Rekayasa Produktivitas Dengan Pendekatan Green Engineering Pada PT.Sumatera Timberindo Industry

BAB 3
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
3.1. Sejarah Perusahaan
PT. Sumatera Timberindo Industry didirikan pada tanggal 31 Agustus 2000.
Perusahaan ini merupakan rebranding dari PT. Wira Lanao Ltd. yang berdiri
pada tahun 1970. PT. Sumatera Timberindo Industryberlokasi di Jl. Batang Kuis
Km 2 Desa Buntu Bedimbar, Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang,
Sumatera Utara. PT. Sumatera Timberindo Industry bergerak di bidang
manufaktur kayu olahan yang memproduksi daun pintu.

3.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha
PT. Sumatera Timberindo Industry merupakan perusahaan manufaktur kayu
olahan yang usahanya berfokus pada pembuatan daun pintu.Daun pintu yang
diproduksi terdiri dari solid door dan engineered door, dengan model dan jumlah
unit sesuai dengan permintaan yang diterima atau lingkungan manufaktur bersifat
make to order. Secara umum model produk yang sering diproduksi PT. Sumatera
Timberindo Industry antara lain model Butter, Dior, Richmond, Elizabeth,
Hamlet, Carolina, Oxford, Nogales, dsb. Dengan adanya departemen R&D di PT.
Sumatera Timberindo Industry, memungkinkan perusahaan untuk berinovasi
secara berkelanjutan sehingga dapat memunculkan lebih banyak variasi model
daun pintu yang diproduksi oleh PT. Sumatera Timberindo Industry.


36
Universitas Sumatera Utara

3.3. Daerah Pemasaran
Produk daun pintu yang diproduksi PT. Sumatera Timberindo Industry
dipasarkan baik di dalam maupaun di luar negeri. Negara tujuan ekspor PT.
Sumatera Timberindo Industry antara lain Malaysia, Singapura, Korea, India,
Australia, dan negara-negara di benua Eropa seperti Inggris, Irlandia, Belanda,
dan Belgia serta beberapa negara di Afrika. Untuk dalam negeri, daun pintu PT.
Sumatera Timberindo Industry dipasarkan ke Sumatera Utara, Riau, Aceh,
Sumatera Selatan, Pulau Jawa, dan Kalimantan.

3.4.

Organisasi dan Manajemen

3.4.1. Struktur Organisasi Perusahaan
PT. Sumatera Timberindo Industry menggunakan struktur organisasi lini
fungsional. Struktur organisasi yang berbentuk lini dapat dilihat pada pembagian

tugas, wewenang dan tanggung jawab dari pimpinan tertinggi kepada unit-unit
organisasi yang berada di bawahnya secara langsung vertikal ke bawah.
Sedangkan untuk yang berbentuk fungsional terjadi pada hubungan antara kepala
bagian, dimana kepala bagian yang satu tidak berhak memerintah kepala bagian
yang lainnya tetapi dalam melakukan pekerjaannya saling terhubung, artinya
bahwa pekerjaan yang satu akan mempengaruhi pekerjaan yang lain. Struktur
organisasi dari PT. Sumatera Timberindo Industry dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Universitas Sumatera Utara

Direktur

Manaer
Keuangan

Manajer
Pemasaran

Seksi Finansial


Seksi Ekspor

Manajer Pabrik

Kabag Persiapan
Bahan
Seksi Pajak

Kabag R&D

Kabag
Maintenance

Kabag Humas

Kabag QC

Kabag Produksi

Kabag Teknis


Kabag PPIC

Seksi Mesin
Produksi

Seksi Personalia

Seksi Proses
Bahan

Seksi Pintu
Eksport & Lokal

Seksi Claim

Seksi Persediaan

Seksi Mesin
Umum


Seksi
Infrastruktur

Seksi Milling/
Assembly

Seksi Finishing/
Cat/Packing

Seksi Drafter

Seksi Gudang
Bahan Baku

Seksi Bubutan

Security

Seksi Painting


Seksi Ekspedisi

Seksi Perkakas

Seksi Gudang
Sub Material

Seksi Listrik

Seksi
Akomodasi

Seksi Final QC

Seksi SPK

Seksi
Administrasi


Kabag
Pembelian

Seksi Lokal

Seksi Akuntansi

Keterangan:
= hubungan lini
= hubungan fungsional

Seksi
Laboratorium

Sumber : PT. Sumatera Timberindo Industry

Gambar 3.1. Struktur Organisasi PT. Sumatera Timberindo Industry

Universitas Sumatera Utara


3.4.2. Jumlah Tenaga Kerja & Jam Kerja
3.4.2.1.Jumlah Tenaga Kerja
Sumber daya manusia yang

dimiliki olehPT. Sumatera Timberindo

Industry dalam menjalankan kegiatan perusahaan terdiri atas tenaga kerja
langsung dan tenaga kerja tidak langsung yang merupakan tenaga kerja tetap, dan
karyawan kontrak.
Tenaga kerja langsung meliputi semua tenaga kerja yang berhubungan
dengan proses produksi perusahaan, sedangkan tenaga kerja tidak langsung tidak
berhubungan langsung dengan proses produksi perusahaan. Sementara karyawan
kontrak adalah tenaga kerja yang digunakan sesuai dengan kontrak yang telah
disepakati, karyawan kontrak tidak lagi bekerja apabila kontraknya habis kecuali
menyepakati kontrak baru dengan perusahaan.Jumlah tenaga kerja tetap yang
dimiliki oleh PT. Sumatera Timberindo Industry mencapai 43 orang dan
karyawan kontrak mencapai 557 orang.

3.4.2.2.Jam Kerja
Jam kerja yang ditetapkan oleh PT. Sumatera Timberindo Industry adalah

6 jam, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Jam Kerja PT. Sumatera Timberindo Industry
Hari

Jam Kerja

Keterangan

07.00 - 12.00 WIB

Bekerja

Senin - Sabtu 12.00 - 13.00 WIB

Istirahat

13.00 - 16.00 WIB

Bekerja


Sumber : PT. Sumatera Timberindo Industry

Universitas Sumatera Utara

3.4.3. Sistem Pengupahan & Fasilitas Lainnya
Sistem pengupahan pada PT. Sumatera Timberindo Industry dilakukan
secara bulanan.
Adapun jenis upah yang diberikan adalah sebagai berikut:
1. Upah bulanan
Diberikan kepada tenaga kerja pada hari kelima setiap bulan sesuai dengan
jabatan dan jenis pekerjaannya masing-masing.
2. Upah lembur
Upah lembur diberikan kepada tenaga kerja yang melebihi jam kerja dinas.
Pembayaran upah lembur akan dibayar apabila kerja dilakukan atas izin
perusahaan dan dibuktikan dengan catatan kehadiran.
Pemberian upah ini disesuaikan dengan peraturan pemerintah dan
peraturan perusahaan yaitu sesuai dengan kebijaksanaan tentang Upah Minimum
Regional (UMR) yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

3.5.


Proses Produksi

3.5.1. Bahan yang Digunakan
Bahan-bahan yang digunakan dalam proses produksi dapat dikelompokkan
atas bahan baku, bahan penolong dan bahan tambahan.
1.

Bahan Baku
Bahan baku adalah bahan-bahan utama yang digunakan untuk membuat
produk. PT. Sumatera Timberindo Industry menggunakan 3 tipe kayu yaitu
particle board, solid wood, dan engineered wood. Adapaun jenis kayu yang

Universitas Sumatera Utara

digunakan beragam antara lain kayu merbau, bangkirai, meranti, pinus, oak,
mahogany, kapur, dan rosewood.
2.

Bahan Penolong
Bahan penolong adalah bahan-bahan yang dibutuhkan untuk memperlancar
proses produksi. Bahan penolong yang digunakan oleh PT. Sumatera
Timberindo Industry dalam proses produksi adalah kertas amplas untuk
menghaluskan permukaan kayu agar mutu produk lebih baik.

3.

Bahan Tambahan
Bahan tambahan adalah bahan yang ditambahkan pada proses pengolahan
untuk melengkapi dan memperbaiki mutu dari produk yang dihasilkan.
Adapun bahan tambahan yang digunakan dalam proses produksi adalah:
a.

Tepung Dempul, digunakan untuk menutupi sambungan kayu agar
produk yang terbentuk terlihat menyatu. Tepung dempul biasanya
dicampur dengan air sebelum digunakan.

b.

Lem Syntheco, digunakan sebagai perekat antara komponen profil daun
pintu untuk penyambung rail, mullion dan stile dengan menggunakan
dowel.

3.5.2. Uraian Proses
Proses produksi daun pintu di PT. Sumatera Timberindo Industry dapat
dilihat dari salah satu tipe daun pintu yaitu tipe Butter yang memberikan
gambaran terhadap proses produksi tipe daun pintu lainnya. Gambar contoh daun
pintu butter dapat dilihat pada Gambar 3.2.

Universitas Sumatera Utara

TR

MR

ST

ST

MDF

MDF

BR

Sumber : PT. Sumatera Timberindo Industry

Gambar 3.2. Daun Pintu
Keterangan untuk setiap komponen-komponen daun pintu tersebut adalah
sebagai berikut:
1.

Style (ST) merupakan bingkai paling luar dari sebuah pintu sebelah kiri dan
kanan. Pada sebuah daun pintu terdapat 2 buah style yang masing-masing
beralur yang sudah dibor pada kedua ujungnya sebagai tempat pasak yang
disebut dowell.

2.

Top Rail (TR) merupakan komponen yang berada dibagian atas daun pintu
dan digabungkan dengan komponen ST, Panel, dan M . TR beralur pada salah
satu sisinya dan pada kedua ujungnya.

Universitas Sumatera Utara

3.

Medium Rail (MR) merupakan komponen yang digabungkan dengan
komponen ST dan Panel. Terdapat 3 unit MR pada daun pintu jenis ini. MR
beralur pada kedua sisi dan ujungnya.

4.

Bottom Rail (BR) merupakan komponen yang berada pada bagian bawah
pintu dan digabungkan dengan komponen ST, Panel dan M. BR beralur pada
salah satu sisinya dan kedua ujungnya.

5.

MDF Panel adalah lembaran kayu berbentuk segi empat yang telah diberi
profil bentuk sudut, dimana terdapat 8 unit panel pada daun pintu jenis ini.
Proses produksi daun pintu adalah sebagai berikut:

1.

Penyortiran
Penyortiran bertujuan untuk batangan kayu yang digunakna dalam produksi
sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan.

2.

Finger Jointing (penyatuan material inti)
FingerJointing

adalah

proses

penyatuan

dua

bagian

kayu

dengan

menggunakan lem untuk membentuk komponen pintu bagian inti atau tengah
yang masih sederhana.
3.

Pengetaman kasar
Pengetaman kasar dilakukan dengan menggunakan mesin planner untuk
menghaluskan permukaan yang kasar dan kotor.Balok kayu hasil pengetaman
awal ini kemudian dibawa ke bagian pemotongan.

Universitas Sumatera Utara

4.

Laminating Material Inti
Proses

laminating

atau

penyatuan

beberapa

material

inti

dengan

menggunakan lem untuk membentuk part tengah pintu yang nantinya akan
dilapisi dengan veneer board.
5.

Pengetaman Inti
Pengetaman Inti bertujuan untuk memperkecil hasil akhir part tengah pintu
dengan pengurangan kurang lebih 0,1 mm.

6.

Laminating MDF
Laminating adalah proses pelapisan kayu dengan menggunakan jenis kayu
lain, yaitu MDF(veneer board) dan pelapisan ini menggunakan lem perekat.

7.

Penghalusan (Sanding)
Sebelum dihaluskan, komponen-komponen yang lebarnya kurang dari
spesifikasi yang ditetapkan akan didempul terlebih dahulu. Penghalusan
dilakukan dengan menggunakan mesin sanding.

8.

ProfillingComponents
Profilling adalah pembuatan profil dari komponen-komponen daun pintu
dengan

menggunakan

mesin

shaper.

Komponen-komponen

tersebut

kemudian dibor dengan menggunakan mesin bor one head bor, two heads
bor, dan six heads bor. Pada stasiun ini dilakukan beberapa proses pembuatan
komponen pintu, yaitu sebagai berikut:
a. Pembuatan komponen Stile
b. Pembuatan komponen Middle Stile
c. Pembuatan komponen Top Rail

Universitas Sumatera Utara

d. Pembuatan Middle Rail
e. Pembuatan Bottom Rail
f. Pembuatan Glazing Bar
g. Pembuatan Glazing Bead
h. Pembuatan MDF panel
9.

Perakitan
Perakitan dimulai dari penyatuan komponen-komponen secara manual setelah
itu daun pintu yang dirakit di-press dengan menggunakan mesin door press
agar tiap komponen menyatu dengan rapat.

10. Finishing
Finishing

merupakan

proses

revisi

dengan

melakukan

penyisipan,

pembersihan/penghalusan secara manual dengan menggunakan kertas pasir
dilanjutkan dengan pembersihan debu dengan menggunakan air gun.
11. Pengepakan
Pengepakan dimulai dengan pemberian label dan karton pengaman siku pada
daun pintu kemudian pembungkusan dengan plastik (wrapping) lalu
disatukan sebanyak 20 pintu dalam satu bundelan dengan menggunakan
kawat baja.

3.6.

Uraian Tugas dan Tanggung Jawab
Uraian tugas dari masing-masing jabatan pada PT. Sumatera Timberindo

Industry dapat dilihat pada Lampiran 1.

Universitas Sumatera Utara

3.7.

Mesin dan Peralatan
Mesin yang digunakan dalam melaksanakan proses produksi pintu di

PT.Sumatera Timberindo Industri dapat dilihat pada Lampiran 2.

3.8.

Utilitas
Utilitas merupakan fasilitas penunjang untuk menjamin kelancaran dalam

melakukan proses produksi di lantai produksi. Fasilitas penunjang yang digunakan
pada PT. Sumatera Timberindo Industri adalah sebagai berikut :
a. Listrik
Tenaga listrik di PT. Sumatera Timberindo Industri dari PLN dan generator
pembangkit listrik tenaga diesel. Sumber tenaga listrik PLN merupakan
sumber utama yang digunakan dalam kegiatan proses produksi, penerangan
area kerja dan kantor dengan kapasitas terpasang 555 KVA.
b. Air
Air yang digunakan di PT. Prabu Jaya adalah air bersih yang disediakan dari
sumur bor.

3.9.

Safety and Fire Protection
Sistem keamanan yang diterapkan di PT. Sumatera Timberindo Industri

yaitu SMK3 (Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja) sebagai
berikut:
1.

Sosialisasi terhadap prinsip-prinsip keselamatan dan kesehatan kerja kepada
karyawan di PT. Sumatera Timberindo Industri. Prinsip-prinsip tersebut yaitu:

Universitas Sumatera Utara

2.

a.

Menciptakan keadaaan yang aman untuk berpindah.

b.

Menyediakan ruang gerak (allowance) yang cukup.

c.

Menyediakan perlengkapan keselamatan.

d.

Memisahkan tempat yang berbahaya.

Mewajibkan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) seperti:
a.

Sarung tangan, untuk melindungi tangan dari sayatan, dan risiko
terpotong.

b.

Masker, untuk melindungi karyawan dari debu.

c.

Kaca mata, untuk melindungi mata dari serbuk-serbuk kayu yang
beterbangan di udara.

d.
3.

Sepatu boot, untuk melindungi kaki dari potongan-potongan kayu.

Menyediakan alat pemadam kebakaran (fire extinguisher) di masing-masing
stasiun kerja.

Universitas Sumatera Utara

BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN

4.1.

Tipe Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian action research ditinjau

berdasarkan maksud penelitian bertujuan untuk mendapatkan rancangan perbaikan
produktivitas. Penelitian action research, yaitu suatu jenis penelitian yang
dilakukan untuk mendapatkan temuan-temuan praktis untuk pengambilan
keputusan operasional pada objek penelitian yang sedang diamati, kemudian
dilakukan studi untuk melakukan perbaikan-perbaikan dengan menggunakan ilmu
yang terkait sehingga hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan koreksi
bagi perusahaan dimasa yang akan datang. Hal ini dikarenakan hasil penelitian
diarahkan untuk pengambilan tindakan untuk mengubah keadaan dalam
memecahkan masalah nyata.

4.2.

Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di PT. Sumatra Timberindo Industry yang beralamat

di Jl. Batang Kuis, Km 2 Desa Buntu Bedimbar Tanjung Morawa Sumatera Utara.

4.3.

Kerangka Konseptual
Kerangka

variabel penelitian

konseptual
yang

menggambarkan

dibangun

pengaruh

berdasarkan

antara

teori-teori

variabel-

sebelumnya.

Kerangka konseptual digunakan sebagai kerangka berpikir dalam memecahkan

Universitas Sumatera Utara

permasalahan. Adapun kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat dilihat
pada Gambar 4.1.

Material

X1
Modal
x2
Man

x3

Energy

x4

Waste

X5

GREEN PRODUKTIVITAS INDEKS
(Y)

Gambar 4.1. Kerangka Konsep Penelitian.

4.4.

Defenisi Operasional.
Defenisi Operasional merupakan penjelasan sistematis dari konsep dan

variabel yang membentuk kerangka teoritis (Sinulingga,2012).
1. Variabel (Peubah) Penelitian
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis yaitu:
a.

Variabel bebas terdiri dari material, man, energi, waste dan
modal.

b.
2.

Variabel terikat Green Productivity Index.

Definisi Operasional
Beberapa definisi operasional yang dipakai dalam penelitian ini
adalah:
a. Indeks yaitu suatu besaran variasi perubahan dalam waktu
tertentu.

Universitas Sumatera Utara

b.

Green Productivity Indeks (GPI), yaitu angka produktivitas yang
dibandingkan dengan angka tahun dasar untuk mengetahui perubahan atau
turun naik produktivitas.

c.

Material yaitu bahan-bahan yang diperoleh untuk dipakai dalam proses
produksi

d.

Tenaga kerja yaitu semua pekerja yang bekerja dalam perusahaan.
Perhitungan jumlah tenaga kerja diambil rataan untuk mengoreksi
perubahan jumlah tenaga kerja baru dan keluar.

e.

Energi yaitu daya yang diperlukan untuk melakukan kegiatan produksi.
Energi yang digunakan berupa solar,premium dan listrik.

f.

Modal berupa modal kerja dan aktiva tetap. Modal kerja diperoleh dari
aktiva lancar.

g.

Waste merupakan sisa kayu dalam proses produksi.

h.

Green Productivity Human Ratio merupakan ukuran produktivitas bagi
input tenaga kerja, yang diukur berdasarkan rasio output terhadap input
tenaga kerja.

i.

Green Productivity Modal Ratio diukur berdasarkan rasio output terhadap
input modal.

j.

Green Productivity Energy Ratio diukur berdasarkan rasio output terhadap
input energy.

k.

Green Productivity Material Ratio diukur berdasarkan rasio output terhadap
input material.

Universitas Sumatera Utara

l.

Green Productivity Waste Ratio diukur berdasarkan rasio input terhadap
input waste.

m.

Output yakni seluruh hasil terukur berupa jumlah produk yang dihasilan
dalam rupiah/bulan.

n.

Input yakni nilai terukur dari faktor input bahan baku, tenaga kerja, energi
dan modal yang dihasilkan dalam rupiah/bulan.

4.5. Kerangka Berpikir Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan pendekatan Green Engineering dalam upaya
meningkatkan produktivitas dan mengurangi dampak lingkungan. Kerangka
berpikir dalam penggunaan metode ini dapat dilihat pada Gambar 4.2.

PRODUCTIVITY
INPUT

Penurunan
Jumlah scrap
(Peningkatan
Produktivitas dan
Pengurangan
Dampak
Lingkungan

MANUSIA
OUTPUT
MESIN

PROSES
MATERIAL

Produksi Limbah
(Waste)

MODAL
Polusi Lingkungan
Biaya
Pengelolaan
Limbah

Productivity Tools
3R dan ISO 14000

GREEN ENGINEERING

Gambar 4.2. Kerangka Berpikir Penelitian

Universitas Sumatera Utara

4.6.

Metode penelitian
Metode penelitian merupakan tahapan-tahapan, petunjuk pelaksanaan, atau

petunjuk teknis dalam melakukan pencarian masalah, penentuan solusi, dan
mencari solusi dari masalah penelitian. Diagram alur penelitian disajikan pada
Gambar 4.3. yang menjelaskan tentang tahapan yang dilakukan selama penelitian
berlangsung.

Universitas Sumatera Utara

MULAI

Studi Literatur
1. Teori Buku
2. Referensi Jurnal Penelitian
3. Langkah-langkah
penyelesaian

Studi Pendahuluan
1. Kondisi Pabrik
2. Proses Produksi
3. Masalah-masalah

Identifikasi Masalah (Awal)
Dengan menggunakan informasi yang
diperoleh dan keadaan yang terlihat, maka
diperoleh masalah untuk dibahas

Pengumpulan Data
1. Data Primer
* Data jumlah dan lokasi waste serta risikonya
* Data Environment weather map
* Data proses dan pemakaian bahan
* Data Wawancara
2. Data Sekunder
* Data penggunaan jenis kayu
* Data harga, energi, scrap dan mesin

Hasil dan Pemecahan Masalah
1. Getting Started
2. Planning
3. Generation and Evaluation
4. Implementation of GP Option
5. Monitoring and Review
6. Sustaining GP

Kesimpulan dan Saran
Rangkuman hasil pengolahan
data dan analisis pemecahan
masalah

SELESAI

Gambar 4.3. Blok Diagram Langkah-langkah Penelitian
4.6.1. Pengumpulan Data

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan cara memperoleh data, data secara umum dapat dibagi dua,
yaitu:
1. Data Primer
Data primer yaitu data yang langsung diperoleh dari objek penelitian. Data
primer yang dikumpulkan yaitu:
a. Data environment weather map
b. Data daerah penumpukan waste (ecomap: waste)
c. Data penilaian skor untuk waste (ecomap: waste)
d. Data proses produksi
e. Check sheet jumlah scrap
f. Data wawancara
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain. Adapun
data sekunder yang diperlukan yaitu:
a. Data penggunaan jenis kayu
b. Data jenis pintu
c. Data penggunaan bahan
d. Data biaya dan harga
e. Data kandungan energi
f. Data jumlah scrap yang dihasilkan
g. Data mesin

Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini yaitu:

Universitas Sumatera Utara

1. Teknik observasi
Teknik observasi yaitu teknik yang dilakukan dengan pengamatan langsung
suatu kegiatan yang sedang dilakukan. Data yang dikumpulkan dengan teknik
observasi ini antara lain data daerah penumpukan waste, data proses produksi.
2. Teknik wawancara
Teknik wawancara adalah suatu teknik percakapan langsung dengan tujuan
tertentu dengan menggunakan format tanya jawab yang terencana.
3. Teknik dokumentasi
Teknik dokumentasi atau dokumenter adalah teknik pengumpulan data dengan
menghimpun data melalui dokumen-dokumen. Data yang dikumpulkan
dengan teknik dokumentasi ini yaitu data penggunaan jenis kayu, data jenis
pintu, data penggunaan bahan, data biaya dan harga, data kandungan energi,
data jumlah scrap yang dihasilkan.

4.6.2. Metode Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan pendekatan Green
Engineering, tahapannya sebagai berikut:
1. Getting Started
Melakukan pencarian informasi dengan melakukan work through
survey. Pada tahapan ini dilakukan survey awal dengan menggunakan
instrumen berupa kuessioner dan data check list untuk mengetahui
kondisi awal secara umum.
2.

Planning

Universitas Sumatera Utara

Melakukan Identifikasi Masalah. Dalam identifikasi Masalah, diperlukan
informasi-informasi mengenai bagian produksi dan informasi mengenai
keadaan pabrik, kemudian penggunaan tools misalnya Eco-Map Waste,
Diagram Ishikawa, Flow Process Chart, dan Material Balance.
3.

Generation and Evaluation of Green Productivity Option
Berdasarkan identifikasi yang dilakukan, maka diperoleh masalah-masalah
yang harus diperbaiki. Rumusan-rumusan masalah itu dikelompokkan
dalam alternatif-alternatif untuk menyelesaikan masalah, masing-masing
alternatif dihitung berdasarkan aspek produktivitas, lingkungan, dan sosial
serta apakah alternatif tersebut layak untuk digunakan, untuk kemudian
dapat dipilih alternatif mana yang akan dipilih. Berdasarkan pertimbanganpertimbangan yang telah dilakukan, maka dipilih alternatif yang sesuai
untuk dijadikan usulan untuk pengurangan scrap di bagian produksi.

4.

Implementation of Green Productivity Options
Sebelum alternatif benar-benar diimplementasikan, maka diperlukan
langkah-langkah untuk mencapainya. Oleh karena itu, dalam tahap ini
disusun hal-hal yang diperlukan untuk penerapan alternatif di lantai
produksi nantinya. Pada tahap ini diperlukan berbagai usulan estimasi dari
alternatif solusi yang diperoleh dari perhitungan.

5.

Monitoring and Review
Dilakukan efektivitas pelaksanaan metode GreenProductivity dengan
perhitungan IRR.

6.

Sustaining Green Productivity

Universitas Sumatera Utara

Pada tahap akhir ini dibentuk suatu system terstruktur untuk menjamin
perbaikan produktivitas dan kinerja lingkungan secara terus-menerus
dengan mengimplementasikan ISO 14001.

4.6.3. Analisis Pemecahan Masalah
Analisis pemecahan masalah pada penelitian ini dilakukan dengan cara
membandingkan keadaan eksisting (sekarang) dengan keadaan usulan. Dengan
demikian, dapat diperoleh usulan yang baik dan tahap-tahap implementasi yang
diperlukan.

4.6.4. Kesimpulan dan Saran
Terakhir, dilakukan penyusunan kesimpulan yang diperoleh berdasarkan
pengolahan data dan analisis hasil. Diberikan juga saran kepada pihak perusahaan
dalam menjalankan usulan yang diberikan tersebut.

BAB 5

Universitas Sumatera Utara

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1.

Pengukuran dan Evaluasi Produktivitas Kondisi Aktual

Nilai produktivitas didapatkan dengan rumusan produktivitas merupakan rasio
antara output terhadap input
Dengan menggunakan rumus tersebut maka hasil perhitungan nilai produktivitas
perusahaan pada periode januari hingga desember 2014 dapat dilihat Pada Tabel
5.1.
Tabel 5.1. Nilai Produktivitas Tahun 2014
Periode
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Total Output
4.741.800.000
4.363.800.000
7.270.900.000
4.368.700.000
7.160.300.000
4.288.900.000
5.588.100.000
4.892.300.000
8.084.300.000
7.741.300.000
8.116.500.000
8.110.200.000

Total Input
2.584.603.610
2.504.211.510
3.033.103.827
2.533.103.827
3.222.034.387
1.839.213.212
2.862.452.267
2.820.401.400
3.429.371.188
2.818.940.652
3.383.192.577
3.434.806.520

Produktivitas
1,83
1,74
2,40
1,72
2,22
2,33
1,95
1,73
2,36
2,75
2,40
2,36

Sumber : Bagian Keuangan PT.STI

Hasil perhitungan produktivitas dengan menggunakan metode total
produktivitas maka gambaran perkembangan produktivitas tidak stabil. Ada
banyak periode mengalami penurunan. Grafik perkembangan Produktivitas
perusahaan dapat dilihat pada Gambar 1.1. berikut.

Universitas Sumatera Utara

3.00
2.50
2.00
1.50
1.00
0.50
0.00
1

2

3

4

5

6
7
8
Produktivitas

9

10

11

12

Gambar 5.1. Grafik Nilai Produktivitas Periode Januari - Desember 2014
Berdasarkan Gambar 5.1 dapat dilihat bahwa hasil perhitungan nilai
produktivitas menunjukkan ketidakstabilan. Pada periode ke 2 dan ke 4
mengalami penurunan dan mulai mengalami peningkatan di periode ke 5. ke 8
sampai periode ke 10 dan di periode ke 11 sampai ke 12 kembali mengalami
penurunan. Setelah dilakukan perhitungan Produktivitas maka dilakukan evaluasi
produktivitas untuk melihat perbaikan dan analisa lebih lanjut.
Menurun sumanth. evaluasi produktivitas yang disebut beliau sebagai
budgeted total productivity dapat ditetapkan dengan 2 metode. Evaluasi
produktivitas dihitung dengan menggunakan bilangan deviasi dari capaian
produktivitas periode lalu( ∆���� ). Indeks i dan t masing-masing merujuk kepada

produk ke i dan periode t .Estimasi produktivitas total ada periode t dihitung
sebagai berikut:
1. Periode awal ( t=0) ialah bulan januari
2. Exponenential smoothing =α = 0.20
3. Dalam periode awal. estimasi produktivitas total sama dengan actual
produktivitas total yaitu:���0 = 1.83

Universitas Sumatera Utara

Metode 1: Exponential Smoothing
Pada akhir periode awal (t=0). estimasi produktivitas total untuk periode
berikutnya (t=1) yaitu bulan februari ialah:
��′�1

= α���0 + (1-α) ��′�0

= 0.20 (1.83) + (1-0.2)( 1.83)
= 1.83

Estimasi produktivitas total untuk periode berikutnya yaitu bulan Maret (t=2)
ialah :
��′�2

= α���2 + (1-α) ��′�1

= 0.20 (1.74) + (1-0.2)( 1.83)
= 1.81
Estimasi produktivitas total untuk periode berikutnya yaitu bulan Mei

(t=4) sampai dengan bulan 12 (t=11) dapat dilihat pada Tabel 5.2 berikut:
Tabel 5.2. Hasil Evaluasi Produktivitas dengan Exponenential Smoothing
Petiode exponenential
(t)
smoothing
(α = 0.20)
0
0.2
1
0.2
2
0.2
3
0.2
4
0.2
5
0.2
6
0.2
7
0.2
8
0.2
9
0.2
10
0.2
11
0.2

���

��′�

��

1.83
1.74
2.40
1.72
2.22
2.33
1.95
1.73
2.36
2.75
2.40
2.36

1.83
1.83
1.81
1.93
1.89
1.96
2.03
2.02
1.96
2.04
2.18
2.22

0.37
0.35
0.48
0.34
0.44
0.47
0.39
0.35
0.47
0.55
0.48
0.47

(1α) ��′�
1.46
1.46
1.45
1.54
1.51
1.56
1.62
1.61
1.57
1.63
1.74
1.78

��′�
1.83
1.81
1.93
1.89
1.96
2.03
2.02
1.96
2.04
2.18
2.22
2.25

Universitas Sumatera Utara

Variasi Produktivitas Total :
1
����12
= ���11 + ��′�11 = 2.25 – 2.22 = + 0.03

Persentasi Variasi :
1
�����12
=(

�� �11

��′�11

- 1 )X 100 =(

2.25
2.22

- 1) X 100 % =1.02%

Metode 2 : PET Jalur 14
Metode 2 ini menggunakan sebuah asumsi bahwa manajemen menetapkan sebuah
target terbaik produktivitas total yang diseleksi dari Productivity Evaluation Tree.
Berdasarkan analisis manajemen, perusahaan diperkirakan mampu meningkatkan
produktivitas total dengan input yang tetap. Pilihan ini mengacu pada pola C jalur
14.
Berdasarkan Jalur PET Jalur 14 menjelaskan bahwa:
��� −1 > 0 dan ��� −1 > O

∆��� > 0. ∆��� = 0. ∆���� > 0

Misalkan manajemen memperkirakan bahwa output pada periode selanjutnya
dapat ditingkatkan 5% dengan input yang tetap sama seperti halnya pada periode
ke 11.Karena ∆�12 = 0. maka .


�12
= 8.110.200.000 (1+0.05) = 8.515.710.000

�12
= �11 = 3.434.806.520

��12 =

8.515.710.000

3.434.806.520

= 2.47

Pada akhir periode :

����12
= ���11 + ��′�11 = 2.25 – 2.47= - 0.22

Universitas Sumatera Utara


�����12
=(

�� �11

��′�11

- 1 ) x 100 =(

2.25
2.47

- 1) x 100 % = - 8.9%

Resume dari kedua Metode dapat dilihat pada Tabel 5.3.
Tabel 5.3. Variasi Produktivitas Total
Uraian

Metode 1

Metode 2

Variasi
Produktivitas
Total
Persentasi Variasi

1
����12
= + 0.03


����12
= - 0.22

1
�����12
=1.02%


�����12
=- 8.9%

Selisih
0.25

9.92%

Dari hasil perhitungan evaluasi produktivitas dapat dilihat perbedaan
antara Metode 1 dan Metode 2 maka estimasi produktivitas untuk periode
selanjutnya belum menunjukkan perbaikan maka perlu dianalisis lebih lanjut
dengan Rekayasa Produktivitas. Dalam penelitian ini rekayasa dilakukan dengan
pendekatan Green Engineering.

5.2.

Rekayasa Produktivitas dengan Green Engineering
Adapun langkah-langkah dalam melakukan perhitungan produktivitas

dengan menggunakan Metode Green Engineering dapat dilihat pada uraian
berikut.

5.2.1. Getting Started
Tahap awal dalam penerapan Green Engineering merupakan proses
pengumpulan berbagai informasi dasar dan proses identifikasi ruang lingkup
permasalahan. Tool yang digunakan beserta data yang diperlukan adalah sebagai
berikut:

Universitas Sumatera Utara

1. Informasi awal mengenai produksi. kinerja lingkungan. biaya produksi.
2. Eco-maps untuk mengidentifikasi fokus masalah.
3. Process Chart untuk melihat alur proses prmbuatan produk.
4. Material Balance menunjukkan analisa kuantitatif terhadap material input.
output dan limbah setiap tahapan proses produksi.

5.2.1.1.

Informasi Awal
Berdasarkan informasi awal yang diperoleh. baik dari wawancara dengan

kepala pabrik. data primer maupun sekunder. diperoleh bahwa:
1.

Bahan utama yang dipakai dalam produksi adalah kayu. Adapun jenis kayu
yang digunakan beragam antara lain kayu merbau, bangkirai, meranti, pinus,
oak, mahogany, kapur, dan rosewood.

2.

Pembelian bahan kayu yang dilakukan secara terus-menerus. terutama ketika
harga kayu murah. Bahan disimpan sebanyak mungkin untuk mencegah
keadaan ketika kayu sedang tidak ada pasokan.

3.

Untuk memenuhi pesanan. terkadang karyawan pabrik diharuskan untuk kerja
lembur. Sekitar 80% karyawan berasal dari daerah sekitar pabrik.

4.

Beberapa pemindahan barang setengah jadi. dilakukan dengan menggunakan
forklift. Sedangkan pemindahan jarak dekat dilakukan dengan menggunakan
lori.

5.

Di dalam tempat penyimpanan. terlihat adanya penumpukan scrap kayu
cukup tinggi.

Universitas Sumatera Utara

6.

Limbah padat per waktu periodik diangkut dengan Colt Diesel 78 x dalam
sebulan.

7.

Mesin-mesin yang dipakai kebanyakan semiotomatis (sekitar 70%) sehingga
masih diperlukan karyawan dalam operasinya.

8.

Perawatan mesin dilakukan setiap bulan untuk mencegah adanya mesin yang
rusak tiba-tiba saat produksi berlangsung.

9.

Berikut ini merupakan data yang diperoleh dari perusahaan dengan cara
wawancara maupun berasal dari data sekunder. Data tersebut digunakan
dalam perhitungan produktivitas dan kinerja lingkungan. Data harga. terdiri
dari:
a. Biaya Listrik Rp 1.108. 70/Kwh
b. Harga scrap kayu Rp 1.150 /Kg
c. Harga Jual Pintu Rp 700.000.d. Harga beli kayu Rp 6.323.320.-/Ton
e. Gaji pekerja Rp 2.115.750.-/Bulan.

5.2.1.2.

Eco-Maps
Eco-Map merupakan suatu alat bantu visual yang digunakan untuk

mengetahui keterlibatan pekerja dalam mendukung keadaan lingkungan yang
baik. Untuk Evaluasi Level Managemen dilakukan wawancara untuk 20 orang
karyawan. untuk mengetahui kondisi waste di daerah sekitar pabrik. Adapun ecomap waste yang dipetakan berdasarkan wawancara dan penilaian penelitian dapat
dilihat pada Gambar 5.2.

Universitas Sumatera Utara

ECO-MAP: WASTE
Keterangan:
Q

R

Daerah dimana diperlukan
tindakan segera

R

O

7

M

Daerah risiko yang lebih
rendah

N
P

Risiko lingkungan untuk
peninjauan mendatang

L

K

Penumpukan waste

J
I

Evaluasi Level Manajemen
Waste

A

D
B

C

Beberapa penilaian terhadap waste
yang dihasilkan tersebut diberi skor dari
1 hingga 20, sesuai dengan kriteria yang
ditunjukkan masing-masing daerah. Hal
itu bergantung dari seberapa bahayanya
produk atau waste yang dihasilkan,
alternatif penyelesaian yang mungkin
dihasilkan.

E

RADAR GRAPH
1

2

6
Waste:
1. Kertas dan Karton
2. Kemasan bahan kimia
3. Kaleng cat
4. Scrap Kayu
5. Limbah air
6. Limbah minyak

11
8
9
14
4
7

5

1-5:

manajemen yang cukup baik

6-10:

tidak ada manajemen

11-15:

kurangnya manajemen sebagai
sumber masalah

16-20:

kurangnya manajemen sebagai
sumber masalah yang serius

3

4

AGENDA:
A. PINTU GERBANG
B. PARKIR RODA DUA
C.RUANG GANTI PAKAIAN
D.KANTOR SATPAT
E.RUANG MAKAN
F.RUANG PROSES I
G.RUANG PROSES II
H.RUANG COMPRESSOR
I.RUANG GENSET
J.RUANG BENGKEL
K.RUANG BARANG
L.RUANG TV
M.MESS
N.BLOWER
O.BAND SAW
Q.GUDANG I
R.GUDANG II

Gambar 5.2. Eco Map-Waste

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan Gambar 5.2. Beberapa keadaan dalam pabrik yang dikumpulkan
sebagai berikut:
1.

Di Ruang kantor terdapat banyak kertas-kertas tidak terpakai.

2.

Mesin ketam, mesin single planner, mesin X-Cut, mesin Multi Rifsaw, mesin
dowel, menghasilkan tumpukan kayu-kayu pada area kerja sehingga area
kerja menjadi lebih beresiko untuk diperhatikan.

3.

Tempat penumpukan bahan baku ditumpuk pada lapangan untuk mengurangi
kadar airnya. Meskipun demikian, penumpukan yang tidak memperhatikan
kemampuan bahan akan menyebabkan bahan menjadi rusak. Oleh karena itu
perlu dipertimbangkan cara penumpukannya di masa mendatang.

4.

Tempat

penumpukan

waste

sangat

berbahaya,

karena

kandungan

formaldehida yang mencemari air dan tumpakan waste akan menyebabkan
pekerja dapat terluka ketika berjalan di sekitar area penumpukan.
Berdasarkan Gambar eco map tersebut dapat dilihat bahwa waste berupa
scrap kayu adalah masalah dominan yang dapat mencemari lingkungan. Untuk
rekapitulasi hasil wawancara dengan menggunakan Environment Weather Map
dapat dilihat pada Lampiran 3 dan Lampiran 4.

5.2.1.3.

Process Chart
Dalam pembuatan pintu dilakukan tiga tahapan proses yaitu pembuatan

panel. stail and rail dan perakitan pintu. Adapun gambaran proses pembuatan
Pintu dan limbah cemaran yang dihasilkan dapat dilihat pada aliran Process Chart
dapat dilihat pada Gambar 5.3.

Universitas Sumatera Utara

5.2.1.4.

Material Balance
Material Balance berikut digunakan untuk melihat perubahan yang

terjadi terhadap bahan dalam proses produksi daun pintu. Alokasi bahan seperti
perhitungan yang dilakukan di pabrik dimana 80% bahan akan dipakai untuk
pembuatan stile & rail sedangkan sisanya akan dipakai untuk pembuatan panel.
Berikut ini data yang diperoleh dalam perhitungan perkiraan bahan dalam proses
produksi dilihat pada Tabel 5.5.
Tabel 5.5. Data Perhitungan Penggunaan Bahan
No
1
2
3
4
5.
6

Pembuatan

Stile & Rail

Pengeleman
kertas veneer

7
8
9
10
11
12
13

Panel

Pengeboran
Pemasangan
dowel
Laminating
Pengetaman
Pemotongan
Shaping
Pengeleman
kertas veneer

14
15
16

Proses
Laminating
Pengetaman
Pemotongan
Pemeriksaan
hasil potongan
Moulding
Tennoning

Perakitan

Sanding
Finishing

Jenis
Lem
Scrap
Scrap
Scrap

Keterangan
Dipakai sekitar 5%
Dihasilkan sekitar 5%
Dihasilkan sekitar 5%
Dihasilkan sekitar 0.5%

Scrap
Scrap
Veneer
Lem
Scrap
Scrap
Dowel

Dihasilkan sekitar 2 %
Dihasilkan sekitar 1%
Dipakai sekitar 2%
Dipakai sekitar 1%
Dihasilkan sekitar 1%
Dihasilkan sekitar 1%
Dipakai sekitar 1.4% (dari
bahan awal stile & rail)
Dipakai sekitar 5%
Dihasilkan sekitar 3%
Dihasilkan sekitar 4%
Dihasilkan sekitar 0.5%
Dipakai sekitar 5%
Dipakai sekitar 3.5%
Dihasilkan sekitar 2%
(dari veneer yang dipakai)
Dihasilkan sekitar 0.04%

Lem
Scrap
Scrap
Scrap
Veneer
Lem
Scrap
Scrap

Sumber: Data Sekunder PT. Sumatera Timberindo Industri

Universitas Sumatera Utara

5.2.1.5.

Material Balance
Material balance untuk pembuatan panel dapat dilihat pada Gambar 5.6.

untuk pembuatan stile dan rail. dapat dilihat pada Gambar 5.7. serta untuk
perakitan menjadi pintu dapat dilihat pada Gambar 5.8. Sebagai contoh
perhitungan. kebutuhan lem (5% dari kayu) untuk proses laminating. sehingga
10.000 kg x 5% = 500 kg. Output setelah proses tersebut menjadi (10000 + 500)
kg = 10.500 kg. Untuk proses pengetaman diperkirakan menghasilkan 3% scrap
maka perhitungan output adalah scrap 10.500 Kg x 3% =315 Kg untuk output
kayu 10500 – 315 = 10.185 Kg.

INPUT

PROSES

Kayu : 10.000 Kg
Lem : 500 Kg (5%)

OUTPUT

laminating

Kayu : 10.500 Kg

Kayu : 10.500 Kg

Pengetaman

Kayu : 10.185 Kg
Scrap : 315 kg

3%

Kayu : 10.185Kg

Pemotongan

Kayu : 9777,6 Kg
Scrap : 407,4 kg

4%

Kayu : 9777,6 Kg

Shaping

Kayu : 9.728,7 Kg
Scrap : 48,88 kg 0,5 %

Pengetaman Kertas Veneer

Kayu : 10.545,9 Kg
Scrap : 9,73 Kg
(2%)

Kayu : 9.728,7 Kg
Veneer : 486,43 Kg (5 %)
Lem : 340,5 Kg (3,5 %)

Gambar 5.4. Material Balance Pembuatan Panel

Universitas Sumatera Utara

INPUT

PROSES

OUTPUT

Kayu : 40.000 Kg
Lem : 1.200 Kg (3%)

laminating

Kayu : 41.200 Kg

Kayu : 41.200 Kg

Pengetaman

Kayu : 39.140 Kg
Scrap : 2060 kg

5%

Kayu : 39.140

Pengukuran

Kayu : 39.140Kg

Kayu : 39.140 Kg

Pemotongan

Kayu : 37.183 Kg
Scrap : 1.957 kg

5%

Pemeriksaan Hasil
Pemotongan

Kayu : 36.997Kg
Scrap : 185,9 Kg

0,5 %

Moulding

Kayu : 36.257 Kg
Scrap : 739,94 Kg

2%

Kayu :35.894 Kg
Scrap : 362,57 Kg

1%

Kayu : 36.956,5 Kg
Scrap : 14,35 Kg

(2%)

Kayu :36.217 Kg
Scrap : 739,13 Kg

2%

Kayu : 37.183 Kg

Kayu : 36.997 Kg

Kayu : 36.257 Kg

Kayu : 35.894 Kg
Veneer : 717,88Kg (2%)
Lem : 358,94 Kg (1%)

Kayu : 36.956,5 Kg

Kayu : 36.217 Kg
Dowel : 507 Kg (1,4%)

Tennoning

Pengeleman Kertas Veneer

Pengeboran

Pemasangan Dowel

Kayu : 36.724 Kg

Gambar 5.5. Material Balance Pembuatan Stile and Rail

Universitas Sumatera Utara

INPUT

PROSES

OUTPUT

Kayu : 36.724 Kg
Kayu : 10.545 Kg

Perakitan

Kayu : 47.269 Kg

Kayu : 47.269 Kg

Door Press

Kayu : 47.269 Kg

Sanding

Kayu :47.250 Kg

Finishing

Kayu : 47.250 Kg

Packing

Kayu : 47.269 Kg

Kayu : 47.250 Kg
Scrap : 18,91 Kg

0,04 %

Kayu : 47.250 Kg

Kayu : 47.250 Kg

Gambar 5.6. Material Balance Perakitan Pintu.
Material Balance menunjukkan banyaknya scrap yang dihasilkan dalam proses.
Oleh karena itu. scrap perlu dikurangi dengan cara-cara tertentu. Scrap secara
umum keseluruhan yang dihasikan

23 % dari material yang masuk. Untuk

pembuatan setiap pintu. secara umum. veneer yang dibutuhkan 7 % dari kayu
yang dipakai dan lem sebanyak 5% dari kayu yang dipakai.

5.2.2.

Planning
Pada tahap planning ada 2 langkah utama yaitu identifikasi masalah dan

target yang ingin dicapai.
5.2.2.1. Identifikasi Masalah dan Penyebabnya

Universitas Sumatera Utara

Permasalahan yang terjadi diidentifikasi penyebabnya menggunakan
Cause effect diagram. Untuk dapat mengidentifikasi lebih detail penyebab
masalah tersebut. maka digunakan pertanyaan “Mengapa terjadi?” sehingga dapat
diperoleh akar atau sumber penyebab masalah dalam bentuk level yang diyakini
merupakan akar masalah yang ingin dipecahkan. Dalam mencari akar masalah
dapat digunakan Diagram Ishikawa. diperoleh berdasarkan wawancara yang
dilakukan.Identifikasi Penyebab dapat dilihat pada Tabel 5.5.
Tabel 5.5. Identifikasi Penyebab Timbulnya Scrap Kayu (Limbah Padat)
Faktor Umum
Material
Lingkungan
1. Kualitas
kayu tidak
1. Kesalahan
sesuai
Kelembaban
Pemotongan
ketentuan
yang tinggi
yang
2. Kesalahan
2. Ukuran
membuat
Informasi
kayu tidak
bahan rusak.
yang
sesuai
diterima
dengan
desain
Man

Tingkat
1

Mengapa
Terjadi?

Tingkat
2

Kurangnya
pemahaman
operator
terhadap
pengukuran

Mesin
1. Mesin
kurang
efisien
2.Sulit
mengatur
ukuran
yang
diingginkan
1.Mesin
sudah tua

Penyimpanan
kayu di
2.Tidak
ruang
adanya
terbuka
ukuran
dalam
mesin

Sumber : Hasil Observasi dan Wawancara di PT. Sumatera Timberindo Industry

Diagram Ishikawa berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat dilihat
pada Gambar 5.7.

Universitas Sumatera Utara

Material
Ukuran kayu tidak sesuai
dengan desain

Penyimpanan kayu di ruang
terbuka
Kelembaban tinggi yang
membuat bahan rusak

Environment

Man
Kesalahan informasi
yang diterima
Kualitas kayu tidak
memenuhi ketentuan

Kesalahan potong
Limbah Padat
(Scrap Kayu)

Mesin sudah tua
Mesin Tidak
efisien

Machine

Sulit mengatur ukuran yang
dinginkan
Tidak adanya ukuran dalam
pengatur mesin

Gambar 5.7. Diagram Ishikawa
Berdasarkan Diagram Ishikawa pada Gambar. maka dapat dijelaskan faktor-faktor
penyebab terjadinya scrap (Limbah Padat):
a.

Material
Material yang digunakan pada saat proses pembelian bahan baku dari
supplier tidak ada ketentuan ukuran dan proses pemeriksaan adanya bahan
yang tidak sesuai kualitas seperti kayu basah. retak dan berjamur. Hal ini
menjadi penyebab timbulnya waste.

b.

Mesin
Proses pembuatan pintu dari awal pembuatan hingga akhir membutuhkan
pengukuran dan mengikuti ukuran yang sudah ditetapkan. Mesin yang
digunakan PT.STI 80% mesin semiotomatis. mesin-mesin tersebut tidak
memiliki ukuran sehingga pada saat pengukuran bahan baku dilakukan secara
manual dengan alat ukur seperti meteran. Mesin yang digunakan juga

Universitas Sumatera Utara

performanya menurun disebabkan karena mesin sudah lama. sehingga
efisiensi proses kurang optimal.
c.

Man
Dalam pembuatan pintu ada batas toleransi yang harus di ikuti oleh operator.
Misalnya pada proses pemilihan bahan. toleransi yang diterima panjang ± 2
mm. Lebar ± 2 mm. Tebal ± 0.01 mm. Diluar batas toleransi tersebut tidak
dapat dipergunakan (reject) maka menghasilkan scrap. Karyawan harus
dengan teliti dalam mengukur dan bagian Quality Control juga harus
memberikan informasi dengan jelas kepada Operator.

d.

Environment
Bahan baku disimpan di ruang yang luas dan tidak adanya kontrol ventilasi
dan aliran udara. Jika bahan baku kelembabannya tinggi akan merusak kayu
tersebut. Hal tersebut mengakibatkan limbah kayu.

5.2.2.2.

Target yang Ingin dicapai
Berdasarkan identifikasi masalah. maka masalah target yang ingin

dicapai yaitu mereduksi scrap kayu pada bagian produksi dengan melakukan
reduksi tersebut akan meningkatkan produktivitas perusahaan dan menurunkan
dampak negatif scrap terhadap lingkungan.

5.2.3.

Generation and Evaluation
Tahapan ini memiliki 2 langkah utama. yaitu sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

5.2.3.1.

Usulan Alternatif Masalah.
Alternatif yang ditawarkan mempertimbangkan aspek lingkungan.

ekonomi. dan sosial. Beberapa pertimbangan dalam mengusulkan alternatif
sebagai berikut:
1.

Sebagai pembanding maka kondisi sekarang diusulkan sebagai alternatif.

2.

Dilakukan pembelian mesin CNC untuk mengurangi scrap kayu di bagian
pemotongan. Berdasarkan hierarki pencegahan polusi dengan reuse
(material digunakan kembali dalam proses produksi). Scrap kayu berupa
sisa potongan. sisa gergajian dapat di proses menjadi serbuk kayu. Serbuk
kayu tersebut dipress dan dapat dimanfaatkan sebagai partical board yang
merupakan bahan tambahan pembuatan pintu.
Perusahaan dalam memenuhi bahan tambahan tersebut membeli dari
perusahaan produksi Partical Board.
Untuk dapat memenuhi alternatif ini. diperlukan:Mesin wood crusher
sebagai alat penghancur dan mesin press untuk membentuk hasil olahan
serbuk.
Pengganti bahan bakar pada proses pemanasan yaitu menggantikan energi
pemanasan di boiler yang cukup ekonomis dengan cangkang kelapa sawit.

3.

Emisi ��2 cangkang sawit lebih kecil dibandingkan Scrap kayu.

Alternatif dengan recycle memungkinkan untuk dilakukan dengan
memanfaatkan limbah serbuk kayu untuk dijadikan bahan baku briket
arang. Scrap kayu berupa sisa potongan. sisa gergajian dapat di proses
menjadi serbuk kayu dan diperlukan mesin wood crusher sebagai alat

Universitas Sumatera Utara

penghancur. Untuk dapat memenuhi alternatif ini. diperlukan mesin wood
crusher dan mesin yang mendukung pembuatan briket.
Briket arang akan dimanfaatkan untuk pemanasan di dapur boiler. Briket
kayu memiliki nilai kalor yang lebih besar dari scrap kayu (79%) dan
Emisi ��2 lebih rendah dari pemanfaatan scrap kayu.

Menggunakan

Rekayasa

berbasis

Teknologi

dengan

Maintenance

Management. Mesin yang efisien mengurangi timbulnya scrap kayu
misalnya ketika campuran bahan jadi dimasukkan ke dalam mesin.
terdapat campuran bahan jadi yang tidak mengalami proses pengangkatan
dan dihisap oleh pipa penghisap untuk di bawa ke proses selanjutnya.
Tabel 5.7. Usulan Alternatif Penyelesaian Masalah
Alternatif 1
Tidak
melakukan
pengubahan
(Kondisi
Sekarang)

Alternatif 2
Pemanfaatan scrap kembali
dengan cara membentuk scrap
menjadi partical board yang
dapat
digunakan
dalam
produksi.
Pembelian mesin woodcrusher
(mesin
pemotong
dan
penghancur
kayu)
untuk
menghancurkan
scrap
sehingga mudah diproses
Pembelian mesin press untuk
membentuk
serbuk
kayu
menjadi papan kayu yang akan
digunakan untuk material
dalam produksi
Mengganti
scrap
yang
digunakan dalam pemanasan
pada
boiler
dengan
menggunakan cangkang sawit.
Penambahan mesin CNC

Alternatif 3
Pemanfaatan scrap kembali
dengan cara membentuk scrap
menjadi bahan baku briket
yang dapat dan digunakan
dalam produksi khusunya
bahan bakar mesin boiler
Pembelian
mesin
woodcrusher
(mesin
pemotong dan penghancur
kayu) untuk menghancurkan
scrap
sehingga
mudah
diproses
Melakukan pembelian yang
mendukung pembuatan briket.
Rekayasa berbasis Teknologi
dengan
Maintenance
Management

Universitas Sumatera Utara

5.2.3.2. Perhitungan Alternatif
Adapun langkah-langkah perhitungan dapat dilihat sebagai berikut:
1. Forecasting
Perhitungan untuk alternatif penyelesaian masalah dapat dilakukan
setelah dilakukan peramalan terhadap jumlah permintaan. Tujuannya
adalah untuk mengetahui perbandingan alternatif tersebut di beberapa
waktu. Untuk itu diperlukan peramalan terhadap data jumlah
permintaan produk pintu untuk membantu perhitungan alternatif yang
akan dipilih. seperti terlihat pada Tabel 5.7
Tabel 5.7. Data Jumlah Produk Pintu 2015
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Jumlah

Jumlah Pintu
9445
15479
7570
14843
19964
4551
11230
83082

Langkah-langkah peramalan yang dilakukan terdiri dari:
1.

Mendefinisikan tujuan peramalan
Adapun tujuan peramalan adalah untuk meramalkan jumlah produk pintu
beberapa bulan kedepan.

2.

Pembuatan Scater Diagram.
Dari data di atas maka akan dibuat Scater Diagram untuk melihat pola
data agar mengetahui metode peramalan apa yang akan digunakan. Dari

Universitas Sumatera Utara

Data diatas maka akan dibuat Scater Diagram untuk melihat pola data
seperti terlihat pada Gambar 5.7.

POLA DATA
Jumlah scrap(kg)

25000
20000
15000
10000
5000
0
Januari

Februari

Maret

April

Mei

Juni

Juli

Gambar 5.7. Scater Diagram Jumlah Produk Pintu
3.

Pemilihan Metode Peramalan
Berdasarkan pola kecenderungan data pada Scater Diagram di atas.dapat
dipilih tiga metode peramalan yaitu:
a. Metode Linear
b. Metode Siklis
c. Metode Dekomposisi.

4.

Perhitungan Parameter Peramalan
a. Metode Linear
Fungsi Peramalan : Y = a + bx
Untuk mendapatkan koefisien a dan b. maka dilakukan perhitungan
terhadap data jumlah scrap dapat dilihat pada Tabel 5.8.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 5.8. Perhitungan Parameter Peramalan untuk Metode Linear
X
1
2
3
4
5
6
7
28

b=
b=

a=

Y
9445
15479
7570
14843
19964
4551
11230
83082

X.Y
9445
30958
22710
59372
99820
27306
78610
328221

��
1
4
9
16
25
36
49
140

���� − ����
��� ²−(��)²

7(328221 )−28(83082 )
7(140)−(28)²

= -146.68

��−���


83082 + 146.68 (28)

= 12455.57
a=
7
Jadi fungsi peramalan menjadi Y = 12455.57- 146.68x
b.

Metode Siklis
Perhitungan peramalan untuk metode siklis dapat dilihat pada Tabel 5.9.
Tabel 5.9. Perhitungan Parameter Peramalan untuk Metode Siklis.

X
1
2
3
4
5
6
7
28

Y
9445
15479
7570
14843
19964
4551
11230
83082

Y.cos(2πX/n) sin²(2πX/n) cos²(2πX/n) sin(2πX/n)cos(2πX/n)
5892.221
0.611
0.389
0.488
-3430.666
0.951
0.049
-0.216
-6815.844
0.189
0.811
-0.392
-13384.781
0.187
0.813
0.390
-4486.680
0.949
0.051
0.219
2827.777
0.614
0.386
-0.487
11229.943
0.000
1.000
-0.003
-8168.0305
3.5013
3.4987
0

Universitas Sumatera Utara

ΣY = na + bΣsin(2πX/n) + cΣcos(2πX/n)
83082 = 7a + b(0) +c(0)
83082

=11868.86
a=
7
ΣY.sin(2πX/n) = a Σsin(2πX/n) + bΣsin²(2πX/n) +cΣsin(2πX/n)cos(2πX/n)
-3701.1442= a (0) + b(3.5013) +c(0)

ΣY.cos(2πX/n)) = a Σcos(2πX/n)+ bΣcos²(2πX/n)+cΣ sin(2πX/n)cos(2πX/n)
-8168.0305 = a (0) + b(3.4987)+ c(0)
Dari ketiga persamaan di atas maka diperoleh
a = 11868.86
b = -1057.08
c = -2334.57
maka fungsi peramalannya menjadi :
Y = 11868.86-1057.08sin(2πX/n) -2334.57 cos(2πX/n)
c.

Metode Dekomposisi.
Fungsi peramalan : Y = (a + bx)In
Untuk mendapatkan nilai koefisien a.b dan I maka dilakukan perhitungan

sebagai berikut:
Im =

��

���� −����

Sebagai contoh untuk menghitung nilai Indeks masing-masing (Im) pada x
=1. yaitu
Im =

9445
11834 .25

= 0.80

Dengan cara yang sama digunakan untuk menghitung nilai indeks masingmasing untuk nilai x yang lain. Nilai Indeks dapat dilihat pada Tabel 5.10.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 5.10. Penentuan Indeks
X
1
2
3
4
5
6
7

Y
9445
15479
7570
14843
19964
4551
11230

28

83082

Rata-rata

Im
0.80
1.31
0.64
1.25
1.68
0.38
0.94

11834.25

11915

Adapun perhitungan nilai Indeks perubahan (In) yaitu melihat dari grafik
pada Gambar 5.7 dimana perubahan yang hampir sama terlihat antara x dengan
nilai 2,3, dan 4 dengan x bernilai 5, 6, dan 7. Oleh karena itu. dikelompokkan
perubahan �1 . �2 . �3 . sebagai berikut:
�1 =

0.80+0.94
2

= 0.8703

Hasil Perhitungan Indeks perubahan dapat dilihat pada Tabel 5.11.
Tabel 5.11. Perhitungan Indeks Perubahan
X

Y

1

9445

0.80

2

15479

1.31

0.8703

3

7570

0.64

1.4918

4

14843

1.25

0.5108

5

19964

1.68

6

4551

7

11230

28

83082

Rata-rata

11834.25

Im

In

0.38
11915

0.94

Universitas Sumatera Utara

Maka diperoleh fungsi Peramalan :
Y=( 12455.57- 146.68x)ln
5.

Menghitung MSE.SEE. dan pengujian Hipotesis.

Satuan pengukur galat peramalan ini adalah MSE (Mean Square Error) dan SEE (
Standard Error of Estimate). Dasar pengujian SEE dan distribusi F pada uji
hipotesis adalah karena fungsi peramalan yang dibandingkan mempunyai derajat
kebebasan masing-masing. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
MSE =

�(�−�ʼ)²


�(�−�ʼ)²

SEE = �

�−�

. Dimana f adalah derajat kebebasan. nilainya tergantung pada

fungsi yang digunakan.
a.

Metode Linear

Derajat kebebasan(f) = 2
Persamaan : Y = 12455.57- 146.68x
Perhitungan SEE untuk metode linear dapat dilihat pada Tabel 5.12.
Tabel 5.12. Perhitungan SEE untuk Metode Linear
X
1
2
3
4
5
6
7
28

MSE =

���������

7

Y
9445
15479
7570
14843
19964
4551
11230
83082

�′
12308.89
12162.21
12015.54
11868.86
11722.18
11575.5
11428.82
83082

= 23588859.138, SEE =�

Y-�′
-2863.892857
3316.785714
-4445.535714
2974.142857
8241.821429
-7024.5
-198.8214286
0

���������

7−2

(Y-�′)²
8201882.297
11001067.47
19762787.79
8845525.735
67927620.46
49343600.25
39529.96046
165122014

= 5746.686

Universitas Sumatera Utara

b.

Metode Siklis

Derajat kebebasan (f) =3
Persamaannya Y = 11868.86-1057.08sin(2πX/n) -2334.57 cos(2πX/n)
Perhitungan SEE