawab terhadap Engineering Supervisor.

Engineering Foreman bertugas:

a Mengeluarkan perintah kerja kepada karyawan maintenance untuk melakukan perbaikan pada mesin-mesin dan peralatan berdasarkan jadwal permintaan perbaikan dari masing-masing operator.

b Mengawasi langsung perbaikan dan pergantian komponen-komponen alat-alat mekanik maupun electrical dalam plant.

c Melatih dan mengawasi keterampilan karyawan yang bekerja di bagian maintenance agar mahir dan dapat bekerja dengan baik.

26 PPIC Foreman

PPIC Foreman bertanggung jawab kepada PPIC Supervisor. PPIC Foreman

bertugas:

a Mengawasi karyawan dalam mengontrol raw material. b Mengawasi karyawan dalam mengontrol finish goods. 27 Purchasing Foreman

Purchasing Foreman bertanggung jawab kepada purchasing supervisor, bagian ini bertugas membantu purchasing supervisor dalam bidang kegiatan pembelian. Rincian tugas dari purchasing foreman adalah:


(22)

a Mengawasi pengolahan yang berhubungan dengan pembelian, penyimpanan dan pendistribusian bahan-bahan yang digunakan perusahaan.

b Mengawasi sistem pengadaan dan persediaan bahan. 28 Finance & Accounting Foreman

Finance & Accounting Foreman bertanggung jawab kepada Finance & Accounting Supervisor. Finance & Accounting Foreman bertugas:

a Mengawasi pelaksanakan pembayaran transfer dana terhadap pembelian bahan baku dan asset perusahaan.

c Melaksanakan penerimaan pembayaran atas penjualan pakan dan juga hasil sampingan produksi.

d Melaksanakan perhitungan dan pembayaran upah dan lembar kerja karyawan.

29 Personalia and General Affair Foreman

Personalia and General Affair Foreman bertanggung jawab langsung kepada Personalia and General Affair Supervisor. Tugas Personalia and General Affair Foreman adalah:

a Mengawasi perekrutan karyawan sesuai dengan kebutuhan masing-masing departemen.

b Mengawasi kegiatan yang berhubungan dengan karyawan dan menciptakan suasana kerja yang nyaman dan berdisiplin.

c Mengawasi pelaksanaan training untuk peningkatan ketrampilan karyawan.


(23)

2.5.3. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja

Tenaga Kerja yang bekerja pada PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division sebanyak 465 orang. Dalam memelihara ketertiban dan kedisiplinan kerja setiap perusahaan mengeluarkan tata tertib/peraturan kerja yang harus dipatuhi oleh setiap karyawan perusahaan, termasuk dalam penetapan jam kerja.

PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division mengatur waktu kerja sesuai dengan perundang-undangan tenaga kerja (dari Depnaker), yaitu: 40 jam seminggu (5 hari per minggu). Setiap harinya rata-rata karyawan yang bekerja 7 jam. Apabila keadaan mendesak dan memerlukan jam kerja yang melebihi jam kerja normal, maka perusahaan memberikan upah lembur.

Ketentuan jam kerja di PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division

diatur menurut aturan shift:

1. Berikut jam kerja pada bagian administrasi dan kantor dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2. Sistem Pembagian Jam Kerja Bagian Administrasi

Hari Jam Kerja (WIB) Jam Istirahat (WIB)

Senin – Jumat 08.00 – 16.00 12.00 – 13.00


(24)

2. Berikut jam kerja pada bagian produksi dapat dilihat pada Tabel 2.3.

Tabel 2.3. Sistem Pembagian Jam Kerja Bagian Produksi

Hari Shift Jam Kerja (WIB) Istirahat (WIB)

Senin s/d Sabtu

I 23.00-07.00 04.00 – 05.00

II 07.00-15.00 12.00-13.00

III 15.00-23.00 20.00 – 21.00

Sumber: PT Charoen Pokphand Indonesia Food Division

3. Jam kerja pada bagian keamanan

Untuk bagian keamanan, dibagi menjadi 2 kelompok yang terdiri dari 5 orang dan melakukan penjagaan bergantian setiap 12 jam sekali dimulai

dari:

a. Jam 08.00 – 20.00 b. Jam 20.00 – 07.00

Perusahaan tidak beroperasi pada hari minggu dan juga hari besar lainnya, akan tetapi pabrik dapat sewaktu-waktu beroperasi untuk tujuan tertentu seperti pemenuhan kebutuhan produksi.

2.6. Proses Produksi

Proses produksi merupakan proses transformasi input yang berupa material, tenaga kerja, mesin, metode kerja, dana, informasi dan lain sebagainya menjadi output yang berupa suatu produk. Dalam hal ini produk yang dihasilkan adalah Sausage (sosis) dan Further (nugget).


(25)

2.6.1. Bahan yang Digunakan 2.6.1.1. Bahan Baku

Bahan baku utama yang digunakan di PT. Charoen Pokphand Indonesia

Food Division, Medan adalah daging ayam. Daging ayam merupakan bahan pangan yang bernilai gizi tinggi karena kaya akan protein, lemak, mineral serta zat lainnya yang sangat dibutuhkan tubuh, sehingga diperlukan usaha untuk meningkatkan kualitas daging ayam yang dilakukan melalui pengolahan atau penanganan yang lebih baik sehingga dapat mengurangi kerusakan atau kebusukan selama penyimpanan dan pemasaran.

Sumber daging ayam yang diperoleh PT. Charoen Pokphand Indonesia Medan saat ini masih berasal dari Slaughter House (Rumah Potong Hewan) PT. Charoen Pokphand yang berada di Cikande dan Salatiga karena PT. Charoen Pokphand Indonesia Medan belum memiliki Slaughter House. PT. Charoen Pokphand Indonesia Medan menerima daging ayam berupa Griller, yaitu daging ayam bulat tanpa bulu, kepala, ceker dan isi perut.

2.6.1.2. Bahan Tambahan

Bahan tambahan ialah bahan yang ditambahkan secara langsung ke dalam proses produksi dan merupakan komposisi produk untuk memudahkan dan menyempurnakan produk.

Bahan tambahan pada proses pembuatan sausage (sosis) adalah: 1 Campuran tepung tapioka dan minyak goreng sebagai emulsifier.


(26)

2 Premiks, yaitu berupa campuran bumbu-bumbu yang telah diformulasikan di PT. Charoen Pokphand Indonesia Pusat di Cikande untuk memberikan cita rasa pada sausage.

3 Kemasan plastik untuk membungkus sausage.

4 Karton yang digunakan untuk pengepakan akhir sausage.

Bahan tambahan pada proses pembuatan further (nugget) adalah: 1 Campuran tepung tapioka dan minyak goreng sebagai emulsifier.

2 Premiks, yaitu berupa campuran bumbu-bumbu yang telah diformulasikan di PT. Charoen Pokphand Indonesia Pusat di Cikande untuk memberikan cita rasa pada further.

3 Perekat tepung (batter) 4 Remah roti (breading)

5 Kemasan plastik untuk membungkus further.

6 Karton yang digunakan untuk pengepakan akhir further.

2.6.1.3. Bahan Penolong

Bahan penolong adalah bahan yang digunakan secara tidak langsung

dalam produk dan bukan merupakan komposisi produk, tetapi digunakan sebagai pelengkap produk dan memudahkan dalam melakukan proses. Pada pembuatan

sausage maupun further digunakan bahan penolong berupa:

1. Sodium Laktat sebagai bahan pengawet pada daging agar umur simpannya lama.


(27)

3. Gas nitrogen berfungsi menjaga suhu ruangan penyimpanan raw material dan produk jadi.

2.6.2. Uraian Proses

PT. Charoen Pokphand Indonesia bergerak dalam bidang pemotongan dan pengolahan daging ayam. Proses produksi disini dibagi menjadi tiga bagian yaitu

cut up department, further production, dan sausage production. Proses pengolahan akan dibedakan berdasarkan ketiga bagian tersebut.

2.6.2.1. Departemen Cut Up

Departemen Cut Up merupakan tahapan awal dari setiap proses yang terjadi pada PT. Chraoen Pokphand Indonesia. PT. Chraoen Pokphand Indonesia cabang Medan belum melakukan proses penyembelihan dan pencabutan bulu ayam (evisceration). Bahan baku langsung berupa ayam potong yang sudah dalam beku (griller) didatangkan dari PT Charoen Pokphand Jaya Farm yang berada di Salatiga dan Cikande.

Uraian proses dari departemen cut up adalah sebagai berikut:

1 Proses awal dilakukan pengambilan griller dari gudang bahan baku (chiller room) ke departemen cut up

2 Grillerakan didiamkan secara konvensional (towing) untuk proses drying

daging ayam yang dalam keadaan beku selama satu hari.

3 Selanjutnya ayam dibawa ke mesin Screw Chiller untuk dilakukan proses pencucian dan dilanjutkan dengan proses penirisan pada mesin Drift Drum


(28)

4 Ayam yang telah ditiriskan dibawa ke stasiun pemotongan dimana ayam dipotong menjadi beberapa bagian seperti paha, dada, dan carcassberdasarkan jenis size dan kebutuhan.

5 Selanjutnya dilakukan proses pemisahan daging dengan tulang (pada bagian tertentu juga dilakukan pemisahan daging dengan kulit sesuai dengan permintaan).

6 Bagian-bagian ayam tersebut dipacking menggunakan plastik inner lewat mesin Metal Detector yang kemudian dilakukan penimbangan sesuai kapasitas plastik inner.

7 Bagian-bagian ayam tersebut dibawa ke chilling roomdan disusun pada rak kemudian di bekukan pada mesin ABF hingga suhu -18o C.

8 Setelah itu ayam ditimbang lagi sesuai ukuran dan masuk kedalam proses

packaging sesuai ukuran box dan karung kemudian ayam dalam bentuk

packaging masuk ke dalam Coldstorage (gudang dengan suhu -18oC).

Berikut Flow Diagram uraian proses Departemen Cut Up dapat dilihat pada Gambar 2.2. dibawah ini.


(29)

Gambar 2.2. F low Diagram Uraian Proses pada Departemen Cut Up

2.6.2.2. F urther Production

Berikut merupakan uraian proses produksi pembuatan further pada PT. Charoen Pokphand Indonesia:

1 Tahap pertama yang dilakukan yaitu petugas produksi menyiapkan formula untuk pembuatan suatu macam produk further (nugget) dimana petugas mempersiapkan komposisi seasoning (bahan baku berupa tepung) dan premix

(bumbu) dari produk yang akan diproduksi.

2 Selain mempersiapkan seasoning dan premix yang dibutuhkan, petugas juga membuat campuran emulsi yaitu campuran dari kedelai dan air dengan menggunakan mesin bowl cutter. Fungsi dari penggunaan emulsi yaitu untuk mengenyalkan adonan.


(30)

3 Daging segar hasil olahan pada departemen cut updimasukkan ke dalam chill room untuk didinginkan. Dari chillroom, petugas melakukan proses grinding

daging yaitu proses untuk menggiling daging menjadi halus. Proses grinding

dilakukan dengan menggunakan mesin autogrind.

4 Langkah berikutnya yaitu mencampur semua adonan yang telah dipersiapkan seperti seasoning, premix, daging giling, dan emulsi dengan air dan nitrogen. Proses mixing tersebut menggunakan mesin unimix dengan kapasitas produksi 250 kg.

5 Setelah semua adonan tercampur, langkah berikutnya yaitu melakukan

forming (pencetakan adonan). Terdapat berbagai cetakan yang dipergunakan tergantung dengan jenis produk yang akan diproduksi. Proses forming

dilakukan dengan menggunakan mesin reforfomer.

6 Adonan yang telah dibentuk tadi selanjutnya dibaluri dengan tepung

breadcrumb atau biasa disebut tepung roti.

7 Proses selanjutnya yaitu proses penggorengan. Proses penggorengan terbagi menjadi dua yaitu proses precook dan cook. Pada proses precook adonan digoreng setengah matang, selanjutnya masuk pada proses cook adonan digoreng hingga benar – benar matang. Proses precook dan cook dilakukan pada mesin fryer.

8 Selanjutnya petugas menyeleksi produk yang telah jadi apakah defect atau tidak. Apabila produk tersebut defect akan dilakukan rework pada mesin


(31)

defectyang direworkmempunyai batasan jumlah pada tiap batch maksimal sebanyak 5%.

9 Langkah berikutnya yaitu memasukkan adonan pada mesin insulated quick freeze (IQF) untuk dibekukan. Setelah itu adonan dijalankan oleh conveyor

menuju televator untuk dinaikkan menuju mesin MHW. Pada mesin MHW adonan ditakar sesuai dengan ukuran per kemasan.

10 Selanjutnya proses packaging dimana adonan yang telah sesuai takaran tadi dikemas pada kemasan plastic menggunakan mesin Kawasima.

11 Langkah berikutnya yaitu menimbang kemasan menggunakan mesin check weighter, apabila ukuran berat yang tertera tidak sesuai maka produk tersebut akan secara otomatis dipisahkan. Produk yang terpisah tadi dilepas kembali kemasannya lalu dijalankan pada conveyor untuk melalui proses penakaran ulang pada mesin MHW.

12 Apabila produk tersebut sudah sesuai beratnya dengan spesifikasi, maka kemasan – kemasan produk tadi dikemas dalam carton box dan selanjutnya ditransfer ke warehouse finished product.

Berikut merupakan flowchart proses produksi pembuatan further pada PT.Charoen Pokphand Indonesia dapat dilihat pada Gambar 2.3 dibawah ini.


(32)

Sta rt

Membua t campuran emulsi Menyiapkan kuantitas sea sonig dan

premix sesua i formula Melakukan proses grinding daging

Melakukan proses mixing emulsi, seasoning & premix, daging giling,

air,dan nitrogen

Melakukan forming a donan

Melapisi a donan ya ng telah dibent uk denga n tepung breadcrumb

Melakukan proses precook a donan

Melakukan proses cook adonan

Menyeleksi nug get apa kah defect atau t idak

Tidak

Ya

Melakukan proses frozen nugget

Melakukan proses penaka ran nugget

Melakukan proses pa cka ging nug get ke dalam kemasan plastik

Melakukan pengukura n berat produk apakah sesuai at au tidak

Ya

Tidak

Melakukan proses pa cka ging produk jadi nugg et ke dalam carton box

End

Gambar 2.3. F lowchart Proses Produksi Pembuatan F urther

2.6.2.3. Sausage Production

Berikut merupakan uraian proses produksi pembuatan sausage pada PT.Charoen Pokphand Indonesia:


(33)

1 Tahap pertama yang dilakukan yaitu menyiapkan formula bahan baku pembuatan sosis, seperti seasoning dan premix sesuai dengan takarannya masing – masing.

2 Sama seperti proses produksi further, setelah mempersiapkan formula bahan baku, petugas membuat campuran emulsi dan melakukan proses grinding

daging.

3 Selanjutnya semua adonan dicampur hingga merata menggunakan air dan nitrogen menggunakan mesin unimix.

4 Setelah semua bahan tercampur, adonan tadi dicampur atau dicacah kembali pada mesin emulsi fryer, tetapi tanpa menggunakan nitrogen.

5 Langkah berikutnya adalah mencetak adonan. Adonan tersebut akan otomatis masuk pada pelapis sosis yang disebut casing dengan menggunakan mesin

stuffer.

6 Lalu adonan sosis dipanggang pada mesin smoke house dengan suhu 80-100°C

7 Setelah melalui proses pemanggangan, sosis dipotong sesuai ukuran menggunakan mesin sausage cutter. Apabila ukuran panjang sosis tidak sesuai, maka sosis tersebut akan di-rework pada proses mixing di mesin

unimix.

8 Sosis yang telah dipotong dengan panjang sesuai kriteria tersebut selanjutnya dipacking pada kemasan plastik. Proses packing menggunakan man power, sehingga tidak ada mesin yang digunakan dalam proses packaging tersebut.


(34)

9 Setelah dikemas, produk sosis melalui proses pengepressan kemasan. Proses ini dilakukan pada mesin vacuum pack yang gunanya agar kemasan menjadi kedap udara.

10 Langkah selanjutnya adalah melakukan proses pembekuan sosis pada mesin IQF yang sebelumnya melalui mesin check weighter untuk mengecek berat kemasan yang sebelumnya melalui mesin metal detector.

11 Kemasan tersebut kemudian dipacking pada kemasan carton box kemudian melalui mesin check weighter untuk mengecek berat selanjutnya ditransfer ke

warehouse finished product.

Berikut merupakan flowchart proses produksi pembuatan sausage pada PT.Charoen Pokphand Indonesia.


(35)

Sta rt

Membua t campuran emulsi Menyiapkan kuantitas sea sonig dan

premix sesua i formula Melakukan proses grinding daging

Melakukan proses mixing emulsi, seasoning & premix, daging giling, dan air

Melakukan proses penggilingan adonan kembali

Melakukan proses pemanggangan adonan

Melakukan proses pemotongan sosis

Menyeleksi sosis apakah reject at au tidak

Tidak

Ya

Melakukan proses pa cka ging pada kemasa n plast ik

Melakukan proses pressing kemasa n

Melakukan proses frozen Melakukan pengukura n berat

apakah sesuai a tau tidak Ya

Tidak

Melakukan proses pa cka ging produk jadi sosis ke dalam carton box

End

Gambar 2.4. F lowchart Proses Produksi Pembuatan Sausage

2.7. Mesin dan Peralatan

2.7.1. Mesin Produksi

Mesin produksi adalah semua mesin-mesin yang secara langsung berperan dalam proses produksi. Berikut adalah beberapa mesin yang digunakan oleh PT.


(36)

Mesin yang digunakan pada Divisi Further adalah sebagai berikut: 1 Mesin Auto Grind untuk menggiling ayam menjadi halus

Spesifikasi mesin:

Merek : Laska Type Cutter KCU 200 DC Daya : 400V, 50 Hz, 95 Kw, 238 A Asal : Austria

Jumlah : 1

2 Mesin mixer untuk menggabungkan adonan dengan premix dan seasoning Spesifikasi mesin:

Merek : Inotec Type IM-1000 Daya : 400 V, 50 Hz

Jumlah : 1

3 Mesin cetakan untuk mencetak adonan yang sudah dihaluskan Spesifikasi mesin:

Merek : Besch 3047035 Daya : 400 V3, 50 Hz Jumlah : 1

4 Mesin frying I, dilakukan penggorengan pertama pada adonan yang sudah dicetak

Spesifikasi mesin:

Merek : EFR 4000/650 Daya : 400 V


(37)

5 Mesin frying II, dilakukan penggorengan kedua pada adonan Spesifikasi mesin:

Merek : EFR 6000/650 Daya : 400 V

Jumlah : 1

6 Mesin Checkweighter untuk menimbang berat produk Spesifikasi mesin:

Merek : Inritsu Daya : 300V, 60 Hz Jumlah : 2

7 Mesin metal detector untuk mendeteksi kandungan metal pada adonan Spesifikasi mesin:

Merak : IQ3

Daya : 230 V, 50 Hz, 1,2 A Asal : European Union

Mesin yang digunakan pada Divisi Sausage adalah sebagai berikut: 1 Mesin Auto Grind untuk menggiling ayam menjadi halus

Spesifikasi mesin:

Merek : Laska Type Cutter KCU 200 DC Daya : 400V, 50 Hz, 95 Kw, 238 A Asal : Austria

Jumlah : 1


(38)

Spesifikasi mesin:

Merek : Inotec Type IM-1000 Daya : 400 V, 50 Hz

Jumlah : 1

3 Mesin emulsifier untuk mengemulsi adonan Spesifikasi mesin:

Merek : Inotec Type 1175 CD-75D Daya : 400 V, 50 Hz, 142 A Jumlah : 1

4 Mesin Smoke House untuk proses pemasakan sausage dan mendinginkan

sausage

Spesifikasi mesin:

Merek : Maurer-Atmos GmbH Daya : 400 V, 50 Hz, 1,9 Kw Asal : Germany

Jumlah :1

5 Mesin metal detector untuk mendeteksi kandungan metal pada adonan Spesifikasi mesin:

Merak : IQ3

Daya : 230 V, 50 Hz, 1,2 A Asal : European Union

6 Mesin cutter untuk memotong sosis sesuai ukuran Spesifikasi mesin:


(39)

Merek : Inotec GmbH Daya : 2Kw

Jumlah : 2

7 Mesin Vacum Sealer untuk memvakumkan kemasan yang telah diisi dengan produk sosis

Spesifikasi mesin:

Daya : 50 Hz, 29 A, 36 Volt Jumlah : 3

8 Mesin Checkweighter untuk menimbang berat produk Spesifikasi mesin:

Merek : Inritsu Daya : 300V, 60 Hz Jumlah : 2

9 mesin IQF untuk mendinginkan produk sausage yang telah dikemas Spesifikasi mesin:

Merek : Mavel Singapore Daya : 380 V, 50 Hz, 103 A Jumlah :1

Mesin yang digunakan pada Divisi Cut Up adalah sebagai berikut: 1 Mesin MDM untuk menggiling ayam menjadi halus

Spesifikasi mesin:

Merek : Totomeat 2500 Daya : 380V, 50 Hz, 30 Kw


(40)

Asal : Jerman Jumlah : 1

2.7.2. Peralatan (Equipment)

Peralatan yang digunakan oleh PT. Charoen Pokphand Indonesia Food Division adalah sebagai berikut:

1. Thermometer untuk mengukur suhu cairan.

2. Timbangan Digital yang berfungsi sebagai penimbang bahan baku pada saat penerimaan bahan baku

3. Hand Truck ialah alat yang juga berfungsi sebagai material handling

dipabrik.Mesin moulding, berfungsi sebagai pencetak bahan rangka dispenser yang berupa plastik

2.8. Utilitas

Utilitas merupakan unit penunjang bagi unit-unit yang lain dalam suatu pabrik atau sarana penunjang untuk menjalankan suatu pabrik dari tahap awal sampai produk akhir terutama pada perusahan manufaktur. Sesuai dengan istilahnya, fungsi sarana penunjang ini adalah mendukung dan membantu kelancaran proses produksi serta mempermudah jalannya kegiatan manufaktur.


(41)

Utilitasi yang digunakan pada PT. Charoen Pokphand Indonesia adalah: 1. Sumber Air

Air memegang peranan penting dalam kelangsungan proses produksi, kapasitas air yang digunakan untuk keseluruhan proses produksi adalah 300m3, Kegunaan air di perusahaan adalah :

a Keperluan proses produksi b Keperluan laboratorium c Keperluan mesin boiler

d Keperluan karyawan

e Keperluan injeksi kondensor

f Sebagai zat pendingin dan pembersih

Sumber air yang digunakan oleh PT. Charoen Pokphand Indonesia Medan semuanya berasal dari air tanah. Air tanah tersebut dilakukan proses pengolahan terlebih dahulu sehingga kualitasnya sama dengan air minum. 2. Uap (Steam)

Uap adalah salah satu unit pendukung di bagian produksi, yaitu digunakan pada proses pemasakan sosis di smoke house. Uap yang digunakan dihasilkan dari mesin steamboiler. Di PT. Charoen Pokphand Indonesia Medan terdapat 1 unit steam boiler dengan kapasitas 2 ton/jam.

Spesifikasi steam boiler tersebut adalah :

- Merk : Loos

- Tipe : D8820 GUNZENHASEN


(42)

- Jenis boiler : Fire tube

- Kapasitas : 2 Ton/Jam

- Jenis burner : Weishupt Type L72 - Bahan bakar : Solar

- Tahun : 1985

3. Pemanas Minyak Goreng

Pada proses penggorengan nugget digunakan sumber panas yang dihasilkan dari mesin Thermal Oil Boiler. Di PT. Charoen Pokphand Indonesia Medan terdapat 1 unit Thermal Oil Boiler dimana tabung boiler diproduksi di bengkel lokal sedangkan burner diimpor dengan spesifikasi burner sebagai berikut:

Merk Burner : Riello

Tipe : 618 M

Model : ENNE/EMME 1400

Bahan bakar : Solar 4. Sumber Listrik

Dalam memenuhi pasokan listik untuk seluruh kegiatan yang berlangsung, PT. Charoen Pokphand Indonesia Medan mendapat pasokan listrik dari Perusahaan Listrik Negara (PLN). Hal ini disebabkan karena mereka masih belum bisa membangun unit pembangkit listrik sendiri. Selain itu agar kegiatan produksi tetap bisa berjalan ketika tidak ada pasokan listrik dari PLN, PT. Charoen Pokphand Indonesia Medan menggunakan genset sebagai sumber listrik cadangan yaitu genset PRIME yang menghasilkan 1825 KVA.


(43)

2.9. Safety and F ire Protection

PT. Charoen Pokphand Indonesia Medan sangat memperhatikan faktor keselamatan dan kesehatan kerja, hal ini diperlihatkan dengan ketatnya penggunaan alat pelindung diri (APD). Berikut ini merupakan beberapa APD yang biasanya digunakan para pekerja di dalam plant, diantaranya :

1 Sepatu boot, berfungsi untuk melindungi kaki dari berbagai macam resiko bahaya. Salah satunya untuk melindungi pekerja agar tidak tergelincir saat berada di plant yang lantainya sangat licin.

2 Baju pelindung, berfungsi untuk melindungi tubuh dari berbagai macam kotoran.

3 Masker, berfungsi untuk meminalisir bau amis (tidak sedap) selama bekerja di

plant dan untuk melindungi produk makanan olahan agar tidak tercemar oleh nafas pekerja.

4 Hair cap (penutup rambut), berfungsi untuk melindungi produk makanan olahan agar tidak tercemar oleh rambut para pekerja.

5 Baju pelindung khusus, baju pelindung khusus tersebut digunanakan oleh pekerja yang bekerja pada proses pembekuan (freezing) fungsinya untuk melindungi diri dari suhu yang ekstrim.

Untuk menjaga kehigienisan produk, maka bekerja di plant pekerja harus membersihkan tangannya dengan sabun dan larutan klorin 500ppm dan berjalan melewati kolam yang berisi larutan clorine 200 ppm. Larutan chlorine yang digunakan berfungsi untuk mensterilkan diri dari kotoran/ kontaminan. Pergantian larutan klorin dilakukan secara kondisional, minimal dilakukan setiap pergantian


(44)

shift. Sedangkan pembersihan pada plant secara keseluruhan (cleaning total) dilakukan secara rutin setiap minggunya.

PT. Charoen Pokphand Indonesia Medan menerapkan sistem pengamanan kebakaran yaitu setiap unit ruangan memiliki 1 buah fire extinguisher CO2.

Terdapat juga sistem pompa hydrant pada bagian frying further yang dapat mengeluarkan air secara otomatis jika terdeteksi panas yang berlebihan ataupun asap.

2.10. Waste Treatment

PT. Charoen Pokphand Indonesia Medan menghasilkan limbah padat seperti plastik dan karung yang didapat dari pembungkus bahan baku dan penolong, limbah gas yang berupa asap buangan dari boiler, dan limbah cair yang terdiri dari limbah minyak goreng dan limbah cair proses produksi. Limbah padat yang yang bersifat organik, non organic, dan bahan bersifat beracun dikumpulkan pada tempat yang berbeda yang selanjutnya akan dibawa oleh truk limbah Kawasan Industri Medan. Pada Limbah gas dilakukan penyaringan asap mesin boiler yang dialirkan ke dalam kolam air sehingga asap yang keluar tidak langsung ke udara. Limbah minyak goreng yang dihasilkan dari proses peggorengan pada nugget dikumpulkan lalu dibuang ke tempat penampungan limbah di Kawasan Industri Medan, sedangkan air limbah dari produksi diproses lebih dahulu sebelum dibuang ke tempat penampungan limbah Kawasan Industri Medan.


(45)

Proses pengolahan air limbah dilakukan dengan langkah sebagai berikut: 1 Air limbah dialirkan dari masing-masing saluran pembuangan air dan

dikumpulkan di bagian waste treatment.

2 Air limbah yang terkumpul dipompakan ke dalam bak pengendapan yang pertama, yaitu bak influence sump. Pada bak ini dilakukan proses aerasi. 3 Dari bak influence sump, air limbah dialirkan menuju bak koagulasi. Pada

tahap ini, proses yang dilakukan sudah termasuk dalam proses kimia, dimana dilakukan proses penjernihan limbah menggunakan Poly Aluminium Chloride

(PAC). PAC mempunyai PH = 2 yang dapat mematikan bakteri yang ada pada air limbah. Tetapi bakteri disini dijaga agar tetap hidup, karena bakteri tersebut dapat membantu dalam pengolahan limbah. Agar bakteri tetap hidup, pada bak dimasukkan cairan NaOH (PH = 14). Pada bak ini terdapat alat sensor PH, apabila indikator pada alat tersebut menunjukkan bahwa PH sudah mendekati 7, maka cairan NaOH akan otomatis dialirkan.

4 Proses selanjutnya dilakukan pada bak flocculation untuk penggumpalan (floc) menggunakan ani006Fn. Proses ini termasuk pada proses filtrasi.

5 Setelah itu air limbah dialirkan menuju bak Dissolved Air Floatation (DAF). Proses yang terjadi adalah proses filtrasi dan sedimentasi, dimana dilakukan proses pemisahan antara liquid dan sludge (floc). Pemisahan dilakukan menggunakan anion sehingga endapan sludge mengendap di atas cairan liquid. Pada bak ini terdapat alat sweeping untuk memisahkan sludge dengan liquid. Endapan sludge dialirkan pada bak chemicalsludge.


(46)

6 Pada bak chemical sludge dilakukan proses pressing untuk menyaring kembali sludge dari sisa air yang masih ada. Selanjutnya sludge tersebut dibuang ke TPA dikarenakan tidak dapat dimanfaatkan kembali. Sedangkan cairan liquid dialirkan langsung melalui pipa ke tempat penampungan air limbah Kawasan Industri Medan.


(1)

Utilitasi yang digunakan pada PT. Charoen Pokphand Indonesia adalah: 1. Sumber Air

Air memegang peranan penting dalam kelangsungan proses produksi, kapasitas air yang digunakan untuk keseluruhan proses produksi adalah 300m3, Kegunaan air di perusahaan adalah :

a Keperluan proses produksi b Keperluan laboratorium c Keperluan mesin boiler d Keperluan karyawan

e Keperluan injeksi kondensor

f Sebagai zat pendingin dan pembersih

Sumber air yang digunakan oleh PT. Charoen Pokphand Indonesia Medan semuanya berasal dari air tanah. Air tanah tersebut dilakukan proses pengolahan terlebih dahulu sehingga kualitasnya sama dengan air minum. 2. Uap (Steam)

Uap adalah salah satu unit pendukung di bagian produksi, yaitu digunakan pada proses pemasakan sosis di smoke house. Uap yang digunakan dihasilkan dari mesin steamboiler. Di PT. Charoen Pokphand Indonesia Medan terdapat 1 unit steam boiler dengan kapasitas 2 ton/jam.

Spesifikasi steam boiler tersebut adalah :

- Merk : Loos

- Tipe : D8820 GUNZENHASEN


(2)

- Jenis boiler : Fire tube - Kapasitas : 2 Ton/Jam

- Jenis burner : Weishupt Type L72 - Bahan bakar : Solar

- Tahun : 1985

3. Pemanas Minyak Goreng

Pada proses penggorengan nugget digunakan sumber panas yang dihasilkan dari mesin Thermal Oil Boiler. Di PT. Charoen Pokphand Indonesia Medan terdapat 1 unit Thermal Oil Boiler dimana tabung boiler diproduksi di bengkel lokal sedangkan burner diimpor dengan spesifikasi burner sebagai berikut:

Merk Burner : Riello

Tipe : 618 M

Model : ENNE/EMME 1400

Bahan bakar : Solar 4. Sumber Listrik

Dalam memenuhi pasokan listik untuk seluruh kegiatan yang berlangsung, PT. Charoen Pokphand Indonesia Medan mendapat pasokan listrik dari Perusahaan Listrik Negara (PLN). Hal ini disebabkan karena mereka masih belum bisa membangun unit pembangkit listrik sendiri. Selain itu agar kegiatan produksi tetap bisa berjalan ketika tidak ada pasokan listrik dari PLN, PT. Charoen Pokphand Indonesia Medan menggunakan genset sebagai sumber listrik cadangan yaitu genset PRIME yang menghasilkan 1825 KVA.


(3)

2.9. Safety and F ire Protection

PT. Charoen Pokphand Indonesia Medan sangat memperhatikan faktor keselamatan dan kesehatan kerja, hal ini diperlihatkan dengan ketatnya penggunaan alat pelindung diri (APD). Berikut ini merupakan beberapa APD yang biasanya digunakan para pekerja di dalam plant, diantaranya :

1 Sepatu boot, berfungsi untuk melindungi kaki dari berbagai macam resiko bahaya. Salah satunya untuk melindungi pekerja agar tidak tergelincir saat berada di plant yang lantainya sangat licin.

2 Baju pelindung, berfungsi untuk melindungi tubuh dari berbagai macam kotoran.

3 Masker, berfungsi untuk meminalisir bau amis (tidak sedap) selama bekerja di plant dan untuk melindungi produk makanan olahan agar tidak tercemar oleh nafas pekerja.

4 Hair cap (penutup rambut), berfungsi untuk melindungi produk makanan olahan agar tidak tercemar oleh rambut para pekerja.

5 Baju pelindung khusus, baju pelindung khusus tersebut digunanakan oleh pekerja yang bekerja pada proses pembekuan (freezing) fungsinya untuk melindungi diri dari suhu yang ekstrim.

Untuk menjaga kehigienisan produk, maka bekerja di plant pekerja harus membersihkan tangannya dengan sabun dan larutan klorin 500ppm dan berjalan melewati kolam yang berisi larutan clorine 200 ppm. Larutan chlorine yang digunakan berfungsi untuk mensterilkan diri dari kotoran/ kontaminan. Pergantian larutan klorin dilakukan secara kondisional, minimal dilakukan setiap pergantian


(4)

shift. Sedangkan pembersihan pada plant secara keseluruhan (cleaning total) dilakukan secara rutin setiap minggunya.

PT. Charoen Pokphand Indonesia Medan menerapkan sistem pengamanan kebakaran yaitu setiap unit ruangan memiliki 1 buah fire extinguisher CO2.

Terdapat juga sistem pompa hydrant pada bagian frying further yang dapat mengeluarkan air secara otomatis jika terdeteksi panas yang berlebihan ataupun asap.

2.10. Waste Treatment

PT. Charoen Pokphand Indonesia Medan menghasilkan limbah padat seperti plastik dan karung yang didapat dari pembungkus bahan baku dan penolong, limbah gas yang berupa asap buangan dari boiler, dan limbah cair yang terdiri dari limbah minyak goreng dan limbah cair proses produksi. Limbah padat yang yang bersifat organik, non organic, dan bahan bersifat beracun dikumpulkan pada tempat yang berbeda yang selanjutnya akan dibawa oleh truk limbah Kawasan Industri Medan. Pada Limbah gas dilakukan penyaringan asap mesin boiler yang dialirkan ke dalam kolam air sehingga asap yang keluar tidak langsung ke udara. Limbah minyak goreng yang dihasilkan dari proses peggorengan pada nugget dikumpulkan lalu dibuang ke tempat penampungan limbah di Kawasan Industri Medan, sedangkan air limbah dari produksi diproses lebih dahulu sebelum dibuang ke tempat penampungan limbah Kawasan Industri Medan.


(5)

Proses pengolahan air limbah dilakukan dengan langkah sebagai berikut: 1 Air limbah dialirkan dari masing-masing saluran pembuangan air dan

dikumpulkan di bagian waste treatment.

2 Air limbah yang terkumpul dipompakan ke dalam bak pengendapan yang pertama, yaitu bak influence sump. Pada bak ini dilakukan proses aerasi. 3 Dari bak influence sump, air limbah dialirkan menuju bak koagulasi. Pada

tahap ini, proses yang dilakukan sudah termasuk dalam proses kimia, dimana dilakukan proses penjernihan limbah menggunakan Poly Aluminium Chloride (PAC). PAC mempunyai PH = 2 yang dapat mematikan bakteri yang ada pada air limbah. Tetapi bakteri disini dijaga agar tetap hidup, karena bakteri tersebut dapat membantu dalam pengolahan limbah. Agar bakteri tetap hidup, pada bak dimasukkan cairan NaOH (PH = 14). Pada bak ini terdapat alat sensor PH, apabila indikator pada alat tersebut menunjukkan bahwa PH sudah mendekati 7, maka cairan NaOH akan otomatis dialirkan.

4 Proses selanjutnya dilakukan pada bak flocculation untuk penggumpalan (floc) menggunakan ani006Fn. Proses ini termasuk pada proses filtrasi.

5 Setelah itu air limbah dialirkan menuju bak Dissolved Air Floatation (DAF). Proses yang terjadi adalah proses filtrasi dan sedimentasi, dimana dilakukan proses pemisahan antara liquid dan sludge (floc). Pemisahan dilakukan menggunakan anion sehingga endapan sludge mengendap di atas cairan liquid. Pada bak ini terdapat alat sweeping untuk memisahkan sludge dengan liquid. Endapan sludge dialirkan pada bak chemicalsludge.


(6)

6 Pada bak chemical sludge dilakukan proses pressing untuk menyaring kembali sludge dari sisa air yang masih ada. Selanjutnya sludge tersebut dibuang ke TPA dikarenakan tidak dapat dimanfaatkan kembali. Sedangkan cairan liquid dialirkan langsung melalui pipa ke tempat penampungan air limbah Kawasan Industri Medan.