T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Kemandirian Sikap antara Anak Sulung dan Anak Bungsu di SMP Negeri alikajar T1 Full text
PERBEDAAN KEMANDIRIAN SIKAP ANTARA ANAK SULUNG DAN
ANAK BUNGSU DI SMP NEGERI 2 KALIKAJAR
ARTIKEL TUGAS AKHIR
Diajukan kepada Program Studi Bimbingan dan Konseling
untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Ellyzia Vinidya Pangestika
132013017
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2017
1
2
3
4
5
6
7
PERBEDAAN KEMANDIRIAN SIKAP ANTARA ANAK
SULUNG DAN ANAK BUNGSU DI SMP NEGERI 2
KALIKAJAR
Ellyzia Vinidya Pangestika, Yari Dwikurnaningsih, dan Sapto Irawan.
Program Studi S1 Bimbingan dan Konseling
FKIP – Universitas Kristen Satya Wacana
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui signifikansi perbedaan
kemandirian antara anak sulung dan anak bungsu siswa SMP Negeri 2 Kalikajar.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian komparasi. Populasi dan sempel pada
penelitian ini berjumlah 60 siswa yang terbagi menjadi dua kelompok, yaitu 30
orang siswa berkedudukan anak sulung dan 30 siswa berkekudukan sebagai anak
bungsu, total populasi dan sempel 60 siswa. Teknik pengumpulan data
menggunakan skala sikap berdasarkan teori yang dipaparkan oleh Masrun 1986
(Sri Retno Pamungkas, 2006), dengan jumlah 42 item pernyataan. Teknik analisis
data menggunakan Mann Whitney melalui program SPSS for Windows Release
16.0. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh Asymp. Sig 2-tailed sebesar 0,012 <
0,050, dengan mean ranks kemandirian anak sulung adalah 36,15 dan mean rank
kemandirian anak bungsu 24,85. maka dapat diartikan bahwa anak sulung lebih
mandiri dibandingkan dengan anak bungsu hal ini ditunjukan dengan nilai
Asymp.sig, dan nilai mean rank, dengan demikian Hi diterima.
Kata kunci: Kemandirian. Urutan Kelahiran
menyatakan kemandirian merupakan
PENDAHULUAN
kemampuan
Remaja dituntut untuk tidak selalu
tergantung pada orang tua atau orang
dewasa lainnya. Remaja dituntut
untuk hidup secara mandiri dan dapat
memilih
dirinya.
serta
mempersiapkan
Steinberg
individu
dalam
bertingkah laku, merasakan sesuatu,
dan mengambil suatu keputusan
berdasarkan
kehendak
sendiri.
Peningkatan
tanggung
jawab,
kemandirian,
dan
menurunnya
(2002)
8
tingkat
ketergantungan
remaja
berikutnya dengan berbagai tuntutan
terhadap orang tua, adalah salah satu
yang lebih beragam sebagai orang
tugas perkembangan yang harus
yang lebih dewasa
dipenuhi siswa pada periode remaja.
Sehingga
ketika
kemandirian
pada
menghasilkan
problem
tidak
adanya
remaja
berbagai
perilaku,
akan
macam
misalnya;
rendahnya harga diri, pemalu, tidak
punya motivasi sekolah, kebiasaan
belajar yang kurang baik, perasaan
tidak aman, dan kecemasan. Ada
banyak pilihan bagi mereka dan
hendaknya seorang remaja dapat
secara mandiri menentukan pilihan
tanpa menggantungkan diri pada
orang-orang
disekitarnya
menentukan
pilihan
diambilnya,
untuk
yang
termasuk
akan
dalam
memenuhi kebutuhannya. Seorang
remaja berkesempatan melakukan
banyak
hal
tanpa
harus
tergantung
pada
sekitarnya,
termasuk
selalu
orang-orang
orang
di
tua
maupun teman sebaya. Mencapai
kemandirian merupakan salah satu
tugas
perkembangan
remaja.
sangatlah
karena
Pencapaian
penting
hal
itu
pada
masa
kemandirian
bagi
sebagai
remaja,
tanda
kesiapannya untuk memasuki fase
Penelitian yang di laksanakan
oleh Kurnia Ayu Ningrum (2015)
yang
berjudul
kemandirian
antara
“perbedaan
anak
sulung
dengan anak bungsu di SMP Negeri
11”, menguji secara empiris tentang
perbedaan kemandirian antara anak
sulung dengan anak bungsu di SMP
Negeri 11. Kemandirian merupakan
kebebasan
individu
untuk
dapat
menjadi orang yang berdiri sendiri,
dapat membuat rencana untuk masa
sekarang dan masa yang akan datang
serta bebas dari pengaruh orang tua.
Jumlah subjek penelitian yang ada
dalam penelitian adalah 100 orang,
yang terdiri dari 50 anak sulung.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui
bahwa ada perbedaan kemandirian
antara anak sulung dengan anak
bungsu, dengan asumsi anak sulung
lebih mandiri daripada anak bungsu.
yang ditunjukkan oleh koefisien t =
8,433 dengan p < 0,05. Sedangkan
penelitian yang dilakukan oleh Putra,
Eldyka
(2014)
dengan
judul
“Kemandirian Pada Remaja Ditinjau
9
Dari Urutan Kelahiran” penelitian
SMP Negeri 2 Kalikajar menyatakan
yang dilaksanakan menperoleh hasih
bahwa masih banyak siswa-siswi
Subyek adalah 90 siswa SMP Maria
yang belum sepenuhnya mandiri.
Goretti Semarang. Berdasarkan hasil
Guru BK menyatakan bahwa banyak
uji hipotesis pertama di dapat F =
siswa yang masih menggantungkan
1,401 (p> 0,05) yang berarti tidak ada
diri pada orang-orang di sekitarnya
perbedaan kemandirian pada remaja
untuk menentukan pilihan yang akan
antara anak sulung, anak tengah, anak
diambilnya dalam arti lain siswa
bungsu.
masih banyak yang mencontek (tidak
Kedua penelitian ini memiliki
dapat mengandalkan dirinya sendiri).
hasil yang berbeda dengan subjek
Siswa juga belum dapat berfikir
yang
secara
sama
yaitu
remaja
pada
abstrak
mengenai
Sekolah Menengah Pertama (SMP).
permasalahan yang dihadapi. Bahkan
Adanya hasil yang berbeda ini
sering siswa tidak bisa menjaga
membuat
penulis
untuk
emosi didepan orang tua dan sesama
meneliti
kembali
ada
teman. Pendapat yang dinyatakan
tidaknya perbedaan yang signifikan
oleh Guru BK di SMP Negeri 2 ini
antara kemandirian anak sulung dan
merupakan masalah, gejala-gejala
anak bungsu.
kurangnya kemandirian yang ada.
tertarik
mengenai
Namun
Subjek yang akan diteliti oleh
bila
penulis adalah remaja yang duduk
pernyataan
dibangku sekolah menengah pertama
pertanyaan tentang kemandirian anak
lebih tepatnya siswa-siswi kelas IX,
sulung dan anak bungsu. Benarkah
karena karena pada remaja ini akan
terdapat
diketahui tanda kesiapannya untuk
antara anak sulung dan anak bungsu
memasuki fase berikutnya dengan
?
berbagai
mandiri dari anak bungsu atau justru
tuntutan
yang
lebih
diatas
diperhatikan
perbedaan
Benarkah
anak
Untuk
memunculkan
kemandirian
sulung
lebih
beragam sebagai orang yang lebih
sebaliknya?
memperoleh
mandiri. Hasil dari Pra penelitian
jawaban atas pertanyaan tersebut
yang dilakukan oleh penulis pada
diperlukan adanya penelitian terlebih
tanggal 2 Februari 2017, guru BK di
dahulu. Dengan berdasar pada uraian
10
tersebut
penelitian
dengan
judul
ini
disusun
lingkungan,
mempunyai
“Perbedaan
kepercayaan
diri,
rasa
menghargai
Kemandirian Sikap Antara Anak
keadaan
Sulung dan Anak Bungsu Pada
memperoleh kepuasan dari usahanya
Remaja di SMP Negeri 2 Kalikajar”.
(dalam Sri Retno Pamungkas 2006).
LANDASAN TEORI
Kemandirian
sebagai
komponen
keperibadian
yang
mendorong
individu
untuk
mengarahkan
dan
perilakunya
sendiri
mengatur
dan
menyelesaikan masalahnya sendiri
bantuan
dari
orang
lain
menurut Masrun 1989 ( dalamSri
Retno Pamungkas 2006) Menurut
Masrun, 1986 orang yang emiliki
kemandirian
memungkinkan
seseorang tersebut untuk bertindak
bebas, melakukan sesuatu dengan
dorongannya
sendiri
untuk
kebutuhan dirinya sendiri, mengejar
prstasi,
penuh
berkeinginan
ketekunan
untuk
serta
mengerjakan
sesuatu tanpa bantuan orang lain,
mampu berfikir kritis dan bertindan
secara
optimal,
kreatif,
mampu
mengatasi masalah yang dihadapi,
mampu
sendiri
san
Asepek-aspek Kemandirian
Kemandirian
tanpa
dirinya
mengendalikan
tidakan-
Beberapa Aspek penting juga
dikemukakan oleh Masrun 1986 (Sri
Retno Pamungkas, 2006) Aspekaspek yang dikemukakan adalah :
a) Bebas Bertanggungjawab, ditunjukan
dengan adanya ciri-ciri : tindakan
yang dilakukan atas kehendaknya
sendiri bukan karena orang lain dan
tidak berganting pada orang lain.
b) Progresif
atau
Ulet
ditunjukan
dengan ciri-ciri : usaha mengejar
prestasi,
penuh
merencanakan
serat
ketekunan,
mewujudkan
harapan-harapannya.
c) Inisiatif ditunjukan dengan ciri-ciri :
mampu berfikir dan bertindak secara
original, kreatif dan penuh inisiatif.
d) Pengendalian diri ditunjukan dengan
ciri-ciri
:
mempunyai
perasaan
mampu mengatasi masalah yang
dihadapi,
tindakan
mampu
serta
mengendalikan
mampu
tindakannya, mampu mempengaruhi
11
mempengaruhi
lingkungan
dan
mengenal diri sendiri.
bahwa
e) Kemantapan diri, ditunjukan dengan
ciri-ciri :
merasa percaya atas
kemampuan
diri
menerima
dan
Hadibroto dkk (2000) menyatakan
sendiri,
dapat
memperoleh
hal
tersebut
disebabkan
kepribadian yang terbentuk menurut
urutan kelahiran tidak akan berubah
lagi dan berdampak pada setiap
bidang kehidupannya kelak.
keputusan dari usaha sendiri.
Urutan kelahiran
Kecenderungan
Teori Adler tentang urutan
Perbedaan
Kemandirian Sikap Anak Sulung
kelahiran tersebut kemudian dikenal
dengan Anak Bungsu
dengan istilah “Birth Order”, yaitu
Berikut
ini
ada
beberapa
posisi seseorang dalam keluarga
kecenderungan perbedaan yang dimiliki
menurut urutan dia dilahirkan. Birth
oleh anak sulung dan anak bungsu yang
atau
Order
Konsep
Urutan
Kelahiran bukan didasarkan sematamata pada nomor urutan kelahiran
menurut
diagram
melainkan
berdasarkan
psikologis
yang
pengalaman
keluarga,
persepsi
terbentuk
seseorang
di
dari
masa
kecilnya, terutama sejak ia berusia
dua
sampai
lima
tahun
Anak Sulung.
a) Pada tahun-tahun pertama mendapat
curahan kasih sayang yang berlebih.
b) Cenderung
kelahiran yang
berbeda dalam keluarganya setiap
lebih
matang
interaksisosial
dalam
karena
berinteraksi
dengan
sering
orang-orang
dewasa.
c) Cenderung mengikuti kehendak dan
tekanan
(Hadibroto,2002).
Posisi/urutan
diungkapkan oleh Hurlock (1990) :
kelompok,
dipengaruhi
untuk
mudah
mengikuti
kehendak orang tua.
anak mengembangkan gaya hidup
d) Cenderung lebih matang secara emosi
yang berbeda pula. Gaya hidup
dan mau mengalah karena terkondisi
tersebut membentuk kepribadian dan
untuk mengalah pada adik-adiknya.
pola perilaku yang berbeda pada
e) Cenderung
lebih
masa berikutnya baik pada masa
bertanggungjawab;
remaja
bertanggung
maupun
masa
dewasa.
jawab
mampu
terbiasa
atas
adik12
adiknya
(dalam
menggantikan
peran orang tuanya).
selalu dimanjakan oleh orangtua dan
f) Cenderung lebih mandiri (terbiasa
melakukan
kegiatannya
sendiri
tanpa bantuan orang lain)
nasib
orangorang di sekitar.
c) Cenderung keras dan banyak menuntut
sebagai akibat kurang ketatnya disiplin
g) Merasa tidak aman, takut tiba-tiba
kehilangan
b) Cenderung kekanak-kanakan karena
baik,
dan
pemarah
dan
dimanjakan
oleh
anggota
keluarga.
d) Cenderung mudah emosi (menuntut
Anak Bungsu
dan memaksa untuk mendapatkan
a) Lebih lama mendapat curahan kasih
sesuatu
sayang secara berlebih tidak hanya
pada tahun pertama bahkan sampai ia
dewasa.
bertanggung
persamaan dan perbedaan tentang
melimpahkan
benda, orang, prosedur kerja, ide,
tanggungjawab pada orang-orang
dan kritik terhadap orang atau
disekitarnya
kelompok. Secara sederhana dapat
e) Cenderung
jawab;
kurang
biasanya
atau
diambil
alih
dikatakan
tanggung jawabnya.
bahwa
penelitian
mandiri,
komparasi adalah penelitian yang
karena sering dibantu oleh orang
ingin membandingkan dua atau tiga
lain.
kejadian
f) Cenderung
kurang
dengan
melihat
g) Merasa inferior dengan siapa saja,
penyebabnya (Sudijono, 2000). Ada
tergantung pada orang lain, dan
pun dalam penelitian ini yang dicari
mengembangkan gaya hidup manja.
adalah perbedaan kemandirian sikap
antara anak sulung dengan anak
METODE PENELITIAN
bungsu.
Jenis Penelitian
Populasi dan Sampel Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis
penelitian
komparasi.
Penelitian
Teknik pengambilan sampel
yang digunakan adalah purposive
komparasi adalah penelitian yang
proporsional
berusaha
karena dalam pengambilan sampel
untuk
menemukan
random
sampling,
13
dipilih remaja dengan kedudukan
anak
sulung
dan
anak
sedangkan populasi
bungsu,
penelitian ini
b. Variabel terikat (Y): Kemandirian
sikap
Teknik Pengumpulan Data
adalah siswa-siswi kelas IX SMP
Jenis skala yang digunakan untuk
Negeri 2 kalikajar. Peneliti memilih
mengukur
siswa kelas IX karena pada rentan usia
remaja ini adalah skala Skala Likert
12 sampai 15 tahun Pada usia ini atau
dengan alternatif jawaban SS, S,
masa ini siswa berada pada masa
AS, KS, TS, STS. Skala ini dibuat
remaja awal di mana siswa sedang
berdasarkan
mengembangkan jati diri dan sedang
yang dipaparkan oleh Masrun 1986
melalui proses pencarian identitas
(Sri
diri. Sehubungan dengan itu pula rasa
Responden diminta untuk memilih
tanggungjawab
kemandirian
pernyataan yang sesuai dengan
pertumbuhan.
dirinya. Skala ini di kembangakan
Berikut ini merupakan daftar jumlah
dari skripsi yang di tulis oleh Sri
siswa yang berkedudukan sebagai
Retno Pamungkas, (2006).
anak sulung dan anak bungsu:
Uji Instrumen
mengalami
dan
proses
Jumla
kedudukan
h
sulun
bungs
anak
g
u
IX A
8
5
IX B
13
IX C
kelas
kemandirian
Retno
aspek kemandirian
Pamungkas,
Peneliti
persentas
pada
2006).
melakukan
uji
e
instrumen pada hari Kamis tanggal
3
13,3%
17 juli 2017 di dusun Kacepit desa
5
8
21,6%
Wulungsari
10
6
4
16,6%
secarara acak dipilih responden
IX D
9
3
6
15%
IX E
9
4
5
15%
IX F
11
7
4
18,3%
Tota
l
30
60
30
100%
penelitian
penelitian
ini
yang
yang berkedudukan anak sulung
dan anak bungsu sebanyak 30
responden.
Teknik Analisis Data
Variabel Penelitian
a. Variabel
Wonosobo
yang
adalah:
Analisis
dalam
Variabel
bebas (X): Urutan Kelahiran
untuk
menguji
data
digunakan
mendeskripsikan
analisis
dan
komparasi:
14
“Perbedaan
Sikap
Kemandirian
bersekolah
di
SMP
Kalikajar
Pada Remaja SMP 2 Kalikajar”
terdekat. Subjek penelitian ini adalah
menggunakan
siswa siswi kelas IX SMP Negeri 2
Mann-
dari
2
antara Anak Sulung Dan Bungsu
analisis
berasal
negeri
desa-desa
Whitney Test yang merupakan alat
Kalikajar
Wonosobo
yang
uji statistik yang digunakan untuk
berkedudukan sebagai anak sulung
menguji hipotesis komparatif (uji
dan anak bungsu
beda) bila data penelitian berskala
ordinal.
data
Sedangkan
dalam
menggunakan
pengolahan
penelitian
bantuan
Hasil Analisis Deskriptif
ini
program
SPSS release 16.00 for windows
Total item pada instrumen
yang
digunakan
oleh
peneliti
berjumlah 42 item dengan pilihan
jawaban SS (sangat sesuai), S
HASIL PENELITIAN DAN
(sesuai), AS (agak sesuai), KS
PEMBAHASAN
(kurang sesuai), tidak sesuai (TS),
Gambaran Umum Sekolah dan
Subjek Penelitian
SMP
Negeri
2
Kalikajar
sangat tidak setuju (STS). Untuk
mengetahui
tinggi
rendahnya
pengukuran
dari
variabel
Kemandirian
maka
adalah Sekolah Menengah Pertama
mengelompokan
(SMP) Negeri yang berlokasi di
kategori:
penulis
menjadi
4
Propinsi Jawa Tengah Kabupaten
Kab.
Dusun
Wonosobo
dengan
Perboto,
Kalikajar
alamat
Desa
Mungkung Kec. Kalikajar. Jumlah
siswa yang bersekolah di SMP negeri
2 Kalikajar yaitu : Siswa Laki-laki
berjumlah sekitar 219 dan Siswa
Perempuan berjumlah 191 orang.
Sedangkan jumlah pengajar yang ada
adalah 27 orang. Siswa-siswi yang
Inter
val
Kateg
ori
Sulung
f
Bungsu
Sanga
t
Tingg
i
Tingg
i
7
persent
ase
23,3%
9
30%
3
10%
Renda
h
Sanga
t
Renda
h
Total jumlah
siswa
1
2
2
40%
1
6
9
53,3%
199 –
252
147198
94 –
146
42 –
93
6,6%
30
f
2
persent
ase
6,6%
30%
30
15
0,050,
mean
ranks
kemandirian anak sulung adalah
Hasil Analisis Komparasi
Analisis
dengan
komparasi
menggunakan teknik analisis MannWhitney Test. dengan menggunakan
bantuan program SPSS For Windows
release 16.0 yang dapat dilihat pada
tabel (uji komparasi) yang sebagai
berikut :
36,15 dan mean rank kemandirian
anak bungsu 24,85. maka dapat
diartikan bahwa anak sulung lebih
mandiri dibandingkan dengan anak
bungsu hal ini ditunjukan dengan
nilai Asymp.sig, dan nilai mean
rank yang ditunjukan pada tabel
diatas. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa “ada perbedaan
Uji Komparasi
kemandirian yang signifikan antara
Ranks
kedudu
kan
N
Mean
Rank
Sum
of
Ranks
kemandirian sulung 30
36.15
1084.50
bungsu 30
24.85
745.50
Total
60
siswa yang berkedudukan sebagai
anak
sulung
dan
berkedudukan
siswa
sebagai
yang
anak
bungsu”
Uji Hipotesis
Test Statisticsa
Hipotesis
kemandirian
yang
dibuat
oleh
penulis adalah “Ada perbedaan sikap
Mann-Whitney U
280.500
Wilcoxon W
745.500
Z
-2.508
sulung dengan anak bungsu” sementara
Asymp. Sig. (2-tailed)
.012
pada hasil analisis diperoleh sig = 0,012
kemandirian yang signifikan antara anak
< 0,050 yang memiliki arti ”ada
a. Grouping Variable: kedudukan
perbedaan
Berdasarkan tabel 4.4 hasil analisis
data dengan bantuan SPSS For
Windows release 16.0 diketahui
nilai Asymp.Sig.(2-tailed) adalah
0,012. Jadi dari hasil analisis
tersebut ditunjukan bahwa jika nilai
Asymp.Sig(2-tailed)
=
0,012
kemandirian
sikap
yang
signifikan antara anak sulung dengan
anak bungsu”. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa ”ada perbedaan
kemandirian pada antara anak yang
berkedudukan sebagai anak sulung dan
siswa yang berkedudukan sebagai anak
<
16
bungsu”. Maka dapat dinyatakan bahwa
mengembangkan
hipotesis DITERIMA.
kepribadian
yang
suatu
pola
sesuai
dengan
standar yang ditentukan budayanya.
Pembahasan
Berdasar
adanya perbedaan kemandirian juga
analisis
komparasi
bisa
karena
terdapat
sesuatu
menggunakan teknik analisis Mann-
kekurangan dalam salah satu faktor
Whitney Test. dengan menggunakan
pembentuk
bantuan program SPSS For Windows
mengakibatkan
release 16.0 hasil analisis diperoleh
kemandirian
sig = 0,012 < 0,050, dan dengan hasil
tersebut mungkin bisa berasal dari
tersebut dapat disimpulkan bahwa
pola
“ada perbedaan kemandirian pada
harmonis dengan orang tua, pola
antara
berkedudukan
hubungan yang kurang baik dengan
sebagai anak sulung dan siswa yang
teman sebaya, atau faktor yang
berkedudukan sebagai anak bungsu”.
lainya. Hal ini seturut dengan apa
Hal
yang di ungkapkan oleh Steinberg
anak
yang
tersebut
(Hurlock
seturut
pendapat
(1990)
kecenderungan
tentang
perbedaan
(2002)
yang
dapat
rendahnya
individu.
hubungan
yang
menyatakan
merupakan
Faktor
kurang
kemandirian
kemampuan
individu
kemandirian anak sulung dengan
dalam bertingkah laku, merasakan
anak
sesuatu,
bungsu,
yang
menyatakan
dan
mengambil
suatu
bahwa anak sulung cenderung lebih
keputusan
mandiri, sedangkan anak bungsu
sendiri. Peningkatan tanggung jawab,
cenderung kurang mandiri, karena
kemandirian,
sering dibantu orang lain dalam
tingkat
melakukan suatu kegiatan. Perbedaan
terhadap orang tua. Kemandirian
kemandirian anak sulung dan anak
adalah
bungsu ini juga dapat dipengaruhi
perkembangan yang harus dipenuhi
oleh
siswa pada periode remaja, jadi
kebudayaan
orangtua
dalam
maupun
sikap
memperlakukan
berdasarkan
dan
kehendak
menurunnya
ketergantungan
pencapaian
salah
satu
kemandirian
remaja
tugas
tersebut
anak. Setiap budaya seorang anak
sangat penting bagi remaja, karena
mengalami
hal tersebut dapat menjadi tanda
tekanan
untuk
17
kesiapannya untuk memasuki fase
subjek yang sama yaitu individu
berikutnya dengan berbagai tuntutan
yang
yang lebih beragam sebagai orang
sulung dan bungsu yang berada pada
dewasa.
bangku SMP, dengan kisaran umur
Penelitian ini juga sejalan
berstatus
12-15
kedudukan
tahun.
Penelitian
dilakukan
oleh Kurnia Ayu Ningrum (2015)
dengan penelitian yang dilakukan
yang
hasil
oleh. Putra, Eldyka karena jumlah
penelitiannya. Diketahui bahwa ada
populasi yang diambil oleh peneliti
perbedaan kemandirian antara anak
berbeda,
metode
sulung dengan anak bungsu, dengan
penulis
menggunakan
asumsi anak sulung lebih mandiri
komparasi
daripada
yang
analisis Mann-Whitney Test. dengan
ditunjukkan oleh koefisien t = 8,433
menggunakan bantuan program SPSS
dengan p < 0,05. Akan tetapi
For Windows release 16.0 sedangkan
penelitian
ini
dengan
penelitian yang dilakukan oleh Putra,
penelitian
yang
oleh.
Eldyka menggunakan analisis data
Putra, Eldyka (2014) dengan judul
yang digunakan adalah adalah teknik
“Kemandirian Pada Remaja Ditinjau
anava satu jalur, selain itu teori dan
Dari
skala yang digunakan juga berbeda.
anak
Urutan
bungsu.
berbeda
dilakukan
Kelahiran”
Subyek
penulis
yang
dengan penelitian yang dilakukan
mengemukakan
oleh
anak
berbeda
analisid
data,
analisis
menggunakan
teknik
adalah 90 siswa SMP Maria Goretti
Semarang. Alat ukur yang digunakan
adalah skala kemandirian. Metode
analisis data yang digunakan adalah
adalah teknik anava satu jalur.
Berdasarkan
hasil
uji
hipotesis
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan, dapat di simpulkan
pertama di dapat F = 1,401 (p> 0,05)
bahwa
yang berarti tidak ada perbedaan
signifikan kemandirian antara anak
kemandirian pada remaja antara anak
sulung dan anak bungsu di SMP 2
sulung,
Kalikajar”.
anak
bungsu.
Dalam
penelitian ini juga menggunakan
dengan
“ada
perbedaan
Hal
perolehan
ini
yang
dibuktikan
hasil
analisis
18
dengan
Mann-Whitney
Test
Asymp.Sig(2-tailed) sebesar 0,012 <
0,050 dengan mean rank anak sulung
36,15
dan
Dengan
anak
demikian
bungsu
Hi
24,85.
memiliki tingkat kemandirian yang
berbeda-beda.
Bagi Guru
Pencapaian
diterima,
kemandirian
sehingga terdapat perbedaan yang
tersebut sangat penting bagi siswa-
signifikan antara sikap kemandirian
siswi, karena kemandirian adalah
anak sulung dan anak bungsu.
tanda kesiapan siswa-siswi untuk
memasuki fase berikutnya dengan
berbagai
tuntutan
yang
lebih
beragam sebagai orang dewasa.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian
Maka peneliti menyarankan agar
yang telah dilaksanakan oleh peneliti
setiap Guru di SMP Negeri 2
di SMP Negeri 2 Kalikajar, maka
Kalikajar,
peneliti akan memaparkan beberapa
berperan aktif untuk meningkatkan
saran yang sebagai berikut :
kemandirian siswa-siswi. Seperti
Bagi Siswa-Siswi SMP Negeri 2
Kalikajar
Hasil penelitian menunjukan
bahwa ada perbedaan kemandirian
yang signifikan antara anak sulung
dan anak bungsu. Jadi saran untuk
para
siswa
dan
siswi
yang
berkedudukan sebagai anak sulung
dan anak bungsu di SMP Negeri 2
Kalikajar adalah untuk lebih belajar
mandiri.
kemandirian
individu
Meningkatkkan
pada
masing-masing
(kemandirian
emosi,
Wonosobo
dapat
merencanakan pembelajaran yang
bersifat mandiri.
Bagi Guru BK
Penelitian
ini
diharapkan
mampu menjadi tambahan informasi
dalam menjalankan tugasnya sebagai
guru
Bimbingan
dan
konseling,
selain itu dengan penelitian ini Guru
BK
diharapkan
dapat
mengembangkan program layanan
tentang kemandirian dengan teknikteknik yang dikuasai oleh guru BK.
Bagi Peneliti Selanjutnya
perilaku, dan nilai.), karena subjek
19
Berdasarkan
hasil
penelitian
ini
Sendiri.
Jakarta:
Media Komputindo.
diharapkan untuk peneliti selanjutnya
dapat menggali lebih banyak lagi
mengenai
faktor-faktor
mempengaruhi
kemandirian
yang
yang
dimiliki remaja saat ini. Karena
kemandirian merupakan hal yang
sangat penting bagi remaja untuk
melanjutkan
kekehidupan
mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
Ali,
Muhammad.
1978.
Penelitian Kependidikan
Prosedur dan Strategi.
Bandung: Angkasa
Arikunto,Suharsimi.
1996.
Prosedur
Penelitian.
Jakarta: Rineka Cipta.
BAzwar,
Saefudin.
2000.
Penyusunan
Skala
Psikologi.
Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
B Simandjuntak & L Pasaribu.
1984. Pengantar Psikologi
Perkembangan. Bandung:
Tarsito.
Basri, Hasan. 2000. Remaja
Berkualitas. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar Offset.
Hadibroto, Iwan dkk. 2002.
Misteri Perilaku Anak
Sulung, Tengah, Bungsu,
dan Tunggal.
Hurlock.(1980).
Psikologi
Perkembangan.
Erlangga:Jakarta.
Kurnia, Ayu, I 2015 “Perbedaan
Kemandirian Antara Anak
Sulung
Dengan
Anak
Bungsu Di Smp Negeri
11”.
Skripsi,
Medan:
Universitas Medan Area.
Lie, Anita & Prasasti, Sarah.
2004. 101 Cara Membina
Kemandirian
dan
Tanggung Jawab Anak.
Jakarta:
Elex
Media
Komputindo.
Partowisastro, Koestoer. 1983.
Dinamika Psikologi Sosial.
Jakarta: Erlangga.
Prawironoto, Hartati dkk. 1994.
Pembentukan
Budaya
dalam
Lingkungan
Keluarga didaerah Jawa
Tengah.
Jateng:
Depdikbud
Dirjen
Kebudayaan.
Putra,
Gea, Antonius Atosokhi dkk.
2002. Relasi dengan Diri
Elex
Eldyka.
2014.
”
Kemandirian
Pada
Remaja Ditinjau Dari
20
Urutan
Kelahiran”.
Skripsi.
Semarang
:
Universitas
Katolik
Soegijapranata.
Sri Retno pamungkas. 2006.
“Kemandirian
Pada
Remaja Ditinjau Dari
Urutan
Kelahiran”.
Skripsi.
Salatiga:
Universitas Kristen Satya
Wacana.
Steinberg.
(2002).
Adolescence.6th Ed. USA:
McGraw
Hill
Higher
Education
Sudijono, Anas. 2000 Pengantar
statistik pendidikan: Jakarta
Raja Grafindo Persada
.
21
ANAK BUNGSU DI SMP NEGERI 2 KALIKAJAR
ARTIKEL TUGAS AKHIR
Diajukan kepada Program Studi Bimbingan dan Konseling
untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Ellyzia Vinidya Pangestika
132013017
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2017
1
2
3
4
5
6
7
PERBEDAAN KEMANDIRIAN SIKAP ANTARA ANAK
SULUNG DAN ANAK BUNGSU DI SMP NEGERI 2
KALIKAJAR
Ellyzia Vinidya Pangestika, Yari Dwikurnaningsih, dan Sapto Irawan.
Program Studi S1 Bimbingan dan Konseling
FKIP – Universitas Kristen Satya Wacana
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui signifikansi perbedaan
kemandirian antara anak sulung dan anak bungsu siswa SMP Negeri 2 Kalikajar.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian komparasi. Populasi dan sempel pada
penelitian ini berjumlah 60 siswa yang terbagi menjadi dua kelompok, yaitu 30
orang siswa berkedudukan anak sulung dan 30 siswa berkekudukan sebagai anak
bungsu, total populasi dan sempel 60 siswa. Teknik pengumpulan data
menggunakan skala sikap berdasarkan teori yang dipaparkan oleh Masrun 1986
(Sri Retno Pamungkas, 2006), dengan jumlah 42 item pernyataan. Teknik analisis
data menggunakan Mann Whitney melalui program SPSS for Windows Release
16.0. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh Asymp. Sig 2-tailed sebesar 0,012 <
0,050, dengan mean ranks kemandirian anak sulung adalah 36,15 dan mean rank
kemandirian anak bungsu 24,85. maka dapat diartikan bahwa anak sulung lebih
mandiri dibandingkan dengan anak bungsu hal ini ditunjukan dengan nilai
Asymp.sig, dan nilai mean rank, dengan demikian Hi diterima.
Kata kunci: Kemandirian. Urutan Kelahiran
menyatakan kemandirian merupakan
PENDAHULUAN
kemampuan
Remaja dituntut untuk tidak selalu
tergantung pada orang tua atau orang
dewasa lainnya. Remaja dituntut
untuk hidup secara mandiri dan dapat
memilih
dirinya.
serta
mempersiapkan
Steinberg
individu
dalam
bertingkah laku, merasakan sesuatu,
dan mengambil suatu keputusan
berdasarkan
kehendak
sendiri.
Peningkatan
tanggung
jawab,
kemandirian,
dan
menurunnya
(2002)
8
tingkat
ketergantungan
remaja
berikutnya dengan berbagai tuntutan
terhadap orang tua, adalah salah satu
yang lebih beragam sebagai orang
tugas perkembangan yang harus
yang lebih dewasa
dipenuhi siswa pada periode remaja.
Sehingga
ketika
kemandirian
pada
menghasilkan
problem
tidak
adanya
remaja
berbagai
perilaku,
akan
macam
misalnya;
rendahnya harga diri, pemalu, tidak
punya motivasi sekolah, kebiasaan
belajar yang kurang baik, perasaan
tidak aman, dan kecemasan. Ada
banyak pilihan bagi mereka dan
hendaknya seorang remaja dapat
secara mandiri menentukan pilihan
tanpa menggantungkan diri pada
orang-orang
disekitarnya
menentukan
pilihan
diambilnya,
untuk
yang
termasuk
akan
dalam
memenuhi kebutuhannya. Seorang
remaja berkesempatan melakukan
banyak
hal
tanpa
harus
tergantung
pada
sekitarnya,
termasuk
selalu
orang-orang
orang
di
tua
maupun teman sebaya. Mencapai
kemandirian merupakan salah satu
tugas
perkembangan
remaja.
sangatlah
karena
Pencapaian
penting
hal
itu
pada
masa
kemandirian
bagi
sebagai
remaja,
tanda
kesiapannya untuk memasuki fase
Penelitian yang di laksanakan
oleh Kurnia Ayu Ningrum (2015)
yang
berjudul
kemandirian
antara
“perbedaan
anak
sulung
dengan anak bungsu di SMP Negeri
11”, menguji secara empiris tentang
perbedaan kemandirian antara anak
sulung dengan anak bungsu di SMP
Negeri 11. Kemandirian merupakan
kebebasan
individu
untuk
dapat
menjadi orang yang berdiri sendiri,
dapat membuat rencana untuk masa
sekarang dan masa yang akan datang
serta bebas dari pengaruh orang tua.
Jumlah subjek penelitian yang ada
dalam penelitian adalah 100 orang,
yang terdiri dari 50 anak sulung.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui
bahwa ada perbedaan kemandirian
antara anak sulung dengan anak
bungsu, dengan asumsi anak sulung
lebih mandiri daripada anak bungsu.
yang ditunjukkan oleh koefisien t =
8,433 dengan p < 0,05. Sedangkan
penelitian yang dilakukan oleh Putra,
Eldyka
(2014)
dengan
judul
“Kemandirian Pada Remaja Ditinjau
9
Dari Urutan Kelahiran” penelitian
SMP Negeri 2 Kalikajar menyatakan
yang dilaksanakan menperoleh hasih
bahwa masih banyak siswa-siswi
Subyek adalah 90 siswa SMP Maria
yang belum sepenuhnya mandiri.
Goretti Semarang. Berdasarkan hasil
Guru BK menyatakan bahwa banyak
uji hipotesis pertama di dapat F =
siswa yang masih menggantungkan
1,401 (p> 0,05) yang berarti tidak ada
diri pada orang-orang di sekitarnya
perbedaan kemandirian pada remaja
untuk menentukan pilihan yang akan
antara anak sulung, anak tengah, anak
diambilnya dalam arti lain siswa
bungsu.
masih banyak yang mencontek (tidak
Kedua penelitian ini memiliki
dapat mengandalkan dirinya sendiri).
hasil yang berbeda dengan subjek
Siswa juga belum dapat berfikir
yang
secara
sama
yaitu
remaja
pada
abstrak
mengenai
Sekolah Menengah Pertama (SMP).
permasalahan yang dihadapi. Bahkan
Adanya hasil yang berbeda ini
sering siswa tidak bisa menjaga
membuat
penulis
untuk
emosi didepan orang tua dan sesama
meneliti
kembali
ada
teman. Pendapat yang dinyatakan
tidaknya perbedaan yang signifikan
oleh Guru BK di SMP Negeri 2 ini
antara kemandirian anak sulung dan
merupakan masalah, gejala-gejala
anak bungsu.
kurangnya kemandirian yang ada.
tertarik
mengenai
Namun
Subjek yang akan diteliti oleh
bila
penulis adalah remaja yang duduk
pernyataan
dibangku sekolah menengah pertama
pertanyaan tentang kemandirian anak
lebih tepatnya siswa-siswi kelas IX,
sulung dan anak bungsu. Benarkah
karena karena pada remaja ini akan
terdapat
diketahui tanda kesiapannya untuk
antara anak sulung dan anak bungsu
memasuki fase berikutnya dengan
?
berbagai
mandiri dari anak bungsu atau justru
tuntutan
yang
lebih
diatas
diperhatikan
perbedaan
Benarkah
anak
Untuk
memunculkan
kemandirian
sulung
lebih
beragam sebagai orang yang lebih
sebaliknya?
memperoleh
mandiri. Hasil dari Pra penelitian
jawaban atas pertanyaan tersebut
yang dilakukan oleh penulis pada
diperlukan adanya penelitian terlebih
tanggal 2 Februari 2017, guru BK di
dahulu. Dengan berdasar pada uraian
10
tersebut
penelitian
dengan
judul
ini
disusun
lingkungan,
mempunyai
“Perbedaan
kepercayaan
diri,
rasa
menghargai
Kemandirian Sikap Antara Anak
keadaan
Sulung dan Anak Bungsu Pada
memperoleh kepuasan dari usahanya
Remaja di SMP Negeri 2 Kalikajar”.
(dalam Sri Retno Pamungkas 2006).
LANDASAN TEORI
Kemandirian
sebagai
komponen
keperibadian
yang
mendorong
individu
untuk
mengarahkan
dan
perilakunya
sendiri
mengatur
dan
menyelesaikan masalahnya sendiri
bantuan
dari
orang
lain
menurut Masrun 1989 ( dalamSri
Retno Pamungkas 2006) Menurut
Masrun, 1986 orang yang emiliki
kemandirian
memungkinkan
seseorang tersebut untuk bertindak
bebas, melakukan sesuatu dengan
dorongannya
sendiri
untuk
kebutuhan dirinya sendiri, mengejar
prstasi,
penuh
berkeinginan
ketekunan
untuk
serta
mengerjakan
sesuatu tanpa bantuan orang lain,
mampu berfikir kritis dan bertindan
secara
optimal,
kreatif,
mampu
mengatasi masalah yang dihadapi,
mampu
sendiri
san
Asepek-aspek Kemandirian
Kemandirian
tanpa
dirinya
mengendalikan
tidakan-
Beberapa Aspek penting juga
dikemukakan oleh Masrun 1986 (Sri
Retno Pamungkas, 2006) Aspekaspek yang dikemukakan adalah :
a) Bebas Bertanggungjawab, ditunjukan
dengan adanya ciri-ciri : tindakan
yang dilakukan atas kehendaknya
sendiri bukan karena orang lain dan
tidak berganting pada orang lain.
b) Progresif
atau
Ulet
ditunjukan
dengan ciri-ciri : usaha mengejar
prestasi,
penuh
merencanakan
serat
ketekunan,
mewujudkan
harapan-harapannya.
c) Inisiatif ditunjukan dengan ciri-ciri :
mampu berfikir dan bertindak secara
original, kreatif dan penuh inisiatif.
d) Pengendalian diri ditunjukan dengan
ciri-ciri
:
mempunyai
perasaan
mampu mengatasi masalah yang
dihadapi,
tindakan
mampu
serta
mengendalikan
mampu
tindakannya, mampu mempengaruhi
11
mempengaruhi
lingkungan
dan
mengenal diri sendiri.
bahwa
e) Kemantapan diri, ditunjukan dengan
ciri-ciri :
merasa percaya atas
kemampuan
diri
menerima
dan
Hadibroto dkk (2000) menyatakan
sendiri,
dapat
memperoleh
hal
tersebut
disebabkan
kepribadian yang terbentuk menurut
urutan kelahiran tidak akan berubah
lagi dan berdampak pada setiap
bidang kehidupannya kelak.
keputusan dari usaha sendiri.
Urutan kelahiran
Kecenderungan
Teori Adler tentang urutan
Perbedaan
Kemandirian Sikap Anak Sulung
kelahiran tersebut kemudian dikenal
dengan Anak Bungsu
dengan istilah “Birth Order”, yaitu
Berikut
ini
ada
beberapa
posisi seseorang dalam keluarga
kecenderungan perbedaan yang dimiliki
menurut urutan dia dilahirkan. Birth
oleh anak sulung dan anak bungsu yang
atau
Order
Konsep
Urutan
Kelahiran bukan didasarkan sematamata pada nomor urutan kelahiran
menurut
diagram
melainkan
berdasarkan
psikologis
yang
pengalaman
keluarga,
persepsi
terbentuk
seseorang
di
dari
masa
kecilnya, terutama sejak ia berusia
dua
sampai
lima
tahun
Anak Sulung.
a) Pada tahun-tahun pertama mendapat
curahan kasih sayang yang berlebih.
b) Cenderung
kelahiran yang
berbeda dalam keluarganya setiap
lebih
matang
interaksisosial
dalam
karena
berinteraksi
dengan
sering
orang-orang
dewasa.
c) Cenderung mengikuti kehendak dan
tekanan
(Hadibroto,2002).
Posisi/urutan
diungkapkan oleh Hurlock (1990) :
kelompok,
dipengaruhi
untuk
mudah
mengikuti
kehendak orang tua.
anak mengembangkan gaya hidup
d) Cenderung lebih matang secara emosi
yang berbeda pula. Gaya hidup
dan mau mengalah karena terkondisi
tersebut membentuk kepribadian dan
untuk mengalah pada adik-adiknya.
pola perilaku yang berbeda pada
e) Cenderung
lebih
masa berikutnya baik pada masa
bertanggungjawab;
remaja
bertanggung
maupun
masa
dewasa.
jawab
mampu
terbiasa
atas
adik12
adiknya
(dalam
menggantikan
peran orang tuanya).
selalu dimanjakan oleh orangtua dan
f) Cenderung lebih mandiri (terbiasa
melakukan
kegiatannya
sendiri
tanpa bantuan orang lain)
nasib
orangorang di sekitar.
c) Cenderung keras dan banyak menuntut
sebagai akibat kurang ketatnya disiplin
g) Merasa tidak aman, takut tiba-tiba
kehilangan
b) Cenderung kekanak-kanakan karena
baik,
dan
pemarah
dan
dimanjakan
oleh
anggota
keluarga.
d) Cenderung mudah emosi (menuntut
Anak Bungsu
dan memaksa untuk mendapatkan
a) Lebih lama mendapat curahan kasih
sesuatu
sayang secara berlebih tidak hanya
pada tahun pertama bahkan sampai ia
dewasa.
bertanggung
persamaan dan perbedaan tentang
melimpahkan
benda, orang, prosedur kerja, ide,
tanggungjawab pada orang-orang
dan kritik terhadap orang atau
disekitarnya
kelompok. Secara sederhana dapat
e) Cenderung
jawab;
kurang
biasanya
atau
diambil
alih
dikatakan
tanggung jawabnya.
bahwa
penelitian
mandiri,
komparasi adalah penelitian yang
karena sering dibantu oleh orang
ingin membandingkan dua atau tiga
lain.
kejadian
f) Cenderung
kurang
dengan
melihat
g) Merasa inferior dengan siapa saja,
penyebabnya (Sudijono, 2000). Ada
tergantung pada orang lain, dan
pun dalam penelitian ini yang dicari
mengembangkan gaya hidup manja.
adalah perbedaan kemandirian sikap
antara anak sulung dengan anak
METODE PENELITIAN
bungsu.
Jenis Penelitian
Populasi dan Sampel Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis
penelitian
komparasi.
Penelitian
Teknik pengambilan sampel
yang digunakan adalah purposive
komparasi adalah penelitian yang
proporsional
berusaha
karena dalam pengambilan sampel
untuk
menemukan
random
sampling,
13
dipilih remaja dengan kedudukan
anak
sulung
dan
anak
sedangkan populasi
bungsu,
penelitian ini
b. Variabel terikat (Y): Kemandirian
sikap
Teknik Pengumpulan Data
adalah siswa-siswi kelas IX SMP
Jenis skala yang digunakan untuk
Negeri 2 kalikajar. Peneliti memilih
mengukur
siswa kelas IX karena pada rentan usia
remaja ini adalah skala Skala Likert
12 sampai 15 tahun Pada usia ini atau
dengan alternatif jawaban SS, S,
masa ini siswa berada pada masa
AS, KS, TS, STS. Skala ini dibuat
remaja awal di mana siswa sedang
berdasarkan
mengembangkan jati diri dan sedang
yang dipaparkan oleh Masrun 1986
melalui proses pencarian identitas
(Sri
diri. Sehubungan dengan itu pula rasa
Responden diminta untuk memilih
tanggungjawab
kemandirian
pernyataan yang sesuai dengan
pertumbuhan.
dirinya. Skala ini di kembangakan
Berikut ini merupakan daftar jumlah
dari skripsi yang di tulis oleh Sri
siswa yang berkedudukan sebagai
Retno Pamungkas, (2006).
anak sulung dan anak bungsu:
Uji Instrumen
mengalami
dan
proses
Jumla
kedudukan
h
sulun
bungs
anak
g
u
IX A
8
5
IX B
13
IX C
kelas
kemandirian
Retno
aspek kemandirian
Pamungkas,
Peneliti
persentas
pada
2006).
melakukan
uji
e
instrumen pada hari Kamis tanggal
3
13,3%
17 juli 2017 di dusun Kacepit desa
5
8
21,6%
Wulungsari
10
6
4
16,6%
secarara acak dipilih responden
IX D
9
3
6
15%
IX E
9
4
5
15%
IX F
11
7
4
18,3%
Tota
l
30
60
30
100%
penelitian
penelitian
ini
yang
yang berkedudukan anak sulung
dan anak bungsu sebanyak 30
responden.
Teknik Analisis Data
Variabel Penelitian
a. Variabel
Wonosobo
yang
adalah:
Analisis
dalam
Variabel
bebas (X): Urutan Kelahiran
untuk
menguji
data
digunakan
mendeskripsikan
analisis
dan
komparasi:
14
“Perbedaan
Sikap
Kemandirian
bersekolah
di
SMP
Kalikajar
Pada Remaja SMP 2 Kalikajar”
terdekat. Subjek penelitian ini adalah
menggunakan
siswa siswi kelas IX SMP Negeri 2
Mann-
dari
2
antara Anak Sulung Dan Bungsu
analisis
berasal
negeri
desa-desa
Whitney Test yang merupakan alat
Kalikajar
Wonosobo
yang
uji statistik yang digunakan untuk
berkedudukan sebagai anak sulung
menguji hipotesis komparatif (uji
dan anak bungsu
beda) bila data penelitian berskala
ordinal.
data
Sedangkan
dalam
menggunakan
pengolahan
penelitian
bantuan
Hasil Analisis Deskriptif
ini
program
SPSS release 16.00 for windows
Total item pada instrumen
yang
digunakan
oleh
peneliti
berjumlah 42 item dengan pilihan
jawaban SS (sangat sesuai), S
HASIL PENELITIAN DAN
(sesuai), AS (agak sesuai), KS
PEMBAHASAN
(kurang sesuai), tidak sesuai (TS),
Gambaran Umum Sekolah dan
Subjek Penelitian
SMP
Negeri
2
Kalikajar
sangat tidak setuju (STS). Untuk
mengetahui
tinggi
rendahnya
pengukuran
dari
variabel
Kemandirian
maka
adalah Sekolah Menengah Pertama
mengelompokan
(SMP) Negeri yang berlokasi di
kategori:
penulis
menjadi
4
Propinsi Jawa Tengah Kabupaten
Kab.
Dusun
Wonosobo
dengan
Perboto,
Kalikajar
alamat
Desa
Mungkung Kec. Kalikajar. Jumlah
siswa yang bersekolah di SMP negeri
2 Kalikajar yaitu : Siswa Laki-laki
berjumlah sekitar 219 dan Siswa
Perempuan berjumlah 191 orang.
Sedangkan jumlah pengajar yang ada
adalah 27 orang. Siswa-siswi yang
Inter
val
Kateg
ori
Sulung
f
Bungsu
Sanga
t
Tingg
i
Tingg
i
7
persent
ase
23,3%
9
30%
3
10%
Renda
h
Sanga
t
Renda
h
Total jumlah
siswa
1
2
2
40%
1
6
9
53,3%
199 –
252
147198
94 –
146
42 –
93
6,6%
30
f
2
persent
ase
6,6%
30%
30
15
0,050,
mean
ranks
kemandirian anak sulung adalah
Hasil Analisis Komparasi
Analisis
dengan
komparasi
menggunakan teknik analisis MannWhitney Test. dengan menggunakan
bantuan program SPSS For Windows
release 16.0 yang dapat dilihat pada
tabel (uji komparasi) yang sebagai
berikut :
36,15 dan mean rank kemandirian
anak bungsu 24,85. maka dapat
diartikan bahwa anak sulung lebih
mandiri dibandingkan dengan anak
bungsu hal ini ditunjukan dengan
nilai Asymp.sig, dan nilai mean
rank yang ditunjukan pada tabel
diatas. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa “ada perbedaan
Uji Komparasi
kemandirian yang signifikan antara
Ranks
kedudu
kan
N
Mean
Rank
Sum
of
Ranks
kemandirian sulung 30
36.15
1084.50
bungsu 30
24.85
745.50
Total
60
siswa yang berkedudukan sebagai
anak
sulung
dan
berkedudukan
siswa
sebagai
yang
anak
bungsu”
Uji Hipotesis
Test Statisticsa
Hipotesis
kemandirian
yang
dibuat
oleh
penulis adalah “Ada perbedaan sikap
Mann-Whitney U
280.500
Wilcoxon W
745.500
Z
-2.508
sulung dengan anak bungsu” sementara
Asymp. Sig. (2-tailed)
.012
pada hasil analisis diperoleh sig = 0,012
kemandirian yang signifikan antara anak
< 0,050 yang memiliki arti ”ada
a. Grouping Variable: kedudukan
perbedaan
Berdasarkan tabel 4.4 hasil analisis
data dengan bantuan SPSS For
Windows release 16.0 diketahui
nilai Asymp.Sig.(2-tailed) adalah
0,012. Jadi dari hasil analisis
tersebut ditunjukan bahwa jika nilai
Asymp.Sig(2-tailed)
=
0,012
kemandirian
sikap
yang
signifikan antara anak sulung dengan
anak bungsu”. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa ”ada perbedaan
kemandirian pada antara anak yang
berkedudukan sebagai anak sulung dan
siswa yang berkedudukan sebagai anak
<
16
bungsu”. Maka dapat dinyatakan bahwa
mengembangkan
hipotesis DITERIMA.
kepribadian
yang
suatu
pola
sesuai
dengan
standar yang ditentukan budayanya.
Pembahasan
Berdasar
adanya perbedaan kemandirian juga
analisis
komparasi
bisa
karena
terdapat
sesuatu
menggunakan teknik analisis Mann-
kekurangan dalam salah satu faktor
Whitney Test. dengan menggunakan
pembentuk
bantuan program SPSS For Windows
mengakibatkan
release 16.0 hasil analisis diperoleh
kemandirian
sig = 0,012 < 0,050, dan dengan hasil
tersebut mungkin bisa berasal dari
tersebut dapat disimpulkan bahwa
pola
“ada perbedaan kemandirian pada
harmonis dengan orang tua, pola
antara
berkedudukan
hubungan yang kurang baik dengan
sebagai anak sulung dan siswa yang
teman sebaya, atau faktor yang
berkedudukan sebagai anak bungsu”.
lainya. Hal ini seturut dengan apa
Hal
yang di ungkapkan oleh Steinberg
anak
yang
tersebut
(Hurlock
seturut
pendapat
(1990)
kecenderungan
tentang
perbedaan
(2002)
yang
dapat
rendahnya
individu.
hubungan
yang
menyatakan
merupakan
Faktor
kurang
kemandirian
kemampuan
individu
kemandirian anak sulung dengan
dalam bertingkah laku, merasakan
anak
sesuatu,
bungsu,
yang
menyatakan
dan
mengambil
suatu
bahwa anak sulung cenderung lebih
keputusan
mandiri, sedangkan anak bungsu
sendiri. Peningkatan tanggung jawab,
cenderung kurang mandiri, karena
kemandirian,
sering dibantu orang lain dalam
tingkat
melakukan suatu kegiatan. Perbedaan
terhadap orang tua. Kemandirian
kemandirian anak sulung dan anak
adalah
bungsu ini juga dapat dipengaruhi
perkembangan yang harus dipenuhi
oleh
siswa pada periode remaja, jadi
kebudayaan
orangtua
dalam
maupun
sikap
memperlakukan
berdasarkan
dan
kehendak
menurunnya
ketergantungan
pencapaian
salah
satu
kemandirian
remaja
tugas
tersebut
anak. Setiap budaya seorang anak
sangat penting bagi remaja, karena
mengalami
hal tersebut dapat menjadi tanda
tekanan
untuk
17
kesiapannya untuk memasuki fase
subjek yang sama yaitu individu
berikutnya dengan berbagai tuntutan
yang
yang lebih beragam sebagai orang
sulung dan bungsu yang berada pada
dewasa.
bangku SMP, dengan kisaran umur
Penelitian ini juga sejalan
berstatus
12-15
kedudukan
tahun.
Penelitian
dilakukan
oleh Kurnia Ayu Ningrum (2015)
dengan penelitian yang dilakukan
yang
hasil
oleh. Putra, Eldyka karena jumlah
penelitiannya. Diketahui bahwa ada
populasi yang diambil oleh peneliti
perbedaan kemandirian antara anak
berbeda,
metode
sulung dengan anak bungsu, dengan
penulis
menggunakan
asumsi anak sulung lebih mandiri
komparasi
daripada
yang
analisis Mann-Whitney Test. dengan
ditunjukkan oleh koefisien t = 8,433
menggunakan bantuan program SPSS
dengan p < 0,05. Akan tetapi
For Windows release 16.0 sedangkan
penelitian
ini
dengan
penelitian yang dilakukan oleh Putra,
penelitian
yang
oleh.
Eldyka menggunakan analisis data
Putra, Eldyka (2014) dengan judul
yang digunakan adalah adalah teknik
“Kemandirian Pada Remaja Ditinjau
anava satu jalur, selain itu teori dan
Dari
skala yang digunakan juga berbeda.
anak
Urutan
bungsu.
berbeda
dilakukan
Kelahiran”
Subyek
penulis
yang
dengan penelitian yang dilakukan
mengemukakan
oleh
anak
berbeda
analisid
data,
analisis
menggunakan
teknik
adalah 90 siswa SMP Maria Goretti
Semarang. Alat ukur yang digunakan
adalah skala kemandirian. Metode
analisis data yang digunakan adalah
adalah teknik anava satu jalur.
Berdasarkan
hasil
uji
hipotesis
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan, dapat di simpulkan
pertama di dapat F = 1,401 (p> 0,05)
bahwa
yang berarti tidak ada perbedaan
signifikan kemandirian antara anak
kemandirian pada remaja antara anak
sulung dan anak bungsu di SMP 2
sulung,
Kalikajar”.
anak
bungsu.
Dalam
penelitian ini juga menggunakan
dengan
“ada
perbedaan
Hal
perolehan
ini
yang
dibuktikan
hasil
analisis
18
dengan
Mann-Whitney
Test
Asymp.Sig(2-tailed) sebesar 0,012 <
0,050 dengan mean rank anak sulung
36,15
dan
Dengan
anak
demikian
bungsu
Hi
24,85.
memiliki tingkat kemandirian yang
berbeda-beda.
Bagi Guru
Pencapaian
diterima,
kemandirian
sehingga terdapat perbedaan yang
tersebut sangat penting bagi siswa-
signifikan antara sikap kemandirian
siswi, karena kemandirian adalah
anak sulung dan anak bungsu.
tanda kesiapan siswa-siswi untuk
memasuki fase berikutnya dengan
berbagai
tuntutan
yang
lebih
beragam sebagai orang dewasa.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian
Maka peneliti menyarankan agar
yang telah dilaksanakan oleh peneliti
setiap Guru di SMP Negeri 2
di SMP Negeri 2 Kalikajar, maka
Kalikajar,
peneliti akan memaparkan beberapa
berperan aktif untuk meningkatkan
saran yang sebagai berikut :
kemandirian siswa-siswi. Seperti
Bagi Siswa-Siswi SMP Negeri 2
Kalikajar
Hasil penelitian menunjukan
bahwa ada perbedaan kemandirian
yang signifikan antara anak sulung
dan anak bungsu. Jadi saran untuk
para
siswa
dan
siswi
yang
berkedudukan sebagai anak sulung
dan anak bungsu di SMP Negeri 2
Kalikajar adalah untuk lebih belajar
mandiri.
kemandirian
individu
Meningkatkkan
pada
masing-masing
(kemandirian
emosi,
Wonosobo
dapat
merencanakan pembelajaran yang
bersifat mandiri.
Bagi Guru BK
Penelitian
ini
diharapkan
mampu menjadi tambahan informasi
dalam menjalankan tugasnya sebagai
guru
Bimbingan
dan
konseling,
selain itu dengan penelitian ini Guru
BK
diharapkan
dapat
mengembangkan program layanan
tentang kemandirian dengan teknikteknik yang dikuasai oleh guru BK.
Bagi Peneliti Selanjutnya
perilaku, dan nilai.), karena subjek
19
Berdasarkan
hasil
penelitian
ini
Sendiri.
Jakarta:
Media Komputindo.
diharapkan untuk peneliti selanjutnya
dapat menggali lebih banyak lagi
mengenai
faktor-faktor
mempengaruhi
kemandirian
yang
yang
dimiliki remaja saat ini. Karena
kemandirian merupakan hal yang
sangat penting bagi remaja untuk
melanjutkan
kekehidupan
mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
Ali,
Muhammad.
1978.
Penelitian Kependidikan
Prosedur dan Strategi.
Bandung: Angkasa
Arikunto,Suharsimi.
1996.
Prosedur
Penelitian.
Jakarta: Rineka Cipta.
BAzwar,
Saefudin.
2000.
Penyusunan
Skala
Psikologi.
Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
B Simandjuntak & L Pasaribu.
1984. Pengantar Psikologi
Perkembangan. Bandung:
Tarsito.
Basri, Hasan. 2000. Remaja
Berkualitas. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar Offset.
Hadibroto, Iwan dkk. 2002.
Misteri Perilaku Anak
Sulung, Tengah, Bungsu,
dan Tunggal.
Hurlock.(1980).
Psikologi
Perkembangan.
Erlangga:Jakarta.
Kurnia, Ayu, I 2015 “Perbedaan
Kemandirian Antara Anak
Sulung
Dengan
Anak
Bungsu Di Smp Negeri
11”.
Skripsi,
Medan:
Universitas Medan Area.
Lie, Anita & Prasasti, Sarah.
2004. 101 Cara Membina
Kemandirian
dan
Tanggung Jawab Anak.
Jakarta:
Elex
Media
Komputindo.
Partowisastro, Koestoer. 1983.
Dinamika Psikologi Sosial.
Jakarta: Erlangga.
Prawironoto, Hartati dkk. 1994.
Pembentukan
Budaya
dalam
Lingkungan
Keluarga didaerah Jawa
Tengah.
Jateng:
Depdikbud
Dirjen
Kebudayaan.
Putra,
Gea, Antonius Atosokhi dkk.
2002. Relasi dengan Diri
Elex
Eldyka.
2014.
”
Kemandirian
Pada
Remaja Ditinjau Dari
20
Urutan
Kelahiran”.
Skripsi.
Semarang
:
Universitas
Katolik
Soegijapranata.
Sri Retno pamungkas. 2006.
“Kemandirian
Pada
Remaja Ditinjau Dari
Urutan
Kelahiran”.
Skripsi.
Salatiga:
Universitas Kristen Satya
Wacana.
Steinberg.
(2002).
Adolescence.6th Ed. USA:
McGraw
Hill
Higher
Education
Sudijono, Anas. 2000 Pengantar
statistik pendidikan: Jakarta
Raja Grafindo Persada
.
21