Kondisi Sosial Ekonomi Petani Kopi Pasca Konflik GAM-RI (Studi Deskriptif Desa Kelitu Kecamatan Bintang Kabupaten Aceh Tengah)

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1Perubahan Sosial
Perubahan sosial dapat dibayangkan sebagai perubahan yang terjadi di
dalam atau mencakup sistem sosial. Lebih tepatnya terdapat perbedaan antara
keadaan sistem tertentu dalam jangka waktu berlainan. Konsep dasar perubahan
sosial adalah perbedaan, waktu berbeda, di antara keadaan sistem sosial yang
sama maka definisi perubahan sosial adalah setiap perubahan yang tak terulang
dari sistem sosial sebagai satu kesatuan. Perubahan-perubahan pada kehudupan
masyarakat tersebut mempunyai fenomena sosial yang sudah seharusnya terjadi,
karena setiap manusia mempunyai kepentingan yang berbeda dan tidak terbatas.
Perubahan yang terjadi di masyarakat merupakan suatu proses yang terjadi terus
menerus, ini berarti bahwa setiap masyarakat kenyataannya akan mengalami
perubahan-perubahan. Tetapi perubahan yang terjadi dalam masyarakat yang satu
dengan yang lain tidak selalu sama.
Kingsley David (Elly, 2011: 610) mengartikan “perubahan sosial sebagai
perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat”. Gilin
dan gilin mengartikan perubahan sosial sebagai “suatu variasi dari cara – cara
hidup yang telah di terima, yang disebabkan baik karena perubahan kondisi
geografis, kebudayaan materil komposisi penduduk, ideologi maupun penemuan –

penemuan baru dalam masyarakat tersebut”.

14

Universitas Sumatera Utara

Selo Soemardjan menyatakan perubahan sosial adalah “segala perusahaan
pada lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi
sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap-sikap, dan pola-pola
kelakuan di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat” (Elly, 2011:610).
Perubahan sosial akan terlihat setelah tatanan sosial dalam kehidupan masyarakat
yang lama akan dibandingkan dengan tatanan dan kehidupan yang baru.
Perunahan-perubahan yang terjadi bisa saja merupakan kemajuan bagi masyarakat
atau bahkan suatu kemunduran bagi masyarakat (Abdulsyani:162)
Dilihat contoh defenisi perubahan sosial yang terdapat dalam buku ajar
sosiologi, terdapat bahwa berbagai pakar meletakan tekanan pada jenis perubahan
yang berbeda. Namun sebagian besar mereka memandang penting perubahan
struktural dalam hubungan organisasi dan ikatan antara unsur-unsur masyarakat
(Sztompka, 2011:05)
1. Perubahan sosial adalah transformasi dalam organisasi masyarakat dalam

pola berfikir dan perilaku pada waktu tertentu.
2. Perubahan

sosial

adalah

modifikasi

atau

transformasi

dalam

pengorganisasian masyarakat.
3. Perubahan sosial mengacu pada variasi hubungan antar individu,
kelompok, organisasi, kultur dan masyarakat pada waktu tertentu.
4. Perubahan sosial adalah perubahan pola perilaku, hubungan sosial,
lembaga dan struktur sosial pada waktu tertentu.

Perubahan sosial adalah proses di mana terjadi perubahan struktur dan
fungsi suatu sistem sosial. Perubahan sosial terjadi sebagai akibat masuknya ide –
ide pembaharuan yang diadopsi oleh para anggota sistem sosial yang

15

Universitas Sumatera Utara

berrsangkutan. Perubahan sosial yang direncanakan yaitu perubahan yang terjadi
di dalam masyarakat, yang telah direncanakan terlebih dahulu oleh para anggota
sistem sosial yang bersangkutan. Pihak yang menginginkan adanya perubahan itu
disebut dengan agent of change atau agen pembaharu. Agent of change adalah
seorang atau sekelompok orang yang memimpin masyarakat dalam merubah
sistem sosial yang ada. Tentunya

agent of change

ini sudah mendapatkan

kepercayaan dari masyarakat untuk memimpin adanya suatu perubahan. Agent of

change

selalu

mengawasi

jalannya

perubahan

yang

dikehendaki

atau

direncanakan itu. Sedangkan perubahan sosial yang tidak direncanakan adalah
terjadinya perubahan-perubahan yang tidak dikehendaki, dan terjadi diluar
pengawasan masyarakat dan dapat menimbulkan akibat-akibat sosial yang tidak di
harapkan masyarakat.

Proses perubahan sosial biasa terdiri dari tiga tahapan, yaitu :
1. Invensi, proses dimana ide-ide baru diciptakan dan dikembangkan.
2. Difusi, proses dimana ide-ide baru itu dikomunikasiakan kedalam
sistem sosial.
3. Konsekuensi, perubahan-perubahan yang terjadi dalam sistem
sosial sebagai akibat pengadopsian atau penolakan inovasi.
Perubahan dapat terjadi jika penggunaan atau penolakan ide baru tersebut
mempunyai akibat. Peletak dasar pemikiran perubahan sosial sebagai suatu bentuk
“evolusi” antara lain Herbert Spencer dan August Comte keduanya memiliki
pandangan yang linear menuju ke arah yang positif. Perubahan sosial menurut
mereka berjalan lambat namun menuju suatu bentuk kesempurnaan. (Sri:2014)

16

Universitas Sumatera Utara

2.2 Kondisi Sosial Ekonomi
Sosial ekonomi menurut Abdulsyani (1994) adalah kedudukan atau posisi
sesorang dalam kelompok manusia yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi,
pendapatan, tingkat pendidikan, jenis rumah tinggal, dan jabatan dalam organisasi,

Sosial ekonomi dapat juga diartikan sebagai suatu keadaan atau kedudukan yang
diatur secara sosial dan menetapkan seseorang dalam posisi tertentu dalam
struktur masyarakat. Pemberian posisi ini disertai pula seperangkat hak dan
kewajiban yang harus dipenuhi sipembawa status misalnya, pendapatan, dan
pekerjaan. Status sosial ekonomi seseorang sangat berdampak bagi pemenuhan
kebutuhan keluarga dalam mencapai standar hidup yang sejahtera dan mencapai
kesehatan yang maksimal. Status adalah keadaan atau kedudukan seseorang,
sedangkan

pengertian

sosial

sangat

berhubungan

dengan

kehidupan


bermasyarakat di lingkungan sekitar. Di dalam kehidupan bermasyarakat terdapat
pembeda posisi atau kedudukan seseorang maupun kelompok di dalam struktur
sosial tertentu. Perbedaan kedudukan dalam masyarakat dalam sosiologi dikenal
dengan stilah lapisan sosial. Lapisan sosial merupakan sesuatu yang selalu ada
dan menjadi ciri yang umum di dalam kehidupan manusia. Sorokin dalam
Soekanto (2004:251) menyatakan bahwa lapisan sosial adalah perbedaan
penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (secara hirakri).

17

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan pengertian kondisi
sosial ekonomi dalam penelitian ini adalah latar belakang ekonomi petani kopi
yang diukur dengan tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, pemilikan kekayaan
atau fasilitas serta jenis pekerjaan.

a. Faktor-Faktor yang Menentukan Sosial Ekonomi.
Ada beberapa faktor yang dapat menentukan tinggi rendahnya sosial

ekonomi seseorang di masyarakat, diantaranya tingkat pendidikan, sandang,
pangan, kesehatan, jenis pekerjaan, tingkat pendapatan, kondisi lingkungan
tempat tingal, dan pemilikan kekayaan.
1. Tingkat Pendidikan
Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 pasal 1, pada dasarnya jenjang
pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat
perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan
yang dikembangkan. Pendidikan menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
Negara. Pendidikan adalah aktivitas dan usaha untuk meningkatkan
kepribadian dengan jalan membina potensi-potensi pribadinya, yaitu

18

Universitas Sumatera Utara


rokhani (pikir, cipta, rasa, dan hati nurani) serta jasmani (panca indera dan
keterampilan-keterampilan).

2. Pendapatan
Pendapatan adalah jumlah semua pendapatan kepala keluarga
maupun anggota keluarga lainnya yang diwujudkan dalam bentuk uang dan
barang. Sumardi (2004) mengemukakan bahwa pendapatan yang diterima
oleh penduduk akan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan yang dimilikinya.
Dengan pendidikan yang tinggi mereka akan dapat memperoleh kesempatan
yang lebih luas untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik disertai
pendapatan yang lebih besar. Sedangkan bagi penduduk yang berpendidikan
rendah akan mendapat pekerjaan dengan pendapatan yang kecil. Biro Pusat
statistik (dalam Sutarji 2009:128) merinci pendapatan dalam kategori
sebagai berikut:
a. Pendapatan rata-rata harian.
b. Pendapatan rata-rata bulanan.
c. Pendapatan rata-rata tahunan.

3. Perumahan
Rumah adalah tempat untuk melepaskan lelah, tempat bergaul, dan

membina rasa kekeluargaan diantara anggota keluarga, tempat berlindung
keluarga dan menyimpan barang berharga dan rumah juga sebagai status
lambang sosial (Mukono, 2000 : 25).

19

Universitas Sumatera Utara

4. Pemilikan Kekayaan atau Fasilitas
Pemilikan kekayaan atau fasilitas adalah kekayaan dalam bentuk
barang-barang dimana masih bermanfaat dalam menunjang kehidupan
ekonominya. Fasilitas atau kekayaan itu antara lain:
a. Barang-barang berharga
Menurut Abdulsyani (1994), bahwa pemilikan kekayaan
yang bernilai ekonomis dalam berbagai bentuk dan ukuran seperti
perhiasan, televisi, kulkas dan lain-lain dapat menunjukkan adanya
pelapisan dalam masyarakat.
b. Jenis-jenis kendaraan pribadi.
Kendaraan pribadi dapat digunakan sebagai alat ukur tinggi
rendahnya tingkat sosial ekonomi pemulung lansia. Misalnya:

orang yang mempunyai mobil akan merasa lebih tinggi tingkat
taraf ekonominya dari pada orang yang mempunyai sepeda motor.
Dalam penelitian ini, kepemilikan kekayaan yaitu harta
benda yang dimiliki oleh petani kopi berupa harta yang bergerak
berupa mobil, kendaraan bermotor dan harta yang tidak bergerak
seperti tanah, sawah, rumah dll.

5. Jenis Pekerjaan
Pekerjaan akan menentukan status sosial ekonomi karena dari
bekerja segala kebutuhan akan dapat terpenuhi. Pekerjaaan tidak hanya

20

Universitas Sumatera Utara

mempunyai nilai ekonomi namun usaha manusia untuk mendapatkan
kepuasan dan mendapatkan imbalan atau upah, berupa barang dan jasa akan
terpenuhi kebutuhan hidupnya. Pekerjaan seseorang akan mempengaruhi
kemampuan ekonominya, untuk itu bekerja merupakan suatu keharusan bagi
setiap individu sebab dalam bekerja mengandung dua segi, kepuasan
jasmani dan terpenuhinya kebutuhan hidup.

1. Kesehatan

Berdasarkan Undang-Undang No 36 Tahun 2009 Pasal 1
Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual
maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif
secara sosial dan ekonomis. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan
untuk memelihara kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan
masyarakat.

2. Sandang dan Pangan

Sandang adalah pakaian manusia. Pakaian menjadi kebutuhan
primer utama walaupun manusia bisa hidup tanpa pakaian, tetapi karena
manusia adalah makhluk sosial yang hidup dalam masyarakat sehingga
pakaian adalah hal yang paling penting. Sedangkan pangan adalah sumber
makanan bagi manusia dan merupakan kebutuhan primer.Pangan meliputi
pekerjaan dan hal-hal yang dilakukan yang tujuannya menghasilkan pangan

21

Universitas Sumatera Utara

bagi kehidupan.Manusia hidup dalam masyarakat dan membutuhkan
pekerjaan dalam menghasilkan kebutuhannya sehari-hari.

2.3Modal Sosial
Modal sosial adalah bagian-bagian dari organisasi sosial seperti
kepercayaan, norma, dan jaringan yang dapat meningkatkan efisiensi masyarakat
dengan memfasilitasi tindakan-tindakan yang terkoordinasi. Selain itu konsep ini
juga diartikan sebagai serangkaian nilai atau norma

informal yang dimiliki

bersama diantara para anggota suatu kelompok yang memungkinkan terjalinnya
kerjasama. Modal sosial dalam kelompok petani kopo dapat diciptakan pada hasil
kepercayaan antar sesama, hubungan timbal balik yang mereka miliki serta
jaringan informasi untuk menunjang kebutuhan yang harus mereka penuhi.
Dalam bahasa Robert Putnam, “ide dasar teori modal sosial adalah bahwa
jaringan social memilki nilai, kontak social berpengaruh terhadap produktivitas
individu dan kelompok”.Sedangkan menurut Bourdieau dan Loic Waquant modal
sosial adalah “sejumlah sumber daya yang nyata atau sebenarnya (actual atau
virtual), yang tumbuh pada individu atau kelompok berdasarkan pemilikan
jaringan hubungan yang awet dan lebih kurang terlembaga dari perkenalan dan
pengakuan timbal balik” (Scoot, 2011).
Putnam menerima pembedaan mengenai modal social:

22

Universitas Sumatera Utara

a. Modal sosial yang mengikat (bonding social capital) adalah didasarkan
pada keluarga atau ikatan yang kuat lainnya, bertumpu pada ikatan
langsung dan jelas dari orang-orang yang dikenal, ditempatkan pada
hierarki yang mapan.
b. Modal sosial yang menjembatani (bridging social capital) adalah yang
mengantar orang dari berbagai latar belakang yang berbeda untuk bersama
tampak sejenis dengan solidaritas organik Durkheim.
c. Modal sosial yang menghubungkan (linking social capital) adalah yang
menunjuk pada ikatan antara orang dengan tipe jaringan yang berbeda
yang memberikan akses bagi tipe sumber daya yang sangat berbeda.
Menurut Coleman (2008:373) modal sosial adalah nilai aspek-aspek struktur
social bagi para pelaku sebagai sumber yang dapat digunakan oleh para pelaku
untuk merealisasikan kepentingannya. Modal sosial merupakan suatu sistem yang
mengacu kepada hasil dari kepercayaan, pertukaran timbal balik, pertukaran
ekonomi dan informasi serta asosiasi yang melengkapi modal-modal lainnya.
Sehingga memudahkan terjadinya tindakan kolektif, pertumbuhan ekonomi, dan
pembangunan.
Ada tiga indikator modal sosial, yaitu :
1. Networking (Jaringan)
Jaringan merupakan terjemahan dari network, menurut Lawang yang dikutip
oleh Damsar (2009:157-158) jaringan yang dimaksud yaitu:

23

Universitas Sumatera Utara

a. Ada ikatan antar simpul (orang atau kelompok) yang dihubungkan dengan
media (hubungan sosial). Hubungan sosial ini diikat dengan kepercayaan.
Kepercayaan itu dipertahankan oleh norma yang mengikat kedua belah
pihak.
b. Ada kerja antar simpul (orang atau kelompok) yang melalui media
hubungan social menjadi satu kerja sama, bukan kerja bersama-sama.
c. Seperti halnya sebuah jaring (yang tidak putus) kerja yang terjalin antar
simpul itu pasti kuat menahan beban bersama, dan malah dapat
“menangkap ikan” lebih banyak.
d. Dalam kerja jaring itu ada ikatan (simpul) yang tidak dapat berdiri sendiri.
e. Media (benang dan kawat) dan simpul tidak dapat dipisahkan, atau orangorang dan hubungannya tidak dapat dipisahkan.
f. Ikatan atau pengikat (simpul) adalah norma dan menjaga bagaimana ikatan
dan medianya itu dipelihara dan dipertahankan.
Sedangkan sosial adalah suatu yang dikaitkan, atau dihubungkan
dengan orang lain atau menunjuk pada makna subjektif yang
mempertimbangkan prilaku atau tindakan orang lain yang berkaitan
dengan pemaknaan. Jaringan sosial merupakan pola atau struktur
hubungan sosial yang meningkatkan atau menghambat prilaku orang untuk
terlibat dalam bermacam arena dari kehidupan sosial pada tataran struktur
sosial (Damsar, 2009: 159).

2. Trust (Kepercayaan)

24

Universitas Sumatera Utara

Pengertian kepercayaan menurut beberapa ahli :
a. Torsvik (2000:458), kepercayaan merupakan kecendrungan perilaku
tertentu yang dapat mengurangi resiko yang muncul dari prilakunya.
b. Giddens (2005:45) kepercayaan sebagai keyakinan akan reliabilitas
seseorang atau system terkait dengan berbagai hasil atau peristiwa,
dimana keyakinan itu mengekspresikan suatu iman (faith) terhadap
integritas atau cinta kasih orang lain, atau terhadap ketepatan prinsip
abstrak (pengetahuan teknis).
c. Zucker (1986), kepercayaan sebagai seperangkat harapan yang dimiliki
bersama-sama oleh semua yang berada dalam pertukaran.
d. Lawang (2004:36), kepercayaan merupakan hubungan antara dua
belah pihak atau lebih yang mengandung salah satu pihak atau kedua
belah pihak melalui interaksi sosial.

3. Reciprocal (Hubungan Timbal Balik)
Dimana terjalinnya suatu hubungan yang saling menguntungkan antara pelaku
yang memiliki hubungan tersebut, sehingga hubungan timbal balik ini akan
menghasilkan keuntungan satu sama lainnya. Segala sesuatu yang dikerjakan akan
mengharapkan suatu hubungan timbal balik yang akan menguntungkan satu sama
lainnya dimana adanya suatu tujuan yang ingin mereka capai, hubungan saling
membantu antar pemulung merupakan modal bagi pemulung. Hubungan timbal
balik yang terjadi pada pemulung merupakan salah satu strategi yang mereka
lakukan dalam kehidupan mereka, karena modal seperti ini yang mereka miliki.

25

Universitas Sumatera Utara

Proses suatu reciprocal tidak hanya terjadi seperti jual beli akan tetapi melalui
proses yang sudah terjadi sebelumnya dalam kehidupan masyarakat, dan
hubungan ini berlangsung dalam jangka panjang maupun pendek. Selain itu
hubungan timbal balik akan terjadi ketika orang tersebut merasa bahwa ia pernah
dibantu oleh seseorang tersebut dalam artian balas budi. Setiap kehidupan
seseorang selalu mengharapkan balasan terhadap kebaikan yang ia peroleh dari
orang tersebut akan tetapi hal ini juga akan terjadi dengan tingkat kepedulian
sosial yang tinggi, saling membantu dan memperhatikan.

26

Universitas Sumatera Utara