Pendapatan Nasional (2)

PENDAPATAN NASIONAL, PERTUMBUHAN DAN STRUKTUR EKONOMI
INDONESIA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu tolak ukur yang dapat digunakan untuk menilai kondisi perekonomian
suatu negara adalah pendapatan nasional. Tujuan dari perhitungan pendapatan
nasional ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang tingkat ekonomi yang telah
dicapai dan nilai output yang diproduksi, komposisi pembelanjaan agregat, sumbangan
dari berbagai sektor perekonomian, serta tingkat kemakmuran yang dicapai (Sukirno,
2008, p55).
Selain itu, data pendapatan nasional yang telah dicapai dapat digunakan untuk
membuat prediksi tentang perekonomian negara tersebut pada masa yang akan
datang. Prediksi ini dapat digunakan oleh pelaku bisnis untuk merencanakan kegiatan
ekonominya di masa depan, juga untuk merumuskan perencanaan ekonomi untuk
mewujudkan pembangunan negara di masa mendatang (Sukirno, 2008, p57).
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dibahas dalam makalah ini, antara lain :
1.


Pengertian dan elemen pendapatan nasional

2.

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

3.

Struktur Ekonomi Indonesia

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk :
1.

Mengetahui pengertian dan elemen pendapatan nsional

2.

Mengetahui pertumbuhan ekonomi Indonesia


3.

Mengetahui struktur ekonomi Indonesia

1.4 Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah menggunakan
metode pustaka yaitu penulis menggunakan media pustaka dalam penyusunan
makalah ini.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional dapat diartikan sebagai nilai barang dan jasa yang
dihasilkan dalam suatu negara (Sukirno, 2008, p36). Pengertian berbeda dituliskan
dengan huruf besar P dan N, dimana Pendapatan Nasional adalah jumlah pendapatan
yang diterima oleh faktor produksi yang digunakan untuk memproduksikan barang dan
jasa dalam suatu tahun tertentu (Sukirno, 2008, hal: 36).
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan pendapatan nasional adalah adalah
merupakan jumlah seluruh pendapatan yang diterima oleh masyarakat dalam suatu
negara selama satu tahun.


2.2 Konsep Pendapatan Nasional
Ada beberapa istilah dalam pendapatan nasional, antara lain:
a.

Produk Domestik Bruto (PDB)
Produk domestik bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah produk
berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah
suatu negara (domestik) selama satu tahun. Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga
hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang
beroperasi di wilayah negara yang bersangkutan. Barang-barang yang dihasilkan
termasuk barang modal yang belum diperhitungkan penyusutannya, karenanya jumlah
yang didapatkan dari GDP dianggap bersifat bruto/kotor atau disebut juga dengan
Pendapatan Domestik Bruto (PDB) merupakan nilai pasar dari semua barang dan jasa
final yang diproduksi dalam sebuah negara pada suatu periode (Mankiw, 2006, hal : 6),
meliputi faktor produksi milik warga negaranya sendiri maupun milik warga negara
asing yang melakukan produksi di dalam negara tersebut.
b. Produk Nasional Bruto (GNP)
Produk Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB meliputi nilai produk
berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama

satu tahun; termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara
yang berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yang
beroperasi di wilayah negara tersebut atau disebut juga dengan Pendapatan Nasional
Bruto (PNB) merupakan nilai barang dan jasa dalam suatu negara yang diproduksikan
oleh faktor-faktor produksi milik warga negara tersebut, termasuk nilai produksi yang
diwujudkan oleh faktor produksi yang digunakan di luar negeri, namun tidak menghitung
produksi yang dimiliki penduduk atau perusahaan dari negara lain yang digunakan di
dalam negara tersebut (Sukirno, 2008, hal : 35).
RUMUS untuk menghitung GNP
GNP = GDP – Produk netto terhadap luar negeri
c. Produk Nasional Neto (NNP)

Produk Nasional Neto (Net National Product) adalah GNP dikurangi depresiasi
atau penyusutan barang modal (sering pula disebut replacement). Replacement adalah
penggantian barang modal/penyusutan bagi peralatan produksi yang dipakai dalam
proses produksi umumnya bersifat taksiran sehingga mungkin saja kurang tepat dan
dapat menimbulkan kesalahan meskipun relatif kecil.
RUMUS menghitung NNP
NNP = GNP – Penyusutan
d. Pendapatan Nasional Neto (NNI)

Pendapatan Nasional Neto (Net National Income) adalah pendapatan yang
dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik
faktor produksi. Besarnya NNI dapat diperoleh dari NNP dikurang pajak tidak langsung.
Yang dimaksud pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan
kepada pihak lain seperti pajak penjualan, pajak hadiah, dan lain-lain.
RUMUS :
NNI = NNP – Pajak tidak langsung
e. Pendapatan Perseorangan (PI)
Pendapatan perseorangan (Personal Income) adalah jumlah pendapatan yang
diterima oleh setiap orang dalam masyarakat, termasuk pendapatan yang diperoleh
tanpa melakukan kegiatan apapun. Pendapatan perseorangan juga menghitung
pembayaran transfer (transfer payment). Transfer payment adalah penerimaanpenerimaan yang bukan merupakan balas jasa produksi tahun ini, melainkan diambil
dari sebagian pendapatan nasional tahun lalu, contoh pembayaran dana pensiunan,
tunjangan sosial bagi para pengangguran, bekas pejuang, bunga utang pemerintah,
dan sebagainya.
Untuk mendapatkan jumlah pendapatan perseorangan, NNI harus dikurangi
dengan pajak laba perusahaan (pajak yang dibayar setiap badan usaha kepada
pemerintah), laba yang tidak dibagi (sejumlah laba yang tetap ditahan di dalam
perusahaan untuk beberapa tujuan tertentu misalnya keperluan perluasan perusahaan),
dan iuran pensiun (iuran yang dikumpulkan oleh setiap tenaga kerja dan setiap

perusahaan dengan maksud untuk dibayarkan kembali setelah tenaga kerja tersebut
tidak lagi bekerja).

RUMUS :
PI = (NNI + transfer payment) – (Laba ditahan + Iuran asuransi + Iuran jaminan sosial +
Pajak perseorangan )
f. Pendapatan yang siap dibelanjakan (DI)
Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable Income) adalah pendapatan
yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya
menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi. Disposable income ini diperoleh
dari personal income (PI) dikurangi dengan pajak langsung. Pajak langsung (direct tax)
adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, artinya harus
langsung ditanggung oleh wajib pajak, contohnya pajak pendapatan.
RUMUS :
DI = PI – Pajak langsung

2.3 Metode penghitungan pendapatan nasional
Perhitungan pendapatan nasional dimulai dengan Produk Domestik Bruto. PDB
itu sendiri dapat dihitung atau diukur dengan tiga macam pendekatan yaitu:
a.


Pendekatan Produksi
Menurut pendekatan produksi PDB adalah jumlah nilai barang dan jasa akhir

yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka
waktu setahun. Unit-unit produksi yg dimaksud secara garis besar dipilah-pilah menjadi
11 sektor atau lapangan usaha, yaitu:
1. Pertanian
2. Pertambangan dan penggalian
3. Industri pengolahan
4. Listrik, gas dan air minum
5. Bangunan
6. Perdagangan
7. Pengangkutan dan komunikasi
8. Bank dan lembaga keuangan lainnya

9. Sewa rumah
10. Pemerintah
11. Jasa-jasa
b.


Pendekatan Pendapatan
Menurut pendekatan pendapatan PDB adalah jumlah balas jasa yang diterima

oleh faktor-faktor yang turut serta dalam proses produksi di wilayah suatu negara dalam
jangka waktu setahun. Balas jasa yang dimaksud meliputi upah dan gaji, sewa tanah,
bunga modal, dan keuntungan.
c.

Pendekatan Pengeluaran
Menurut pendekatan pengeluaran PDB adalah jumlah seluruh komponen

permintaan akhir meliputi:
1.

Pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta yang tidak mencari
keuntungan

2. Pembentukan modal tetap domestik bruto dan perubahan stok
3. Pengeluaran konsumsi pemerintah

4. Ekspor neto (yaitu ekspor dikurangi impor) dalam jangka waktu setahun

2.4 Pertumbuhan Ekonomi
Prof. Simon Kuznets mendefinisikan pertumbuhan ekonomi itu adalah kenaikan
jangka panjang dalam kemampuan suatu negara untuk menyediakan semakin banyak

barang-barang ekonomi kepada penduduknya. Kemampuan ini tumbuh sesuai dengan
kemajuan teknologi, penyesuaian kelembagaan, dan ideologi yang diperlukannya.
Definisi ini memiliki tiga komponen yaitu :
a.

Pertumbuhan ekonomi suatu bangsa terlihat dari meningkatnya secara terus menerus
persediaan barang;

b.

Teknologi maju merupakan faktor dalam pertumbuhan ekonomi yang menentukan
derajat pertumbuhan kemampuan dalam penyediaan aneka macam barang kepada
penduduk; dan


c.

Penggunaan teknologi secara luas dan efisien memerlukan penyesuaian di bidang
kelembagaan dan ideologi sehingga inovasi yang dihasilkan oleh ilmu pengetahuan
dapat dimanfaatkan secara tepat
Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu
perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Suatu
wilayah dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi apabila terjadi peningkatan GNP
riil di wilayah tersebut.
Untuk dapat meningkatkan pendapatan nasional, maka pertumbuhan ekonomi
menjadi salah satu target yang sangat penting yang harus dicapai dalam proses
pembangunan ekonomi. Oleh karena itu tidak mengherankan jika pada awal
pembagnunan ekonomi suatu Negara, umumnya perencanaan pembangunan eknomi
berorientasi pada masalah pertumbuhan. Untuk Negara-negara seperti Indonesia yang
jumlah penduduknya sangat besar dan tingkat pertumbuhan penduduk yang sangat
tinggi ditambah kenyataan bahwa penduduk Indonesia dibawah garis kemiskinan juga
besar, sehingga pertumbuhan ekonomi menjadi sangat penting dan lajunya harus jauh
lebih besar dari laju pertumbuhan penduduk agar peningkatan pendapatan masyarakat
perkapita dapat tercapai.
Pertumbuhan


ekonomi

dapat

menurunkan

tingkat

kemiskinan

dengan

menciptakan lapangan pekerjaan dan pertumbuhan jumlah pekerja yang cepat dan

merata. Pertumbuhan ekonomi juga harus disertai dengan program pembangunan
sosial.

2.5 Struktur Ekonomi
Struktur ekonomi dipergunakan untuk menunjukkan komposisi atau susunan
sektor-sektor ekonomi dalam suatu perekonomian. Sektor yang dominan atau yang
diandalkan mempunyai kedudukan paling atas dalam struktur tersebut dan menjadi ciri
khas dari suatu perekonomian.
Dimaksudkan dengan sektor ekonomi yang dominan atau yang diandalkan
adalah sektor ekonomi yang menjadi sumber mata pencaharian sebagian terbesar
penduduk serta menjadi penyerap tenaga kerja yang terbesar. Sektor ekonomi yang
dominan atau andal dapat juga berarti sektor yang memberikan sumbangan terbesar
terhadap produk nasional dengan laju pertumbuhan yang tinggi, yang menjadi ciri khas
dari suatu perekonomian.
Struktur ekonomi sebuah negara dapat dilihat berdasarkan empat macam sudut
tinjauan yaitu:
1.

Tinjauan makro-sektoral
Sebuah perekonomian dapat berstruktur, misalnya agraris (agricultural),

industrial (industrial), atau niaga (commercial), tergantung pada sektor produksi apa/
mana yang menjadi tulang punggung perekonomian yang bersangkutan.
2. Tinjauan keruangan (spasial)
Suatu perekonomian dapat dinyatakan berstruktur kedesaan/tradisional dan
berstruktur kekotaan/modern. Hal itu bergantung apakah wilayah pedesaan dengan
teknologinya yang tradisional yang mewarnai kehidupan perekonomian itu, ataukah
wilayah perkotaan dengan teknologinya yang sudah relatif modern yang mewarnainya.
3.

Tinjauan penyelenggaraan kenegaraan

Suatu perekonomian dapat menjadi perekonomian yang berstruktur etatis,
egaliter, atau borjuis. Tergantung pada siapa atau kalangan mana yang menjadi
pemeran utama dalam perekonomian yang bersangkutan.
4. Tinjauan birokrasi pengambilan keputusannya
Dengan sudut tinjauan ini dapat dibedakan antara struktur ekonomi yang
sentralistis dan yang desentralistis.
Ditinjau secara makro-sektoral struktur ekonomi Indonesia sesungguhnya masih
dualistis. Sumber mata pencaharian utama sebagian besar penduduk masih sektor
pertanian. Dalam kaitan ini berarti struktur tersebut masih agraris. Akan tetapi
penyumbang utama pendapatan nasional adalah sektor industri pengolahan. Dalam
kaitan ini berarti struktur tersebut sudah industrial. Semua itu berarti bahwa secara
makro-sektoral ekonomi Indonesia baru bergeser dari struktur agraris ke struktur yang
industrial.
Pergeseran struktur ekonomi secara makro-sektoral ini senada dengan
pergeserannya secara spasial, perekonomian telah bergeser dari semula berstruktur
kedesaan/tradisional

menjadi

kini

berstruktur

kekotaan/modern.

Kemajuan

perekonomian di kota-kota jauh lebih pesat daripada di desa-desa. Porsi penduduk
yang tinggal di kawasan pedesaan menjadi lebih sedikit bukan semata-mata karena
urbanisasi, tetapi juga karena mekar dan berkembangnya kota-kota. Kehidupan seharihari yang semakin modern tercermin tidak saja dari perilaku konsumsi masyarakat, tapi
juga dari teknologi produksi yang diterapkan oleh perusahaan-perusahaan.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pendapatan nasional adalah adalah merupakan jumlah seluruh pendapatan
yang diterima oleh masyarakat dalam suatu negara selama satu tahun.
Ada beberapa istilah dalam pendapatan nasional, antara lain: Produk domestik
bruto (Gross Domestic Product), Produk Nasional Bruto (Gross National Product),
Produk Nasional Neto (Net National Product), Pendapatan Nasional Neto (Net National
Income), Pendapatan perseorangan (Personal Income), dan Pendapatan yang siap
dibelanjakan (Disposable Income).
Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu
perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Suatu
wilayah dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi apabila terjadi peningkatan GNP
riil di wilayah tersebut.
Struktur ekonomi dipergunakan untuk menunjukkan komposisi atau susunan
sektor-sektor ekonomi dalam suatu perekonomian. Sektor yang dominan atau yang
diandalkan mempunyai kedudukan paling atas dalam struktur tersebut dan menjadi ciri
khas dari suatu perekonomian.

Struktur ekonomi yang tengah kita hadapi saat ini seseungguhnya merupakan
suatu struktur yang transisional. Kita sedang beralih struktur yang agraris ke industrial
dari struktur yang etatis ke borjulis, dari sturktur yang kedesaan/tradisional ke
kotaan/modern, sementara dalam hal birokrasi dan pengambilan keputusan mulai
desentralis

3.2 Saran
Meningkatnya pendapatan nasional memang suatu prestasi yang baik. Akan
tetapi bukan berarti kesejahteraan dan kemakmuran warga masyarakat mengikuti
begitu saja. Untuk itu pemerintah harus lebih memaksimalkan pemerataan dalam
mendistribusikan pendapatan, agar tidak terjadi gap (kesenjangan) di dalam tingkat
kehidupan masyarakat yang berakibat munculnya suatu ketegangan. Berharap agar
pemerintah Indonesia tanggap terhadap kondisi perekonomian masyarakat di negara
kita.

DAFTAR PUSTAKA
Sukirno Sadono. 2008. Mikro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta. PT. Raja Grafindo
Persada.
Mankiw Gregory, 2006 Pengantar Ekonomi Makro, Edisi Ketiga, Salemba Empat
Jakarta.