this PDF file Efisiensi Persediaan Beras Pada Perusahaan Umum Bulog Divisi Regional Jawa Timur | | Agro Ekonomi 4 PB

38

Agro Ekonomi Vol. 27/No. 1, Juni 2016

EFISIENSI PERSEDIAAN BERAS PADA PERUSAHAAN UMUM BULOG
DIVISI REGIONAL JAWA TIMUR
The Efficiency of Rice Stock at BULOG Regional Division of East Java
Eva Yuliana Dewi Kristyaningrum, Titik Ekowati, Agus Setiyadi
Program Studi Agribisnis, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro
Jl. Prof. H. Soedarto, S.H., Tembalang, Semarang, Jawa Timur
[email protected]
ABSTRACT
Rice is a staple food in Indonesia. Badan Urusan Logistik (BULOG) has the job of Public
Service Obligation (PSO) to maintain the availability of rice in Indonesia. The objectives
of this study were to 1) analyze the economic order quantity, the amount of safety stock,
maximum inventory, and reorder point by Perum BULOG Regional Division of East
Java; 2) analyze total inventory cost and efficiency cost of rice stock by Perum BULOG
Regional Division of East Java. The research method was the case study. Purposive
sampling was used to determine research location. Data were analyzed by the economic
order quantity (EOQ), safety stock, maximum inventory, reorder point, total inventory
cost, and cost-efficiency. Research result showed that economic order quantity at Perum

BULOG Regional Division of East Java was 3,331 ton for each ordering and ordering
frecuency for each years was 357 times. The amount of safety stock was 297,360.5 ton.
Maximum inventory that can be managed was 300,691.5 ton. Reorder point by Perum
BULOG Regional Division of East Java was 395,122.9 ton. The cost efficiency up to
IDR 4,040,130.
Keywords: BULOG, Economic Order Quantity, Efficiency, Rice
INTISARI
Beras adalah bahan pangan pokok di Indonesia. Badan Urusan Logistik (BULOG)
memiliki tugas Public Service Obligation (PSO) untuk menjaga ketersediaan beras di
Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah 1) menganalisis jumlah pemesanan beras yang
ekonomis pada setiap kali pemesanan, jumlah persediaan pengaman, jumlah persediaan
maksimal, dan titik pemesanan kembali oleh Perum BULOG Divre Jawa Timur menggunakan
metode EOQ, Safety Stock, Maximum Inventory, dan Reorder Point; 2) menganalisis total biaya
persediaan beras yang efisien oleh Perum BULOG Divre Jawa Timur menggunakan metode
Total Inventory Cost dan efisiensi biaya. Jumlah pesanan ekonomis setiap kali pesan sebesar
3.331 ton dan frekuensi pemesanan selama satu tahun sebanyak 357 kali. Jumlah persediaan

pengaman sebesar 297.360,5 ton. Jumlah persediaan maksimum sebesar 300.691,5
ton. Titik pemesanan kembali Perum BULOG Divre Jawa Timur pada saat persediaan
di gudang sebesar 395.122,9 ton. Efisiensi biaya yang diperoleh Perum BULOG Divre

Jawa Timur bila menggunakan metode EOQ sebesar Rp 4.040.130 setiap kali pemesanan.
Kata Kunci : Beras, BULOG, Economic Order Quantity, Efisiensi

Agro Ekonomi Vol. 27/No. 1, Juni 2016
PENDAHULUAN
Beras adalah bahan pangan pokok
di Indonesia. Beras memiliki nilai yang

39

seperti kemiskinan, kelaparan, kekumuhan
kota, berkurangnya daya dukung lahan dan
masalah-masalah sosial lainnya.

sangat strategis karena menguasai hajat

Laju pertumbuhan penduduk di

hidup orang banyak dan menjadi parameter


Indonesia pada tahun 2000-2015 mencapai

stabilitas ekonomi dan sosial negara.

a n g k a 1 , 4. Pe rt u m b u h a n p e n d ud u k

Beras dimanfaatkan terutama untuk diolah

yang semakin meningkat menyebabkan

menjadi nasi, makanan pokok terpenting

kebutuhan pangan juga meningkat

warga dunia. Di indonesia mayoritas

khususnya beras. Ketersediaaan beras

masyarakatnya menjadikan nasi sebagai


diharapkan tetap kontinyu.

makanan pokok sehari-hari. Sulitnya

Berdasarkan hal tersebut Badan

mencapat swasembada beras membuat

Urusan Logistik (BULOG) memiliki

pemerintah harus mengimpor beras dari

tugas Public Service Obligation (PSO)

luar negeri. Pemerintah pun juga kesulitan

dengan menjaga Harga Dasar Pembelian

untuk mengubah makanan pokok rakyat


untuk gabah, stabilisasi harga khususnya

indonesia karena masyarakat tidak mau

harga pokok, menyalurkan beras untuk

pindah ke makanan pokok yang lain.

orang miskin (Raskin) dan pengelolaan

Badan Pusat Statistik mencatat

stok pangan. Pengendalian persediaan

ba hwa l a j u pe rt um buha n pe nduduk

merupakan sistem yang digunakan

Indonesia selama periode 2000-2010


perusahaan sebagai laporan untuk

lebih tinggi dibanding periode 1990-2000.

manajemen puncak maupun manajer

Laju pertumbuhan penduduk 2000-2010

persediaan sebagai alat ukur kinerja

mencapai 1,49 persen atau lebih tinggi

persediaan dan dapat digunakan untuk

dibanding periode 1990-2000 yang hanya

membantu membuat kebijakan persediaan,

mencapai 1,45 persen, sesuai dengan


seperti menjaga jangan sampai perusahaan

hasil sensus tahun 2010 jumlah penduduk

kehabisan persediaan sehingga dapat

Indonesia sebanyak 237,56 juta orang.

mengakibatkan kehilangan pendapatan

Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan

serta laba usaha. Atau menjaga agar

pangan 237,56 juta orang dibutuhkan lahan

pembelian secara kecil-kecilan dapat

produktif untuk tanaman padi seluas 13 juta


dihindari karena hal ini mengakibatkan

ha, namun saat ini lahan padi yang diolah

biaya pemesanan menjadi besar, sehingga

seluas 7,7 ha, jika pertambahan penduduk

perusahaan selalu mempunyai persediaan

setiap tahunnya sebesar 1,49% atau bahkan

dan jumlah yang tepat, pada waktu yang

melebihi, maka dengan sendirinya akan

tepat, dan dalam spesifikasi atau mutu

mendatangkan masalah-masalah sosial


yang telah ditentukan sehingga kontinuitas

40

Agro Ekonomi Vol. 27/No. 1, Juni 2016

usaha dapat terjamin/ tidak terganggu

terpenuhi sehingga perusahaan akan

(Sampeallo, 2012).

kehilangan konsumen dan kesempatan

Manajemen persediaan yang baik

memperoleh laba akibat habisnya barang

akan mencapai titik ekonomis dimana


dagangan. Apabila persediaan barang

ketersediaan selalu mencukupi kebutuhan

dagangan berlebihan mengakibatkan

dan bi aya yan g di keluar ka n ti da k

penggunaan dana yang tidak efisien karena

berlebihan. Efisiensi persediaan merupakan

tidak banyak modal yang tertanam untuk

salah satu indikator manajemen persediaan

satu jenis barang saja sehingga dapat

yang baik. Efisiensi adalah suatu ukuran


meningkatkan biaya penyimpanan dan

keberhasilan yang dinilai dari besarnya

biaya perawatan serta memperbesar risiko

sumber daya yang dikorbankan untuk

apabila barang tersebut rusak atau hilang.

memperoleh hasil tertentu.

E f e kt i vi t a s da n e fi s i e ns i pun

Menurut Sampeallo (2012) ada

mer upa ka n sal a h s a t u f akt o r bagi

beberapa alasan sehingga efektifitas

perusahaan untuk melakukan pembenahan

perusahaan ini menjadi sangat penting.

dan perbaikan, khususnya di dalam proses

Alasan pertama yaitu penyimpanan

produksi. Dengan demikian, masalah

barang diperlukan perus ahaan agar

perencanaan dan pengendalian persediaan

dapat memenuhi pesanan pembeli dalam

merupakan satu masalah yang harus

waktu yang cepat. Jika perusahaan tidak

dihadapi oleh setiap perusahaan. Untuk

memiliki persediaan barang dan tidak

mengantisipasi persediaan tersebut, pihak

dapat memenuhi pesanan pembeli pada

perusahaan perlu merencanakan suatu

saat tepat, maka kemungkinannya pembeli

sistem pemesanan bahan baku yang tepat

akan berpindah ke perusahaan lain. Alasan

sehingga mengurangi biaya persediaan

yang kedua untuk berjaga-jaga pada saat

seoptimal mungkin. Masalah utama

barang di pasar sulit diperoleh. Sehingga

dalam perencanaan dan pengendalian

perusahaan perlu untuk menyimpannya.

persediaan adalah menentukan berapa

Selain itu karena tanpa manajemen

banyak bahan baku atau bahan mentah

persediaan perusahaan akan mengalami

yang sebaiknya dilakukan perusahaan

kelebihan atau kekurangan persediaan

dan kapan sebaiknya pemesanan tersebut

barang dagangan.

dilakukan agar kegiatan produksi dapat

Apabila persediaan barang dagangan

berj alan dengan lancar yang pada

yang dimiliki perusahaan kurang dari

akhirnya akan meningkatkan efisiensi

yang dibutuhkan maka peroses kelancaran

dari kegiatan produksi tersebut. Untuk

perdagangan akan terganggu, kebutuhan

dapat meningkatkan efisiensi kegiatan

pelanggan akan produksi tersebut tidak

produksi memang tidak mudah. Hal itu

Agro Ekonomi Vol. 27/No. 1, Juni 2016

41

tentu tidak terlepas dari tingkat kerumitan

biaya pemeliharaan dan pemesanan dan

yang dialami oleh perusahaan dalam

perm i nt a a n m at e ri a l t a huna n (Guga ,

menerapkan kebijakan persediaan (Sutono

2015).

dan Taufik, 2005).

Perum BULOG Divisi Regional

Nilai efisiensi persediaan dapat

Jawa Timur (Divre Jatim) merupakan suatu

diketahui melalui beberapa metode seperti

badan yang berada dalam pengawasan

metode economic order quantity (EOQ)

Badan Usaha Milik Negara, yang bergerak

dan metode just in time (JIT). Metode yang

di bidang logistik pangan di Jawa Timur.

sering dilakukan adalah metode EOQ karena

Yang utamanya mengurusi tata niaga beras.

perhitungannya paling sederhana. Jumlah

Ruang lingkup bisnis perusahaan meliputi

persediaan beras dan biaya pengadaan

usaha logistik/ pergudangan, survei dan

yang optimal merupakan indikator

pemberantasan hama, penyediaan karung

efisiensi persediaan beras. EOQ adalah

plastik, usaha angkutan, perdagangan

model yang digunakan untuk menghitung

komoditi pangan dan usaha eceran.

jumlah optimal yang dapat dibeli untuk

Perum BULOG Divre Jawa Timur

meminimalkan biaya persediaan dan

salah satu Perum BULOG terbesar di

pengolahan pesanan pembelian (Kumar,

Indonesia selain Perum BULOG Divre

2016). Jumlah persediaan beras dan biaya

Jawa Tengah (Jateng) dan Divre Jawa

pengadaan yang optimal merupakan

Barat (Jabar). Perum BULOG Divre Jawa

indikator efisiensi persediaan beras.

Timur adalah satu-satunya lembaga yang

EOQ menentukan jumlah optimal

mengelola ketersediaan beras di Divre

dari biaya yang terpengaruh baik oleh

Jawa Timur serta Perum BULOG terbesar

jumlah persediaan yang dimiliki maupun

di Indonesia yang memenuhi kebutuhan

jumlah pesanan yang dibuat. Memesan

beras bukan hanya di wilayah Jawa Timur

dalam jumlah besar sekaligus akan

namun seluruh Indonesia.

meningkatkan biaya pemeliharaan usaha

Berdasarkan latar belakang, penelitian

kecil, karena itu akan menambah jumlah

ini dilakukan untuk menganalisis efisiensi

stok di gudang, sementara biaya pemesanan

persediaan beras di Perum BULOG Divre

akan diturunkan. Meningkatnya jumlah

Divre Jawa Timur menggunakan metode

pesanan mengurangi biaya penahanan

EOQ dan nilai efisiensi biaya persediaan

namun meningkatkan biaya pemesanan.

beras dengan menggunakan metode

Model EOQ menemukan bahwa

efisiensi biaya.

meminimalkan jumlah biaya ini. Kuantitas

Sentana (2006) cit. Gobel (2013)

pesanan ekonomi menemukan formula

m e ny a t a ka n e f i s i e ns i bi a ya da l a m

yang menunjukkan hubungan antara

pengertian sesungguhnya, bukanlah

42

Agro Ekonomi Vol. 27/No. 1, Juni 2016

p e m a n gk a s a n b i a ya . P e n i n gka t a n

METODE PENELITIAN

efisiensi biaya menyangkut perhitungan

Metode penelitian ini adalah studi

bahwa setiap rupiah yang dikeluarkan

kasus yang terfokus pada suatu kasus

harus dengan memperhitungkan tingkat

tertentu untuk diamati dan dianalisis

kemanfaatan bagi pendapatan perusahaan.

secara cermat dan tuntas. Kasus dalam

Efisiensi biaya dalam perusahaan untuk

penelitian ini adalah efisiensi persediaan

menekan pengeluaran -pengeluaran

beras di Perum BULOG Divre Jawa Timur.

yang tidak perlu, agar tidak terjadi

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

pemborosan biaya. Ada beberapa hal

apakah manajemen persediaan beras di

yang harus dilakukan oleh perusahaan

Perum BULOG Divre Jawa Timur sudah

untuk melaksanakan efisiensi biaya, yaitu

efisien dari segi kuantitas dan biaya.

di antaranya: melakukan efisiensi biaya
produksi, meningkatkan efisiensi dan
kinerja tenaga kerja, menetapkan biaya
standar.

Metode Penentuan Lokasi
Penelitian dilaksanakan pada Tahun
2016 di Perum BULOG Divre Jawa Timur,

Penelitian ini perlu dilakukan karena

Surabaya. Penentuan lokasi dilakukan

pengelolaan persediaan beras yang baik

dengan metode purposive sampling

penting dilakukan untuk menunjang upaya

dengan alasan Perum BULOG Divre

pemenuhan kebutuhan akan beras sebagai

Jawa Timur adalah satu-satunya lembaga

makanan pokok masyarakat.

yang mengelola ketersediaan beras melalui

Tujuan penelitian ini adalah :

manajemen persediaan beras di Jawa Timur

1.

Menganalisis jumlah pemesanan

serta salah satu Perum BULOG terbesar di

beras yang ekonomis pada setiap

Indonesia.

kali pemesanan, jumlah persediaan
p e n ga m a n , j u ml a h p e r s e d i a a n

Sampel Penelitian

maksimal, dan titik pemesanan kembali

Sampel penelitian ini Ketua Seksi

oleh Perum BULOG Divre Jawa Timur

Persediaan dan Angkutan, Ketua Seksi

menggunakan metode EOQ, Safety

Pengadaan, Ketua Seksi Penyaluran,

Stock (SS), Maximum Inventory (MI),

Ketua Seksi Perawatan Kualitas dan

dan Reorder Point (ROP)

beberapa staff masing-masing seksi

2. Menganalisis total biaya persediaan

tersebut. Metode penentuan sampel dengan

beras yang efisien oleh Perum BULOG

metode purposive sampling dengan alasan

Di vr e Ja wa Ti m ur m e n gg una ka n

sampel tersebut merupakan sampel yang

metode Total Inventory Cost (TIC) dan

berhubungan dengan persediaan beras di

efisiensi biaya.

Perum BULOG Divre Jawa Timur.

Agro Ekonomi Vol. 27/No. 1, Juni 2016
Jenis dan Sumber Data

43

Economic Order Quantity (EOQ)

Pengumpulan data dilakukan dengan

Analisis EOQ digunakan untuk

dua cara yaitu pengumpulan data primer

mengetahui jumlah pesanan beras yang

dan pengumpulan data sekunder. Data

ekonomis untuk satu kali pesan. Asumsi-

primer dilakukan dengan cara melakukan

asumsi yang perlu diketahui menurut

wawancara kepada informan kunci dengan

Keown et al. (2005) yaitu biaya pemesanan

mengajukan berbagai jenis pertanyaan

setiap kali pesan tetap, harga pembelian

yang telah dipersiapkan sebelumnya.

beras tetap, biaya penyimpanan tetap, dan

Data sekunder diperoleh dari pencatatan

beras selalu tersedia di pasar. Persediaan

data yang berkaitan dengan manajemen

beras dikatakan efisien bila jumlah pesanan

pe rse di a a n be ra s. Da t a ya ng t e l a h

ekonomis setiap kali pemesanan tidak jauh

diperoleh menjadi dasar pembahasan

dari nilai EOQ.

pada penyusunan laporan, diolah, dianalisis
secara deskriptif dan dibandingkan dengan
berbagai pustaka, kemudian dilakukan
penyusunan hasil penelitian.
Metode Analisis Data
Metode analisis data menggunakan
metode deskriptif dan metode kuantitatif.
Metode deskripti f bertujuan untuk
menggambarkan sifat suatu keadaan atau
gejala-gejala yang sedang terjadi pada
saat penelitian dilakukan dan memeriksa
sebab-sebab dari suatu gejala tertentu.
Metode ini digunakan untuk menjawab
tujuan. Metode kuantitatif adalah metode
yang digunakan apabila kesimpulankesimpulan yang dipakai dapat dibuktikan
dengan angka. Tujuan 1 dianalisis dengan
rumus EOQ, SS, MI dan ROP. Tujuan 2
dianalisis dengan rumus TIC dan efisiensi
biaya untuk menentukan biaya persediaan
beras yang optimal dan ekonomis.

EOQ =
Keterangan:
EOQ= J uml a h ekono mi s ber as per
pemesanan (ton)
A

= Kebutuhan beras per tahun (ton)

P

= Biaya pemesanan beras setiap
kali pesan (Rp)

R

= Harga beras per ton (Rp)

C

= Biaya penyimpanan beras dari
biaya pembelian yang dinyatakan
dalam persentase (%)

Persediaan pengaman (Safety Stock).
P er se di a a n pen ga ma n ad al a h
persediaan tambahan yang diadakan untuk
melindungi atau menjaga kemungkinan
terjadinya kekurangan bahan baku beras.
Dalam penelitian Ruauw (2011), persediaan
pengaman dikatakan sebagai suatu
persediaan yang dicadangankan sebagai
p e n g a m a n d a r i k e l a n g su n g a n p r o se s

44

Agro Ekonomi Vol. 27/No. 1, Juni 2016

produksi perusahaan. Persediaan pengaman
diperlukan karena dalam kenyataannya
jumlah bahan baku yang diperlukan untuk

Maximum Inventory = SS + EOQ

proses produksi tidak selalu tepat seperti

Keterangan:

yang direncanakan.

EOQ = Jumlah ekonomis beras per pemesanan

Fitriani et al. (2014) menyatakan
bahwa Perum BULOG menentukan
persediaan pengaman yang harus dimiliki
adalah 3 bulan penyaluran rutin, dengan
asumsi apabila terjadi gagal panen
maka Perum BULOG masih memiliki
persediaan beras selama tiga bulan ke
depan. Sehingga pada rumus safety stock 3
dikali penyaluran beras setiap bulan. Nilai
SS akan mempengaruhi nilai TIC karena
semakin banyak beras di gudang semakin
tinggi biaya penyimpanannya semakin
tinggi pula total biaya persediaan.
SS = 3 x rata-rata penyaluran beras setiap
bulan
Keterangan:
SS = Persediaan pengaman (kg)

(ton)

SS = Persediaan pengaman (kg)
Titik pemesanan kembali (reorder point).
Titik pemesanan kembali adalah
titik dimana perusahaan harus melakukan
pemesanan kembali. Persamaan untuk
ROP ini mengasumsikan permintaan
selama waktu tunggu dan waktu tunggu
itu sendiri adalah konstan. Ketika
kondisinya tidak seperti ini, perusahaan
harus menambahkan SS. Model-model
persediaan mengasumsikan bahwa suatu
perusahaan akan menunggu sampai
tingkat persediaannya mencapai nol
sebelum perusahaan memesan lagi,
da n de nga n se k e t i ka ki ri m a n a ka n
diterima. Keputusan akan memesan
biasanya diungkapkan dalam konteks

Jumlah persediaan maksimal (Maximum

titik pemesanan ulang, tingkat persediaan
dimana harus dilakukan pemesanan

Inventory).
J u ml a h p er se di aa n ma ksi ma l

(Heizer dan Render, 2008). Lead time/

diperoleh dari penjumlahan SS dan EOQ.

waktu tunggu mempengaruhi reorder

Persediaan beras maksimum atau MI juga

point. Lead Time ialah jangka waktu

disesuaikan dengan kapasitas gudang di

antara pesanan pelanggan dan pengiriman

Perum BULOG Divre Jawa Timur.

produk akhir.

Agro Ekonomi Vol. 27/No. 1, Juni 2016
ROP = d + SS
Keterangan :
d

= Penyaluran selama waktu tunggu

SS = Persediaan pengaman (kg)

45

tahu limit ketidakpastian masa depan
terhadap operasi perusahaan. Ramalan
tentang permintaan ini akan memberikan
mata rantai penghubung antara perusahaan
dengan lingkungan pasarnya. Hasil yang
diharapkan dari peramalan ini adalah

ROP atau biasa disebut dengan
batas/titik jumlah pemesanan kembali
termasuk permintaan yang diinginkan
atau dibutuhkan selama masa tenggang,
misalnya suatu tambahan/ekstra stock.
Menurut Freddy Rangkuti cit. Wardhani
(2015), reorder point mempunyai beberapa
model, diantaranya yaitu:

seperangkat perkiraan dari seluruh manajer
mengenai level yang diharapkan dari
kegiatan bisnis di masa depan dan perkiraan
prestasi penjualan dari masing-masing
produk”. Kombinasi dari kebijaksanaan
EOQ dan per sediaa n penga mana n
menentukan standart bagi mekanisme
pemesanan kembali (reordering).

1. Jumlah permintaan maupun masa
tenggang adalah konstan.
2. Jumlah permintaan adalah variable,
sedangkan masa tenggang adalah
konstan
3. Jumlah permintaan adalah konstan,
sedangkan masa tenggang adalah
variable
4. Jumlah permintaan maupun masa
tenggang adalah variable.

Efisiensi Biaya
Efisiensi biaya diperoleh dari selisih
TIC sebelum perusahaan menggunakan
EOQ dan sesudah perusahaan menerapkan
EOQ. Biaya per sediaa n di kat akan
efisien bila nilai efisiensi biaya rendah
atau mendekati 0. Efisiensi biaya akan
berkisar dalam interval (0,1] dengan nilai
efisiensi satu menunjukkan biaya tersebut
merupakan biaya yang paling efisien

Pengisian kembali atau reorder point

(Apriyana et.al., 2015).

tidak bisa dilakukan hanya memperkirakan
saja atau ramalan ( forecast ) karena
permintaan langganan adalah di luar
wewenang perusahaan, dalam arti bahwa

Efisiensi Biaya = TIC sebelum EOQ –
TIC setelah EOQ

calon langganan bebas untuk memilih

Keterangan:

apa yang mereka ingin dan kapan mereka

EOQ = Jumlah ekonomis beras per
pemesanan (ton)

menghendakinya . Menurut Donald
(2002) cit. Wardhani (2015) “Peramalan
merupakan cara perusahaan untuk mencari

TIC = Total Inventory Cost (total biaya
persediaan)

46

Agro Ekonomi Vol. 27/No. 1, Juni 2016

HASIL DAN PEMBAHASAN

Divre dan Subdivre hanya menerima, beras

Manajemen Persediaan Beras

pengadaan dari luar negeri. Divre Jawa

Wijayanti et al. (2011) menyatakan

Timur hanya sebagai tempat transit dan

bahwa pengelolaan persediaan beras yang

beras tersebut akan segera dikirimkan ke

baik penting dilakukan untuk menunjang

daerah-daerah lain di seluruh Indonesia.

upaya pemenuhan kebutuhan akan beras

Hal ini terjadi karena persediaan beras

sebagai makanan pokok masyarakat. Alur

tersebut sangat cukup untuk memenuhi

pengadaan beras berawal dari Kantor

kebutuhan beras di wilayah Jawa Timur.

Pusat Perum BULOG memberikan target

Kelebihan Divre Jawa Timur adalah

pengadaan kepada Divre/Subdivre. Divre/

memiliki gudang terbesar dan kapal dari

Subdivre melakukan kontrak pengadaan

luar negeri mampu bersandar di Pelabuhan

melalui 3 saluran yaitu UB-PGB, Mitra

Tanjung Perak.

Kerja, dan SATGAS. UB-PGB, Mitra

Penyaluran meliputi penyaluran

Kerja, dan SATGAS mengirimkan beras

golongan angkatan (golang) berdasarkan

ke gudang yang ditunjuk sesuai dengan

perintah logistik (prinlog), penyaluran

jumlah yang disepakati. Penerimaan

golang diluar prinlog, penyaluran raskin,

beras di gudang diawali dengan survei

cadangan beras pemerintah, penyaluran

pemeriksaan kualitas dan kuantitas sebelum

lain-lain, ekspor, giling gabah, reproses/

masuk oleh petugas pemeriksa kualitas.

rebaging, move regional out, move nasional

Bila kualitas dan kuantitas sesuai dengan

out, kehilangan/ kekurangan/ pemusnahan,

kesepakatan maka gudang menerima beras

susut simpan, turun mutu, dan koreksi.

dan membuat laporan penerimaan barang.

Penyaluran golang berdasarkan prinlog

Sumber pengadaan beras Perum

adalah penyaluran untuk TNI, POLRI, dan

BULOG Divre Jawa Timur hanya berasal

Departemen Sosial sesuai dengan surat

da ri da l a m n e g e ri . B e ra s di be l i da ri

perintah logistik dari pusat.

hasil produksi petani di 38 Kabupaten

Penyimpanan beras di gudang

di Jawa Timur. Penyumbang terbesar

Subdivre Surabaya Utara terdiri dari

pengadaan beras di wilayah Jawa Timur

beberapa tumpukan. Satu tumpukan berisi

berasal dari 4 Subdivre yaitu Subdivre

25 tingkat beras dengan berat bersih 50 kg.

Bojonegoro, Subdivre Surabaya Utara,

Gudang di Divre Jawa Timur menggunakan

Subdivre Surabaya Selatan, dan Subdivre

metode FIFO (First In First Out) artinya

Jember. Perum BULOG Divre Jawa Timur

stok beras yang pertama masuk gudang

ditugaskan menerima, menyimpan, dan

adalah stok pertama yang keluar gudang.

mengirim beras impor. Pengadaan beras

Perum BULOG menggunakan metode

impor sepenuhnya diatur oleh Kantor Pusat.

FIFO dengan harapan kualitas barang tidak

Agro Ekonomi Vol. 27/No. 1, Juni 2016

47

menurun saat penyimpanan di gudang.

pengadaan tetap, biaya penyimpanan tetap,

Semakin lama beras disimpan di gudang

dan beras selalu tersedia di pasar. Biaya

semakin tinggi potensi kualitas beras

pengadaan terdiri dari biaya bongkar beras

menurun.

di gudang sebesar Rp 12/kg dan biaya

Pengontrolan beras di gudang

survei kualitas di gudang sebesar Rp 3,6/

dilakukan oleh Seksi Pest Quality Control

kg sehingga jumlah biaya pengadaan

(PQC) sesuai dengan Standar Operasional

sebesar Rp 15,6/kg. Biaya penyimpanan

Prosedur (SOP) dan administrasi sebelum

terdiri dari biaya fumigasi sebesar Rp

dilakukan. Perawatan kualitas beras di

6,34/kg dan biaya spraying Rp 322/m2

dalam gudang hanya dengan spraying dan

atau sekitar Rp 7,55/kg sehingga jumlah

fumigasi. Spraying dilakukan rutin setiap

biaya penyimpanan sebesar Rp 13,89/

bulan atau pada saat hama masih tingkat

kg. Berdasarkan hasil pengolahan data

rendah. Fumigasi dilakukan 3 bulan sekali

dapat diketahui bahwa pada Tahun 2015,

oleh Seksi PQC dan tenaga buruh. Hama

kebutuhan beras selama 1 tahun sebesar

paling berbahaya di gudang Perum BULOG

1.189.442 ton (A); biaya pemesanan setiap

Divre Jawa Timur adalah hama Rhyzoperta

kali pesan sebesar Rp 54.097.564 (P); harga

sp. karena hama ini dapat mengubah beras

beras per ton sebesar Rp 7.300.000 (R) ;

menjadi butiran seperti tepung. Hal tersebut

dan biaya penyimpanan per unit sebesar

didukung oleh Wiranata et al. (2013) yang

1,59% (C).

menyatakan bahwa populasi tertinggi pada

Berdasarkan hasil perhitungan dapat

gudang BULOG di Kabupaten Jember

diketahui bahwa jumlah pesanan ekonomis

adalah Rhyzoperta dominica dengan 718

setiap kali pesan sebesar 3.331 ton dan

individu sedangkan hama jenis lain hanya

frekuensi pemesanan selama satu tahun

berjumlah antara 131-176 individu. Hama

sebanyak 357 kali. Nilai tersebut lebih besar

tersebut dapat dimusnahkan dengan cara

bila dibandingkan dengan penelitian Fitriani

fumigasi.

et al. (2014) yang menyatakan bahwa EOQ
di Perum BULOG Divre Nusa Tenggara

Economic Order Quantity (EOQ)

Timur (NTT) sebesar 816,65 ton dengan

Heizer dan Render (2008) menyatakan

frekuensi pemesanan 175 kali. Hal tersebut

bahwa jumlah pesanan ekonomis atau

terjadi karena kebutuhan beras di Jawa

EOQ adalah salah satu teknik manajemen

Timur lebih besar dari kebutuhan beras di

persediaan yang meminimalkan biaya total

NTT. Realisasi pengadaan beras Perum

dari pemesanan dan penyimpanan. Asumsi

BULOG Divre Jawa Timur setiap kali

yang digunakan dalam menghitung EOQ

pesan sekitar 3.468 ton dengan frekuensi

adalah harga pembelian beras tetap, biaya

pemesanan sekitar 270 kali. Selisih EOQ

48

Agro Ekonomi Vol. 27/No. 1, Juni 2016

dan realisasi pengadaan sebesar 137

persediaan pengaman di Perum BULOG

ton, sehingga pengadaan beras di Perum

Divre Jawa Timur sudah optimal karena

BULOG Divre Jawa Timur belum optimal.

SS di gudang dapat memenuhi kebutuhan

Hal tersebut sesuai dengan pendapat Famee

beras 3 bulan ke depan. Hal tersebut tidak

(2015) yang menyatakan bahwa kuantitas

sesuai dengan SS di Perum BULOG Divre

pengadaan beras Perum BULOG Divre

DIY. Famee (2015) menyatakan bahwa

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) belum

jumlah persediaan pengaman di beberapa

optimal. Hal ini terjadi karena beberapa

bulan berada dibawah MSR. Hal tersebut

faktor yaitu masa panen, jumlah beras yang

dapat diatasi dengan menambah jumlah

dipanen petani dan jumlah kebutuhan beras.

pengadaan beras sehingga persediaan
di gudang dapat memenuhi kebutuhan

Persediaan Pengaman

minimal 3 bulan ke depan.

Siste m Inf or masi Manaj emen
BULOG menyatakan bahwa Minimum

Pers ed iaan Maks imum (M aximu m

Stock Requirement (MSR) merupakan

Inventory)

Minimum Stock yang diperlukan sama

Persediaan maksimum diperoleh dari

dengan 3 sampai dengan 4 bulan kebutuhan

penjumlahan EOQ dan SS. EOQ di Perum

penyaluran setempat. MSR merupakan

BULOG Divre Jawa Timur pada tahun

stok minimum yang harus tersedia

2015 sebesar 8.584,974 ton dan SS sebesar

untuk memenuhi kebutuhan penyaluran.

297.360,5 ton.

Penyaluran beras Perum BULOG Divre

Berdasarkan hasil perhitungan

Jawa Timur pada tahun 2015 sebesar

dapat diketahui bahwa jumlah persediaan

1.189.442 ton. Rata-rata penyaluran beras

maksimum sebesar 300.691,5 ton. Nilai

setiap bulan adalah 99.120,167 ton.

tersebut lebih besar bila dibandingkan

Berdasarkan hasil perhitungan

dengan MI di Perum BULOG Divre NTT.

dapat diketahui bahwa jumlah persediaan

Fitriani et al. (2014) menyatakan bahwa

pengaman sebesar 297.360,5 ton. Nilai

MI di Perum BULOG Divre NTT sebesar

tersebut lebih besar bila dibandingkan

36.548,36 ton. Hal tersebut terjadi karena

dengan SS di Perum BULOG Divre NTT

EOQ dan SS di Divre Jawa Timur lebih

sesuai dengan penelitian Fitriani et al.

besar dibandingkan di Divre NTT.

(2014) yang menyatakan bahwa SS di Perum
BULOG Divre NTT sebesar 35.731,71 ton.

Titik Pemesanan Kembali (Reorder

Hal tersebut terjadi karena penyaluran

Point)

beras di Perum BULOG Divre Jawa Timur

Titik pemesanan kembali atau reorder

lebih besar dari Divre NTT. Realisasi

point diperoleh dari penjumlahan SS dan

Agro Ekonomi Vol. 27/No. 1, Juni 2016
penyaluran selama waktu tunggu (d). SS

49

Efisiensi Biaya Persediaan

di Perum BULOG Divre Jawa Timur pada

Efisiensi biaya persediaan beras

tahun 2015 sebesar 297.360,5 ton. Waktu

dapat diketahui dengan menghitung total

tunggu (lead time) di Perum BULOG Divre

biaya persediaan sebelum menggunakan

Jawa Timur selama 30 hari dari pembuatan

EOQ atau biaya persediaan realisasi dan

kontrak hingga beras sampai di gudang.

biaya persediaan sesudah menggunakan

Perhitungan penyaluran selama waktu

EOQ. Berdasarkan hasil perhitungan,

tunggu di Perum BULOG Divre Jawa

TIC menggunakan EOQ sebesar Rp

Timur sebagai berikut:

19.508.369.401 sedangkan realisasinya

Berdasarkan hasil perhitungan

sebesar Rp 18.756.357.815. Sehingga,

dapat diketahui bahwa titik pemesanan

b i a y a pe r se d i a a n di Pe ru m B UL OG

kembali P erum BULOG Divre Jawa

Divre Jawa Timur belum efisien. Namun,

Timur pada saat persediaan di gudang

hal tersebut dapat dijustifikasi dengan

sebesar 395.122,9 ton. Pemesanan di Perum

penj umlahan biaya pengadaan dan

BULOG Divre Jawa Timur dilakukan setiap

biaya penyimpanan. Berdasarkan hasil

saat bila beras di petani atau mitra kerja

p e r h i t u n g a n d a p a t d i k e t a h u i b a h wa

tersedia untuk dibeli. Hal ini dilakukan

justifikasi nilai TIC sebelum menggunakan

untuk menjaga stabilitas pangan dan

EOQ sebesar Rp 102.271.320 dan nilai

menghindari resiko bila terjadi gagal panen

TIC setelah menggunakan EOQ sebesar

di kemudian hari. Hal tersebut sesuai

Rp 98.231.190. S ehingga efis iens i

dengan Perum BULOG Divre DIY. Famee

biaya yang diperoleh Perum BULOG

(2015) menyatakan bahwa Perum BULOG

Divre Jawa Timur bila menggunakan

Divre DIY belum teliti dalam menentukan

metode EOQ sebesar Rp 4.040.130

titik ROP sehingga biaya penyimpanan

setiap kali pemesanan. Hal tersebut

lebih tinggi dan berpotensi terjadinya

sesuai dengan penelitian Fitriani e t

persediaan yang berlebih. Perum BULOG

a l . (2 0 14 ) y a n g m e n ya t a k a n ba h wa

Divre NTT juga melakukan hal yang sama.

efisiensi biaya di Perum BULOG Divre

Fitriani et al. (2014) menyatakan bahwa

NTT bila menggunakan EOQ sebesar

pemesanan di Perum BULOG Divre NTT

Rp 3.624.813,01. Hal ini didukung oleh

mengikuti pola produksi beras dan belum

Famee (2015) yang mengungkapkan

sesuai dengan tingkat persediaan yang

bahwa biaya persediaan actual Perum

dikelola karena Perum BULOG Divre NTT

BULOG Divre DIY lebih besar

lebih mengutamakan menjaga stabilitas

dibandingkan dengan biaya persediaan

pangan.

optimal sehingga tidak efisien.

50

Agro Ekonomi Vol. 27/No. 1, Juni 2016

KESIMPULAN DAN SARAN

sehingga biaya yang dikeluarkan

Kesimpulan

optimal.

Berdasarkan hasil penelitian dan

2. Pengajuan permohonan ke Perum

perhitungan dapat disimpulkan bahwa:

BULOG Pusat untuk meningkatkan

1. J umlah pes anan ekonomis s etiap

biaya persediaan sehinggga biaya

kali pesan sebesar 3.331 ton. Jumlah

persediaan menjadi lebih efisien.

persediaan pengaman sebesar 297.360,5
ton. Jumlah persediaan maksimum

DAFTAR PUSTAKA

sebesar 300.691,5 ton. Titik pemesanan

Apriyana, Alfin; Hermanto Siregar, dan
Heni Hasanah. 2015. Faktor-faktor
yang Memengaruhi Efisiensi Biaya
Perbankan di Kawasan ASEAN-5.
Jurnal Manajemen Teknologi 14 (3).

kembali Perum BULOG Divre Jawa
Timur pada saat persediaan di gudang
sebesar 395.122,9 ton. Total biaya
persediaan beras yang efisien sesuai

belum efisien. Namun bila dijustifikasi

Fa me e , D. A. N. 2015. Efisi ensi
Persediaan Beras Perum BULOG
Divisi Regional Daerah Istimewa
Yogyakarta. [skripsi]. Yogyakarta:
Program Sarjana Fakultas Pertanian
Universitas Gadjah Mada.

nilai efisiensi biaya yang diperoleh

Fitriani, N., R. P. Yusuf., & I. K. Rantau.

Perum BULOG Divre Jawa Timur bila

2014. Analisis Persediaan Beras di
Perusahaan Umum BULOG Divisi
Regional Nusa Tenggara Timur.
E-Jurnal Agribsisnis dan Agrowisata
3(1): 1-10.

rumus TIC sebesar Rp 19.508.369.401.
2. TIC realisasi lebih kecil dibandingkan
TIC saat menggunakan EOQ sehingga

menggunakan metode EOQ sebesar Rp
4.040.130 setiap kali pemesanan.
Saran
Berdasarkan kesimpulan, saran untuk
Perum BULOG Divre Jawa Timur adalah:
1. H a s i l E O Q d i j a d i k a n b a h a n
pertimbangan dalam menentukan
jumlah pengadaan sehingga persediaan
lebih optimal. SS sudah sangat baik
dan terus dipertahankan. Hasil ROP
menjadi acuan dalam menentukan
waktu pengadaan kembali sehingga
menjamin ketahanan persediaan dan
meminimalisir biaya penyimpanan
di gudang. Nilai MI diperhatikan

Gobel, Meryanti. 2013. Analisis Efisiensi
Biaya Operasional Melalui
Pengelolaan Tunjangan Makan dan
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Pada Perusahaan Jasa Outsourcing.
Jurnal EMBA vol 1 (4) 1868-1878.
Guga, Eduina. 2015. Inventory Management
Through EOQ Model: A Case Study
of Shpresa Ltd , Albania. International
Journal of Economics, Commerce
and Management III (12) : 174-182
Heizer, J., & Render, B. 2008. Manajemen
Operasi (9th ed.). Jakarta: Salemba
Empat.

Agro Ekonomi Vol. 27/No. 1, Juni 2016
51
Bi nt a ng Furni t ure Sa nga sa nga .
Keown, A., Martin, J., Petty, W., & Scott,
Jurnal Eksis 8 (1) : 2032- 2035
D. 2005. Financial Management:
Principles and Applications. New
Sutono dan Taufik. 2005. Mengoptimalkan
Jersey: Prentice Hall.
Persediaan Bahan Baku Utama
Begacron Black Gi 200%: Studi Kasus
Kumar, Rakesh. 2016. Economic Order
Pt Colorindo Aneka Chemicals. INASEA 6
Quantity (EOQ) Model. Global
(1 ): 1-10.
Journal of Finance and Economic
Management 5 (1) : 1-5.
Wijayanti, S., Candra, S., & Sarjono, H.
Parwita Setya Wardhani. 2015. Perencanaan
2011. Analisis Per sedi aa n Beras
dan Pengendalian Persediaan dengan
nasional dalam Memenuhi Kebutuhan
Metode EOQ. Media Mahardhik
Beras Nasional pada Perusahaan Umum
Bulog. Jurnal Manajemen 12(1): 82-96.
Ruauw, Eyverson. 2011.Pengendalian
Persediaan Bahan Baku (Contoh
Wiranata, R. A.,T. Himawan dan L.
Pengendalian pada usaha Grenda
P. A s t u t i . 2 0 1 3 . I d e n t i f i ka s i
Bakery Lianli, Manado). ASE 7 (1)
Arthropoda Hama dan Musuh
: 1 – 11.
Alami pada Gudang Beras Perum
BULOG dan Gudang Gabah Mitra
Sampeallo, Yulius Gessong. 2012. Analisis
Kerja di Kabupaten Jember. Jurnal
Pengendalian Persediaan Pada UD.
HPT 1(2): 52-57

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI PUBLIC RELATIONS DALAM MENANGANI KELUHAN PELANGGAN SPEEDY ( Studi Pada Public Relations PT Telkom Madiun)

32 284 52